28
Effective Strategies, Recent Updates, and Case Study on Corporate Income Tax, WHT, and VAT Disputes DDTC Academy Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series

Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Effective Strategies, Recent Updates, and Case Study on Corporate Income Tax, WHT, and VAT Disputes

DDTC Academy

Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series

Page 2: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

AGENDA

1Environmental Scanning

Sengketa Pajak

2 Review Proses Pemeriksaan

Pajak

3 Perkembangan Terkini terkait Pemeriksaan Pajak

4Strategi dan Manajemen

Pemeriksaan Pajak

5 Studi Kasus Strategis

6Perkembangan Terkini terkait

Penghindaran Pajak

Page 3: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Environmental Scanning Sengketa Pajak

Realisasi SPT Tahunan per 30 April 2021 (SP 14/2021)Badan = 872,995OP = 11,608,649

Rencana Kerja DJP 2021

LHP = 269,031SK Keberatan/Non Keberatan = 422,127

Jumlah Pegawai DJP (Data Biro SDM Kemenkeu dan LT DJP 2019)

Jumlah per 1 Agustus 2021 = 46,612Pemeriksa Pajak = 6,512 (Pulau Jawa =4,303)

Penelaah Keberatan = 898 (Pulau Jawa = 685)Penilai Pajak = 448 (Pulau Jawa = 191)

.

Hasil Pemeriksaan terhadap SPTLB di tahun 2020

(LAKIN DJP 2020)

102,06 Trilyun (Naik 19,29% YoY)

1

3

2

4

Page 4: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Environmental Scanning Sengketa Pajak

40,54%Tingkat Kemenangan DJP di PP tahun 2019

Restitusi akibat upaya hukum 26.7 Triliun

(sumber: Laporan Kinerja DJP 2020)

Tingkat Kemenangan vs Kekalahan DJP di PP tahun 2020

Page 5: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

• Berdasarkan bukti/dokumen, terdapat penjualan local yang belum dilaporkan oleh WP

• Penjualan local ini merupakan objek PPN• Dasar hukum: Pasal

12 ayat (3) UU KUP• Pasal 4 (1) UU PPN

.

Penjelasan dilakukan/tidak dilakukannya koreksi

• Analisis rasio data keuangan vs pos SPT

• Analisis trend dan benchmark

• Ekualisasi pos SPT PPh Badan vs objek pajak lainnya

• Analisis keterkaitan antara alket, analisis risiko AR, IDLP, data lain

• PER-23/PJ/2013• SE-126/PJ/2010

KKP Identifikasi Masalah

Rencana Pemeriksaan

Program Pemeriksaan

Kertas Kerja Pemeriksaan

• (Pos-pos SPT yang akan Diperiksa)

• Pos-pos dalam SPT atau pos turunannya (contoh: peredaran usaha/penjualan ekspor)

• Untuk setiap jenis pajak yang diperiksa

• Kredit pajak harus seluruhnya diperiksa

• PER-23/PJ/2013• SE-126/PJ/2010

• Pos SPT• Tujuan Pemeriksaan• Metode Pemeriksaan• Teknik Pemeriksaan• Prosedur

Pemeriksaan• Buku, Catatan dan

Dokumen WP yang akan dipinjam

• PER-23/PJ/2013• SE-04/PJ/2012• SE-65/PJ/2013

Per Jenis Pajak• KKP perbandingan

data keuangan• Profil WP dari AR• LHP sebelumnya• Data lain yang

relevan• Analisis risiko• Hasil analisis dan

pengembangan IDLP

• Data lain (modus ketidak patuhan cfm. SE 15/2018)

Sumber Data/Informasi

Alur Terjadinya Koreksi Pemeriksaan Pajak

Page 6: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Evaluasi Proses Teknik Pengujian

02

Tentukan dan gunakan saldo-saldo atau pos-pos yang akan

dicocokkan

01

Tentukan teknik pengujian

ekualisasi / kaitan

04

Pastikan kebenaran matematis

teknik pengujian

03

Tentukan factor penyesuaian

penambah dan pengurang (reconciling

items).

05

Lakukan permintaan

data/keterangan dari WP atas

perbedaan yang terjadi..

Page 7: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Mekanisme pelaksanaan pemeriksaan pajak pada masa Pandemi.

SE - 34/PJ/2020

Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak

Saat ini SP2 dapat dikirim

melalui email kedinasan

resmi DJP

SP2Dilakukan dengan video conference,

apabila WP tidak berkenan untuk

tatap muka.

Pemanggilan

Pertemuan dengan WP

Dokumen Hardcopy dikirimkan saja

ke kantor DJP. Pada sekarang ini

diutamakan dokumen softcopy.

Permintaan Dokumen Pengujian fisik di tempat WP harus memenuhi

prokes. Selain itu wawancara dan diskusi dapat

dilakukan dengan video conference. Lebih lanjut,

DJP harus mengutamakan data internal dan

eksternal yang ada pada sistem DJP lebih dulu.

Pengujian Pemeriksaan

Penyampaian SPHP oleh DJP dapat

melalui email, begitu pula dengan

penyampaian tanggapan tertulis

dari WP.

SPHP

Dilakukan sesuai kesepakatan

bersana. Pembahasan akhir akan

direkam dan dibuatkan Risalah

Pembahasan akhir.

Pembahasan Akhir

Pembahasan dengan tim QA pun dapat

berdasarkan kesepakatan WP dengan

[emeriksa, apakah langsung atau secara

daring

Quality Assurance

Penandatanganan Berita Acara

Pembahasan Hasil Akhir Pemeriksaan

(PAHP) dan Ikhtisar Hasil Pembahasan

Akhir (IHPA) harus dengan disepakati

WP maupun pemeriksa.

Penandatanganan Berita Acara

Page 8: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Pasal 105 PMK 18/2021

6 Ruang Lingkup Perubahan Pasal 105 PMK 18/2021

*Sumber: https://news.ddtc.co.id/pmk-18-2021-terbit-tata-cara-pemeriksaan-pajak-diubah--28206?page_y=832

17 Pasal yang Diubah dari PMK 17/ 2013 jo. PMK

184/2015

Penghapusan frasa “keterangan lain”

Penambahan ruang lingkup pemeriksaan, penyesuaian jenis pemeriksaan lapangan & kantor, serta perincian maksud dari data konkret2

Penyesuaian ketentuan pemeriksaan (Pasal 13A UU KUP)

Penyesuaian karena adanya perubahan sanksi pengungkapan ketidakbenaran

Penyesuaian ketentuan terkait dengan pemeriksaan yang ditangguhkan akibat dilakukannya pemeriksaan bukti permulaan

Penyesuaian ketentuan pemeriksaan (Pasal 13 ayat (5) dan 15 ayat (4) UU KUP)

Pasal 13 ayat (1) huruf ‘a’ dan ‘c’ UU

KUP jo UU CK

Penghapusan Pasal 13A UU KUP jo UU

CK

Pasal 104 PMK 18/2021 (Sanksi Pengungkapan

Ketidakbenaran SPT)

Penghapusan Pasal 13 ayat (5) & 15

ayat (4) UU KUP jo UU CK

Pasal 1

Pasal 4

Pasal 5

Pasal 11

Pasal 13

Pasal 15

Pasal 17

Pasal 21

Pasal 21A

Pasal 22

Pasal 41

Pasal 42

Pasal 43

Pasal 61

Pasal 62

Pasal 64

Pasal 65

Pasal 66

Pasal 67

1

3

4

5

6

Page 9: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

IREAC:MODEL ANALISIS PAJAK

AnalysisAnalisis dan argumentasi yang dibangun untuk menjawab permasalahan

Conclusion

Kesimpulan mengenai apakah suatu pengenaan pajak syaratnya terpenuhi dan cukup bukti

IssuesPermasalahan terkait kebenaran materiil pengenaan pajak dan/atau pembuktian yang digunakan

RegulationsPeraturan yang digunakan untuk menganalisis permasalahan

Hukum PembuktianApabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.Pasal 12 ayat (3) UU KUP

Materi Pengenaan PajakMateri pengenaan pajak pada dasarnya menyangkut Subyek Pajak (siapa yang dikenakan), Obyek Pajak (penyebab pengenaan) dan Tarif Pajak (cara menghitung jumlah pajak)Penj. Umum Par. 4 UU KUP 1984

I R A CEEvidences

Bukti-bukti yang dibutuhkan dalam rangka membuktikan kebenaran materiil

Page 10: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Piramida Hukum Pembuktian dalam Perpajakan

A

B

C

E

D

Beban Pembuktian

Kebenaran Formal

Kebenaran Materiil

Prosedur dalam Memperoleh Bukti (Pemeriksaan Pajak)

Kewajiban Pembukuan dan Dokumentasi

B C

D E

Page 11: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Antisipatif, Kooperatif dan Suportif

Penjelasan Proses Bisnis dan Pembukuan

• Plant Tour Virtual ?• Proses bisnis untuk tujuan perpajakan• Pembukuan terkait proses bisnis• Penjelasan alur sistem ERP• Penjelasan SPI• Struktur organisasi dan uraian kerja

PPKM: Prosedur Pengujian Kepatuhan Mandiri

• Uji Kepatuhan Formal Administratif: Faktur Pajak, SSP JLN-BKP TB, PPh 26,

• Ekualisasi dan Rekonsiliasi• IREAC untuk transaksi berisiko tinggi• Data wajib pemeriksaan pajak• Data ideal untuk transfer pricing audit• Infografis/Videografis uji eksistensi IGS / Royalti

Penjelasan Analisis Rasio dan Risiko

• Mengapa rugi?• Mengapa omset turun?• Mengapa HPP naik?• Mengapa ada bukpot tidak dilapor?• Mengapa melakukan restrukturisasi

usaha Penghindaran Sengketa

• APA - MAP• Permohonan penegasan?• Penyelesaian hasil pemeriksaan

tanpa sengketa

Strategi Baru dalam Menghadapi

Pemeriksaan

Suportif dalam Proses Pemeriksaan

• Pemenuhan permintaan data dokumen pemeriksaan pajak

• Penjelasan tertulis dalam rangka pemeriksaan (model IREAC)

• Penjelasan kertas kerja ekualisasi dan rekonsiliasi (tidak hanya kertas kerja) kaitkan dengan cara kerja system ERP dan SPI

• Penyiapan dan Penyampaian Berita Acara yang materinya sesuai dengan ketentuan

Page 12: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

ERP System for Tax Audit and Defense

Collecting: Mengumpulkan dan

mengarsipkan data dan informasi terkait

Faktor Pendukung:

1. Sistem IT (pemilihan teknologi dan

implementasi)

2. SDM (pelatihan dan pengawasan)

Collaborating: Kolaborasi dengan tim

keuangan, hukum, dan departemen lainnya

Grouping: Mengelompokkan data dan

informasi

Using: Memanfaatkan/menggunakan

data dan informasi dari setiap kelompok

4 Komponen dalam “ERP System

for Tax Audit and Defense”:

1

2

3

4

Page 13: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Manajemen Pemeriksaan Pajak

Page 14: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus: Koreksi PPN Pemberian Cuma-Cuma Jasa Online Marketing yang Ditemukan di dalam Pembahasan Akhir (Tidak Tertuang dalam SPHP)

SPHP

1

Tidak ada koreksi pemberian cuma-cuma atas jasa online marketing

Pembahasan Akhir

2

Pemeriksa menemukan fakta adanya pemberian cuma-cuma atas jasa online marketing

Risalah Pembahasan

Akhir3

Pemeriksa melakukan koreksi positif atas adanya pemberian cuma-cuma jasa online marketing

Surat Ketetapan

Pajak4

Pemeriksa menerbitkan SKP dengan koreksi sebagaimana tertuang dalam risalah namun tidak dalam SPHP

Keberatan

5

1. Argumen Formal

Keputusan Keberatan

6

Dalil-dalil Wajib Pajak ditolak seluruhnya

Proses Permohonan

Banding7

Putusan Pengadilan

Pajak8

Mengabulkan seluruhnya

2. Argumen Material

1. Argumen Formal

2. Argumen Material Pertimbangan Hukum Formal

1. WP adalah penyedia online marketplace2. Terdapat pembayaran online marketing

kepada Google, Facebook, Twitter, dsb3. Pemeriksa menganggap penerima manfaat

online marketing adalah seller karena online marketing mengiklankan produk/toko seller

4. Oleh karena itu Pemeriksa menganggap WP sebagai penyedia jasa online marketing kepada seller di platform marketplacenya

Alasan Koreksi Pemeriksa Argumen Formal WP

Koreksi WAJIB tertuang di dalam SPHP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara pemeriksaan pajak

Argumen Material WP

Berbagai dalil-dalil materiil, di antaranya:1. Koreksi pemberian jasa cuma-cuma tidak memenuhi

krteria sebagai objek PPN atas jasa2. Manfaat dari pemasaran online ialah untuk WP, yaitu

demi menarik pengunjung aktif di platform marketplace

Majelis bependapat tindakan Terbanding yang melakukan penambahan koreksi adalah

tindakan kesewenang-wenangan terhadap penetapan pajak.

Tidak Diajukan PK oleh

DJP

Page 15: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus PPh Badan

Penjualan Divisi UsahaPut. 42749/PP/M.I/15/2013 dan Put. 42750/PP/M.I/15/2013

DEF oHG

PT DEF, Indonesia

DEF AG, Jerman

DEF BV

6.5%93.5

%

OPQ, Finland

PT OPQ, Indonesia

OPQ Pte, Ltd.

5% 95%

Struktur Awal

DEF oHG

PT DEF, Indonesia

DEF AG, Jerman

DEF BV

6.5%93.5

%

OPQ, Finland

PT OPQ, Indonesia

OPQ Pte, Ltd.

5% 95%

Struktur Pendirian DFQ BSV

DFQ BV

OPQ Finance Intl BV

50% 50%

Page 16: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus PPh Badan

Penjualan Divisi UsahaPut. 42749/PP/M.I/15/2013 dan Put. 42750/PP/M.I/15/2013

DEF oHG

PT DEF, Indonesia

DEF AG, Jerman

DEF BV

6.5%93.5

%

OPQ, Finland

PT OPQ, Indonesia

OPQ Pte, Ltd.

5%

95%

Penjualan Divisi Usaha PT DEF kepada PT OPQ

DFQ BV

OPQ Finance Intl BV

50% 50%

Penjualan Divisi Usaha

Setelah Penjualan

95%

5%

PQR

DEF oHG

PT DEF, Indonesia

DEF AG, Jerman

DEF BV

6.5% 93.5%

OPQ, Finland

PT OPQ, Indonesia

OPQ Pte, Ltd.

5%

95%

DFQ BV

OPQ Finance Intl BV

50% 50%

95%

PQR

DFQ Oy

DFQ Oy

Page 17: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus PPh Badan

Penjualan Divisi UsahaPut. 42749/PP/M.I/15/2013 dan Put. 42750/PP/M.I/15/2013

DJP▪ Sejak 19 Juni 2006 dengan adanya Original Framework

Agreement, maka DEF AG Germany dan OPQ Finlandsudah bukan competitor lagi, melainkan sudahtergabung dalam satu kesatuan

▪ Transaksi atau pendirian perusahaan setelah OriginalFramework dilakukan merupakan tindak lanjut dariOriginal Framework Agreement.

▪ Laporan Keuangan 2007 menunjukkan para pihakmemiliki hubungan afiliasi

Wajib Pajak▪ Pada saat transaksi 13 April 2006 dilakukan barulah

terdapat hubungan istimewa antara PT DEF dan PTOPQ karena terdapat hubungan kepemilikan Bersamamelalui DFQ Oy yang dimilliki sepenuhnya DFQ BV.

• 19 Juni 2006 Original Framework Ageement antara DEFAG dan OPQ Finland

• 8 November 2006 NSN BV dibentuk• 30 Maret 2007, saham PT OPQ dialihkan ke OPQ Oy• 1 April 2007, PT DEF mengalihkan divisi usaha kepada PT

OPQ;• 13 April 2007, saham OPQ Oy dialihkan ke NSN BV

Apakah terdapat hubungan istimewa pada saat PT DEFmenjual divisi usaha (asset transfer agreement) kepada PTOPQ, sehingga pengalihan asset ini subject to Arms Length?

• Transaksi penjualan divisi komunikasi dilakukan olehpihak yang memiliki hubungan istimewa karena telahterjadi penggabungan DEF AG Germany dengan OPQFinland pada 19 Juni 2006;

• Original Framework Agreement adalah dasar bagiperbuatan hukum lanjutan bagi para pihak, termasukpendirian NSN BV dan pengalihan asset serta saham;

• Pengadilan tidak menghitung ulang nilai pasar wajar, tapimengikuti metode penilaian para pihak

Page 18: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Ilustrasi Sebelum Transaksi

Studi Kasus PPh Badan

Pengambilalihan Aktiva Anak Perusahaan

PT ABC

PT DEF PT HIJ

Ilustrasi Saat Transaksi

Put. 105214.15/2010/PP/M.IIIA Tahun 2018 dan Put MA 2801/B/PK/PJK/2019

99,99% 80,02%

19,98%

PT ABC

Koperasi Karyawan

PT XYZ

99,99%

1%

PT ABC

PT XYZ PT KLM

99,98%

0,02%

99,99%

Pengambilalihan aktiva PT HIJ

PT ABC

PT DEF PT HIJ

99,99% 80,02%

19,98%

PT ABC

Koperasi Karyawan

PT XYZ

99,99%

1%

PT ABC

PT XYZ PT KLM

99,98%

0,02%

99,99%

Pengambilalihan aktiva PT XYZ

Pengambilalihan aktiva PT KLM

Page 19: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus PPh Badan

Pengambilalihan Aktiva Anak PerusahaanPut. 105214.15/2010/PP/M.IIIA Tahun 2018 dan Put MA 2801/B/PK/PJK/2019

Putusan Pengadilan Pajak

▪ Perusahaan anak tidak memiliki goodwill atau intangible asset karena bisnis (dan kegiatan operasional)perusahaan anak dikendalikan Wajib Pajak, sehingga tidak terdapat bisnis yang dialihkan kepada WP;

▪ Hasil penilaian DJP tidak independent, karena tidak dilakukan oleh pihak ketiga yang independent,

Putusan Mahkamah Agung

▪ Penilaian atas goodwill oleh Penilai DJP adalah kewenangan atribusi yang mengikat pada profesi dan kode etikpenilai yang berlandaskan hukum; dan

▪ Penilai memiliki kualifikasi dan kompetensi yang terakreditasi Lembaga independen

▪ Kewenangan menentukan kembali besarnya penghasilan sesuai prinsip ALP dengan metode perbandingan harga,penjualan kembali, biaya plus, atau metode lainnya dapat dibenarkan sepanjang terukur dan mencerminkanAAUPB.

▪ Tidak ada dalil hukum yang menyebutkan bahwa kewenangan DJP untuk menentukan kembali besarnyapenghasilan harus mendapatkan persetujuan Dirjen Akuntansi dan Penilai yang memiliki lisensi dan terdaftar diKemenkeu, Bapepam/LK OJK.

Page 20: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus:

Jasa vs. Royalti

Wajib Pajak

Jasa Manajemen

FeeIndonesia

Singapore

Dianggap sebagai pembayaran royalti

atas know-how

Dokumen Pembuktian▪ Perjanjian Kerjasama,▪ korespondensi email,▪ adanya slide presentasi, ▪ agenda meeting

Isu Royalti▪ Definisi Royalti dalam P3B adalah payment of

any kind received as a consideration for information concerning industrial, scientific, and commercial experience

▪ Definisi Royalti dalam Penjelasan Pasal 4(1)(h) UU PPh adalah termasuk imbalan atas pemberian pengetahuan atau informasi di bidang teknikal, industrial dan komersial

Lainnya:▪ Tidak ada report dari pekerjaan jasa;▪ Tagihan jasa tidak disertai dengan dasar

perhitungan tagihan;▪ Tidak diketahui apakah informasi yang

diberikan dalam pemberian jasa ini bersifat informasi umum atau khusus

X Ltd

PPh 23 dan PPh 26

Page 21: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus PPh Pasal 26

Beneficial OwnershipPut.59881/PP/M.IIB/13/2015 tertanggal 26 Februari 2015 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 133/B/PK/PJK/2017

Wajib Pajak• DEF B.V telah menyerahkan asli SKD;• DEF B.V merupakan badan Hukum yang terpisah dari Wajib Pajak• Memiliki kegiatan usaha aktif.• Jangka waktu pinjaman lebih dari 2 tahun.• Definisi beneficial owner adalah international tax language, otoritas pajak Belanda yang

berkompentensi untuk menentukan status BO.

DJP:• DEF B.V dan ABC B.V hanyalah pass-through company, conduit company atau paper-box

company.• DEF B.V dan ABC B.V diduga tidak memiliki pegawai.• Penandatangan management report DEF B.V dan ABC B.V adalah karyawan Pemohon

Banding juga.• DEF B.V dan ABC B.V memiliki alamat yang sama.• Wajib Pajak tidak dapat menunjukkan SKD atas nama pemegang bond

Belanda

Indonesia

Majelis Hakim Agung MA• DEF B.V merupakan beneficial owner dari bunga pinjaman.• Terdapat SKD dan EOI X B.V merupakan penduduk Belanda.• Jangka waktu pinjaman lebih dari 2 tahun.• Putusan PK membatalkan koreksi.dan Putusan PP

Majelis Hakim PP• Menolak permohonan banding.• Definisi beneficial owner tidak ditemukan dalam P3B Indonesia – Belanda.• Berdasarkan pertimbangan sumber hukum internasional, beneficial owner tidak hanya

berlandaskan pada hukum formal, tetapi juga mengandung makna ekonomis.

PT X

DEF B.V

ABC B.V Investor

DividenKepemilikan

Saham

BungaPinjaman >2tahun

Modal 100%

Menerbitkan Bond

Bunga

Page 22: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus PPh 26Beneficial Ownership

Put MA 2131/B/PK/PJK/2017

Loan

ABC BV DEF Ltd OPQ Ltd

PT X PT Y

100

%100

%

Belanda Malaysia Mauritius

Indonesia

92

%

100%Interest

Data dari EOI per 28 November 2011, ABC BV

Deed of incorporation 21/04/2004

Authorised capital 90.000

Issued capital 18.000

Paid-up capital EUR 18.000

Jumlah pinjaman untuk PT X 45.000.000

dalam Euro

Koreksi PPh Pasal 26 terkait BO karena ABC BV dianggap tidak

memiliki kemampuan ekonomis untuk memberikan pinjamanTidak terdapat

perubahan sejak

didirikan

Laporan Keuangan per 31 Dec 2015 (dalam US$)

Asset

Financial fix asset

(loan untuk PT X)

Other

Total asset

163.720.000

3.271.598

166.991.598

Liabiliaty

Loans from affiliated company

(berasal dari facilities from

group companies

161.715.994

Equity

Paid up shares EUR 18.000 23.706Informasi tambahan:

• ABC BV hanya memiliki 6 Directors dan tidak memiliki karyawan.

• Dianggap tidak memenuhi kriteria entitas yang bonafide karena tidak

melakukan operasional usaha aktif.

Nilai interest receivable hampir sama dengan nilai interest

payable

Page 23: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Pinjaman yang diberikan kepada PT A merupakan pinjaman

dari X Co, yang dirancang sedemikian rupa, sehingga diatur secara formal menjadi

pinjaman dari A Ltd

Update: GAAR dalam RUU KUP

Pasal 18 ayat (1a)

DJP berwenang menentukan kembali besarnya pajak yangseharusnya terutang, dalam hal Wajib Pajak melakukan satuatau gabungan transaksi yang bertujuan:a. mengurangi;b. menghindari; dan/atauc. menunda,pembayaran pajak yang bertentangan dengan maksud dantujuan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperpajakan.

Membatalkan manfaat pajak, JIKA

A Ltd

PT A

Indonesia

Treaty PartnerPinjaman

Menentukan kembali besarnya pajakyang seharusnya terutang

Menentukan kembali kebenaran suatu transaksi

Menentukan karakteristik suatu transaksi sesuai keadaan sebenarnya

Mengabaikan transaksi yang substansi ekonominya berbeda dengan legal form-nya

perolehan manfaat pajaktidak sejalan dengan maksuddan tujuan dari pembetukansuatu kebijakan

Bunga

A Ltd tidak memiliki kemampuan

ekonomis untuk memberikan

pinjaman

Manfaat P3B DIBATALKAN

X Co

Non- Treaty Partner

Pinjaman

Pemerintah berwenang untuk

menentukan bahwa transaksi yang

sebenarnya terjadi adalah transaksi

antara PT A dan X Co

Konsekuensinya, DJP dapat membatalkan manfaat P3B yang

diperoleh A Ltd

Page 24: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Update:

Prevention of Treaty Abuse – MLI/P3B

Article 28 P3B Indonesia dan Singapura

“Notwithstanding the other provisions of this Agreement, a benefit under this Agreement shall not be granted in respect of an item of income if it is reasonable to conclude, having regard to all relevant facts and circumstances, that obtaining that benefit was one of the principal purposes of any arrangement or transaction that resulted

directly or indirectly in that benefit, unless it is established that granting that benefit in these circumstances would be in accordance

with the object and purpose of the relevant provisions of this Agreement”

“Notwithstanding any provisions of a Covered Tax Agreement, a benefit under the Covered Tax Agreement shall not be granted in

respect of an item of income or capital if it is reasonable to conclude, having regard to all relevant facts and circumstances, that obtaining that benefit was one of the principal purposes of any arrangement or transaction that resulted directly or indirectly in that benefit, unless it is established that granting that benefit in these circumstances would

be in accordance with the object and purpose of the relevant provisions of the Covered Tax Agreement”

Article 7 Multilateral Instrument

Page 25: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus:

Prevention of Treaty Abuse

• T Co memiliki simpanan yang besar sejak lama di Bank R Co;• Bank R Co tidak memiliki hubungan afiliasi dengan T Co dan S Co;• S Co membutuhkan dana untuk operasionalnya, T Co menyarankan agar S Co

melakukan Kerjasama pembiayaan dengan Bank R Co dengan pertimbanganBank R Co telah familiar dengan bisnis yang dilakukan oleh S Co;

• S Co melakukan negosiasi pinjaman dengan beberapa Bank lain dengan termspinjaman yang sama dengan yang ditawarkan oleh Bank R Co

• S Co memutuskan melakukan pinjaman kepada Bank R Co, dengan salah satupertimbangan adalah tarif WHT atas bunga dalam P3B Negara R dan Negara Slebih rendah daripada tarif WHT atas bunga dalam P3B Negara S dengan negara-negara domisili dari Bank lainnya.

• Negara T dan Negara S tidak memiliki P3B;• Negara T dan Negara R memiliki P3B;• Negara R dan Negara S memiliki P3B;

Negara R

Negara S

• Apabila terdapat bukti bahwa keputusan Bank R Co untuk memberikan pinjamankepada S Co adalah bergantung pada collateral deposit yang disediakan oleh T Codi Bank R, sehingga Bank R Co tidak akan memberikan pinjaman dengan termsyang sama tanpa ada deposit tersebut, maka hal itu mengindikasikan T Co secaratidak langsung memberikan pinjaman kepada S Co dengan memutarkan (routing)pinjaman melalui Bank R Co sehingga reasonably to conclude merupakan conduitarrangement;

• Tanpa ada bukti bahwa bunga dari S Co flow-through kepada T Co, dan mengingatT Co telah lama menyimpan dananya di Bank R Co (tidak terkait dengan keperluandana pinjaman kepada S Co saja), maka struktur transaksi ini bukan merupakanconduit arrangement;

R Co (Bank)

T Co

Large deposit

Pinjaman Bunga

Negara TKepemilikan

Saham

S Co

Page 26: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus:

Prevention of Treaty Abuse• Negara T dan Negara S tidak memiliki P3B;• Negara T dan Negara R memiliki P3B,;• Negara R dan Negara S memiliki P3B;

Negara R

R Co

T Co

BungaPinjaman

PinjamanBunga

Negara T

Negara S

• T Co memiliki mayoritas saham di S Co;• S Co menerbitkan surat utang kepada T CO yang memberikan

pinjaman kepada S Co dengan tingkat suku bunga sebesar 7%• Kemudian setelah mempertimbangkan Negara R memiliki P3B

dengan Negara S dengan tarif WHT atas bunga yang sangat kecil,maka T Co mengalihkan surat utang S Co kepada R Co;

• Untuk itu, R Co menerbitkan surat utang kepada T Co denganinterest rate 6%;

• Ketentuan P3B Negara T dan Negara R melarang pengenaan WHTatas bunga di negara sumber pembayaran;

• Terdapat indikasi bahwa transaksi R Co mengakuisisi surat utang S Comerupakan conduit arrangement dengan struktur transaksi yangbertujuan untuk mendapatkan keringanan pajak berganda yangseharusnya dibayar oleh T Co di Negara S;

Pinjaman

S Co

S Co

T Co

Page 27: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

Studi Kasus:

Prevention of Treaty Abuse

• Negara T dan Negara S tidak memiliki P3B;• Negara T dan Negara R memiliki P3B,;• Negara R dan Negara S memiliki P3B;

Negara R

R Co

BungaPinjaman

Pinjaman Bunga

Negara T

Negara S

• R Co adalah induk dari grup perusahaan multinasional, termasuk T Co dan S Co• S Co menjalankan usaha aktif di Negara S• R Co menjalankan business treasury dan bertanggung jawab atas kegiatan financing

kepada seluruh subsidiaries dari T Co;• R Co mengelola centralized cash management system kepada T Co dan subsidiaries nya

dan mencatat intercompany payables and receivables;• R Co berperan sebagai pusat penerimaan dan pengeluaran untuk setiap transaksi

diantara pihak afiliasi dengan pihak independent;• R Co melakukan kontrak forward secara rutin (harian/mingguan/bulanan) untuk

mengelola currency risk dan interest rate (arus kas);

• T Co memberikan pinjaman kepada R Co sebesar USD15 juta (setara dengan Rp200miliar di Negara S) dengan interest rate 5% selama 10 tahun;

• R Co memberikan pinjaman kepada S Co sebesar Rp200 miliar dengan interest rate5,25% selama 10 tahun

• R Co tampak melakukan kegiatan usaha secara riil yang mencerminkan fungsi, asset,dan risiko yang sepadan dengan bisnisnya

• R Co menjalankan aktivitas yang signifikan (significant treasury activities) dalamtransaksi dengan T Co dan dengan S Co;

• R Co juga menanggung beban risiko dari interest rate and currency risk

S Co

T Co

Page 28: Webinar Tax Audit and Tax Dispute Series Effective

DDT

CDDTC Indonesia @DDTCIndonesiaddtc.co.id

Follow us:

Menara DDTC

Jl. Raya Boulevard Barat Blok XC 5-6 No B

Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading

Jakarta Utara, 14240 – Indonesia

Phone: +6221 2938 2700

Fax: +6221 29382699

Global & Domestic Recognition:

Terima kasih