5
Wisdom in Book “Chosen” Judul Buku : Chosen ( Terpilih ) Penulis : Ginger Garrett Penerbit : Pionir Jaya & NavPress Indonesia Tahun Terbit : 2007 Beli di : Lilinkecil.com Kategori : Fiksi, Sejarah Saya membaca buku ini bulan Maret 2012. Secara pribadi, saya lebih suka ‘versi’ kisah Ratu ester di buku ini daripada yang Hadassah karya Tommy Tenney (yang dijadikan film One Night with A King), hehe. Mungkin karena karakter Ester di buku ini lebih ditonjolkan, dan proses 1 tahun sebelum ia masuk menghadap raja Ahasyweros ( di buku ini : Xerxes) itu lebih detail disini. For me, buku ini bagus banget… saya membacanya berulang-ulang, masuklah dalam list recommended book ^^. Garis Besar Buku : Buku harian Ratu Ester yang hilang, begitu yang tertulis di sampul depan buku ini. Novel ini berisi kumpulan tulisan buku harian ratu Ester sebelum ia masuk dalam istana Persia, kemudian saat ia menjalani satu tahun proses mempercantik diri, baik luar maupun dalam, juga saat ia dipilih jadi Ratu Persia. Bagi yang sudah baca kitab Ester, kalian pasti tahu kisahnya seperti apa, hehehe. Ternyata jadi ratu itu tidak gampang (memang siapa yang bilang gampang? ^^) dan hidup di istana yang bergelimangan harta dan kemewahan juga tidak selamanya menyenangkan untuk dijalani.

Wisdom in Book Hadassah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Christianity

Citation preview

Page 1: Wisdom in Book Hadassah

Wisdom in Book “Chosen”

Judul Buku : Chosen ( Terpilih )

Penulis : Ginger Garrett

Penerbit : Pionir Jaya & NavPress Indonesia

Tahun Terbit : 2007

Beli di : Lilinkecil.com

Kategori : Fiksi, Sejarah

Saya membaca buku ini bulan Maret 2012. Secara pribadi, saya lebih suka ‘versi’ kisah Ratu ester di buku ini daripada yang Hadassah karya Tommy Tenney (yang dijadikan film One Night with A King), hehe. Mungkin karena karakter Ester di buku ini lebih ditonjolkan, dan proses 1 tahun sebelum ia masuk menghadap raja Ahasyweros ( di buku ini : Xerxes) itu lebih detail disini. For me, buku ini bagus banget…saya membacanya berulang-ulang, masuklah dalam list recommended book ^^.

Garis Besar Buku :

Buku harian Ratu Ester yang hilang, begitu yang tertulis di sampul depan buku ini. Novel ini berisi kumpulan tulisan buku harian ratu Ester sebelum ia masuk dalam istana Persia, kemudian saat ia menjalani satu tahun proses mempercantik diri, baik luar maupun dalam, juga saat ia dipilih jadi Ratu Persia. Bagi yang sudah baca kitab Ester, kalian pasti tahu kisahnya seperti apa, hehehe. Ternyata jadi ratu itu tidak gampang (memang siapa yang bilang gampang? ^^) dan hidup di istana yang bergelimangan harta dan kemewahan juga tidak selamanya menyenangkan untuk dijalani.

Hikmat yang saya dapat dari buku ini :

1. IntegritasEster tetap mempertahankan nilai dan prinsip yang diajarkan Mordekhai kepadanya sejak kecil, yang tentunya sesuai dengan hukum Taurat orang Yahudi, walaupun ia hidup di tengah lingkungan istana. Dalam banyak kesempatan, Ester diperhadapkan dengan pilihan untuk ikut arus dengan penduduk istana agar bisa selamat dan menyenangkan hati raja ataupun penjaganya atau tetap hidup sesuai dengan prinsip firman Tuhan.

Page 2: Wisdom in Book Hadassah

Saya belajar untuk punya sikap integritas dimanapun saya berada, di lingkungan apapun nantinya saya berada dan bergaul, saya harus mempertahankan prinsip dan nilai-nilai yang sesuai dengan Firman Tuhan.

2. Setiap wanita adalah Yang TerpilihSetiap manusia diciptakan untuk satu tujuan, yaitu memuliakan Allah. Namun, Tuhan memakai kita menjadi alat-Nya dalam rencana yang berbeda-beda tapi tujuannya tetap satu yaitu untuk kemuliaan-Nya. Ratu Ester mengerti bahwa ia diciptakan sebagai perempuan dan dianugerahi kecantikan dari Tuhan bukan untuk menyombongkan diri atau menggunakan kecantikannya untuk memikat raja sehingga ia bisa menjadi ratu, tapi untuk menyelamatkan bangsanya dari pemusnahan massal. Ia dipilih, dibentuk dan diproses oleh Tuhan untuk menggenapi tujuan-Nya yaitu untuk menyelamatkan bangsa Yahudi. Saya belajar bahwa saya diciptakan sebagai perempuan, dengan segala kekuatan dan kelemahannya, ditempatkan di tempat di mana saya berada sekarang, karena seperti Ester, saya dipilih oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Saya bukan hanya seorang perempuan, tapi seorang yang dipilih Tuhan sebagai alat-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya.

3. Non-konformitas“ Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna,” (Roma 12:2)Menjadi seorang wanita Kristen membuat kita hidup berpatokan pada standar yang berbeda dengan orang lain. Kita memakai standar Kristus, bukan standar dunia dan kita tidak berkompromi dengan dosa. Dalam buku ini ratu Ester memberikan sebuah contoh sikap non-konformitas. Ia hidup di dalam istana yang baik raja dan penghuninya menyembah berhala, namun ia tidak membiarkan dirinya berkompromi dengan dosa. Ia tetap menggunakan standar firman Tuhan dalam setiap tindakannya.Jadi ingat kata-kata Elisabeth Elliot, The fact that I am a woman, does not make me a different kind of Christian, but the fact that I am a Christian does make me a different kind of woman (Let Me Be a woman). Ester dengan berani tampil berbeda dengan gadis-gadis lain di gedung selir selama masa persiapannya, ia tetap teguh memegang standarnya sampai di malam ia bertemu dengan raja, meskipun ia takut dan bisa saja sikapnya yang tampil beda itu membawanya pada kematian. Hasilnya sepadan, ia memperoleh gelar ratu. Ketaatan pada firman Tuhan selalu memberikan buah yang manis.

4. Menjaga kekudusanPada malam ia dibawa menghadap raja Xerxes, yang artinya ia akan tidur bersama raja, Ester berketetapan bahwa ia tidak akan mau tidur dengan raja jika raja tidak memilihnya menjadi seorang ratu. Ia tidak akan tidur dengan raja Xerxes sebelum raja menjadikannya pengantinnya, isterinya malam itu.

Page 3: Wisdom in Book Hadassah

“ Hamba seorang wanita, diciptakan menurut citra Tuhan yang sejati. Hamba tidak akan menaruh kemuliaan-Nya di kaki pria mana pun, dan untuk kesenangan fana mana pun. Menyentuh hamba berarti menyentuh yang kekal.” ( hal. 146)Ester mengetahui bahwa ia adalah ciptaan Tuhan yang kudus dan ia tidak akan melanggar kekudusan Tuhan atas tubuhnya dengan menyerahkannya pada pria yang bukan suaminya.

Saya kembali mengutip percakapan antara Xerxes dan Ester.Xerxes :“Jadi katakanlah kepadaku, Bintang, bagaimana aku dapat memenangkan hatimu? Apakah ini soal emas, atau engkau lebih menyukai kata-kata rayuan seorang pelamar? Masakan kudapat begitu banyak wanita di ranjangku tetapi kulupakan apa yang mereka inginkan? Beritahu aku hargamu, dan mari kita segera membuat persetujuan,”

Ester : “ Oh, hamba takut harganya jauh melebihi yang dapat dibayar oleh tuanku dan kekayaan seluruh perbendaharaan tuanku.“ Hanya ada satu tebusan bagi hati seorang wanita, dan itu adalah … cinta, yang diberikan dalam kehormatan. “Ester menginginkan sebuah tebusan yang mahal untuk tubuhnya, untuk hatinya, yaitu pernikahan. Disini saya melihat betapa ia menjaga kekudusan dirinya, bagaimana ia melihat dirinya sebagai komoditas yang berharga, bukan murahan atau seharga kekayaan dan gelar.

Aplikasi yang saya lakukan setelah membaca buku ini :Saya kembali diingatkan soal panggilan hidup saya. Ester dipanggil untuk menolong bangsanya, menyelamatkan bangsanya dengan gelar ratunya. Bagaimana dengan saya? Apa yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan? Dalam hal apa saya bisa menggenapi rencana-Nya? Dalam hal apa saya dipilih oleh-Nya? Saya makin menggumuli soal panggilan hidup saya.

Kemudian, soal integritas dan non-konformitas. Saya punya komunitas dimana anggotanya itu kebanyakan berbeda agama dengan saya, dan disitu saya merasa tekanannya sangat kuat untuk mulai melenceng dari nilai-nilai Kristiani yang saya anut. Saya mengambil keputusan untuk tidak terlalu sering menghabiskan waktu dengan mereka dan berani menolak kalau ada kegiatannya yang berbenturan dengan jadwal ibadah atau pelayanan. Mungkin ada yang bakal bilang kalau saya mulai bersikap pilih-pilih teman, padahal sebenarnya sih tidak, saya berteman dengan siapa saja, tapi dalam beberapa hal saya membuat batasan yang jelas. Seperti, saya hanya akan curhat dengan orang yang bukan hanya saya percayai tapi juga lebih dewasa dalam iman. Kemudian jika saya merasa kalau obrolan kami ngalor ngidul gak jelas, saya gak bakal lama-lama stay disitu. Intinya sih, saya merasa harus lebih bijak dalam bergaul.

Inilah yang bisa saya bagikan dari buku ini. Semoga bisa memberkati teman-teman bagi kemuliaan-Nya.

God bless,

Page 4: Wisdom in Book Hadassah