8/10/2019 11 Laporan Keuangan Interim
1/6
1
LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Pengertian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim: (1) harus dipandang sebagai bagian yang
integral dari periode tahuan; dan (2) dapat disusun secara bulanan, triwulanan, atau periode lainyang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar
akuntansi keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan interim dimuat dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan Keuangan Interim yang terdapat dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Sifat Laporan Keuangan Interim
Secara konseptual, laporan keuangan interim (interim report) menyediakan informasi
yang lebih tepat waktu, tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan(annual report). Laporan keuangan interim menunjukkan adanya trade-off antara ketepatan
waktu dan kehandalan data-data keuangan, karena memerlukan adanya estimasi untuk
melakukan review piutang, utang dagang/usaha, persediaan, dan informasi lainnya yang
mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan. Kebutuhan minimum
pengungkapan sebagaimana diatur dalam APB Opinion Nomor 28 tidak mewajibkan penyajian
keuangan yang wajar hasil operasi dan posisi keuangan sesuai dengan PABU.
Berdasarkan APB Opinion Nomor 28, masing-masing periode interim merupakan bagian
integral dari laporan tahunan (annual report). Hasil perhitungan periode interim harus didasarkan
pada prinsip akuntansi dan praktik yang digunakan dalam tahun terakhir penyusunan laporan
keuangan. Meskipun demikian, modifikasi tetap diperbolehkan untuk menyesuaikan periode
interim dengan periode tahunan supaya memiliki informasi yang berarti. Sebagai contoh, laporan
interim memodifikasi prosedur yang digunakan untuk penghitungan biaya produksi dan biaya-
biaya yang lain yang biasanya digunakan dalam laporan tahunan.
Pandangan Sehubungan Dengan Laporan Keuangan Interim
Pada umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun
fiskal penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi
interim sebagai bagian dari tahun fiskal.
Pada dasarnya, ada dua pandangan sehubungan dengan laporan keuangan interim adalah
sebagai berikut.
8/10/2019 11 Laporan Keuangan Interim
2/6
2
1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama, seperti pada
periode tahunan.
2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode
tahunan.Di Indonesia, laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan pandangan yang
kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode
tahunan.
Biaya Produk
Untuk menghitung biaya produk antara lain dapat digunakan dengan metode sebagai
berikut:
1.
Metode Laba Kotor. Apabila perusahaan menggunakan metode ini untuk harga sediaanselama masa interim, pengungkapan metode dan rekonsiliasi dengan sediaan tahunan
perlu dilakukan.
2. Metode Last In First Out (LIFO). Jika sediaan LIFO dilikuidasi pada masa interim
tetapi metode tersebut akan diganti pada akhir tahun, harga pokok penjualan (cost of
goods sold) harus dimasukkan dalam biaya pergantian metode dari LIFO, sebagai
konsekuensi likuidasi interim. Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan likuidasi
100 unit sediaan yang diperhitungkan dengan LIFO pada tiga bulan pertama.
Perusahaan tersebut akan membebankan harga pokok/kos penjualan pada current
cost 100 unit daripada historical cost LIFO jika 100 unit tersebut akan digantikan pada
akhir tahun. Kelebihan nilai current cost di atashistorical cost menunjukkan adanya
kewajiban lancar pada neraca interim.
Dalam kasus perubahan metode sediaan LIFO, pengaruh kumulatif perubahan pada awal
periode tidak dapat dihitung. Jika perubahan tersebut dilakukan pada periode pertama, fakta
tersebut harus diungkap tetapi bukan jumlah pro forma. Jika perubahan dibuat pada periode
selanjutnya, perubahan tersebut diungkap bersamaan dengan informasi keuangan pada periode
interim sebelum perubahan.
Penurunan Nilai Pasar Persediaan
Penurunan nilai pasar sediaan tidak ditangguhkan selama periode interim, kecuali jika
ditentukan secara temporer tidak ada kerugian yang akan terjadi selama setahun secara
keseluruhan.
Sistem Biaya Standar
8/10/2019 11 Laporan Keuangan Interim
3/6
3
Rencana varian berdasarkan sistem biaya standar yang diharapkan akan diserap pada
akhir tahun sebaiknya ditangguhkan pada masa interim.
Biaya-Biaya Lain
Biaya Tahunan dalam Laporan Interim. Biaya yang dibebankan secara tahunan sebaiknya
dialokasikan ke periode interim. Prosedur alokasi harus konsisten dengan prosedur untuk laporantahunan. Biaya-biaya yang muncul dalam periode interim tidak ditangguhkan, kecuali jika biaya-
biaya tersebut akan ditangguhkan pada akhir tahun.
Biaya Iklan. Biaya iklan tidak ditangguhkan selama masa interim, kecuali jika
manfaatnya juga dapat dirasakan pada periode sesudahnya.
Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan dalam laporan interim dibagi menjadi (a) pajak
penghasilan untuk penghasilan dari operasional tidak termasuk item-item yang bukan biaya atau
jarang terjadi, dan (b) pajak penghasilan untuk item yang tidak biasa, pemberhentian operasi
dan item luar biasa. Biaya pajak penghasilan untuk masa interim berdasarkan pada estimasi tarif
pajak efektif tahunan untuk pendapatan kena pajak (PKP) yang berasal dari operasi tidak
termasuk item-item luar biasa. Estimasi pajak penghasilan tahunan dikurangi dengan pajak
penghasilan yang telah diakui pada periode sebelumnya menjadi beban pajak periode kini.
Pengaruh pajak untuk item-item yang tidak biasa diperhitungkan secara terpisah dan
ditambahkan pada periode interim di mana item ini dilaporkan. Gain dan loss untuk
pemberhentian operasi dan item luar biasa dilaporkan dalam laporan tahunan.
Penyajian Laporan Keuangan Interim
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan KeuanganInterim berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim
oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya: pasar modal, dan lain-lain. Untuk industri
yang telah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) industri yang bersangkutan secara
khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Laporan keuangan interim meliputi: (1) neraca; (2) laporan laba/rugi; (3) saldo laba
interim; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim
harus menyajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan
laba/rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim
terakhir yang dilaporkan (year-to-date).
Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan
tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan
keuangan tahunan. Kalau suatu aktiva dan kewajiban dapat atau harus direalisasikan dalam
jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca interim, maka aktiva tersebut digolongkan sebagai
lancar; atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka pendek; kalau tidak aktiva tersebut
digolongkan sebagai tidak lancar atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka panjang.
8/10/2019 11 Laporan Keuangan Interim
4/6
8/10/2019 11 Laporan Keuangan Interim
5/6
5
dipergunakan oleh organisasi perusahaan untuk tujuan pengembangan dan perluasan bisnis
tersebut.
Pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan IPO tersebut adalah emiten itu sendiri,
investor, underwriter dan Bursa Efek. IPO dikatakan sukses, jika sahamnya banyak diminati
oleh investor ( oversubscribe ). Penetapan harga jual saham dilakukan, setelah melakukan dantercapainya kesepakatan antara emiten, underwriter dan investor.
Emiten akan menjual sahamnya dengan harga yang setinggi-tingginya, underwriter
sebagai jasa yang menjual saham-saham yang dilepaskan oleh emiten, berusaha agar seluruh
saham-saham tersebut dapat terjual, sehingga mereka meminta agar harga saham diturunkan oleh
emiten, agar saham tersebut dapat terjual, karena investor sebagai pihak yang membeli saham
atau yang menanamkan dananya, pasti akan meminta agar harga saham tersebut semurah-
murahnya.
Tujuan IPO biasanya adalah :
1. Memperoleh dana dari IPO untuk melakukan pengembangan, perluasan dan ekspansi
bisnis perusahaan.
2. Meningkatkan likwiditas perusahaan, terutama pemegang saham.
3. Membangun reputasi dan membuat perusahaan semakin mempunyai nilai dimata publik.
RIGHT ISSUE
Right issuemerupakan hak untuk memesan saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten.
Rights ini diberikan cuma-cuma dan diprioritaskan kepada pemegang saham biasa untuk
memesan saham baru.
Istilah yang perlu diketahui seputar rights issue:
1. Persetujuan pemegang saham.Rights issuedilakukan atas dasar persetujuan rapat umum
pemegang saham. Setelah mendapatkan persetujuan, emiten harus menawarkan saham
barunya tersebut kepada kepada pemilik saham lama terlebih dahulu, sesuai dengan
proporsi kepemilikannya (preemptive rights).
2. Tujuan. Pada umumnya tujuan rights issue adalah untuk menghimpun dana segar yang
akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman, atau untuk modal kerja.
Beberapa tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham,
atau untuk meningkatkan jumlah saham beredar sehingga lebih likuid perdagangannya.
3. Penjamin emisi, menjamin dana hasil rights issuediterima oleh emiten.
8/10/2019 11 Laporan Keuangan Interim
6/6
6
4. Standby buyer, adalah investor yang siap membeli saham baru yang tidak terjual.Standby
buyerbisa berasal dari pemegang saham lama ataupun investor lain.
5. Harga. Umumnya harga rights issuelebih rendah dari harga pasar, hal ini sebagai insentif
bagi pemegang saham lama. Namun sebetulnya, harga per-saham dari total saham yang
dimiliki investor, tidak menjadi serendah harga.