8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
1/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
165
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KUALITAS AIR DANAU
GALIAN TAMBANG DI PULAU BANGKA
Cynthia Henny dan Triyanto
Pusat Penelitian Limnologi-LIPI, Cibinong Science Center, Cibinong 16911
Email: [email protected]
ABSTRAK Danau galian tambang berasal dari galian bekas aktivitas tambang terbuka yang
digenangi air setalah aktivitas tambang berakhir. Danau bekas tambang di Pulau Bangka
berasal dari galian tambang timah. Danau galian tambang menjadi sumber air baru di
Pulau Bangka dan merupakan sumber air bersih utama bagi sebagian masyarakat lokal. Air
danau galian tambang dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk berbagai macam
kegunaan, antara lain: untuk air baku air minum, domestik, perikanan, irigasi, sertarekreasi. Hidrologi danau galian tambang di kontrol oleh air tanah dangkal dan umumnya
tidak mempunyai aliran air permukaan masuk dan keluar, sehingga perubahan iklim yang
ekstrim seperti musim hujan atau musim kemarau yang panjang dapat mempengaruhi
kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan iklim
dilihat dari perubahan musim hujan dan kemarau terhadap kualitas air di beberapa danau
galian tambang di Pulau Bangka. Permukaan air danau menurun sekitar 1,5 - 2 m pada
musim kemarau yang menyebabkan volume air danau menurun. Perubahan kualitas air
terlihat signifikan, dimana pada musim hujan konsentrasi beberapa kandungan kimianya
menurun karena terjadi pengenceran, sedangkan pada musim kemarau kandungan beberapa
parameter kimia meningkat karena proses evapokonsentrasi. Pada musim kemarau air
danau juga cendrung mempunyai nilai pH, konduktivitas, turbiditas, TN/TP dan padatan
terlarut yang lebih tinggi dibandingkan pada musim hujan. Perubahan iklim yangmenyebabkan terjadinya perubahan pola presipitasi/curah hujan dan evaporasi dapat
menyebabkan perubahan kualitas air danau galian tambang yang cukup signifikan.
Kata kunci : danau galian tambang, kualitas air, perubahan iklim
ABSTRACTPit lakes are abandoned pit filled with water after the activities of open pit mining
end. Pit lakes in Bangka Island are products of open mining for tin metal. Pit lakes become
new water resources in Bangka Island and have been the main water resources for the local
people. Pit lakes can function as water resources which can be utilized for many purposes
such as drinking water, household purposes, fishery and irrigation. Pit lakes in Bangka
Island are governed by the shallow ground water flow and have no surface water inlet
and/or outlet. Due to morphology and hydrology of the pit lakes, the climate change such aschanging in precipitation pattern and increasing in evaporation rate could affect the water
quality of pit lakes. This paper aims to identify the effect of climate change on the water
quality of several pit lakes in Bangka Island. The water surface of most pit lakes dropped by
1.5 to 2 m during the dry season. Seasonally, the pit lakes had significant different water
quality, where during dry season the water level decreased and most of the chemical content
became concentrated, while during the rainy season most of the chemical content became
diluted. Pit lakes tended to have low pH, high conductivity and high chemical concentrations
such as TN/TP, metals and solids during the dry season and conversely during the rainy
season. Climate change which significantly affected the water quality of the pit lakes were
the extreme climate conditions such as variability in precipitation pattern and increasing in
evaporation rate during dry and rainy seasons.
Keywords: Pit lakes, Water Quality, Climate Change
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
2/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
166
PENDAHULUAN
Danau galian tambang di Pulau Bangka merupakan bekas galian tambang dariaktivitas tambang terbuka (open pit mining) timah. Setelah penambangan berakhir air
tanah dan air permukaan akan mengalir ke bekas galian tambang mencapai
kesetimbangan hidrologi menjadi danau galian tambang. Danau galian tambang di
Pulau Bangka dapat dikategorikan sebagai danau “flow through“ dikarenakan area
tambang di Pulau Bangka mempunyai curah hujan, hidrolik konduktivits tanah dan
infiltrasi yang tinggi, yang mana air tanah dangkal mengalir masuk dan keluar ke
galian tambang sesuai derajat kemiringan area atau lewat outlet kanal. Kualitas air
danau galian di tentukan oleh proses hidrologi, biogeokimia, geologi dan limnologi.
Secara morfologi kestabilan volume air dan iklim lokal menentukan limnologi secara
fisika danau galian tambang (Castendyk & Eary, 2009). Danau galian tambang
merupakan sumber air baru yang menjadi sumber air utama bagi sebagian
masyarakat lokal Pulau Bangka. Sebagian danau galian tambang sudah dimanfaatkan
sebagai sumber air bersih untuk air minum, kebutuhan rumah tangga, perikanan,
peternakan bebek dan rekreasi. Walaupun sudah dimanfaatkan umumnya danau
galian tambang mempunyai kualitas air yang buruk, seperti pH air yang rendah/asam,
dan tingginya kandungan padatan terlarut, sulfat dan logam berbahaya (Henny &
Susanti, 2009; Brahmana et al, 2004).
Bukti sudah menunjukkan bahwa perubahan iklim sudah terjadi akibat
pemanasan global. Rata-rata suhu bumi diprediksikan akan meningkat 1,5 sampai
3,5oC sampai abad ke 21 dan presipitasi meningkat seikitar ±20% dari tahun 1990
(IPCC, 2007). Bumi deperkirakan akan mengalami variabilitas presipitasi dimana
meningkatnya curah hujan dengan intensitas yang tinggi dan sehingga bumi rentan
akan banjir dan kekeringan. Banjir dan musim kemarau panjang merupakan dampak
perubahan iklim tidak saja berpengaruh terhadap ketersediaan air dan kualitas air
permukaan. Faktor-faktor iklim seperti presipitasi dan evaporasi di area tambang
juga mengontrol volume air yang masuk dan meninggalkan danau galian tambang
melalui air tanah, rembesan dari dinding danau, atau langsung dari permukaan danau.
Penambahan atau penarikan air akan mempengaruhi kimia air danau galian tambang
dengan cara pengenceran atau pengkonsentrasian padatan terlarut dan senyawa kimia
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
3/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
167
lainnya atau dengan cara mentransportasi senyawa-senyawa tersebut dari dan ke
danau (Grimaldi, 2009). Bersama dengan faktor antropogenik antara lainnya
pencemaran air dan aliran permukaan limbah pertanian, perubahan iklim dapat
memperburuk kualitas air permukaan (Delpla et al, 2009). Schindler (1997) telah
merangkum dampak perubahan iklim terhadap fisika, kimia dan biologi danau.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak perubahan iklim
berdasarkan variabilitas presipitasi dan evaporasi tahunan terhadap kualitas air
beberapa danau galian tambang timah di Pulau Bangka dengan kondisi lingkungan
yang berbeda.
METODOLOGI
Area studi.
Pengamatan telah dilakukan terhadap empat danau galian tambang dengan
kondisi lingkungan yang berbeda di Pulau Bangka, Indonesia dalam periode 2008-
2009. Lokasi danau galian tambang yang diteliti berada di Kabupaten Bangka dan
Kota Pangkalpinang (Gambar 1). Kondisi lingkungan danau galian tambang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1. Peta lokasi danau galian tambang di Pulau Bangka
(Sumber: Google Earth)
Tabel 1. Lokasi dan kondisi lingkungan danau galian tambang secara umum
Danau
TambangLokasi Kondisi dan Pemanfaatan
GRASI S01o52.464’; Umur > 30 th; Rekreasi dan
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
4/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
168
E106o07.005’ Keramba Jaring Apung
SIMPINGS01o36.5972’;
E105o45.5069’
Umur < 30 th; Peternakan bebek
SPIRITUSS02
o09.653’;
E106o
09.957’Umur < 30 th; Aktivitas domestik
TB1.9S01
o59.902’;
E106o06.637’Umur
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
5/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
169
musim hujan (Mei) dan pada bulan di musim kemarau dengan curah hujan yang kecil
(Oktober) pada tahun 2009, yang umumnya merupakan bulan terjadinya pertukaran
musim disetiap tahunnya.
Perubahan iklim mempengaruhi kuantitas air danau galian tambang. Perbedaan
volume air minimum dan maksimum danau Spiritus sangat signifikan. Kehilangan
air pada musim kemarau di bulan Oktober kemungkinan besar disebabkan oleh
evaporasi dan infiltrasi. Pada musim basah dengan curah hujan yang tinggi dan
sering, kesetimbangan air cepat terpenuhi mengingat kondisi tanah di area danau dan
bahkan air bisa meluap karena banjir. Perubahan iklim diperkirakan dapat
mengurangi pasokan air dunia. Penelitian terdahulu menemukan penurunan
permukaan air Danau Michigan dan Huron sebesar 4,5 ft (1,38 m) disebabkan oleh
kombinasi penurunan presipitasi dan peningkatan evapotranspirasi karena
peningkatan suhu udara (Hall et al, 2008).
Tabel 2. Morfologi dan hidrologi danau galian tambangNo. Parameter Grasi Simping Spiritus TB1.9
1 Luas (m2) 26.314 63.050 27.776 61.376
2 Kedalaman rata-rata (m) 2,4 2,9 4,2 3,7
3 Kedalaman Min-Max (m) 5,5 - 6 6-8 8-13 9-9,3
4 Volume air min-max (m3) 59.37-
63.694
95.407-
181.154
24043-
115.704
194.255-
225.1165 Estimation of the watervolume out of pit lakes (m3)
51.815 85.747 12.490 30.861
6 Flushing rate 0,2066 0,4733 0,1079 0,1371
Variabilitas Iklim
Variabilitas iklim yang dapat mempengaruhi baik kuantitas maupun kualitas air
danau galian tambang adalah presipitasi dan evaporasi. Data presipitasi dan
evaporasi tahunan di Pulau Bangka secara umum didapat dari BMKG kota
Pangkalpinang (Gambar 2). Presepitasi tahunan cukup berfluktuasi pada tahun 2009dibandingkan tahun 2008 (Gambar 2). Volume curah hujan yang tertinggi mencapai
lebih dari 350 m yang terjadi pada bulan Januari 2008 tetapi pada tahun 2009 terjadi
perubahan dimana curah hujan tertinggi pada bulan Maret. Periode terpanjang
dengan curah hujan yang kecil diamati dari bulan Mei sampai Oktober pada tahun
2008. Intensitas curah hujan terkecil terjadi di bulan September 2009. Perubahan
pola presipitasi juga diamati diberbagai area lain di dunia antara lainnya di USA
(Hall et al, 2008), Filipina (Jose & Cruz, 1999) dan Jepang (Furumai, 2009). Telah
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
6/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
170
dilaporkan bahwa presipitasi di Indonesia berubah dalam periode 30 tahun (1960-
1990) baik dari pola maupun intensitasnya. Kemungkinan untuk turun hujan berubah
dan cendrung dengan intensitas yang tinggi (Juane et al, 2007).
Secara keseluruhan volume evaporasi tahunan pada tahun 2009 lebih tinggi
dibandingkan tahun 2008 (Gambar 2). Evaporasi tahunan tertinggi jatuh pada bulan
Juli baik di tahun 2008 maupun di tahun 2009. Berdasarkan evaporasi tahunan
periode kering terpanjang pada bulan Juni sampai dengan Oktober tahun 2008.
Walaupun intensitas curah hujan cukup tinggi pada beberapa bulan, evaporasi
tahunan pada tahun 2009 cukup tinggi. Walau pengamatan hanya dalam periode 2
tahunan, hasil menunjukkan terjadinya perubahan pola presipitasi. Anomali curah
hujan yang rendah terjadi pada bulan September 2009, walau evaporasi tertinggi
terjadi pada bulan Juli. Tingginya evaporasi tahunan pada tahun 2009
mengindikasikan bahwa tahun 2009 merupakan tahun yang panas.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
JAN FEB MAR A PR MEI JUN JUL AGS SEP OKT N OV DES
C u r a h H u j a n ( m m )
BULAN
2008
2009
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
7/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
171
Gambar 2. Presipitasi dan Evaporasi tahunan di Pulau Bangka(sumber: BMKG Pangkalpinang)
Temperatur, pH, Konduktivitas, Turbiditas dan Oksigen Terlarut (DO)
Pola suhu, pH, konduktivitas dan turbiditas dapat dilihat pada Gambar 3. Suhu
air danau galian tambang sesuai dengan pola evaporasi tahunan yang sedikit
meningkat pada tahun 2009, kecuali untuk TB 1.9. Dampak langsung dari perubahan
iklim adalah terhadap suhu air danau dan sungai. Peningkatan suhu air danau dan
sungai di area lainnya sudah dilaporkan dari penelitian sebelumnya (Solhem, 2010,Schindler, 2007). Anomali suhu permukaan tahunan dari 1900 sampai 2010 dan
peningkatan suhu air dari 28 danau telah dilaporkan di Jepang. Suhu air meningkat 2
derajat C dari 1980 ke 2007 (Nishi, 2010). Pola pH dari kedua danau galian tambang
(Grasi and Spiritus) sejalan dengan variabilitas ikilim, yang mana cendrung lebih
rendah pada saat musim hujan dibulan Mei dan sedikit meningkat pada bulan-bulan
yang lebih panas bulan Juni’08 dan Oktober’09. Kenaikan pH pada musim kering
bisa disebabkan oleh kenaikan suhu air yang mempengaruhi proses kimia yang
menghasilkan alkalinitas danau (Stumm & Morgan, 1996). Konduktivitas dari semua
danau galian tambang yang diteliti kecuali TB 1.9 relatif konstan. Turbiditas dari air
danau tambang juga sesuai dengan pola perubahan iklim, yang mana sedikit
meningkat pada musim yang kemarau pada tahun 2009.
Kondisi lingkungan danau galian tambang juga menentukan kualitas air danau.
Seperti pada danau galian tambang TB 1.9, pola pH dan konduktivitas lebih
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari pada perubahan iklim. TB 1.9 merupakan
0
50
100
150
200
250
300
350
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT N OP DE S
E v a p o r a s i (
m m )
BULAN
2009
2008
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
8/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
172
danau galian tambang yang masih dipengaruhi oleh aktivitas tambang yang masih
aktif. Proses biogeokimia mineral dominan dari material geologi pirit (FeS2) masih
berlangsung. Proses oksidasi pirit atau dari mineral besi/sulfida lainnya dari batuan
di sekitar area tambang dan dinding danau dapat menurunkan pH air danau seperti
aliran asam tambang dengan konduktivitas yang tinggi (Espana et al., 2008; Dowling
et al., 2004). Tingginya curah hujan juga menurunkan pH air danau tambang akibat
air hujan yang mempunyai pH rendah/asam. Air hujan di Pulau Bangka mempunyai
pH sekitar 5. Curan hujan yang besar dengan kandungan senyawa penyangga yang
rendah dapat memperlambat kenaikan pH air danau tambang secara alami (Schindler,
2007). Tingginya turbiditas dari air danau galian tambang disebabkan oleh masukan
padatan terlarut nutrien dan limbah organik bahkan senyawa kontaminan dari
aktivitas pemanfaatan ataupun dari aliran permukaan. Danau galian tambang
Simping mempunyai turbiditas yang tinggi yang dihasilkan dari beban masukan
nurien atau padatan terlarut dari aktivitas peternakan bebek, namun demikian
perubahan iklim menyebabkan lebih parah kondisi danau Simping.
28
29
30
31
3233
34
Mei'08 Juni'08 Mei'09 Okt'09
T e m p e r a t u r ( o C )
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Mei'08 Juni'08 Mei'09 Okt'09
p H
Grasi
Simping
Spiritus
TB 1.9
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
9/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
173
Gambar 3. Pola perubahan temperatur, pH, konduktivitas dan turbiditas air danau
galian tambang dari tahun 2008 sampai tahun 2009
Kandungan oksigen terlarut (DO) air danau galian tambang dikur hanya pada
bulan Mei dan Oktober tahun 2009. Secara keseluruhan profil DO air danau semakin
menurun sampai ke air dasar (Gambar 4). Konsentrasi DO meningkat selama bulan
dengan curah hujan tinggi (Mei) tetapi menurun pada bulan dimusim panas
(Oktober). Perubahan iklim mempengaruhi konsentrasi DO air danau yang menerima
beban masukan nutrien, limbah organik ataupun padatan terlarut, seperti danau
Simping yang menerima beban masukan dari aktivitas peternakan bebek. Musim
yang kemarau dapat menstimulasi meledaknya pertumbuhan alga hijau yang dapatmenyebabkan eutrofikasi pada danau dan meningkatkan proses dekomposisi oleh
bakteri sehingga menyebabkan defisit oksigen terlarut di danau. Beberapa penelitian
terdahulu menemukan bahwa dampak perubahan iklim terutama pada musim yang
panas adalah defisit oksigen terlarut dan eutrofikasi pada danau (Schindler, 1997;
Solhem et al, 2010).
0
1
2
34
5
6
7
Mei'08 Juni'08 Mei'09 Okt'09
K o n d u k t i v i t a s ( m S / c m )
0
20
40
60
80
100
120
Mei'08 Juni'08 Mei'09 Okt'09
T u r b i d i t a s ( N T U )
Grasi
Simping
SpiritusTB 1.9
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
10/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
174
Gambar 4. Kandungan oksigen terlarut (DO) di air permukaan, kedalaman secchi
dan dasar danau galian tambang bulan Mei dan Oktober tahun 2009
TN, TP, TSS/VSS, Klorofil-a, Sulfat dan COD
Konsentrasi TN dan klorofil-a meningkat dari bulan Juni’08, Mei’09, dan
Oktober’09 tetapi kandungan TP sedikit menurun (Gambar 5). Konsentrasi TN dan
klorofil-a tinggi pada bulan Oktober’09 khususnya pada danau galian tambang
Simping. Simping merupakan danau galian tambang yang menerima beban masukan
nutrien dari aktivitas peternakan bebek. Presipitasi meningkatkan aliran permukaan
yang menbawa nutrien ke danau. Oleh karena danau galian tambang tidak
mempunyai inlet air permukaan ataupun outlet sebagian besar nutrien tersedimentasi
ke dasar danau. Pada musim yang panas dengan meningkatnya aktivitas bakteri di
dasar danau, fosfor bisa terlepas kembali ke air danau. Fosfor biasanya merupakan
faktor pembatas pertumbuhan alga hijau di danau karena kandungan nitrogen
umumnya cukup tinggi (Wetzel, 2001). Rendahnya konsentrasi TP dan tingginya
khlorofil-a mengindikasikan ledakan pertumbuhan alga hijau di danau galian
tambang. Danau galian tambang Spiritus, Grasi dan Simping diklassifikasikan berturut-turut sebagai danau yang eutrofikasi ringan, sedang dan berat (Henny &
Susanti, 2009).
Konsentrasi TSS/VSS air danau galian tambang umumnya meningkat pada
musim kering pada bulan Oktober’09. Kandungan TSS/VSS dan COD (Tabel 3)
lebih tinggi pada danau galian tambang yang mendapat dampak antropogenik, antara
lain masukan beban nutrien atau limbah organik seperti di Danau Simping. Grasi
dan Spiritus merupakan danau galian tambang yang menerima beban masukan
02
468
10
P e r m k
S e c c h i
D a s a r
P e r m k
S e c c h i
D a s a r
P e r m k
S e c c h i
D a s a r
P e r m k
S e c c h i
D a s a r
Grasi Simping Spiritus TB 1.9
D O ( m g
/ L )
Danau Tambang
Mei
Oktober
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
11/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
175
limbah organik dan nutrien yang tidak begitu besar baik dari aktivitas perikanan dan
domestik. Konsentrasi material organik seperti VSS dan COD dapat menstimulasi
proses degradasi oleh bakteri yang menyebabkan rendahnya kandungan oksigen
terlarut di lapisan hipolimnion danau (Wetzel, 2001).
Kandungan sulfat yang tinggi di danau galian tambang TB 1.9 disebabkan
dari oksidasi mineral sulfida, antara lain pirit (FeS2). Semua danau galian tambang
yang diteliti mengandung sulfat. Perairan yang mengandung sulfat yang tinggi
apabila menerima beban masukan limbah organik dapat menyebabkan habisnya
kandungan oksigen terlarut di air karena meningkatnya aktivitas bakteri pereduksi
sulfat yang menghasilkan senyawa hidrogen sulfida yang bersifat toksik dan
menyebabkan oksigen terlarut defisit. Sulfat di perairan biasanya direduksi oleh
bakteri pereduksi sulfat menghasilkan hidrogen sulfida yang bersifat toksik bagi
organisme akuatik dan dapat menghabiskan oksigen terlarut di air (Widdle, 1988;
Weiner, 2000).
Hasil analisa statistik korelasi dari parameter temperatur, pH, turbiditas, DO,
TN, dan Klorofil-a untuk danau galian tambang Spiritus dan Simping terhadap
evaporasi tahunan menunjukkan korelasi positif yang signifikan (0,85 – 0,99) kecuali
TP yang mempunyai korelasi negatif (-0,65 dan -0,92). Klorofil-a dan DO
mempunyai korelasi negatif yang signifikan terhadap curah hujan (-0,99). Penelitian
sebelumnya juga menemukan korelasi negatif antara DO dan presipitasi
(Prathumratana et al., 2008).
Tabel 3. Kandungan padatan TSS/VSS, Sulfat dan COD air tahun 2009
Danau Tambang Mei-TSS Okt-TSS Mei-VSS Okt-VSS Mei-SO4 Mei-COD
Grasi 13,60 10,4 10,80 10,40 23,72 60,33
Simping 6,80 16,8 6,40 16,0 15,56 78,67
Spiritus 10,80 12,8 7,60 10,8 8,59 17,00
TB 1,9 20,40 6,6 20,40 3,2 2162,03 58,67
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
12/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
176
Gambar 5. Kandungan TN, TP dan klorofil-a air danau galian tambang
Sebagian besar danau galian tambang secara alami mengandung logam yang
menjadi perhatian karena mempunyai dampak terhadap kesehatan manusia.
Kandungan Fe dan Al air danau tambang sedikit meningkat di bulan Oktober 2009
pada 3 danau kecuali untuk TB 1.9 (Tabel 4). Perubahan iklim seperti musim banjir
dan musim kemarau dapat berdampak buruk terhadap konsentrasi senyawa toksik
seperti logam berat di danau galian tambang. Selama musim hujan aliran permukaan
dapat memindahkan logam-logam hasil dari proses pelapukan mineral pada limbah
batuan overburden/tailing dari aktivitas tambang ke danau tambang. Peningkatan
konsentrasi logam selama musim kering bisa juga disebabkan oleh kompleksasi
0,00
1,00
2,003,00
4,00
5,00
Grasi Simping Spiritus TB 1.9
T N ( m g
/ L )
Juni'08
Mei'09
Okt'09
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
Grasi Simping Spiritus TB 1.9
T P ( m
g / L )
Juni'08
Mei'09
Okt'09
0
100
200
300
Grasi Simping Spiritus TB 1.9
K l o r o f i l
a ( m g / L ) Juni'08
Mei'09
Okt'09
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
13/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
177
logam dengan senyawa karbon organik terlarut yang terdapat di danau galian
tambang (Stumm & Morgan,1996).
Tabel 4. Kandungan Fe dan AL air danau galian tambang
Danau Tambang Fe (mg/L) Al (mg/L)
Juni'08 Mei'09 Okt'09 Jun'08 Mei'09 Ock'09
GRASI 0,26 0,26 0,92 0,06 0,21 0,12
SIMPING 1,39 0,17 4,35 0,1 0,1 2,28
SPIRITUS 0,12 0,72 0,45 0,23 0,12 3,01
TB1,9 19,08 7,23 3,91 15,78 1,31 6,28
KESIMPULAN
Perubahan iklim antara lain variabilitas presipitasi dan evaporasi tahunan
mempunyai dampak negatif yang signifikan terhadap keseimbangan air dan kualitas
air danau galian tambang. Danau kecil dan relatif dangkal seperti danau galian
tambang yang diteliti sangat sensitif terhadap variabilitas iklim. Kenaikan curah
hujan dan evaporasi dapat meningkatkan atau menurunkan air di permukaan danau.
Dampak langsung perubahan iklim adalah kenaikan suhu air danau, kandungan
nutrien, beban bahan orgnik yang dapat menyebabkan eutrofikasi dan kehilangan
kandungan oksigen terlarut di lapisan dalam hipolimnion danau. Kenaikan
kandungan senyawa toksik seperti logam berbahaya juga tidak dapat dihindari.
Meningkatnya presipitasi juga dapat memperlambat peningkatan pH air danau galian
tambang yang asam seperti TB1.9 dikarenakan pH air hujan yang rendah. Bersama
dengan faktor antropogenik seperti meningkatnya kebutuhan air, masukan beban
limbah organik dan nutrien atau senyawa kontaminan lainnya dari aktivitas
perikanan, peternakan bebek dan aliran permukaan dari limbah tambang di area
pertambangan, perubahan iklim akan sangat berdampak buruk terhadap kuantitas dan
kualitas air danau galian tambang, yang mana dapat memicu konflik kepentingan
dari berbagai sektor untuk kebutuhan air di masa depan
PERSANTUNAN
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
14/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
178
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Penelitian Kompetitif LIPI
yang telah mendanai penelitian ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada
semua anggota tim Proyek Danau Galian Tambang Di Pulau Bangka atas bantuannya
dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
APHA, 2005, Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 19th
ed. Washington DC.
Brahmana, S. S., Armaita Sutriati, R. Widya S. & A. Sudarna, 2004, Potensi
Pemanfaatan Sumber Air pada Kolam Bekas Penambangan Timah Di Pulau
Bangka. JLP. Vol. 18: No. 53.
Delpla, I., A. V. Jung, E. Baures, M. Clement, and O. Thomas. 2009. Impacts ofclimate change on surface water quality in relation to drinking water
production Environment. International 35: 1225–1233
Dowling Jeremy, Steve Atkin, Geoff Beale, & Glenn Alexdaner, 2004, Development
of the Sleeper Pit Lake. Mine Water dan the Environment 23: 2–11.
Castendyk D. N. and L.Edmond Eary . 2009. Natural and Distribution of Pit Lakes.
In: D. N. Castendyk and L.Edmond Eary (eds). Mine Pit Lakes.
Characteristics, Predictive Modeling and Sustainability. Management
Technologiesfor Mining Influenced Water. Vol.3. Society for
Mining,Metalurgy,and Exploration,Inc.
Grimaldi, R. 2009. Climatologic Characteristics. In: D. N. Castendyk and L.Edmond
Eary (eds). Mine Pit Lakes. Characteristics, Predictive Modeling and
Sustainability. Management Technologiesfor Mining Influenced Water. Vol.3.
Society for Mining,Metalurgy,and Exploration,Inc.
Espana J. S., E. L. Pamo, E. S. Pastor & M. D. Ercilla, 2008, The Acidic Mine Pit
Lakes of The Iberian Pyrite Belt: An Approach to Their Physical Limnology
and Hydrogeochemistry. Applied Geochemistry. 23:1260-1287.
Furumai, H. 2009. Climate change and water quality. 5th
International. Cord. GroupMeeting of GEOSS/AWCI in Tokyo.
www.env.go.jp/en/earth/cc/wacc_080618.pdfHall, N. D., B. B. Stuntz, and R. H. Abrams. 2008. Climate Change and Freshwater
Resources. Natural Resources & Environment . Volume 22, Number 3: 1-35
Henny, C and E. Susanti. 2009. Limnologic characteristics of pit lakes in Bangka
Island. Limnotek. Vol. XVI(2): 119-131.
IPCC, 2007. Climate Change 2007: Impacts Adaptation and Vulnerability,
Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the
Intergevoernmental Panel on Climate Change. Parry,M.L., O.F. Canzani, J.P.
Palutikof, P.J. van der Linden and C. E. Hanson (eds). Cambridge University
Press. Cambrige. UK.
8/19/2019 12 Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kualitas Air Danau Cynthia
15/15
Prosiding Simposium Nasional EkohidrologiJakarta, 24 Maret 2011
179
Jose, A. M., N. A. Cruz. 1999. Climate change impacts and responses in the
Philippines: water resources. Climate Research. Vol. 12: 77–84.
Juaeni, I., Ruminta1,3, M. A. Ratag. 2007. Variability in rainfall for 30 years period
in Indonesia Region based on GHCN Data. Jurnal Sains dan Teknologi
Modifikasi Cuaca, UPT Hujan Buatan BPPT 8, No. 1.1-10.
Nishi, S. 2010. Climate Change Impacts to the Water Environment-Present Approachof MOEJ. http://www.wepa-db.net/pdf/1003forum/20_cc_nishi.pdf.
Prathumratana L, Sthiannopkao S, Kim KW. The relationship of climatic and
hydrological parameters to surface water quality in the lower Mekong River.
Environ Int .2008;34:860–6.
Schindler DW. 1997. Widespread effects of climatic warming on freshwater
ecosystems in North America. Hydrological Processes 11:1043-1067.
Solheim A.L., K. Austnes, T. E. erikson, I. Seifert. S. Holen. 2010. ETC Water
Technical Report.European Topic Centre on Water. Praha.
Stumm, W. & J.J. Morgan, 1996, Aquatic Chemistry: Chemical Equilibria and Rates
in Natural Waters, John Wiley & Sons, New York, 1022p.
Weiner, E. R., 2000, Applications of Environmental Chemistry. A practical Guide
for Environmental Professionals. CRC Press LLC, Boca Raton, pp 276
Wetzel, R. G. 2001. Limnology: River and lake ecology. Academic Press. SanDiego.
1006 pp.
Widdel, F., 1988, Microbiology and Ecology of Sulfate- and Sulfur-Reducing
Bacteria, In A. J. B. Zehnder (ed.), Biology of Anaerobic Microorgsnisms, JohnWiley & Sons, New York, 469-586.