BAB III
HASIL PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)A. Diagnosis Masalah Kesehatan Masyarakat
1. Gambaran Umum Lokasi PBL
Gambar. 1.1 Peta Kecamatan Antapani
a. Gambaran Umum Lokasi RT.07 RW.01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani Kota Bandung1. Kondisi Geografis
RT. 07 RW.01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani adalah salah satu RT Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani, Kota Bandung yang letak geografisnya berbatasan dengan :
a) Sebelah Barat: berbatasan dengan Kali Ciparungpung (Cicaheum)b) Sebelah Timur: berbatasan dengan RT.02c) Sebelah Utara : berbatasan dengan RT.06 d) Sebelah Selatan:berbatasana dengan RT.02 Dan luas wilayah RT 07 RW 01 1 Ha2. Data Demografis
Jumlah Penduduk
Laki-laki
: 126 jiwa
Perempuan
: 116 jiwa
Jumlah KK RT.07
: 62 kkb. Gambaran Data Masyarakat Jumlah penduduk
Laki-laki
: 126 jiwa
Perempuan
: 116 jiwa
Pendidikan
Tidak sekolah: 1 orang SD
: 32 orang SLTP
: 21 orang SLTA
: 7 orang Perguruan Tinggi: 1 orang Pekerjaan
Swasta
: 19 orang Buruh
: 11 orang Tidak bekerja: 32 orangc. Perumusan Masalah Dan Prioritas Masalah
1. Perumusan MasalahDari hasil pengamatan didapatkan beberapa permasalahan kesehatan serta beberapa determinan masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat RT.07 RW.01 Kelurahan Antapani Kulon, setelah dilakukan identifikasi masalah terhadap masalah kesehatan dan determinan masalah kesehatan maka dapat dirumuskan masalah kesehatan.1.1 Masalah yang disebabkan oleh Faktor Lingkungan
Tabel.1.1.1 Pencahayaan AlamiNoKriteriaPencahayaan Alami
Tempat tidur%Dapur%
1Cukup3150%2845,2%
2Tidak Cukup1422,6%1625,8%
3Tidak memiliki1727,4 %1829%
4Total62100%62100%
Sumber. PBL 2015 Dari data diatas menunjukkan bahwa pencahayaan alami masih menjadi masalah dikarenakan lebih dari 50% pencahayaan didalam rumah tidak memenuhi syarat kesehatan.Tabel.1.1.2 Jenis Pembuangan TinjaNoJenis Pembuangan Tinja
Septictank%SPAL%Sungai%Total%
12642%2032,3%1625,8%62100%
Sumber. PBL 2015Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang tidak memiliki jamban sehat dan membuang tinjanya ke sungai sebanyak 16 kepala keluarga (25,8%)
Tabel.1.1.3 Keberadaan Vektor PenyakitNoKeberadaan Vektor Penyakit
Ya%Tidak%Total%
12133,9 %4166,1 %62100 %
Sumber.PBL 2015
Data diatas menunjukkan masih adanya vektor penyakit didalam rumah responden yaitu sebanyak 33,8%.
1. 2. Masalah yang disebabkan oleh faktor PerilakuTabel. 1.2.1 Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM)
NoKebiasaan Menggunakan Bahan Tambahan Makanan (MSG)
Ya%Tidak%Total%
15791,9 %58,1 %62100 %
Sumber. PBL 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 57 kepala keluarga (91,9 %) menggunakan MSG pada saat memasak sendiri sebagai penegas rasa.
Tabel. 1.2.2 Kebiasaan MerokokNoKebiasaan Merokok didalam Rumah
Ya%Tidak%Total%
14064,5 %2235,5 %62100 %
Sumber. PBL 2015
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebanyak 40 kepala keluarga (64,5%) ada yang merokok didalam rumah.
Tabel.1.2.3 Ibu Hamil Tidak Melakukan ANCNoMemeriksakan Kehamilan
Ya%Tidak%Tidak sedang hamil%Total%
1813 %11,6 %5385,4 %62100 %
Sumber. PBL 2015 Dari tabel diatas menunjukkan masih adanya ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan yaitu sebanyak satu orang. 1.3. Masalah Kesehatan yang disebabkan oleh Faktor Pelayanan Kesehatan
Tabel. 1.3.1 Kepemilikan Asuransi Kesehatan (BPJS/JKN)
NoKepemilikan Asuransi Kesehatan (BPJS/JKN)
Ya%Tidak%Total%
11524,2 %4775,8 %62100 %
Sumber. PBL 2015 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 47 kepala keluarga belum memiliki kartu kepesertaan BPJS/JKN.1.4. Masalah Kesehatan yang disebabkan oleh Faktor Genetik
Tabel.1. 4.1 Faktor Genetik
NoPenyakit karena Faktor Genetik (DM)
Ya%Tidak%Total%
111,6 %6198,4 %62100 %
Sumber. PBL 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada satu orang anggota keluarga di RT 07 RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani menderita penyakit kencing manis.1.5. Jenis Penyakit yang sering dialami atau diderita oleh masyarakat RT 07
RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani Kota Bandung.
Tabel. 1.5.1 Jenis PenyakitNoJenis Penyakit
ISPATB ParuHipertensiKencing ManisCampakBatuk PilekAsam UratTidak adaTotal
181512114362
Sumber. PBL 2015 Tabel diatas menunjukkan bahwa penyakit ISPA paling sering diderita oleh masyarakat RT 07 RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani Kota Bandung.2. Prioritas Masalah Kesehatan Penentuan prioritas masalah kesehatan dengan menggunak an metode REINKE yaitu suatu metode dengan menggunakan skor, nilai skor berkisar antara 1-5 atas serangkaian kriteria, meliputi (M=Magnitude) besarnya masalah yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait, (I= Importansy ) kegawatan masalah (tingginya angka mobiditas dan mortalitas serta kecenderungan dari waktu-ke waktu, (V= Vulnerability) sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, (C=Cost) biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan masalah,semakin besar biaya maka semakin kecil skornya.
Tabel. 2.1 Prioritas Masalah
MasalahMIVCTotalRanking
BTP/BTM4555203
Merokok5555252
BPJS33346,78
Pencahayaan5442401
Pembuangan Akhir tinja4242165
ISPA3342184
Vektor333397
Kehamilan3444126
DM33355,49
Dari tabel diatas terlihat bahwa masalah pencahayaan menempati ranking pertama yang menjadi masalah kesehatan, namun atas dasar kesepakatan bersama maka kelompok tujuh memilih BTP/BTM yang menempati ranking ke-3 sebagai masalah kesehatan dimasyarakat RT 07 RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani Kota Bandung.2. Analisis Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah dengan metode Root Cause Analisys
3. Alternatif Pemecahan Masalah : Perumusan Tujuan Umum, Tujuan Khusus Target Sasaran, Penentuan Strategi, Kebijakan, Alternative Kegiatan.Tabel 5.1 Perumusan Tujuan umum, tujuan khusus, target,strategi dan kebijakan data upaya kesehatan masyarakat
MasalahTujuan UmumTujuan KhususTargetStrategiKebijakan
Sebanyak 91,9 % masyarakat menggunakan MSGMengurangi konsumsi MSG dimasyarakatMeningkatkan pengetahuan masyarakat RT.07 Rw.01 tentang bahaya penggunaan MSG secara terus menerus.Semua responden1.Penyuluhan
2.Pemeriksaan kandungan iodium dalam garam
3.pemeriksaan tekanan darahPenggunaan gula dan garam sebagai pengganti MSG
Dari tabel diatas maka alternatif upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah banyaknya masyarakat yang menggunakan MSG yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang bahaya penggunaan MSG yang dikonsumsi secara terus menerus, pemeriksaan garam, dan lomba masak tanpa menggunakan MSG bagi ibu-ibu rumah tangga di RT 07 RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani Kota Bandung.3. Hasil Diagnosa Masalah Program / Upaya Kesehatan1. Gambaran Umum Puskesmas Griya AntapaniA. Visi dan Misi Puskesmas1. VisiPuskesmas bertekad menuju kecamatan Antapani yang mandiri sehat (bersih, tertib, berkarya terdepan dan dinamis)
2. Misi Meningkatkan kualitas SDM, profesionalisme mental spiritual
Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Meningkatkan administrasi dan pelayanan
Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat
Meningkatkan lintas sektor dan lintas program
3. Jenis Kegiatan3.1 Kegiatan / program wajib :
a. Promkes
b. KIA/KB
c. Gizi
d. Kesling
e. Imunisasi
3.2 Kegiatan / program pengembangan
a. Pengobatan
b. Laboratorium
c. LANSIA
d. Kesehatan mata
e. Kesehatan jiwa
f. Kesehatan olahraga
g. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi dan mulut
h. UKGS
i. UKS
j. perKESMASB. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas
1. Geografis1.1 . Peta Wilayah
Berikut ini adalah peta wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani dan Puskesmas jejaringnya.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Griya Antapani
Sumber: Kecamatan Antapani Tahun 20141.2. Luas Wilayah
UPT Puskesmas Griya Antapani memiliki dua puskesmas jejaring yaitu Puskesmas Antapani dan Puskesmas Jajaway yang bersama-sama membina wilayah di Kecamatan Antapani.
Wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani terdiri dari 4 (empat) kelurahan yaitu :
Kelurahan Antapani Kulon dengan luas wilayah 95 Ha
Kelurahan Antapani Wetan dengan luas wilayah 115 Ha
Kelurahan Antapani Tengah dengan luas wilayah 93 Ha
Kelurahan Antapani Kidul dengan luas wilayah 97,543 Ha
Luas keseluruhan Kecamatan Antapani adalah 400,543 Ha.1.3. Jumlah RT dan RW
Wilayah Kecamatan Antapani terbagi atas RW dan RT, sehingga pembagian ini juga dimanfaatkan oleh UPT Puskesmas Griya Antapani dan Puskesmas jejaringnya dalam membina kesehatan di wilayah kerjanya. Pembagian RW dan RT di tiap kelurahan adalah sebagai berikut:1. Kelurahan Antapani Kulon :
a. Jumlah Kepala Keluarga
: 2700 KKb. Jumlah RT
: 41 RTc. Jumlah RW
: 7 RWd. Jumlah Rumah
: 2096 Rumah2. Kelurahan Antapani Wetan :
a. Jumlah Kepala Keluarga
: 4727 KKb. Jumlah RT
: 60 RTc. Jumlah RW
: 11 RWd. Jumlah Rumah
: 2896 Rumah3. Kelurahan Antapani Tengah :
a. Jumlah Kepala Keluarga
: 4180 KKb. Jumlah RT
: 106 RTc. Jumlah RW
: 23 RWd. Jumlah Rumah
: 4631 Rumah4. Kelurahan Antapani Kidul :
a. Jumlah Kepala Keluarga
: 4949 KKb. Jumlah RT
: 112 RTc. Jumlah RW
: 19 RWd. Jumlah Rumah
: 5289 Rumah
1.4. Batas Wilayah dan Kondisi Daerah
Kecamatan Antapani berada di Wilayah Bandung Timur Kota Bandung dengan batas wilayah:
Sebelah Utara
: Kecamatan Mandalajati
Sebelah Selatan
: Kecamatan Buah Batu Sebelah Barat
: Kecamatan Kiaracondong Sebelah Timur
: Kecamatan ArcamanikWilayah Kecamatan Antapani pada umumnya merupakan komplek perumahan yang tertata rapi. Sebagian lain adalah penduduk perkampungan asli. Kecamatan Antapani merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani, terletak di ketinggian tanah dari permukaan laut 700 m dengan curah cujan rata-rata 2400 mm/tahun. Udara sehat serta suhu rata-rata 25C. Jarak tempuh dari kelurahan 500 m, dari pemerintahan kecamatan 2 Km dan dari pemerintah kota jarak tempuhnya 6 Km. Kecamatan Antapani merupakan daerah yang datar, sehingga bukan merupakan daerah rawan longsor, akan tetapi daerah ini mempunyai potensi untuk bahaya banjir yang merupakan banjir kiriman. Oleh karena merupakan daerah pemukiman yang padat, wilayah Kecamatan Antapani juga memiliki potensi KLB Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dan Demam Chikungunya.Situasi Geografis UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 1.4 Situasi georafis di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2014
Sumber: Data Kecamatan Antapani 2014Berdasarkan data pada tabel 2.1 diatas, seluruh wilayah dapat dijangkau oleh kendaraan Roda 4 dan meskipun terdapat jalan gang, tetapi masih dapat terjangkau oleh kendaraan Roda 2 dan jalan kaki. Hal ini mempermudah petugas untuk menjangkau wilayah kerja serta memudahkan jika ada kasus-kasus yang perlu dirujuk.UPT Puskesmas Griya Antapani mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerja karena posisinya hampir ditengah-tengah Kelurahan Antapani Tengah, kecuali oleh masyarakat dari RW 22 dan RW 23 Kelurahan Antapani Tengah. Selain jauh, Angkutan Kota juga tidak ada yang melewati RW 22 dan RW 23, sehingga masyarakat di daerah tersebut yang juga status sosial ekonominya pada umumnya rendah, sulit untuk menjangkau Puskesmas.Sedangkan Puskesmas Antapani terletak dipinggir dibandingkan dengan wilayah kerjanya ( Kel. Antapani Kulon & Kel. Antapani Wetan ), sehingga masyarakat, khususnya dari Kel. Antapani Kulon dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah RW 10 Kel. Antapani Wetan agak sulit menjangkau Puskemas.Puskesmas Jajaway juga terletak dipinggir wilayah kerjanya (Kel. Antapani Kidul ), dan Puskesmas ini sendiri tidak dilalui oleh angkutan umum, akibatnya Puskesmas Jajaway sulit dijangkau masyarakat terutama dari RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07 dan 12 Kel. Antapani Kidul. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kurangnya jumlah kunjungan pasien dari dalam wilayah kerja Puskesmas Jajaway dan lebih banyak kunjungan dari luar wilayah kerja ke Puskesmas Jajaway.1.5 Demografis
1.5.1. Jumlah dan komposisi penduduk berdasarkan golongan umur
Tabel 1.5.1Jumlah Penduduk dan Komposisi Pendudukdi Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2014
Sumber: Data Kecamatan Antapani 2014Berdasarkan data pada tabel 1.5.1 diatas, penduduk Kelurahan Antapani Tengah yang dibina oleh UPT Puskesmas Griya Antapani tahun 2014 berjumlah 20.826 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 10.714 jiwa, dan perempuan 10.126 jiwa. Jumlah ini kurang dari jumlah penduduk maksimal untuk satu wilayah kerja Puskesmas yaitu 30.000 jiwa per satu Puskesmas. Penduduk di Kelurahan Antapani Kulon dan Kelurahan Antapani Wetan berjumlah 25.846 Jiwa, sehingga jumlah penduduk yang dibina oleh Puskesmas Antapani tidak melebihi jumlah maksimal penduduk di satu wilayah kerja puskesmas. Sedangkan Penduduk di Kelurahan Antapani Kidul berjumlah 23.387 jiwa artinya Puskesmas Jajaway juga memiliki jumlah penduduk binaan yang tidak melebihi batas maksimal. Dapat disimpulkan bahwa secara umum UPT Puskesmas Griya Antapani berserta jejaringnya memiliki jumlah penduduk binaan yang ideal untuk dibina, sehingga hal ini akan memudahkan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan atau upaya-upaya kesehatan di wilayah kerjanya.Grafik 1.5.2Piramida Penduduk Tahun 2014
Grafik 1.5.2 Piramida Penduduk Tahun 2014Penduduk yang terbanyak di wilayah Kecamatan Antapani terdapat pada kelompok umur 15-44 tahun sehingga dalam pelaksanaan program kesehatan perlu ditekankan pada penyakit-penyakit yang umum didapati pada golongan umur tersebut serta upaya kesehatan ibu. Dari piramida penduduk tampak sebaran penduduk terbesar pada usia 15-44 Tahun, terlihat juga penduduk kelompok umur 45-64 Tahun ( pra lansia ) yang lebih besar daripada kelompok umur anak dan remaja. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk usia tua akan semakin bertambah bahkan akan menjadi lebih besar dari kelompok usia muda. Masalah Kesehatan yang sering muncul pada kelompok pra lansia diantaranya penyakit Gastritis, Hipertensi, Myalgia, Artritis, Diabetes Melitus, Penyakit Jantung Koroner dan Anemia.Tampak bahwa komposisi Perempuan dan Laki-laki cukup seimbang dan kelompok terbanyak terdapat pada kelompok usia produktif, sehingga dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat sosial ekonomi masyarakat secara umum cukup baik. Tabel 1.5.3 Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapni Tahun 2014
Sumber: Data Kecamatan Antapani 2014Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kepadatan penduduk rata-rata di Kec. Antapani adalah 173 Jiwa/Ha. Tampak pula bahwa Kel. Antapani Kidul dan Kel. Antapani Tengah memiliki kepadatan penduduk yang lebih besar dari kepadatan penduduk rata-rata. Dengan adanya kepadatan penduduk seperti itu, perlu kita perhatikan penyakit-penyakit yang kemungkinan ditimbulkan, seperti TBC dan ISPA.Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, maka penduduk di setiap wilayah Kelurahan mengalami peningkatan, sehingga di Kelurahan Antapani Wetan, Antapani Kulon dan Kelurahan Antapani Kidul mengalami peningkatan jumlah KK. Hal ini disebabkan dengan penambahan PUS baru.15.4 Data pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani sangat beragam seperti yang terlihat pada tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 1.5.4 Distribusi Produktivitas Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2014
Sumber: Data Kecamatan Antapani 2014Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan / mata pencaharian penduduk Kecamatan Antapani adalah wiraswasta (13.130 orang), dan pegawai swasta (12.005 orang). Total penduduk yang bekerja adalah 41.149 orang dari 70.059 penduduk yang ada atau sebesar 59%.Dengan adanya penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Swasta dan PNS dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat cukup baik dan daya beli masyarakat juga cukup baik. Hal ini berpengaruh kepada derajat kesehatan masyarakat karena masyarakat dapat membeli makanan yang bergizi dan dapat mengakses pelayanan kesehatan, baik milik Pemerintah maupun Swasta.1.5.5. Jumlah Penduduk Miskin
Penduduk miskin di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani tersebar di seluruh kelurahan di Kecamatan Antapani.
Tabel 1.5.5 Jumlah Penduduk Miskin Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2014
Sumber: BPS 2014
Dari data diatas diketahui bahwa penduduk miskin tahun 2014 sebesar 9.380 Jiwa atau 13,51% dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Kel. Antapani Wetan. Penduduk miskin yang sudah tercantum di SK Walikota rata-rata sudah memiliki kartu Jamkesmas dan juga mengajukan Surat Keterangan Miskin ( SKM ), sehingga jumlahnya melebihi jumlah penduduk miskin yang didata sebelumnya. Akan tetapi masih juga terdapat maskin yang belum mendapat kartu Jamkesmas ataupun tidak mengajukan SKM karena tidak memerlukannya. Masyarakat ini perlu untuk didata ulang oleh BPS dan segera memperoleh Kartu BPJS ( Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial ) sebagai masyarakat PBI ( Penerima Bantuan Iuran ). Hal ini dikarenakan berlakunya program pemerintah berupa Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) pada tanggal 1 Januari 2014 untuk seluruh rakyat Indonesia.2. GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS GRIYA ANTAPANIA. Upaya Kesehatan Wajib 2.1. Promosi Kesehatan
a. Komunikasi Inter Personal/Konsultasi (KIP/K)
1). Jumlah Kunjungan Yang Mendapat KIP/KTabel 2.1.1 Jumlah Kunjungan Yang Mendapat KIP/K UPT Puskesmas : Griya Antapani Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Pada tabel 2.1.1 di atas tampak bahwa jumlah pengunjung yang mendapat KIP/K sudah terlaksana di UPT Puskesmas Griya Antapani dan jejaringnya, tetapi belum optimal. Dari target sebesar 5 % baru tercapai 1,7 %, yang disebabkan terbatasnya jumlah SDM dan pendokumentasian yang belum terorganisir dengan baik, sehingga kurang terukur jumlahnya. Meskipun Puskesmas Jajaway dan Puskesmas Antapani belum memiliki ruang konseling khusus, tetapi KIP/K tetap dilaksanakan di BP dan KIA.
2.2). Jumlah Kunjungan Rumah Yang Mendapat KIP/KTabel 2.2.1 Jumlah Kunjungan Rumah KIP/K UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Pada tabel 2.2 di atas tampak bahwa jumlah kunjungan rumah KIP/K baru dilaksanakan sebagian. Dari target sebanyak 50 % baru dilaksanakan kunjungan rumah sebanyak 1,7 %. Dikarenakan masih kurangnya sosialisasi terhadap seluruh petugas lapangan yang ada disetiap puskesmas. Selanjutnya akan dibuat jadwal oleh petugas promkes bagi paramedis untuk melaksanakan kunjungan rumah KIP/K.2.3. Penyuluhan KelompokTabel 2.3 Jumlah Penyuluhan Kelompok Per Materi Penyuluhan UPT Puskesmas :Griya Antapani, Tahun: 2014NoMateri PenyuluhanPuskesmasTotal
Pusk Griya AntapaniPusk AntapaniPusk Jajaway
Dalam LuarDalam LuarDalam LuarDalam Luar
GedungGedungGedungGedungGedungGedungGedungGedung
12345678910
1DBD005505510
2TBC005812610
3GIZI00450348
4HIV / AIDS006308611
5Rokok00420143
6Napza00220123
7KKP00000000
8Vitamin A00240327
9PTM00000303
10PHBS00580159
11Anemi Gizi00300030
12GAKI00000000
13ASI Ekslusif 00670168
14Kesling00530013
15Imunisasi0066012618
18SDIDTK00211031
19UKS00000202
20Hipertensi00323264
21DM00301242
22Diare00000000
24ISPA00000000
31Kesehatan Bumil00000020
33Lansia00000101
34KIA00630063
35KB00100010
42Kespro00000101
43Gaul Sehat00000101
44Tumbang Remaja00000101
45P3K00000000
JUMLAH00685965072109
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Pada tabel 2.3 di atas tampak bahwa penyuluhan yang dilakukan di wilayah Kecamatan Antapani cukup banyak, baik di dalam maupun di luar gedung. Akan tetapi jumlah tersebut masih kurang dibandingkan target yang diharapkan (96 kali per Puskesmas). Dari 100 % target hanya 33 % penyuluhan yang dilakukan. Untuk itu perlu dibuat perencanaan yang lebih baik agar pada tahun yang akan datang target penyuluhan dapat dicapai. Materi yang diberikan diambil dari berbagai sumber terbaru dan selain dilakukan penyuluhan, juga telah dibuat berbagai jenis leaflet dengan berbagai macam tema untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat.2.1.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah TanggaTabel.2.1.4 Jumlah Pengkajian dan Pembinaan PHBS Tatanan Rumah Tangga UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Dari seluruh rumah tangga yang ada di wilayah Kecamatan Antapani, hampir seluruh rumah tangga dilakukan pendataan PHBS, kecuali 4 rumah tangga di Kel. Antapani Tengah. Dari seluruh rumah tangga yang diperiksa, didapatkan hasil 63% rumah tangga sehat. Dalam mengelola hasil pendataan ini, telah dilakukan pemetaan kondisi tiap RW maupun tiap kelurahan atas setiap indikator, dan ternyata rendahnya cakupan rumah tangga yang sehat ini akibat masih banyak yang merokok di dalam rumah. Untuk mengatasi masalah ini, telah dilakukan sosialisasi hasil pendataan di tngkat kecamatan dan kelurahan, sehingga diharapkan seluruh sektor di Kecamatan Antapani dapat turut serta melakukan upaya-upaya yang dapat memperbaiki perilaku masyarakat. Selain itu, telah dilakukan pula penyuluhan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Bahaya merokok di masyarakat.
2.1.5. Upaya Kesehatan Bersumberdaya MasyarakatTabel 2.1.5 Jumlah dan Jenis UKBM
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014
Tampak bahwa jumlah UKBM di wilayah Kecamatan Antapani sudah cukup banyak, yaitu 262 buah. Untuk jumlah posyandu dinilai sudah mencukupi, akan tetapi untuk posbindu, masih terus ditambah setiap tahun khususnya di Kel. Antapani Tengah.
Untuk dana sehat sudah mulai dikembangkan di setiap RW di Kelurahan namun belum seluruhnya terbentuk. Oleh karena itu, dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membentuk dana sehat melalui penyuluhan dan pendekatan terhadap kader maupun tokoh masyarakat.
Toga terbanyak terletak di Kelurahan Antapani Tengah, sedangkan di kelurahan lain masih sangat sedikit. Hal ini dapat disebabkan kondisi perumahan yang padat, sehingga masyarakat tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk mengembangkan Toga. Untuk mensosialisasikan toga di masyarakat, di UPT Puskesmas Griya Antapani telah dibuat display Toga yang telah dikeringkan berikut manfaat dan cara penggunaannya.2.1.6. Tingkat Kemandirian Posyandu
Tabel 2.1.6 Tingkat Kemandirian Posyandu UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Di wilayah Kecamatan Antapani terdapat 67 posyandu yang memiliki strata dari pratama hingga mandiri. Strata posyandu terbaik dapat terlihat di Kel. Antapani Kidul yang dibina oleh Puskesmas Jajaway, yang mana jumlah posyandunya yang mencapai strata purnama dan mandiri sudah 80%. Dari target Posyandu yang purnama dan mandiri yaitu 65% hanya tercapai 58%. Banyaknya strata madya disebabkan masih rendahnya cakupan dana sehat, walaupun sosialisasi tentang dana sehat sudah sering disampaikan kepada para kader posyandu.
2.1.7. Bayi Mendapat ASI Ekslusif Tabel 2.1.7 Jumlah Bayi ASI Ekslusif UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Sesuai dengan hasil pendataan PHBS, tampak bahwa cakupan ASI eksklusif masih rendah di Kecamatan Antapani. Alasan yang paling sering muncul adalah ibu yang bekerja. Untuk mengatasi masalah ini, Puskesmas berkali-kali melakukan penyuluhan, baik dalam kelompok maupun secara perorangan tentang pentingnya ASI eksklusif dan cara meningkatkan produk ASI serta penyimpanannya.
2.1.8. Kesehatan Lingkungana. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB)
Tabel 2.1.8 Jumlah Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : Puskesmas Antapani 2014Dari tabel di atas dapat terlihatbahwa.Sarana air bersih yang sehat hampir meliputi semua sarana yang diperiksa. Masyarakat yang tidak memiliki sarana air bersih membeli air untuk keperluan sehari-hari, sehingga masyarakat tetap meminum atau memasak dengan air bersih.2.1.9. Inspeksi Sanitasi Sarana Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Tabel 2.1.9 Jumlah Inspeksi Sanitasi Sarana Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Dalam pemeriksaan TPM, UPT Puskesmas Griya Antapani dan jejaringnya juga sudah tidak mengalami masalah walaupun tidak adanya sanitarian di Puskesmas Jajaway.2.1.10. Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Sampah
Tabel 2.1.10 Jumlah Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Sampah Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : Puskesmas Antapani 2014 Dalam inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah, tampak bahwa tidak semua sarana memenuhi syarat kesehatan. Untuk mengatasi masalah ini, sanitarian berupaya melakukan pendekatan dan penyuluhan perorangan terhadap masyarakat yang diperiksa agar sarana pembuangan sampahnya diperbaiki. 2.1.11 Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Air Limbah
Tabel 2.1.11 Jumlah Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Air Limbah Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : Puskesmas Antapani 2014
Dari seluruh sarana pembuangan air limbah yang diperiksa, belum semuanya memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu, pada saat dilakukan inspeksi sanitasi, dilakukan juga pendekatan dan penyuluhan kepada warga masyarakat supaya memperbaiki sarana pembuangan air limbahnya.2.1.12. Inspeksi Sanitasi RumahTabel 2.1.12 Jumlah Inspeksi Sanitasi Rumah Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : Puskesmas Antapani 2014
Dari seluruh rumah yang diperiksa, masih terdapat rumah-rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu, ketika melakukan inspeksi sanitasi, sanitarian melaksanakan penyuluhan kepada warga pemilik rumah tersebut agar memperbaiki rumahnya apabila memungkinkan.2.1.13. Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA)
Tabel 2.13 Jumlah Inspeksi Sanitasi JAGA Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : Puskesmas Antapani 2014
Dari seluruh JAGA yang diperiksa, masih terdapat jamban yang belum memenuhi syarat kesehatan, khususnya jamban yang dimiliki oleh penduduk di daerah kumuh. Oleh karena itu, telah dilakukan pendekatan terhadap pihak pemerintahan setempat, sehingga telah dibangun beberapa MCK umum dengan menggunakan dana PNPM bagi masyarakat tersebut.2.1.14. Inspeksi Sanitasi Tempat-tempat Umum (TTU)
Tabel 2.1.14 Jumlah Inspeksi Sanitasi TTU Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : Puskesmas Antapani 2014Dari semua TTU yang diperiksa ternyata seluruhnya sudah memenuhi syarat kesehatan. Meskipun masih cukup sedikit TTU yang diperiksa. Untuk itu, sanitarian UPT Puskesmas Griya Antapani senantiasa melakukan pembinaan terhadap petugas di Puskesmas jejaring.
2.1.15. Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan PestisidaTabel 2.1.15 Jumlah Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Pestisida Puskesmas : Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Di wilayah Kecamatan Antapani tidak terdapat tempat pengelolaan pestisida.2.1.16. Kesehatan Ibu
a. Sasaran dan Hasil Pelayanan Kesehatan Ibu
Tabel 2.1.16 Jumlah Sasaran Kesehatan Ibu UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Tabel 2.1.16 diatas menampilkan data sasaran ibu hamil, ibu bersalin, ibu hamil risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi yang diambil dari data proyeksi. Masalah yang dihadapi adalah besarnya jumlah sasaran bumil dan bulin yang diperoleh dari angka proyeksi penduduk. Puskesmas berusaha mendapatkan data riil dari lapangan dan tetap saja jumlahnya tidak mencapai angka proyeksi, bahkan cukup besar perbedaannya.K4 pada ibu hamil masih kurang dari target, hal ini diperkirakan karena banyaknya ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke bidan swasta, dokter spesialis kandungan atau Rumah Sakit. Masalah yang dihadapi adalah sulitnya mendapatkan data dari sarkesta serta banyaknya ibu hamil yang melakukan ANC di sarana kesehatan di luar wilayah Kec. Antapani. Untuk mengatasi permasalahan sejauh ini puskesmas hanya dapat meminta laporan dari bidan swasta di wilayah kerja saja, untuk pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terdapat juga masalah, masih ada dan masih dipercayanya dukun paraji, yang berjumlah 2 orang. Selain itu banyaknya ibu bersalin disarana kesehatan di luar wilayah kerja, puskesmas berusaha mengatasi masalah ini dengan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil serta membina dukun paraji. Hal ini yang dilakukan adalah mencari data melalui para kader posyandu.Bumil atau kompilkasi dan neonatal resti yang ditemukan seluruhnya ditangani dahulu, untuk kasus bumil resti dengan komplikasi, seluruhnya segera dirujuk setelah ditangani di Puskesmas.
2.1.17. Kesehatan Bayi
a. Hasil Pelayanan Kesehatan Bayi
Tabel 2.1.17 Jumlah Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Pada tabel 2.1.17 di atas tampak jumlah sasaran dari neonatus dan bayi yang harus dilakukan oleh Puskesmas Antapani . Jumlah ini diperoleh dari data proyeksi. Dari tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa neonatus yang mendapatkan yankes 2 kali dilakukan pada hampir seluruh neonatus namun tidak seluruhnya. Pada pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi, tampak bahwa sasaran yang mendapatkan pemeriksaan 4 kali masih sangat jauh dari angka sasaran. Hal ini disebabkan karena tidak lengkapnya pencatatan dalam buku kohort bayi. Selain itu, banyak juga bayi yang diperiksa di sarana kesehatan di luar wilayah kerja, sehingga datanya tidak lengkap. Oleh karena itu buku kohort bagi bayi akan lebih dimaksimalkan dengan cara memasukan data bayi dari buku SIP di setiap posyandu ke buku kohort bayi. 2.1.18. Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
Tabel 2.1.18 Jumlah Pelayanan Kesehatan balita dan anak pra sekolah UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Dari semua sasaran balita, tampak bahwa pelaksanaan DIDTK masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan keterbatasan SDM dan masih sedikitnya tenaga yang pernah dilatih DIDTK. Untuk menjaring masalah pertumbuhan dan perkembangan anak sementara masih berdasarkan penilaian terhadap berat badan dan tinggi badan, serta melalui wawancara dari ibu atau pengasuhnya untuk mengetahui apakah terdapat masalah dalam perkembangannya.
Dalam upaya peningkatan cakupan DIDTK, kader posyandu juga sudah dilatih untuk pelaksanaan DIDTK, tetapi dalam ternyata mereka belum percaya diri untuk melakukan penilaian DIDTK. Oleh karena itu perlu pembinaan lebih lanjut bagi kader posyandu dan kalakarya bagi SDM Puskesmas.2.1.19. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan RemajaTabel 2.1.19 Jumlah Pelayanan Kesehatan Anak usia sekolah dan remaja UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Diantara murid kelas 1 SD yang ada, tidak seluruhnya diperiksa kesehatannya. Hal ini disebabkan ketika penjaringan berlangsung, murid tersebut tidak masuk sekolah. Untuk menanggulangi hal tersebut, petugas menitipkan pesan kepada gurunya supaya murid tersebut menyusul ke Puskesmas setelah masuk sekolah. Masalah terbesar adalah adanya SD swasta yang kurang mendukung pelaksanaan penjaringan dengan alasan sudah memiliki dokter di klinik sekolah. Upaya pendekatan terus dilakukan oleh pihak puskesmas ke pihak sekolah, bahkan kepada Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan. Untuk murid kelas 1 SMP dan Kelas 1 SMA sementara ini belum dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan karena terbatasnya SDM di Puskesmas. Akan tetapi rata-rata mereka telah diperiksa kesehatannya sebelum masuk SMP dan SMA sehingga diharapkan kondisi kesehatannya juga dalam batasan yang baik. 2.1.20. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Balita yang naik berat badannya
Tabel 2.1.20 Balita yang naik berat badannya UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Dari tabel di atas, tampak bahwa K/S sudah 99,9%. Hal ini menggambarkan cakupan program yang sangat baik. D/S juga mencapai 88,1%, yang mana hal ini menggambarkan partisipasi masyarakat yang cukup baik di wilayah Kecamatan Antapani. Untuk keberhasilan program yang ditunjukkan dengan N/D mencapai 67,7%. BGM mencapai 0,4%, yang mana hal ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Puskesmas berusaha melakukan kerjasama dengan PKK dan Kader Posyandu untuk memberikan penyuluhan kepada ibuhamil dan ibu balita agar memberikan makanan dengan gizi seimbang.2.1.21. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
Tabel 2.1.21 Jumlah Balita Gizi Buruk UPT Puskesmas : Griya Antapani, Tahun: 2014
Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani 2014Untuk balita gizi buruk, seluruhnya mendapatkan perawatan dalam bentuk konseling ataupun pengobatan terhadap penyakit penyertanya.2.2 UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Tabel.2.2.1 TB Paru
Pencapaian CDR di UPT Puskesmas Griya Antapani baru 23,8 %, belum mencapai target hal ini disebabkan karena belum semua paramedis dan dokter memahami betul strategi DOTS, penjaringan suspek terlalu longgar dan tidak semua BTA Positif diperiksa kontak serumah dan data dari swasta belum masuk untuk kesembuhan. Upaya yang akan dilakukan yaitu sosialisasi dan kerjasama lintas program termasuk kolaborasi TB-HIV, pemeriksaan kontak serumah untuk semua kasus BTA (+), serta penyebarluasan info TB ke masyarakat lebih ditingkatkan dan kerjasama dengan rumah sakit dan swasta.2.2.2 Pelayanan ImunisasiTabel.2.2.2 Immunisasi Dasar
Cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah Kecamatan Antapani belum mencapai target, masih ada 1 kelurahan yang belum mencapai UCI, yaitu Kelurahan Antapani Kidul. Hal ini disebabkan karena pencatatan yang kurang serta masih ada BPS yang tidak melaporkan pelayanannya.
Tabel.2.2.3 Imunisasi Anak Sekolah
Anak SD di wilayah Kecamatan Antapani hampir seluruhnya telah mendapatkan imunisasi DT/TT dan campak yang dilakukan terhadap hampir seluruh sasaran, kecuali di salah satu SD Swasta di Kelurahan Antapani Kidul. Anak yang tidak hadir saat jadwal pelaksanaan BIAS juga menyusul ke Puskesmas. Tetapi ada juga beberapa anak yang tidak mau diimunisasi yang dikarenakan orang tuanya menolak karena alasan pribadi atau agama.
Tabel.2.2.4 Pelayanan Penyakit Diare
Jumlah penderita diare yang ditangani belum mencapai target 100%, yaitu hanya 80 %. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan baru dari kader dan puskesmas, sedangkan dari BP Swasta ( DPS ) belum ada laporan ke Puskesmas, rencana untuk meningkatkan cakupan yaitu dengan lebih meningkatkan kerjasama dalam hal pencatatan dan pelaporan dengan DPS. Untuk penanganan diare sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang seharusnya, sehingga penderita diare mendapatkan oralit. Pada 20 % penderita diare tidak diberikan oralit karena tanpa dehidrasi, mual, dan muntah.
Balita dengan Pneumonia yang ditangani masih rendah, karena belum semua balita diperiksa dengan penerapan MTBS akibat dari belum semua petugas memahami MTBS. Rencana sosialisasi ( kalakarya ) untuk petugas yang belum mendapatkan pelatihan MTBS.Tabel.2.2.5 Pelayanan P2 DBD
Dari tabel di atas, Angka Bebas Jentik ( ABJ ) yaitu 92, 5 % masih kurang dari target 95 %. Hal ini disebabkan masih banyak ditemukan jentik nyamuk di beberapa wilayah binaan terutama wilayah dengan perumahan padat penduduk. Oleh karena itu penyakit DBD setiap tahunnya masih ditemukan karena Antapani merupakan daerah endemis DBD. Selain itu pemeriksaan jentik belum dilakukan di seluruh rumah karena belum semua kader jumantik melakukan pemeriksaan secara rutin. Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan pelatihan kader jumantik, sehingga diharapkan mereka mampu dan mau melakukan pemeriksaan jentik secara rutin dan benar.
kelurahan 3 bulan sekali. Juga dilakukan Gertak PSN tingkat Kecamatan dan penyuluhan DBD kepada masyarakat lebih ditingkatkan lagi.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Program a. Perencanaan : 1. SDM/Tenaga
: Pemegang Program Puskesmas 2. Biaya
: Berbagai Sumber Biaya (BOK,BOP) 3. Jenis Kegiatan
: Pembinaan Program 4. Sarana dan prasarana
: - Ruangan
- ATK
- Alat peraga
4. Pelaksanaan : 1) Tenaga Pelaksana
: Pet.Promkes2) Metode
: Curah pendapat (lokakarya bulanan)3) Jadwal Pelaksanaan
: Penyuluhan kelompok -1 bulan sekali
5. Pemantauan Kepala Puskesmas
6. Pengawasan1. Kepala Puskesmas2. Dinas Kesehatan
7. Pengendalian
Langkah-langkah pengawasan dan pengendalian program adalah :
1) Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan hasil kegiatan
2) Analisis faktor -faktor penyebab timbulnya kesenjangan tersebut.
3) Merencanakan dan melaksanakan langkah - langkah untuk mengatasi permasalahan yang muncul berdasarkan faktor - faktor penyebab yang sudah diidentifikasi (aspek pengendalian).
4. Masalah Program
INPUTSumber Daya Manusia Kesehatan masih kurang seperti tidak adanya pet.Promkes
PROSESKegiatan yang bersifat promotif dan preventif masih kurang.
OUTPUTBeberapa program tidak mencapai target.
5. Perumusan Masalah
Tabel 3.12 Perumusan MasalahMasalahMIVCTotalRanking
DBD4533203
Diare4534156
KIP334497
ISPA553418,74
Penyuluhan Kelompok kurang5533251
IS rumah tidak mencapai terget444321,32
SDM kurang4433165
Berdasarkan data diatas maka kelompok 7 mengambil topik untuk masalah upaya kesehatan yaitu kurangnya penyuluhan kelompok di wilayah kerja Puskesmas Griya Antapani Kecamatan Antapani Kota Bandung.6. Analisis Penyebab MasalahRoot Couse
7. Alternatif Pemecahan Masalaha. Tujuan Umum: Meningkatkan frekuensi kegiatan penyuluhan kelompok oleh petugas.
b. Tujuan Khusus: 1. Memberdayakan petugas yang ada
2. Mengajukan petugas promkes ke Dinkes
3. Kerjasama lintas program
c. Target sasaran: Semua pemegang program
d. Penentuan Strategi: 1. Lokakarya Bulanan
2. Outbond
3. Studi banding antar puskesmas
e. Kebijakan: Adanya Reward dan punishman
C. Pemecahan Masalah
1. Menentukan Intervensi Terpilih Pembinaan program melaui kegiatan :a. Lokakarya bulananb. Outbondc. Studi banding antar puskesmas- Pelaku Potensial: 1. Kepala Puskesmas
2. Dinas Kesehatan
3. Testimoni puskesmas berprestasi
- Biaya Kegiatan
a. Lokakarya Bulanan: Rp. 300.000,-
b. Outbond
: Rp.1000.000,-
c. Studi banding
: Rp. 300.000,-
3.1 Penyusunan POA Tabel. 3.1 POAUpayaKegiatanTargetWaktuP.JawabSektorTerkaitIndikatorCaraMonev
Upaya kesehatan
1.Lokakarya Bulanan
2. Outbond
3. Studi bandingSemua pemegang programJuni 2015Ka.PKM PuskesmasTerselenggaranya kegiatanLaporan dan Absensi
3.2 Gant Chart
Tabel. 3.2 Gant ChartNOKegiatan JanFebMarAprMeiJunJulAgus SepOktNopDes
1.
2.
3.
Lok.BulananOutbondStudi banding
D. EVALUASI1. Tujuan Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses evaluasi terhadap suatu pembahasan secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas maupun lingkup mikro dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan dari evaluasi. Evaluasi sendiri berisikan hakekat evaluasi, dimensi evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, fungsi, dan prosedur evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk memeriksa kinerja secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, evaluasi juga suatu kebijakan publik.2. Aspek yang di evaluasi
Ada beberapa aspek dalamPraktek Belajar Lapangan yang akan di evaluasi , diantaranya adalah :a. Efektifitas
Dalam hal ini bisa dilakukan dengan evaluasi kinerja. Sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana efektifitas sarana dan prasarana serta fasilitas baik perangkat lunak maupun keras yang digunakan selama proses pembelajaran.b. Efisiensi biaya
Evaluasi pada aspek efisiensi biaya ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana biaya yang digunakan dalam Praktek Belajar Lapangan , baik dalam perencanaan, pemeliharaan dan selama proses berlangsung.c. Pebelajar dan kepuasan pemangku kepentingan (stakeholders)
Evaluasi terhadap stakeholder yaitu untuk mengukur sejauh mana stakeholder dapat menggunakan dan memanfaatkanPraktek Belajar Lapangan dalam pembelajaran serta sejauh mana stakeholder dapat menerima materi yang ada.
d.Kesinambungan (Sustainability)
Maksud kesinambungan disini adalah kesinambungan antara materi dengan tujuan dari proses pembelajaranPraktek Belajar Lapangan itu sendiri.Evaluasi terhadap materi menjadi salah satu indikator terhadap peningkatan mutu dan kualitas. Materi harus dievaluasi terkait dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan terkini, dan kesesuaian dengan tingkat pengetahuan mahasiswa yang seharusnya, kesesuaian dengan silabus, serta kemudahan dalam memahaminya.3. Indikator dan kriteria
Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran akan memperjelas target dalam setiap tahapan pembelajaran. Kemampuan menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran harus dimiliki Guru dan Kepala Sekolah agar dapat menjalankan tugas masing-masing. Hal ini memerlukan pembinaan atau bimbingan dari pengawas. Kegiatan belajar ini dirancang untuk membekali pengawas dalam membimbing guru dan kepala sekolah dalam menyusun kriteria keberhasilan pembelajaran.
a. Kriteria keberhasilan Praktek Belajar LapanganKeberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya tercapainya tujuan yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Fungsi ketuntasan praktek belajar lapangan adalah memastikan semua masyarakat RT 07 RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani menguasai kompetensi yang diharapkan sebelum pindah ke kompetensi selanjutnya. Patokan ketuntasan belajar mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang terdapat dalam kurikulum perkuliahan. Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran berkaitan dengan standar pelaksanaannya yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat. Kriteria keberhasilan adalah ukuran tingkat pencapaian yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau ketrampilan yang dapat diamati dan diukur. Secara umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah:1) Keberhasilan masyarakat yang diberikan pengetahuan dapat menyelesaikan kuisioner yang diberikan. 2) setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), atau Kriteria Ketuntasan Ideal (KKI) 75%; dan (3) ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada KKM atau KKI. Sedangkan indikator adalah acuan untuk menentukan apakah masyarakat yang diberikan pengetahuan mengenai bahaya merokok telah berhasil menguasai kompetensi. Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah dicapai masyarakat, dilakukan penilaian sewaktupraktek belajar lapangan berlangsung atau sesudahnya. Pencapaian inidikator dapat dijaring dengan beberapa kuisioner. Seperti telah diungkapkan di atas, kriteria ketuntasan praktek belajar lapangan setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% 100%. Identifikasi keberhasilan pembelajaran dari aspek mahasiswa, disain pembelajaran dan pelaksanaannya Setiap hasil pembelajaran memiliki suatu indikator. Indikator-indikator tersebut menjawab pertanyaan, bagaimana kita dapat mengetahui masyarakat RT 07 RW 01 Sukanegla Kelurahan Antapani Kulon kecamatan Antapani Kota Bandung sudah dapat mencapai hasil pembelajarannya. b. Indikator keberhasilan pembelajaran ditinjau dari proses pembelajaranSalah satu keberhasilan indikator ini dapat dilihat dari tahap proses pembelajaran. Secara umum sudah kita kenal bahwa pembelajaran sejak didesain pasti memerlukan suatu proses oleh dosen sehingga jelas dan menunjukkan dimana letak keberhasilan, serta apa indikatornya sehingga kita mampu mengatakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan berhasil. Sebagai bahan kajian berikut disajikan tahapan pembelajaran mulai dari tahapan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.4. Cara Evaluasi
Dalam pelaksanaannya juga harus dilakukan evaluasi pelatihan. Aspek-aspek yang dievaluasi sedikitnya meliputi lima aspek, yaitu penilaian program pelatihan, penilaian proses pelatihan, penilaian terhadap manajemen pelatihan, penilaian hasil pelatihan dan penilaian terhadap faktor-faktor pasca pelatihan.Rincian evaluasi masing-masing aspek sebagai berikut. Penilaianprogram pelatihanmeliputi penilaian terhadap efektifitas program, efektifitas modul dan sesi, serta efektifitas masukan. Penilaianproses pelatihanmeliputi perbaikan suasana, perbaikan metodologi dan peningkatan efektifitas masa pelatihan. Penilaianmanajemen pelatihanmeliputi perbaikan kontekstual dan peningkatan kemudahan penilaian. Penilaianhasil pelatihanmeliputi pengembangan trainee, efektifitas pekerjaan trainee, efektifitas organisasi, dan seberapa jauh membantu perubahan organisasi. Sedangkan penilaianfaktor-faktor pasca pelatihanadalah berkaitan maksimalisasi biaya pelatihan dan identifikasi faktor-faktor yang menghambat pelatihan.Selanjutnya hasil pelatihan dihubungkan dengan pencapaian hasil kerja secara kuantitatif, sebagai langkah pengukuran hasil pelatihan. Dampak hasil pelatihan terhadapbusiness resultjuga dapat diukur melalui tiga faktor utama, yaitubehavior result, operational result,dannon observable result.5. Hasil Evaluasi
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang mahasiswa dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang mahasiswa maupun peserta Praktek Belajar Lapangan (PBL) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran. Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian. Pengukuran hasil Praktek Belajar Lapangan (PBL) adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil Praktek Belajar Lapangan (PBL) adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan. Sebenar-nya penilaian hasil belajar sudah mencakup pengukuran hasil belajar, sehingga instrumen/ alat pengukuran sering disebut sebagai instrumen/alat penilaian.
Sebanyak 91,9% masyarakat menggunakan MSG
Kebiasaan buruk
Pola Makan tidak benar
Kurangnya pengetahuan
Kemudahan dalam penggunaan
Pendidikan rendah
Status ekonomi rendah
Sulit mengumpulkan masyarakat pada siang hari
Aktifitas masyarakat yang beragam
Formasi Jabfung Promkes
belum ada
SDM Kesehatan masih kurang
Biaya murah
Penyuluhan Kelompok kurang
_1496303728.xlsSheet1
NoUraianJumlah Bayi ASI Ekslusif / PuskesmasTotalKet.
Griya AntapaniAntapaniJajaway
1234567
1Jumlah Sasaran (Bayi 0-6 Bl)37553119709
2Jumlah Bayi Mendapat ASI Ekslusif19329102348
% Bayi dengan ASI Ekslusif51.3559.4985.71196.5593079517
_1496303962.xlsSheet1
NoUraianJumlah Inspeksi Sanitasi RumahTotalKet
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah Rumah Yang Ada54925492
2Jumlah Rumah Yang Diperiksa24002400
3Jumlah Rumah Yang Sehat22622262
% Rumah memenuhi syarat41.1941.19
_1496304164.xlsSheet1
NoUraianPuskesmasTotalKet
Antapani
12345
1Jumlah Bumil544544
2Jumlah Ibu Bersalin517517
3Jumlah Bumil Resti99
4Jumlah Bumil Resti / Komplikasi469469
5Jumlah Neonatal Resti / Komplikasi5151
6Jumlah Bumil Risti yang dirujuk Yandas4646
7Jumlah Bumil Risti/ komplikasi4646
8Jumlah Bumil Risti/ komplikasi yang ditangani4646
9Jumlah Neonatal Risti/ komplikasi6060
10Jumlah Neonatal Risti/ komplikasi yang ditangani6060
JUMLAH18481590
_1496304978.xlsSheet1
NoUraianBalita Yang Naik Berat Badannya / PuskesmasTotalKeterangan
Griya AntapaniAntapaniJajaway(K/S, D/S,
Kel. AntengKel. AnkulKel. AnwetKel. AnkidN/D, BGM/D)
12345678
1Jumlah Balita di wilayah Posyandu (S)1206548113112904175
2Jumlah Balita yang mempunyai KMS (K)120654811311289417499.98
3Jumlah Balita yang ditimbang (D)111053210661123383191.76
4Jumlah Balita yang naik berat badannya (N)775345768743263168.68
5Jumlah Balita Bawah Garis Merah (BGM)0137110.29
JUMLAH429719744099445214822260.7002439913
_1496305193.xlsSheet1
NoUraianJumlahKet
1234
1Jumlah target penduduk yang diperkirakan diare553
2Jumlah Penderita Diare352
3Jumlah Penderita Diare yang mendapatkan Oralit352
4Jumlah target penduduk yang diperkirakan pneumonia252
5Jumlah Balita dengan Pneumonia83
6Jumlah Balita dengan Pneumonia yang ditangani83
JUMLAH1675
0
_1496308600.xlsSheet1
No.KelurahanJumlah PendudukJumlah Kepala Keluarga KKJumlah Maskin dlm SK Walikota
SeluruhnyaMiskinSeluruhnyaYg MiskinYg memiliki kartuYg Belum memiliki kartu
Jml%Jml%Jml%Jml%
123456789101112
1Antapani Kulon8948110612.36270231611.700.000.00
2Antapani Wetan16898416524.654798119024.800.000.00
3Antapani Tengah20450.0041800.000.000.00
4Antapani Kidul2338920648.82494968713.880.000.00
JUMLAH49235938019.0516629219313.1900.0000.00
_1496305252.xlsSheet1
NoUraianJumlahKet
1234
1Jumlah rumah/bangunan yang ada5492
2Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa2400
3Jumlah rumah/bangunan bebas jentik2229
4Jumlah kasus DBD64
5Jumlah kasus DBD yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE)32
JUMLAH10217
_1496305141.xlsSheet1
NoUraianJumlahKet
1234
1Jumlah anak SD/sederajat1695
2Jumlah anak SD/sederajat mendapat DT275
3Jumlah anak SD/sederajat mendapat TT521
4Jumlah anak SD/sederajat mendapat Campak253
JUMLAH1049
_1496304604.xlsSheet1
NoUraianTotalKet
Antapani
12345
1Jumlah Balita21982198
2Jumlah pelayanan kesehatan Balita 8 kali17451745
3% Jumlah balita yang diberikan pelayanan kesehatan79.3979.39
4Jumlah Balita mendapat DIDTK minimal 2 kali11221122
5Jumlah Anak prasekolah (TK) yang mendapat DIDTK147147
JUMLAH5291.39035486815291.3903548681
_1496304817.xlsSheet1
NoUraianjumlah sassaranTotalKet
Antapani
12345
1Jumlah Murid Kelas 1 SD287287
2Jumlah Murid Kelas 1 SD yang diperiksa oleh Nakes287287
3% Siswa kelas 1 SD yang diperiksa100100
4Jumlah Siswa Kelas 1 SMP670670
5Jumlah Siswa Kelas 1 SMP Yang Diperiksa Kesehatan346346
6% Siswa kelas 1 SMP yang diperiksa51,651.64
7Jumlah Siswa Kelas 1 SMA346346
8Jumlah Siswa Kelas 1 SMA Yang Diperiksa Kesehatan346346
9% Siswa kelas 1 SMA yang diperiksa100100
10Jumlah seluruh siswa SD16951695
11Jumlah siswa SD yang diberikan pemeriksaan berkala272272
12% siswa SD yang diberikan pemeriksaan berkala16.0516.05
13Jumlah seluruh siswa SMP18021802
14Jumlah siswa SMP yang diberikan pemeriksaan berkala00
15% siswa SMP yang diberikan pemeriksaan berkala00.00
16Jumlah seluruh siswa SMA11001100
17Jumlah siswa SMA yang diberikan pemeriksaan berkala368368
18% siswa SMA yang diberikan pemeriksaan berkala33,533.45
_1496304511.xlsSheet1
NoUraianjumlah sasaran puskesmasTotalKet
Antapani
12456
1Jumlah Neonatus469469
2Jumlah Neonatus Mendapatkan Yankes 2 Kali469469
3% neonatus mendapatkan Yankes 2 Kali100100.00
4Jumlah Bayi (B12)456456
5Jumlah Yankes Bayi (B12) 4 Kali456456
6% Bayi mendapatkan Yankes 4 Kali100100.00
7Jumlah Yankes BBLR Yang Ditangani00
JUMLAH938938
_1496304082.xlsSheet1
NoUraianJumlah Inspeksi Sanitasi TTUTotalKet
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah TTU Yang Ada5757
2Jumlah TTU Yang Diperiksa4747
3Jumlah TTU Yang Sehat4040
4% TTU memenuhi syarat70.1870.18
5Jumlah Institusi Yang Ada44
6Jumlah Institusi Yang Diperiksa44
7Jumlah Institusi Yang Sehat44
8% Institusi memenuhi syarat100100
_1496304120.xlsSheet1
NoUraianJumlah Inspeksi Sanitasi TTUTotalKet
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah Tempat Pengelolaan Pestisida Yang Ada00
2Jumlah Tempat Pengelolaan Pestisida Yang Diperiksa00
3Jumlah Tempat Pengelolaan Pestisida Yang Sehat00
_1496304021.xlsSheet1
NoUraianJumlah Inspeksi Sanitasi JAGATotalKet
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah JAGA Yang Ada54925492
2Jumlah JAGA Yang Diperiksa24002400
3Jumlah JAGA Yang Sehat22622262
% JAGA memenuhi syarat41.1941.19
_1496303803.xlsSheet1
NoUraianPuskesmasTotalKet.
Antapani
12345
1Jumlah Sarana TPM Yang Ada5252
2Jumlah Sarana TPM Yang Diperiksa3030
3Jumlah Sarana TPM Yang Sehat2525
% TPM yang memenuhi syarat48.0848.08
_1496303875.xlsSheet1
NoUraianJumlah Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Air Limbah / PuskesmasTotalKet
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Yang Ada54925492
2Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Yang Diperiksa24002400
3Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Yang Sehat22622262
% SPAL memenuhi syarat41.1941.19
_1496303764.xlsSheet1
NoUraianTotalKet.
Antapani
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah Sarana Air Bersih Yang Ada54925492
2Jumlah Sarana Air Bersih Yang Diperiksa24002400
3Jumlah Sarana Air Yang Sehat24002400
4% Jumlah SAB memenuhi syarat43.7043.70
JUMLAH1029210292
_1496303365.xlsSheet1
NoJenis Klinik KhususJumlah Kunjungan yang Mendapat KIP/K /PuskesmasTotalKeterangan
Griya AntapaniAntapaniJajaway
1234567
1Sanitasi024024
2Gizi04884132
3Lansia032032
4Asi0662793
5Nursing Center002323
JUMLAH0170134304
_1496303643.xlsSheet1
NoUraianJumlah dan Jenis UKBM / PuskesmasTotalKeterangan
Griya AntapaniAntapaniJajaway
123567
1Posyandu0241943
2Posbindu0181937
3Dana Sehat901726
4Poskestren0000
5Pos UKK0000
6Toga12136130
JUMLAH1304561236
_1496303693.xlsSheet1
NoUraianTingkat Kemandirian Posyandu / PuskesmasTotalKeterangan
Griya AntapaniAntapaniJajaway
1234567
1Pratama0000
2Madya05611
3Purnama011314
4Mandiri081018
JUMLAH0241943
_1496303611.xlsSheet1
NoUraianJumlah PHBS Tatanan Rumah Tangga Kelurahan / PuskesmasTotalKet
Griya AntapaniAntapaniJajaway
Kel. AntengKel. Ankul&AnwetKel. Ankid
1234567
1Jumlah Rumah Tangga Yang Ada0473350259758
2Jumlah Rumah Tangga Yang Diperiksa0473349349667
3Jumlah Rumah Tangga Yang Sehat0330728816188
JUMLAH0127731284025613
% Rumah Tangga Sehat64.0115858074
_1496302951.xlsSheet1
No.KelurahanMATA PENCAHARIAN
PNSTNI/POLRIPegawai SwastaDagangWiraswasta
Jml%Jml%Jml%Jml%Jml%
123456789101011
1Antapani Kulon4154.88244.56167913.991301.86474836.16
2Antapani Wetan169619.9417733.65250820.89218531.29147011.20
3Antapani Tengah227426.745911.22332727.71197528.28484936.93
4Antapani Kidul412048.4426650.57449137.41269338.57206315.71
JUMLAH8505100.00526100.0012005100.006983100.0013130100.00
41149
Sheet1
11
Sheet1!#REF!
Sheet1!#REF!
_1496303025.xlsSheet1
No.KelurahanJumlah PendudukDATA RWDATA HITUNGANPEMBULATAN
JmlJmlLaki-lakiPerempuanLaki-lakiPerempuanLaki-lakiPerempuanLaki-lakiPerempuan
KKPddk065JML065JMLdata kel.65JML65JML65JML65JML65JML65JML
123456789101112131415161718LakiPerempuanlakiperempuanlakiperempuanlakiperempuan
1Antapani Kulon27028948492836822389100515345613524269423299511364387894882869814246423814212484142461221132184706.842975206641.0578512397109.49407.1570247934242.925619834720.528925619882820.791489361735.642553191590.5914893617328.2085106383196.034042553226.73191489366984241094072422080614249032819626678
2Antapani Wetan479816898124639139340152096522878983586129534902110504806816857692583291343240961741862266207961040714.899521531122.239669421571.19397.3205741627158.928229665128.1435406699692.7181383218.594594594631.513513513594.5405405405296.5135135135137.513513513514.324324324358391371397158286766229429613714569
3Antapani Tengah418020826202795183356811901302107141997951660562915902531012620840543493333273162861837417238816386153924.355614973354.7438016529105.99235.2032085562124.860962566826.1336898396551.283908604821.380102040828.9260204082110.6734693878204.9974489796108.158163265318.864795918449333210523512426525172311020410818480
4Antapani Kidul494923387000414385463040215755371414291788343126.695417789851.322314049644.64239.919137466383.6927223725.5795148248431.84522510084.935897435917.275641025635.7852564103219.6474358974102.41987179494.935897435938563044239835407414352191024378
JUMLAH166297005937539081208550029772406431736491144846518932258124772159164715812503.8472720266215924142105
46645
umurLali-lakiPerempuan
000
065-1445893
1Kel. Antapani417900181557701964343001667568816783000
Tengah
Sheet1
Lali-laki
Perempuan
347
2320
5797
18139
7338
1445
_1496303063.xlsSheet1
NOKELURAHANLUAS (Ha)JMLJarakKondisi KeterjangkauanRata-rata tempuh
WILRT/RWTerjauh (Km)Roda 2Roda 4Jalan KakiRoda 2Roda 4
12345678910
1Antapani Kulon9541/71.5012 Menit12 Menit
2Antapani Wetan11560/111.008 Menit8 Menit
3Antapani Tengah93106/231.0015 Menit20 Menit
4Antapani Kidul97.543112/191.003 Menit8 Menit
JUMLAH400.543314/59
_1496302989.xlsSheet1
No.KelurahanJumlah Rumah Tangga ( KK )Rata-rata Jiwa/KKKepadatan Penduduk (KM2)Pertumbuhan Penduduk
123456
1Kel. Antapani Kulon27028934=3.3194 Jiwa/Ha94.0421052632
2702
Rata-Rata Jiwa/KK
3-4 Jiwa
2Kel. Antapani Wetan479816708=3.48145 Jiwa/Ha145.2869565217
4798
Rata-Rata Jiwa/KK
3-4 Jiwa
3Kel. AntapaniTengah418020286=4.85222 Jiwa/Ha218.1290322581
4180
Rata-Rata Jiwa/KK
4-5 Jiwa
4Kel. Antapani Kidul494923390=4.73238 Jiwa/Ha239.7916816173
4949
Rata-Rata Jiwa/KK
4-5 Jiwa
Kec. Antapani1662969318=4.17173 Jiwa/Ha173.0600709537
16629
Rata-Rata Jiwa/KK
4-5 Jiwa
JUMLAH16629
Sheet1
11
Sheet1!#REF!
Sheet1!#REF!
_1496186849.xlsSheet1
NoUraianJumlah Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Sampah / PuskesmasTotalKet
Puskesmas Antapani
12345
1Jumlah Sarana Pembuangan Sampah Yang Ada54925492
2Jumlah Sarana Pembuangan Sampah Yang Diperiksa24002400
3Jumlah Sarana Pembuangan Sampah Yang Sehat22622262
% Tempat sampah yang memenuhi syarat41.1941.19
_1496216982.xlsSheet1
NoUraianJumlahKet
1234
1Jumlah penderita TB Paru BTA Positif2
2Jumlah penderita TB Paru BTA Positif yang diobati2
3Jumlah penderita TB Paru BTA Positif yang diobati yang sembuh2
JUMLAH6
_1496217066.xlsSheet1
NoUraianJumlahKet
1234
1Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan)515
2Jumlah Bayi (0-12 bln) mendapat HB0240
3Jumlah Bayi (0-12bln) mendapat BCG-Polio1288
4Jumlah Bayi (0-12bln) mendapat DPT1-HB 1-Hib1 Polio 2297
5Jumlah Bayi (0-12bln) mendapat DPT3-HB 3-Hib3 Polio 4308
6Jumlah Bayi (0-12bln) mendapat campak280
7% Bayi yang mendapat imunisasi lengkap17,6
1928
_1496187193.xlsSheet1
NoJenis Klinik KhususJumlah Kunjungan Rumah KIP/K / PuskesmasTotalKeterangan
Griya AntapaniAntapaniJajaway
1234567
1Sanitasi024024
2Gizi026026
3Lansia031031
4Asi020020
5Nursing Center0000
6BP062062
JUMLAH0163050
_1496186310.xlsSheet1
NoUraianDistibusi MPASI Baduta Gakin / PuskesmasTotalKeterangan
Griya AntapaniAntapaniJajaway
Kel. AntengKel. AnkulKel. AnwetKel. Ankid
12345678
1Jumlah balita gizi buruk01223
2Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan01223
JUMLAH0246