Upload
nguyenbao
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ZAINAB AL-GHAZALI DAN PERJUANGANNYA
DALAM IKHWANUL MUSLIMIN TAHUN 1937-1965 M
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
Novilia Anggraeni
NIM: 12120091
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
v
MOTTO
“Jangan patah semangat untuk menjunjung kebenaran dan aqidah
kepada seluruh umat manusia”.
(Zainab al-Ghazali)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Almamater Kebanggaan
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
ABSTRAK
Zainab al-Ghazali adalah seorang tokoh pejuang perempuan di Mesir yang
juga dikenal sebagai cendekiawan muslimah di era modern. Ia lahir pada tahun
1917 M/ 1335 H menjelang peristiwa Revolusi 1919 yaitu peristiwa kebangkitan
perempuan Mesir. Sosoknya yang tegas, cerdas dan pemberani menjadi daya tarik
tersendiri karena ia dianggap berbeda dengan tokoh-tokoh pejuang perempuan di
eranya. Pada tahun 1937, Ia mendirikan Muslim Ladies Association sebagai
tindakan nyata yang dilakukannya dalam mengubah posisi kaum perempuan.
Akan tetapi, terjadi permasalahan serius ketika ia dicurigai memiliki hubungan
dengan kelompok Ikhwanul Muslimin. Pada tahun 1965, Zainab al-Ghazali
ditangkap bersama dengan beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin yang diadili tanpa
menghiraukan amnesti Internasional. Latar belakang pertentangan ideologi
menjadi pemicu berbagai peristiwa tribulasi yang dilakukan pemerintah terhadap
gerakan oposisi pemerintah Mesir itu. Meski pada akhirnya dibebaskan,
perjuangan Zainab dalam Ikhwanul Muslimin tidak demikian dilupakan. Ia telah
menjadi tokoh perempuan berpengaruh dalam gerakan Ikhwanul Muslimin di
Mesir.
Penulis menggunakan pendekatan biografis untuk melihat latar belakang
kehidupan Zainab al-Ghazali, tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami
hal-hal apasaja yang menjadi pembentuk karakter seorang tokoh. Adapun Teori
yang digunakan penulis adalah teori panggung yang dikembangkan oleh Erving
Goffman. Teori panggung menekankan pada proses interaksi sehari-hari,
seseorang dilihat dari tindakannya, dan penonton menerima pertunjukan itu. eori
panggung dimaksudkan dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana proses
interaksi Zainab al-Ghazali dalam bebeapa adegan pada bidang sosial, keagamaan
dan politik ketika melakukan perjuangan dalam Ikhwanul Muslimin.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul Muslimin antara tahun 1937-1965
M. Adapun metode yang digunakan yaitu metode sejarah yang meliputi empat
tahapan. Tahap pertama, heuristik yaitu pengumpulan sumber yang menjadi fokus
kajian penulisan. Tahap kedua, verifikasi yaitu menguji dan menganalisis data
secara kritis. Tahap ketiga, interpretasi yakni menafsirkan fakta sejarah dan
merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan. Tahap keempat,
historiografi yaitu langkah terakhir berupa penulisan, pemaparan atau pelaporan
hasil penulisan yang disajikan secara sistematis dalam beberapa bab agar lebih
mudah dipahami.
Kata kunci: Zainab al-Ghazali, Perjuangannya, Ikhwanul Muslimin.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB-LATIN1
1. Konsonan
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif اTidak
dilambangkan
Tidak
dilambangkan
Ba b be ب
Ta t te ت
Tsa ts te dan es ث
Jim j Je ج
Ha h حha (dengan garis
di bawah)
Kha kh ka dan ha خ
Dal d de د
Dzal dz de dan zet ذ
Ra r er ر
Za z zet ز
Sin s es س
Syin sy es dan ye ش
Shad sh es dan ha ص
Dlad dl de dan el ض
Tha th te dan ha ط
Dha dh de dan ha ظ
ع„ain „
koma terbalik di
atas
Ghain gh ge dan ha غ
Fa f Ef ف
Qaf q Qi ق
Kaf k Ka ك
Lam l El ل
Mim m Em م
1Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Pedoman Akademik dan Penulisan Skripsi
(Yogyakarta: Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, cet. I,
2010), hlm. 44-47.
ix
Nun n En ن
Wau w We و
Ha h Ha ه
lam alif la el dan a ال
Hamzah ' Apostrop ء
Ya y Ye ي
2. Vokal
a. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
...... Fathah a A
...... Kasrah i I
...... Dlammah u U
b. Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan
Huruf
Nama
...ي. fathah dan ya Ai a dan i
...و. fathah dan wau Au a dan u
Contoh:
husain : حسين
haula : حول
3. Maddah (panjang)
Tanda Nama Huruf Latin Nama
.. .. ا fathah dan alif â a dengan caping di
atas
..ي.. kasrah dan ya Î i dengan caping di
atas
..و.. dlammah dan
wau
Û u dengan caping
di atas
x
4. Ta Marbû thah
a. Ta Marbû thah yang dipakai di sini dimatikan atau diberi harakat sukun, dan
transliterasinya adalah /h/.
b. Kalau kata yang berakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata yang
tersandang /al/, maka kedua kata itu dipisah dan ta marbuthah
ditransliterasikan dengan /h/.
Contoh:
Fâtimah : فا طمة
المكرمةمكة : Makkah al-Mukarramah
5. Syaddah
Syaddah/tasydid dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan
huruf yang bersaddah itu.
Contoh:
rabbanâ : ربنا
nazzala : نزل
6. Kata Sandang
Kata sandang “ لا ” dilambangkan dengan “al”, baik yang diikuti dengan huruf
syamsiyah maupun yang diikuti dengan huruf qamariyah.
Contoh:
al-Syamsy : الشمش
al-Hikmah : الحكمة
xi
KATA PENGANTAR
رحيم ن البسم الله الرح
ف ر ش أ ى ل ع م ل الس و ة ل الص و ن ي الد ا و ي ن الد ر و م أ ى ل ع ي ع ت س ن ه ب و ي م ال ع ال ب ر لل د م ل ا
ي ع ج أ ه ب ح ص و ه ل آى ل ع و د م ا م ن د ي س ي ل س ر م ال و اء ي ب ن ال Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji hanya milik Allah dan dengan-Nya lah kami memohon pertolongan
dalam urusan dunia dan agama. Shalawat serta salam semoga tercurahkan selalu
kepada peghulu para Nabi, Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabat-
sahabatnya.”
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, manusia pilihan pembawa rahmat dan pemberi Syafaat di hari
kiamat.
Skripsi yang berjudul “Zainab al-Ghazali dan Perjuangannya dalam Ikhwanul
Muslimin tahun 1937-1965 M” ini merupakan karya penulis yang proses
penyelesaiannya tidak semudah yang dibayangkan. Oleh karena itu, penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak semata-mata usaha dari penulis,
melainkan atas bantuan dari berbagai pihak. Dalam hal ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xii
2. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya.
3. Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.
4. Bapak dan ibu dosen serta guru-guru terdahulu yang telah mendidik dan
mengajarkan ilmunya kepada penulis, terima kasih yang mendalam disertai rasa
hormat atas semua ilmu dan pengajaran yang telah diberikan selama ini kepada
penulis.
5. Bapak Drs. Musa, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik.
6. Bapak Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
dan yang telah membimbing dengan cermat dan bersabar dalam memberikan
masukan, saran, dan kritik yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Ayahanda tercinta Bapak Muhammad Kalimi dan Ibunda tersayang Ibu Anik
Mahmudah yang selalu memberikan perhatian, dukungan serta untaian doa yang
senantiasa menyertai setiap langkahku serta adikku Reza Zuhrian Hilmi yang
memberikan hiburan dikala sedang merindukanku.
8. Kepada Bapak K.H. Fairuzi Afiq sekeluarga atas segala nasehat dan doanya.
9. Kepada Keluarga Bapak Drs. Lutfi Hamid, M.A sekeluarga atas segala nasehat
dan motivasi yang diberikan pada penulis.
10. Sahabat-sahabat penulis: Nurul, Vira, Fatim, Isna, Mila, Afif, Iffah, Ekalia,
Rokhim, Syafi’i, Farid, Umar dan teman-teman SKI angkatan 2012 yang tidak
bisa penulis tulis satu persatu. (Thank’s for all).
11. Untuk teman-teman Komplek Nurussalam (Umi, Indah, Sevrol, Husnul, Ilma,
Kak Ula, Izza, warga MQ 3 dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................ 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8
E. Landasan Teori .............................................................................. 11
F. Metode Penelitian .......................................................................... 13
G. Sistematika Pembahasan ............................................................... 15
BAB II : LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ZAINAB AL-GHAZALI.... 17
A. Latar Belakang Keluarga ................................................................ 17
B. Latar Belakang Pendidikan ............................................................. 19
C. Kepribadiannya............................................................................... 22
BAB III : GAGASAN ZAINAB AL-GHAZALI DAN IKHWANUL
MUSLIMIN ......................................................................................... 26
A. Gagasan Islam Feminis ................................................................. 26
B. Zainab al-Ghazali dan Ikhwanul Muslimin ................................... 31
C. Pertentangan Ideologi ................................................................... 38
BAB IV : ZAINAB AL-GHAZALI DAN PERJUANGANNYA .................... 46
A. Strategi Perjuangannya .................................................................. 46
1. Lisan ......................................................................................... 49
2. Tulisan ...................................................................................... 50
B. Kontribusinya ................................................................................ 52
1. Bidang Sosial ............................................................................ 54
2. Bidang Keagamaan ................................................................... 55
3. Bidang Politik ........................................................................... 56
BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 60
A. Kesimpulan .................................................................................... 60
B. Saran .............................................................................................. 61
xv
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah mencatat bahwa banyak perempuan-perempuan hebat di abad ke-
19 dan 20 M yang mampu menembus batas pencapaian prestasi luar biasa.
Perempuan-perempuan hebat itu menjadi pionir dan mengubah dunia untuk
melawan ketidaksetaraan gender. Mereka termasuk individu-individu yang
mengesankan, karena mampu memasuki berbagai ranah kehidupan manusia mulai
dari politik, kesusasteraan, seni, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Mereka
menjadi pejuang revolusi, pejuang hak pilih bagi perempuan, penentang
perbudakan dengan menyuarakan istilah feminis. Mereka ingin menunjukkan
bagaimana dunia modern telah berubah dan dibentuk oleh kaum perempuan.1
Pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat dibenarkan secara keseluruhan,
karena masih banyak perempuan-perempuan di berbagai belahan negara yang
menjadi korban kekerasan. Zainab al-Ghazali menjadi salah satu gambaran
perempuan di abad modern yang mendapat perlakuan dan pengalaman tidak
menyenangkan di tengah-tengah masyarakat modern ketika banyak perempuan
menikmati arti sebuah kebebasan bagi kaum perempuan.
Permasalahan yang dihadapi oleh Zainab al-Ghazali tidak berkutat pada
persoalan patriarki. Figurnya sebagai wanita muslimah yang sangat dihormati di
negaranya justru mendapat kecaman dari pemerintah dan memicu permasalahan
1 Harton dan Simmons, Wanita-wanita yang Mengubah Dunia, terj. Haris Munandar
(Jakarta: Esensi, 2009), hlm. 3.
2
intern antara Zainab dengan rezim pemerintahan yang berkuasa di Mesir pada saat
itu. Sejarah Mesir modern secara umum mirip dengan yang terjadi di Turki,
karena kedua negara tersebut mengalami evolusi struktur dan budaya politik.
Mesir mengalami pergantian rezim berkali-kali hingga saat imprealisme Inggris
masuk dan mendirikan boneka struktur kerajaan, sebagai sarana eksploitasi
sumber daya alam yang dimiliki negara itu untuk kepentingan kapitalis.2
Mesir merupakan salah satu negara yang berada di wilayah Afrika bagian
timur laut dengan pusat pemerintahan di Kairo. Kairo menjadi salah satu potret
peristiwa revolusi Mesir ketika para lelaki dan perempuan berdiri bersama,
bersatu untuk perubahan yang lebih baik. Namun, peranan kaum perempuan
masih dipinggirkan di ranah publik, karena masyarakat beranggapan bahwa kaum
perempuan Mesir memiliki kesamaan dengan kaum perempuan Arab lainnya.
Mereka dianggap sebagai satu kelompok yang memiliki kesamaan, baik dari segi
pengalaman, peran maupun gaya hidup.
Ketimpangan kondisi ini disebabkan karena masyarakat sudah terlalu lama
terkungkung oleh nilai-nilai patriarki. Dalam pandangan patriarki, laki-laki dan
perempuan adalah dua jenis makhluk yang berbeda sehingga perlu adanya
segragasi ruang yang ketat: laki-laki menempati ruang publik, sedangkan
perempuan cukup di ruang domestik. Budaya patriarki yang memandang laki-laki
lebih berkuasa, mengakibatkan peran perempuan selalu dibatasi, sehingga
perempuan diperlakukan sebagai warga negara kelas dua dan mendapatkan
ketidakadilan.
2 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian ketiga, terj. Ghufron Masadi
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000), hlm. 101.
3
Kemunculan gerakan-gerakan perempuan di Mesir diharapkan mampu
membawa perubahan bagi perkembangan pemikiran kaum perempuan di Mesir.
Zainab al-Ghazali adalah salah satu aktivis perempuan dari Mesir, ia dilahirkan
pada tahun 1917 M di wilayah al-Buhairah Mesir. Faktor lingkungan cukup
berpengaruh membentuk kepribadiannya menjadi sosok perempuan yang cerdas
dan pemberani. Menginjak remaja, Zainab mulai aktif dalam keanggotaan The
Egyptian Feminism Union3 (EFU) tetapi karena berbeda pemikiran tentang peran
perempuan, ia memutuskan untuk keluar dari keanggotaan EFU.4
Pergerakan muslimah di abad ke-20 cenderung menurun dan berpindah ke
berbagai pergerakan wanita lainnya yang tidak bersumber pada al-Qur‟an dan
Sunnah. Pada tahun 1937 M, Zainab al-Ghazali termotivasi mendirikan Muslim
Ladies Association5 (MLA) yaitu organisasi kewanitaan yang bergerak di bidang
dakwah, sosial dan politik.6 Organisasi tersebut didirikan dengan tujuan untuk
3 The Egyptian Feminism Union atau disingkat EFU adalah organisasi Persatuan
Feminisme Mesir yang didirikan oleh Huda Shaarawi pada tahun 1923. Organisasi tersebut
bertujuan untuk menyuarakan hak kaum perempuan dalam bidang sosial, ekonomi dan politik.
Lihat Betty Mauli, Perempuan Mesir Potensi SDM yang Terlupakan (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2014), hlm. 69-70.
4 Harry Mohammad, Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh abad XX (Bandung: Gema
Insani Press, 1987), hlm. 307.
5 Muslim Ladies Association atau disingkat MLA dikenal dengan istilah Sayyida>t al-
Muslima>t merupakan organisasi yang didirikan dengan misi menolak paham kebarat-baratan yang
menempatkan wanita dalam strata yang rendah. MLA mengajarkan pemahamann Islam yang
kaafah di dalam pemikiran wanita, mendidik perempuan tentang hak-hak dan tanggung jawab
mereka serta mengubah masyarakat untuk membina sebuah negara Islam yang berdasarkan al-
Qur‟an dan Sunnah. Baca “Zainab Al-Ghazali, Srikandi Islam Asal Mesir” dalam
http://m.kiblat.net/2016/07/30/zainab-al-ghazali-srikandi-islam-asal-mesir/ diakses 22 agustus
2016 pukul 23.15 WIB.
6 Zainab Al-Ghazali, Problematika muda-mudi Zainab Al-Ghazali Menjawab, terj. IKAPI
(Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hlm. 36.
4
mempromosikan kegiatan perempuan yang didasarkan pada semangat Islam dan
anti-kolonial.7
Pasca pembentukan organisasi Jamaah Muslimat, Zainab disinyalir kuat
memiliki hubungan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin8 sehingga pemerintah
Mesir mulai menekan aktivitas gerakan Muslimahnya. Dalam buku Perjuangan
Wanita Ikhwanul Muslimin disebutkan bahwa hubungan Zainab al-Ghazali
dengan Ikhwanul Muslimin bukanlah hal baru, telah terjadi baiat antara Zainab
kepada Hasan al-Banna untuk setia berdakwah dan cita-cita mendirikan negara
Islam. Oleh karenanya, pemikiran Zainab banyak mendapat pengaruh dari pendiri
Ikhwanul Muslimin itu dikarenakan visi dan misi mereka yang sama.
Pada tahun 1930-1940, situasi di Mesir semakin buruk hingga
memunculkan perlawanan dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Sebagai gerakan
dan ideologi, Ikhwanul Muslimin menilai telah terjadi krisis intelektual, sosial,
ekonomi dan politik yang melanda Mesir sejak abad 19 M. Hubungan pemerintah
dengan kelompok Ikhwanul Muslimin juga cenderung naik-turun. Kondisi
semakin diperparah dengan peristiwa pembunuhan tokoh-tokoh politik (termasuk
7 Baca “Muslim Sisterhood” dari American Center For Democracy (Oktober 2013) dalam
http://www.kompasiana.com/farid_wadjdi/kebangkitan-muslim-sisterhood-di-mesir diakses 13
Mei 2016 pukul 14.15 WIB.
8 Ikhwanul Muslimin atau disingkat IM adalah suatu organisasi pergerakan Islam yang
didirikan oleh Hasan al-Banna di Mesir pada bulan Maret 1928. Organisasi ini berdiri
dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran beragama bangsa Mesir, membangun kehidupan
sosial yang sesuai dengan ajaran Islam,dan menumbuhkan daya juang untuk bebas dari penjajahan
Inggris. Lihat Ensiklopedi Islam, jilid 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 195.
5
pembunuhan Perdana Menteri al-Nuqrasyi) yang menyudutkan kelompok Ikhwan
hingga Pemerintah membubarkan Ikhwanul Muslimin pada tahun 1948 M.9
Peristiwa tersebut menjadi latar belakang perjuangan Zainab al-Ghazali di
Mesir. Ia telah berperan aktif membantu kaum perempuan dan anak-anak keluarga
anggota kelompok Ikhwanul Muslimin yang menjadi korban kebrutalan
pemerintah.10
Kematian Hasan al-Banna pada tahun 1949 M membuat keadaan
semakin sulit bagi anggota Ikhwanul Muslimin. Setidaknya telah tercatat tiga kali
tribulasi11
terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin selama pemerintahan Gamal
Abdul Nasser di Mesir. Kekejaman rezim Nasser terhadap kelompok Ikhwanul
Muslimin dampaknya juga sangat dirasakan oleh Zainab al-Ghazali dan
pergerakan perempuan yang didirikannya. Pemerintah terus menekan segala
kegiatan Zainab dan pergerakan muslimahnya serta mengancam untuk
membubarkannya.
Selama Juli hingga Agustus 1965, ketika terjadi penangkapan besar-
besaran terhadap anggota Ikhwanul Muslimin, Zainab al-Ghazali menjadi salah
satu perempuan yang ditangkap bersama tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Zainab
ditangkap oleh pemerintah karena terlibat dalam sebuah kasus yang menyeret
9 Amin Sudarsono, “Kebijakan Politik Gamal Abdul Nasser dan Implikasinya Bagi
Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir (1952-1970 M)” Skripsi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2006 tidak dipublikasikan, hlm. 1.
10 Zainab al-Ghazali, Perjuangan Wanita Ikhwanul Muslimin, terj. Salim Basyarahil
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 32-33.
11 Tribulasi secara bahasa berarti “kesengsaraan” ini adalah kondisi percobaan bagi
gerakan Ikhwanul Muslimin secara keseluruhan. Berbagai macam teror, pemenjaraan, tipudaya,
pembunuhan, pembekuan gerakan, penyitaan aset Jama‟ah dan lain sebagainya mewarnai
kelurusan orientasi perjuangannya. Cahyadi Takariawan, Al-Ikhwan al-Muslimun Bersama
Mursyid ‘Am Kedua (Yogyakarta: Tiga Lentera Utama, 2002), hlm. 86.
6
kelompok Ikhwanul Muslimin hingga menimbulkan persitegangan dengan
pemerintah.12
Zainab kemudian dijatuhi hukuman kerja paksa seumur hidup
setelah melalui proses penyiksaan yang amat kejam, ia kemudian menulis
kisahnya itu dalam sebuah buku.
Tanggal 10 Agustus 1971, Pemerintah memutuskan untuk membebaskan
Zainab al-Ghazali setelah menjalani hukuman selama enam tahun penjara. Ia
menerima bantuan Raja Faisal dari kerajaan Saudi yang mencoba berdiplomasi
dengan pemerintahan Anwar Sadat di Mesir.13
Setelah keluar dari penjara, Zainab
kembali melanjutkan perjuangannya melalui pergerakan Muslimah yang
didirikannya. Meski menjadi tokoh perempuan Ikhwanul Muslimin yang kurang
dikenal luas oleh masyarakat dunia, akan tetapi perjuangan kemanusiannya
menjadi kisah perjuangan Muslimah yang tidak demikian untuk dilupakan dalam
sejarah Islam.
Persoalan perempuan merupakan hal yang selalu menarik untuk dikaji,
baik eksistensi, karakteristik, maupun problematikannya seiring dengan laju
perkembangan masyarakat. Zainab al-Ghazali adalah seorang muslimah pejuang
kemanusiaan yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk kepentingan
umat Islam di Mesir. Bahkan setelah berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, ia
semakin memantapkan niatnya dengan mengabdikan hidupnya untuk berdakwah.
Menariknya meski menjadi seorang aktivis perempuan yang memperjuangkan hak
12
Syaikh Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj.
Khoirul Amru Harahap (Jakarta: Pustaka Kautsar, 2007), hlm. 467.
13 Ibid., hlm. 467.
7
kaum perempuan, tetapi konsep pemikirannya berbeda dengan tokoh-tokoh
pejuang perempuan di masanya yang lebih banyak mengusung pemikiran sekuler.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulisan ini memfokuskan pada Zainab al-
Ghazali dan Perjuangannya dalam Ikhwanul Muslimin antara tahun 1937 sampai
tahun 1965. Batasan waktu yang diambil menerangkan bahwa, pada tahun 1937
Zainab al-Ghazali mulai mengembangkan hasil pemikirannya dengan mendirikan
gerakan perempuan Muslim yakni Muslim Ladies Association atau Jamaah
Sayyida>t al-Muslima>t, sedangkan tahun 1965 adalah tahun terjadinya konflik di
Mesir atau sering disebut dengan istilah tribulasi. Tragedi tersebut dampaknya
sangat dirasakan oleh seluruh anggota maupun simpatisan gerakan Ikhwanul
Muslimin. Dalam kajian ini dibahas lebih lanjut mengenai sisi perjuangan Zainab
al-Ghazali terkait peranannya dalam Ikhwanul Muslimin, antara tahun 1937-1965
di Mesir.
Berdasarkan batasan pembahasan yang sudah disebutkan di atas maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Siapa Zainab al-Ghazali?
2. Mengapa Zainab al-Ghazali berhubungan dengan Ikhwanul Muslimin?
3. Bagaimana Perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul Muslimin?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Secara garis besar skripsi ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
8
a. Menjelaskan latar belakang kehidupan Zainab al-Ghazali.
b. Memberikan gambaran terkait hubungan Zainab al-Ghazali dengan
kelompok Ikhwanul Muslimin.
c. Mendeskripsikan Perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul
Muslimin.
2. Kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai pengetahuan tentang adanya keterlibatan perjuangan
perempuan dalam gerakan Ikhwanul Muslimin.
b. Sebagai sumbangan dan wawasan khasanah intelektual muslim
khususnya dalam bidang sejarah dan kebudayaan Islam.
c. Sebagai pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang
tertarik mengkaji perjuangan tokoh perempuan di masa lampau.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang tokoh perempuan dan perjuangannya selalu menarik untuk
dikaji. Penulis masih sangat jarang menemukan karya dan tulisan yang membahas
tentang Zainab al-Ghazali, tetapi ada beberapa karya yang sekiranya dapat
dijadikan referensi dalam penulisan ini.
Pertama karya yang ditulis oleh Siti Zaharah dan Wan Ramizah Hasan
berjudul Zainab Al-Ghazali Al-Jubaily dan Tafsir Nazarat Fi Kitabillah: Satu
Sorotan. Karya tersebut membahas tentang Zainab al-Ghazali sebagai tokoh
pentafsir wanita kontemporer dengan karyanya yang bertajuk Nazarat Fi
Kitabillah. Melalui karya tersebut Zainab al-Ghazali dikenal sebagai pentafsir
9
kontemporer pertama dari kalangan perempuan sepanjang sejarah umat Islam
masa kini. Nazarat Fi Kitabillah ditulis oleh Zainab bertujuan untuk mengajak
umat Islam kembali kepada al-Qur‟an dan memahami al-Qur‟an sebagai sumber
petunjuk bagi umat Islam. Perbedaan karya tersebut dengan penelitian ini adalah
pada letak pembahasannya, penelitian ini berusaha mendeskripsikan Zainab al-
Ghazali dan Perjuangannya dalam Ikhwanul Muslimin.
Selanjutnya jurnal yang ditulis oleh Ibrahim Olatunde Uthman yang berjudul
“a re-reading of the Egyptian Zaynab Al-Ghazali, the Muslim Brotherhood and
Islamic Feminist Movement in Contemporary Society”, International Journal of
Sociology and Anthropology, Vol. 3 (11), pp. 407-415, November 2011. Tulisan
tersebut membahas tentang pemikiran Zainab al-Ghazali mengenai peranan
perempuan muslimah di ranah publik, ia juga berusaha menunjukkan
keauntentikan feminisme Islam tidak bersinggungan dengan ajaran Islam. Sebagai
seorang aktivis perempuan Mesir, pemikiran Zainab berbeda dengan tokoh-tokoh
perempuan di masanya seperti Fatima Mernissi, Leila Ahmad, Assia Djebar dan
Nawal Sadawi yang juga peduli terhadap persoalan gender. Zainab menggunakan
pendekatan dakwah tentang „keauntentikan‟ Islam feminis dalam masyarakat
kontemporer. Persamaan tulisan di atas dengan tulisan ini adalah sama-sama
membahas tentang Zainab al-Ghazali. Perbedaannya tulisan tersebut lebih
menekankan pada konsep pemikiran Zainab tentang Islam feminis sedangkan
tulisan ini tidak hanya membahas pemikiran feminis Islam Zainab al-Ghazali
tetapi Perjuangannya dalam Ikhwanul Muslimin.
10
Ketiga, makalah yang ditulis oleh Pauline Lewis berjudul “Equity Not
Equality: The Gender Discourse of an Egyptian Activist”, diterbitkan oleh UCLA
Center for the Study of Women, 2 Januari 2013. Makalah tersebut membahas
salah satu karya Zainab al-Ghazali sebagai pemimpin gerakan perempuan
Muslimah. Zainab dianggap telah membingungkan banyak pengamat feminis,
beberapa karyanya tentang perempuan tampaknya bertentangan dengan
retorikanya mengenai peran perempuan Muslim di masyarakat. Ia mendorong
perempuan Muslim untuk kembali ke rumah dan mempertahankan basis
masyarakat Islam: keluarga. Selain itu, ia mendukung hak-hak dan partisipasi
kaum perempuan, berarti Zainab setuju dengan konsep emansipasi perempuan.
Wacananya tentang konsep gender cenderung menampilkan norma-norma gender
yang konservatif. Sementara dalam pandangan masyarakat postkolonial, wacana
gender Zainab dianggap bersinggungan mengingat keterlibatannya dengan politik
Ikhwanul Muslimin yang didominasi oleh kaum laki-laki. Sekilas tulisan di atas
memiliki persamaan terkait konsep gender Zainab al-Ghazali, perbedaannya
tulisan ini lebih menekankan pada Perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul
Muslimin.
Dari penelusuran penulis, masih sangat sedikit karya yang membahas tentang
Zainab al-Ghazali sebagai tokoh kajian pembahasan penulisan ini. Oleh karena
itu, penulis merasa perlu membahasnya sebagai bentuk apresiasi penulis terhadap
tokoh perempuan muslimah yang berjuang untuk negara dan agamanya.
11
E. Landasan Teori
Teori adalah kerangka berpikir yang dijadikan sebagai acuan untuk
memahami dan menerangkan suatu kajian yang menjadi pusat perhatian penulis.
Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori panggung Erving
Goffman. Ia memusatkan perhatiannya pada interaksi individu-individu dan
mempengaruhi tindakan-tindakan mereka satu sama lain ketika saling berhadapan.
Di dalam proses interaksi sehari-hari, seseorang dilihat dari tindakannya, dan
penonton menerima pertunjukan itu. Dengan teori panggung, penulis beupaya
menjelaskan bagaimana proses interaksi Zainab al-Ghazali dalam beberapa
adegan. Peran-peran apa saja yang ditampilkannya dalam panggung sosial,
keagamaan dan politik.
Ada dua penampilan, yaitu panggung depan dan panggung belakang.
Panggung depan adalah bagian penampilan individu yang secara teratur berfungsi
di dalam mode umum dan tetap untuk mendefinisikan situasi bagi penonton di
sekelilingnya. Menurut penulis, panggung depan digunakan untuk
mengidentifikasi peranan Zainab al-Ghazali yang ditampilkannya dalam bidang
sosial dan keagamaan. Bidang sosial misalnya, ia telah berperan aktif melalui
pergerakan Muslimahnya membantu wanita-wanita Muslim dan anak-anak yang
kehilangan anggota keluarganya akibat penangkapan terhadap kelompok
Ikhwanul Muslimin. Usaha yang dilakukannya adalah menyediakan tempat
tinggal untuk wanita dan anak yatim piatu serta memberikan bantuan kepada
keluarga-keluarga yang tidak mampu. Dalam bidang keagamaan, Ia aktif mengisi
pengajian dan seminar baik di dalam maupun ke luar negeri untuk membahas
12
masalah-masalah kerohanian yang bertujuan sebagai perluasaan dakwah Ikhwanul
Muslimin.
Sementara untuk identifikasi panggung belakang tergantung pada penonton
yang bersangkutan atau hanya diketahui tim.14
Penulis menafsirkan bahwa
perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul Muslimin dikaitkan dengan
pandangan tokoh ketika memutuskan untuk bergabung menjadi bagian Ikhwanul
Muslimin. Zainab telah menunjukkan partisipasinya di dalam tim karena ia
memiliki kecenderungan baik dalam hal pemikiran maupun usaha yang
dilakukannya. Sebagai contoh dalam panggung politik, Zainab menjadi salah satu
perempuan yang turut terlibat dalam kegiatan politik Ikhwanul Muslimin secara
tidak langsung dikarenakan baiatnya kepada Hasan al-Banna. Selain itu, gerakan
Ikhwanul Muslimin juga didominasi oleh kaum laki-laki itu tidak banyak
diketahui oleh masyarakat luas bahwa di dalamnya juga dibentuk perhimpunan
perempuan yang selalu mendukung segala kegiatan maupun program-program
Ikhwanul Muslimin.
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan biografis,
yaitu pendekatan yang berusaha memahami dan mendalami kepribadian tokoh
berdasarkan latar belakang lingkungan sosial dimana tokoh itu dibesarkan,
14
Erving Goffman belajar di Universitas Chicago, kemudian banyak melahirkan teori sosial
psikologi di Amerika Serikat. Dia mencontohkan bagaimana seorang dokter harus berperan dalam
panggung depan dan panggung belakang, bagaimana dokter dalam ruangan praktek harus
menyakinkan pasiennya, dan dokter sebagai individu pada umumnya (istri, ibu rumah tangga,
petenis, dll). Sedangkan tim adalah individu yang bekerjasama mementaskan suatu rutinitas
tersebut seperti dokter dengan resepsionisnya. Lihat Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer,
terj. Yasogama (Yayasan Solidaritas Gajah Mada), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1984)
hlm. 229-237.
13
bagaimana proses pendidikan yang dialami, dan watak-watak yang ada
disekitarnya.15
Pendekatan biografis ini digunakan untuk melihat latar belakang
kehidupan Zainab al-Ghazali meliputi latar belakang keluarga, pendidikan dan
lain sebagainnya.
F. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode sejarah, yaitu menguji dan menganalisa data
secara kritis-analitis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan
data yang diperoleh.16
Metode sejarah ini tertumpu pada beberapa langkah, yaitu
pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (verifikasi), penafsiran (interpretasi)
dan penulisan (historiografi).
1. Heuristik
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan sumber yang ada kaitannya
dengan pokok persoalan yang menjadi fokus kajian penulisan. Penelitian
ini bersifat kepustakaan (library research), maka yang perlu dilakukan
adalah mengumpulkan sumber dan menggali data dari berbagai literatur,
baik buku, enksiklopedi, skripsi, jurnal penelitian, artikel internet yang
berkaitan dengan penulisan ini yaitu perjuangan Zainab al-Ghazali dalam
Ikhwanul Muslimin. Data dapat dibedakan menjadi dua macam: primer
15
Taufik Abdullah, dkk., Manusia dalam Kemelut Sejarah (Jakarta: LP3ES, 1978), hlm.
4.
16 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Yogyakarta: Yayasan
Penerbit UI Press, 1971), hlm. 32.
14
dan sekunder. Sumber primer atau sumber utama penulisan mengacu pada
karya Zainab al-Ghazali yaitu Ayya>m min Haya>ti dan beberapa karya-
karyanya. Sementara sumber sekunder atau sumber pendukung diperoleh
dari beberapa karya-karya ilmiah maupun buku-buku yang ada kaitannya
dengan penulisan ini. Penggunaan data primer dan sekunder dapat
menentukan kualitas data sejarah yang diperlukan dalam penulisan ini.
2. Verifikasi atau Kritik Sumber
Verifikasi yaitu melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang
didapatkan. Tujuan dari kritik sumber adalah untuk menyeleksi data untuk
memperoleh fakta sejarah. Ada dua macam kritik yang dibedakan, yaitu
kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern dilakukan untuk keabsahan
mengenai keaslian sumber (kredibilitas).17
Kritik intern untuk
membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain agar
diperoleh sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Interpretasi
Interpretasi merupakan langkah penafsiran terhadap makna dan
fakta, serta hubungan satu sama lain. Interpretasi dibagi menjadi dua
macam: yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan data
sejarah yang masih mengandung beberapa kemungkinan, sedangkan
sintesis adalah menyatukan. Pada tahap ini penulis berusaha
17
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta, Yayasan Benteng Budaya, 1995),
hlm. 99.
15
mendeskripsikan Perjuangan Zainab al-Ghazali yang dikaitkan dengan
peristiwa-peristiwa di Mesir, gagasan dan aktivitasnya dengan Ikhwanul
Muslimin.
4. Historiografi
Historiografi merupakan langkah terakhir berupa penulisan,
pemaparan atau pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan.18
Penulis
berusaha menyajikannya secara sistematis dalam beberapa bab yang saling
berkaitan dan saling melengkapi agar lebih mudah dipahami.
G. Sistematika Pembahasan
Bab I adalah bab pendahuluan. Bab pendahuluan merupakan bab yang
dijadikan sebagai bahan acuan langkah dalam penulisan penelitian ini. Bab ini
berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab II membahas latar belakang kehidupan Zainab al-Ghazali meliputi
latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan dan kepribadian tokoh. Hal ini
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mendukung
dan membentuk Zainab al-Ghazali sebagai pejuang perempuan di Mesir.
18
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 67.
16
Bab III mendeskripsikan gagasan Zainab al-Ghazali dan Ikhwanul
Muslimin meliputi Gagasan Feminisme Islam, Hubungan Zainab al-Ghazali
dengan Ikhwanul Muslimin hingga Pertentangan Ideologi. Hal ini bertujuan untuk
memahami pola pikir Zainab al-Ghazali baik sebelum maupun sesudah bergabung
menjadi bagian Ikhwanul Muslimin. Sementara terkait perjuangannya dan
kontribusinya terhadap Ikhwanul Muslimin yang akan dibahas pada bab
berikutnya.
Bab IV membahas Zainab al-Ghazali dan perjuangannya dengan
menguraikan strategi perjuangannya dan kontribusinya dalam bidang sosial,
keagaman dan politik di Mesir. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jawaban
dari analisa yang dilakukan dalam penelitian.
Bab V adalah penutup meliputi kesimpulan sebagai jawaban dari
perumusan masalah dalam penelitian dan disertai saran-saran yang sekiranya
diperlukan dalam penelitian selanjutnya.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zainab al-Ghazali adalah seorang Muslimah pejuang hak perempuan yang
lahir pada tanggal 8 Rabiul Awal 1335 H/ 2 Januari 1917 M. Figurnya dikenal
sebagai sosok perempuan yang sangat peduli dengan kondisi perempuan di Mesir
pada saat itu. Zainab yang sangat tertarik dengan permasalahan perempuan itu pernah
menjadi bagian gerakan perempuan Egyptian Feminism Union, sebelum akhirnya
mendirikan Muslim Ladies Association pada tahun 1937 M sebagai respon terhadap
persatuan feminis Mesir. Zainab memutuskan keluar dari keanggotaan EFU setelah
merasa berbeda pendapat mengenai peran dan hak kaum perempuan.
Zainab al-Ghazali berafiliasi dengan gerakan Ikhwanul Muslimin karena
keduanya memiliki visi dan misi yang sama yaitu membentuk masyarakat Islam yang
menjalankan syari’at Islam dan menginginkan kembalinya Khilāfah Islāmiyah di
Mesir. Gagasan yang dikembangkan Zainab al-Ghazali dan Ikhwanul Muslimin
memiliki persamaan yang begitu kuat. Berbagai faktor dan peristiwa yang terjadi di
Mesir menjadi latar belakang dan penguat hubungan keduanya. Zainab telah berupaya
menunjukkan partisipasinya yang aktif dalam Ikhwanul Muslimin selama terjadi
tribulasi pra maupun pasca revolusi 1952 M. Hubungan yang terbina antara keduanya
terjalin cukup baik, sehingga Zainab al-Ghazali menjadi tokoh perempuan
berpengaruh dalam Ikhwanul Muslimin.
61
Perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul Muslimin bermula ketika
terjadi krisis sosial-politik di Mesir yang disebabkan oleh kependudakan asing yang
dinilai telah ikut campur mengatur sistem pemerintahan negara. Ikhwanul Muslimin
yang semula merupakan gerakan sosial-keagamaan mulai tampil dalam percaturan
politik Mesir dan menjadi gerakan politik Islam paling berpengaruh dalam
kebangkitan Islam abad XX. Perjuangan Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul
Muslimin dibuktikan dengan kontribusinya dalam bidang sosial-keagamaan dan
politik yang menjadi program perluasaan dakwah Ikhwanul Muslimin. Pertentangan
ideologi antara pemerintah dan Ikhwanul Muslimin menjadi latar belakang terjadinya
peristiwa tribulasi, yaitu masa-masa sulit bagi kelompok Ikhwanul Muslimin. Selama
peristiwa tribulasi itu, Zainab al-Ghazali telah berperan membantu anggota keluarga
Ikhwanul Muslimin yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Ia pun melakukan
perjuangan bersama Akhawa>ti al-Muslima>t yaitu divisi perempuan Ikhwanul
Muslimin, sebagai jalur komunikasi antar anggota yang berada di dalam dan di luar
penjara sebelum akhirnya ia ditangkap oleh pemerintah pada tahun 1965 M.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kiranya akan menjadi tidak pantas jika
penulis mengatakan penelitian ini sudah sempurna. Penulis mengharapkan kritikan
yang membangun untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dari hasil penelitian
ini. Dalam skripsi ini, masih banyak celah bagi orang lain untuk meneliti sisi
62
kehidupan Zainab al-Ghazali dari sudut pandang yang berbeda. Terlepas dari sosok
Zainab al-Ghazali dalam Ikhwanul Muslimin, kita perlu mengakui semangat
ukhuwah dan perjuangannya demi membela Islam
64
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Abdullah, Taufik, Manusia dalam Kemelut Sejarah, Jakarta: LP3ES, 1978.
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999.
Syaikh Mansur Ar-Rifo‟i „Abid, Al - Mar’ah: Ma>dli>ha> wa h~a>dliruha>, Beirut: Auraa
Syarqiyyah, 2000.
___________, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta: Ombak, 2011.
Al-Banna, Hasan, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin jilid 1, terj. Anis Matta
dkk, Surakarta: Era Intermedia, 2006.
Al-Banna, Hasan, Risalah-risalah Hasan al-Banna: Baiat, Jihad dan Dakwah,
terj. Abdullah Salim dan Asyhari Marzuki, Yogyakarta: Nurma Media
Idea, 2004.
Al-Banna, Hasan. & Masyhur, Jihad Ikhwanul Muslimin: Sejarah, Program,
Metode, dan Tujuan Perjuangannya, terj. Amin el-Abbas, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1994.
Al-Ghazali, Zainab, Perjuangan Wanita Ikhwanul Muslimin, terj. Salim
Basyarahil, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
___________, Problematika muda-mudi Zainab Al-Ghazali Menjawab. terj.
IKAPI, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Al-Jabari, Abdul Muta‟al, Pembunuhan Hasan al-Banna, terj. Afif Mohammad,
Bandung: Pustaka, 1999.
Al-Jauhari, Mahmud Muhammad dan Khayyal, Hakim Muhammad, Divisi
Wanita Ikhwanul Muslimin Peran dan Sejarah Perjuangannya, terj.
Khozin Abu Faqih, Jakarta: Al-I‟tishom, 2003.
Al-Jundi, Anwar, Imam Para Da’i dan Mujaddid yang Menemui Syahid
BIOGRAFI HASAN AL-BANNA, terj. Khalifaturrahman, Solo: Media
Insani Press, 2003.
Al-Hajaji, Anas, Otobiografi Hasan Al-Banna Tokoh Pejuang Islam, Bandung:
Penerbit Risalah, 1983.
Al-Hussaini, Ishak Musa, Ikhwanul Muslimin Tinjauan Sejarah Sebuah Gerakan
Islam, Jakarta: Grafiti Pers, 1983.
Al-Muslim Asy-Syabab, Pengadilan Terhadap Ikhwanul Muslimin, terj. Afif
Mohammad, Bandung: Pustaka, 1984.
65
Al-Wakil, Sayyid Muhammad, Pergerakan Islam Terbesar Abad 14 H: Studi
Analisis terhadap Manhaj Gerakan Ikhwanul Muslimin, terj. Fachruddin,
Bandung: Asy Syaamil Press, 2001.
El-Rais, Heppy, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
El-Sadawi, & Izzat, Rauf, Perempuan, Agama dan Moralitas antara Nalar
Feminis dan Islam Revivalis, terj. Ibnu Rusydi, Jakarta: Erlangga, 2002.
Esposito, L John. Dkk., Dinamika Kebangunan Islam: Watak, Proses dan
Tantangan, Jakarta: CV. Rajawali,1987.
_________, Islam dan Perubahan Sosial-Politik di Negara sedang Berkembang,
Yogyakarta: PLP2M, 1985.
Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Yogyakarta:
Yayasan Penerbit UI Press, 1971.
Halim, Ali Abdul, Ikhwanul Muslimin Konsep Gerakan Terpadu jilid 1, Jakarta:
Gema Insani Press, 1997.
Harton dan Simmons, Wanita-wanita yang Mengubah Dunia, terj. Haris
Munandar, Jakarta: Esensi, 2009.
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam jilid ketiga, terj. Ghufron Masadi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000.
Izzat, Hibbah Rauf, Wanita dan Politik dalam Pandangan Islam terj. Bahruddin
Fanani, Bandung: Rosdakarya, 1997.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang, 2001.
Lands and Peoples, terj: Negara dan Bangsa Ed.1, Jakarta: Grolier Incorporated,
1988.
Mauli, Betty, Perempuan Mesir Potensi SDM yang Terlupakan, Yogyakarta:
Pustaka Ilmu, 2014.
Moghissi, Haideh, Feminisme dan Fundamentalisme Islam, terj. Maufur,
Yogyakarta: Lkis, 2005.
Mohammad, Herry, Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh Abad XX, Bandung:
Gema Insani Press, 1987.
Munawwir, Warson, Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997
Nata, Abuddin, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001.
66
Nu‟man, Farid, al-Ikhwan al-Muslimin, Anugerah Allah yang Terzalimi, Depok:
Pustaka Nauka, 2004.
Outhwaite, William, Kamus Lengkap Pemikiran Sosial Modern edisi 2, Jakarta:
Kencana, 2008.
Sa‟id Mursi, Muhammad, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj.
Khoirul Amru Harahap, Jakarta: Pustaka Kautsar, 2007.
Shaffiyyah, Amatullah. & Sinaga, Astriana, Pergerakan Muslimah Menyongsong
Era Baru, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
Poloma, Margaret M, Sosiologi Kontemporer, terj. Yasogama Yayasan Solidaritas
Gajah Mada, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1984.
Qardhawi, Yusuf , Sistem Kaderisasi Ikhwanul Muslimin, Solo: Pustaka Manteg,
1992.
Takariawan, Cahyadi, Al-Ikhwan al-Muslimun Bersama Mursyid ‘Am Kedua,
Yogyakarta: Tiga Lentera Utama, 2002.
Umar, Muim, Historiografi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1988.
Ibrahim Salim, Muhammad, Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah
SAW, Jakarta: Gema Insani, 2002.
Zaharah, Siti hamid dan Ramizah, Wan Hasan. “Zainab Al-Ghazali Al-Jubaily
dan Tafsir Nazarat Fi Kitabillah: Satu Sorotan”. International Conference on
Arabic Studies and Islamic Civilization (Malaysia: KUIS, 9-10 March 2015)
B. Jurnal
Muhammad, Nurudin. “Pemikiran Nasionalisme Arab Gamal Abdul Nasser dan
Implikasinya terhadap Persatuan Umat Islam di Mesir” Addin, Vol. 9, No. 1,
Februari 2015.
Olatunde Uthman, Ibrahim. “A re-reading of the Egyptian Zaynab al-Ghazzali, the
muslim brotherhood and the islamic feminist movementin contemporary society”.
International Journal of Sociology and Anthropology, Vol. 3 (11) pp. 407-415,
November 2011.
Zikwan. “Emansipasi Wanita menurut Qasim Amin”. Media Akademika, Vol. 26,
No. 4, Oktober 2011.
C. Skripsi dan Tesis
67
Ihsanudin, Mahfud, “Pemikiran Politik Hasan al-Banna dan Pengaruhnya terhadap
Mesir tahun 1928-1949 M” Skripasi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan, 2009.
Sudarsono, Amin, “Kebijakan Politik Gamal Abdul Nasser dan Implikasinya Bagi
Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir” Skripsi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tidak dipublikasikan, 2006.
Trisnawati, Diana, “Revolusi Mesir 23 Juli 1952: Berakhirnya Pemerintahan Raja
Farouk” Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, tidak
dipublikasikan, 2013.
Wibisono, Adhe, “Perjuangan Politik Al-Ikhwan Al-Muslimun dalam Melawan
Rezim Otoritarianisme di Mesir Pada Era Gamal Abdul Nasser sampai Husni
Mubarak (1954-2011)” Skripsi Fakultas Ilmu Hubungan Internasional Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, tidak dipublikasikan, 2011.
D. Internet
“Muslim Sisterhood” dari American Center For Democracy dalam
http://www.kompasiana.com/farid_wadjdi/kebangkitan-muslim-sisterhood-di-
mesir_552b778c6ea834d3618b4574 diakses 13 Mei 2016 pukul 14.15 WIB.
“Zainab a Al-Ghazali, Srikandi Islam Asal Mesir” dalam
http://m.kiblat.net/2016/07/30/zainab-al-ghazali-srikandi-islam-asal-mesir/
diakses 22 agustus 2016 pukul 23.15 WIB.
Siti Zaharah dkk, Sumbangan Zainab Al-Ghazali dalam Memartabatkan
Kedudukan Wanita dalam Arena Kepemimpinan Umat Islam dalam
http://www.kuis.edu.my/icpr2014/eproceedings/29.%20Siti%20Zaharah%20Hami
d.pdf diakses 23 Juli 2016 pukul 21.00 WIB.
Miriam Cooke, Ayyam Min Hayaati: The Prison Memoirs ofa Muslim sister
dalamhttps://miriamcooke.apostrophenow.com/uploads/.../ayyam-min-
hayati.original.pdf diakses 30 Agustus 2016 pukul 14.00 WIB.
http://www.ikhwanwiki.com diakses 21 Desember 2016 pukul 06.00 WIB.
https://michiganjournalhistory.files.wordpress.com/2014/02/lewis_pauline.pdf
diakses 21 Desember 2016 pukul 07.00 WIB.
https://repository.asu.edu diakses 20 Desember 2016 Pukul 07.30 WIB.
68
E. Majalah dan Surat Kabar
Marniati dan Nurfadilah, 2016, “Gerak Feminisme Awal Abad ke-20 di Dunia
Islam” Republika, 24 April 2016.
Setyaning Tri Raharti, 2003, “Zainab al-Ghazali: Mujahidah dari Mesir”
Hidayatullah, 04 Agustus 2003.
Lampiran 1
Zainab al-Ghazali (kiri) dan Hamidah Qutb bersama
seorang polisi sosialisme.1
1 Asy-Syahab al-Muslim, Pengadilan terhadap Ikhwanul Muslimin, terj. Afif
Mohammad (Bandung: Pustaka,1984), hlm. 72.
Lampiran 2
Zainab al-Ghazali (1917-2005)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Novilia Anggraeni
Tempat/ tgl. Lahir : Blitar, 21 November 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Ds. Tumpang Rt.02/07 Talun Blitar
Alamat di Jogja : PP. Al-Munawwir Nurussalam Krapyak
Email : [email protected]
No. HP : 085 646 559 693
Nama Orang Tua
Ayah : Muhammad Kalimi
Ibu : Anik Mahmudah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN Tumpang 03 Talun Blitar tahun lulus 2006
b. MTsN Jabung Talun Blitar tahun lulus 2009
c. MAN Tlogo Kanigoro Blitar tahun lulus 2012
d. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun lulus 2016
2. Pendidikan Non-Formal
a. Pondok Pesantren Mathla’ul Ulum Blitar
b. Pondok Pesantren Al-Munawwir Nurussalam Krapyak Yogyakarta