126
i i ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN PADA PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL TINGKAT ULYA (STUDI DI PONDOK PESANTREN SALAF APIK KAUMAN KRAJAN KULON KALIWUNGU KENDAL) SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Penelitian dan Penulisan Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (S1) Oleh: Nama : Ahmad Nur Fauzi NIM : 156010211 YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM FAKULTAS AGAMA ISLAM SEMARANG 2019

YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

i

i

ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN

PADA PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL TINGKAT ULYA

(STUDI DI PONDOK PESANTREN SALAF APIK KAUMAN

KRAJAN KULON KALIWUNGU KENDAL)

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Penelitian dan Penulisan Skripsi Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam (S1)

Oleh:

Nama : Ahmad Nur Fauzi

NIM : 156010211

YAYASAN WAHID HASYIM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

SEMARANG

2019

Page 2: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

ii

ii

Page 3: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

iii

iii

Page 4: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

iv

iv

ABSTRAK

Ahmad Nur Fauzi, 2019 Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada

Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK Studi di Pondok Pesantren

Salaf Apik Kauman Kaliwungu Kendal.

Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam

Universitas Wahid Hasyim Semarang, Pembimbing Bapak Iman Fadhilah,

M.SI dan Bapak Moh. Naimuddin M.SI

Kata Kunci: Kurikulum, Pesantren, Kurikulum Pesantren, Pendidikan Diniyah

Formal

Penelitian ini di latarbelakangi oleh masyarakat yang selalu menganggap bahwa

pendidikan diniyah merupakan pendidikan non formal yang belum bisa di

sederajatkan secara formal baik secara tingkatan atau kurikulumnya, apalagi

pendidikan diniyah di pesantren sehingga penulis mengangkat judul Analisis

Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

APIK Di Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman Kaliwungu Kendal.

Fokus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan : (1) Implementasi

Kurikulum Pesantren Di Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman Kaliwungu Kendal

(2) Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK (3) Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan

Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK Di Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman

Kaliwungu Kendal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :(1) Ingin

mengetahui apa saja kurikulum pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK. (2)

Bagaimanakah Implementasi kurikulum pesantren di Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK, (3) Ingin mengetahui bagaimana Analisis Implementasi

Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan

pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan (1) wawancara,

(2) Observasi,(3) Dokumentasi.

Kesimpulan penelitian menunjukan : (1) Implementasi Kurikulum Pesantren Di

Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman Kaliwungu Kendal (2) Implementasi

Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK (3)

Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK Di Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman Kaliwungu Kendal.

Page 5: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

v

v

Page 6: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

vi

vi

MOTTO

ش د ي در م م ل ع ل ا ل س الع ن ىم ل ح ا و ة اي د ال ف 1ةاي ه الػ ف Artinya : Ilmu itu terasa sangat pahit pada permulaannya dan akan terasa lebih

manis dari madu pada akhirnya

1 Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, 99 Cahaya Di Langit Eropa ( Perjalanan

Menapak Jejak Islam Di Eropa ), Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2014, hlm 154.

Page 7: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

vii

vii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederhana ini untuk :

1. KH. Muhammad Sholahuddin Humaidullah, selaku Pengasuh Pondok Pesantren

APIK Kampung Kauman Desa Krajankulon Kaliwungu Kendal yang telah

mengizinkan untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

2. Ustadz dan Pengurus Pondok Pesantren APIK Kampung Kauman Desa

Krajankulon Kaliwungu Kendal yang telah banyak membantu dalam

pengumpulan data penelitian.

3. Ustadz dan Pengurus Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK Pondok

Pesantren APIK Kampung Kauman Desa Krajankulon Kaliwungu Kendal yang

telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian

4. Bapak dan Ibunda beserta semua keluarga saya, yang telah tulus memberikan

nasehat, baik materiil dan spiritual demi selesainya penyusunan skripsi ini.

5. Sahabat yang selalu memberi motivasi, dorongan baik moral maupun material.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

viii

viii

KATA PENGANTAR

Assalmu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK Di Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman

Kaliwungu Kendal” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana S 1 dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.Mahmutarom, SH., MH., selaku Rektor Universitas Wahid

Hasyim Semarang.

2. Bapak H. Nur Kholid M.Pd. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas

Wahid Hasyim Semarang.

3. Bapak H. Iman Fadhilah, M.SI,. selaku Pembimbing I dan Bapak Moh.

Naimuddin, S.Ag., M.SI. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk menuntun saya agar skripsi ini cepat selesai.

4. KH. Muhammad Sholahuddin Humaidullah, selaku Pengasuh Pondok Pesantren

APIK Kampung Kauman Desa Krajankulon Kaliwungu Kendal yang telah

mengizinkan untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

5. Ustadz dan Pengurus Pondok Pesantren APIK Kampung Kauman Desa

Krajankulon Kaliwungu Kendal yang telah banyak membantu dalam

pengumpulan data penelitian.

6. Ustadz dan Pengurus Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK Pondok

Pesantren APIK Kampung Kauman Desa Krajankulon Kaliwungu Kendal yang

telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian

7. Bapak dan Ibunda beserta semua keluarga saya, yang telah tulus memberikan

nasehat, baik materiil dan spiritual demi selesainya penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat yang selalu memberi motivasi, dorongan baik moral maupun material.

Page 9: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

ix

ix

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semuanya, semoga

pengorbanan tulus ikhlas dan jasa baiknya diterima di sisi Allah SWT dan

mendapatkan balasan berlipat ganda.

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya kekurangan dan keterbatasan

kemampuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran konstruktif dari semua pihak senantiasa penulis harapkan.

Semoga karya tulis skripsi ini layak untuk diperbincangkan dan bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalmu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 23 Februari 2019

Peneliti

Ahmad Nur Fauzi

NIM. 156010211

Page 10: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

x

x

PEDOMAN PEDOMAN

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan SKB Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI

Nomor : 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Maret 1988

A. KONSONAN TUNGGAL

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

- Alif اtidak

dilambangkan

- Bâ„ b ب

- Tâ„ t ت

Sâ' ś ثS dengan titik di

atas

- Jim j ج

Hâ„ ң حh dengan titik di

bawah

- Khâ„ kh خ

- Dâl d د

Zâl ż ذz dengan titik di

atas

- Râ‟ r ر

- Zâ‟ z ز

- Sin s س

- Syîn sy ش

Sâd s صs dengan titik di

bawah

Page 11: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

xi

xi

Dâd d ضd dengan titik di

bawah

Tâ‟ t طt dengan titik di

bawah

Zâ‟ z ظz dengan titik di

bawah

Ain „ koma terbalik„ ع

- Gain g غ

- Fâ‟ f ؼ

- Qâf q ؽ

- Kâf k ؾ

- Lâm l ؿ

- Mîm m ـ

- Nûn n ف

- Wâw w و

- Hâ‟ h هػ

‟ Hamzah ء

Apostrof lurus

miring (tidak

untuk awal kata)

- Yâ‟ y ي

Tâ‟ marbutah h ةDibaca ah ketika

mawquf

Tâ‟ marbutah h/t ة...

Dibaca ah/at

ketika mawquf

(terbaca mati)

Page 12: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

xii

xii

B. Vokal Pendek Arab Latin Keterangan Contoh

A ػ ػػBunyi fathah

pendek ف ل ا I ػ ػػ

Bunyi kasrah

pendek س ئ ل

U ػػػ Bunyi dlammah

pendek ا ح د

C. Vokal Panjang

Arab Latin Keterangan Contoh

 اػ Bunyi fathah

panjang كا ف

Î يػ Bunyi kasrah

panjag ف ي ك U و ػ

Bunyi dlammah

panjang نػ و ا ك و

D. Diftong

Arab Latin Keterangan Contoh

Aw و ػ Bunyi fathah

diikuti waw م و ز ي ػ Ai

Bunyi fathah

diikuti ya‟ ك ي د

E. Pembauran Kata Sandang Tertentu

Arab Latin Keterangan Contoh

Al Qa ق ل ا Bunyi al

qamariyyah القمرية

Asy Sya لش ا

Bunyi al

syamsiyyah dengan

/ diganti huruf

berikutnya

مسيةالش

Wal / Wat و الت ػ/و ال ػم

Bunyi al

qamariyyah / al

syamsiyyah diawali

huruf hidup adalah

tidak terbaca

والقمرية/ والشمسية

Page 13: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

xiii

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... viii

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................. x

HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Alasan Pemilihan Judul ................................................................... 4

C. Telaah Pustaka ................................................................................ 5

D. Fokus Penelitian ............................................................................... 6

E. Penegasan Istilah........................................................................ 7

F. Tujuan Penelitan............................................................................... 9

G. Manfaat Penelitian........................................................................... 10

H. Metode Penelitian ..................................................................... 11

a. Jenis dan Pendekatan Penelitian..................………………….. 11

b. Subyek dan Objek Penelitian ..................................................... 12

c. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 12

d. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 13

e. Metode Analisis Data ............................................................... 15

I. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................... 15

Page 14: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

xiv

xiv

BAB II KURIKULUM PESANTREN PADA PENDIDIKAN DINIYAH

FORMAL......................... ................................................................... 18

A. Kurikulum ......................................................................................... 18

1. Pengertian Kurikulum..................…………………………….. 18

2. Komponen Kurikulum ............................................................... 20

B. Pesantren....................................……………….....................….. 23

1. Pengertian Pesantren .................................................................. 23

2. Metode Pembelajaran Pesantren………………………............ 25

3. Metode Pembelajaran Modern………..…….….………..…….… 28

4. Tujuan Pesantren ...............................……………………….. 31

5. Ciri-ciri umum Pesantren...................… .............……………… 31

C. Kurikulum Pesantren ......................................................................... 34

1. Pengertian Kurikulum Pesantren............……………………….. 34

2. Bentuk-Bentuk Kurikulum Pesantren ........................................ 35

3. Dalil Terkait Kurikulum Pesantren ............................................ 36

4. Ciri-ciri Kurikulum Pesantren .................................................... 38

D. Pendidikan Diniyah Formal ............................................................. . 38

1. Pengertian Pendidikan Diniyah Formal ..................................... . 38

2. Tujuan Pendidikan Diniyah Formal ……………..................... 40

3. Jenjang dan Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal..…………. 41

BAB III IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN PADA

PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL TINGKAT ULYA APIK

(STUDI DI PONDOK PESANTREN SALAF APIK KAUMAN

KRAJAN KULON KALIWUNGU KENDAL)............................. 53

A. Kondisi Umum Pondok Pesantren APIK Kampung Kauman

Kaliwungu ....................................................................................... 53

1. Sejarah Berdiri .......................................................................... 53

2. Letak Geografis ......................................................................... 57

3. Tugas dan Wewenang ............................................................... 57

4. Sarana dan Prasarana ................................................................ 61

Page 15: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

xv

xv

5. Struktur Organisasi ................................................................... 63

6. Kegiatanda Ekstrakurikuler ....................................................... 64

7. Kegiatan Santri .......................................................................... 64

8. Keadaan Guru (Ustadz) ............................................................. 65

9. Keadaan Siswa (Santri) ............................................................. 67

B. Kurikulum Pesantren di Pon Pes Salaf APIK .................................. 69

C. Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK ......................................................................... 74

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN PADA

PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL TINGKAT ULYA APIK

(STUDI DI PONDOK PESANTREN SALAF APIK KAUMAN

KRAJAN KULON KALIWUNGU KENDAL)................................ 80

A. Implementasi Kurikulum Pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK

……………………………………..………………………..…... 80

B. Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK .......................................................................... 81

C. Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK .............................................................. 83

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 85

A. Kesimpulan ..................................................................................... 85

B. Saran ................................................................................................ 86

C. Kata Penutup ................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 16: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bahasan penting dalam setiap insan. Keberadaannya

dianggap suatu hal yang mendasar dan pokok dalam setiap kehidupan manusia kerap

kali pendidikan dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu bangsa. Dalam UU

No.20 tahun 2003 pasal 3 terkait dengan tujuan pendidikan nasional yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis, serta bertanggung jawab.2

Abu hurairah R.A meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

س ػ ه م خ ل قا ا ي اناا ح م ل ال م ؤ م ن 3)رواهالترمذى( ا ك Artinya: orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang

berakhlak mulia ) HR Tirmidzi)

Ibnu Qayyim menuturkan: keseluruhan isi agama Islam merupakan akhlak.

Jadi,”barang siapa yang akhlaknya lebih luhur daripada dirimu, berarti ia memiliki

derajat agama yang lebih tinggi daripada dirimu”.

Dari hadits diatas dijelaskan diantara hal yang paling mulia bagi sesudah iman

dan ibadah kepada Allah ialah akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Dengan

akhlak yang mulia terciptalah kemanusiaan manusia dan perbedaanya dengan

hewan.4

2 Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 8.

3 Muhyidin Abi Zakariya, Riyadussolikhin, (Surabaya : Pustaka Assalam,2015), hlm.130.

4 Sudirman Tebba, Manusia Malaikat, (Yogyakarta: Cangkir Geding, 2005), hlm. 15.

Page 17: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

2

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.

Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 12

tahun. Pendidikan Pesantren merupakan pendidikan yang bermuara penataan nilai

kepada peserta didik harus berjalan selaras dengan pendidikan yang seutuhnya.

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain, Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan

dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pengelolaan, standar pembiayaan

dan standar penilaian pendidikan.5

Kedudukan pondok pesantren tidak lagi dapat dipisahkan dari kehidupan umat

Islam Indonesia, lembaga pendidikan Islam tertua ini sudah dikenal semenjak agama

Islam datang di Indonesia, Sejarah pondok pesantren tidak bisa di pisahkan dari

sejarah pertumbuhan masyarakat Indonesia, hal ini bisa dibuktikan bahwa semenjak

kurun waktu kerajaan Islam pertama di Aceh dalam abad-abad pertama hijriyah

banyak Wali dan Ulama menjadi cikal bakal desa baru. Pengakuan masyarakat atau

jamaah sekelilingnya atas kehadiran Kiyai atau Ulama merupakan modal dasar bagi

berdirinya pondok pesantren6

Latar belakang berdirinya sebuah pesantren adalah untuk memenuhi kebutuhan

yang dirasakan sebagai permintaan kelompok untuk mempersiapkan anak-anak

memasuki lingkungan masyarakat yang bersifat maju dan kompleks.7

Pesantren dimasa kekinian memiliki berbagai pendidikan baik formal maupun

non formal, setiap lembaga tersebut memiliki kurikulum yang khas pesantren.

Menurut sifatnya Van Bruinessen berpendapat bahwa kurikulum pesantren tidak

5 Cholil Dahlan, et.all., Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, Menengah, (Jombang:

Keputusan Majelis Pondok Pesantren Darul Ulum,2016), hlm 1.

6 Ibid., hlm. 19-20.

7 Ibid., hlm 23.

Page 18: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

3

disetandarisasi. Hampir setiap pesantren mengajarkan kombinasi yang berbeda –

beda dan banyak kiyai yang memiliki intelektual dalam menguasai kitab tertentu.8

Kementerian Agama RI membuka ruang baru dan memberikan pilihan kepada

masyarakat untuk mendidik putera puterinya menjadi kader ulama melalui layanan

Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Layanan Pendidikan Diniyah Formal ini tunduk

atas Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan

Keagamaan Islam, yang merupakan turunan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang

merupakan Analisis Implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pesantren yang menyelenggarakan Pendidikan Formal melalui Madrasah justru

memilki keterbatasan beban belajar kurikulernya, mata pelajaran agama (Islam)

diajarkan kepada para siswanya hanya 2 hingga 3 jam pelajaran untuk setiap

minggunya.

Jika melihat beban belajar kurikulernya, mata pelajaran agama Islam yang

diajarkan kepada para siswanya diwujudkan dalam mata-mata pelajaran: Al-Quran-

Hadits, Fiqh, Aqidah-Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab yang

diajarkan dalam beberapa jam pelajaran yang jauh lebih sedikit dibanding dengan

mata-mata pelajaran umum, yang justru menghilangkan pesantren sebagai pusat

pembentuk lulusan yang mutafaquh fiddin.

Kehadiran Pendidikan Diniyah Formal memberikan warna baru bagi pesantren

yang memilki kekhasan tersendiri, dengan Pendidikan Diniyah Formal ini pesantren

lebih di utamakan untuk mengembangkan kekhasannya sendiri dari mulai kurikulum

yang diatur oleh Kementerian Agama RI melalui kesepakatan dan pembentukan oleh

dewan masyayikh9, Jika diakumulasi beban mata-mata pelajaran pendidikan

keagamaan Islam setidaknya 75% dari seluruh beban pelajaran, sementara beban

mata-mata pelajaran pendidikan umum sekitar 25% dari seluruh beban pelajaran.

8 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat,(Bandung; Mizan,1995), hlm,

114-115.

9 Dewan Penjamin Kualitas Pesantren yang terdiri dari pengasuh pesantren dan akademisi

pendidikan Islam.

Page 19: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

4

Pondok Pesantren Salaf APIK merupakan pesantren yang berumur satu abad

yang terletak di desa Kauman kecamatan Kaliwungu kebupaten Kendal Pondok

Pesantren ini dijadikan lokasi penelitian oleh peneliti dengan pertimbangan memiliki

keunggulan dari pada pondok – pondok lain yang menyelenggarakan Pendidikan

Diniyah Formal, Pondok Pesantren Salaf APIK menjadi salah satu pondok pesantren

yang menyelenggarakan Pendidikan Diniyah Formal pada angkatan pertama yaitu

pada tahun 2015, Pondok pesantren Salaf APIK juga menjadi rujukan pondok

pesantren baru atau lama yang menyelenggarakan Pendidikan Diniyah Formal

karena sebelum pondok Pesantren Salaf APIK mendirikan Pendidikan Diniyah

Formal sudah menyelenggarakan pendidikan diniyah non formal yang memiliki

kesamaan kurikulum dengan Pendidikan Diniyah Formal sehingga perubahannya

tidak terlalu sighnifikan sehingga lebih mudah dalam mengimplementasikan

kurikulum Pendidikan Diniyah Formal.

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dan agar masyarakat tidak lagi

memandang bahwa pendidikan diniyah merupakan pendidikan non formal yang

belum bisa di sederajatkan secara formal baik secara tingkatan atau kurikulumnya,

apalagi pendidikan diniyah di pesantren, maka dari itu penulis merasa tertarik untuk

mengkaji kurikulum yang diterapkan di pondok tersebut. Penulis mengangkat

ketertarikan tersebut dalam sebuah skripsi dengan judul “Analisis Implementasi

kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya (Studi Kasus

di PP. Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal”

B. Alasan Pemilihan Judul

Penulis mengangkat judul diatas dengan beberapa alasan di antaranya :

1. Sebagian masyarakat masih memandang bahwa pendidikan diniyah merupakan

pendidikan non formal

2. Pendidikan diniyah masih dianggap pendidikan local yang belum bisa di

sederajatkan secara formal baik secara tingkatan atau kurikulumnya, apalagi

pendidikan diniyah di pesantren.

Page 20: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

5

3. Faktanya, ada pesantren yang memiliki pendidikan berbagai tingkatan di akui

secara formal dengan kurikulum yang baik, salah satunya adalah Pondok

Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal.

4. Belum ditemukan penelitian yang fokus pada tema ini.

C. Telaah Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mengadakan kajian terhadap

penelitian yang sudah ada. Sejauh ini penulis belum pernah menemukan penelitian

yang mengkaji tentang permasalahan yang persis sama dengan permasalahan yang

penulis kaji. Walaupun demikian terdapat beberapa penelitian yang pembahasannya

berhubungan dengan permasalahan yang penulis bahas. Untuk lebih jelasnya, berikut

ini penulis sebutkan beberapa peneliti dan hasil penelitiannya, diantaranya adalah:

1. Skripsi Puji Rahayu “Implementasi Kurikulum Pondok Pesantren Dalam

Membentuk Akhlak Siswa Di Man Rejoso Peterongan Jombang”10

Dalam

penelitian ini menunjukan bahwa kurikulum yang diterapkan secara structural di

MAN Rejosari memakai dua kurikulum yaitu kurikulum pesantren dan Kemenag,

sebagai upaya dalam membentuk akhlak siswa dibentuklah program untuk

membentuk akhlak siswa seperti Program membaca Al-Quran, Hafalan juz 30 dan

surat-surat khos, hafalan-hafalan amalan khusus, program sholat dhuha, Aqidatul

Awwam, pembinaan kerohanian, banjari, da‟i sampai pembinaan musabaqoh tilawatil

quran atau qiro‟ah, agar siswa terlatih dan akhirnya terbiasa melakukan hal-hal yang

berguna dan mendatangkan pahala bagi yang melaksanaknnya.

2. Skripsi Moh Chalim Al Asrori “Implementasi Kurikulum Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Kitab Klasik Di Kalangan Santri Madrasah Diniyah

Manba’ul Hikam Putat Tanggulangin Sidoarjo”11

dalam penelitian ini disebutkan

bahwa penerapan kurikulum di madrasah diniyah Manba`ul hikam sudah tersusun

dengan baik dengan menejemen yang rapih pula, Pelaksanaan pembelajaran kitab-

kitab klasik untuk meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa arab tanpa

10 Skripsi Puji Rahayu “Implementasi Kurikulum Pondok Pesantren Dalam Membentuk Akhlak

Siswa Di Man Rejoso Peterongan Jombang 2017

11

Skripsi Moh Chalim Al Asrori “Implementasi Kurikulum Dalam Meningkatkan Kemampuan

Membaca Kitab Klasik Di Kalangan Santri Madrasah Diniyah Manba’ul Hikam Putat Tanggulangin

Sidoarjo 2015”

Page 21: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

6

harokat dan arti dikatakan sudah baik dengan dibuktikan peningkatan santri dalam

kemampuan membaca kitab klasik setelah menempuh beberapa jenjeng kelas.

3. Tesis dengan judul ”Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Respon

Masyarakat Pada Kajian Keagamaan (Studi kasus pada Pondok Pesantren

Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara)”12

modernisasi kurikulum yang

diterapkan di madrasah diniyah Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin sudah

memenuhi persyaratan modernisasi dan bentuk modernisasi ini dalam bentuk

evaluasi dan metode yang dilakukan.

Dari skripsi-skripsi di atas terdapat perbedaan yang mendasar dengan skripsi

yang penulis susun, di antara perbedaan tersebut yaitu pada skripsi yang Pertama

lebih menitik beratkan pelaksanaan Kurikulum Kepesantrenaan dalam membentuk

Akhlak Siswa, sedangkan pada skripsi yang Kedua lebih fokus pada menganalisis

pelaksanaan Kurikulum Madrasah Diniyah dalam Meningkatkan Kemampuan

Membaca Kitab Klasik Santri. Dan sekripsi ketiga lebih menitik beratkan pada

Modernisasi Pondok Pesantren melalui kurikulum, Maka peneliti garis bawahi

bahwa dilihat berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian ini

merupakan penelitian analisis penerapan kurikulum yang tidak sama dengan

penelitian yang sudah sudah ada.

D. Fokus Penelitian

Untuk permasalahan yang dapat peneliti angkat dalam skripsi ini tidak terlepas

dari gambaran latar belakang di atas diantaranya :

1. Seperti apa kurikulum pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK ?

2. Bagaimanakah Implementasi kurikulum pesantren Pada Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK ?

3. Bagaimana Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK ?

12 Tesis Muhammad Solihin ”Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Respon

Masyarakat Pada Kajian Keagamaan Studi kasus pada Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin

Balekambang Jepara 2016”

Page 22: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

7

E. Penegasan Istilah

Untuk memberi gambaran yang jelas agar tidak terjadi salah tafsir, maka penulis

menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas sebagai berikut :

a. Implementasi

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, Analisis Implementasi diartikan

sebagai proses, cara, perbuatan, penerapan, pemasangan, pemanfaatan, perihal

mempratikkan.13

Adapun yang dimaksud dalam judul ini adalah pelaksanaan

kurikulum pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya.

b. Kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa

Yunani yaitu curir yang artinya ”pelari” dan curere berarti ”tempat berpacu”.14

Kemudian pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan yaitu suatu

lingkaran pengajaran, dimana guru dan murid terlibat di dalamnya.

Secara garis besar kurikulum dibedakan menjadi dua bagian yaitu pengertian

secara sempit (Tradisional) dan pengertian secara luas (modern). Pengertian

secara sempit dapat diartikan bahwa kurikulum hanya dipahami sebagai sejumlah

mata pelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk

mendapatkan ijazah atau tingkat. Sedangkan dalam arti luas, kurikulum ialah

semua kegiatan dan pengalaman belajar serta “segala Sesuatu” yang

berpengarush terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik di sekolah

maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan

pendiidkan.15

c. Pesantren

Pengertian Pesantern secara bahasa berasal dari pengertian asrama-asrama

para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu atau

berasal dari bahasa Arab fundug yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan

perkataan pesantren berasal dari kata santri yang dengan awalan pe di depan dan

akhiran an berarti tempat tinggal para santri.

13 Penyusun pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm 180.

14

Zaenal Arifin, Konsep dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2014), hlm. 2.

15

Ibid, hlm 78.

Page 23: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

8

A.H. John berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang

berarti guru mengaji, sedangkan C.C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut

berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-

buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Kata

shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama

dan buku-buku tentang ilmu pengetahuan.

Sementara menurut KH. Abdurrahman wahid, pesantren diartikan sebagai

suatu tempat yang dihuni oleh para santri. Pernyataan ini menunjukkan makna

pentingnya ciri-ciri pesantren sebagai sebuah lingkungan pendidikan yang

integral. Sebagai mana beliau mengumpamakan layaknya sebuah akademi

militer16

.

Secara terminologis Imam Zarkasyi mengartikan pesantren :

“Sebagai Lembaga Pendidikan Islam dengan system asrama atau pondok,

dimana kiyai sebagai figure sentralnya, masjid dan pondok sebagai pusat

kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran Agama Islam dibawah

bimbingan kiyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya”.17

Dalam hal ini pula Zamahsyari Dlofier mendefinisikan pesantren sebagai

lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya

moral keagmaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Pengertian tradisional

dalam batasan ini menunjuk bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun yang

lalu dan telah menjadi bagian yang mendalam bagi sistem kehidupan sebagaian

besar umat Islam Indonesia, yang merupakan golongan mayoritas bangsa

Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan

perjalanan hidup umat, bukan tradisional dalam arti tetap tanpa mengalami

penyesuaian.

16 Said Agil Siraj et. all. Pesantren Masa Depan; Wacana Pemberdayaan Dan Transformasi

Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), hlm 13.

17

Misbach, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern (Ponorogo: Gontor

Press, 1996), hlm 56.

Page 24: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

9

d. Kurikulum pesantren

Studi-studi tentang pesantren tidak menyebut kurikulum yang baku di

kalangan pesantren. Hal ini dapat dipahami karena pesantren sesungguhnya

merupakan lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang bebas dan otonom. Dari

segi kurikulum, pesantren selama ini diberi kebebasan oleh Negara untuk

menyusun dan melaksanakan kurikulum pendidikan secara bebas dan merdeka.

Namun demikian, jika dilihat dari studi-studi tentang pesantren diperolah bentuk-

bentuk kurikulum yang ada dikalangan pesantren. Menurut Lukens-Bull, secara

umum kurikulum pesantren dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu (1)

Pendidikan Agama (2) Pengalaman dan Pendidikan Moral (3) Sekolah dan

Pendidikan Umum, serta (4) Keterampilan dan Kursus.18

e. Pendidikan Diniyah Formal

Pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada di

pesantren secara terstruktur dan berjenjang pada jalur Pendidikan Formal19

f. Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

Pendidikan keagamaan Islam berlegalitas Formal terdiri atas 3 (tiga)

tingkatan20

yang sederajat dan memiliki kewenangan yang sama dengan

madrasah aliyah/sekolah menengah atas/ sekolah menengah kejuruan.21

g. Pondok Pesantren Salaf APIK

Pondok Pesantren Salaf APIK adalah Pondok Pesantren Salaf terletak di desa

Kauman kecamatan Kaliwungu kebupaten Kendal yang menyelanggarakan

Pendidikan Diniyah Formal pada tahun 2015.

F. Tujuan Penelitian

Dengan adanya berbagai permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai penulis adalah :

1. Ingin mengetahui apa saja kurikulum pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK

18 Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2011),hlm 184.

19

PMA Nomor 13 Tahun 2014

20

PMA Nomor 13 Tahun 2014 Pasal 26

21

PMA Nomor 13 Tahun 2014 Pasal 24

Page 25: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

10

2. Bagaimanakah Implementasi kurikulum pesantren di Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK

3. Ingin mengetahui bagaimana Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada

Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

G. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, baik secara

teoritis maupun praktis.

a. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam

pengembangan Kurikulum pesantren di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK dan sebagai wacana baru dalam kemajuan pondok pesantren

sehingga dapat meningkatkan kualitas dimasa yang akan datang.

2. Memberikan gambaran secara jelas tentang Implementasi kurikulum pondok

pesantren pada Pendidikan Diniyah Formal Ulya APIK

3. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang

kurikulum pesantren di Pendidikan Diniyah Formal Ulya APIK

b. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih manfaat secara

praktis kepada:

a. Ustadz Bagian Kurikulum

Diharapkan dari hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi

para asatidz untuk semakin meningkatkan kembali dalam menerapkan

kurikulum pesanatren di Pendidikan Diniyah Formal.

b. Pondok Pesantren

Dengan adanya hasil dari penelitian diharapkan Pondok Pesantren

memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam meningkatkan prestasi lembaga dan menerapkan kurikulum secara

optimal dan sistematis.

Page 26: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

11

c. Santri

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi bagi para santri dalam

mengkaji, mendalami dan memahami ilmu agama.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar

yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan

yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Kualitatif deskriptif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dipahami.. Sudarwan Darwin

mengemukakan beberapa ciri-ciri dominan penelitian deskriptif sebagai berikut :

1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau pristiwa yang bersifat actual.

2. Dilakukan secara survey. Dalam arti luas penelitian ini mencakup seluruh metode

penelitian kecuali bersifat historis dan eksperimental.

3. Bersifat mencari informasi factual dan dilakukan secara mendetail.

4. Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan

dan praktik –praktik yang sedang berlangsung.

5. Mendeskripsikan subyek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu

dalam waktu bersamaan22

Adapun langkah –langkah yang di tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah

pendekatan penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya

22 Zulkarnain, Transsformasi nilai-nilai pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008),

hlm 71.

Page 27: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

12

dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural

setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan23

sehingga dalam penelitianan di lokasi Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman

Kaliwungu Kendal ini peneliti menggambarkan peristiwa maupun kejadian

yang ada di lapangan tanpa mengubahnya menjadi angka maupun simbol.

b. Subyek dan Objek Penelitian

Aktifitas awal dalam proses pengumpulan data adalah menentukan subyek

penelitian. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan

informasi. Oleh karna itu, informasi diharapkan dapat terkumpul sebagai upaya

untuk menjawab pertanyaan peneliti yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif,

pemilihan subyek penelitian dapat menggunakan criterion-basec selection,

yang didasarkan pada asumsi bahwa subyek tersebut sebagai aktor dalam tema

penelitian yang diajukan. Dalam penentuan informan, dapat digunakan model

snow ball sampling. Metode ini digunakan untuk memperluas subyek

penelitian.

Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Kurikulum

Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data tentang

Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK dan

dibedakan berdasarkan sumber data yang di perlukan secara umum di bagi

menjadi dua: penelitian primer dan penelitian sekunder.

1) Sumber data Primer

Membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya

disebut responden. Data atau informasi informasi dari informan ini

diperoleh melalui wawancara, pengamatan, dokumentasi. Dalam penelitian

kualitatif, yang bersumber data utama adalah informan penelitian yang

memiliki atau pernah memiliki kedekatan dengan masalah yang sedang

23 Hadari Nawawi dan Nini Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1996), hlm 174.

Page 28: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

13

diteliti dalam hal ini yaitu kepala bidang kurikulum, santri dan pengasuh

Pondok Pesantren.

santri, ustadz, dan Kepala bagian kurikulum,

2) Sumber data Sekunder

Penelitian menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama

sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab

masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang

menggunakan kepustakaan, Peneliti mengambil data-data dokumen yang

memuat informasi tentang kurikulum pesantren di Pendidikan Diniyah

Formal Ulya APIK Pondok Pesantren Salaf APIK dan juga melakukan

observasi

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini merupakan penelitian dalam ranah lapangan. Jadi,

penelitian untuk pengumpulan data dengan cara terjun langsung kelapangan untuk

mendapatkannya dengan memakai berbagai metode tertentu. Sedangkan untuk

landasan teori, peneliti lebih banyak memakai data perpustakaan. Dalam

pencarian data, peneliti memakai beberapa metode sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Cara ini di gunakan untuk menjelaskan suatu kejadian secara sistematis.24

Observasi ini dilakukan dengan mengamati langsung kondisi kurikulum

pesantren di Pendidikan Diniyah Formal Ulya APIK serta problematika di

dalamnya, Dalam hal ini peneliti bertindak sebagao pengamat nonpartisipan.

b. Metode Wawancara / Interview

Metode interview adalah dialog yang dilakukan oleh pewancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee)25

.

Sebagai mana diungkapkan oleh Sutrisno Hadi Mengatakan bahwa metode

wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang

24 N. Ardi Setyanto, Interaksi dan Komunikasi Efektif Belajar Mengajar, (Yogyakarta :Diva Press

2017), hlm 199.

25

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta, PT Rineka Cipta,

2013), hlm 198.

Page 29: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

14

dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan dengan tujuan penelitian26

.

Wawancara yang dilakukan Pondok Pesantren Salaf APIK ini adalah

wawancara dalam bentuk in-depth interview (wawancara secara mendalam).

Wawancara dimaksudkan untuk memperolah data mengenai seputar

permasalahan penelitian yang semakin lengkap dan mendalam. Pada teknik

wawancara dengan format ini, subyek penelitian lebih kuat pengaruhnya dalam

menentukan isi wawancara. Adapun pihak-pihak yang akan di wawancarai

adalah :

1. Kepala Bagian Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK.

2. Para Pengurus / Asatidz Pendidikan Diniyah Formal APIK

3. Santri Pendidikan Diniyah Formal APIK

c. Metode Dokumentasi

Analisis isi, seringkali disebut analisis dokumen adalah telaah sistematis

atas catatan-catatan/dokumen-dokumen sebagai sumber data. Dokumentasi

biasanya dibagi atas dokumentasi pribadi dan dokumentasi resmi yang terdiri

atas buku harian, surat pribadi dan autobiografi. Selain itu untuk menguji,

menjelaskan serta Menganalisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada

Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Tingkat Ulya penulis menggunakan

metode ini dengan cara menyelidiki dokumen-dokumen untuk mencari

informasi yang sesuai dengan masalah pokok penelitian yang berguna untuk

analisis penelitian.

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan cara menganalisis data selama

penelitian berada di Pondok Pesantren Salaf APIK. Pada tahap analisis data

selama berada di lapangan, peneliti mempertajam fokus penelitian pada fokus-

fokus penelitian yang menarik. Disamping itu, peneliti melakukan pengembangan

pertanyaan-pertanyaan guna menjaring data sebanyak mungkin, serta

menganalisis hasil pengamatan di lapangan dan mengkontekskanya dengan

pertanyaan-pertanyaan tersebut. Setelah proses pengumpulan data di lapangan,

26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research,(Yogyakarta, Andi Offset, 1989), hlm 193.

Page 30: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

15

peneliti melakukan analisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Reduksi data yaitu proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan,

mengabstraksikan dan mengubah data kasar yang muncul dari catatan-catatan

di Pondok Pesantren Salaf APIK. Reduksi data dimaksudkan untuk

menentukan data sesuai dengan permasalahan yang akan peneliti teliti.

b. Mendisplay data yaitu menyajikan data kedalam berapa format catatan

penelitian yang dianggap perlu seperti table dan lain-lain..

c. Memverifikasi data serta menarik kesimpulan yaitu menginterpretasikan

data/fakta yang telah diolah lalu dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan

teoritis dan normative yang berlaku universal. Kemudian ditetapkan sebagai

kesimpulan akhir.

I. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam penyusunan dan memahami skripsi terlebih dahulu

disajikanya sistematika penulisanya, untuk itu penulis membagi penulisan skripsi ini

menjadi tiga bagian, diantara bagian-bagian tersebut yaitu :

1. Bagian Awal

Bagian muka terdiri atas halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar,

pedoman transliteransi , halaman daftar isi, daftar gambar dan tabel.

2. Bagian Isi

Untuk memudahkan dan memberikan arahan yang jelas dan sistematik, maka

penyusunan penelitian skripsi ini dibagi kedalam lima bab, yang sistematis

sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Bab ini merupakan global dari seluruh isi skripsi yang

menguraikan tentang latar belakang masalah. Alasan pemilihan

judul, telaah pustaka, fokus Penelitian, penegasan istilah,

tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan

Page 31: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

16

sistematika penelitian penyusunan skripsi.

BAB II : Konsep Dasar Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah

Formal.

Bab ini berisikan teori-teori, konsep-konsep yang

mendukung fokus penelitian yaitu tentang Kurikulum

Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal yang terdiri dari

pembahasan tentang Kurikulum, Pesantren, kurikulum

pesantren dan Pendidikan Diniyah Formal.

BAB III : Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal di

Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal.

Bab ini merupakan hasil penelitian mengenai situasi

mengenai Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu

Kendal terdiri dari dua bagian yaitu : a. Laporan penelitian

yaitu meliputi Gambaran umum Pondok Pesantren Salaf

APIK, kondisi umum Pondok Pesantren Salaf APIK meliputi

sejarah berdiri, letak geografis, struktur organisasi, tugas dan

wewenang, keadaan guru/ustadz dan santri serta sarana dan

prasarana , b. Data tentang Implementasi Kurikulum Pesantren

Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya di Pondok

Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal.

BAB IV : Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan

Diniyah Formal Tingkat Ulya di Pondok Pesantren Salaf APIK

Kauman Kaliwungu Kendal.

Bab ini menjelaskan tentang Analisis Implementasi

Kurikulum Pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK

Kauman Kaliwungu Kendal, Analisis Implementasi Kurikulum

Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

APIK dan Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren

Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK di Pondok

Page 32: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

17

Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal.

BAB V : Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari serangkaian

pembahasan skripsi berdasarkan analisis yag telah dilakukan

serta saran-saran untuk disampaikan kepada obyek penelitian

atau bagi penelitian selanjutnya dan penutup.

3. Bagian Akhir

Pada bagian ini meliputi pada daftar pustaka, lampiran-lampiran serta

daftar riwayat pendidikan penulis.

Page 33: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

18

BAB II

KURIKULUM PESANTREN PADA PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL

I. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum.

Dalam bidang pendidikan, kurikulum merupakan unsur penting dalam

setiap bentuk dan model pendidikan yang manapun. Tanpa adanya kurikulum,

sulit rasanya bagi para perencana pendidikan dalam mencapai tujuan

pendidikan yang diselenggarakan.27

Kurikulum merupakan alat yang sangat

penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan

tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang

diinginkan.28

Oleh karena itu, kurikulum berpengaruh sekali kepada maju

mundurnya pendidikan.29

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam

bidang olahraga yaitu curere yang berarti jarak yang harus ditempuh dalam

kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian

diterapkan dalam bidang pendidikan.

Menurut Hasan Langgulung kurikulum adalah jalan yang terang yang

dilalui oleh pendidik dan peserta didik serta nilai-nilai yang ada.30

Kurikulum yang tertuang dalam Undang-undang sisdiknas Nomor

20/2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.31

Kurikulum memiliki arti berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-

masing diantaranya kurikulum secara tradisional dan kurikulum modern,

Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan

27 Suyanto dan Djihad Hasyim, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki

Milenium III, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), hlm 59.

28

Nana Sudjana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru,

1991), hlm 3.

29

Cece Wijaya, Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992), hlm 24.

30

Abdul Manaf, Manajemen Perubahan Kurikulum, (Yogyakarta : Kalimedia 2005) hlm 1

31

Ibid., hlm 2.

Page 34: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

19

di sekolah. Pengertian kurikulum yang dianggap tradisi ini masih banyak

dianut sampai sekarang ini. Implikasi dari kurikulum tradisional ialah :

a. Kurikulum terdiri atas sejumlah pelajaran. Mata pelajaran adalah kumpulan

warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang

mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda,

b. Peserta didik harus menguasai dan mempelajari seluruh mata pelajaran,

c. Mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah,

d. Tujuan akhir kurikulum ialah Ijazah.32

Sedangkan menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar

rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern

ialah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.33

Implikasi dari kurikulum modern ialah :

a. kurikulum tidak hanya terdiri atas sejumlah mata pelajaran, tetapi juga

meliputi semua kegiatan dan pengalaman potensial yang telah disusun

secara ilmiah,

b. Kegiatan dan pengalaman belajar tidak hanya terjadi di sekolah , tetapi juga

diluar sekolah atas tanggung jawab sekolah,

c. Guru sebagai pengembang kurikulum perlu menggunakan multistrategi dan

pendekatan,

d. Tujuan akhir kurikulum ini bukan untuk mendapatkan Ijazah, tetapi untuk

mencapai tujuan pendidikan.34

Berdasarkan pada definisi di atas, kurikulum yang dimaksudkan di sini

bukan kurikulum dalam arti sempit tetapi kurikulum dalam arti luas yang

meliputi segala kegiatan dan pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa

di bawah tanggung jawab sekolah. Isi kurikulumnya pun lebih luas sebab

tidak hanya mencakup mata pelajaran saja, tapi juga kegiatan belajar,

32 Zaenal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2014), hlm 3.

33

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdalarya,

1994), hlm 53.

34

Arifin Zaenal, Op.Cit, hlm 4.

Page 35: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

20

pengalaman anak di sekolah dan lainnya. Kurikulum mencakup kegiatan

intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

2. Komponen Kurikulum.

Berdasarkan pengertian kurikulum, kurikulum dapat diperinci kedalam 4

komponen utama, yakni : tujuan, isi dan struktur kurikulum, strategi

pelaksanaan dan komponen evaluasi35

, Keempat komponen tersebut saling

berkaitan satu sama lainnya sehingga merefleksikan satu kesatuan yang utuh

sebagai program pendidikan.

a. Tujuan Pendidikan.

Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan sangat

penting dan strategis, karena akan mengarahkan dan memengaruhi

komponen-komponen lainya. Untuk mengetahui komponen tujuan ini

secara komprensif, perlu diketahui terlebih dahulu hierarki tujuan tersebut,

berarti tujuan nasional menduduki posisi paling tinggi, sehingga menjadi

payung bagi tujuan dibawahnya.

Hilda Taba memberikan beberapa Petunjuk cara merumuskan tujuan

yaitu (a) Tujuan hendaknya memiliki dimensi dua, yaitu dimensi proses

dan dimensi produk. Dalam dimensi proses termasuk menganalisis,

menginterpretasi, mengingat, dan sebagainya, sedangkan yang termasuk

dimensi produk ialah bahan yang terdapat disetiap pelajaran. (b)

menganalisis tujuan yang bersifat umum dan kompleks menjadi tujuan

yang spesifik, sehingga diperoleh bentuk kelakuan yang diharapkan, (c)

memberi petunjuk tentang pengalaman apa yang diperlukan untuk

mencapai tujuan itu. (d) suatu tujuan tidak selalu dicapai dengan segera,

kadang-kadang memerlukan waktu yang lama (e) tujuan harus realistis

dan dapat diterjemahkan dalam bentuk kegiatan atau pengalaman belajar

tertentu, (f) tujuan itu harus komprensif, artinya meliputi tujuan yang

ingin dicapai sekolah, tidak hanya penyampaian informasi, tetapi juga

35 Ibid., hlm 80.

Page 36: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

21

keterampilan berfikir, hubungan sosial, sikat terhadap bangsa dan Negara,

dan sebagainya.36

Rumusan tujuan kurikulum harus terlebih dahulu ditetapkan sebelum

menyusun dan menentukan isi kurikulum, strategi pelaksanaan kurikulum

dan evaluasi kurikulum. Dalam menentukan dan merumuskan tujuan

kurikulum ada sejumlah sumber yang dapat digunakan yakni falsafah

bangsa strategi pembangunan nasional, hakikat anak didik dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.37

b. Isi dan Struktur Kurikulum.

Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan

pengetahuan atau sekumpulan informasi, tetapi juga harus merupakan

kesatuan pengetahuan terpilih dan diperbolehkan, baik bagi pengetahuan

itu sendiri maupun bagi siswa dan lingkungannya.38

Dalam menentukan isi kurikulum harus disesuaikan dengan tingkat

dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.

Sudah barang tentu tidak lepas dari kondisi anak didik pada setiap jenjang

dan tingkat pendidikan.39

Ada beberapa kriteria yang dapat membantu

para perancang kurikulum dalam menentukan isi kurikulum kriteria

tersebut antara lain :

1) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan

siswa. Artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak.

2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai

dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

3) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya

mengandung aspek intelektual, moral, sosial secara seimbang.

4) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.

5) Isi kurikulum harus mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori

prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekedar

informasi faktual.

6) Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan

pendidikan.40

36 Ibid.,hlm 84

37

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 22.

38

Ibid., hlm 127.

39

Ibid., hlm 27.

40

Ibid., hlm 30.

Page 37: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

22

c. Strategi Pelaksanaan Kurikulum.

Dalam proses belajar mengajar, strategi menunjuk pada suatu

pendekatan (approach), metode (method) dan peralatan mengajar yang

diperlukan dalam pengajaran. Strategi pengajaran lebih lanjut dapat

dipahami sebagai cara yang dimiliki oleh seorang pendidik atau guru

dalam proses belajar mengajar.41

Berhasil atau tidaknya kurikulum pendidikan yang telah direncanakan

atau ditetapkan, kuncinya adalah terletak pada proses belajar mengajar

sebagai ujung tombak dalam mencapai sasaran. Oleh karena itu proses

belajar mengajar yang terencana, terpola dan terprogram secara baik dan

sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam garis-garis besar program

pengajaran (GBP2) merupakan ciri-ciri indikator keberhasilan pelaksanaan

kurikulum.42

d. Evaluasi Kurikulum.

Untuk mengetahui evektivitas kurikulum dan dalam upaya

memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan adanya

evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum merupakan sesuatu yang sangat

sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang dievaluasi, banyaknya

orang yang terlibat dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan.

Evaluasi kurikulum membutuhkan ahli-ahli yang mengembangkanya

menjadi suatu disiplin ilmu. Evaluasi kurikulum juga erat hubunganya

dengan definisi kurikulum itu sendiri, apakah sebagai kumpulan mata

pelajaran atau meliputi semua kegiatan dan pengalaman anak didalam atau

diluar sekolah.

II. Pesantren

1. Pengertian Pesantren.

Pesantren atau pondok adalah lembaga yang merupakan wujud proses

perkembangan system pendidikan Nasional. Dari segi historis pesantren tidak

41 Abdullah Ildi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.(Yogyakarta : Ar Ruzz Media,

20017), hlm 15.

42

Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit, hlm 57.

Page 38: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

23

hanya identic dengan nama keislaman, tetapi juga memiliki makna keaslian

Indonesia (Inigenous).43

Perkataan pesantren berasal dari kata Santri, dengan awalan pe di depan

dan an diakhir berarti tempat tinggal para santri sedangkan asal-usul

kata”santri” menurut A.H. Jhon berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru

ngaji “ C.C Berg juga berpendapat bahwa istilah”santri berasal dari kata

Shantri (Bahasa India) yang berarti orang yang tahu tentang buku-buku suci

agama Hindu atau sarjana ahli kitab suci agama Hindu44

Jika diambil dari kata

“Shastra” artinya buku-buku suci, kitab-kitab agama atau buku-buku tentang

ilmu pengetahuan. Pendapat kedua mengatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, dari kata Cantrik, berarti seorang

yang selalu mengikuti seorang guru kemanapun guru itu menetap.45

Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa Arab (Funduk) dari asrama-

asrama para santri yang dibuat dari bamboo, atau barangkali melihat dari asal

kata bahasa Arab Funduk, yang berarti hotel atau asrama46

Imam Zarkasi

berpendapat bahwa pesantren adalah tempat para santri, sedangkan santri

adalah pelajar yang menuntut ilmu agama Islam47

.

Dari kedua kata antara pondok dan pesantren tidak ada perbedaan yang

berarti karena keduanya merujuk kepada satu pengertian yang sama. Begitu

juga sebutan Pondok Pesantren Salaf APIK dengan Pondok Pesantren lainya

tidak menunjukan perbedaan makna. Penggunaan kata pondok menurut

Mujamil merupakan gabungan dua istilah dan mengakomodasikan karakter

keduanya48

Secara Terminology Imam Zarkasy mengartikan pesantren :

“Sebagai lembaga pendidikan agama Islam dengan system asrama atau

pondok, dimana kiyai sebagai figure sentralnya, masjid atau pondok sebagai

43 Nurkholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren (Jakarta: Paramadina,1997), hlm 3.

44

Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Kiyai (Jakarta : LP3ES, 1994), hlm

18.

45

Ibid., 21

46

Ibid, 18

47

Misbach, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern, (Ponorogo: Gontor

Press, 1996), hlm 55.

48

Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi menuju demokratisasi Institut

(Jakarta : Erlangga, 2001), hlm 2.

Page 39: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

24

pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah

bimbingan kiyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya”49

Pengertian itu lebih konvrensif karena memiliki kelebihan dari definisi

lainya yaitu :

1) Pesantren harus berbentuk asrama (full residential Islamic boarding

school),

2) Fungsi kiyai sebagai sentral figure (Uswah Hasnah), yang berperan

sebagai guru (Mu`alim), pendidik (murabbi).

3) Masjid sebagai pusat kegiatan

4) Materi yang diajarkan tidak hanya terbatas kepada Kitab Kuning.50

Pada awal rintisannya, pesantren bukan hanya menekankan misi

pendidikan, melainkan dakwah. Justru misi yang kedua inilah yang paling

menonjol. Lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia ini selalu mencari

lokasi yang sekiranya dapat menyalurkan dakwah tepat sasaran.51

Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan

pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyebutkan menu

pendidikan umum dalam masyarakat. Kemudian muncul istilah pesantren

salaf dan pesantren modern. Pesantren salaf adalah pesantren yang murni

mengajarkan pendidikan agama sedangkan pesantren modern menggunakan

sistem pengajaran pendidikan umum atau kurikulum.

a. Pesantren Salaf

Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya

disebut pesantren salaf. Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren

salafi adalah para santri bekerja untuk para kyai mereka, bisa dengan

mencangkul sawah, mengurusi kolam ikan dan sebagainya. Dan sebagai

balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai tersebut. Pada umumnya

para santri menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh

dengan kegiatan dimulai dari shalat shubuh diwaktu pagi hingga mereka

tidur kembali pada waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke

sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka

49 Michbah, Op.Cit, hlm 56.

50

Ibid,.56

51

Mujammili Qomar, Op.Cit, hlm.11

Page 40: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

25

menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka untuk memperdalam

pelajaran agama dan Al-Quran.

b. Pesantren Modern

Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, dimana

presentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam

daripada ilmu umum. Ini sering disebut dengan istilah pondok pesantren

modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan,

keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Pada pesantren dengan

materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam,

para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah. Pesantren canpuran

tingkat SMP kadang-kadang dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah,

sedangkan tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah. Namun, perbedaan

pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya.

2. Metode Pembelajaran Pesantren

Pola pembelajaran dipondok pesantren erat kaitannya dengan tipologi

pondok pesantren sebagaimana yang dituangkan dalam ciri-ciri pondok

pesantren sebagaimana yang telah diutarakan terlebih dahulu. Berangkat dari

pemikiran dan kondisi pondok pesantren yang ada, maka ada beberapa metode

pembelajaran pondok pesantren yang dapat dikemukakan disini.

a) Metode Pembelajaran Yang Bersifat Tradisional.

Pemahaman metode yang bersifat tradisional adalah kebalikan dari

metode modern. Metode tradisional, adalah berangkat dari pola pembelajaran

yang sangat sederhana dan sejak semula timbulnya, yakni pola pembelajaran

sorogan, bandongan dan wetonan dalam mengkaji kitab-kitab agama yang

ditulis oleh para ulama zaman abad pertengahan dan kitab-kitab itu dikenal

dengan istilah “kitab kuning”.

1) Sorogan

Metode pembelajaran dengan pola sorogan dilaksanakan dengan

jalan santri membaca dihadapan kyai. Dan kalau ada salahnya kesalahan

Page 41: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

26

itu langsung dihadapi oleh kyai.52

Disinilah seorang santri bisa dilihat

kemahirannya dalam membaca kitab kuning dan menafsirkannya.

2) Wetonan

Metode pembelajaran dengan wetonan dilaksanakan dengan jalan

kyai membaca suatu kitab dalam waktu tertentu dan santri dengan

membawa kitab yang sama mendengarkan dan menyimak bacaan kyai.

Dalam metode semacam ini tidak dikenal absensinya. Artinya, santri

boleh datang, juga tidak ada ujian.53

3) Bandongan

Metode pembelajaran yang serangkaian dengan metode sorogan dan

wetonan adalah bandongan yang dilakukan saling kait mengkait dengan

sebelumnya. Metode bandongan, seorang santri tidak harus menunjukkan

bahwa ia mengerti pelajaran yang sedamg dihadapi. Para kyai biasanya

membaca dan menterjemahkan kata-kata mudah. Metode bandongan, di

Jawa Barat adalah nama lain metode wetonan. Sedangkan di sumatra,

dipakai dengan istilah halaqah, dengan metode ini juga sikenal dengan

nama “balaghan”.54

Ketiga metode pembelajaran ini berlangsung semata-mata tergantung

kepada kyai, sebab segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu,

tempat dan materi pengajaran (kurikulum)nya terletak pada kyai atau

ustadzah yang menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar

dipondok pesantren, sebab otoritas kyai sangat dominan di dalam

memimpin pondok pesantren.

4) Muhawarah

Muhawarah adalah suatu kegiatan berlatih bercakap-cakap dengan

bahas Arab yang diwajibkan oleh pesantren kepada para santri selama

mereka tinggal dipondok. Dibeberaa pesantren, latihan Muhawarah atau

52Azyumardi Azra, Surau Ditengah Krisis, dalam Rahardjo, Pergulatan Dunia Pesantren,(Jakarta

: Logos Wacana Ilmu, 1999) hlm 161.

53

Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit, hlm 28.

54

Marwan saridjo, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bhakti, 1982), hlm

32.

Page 42: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

27

muhadathah tidak diwajibkan setiap hari, akan tetapi hanya satu kali atau

dua kali dalam seminggu, yang digabungkan dengan latihan muhadarah

khitabah, yang tujuannya adalah melatih para santri berpidato.55

5) Mudhakarah

Mudhakarah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang secara spesifik

membahas masalah diniyah, seperti ibadah dan akidah serta masalah-

masalah agama pada umumnya. Dengan demikian, Mudhakarah boleh

juga dikatakan dengan mushawarah, munazarah, atau bath al-masail.

Karena di dalamnya dibahas berbagai masalah aktual keagamaan, yang

selalu mengalami perkembangan dan perubahan.

Pada saat mudhakarah inilah snatri menguji keterampilannya

mengutip sumber-sumber argumentasi dalam kitab-kitab klasik. Mereka

dinilai kyai cukup matang untuk menggali sumber-sumber referensi,

memiliki keluasan bahan-bahan bacaan dan mampu menemukan atau

menyelesaikan problem-problem menurut analisis jurisprudensi madzab

syafi‟i, maka santri tersebut dan ditunjuk menjadi pengajar kitab-kitab

yang telah dikuasainya tersebut.56

Biasanya santri yang demikian,

dipanggil dengan sebutan “santri senior”.

6) Majelis ta‟lim

Majelis ta‟lim adalah suatu media penyampaian ajaran Islam yang

bersifat umum dan terbuka. Para jama`ah terdiri dari latar belakang

pengetahuan yang bermacam-macam, dan tidak dibatasi oleh tingkatan

usia maupun perbedaan kelamin. Pengajian semacam ini hanya diadakan

pada waktu tertentu saja.57

3. Metode Pembelajaran Yang Bersifat Modern

Di dalam perkembangannya, pondok pesantren tidaklah semata-mata

tumbu atas pola lama yang bersifat tradisional dengan keenam metode

55 Imran Arifin, Kepemimpinan Kyai : Kasus Pondok Pesantren Tebu Ireng,( Malang :

Kalimasada Press, 1993), hlm 39.

56

Ibid., hlm. 39

57

Ainin Nurhayati, Inovasi Kurikulum : Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Pesantren, (Yogyakarta : Teras, 2010), hlm 51.

Page 43: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

28

pembalajaran diatas, melainkan suatu inovasi dalam perkebangan suatu

sistem. Disamping metode tradisional yang termasuk ciri pondok-pondok

salafiyah, maka gerakan khalafiyah telah memasuki derap perkembangan

pondok pesantren. Ada beberapa metode pembelajaran modern yang

diterapkan disini, antara lain:

1) Klasikal

Metode pembelajaran dengan cara klasikal adalah dengan pendirian

sekolah-sekolah, baik kelompok mengelola pengajaran agama maupun

ilmu yang dimaksudkan dalam kategori umum, dalam arti termasuk di

dalam disiplin ilmu-ilmu kauni (ijtihadi merupakan hasil perolehan

manusia) yang berbeda dengan agama yang bersifat taufiqi (dalam arti

kata langsung ditetapkan bentuk dan wujud ajarannya.

2) Kursus-kursus

Metode pembalajaran yang ditempuh melalui kursus ini ditekankan

pada pengembangan keterampilan berbahasa Inggris, disamping itu

diadakan keterampilan yang menjurus kepada terbinanya kemampuan

psikomotorik seperti kursus menjahit, komputer, sablon, dan keterampilan

lainnya.58

3) Pelatihan

Disamping metode pembelajaran klasikal dan kursus-kursus,

dilaksanakan juga metode pelatihan yang menekankan pada kemampuan

psikomotorik. Pola pelatihan yang dikembangkan adalah termasuk

menumbuhkan kemampuan praktis seperti: pelatihan pertukangan,

perikanan, perkebunan, manajemen koperasi dan kerajinan-kerajinan yang

mendukung terciptanya kemandirian integratif. Hal ini erat kaitannya

dengan kemampuan lain, yang cenderunglahirnya santri intelek dan

ulama‟ yang mumpuni.59

58 Ibid., hlm 58.

59

Ibid., hlm 59.

Page 44: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

29

4) Karya Wisata

Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan

dengan jalan mengajak anak didik keluar kelas untuk dapat

memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan

pelajaran.60

Ada juga yang menagatakan, bahwa metode karya wisata

adalah suatu metode dimana siswa dan guru pergi meninggalkan sekolah

menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal-hal

tertentu.61

5) Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang

melibatkan murid untuk melakukan percobaan-percobaan pada mata

pelajaran tertentu.62

Dengan demikian murid akan dilibatkan secara

langsung pada pekerjaan-pekerjaan akademis, latiha, dan pemecahan

masalah atau topik tertentu, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan

pembangunan masyarakat, dan lain-lain.

6) Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran dimana guru

memberikan kesampatan kepada murid untuk melakukan kegiatan

memerankan peran tertentu seperti yang adapat dalam kehidupan

masyarakat (sosial).63

7) Simulasi

Yang menjadi penekanan dalam metode simulasi adalah kemampuan

siswa untuk beriitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Pada akhirnya

diharapkan siswa mampu mendapatakan kecakapan dalam bersikap dan

bertindak sesuai dengan situasi sebenernya. Dalam metode simulasi, apa

yang didemontrasikan harus memiliki pesan moral yang sesuai dengan

tingkatan cara berfikir siswa, sehingga pemahaman mereka terhadap

60 Zuhairini et.all, Metode Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm 83.

61

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

hlm 168.

62

Ibid, hlm 172.

63

Arief, Pengantar Ilmu dan metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta : Ciputat Pers, 2001), hlm 180.

Page 45: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

30

kejadian yang diperagakan tidak terhalang oleh apresiasi dan imajinasi

murid.64

8) Kerja kelompok

Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara

pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok

belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan65

. Dengan

demikian, metode kerja kelompok dapat digunakan bila terdapat minat dan

perbedaan individua anak didik, dan ada beberapa unit pekerjaan yang

perlu diselesaikan dalam waktu bersamaan. Dalam kaitan ini, seorang guru

harus dapat membedakan anak didik mana yang cerdas, normal dan lemah,

dan juga harus mengetahui minat-minat anak didik agar dalam kelompok

tersebut tidak ada murid yang merasa dirugikan satu sama lainnya,

sehingga anak didik nantinya akan terbentuk kemandiriannya.

4. Tujuan Pesantren

Tujuan umum pesantren adalah membimbing anak didik untuk menjadi

manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya

menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu agamanya.66

Sedangkan tujuan khusus pesantren adalah mempersiapkan para santri

untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai

yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.67

5. Ciri-ciri umum Pesantren

Sebuah lembaga pengajian akan berkembang sehingga statusnya berubah

menjadi pesantren karena memiliki 5 elemen dasar yang dimiliki pesantren.

Adapun elemen-elemen tersebut adalah:

a. Pondok.

Asram santri atau biasa disebut pondok merupakan ciri khas tradisi

pesantren, yang membedakan dengan pendidikan tradisional di masjid-

64 Ibid., hlm 182.

65

Ramayulis, metode pengajaran, (Jakarta : Kalam Mulia,2010), hlm 179.

66

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: LKIS, 1995), hlm 24.

67

H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm

248.

Page 46: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

31

masjid yang berkembang kebanyakan diwilayah Islam di negara-negara

lain. Sistem surau didaerah Minangkabau atau Dayah di Aceh pada

dasarnya sama dengan system pondok, yang berbeda hanya namanya.

Pentingnya pondok pesantren sebagai asrama santri sampai-sampai

Zamakhsary Dhofier memberikan tiga alasan utama mengapa pesantren

harus menyediakan asrama bagi para santri :

1) Kemasyhuran seorang kiyai dan dalamnya pengetahuan tentang Islam

menarik para santri dari tempat yanjauh untuk berdatangan. Untuk

dapat menggali ilmu dari seorang kiyai secara teratur dan dalam waktu

yang lama, para santri harus meninggalkan kampong halaman dan

menetap di dekat kediaman kiyai dengan waktu lama.

2) Kedua, hampir semua pesantren di desa-desa, Di desa tidak ada model

kos-kosan di kota-kota Indonesia pada umumnya dan tidak tersedia

perumahan (akomodasi) yang cukup untuk dapat menanggung santri-

santri. Sengan demikian, perlu ada asrama khusus bagi para santri.

3) Ketiga, ada Sikap timbal balik antara kiyai dan santri, dimana para

santri menganggap kiyai seolah-olah sebagai bapaknya sendiri,

sedangkan seorang kiyai menganggap santri sebagai titipan Tuhan

yang senintiasa dilindungi.Sikap timbal balik ini menimbuylkan

keakraban dan kebutuhan untuk saling bverdekatan terus

menerus.Sikapini juga menumbuhkan perasaan tanggung jawab

ditempat kiyai untuk menyediakan tempat tinggal bagi para santri.68

b. Masjid.

Masjid dalam pondok pesantren tidak hanya sebagai tempat beribadat

seperti masjid di luar pondok pesantren, melainkan juga berfungsi sebagai

tempat mendidik para santri, terutama dalam praktik shalat lima waktu,

khutbah dan shalat jum`at dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Karena

itu, masjid menjadi komponen yang tidak bisa terlepaskan dari pesantren.

Secara historis pesantren merupakan transformasi dari pendidikan Islam

68 Ibid., 82-83.

Page 47: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

32

tradisional yang berpusat di masjid69

. Berkenan dengan kedudukan masjid,

Dhofier menulis :

“ Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan islam dalam tradisi

pesantren merupakan manifestasi unifersalisme dari system pendidikan

Islam tradisional. Dengan kata lain kesinambungan pendidikan Islam

yang terpusat pada masjid sejak Masjid Al-Qubba` didirikan di kota

Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW tetap terpancar dalam system

pesantren. Sejak zaman Nabi, Masjid telah menjadi pusat pendidikan

Islam. Di manapun umat muslim berada mereka selalu menjadikan masjid

menjadi pusat pertemuan, pusat pendidikan, aktivitas administrasi dan

kultural. Hal ini telah berlangsung selama 13 abad. Bahkan dalam zaman

sekarang di daerah dimana umat Islam belum terpengaruh oleh kehidupan

Barat, Kita temukan para Ulama yang yang dengan penuh pengabdian

mengajar siswa-siswa di masjid, serta memberikan wejangan dan anjuran

kepada siswa-siswa tersebut untuk meneruskan tradisi yang terbentuk

sejak zaman permulaan Islam itu. 70

c. Kitab Kuning atau Kitab Pesantren.

Kajian kitab kuning adalah salah satu ciri khas pesantren yang

telah memberikan andil besar bagi perkembangan intelektualitas santri

dan masyarakat sekitar pengajaran kitab kuning diberikan dalam bentuk

sorogan, bandongan, halaqoh dan hafalan.71

d. Santri.

Santri baik yang mukim72

atau yang kalong73

adalah bagian dari

kehidupan pesantren.

e. Kyai.

Kiyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren. Ia

seringkali bahkan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu

pesantren semata-mata tergantung pada kemampuan pribadi kiyainya.

69 Ibid., hlm 161-162.

70

Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit, hlm 85-86.

71

Ibid., hlm 61.

72

Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh yang menetap dalam

kelompok pesantren. Bagi pesantren yang besar, santri-santrinya bersal dari hampir seluruh nusantara

dan bahkan banyak dari negara tetangga. (Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi Tentang

Pandangan Hidup Kyai),( Jakarta: LP3ES, 1982), hlm 51.

73

Santri Kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa sekeliling pesantren yang

biasanya tidak menetap dalam pesantren, mereka hanya belajar di Pesantren dan setelah selesai

waktunya mereka pulang ke rumah masing-masing. (Ibid, hlm 52).

Page 48: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

33

Menurut asal-usulnya, perkataan kiyai digunakan untuk ketiga jenis

gelar yang saling berbeda :

1. Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat;

umpamanya “Kiyai Garuda Kencana” digunakan untuk sebutan kereta

emas yang ada di keratin Yogyakarta.

2. Gelar kehormatan untuk orang tua pada umumnya.

3. Gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam

yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan

kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya. Selain gelar kiyai iya

juga disebut alim(Orang Yang dalam Pengetahuan Islamnya)

Adapun yang dikehenkaki makna kiyai dalam kehidupan pesantren

ialah makna ketiga mereka memiliki gelar kiyai karena memiliki

kelebihan-kelebihan, seperti kelebihan moral, dan intelektual yang

ditransmisikan di pesantren kepada santri mereka.

Menurut Lukens-Bull, kelebihan kiyai pesantren terletak pada tiga hal

yaitu : kekuatan supranatural, keluasan ilmu agama Islam dan standar

moralitas yang sangat tinggi.

Kiyai tidak hanya bertugas sebagai guru agama dengan bentuk

membaca kitab-kitab klasik, menjadi imam shalat wajib dan shalat Jum`at,

menjadi khatib, dan penasihat para santri, melainkan sekaligus menjadi

pembimbing dalam mendirikan pesantren baru dan pengembanganya pada

masa-masa berikutnya. Hubungan kiyai dan santri tidak terjadi hanya di

lingkungan pesantren, melainkan juga berlanjut pada saat santri mengabdi

di masyarakat masing-masing.74

III. Kurikulum Pesantren

1. Pengertian Kurikulum Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan pesantren menyelenggarakan dapat formal

dan pendidikan non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang

74 Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2011), hlm 173-174.

Page 49: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

34

sangat kuat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama (kyai). Kurikulum yang

dicapai di pondok pesantren terpusat pada pendalaman ilmu-ilmu agama lewat

pengajian kitab-kitab klasik dan sikap hidup beragama.

Maka bila kita bicara kurikulum pesantren. Apa yang terjadi dilaksanakan

di pesantren mulai dari pagi hingga malam itulah kurikulum pendidikan

pesantren.

Kitab Klasik atau disebut Kitab Kuning umumnya dipahami sebagai kitab-

kitab keagamaan Arab, menggunakan aksara Arab, yang dihasilkan para ulama

dan pemikiran muslim lainya dimasa lampau khususnya berasal dari timur

tengah, Kitab Kuning mempunyai format tersendiri yang khas dan warna kertas

"kekuning-kuningan". 75

Untuk melihat kurikulum pesantren terlebih dahulu penulis bertolak pada

pengklasifikasian pesantren untuk memudahkan klasifikasi pesantren. Husni

Rahim berpendapat bahwa pesantren dapat dilihat melalui sistem

pendidikannya, yakni:

1) Pesantren tradisional (salaf) yaitu pesantren yang pengajarannya masih

menggunakan sistem sorogan, wetonan atau bandongan tanpa kelas dan

batas umur.

2) Pesantren modern (khalaf) yaitu pesantren yang sistem pengajaran sudah

menggunakan sistem kelas, kurikulum dan batas umur.76

Perbedaan dalam pengertian pesantren ini tidak bisa kaku karena dalam

perkembangannya banyak pesantren tradisional sudah menerapkan sistem

pengajaran kelas yang terbatas pada madrasah atau sekolah yang dibangun

dalam lingkungan sekolah. Sementara sistem lama tetap diterapkan dalam

pembelajaran dan pengajaran di pesantrennya (bukan di sekolah atau

madrasahnya).

75 Azumardy Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Melenium

III, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012), hlm 143, Cet I.

76

Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000),

hlm 248, Cet. 1.

Page 50: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

35

2. Bentu-Bentuk Kurikulum Pesantren

Studi-studi tentang pesantren tidak menyebutkan kurikulum baku

dikalangan pesantren. Hal ini dapat dipahami karena pesantren sesungguhnya

merupakan lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang bebas dan otonom.

dari segi kurikulum, pesantren selama ini diberi kebebasan oleh negara untuk

mrnyusun dan melaksanakan kurikulum pendidikan secara bebas dan merdeka.

Namun demikian, jika dilihat dari studi-studi tentang pesantren diperolah

bentuk-bentuk kurikulum yang ada di pesantren dapat dibedakan menjadi 4

bentuk, yaitu :

a. Kurikulum berbentuk Pendidikan Agama Islam. Dalam dunia pesantren,

kegiatan belajar pendidikan agama Islam lazim disebut dengan ngaji di

pesantren dalam praktiknyadapat dibedakan menjadi dua tingkatan.

Tingkatan awal ngaji sangatlah sederhana, yaitu santri belajar bagaimana

cara membaca teks-teks bahasa Arab, terutama al-Qur`an. Tingkatan

selanjutnya ialah santri memilih kitab-kitab klasik dan mempelajarinya di

bawah bimbingan kiai.

b. Kurikulum berbentuk Pengalaman dan Pendidikan Moral. Pesantren

menempatkan Pengalaman dan Pendidikan Moral sebagai salah satu

kegiatan pendidikan penting di pesantren. Kegiatan-kegiatan yang

ditekankan di pesantren adalah kesalehan dan komitmen para santri

terhadap lima rukun Islam, adapun nilai moral yang di tekankan di

pesantren ialah persaudaraan Islam, keikhlasan, kesederhanaan dan

kemandirian.

c. Kurikulum berbentuk Sekolah dan pendidikan Umum. Pesantren

memberlakukan kurikulum sekolah dengan mengacu kepada pendidikan

nasional yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional,

Sedangkan kurikulum madrasa mengacu pada pendidikan agama yang di

keluarkan oleh Departemen Agama.

d. Kurikulum Keterampilan dan kursus. Pesantren memberlakukan kurikulum

yang berbentuk keterampilan dan kursus secara terencana dan terprogram

melalui kegiatan ekstra-kurikuler. Adapun kursus yang populer dikalangan

Page 51: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

36

pesantren adalah bahasa Inggris, Komputer, Setir mobil, reparasi sepeda

motor, dan mobil, jahit menjahit, kewirausahaan, pengelasan dan

pertanian.77

3. Dalil Terkait Kurikulum Pesantren

Pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan Islam dalam memilih

dan menentukan kurikulum adalah mengedepankan aspek agama/akhlak

karimah, kemudian berikutnya baru segi duniawi / kebudayaan.

Bila dibandingkan dengan pendidikan umumnya yang lebih

mengutamakan aspek duniawi/produk budaya, maka kurikulum pendidikan

Islam lebih mengutamakan aspek agama dan kebahagian hidup yang seimbang

antara dunia dan akhirat, sebagaimana dalam surat al-Qashash :

يب اذ س صيجه ار الخرح ول ت اذه ب ءاتبن الله واثتغ في

ل ه الله فسبد في الرض إ إيه ول تجغ ا الله ب أدس و وأدس

فسذي (77امصص : (يذت ا

Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah

dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan

bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah

kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai

orang yang berbuat kerusakan.(Al Qoshos : 77)78

Menurut Quraish Shihab ada beberapa catatan penting yang perlu digaris

bawahi dalam ayat ini, agar kita tidak terjerumus dalam kekeliruan.

Pertama, dalam pandangan Islam, hidup duniawi dan ukhrawi merupakan

satu kesatuan. Dunia adalah tempat menanam dan akhirat tempat menuai. Apa

77 Aly Abdullah, Pendidikan Islam Multikultural di Pondok Pesantren,( Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2011). hlm 189

78

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), vol 10, hlm 405.

Page 52: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

37

yang anda tanam di sini, akan diperoleh buahnya di sana. Islam tidak mengenal

istilah amal dunia dan amal akhirat.

Kedua, ayat di atas mengaris bawahi pentingnya mengarahkan pandangan

kepada akhirat sebagai tujuan dan kepada dunia sebagai sarana mencapai

tujuan. Ini terlihat dengan jelas dengan firman-Nya yang memerintahkan

mencari dengan penuh kesungguhan kebahagiaan akhirat :pada apa yang

dianugerahkan Allah atau dalam istilah ayat di atas fîy mâ atâka Allah.

Ketiga, ayat di atas menggunakan redaksi yang bersifat aktif ketika

berbicara tentang kebahagiaan akhirat, bahkan menekankannya dengan

perintah untuk bersungguh-sungguh dan dengan sekuat tenaga berupaya

meraihnya. Sedangkan perintah-Nya menyangkut kebahagiaan duniawi

berbentuk pasif yakni, jangan lupakan.Ini mengesankan perbedaan antar

keduanya.79

4. Ciri-ciri Kurikulum Pesantren

Ahmad Tafsir (2001: 65-66) mengutip dari Al-Syaibani, menjelaskan

bahwa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam, dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kurikulum pendidikan islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan

akhlaq.

b. Kurikulum pendidikan Islam sangat memperhatikan pengembangan

menyeluruh tentang aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan

rohani.

c. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi

dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.

d. Kurikulum pendidikan Islam juga memperhatikan seni, seperti seni, pahat,

dan sebagainya..

e. Kurikulum pendidikan Islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan

kebudayaan ditengah masyarakat, baik itu kaitanya dengan kebutuhan dan

79

Ibid., hlm 407-408.

Page 53: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

38

masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, keluesan, serta menerima

perkembangan dan perubahan.80

IV. Pendidikan Diniyah Formal

a. Pengertian Pendidikan Diniyah Formal

Pendidikan Diniyah Formal adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam

yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pesantren secara terstruktur

dan berjenjang pada jalur pendidikan formal.81

Layanan Pendidikan Diniyah Formal ini tunduk atas Peraturan Menteri

Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam,

yang merupakan turunan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun

2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang merupakan

implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan Diniyah Formal tidak lagi seperti pesantren yang tidak

memiliki kekuatan hukum secara formal atau tidak seperti pendidikan

Muadalah yang bersetatus setara dengan pendidikan setingkatnya, pendidikan

Diniyah Formal bahkan telah sejajar dengan pendidikan lain yang setingkat

melalui paying hukum PMA no 13 Tahun 2014 dengan ketentuan :

a. Pendidikan diniyah formal jenjang pendidikan dasar (diniyah formal ula )

pendidikan sederajat dan memiliki kewenangan yang sama dengan MI/SD

b. Pendidikan diniyah formal jenjang pendidikan dasar (diniyah formal

wustha) pendidikan sederajat dan memiliki kewenangan yang sama dengan

MTs/SMP

c. Pendidikan diniyah formal jenjang pendidikan menengah (diniyah formal

ulya ) pendidikan sederajat dan memiliki kewenangan yang sama dengan

MA/SMA/SMK

d. Pendidikan diniyah formal jenjang pendidikan tinggi (Ma‟had Aly)

Sebagaimana diatur dalam PMA nomor 13 Tahun 2014, peserta didik

yang dinyatakan lulus pada satuan Pendidikan Diniyah Formal berhak

80 Ali Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,(Semarang : PKP12 Universitas Wahid Hasyim

Semarang, 2012) hlm 219.

81

PMA no 13 tahun 2014.

Page 54: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

39

melanjutkan ke jenjang dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi baik yang

sejenis maupun tidak sejenis. Artinya, lulusan Pendidikan Diniyah Formal

dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi pada jenis pendidikan yang

sama pada layanan pendidikan keagamaan Islam (Pendidikan Diniyah Formal

Ula/ Pendidikan Diniyah Formal Wustha/ Pendidikan Diniyah Formal

Ulya/Ma‟had Aly), maupun pada jenis pendidikan umum

(SD/SMP/SMA/SMK/PTU) atau jenis pendidikan umum berciri khas Islam

(MI/MTs/MA/PTKI).

Kehadiran Pendidikan Diniyah Formal ini merupakan bagian

implementasi dari skenario besar untuk menjadikan pendidikan di Indonesia,

khususnya pesantren, sebagai destinasi pendidikan. Sebab, dalam konteks

pendidikan Islam secara global, harapan masyarakat dunia terhadap

pendidikan Islam masa kini dan masa depan itu berada di pundak Indonesia.

Pasalnya, seperti kita saksikan dalam gejolak sosial-politik dan

perkembangan keislaman di sejumlah negara muslim belakangan ini, terlebih

di kawasan Timur Tengah, kita patut menyayangkan terhadap gejolak tersebut

yang mengakibatkan pusat-pusat keislaman pun menjadi redup. Mesir, Libya,

Suriah, dan Yaman kini ditimpa musibah konflik yang hingga kini belum usai.

Dalam konteks di atas, terdapat sejumlah alasan mengapa Indonesia

menjadi pusat harapan pendidikan Islam dunia. Pertama, pemahaman Islam

yang berkembang di Indonesia adalah pemahaman Islam yang rahmatan

lil‟alamin.

Islam yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,

menghargai hak-hak asasi manusia, menghormati ragam budaya dan kultur

masyarakat, mengidamkan kedamaian, keadilan, toleransi, dan sikap yang

keseimbangan (tawazun).

Jenjang Pendidikan Diniyah Formal ini dimulai dari jenjang pendidikan

dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi.Jenjang pendidikan

dasar ditempuh pada Pendidikan Diniyah Formal Ula selama 6 (enam) tahun,

dan Pendidikan Diniyah Formal Wustha selama 3 (tiga) tahun. Jenjang

pendidikan menengah ditempuh pada Pendidikan Diniyah Formal Ulya selama

Page 55: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

40

3 (tiga) tahun. Sedangkan jenjang pendidikan tinggiditempuh pada Ma‟had

Aly untuk program sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3).

b. Tujuan Pendidikan Diniyah Formal adalah untuk:

1. Menghasilkan lulusan mutafaqqih fiddin (ahli ilmu agama Islam) guna

menjawab atas langkanya kader mutafaqqih fiddin dan memberikan

2. Civil effect bagi dunia pesantren sebagai bagian dari ikhtiar

3. Konservasi dan pengembangan disiplin ilmu-ilmu keagamaan Islam

c. Jenjang dan Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal

Pendidikan Diniyah Formal yang khusus di dirikan oleh pesantren dan

telah memenuhi persyaratan pendirian boleh menerapkan kurikulum sesuai

jenjang yang inginkanya. Adapun jenjang pada Pendidikan Diniyah Formal

memiliki 3 (tiga) jenjang yaitu :

a. Pendidikan Diniyah Formal Ula

Pendidikan Diniyah Formal Ula merupakan pendidikan yang sederajat dan

memiliki kewenangan yang sama dengan madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar

yang terdiri dari 6 (enam) tingkatan yang memiliki kurikulum agama Islam

paling sedikit memuat :

1) al-Qur`an

2) Hadits

3) Tauhid

4) Fiqih

5) Akhlak

6) Tarikh dan

7) Bahasa Arab.

b. Pendidikan Diniyah Formal Wustho

Pendidikan Diniyah Formal Wustho merupakan pendidikan yang sederajat

dan memiliki kewenangan yang sama dengan madrasah ibtidaiyah/sekolah

dasar yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yang memiliki kurikulum agama

Islam paling sedikit memuat :

1) al-Qur`an

2) Tafsir-Ilmu Tafsir

Page 56: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

41

3) Hadits-Ilmu Hadits

4) Tauhid

5) Fikih-Ushul Fikih

6) Akhlak Tasawuf

7) Tarikh

8) Bahasa Arab

9) Nahwu-Sharaf

10) Balaghah dan

11) Ilmu Kalam

c. Pendidikan Diniyah Formal Ulya

Pendidikan Diniyah Formal Ulya merupakan pendidikan yang sederajat dan

memiliki kewenangan yang sama dengan madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar

yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yang memiliki kurikulum agama Islam

paling sedikit memuat :

1) al-Qur`an

2) Tafsir-Ilmu Tafsir

3) Hadits-Ilmu Hadits

4) Tauhid

5) Fikih-Ushul Fikih

6) Akhlak Tasawuf

7) Tarikh

8) Bahasa Arab

9) Nahwu-Sharaf

10) Balaghah dan

11) Ilmu Kalam

12) Ilmu Arud

13) Ilmu Mantiq dan

14) Ilmu Falak.

Page 57: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

42

Sesuai dengan tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Struktur Kurikulum Pendidikan Diniyah Tingkat Wustho

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

1 2 3

A. Keagamaan Islam

1. Alquran 4 4 4

2. Tafsir-Ilmu Tafsir 4 4 4

3. Hadits-Ilmu Hadits 4 4 4

4. Tauhid 2 2 2

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

1 2 3

5. Fiqh-Ushul Fiqh 4 4 4

6. Akhlaq-Tasawuf 2 2 2

7. Tarikh 2 2 2

8. Bahasa Arab 3 3 3

9. Nahwu-Sharf 4 4 4

10. Balaghah 2

11. Ilmu Kalam 2

B. Pendidikan Umum

15. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

16. Bahasa Indonesia 2 2 2

17. Matematika 2 2 2

18. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2

C. Muatan Lokal 10 10 6

Jumlah 49 49 49

Page 58: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

43

Tabel 1.2

Struktur Kurikulum Pendidikan Diniyah Tingkat Ulya

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

1 2 3

A. Keagamaan Islam

1. Alquran 2 2 2

2. Tafsir-Ilmu Tafsir 4 4 4

3. Hadits-Ilmu Hadits 4 4 4

4. Tauhid 2 2 2

5. Fiqh-Ushul Fiqh 4 4 4

6. Akhlaq-Tasawuf 2 2 2

7. Tarikh 2 2 2

8. Bahasa Arab 3 3 3

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

1 2 3

9. Nahwu-Sharf 4 4 4

10. Balaghah 2 2 2

11. Ilmu Kalam 2 2 2

12. Ilmu Arudh 1 1

13. Ilmu Mantiq 1 1 1

14. Ilmu Falak 1 1

B. Pendidikan Umum

15. Pendidikan Kewarganegaraan 1 1 1

16. Bahasa Indonesia 2 2 2

17. Matematika 2 2 2

18. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2

19. Seni Budaya 2 2 2

Page 59: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

44

Tabel 1.3

Daftar Nama Kitab Rujukan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Wustho

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

1

A. Keagamaan Islam

1. Alquran

الثالثوفمنالقرأفالجزء مصطلحالتجويد

هدايةالدستفيد 2. Tafsir تفسنالجلالن 3. Ilmu Tafsir - 4. Hadits الدحةالخنية 5. Ilmu Hadits - 6. Tauhid الجوهرالكلامية 7. Fiqh سفيةالجا 8. Ushul Fiqh - 9. Akhlaq-Tasawuf (هاشمأشعريمحمد)بالعالموالدتعلماأد 10. Tarikh نوراليقن 11. Bahasa Arab العرابيةبنبديك 12. Nahwu متنالأجرومية

13. Sharf ةالتصريفيةالاصطلاحي

متنالاءوالأساس

14. Balaghah -

- 15. Ilmu Kalam -

B. Pendidikan Umum

18 PKN

19 B. Indonesia

20 Matematika

21 IPA

C. Muatan Lokal 10

Jumlah 49

Page 60: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

45

Tabel 1.4

Daftar Nama Kitab Rujukan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Wustho

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

2

A. Keagamaan Islam

1.

Alquran الجزءالثالثوفمنالقرأف فتحالأقفاؿ

2. Tafsir فسنالجلالنت 3. Ilmu Tafsir - 4. Hadits شرحالأربعن 5. Ilmu Hadits - 6. Tauhid شرحتيجافالدراري 7. Fiqh الدهاجالقويم 8. Ushul Fiqh - 9. Akhlaq-Tasawuf تعليموالدتعلم

10. Tarikh نوراليقن

- 11. Bahasa Arab العرابيةبنبديك 12. Nahwu عمريطينظمال

13. Sharf التصريفيةاللغوية

قواعدالإعلاؿ

14. Balaghah -

15. Ilmu Kalam -

B. Pendidikan Umum

18 PKN

19 B. Indonesia

20 Matematika

21 IPA

C. Muatan Lokal 10

Jumlah 49

Page 61: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

46

Tabel 1.5

Daftar Nama Kitab Rujukan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Wustho

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

3

A. Keagamaan Islam

1. Alquran الجزءالثالثوفمنالقرأف

مظومةالجزرية الغريب

2. Tafsir تفسنالجلالن 3. Ilmu Tafsir الدقوؿمنعلمالتفسن 4. Hadits مختصرابنأبيجمرة 5. Ilmu Hadits القواعدالأساسية 6. Tauhid كفايةالعواـ 7. Fiqh فتحالقريبالمجيب 8. Ushul Fiqh السلم 9. Akhlaq-Tasawuf بدايةالذداية

10. Tarikh الخلفاءالراشدوف

كتابللشيخمحمدالدلكي 11. Bahasa Arab العرابيةبنبديك 12. Nahwu متممةالأجرومية

13. Sharf نظمالدقصود

14. Balaghah حسنالصياغة

قواعداللغةالعربية 15. Ilmu Kalam حجةأهلالسةوالجماعة B. Pendidikan Umum

18 PKN

19 B. Indonesia

20 Matematika

21 IPA

C. Muatan Lokal

Page 62: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

47

Tabel 1.6

Daftar Nama Kitab Rujukan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

No MATA

PELAJARAN KLS NAMA KITAB

1 Alquran 1, 2, 3 Bermuatan Tahsin dan Tahfidz juz 30 ditambah

dengan surah-surah pilihan.

2 Tafsir-Ilmu Tafsir 1

Tafsir

تفسنالجلالن)المحليوالسيوطي( لجاوي(مراحليدلكشفمعنىالقرآفالمجيد)نوويا

صفوةالتفاسن)الصابوني(

Ilmu Tafsir

القرآف)السيوطي( الإتقاففعلوـ

إتماـالدرايةلقراءالقاية)السيوطي(

القرآف)صحيالصالح( ماحثفعلوـ

2

Tafsir

تفسنالجلالن)المحليوالسيوطي(مراحليدلكشفمعنىالقرآفالمجيد)نوويالجاوي(

فاسن)الصابوني(صفوةالتIlmu Tafsir

القرآف)السيوطي( الإتقاففعلوـإتماـالدرايةلقراءالقاية)السيوطي(

القرآف)صحيالصالح( ماحثفعلوـ

3

Tafsir

تفسنالجلالن)المحليوالسيوطي(مراحليدلكشفمعنىالقرآفالمجيد)نوويالجاوي(

صفوةالتفاسن)الصابوني(Ilmu Tafsir

القرآف)السيوطي( الإتقاففعلوـالقرآف/إتماـالدرايةلقراءالقاية)السيوطي( ماحثفعلوـ

Page 63: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

48

No MATA

PELAJARAN KLS NAMA KITAB

3 Hadis Ilmu Hadis 1

Hadis

رياضالصالحن)محييالدينالووي(ي(مختارالأحاديثالويةوالحكمالمحمدية)الشيخأحمدالذاشم

Ilmu Hadis

شرحالدظومةاليقونيةفمصطلحالحديث)عطيةالاجهوري(

2

Hadis

رياضالصالحن)محييالدينالووي( الجامعالصغن)السيوطي(

Ilmu Hadis

مهجذويالظرفشرحمظومةالأثر)محمدمحفوظالترمسي( الدهلاللطيففأصوؿالحديثالشريف)محمدالدالكي(

3

Hadis

رياضالصالحن)محييالدينالووي(الجامعالصغن)السيوطي(

Ilmu Hadis

مهجذويالظرفشرحمظومةالأثر)محمدمحفوظالترمسي( الدهلاللطيففأصوؿالحديثالشريف)محمدالدالكي(

4 Tauhid

1 الحصوفالحميدية)حسنأفدي(

حيد)اليجوري(تحفهالدريدعلىجوهرةالتوأـالبراهن)السوسي( 2أـالبراهن)السوسي( 3

5 Fiqh-Ushul Fiqh 1

Fiqh

فتحالدعن)زينالدينالدلياري(

الإقاعفحلألفاظأبيشجاع)محمدالشربيني( شرحالمحليعلىمهاجالطالن

Ushul Fiqh

ي(تسهيلالطرقاتفنظمالورقات)يحنالعمريط

Page 64: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

49

No MATA

PELAJARAN KLS NAMA KITAB

Ushul Fiqh

تسهيلالطرقاتفنظمالورقات)يحنالعمريطي(

2

Fiqh

فتحالدعن)زينالدينالدلياري(الإقاعفحلألفاظأبيشجاع)محمدالشربيني(

شرحالمحليعلىمهاجالطالن

Ushul Fiqh

ي(اللمعفأصوؿالفقه)الشناز لبالأصوؿ)الشيخزكرياالأنصاري(

3

Fiqh

فتحالدعن)زينالدينالدلياري( الإقاعفحلألفاظأبيشجاع)محمدالشربيني(

المحلي

Ushul Fiqh

اللمعفأصوؿالفقه)الشنازي( لبالأصوؿ)الشيخزكرياالأنصاري

6

Akhlaq Tasawuf

1 فياء)محمدشطاالدمياطي(كفايةالأتقياءومهاجالأص

مهاجالعابدينإلىجةربالعالدن)الغزالي(الدين)محمدجماؿالدينالقاسمي( 2 موعظةالدؤمنمنإحياءعلوـالدين)محمدجماؿالدينالقاسمي( 3 موعظةالدؤمنمنإحياءعلوـ

7 Tarikh

1 )صفيالرحمنالداركفوري( الرحيقالدختوـ

لسنةالوية)ابنهشاـ(ا

2 )صفيالرحمنالداركفوري( الرحيقالدختوـ

السنةالوية)ابنهشاـ(

3 )صفيالرحمنالداركفوري( الرحيقالدختوـ

السنةالوية)ابنهشاـ(

Page 65: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

50

No MATA

PELAJARAN KLS NAMA KITAB

8 Bahasa Arab

1 افوالآخروف(العربيةبنيديك)عدالرحمنالفوز

العربيةللاشئن)محمودإسماعيلصينيوالآخروف(

2 العربيةبنيديك)عدالرحمنالفوزافوالآخروف(العربيةللاشئن)محمودإسماعيلصينيوالآخروف(

3 العربيةبنيديك)عدالرحمنالفوزافوالآخروف((العربيةللاشئن)محمودإسماعيلصينيوالآخروف

9 Nahwu-Sharf

1 ألفيةابنمالك

)ابنهشام(مغنيالليبعنكتبالأعاريب

2 ألفيةابنمالك

)ابنهشام(مغنيالليبعنكتبالأعاريب

3 ألفيةابنمالك

)ابنهشام(مغنيالليبعنكتبالأعاريب

10 Balaghah

الجوهرالدكوف)عدالرحمنالأخضري( 1اففالدعانيوالياف)السيوطي(عقودالجم 2 عقودالجماففالدعانيوالياف)السيوطي( 3

11 Ilmu Kalam

)أبوحامدالغزالي(الاقتصادفالاعتقاد 1 الإبانةعنأصوؿالديانة)أبوحسنالأشعري( 2 الإبانةعنأصوؿالديانة)أبوحسنالأشعري( 3

12

Ilmu Arudh

2

افمتنالكاف)محمدالدمهوري(الدختصرالشميزافالذهبفصاعةشعرالعرب)أحمدالذاشمي(

نظمالعروض

3

الدختصرالشافمتنالكاف)محمدالدمهوري(ميزافالذهبفصاعةشعرالعرب)أحمدالذاشمي(

نظمالعروض)؟(13

Ilmu Mantiq

علمالدطق)محمدنورإبرهيمي( 1 مالدورؽفعلمالدطق)عدالرحمنالاخضري(السل 2 السلمالدورؽفعلمالدطق)عدالرحمنالاخضري( 3

Page 66: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

51

No MATA

PELAJARAN KLS NAMA KITAB

14 Ilmu Falak

الدروسالفلكية 2 سلمالنين)محمدمصورالتاوي( 3

15

PKN

1 الأحكاـالسلطانية)الداوردي(

لدوفمقدمةابنخ

الأحكاـالسلطانية)الداوردي( 2 مقدمةابنخلدوف

الأحكاـالسلطانية)الداوردي( 3 مقدمةابنخلدوف

16

Seni Budaya

البردة،البرزنجي،الديعي،سمطالدرر 1البردة،البرزنجي،الديعي،سمطالدرر 2 البردة،البرزنجي،الديعي،سمطالدرر 3

Page 67: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

52

BAB III

IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN DI PENDIDIKAN

DINIYAH FORMAL ULYA APIK (STUDI DI PONDOK PESANTREN

SALAF APIK KAUMAN KRAJAN KULON KALIWUNGU KENDAL)

A. Kondisi Umum Pondok Pesantren Salaf APIK

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Pondok Pesantren APIK

Kaliwungu82

Pada tahun 1859 di kota kaliwungu KH. Irfan lahir, ia adalah anak 19

dari 20 anak putra Kiyai Musa dengan Umi Khodijah. Diantara saudara-

sudaranya beliau telah memiliki tabi‟at yang berbeda dengan anak kecil

seusianya, beliau adalah anak pendiam dan mau berbicara hanya untuk

hal-hal yang di anggap perlu.KH. Irfan dalam masa anak-anaknya tidak

disibuki oleh mainan melainkan untuk mencari ilmu, beliau mulai mengaji

sejak usia kecil kepada Kiai Ismail, kiai abdul Karim (petekan),kiai Abdul

Manan dan kiai Barnawi, di saat menginjak usia 15 tahun beliau berangkat

ke Mekkah Mukarromah, beliau belajar berbagai ilmu kepada para ulama

masyhur di sana, selam 15 tahun lamanya beliau mukim di Mekkah

Mukarromah dan setiap tahunnya selalu menunaikan ibadah haji.

Meskipun KH. Irfan sudah lama mukim dan belajar ilmu-ilmu agama

pada ulama masyhur di Mekkah Mukarraomah beliau tetap tawdhu, rendah

hati dan menghormati kepada sesama apalagi kepada yang lebih tua, sikap

tawadhunya itu di tunjukan semisal dengan kesedian beliau menambah

ilmunya kepada ulama indonesia

Kiai Musa adalah ayah KH Irfan yang mana beliau tergolong orang

yang cukup karena usahanya dibidang jual beli emas. Setelah kiai Musa

wafat, maka sebagaimana ajaran islam harta bendanyapun di bagi-bagi

menurut aturan hukum waris setiap anaknya mendapatkan bagian sesuai

dengan haknya, akan tetapi KH Irfan tidak minat dengan terhadap harta

benda yang diutamaknnya karena itu yang selalu dicarinya ilmu. Gairah

82 Dokumen profil Pondok Pesantren Salaf APIK Kaliwungu Kendal tahun 2012

Page 68: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

53

pada ilmu yang sangat besar itu membimbingny pada keputusan untuk

menyerahkan harta bendanya kepada kakaknya yaitu Kai Abdul Rosyid

sesekali beliau membutuhkan hanya untuk membeli kitab dan peralatan

lainnya.

Setelah usia muda diisi dengan berbagai keutamaan seprti mencari

ilmu beliau pun melakukan serangkaian istikhoroh meminta petunjuk

Allah SWT maka di putuskan untuk menikah dengan Ruqoyyah dan beliau

menikah pada hari senin Jumadilakhir tahun 1317 H, bertepatan tahun

1899 M. Ada ungkapan semakin dalam ilmu seseorang maka akan semakin

bergairah dalam mencari ilmu, oleh karena itu beliau berbulat hati

meminta ijin istrinya, mertua dan saudara- saudarnya untuk tholabul ilmi

lagi ke Mekkah, hari-hariny di Mekkah beliau isi dengan tholabul ilmi dan

beribadah.

Setibanya beliau dari Mekkah beliau berkeinginan untuk

memperbanyak keturunan yang nantinya dapat meneruskan perjuangan

dalam menyebarkan syaret Islam, tidak lama kemudian tepatnya hari jumat

tanggal 4 Syawal 1362 H, bertepatan 1908 M, beliau mengambil istri lagi

yaitu nyai Istiqomah, dari nyai Istiqomah lahir seorang anak yang bernama

Khumaidun sedang dari istri pertama 12 orang anak yaitu; Abdul Azis,

Iqyanah, Achmad Fityani, Fityanah, Humaidyani, Humdan, Hamdanah,

Muhammad Ksholis, Ashfiya, Syifa, Mariam, dan Ahmaddum dari 12

anak 9 diantaranya meninggal dunia saat balita. Sekitar tiga tahun lamanya

beliau mendampingi istri keduanya, sepeninggalnya Nyai Istiqomah

dengan taqarub dan Istikaharah KH Irfan pada akhirnya menikah kembali

dengan Nyai Sufirah yang dilaksanakan pada hari senin (malam) tnggal 8

Ramadhan 1331 H, bertepatan pada bulan Agustus 1911 M yang

dikaruniai 8 orang anak namun tiga diantaranya meninggal, anak-anak

yang dapat diasuh sampai akhir hayatnya ialah Humaidullah, Ubaidullah,

Ibadullah, dan Ibadiyah yang kelak nantinya menjadi penerus beliau dalam

menyebarkan ajaran Islam. Meskipun beliau berpoligami beliau selalu

Page 69: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

54

bertindak adil terhadap istri-istrinya sebagimana yang ada dalam al qur‟an

dan yang telah di peraktekan Nabi SAW.

Beliau KH. Irfan menyampikan ilmu yang di perolehnya pada

awalnya terbatas kepada keluarga terdekat dan masyarakat sekitar,

kemudian berangsur-angsur banyak yang berdatangan untuk mengaji

kepada beliau, bahkan banyak yang datang dari luar daerah sehingga

rumah yang ditempatinya dijadiakn tempat pamondokkan sementara,

melihat kenyataan ini KH. Irfan terfikir untuk mendirikan bangunan

sebagai sarana tempat mukim para santri.

Apa yang menjadi niatnya ternyata terlaksana pada tanggal 12

Dzulhijjah 1338 H, bertepatan tanggal 12 Februari 1919 M, beliau

merelakan sebidang tanah yang telah berdiri di atasnya sebuah bangunan

rumah nyai Sufirah (istri ketiga), untuk merealisasikan niatnya

membangun pamondokan bagi para santri, sedangkan nyai Sufirah

dipindahkan pada lokasi lain yang tidak jauh dari rumah asal.

Sudah menjadi tradisi beliau setiap punya mas‟alah selalu di pecahkan

dengan cara istikharah dan musyawarah bersama saudar-saudaranya. KH.

Abdu Rosyid (kakak beliau) bersedia menanggung semua biaya

pembangunan pondok samapi jadi, namun oleh beliau di jawabnya agar

masyarakat kaliwungu ikut merasakn, walupun berupa air setetes

mendapatkan pahalanya, maka hendaknya pembangunan pondok pesantren

jangan atas nama perorangan melainkan wakaf. Setalah semuanya sepakat

tidak lama kemudian berdirilah sebuah bangunan pondok Apik Kauman.

Seluruh waktunya KH Irfan dimanfaatkan untuk beribadah dan

berkhidmah kepada santri beliau mengajarkan beraneka ragam kitab

dengan berbagai metode beliau sangat memperhatikan para santrinya dan

peduli terhadap kepentingan dan perkembangan syareat islam, beliau

ulama yang mendidik dan patut di teladani. KH Irfan dipanggil oleh Allah

SWT hari Ahad Kliwon Jam 12.30 Tanggal 13 Romadhon 1349 H,

bertepatan dengan 1 Februari 1931 M di Kliwungu tepatnya di rumah Kiai

Page 70: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

55

Musa bin Kiai Barnawi sesuai dengan keinginannya tidak di rumah salah

satu istrinya untuk menjaga agar tidak di perebutkan itulah hikmahnya.

Sepeninggalnya KH Irfan kemudian pondok pesantren Apik Kauman

Kaliwungu diasuh oleh KH Ahmad Ru'yat dan beliau wafat pada 19

Rabi‟ul Tsani, kemudian setelah KH Ahmad Ru‟yat meninggal pondok

pesantren APIK Kauman Kaliwungu diasuh oleh KH Humaidullah Irfan

yang tiada lain putra dari KH Irfan pendiri pondok pesantren APIK

Kauman Kaliwungu, beliau sama dengan pengasuh-pengasuh sebelumnya

selalu berjuang dan selama hidupnya hanya di manfaatkan untuk

menyebarkan ajaran Islam dan berkhidmah kepada santri

KH Humaidullah yang memanfaatkan selama hidupnya untuk

beribadah kepada Allah SWT, kemudian dipanggil oleh sang pencipta

pada tanggal 12 Ramadhan dan pondok pesantren APIK Kauman

Kaliwungu diasuh oleh putranya yaitu KH Imron Humaidullah putra ke

dua dari KH Humaidullah dengan Nyai Musyarofah. KH Imron

Humaidullah menjadi pengasuh pondok pesantren APIK kurang lebih 13

tahun, beliau wafat pada tanggal 16 Rabi‟ul awal dan pondok pesantren

APIK diasuh oleh KH Muhammad Sholahuddin Humaidullah putra kelima

dari KH Humaidullah

KH M Sholahuddin Humaidullah adalah sebagai pengasuh pondok

pesantren APIK Kauman Kaliwungu yang kelima, beliau selalu berjuang

dalam penyebaran ajaran Islam terutama pada santri dalam kesehariannya,

pagi hingga malam beliau beliau mengajarkan kitab-kitab dengan beraneka

ragam fan dan berbagai metode seperti bandungan, wetonan, sorogan, dan

lain sebagainya. Sehingga dengan itu pondok pesantren APIK tetap eksis

dan terus berkembang sampai sekarang tanpa meninggalkan

kesalafaannya, semoga para pengasuh dan semua keluraga pondok

pesantren APIK diberikan kemulyaan, keberkahan dan selalu ada dalam

lindungan Allah SWT, amin ya robal alamin.

Page 71: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

56

2. Letak Geografis

Pondok pesantren APIK Kauman Kaliwungu Kendal (Asrama

Pendidikan Islam Kaliwungu) berlokasi di Jalan Kauman Gg. Kampung

Kauman Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

Lokasi pondok pesantren berada di tengah-tengah masyarakat yang

religius.

Jarak pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu dari kota Kendal

kurang lebih 12 km tepat di tengah kota kecil Kaliwungu. Sementara dari

jalan pantura kurang lebih 100 Meter, sebelah selatan rel kereta api.

Kecamatan Kaliwungu merupakan wilayah Kabupaten Kendal yang paling

timur berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Warga Kampung

Kauman pada umumnya bermata pencaharian di bidang industri, dagang,

wiraswasta, pegawai negeri dan karyawan pabrik. Di Kampung Pesantren

ada tiga pondok pesantren, yaitu pondok pesantren Apik, pondok

pesantren Al-Asror dan pondok pesantren Al-Aziziyyah Mayoritas santri

pondok pesantren APIK berasal dari luar kota.

3. Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang pengurus pondok pesantren yaitu mengelola

pondok yang meliputi segala peraturan baik larangan maupun kewajiban dan

bertanggung jawab penuh dalam menjalankan peraturan yang ada. Adapun

pembagian-pembagiannya yaitu :

a. Pengasuh (Kyai)

Kyai bertugas mengasuh pondok pesantren dan menjadi panutan bagi

semua santri.

b. Kepala Pondok

Kepala pondok bertugas sebagai pemimpin, pendidik, penyelenggara

dan juga supervisor dalam pondok pesantren.

1). Menciptakan atau menyelenggarakan seluruh kegiatan pondok

pesantren dan dibantu oleh pengurus lainnya.

2). Mengorganisasikan semua sumber daya dan dana secara efektif.

3). Menyelenggarakan rapat pondok

Page 72: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

57

4). Menjalin hubungan dengan instansi terkait.

5). Mempertanggungjawabkan semua tugas pada masing-masing

pengurus.

c. Bidang Pendidikan

1). Menyusun program pelajaran.

2). Menyusun program pengajaran.

3). Menyusun pembagian tugas.

4). Menyusun kalender pendidikan.

5). Menyusun dan mengelola evaluasi belajar.

6). Mengatur pembagian laporan pembelajaran.

7). Meningkatkan stabilitas mutu pendidikan

8). Merencanakan/mengkoordinir dan mengawasi

9). Merencanakan penerimaan santri baru.

10). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pondok.

d. Bidang Kesiswaan (Santri)

1). Menyusun program pembelajaran atau kegiatan kesiswaan (santri)

2). Membimbing, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan siswa

(santri).

3). Membimbing, mengarahkan dan mengendalikan proses pemilihan

pengurus pondok pesantren.

4). Meningkatkan kualitas santri dan kegiatannya.

5). Mentaati peraturan yang ada di dalam pondok pesantren.

6). Merencanakan kegiatan-kegiatan yang ada dan memelihara sarana-

prasarana pondok pesantren.

e. Humas

1).Membina dan menjalin hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.

2). Menyelenggarakan majelis ta‟lim.

3).Memberikan informasi tentang kegiatan pondok kepada alumni dan

masyarakat.

f. Guru (Ustadz)

1). Membuat administrasi pembelajaran.

Page 73: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

58

2). Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai jadwal pelajaran.

3). Melaksanakan kegiatan evaluasi kegiatan belajar meliputi thamrin

(ulangan mingguan), semesteran, ujian akhir, hafalan (muhafadhoh).

4). Menyusun dan melaksanakan program pembelajaran

5). Mengisi daftar nilai santri.

6). Melaksanakan program bimbingan dalam proses pembelajaran.

7). Melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh pengasuh.

8). Mengadakan pengembangan, pengajaran yang menjadi tanggung

jawabnya.

Seperti halnya pondok pesantren pada umumnya, ikatan yang paling kuat

antara santri dan kelembagaan pondok pesantren adalah adanya ikatan ikatan

tatatertib maupun peraturan, yang mengatur serta mengontrol perilaku santri

dalam pondok pesantren.Peraturan dan tata tertib dalam pondok pesantren

salaf APIK Kauman KaliwunguKendal pada dasarnya dapat diklasifikasikan

kedalam dua hal.Pertama peraturan dan tata tertib yang berkait dengan

kewajiban-kewajiban santri dalam pondok pesantren, dan kedua peraturan

dan tata tertib yang berkait dengan larangan-larangan yang harus dipatuhi

oleh semua santri.Pada dasarnya peraturan-peraturan tersebut bersifat

mengikat dan pada umumnya sangat dijunjung tinggi dan dipatuhi oleh para

santri. Diantara para santri satu sama lain saling menjaganya. Peraturan dan

tata tertib tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kewajiban-kewajiban

1. Bagi santri baru harus menyerahkan diri kepada pengasuh dan

mendaftarkandirikepada pengurus dengan membawa KTP atau surat

keterangan dari Kepala Desa.

2. Berbudi luhur, berakhlak karimah dan berkepribadian santri

3. Bercita-cita tinggi, memiliki himmah’aliyah dalam tholabul ilmi

dengan bersungguh-sungguh, tekun dan rajin secara istiqomqh

4. Harus mengikuti sholat berjamaah pada tiap-tiap waktu.

5. Masuk Madrasah Mifahul Hidayah dan mengikuti pengajian sesuai

dengan tingkatan dan kemampuan.

Page 74: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

59

6. Harus berpakaian sopan, rapi dan disiplin (berbaju gamis/ baju

lengan panjang) pada waktu sekolah, mengaji, atau pergi ke luar

pondok, serta menjaga kesopanan dan kepribadian santri baik di

dalam maupun di luar pondok..

7. Harus mematuhi semua anjuran/ perintah dari pengasuh/ pengurus

baik dengan lisan maupun tulisan.

8. Harus menjaga kesehatan, kebersihan, dan keamanan dalam pondok

pesantren.

9. Harus minta ijin kepada pengasuh/ pengurus jika hendak bepergian/

pulang dan harus disertai tanda ijin dari keluarganya.

10. Harus mengikuti setiap kegiatan seperti mauludan tiap malam

Jum‟at, istighosah setiap malam selasa dan jumat, dan ro’an umum

(kerja bakti) dan lain sebagainya.

b. Larangan-larangan

1. Dilarang mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran-

ajaran agama Islam atau melanggar peraturan Pemerintah Republik

Indonesia

2. Dilarang berbuat atau bertingkah yang aneh-aneh seperti berambut

panjang memakai peci yang bukan berwarna hitam dan lain-lain.

3. Dilarang bepergian atau pulang ke rumah tanpa adanya ijin dari

keluarga yang menyertainya dan ijin dari pengasuh atau pengurus

pondok peantren.

4. Dilarang bergaul dengan orang-orang luar pondok pesantren tanpa

ada sesuatu kemaslahatan dan manfaatnya dalam tholabul ilmi.

5. Dilarang melakukan sesuatu yang tidak ada maslahat dan manfaatnya

dalam tholabul ilmi, seperti bermain catur, kartu dan sejenisnya,

membaca komik, membawa radio, tv recorder, televisi, dan

membawa sepeda atau sepedah motor.

6. Dilarang memakai / menggunakan milik orang lain tanpa minta ijin

kepada pemiliknya.

Page 75: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

60

7. Dilarang melakukan sesuatu yang menimbulkan kegaduhan,

kekacauan, kekerasan atau permusuhan.

8. Dilarang keluar dari komplek pondok pesantren dan mesjid setelah

lewat jam 18.00 WIB.

9. Dilarang membikin kotor/ mengotori kamar-kamar, aula, madrasah,

serambi, dan halaman pondok pesantren.

10. Dilarang membawa atau menerima tamu wanita di dalam komplek

pondok pesantren walaupun ibu atau familinya.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana-sarana esensial yang sekaligus merupakan karakteristik sistem

pendidikan pesantren adalah: masjid atau surau, rumah kiai, rumah ustadz,

asrama santri, gedung belajar, perkantoran, ruang kesehatan, dapur umum,

ruang tamu, perpustakaan, tempat MCK, dan sebagainya. Kondisi sarana

esensial tersebut sangat bergantung kepada besar kecilnya pesantren yang

bersangkutan. Untuk pesantren besar dan modern biasanya dilengkapi pula

dengan, ruang kesenian, laboratorium bahasa, lapangan olahraga, dan aula

(Mastuhu 1994: 146).

Alat-alat pendidikan, untuk belajar mengajar di pesantren pada

umumnya relatif sederhana hanya ada papan tulis beserta alat tulisnya, meja

kursi guru, dan dampar tempat santri menulis dan santri duduk lesehan di

lantai. Hal ini memang sifat belajarnya yang tidak memerlukannya. Tetapi

bagi pesantren yang dilengkapi dengan madrasah dan pendidikan umum,

terdapat alat-alat pengajaran yang lebih lengkap : meja-bangku, papan tulis,

alat tulis menulis, over head projector, pengeras suara,dan ada pula yang

dilengkapi dengan komputer (Mastuhu, 1994: 146) .

Pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu terdiri dari lima komplek

yaitu komplek QH berlantai tiga, komplek BBB berlantai dua, komplek AG

berlantai dua, komplek PBDF berlantai dua, komplek CE berlantai dua. Dan

termasuk juga sarana yang lainnya seperti; rumah pengasuh, asrama usatdz,

asrama santri, gedung belajar,mesjid, perkantoran, perpustakaan, ruang

Page 76: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

61

komputer, ruang tamu, kantin, dapur umum, kamar mandi, mck dan lain-lain.

Adapun untuk lebih rincinya sarana dan prasarana dapat dilihat dalam tabel

dibawahini :

TABEL 1.1

SARANA DAN PRASARANA PONDOK PESANTREN

APIK KAUMAN KENDAL

NO. NAMA JUMLAH

1. Gedung / asrama 5 lokal

2. Kantor 6 ruang

3. Gedung belajar 15 ruang

4. Komputer 2 ruang,8 unit

5. perpustakaan 1 ruang

6. Ruang tamu 1 ruang

7. Ruang kesehatan 1 ruang

8. Meja 15 unit

9. Kursi 15 unit

10. Kantin 2 ruang

11 Dapur umum 2 ruang

12 Kamar mandi 17 ruang

13 Kamar mck 10 ruang

Sumber: Dokumen pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu83

83

Dokumen Pondok Pesantren APIK Kaliwungu Tahun Ajaran 2016/2017.

Page 77: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

62

5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Salaf APIK

Pengasuh/Pelindung : KH. M. Sholahuddin Humaidullah

Penasehat : K.M. Ghufron Humaidulla

KH. Fadlullah Turmudzi

Kepala : 1. Ust. Ka`bil Akhbar

2. Ust. Syifauddin

3. Ust. Ahmad Abid

Sekretaris : 1. Ust. Khoirudin

2. Ust. Sofan Mufhi

Bendahara : 1. Ust. Imamuddin

2. Ust. Ulul Azmi

Departemen-Departemen:

Pendidikan : 1. Ust. M. Syamsul Arifin

2. Ust. Saeful Huda

3. Ust. Syamsul Ma`arif

Keamanan : 1. Ust.H. Agus Asyiq Nur Muhammad Imron

2. Ust. M. Rozikin

3. Ust. Bahri Rosyidi

4. Ust. Ali Maksum

5. Ust. M. Taufik

Perlengkapan : 1. Ust. Abdullah Nur Rosin

2. Ust. Tafsir

3. Ust. Feri Sukamto

Sie K3 : 1. Ust. Asyiq Mujtaba

2. Ust. Ropi`i

3. M. Nafis

TU : 1. Sam`an Sulaiman

2. Bisri Musthofa

Page 78: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

63

6. Kegiatan ekstra kurikuler

Di dalam pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu Kendal dalam

aktivitas keseharian memiliki kegiatan ritinitas yang harus diikuti oleh semua

santri untuk mendukung dalam keberkahan ilmu yang menjadi tradisi

pesantren umumnya. Adapun kegiatan tersebut antara lain: lihat pada tabel.

7. Kegiatan Santri

Kegiatan santri dalam sehari-hari sangat beraneka ragam, dan Pondok

Pesantren Jam‟iyyah Islamiyyah memberikan peraturan atau semacam jadwal

untuk ditaati oleh seluruh santri. Peraturan jadwal yang dibuat berdasarkan

atas musyawarah pengasuh dan pengurus untuk kemaslahatan dan kemajuan

Pondok Pesantren Jam‟iyyah Islamiyyah.

Dan kegiatan santri ini terdiri dari kegiatan harian, mingguan, bulanan

dan kegiatan ektrakurikuler. Berikut adalah rincian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Mingguan:

TABEL 1,2

DAFTAR KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

NO MATERI WAKTU PESERTA

Harian

1. Pengajian Al Quran

Selain Selasa dan Jum`at

Bada Maghrib

Santri tingkatan 2

Tsanawiyah ke bawah

2. Pengajian Kitab

Kuning

Selain Selasa dan Jum`at

Santri tingkatan 2

Tsanawiyah ke atas

3. Pengajian Pasaran

Kitab Kuning

Bada Maghrib

Selain Selasa dan Jum`at

Santri yang berminat

4. Pengajian Kitab

Tafsir Munir

Selain Selasa dan Jum`at Santri tingkatan 2

5. Istighosah Bada

Subuh

Setiap hari Wustho ke atas

Semua Santri

Mingguan

6. Istighosah Bada Maghrib Setiap Selasa dan Jum`at Semua Santri

Page 79: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

64

7. Pengajian Kitab At

tibyan

Setiap Hari Sabtu Ba`da

Maghrib

Santri tingkat

Tsanawiyah

8. Pengajian Kitab Sohih

Bukhori Setiap Jum`at Pagi

Santri yang

berminat

9. Jam‟iyah

berzanji,Jam‟iyah sughro Malam Jum‟at Semua santri

10. Jam‟iyah kubro Malam Jum‟at Kliwon Semua santri

11. Istighosah Jum‟at dan selasa ba‟da

maghrib Semua santri

12. Ketrampilan Selasa ba‟da duhur

Ahad ba‟da dhuhur Santri berbakat

13. Qiro‟ah (seni baca Al-

Qur‟an)

Jum‟at, Selasa

Semua santri

14. Pertukangan Setiap hari jam istrahat Santri takhasus

15. Olah raga Semua santri

Sumber: Dokumen pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu Kendal84

8. Keadaan Guru

Santri senior yang sudah dianggap cukup serta mampu di samping

tugas utamanya belajar dan mengaji mempunyai tugas tambahan yakni

sebagai pengurus merangkap sebagai ustadz, yang diamanahkan oleh

pengasuh sebagai kepanjangan tangan kiai dalam hal mengasuh dan mendidik

para santri dan menjalankan roda kegiatan yang ada di pondok pesantren,

baik itu meliputi tugas-tugas harian yang berkenaan dengan kesekretariatan,

kebersihan, ketertiban, maupun kemasyarakatan. Berikut adalah struktur

kepengurusan yang bertugas mengajar di Madrasah Salafiyah Miftahul

Hidayah.

84

Dokumen Pondok Pesantren Apik Kauman Kaliwungu Kendal Tahun Ajaran 2013/2017

Page 80: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

65

STRUKTUR TENAGA KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL ULYA APIK

PONDOK PESANTREN SALAF APIK KAUMAN KALIWUNGU Masa

Khidmah : 1439-1440 H / 2018-2019 M

1. Pengasuh : KH. M. Sholahuddin Humaiddulloh

2. Penasehat : Ky. M. Ghufran Humaiddulloh

3. Penanggungjawab : KH. Ahmad Fadlullah Turmudzi

4. Komite Sekolah : Ust. Syifa`udin

5. Kepala Sekolah : Ust. Ahmad Nur Fauzi

6. Waka Kurikulum : Ust. Ka`bil Akhbar

7. Waka Kesiswaan dan Humas : Ust. Saeful Huda

8. Sekretaris : Ust. Agus Sahal

9. Bendahara : Ust . Fathunniam

10. Koordinator BK : 1. Ust. Irfa`i

2. Ust. Sulaiman

11. Perpustakaan : Ust. Abdul Majid

12. Sarana Prasarana : 1. Ust. Abdulloh Nur Rosin

2. Ust. Tafsir

3. Ust. Feri Sukamto

4. Bapak Khoirul Mirza

13. Pembantu Umum : 1. Sam`an Sulaiman

9. Keadaan Siswa/santri

Pondok pesantren APIK memilki santri dari berbagai daerah.

Kesemuanya terdiri dari santri yang masih sekolah di Madarasah Salafiyyah

Miftahul Hidayah (MSMH) dan santri yang sudah tamat dari madrasah

tersebut, yang dikenal dengan istilah “mutakhorijin”. Ada sebagian dari

mutakhorijin yang mengikuti kuliah di universitas terdekat yang ada di

Page 81: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

66

Kaliwungu, namun demikian mereka tidak meninggalkan kegiatan-kegiatan

pondok pesantren.

APIK merupakan suatu Pondok Pesantren yang sudah bertaraf

nasional, sehingga dari sekian banyak santri yang ada datang dari berbagai

daerah di Indonesia seperti Jawa, Madura, Sumatra, Kalimantan dan lain

sebagainya, bahkan pernah ada santri yang berasal dari negeri Jiran

(Malaysia). Mereka pula datang dari status sosial yang berbeda dan taraf

pendidikan umum yang berbeda-beda pula, ada yang hanya berpendidikan

dasar, SLTP, SLTA dan ada juga yang sudah sampai Perguruan Tinggi.

Namun demikian mereka sama sekali tidak memepermasalahkan perbedaan-

peredaan tersebut, bahkan sebaliknya mereka justru menjadikan hal itu

sebagai wahana dalam menimba pengalaman.

Untuk membantu pengasuh pondok dalam membimbing santri-santri

tersebut Pondok Pesantren APIK memiliki 33 ustadz yang diambil dari santri

senior Pondok APIK. Para ustadz/guru ini melayani dan memberikan

bimbingan berupa mengajar anak-anak santri dalam membaca Al-Qur‟an dan

kitab kuning, membantu memecahkan masalah yang dihadapi santri serta

memberikan pengawasan penuh terhadap para santri.

10. Keadaan Sarana Dan Prasarana

Sarana-sarana esensial yang sekaligus merupakan karakteristik sistem

pendidikan pesantren adalah: masjid atau surau, rumah kiai, rumah ustadz,

asrama santri, gedung belajar, perkantoran, ruang kesehatan, dapur umum,

ruang tamu, perpustakaan, tempat MCK, dan sebagainya. Kondisi sarana

esensial tersebut sangat bergantung kepada besar kecilnya pesantren yang

bersangkutan. Untuk pesantren besar dan modern biasanya dilengkapi pula

dengan, ruang kesenian, laboratorium bahasa, lapangan olahraga, dan aula

(Mastuhu 1994: 146).

Alat-alat pendidikan, untuk belajar mengajar di pesantren pada

umumnya relatif sederhana hanya ada papan tulis beserta alat tulisnya, meja

kursi guru, dan dampar tempat santri menulis dan santri duduk lesehan di

lantai. Hal ini memang sifat belajarnya yang tidak memerlukannya. Tetapi

Page 82: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

67

bagi pesantren yang dilengkapi dengan madrasah dan pendidikan umum,

terdapat alat-alat pengajaran yang lebih lengkap : meja-bangku, papan tulis,

alat tulis menulis, over head projector, pengeras suara,dan ada pula yang

dilengkapi dengan komputer (Mastuhu, 1994: 146) .

Pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu terdiri dari lima komplek

yaitu komplek QH berlantai tiga, komplek BBB berlantai dua, komplek AG

berlantai dua, komplek PBDF berlantai dua, komplek CE berlantai dua. Dan

termasuk juga sarana yang lainnya seperti; rumah pengasuh, asrama usatdz,

asrama santri, gedung belajar, mesjid, perkantoran, perpustakaan, ruang

komputer, ruang tamu, kantin, dapur umum, kamar mandi, mck dan lain-lain.

Adapun untuk lebih rincinya sarana dan prasarana dapat dilihat dalam tabel

dibawahini :

TABEL 1.3

SARANA DAN PRASARANA PONDOK PESANTREN

APIK KAUMAN KENDAL

NO. NAMA JUMLAH

1. Gedung / asrama 5 lokal

2. Kantor 6 ruang

3. Gedung belajar 15 ruang

4. Komputer 2 ruang,8 unit

5. perpustakaan 1 ruang

6. Ruang tamu 1 ruang

7. Ruang kesehatan 1 ruang

NO. NAMA JUMLAH

8. Meja 15 unit

9. Kursi 15 unit

10. Kantin 2 ruang

11 Dapur umum 2 ruang

12 Kamar mandi 17 ruang

13 Kamar mck 10 ruang

Page 83: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

68

Sumber: Dokumen pondok pesantren Apik Kauman Kaliwungu85

B. Kurikulum Pesantren Di Pondok Pesantren Salaf APIK

Adanya struktur kurikulum yang jelas, maka pembelajaran akan lebih terarah

dan berhasil begitu juga untuk para ustadz akan lebih mudah dalam

melaksanakan pembelajaran, apalagi struktur dalam Pondok Pesantren perlu

diperjelas karena dialamnya terdapat tujuan pendidikan yang jelas, strukrur

kurikulum pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK sudah lama berjalan dan

tersusun itu semua disusun oleh pengasuh dahulu dengan mempertimbangkan

kurikulum pesantren yang dahulu pengasuh mengaji sehingga kurikulm di

Pondok Pesantren Salaf APIK adalah kurikulum yang sudah digunakan oleh

ulama - ulama dahulu yang mayoritas setiap Pondok Pesantren menggunakanya

sebagaiman yang disampaikan oleh Ust. Syifaudin selaku Wakil Pondok

Pesantren86

"Konsep pemilihan kurikulum atau komponen kurikulum atau materi yang

diajarkan dalam pondok pesantren sudah sesuai dengan ciri khas pondok

pesantren itu sendiri, untuk lebih mudah dalam mencapai tujuan yang

dikehendaki seperti penetapan kurikulum pondok pesantren APIK yang

berkiblat kepada kurikulum pesantren Lirboyo kediri yang dulu pengasuh

belajar dipesantren tersebut"

. Pondok Pesantren Salaf APIK yang sudah melaksanakan pembelajaran

dalam sistem klasikal melalui Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah ditempuh

didalamnya menggunakan kurikulum berbasis kitab kuning yang di tempuh

selama 3(tiga) tahun selain tingkat ibtidaiyah atau sekolah persiapan

sebagaimana struktur dibawah ini :

85

Dokumen Pondok Pesantren APIK Kaliwungu Tahun Ajaran 2016/2017.

86

Hasil wawancara dengan Ust. Syifaudin Selaku Wakil Kepala Pondok Pada Tanggal 1 Februari

2019

Page 84: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

69

Tabel 1.4

Struktur kurikulum pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK87

NO. MATERI

PEMBELAJARAN

KELAS

SP

MT

s I

MT

s II

MT

s I

II

MA

I

MA

II

MA

III

1 Tauhid √ √ √ √ √ √ √

2 Tajwid √ √ √

3 Hadits √ √ √ √ √

4 Fiqih √ √ √ √ √ √ √

5 Nahwu, Sharaf √ √ √ √ √ √

6 Balaghah √ √

7 Tarikh √ √ √ √

8 Akhlak √ √ √ √

9 Ushul Fiqih √ √ √

10 Tafsir Al-Qur‟an √ √ √ √

11 Fara‟id √ √

12 Ilmu Hadits √ √ √

13 Qawa‟idul Fiqhiyah √ √

14 Mantiq √ √

15 Ilmu Tafsir √ √

16 Ilmu Falaq √ √ √

Sedangkan kitab-kitab yang dikaji secara lengkap dalam setiap kelas yaitu

87

Dokumen Pondok Pesantren Salaf APIK

Page 85: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

70

Tabel 1.5

DAFTAR KITAB YANG DIKAJI di Pondok Pesantren Salaf APIK88

NO. KELAS TINGKATAN BIDANG STUDI

1. SP I Persiapan 1. Sulam Mubtadi

2. Al Qur'an

3. Aqidatul Awam

4. Fasholatan

5. Hidayatus Sibiyan

6. Durorul Bahiyah

7. Mubadul Fiqih

8. Nadzom Alala

9. Bahasa Arab

2

SP II

Persiapan

1.Al-Ajurumiyah

2.Al-Khoridatul bahiyah

3.Safinatus sholah

4.Al-Akhlaqu Lilbanin

5.Juz‟ama

6.Al-Amsilati Tasrifiyah

7.Tanbihul Muta‟alim

8.Tuhfathul Athfal

9.Mukhtasor Jiddan

88

Dokumen lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal

Page 86: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

71

NO. KELAS TINGKATAN BIDANG STUDI

3 I Tsanawiyah

1.Al- Ajurumiyah (syarh)

2. Al-Asmawi

3. Jauhirul Kalamiyah

4.Qowaidul I‟lal

5. Qowaidul Khot Arobiy

6. Safinatun Najah

7. Shorof lughowi (tsulasi)

8. Awamil Al-jurjani

9. Khulasoh Nurul Yaqin

10. Wasoya

11.Mustholahu Tajwid

4 II Tsanawiyah 1. Al Amriti

2. Nadhom Maqsud

3. Bafadlol

4. Jazariyah

5. Qowaidul I‟rob

6. Fathul Robil Bariyah

7. Darul Farid

8. Arbain An‟nawawi

9. Ta'limul Muta'alim

5. III Tsanawiyah 1. Alfiyah ( Awal )

2. Baiquniyah

3. Fathul Qorib

4. Bulughul Marom I

5. Tijan ad Darori

6. Al – Waroqot

7. Ibnu Aqil

Page 87: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

72

NO. KELAS TINGKATAN BIDANG STUDI

6. I Aliyah 1. Alfiyah (Tsani)

2. Fathul Mu'in I

3. Kifayatul Awam

4. Bulughul Marom II

5. Idatul Farid

6. Tashilut Turuqot

7. Mihatul Mughist

8. Dahlan Al-fiyah

7 II Aliyah 1. Jauharul Maknun

2. Sulamul Munawaroq

3. Faroidul Bahiyah

4. Latoiful Isyaroh

II Aliyah 5. Fathul Mu'in II

6. Ummul Barohin

7. Nadzon Arud

8. Lubul Ushul

8 III Aliyah 1. Uqudul Juman

2. Jam'ul Jawami'

3. Al Mahali I – IV

4. Minhajul Abidin

5. Tafsir Jalalain

6. Muatho

Penempatan alokasi waktu untuk keefektifan pembelajaran menjadi sebuah

keharusan untuk di bentuk dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan

santri pondok pesantren karena dengan alokasi waktu yang tepat akan

berdampak pada daya tangkap dan kesemangatan santri sehhingga

berlangsungya pembelajaran menjadi terlaksanakan sesuai dengan kebutuhan

yang mendukung dalam tujuan pembelajaran yang dicapai, sebagaimana yang

Page 88: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

73

telah diterapkan oleh Pondok Pesantren Salaf APIK seperti halnya yang

dikatakan oleh Ust. Syifaudin selaku Wakil Pondok Pesantren.

"Pelaksanaan kurikulum di Pondok Pesantren Salaf APIK sudah berjalan

puluhan tahun dan sudah sesuai dengan kondisi santri, disini santri istirahat

pada jam siang dan malam makanya pelaksanaanya dilaksanakan dimulai

pagi sore dan malam, waktu pelaksanaan pesantren salaf sini dimulai dari

jam 07.00 – 09.30 dan dilanjutkan jam 10..15-12.00 WIB, 16.30-17.30 dan

jam 19.30-21.30 WIB alokasi ini sudah mempertimbangkan jam istirahat

santri dan waktu untuk menghafal santri"89

Metode yang digunakan di Pondok Pesantren Salaf APIK masih memakai

metode kepesantrenan dalam artian metode yang biasa diajarkan oleh para

pengasuh dahulu seperti Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode

Diskusi, Demonstrasi dan metode lain yang digunakan dikalangan pesantren,

namun ada sedikit inovasi metode oleh asatidz yang memiliki kompetensi

akademik.

C. Implementasi Kurikulum Pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK

Sebuah kurikulum yang telah dikembangkan tidak akan berarti (menjadi

kenyataan) jika tidak diimplementasikan, dalam artian digunakan secara aktual

disekolah dan dikelas. Keberhasilan implementasi terutama ditentukan oleh

aspek penjadwalan, sistem pengajaran, perangkat pembelajaran dan guru sebagai

pelaksana kurikulum. Secara umum proses pendidikan Agama Islam

Pendidikan Diniyah Formal Ulya APIK tidak jauh berbeda dengan Sekolah

setingkat pada umumnya yang berdasarkan Standar kompetensi dan Kompetensi

Dasar dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan hanya saja Pendidikan

Diniyah Formal Ulya memiliki kurikulum yang jauh berbeda dengan sekolah

madrasah atau yang setingkat dengannya, kurikulum pesantren lebih

mendominasi dari pada kurikulum pendidikan umum dan kefokusannya juga

lebih mengarahkan pada kurikulum pesantren sesuai dengan tujuan dari

Pendidikan Diniyah Formal yaitu Menghasilkan lulusan mutafaqqih fiddin (ahli

89

Hasil wawancara dengan Ust. Syifaudin selaku wakil pondok pesantren yang berlangsung pada

tanggal 01 Februari 2019

Page 89: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

74

ilmu agama Islam) guna menjawab atas langkanya kader mutafaqqih fiddin dan

memberikan Civil effect bagi dunia pesantren sebagai bagian dari sebuah ikhtiar

seperti dalam tebel kurikulum Pendidikan Diniyah Formal Ulya APIK sebagai

berikut:

Tabel 1.6 Struktur Kurikulum Pendidikan Diniyah Tingkat Ulya90

KOMPONEN

MATA PELAJARAN

Kelas / Alokasi Waktu

1 2 3

A. Keagamaan Islam

1. Alquran 2 2 2

2. Tafsir-Ilmu Tafsir 4 4 4

3. Hadits-Ilmu Hadits 4 4 4

4. Tauhid 2 2 2

5. Fiqh-Ushul Fiqh 4 4 4

6. Akhlaq-Tasawuf 2 2 2

7. Tarikh 2 2 2

8. Bahasa Arab 3 3 3

9. Nahwu-Sharf 4 4 4

10. Balaghah 2 2 2

11. Ilmu Kalam 2 2 2

12. Ilmu Arudh 1 1

13. Ilmu Mantiq 1 1 1

14. Ilmu Falak 1 1

B. Pendidikan Umum

15. Pendidikan Kewarganegaraan 1 1 1

16. Bahasa Indonesia 2 2 2

17. Matematika 2 2 2

18. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2

19. Seni Budaya 2 2 2

C. Muatan Lokal 12 10 10

Jumlah 53 53 53

90

Dokumen Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

Page 90: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

75

Tabel 1.7 Daftar Nama Kitab Rujukan91

Kelas 1 Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

NO Mata Pelajaran Kitab Rujukan

1. Alquran Bermuatan Tahsin danTahfidz juz 30

ditambah dengan surah-surah pilihan.

2. Tafsir تفسير اجلاي

3. Ilmu Tafsir الإتمب في عى امرآ

4. Hadis ريبض اصبذي

5. Ilmu Hadis شرح اظىخ اجيمىيخ في صطخ اذذيث

Tauhid اذصى اذيذيخ

6. Fiqh عيفتخ ا

7. Ushul Fiqh تسهي اطرلبد في ظ اىرلبد

8. Akhlaq-Tasawuf هبج اعبثذي إى جخ رة اعبي

9. Tarikh ارديك اختى

10. Bahasa Arab اعرثيخ بشئي

11. Nahwu-Sharf أفيخ اث به

12. Balaghah اجىهر اىى

13. Ilmu Kalam اللتصبد في العتمبد

14. Ilmu Arudh -

15. Ilmu Mantiq ع اطك

16. Ilmu Falak -

17. Seni dan Budaya اجردح، اجرزجي، اذيجعي، سط اذرر 18. B. Indonesia Buku Teks

19. Pkn Buku Teks

20. Matematika Buku Teks

21. IPA Buku Teks

91

Dokumen Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

Page 91: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

76

Kelas 2 Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

NO Mata Pelajaran Kitab Rujukan

1. Alquran Bermuatan Tahsin danTahfidz juz 30

ditambah dengan surah-surah pilihan.

2. Tafsir تفسير اجلاي

3. Ilmu Tafsir الإتمب في عى امرآ

4. Hadis ريبض اصبذي

5. Ilmu Hadis اه اطيف في أصىي اذذيث اشريف

6. Tauhid أ اجراهي

7. Fiqh فتخ اعي

8. Ushul Fiqh ت الصىي

9. Akhlaq-Tasawuf ىعظخ اؤي إديبء عى اذي

10. Tarikh ارديك اختى

11. Bahasa Arab اعرثيخ بشئي

12. Nahwu-Sharf شرح اث عمي

13. Balaghah عمىد اجب/ اجىهر اىى

14. Ilmu Kalam الإثبخ ع أصىي اذيبخ

15. Ilmu Arudh ع اعروض

16. Ilmu Mantiq اس اىرق

17. Ilmu Falak اذروس افىيخ

18. Seni dan Budaya اجردح، اجرزجي، اذيجعي، سط اذرر 19. B. Indonesia Buku Teks

20. Pkn Buku Teks

21. Matematika Buku Teks

22. IPA Buku Teks

Page 92: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

77

Kelas 3 Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

NO Mata Pelajaran Kitab Rujukan

1. Alquran Bermuatan Tahsin danTahfidz juz 30

ditambah dengan surah-surah pilihan.

2. Tafsir تفسير اجلاي

3. Ilmu Tafsir الإتمب في عى امرآ

4. Hadis ريبض اصبذي

5. Ilmu Hadis اه اطيف في أصىي اذذيث اشريف

6. Tauhid أ اجراهي

7. Fiqh اذي

8. Ushul Fiqh جع اجىاع

9. Akhlaq-Tasawuf ىعظخ اؤي إديبء عى اذي

10. Tarikh ارديك اختى

11. Bahasa Arab اعرثيخ بشئي

12. Nahwu-Sharf شرح اث عمي

13. Balaghah عمىد اجب

14. Ilmu Kalam الإثبخ ع أصىي اذيبخ

15. Ilmu Arudh اختصر اشبفي ت اىبفي

16. Ilmu Mantiq اس اىرق

17. Ilmu Falak س ايري

18. Seni dan Budaya اجردح، اجرزجي، اذيجعي، سط اذرر 19. B. Indonesia Buku Teks

20. Pkn Buku Teks

21. Matematika Buku Teks

22. IPA Buku Teks

Penentuan kurikulum pesantren Pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK pada Mata pelajaran pesantren dan mata pelajaran Umum mengacu

pada kurikulum yang disahkan oleh jenderal Pendidikan Islam melalui pilihan

kurikulum oleh Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal sebagai mitra Kemenag RI

. tentunya panduan kitab kuning yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan

karakter pesantren, sehingga adanya Pendidikan Diniyah Formal tidak banyak

merubah dan bahkan sama sekali tidak ada perubahan karena sesuai dengan

karakteristik pesantren ini, Berikut penjelasan struktur kurikulum sebagai mana

di katakan oleh Ust. Kabil Ahbar selaku Wakil Kurikulum :

Page 93: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

78

"Karena sudah masuk dalam struktur kementrian agama maka harus sesuai

dengan prosedur yang ada namun hal ini tidak memberatkan pondok

pesantren ini, karena ciri khas pesantren-pesantren seperti sorogan atau

guru membaca, murid menyimak, trus guru memberi contoh murid

mengamati itu sepertinya tidak hilang dari ciri khas pesantren, itu ada

sorogan yang mana guru membaca murid mendengar itu masih

dipertahankan begitu juga alokasi waktu dan pelaksanaan pembelajaran

diserahkan kepada setiap pondok pesantren, karena adanya Pendidikan

Diniyah Formal itu bukan merubah pesantren tapi melembagakan pesantren

dengan menjaga tradisi didalamnya"

Untuk itu keberadaan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK sama

sekali tidak merubah kurikulum dan tradisi yang ada di pondok Pesantren Salaf

APIK meski dalam pelaksanaannya masih memiliki kendala seperti kesulitanya

mencari kitab rujukan, panduan mata pelajaran umum yang belum dibukukan,

ketebalan kitab rujukan dan penyesuaian evaluasi ujian akhir Pendidikan

Diniyah Formal Bersetandar Nasional yang menggunakan teks soal bahasa arab

kekinian.

Page 94: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

79

BAB IV

ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN PADA

PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL TINGKAT ULYA APIK (STUDI DI

PONDOK PESANTREN SALAF APIK KAUMAN KRAJAN KULON

KALIWUNGU KENDAL)

A. Implementasi Kurikulum Pesantren Di Pondok Pesantren Salaf APIK

Kauman Krajan Kulon Kaliwungu Kendal

Dari hasil data lapangan yang telah penulis jabarkan, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis sumber-sumber yang telah ada sehingga

hasilnya dapat diketahui secara transparan. Perlu di ketahui bahwa Struktur

kurikulum yang digunakan oleh Pondok Pesantren Salaf APIK adalah pola atau

pedoman yang digunakan untuk melaksanakan program belajar selama satu

tahun sehingga pembelajaran maupun tujuan dari adanya pendidikan itu tercapai.

Struktur Kurikulum di Pondok Pesantren Salaf APIK semua menggunakan

kajian kurikulum pesantren atau biasa dikenal dengan kitab kuning, dari data

yang diperolah bahwa kitab - kitab yang diajarkan memang sudah di tentukan

puluhan tahun oleh para pendiri dahulu dan memang merupakan kitab - kitab

yang biasa digunakan oleh pesantren - pesantren di indonesia. Materi

pembelajaran kitab kuning yang digunakan dimulai dari yg paling mudah ke

kitab yg lebih tinggi, seperti kitab nahwu yang paling rendah dimulai dari kitab

Jurumiyah, lalu umrithi, mutamimah dan yg terakhir Alfiyah perincian dalam fan

ilmunya yaitu sebagaiman berikut Nahwu-Shorof, Fiqih, Aqidah Akhlak, Hadits,

Ilmu Waris, Ushul Fikih, Ilmu Hadist, Balaghoh, Ilmu Mantiq, Qowaidul

Fikhiyah, Ilmu Tauhid, Ilmu Arud, Tafsir, Ilmu Tafsir, Ilmu Tajwid, Tarikh dan

al Qur`an dengan rujukan kitab kitab kuning, diperkuat dari hasil observasi

bahwa pembelajaran yang ada memang semua menggunakan kajian kitab kuning

baik ketika pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

Pembelajaran dimulai dari jam 07.00 – 09.30 dan dilanjutkan jam 10. 15-

12.00 WIB, 16.30-17.30 dan jam 19.30-21.30 dengan pengajar berbeda setiap

mata pelajaranya sebagaimana data dokumen yang penulis dapatkan, bagi semua

Page 95: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

80

santri dari tingkat 2 Tsanawiyah sampai 3 Aliyah, diwajibkan ikut mengaji kitab

Tafsir Munir karangan Syaikh Nawawi Al Bantani setelah shalat yaitu jam

06.00-07.30.00 WIB yang diajarkan langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren

Salaf APIK.

B. Implementasi Kurikulum Pesantren Pendidikan pada Diniyah Formal Ulya

Apik

Setelah melihat kurikulum Pesantren di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

ulya APIK memang tidak jauh beda dengan kurikulum yang di terapkan di

Pondok Pesantren Salaf APIK yaitu kurikulum berbasis kitab kuning meski

kurikulum yang di terapkan di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat ulya APIK

jauh lebih lengkap seperti fan ilmu falaq, bahasa arab, tarikh, al Qur`an, seni

budaya dan mata pelajaran umum itu sesuai dengan dokumen yang di peroleh

peneliti. kesamaan kurikulum dan kajian kitab kuning dilatarbelakangi oleh

acuan pada kurikulum yang digunakan pondok pesantren sehingga dalam

penerapan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK tidak begitu sulit

karena memang banyak kesamaan dengan kurikulum tersebut.

Dari Hasil observasi yang dilakukan, bahwa perlu adanya batas dan jam

istirahat bagi para santri sehingga dengan alokasi waktu kurikulum yang lama

santri bisa mengkondisikan diri dan akan lebih fokus dalam pembelajaran karena

istirahat yang cukup Kurikulum pesantren pada Pendidikan Diniyah Formal,

dengan kajian kitab kuning yang tinggi menjadikan keharusan santri dalam

penguasaan dasar nahwu sharaf sehingga dalam jenjang selanjutnya ia tidak

kesulitan dengan kurikulum pesantren yang sangat tebal dan sulit yang mungkin

tidak dapat di selesaikan dengan metode pembacaan dan afsahan dari santri

meski di tempuh dalam jangka waktu tiga tahun. dengan demikian penguasaan

nahwu sharaf dan lughat menjadi sebuah keharusan santri di jenjang ulya ini

lebih - lebih dalam pembelajaran kitab kuning.

Secara umum kegiatan belajar mengajar Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK jauh berbeda dengan Pendidikan Formal pada umumnya lainnya

karena alokasi waktu pembelajaran Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

Page 96: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

81

APIK ber jumlah 53 jam perminggu dari 20 komponen mata pelajaran,

pembelajaran tersebut dimulai pada pukul 07.00 sampai 22.00 WIB dengan

istirahat dimuali jam 09.00 - 09.45, 12.00 - 12.30, 14-00 - 16.00, 17.00 - 19.30,

22.00 - 07.00. Sedangkan pelaksanaan program kegiatan dirinci mata pelajaran di

laksanakan pagi dan siang hari sedangkan mata pelajaran pendidikan umum

pembelajaran dilaksanakan setelah santri melaksanakan kegiatan belajar

musyawarah jam 21.30.

Pelaksanaan pembelajaran di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

berjalan setiap hari efektif dalam bentuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai

dengan jadwal pelajaran yang sudah dibuat mengacu pada struktur kurikulum

Pendidikan Diniyah Formal yang ditentukan Kementerian Agama, Pelaksanaan

pembelajaran di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK menggunakan

beberapa metode. Metode pembelajaran pada pendidikan sistem klasikal

(madrasah) antara lain ceramah, tanya jawab,dan musyawarah, Kriteria

pengajarnya menggunakan satu ustad mengampu satu pelajaran. para asatidz

yang mengampu mata pelajaran di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

APIK umumnya merupakan Santri senior pondok pesantren tersebut. Adapun

bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar adalah Bahasa Indonesia dan

Bahasa Jawa. Metode pembelajaran yang digunakan oleh para asatidz Pendidikan

Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK bervariasi. Sehingga pelaksanaan

pembelajaran di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK ini tidak

membosankan karena ustad dalam menyampaikan materi pembelajaran

menggunakan metode yang menarik dan bervariasi, sehingga para santri sangat

senang dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya pemilihan metode

pembelajaran yang tepat, maka akan berdampak pada pencapaian hasil

pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam suatu lembaga pendidikan diperlukan tenaga pengajar guru dan

karyawan sebagai pengelola serta pendukung berlangsungnya pendidikan di

lembaga tersebut dalam berbagai bidang kelembagaan sampai pembelajaran.

Pendidikan Diniyah Formal dapat dikatakan bermutu jika kedua komponen yaitu

tenaga pengajar (guru) dan karyawan dapat bekerja sesuai dengan kompetensi

Page 97: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

82

dan professional yang dimiliki maka madrasah akan dapat mengelola sumber

daya secara baik.

Selain sarana penunjang guru harus memiliki kualifikasi akademik sebagai

syarat guru professional, Kualifikasi akademik guru Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK belum sepenuhnya sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru Melalui Pendidikan Formal. Hasil observasi peneliti sesuai

data yang diperoleh dalam daftar guru pengajar pada kualifikasi akademik namun

Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK masih mengupayakan

memfasilitasi para asatidz untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan

bantuan secara finansial namun upaya ini masih terdapat kesulitan dalam

pengaturan jam

C. Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren pada Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK

Setelah melakukan penelitian bahwa Implementasi Kurikulum Pesantren

pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK sudah cukup baik oleh

karena itu dalam mewujudkan tujuan pendidikan akan lebih mudah, namun

masih banyak kekurangan yang harus dibenahi untuk itu perlunya mengadakan

evaluasi pembelajaran yang menjadi pusat berhasil tidaknya tujuan pendidikan.

Kesesuaian Kurikulum Pesantren pada Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK dengan ketentuan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok

Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik

Indonesia dalam penetapan struktur kurikulum Pendidikan Diniyah Formal

meliputi :

1) Manerapkan Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal terdiri atas 19 dengan

rincian 15 mata pelajaran agama islam dan 4 mata pelajaran umum dan 1

muatan lokal, Muatan lokal ini merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi dan

keunggulan yang dimiliki oleh Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya

APIK yang materinya menuntut untuk dijadikan sebagai mata pelajaran

Page 98: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

83

tersendiri dalam hal ini Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

menerapkan muatan lokal dengan kajian nahwu sharaf yang menjadi ciri khas

Pondok Pesantren Salaf APIK

2) Penerapan jam pembelajaran dan alokasi waktu di Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK sudah dialokasikan sebagaimana tertera dalam

struktur kurikulum untuk setiap mata pelajaran.

3) Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan SKKD dan kompetensi

kelulusan Pendidikan Diniyah Formal

Sehingga dengan hal tersebut di atas Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK sudah labih baik dalam mengimplementasikan Kurikulum

Pendidikan Diniyah Formal.

Page 99: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kurikulum Pesantren di Pondok Pesantren Salaf APIK menggunakan

kajian kitabkuning yang di pilih langsung oleh masyayikh terdahulu

dengan berkiblat pada pondok pesantren dahulu beliau mengaji, kitab

kuning yang dipilih tentu merupakan kitab yang digunakan dan diakui

oleh para ulama sebagai rujukan dalam menjawab tantangan kehidupan,

komposisi kurikulum pesantren sebagai berikut :

Tingkat Aliyah I : Alfiyah (Tsani), Fathul Mu'in I, Kifayatul Awam,

Bulughul Marom II, Idatul Farid, Tashilut Turuqot,

Mihatul Mughist, Dahlan Al-fiyah

Tingkat Aliyah II: Jauharul Maknun, Sulamul Munawaroq, Faroidul

Bahiyah, Latoiful Isyaroh, Fathul Mu'in II, Ummul

Barohin, Nadzon Arud, Lubul Ushul

Tingkat Aliyah III : Uqudul Juman, Jam'ul Jawami', Al Mahali I – IV,

Minhajul Abidin, Tafsir Jalalain, Muatho

2. Implementasi Kurikulum Pesantren pada Pendidikan Diniyah Formal

Tingkat Ulya APIK memiliki prosentase pembagian mata pembelajaran

dari kedua kurikulum yaitu kurikulum pesantren dan kurikulum

Pendidikan Umum, dengan rincian 80% bidang agama dan 20%

pelajaran umum.

3. Analisis Implementasi Kurikulum Pesantren pada Pendidikan Diniyah

Formal Tingkat Ulya APIK sudah sesuai dengan ketentuan struktur

kurikulum Pendidikan Diniyah Formal yang ditetapkan oleh

kemenetrian agama RI yaitu telah menerapkan 14 komposisi bidang

agama dan 4 komposisi di bidang umum diantara komposisi bidang

agama yaitu al Quran, Tafsir-Ilmu Tafsir, Hadits-Ilmu Hadits, Tauhid,

Fiqh-Ushul Fiqh, Akhlaq-Tasawuf, Tarikh, Bahasa Arab, Nahwu-Sharf,

Page 100: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

85

Balaghah, Ilmu Kalam, Ilmu Arudh, Ilmu Mantiq, dan Ilmu Falak

sedangkan komposisi bidang umum yaitu Pendidikan Kewarganegaraan,

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Seni

Budaya.

B. Saran

Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan dalam implementasi

Kurikulum Pesantren di Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK (Studi

di Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal.), yaitu :

1. Kepada lembaga pesantren

a. Mengingat kurikulum sangat fundamental dalam pendidikan agama

islam, maka diharapkan bagi pengurus lembaga pesantren untuk terus

berinovasi demi perkembangan Pendidikan Diniyah Formal Tingkat

Ulya APIK agar lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman

b. Para guru ustadz Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

senantiasa meningkatkan kemampuannya, sehingga dapat mengajar,

membimbing dan mendidik serta mengarakan santri menuju

perkembangan selanjutnya, dengan memfasilitasi jenjang pendidikan

bagi asatidz

c. Santri diharapkan lebih meningkatkan keaktifannya dalam

memperhatikan penjelasan guru, sehingga mereka dapat dengan mudah

menyerap materi yang disampaikan, dengan kata lain agar tidak

setengah-setengah dalam memperoleh pemahaman secara konkrit.

Page 101: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

86

C. Kata Penutup

Dengan berakhirnya penulisan skripsi ini, sudah seharusnya penulis

mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, semoga tulisan ini dapat

menjadi pemicu kesadaran kita akan pentingnya pendidikan agama islam melalui

Pondok Pesantren dan lebih mengenal secara jauh program baru kemenag RI

yaitu Pendidikan Diniyah Formal.

Namun penulis menyadari, karya ini masih jauh dari sempurna. Meskipun

penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan dan penulisan

skripsi ini, akan tetapi sudah tentu dalam isi maupun dalam penulisannya masih

terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis.

Akhirnya, penulis senantiasa mengharap kritik dan saran dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Page 102: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

87

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2011.

Ardi, Setyanto, N., Interaksi dan Komunikasi Efektif Belajar Mengajar, Yogyakarta

:Diva Press 2017.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002.

Arifin Imran, kepemimpinan kyai : Kasus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Malang :

Kalimasada Press, 1993.

Arifin, H.M., Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara,

2000.

Arifin, Zaenal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2014.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta, PT

Rineka Cipta, 2013.

Azra, Azumardy, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Melenium III, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012.

Azra, Azyumardi, Surau Ditengah Krisis, dalam Rahardjo, Pergulatan Dunia

Pesantren, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999.

Dhofier, Zamakhsary, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Kiyai, Jakarta : LP3ES,

1994.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research,Yogyakarta, Andi Offset, 1989.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: LKIS, 1995.

Ildi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,Yogyakarta : Ar Ruzz

Media, 20017.

Madjid, Nurkholis, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina,1997.

Manaf, Abdul, Manajemen Perubahan Kurikulum, Yogyakarta : Kalimedia 2005.

Page 103: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

88

Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, Bandung;

Mizan,1995.

Misbach, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern, Ponorogo:

Gontor Press, 1996.

Mudzakkir, Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang : PKP12 Universitas Wahid

Hasyim Semarang, 2012.

Muhyidin Abi Zakariya, Riyadussolikhin, Surabaya : Pustaka Assalam,2015.

Nawawi, Hadari dan Nini Martini, Penelitian Terapan, yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1996.

Nurhayati, Ainin, Inovasi Kurikulum : Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Pesantren, Yogyakarta : Teras, 2010.

Qomar, Mujamil, Pesantren dari Transformasi Metodologi menuju demokratisasi

Institut, Jakarta : Erlangga, 2001.

Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 2000.

Saridjo, Marwan, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bhakti,

1982.

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002.

Skripsi Moh Chalim Al Asrori “Implementasi Kurikulum Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Kitab Klasik Di Kalangan Santri Madrasah Diniyah

Manba’ul Hikam Putat Tanggulangin Sidoarjo 2015”

Skripsi Puji Rahayu “Implementasi Kurikulum Pondok Pesantren Dalam

Membentuk Akhlak Siswa Di Man Rejoso Peterongan Jombang 2017

Sudjana Nana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung:

Sinar Baru, 1991.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Suyanto dan Djihad Hasyim, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia

Memasuki Milenium III, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000.

Page 104: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

89

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Remaja

Rosdalarya, 1994.

Tebba, Sudirman, Manusia Malaikat, Yogyakarta: Cangkir Geding, 2005.

Tesis Muhammad Solihin ”Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Respon Masyarakat Pada Kajian Keagamaan Studi kasus pada Pondok

Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara 2016”

Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Wijaya, Cece, Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1992.

Zulkarnain, Transsformasi nilai-nilai pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2008.

Page 105: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

90

Page 106: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

91

Page 107: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

92

Page 108: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

93

Page 109: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

94

Page 110: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

95

Page 111: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

96

Page 112: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

97

Page 113: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

98

Page 114: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

99

Page 115: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

100

Page 116: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

101

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Nur Fauzi

NIM : 156010211

Tempat Tanggal Lahir : 22 September 1989

Alamat : Ds Pusaka Jaya Rt 36/Rw 08 Pusaka Jaya Subang

Jawa Barat

JENJANG PENDIDIKAN :

Formal

1. SD. Raden Fatah Kebondanas Subang Lulus Tahun 2001

2. SMP N 02 Pusaka Jaya Subang Lulus Tahun 2004

3. Kejar Paket C Lulus Tahun 2014

Non Formal

1. Tsanawiyah Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah Pondok Pesantren

Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal 2008

2. Aliyah Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah Pondok Pesantren Salaf

APIK Kauman Kaliwungu Kendal 2011

Page 117: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

102

EVALUASI TAHUNAN

Tes Persiapan Ujian Akhir Pendidikan Diniyah Formal Bersetandar Nasional

Ujian Akhir Pendidikan Diniyah Formal Bersetandar Nasional

Page 118: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

103

EVALUASI TENGAH TAHUN

Tes Semester Genap Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

Page 119: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

104

EVALUASI BULANAN

Tes Setoran Hafalan Nadzom

Page 120: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

105

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran Kelas X Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

Kegiatan Pembelajaran Kelas XI Pendidikan Diniyah Formal Tingkat Ulya APIK

Page 121: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

106

EKSTRAKURIKULER PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL APIK

Musyawarah Kubro Dalam Pengembangan Nahwu Sharaf

Lalaran Nadzom Setiap Sore Sabtu dan Selasa

Page 122: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

107

Kegiatan Asatidz

Pembacaan Al Barbanji Jumat Malam Oleh Astatidz Pendidikan Diniyah Formal

Tugas Hakim Dalam Bahtsul Masa`il

Page 123: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

108

PENGAJIAN BANDONGAN

Pengajian Tafsir Munir Oleh Bapak Pengasuh Setiap Pagi

Pengajian Fathul Mu`in Setiap Ba`da Maghrib

Page 124: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

109

PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL ULYA APIK

Penyerahan Piagam Pendidikan Diniyah Formal Ulya APIK Olah Menteri Agama

Kegiatan Silaturrahim Pendidikan Diniyah Formal Se- Indonesia di PDF APIK

Page 125: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

110

RUANG KELAS PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL

Gedung Al Muzakka

Gedung Ihya Ulumudin(Kelas XII PDF Ulya)

Page 126: YAYASAN WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM …

111

PENGASUH PONDOK PESANTREN SALAF APIK

KH. Humaidulloh(Alm) KH. A. Ru`yat(Alm)

( Pengasuh Ke-3) (Pengasuh Ke-2)

KH. M. Sholahuddin Humaidulloh KH. M. Imron Humaidulloh(Alm)

(Pengasuh Sekarang) (Pengasuh Ke-4)