BAB VANALISIS PERANCANGAN KAWASAN
5.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan RuangSebagian besar penggunaan lahan di wilayah studio perancangan kota tepatnya di
Kelurahan Sidogemah Kecamatan Sayung yaitu pertambakan. Tambak tersebut terdapat di wilayah
pesisir Kabupaten Demak, dimana penduduk setempat memanfaatkan semberdaya tersebut
sebagai mata pencaharian sehari hari. Permukiman masyarakat terletak tidak jauh dari hamparan
tambak dan hutan bakau. Masalah rob bukan lagi menjadi suatu hal yang asing, namun hampir
setiap hari terjadi bencana rob di sekitar tempat tinggal warga.
Berdasarkan potensi tambak yang terdapat di Kelurahan Sidogemah, maka akan diterapkan
suatu konsep Maritime Green Industrial Estate, yang mana di wilayah studi akan dikembangkan
menjadi kawasan industri pengolahan tambak yang ramah lingkungan. Berdasarkan konsep mikro
tersebut dapat didetailkan beberapa bentuk penerapan konsep seperti adaptive housing yang
ditandai dengan bangunan perumahan yang lebih ditinggikan karena untuk mencegah ancaman
bencana rob. Selain itu juga ada sistem TOD yang menggunakan angkutan umum di zona
perumahan maupun industri. Rute angkutan umum tersebut didukung oleh halte yang tersebar
dalam kawasan industri. Sesuai dengaan konsep tersebut, maka wilayah studi ini dibangun menjadi
pembudidayaan, proses pengolahan, dan pemasaran/distribusi.
Tabel V.1Karakteristik Aktivitas
No. Fungsi Aktifitas Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Karakteristik Ruang Jenis Ruang1. Utama Industri Pencucian bahan
bakuDekat dengan sumber air dan tambak
Pencucian hasil tambak
Tempat produksi Dekat dengan lokasi bahan baku
Gedung produksi pengalengan ikanGedung produksi bandenga prestoGedung produksi fillet dan pembekuanGedung produksi baksoPergudanganIPAL
Tempat Pemasaran Mudah diakses, ramai,terletak di pusat lingkungan
Gedung Pemasaran
2. Penunjang Perumahan Bermukim Tenang, dekat dekan fasilitas dan mudah diijangkau
Rumah Tunggal (Besar)Rumah Kopel (Sedang)Rumah Deret (Kecil)
Perdagangan Kegiatan Jual-beli barang dan jasa
Mudah diakses, ramai,terletak di pusat lingkungan
PertokoanWarung
Pendidikan Belajar Dekat dengan pemukiman, tenang, dekat dengan taman dan
TKSDGedung Taman
104
No. Fungsi Aktifitas Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Karakteristik Ruang Jenis Ruangfasilitas olahraga Bacaan
Kesehatan Pelayanan kesehatan
Tenang, mudah diakses oleh warga
Balai Pengobatan WargaPosyandu
Peribadatan Beridadah Publik, tenang, dekat dengan pemukiman
Masjid wargaMushola
Rekreasi Hiburan Di pusat lingkungan, ramai
Taman bermainLapangan basketLapangan BolaLapangan BulutangkisGymTaman LingkunganPlasa
Sarana Budidaya Tempat budidaya tambak
Dekat dengan laut Tambak
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Pembuangan sampah
Jauh dari permukiman Bak sampahGerobak Sampah
3 Pelayanan Pemerintah dan Pelayanan Umum
Pelayanan Private, Tenang, dan Strategis
Kantor KelurahanGardu ListrikPos Keamanan
Parkir kendaraan masyarakat
Parkir barangPemadam KebakaranGedung pertemuanHalte
Sumber: Analisis Kelompok, 2014.
A. Fungsi Utama
Sebagai kawasan industri, maka fungsi utama yang akan dikembangkan adalah fungsi
perindustrian. Industri yang akan dikembangkan adalah industri pengolahan hasil perikanan.
a. Kawasan budidaya/tambak
Tambak yang terdapat di wilayah studi akan dibagi menjadi beberapa kavling atau petakan
tambak. Hal ini ditujukan agar dapat mengklasifikasikan/membedakan jenis budidaya antar
tambak tersebut. Jenis budidaya tambak tersebut terdiri dari budidaya bandeng, udang, ikan
kakap, dan kepiting.
b. Pergudangan
Gudang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang hasi produksi. Barang barang
tersebut sebelumnya ditampung sebelum didistribusikan.
c. Area parkir
105
Dalam menunjang lokasi rancang yang merupakan kawasan industri, tentu membutuhkan
suatu tempat parkir yang terdiri dari parkir kendaraan masyarakat dan parkir barang. Parkir
barang difungsikan untuk mengangkut bahan baku dari hasil tambak dan untuk
mendistribusikan hasil produksi. Tujuannya agar kendaraan tidak parkir di sembarangan
tempat. Tempat parkir tersebut akan dirancang sesuai dengan lokasi yang strategis dengan
memperhatikan kegiatan di sekitar, terutama dekat dengan jalur distribusi.
d. Kawasan produksi
Berupa tempat pengolahan tambak yang akan diproduksi menjadi bahan hasil olahan
seperti pengalengan, bakso, fillet, dan bandeng presto. Dikawasan ini terdapat mesin
produksi dan tempat pengolahan lainnya yang dilakukan oleh tenaga kerja.
e. Tempat distribusi
Hasil olahan tambak akan di tampung di tempat distribusi, dan setelah itu akan siap
dipasarkan. Proses pemasarannya sendiri terdapat beberapa karyawan yang akan
menyalurkan baik dalam ruang lingkup lokal maupun keluar wilayah.
B. Fungsi Penunjanga. Hunian
Aktivitas ini memerlukan sebuah ruang yang jauh dari kebisingan, bebas dari bau, dan
getaran. Dengan lokasi yang berada pada kawasan pantura maka letak dan lokasi
perumahan tidak persis di sebelah jalan pantura. Keuntungan keberadaannya di kawasan
pantura adalah lokasi tersebut mempunyai aksesibilitas yang baik. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Negara
Perumahan Rakyat tentang pedoman pembangunan perumahan dan permukiman dengan
lingkungan huninan yang berimbang, konsep pemukiman yang diterapkan adalah konsep
hunian berimbang yaitu perbandingan antara jumlah rumah mewah, rumah menengah,
rumah kecil 1 : 2 : 3.
b. Perdagangan dan Jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa merupakan aktivitas masyarakat dalam melakukan
transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kawasan yang memiliki tingkat
interaksi tertinggi masyarakat dimana banyak diantara mereka yang melakukan transaksi
jual-beli dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sarana perdagangan dan jasa yang akan
disediakan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu toko/warung dan pertokoan.
106
c. Pendidikan
Kegiatan pendidikan adalah salah satu fungsi penunjang yang ada pada lokasi tapak.
Sarana pendidikan yang akan disdiakan adalah Taman Kanak-kanak sejumlah dua unit,
Sekolah Dasar satu unit, dan penyediaan taman bacaan. Kelengkapan sarana pendidikan di
lokasi permukiman disesuaikan dengan jumlah penduduk yang ada, sehingga penyediaan
sarana pendidikan mutlak diperlukan, hal ini sesuai dengan SNI Perumahan dan
Pemukiman.
d. Peribadatan
Kegiatan peribadatan merupakan aktivitas manusia berhubungan dengan Tuhannya.
Diperlukan ruang nyaman dan tenang untuk aktivitas beribadah. Masyarakat membutuhkan
tempat untuk melakukan ibadah sesuai dengan agamanya sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan rohani masyarakat di lokasi permukiman. Fasilitas peribadatan yang akan
dikembangkan terdiri dari dua jenis, yaitu musholla dan masjid warga. Sesuai dengan
standar SNI, jika jumlah penduduk minimal 250 perlu sarana peribadatan berupa musholla,
sedangkan jumlah penduduk minimal 2500 perlu sarana peribadatan berupa masjid warga,
karena jumlah penduduk di wilayah perencanaan berjumlah 4100 maka perlu dibangun
musholla dan masjid masing-masing 15 dan 3 unit.
e. Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar
penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana
tersebut. Fasilitas kesehatan yang akan disediakan pada lokasi permukiman terdiri dari dua
jenis, yaitu balai pengobatan warga dan posyandu. Ini disesuaikan dengan SNI 0317332004
tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan dengan jumlah
penduduk minimal 1250 maka perlu sarana kesehatan berupa posyandu dan minimal warga
minimal 2500 perlu dibangun balai pengobatan karena jumlah penduduk di wilayah tapak
berjumlah 4100, maka diperlukan 3 posyandu dan 2 balai pengobatan.
f. Rekreasi
Sarana rekreasi merupakan salah satu kebutuhan warga dalam suatu kawasan pemukiman
untuk memenuhi kebutuhan jasmani, disamping untuk melakukan kegiatan refreshing,
mereka juga bisa berinteraksi dengan sesama penghuni kawasan sehingga penghuni
kawasaan dapat merasakan adanya hubungan yang erat antar warga. Sarana rekreasi yang
disediakan adalah 1 taman besar/ taman lingkungan dan 15 taman kecil yang tersebar
merata di kawasan.
107
C. Fungsi Pelayanana. Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Untuk melayani kebutuhan aktivitas administrasi/kepemerintahan setempat ataupun warga,
disediakan 1 balai pertemuan. Untuk mengembangkan fasilitas keamanan yang dapat
memberikan suatu perasaan aman bagi penghuni lokasi permukiman, diperlukan
penyediaan ruang bagi aktivitas pelayanan keamanan. Fasilitas keamanan yang akan
dikembangkan adalah pos keamanan pada masing-masing kelompok perumahan yang
akan dibangun. Fasilitas pelayanan lainnya adalah gardu listrik yang diperlukan untuk
melayani seluruh masyarakat penghuni pemukiman tersebut. Gardu listrik ini dialokasikan di
setiap kelompok pemukiman.
b. Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
Pengelolaan sampah bagi suatu pemukiman merupakan hal yang vital yang harus
direncanakan dengan baik. Masalah mengenai produksi sampah yang besar dengan tidak
diimbangi dengan pengelolaan yang baik dapat menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat dan kelestarian lingkungan. Karena konsep yang akan dekembangkan salah
satunya adalah green infrastructure dan pengelolaan samaph dengan prinsip 3R (Reuse,
Reduce, Recycle) pengelolaan sampah menjadi sangat penting untuk mewujudkan keasrian
dan kesehatan lingkungan.
Sistem pengelolaan sampah yang akan dikembangkan adalah sistem pengelolaan sampah
dengan memisahkan jenis sampah organik dan an-organik pada setiap sampah rumah
tangga yang dikeluarkan. Sampah yang dihasilkan ini akan diangkut dengan gerobak-
gerobak sampah besar ke tempat pembuangan sementara yang akan disediakan. Sampah-
sampah yang telah terpilah dan terkumpul pada TPS ini kemudian akan diolah. Sampah
organik (sisa makanan, sayuran, dll) akan diolah menjadi kompos dan sampah an-organik
akan dijual setelah diseleksi lebih lanjut. Pengolahan ini dapat dilakukan sendiri oleh
masyarakat. Sisanya, yaitu jenis sampah anorganik diangkut ke TPA Jatibarang, Kota
Semarang.
Untuk pegelolaan sampah di pemukiman Kelurahan Kalipancur ini, bersifat kekeluargaan.
Artinya, pengelolaan sampah ini adalah untuk kepentingan bersama sehingga
pengelolaannya merupakan tanggung jawab bersama. Wujud organisasiannya adalah
dengan melakukan iuran satu bulan sekali stiap rumah tangga untuk pengangkutan sampah
yang dilakukan petugas sampah dan daur ulang. Berikut adalah ringkasan gambaran
karakteristik aktivitas dan pengguna.
5.1.1 Karakteristik Pengguna
108
A. Carrying CapacityCarrying capacity adalah daya dukung/jumlah maksimal individu yang dapat
didukung atau dilayani oleh sumberdaya yang ada dalam suatu ekosistem atau dengan kata
lain carrying capacity dapat dikatakan juga sebagai kemampuan lingkungan (ekosistem)
dalam mendukung kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada didalamnya secara
berkelanjutan (Thomas R. Malthus). Dalam merencanakan sebuah permukiman, kebutuhan
ruang disesuaikan dengan jumlah carrying capacity yang ada. Berikut adalah diagram alir
perolehan carrying capacity.
Sumber: Analisis Kelompok, 2014.Gambar 5.1
Alur Perhitungan Carrying Capacity
Dari perhitungan carrying capacity diatas, diperoleh jumlah kapasitas maksimal
rencana tapak adalah 42.875 jiwa. Akan tetapi jumlah maksimal tersebut tidak akan
digunakan sepenuhnya. Jumlah penduduk yang direncanakan di kawasan industri
Sidogemah adalah 4.100 penduduk yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang
akan ditampung. Alasan dalam penentuan jumlah penduduk tersebut karena kawasan
industri yang sebagian besar terdiri dari budidaya tambak, sehingga penggunaan lahan
untuk permukiman sekitar 30% dari total kawasan industri. Berdasarkan pertimbangan
tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang digunakan hanya 4100 atas dasar
penduduk yang ditampung hanya terbatas.
Tabel V.2Karakteristik Pengguna
No.
Fungsi Aktifitas
Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Jenis Ruang Pengguna Jumlah
Pengguna (Jiwa)1. Utama Industri Pencucian bahan
bakuPencucian hasil tambak
Buruh industri atau pekerja yang bekerja di industri
900
Tempat produksi Gedung produksi pengalengan ikanGedung produksi bandeng prestoGedung produksi fillet
Buruh industri atau pekerja yang bekerja di industri
900
109
Luas Tapak 105 Ha
Terbangun 70% dari luas tapak = 73,5 Ha
Total lahan terbangun= 51,45 Ha= 514500 m2
Dari Total Lahan terbangun dengan kebutuhan ruang per jiwa adalah 12 m2, maka didapat Carrying capacity
sebanyak 42875 jiwa
Digunakan untuk sirkulasi 30% =
22,05 Ha
Non Terbangun (RTH) 30% dari luas tapak =
31,5 Ha
No.
Fungsi Aktifitas
Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Jenis Ruang Pengguna Jumlah
Pengguna (Jiwa)dan pembekuanGedung produksi baksoPergudangan
Tempat Pemasaran Gedung Pemasaran Buruh industri atau pekerja yang bekerja di industri
900
2. Penunjang Perumahan Bermukim Rumah Tunggal (Besar)
Penduduk dengan penghasilan menengah ke atas
80
Rumah tunggal (Sedang)
Penduduk dengan penghasilan menengah
513
Rumah tunggal (Kecil) Penduduk dengan penghasilan menengah ke bawah
3508
Perdagangan Kegiatan Jual-beli barang dan jasa
Pertokoan Semua penduduk 4100Warung Semua penduduk 4100
Pendidikan Belajar TK Penduduk usia sekolah (usia 6-18 tahun)
4100
SD Penduduk usia sekolah (usia 6-18 tahun)
4100
Gedung Taman Bacaan
Penduduk usia sekolah (usia 6-18 tahun)
4100
Kesehatan Pelayanan kesehatan
Balai Pengobatan Warga
Semua penduduk 4100
Posyandu Semua penduduk 4100Peribadatan Beridadah Masjid warga Semua penduduk 4100
Mushola Semua penduduk 4100
Rekreasi Hiburan Taman bermainLapangan basketLapangan BolaLapangan BulutangkisGymTaman Lingkungan
Semua penduduk 4100
Sarana Budidaya
Tempat budidaya tambak
Tambak Pengusaha tambak
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Pembuangan sampah
Bak sampah Semua penduduk 4100
3 Pelayanan Pemerintah dan Pelayanan Umum
Pelayanan Balai Pertemuan Warga dan Kantor Kelurahan
Semua penduduk 4100
Gardu Listrik Semua penduduk 4100Pos Keamanan Semua penduduk 4100Tempat Parkir Semua penduduk 4100
Sumber: Analisis Kelompok, 2014.
5.1.2 Analisis Kebutuhan RuangLuas wilayah perencanaan perancangan kawasan industri adalah 110 hektar. Jumlah
penduduk yang akan ditampung adalah 4100 jiwa. Dengan pembagian rasio jenis antara Rumah
Besar : Rumah Sedang : Rumah Kecil, masing-masing adalah 20 : 128: 877 dengan dengan luas
110
masing-masing 80 : 120: 200. Dengan jumlah penduduk berdasarkan perhitungan carrying capacity
maksimal adalah 44917 jiwa akan tetapi disesuaikan dengan jumlah rumah yang akan dibangun,
maka diperoleh carrying capacity berjumlah 4100 penduduk, sehingga didapat kebutuhan ruang
sebagai berikut. Perbandingan antara kawasan terbangun dengan kawasan non terbangun adalah
70%:30%.
Keterangan awal:
Luas total wilayah perencanaan tapak = 110 ha
Perbandingan luas terbangun : luas nonterbangun = 70% : 30%
Maka diperoleh:
Luas terbangun = 70% x 110 ha = 77 ha – 30% untuk sirkulasi, maka luas ruang yang
bisa dibangun = 53,9 ha = 539000 m2
Luas lahan non terbangun = 30% dari wilayah = 33 ha
111
Tabel V.3Kebutuhan Ruang
Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah
PenggunaJumlah (Unit)
Luas kavling per unit
(m2)
Luas Total (m2)
Keterangan
Aktivitas Utama
Industri
Pencucian bahan baku Pencucian hasil tambak Buruh Industri 1000 jiwa/1000 m2 PT Japfacomfeed 900 8 1000 8000 Rencana
Tempat Produksi
Gedung Produksi pengalengan ikan Buruh Industri 500jiwa/2500m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana
Gedung produksi bandeng presto Buruh Industri 500jiwa/5000m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana
Gedung produksi fillet dan pembekuan Buruh Industri 500jiwa/5000m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana
Gedung produksi bakso Buruh Industri 500jiwa/5000m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana
Gudang penyimpanan bahan baku Buruh Industri 250jiwa/1000m2 PT Japfacomfeed 900 4 1000 4000 Rencana
Pengolahan Limbah IPAL Buruh Industri 1000jiwa/900m2 PT Japfacomfeed 900 1 900 900 Rencana
Aktivitas PenunjangPermukiman Tempat Hunian
Tipe Kecil
Penduduk dengan penghasilan menengah
kebawah atau buruh industri
80m2/KK Jababeka Cikarang 3508 877 80 70160 Rencana
Tipe Sedang Penduduk dengan penghasilan menengah
120m2/KK Jababeka Cikarang 512 128 120 15360 Rencana
112
112
Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah
PenggunaJumlah (Unit)
Luas kavling per unit
(m2)
Luas Total (m2)
Keterangan
Tipe Besar
Penduduk dengan penghasilan menengah ke atas atau pemimpin
industri
200m2/KK
Jababeka Cikarang 80 20 200 4000 Rencana
Sarana Pendidikan
BelajarTK Penduduk Usia Sekolah 2500 jiwa/500 m2 Jababeka Cikarang 4100 2 500 1000 RencanaSD Penduduk Usia Sekolah 5000 jiwa/2000 m2 Jababeka Cikarang 4100 1 2000 2000 Rencana
Taman Bacaan Penduduk Usia Sekolah 2500 jiwa/150 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 150 300 Rencana
Sarana Kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan
Posyandu Semua Penduduk 1250 jiwa/60 m2 SNI 03-1733-2004 4100 3 60 180 RencanaBalai pengobatan
warga Semua Penduduk 1000 jiwa/ 300 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 300 600 Rencana
Sarana Peribadatan Beribadah
Musholla Semua Penduduk 250 jiwa/ 100 m2 SNI 03-1733-2004 4100 15 100 1500
Rencana (Industri : 1 ; Perumahan :
14)
Masjid warga Semua Penduduk 2500 jiwa/ 600 m2 SNI 03-1733-2004 4100 3 600 1800Rencana
(Industri : 1 ; Perumahan : 2)
Sarana Perdagangan
dan Niaga
Aktivitas Komersial Toko Warung Semua Penduduk 250 jiwa/ 100m2 SNI 03-1733-2004 4100 16 100 1640
Rencana (Industri : 2 ; Perumahan :
14)
Sarana Rekreasi
Fun, entertainment
dan sarana sosial
Taman/tempat main (kecil) Semua Penduduk 200 jiwa/ 200m2 SNI 03-6981-2004 4100 15 250 3750
Rencana (Industri : 2 ; Perumahan :
13)Lapangan Basket Semua Penduduk 5000jiwa/450m2 Jababeka Cikarang 4100 1 450 450 Rencana
Lapangan Bola Semua Penduduk 5000jiwa/900m2 Jababeka Cikarang 4100 1 900 900 Rencana
Lapangan Bulutangkis Semua Penduduk 2500jiwa/90m2 Jababeka Cikarang 4100 2 90 180 Rencana
113
113
Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah
PenggunaJumlah (Unit)
Luas kavling per unit
(m2)
Luas Total (m2)
Keterangan
Gym Semua Penduduk 5000jiwa/2000m2 Jababeka Cikarang 4100 1 2000 2000 Rencana
Taman Kawasan Semua Penduduk 250 jiwa/ 200m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 1250 2500 Rencana
Plasa Semua Penduduk 5000jiwa/3000m2 Jababeka Cikarang 4100 1 3000 3000 Rencana
Pergudangan
Penyimpanan barang
Gudang barang hasil produksi Buruh Industri
700jiwa/300m2Jababeka Cikarang 4100 8 300 2400 Rencana
Tempat Pemasaran Gedung Pemasaran Karyawan Distributor 500jiwa/300m2 Jababeka Cikarang 900 2 300 600 Rencana
Sarana Budidaya
Tempat Budidaya Tambak Tambak Buruh Industri 4000m2 Jababeka Cikarang 900 - - 316983 Rencana
Tempat pengelolaan
Sampah terpadu
Pembuangan sampah
Bak sampah kecil Semua Penduduk 2000 jiwa/6m3 SNI 03-1733-2004 4100 1025 6 6150 Rencana
Gerobak sampah Semua Penduduk 30000 niwa/2m3 SNI 03-1733-2004 4100 2 2 4 Rencana
Aktivitas Pelayanan
Pelayanan umum
Pelayanan Masyarakat
Kantor Kelurahan Semua Penduduk 5000 jiwa/ 1000 m2 SNI 03-1733-2004 4100 1 1000 1000 RencanaPemadam Kebakaran Semua penduduk 30000 jiwa/300 m2 SNI 03-1733-2004 4100 1 200 200 Rencana
Gardu listrik Semua Penduduk 2500 jiwa/30 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 30 49 Rencana
parkir kendaraan masyarakat Semua Penduduk 1000 jiwa/ 800m2 Jababeka Cikarang 4100 4 800 3200
Rencana (Industri : 1 ;
Perumahan : 3)
parkir kendaraan umum Semua Penduduk 5000jiwa/70m2 Jababeka Cikarang 4100 1 70 70 Rencana
Parkir barang Buruh Industri 2000jiwa/80m2 PT Japfacomfeed 4100 2 80 160 Rencana
Halte Semua Penduduk 700jiwa/8m2 Jababeka Cikarang 4100 7 8 56Rencana
(Industri : 2 ; Perumahan : 5)
gedung pertemuan Semua penduduk 2500 jiwa/300 m2 SNI 03-1733-2004 4100 1 1000 1000 Rencana
Pos Kamtib Semua Penduduk perkotaan 2000 jiwa/100 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 200 400 Rencana
114
114
Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah
PenggunaJumlah (Unit)
Luas kavling per unit
(m2)
Luas Total (m2)
Keterangan
Bak sampah besar Semua Penduduk perkotaan 300m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 60 120
Rencana (Industri : 1 ;
Perumahan : 1)
Luas Lahan Terbangun 506392 RencanaLuas Sirkulasi 151918 Rencana
Luas Total Kebutuhan Ruang terbangun 658310 RencanaKebutuhan Ruang terbuka Hijau 404404 Rencana
RTH
Hutan Mangrove 239604 RencanaGreen Belt (berupa pohon trembesi) 10300 Rencana
Taman Aktif (jogging track, sitting area)Jogging Track 100000 RencanaSitting Area 54500 Rencana
Total (RTH+sirkulasi+Ruang terbangun) 1050000 Rencana Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2014.
115
116
Hunian
Peribadatan
Perdagangan
Pendidikan
Kesehatan
Industri pengolahan hasi; tambak
Rekreasi
Pelayanan umum
Keamanan
Keterangan
Hubungan Erat
Hubungan Tidak Erat
Tambak
5.1.3 Hubungan antar AktivitasLetak kelompok-kelompok aktivitas direncanakan dengan pertimbangan hubungan keeratan
tiap kelompok aktivitas yang ada sebagai sebuah konsep Green Industrial Estate. Setiap kelompok
aktivitas juga dicoba untuk saling dihubungkan sehingga dapat menjadi acuan lokasi mana sebaiknya
dalam desain tapak suatu kelompok aktivitas tersebut didesain untuk bangun. Contohnya hunian yang
memiliki keeratan dengan industry. Hal tersebut disebabkan karena hunian dan industry sebgai fungsi
utama kawasan tersebut. Hubungan antara kelompok aktivitas dapat dilihat sebagai berikut:
Sumber: Analisis Kelompok, 2014.Gambar 5.2
Hubungan Antar Aktivitas
5.1.4 Organisasi Ruang
117
Sumber: Analisis Kelompok, 2014.Gambar 5.3
Organisasi Ruang Kawasan Industri
Organisasi ruang yang direncanakan di lokasi perancanan kawasan Industri Sidogemah
Kabupaten Demak mempunyai susunan yang paling depan merupakan main entrance yang berada
dekat dengan hirarki jalan yang tertinggi yakni jalan arteri. Masuk ke bagian dalam, terdapat
zonapermukiman dan industri, yang mana di zona permukiman terdapat fasilitas yang menunjang
kegiatan masyarakat. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas kawasan dan fasilitas lingkungan. Rumah
yang terdapat di kawasan industri terdiri dari rumah tipe kecil, tipe sedang, dan tipe besar dengan
menggunakan perbandingan 1:2:3. Pada Zona Industri terdapat 4 jenis gedung produksi, tempat
penyimpanan bahan bahu, gudang, parkir barang dan parkir masyarakat. Di zona tersebut juga
terdapat fasilitas skali lingkungan seperti mushola dan kantin. Di pinggir kawasan perumahan maupun
industri tersebut dibuat suatu barier yang digunakan sebagai RTH dan mengurangi pencemaran suara
yang disebabkan oleh industri.
118
5.2 Analisis Tapak5.2.1 Analisis Konstelasi Wilayah
Wilayah kedungsepur merupakan wilayah strategis nasional yang didalamnya termasuk Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Ungaran, Kota Semarang, Kota Salatiga, dan
Kabupaten Demak merupakan salah satu Kabupaten yang masuk dalam wilayah Kedungsepur, dengan lokasi yang paling timur. Memiliki kontribusi 11% dalam PDRB di wilayah
Wilayah studi makro Desa Sidogemah masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Sayung, berlokasi di bagian selatan yang berbatasan dengan jalan nasional Pantura.
Wilayah studi mikro berada pada Dusun Sidogemah, akan direncanakan sebagai kawasan industri dan kawasan permukiman yang saling berintegrasi. Dengan prosentase 60% kawasan industri, dan 40% kawasan
119
5.2.2 Analisis Lingkungan
Analisis LingkunganData Respon
Mushola/Masjid
Toko/ Warung
SD
Zona komersil cocok dikembangkan berdekatan dengan kawasan perdagangan dan jasa yaitu pertokoan. Selain itu berada pada jalur akses utama. Zona komersil cocok dikembangkan dekat dengan jalan utama karena merupakan ruang publik yang penempatannya harus dapat diakses oleh banyak orang.Zona konsentrasi permukiman merupakan ruang privat sehingga penempatannya sebaiknya tidak dekat dengan kawasan komersil karena akan mengganggu.Pada kawasan tersebut akan dikembangkan fasiltas umum dan sosial bagi masyarakat. Selain itu fasilitas umum dan sosial sendiri memerlukan ruang yang privat.
5.2.3 Analisis Topografi
120
Analisis TopografiData Respon
Dari data garis kontur didapatkan kelerengan yang dikategorikan dalam beberapa
kelas kelerengan beserta warnanya.
Kelerengan 0-2% morfologi datar
Dari data garis kontur didapatkan kelerengan yang dikategorikan dalam beberapa
kelas kelerengan beserta warnanya.
Kelerengan 0-2% : kawasan pada kelerengan ini cocok sebagai
kawasan budidaya dan terbangun.
5.2.4 Analisis AksesibilitasAnalisis Aksesibilitas
121
Zona Akses Rendah
Data Respon
Zona akses rendah dilalui oleh jalan lokal dengan volume kendaraan yang rendah. Jalan lokal yang lokasinya berada agak jauh dari jalur pantura memiliki tingkat aksesibilitas rendah, hanya beberapa kendaraan milik warga yang melintas (kebanyakan motor dan sepeda).
Zona akses tinggi dilalui oleh jalan Pantura yang merupakan Jalan Nasional.
Zona kegiatan privat merupakan zona yang membutuhkan karakter ruang dengan bising rendah sehingga cukup cocok sebagai kawasan dengan fungsi hunian, pendidikan, dan peribadatan, dll.
Zona kegiatan publik merupakan zona yang membutuhkan karakter ruang dengan bising tinggi sehingga cukup cocok sebagai kawasan dengan fungsi industry, komersial, sarana umum,dll. Meskipun pada bagian barat wilayah merupakan akses yang cukup tinggi namun tidak terlalu berpengaruh
5.2.5 Analisis KebisinganAnalisis Kebisingan
Data Respon
Zona Akses Zona Akses Tinggi
Zona Akses Tinggi
122
Zona Kebisingan Rendah Zona Kebisingan TinggiZona Kawasan PublikZona Kawasan Privat
Zona kebisingan rendah dilalui oleh jalan lokal dengan volume kendaraan yang rendah. Lalu lalang kendaraan yang paling intens pada waktu pagi dan sore, itu juga tidak terlalu padat. Maka dari itu tingkat kebisingan masih tergolong rendah.
Zona kebisingan tinggi dilalui oleh jalan Pantura dengan volume kendaraan yang tinggi, merupakan jalan nasional.
Zona Kawasan Privat : Kebisingan rendah digunakan untuk kawasan yang memerlukan lingkungan tenang dan jauh dari kebisingan seperti kawasan permukiman masyarakat.
Zona Kawasan Publik : Kebisingan sedang – tinggi digunakan untuk serta perdagangan dan jasa karena menjadi akses utama pada wilayah studi.
5.2.6 Analisis DrainaseAnalisis Drainase
Data Respon
123
Drainase primer berupa sungai Arah aliran air
Drainase primer (sungai)
Drainase sekunder
Diterapkan sistem drainase terbuka pada setiap jenis drainase sehingga
memudahkan proses pemeliharaan dan pembersihan.
Perlu adanya normalisasi fungsi drainase sekunder untuk mengoptimalkan fungsi
drainase dalam menampung limpasan air.
5.2.7 Analisis VegetasiAnalisis Vegetasi
Data Respon
124
Tidak adanya ruang terbuka hijau berupa taman
Tidak adanya jalur hijau kawasan sebagai peneduh pejalan kaki
Penyediaan ruang terbuka hijau berupa taman aktif dengan ruang lingkup
kawasan dan lingkungan. Dalam taman sendiri dibagi menjadi 2, yaitu taman
lingkungan (pasif) dan taman bermain (aktif).
Penyediaan jalur hijau sepanjang jalan sebagai peneduh pejalan kaki.
Green belt
Dari prosentase RTH 30% kemudian diturunkan menjadi pedestrian sirkulasi dan
taman.
5.2.8 Analisis ViewAnalisis View
Data Respon
125
View to Site : Belum terdapat penanda bahwa masyarakat telah memasuki
wilayah studi.
View from Site : Terdapat tambak milik masyarakat yang masih belum
teratur batas – batasnya.
View to Site : Sebuah gapura dengan karakteristik khusus yang berada di
pinggir jalan akan menjadi landmark untuk bisa dikenali dari jauh.
View from Site : Tambak yang akan masuk pada kawasan konsentrasi
industri akan diatur, maka apabila dari lokasi bisa terlihat hamparan tambak
milik warga yang indah.
5.2.9 Analisis Arah Angin dan Lintasan matahariAnalisis Arah Angin dan Lintasan Matahari
Data Respon
1
2
1
2
1
2
1
2
126
Pola limpasan matahari bergerak dari timur ke barat setiap harinya
Pola arah angin dari timur ke barat atau dari barat ke timur
Sumbu ideal : merupakan garis perpotongan antara jalur lintasan matahari dan
jalur arah angin. Menentukan arah orientasi bangunan pada suatu tapak.
Orientasi bangunan sejajar dengan sumbu ideal : mendapat pencahayaan yang
cukup dan juga mengurangi resiko terkena terpaan angin yang kencang.
5.2.10 Analisis rencana zoning kawasan
Zoning KawasanData Respon
Sumbu Ideal
OrientasiBangunan
127
Zona Kawasan Publik
Zona PublikZona PrivatZona FasilitasBarrier
Penentuan zoning tersebut di atas, didapat berdasarkan hasil analisis tapak, dimana zona perdagangan berada di koridor jalan, dan terdapat fasilitas yang dekat dengan zona industri dan zona permukiman. Disamping itu juga terdapat barier di pinggir zona industri untuk mengurangi tingkat kebisingan
5.3 Analisis Kriteria Terukur Dan Tak Terukur5.3.1 Analisis Kriteria Terukur
Analisis KDB dan KLB
Kelerengan 0 – 2% morfologi datar
Zona Akses Zona Akses Tinggi
Zona Kawasan PrivatZona Fasilitas Zona
KomersialZona Permukiman
1
1Ruang Terbuka Hijau
1
1
View To Site : Main Entrance
View To Side : Main Entrance
Ruang Terbuka Hijau
128
KDB merupakan perbandingan antara luas bangunan dengan luas lahan. Nilai KDB ini menentukan berapa persen luas bangunan di suatu kawasan
yang dapat dibangun. Selain itu ketinggian bangunan juga menjadi hal yang penting dalam perancangan suatu wilayah. Berikut merupakan perhitungan dari
KDB dan KLB :
Tabel V.4Perhitungan KDB dan Ketinggian
ZonaLuas Zona
Iinf Qinf Q1ha OS KDB FAR LantaiHa m2
Zona Permukiman 116200,00 11,62 1,94 10,71 0,92 2,10 80 1,22 6Zona Fasilitas dan Pelayanan 22065,00 2,2065 0,37 2,03 0,921 0,40 80 1,22 6Zona Perdagangan dan Jasa 4500,00 0,45 0,08 0,62 1,3820 0,05 90 1,14 6Zona Ruang Terbuka 315000,00 31,5 5,25 19,35 0,61 8,55 70 1,37 6Sumber : Analisis Kelompok 5B, 2014
Berdasarkan tabel perhitungan diatas didapatkan nilai KDB pada masing-masing peruntukan lahan. Sesuai perhitungan diatas permukiman memiliki
KDB sebesar 80 persen dengan KLB 6 lantai, begitu juga dengan peruntukan zona lainnya.
Analisis Jarak Antar Bangunan dan GSB Jarak antar bangunan adalah jarak yang terkecil, diukur di antara permukaan-permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding
terluar yang berhadapan antara dua bangunan. Pada kawasan perancangan digunakan jarak antar bangunan sebesar 6 – 8 meter. Jarak tersebut diambil
berdasarkan tetapan Departemen PU. Selanjutnya GSB merupakan garis yang pada pendirian bangunan ke arah yang berbatasan di atas permukaan tanah
yang tidak boleh terlampaui. Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditetapkan untuk memberi batasan keamanan bagi pengguna jalan (penduduk) dan
lingkungannya. Berikut merupakan perhitungan dari GSB:
Tabel V.5Perhitungan Garis Sempadan Bangunan
129
Jenis JalanLebar Jalan Va Vb
Ta tbDa Db a2
(meter)b2
(meter)a
(meter)b
(meter)a1 b1 Km/jam mil/jam Km/jam mil/jam feet meter feet meter
Jalan Arteri Primer 12 m (a) dan Jalan Lokal Primer 10 m (b)
6 5 70 43,75 40 25 1,088 0,95 206,6 63,0 134,0 40,9 31,6 48,7 37,6 53,7
Jalan Lokal Primer 10 m (a) dan Jalan Lokal Sekunder 8 m (b)
5 4 40 25 30 18,75 0,95 0,88 90,3 27,5 83,7 25,5 16,8 18,1 21,8 22,1
Jalan Lokal Primer 10 m (a) dan Jalan Lokal Primer 10 m (b)
5 5 40 25 40 25 0,95 0,95 90,3 27,5 106,3 32,4 21,5 18,3 26,5 23,3
Jalan Lokal Sekunder 8 m (a) dan Jalan Lokal Sekunder 8 m (b)
4 4 30 18,75 30 18,75 0,88 0,88 62,4 19,0 78,4 23,9 14,9 11,8 18,9 15,8
Jalan Lokal Sekunder 8 m (a) dan Jalan Lingkungan 5 m (b)
4 2,5 30 18,75 20 12,5
0,88
0,82 62,4 19,0 57,6 17,6 11,3 12,2 15,3 14,7
Jalan Lingkungan 5 m (a) dan Jalan Lingkungan 5 m (b)
2,5 2,5 20 12,5 20 12,5 0,82 0,82 40,9 12,5 56,9 17,4 11,4 8,2 13,9 10,7
Sumber : Analisis Kelompok 5B, 2014
130
Tabel V.6Tetapan GSB yang Digunakan
Hierarki JalanHasil Perhitungan (meter) Hasil yang
Dipilih (meter)Hasil yang
digunakan/diterapkan(meter)I II III IV V VI
Jalan Arteri 37,6 37,6 36,41Jalan Lokal Primer 53,7 21,8 26,5 ; 23,3 53,7 17,12
Jalan Lokal Sekunder 22,1 18,9 ; 15,8 15,3 18,9 4Jalan Lingkungan 14,7 13,9 ; 10,7 14,7 1,5
Sumber : Analisis Kelompok 5B, 2014
5.3.2 Analisis Kriteria Tak Terukura. Access
AccessData Respon
131
Akses merupakan salah satu yang wajib ada karena digunakan setiap pengguna jalan untuk menuju dari tempat yang satu ke tempat tujuan. Pada wilayah studi kami, akses didalam maupun menuju daerah studi kami masih dirasa sangat kurang. Kondisi jalan yang masih berlubang dan berbatu di beberapa titik membuat kurang nyaman orang yang melewatinya. Selain jalan yang terdapat di wilayah studi mempunyai lebar yang sempit sekitar 1,5 m – 2,5 m.
Akses pada rencana wilayah studi akan dilakukan penambahan jalan, terutama jalan lingkungan agar dapat menjangkau semua kawasan. Selain itu jalan yang berlubang atau berbatu akan diperbaiki dan dilakukan pengaspalan agar pengguna jalan dapat menggunakan dengan nyaman dan aman
b. CompabilityCompability
Data Respon
Compatibility ini dilihat dari kecocokan tata guna lahan dengan topografi, bentuk bangunan, skala dan massa bangunan. Kondisi topografi di wilayah studi kami terbilang datar, dengan ini bentuk bangunan dan skala bangunan harus mengikuti bentuk topografi yang datar. Bentuk perumahan yang ada di wilayah studi kami fokus pada estetika dan arsitektural.
Kecocokan tata guna lahan,desain, dan topografi dan bentuk bangunan akan di buat sama agar terlihat indah dan rapi atau compability yang baik. Pada barisan pertokoan akan dibuat dan didesain bangunan agar terlihat sama.
132
c. ViewView
Data Respon
Tidak terdapat keindahan visual yang ditampilkan pada kawasan yang menjadi wilayah studi kami. Hal ini karena wilayah studi kami merupakan kawasan tambak dan permukiman organik yang tumbuh tanpa perencanaan sehingga cenderung terkesan tidak teratur. Selain itu, wilayah studi kami juga tidak berada di daerah yang memiliki pemandangan sekitar yang bagus. Daerah sekeliling kawasan tersebut juga sudah dipenuhi dengan area tambak. Selain itu terdapat beberapa daerah yang ditanami mangrove, sehingga membuat daerah tersebut terlihat hijau.
133
Pada rencana kawasan pemukiman di wilayah studi ini akan dibuat sebuah danau yang nantinya akan menjadi landmark kawasan serta salah satu view yang indah bagi kawasan perancangan ini. Selain itu juga terdapat daerah mangrove yang akan menjadi greenbelt kawasan sekaligus menambah nilai keindahan dari kawasan ini.
d. IdentityIdentity
Data Respon
134
Identity merupakan sesuatu yang dimunculkan oleh obyek, sehingga dapat ditangkap dan dikenali dengan indera manusia. Pada wilayah studi kami, tidak terdapat bangunan atau titik khusus yang mencirikan wilayah tersebut. Hanya terdapat area kawasan tambak yang mencirikan daerah tersebut darah dekat pesisir.
Pada perancangan akan dibuat sebuah landmark dan kawasan mangrove yang nantinya akan menjadi identitas kawasan ini nantinya.
e. SenseSense
Data Respon
135
Kesan yang dapat ditanggap oleh seseorang ketika berada di wilayah studi kami adalah suasana daerah pesisir. Hal ini terlihat dengan banyaknya tambak serta area tanaman mangrove yang tersebar di daerah ini. Selain itu juga ditemukan suasana perkampungan yang masih sangat terasa. Dimana masyarakat di daerah ini masih mencirikan masyarakat pedesaan.
Perencanaan yang dibuat, akan membuat suasana didaerah ini nantinya akan lebih asri dengan adanya konsep eco-green living. Selain itu suasan yang ditimbulkan nanti akan lebih dinamis dimana banyak terdapat pusat – pusat aktivitas seperti perdagangan, rekreasi dll.
f. LivabilityLivability
Data Respon
Livability suatu kawasan dapat dinilai dari tingkat kenyamanan, keamanan, kemudahan akses, kebersihan, dan ketersediaan sarana prasarananya. Selain itu, livability juga dapat dinilai dari tingkat keberlanjutannya dan kesinambungannya terhadap ekologi. Dari kenyamanan, kemudahan akses, dan ketersediaan prasarana, kawasan permukiman di Sekaran ini sudah dapat dikatakan cukup livable. Tapi jika dilihat dari kebersihan, tingkat keberlanjutan dan kesinambungan terhadap ekologinya, kawasan tersebut belum dikatakan livable. Tingkat kebersihan di kawasan tersebut masih belum terjaga, terutama dalam pemeliharaan kebersihan saluran drainase. Selain itu belum adanya pengolahan sampah yang baik membuat banyak sampah berserakan dan tumpukan di beberapa titik.
Tingkat kenyamanan pada wilayah perancangan nantinya sudah cukup baik dengan dipisahkan nya antara yang motorice dan non motorice. Untuk yang motorice hanya boleh melalui jalan sekunder dan jalan lokal. Untuk tingkat kebersihan sudah ditambahkan dengan tempat sampah di setiap jalan utama maupun jalan pejalan kaki agar tingkat kebersihan di wilayah ini tetap terjaga.
136
5.4 Analisis Elemen Perancangan1. Tata Guna Lahan
Rencana Tata Guna LahanData Respon
Penggunaan lahan Desa Sidogemah sebagian besar berupa sawah irigasi, lahan permukiman berada disepanjang jalan Pantura dan beberapa jalan lokal yang masuk. Kemudian guna lahan yang lain berupa kebun, tegalan, dan empang yang berupa pertambakan.
Berdasarkan analisis zoning kawasan, maka rencana penggunaan lahan di bagi menjadi 2 kawasan:
Zona permukiman dengan luas 40% yang terletak jauh dari jalan utama karena memiliki tingkat kebisingan yang rendah dan merupakan area privat.
Zona industri dengan luas 60% yang terletak di sepanjang jalan utama.
137
138
2. Bentuk dan Massa BangunanRencana Bentuk Dan Massa Bangunan
Data Respon
Mayoritas ketinggian bangunan di wilayah studi antara 4 – 5 meter (1 lantai). Jarak antara satu bangunan dengan bangunan lain relatif dekat, tetapi dengan massa yang berbeda. Perbedaan yang sangat terlihat adalah ketinggian lantai bangunan, karena rob yang setiap hari terjadi maka tiap – tiap pemilik rumah ada yang meninggikan lantai dasar rumah. Bentuk permukiman yang terdapat pada lokasi merupakan hunian sederhana yang masih memiliki fasad bangunan tradisional pada
Untuk rencana penentuan tipe perumahan terbagi atas tiga tipe yang dibedakan menurut luas bangunannya, yaitu:
1. Tipe 1 (besar) bangunan rumah yang di peruntukan untuk Eksekutif dengan luas bangunan 200 m2 sebanyak 171 unit.
2. Tipe 2 (sedang) bangunan rumah yang di peruntukan untuk manager dan supervisor dengan luas bangunan 120 m2 sebanyak 342 unit.
3. Tipe 3 (Kecil) bangunan rumah yang diperuntukan untuk pekerja dengan luas bangunan 80 m2 sebanyak 512 unit.
bagian depan dan belakang bangunan. Namun tidak sedikit rumah yang mengalami penurunan tinggi bangunan akibat abrasi rob.3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)
Rencana Sirkulasi Dan Parkir (Circulation And Parking)Data Respon
Keberadaan ruang parkir yaitu parkir yang diperuntukan untuk kendaraan bermotor, khususnya bus akan disediakan dengan mempertimbangkan jumlah bus dan kendaraan yang ada sehingga tidak akan terjadi kekurangan lahan parkir. Lahan parkir ini akan disediakan berupa on street karena daerrah ini memiliki kondisi tanah yang tidak memungkinkan untuk membangun gedung parkir komunal. Sirkulasi dalam kawasan ini juga akan dibedakan antara motorize dan non motorize, adapun dalam sirkulasi motorize akan disesuaikan dengan hirarki jalan.
139
Rencana Sirkulasi Dan Parkir (Circulation And Parking)
Jalan lokal di Kelurahan Sidogemah memiliki lebar sekitar ± 4 meter dan memiliki perkerasan beton. Sedangkan untuk jalan lingkungan rata – rata memiliki lebar 2,5 – 3 meter dengan kondisi jalan aspal dan sebagian masih tanah. Pada eksisting lokasi, tidak terdapat jalur khusus untuk pejalan kaki ataupun tempat parkir di sepanjang jaringan jalan/jalur sirkulasi. Angkutan umum yang sampai masuk jalan lokal di lokasi adalah ojek.
Terkait dengan ruang parkir, pada lokasi eksisting tidak terdapat tempat parkir baik untuk kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Pada wilayah studi, yang ada hanya sempadan jalan yang agak lebar yang bisa dijadikan untuk parkir kendaraan.
140
4. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways) Rencana Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)
Data Respon
Dengan pembuatan pedestrian ways yang menarik, aman, nyaman dan juga ditambah banyaknya street furniture seperti pepohonan di pinggir jalan akan menarik masyarakat untuk lebih memilih berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak dekat. Fungsi lainnya dari pedestrian ways ini juga dapat menekan penggunaan kendaraan bermotor yang dapat menimbulkan polusi diwilayah ini.
141
Rencana Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)
Di Kelurahan Sidogemah, hampir tidak pernah terlihat adanya jalur pejalan kaki. Disetiap ruas jalan hanya dibatasi oleh saluran air, tidak ada jalur yang dikhususkan untuk pejalan kaki padahal aksesibilitas menggunakan kendaraan di wilayah ini terhitung rendah.
142
5. Ruang Terbuka (Open Space) Rencana Ruang Terbuka (Open Space)
Data Respon
Pada perancangannya, ruang terbuka baik ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau akan dijadikan open space yang selain memiliki fungsi sebagai penyeimbang alokasi lahan pada wilayah studi, tempat resapan air, media tanam untuk tanaman, dan penyangga ekosistem, juga merupakan tempat bersosialisasi warga. Serta akan ditambah oleh arena rekreasi berupa playground, danau, dan pemancingan. Selain itu juga akan disediakan taman pasif, yaitu taman yang tidak ada kegiatan didalamnya hanya sebagai taman yang berfungsi untuk penyerapan air.
143
Kelurahan Sidogemah memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) pasif, menurut masyarakat lahan – lahan kosong yang ada sudah tidak bisa digunakan/ditanami apapun karena sudah terkena instrusi air laut dan tergenang rob ketika sore hari.6. Pendukung Aktivitas (Activity Support)
Rencana Pendukung Aktivitas (Activity Support)Data Respon
Perdagangan dan jasa serta fasilitas lainnya akan dijadikan dalam satu zona. Zona perdagangan dan jasa diletakkan di sepanjang jalan utama, karena mudah untuk di akses. Sedangkan letak fasilitas lebih dekat dengan permukiman masyarakat. Kemudian penunjang yang dibutuhkan untuk para pekerja industri di sekitar rumah mereka, seperti klinik kesehatan, dll.
- 1 plasa yang memiliki luas 3000m2 dan 16 toko/warung masing-masing memiliki luas 100m2 yang berlokasi di kawasan industri (2unit) dan di kawasan permukiman (14unit)
- 17 sarana peribadatan- 8 sarana pendidikan- 5 sarana kesehatan- Sarana rekreasi
144
Terdapat beberapa warung-warung makan dan toko-toko yang menjual makanan ringan dan kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekitar permukiman terutama di persimpangan jalan lokal. Warung makan dan toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari tumbuh dan berkembang pada wilayah studi merupakan activity support yang terjadi secara alami (tidak direncanakan).
Selain itu ada Pondok Pesantren di sekitar permukiman Kelurahan Sidogemah.7. Penandaan (Signage)
Rencana Penandaan (Signage)Data Respon
145
Rencana Penandaan (Signage)
Penanda jalan yang terdapat di wilayah studi hanya berupa penunjuk jalan.
Main entrance di kawasan ini ditandai dengan landmark berupa gapura yang berada di kawasan industri. Selain itu juga terdapat side enterence yang berada di kawasan pemukiman. Dalam perancangan kawasan Desa Sidogemah, setiap sudut akan diberi penunjuk jalan. Fungsinya agar orang yang melewati jalan tersebut mengetahui kemana arah tujuan mereka. Hal tersebut juga memudahkan orang – orang pendatang atau hanya lewat daerah tersebut. Selain itu juga pengaturan pemasangan spanduk / baliho / papan iklan / papan toko agar mudah diketahui oleh masyarakat serta tidak mengganggu fungsi utama jalan.
146
8. Street FurnitureRencana Street Furniture
Data Respon
Street furniture yang akan direncanakan adalah seperti pepohonan, jalan,tempat sampah dan bangku yang berderet di samping – samping jalan agar menarik masyarakat untuk lebih memilih berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak dekat. Lampu-lampu jalan juga akan ditata seefisien mungkin agar jalanan tetap terang saat malam. Selain itu pemberian tempat sampah yang cukup juga bertujuan untuk menjaga kebersihan didaerah tersebut.
147
Pada Kelurahan Sidogemah, street furniture yang ada adalah lampu jalan yang dibuat swadaya oleh masyarakat, serta ada pohon trembesi sebagai vegetasi yang ada di sepanjang pinggi jalan.5.5 Analisis Elemen Citra Kota
PathData Respon
Path
- Jalur/sirkulasi yang digunakan pada wilayah studi adalah Jalan Klowor sebagai jalan utama dan Jalan Bodang-Bendono sebagai jalan lokal penghubung menuju pemukiman merupakan jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor atau tipe motorize.
- Terdapat sungai yang menjadi pembatas antara kawasan industri dan jalan raya
- Belum terdapat barrier disekeliling kawasan industri yang menjadi pemisah dan pembatas
- Belum terdapat barrier disekeliling kawasan industri yang menjadi pemisah dan pembatas
- Terdapat sungai yang menjadi pembatas antara kawasan industri dan jalan raya
- Rencana jalan yang akan ada di wilayah studi adalah arteri primer 12 meter, sekunder 8 meter dan tersier 7 meter.
EdgesData Respon
149
Path
- Edge yang terdapat di permukiman berupa berupa Jalan Klowor, berfungsi sebagai penghubung dengan kawasan pemukiman. Untuk Sebelah Selatan dibatasi oleh jalan raya pantura. Sedangkan sebelah barat dibatasi oleh sebuah sungai kecil. Sebelah utara dibatasi oleh tambak yang sebagian besar sudah tergenang oleh rob.
- Direncanakan tetap terdapat sungai yang menjadi pembatas antara permukiman dan jalan arteri. Serta direncanakan terdapat sempadan sungai
Nodes
150
PathData Respon
Nodes merupakan simpul/ pertemuan antara beberapa path yang menjadi pusat aktivitas dalam suatu kota/ kawasan. Nodes pada wilayah studi berupa perempatan jalan yang terdapat pada jalan lingkungan.
- Nodes yang akan direncanakan berupa simpul-simpul yang terdapat pada setiap pertemuan jalan.
- Simpul-simpul jalan nantinya akan dikembangkan di kawasan permukiman yang berfungsi juga sebagai TOD.
151
PathDistrict
Data Respon
- Dalam perumahan belum terdapat pemisah yang jelas antar distrik. Antar kawasan masih saling bergabung
Peribadatan
Perumahan
- Direncanakan terdapat pembatas yang jelas antar districk. Seperti kawasan pendidikan, dan perumahan. Namun tetap mudah bagi masyarakat untukmenjangkaunya
152
PathLandmark
Data Respon
- Tidak terdapat landmark di perumahan
- Direncanakan terdapat landmark namun hanya terdapat di Industri.
153
5.6 Analisis Elemen EstetikaProporsi dan Skala
Proporsi Dan SkalaData Respon
Pada lokasi perancangan, proporsi dan skala terlihat pada perbandingan dimensi rumah dengan fasilitas yang ada.1. Rumah memiliki tinggi berkisar 4-8 meter (1-2 lantai);
Proporsi dan skala bangunan yang akan dikembangkan di lokasi perancangan adalah:1. Rumah memiliki tinggi 4-6 meter;2. Musholla memiliki tinggi 4 meter;3. Masjid memiliki tinggi 9 meter;4. SD memiliki tinggi 5 meter;5. Ruko memiliki tinggi 10 meter;6. Pos hansip memiliki tinggi 3 meter;7Foodcourt memiliki tinggi 5 meter;8. Balai pertemuan memiliki tinggi 5 meter;9. Halte memiliki tinggi 3 meter;10. Posyandu memiliki tinggi 5 meter;11. TK memiliki tinggi 5 meter; dan12. Taman bacaan memiliki tinggi 4 meter.
1
23
4
5
6
7
154
Proporsi Dan Skala2. Musholla memiliki tinggi berkisar 5 meter;3. Masjid memiliki tinggi berkisar 10 meter;4. Madrasah memiliki tinggi berkisar 5 meter ;5. Pondok pesantren memiliki tinggi berkisar 5 meter;6. Ruko memiliki tinggi berkisar 5 meter; dan7. Kantor kepala desa memiliki tinggi berkisar 7 meter.
5.6.2 Hirarki
HirarkiData Respon
Pada lokasi perancangan, terdapat hirarki berupa masjid dengan kawasan yang ada di sekitarnya. Masjid memiliki arsitektur yang unik dibandingkan dengan kawasan sekitarnya. Lokasinya yang strategis menyebabkan masjid terlihat menonjol dan menjadi point of views sendiri.Selain masjid, terdapat juga satu rumah yang terlihat berbeda dengan rumah disekitarnya karena terlihat lebih menonjol dalam desainnya.
Objek yang terlihat menonjol dan menjadi satu point of view dan akan dikembangkan di lokasi perancangan adalah masjid dengan arsitektur yang berbeda dari kawasan sekitarnya.
155
Hirarki
156
5.6.3 Irama
IramaData Respon
Irama berkaitan dengan pengulangan garis, bentuk, wujud atau warna secara teratur sehingga dapat memberikan kesan terhadap bangunan atau kawasan tersebut. Di lokasi perancangan, irama tersebut belum terlihat karena antara bangunan yang satu dengan yang lain belum ada yang memiliki bentuk, wujud atau warna yang sama.
Pada lokasi perancangan, irama dapat terlihat yakni kesesuaian bentuk rumah yang akan direncanakan. Selain itu, pembangunan rumah juga memiliki bentuk, wujud dan warna yang sama.
5.6.4 Konteks dan Kontras
157
Konteks Dan KontrasData Respon
Kekontrasan dapat ditimbulkan karena adanya perpaduan antara bangunan modern dengan tradisional ataupun ruang hijau. Di lokasi perancangan semua jenis bangunan rumahnya bersifat tradisional, tetapi terdapat beberapa rumah yang kontras karena sudah bersifat modern. Sedangkan konteks tercapai apabila terdapat penyesuaian warna dan bentuk bangunan sehingga tidak menimbulkan kekontrasan. Di lokasi perancangan tidak terdapat konteks.
Di dalam perancangan, tidak terdapat unsur kekontrasan namun terdapat unsur konteks. Unsur konteks tersebut berupa penyesuaian warna dan bentuk antar bangunan seperti rumah.
5.6.5 Balance
158
BalanceData Respon
Irama berkaitan dengan pengulangan garis, bentuk, wujud atau warna secara teratur sehingga dapat memberikan kesan terhadap bangunan atau kawasan tersebut. Di lokasi perancangan, irama tersebut belum terlihat karena antara bangunan yang satu dengan yang lain belum ada yang memiliki bentuk, wujud atau warna yang sama.
Pada lokasi perancangan, irama dapat terlihat yakni kesesuaian bentuk rumah yang akan direncanakan. Selain itu, pembangunan rumah juga memiliki bentuk, wujud dan warna yang sama.
5.7 Analisis InfrastrukturJaringan Jalan
159
Analisis Jaringan JalanData Analisis Respon
Jalan Arteri Primer
Jalan Lokal
Jalan Lingkungan
Jalan Arteri Primer Yang Ada Di Lokasi Perancangan Berada Di Jalan Semarang-Demak Dengan Lebar Jalan Sebesar 12 Meter. Hirarki Jalan Selanjutnya Adalah Jalan Lokal Dengan Lebar 4 Meter Dan Lebar Jalan Lingkungan Adalah 3,5 Meter.
Jaringan jalan yang ada baik jaringan jalan arteri primer, lokal dan lingkungan masih dalam kondisi yang buruk. Jalan belum memiliki trotoar yang mendukung pejalan kaki. Sehingga menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan jalan raya untuk berjalan kaki.
Setiap hirarki jalan akan diperbaiki lebarnya untuk memudahkan aktivitas masyarakat. Selain itu, akan dibuat pula trotoar dengan lebar 1 meter dan jalur pesepeda untuk mendukung kelestarian alam.1. Jalan arteri primerPada bagian depan lokasi perancangan lebar per
jalurnya adalah 5 meter atau lebar jalan total seluas 10 meter.
2. Jalan lokal primerLebar jalan lokal primer di lokasi perancangan per
lajurnya adalah 5 meter atau lebar totalnya 10 meter.
3. Jalan lokal sekunderLebar jalan lokal sekunder adalah 8 meter.4. Jalan lingkungan Lebar jalan lingkungan adalah 5 meter.
1
2
3
12
3
160
Penampang Kondisi Eksisting Jalan Arteri Primer
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100Penampang Rencana Jalan Arteri Primer
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100
Penampang Kondisi Eksisting Jalan Lokal
161
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100Penampang Rencana Jalan Lokal Primer Perumahan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100
Penampang Rencana Jalan Lokal Sekunder Perumahan
162
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100
Penampang Kondisi Eksisting Jalan Lingkungan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100
Penampang Rencana Jalan Lingkungan Perumahan
163
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100
Jaringan Listrik
164
Analisis Jaringan ListrikData Analisis Respon
Semua rumah yang ada di lokasi perancangan sudah terlayani oleh jaringan listrik dari PLN. Tiang listrik dan trafo terletak di bahu jalan.
Skala 1:100
Pada penampang diatas, posisi tiang saluran listrik berada di atas tanah dan terletak berdekatan dengan pepohonan. Dikhawatuirkan keberadaan pohon akan mengganggu adanya kebel listrik.
Jaringan listrik meliputi seluruh pola jaringan jalan yang ada.
Jaringan listrik tegangan tinggi berada di jalan arteri primer.
Jaringan listrik tegangan menengah berada di lokal primer.
Jaringan tenaga rendah berada dijalan lokal sekunder.
Tiang listrik akan tetap dibawah tanah (fiber optik). Tujuaannya adalah untuk membuat lokasi perancangan menjadi rapi dengan tidak adanya kabel-kabel listrik yang tidak berarturan. Selain itu, dengan pembuatan di bawah tanah maka tidak akan mengganggu pepohonan ataupun lampu penerangan jalan.
Jaringan Air BersihAnalisis Jaringan Air Bersih
Data Analisis Respon
Skala 1:100
Aliran listrik
165
Ketersediaan air bersih di lokasi perancangan berasal dari sumur artesis yang dikelola secara individu. Pengaliran air bersih mengalir selama 24 jam tanpa ada kendala berarti. Kondisi tersebut terjadi karena air bersih di lokasi perancangan sudah mulai tercemar.
Hampir semua warga menggunakan air bersih yang bersumber dari sumur artesis. Penggunaan tersebut disebabkan karena kondisi air di lokasi perancangan sudah tercemar akibat limbah rumah tangga ataupun limbah industri. Dalam pengaliran air bersih tidak ada masalah di lokasi perancangan.
Jaringan air bersih yang direncanakan akan bersumber dari PDAM. Hal tersebut dikembangkan untuk melancarkan aktivitas industri ataupun para pekerja industrinya.
Jaringan TelekomunikasiAnalisis Jaringan Telekomunikasi
Data Analisis Respon
Sama dengan jaringan listrik, kabel saluran telefon akan diletakkanbawah tanah (fiber optik). Tujuaannya adalah untuk membuat
Analisis Jaringan TelekomunikasiData Analisis Respon
Tiang jaringan telepon sudah terdapat di lokasi perancangan, namun hanya pada titik-titik tertentu saja dengan belum menjangkau semua wilayah. Hal tersebut menunjuukan bahwa tidak semua rumah memiliki telepon rumah, namun semua rumah sudah memiliki jaringan tanpa kabel atau handphone.
Keberadaan tiang jaringan telepon yang hanya terdapat pada hirarki jalan tertentu tidak terganggu oleh adanya pepohonan. Namun kondisi beberapa tiang sudah hampir roboh karena tidak dirawat.
lokasi perancangan menjadi rapi dengan tidak adanya kabel-kabel telepon yang tidak beraturan. Selain itu, dengan pembuatan di bawah tanah maka tidak akan mengganggu pepohonan ataupun lampu penerangan jalan.Jaringan telepon yang tadinya tidak menjangkau di jalan lingkungan, akan diperlebar jangkauannya hingga semua terlayani.
Skala 1:100
Pengelolaan SampahAnalisis Pengelolaan Sampah
Data Analisis ResponKondisi eksisting di lokasi perancangan tidak terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Masyarakat masih mengolah sampah dengan cara ditimbun dan dibakar. Bahkan terdapat masyaraakat yang hanya membuang langsung sampah sehingga mencemari lingkungan.
Jumlah penduduk = 1000Volume sampah domestik = 0,5l x jumlah penduduk = 0,5 x 1000
Di lokasi perancangan akan dibangun 2 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan luas 60 m2
agar dapat menampung sampah yang dihasilkan. Untuk menetralkan bau akibat pembusukan sampah, maka diperlukan vegetasi sebagai barrier.
Jaringan telepon
167
Walaupun sudah terdapat beberapa bak sampah, namun pengelolaan selanjutnya belum berjalan dengan baik dibuktikan dengan dibiarkannya sampah bertambah di bak yang disediakan.
= 500 lVolume sampah non domestik= 60% x volume sampah domestik= 60% x 500= 300 lMenurut perhitungan dengan standar SNI 03-1733-1989 dalam tabel kebutuhan data diperlukan 1 TPS,
Selain itu, akan tersedia tempat sampah di setiap sudut khususnya tempat publik. Kemudian untuk memudahkan pemindahaan, sampah akan diangkut oleh truk sampah ke TPS.
SanitasiAnalisis Sanitasi
Data Analisis Respon
168
Sistem sanitasi di lokasi perancangan sudah baik. Sanitasi padat dibuang di septic-tank yang ada di rumah masing–masing yang terletak di bagian belakang rumah dan sanitasi cair dibuang melalui saluran drainase. Namun masih terdapat beberapa rumah yang menggunakan sistem sanitasi tradisional dengan membuangnya langsung ke tambak yang ada.
Septic-tank berada di bagian belakang rumah. Dilokasi perancangan tidak terdapat sumur sehingga peletakkan septic-tank tidak mengganggu keberadaan air sumur.
Dalam rencana pengembangan, septic-tank akan tetap berada di belakang rumah. Respon yang dilakukan hanya dilakukan perbaikan dan perawatan secara berkala agar sistem sistem sanitasi berjalan dengan baik. Serta masyarakat yang masih menggunakan sanitasi tradisional harus dibuatkan sanitasi yang bersifat modern.
Skala 1:100
Drainase
169
Analisis DrainaseData Analisis Respon
Drainase PrimerTerletak di bahu jalan arteri primer berupai sungai dengan kedalaman 1 meter dan lebar 6meter0,5 meter.Drainase SekunderTerletak di bahu jalan lokal dengan kedalaman 0,7 meter. Terdapat juga sungai dengan kedalaman 0,2 meter dan lebar 4 meter tetapi dalam kondisi yang buruk
Titik kemungkinan luapan air drainase
Drainase dari permukiman dialirkan menuju drainase sekunder dan kemudian menuju drainase primer yang berada di jalan primer. Pada pertemuan antara 2 drainase, biasanya mempunyai beban yang lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya luapan.
Saluran drainase dibuat mengikuti jaringan jalan sesuai dengan klasifikasi jalan, yaitu drainase primer pada jaringan jalan arteri primer, drainase sekunder pada jaringan jalan lokal primer dan drainase tersier pada jaringan jalan lokal sekunder..
Dibutuhkan pelebaran dan penambahan kedalaman drainase sesuai dengan standar kebutuhannya (kedalaman 1 meter).
Pembuatan area resapan pada titik-titik kemungkinan banjir.
Perawatan terhadap saluran drainase secara rutin.
Gambar Penampang Rencana Drainase Primer
Skala 1:100
170
Analisis DrainaseData Analisis Respon
Gambar Penampang Drainase Primer Eksisting
Skala 1:100
Gambar Penampang Drainase Sekunder Eksisting
Skala 1:100
Skala 1:100
Gambar Penampang Rencana Drainase Sekunder
Skala 1:100
Gambar Penampang Rencana Drainase Tersier
171
Analisis DrainaseData Analisis Respon
Skala 1:100Skala 1:100
5.8 Amplop Bangunan
172
Komponen Desain Guidelines KeteranganPerformance Perspective
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien dasar bangunan diperlukan untuk mengatur perbandingan jumlah lahan terbangun dan non terbangun.
KDB pada zona permukiman adalah 80%.
Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan diperlukan untuk mengatur ketinggian maksimal yang diperbolehkan dalam lokasi rancang.
Berdasarkan perhitungan ketinggian maksimal pada kawasan perancangan dibangun bangunan 6 lantai, atau ketinggiannya 24 meter.1. Ketinggian 4 meter : halte2. Ketinggian 5 meter : rumah,
mushola, toko, posyandu, TK, balai pengobatan warga, pemadam kebakaran
3. Ketinggian 7 meter : masjid4. Ketinggian 10 meter : SD, gedung
pertemuan, gym
173
Komponen Desain Guidelines KeteranganPerformance Perspective
Jarak Antar Bangunan Jarak antar bangunan diperlukan guna mengatur intensitas cahaya pada antar bangunan di permukiman.
Berdasarkan tetapan dari Departemen PU, maka jarak antar bangunan adalah 6-8 meter.
Garis Sempadan Bangunan (GSB)
GSB diperlukan guna mengatur jarak pandang kendaraan bermotor dalam zona permukiman.
Berdasarkan perhitungan, maka GSB:Jalan arteri : 37,6 meterJalan lokal primer : 53,7 meterJalan lokal sekunder : 17,12 meterJalan lingkungan : 14,7 meter
Sedangkan, GSB yang diterapkan adalahJalan arteri : 36,41 meterJalan lokal primer : 17,12 meterJalan lokal sekunder : 4 meterJalan lingkungan : 1,5 meter
GSB Jalan Arteri
GSB Jalan Lokal Primer
174
Komponen Desain Guidelines KeteranganPerformance Perspective
GSB Jalan Lokal Sekunder
GSB Jalan Lingkungan
Recommended