Upload
dinhtuyen
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Sasaran ....................................................................... 2
1.3. Peserta Workshop .......................................................................... 3
BAB II MATERI WORKSHOP ....................................................................... 4
2.1. Perencanaan Workshop ................................................................. 4
2.2. Pelaksanaan Workshop.................................................................. 5
2.2.1. Pembukaan Workshop ............................................................. 5
2.2.2. Sambutan Satuan Kerja (Satker) PLP Provinsi NTB .............. 6
2.2.3. Paparan Dinas Kebersihan Kota Mataram .............................. 7
2.2.4. Aspirasi, Masukan dan Saran dari DPRD Kabupaten Bima ... 8
2.2.5. Paparan Dinas Kebersihan Kota Bima .................................... 9
2.2.6. Paparan Dinas PU Kota Bima ................................................. 10
2.2.7. Paparan Dinas PU Kabupaten Bima ....................................... 10
2.2.8. Paparan Konsultan Bidang Kelembagaan .............................. 11
2.2.9. Paparan Konsultan Bidang Teknik Kelembagaan ................. 12
2.2.10. Penutupan Workshop ............................................................ 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan Workshop .................................................................. 13
LAMPIRAN
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan pengelolaan sampah di TPA bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan
lingkungan semata, melainkan dapat menjadi masalah yang juga dapat menimbulakan konflik
sosial jika tidak ditanganai dengan baik. Di beberapa kota di Indonesia seperti Banjarmasin dan
Pekanbaru masalah pembangunan TPA dan lembaga pengelolaannya masih menjadi topik hangat
dimana memerlukan penanganan yang serius untuk mewujudkan TPA dan lembaga pengelola
yang berwawasan lingkungan. Salah satu contoh pengelolaan seperti pembuangan sampah
sembarangan yang tidak mengikuti ketentuan teknis yang ditetapkan sehingga dapat ditebak hasil
pengelolaannya akan mempengaruhi kualitas lingkungan di wilayah TPA tersebut.
Sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah bagian ke tiga, Dalam
menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan provinsi mempunyai kewenangan :
a. Menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sesuai dengan
kebijakan Pemerintah
b. Memfasilitasi kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam
pengelolaan sampah
c. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja kabupaten atau kota
dalam pengelolaan sampah dan
d. Memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antarkabupaten atau antar
kotadalam 1 (satu) provinsi.
Selain itu, Kementrian Pekerjaan Umum memiliki fungsi memberikan bantuan teknis
pengembangan dalam penanganan infrastruktur kota dan desa, untuk menunjang pembangunan
ekonomi daerah, serta untuk mendukung fungsi kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat
Pengembangan PLP memiliki tugas fungsi melakukan pembinaan teknis kelembagaan PLP
sesuai Permen PU No. 286/PRT/M/2005
Selajutnya menurut Permendagri No. 33 tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan sampah
maka, Pemerintah Daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah dapat
membentuk Lembaga pengelola sampah
Dari ketiga dasar hukum tersebut, dapat diambil kesimpulan dasar bahwa perlu dibentuknya
kelembagaan pengelola TPA yang berwawasan lingkungan atas kerjasama antar daerah dalam
satu provinsi yang difasilitasi oleh pemerintah provinsi. Untuk memfasilitasi terbentuknya
lembaga pengelola dan bentuk lembaga pengelola TPA Regional Bima Satker PLP melalui
BAPPEDA Provinsi NTB menyelenggarakan Workshop dengan pokok bahasan Pembentukan
Lembaga Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Bima.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan kegiatan memfasilitasi pembentukan Kelembagaan TPA Regional Bima
adalah sebagai berikut :
1. Membangun proses dan komunikasi yang kondusif antara Pemerintah Kabupaten dan atau
Kota dengan Pemerintah Provinsi dalam pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima.
2. Penjabaran pemisahan fungsi Regulator dengan Operator dalam pembentukan Kelembagaan
Pengelola TPA yang difasilitasi Pemerintah Provinsi melalui Satker PLP NTB.
3. Memfasilitasi alternatif pilihan Lembaga pengelola TPA Regional yang di bentuk meliputi :
a. Bentuk Institusi
b. Struktur Organisasi
c. Tata laksana
d. Sumber daya manusia (SDM) pengelola
4. Membantu memfasilitasi penguatan dalam aspek legal formal lembaga yang terbentuk
dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota.
Adapun sasaran produk yang diharapkan dari kegiatan memfasilitasi pembentukan
Kelembagaan TPA Regional Bima adalah sebagai berikut :
1. Terbentuknya Tim Teknis atau Pokja dari beberapa SKPD yang akan menindaklanjuti
pembentukan Lembaga pengelola TPA Regional Bima
2. Tersedianya gambaran bagan, flowchart, bentuk, struktur organisasi, tata laksana / tata
kelola dan TUPOKSI Lembaga Pengelola TPA Regional Bima.
3. Tersedianya penjabaran Jobdesk yang terkait kompetensi dari masing-masing personil
atau anggota dari lembaga pengelola TPA Regional Bima
4. Dokumen Surat Keputusan (SK) bersama tentang terbentuknya Tim Kerja atau Pokja
5. Dokumen Surat Keputusan (SK) bersama tentang bentuk, struktur organisasi, tata laksana
atau tata kelola dan TUPOKSI Lembaga Pengelola TPA Regional Bima.
1.3 Peserta Workshop
Adapun peserta Workshop dihadiri oleh :
1. DPRD Kabupaten Bima
2. Satker PLP NTB
3. Bappeda Provinsi NTB
2 BLHP Provinsi NTB
3 Biro Kerjasama Setda Provinsi NTB
4 Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTB
5 Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTB
6 Biro Organisasi Setda Provinsi NTB
7 Bappeda Kabupaten Bima
8 Bappeda Kota Bima
9 Dinas PU Kabupaten Bima
10 Dinas PU Kota Bima
11 Dinas Kebersihan Kota Bima
12 Dinas Kebersihan Kota Mataram
Alur Workshop berdasarkan Gambar 2.1 diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh
Ketua Bappeda Provinsi NTB dimana dipaparkan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam
Workshop. Adapun tema dari Workshop ini adalah Pembentukan Lembaga Pengelola Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Bima.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan pemaparan dari Dinas Kebersihan Kota Mataram
tentang TPA Kebun Konggo yaitu mengenai gambaran umum, jumlah SDM, data timbunan
sampah, sistem pengelolaan dan program janggka pendek serta jangka panjang. Diharapkan dari
pemaparan ini diperoleh data, gambaran, masukan dan saran dari TPA Kebun Konggo untuk
pengembangan pembentukan Kelembagaan TPA Regional Bima.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan komitmen dari masing-masing Kabupaten dan Kota
Bima mengenai pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima, baik berupa masukan dan saran
yang disampaikan langsung oleh Dinas Kebersihan Kota Bima dan Bappeda Kabupaten Bima.
Pelaksanaan Workshop dilanjutkan dengan Fokus Group Discussion (FGD) mengenai
identifikasi dari beberapa SKPD untuk pembentukan tim teknis, dimana tim ini yang nantinya
akan menindaklanjuti pembentukan Kelembagaan TPA Regional Bima dan bekoordinasi dengan
dinas terkait. Diharpkan dari Workshop ini diperoleh adanya kesepakatan kerjasama mengenai
bentuk badan pengelola serta personil di dalam kelembagaan pengelolaan TPA Regional Bima.
2.2 Pelaksanaan Workshop
2.2.1. Pembukaan Workshop
Kegiatan Workshop dilaksanakan pada hari senin tanggal 3 oktober 2011 pada pukul 9.30-
12.20 wita bertempat di ruang rapat Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun Workshop
di hadiri oleh Bappeda Provinsi NTB, Satker PLP Provinsi NTB, Badan Lingkungan Hidup dan
Pertambangan (BLHP) Provinsi NTB, Biro Kerjasama Setda Provinsi NTB, Biro Administrasi
Pembangunan Setda Provinsi NTB, Biro Organisasi Setda Provinsi NTB, Bappeda Kabupaten
Bima, Bappeda Kota Bima, Dinas PU Kabupaten Bima, Dinas PU Kota Bima, Dinas Kebersihan
Kota Bima, Dinas Kebersihan Kota Mataram dan Perwakilan DPRD Kabupaten Bima.
Gambar 2.2 Pembukaan Workshop
Workshop dibuka oleh Ir. A. Makchul, MSi selaku perwakilan dari Kepala Bappeda Provinsi
NTB yang menjabat sebagai Kabid Perencanaan Tata Ruang dan Prasarana Provinsi NTB,
pembukaan diawali dengan sambutan dan penyampaian agenda dari Workshop. Penegasan tujuan
Workshop diharapkan untuk menghasilkan kesepakatan atau komitmen bersama mengenai
Kelembagaan TPA Regional Bima.
2.2.2. Sambutan Satuan Kerja (Satker) PLP Provinsi NTB
Gambar 2.3 Sambutan dari Kepala Satker PLP Provinsi NTB
Satker PLP Provinsi NTB melalui Mardjoko, MT memberikan sambutan kepada peserta
workshop. Adapun isi dari sambutan tersebut menjelaskan secara umum arti penting dibentuknya
kelembagaan TPA Regional Bima, dasar hukum pembentukan kelembagaan, data eksisting TPA
Bima dan gambaran singkat tujuan pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima sehingga
diharapkan masing-masing peserta Workshop dapat memiliki gambaran dan pemahaman
mengenai TPA Regional Bima. Sambutan ditutup dengan harapan dapat terjalinnya kerjasama
atau adanya komitmen antara Kabupaten dan Kota mengenai Lembaga Pengelola TPA Regional
Bima.
2.2.3. Paparan Dinas Kebersihan Kota Mataram
Setelah penyampaian sambutan dari Satker PLP Provinsi NTB, acara di lanjutkan dengan
pemaparan dari Dinas Kebersihan Kota Mataram yang diwakili oleh Pak Taufik. Adapun materi
yang disampaikan mengenai data eksisting TPA Kebun Konggo, masalah kelembagaan yang
telah berjalan hampir 2 tahun pembahasannya tapi belum diresmikan secara formal. Selain itu
dibahas juga lahan kerjasama TPA yang awalnya disepakati 20 ha namun realisasinya masih 8,6
ha, data sarana dan prasarana, pengelolaan sampah di TPA Kebun Konggo, jumlah SDM,
perencanaan program unggulan tahun 2011, penambahan jalur pelayanan pengangkutan sampah,
konsep 3 R dan data sampah kota mataram. Selain itu disampaikan pula mengenai masukan dan
saran mengenai konsep pembentukan kelembagaan di TPA Regional Bima dengan mengacu
pada TPA Kebun Konggo.
Gambar 2.4 Pemaparan tentang TPA Kebun Konggo oleh Dinas Kebersihan Kota Mataram
2.2.4. Aspirasi, Masukan dan Saran dari DPRD Kabupaten Bima
Setelah pemaparan mengenai TPA Kebun Konggo dari Dinas Kebersihan Kota Mataram,
dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi, masukan dan saran dari DPRD Kabupaten Bima
beserta rombongan yang diwakili oleh ketua komisi III Dra. Hj. Mulyati.
Gambar 2.5 Penyampaian aspirasi, masukan dan saran mengenai TPA Bima oleh DPRD Kabupaten Bima
Adapun masukan yang disampaikan ditekankan pada banyaknya kendala pada pelaksanaan
penentuan lokasi TPA di Desa Waduwani Kecamatan Woha yang masih mengalami penolakan
dari beberapa lapisan masyarakat. Isi pokok dari masukan yang disampaikan adalah :
1. Mengambil langkah-langkah terobosan untuk penyelesaian masalah penentuan lokasi
TPA Bima di Desa Waduwani yang masih ditolak beberapa masyarakat
2. Agar segera dituntaskan masalah AMDAL pada pendirian TPA di Desa Waduwani
kecamatan Woha yang berupa dokumen dan untuk segera ditindaklanjuti.
3. Sosialisasi mengenai penentuan lokasi TPA Bima terhadap masyarakat, baik wartawan
maupun LSM di wilayah tersebut.
4. Agar DPRD Kabupaten Bima juga dilibatkan dalam penentuan lokasi TPA, sosialisai dari
dinas terkait.
5. Sosialisasi hendaknya berisi penjelasan mengenai dampak (limbah) dari TPA, penjelasan
mengenai pengertian TPA bukan sebagai tempat pembuangan akhir tapi sebagai tempat
pemrosesan akhir, akibat hembusan angin dan dampak jangka pendek dan panjang pada
lokasi desa sekitar wilayah TPA Desa Waduwani Kecamatan Woha.
Selain beberapa poin diatas, perwakilan DPRD Kabupaten Bima yang diwakili Ibu Mulyati
juga membahas tentang belum adanya surat dari Dinas PU Kabupaten Bima tentang pendirian
TPA, menindaklanjuti apakah memerlukan AMDAL atau cukup dengan dokumen UKL UPL
saja. Permasalahan penolakan masyarakat daerah sekitar lokasi TPA yang masih perlu di
tindaklanjuti penanganannya.
2.2.5. Paparan Dinas Kebersihan Kota Bima
Paparan dari Dinas Kebersihan Kota Bima diwakili oleh Rifai Ahmad, M.Si. selaku Kabid
Dinas Kebersihan Kota Bima, dimana pokok bahasan yang disampaikan mengenai data eksisting
persampahan di kota Bima, dimana dengan lokasi yang masih terbatas sebesar 7,8 ha dan hanya
memiliki 2 alat berat. Selain itu juga di bahas mengenai keterbatasan sarana dan prasarana dalam
pengelolaan persampahan di kota Bima, seperti tempat sampah (kontainer) yang mudah bocor
atau rusak.
Gambar 2.6 Pemaparan data eksisting dari Dinas Kebersihan Kota Bima
2.2.6. Paparan Dinas PU Kota Bima
Pemaparan dari Dinas PU Kota Bima yang diwakili oleh Muh. Rum selaku Kepala Dinas PU
Kota Bima menekankan pada perlu adanya dokumentasi AMDAL pada pembangunan TPA
Bima sehingga dapat tindaklanjuti untuk pembangunan fisiknya karena peranan penting Dinas
PU dalam bidang teknisnya, selain itu ditekankan juga perbedaan mengenai kualitas SDM kota
Bima dengan Mataram sehingga dalam pelaksanaannya masih menemui bebertapa kendala.
Gambar 2.6 Pemaparan data eksisting dari Dinas PU Kota Bima
2.2.7. Paparan Dinas PU Kabupaten Bima
Gambar 2.7 Pemaparan data eksisting dari Dinas PU Kabupaten Bima
Setelah pemaparan yang disampaikan oleh Dinas PU Kota Bima, acara dilanjutkan dengan
pemaparan dari Dinas PU Kabupaten Bima yang diwakilkan oleh Zaharudin selaku Kepala Seksi
Dinas PU Kabupaten Bima. Adapun pokok bahasan yang disampaikan mengenai kesiapan Dinas
PU dalam proses penyiapan secara teknis TPA Bima, peningkatan sarana dan prasarana terutama
mengenai masalah pengangkutan, penindaklanjutan mengenai dokumen UKL UPL untuk analisa
dampak lingkungan pembangunan TPA di Bima.
2.2.8. Paparan Konsultan Bidang Kelembagaan
Adapun pemaparan kelembagaan dari Konsultan Bidang Kelembagaan Ir. Ketut Suarken
yang mewakili Satker PLP Provinsi NTB mengenai poin penting pembentukan Kelembagaan
secara umum, baik fungsi serta tujuan yang diharapkan dapat menjadi gambaran tentang
pentingnya pembentukan lembaga pengelola TPA Regional. Pada akhir paparan Ir. Ketut
Suarken juga menekankan kepada peserta workshop bahwa sanitasi merupakan urusan kita
bersama.
Gambar 2.8 Pemaparan dari konsultan bidang kelembagaan
2.2.9. Paparan Konsultan Bidang Teknik Kelembagaan
Pemaparan dari bidang teknis kelembagaan yang mewakili juga Satker PLP Provinsi NTB
disampaikan oleh Isya ashari, MT. Adapun pokok pembahasan mengenai teknis kelembagaan,
penindaklanjutan adanya dokumen AMDAL atau UKL UPL dan prosedur membuat dokumen
tersebut. Selain itu dipaparkan tentang pentingnya pembentukan kelembagaan pengelola TPA
Regional Bima sesuai dengan Undang-undang Nomer 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
persampahan, pentingnya sosialisasi dengan berbagai pihak terkait mengenai pembangunan TPA
Regional Bima dan lembaga pengelolanya agar semua komponen dirangkul untuk memperoleh
kesepakatan bersama yang tentunya bermanfaat jika dilakukan dengan niat baik.
Gambar 2.9 Pemaparan dari konsultan bidang Teknik kelembagaan
2.2.10. Penutupan Workshop
Setelah pemaparan dari bidang teknik kelembagaan, acara Workshop kemudian ditutup oleh
oleh Ir. A. Makchul, MSi, dimana sebelum ditutup diperoleh beberapa hasil diantaranya berupa
gambaran umum permasalahan yang muncul mengenai kurangnya komunikasi, sosialisasi
dengan masyarakat mengenai makna TPA sesungguhnya yang bukan hanya sebagai tempat
pembuangan sampah, perlu ditindaklanjuti adanya AMDAL atau UKL UPL untuk dokumentasi
analisa dampak lingkungannya, adanya komitmen dari Kota dan kabupaten Bima mengenai
pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima dan perlu ditindaklanjutkan mengenai
pelaksanaan teknis maupun non teknis pembangunan TPA Bima di desa Waduwani Kecamatan
Woha Bima.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan Workshop
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dengan adanya workshop tentang pembentukan
kelembagaan TPA Regional Bima adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan, sosialisasi, komunikasi mengenai penentuan lokasi, pengertian TPA,
dampak pembangunan TPA di Desa Waduwani Kecamatan Woha kepada masyarakat
dengan melibatkan dinas-dinas pemerintah terkait.
2. Kerjasama dari Dinas terkait yang melibatkan Dinas PU Kabupaten dan Kota Bima,
Dinas Kebersihan Kabupaten dan Kota Bima, BAPPEDA Provinsi dan Kota Bima,
masyarakat, LSM, wartawan diperlukan dalam sosialisasi pembentukan TPA Regional
Bima.
3. Adanya kesepakatan bersama mengenai pembentukan kelembagaan TPA Regional Bima
antara pemerintah Kota dan Kabupaten Bima yang dibuat dalam bentuk draf kerjasama
4. Pentingnya pembuatan dokumen AMDAL atau UKL/UPL untuk TPA Regional Bima
untuk kajian dampak lingkungan.