20
Philosophical background What should doctors learn about bioethics? CB. Kusmaryanto, SCJ Center for Bioethics and Medical Humanity Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada

What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

234

Citation preview

Page 1: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Philosophical background

What should doctors learn about

bioethics?

CB. Kusmaryanto, SCJ

Center for Bioethics and Medical Humanity

Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada

Page 2: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Etik dan Etika

Dalam bahasa Indonesia, kita membedakan

antara Etik dan Etika.

Etik = kumpulan asas atau nilai yg berkenaan

dengan akhlak

Etika = ilmu tt apa yg baik dan apa yg buruk dan

tt hak dan kewajiban moral (akhlak)

Sebagai bagian dari etika, bioetika juga merupa-

kan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk.

Dengan kata lain: Tujuan dari etika adalah

memberikan dasar rational dari suatu perbuatan

yang baik dan yang buruk.

Page 3: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Tujuan dari Etika

Sebagai seorang dokter, suatu tindakan kedokteran juga bisa menjadi perbuatan yang baik ataupun buruk.

Bioetika akan membantu para dokter memberikan penalaran suatu tindakan: Mana yang baik dan yang mana yang buruk/benar Mengapa suatu tindakan itu baik dan mengapa

buruk/salah

Jadi: Tujuan utama bioetika bagi para dokter bukan untukmenjadikan dokter yang baik, tetapi memberikan dasar-dasar rational dari tindakan medisnya.

Keputusan terakhir dari suatu tindakan medis, tentu saja bukan hanya berdasarkan pertimbangan medis, tetapi pertimbangan holistik yang emyangkut seluruh manusia.

Page 4: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Tujuan dari Etika

Ada beberapa kasus medis yang perlu

petimbanganlain selain etis, misalnya amputasi,

end of life, prolonged treatment dsb.

Kita akan melihat beberapa prinsip sebagai contoh:

1. Prinsip Totalitas dan Integritas

2. Prinsip Double effect

Page 5: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Totalitas & Integritas

Semua agama menajarkan bahwa hidup manusia

ini adalah anugerah dari Allah dan bukan milik

100% dari manusia.

Karena bukan pemilik absolut dari hidupnya, maka

pada umumnya kita tidak boleh mengambil hidup

sendiri (bunuh diri) ataupun mengambil hidup

orang lain (membunuh).

Nemo dat quod non habet

Oleh karena itu, tugas manusia adalah untuk

menjaga dan memeliharanya

Memelihara keutuhan dan integritasnya

Page 6: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Totalitas & Integritas

Hanya oleh karena alasan tertentu, kita boleh

melakukan perubahan, memodifikasi, memotong,

menyambung dsb.

Untuk keperluan ini, maka prinsip Totalitas dan

Integritas akan menolong kita.

Apa itu prinsip Totalitas dan Integritas?

Manusia itu terdiri dari pelbagai anggota tubuh (bagian-

bagian). Kesluruhan anggota tubuh bersama-sama

akan membentuk keseluruhan badan manusia.

Ketika semua nggta badan itu sehat, maka seluruh

badan bisa berfungsi secara optimal.

Page 7: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Totalitas & Integritas

Bagaimana kalau suatu ketika, salah satu anggota tidak sehat dan malah mengancam seluruh badan manusia?

Dalam kasus ini, maka semua orang sepakat untuk menghilangkan bagian yang mengancam keseluruhan itu (amputasi). Mengapa boleh:

1. Antara bagian dan keseluruhan, yang dipentingkan adalah keseluruhan, sebab hanya dalam keseluruhan itulah ada hidup. Dkl Bagian-bagian itu dari dirinya sendiri tidak bisa hidup.

2. Oleh karena itu, jika ada pertentangan antara keduanya, maka yang bagian boleh dikurbankan demi kebaikan keseluruhan.

Page 8: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Totalitas & Integritas

Prinsip ini totalitas dan integritas ini juga biasa dikenal

dengan istilan pars pro toto yakni adanya bagian-

bagian itu ada untuk keseluruhan sehingga dengan

syarat-syarat tertentu dapat dibenarkan untuk

mengurbankan bagian tubuh (anggota badan) demi

kebaikan dan keutuhan seluruh manusia.

Hal ini berkenaan dengan eksistensi manusia sebagai

makluk yang untuh dan integral (menyatu). Keutuhan

dan integritas manusia ini sangat penting artinya sebab

ketiadaan integritas manusia secara biologis akan

menjadikan ketiadaan manusia. Keutuhan dan

integritas manusia itu secara biologis diatur oleh otak

manusia.

Page 9: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Totalitas & Integritas

Syarat supaya bisa diterapkan, maka harus:

1. Pertama-tama harus jelas benar bahwa di antara

keduanya ada hubungan antara keseluruhan dan

bagian. Dengan kata lain, kalau kalau hubungan

antara mereka itu bukan hubungan antara

keseluruhan (totalitas) dan bagian, maka prinsip ini

tidak bisa diterapkan.

2. Harus jelas juga mengenai kodrat kedekatan

hubungan keduanya itu, apakah hal itu masuk pada

bagian esensi atau hanya merupakan tindakan atau

kedua-duanya. Demikian pula harus jelas apakah

hubungan bagian dengan keseluruhan itu berlaku

hanya untuk bagian tertentu atau semua bagian.

Page 10: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Totalitas & Integritas

Supaya penerapannya dalam bidang amputasi bisa benar secara moral maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut.

1. Membiarkan organ tubuh itu dan tidak memo-tongnya akan menyebabkan kerusakan yang serius atau menyebabkan kematian orang itu.

2. Apabila ada harapan yang masuk akal bahwa hanya dengan amputasi organ tubuh itulah maka kerusakan serius (kematian) itu bisa dihindarkan.

3. Apabila pemotongan organ itu atau menjadikan organ itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan mengurangi resiko bagi orang itu, baik secara substansial ataupun menghilangkannya secara total.

Page 11: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Page 12: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Secara singkat prinsip double effect bisa

diringkaskan sebagai berikut: “Apakah seseorang

diperbolehkan melakukan perbuatan yang

dimaksudkan untuk mencapai kebaikan jika sudah

sejak semula bisa dipastikan bahwa akan terjadi

efek yang tidak baik?”

Jadi, dalam hal ini sebuah tindakan mempunyai

effek ganda: yang satu baik dan yang lainnya tidak

baik.

Tindakan macam itu diperkenankan hanya dengan

syarat tertentu:

Page 13: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Untuk bisa menerapkan dengan tepat perlu prasyarat yang harus diterapkan bersama-sama:

1. Perbuatan (aksi) itu dari dirinya sendiri harus bersifat baik atau sekurang-kurangnya indifferent. Dengan kata lain perbuatan yang intrinsik jahat tidak bisa dipakai.

2. Yang menjadi intensinya adalah efek baik itu sendiri dan bukan effek jahatnya.

3. Efek yang baik itu bukan dihasilkan dari cara yang jahat atau yang berefek jahat.

4. Harus ada alasan yang kuat (berat) secara proporsional untuk menghalalkan efek yang jahat itu. Dengan kata lain: Efek jahat itu terpaksa harus terjadi.

Page 14: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Kapan suatu perbuatan disebut baik:

1. Tujuannya baik

2. Caranya baik

3. Keadaan/lingkuannya tepat

Ada beberapa perbuatan yang intrinsic jahat: lepas dari

motivasi, cara dan keadaan, perbuatan itu selalu jahat,

misalnya memperkosa, merendahkan martabat orang

dsb.

Page 15: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Intensinya sendiri haruslah intensi pada effek

yang baik. Yang menjadi intensi yang dituju dari

perbuatan itu adalah intensi yang baik dan bukan

yang jahat. Yang jahat terjadi tanpa dimaksudkan

sama sekali dan samasekali tidak bisa dihindari

untuk mendapatkan efek baik yang dimaksudkan.

Kalau bisa mendapatkan hasil yang dimaksudkan

tanpa ada effek jahatnya maka dia harus memakai

cara itu.

Page 16: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Effek. Effek yang dimaksud di sini ialah effek moral

dan/atau fisik secara langsung. Effek yang baik ini

haruslah hasil langsung/segera (bukan dalam arti

kronologis tetapi kausali-tas) dari perbuatan itu &

bukan berasal dari effek yang jahat itu.

Page 17: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Prinsip Double Effects

Alasan proporsional. Effek yang jahat (tidak baik)

itu haruslah proporsional lebih kecil dari pada effek

baik yang dimaksudkan. Dalam hal ini proporsional

juga harus dilihat dengan hal-hal baik yang

diperoleh dengan perbuatan itu dan hal-hal baik

yang hilang oleh karena perbuatan itu.

Dengan kata lain: meskipun effek jahat itu tidak

dimaksudkan, tetapi bila effek jahatnya itu lebih

besar dari pada effek baiknya maka perbuatan itu

menjadi tidak syah.

Page 18: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Terima

kasih

Page 19: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Tujuan dari Etika

Page 20: What Should Doctors Learn About Bioethics 2

Tujuan dari Etika