Upload
lancenk-keramat
View
73
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
FILSAFAT ISLAM III
RASYID RIDHO
Oleh: Nur Wahyuni
Biografi
Nama lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridho bin Muhammad syamsudin(lahir di Qalmun, sebuah desadiwilayah tripoli-syam, Lebanon utara, 27 jumadil ula 1282 H/ 18 oktober 1865 M).
Rasyid Ridho telah hafal Al-Qur’an sejak kecil, belajar ilmu-ilmukeIslaman: Tafsir, Hadist, fiqih, danbahasa Arab. Pendidikan dasardiperoleh pada Madrasah WathaniyahAl-Islamiyah di Tripoli
Pemikiran
Pembaharuan Rasyid Ridho adalahmemadukan pendidikan umummenggunakan metode Eropa.
Bidang Agama : Ia berpendapat bahwauamat Islam lemah karena mereka tidak lagimengamalkan ajaran agama Islam yang murni, seperti yang dipraktekan pada masaRasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya, melainkan ajaran yang sudah banyakbercampur dngan bid’ah dan khurofat, dan iamenegaskan jika umat islam ingin maju harusberpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadistdan terikat pada pendapat Ulama terdahuluyang tidak lagi sesuai dengan tuntutan hidupmodern.
Bidang Pendidikan : Ia mengikuti
gurunya, menuntut umat Islam hanya
dapat maju apabila menguasai bidang
pendidikan, oleh karena itu Ia selalu
menghimbau dan mendorong umat islam
untuk menggunakan kekeyaan bagi
pembangunan lembaga pendidikan.
Menurutnya membangun lembaga
pendidikan lebih murah dari pada
membangun masjid.
Bidang Politik : Ukhwah Islamiyah(persatuan Islam) Ia melihat salah satupenyebab kemunduran Islam ialahperpecahan yang terjadi dikalanganmereka, untuk itu Ia menyerukan kepadaumat muslim agar bersatu kembalidibawah satu keyakinan, satu sistemmoral, satu sistem pendidikan dan tundukpada satu sistem hukum dalam satukekuasaan yang berbentuk negara sepertinegara dalam bentuk Khilafah padazaman Khulafatur ar-Rasyyiddin.
Pemikiran Muhammad Rasyid Ridha
Akal dan Wahyu
Mengenai akal manusia, Rasyid Ridha berpendapat
bahwa akal dapat dipakai terhadap ajaran-ajaran
mengenai hidup bermasyarakat, tetapi tidak terhadap
ibadah.
Menurut Rasyid Ridha, dalam masalah ketuhanan
menghendaki agar urusan keyakinan mengikuti petunjuk
dari wahyu. Sungguhpun demikian, akal tetap diperlukan
untuk memberikan penjelasan dan argumentasi terutama
kepada mereka yang masih ragu-ragu.
Sifat Tuhan
Dalam menilai sifat Tuhan, di kalangan pakar
teologi Islam terjadi perbedaan pendapat yang
sangat signifikan, terutama dari kalangan
Mu’tazilah dan Asy’ariyah. Mengenai masalah
ini, Rasyid Ridha berpandangan sebagaimana
pandangan kaum Salaf, menerima adanya sifat-
sifat Tuhan seperti yang dinyatakan oleh nash,
tanpa memberikan tafsiran maupun takwil.
Perbuatan Manusia
Pembahasan teologi tentang perbuatan
manusia bertolak dari pertanyaan apakah
manusia memiliki kebebasan atas
perbuatannya (freewill) atau perbuatan
manusia hanyalah diciptakan oleh Tuhan
(Predistination).Perbuatan manusia menurut
Rasyid Ridha sudah dipolakan oleh suatu
hukum yang telah ditetapkan Tuhan yang
disebut Sunatullah, yang tidak mengalami
perubahan
Konsep Iman
Rasyid Ridha mempunyai dasar pemikiran bahwa
kemunduran umat Islam disebabkan keyakinan dan
amal perbuatan mereka yang telah menyimpang dari
ajaran Islam. Oleh karena itu, upaya pembahasan yang
dilaksanakannya dititik beratkan kepada usaha untuk
mengembalikan keberagamaan ummat kepada ajaran
Islam yang sebenarnya. Pandangan Rasyid Ridha
mengenai keimanan didasarkan atas pembenaran hati
(tasdiq) bukan didasarkan atas pembenaran rasional.
Matur suwuuuuun……!!!!!