24. PPh Pasal 15
BREVET PAJAK A/B
24. PPh Pasal 15
24. PPh Pasal 15
Objek PPh Pasal 15
Penghasilan atas :
1. Pelayaran Dalam Negeri
2. Pelayaran Luar Negeri
3. Penerbangan Dalam Negeri
4. Penerbangan Luar Negeri
24. PPh Pasal 15
Pemotong PPh Pasal 15
Pemotong PPh adalah pihak yang membayarkan atau men-charter kapal atau pesawat yang disewanya dari perusahaan pelayaran/penerbangan dalam negeri dan perjanjian charter atau BUT perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri
24. PPh Pasal 15
Saat Pemotongan PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 dipotong oleh pihak lain, pemotongan dilakukan pada saat pembayaran atau terutangnya penghasilan
24. PPh Pasal 15
PPh 15 Pelayaran Dalam Negeri
Dasar Hukum :
• KMK-416/KMK.04/1996 berlaku sejak tahun pajak 1996
• SE-29/PJ.4/1006
Pengertian :
Orang yang bertempat tinggal di Indonesia atau badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia (SPDN) yang melakukan usaha pelayaran dengan kapal yang didaftarkan baik di Indonesia maupun di luar negeri atau dengan kapal pihak lain
24. PPh Pasal 15
PPh 15 Pelayaran Dalam Negeri
Objek PPh :
WP perusahaan pelayaran dalam negeri dikenakan PPh atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperolehnya baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Meliputi Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP dari pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penyewaan kapal dari:
24. PPh Pasal 15
PPh 15 Pelayaran Dalam Negeri
• Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lain di Indonesia,
• Pelabuhan di Indonesia ke luar pelabuhan Indonesia,
• Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia,
• pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lain di luar Indonesia
24. PPh Pasal 15
PPh 15 Pelayaran Dalam Negeri
Tarif:
PPh Terutang = 30% x (4% x Peredaran bruto)
= 1,2% x Peredaran Bruto
Bersifat: FINAL
24. PPh Pasal 15
PPh 15 Pelayaran Dalam Negeri
1. Dalam hal pengguna jasa adalah bukan pemotong pajak, maka Wajib Pajak perusahaan pelayaran DN wajib menyetor sendiri PPh yang terutang (paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya).
24. PPh Pasal 15
PPh 15 Pelayaran Dalam Negeri
2. Dalam hal penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian persewaan atau charter dengan pemotong pajak maka pihak pemotong tersebut wajib melakukan pemotongan pada saat pembayaran atau terutang, memberikan bukti potong, menyetorkan paling lambat tgl 10 bulan berikutnya.
Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 15 dilakukan tanggal 20 bulan berikutnya.
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15Penerbangan Dalam Negeri
Dasar Hukum
1. KMK-475/KMK.04/1996 berlaku sejak tahun pajak 1996
2. SE-35/PJ.4/1996
Pengertian :
Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri adalah WP perusahaan penerbangan yang bertempat kedudukan di Indonesia (SPDN Badan) yang memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian charter
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15Penerbangan Dalam Negeri
Tarif:
PPh Terutang = 30% x (6% x Peredaran Bruto)
= 1,8 % x Peredaran Bruto
Bersifat: TIDAK FINAL
Objek PPh
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15Penerbangan Dalam Negeri
Semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berdasarkan perjanjian charter dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri
24. PPh Pasal 15
PPh 15Penerbangan/Pelayaran LN
Dasar hukum :
1. KMK-417/KMK.04/1996 berlaku sejak 14 Juni 1996
2. SE-32/PJ.4/1996
Pengertian :
WP yang bertempat kedudukan di luar negeri yang melakukan usaha melalui Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia
24. PPh Pasal 15
PPh 15Penerbangan/Pelayaran LN
Tarif:
PPh Terutang = 2,64% x Peredaran Bruto
Bersifat FINAL
• Objek PPh
adalah semua nilai pengganti atau imbalan berupa uang atau nilai uang dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri
24. PPh Pasal 15
Objek PPh Pasal 15
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 atas Kantor Perwakilan Dagang Asing
Dasar Hukum
1. KMK-634/KMK.04/1994 berlaku sejak 1 Januari 1995
2. KEP-667/PJ./2001 berlaku sejak 29 Oktober 2001
3. SE-02/PJ.03/2008
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 atas Kantor Perwakilan Dagang Asing
Yaitu Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang mempunyai kantor perwakilan dagang (representative office/liaison office), selanjutnya disingkat KPD, di Indonesia yang berasal dari negara yang belum mempunyai Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia.
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 atas Kantor Perwakilan Dagang Asing
Yaitu Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang mempunyai kantor perwakilan dagang (representative office/liaison office), selanjutnya disingkat KPD, di Indonesia yang berasal dari negara yang belum mempunyai Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia.
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 atas Kantor Perwakilan Dagang Asing
Tarif
PPh terutang = 0,44% X nilai ekspor bruto
Bersifat FINAL
Khusus untuk kantor perwakilan dagang (KPD) yang berasal dari negara mitra P3B maka besarnya tarif pajak yang terutang disesuaikan dengan tarif BPT (Branch Profit Tax) dari suatu Bentuk Usaha Tetap tersebut sebagaimana dimaksud dalam P3B terkait
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 jasa maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak
Dasar Hukum
1. KMK-543/KMK.03/2002 berlaku sejak 1 Januari 2003
2. SE-02/PJ.31/2003
24. PPh Pasal 15
Jenis Manufacturer
• Toll Manufacturer : bahan baku, bahan penolong, persediaan dan resiko penjualan disediakan oleh pengguna jasa. Dalam situasi seperti ini, Toll Manufacturer menyediakan pabrik, mesin dan tenaga kerja untuk memproduksi dan pengguna jasa yang harus menyediakan semua bahan dan barang yang diperlukan untuk pembuatannya. Setelah barang jadi, barang menjadi milik pengguna jasa.
24. PPh Pasal 15
Jenis Manufacturer
• Contract Manufacturer : sama dengan Toll Manufacturer, hanya saja sebagian atau seluruh bahan baku, bahan penolong dan persediaan disediakan oleh Contract Manufacturer. Pengguna jasa hanya memberikan petunjuk dan desain produk yang diinginkan. Setelah barang jadi, barang menjadi milik pengguna jasa.
• Full-Fledged Manufacturer : Seluruhnya disediakan oleh Full-Fledged Manufacturer. Barang jadi menjadi persediaan barang dagangan Full-Fledged Manufacturer. Disebut juga dengan produsen.
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 jasa maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak
o Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon (Contract Manufacturing) internasional adalah
• Wajib Pajak badan dalam negeri yang melakukan jasa pembuatan atau perakitan barang berupa produk mainan anak-anak, dengan bahan-bahan, spesifikasi, petunjuk teknis dan penentuan imbalan jasa dari pihak pemesan yang berkedudukan di luar negeri dan mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 jasa maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak
• PPh terutang = 2,1% X jumlah seluruh biaya pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk biaya pemakaian bahan baku (direct materials)
• Bersifat FINAL
• PPh wajib dilunasi sendiri dengan cara pembayaran setiap bulan
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 jasa maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak
o Pengertian biaya pembuatan atau perakitan barang (manufacturing cost) mencakup seluruh pengeluaran yang umumnya meliputi :
• Biaya pabrikasi langsung
• Biaya pabrikasi tidak langsung
• Biaya umum dan administrasi
24. PPh Pasal 15
PPh Pasal 15 jasa maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak
Sesuai dengan pembukuan komersial WP. Tidak termasuk biaya bahan baku yang sudah disediakan oleh principal.o Besarnya pembayaran PPh setiap bulan dihitung berdasarkan jumlah
realisasi seluruh manufacturing cost setiap bulannya:
• Setor tanggal 15 bulan berikutnya
• Lapor tanggal 20 bulan berikutnya