Upload
indra-adi-kusuma
View
220
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ssss
Citation preview
OPERASI BATU EMPEDU DENGAN TEKNIK LAPAROSKOPI
Penyakit batu empedu merupakan penyakit yang sering dialami pada pasien
dengan usia produktif, dimana salah satu pengobatannya adalah mengangkat batu
empedu dengan teknik operasi. Masyarakat cenderung takut apabila mendengar
kata operasi atau pembedahan, karena membayangkan adanya sayatan yang besar
pada perut serta proses penyembuhan yang lama. Namun seiring kemajuan
teknologi, kini sudah ada teknik operasi yang membuat pasien lebih nyaman,
karena hanya meninggalkan luka sayatan yang sangat kecil,dan proses
penyembuhan yang lebih cepat dimana teknik ini dikenal dengan laparoskopi atau
“ bedah teropong”
Anda pernah mengalami sakit perut yang melilit di sekitar uluhati ? sebagian besar orang
menganggap remeh dan beranggapan itu adalah penyakit maag. Tapi ternyata belum tentu itu
maag. Penyakit batu empedu dan maag bisa saja memiliki gejala yang mirip. Frekuensi sakit
pada maag timbul perlahan hingga akhirnya mencapai rasa sakit yang hebat. Sementara pada
batu empedu, rasa sakit timbul tiba-tiba dengan hebat dan dapat hilang begitu saja.
Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak di perut sebelah
kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang
dihasilkan oleh hati. Batu empedu terjadi ketika terdapat terlalu banyak kolesterol, bilirubin atau
garam empedu, menyebabkan empedu kurang elastis. Hal ini menyebabkan pengerasan dan
pembentukan batu empedu. Terdapat dua jenis batu empedu yang dikenal dengan batu kolesterol
atau batu pigmen.. Mengingat kolesterol adalah lemak, maka harus dihancurkan dan diencerkan
sebelum dapat dialirkan secara efektif. Dalam kondisi di mana terdapat terlalu banyak kolesterol
dalam sistem, partikel kolesterol saling menempel dan ukurannya membesar hingga membentuk
batu empedu. Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, namun pada
keadaan memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan makanan
yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu empedu.
Tanda dan Gejala Batu Empedu
Bergantung pada ukuran dan jumlah batu empedu yang terbentuk serta lokasinya, keparahan
gejala dapat beragam. Gejala-gejala ini dapat mencakup:
Nyeri berat di daerah perut atas terutama setelah makan makanan berlemak
Sakit kuning (terjadi ketika terjadi penyumbatan dalam waktu lama)
Demam (jika timbul komplikasi)
Muntah-muntah
Jika anda merasakan gejala seperti diatas, sebaiknya langsung memeriksakan diri kedokter.
Dalam mendiagnosis batu empedu, pertama, akan dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan
empedu. Jika terdapat ketidaknormalan maka kemungkinan besar telah terjadi penyumbatan pada
saluran empedu. Tes lain adalah pemeriksaan USG abdomen, melalui pemeriksaan ini Anda
dapat memperoleh gambaran terhadap kantong empedu, hati dan pankreas untuk memastikan ada
tidaknya kelainan pada organ-organ tersebut. Jika Anda masih belum puas terhadap hasil
pemeriksaan tersebut, Anda bisa saja meminta dokter untuk melakukan CT Scan.
Bagi penderita batu empedu, prinsip utama perawatannya yaitu mengistirahatkan kandung
empedu. Hindari makanan berlemak karena lemak merangsang kandung empedu untuk bekerja
keras. Kandungan protein dalam diet cukup 1 - 1 ½ gram per berat badan setiap hari. Batu
empedu perlu dikeluarkan dengan cara operasi jika sudah menimbulkan komplikasi berupa tanda
tanda infeksi empedu dan nyeri perut. Teknik operasi batu empedu ada 2, yaitu dengan
kolesistektomi terbuka dan kolesistektomi laparoskopi. Operasi kolesistektomi terbuka ini adalah
operasi konvensional untuk mengeluarkan batu empedu, dimana akan menimbulkan luka sayatan
yang besar dah resiko infeksi pasca operasi lebih besar. Sedangkan, operasi laparoskopi
berlangsung lebih cepat, dan lebih nyaman untuk pasien, karena hanya akan meninggalkan bekas
luka sayatan kecil. Dengan laparoskopi, selain objek organ yang hendak dioperasi kita dapat juga
melihat keadaan organ lain lewat beberapa sayatan yang sangat amat kecil (1/2 cm).
Tindakan dilakukan dengan menggunakan kamera video pada alat laparoskopi yang dimasukkan
ke dalam lubang yang berukuran 0,5 hingga 1 cm pada dua sampai tiga tempat di perut pasien.
Keunggulan operasi dengan teknik ini adalah luka sayatan atau operasi yang kecil sehingga
pasien tidak akan mengalami kerugian dari segi estetik pada tubuhnya. Jadi, kekawatiran
mengalami kecacatan karena luka sayatan bekas operasi dapat dihilangkan, rasa sakit setelah
operasi juga berkurang dibandingkan dengan operasi biasa sehingga penggunaan obat anti nyeri
dapat diminimalisasi. waktu yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan atau pemulihan
peristaltik usus (pergerakan usus) pascaoperasi jauh lebih cepat sehingga meminimalisasi biaya
rawat inap. Selain untuk pengangkatan batu empedu, operasi ini juga dapat dilakukan untuk
bedah saluran cerna lainnya (hernia, usus buntu, dan lainnya).Dengan adanya teknik operasi
laparoskopi ini, maka kini pasien dengan penyakit batu empedu dan saluran cerna lainnya tidak
perlu khawatir jika harus dilakukan tindakan pembedahan.
dr. Ida Bagus Ngurah Dwipayana Manuaba, S.Ked