Upload
nurrahma-putrie-hapsari
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
234
Citation preview
Philosophical background
What should doctors learn about
bioethics?
CB. Kusmaryanto, SCJ
Center for Bioethics and Medical Humanity
Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada
Etik dan Etika
Dalam bahasa Indonesia, kita membedakan
antara Etik dan Etika.
Etik = kumpulan asas atau nilai yg berkenaan
dengan akhlak
Etika = ilmu tt apa yg baik dan apa yg buruk dan
tt hak dan kewajiban moral (akhlak)
Sebagai bagian dari etika, bioetika juga merupa-
kan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk.
Dengan kata lain: Tujuan dari etika adalah
memberikan dasar rational dari suatu perbuatan
yang baik dan yang buruk.
Tujuan dari Etika
Sebagai seorang dokter, suatu tindakan kedokteran juga bisa menjadi perbuatan yang baik ataupun buruk.
Bioetika akan membantu para dokter memberikan penalaran suatu tindakan: Mana yang baik dan yang mana yang buruk/benar Mengapa suatu tindakan itu baik dan mengapa
buruk/salah
Jadi: Tujuan utama bioetika bagi para dokter bukan untukmenjadikan dokter yang baik, tetapi memberikan dasar-dasar rational dari tindakan medisnya.
Keputusan terakhir dari suatu tindakan medis, tentu saja bukan hanya berdasarkan pertimbangan medis, tetapi pertimbangan holistik yang emyangkut seluruh manusia.
Tujuan dari Etika
Ada beberapa kasus medis yang perlu
petimbanganlain selain etis, misalnya amputasi,
end of life, prolonged treatment dsb.
Kita akan melihat beberapa prinsip sebagai contoh:
1. Prinsip Totalitas dan Integritas
2. Prinsip Double effect
Prinsip Totalitas & Integritas
Semua agama menajarkan bahwa hidup manusia
ini adalah anugerah dari Allah dan bukan milik
100% dari manusia.
Karena bukan pemilik absolut dari hidupnya, maka
pada umumnya kita tidak boleh mengambil hidup
sendiri (bunuh diri) ataupun mengambil hidup
orang lain (membunuh).
Nemo dat quod non habet
Oleh karena itu, tugas manusia adalah untuk
menjaga dan memeliharanya
Memelihara keutuhan dan integritasnya
Prinsip Totalitas & Integritas
Hanya oleh karena alasan tertentu, kita boleh
melakukan perubahan, memodifikasi, memotong,
menyambung dsb.
Untuk keperluan ini, maka prinsip Totalitas dan
Integritas akan menolong kita.
Apa itu prinsip Totalitas dan Integritas?
Manusia itu terdiri dari pelbagai anggota tubuh (bagian-
bagian). Kesluruhan anggota tubuh bersama-sama
akan membentuk keseluruhan badan manusia.
Ketika semua nggta badan itu sehat, maka seluruh
badan bisa berfungsi secara optimal.
Prinsip Totalitas & Integritas
Bagaimana kalau suatu ketika, salah satu anggota tidak sehat dan malah mengancam seluruh badan manusia?
Dalam kasus ini, maka semua orang sepakat untuk menghilangkan bagian yang mengancam keseluruhan itu (amputasi). Mengapa boleh:
1. Antara bagian dan keseluruhan, yang dipentingkan adalah keseluruhan, sebab hanya dalam keseluruhan itulah ada hidup. Dkl Bagian-bagian itu dari dirinya sendiri tidak bisa hidup.
2. Oleh karena itu, jika ada pertentangan antara keduanya, maka yang bagian boleh dikurbankan demi kebaikan keseluruhan.
Prinsip Totalitas & Integritas
Prinsip ini totalitas dan integritas ini juga biasa dikenal
dengan istilan pars pro toto yakni adanya bagian-
bagian itu ada untuk keseluruhan sehingga dengan
syarat-syarat tertentu dapat dibenarkan untuk
mengurbankan bagian tubuh (anggota badan) demi
kebaikan dan keutuhan seluruh manusia.
Hal ini berkenaan dengan eksistensi manusia sebagai
makluk yang untuh dan integral (menyatu). Keutuhan
dan integritas manusia ini sangat penting artinya sebab
ketiadaan integritas manusia secara biologis akan
menjadikan ketiadaan manusia. Keutuhan dan
integritas manusia itu secara biologis diatur oleh otak
manusia.
Prinsip Totalitas & Integritas
Syarat supaya bisa diterapkan, maka harus:
1. Pertama-tama harus jelas benar bahwa di antara
keduanya ada hubungan antara keseluruhan dan
bagian. Dengan kata lain, kalau kalau hubungan
antara mereka itu bukan hubungan antara
keseluruhan (totalitas) dan bagian, maka prinsip ini
tidak bisa diterapkan.
2. Harus jelas juga mengenai kodrat kedekatan
hubungan keduanya itu, apakah hal itu masuk pada
bagian esensi atau hanya merupakan tindakan atau
kedua-duanya. Demikian pula harus jelas apakah
hubungan bagian dengan keseluruhan itu berlaku
hanya untuk bagian tertentu atau semua bagian.
Prinsip Totalitas & Integritas
Supaya penerapannya dalam bidang amputasi bisa benar secara moral maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Membiarkan organ tubuh itu dan tidak memo-tongnya akan menyebabkan kerusakan yang serius atau menyebabkan kematian orang itu.
2. Apabila ada harapan yang masuk akal bahwa hanya dengan amputasi organ tubuh itulah maka kerusakan serius (kematian) itu bisa dihindarkan.
3. Apabila pemotongan organ itu atau menjadikan organ itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan mengurangi resiko bagi orang itu, baik secara substansial ataupun menghilangkannya secara total.
Prinsip Double Effects
Prinsip Double Effects
Secara singkat prinsip double effect bisa
diringkaskan sebagai berikut: “Apakah seseorang
diperbolehkan melakukan perbuatan yang
dimaksudkan untuk mencapai kebaikan jika sudah
sejak semula bisa dipastikan bahwa akan terjadi
efek yang tidak baik?”
Jadi, dalam hal ini sebuah tindakan mempunyai
effek ganda: yang satu baik dan yang lainnya tidak
baik.
Tindakan macam itu diperkenankan hanya dengan
syarat tertentu:
Prinsip Double Effects
Untuk bisa menerapkan dengan tepat perlu prasyarat yang harus diterapkan bersama-sama:
1. Perbuatan (aksi) itu dari dirinya sendiri harus bersifat baik atau sekurang-kurangnya indifferent. Dengan kata lain perbuatan yang intrinsik jahat tidak bisa dipakai.
2. Yang menjadi intensinya adalah efek baik itu sendiri dan bukan effek jahatnya.
3. Efek yang baik itu bukan dihasilkan dari cara yang jahat atau yang berefek jahat.
4. Harus ada alasan yang kuat (berat) secara proporsional untuk menghalalkan efek yang jahat itu. Dengan kata lain: Efek jahat itu terpaksa harus terjadi.
Prinsip Double Effects
Kapan suatu perbuatan disebut baik:
1. Tujuannya baik
2. Caranya baik
3. Keadaan/lingkuannya tepat
Ada beberapa perbuatan yang intrinsic jahat: lepas dari
motivasi, cara dan keadaan, perbuatan itu selalu jahat,
misalnya memperkosa, merendahkan martabat orang
dsb.
Prinsip Double Effects
Intensinya sendiri haruslah intensi pada effek
yang baik. Yang menjadi intensi yang dituju dari
perbuatan itu adalah intensi yang baik dan bukan
yang jahat. Yang jahat terjadi tanpa dimaksudkan
sama sekali dan samasekali tidak bisa dihindari
untuk mendapatkan efek baik yang dimaksudkan.
Kalau bisa mendapatkan hasil yang dimaksudkan
tanpa ada effek jahatnya maka dia harus memakai
cara itu.
Prinsip Double Effects
Effek. Effek yang dimaksud di sini ialah effek moral
dan/atau fisik secara langsung. Effek yang baik ini
haruslah hasil langsung/segera (bukan dalam arti
kronologis tetapi kausali-tas) dari perbuatan itu &
bukan berasal dari effek yang jahat itu.
Prinsip Double Effects
Alasan proporsional. Effek yang jahat (tidak baik)
itu haruslah proporsional lebih kecil dari pada effek
baik yang dimaksudkan. Dalam hal ini proporsional
juga harus dilihat dengan hal-hal baik yang
diperoleh dengan perbuatan itu dan hal-hal baik
yang hilang oleh karena perbuatan itu.
Dengan kata lain: meskipun effek jahat itu tidak
dimaksudkan, tetapi bila effek jahatnya itu lebih
besar dari pada effek baiknya maka perbuatan itu
menjadi tidak syah.
Terima
kasih
Tujuan dari Etika
Tujuan dari Etika