1
PENGARUH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
DI KABUPATEN BARRU
MUSFIRA
NIM : 105641104916
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PENGARUH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
DI KABUPATEN BARRU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan Oleh
MUSFIRA
NIM : 105641104916
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Musfira, Nuryanti Mustari dan Fitriani Sari. Pengaruh Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Barru.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan
pembangunan kepariwisataan terhadap peningkataan pendapatan asli daerah di
Kabupaten Barru. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
metode kombinasi desain concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan
kualitatif secara seimbang) yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan instrument berupa
kuesioner dan wawancara. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
tekhnik probability sampling, adapun kategorinya adalah seluruh pengunjung pada
tahun 2019 di 2 objek wisata yaitu Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue dan
karena populasi yang terlalu banyak maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 188 orang dan informan sebanyak 3 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Keabsahan data
diperoleh melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengaruh kebijakan pembangunan kepariwisataan terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah di Kabupaten Barru berjalan dengan baik. Hal ini
berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh dari item pernyataan sebesar 545,4 atau
72,52% yang menandakan bahwa kebijakan pembangunan kepariwisataan
menempati kategori baik. Kemudian penelitian juga menunjukkan bahwa kebijakan
pembangunan kepariwisataan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Barru sebesar 40,9% dan
selebihnya yaitu sebesar 59,1% disebabkan oleh adanya program-program lain
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Kata Kunci : Kebijakan, Kepariwisataan, Pendapatan Asli Daerah.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata terindah yang patut di ucapkan oleh peneliti selain puji syukur
yang sebesar-besarnya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’aala yang telah
melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran, kekuatan serta ilmu pengetahuan
kepada hambaNya. Atas perkenannya sehingga peneli dapat menyelesaikan dan
mempersembahkan skripsi ini, bukti dari perjuangan yang panjang dan jawaban
atas do’a dan senantiasa mengalir dari orang-orang terkasih. Sholawat serta salam
“Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad” juga peneliti sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sang pejuang sejati yang telah membawa
kita dari tidak tau menjadi tahu.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Asli Daerah di Kabupaten Barru”
sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa mulai dari awal hingga akhir proses pembuatan
skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, hambatan, dan cobaan
yang selalu menyertainya. Hanya dengan ketekunan, kerja cerdas, dan kerja ikhlas
sehingga membuat penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga
dengan adanya berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak
sehingga mempermudah penyelesaian penulisan skripsi ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Nuhang dan Rapiah, yang telah
mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk kesuksesan anaknya, yang telah
melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati dalam buaian kasih
sayang kepada penulis.
viii
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya :
1. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
dan Ahmad Harakan S.IP., M.H.I selaku sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP., M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik
Penulis ± 4 tahun menampaki jenjang pendidikan di bangku kuliah Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si dan ibu Fitriani Sari HARI, S.IP., M.A
selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan
arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi penulis.
5. Para Dosen, dan staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan
bagi penulis selama menjalani proses perkuliahan.
6. Bapak Drs.Wahyuddin Suyuti selaku Sekertaris Dinas Pariwisata Kabupaten
Barru yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti guna mendukung
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Maskamaluddin,S.Sos. M.Si selaku Ketua Bidang Destinasi dan
Industri yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk
mambantu penulis mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
8. Ibu Marlina Amin, S.Sos Ketua Bidan Umum dan SDM yang telah banyak
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk mambantu penulis
mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
9. Teman-Teman di kelas IP-A dan IP-B, teman-teman angkatan MILITAN,
teman-teman di Pengurus IMM tahun 2018-2019 , adik-adik dan seniorku di
Ilmu Pemerintahan yang selama ini sudah seperti saudara yang memberikan
ix
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................. Error! Bookmark not defined.
PENERIMAAN TIM ........................................................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............. Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ........................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
A. Tinjauan Umum Kebijakan Pembangunan Kepasriwisataan .................................. 7
a. Tingkat kebijakan ............................................................................................... 7
b. Jenis-jenis Kebijakan .......................................................................................... 8
c. Pembangunan Kepariwisataan ............................................................................ 9
d. Manfaat Pembangunan Kepariwisataan ............................................................ 10
e. Unsur-unsur Pembangunan Kepariwisataan : ................................................... 14
B. Tinjauan Umum Pendapatan daerah ..................................................................... 15
a. Pajak daerah ..................................................................................................... 17
b. Retribusi daerah ............................................................................................... 18
C. Kajian Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendaapatan Asli Daerah (PAD) .................................................................................. 19
D. Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 20
E. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 23
F. Definisi Operasional Variabel .............................................................................. 26
G. Hipotesis .............................................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 29
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 29
B. Jenis Dan Tipe Penelitian ..................................................................................... 29
C. Sumber Data ......................................................................................................... 30
D. Populasi Dan Sampel ........................................................................................... 30
E. Informan Data ...................................................................................................... 33
xi
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 34
F. Teknik Analisi Data ............................................................................................. 35
G. Teknik Pengabsahan Data .................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................................... 39
B. Gambaran Umum Responden............................................................................... 41
C. Hasil Penelitian .................................................................................................... 44
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 126
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 126
B. Saran .................................................................................................................. 126
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 128
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penerimaan pendapatan sektor pariwisata kabupaten Barru
Tahun 2015-2019 ........................................................................... 18
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 36
Tabel 3.1 sampel............................................................................................. 46
Tabel 3.2 Informan Penelitian ........................................................................ 46
Tabel 3.3 Skor dalam penelitian ..................................................................... 47
Tabel 3.4 Kriteria kekuatan hubungan ........................................................... 49
Tabel 4.1 Pembagian administrasi Kabupaten Barru ..................................... 54
Tabel 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin ........................................... 56
Tabel 4.3 Responden berdasarkan usia .......................................................... 57
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................ 58
Tabel 4.5 Dengan adanya kebijakan pembangunan kepariwisatan
berpengaruh kepada masyarakat .................................................... 60
Tabel 4.6 Mengubah pola pikir masyarakat ................................................... 61
Tabel 4.7 Anda dan keluarga merasaakn dampak dari pembangunan
destinasi wisata ............................................................................... 62
Tabel 4.8 Meningkatnya wisatawan yang berkunjung ................................... 64
Tabel 4.9 Anda mendapatkan Informasi tentang pembangunan
Destinasi wisata .............................................................................. 65
Tabel 4.10 Pembangunan destinasi wisata ....................................................... 66
Tabel 4.11 tanggapan responden tentang pembangunan destinasi wisata ........ 68
xiii
Tabel 4.12 Pasar ekowisata bermanfaat untuk masyarakat .............................. 70
Tabel 4.13 promosi sering dilakukan ............................................................... 71
Tabel 4.14 Melakukan kerjasama dengan pihak swasta................................... 73
Tabel 4.15 Anda dilibatkan dalamm pengembangan pasar wisata .................. 74
Tabel 4.16 Pemanfaatan media social untuk promosi ...................................... 74
Tabel 4.17 Pengembangan pemasaran dan pasar wisata .................................. 76
Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang pengembangan pemasaran
Dan pasar wisata............................................................................. 78
Tabel 4.19 Produk-produk wisata yang semakin bagus ................................... 80
Tabel 4.20 Melakukan pengembangan usaha kuliner tradisional .................... 81
Tabel 4.21 Fasilitas wisata yang lengkap ......................................................... 82
Tabel 4.22 Daya Tarik objek wisata selalu dikembangkan .............................. 83
Tabel 4.23 saran dan prasarana yang dibutuhkan tersedia ............................... 84
Tabel 4.24 Pembangunan industri wisata ......................................................... 85
Tabel 4.25 Tanggapan Responden tentang pembangunan industri wisata ....... 87
Tabel 4.26 Pelaksanaan program kepariwisataan rutin dilakukan ................... 89
Tabel 4.27 Fasilitas badan promosi pariwisata yang memadai ........................ 90
Tabel 4.28 Masyarakat dan Pemerintah bekerjasama ...................................... 91
Tabel 4.29 Struktur tata kelola kelembagaan yang aktif .................................. 93
Tabel 4.30 Pembangunan kemitraan dengan pemerintah dalam
Pembangunan kepariwisataan ........................................................ 94
Tabel 4.31 Pembangunan Kelembagaan .......................................................... 95
Tabel 4.32 Tanggapan responden pembangunan kelembagaan ....................... 97
xiv
Tabel 4.33 Tanggapan responden tentang kebijakan pembangunan
kepariwisataan ................................................................................ 99
Tabel 4.34 Mendorong peningkatan perekonomian lokal .............................. 103
Tabel 4.35 Meningkatkan pendapatan lokal................................................... 104
Tabel 4.36 Berdampak positif untuk masyarakat ........................................... 105
Tabel 4.37 Pendapatan Masyarakat Meningkat ............................................. 105
Tabel 4.38 Perekonomian masyarakat Stabil ................................................. 106
Tabel 4.39 Menambah pemasukan dan pendapatan ....................................... 107
Tabel 4.40 Tanggapan responden tentang menambah pemasukan
Dan pendapatan ............................................................................ 108
Tabel 4.41 Anda mendapatkan pekerjaan yang bagus ................................... 110
Tabel 4.42 Anda mendapatkan penghasilan yang tinggi ................................ 111
Tabel 4.43 Masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan ........................ 112
Tabel 4.44 Lapangan pekerjaan yang sesuai dengan skill Masyarakat .......... 113
Tabel 4.45 Masayarakat mendapatkan pekerjaan yang layak ........................ 114
Tabel 4.46 Membuka kesempatan kerja ......................................................... 115
Tabel 4.47 Tanggapan responden membuka kesempatan kerja ..................... 117
Tabel 4.48 Banyak turis yang berkunjung...................................................... 119
Tabel 4.49 Semakin banyak wisatawan yang datang ..................................... 120
Tabel 4.50 Objek wisata yang semakin terkenal ............................................ 121
Tabel 4.51 Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung
Ke Indonesia ................................................................................. 122
Tabel 4.52 Indonesia semakin dikenal karena pariwisata yang Unggul ........ 123
xv
Tabel 4.53 Menambah Devisi Negara ............................................................ 124
Tabel 4.54 Tanggapan responden tentang Menambah Devisa ....................... 125
Tabel 4.55 Mendorong pertumbuhan kebudayaan lokal ................................ 127
Tabel 4.56 Masyarakat lebih tertarik dengan kebudayaan lokal .................... 128
Tabel 4.57 Berdampak positif untuk masyarakat ........................................... 129
Tabel 4.58 Kebudayaan lokal yang semakin berkembang ............................. 129
Tabel 4.59 Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah ....................................... 130
Tabel 4.60 Merangsang pertumbuhan Kebudayaan Lokal ............................. 131
Tabel 4.61 Tanggapan Responden tentang merangsang pertembuhan
Kebudayaan lokal ......................................................................... 131
Tabel 4.62 Tanggapan Responden peningkatan pendapatan asli daerah ....... 134
Tabel 4.63 Hasil Uji F .................................................................................... 138
Tabel 4.64 Hasil Regresi Sederhana............................................................... 139
Tabel 4.65 Hasil uji koefisien Detirminan ..................................................... 140
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Fikir Penelitian.............................................................. 38
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Barru ..................................................... 58
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang sangat
penting dan mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam
perekonomian nasional seperti penyerapan lapangan kerja. Produk modern
pariwisata saat ini mulai banyak ditinggalkan dan wisatawan beralih kepada produk
wisata yang lebih menghargai lingkungan, alam, budaya dan atraksi secara spesial.
Kepuasan wisatawan tidak hanya bersandar pada keindahan alam dan kelengkapan
fasilitas wisata melainkan juga pada keleluasaan dan intensitas interaksi dengan
lingkungan dan masyarakat lokal.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
mengamanatkan bahwa salah satu tujuan kegiatan kepariwisataan adalah upaya
melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya dengan berlandaskan pada prinsip-
prinsip memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan
masyarakat setempat dan menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara
pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam rangka otonomi
daerah serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.
Kabupaten Barru sebagai daerah yang berada pada jalur antara Kota Makassar
dengan daerah tujuan wisata Tana Toraja memiliki kemungkinan untuk menangkap
peluang arus pengunjung sehingga pengembangan potensi wisata sangat relevan
untuk dijadikan sebagai komuditas dalam rangka meningkatkan pendapatan
2
masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU Nomor 23 tahun 2014 dimana terdapat
urusan pemerintahan pilihan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan
potensi yang dimiliki daerah. Salah satu urusan pemerintahan pilihan adalah
pariwisata yang merupakan salah satu sektor potensial yang dapat dijadikan sebagai
sumber pendapatan daerah karena ketersediaan berbagai potensi pariwisata yang
ada di setiap daerah. Menurut (Suharto, 2011) menyatakan bahwa kebijakan adalah
suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak
yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
Banyak potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Barru dan sudah banyak
objek wisata yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas
Pariwisata Kabupaten Barru antara lain Pantai Ujung Batu, Taman Wisata
Padongko, Bukit Paralayang Maddo, Bukit Lappa Laona, Air Terjun Batulappa,
Celebes Canyon, Batu Mallopie, dan masih banyak lagi destinasi wisata di
Kabupaten Barru.
Peranan pariwisata dalam pembangunan secara garis besar berintikan tiga segi
yakni segi ekonomis (devisa, pajak-pajak), segi kerjasama antar Negara
(persahabatan antarbangsa), segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kita
kepada wisatawan mancanegara).
Salah satu dari Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) bersumber dari sektor
Pariwisata. Oleh karena itu objek-objek wisata perlu membutuhkan perhatian
khusus dari pihak pemerintah dari sisi pengembangannya. Selain merupakan
3
kekayaan alam juga sebagai potret daerah yang harus dilestarikan dan dipelihara
keberadaannya guna mengundang wisatawan domestik maupun manca Negara.
Pengaruh jumlah kunjungan wisatawan sangat berarti untuk pengembangan
industri pariwisata dan Pendapatan Asli Daerah sehingga wisatawan mancanegara
maupun wisatawan domestik tertarik untuk melakukan kunjungan wisata. Adanya
dukungan alokasi dana dari pemerintah setiap tahunnya menjadikan sektor
pariwisata mengembangkan tempat wisata agar banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung menjadikan sektor pariwisata berpotensi
meningkatkan pendapatan asli daerah. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan
memberikan kontribusi positif dalam Pendapatan Asli Daerah.
Tabel 1.1
Penerimaan Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Barru Tahun 2015-
2019
Sumber: Kabupaten Barru Dalam Aangka 2019
Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, maka
pemerintah daerah Kabupaten Barru diharuskan memiliki kemampuan untuk dapat
mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki wilayahnya secara lebih
Tahun Pendapatan Sektor Pariwisata
2015 Rp.18.000.000.00
2016 Rp.23.841.000.00
2017 Rp.25.570.000.00
2018 Rp.29.550.000.00
2019 Rp.34.350.000.00
4
efektif dan efisien. Salah satu potensi ekonomi yang dimiliki Kabupaten Barru
adalah dalam sektor pariwisata. Sangat diharapkan pemerintah daerah Kabupaten
Barru mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi di sektor pariwisata ini,
karena keberadaan sektor pariwisata tersebut akan mampu mengembangkan
perekonomian Kabupaten Barru dan dapat kita lihat setiap tahunnya pendapatan
dari sektor Pariwisata mengalami peningkatan. Pemerintah daerah pada hal ini
adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Barru membuat sebuah kebijakan
pembangunan kepariwisataan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas
kepariwisataan di Kabupaten Barru. Kebijakan pembangunan kepariwisataan ini
bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana di berbagai objek wisata di
Kabupaten Barru, mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Barru yang
berbasis pada konsep pembangunan lingkungan yang berkelanjutan (sustanaible
development) bertumpu pada pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan melalui
keterkaitan antara alam, sosio ekonomi, dan kultur.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
maka Judul Penelitian yang dilakukan sebagai pemenuhan Tugas Akhir di Jurusan
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yaitu “Pengaruh
Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Barru”
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini :
1. Bagaimana kebijakan Pembangunan Kepariwisataan terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Barru ?
2. Bagaimana upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di
Kabupaten Barru?
3. Apakah ada pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Barru?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Barru
2. Untuk mengetahui upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
di Kabupaten Barru
3. Untuk mengetahui Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten
Barru.
D. Manfaat Penelitian
Dilakukannya penelitian ini tentunya untuk memberikan manfaat bagi
penulis maupun pihak lain yang memerlukannya. Adapun manfaat dari penelitian
ini adalah :
6
1. Manfaat Teoritis :
Untuk mahasiswa yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai
Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
2. Manfaat Praktis :
a. Manfaat untuk pemerintah
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai
masukan dalam menerapkan strategi, langkah dan cara untuk menerapkan atau
mervisi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan dan melihat pengaruh
pembangunan pariwisata terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
di Kabupaten Barru.
b. Manfaat untuk masyarakat
Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menentukan arah atau
strategi dalam pengembangan kepariwisataan kedepannya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kebijakan Pembangunan Kepasriwisataan
Carl Friedrich berpendapat bahwa "Memahami kebijakan adalah tindakan
yang diusulkan oleh suatu kelompok, seseorang, atau juga pemerintah dalam
lingkungan tertentu yang menawarkan hambatan dan juga peluang bagi kebijakan
yang diusulkan untuk dapat digunakan dan juga tidak apa-apa untuk mencapai
tujuan, atau juga untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.keberhasilan dan
kegagalan suatu implementasi kebijakan dapat dievaluasi dari sudut
kemampuaannya secara nyata dalam meneruskan dan mengoprasionalkan program-
program peningkatam kualitas kebijakan yang telah dirancang (Mustari, 2013)
Menurut (Agustiono, 2014) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-
prinsip yang mengatur tindakan dan diarahkan pada tujuam tertentu.
a. Tingkat kebijakan
1) Kebijakan umum adalah kebijakan yang bertindak sebagai panduan atau
panduan untuk implementasi, positif dan negatif, yang mencakup seluruh
wilayah atau lembaga terkait.
2) Kebijakan implementasi adalah kebijakan yang mendefinisikan kebijakan
umum. Di tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang penegakan hukum.
3) Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada di bawah
kebijakan implementasi.
8
b. Jenis-jenis Kebijakan
Didalam suatu pemerintah terdapat beberapa macam kebijakan, dibawah ini
merupakan macam jenis tersebut, diantaranya:
1) Kebijakan Keuangan
Uang ialah suatu hal penting didalam suatu kehidupan manusia. Uang
merupakan salah satu penggerak ekonomi masyarakat suatu negara. Uang ini suatu
benda yang sudah disepakati bersama ialah sebagai alat perantara tukar menukar
didalam suatu hal perdagangan. Terdapat banyak sekali fungsi uang yang
sudah kita ketahui. Selain uang ternyata ada juga yang sering kita dengar yakni
inflasi. Inflasi merupakan kecenderungan naik turunnya suatu barang serta jasa
secara terus-menerus yang diakibatkan dari tidak adanya keseimbangan arus barang
serta juga arus uang.
2) Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh
pemerintah untuk menambah maupun mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Kebijakan moneter ini biasanya digunakan sebagai kebijakan ekonomi
didalam jangka pendek. Kebijakan moneter ini juga penting didalam pemerintah,
sebab hal tersebut juga dapat mempengaruhi perekonomian.
3) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan yang mengatur tentang
penerimaan serta juga pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara
diantaranya yakni pajak, penerimaan bukan pajak, dan juga bantuan ataupun
pinjaman dalam serta luar negeri. Sedangkan pengeluaran ini dibagi menjadi dua
9
kelompok, yakni pengeluaran bersifat rutin, contohnya yaitu membayar gaji
pegawai, belanja ataupun juga pengeluaran yang sifatnya itu pembangunan. Oleh
sebab itu kebijakan fiskal ini memang sangat penting bagi suatu pemerintahan.
Untuk itu kebijakan fiskal ini memang harus diperhatikan dengan benar. (Tachjan,
2006)
c. Pembangunan Kepariwisataan
Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar dilaksanakan oleh suatu
bangsa, negara, pemerintah dalam rangka pencapaian nasional melalui
pertumbuhan dan perubahan secara terencana menuju masyarakat yang modern.
Tidak ada satu negara yang mencapai tujuan nasionalnya tampa melakukan
berbagai jenis kegiatan pembangunan. Oleh karena itu proses pembangunan harus
terus berlanjut karena tingkat kemakmuran, keadilan dan kesejahtraan rakyat
bersifat relative dan tidak akan pernah dicapai secara absolut.
Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau
memajukan objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi
tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnnya untuk dapat menarik minat
wisatawan untuk mengunjungi (Yoeti, 2008)
Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak wisatawan datang pada
suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak mengeluarkan
uangnnya ditempat wisata yang mereka kunjungi sehingga dapat menambah devisa
bagi Negara untuk wisatawan asing, dan menambah pendapatan asli daerah untuk
wisatawan lokal. Disamping itu juga juga bertujuan untuk memperkenalkan dan
10
memelihara kebudayaan dikawasan pariwisata tersebut. Sehingga, keuntungan dan
manfaatnya bisa juga dirasakan penduduk sekitar. (Mulyadi,2009).
d. Manfaat Pembangunan Kepariwisataan
Adapun Manfaat pembangunan kepariwisataan yaitu :
1. Ekonomi
a) Menambah devisa
b) Membuka kesempatan berusaha
c) Menambah lapangan kerja
d) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
e) Mencorong pembangunan daerah
2. Sosial budaya
a) Pelestarian budaya dan adat
b) Meningkatkan kecerdasan masyarakat
c) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
d) Mengurangi konflik social
3. Berbangsa dan bernegara
a) Mempererat persatuan dan kesatuan
b) Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air
c) Memelihata hubungan baik secara internasional
4. Lingkungan
a) Melestarikan lingkungan
b) Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih
c) Meningkatkan kesegaran fisik dan mental
11
d) Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan fisik dan
rohani
e) Memeperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang
ada
(Wulandari & Triandaru, 2016) Pengembangan pariwisata sebagai suatu
industri secara ideal harus berlandaskan pada prinsip dasar yaitu :
1) Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus
menjamin terciptanya pemeliharaaan dan proteksi terhadap sumber daya
alam yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan,
pantai, danau, dan sungai.
2) Kelangsungan kehidupan social dan budaya, yaitu bahwa
pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran
masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui system nilai yang
dianut masyarakat setempatr sebagai identitas masyarakat tersebut.
3) Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus
dapat menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat
dalam aktifitas ekonomi melalui suatu system ekonomi yang sehat
kompetitif.
4) Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat
melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam
pengembangan pariwisata.
Dengan demikian pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu
didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkann tiga dimensi
12
kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya lingkungan (sumber daya alam), dan
masyarakat setempatr dengan sasaran untuk meningkatkan kualitas hidup.
Berkembangnya pariwisata tergantung pada produksi industri pariwisata
yang meliputi daya tarik wisata, kemudahan perjalanan, sarana dan fasilitas serta
promosi (Yoeti, 2008). Negara yang sadar akan pengembangan pariwisata
berdasarkan Direktorat Jendral Pariwisata bias mempertimangkan hal-hal sebagai
berikut :
1) Perencanan pengembangan pariwisata harus menyeluruh sehingga seluruh
bagi pengembangan pariwisata diperhitungkan dengan memperhatikan pula
perhitungan untung rugi apabila dibandingkan dengan pembangunan sektor
lain.
2) Pengembangan pariwisata harus diintegrasikan dalam pola dan program
pembangunan semasa ekonomi, fisik, dan social suatu Negara.
3) Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
membawakan kesejahtraan ekonomi yang tersebar luas dalam masyarakat.
4) Pengembangan pariwisata harus sadar lingkungan sehingga pengembangan
mencerminkan ciri-ciri khas budaya dan lingkungan alam sesuatu Negara
bukannya justru merusak lingkungan alam dan budaya yang khas itu.
5) Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
pertentanagn social dapat dicegah seminimal mungkin dan dapat
menimbulkan perubahan-perubahan social yang positif.
6) Penentuan tata cara pelaksanaannya harus disusun sejelas-jelasnya
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang masak sesuai kemampuan.
13
7) Pencatatan (monitoring) secara terus menerus mengenai pengaruh
pariwisata terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga merupakan bahan
yang baik untuk meluruskan kembali akibat perkembangan yang terarah.
Pengembangan potensi daya tarik atau antraksi wisata meliputi daya Tarik
alami yang bersifat melekat dengan keberadaan objek wisata alam tersebut.
Selain daya tarik alami, suatu objek wisata memiliki daya tarik buatan
manusia .
Hasil penelitian (ida bagus & Sudiana, 2017) mengemukakan bahwa kontribusi
yang diberikan sektor pariwisata adalah:
a. Menambah pemasukan dan pendapatan bagi pemerintah daerah maupun
masyarakatnya. Peningkatan ini bisa dilihat dari meningkatnya hasil usaha
dari yang dilakukan, misalnya bidang perhotelan, redtoran, biro perjalanan,
pramu wisata dan barang-barang souvenir bagi pendapatan asli daerah serta
sumber pertumbuhan ekonomi secara umum.
b. Membuka kesempatan kerja bagi penduduk dilokasi pariwisata, baik sekotr
formal maupun informal.
c. Menambah devisa negara.
d. Merangsang pertumbuhan kebudayaan lokal serta menunjang gerak
pembangunan daerah, miasalnya: melalui peningkatan infrastruktur,
perhotelan, restoran, dan lain-lain, sehingga menunjang pembangunan
daerah secara keseluruhan.
14
e. Unsur-unsur Pembangunan Kepariwisataan :
Menurut (Senjaya & Ulumudin, 2018) unsur-unsur pengembangan
pariwisata meliputi:
1) Antraksi
Antraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan
panorama flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), objek buatan manusia
9museum, katedral, masjid kuno, makam kuno, dan sebagainya), ataupun unsur-
unsur dan pariwisata budaya ( kesenian, adat istiadat, makanan, dan sebagainya).
2) Transportasi
Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga
perkembanagn akomodasi. Disamping itu perkembangan teknologi transportasi
juga berpengaruh atas fleksibitas arah perjalanan, jika angkutan dengan kereta api
bersifat linier, tidak banyak cabang atau kelokannya, dengan kendaraan mobil arah
perjalanan dapar menjadi lebih bervariasi. Demikian pula dengan angkutan pesawat
terbang yang dapat melintasi berbagai rintangan alam ( waktu yang lebih singkat).
3) Akomodasi
Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan
umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah dalam liburan) da nada
yang diadakan khusus perorangan untuk menampung menginap keluarga, kenalan
atau anggota perkumpulang tertentu atau terbatas.
15
4) Fasilitas layanan
Penyediaan fasilitas dan pelayanan making berkembang dan bervariasi
sejalan dengan perkembangan arus wisatawan. Perkembangan pertokoan dan jasa
pelayanan pada tempat wisata dimulai dengan adanya elayanan jasa kebutuhan
sehari-hari (penjual makanan, warung minum, dan jajanan), kemudian jasa-jasa
perdagangan (pramuniaga, tukang-tukang, atau jasa pelayanan yanglain),
selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan (took pakaian, took perabot
rumah tangga, dan lain-lain), lalu jasa yang menyangkut keamanan dan
keselamatan (dokter, apotek, polisi, dan pemadam kebakaran) dan pada akhirnya
perkembangan lebih lanjut menyangkut juga jasa penjualan barang mewah.
5) Insfrastruktur
Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayanan
dan fasilitas pendukung . pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga
memberi I manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat disamping
mendukung pengembangan pariwisata. Hal ini menyangkut pembangunan
infrastruktur tramsportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta apiu, dan lain-lain), tetapi
juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik, dan juga saluran pembuang
limbah.
B. Tinjauan Umum Pendapatan daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-
sumber pendapatan di dalam daerahnya sendiri. Pendapatan Asli Daerah tersebut
dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
16
segenap pemasukan atau penerimaan yang masuk ke dalam kas daerah, diperoleh
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipergunakan
untuk keperluam daerah. Oleh karena itu, tiap-tiap daerah harus mengupayakan
agar dapat dipungut seintensif mungkin. (Muljadi, 2012).
Umumnya penerimaan pemerintah diperlukan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan
antara penerimaan pajak dan bukan pajak, misalnya adalah penerimaan pemerintah
yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari dalam
negeri maupun pinjaman pemerintah yang berasal dari luar negeri. (Pendit, 2016)
Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 PAD dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu : pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Menurut Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang pemerintahan daerah,
maka sumber pendapatan daerah untuk membiayai APBD terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Dana Perimbangan
c. Pinjaman daerah
d. Lain-lain penerimaan daerah yang sah
Selanjutnya didalam penjelasan atas Undang-Undang No.33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
yang dimaksud dengan PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari
17
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Sumber
pendapatan asli daerah terdiri dari :
a. Pajak daerah
Menurut Siagian, dalam bukunya yang berjudul Pajak Daerah Sebagai
Keuangan Daerah, pajak daerah dapat didefinisikan sebagai pajak Negara yang
diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah dengan undang-
undang. Menurut Undang-Undang Nomer 34 tahun 2000 pajak daerah didefinisikan
sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.(Purwanti & Dewi, 2014)
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oeh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
daerah. Pajak daerah yang tergolong di dalamnya yaitu :
a) Pajak reklame
b) Pajak penerangan jalan
c) Pajak galian C
d) Pajak hotel dan restoran
e) Pajak hiburan
f) Tunggakan pajak daerah
18
Yang tergolong dalam pos bagi hasil pajak :
a) Pajak bumi dan bangunan
b) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
c) Pajak kendaraan bermotor
d) Bea perolehan atas tanah dan bangunan
e) Bea balik nama kendaraan bermotor
b. Retribusi daerah
Retribusi daerah dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang atau
badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah daerah
memberikan jasa pelayanan atau perijinan tertentu yang langsung dapat dirasakan
oleh pembayar retribusi.
Nama, objek dan subjek retribusi adalah :
1. Nama retribusi :
a) Retribusi karcis tanda masuk objek wisata yaitu : pungutan yang dipungut
kepada pengunjung objek wisata sebagai tanda bukti pembayaran yang sah
yang ditrbitkan oleh pemerintah.
b) Retribusi izin usaha pariwisata yaitu : kegiatan tertentu pemerintah daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawas atas
kegiatan pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.
2. Objek retribusi terdiri dari :
19
a) Pelayanan jasa umum untuk memasuki objek wisata
b) Penerbitan surat izin usaha pariwisata
3. Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menjalankan dan
menikmati pelayanan jasa umum dan perizinan tertentu.
a) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
b) Lain-lain pendapatan asli daerah sah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, meliputi :
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau
pengadaan barang dan jasa oleh daerah
C. Kajian Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan
Terhadap Peningkatan Pendaapatan Asli Daerah (PAD)
Penelitian ini melibatkan dua variable yaitu variabel “Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan” sebagai variabel X atau independen (bebas), dan
“peningkatan pendapatan asli daerah” sebagai variabel Y atau dependen (terikat).
Untuk mengukur variabel “Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan”
penulis menggunakan konsep kebijakan pembangunan kepariwisataan di
kemukakan di Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2018 bahwa kebijakan
mengandung unsur pembangunan destinasi wisata, pengembangan pemasaran dan
pasar pariwisata, pembangunan industri pariwisata, dan pembangunan
20
kelembangaan . Sedangkan untuk variabel “Peningkatan pendapatan asli daerah”,
menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang termasuk pendapatan asli
daerah yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh antara kebijakan pembangunan kepariwisataan terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) tergantung dari pelaksanaannya. Karena
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) didasarkan pada bagaimana
pelaksanaan dari kebijakan pembangunan kepariwisataan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Barru.
D. Penelitian Terdahulu
Untuk membandingkan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian
sebelumnya maka penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang telah
dilakukan oleh orang-orang sebelumnya. Sehingga penulis dapat melihat kelebihan
dan kekurangan dari penelitian terdahulu kemudian membandingkan dengan
penelitian yang dilakukan sekarang. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang
terkait dengan kebijakan pembangunan kepariwisataan, yaitu :
(Sari, 2014) dengan judul penelitian “Peranan Retribusi Obyek Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik (Studi KasusPada Wisata
Religi Makam Sunan Giri di KabupatenGresik)” yang didasarkan pada peraturan
undang-undang republik indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar kontribusi retribusi tempat
21
wisata Sunan Giri terhadap Pendapatan Asli Daerah mulai dari tahun 2009-2013
dan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan kontribusi setiap
tahun, dengan metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Hasilnya adalah pada tahun 2009 dan 2010 untuk tingkat kontribusi terhadap
Pendapatan Asli Daerah termasuk kriteria kurang yaitu sebesar 17,82% dan
17,88%, tahun 2011 mulai naik dalam kriteria Sedang yaitu sebesar 22,15%,
kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 18,71 % dalam kriteria Kurang,
sedangkan untuk tahun 2013 kriterianya adalah sedang yaitu naik menjadi 20,89%.
(“Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel Dan
Restoran Terhadap Peningkatan Asli Daerah Di Kabupaten Gianyar,” 2013) dengan
judul penelitian “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,Pajak Hiburan, Pajak
Hotel dan RestoranTerhadap Pendapatan Asli Daerah diKabupaten
Gianyar”dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh secara
serempak danparsialjumlahkunjungan wisatawan, pajak hiburan dan PHR terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Gianyar, dan mengetahui pengaruh
dominan dari ke tiga variabel bebas terhadap PAD Kabupaten Gianyar. Dengan
metode regresi linier berganda. Hasilnya adalah penelitian menunjukkan bahwa
jumlah kunjungan wisatawan, pajak hiburan, pajak hotel dan restoran berpengaruh
signifikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 1991 -2010.
(Fitri, 2014) dengan judul “Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pesisir Selatan” dengan tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli
daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, mengetahui pengaruh sarana akomodasi
22
terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, mengetahui
pengaruh tempat belanja tourist terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten
Pesisir Selatan, dan mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, sarana akomodasi dan
tempat belanja tourist di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Hasilnya adalah, pertama tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan,
kedua sarana akomodasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan
asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, ketiga tempat belanja tourist berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pendapatan asli daerah, dan yang keempat Jumlah
wisatawan, sarana akomodasi dan tempat belanja tourist secara bersamaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Pesisir Selatan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
penelitian ini sama-sama membahas pengaruh industri pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditinjau dari jumlah pengunjung wisata,
jumlah obyek wisata, namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah penelitian sekarang dilakukan di Kabupaten Barru dan mengunakan
rumusan masalah yang berbeda.
Perbandingan dari penelitian terdahulu dengan apa yang akan saya teliti
menggunakan jenis penelitian metode kombinasi desain concurrent triangulation
(campuran kuantitatif dan kualitatif secara seimbang) membahas mengenai
bagaimana Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Kemudian tempat penelitiannya berbeda
23
sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan berbeda, dan dengan kami mengambil
judul Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Barru.
E. Kerangka Pikir
Secara spesifik pengembangan pariwisata diharapkan dapat memperbesar
penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha, serta mendorong pembangunan daerah. Sektor pariwisata
juga diharapkan sebagai penggerak dan pemicu dalam memperbaiki kondisi
ekonomi. Pemerintah Kabupaten Barru berusaha menggali sumber-sumber
keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup
memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, salah satu sektor
yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata. Peningkatan
pendapatan di sektor pariwisata berjalan melalui kunjungan wisatawan ke obyek
wisata sehingga memberikan sumbangan retribusi obyek wisata dan nantinya akan
memberikan sumbangan bagi PAD Kabupaten Barru itu sendiri. Meningkatnya
PAD akan memberikan posisi yang lebih baik dalam pelaksanaan pembangunan,
sehingga dari hasil PAD diharapkan dapat meningkatkan anggaran pembangunan
Kabupaten Barru.
Dengan adanya kebijakan pembangunan kepariwisataan diharapkan dapat
membantu masyarakat agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, dan juga
mampu merubah pola pikir masyarakat tentang fungsi dan manfaat dari
pembangunan kepariwisatan. Kebijakan pembangunan kepariwisataan menurut
Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Induk
24
Pembangunan kepariwisataan daerah tahun 2016-2018 mencakup 4 aspek yaitu:
destinasi wisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan kelembagaan
kepariwisataan.
Menurut Soeratno pada tahun 2008 mengemukakan bahwa kontribusi yang
diberikan sektor pariwisata adalah Menambah pemasukan dan pendapatan bagi
pemerintah daerah maupun masyarakatnya. Peningkatan ini bisa dilihat dari
meningkatnya hasil usaha dari yang dilakukan, misalnya bidang perhotelan,
restoran, biro perjalanan, pramu wisata dan barang-barang souvenir bagi
pendapatan asli daerah serta sumber pertumbuhan ekonomi secara umum.
Membuka kesempatan kerja bagi penduduk dilokasi pariwisata, baik sekotr formal
maupun informal. Menambah devisa negara dan Merangsang pertumbuhan
kebudayaan lokal serta menunjang gerak pembangunan daerah, misalnya melalui
peningkatan infrastruktur, perhotelan, restoran, dan lain-lain, sehingga menunjang
pembangunan daerah secara keseluruhan.
Sehingga dari pemaparan teoritis di atas, kerangka pemikiran pada
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
25
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (Pad) Di Kabupaten Barru
Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad)
Di Kabupaten Barru
VARIABEL X
Kebijakan pembangunan
kepariwisataan :
(PD Nomor 12 Tahun 2018)
a) Pembangunan destinasi
wisata
b) Pengembangaemasaran dan
pasar pariwisata
c) Pembangunan industri
pariwisata
d) Pembangunan kelembagaan
VARIABEL Y
Kontribusi Kepariwisataan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) :
(Soeratno, 2008)
a) Menambah pemasukan dan
pendapatan
b) Membukan kesempatan
kerja
c) Menambah devisa Negara
d) Merangsang pertumbuhan
kebudaya asli
26
F. Definisi Operasional Variabel
Adapun Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, atau yang menyebabkan
timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kebijakan pembangunan Kepariwisataan.
Indikatornya yaitu :
a) Pembangunan destinasi wisata
Pengembangan perwilayahan destinasi wisata Daerah berdasarkan
karakter dan potensi destinasi wisata yang proporsional dan merata,
peningkatan tata kelola destinasi wisata.
b) Pengembangan pemasaran dan pasar pariwisata
Strategi pembangunan dan pengembangan pasar dalam bentuk
pemantapan segmen pasar ekowisata yang bersifat segmen ceruk pasar
untuk mengoptimalkan pengembangan destinasi ekowisata
c) Pembangunan industri pariwisata
Strategi peningkatan daya saing daya tarik wisata diwujudkan dalam
bentuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha daya tarik wisata dan
strategi peningkatan daya saing fasilitas pariwisata.
27
d) Pembangunan kelembagaan
Strategi penguatan organisasi dan regulasi kepariwisataan melalui
penguatan mekanisme kinerja organisasi, penguatan organisasi kepariwisataan
dan pengembangan regulasi.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Indikatornya yaitu :
a) Menambah pemasukan dan pendapatan
Penambahan ini bisa dilihat dari meningkatnya pendapatan dari
kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat, berupa penginapan, restoran,
dan rumah makan, pramuwisata, biro perjalanan dan penyediaan
cideramata. Bagi daerah sendiri kegiatan usaha tersebut merupakan potensi
dalam menggali PAD, sehingga perekonomian daerah dapat ditingkatkan,
b) Membuka kesempatan kerja
Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat
panjang, sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di
sekitar objek wisata
c) Menambah devisa Negara
Semakin banyaknya wisatawan yang datang, maka banyak semakin
banyak devisa yang akan diperoleh oleh Negara
d) Merangsang Pertumbuhan Kebudayaan asli
28
Mengajak masyarakat untuk lebih mengembangkan kebudayaan asli yang
dimiliki setiap daerah,
G. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh yang segnifikan antara variabel kebijakan
pembangunan kepaiwisataan dengan variabel peningkatan pendapatan asli daerah
(PAD).
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada pengaruh segnifikan antara variabel kebijakan pembangunan
kepaiwisataan dengan variabel peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini waktu 2 bulan terhitung dari tanggal 13 Juli 2020 s/d
10 September 2020. Kemudian Penelitian ini akan dilaksanakan di dua Objek
wisata yang ada di Kabupaten Barru yaitu Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue
yang ada di Kabupaten Barru. Sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh
Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Barru’’.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
a) Jenis Penelitian
Penelitian ini menggukan metode penelitian kombinasi (Mix Methods). Menurut
(Moh.Nazir, 2013) metode Penelitan kombinasi adalah metode penelitian yang
menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini
menggunakan metode Sequential exploratory menurut (Sugiyono, 2018) dimana
metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya
metode kuantitatif, bobot metode lebih pada metode tahap pertama yaitu kualitatif
dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif, Kombinasi data kedua
bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama ( hasil penelitian
kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil penelitian kuantitatif). Hal ini dikarenakan
penelitian ini berupaya untuk memahami Pengaruh Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
30
Kabupaten Barru dengan pengelolaan data dan diperkuat melalui observasi dan
wawancara.
b) Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode survey.
Dikatakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini berdasarkan data-data yang
diperoleh dari masyarakat melalui pembagian kuesioner Kemudian penelitian ini
menggunakan metode survey karena menggunakan kuesioner untuk proses
pengumpulan data.
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :
1) Sumber data primer yaitu berupa jawaban pertanyaan dari kuesioner yang
disebarkan dan hasil wawancara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
responden yang berkunjung di Objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola
Pitue di kabupaten Barru.
2) Sumber data sekunder yaitu berupa dokumentasi, buku-buku, artikel, jurnal, dan
situs di internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2011) populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
31
Dari beberapa pendapat diatas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pengunjung objek wisata Pantai Ujung Batu (5883)
dan Taman Bola Pitue (765) pada di Tahun 2019.
2. Sampel
Sampel adalah bagian terkecil atau salah satu objek bagian dari populasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Probability
Sampling. Cara ini menggunakan teknik pengambilan sampel yang memberi
peluang atau kesempatan bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel, maka dalam penelitian ini sampel dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang dalam populasi tersebut.
Untuk menyederhanakan jumlah sampel yang akan diteliti, maka digunakan
rumus slovin. Rumus Slovin digunakan karena dalam penarikan sampel, jumlahnya
harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan
perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan
dengan rumus perhitungan sederhana (Muchlis,2015).
Rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁(𝑒)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel jumlah responden
N = Jumlah Populasi
32
e = persentase kelonggaran kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir, e = 0,1
ketentuan rumus Slovin :
a. Nilai e : 0,1 (10%) Untuk populasi dalam jumlah besar
b. Nilai e : 0,2 (20%) Untuk populasi dalam jmlah kecil
Jadi rentang sampel yang diambil dari teknik Slovin melihat jumlah
populasi yang besar dalam penelitian ini maka presentase nilai eror sebesar 10%
maka untuk mengetahui jumlah sampel penelitian, maka perhitungannya sebagai
berikut :
𝑛 =5883
1 + 𝑁(10%)2
=5883
1 + 5883(0,01)
=5883
59,83
n = 98,32 => 99 responden
33
Tabel 3.1
Sampel
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 188 responden.
E. Informan Data
Informan data digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui
jawaban dari responden Adapun jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak
tiga orang, yaitu :
Tabel 3.2
Informan penelitian
No Keterangan Populasi Presentase Sampel
1 Pantai Ujung Batu 5883 10% 99
2 Taman Bola Pitue 765 10% 89
Jumlah 188
No Nama Jabatan Inisial
1 Drs.Wahyuddin Sekretaris Dinas Pariwisata Barru W
2 Maskamiluddin. S.Sos, M.Si
Bidang Pengembangan Destinasi dan
Industri Pariwisata
M
3 Marlina Amin, S.Sos Kasubag.Umum dan SDM MA
Jumlah 3 orang
34
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti memerlukan instrumen yaitu alat yang
digunakan untuk membantu mengerjakan pengumpulan data sehingga menjadi
lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 4, yaitu :
1. Observasi
Observasi dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi untuk
memperoleh data awal, seperti sejak kapan kebijakan pembangunan kepariwisataan
ini diterapkan, apakah kebijakan pengembangan kepariwisataan diterima dengan
baik oleh masyarakat disekitar objek wisata. Hal ini dilakukan karena peneliti sudah
mengetahui dengan pasti variabel-variabel yang akan diamati, yaitu variabel
kebijakan pembangunan kepariwisataan dan peningkatan pendapatan asli daerah
(PAD).
2. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang
berkaitan dengan variabel X dan Y kemudian akan diberikan kepada responden
untuk menjawabnya. Adapun skala yang digunakan ditunjukkan pada tabel yang
ada dibawah ini :
Tabel 3.3
Skor dalam Penelitian
Simbol Pernyataan Skor
SS Sangat Setuju 4
S Setuju 3
KS Kurang Setuju 2
TS Tidak Setuju 1
35
3. Wawancara
Wawancara dilakukan secara terbuka untuk memperoleh informasi
tambahan melalui informan. Dengan suatu perencanaan, persiapan, dan
berpedoman pada pertanyaan yang telah dibuat sehingga peneliti tidak kaku dalam
memperoleh informasi dan data yang diperoleh apa adanya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dalam penelitian setelah tekhnik
observasi, kuesioner, dan wawancara. Dokumentasi adalah cara untuk mendapatkan
data tambahan melalui referensi-referensi, buku-buku, jurnal, foto-foto, dan hal-hal
yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.
F. Teknik Analisi Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Teknik analisis regresi
digunakan untuk melihat pengaruh variabel kebijakan Program Pembangunan
kepariwisataan terhadap variabel peningkatan pendapatan asli daerah. Teknik
analisis regresi berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara
variabel X dan Y. Model persamaan regresi sederhana adalah :
Y = a + bX + e
Dimana :
Y = Variabel response atau variabel akibat (Dependent)
X =Variabel predictor atau variabel faktor penyebab
(Independent)
36
a = Konstanta
b =Koefisien regresi (Kemiringan) besaran response yang
ditimbulkan oleh prediktor .
e = Residual atau error
Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software
SPSS. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis.
Dasar pengambilan keputusannya adalah :
a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima
Kemudian untuk menentukan kriteria kekuatan hubungan antara dua
variabel dengan menggunakan salah satunya teori dari Kusmayadi (2004) sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Kekuatan Hubungan
Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan
± 1.00 Sempurna
0.85 - 0.99 Sangat Kuat
0.70 - 0.84 Kuat
0.50 - 0.69 Sedang
0.30 - 0.49 Lemah
0.10 - 0.29 Sangat Lemah
0.00 Tidak Ada Hubungan
37
G.Teknik Pengabsahan Data
Untuk mengukur data, ada dua konsep yang digunakan yaitu validitas dan
reliabilitas. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya
kurang valid dan kurang reliabel.
a. Uji Validitas
Validitas konstruksi dan validitas isi akan dilakukan oleh peneliti untuk
menguji apakah konsruk atau karakteristik dalam penelitian ini, yaitu variabel
kebijakan Pembangunan Kepariwisataan dan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dapat diukur secara akurat oleh indikator-indikatornya. Penelitian ini akan
melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan software SPSS version 25.
Didasarkan bahwa responden penelitian ini adalah sebanyak 50 orang responden,
maka pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai r hitung > r tabel pada
taraf signifikan 5%, maka ditolak dan disimpulkan bahwa skor butir berkorelasi
positif dengan skor faktor sehingga dikatakan valid dan tidak perlu dikeluarkan dari
daftar pertanyaan.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas konsisensi internal akan dilakukan oleh peneliti untuk menguji
setiap butir-butir yang ada pada kuesioner penelitian dengan teknik belah dua (Split
Half) dari spearma brown. Penelitian akan melakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan bantuan software SPSS version 21. Pengujian realibitas cukup
dengan membandingkan jika nilai Cronbach Alpha (a) lebih dari 0,6 maka
instrument tersebut reliable, semakin besar nilainya berarti instrument tersebut
38
semakin reliable. Tetapi sebaliknya jika Cronbach Alpha (a) kurang dari 0,6 maka
dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian
ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan
yang berbeda.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Barru merupakan salah satu Kabupaten yang berada
di pesisir Barat Provinsi Sulawesi Selatan terletak antara 4o 05’ 49o
– 4o 47’ Lintang Selatan dan 119o 49” 16o Bujur Timur. Luas
wilayah kurang lebih 1.174,72 Km2. Wilayah Kabupaten Barru
terbagi dalam 7 wilayah kecamatan dan 54 desa/kelurahan ini
terletak dibagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan. Batas wilayah
Kabupaten Barru secara administratif adalah sebagai berikut:
• Sebelah Utara Berbatasan dengan Kota
Parepare dan Kabupaten Sidrap
• Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan
Kabupaten Bone
• Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene
Kepulauan
• Sebelah Barat Berbatasan dengan Selat Makassar
40
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kabupaten Barru
Sumber : Data Primer, Kabupaten Barru Dalam Angka 2020
Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah
lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara
administratif kecamatan yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel
berikut:
41
Tabel 4.1
Pembagian Adminitrasi Kabupaten Barru
No. Kecamatan Luas
(Km2)
Presentase
(%)
1 Tanete Riaja 174,29 14,84
2 Tanete Rilau 79,17 6,74
3 Barru 199,32 16,97
4 Soppeng Riaja 78,90 6,71
5 Mallu Setasi 216,58 18,44
6 Pujananting 314,26 26,75
7 Balusu 112,20 9,55
Total 1174,72 100
Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka 2020
B. Gambaran Umum Responden
Penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian yang
dilakukan di 2 objek wisata di Kabupaten Barru yaitu di Pantai Ujung Batu dan di
Taman Bola Pitue, dibagikan ke 188 Pengunjung Objek wisata, dan ada pedoman
wawancara yang diberikan ke Sekertaris, Kepala Bidang, dan Kasubag Umum dan
SDM Dinas Pariwisata Kabupaten Barru.
1. Jenis Kelamin
Para pengunjung Objek Wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue,
Untuk lebih jelasnya bisa lihat tabel berikut :
42
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-Laki 82 43,9%
Perempuan 106 56,1%
Total 188 100%
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa 100% atau 188 orang responden
terbanyak ialah perempuan 106 orang dan laki-laki sebanyak 82 orang.
2. Usia
Usia dari para pengunjung objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman
Bola Pitue di Kabupaten Barru berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase (%)
< 20 tahun 8 4,27
21 - 25 tahun 90 48,12
26 - 30 tahun 46 24,59
31 - 35 tahun 16 8,55
> 35 tahun 28 15,47
Total 188 100
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada 4,27% atau 8 orang responden
yang berusia 35 tahun. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa yang banyak
berkunjung di objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue adalah
yang berusia 21-25 tahun.
43
3. Pekerjaan
Pekerjaan pengunjung objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola
Pitue di Kabupaten Barru berbeda-beda, ada yang ibu rumah tangga, petani,
wiraswasta,PNS, Honorer, Mahasiswa dan ada juga yang sebagai Karyawan
Swasta. Berikut adalah pekerjaan dari 188 orang responden yang dapat kita lihat
pada tabel beriku
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pekerjaam
Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 10 5,34
Petani 27 14,43
Wiraswasta 13 6,95
Mahasiswa 73 39,03
Honorer 24 12,83
PNS 15 8,02
Karyawan Swasta 25 13,36
Total 188 100
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada 39,03 atau sebanyak 73 orang
responden yang berprofesi sebagai Mahasiswa, 5,34% atau 10 orang responden
yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, 14,43% atau 27 orang responden yang
berprofesi sebagai petani, kemudian 6,95% atau 13 orang responden yang
berprofesi sebagai wiraswasta, dan 13,36% atau 25 orang responden yang
berprofesi sebagai Karyawan Swasta, dan 12,83% atau 24 orang responden yang
berprofesi sebagai Honorer, dan 8,02% atau 15 orang responden yang berprofesi
sebagai PNS. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengunjung
44
objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue di Kabupaten Barru
berprofesi sebagai Mahasiswa.
C. Hasil Penelitian
Penelitian ini tentang Pengaruh kebijakan pembangunan kepariwisataan
terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Barru. Penelitian
ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari 13 Juli s/d 10 September 2020. Adapun
yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Pengunjung Objek wisata
Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue sebanyak 188 orang responden. Variabel
dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kebijakan pembangunan
kepariwisataan dan peningkatan pendapatan asli daerah.
1. Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan di Kabupaten Barru
Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan merupakan peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten
Barru. Kebijakan Pembangunan kepariwisataan daerah memiliki misi diantaranya
mengembangkan pariwisata untuk memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari
kegiatan pariwisata yang dikembangkan. Kebijakan Pembangunan kepariwisataan
ini sendiri sudah diterapkan dari Tahun 2016 sampai dengan sekarang. Adapun
indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembangunan destinasi
wisata, pengembangan pemasaran dan pasar pariwisata, pembangunan industri
pariwisata, dan pembangunan kelembagaan.
a. Pembangunan Destinasi Wisata
Pengembangan perwilayahan destinasi wisata Daerah berdasarkan karakter
dan potensi destinasi wisata yang proporsional dan merata, peningkatan tata kelola
45
destinasi wisata dan pengembangan dan pembinaan destinasi wisata baru dalam
meningkatkan pemerataan pembangunan kepariwisataan.
Pembangunan destinasi wisata merupakan salah satu indikator dari variabel
kebijakan pembangunan kepariwisataan. Maka untuk mengetahuinya dapat kita
lihat hasil pengelolaan data dari 188 orang responden dan hasil wawancaranya.
Tabel 4.5 : Tanggapan responden Dengan Adanya pembangunan destinasi
wisata berpengaruh untuk masyarakat
Kategori Jumlah
Responden Persentase (%) Skor
Sangat Setuju 52 27,7 208
Setuju 92 48,9 276
Kurang Setuju 36 19,1 72
Tidak Setuju 8 4,3 8
Total 188 100 564
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap pengaruh pembangunan destinasi wisata kepada masyarakat menjadi
sederhana karena ada 92 orang atau 48,9% yang memilih kategori setuju, dan 8
orang atau 4,3% yang memilih kategori tidak setuju. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh informan W selaku Sekretaris Dinas pariwisata kabupaten
Barru mengatakan bahwa:
“…dengan adanya pembangunan destinasi wisata memberikan pengaruh
yang baik untuk masyarakat sekitar objek wisata, karena bisa menjadi mata
pencaharian baru untuk mereka …” (hasil wawancara dengan informan W
pada tanggal 27 Agustus 2020).
Kemudian hal ini diperkuat juga dengan hasil wawancara informan lain
yaitu M sebagai Bidang pengembangan destinasi dan industri mengatakan
bahwa:
46
“…Masyarakat akan sangat senang jika ternyata akan ada pembangunan
destinasi atau perbaikan objek wisata di sekitar lingkungan mereka karena hal
itu akan mengundang banyak wisatawan yang berkunjung dan tentu itu suata
hal yang memang diharapkan oleh masyarakat disekitar objek wisata...” (hasil
wawancara dengan informan M pada tanggal 27 Juli 2020).
Dengan adanya Pembangunan destinasi wisata memberikan pengaruh
yang baik untuk masyarakat terutama masyarakat yang berada di dekat objek
wisata. Hal ini dapat dilihat pada tanggapan responden mengenai pengaruh
pembangunan destinasi wisata. Kemudian diperkuat dengan hasil wawancara
dengan beberapa informan bahwa memang dengan adanya pembangunan
destinasi wisata masyarakat sangat terbantu, karena pengunjung akan semakin
ramai dan dagangan atau fasilitas wisata yang mereka tawarkan semakin ramai
dibeli oleh wisatawan.
Tabel 4.6 : Tanggapan responden tentang Mengubah pola pikir masyarakat
tentang kepariwisataan
Kategori Jumlah
Responden Persentase (%) Skor
Sangat Setuju 32 17 128
Setuju 44 23,4 132
Kurang Setuju 102 54,3 204
Tidak Setuju 10 5,3 10
Total 188 100 474
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat tanggapan responden mengenai
mengubah pola pikir masyarakat tentang kepariwisataan , tanggapan responden
tertinggi adalah kategori Kurang setuju yaitu sebanyak 102 orang atau 54,3%,
kemudian kategori setuju, dan 10 orang atau 5,3% yang memilih kategori tidak
setuju. Ini berarti bahwa mayarakat kurang paham tentang kepariwisataan,
Seperti yang dikatakan oleh MA sebagai bidang umum dan SDM :
47
“… Mayarakat memang belum terlalu peduli dengan hal-hal mengenai
peningkatan kepariwisataan, contohnya masyarakat belum punya inisiatif
sendiri untuk turun tangan secara langsung dalam peningkatan fasilitas
wisata, kedepannya rencana dari dinas pariwisata sendiri akan lebih sering
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya
pariwisata …” (hasil wawancara dengan informan MA pada tanggal 27
Agustus 2019).
Berdasarkan tanggapan responden dan hasil wawancara dari beberapa
informan mengenai mengubah pola pikir masyarakat tentang kepariwisataan
dengan adannya pembangunan destinasi wisata ini belum begitu optimal
pelaksanaannya. Seperti data yang diperoleh penulis saat melakukan Observasi
langsung ke objek wisata yang ada di Kabupaten Barru memang masih banyak
masyarakat yang belum paham tentang kebijakan pembangunan kepariwisataan,
masyarakat masih menganggap bahwa kebijakan pembangunan kepariwisataan
hanya untuk kepentingan pemerintah sepihak.
Tabel 4.7 : Tanggapan responden merasakan dampak dari pembangunan
destinasi wisata
Kategori Jumlah
Responden Persentase (%) Skor
Sangat Setuju 27 14,4 108
Setuju 80 42,6 240
Kurang Setuju 54 28,7 108
Tidak Setuju 27 14,4 27
Total 188 100 483
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa tanggapan responden
merasakan dampak dari pembangunan destinasi wisata paling banyak yang
memilih kategori setuju yaitu sebanyak 80 orang atau 42,6% dan kategori tidak
setuju ada 27 orang atau 14,4%. Hal ini berarti pembangunan destinasi wisata
48
sudah memberikan dampak yang baik untuk masyarakat disekitar objek wisata.
Tapi masih ada masyarakat yang memilih kurang setuju karena belum
merasakan dampak dari pembangunan Destinasi wisata.
Hal ini diperjelas oleh informan W selaku Sekretaris Dinas Pariwisata
yang mengatakan bahwa :
“…memberikan yang terbaik untuk masyarakat terutama masyarakat yang
berada di lingkungan objek wisata memang adalah tujuan utama dari
pembangunan kepariwisataan ini, kami berharap kedepannya masyarakat
merasakan dampak positif dari setiap pembangunan destinasi wisata yang
dilakukan oleh dinas pariwisata…” (hasil wawancara dengan informan W
pada tanggal 27 Agustus 2020).
Kemudian menurut M sebagai Bidang pengembangan destinasi dan
insudtru mengatakan bahwa :
“…kedepannya kami sangat berharap semoga dengan adanya pembangunan
kepariwisataan dalam hal pembangunan destinasi wisata di objek wisata
memberikan banyak manfaat dan dampak positif untuk masyarakat….. ”
(hasil wawancara dengan informan M pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan tanggapan responden dan hasil wawancara dari informan di
atas menunjukkan bahwa pembangunan destinasi wisata di beberapa objek
wisata di kabupaten Barru sudah memberikan dampak positif kepada masyarakat
terutama masyarakat yang berada di sekitar objek wisata seperti misalnya
masyarakat mendapatkan peluang kerja yang luas ketika ada pembangunan
kepariwisataan di daerah mereka.
49
Tabel 4.8 : Tanggapan responden Meningkatnya Wisatawan yang Berkunjung
Kategori Jumlah
Responden Persentase (%) Skor
Sangat Setuju 37 19,7 148
Setuju 97 51,6 291
Kurang Setuju 39 20,7 78
Tidak Setuju 15 8 15
Total 188 100 532
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa tanggapan responden
Pembangunan destinasi wisata dalam meningkatkan wisatawan yang berkunjung
paling banyak yang memilih kategori setuju yaitu sebanyak 97 orang atau 51,6%,
dan kategori tidak setuju ada 15 orang atau 8%. Hal ini berarti pembangunan
destinasi wisata dalam hal ini meningkatkan wisatawan yang berkunjung sudah
bagus. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatnya wisatawan yang
berkunjung semenjak adanya pembangunan destinasi wisata memang sudah
optimal. Lebih jelasnya yang diungkapkan oleh informan W bahwa :
“...Pembangunan destinasi wisata yang dilakukan di beberapa objek wisata
menjadikan objek wisata tersebut lebih baik lagi dan tentunya para wisatawan
akan lebih banyak yang berkunjung, kami selalu berusaha untuk memberikan
fasilitas yang lengkap untuk para wisatawan dan juga prasarana yang
mendukung agar wisatawan betah dan nyaman saat sedang berwisata …”
(hasil wawancara dengan informan W pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan tanggapan responden dan hasil wawancara dari beberapa
informan di atas menunjukkan bahwa dengan adanya pembangunan destinasi
wisata menjadikan semakin banyak wisatawan yang berkunjung, seperti data
yang didapatkan penulis saat melakukan observasi ke kantor Dinas Pariwisata
50
Kabupaten Barru data yang diperoleh setiap tahunnya kunjungan wisatawan
yang berkunjung ke Kabupaten Barru selalu meningkat
Tabel 4.9 : Tanggapan responden tentang mendapatkan informasi tentang
pembangunan destinasi wisata
Kategori Jumlah
Responden Persentase (%) Skor
Sangat Setuju 24 12,8 96
Setuju 83 44,1 249
Kurang Setuju 60 31,9 180
Tidak Setuju 21 11,2 21
Total 188 100 549
Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa tanggapan responden
mendapatkan pembekalan tentang pembangunan destinasi wisata paling banyak
yang memilih kategori setuju yaitu sebanyak 83 orang atau 44,1% dan ada 21
orang atau 11,2% ini berarti masyarakat sudah mendapatkan informasi tentang
pembangunan destinasi wisata.
Seperti yang dikatakan oleh informan W bahwa :
“…kami selalu berusaha untuk melakukan sosialisasi di setiap bulannya
kepada masyarakat disekitar objek wisata, agar pembangunan destinasi
wisata bisa berjalan dengan baik, kami selalu berusaha untuk selalu
melibatkan warga dalam berbagai program pembangunan destinasi wisata…”
(hasil wawancara dengan informan W pada tanggal 27 Agustus Juli 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari tanggapan responden dan hasil
wawancara dari beberapa informan di atas menunjukkan bahwa masyarakat
sudah diberikan informasi tentang bagaimana program pembangunan destinasi
wisata di beberapa objek wisata di kabupaten Barru.
Dari beberapa uraian di atas berdasarkan tanggapan responden dan hasil
wawancara dari beberapa informan, dapat dilihat pada pada tabel berikut
51
Tabel 4.10 : Tanggapan responden tentang Pembangunan Destinasi Wisata
Pernyataan SS (4) S (3) KS (2) TS (1)
∑ % Skor ∑ % Skor ∑ % Skor ∑ % Skor
Pembangunan
destinasi wisata
berpengaruh untuk
masyarakat
52 27,7 208 92 48,9 276 36 19,1 27 8 4,3 8
Mengubah pola pikir
masyarakat tentang
kepariwisataan
32 17 128 44 23,4 132 102 54,3 204 10 5,3 10
Anda dan keluarga
merasakan dampak
dari pembangunan
destinasi wisata
27 14,4 108 80 42,6 240 54 28,7 108 27 14,4 27
Meningkatnya
wisatawan yang
berkunjung
37 19,7 148 97 51,6 291 39 20,7 78 15 8 15
Anda mendapatkan
informasi tentang
pembangunan
destinasi wisata
21 11,2 96 83 44,1 249 60 31,9 180 21 11,2 21
Rata-Rata 33,8 18 137,6 79,2 42,12 237