Pengambilan Darah Donor
(Penyadapan Darah)
Hari/tanggal Praktikum : jumat, 11 Desember 2015
Tempat Praktikum : Laboratorium Hematologi Jurusan Analis Kesehatan
I. Tujuan
1. Untuk mendapatkan volume darah yang tepat dan sesuai dengan kapasitas kaontong
darah sehingga dapat menghasilkan produk darah dengan kualitas yang baik.
2. Untuk dapat mengetahui teknik pengumpulan darah yang bersifat aman untuk transfuse
darah.
II. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu penyadapan darah dan
penimbangan volume darah
III. Prinsip
Pengambilan bahan darah donor yang berasal dari darah vena yang telah lulus seleksi
donor untuk kemudian ditampung pada kantong darah untuk keperluan transfusi darah.
IV. Dasar Teori
Pengertian Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien. Transfusi darah merupakan suatu tindakan medis yang
bertujuan menggantikan kehilangan darah pada pasien yang diakibatkan karena kecelakaan,
operasi pembedahan atau oleh karena suatu penyakit. Darah yang tersimpan di dalam kanton
darah dimasukkan ke dalam tubuh melalui selang infuse. Darah yang dipindahkan dapat
berupa darah lengkap dan komponen darah.
Pengelolaan Darah
Pengelolaan darah adalah tahapan kegiata untuk mendapatkan darah sampai dengan
kondisi siap dipakai, yang mencakup antara lain :
a. Rekuitmen donor
b. Oemeriksaan golongan darah
c. Oengambilan darah samar
d. Pengambilan darah donor
e. Peemisahan darah menjadi komponen darah
f. Pemeriksaan kecocokan darah donor dengan pasien
g. Penyimpanan darah di suhu tertentu untuk menjaga kualitas darah, dll
Jenis Donor Darah
Terdapat dua jenis donor darah yaitu :
1. Sumbangan darah yang ditunjukkan kepada UTD sebagai pengganti stok darah di UTD
(donor tidak mengetahui identitas pasien)
2. Sumbangan darah dari donor keluarga yang ditunjukkan untuk pasien tertentu sesuai dengan
permintaan keluarga.
Prosedur Donor Darah
Prosedur donor darah meliputi seleksi donor yang bertujuan untuk menjamin kesehatan
dan keselamatan donor, resepian serta petugas, pengambilan darah, pemeriksaan serologis,
pengolahan komponen darah, penyimpanan darah dan pengiriman atau pendistribusian darah.
Persyaratan Donor Darah
1) Keadaan umum
Calon donor tidak Nampak sakit, tidak dalam pengaruh obat – obatan (narkotika) dan
alkohol serta tidak menderita penyakit – penyakit kronis dan menular.
2) Umur donor
Berumur antara 17 – 60 tahun, terkecuali atas pertimbangan dokter donor yang berusia
60 tahun dapat menumbangkan darahnya sampai dengan umur 65 tahun, namun donor
pertama kali tidak diperbolehkan pada usia 60 tahun.
3) Donor dengan berat badan 45 kg dapat menyumbangkan darahnya sebanyak 350 ml,
ditambah sejumlah darah untuk pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari 30 ml.
donor dengan BB 50 kg atau lebih dapat menyumbangkan darahnya maksimal sebanyak
450 ml tetapi tidak melebihi 15% dari pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari dari
30 ml.
4) Suhu
Suhu tubuh calon donor yang diperbolehkan untuk menyumbangkan darahnya yaitu
dengan suhu normal 37ºc
5) Nadi
Denyut nadi teratur berkisar antara 60 – 100x / menit
6) Tekanan darah
Tekanan darah sangat berpengaruh dalam melakukan donor darah, tekanan darah normal
untuk melakukan donor darah yaitu untuk tekanan sistolik antara 100 – 160 mm Hg dan
tekanan diastolic antara 60 – 100 mm Hg.
7) Hemoglobin
Kadar hemoglobin calon donor yaitu >12,5 g/dl. Penetapan kadar hemoglobin dilakukan
minimal dengan metode CuSo4 (BJ 1.053)
8) Haid, Kehamilan, dan menyusui
setelah selesai haid, 6 bulan setelah melahirkan, dan 3 bulan setelah berhenti menyusui
diperkenankan menyumbangkan darahnya.
9) Jarak penyumbangan darah
Jarak penymbangan darah tidak kurang dari 8 minggu, maksimal 5 kali setahun.
Penyumbangan darah lengkap dapat dilakukan minimal 48 jam setelah menjalani
plasma/tromboforesis.
10) Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan resipie, calon donor juga harus memnuhi
persyaratan berikut :
a. Kulit donor, kulit lengan di daerah tempat penyadapan harus sehatn tanpa kelainan dan
tidak ada bekas tusukan jarum.
b. Riwayat transfusi darah, calon donor tidak boleh menyumbangkan darahnya dalam
waktu 12 bulan setelah mendapatkan transfusi
c. Penyakit infeksi, calon donor yang menunjukkan gejala terinfeksi suatu penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya.
d. Riwayat imunisasi dan vaksinasi
Calon donor yang akan menyumbangan darahnya dapat dilakukan setelah 8 minggu
mendapatkan imunisasi atau vaksinasi
e. Riwayat operasi, dengan ketentuan sebagai beriku : 5 hari setelah pencabutan gigi, 6
bulan setelah menjalani operasi kecil dan 12 bulan untuk operasi besar.
f. Riwayat pengobatan, ketentuannya yaitu : 3 hari setelah mengonsumsi obat yang
megandung aspirin dan piroxicam, dan 12 bulan setelah dinyatakan sembuh terhadap
suatu penyakit infeksi sifilis dan gonorrhoe.
g. Tindik dan tattoo dan tusukan jarum
Calon donor dapat menyumbangkan darahnya 12 bulan setelah ditato, ditindik dan
ditusuk jarum.
h. Pecandu narkotika dan alkohol, untuk pecandu narkotika dan alkohol tidak boleh
menyumbangkan darahnya selamanya.
Pengambilan darah donor untuk transfusi
Pengambilan darah donor dilakukan pada donor yang telah lolos seleksi. Proses
seleksi donor ini merupakan upaya untuk menjaga keselamatan donor dan resipien atau orang
yang menerima darah. Seluruh proses pengambilan darah harus terdokumentasi dengan baik.
Dalam melakukan pengambilan darah donor harus diperhatikan dengan baik teknik untuk
dapat memperoleh darah yang aman , dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Semua prosedur dilakukan secara aseptik, darah harus disadap secara aseptis
menggunakan alat – alat steril
2. Petugas pengambilan darah adalah teknisi yang mempunyai kompetensi dan telah terlatih
di dalam hal pengambilan darah
3. Kantong darah harus dipilih yang sudah memiliki izin edar Depkes RI, layak dipakai dan
lulus uji mutu oleh instansi atau unit yang berwenang. Pada setiap kantong darah harus
ada sistem penomoran kantong darah. Nomor tersebut harus tertera pada setiap kantong
dan selang darah, tabung specimen, dan formulir pengantar ke laboratorium.
4. Aliran darah harus lancar
5. Volume darah yang mengambil harus sesuai dengan volume antikoagulan
6. Selesai aftap segera dilakukan penyimpanan darah pada suhu 4ºC ± 2ºC
7. Keterangan label harus melekat pada kantong darah dan mudah untu dibaca.
V. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tempat tidur
2. Tensimeter
3. Timbangan darah
4. Arteri klem / pean
5. Hand sealer
6. Gunting
7. Tempat kapas
8. Tempat pinset, gunting, kasa
9. Kantong darah
10. Meditape
11. Pinset
12. Kassa steril
13. Tensoplast
14. Hemoscale
b. Bahan
1. Darah vena
VI. Cara Kerja
1. Persilakan donor berbaring pada bed pengambilan
2. Lakukan verifikasi formulir data donor
3. Tempatkan lengan donor di sampig badan di atas tempat tidur dengan posisi lengan bagian
dalam menghadap ke atas
4. Pasang tensimeter dengan posisi selang tensimeter di atas
5. Naikkan tensimeter sampai batas antara systole dan diastole, raba dan tentukan letak vena
dimana akan dilakukan penusukan, turunkan tensimeter
6. Persilakan donor mencuci lengan sesuai dengan prosedur tetap pencucian lengan donor.
7. Identitas kantong darah sesuai dengan formulir donor yaitu :
a. Nomor register
b. Golongan darah
c. Tanggal pengambilan
d. Nama petugas aftap
8. Pada tabung sampel tempelkan stiker barcode yang sesuai dengan barcode pada kantong
darah.
9. Ambil kapas betadine, lakukan desinfeksi pada lokasi yang akan ditusuk sesuai dengan
barcode pada kantong darah
10. Ambil kantong darah, cek kondisi kantong dan selang sebelum pengambilan darah
dilakukan
11. Buat simpul longgar pada selang kantong darah ±15 cm dari arah jarum
12. Tempatkan kantong darah diatas timbangan darah sesuai dengan prosedur tetap
penimbangan darah donor.
a. Timbangan gantung
b. Timbangan elektrik
13. Naikkan tensimeter kembali sampai batas sistol dan diastole
14. Lakukan penusukan dengan cara :
a. Buka tutup jarum, posisi lubang jarum menghadap ke atas
b. Tekan secara perlahan lengan donor di bawah lokasi penusukan dengan tangan kiri
c. Tusukkan jarum 1 dan 2 inci dari vena dorong sampai bagian berada di tengah vena,
jangan sampai menembus sisi vena yang lain (bisa terjadi hematom pada lengan donor)
d. Aturlah posisi jarum searah dengan vena. Setelah darah keluar turunkanlah tensimeter
antara 40 – 50 mm Hg
15. Tutup lokasi penusukan dengan kasa steril selama proses penusukan darah dengan
menggunakan pinset
16. Lakukan fiksasi selang di lengan donor dengan menggunakan plester di dua tempat agar
kedudukan jarum tidak berubah
17. Lengkapi formulir penerimaan darah dan sampel, formulir konfirmasi golongan darah,
formulir pengiriman darah untuk komponen dan lembar kerja pengambilan darah donor
18. Apabila volume darah sudah tercapai sesuai dengan jenis kantong darah yang digunakan,
jepit selang dengan klem A ±5 cm dari arah jarum
19. Serut selang kantong darah dari klem A kea rah kantong darah dengan menggunakan hand
sealer ±5 cm, kemudian jepit selang kantong dengan klem B ±2 cm dari klem A
20. Potong selang kantong darah diantara klem A dan klem B kemudian kencangkan simpul
pada selang
21. Tempatkan tabung sampel di ujung potongan selang, buka klem A dan isilah 3 tabung
sampel 3 ml dengan darah vena donor, langsung dari selang yang masih ada lengan donor
tersebut sebanyak 3 ml.
22. Tutup klem A
23. Turunkan tensimeter sampai batas sampai nol
24. Ambil kapas kering letakkan diatas tusukkan vena dengan sedikit ditekan, kemudian cabut
jarum dengan vena donor secara perlahan, kemudian tutup tempat kapas kering, segera
setelah mengambil kapas
25. Minta donor menekan bekas tusukan pada vena dengan menggunakan kapas kering dan
mengangkat lengan ke atas, jangan meminta donor untuk menekuk lengannya
26. Buang selang dan jarumnya dalam sharp box sekali pakai
27. Serut selang kantong darah dengan hand sealer hingga darah dalam selang masuk ke dalam
kantong darah, homogenkan agar darah tercampur baik dengan antikoagulan, lepaskan
hand sealer hingga selang dapat terisi kembali dengan darah yang telah tercampur dengan
antikoagulan
28. Ulangi penyerutan selang kantong minimal tiga kali
29. Cocokkan nomer sampel dengan nomor kantong darah, simpan darah dalam refrigerator
atau cool box darah pada suhu 4ºC ± 2ºC atau biarkan pada suhu kamar bila darah tersebut
diperuntukkan atau diolah menjadi trombosit
30. Simpan sampel darah pada refrigerator dalam keadaan tertutup pada suhu 4ºC ± 2ºC
apabila belum dikerjakan atau dikirim ke laboratorium
31. Catat pada buku register donor darah
32. Periksa luka tusukan pada donor, bila tidak ada perdarahan tutup dengan plester penutup
luka.
VII. Hasil Pengamatan
Keterangan :
Alat hand sealer, berfungsi untuk menyerut darah pada
selang kantong darah untuk dapat mengalirkan ke
dalam kantong darah.
Keterangan :
Alat timbangan gantung yang berfungsi sebagai tempat
mengaikatkan kantong darah berdasarkan besarnya
volume darah
Keterangan :
Gunting berfungsi sebagai alat untuk memotong serang
kantong darah
Keterangan :
Kantong darah yang berfungsi sebagai tempat untuk
menampung darah donor. Kantong darah telah
dilengkapi dengan jarum, selang serta barcode sebagai
nomor sampel.
Keterangan :
Formulir pengisian untuk mengetahui identitas pasien
serta riwayat kesehatan pendonor sebelum melakukan
donor darah.
Keterangan :
Pengecekan tensi untuk mengetahui tekanan darah
pendonor. Tekanan darah yang normal untuk
melakukan donor darah yaitu berkisar antara untuk
sistol yaitu 100-160 mmHg dan tekanan diastole yaitu
sekitar 60-100 mmHg.
Keterangan :
Pengambilan darah donor dilakukan pada darah vena
dengan spuit yang telah terdapat pada kantong darah.
Keterangan :
Selama pengambilan darah, kantong darah dikaitkan
pada timbangan dengan cara menggantungkan untuk
mengetahui volume darah yang telah mencukupi.
Keterangan :
Penjepitan selang kantong darah dengan menggunakan
klem setelah volume darah yang tertampung telah
tercukupi.
Keterangan :
Dilakukan pemotongan selang dengan menggunakan
gunting pada bagian antara jepitan klem A dan klem B.
Keterangan :
Dilakukan penyerutan dengan menggunakan hand
sealer pada selang darah minimal dilakukan sebanyak 3
kali agar darah tertampung ke dalam kantong darah.
VIII. Pembahasan
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau suatu komponen darah dari
seseorang donor kepada resipien atau orang lain dengan tujuan untuk mengganti kehilangan
darah pasien akibat kecelakaan, operasi pembedahan atau oleh karena suatu penyakit. Darah
yang digunakan untuk transfusi adalah darah manusia atau bagian – bagiannya yang diambil
dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyumbangan
darah adalah semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah.
Pada praktikum ini dilakukan pengambilan darah donor (penyadapan darah). Sebelum
seseorang melakukan donor darah, terlebih dahulu harus melalui proses seleksi donor, proses
ini bertujuan untuk menjaga keselamatan darah donor dan untuk menjaga keselamatan
resipien atau yang menerima darah. Seseorang yang telah dinyatakan lolos seleksi dapat
dilakukan pengambilan darah. Calon pendonor wajib untuk mengisi formulir pendaftaran
donor, persyaratan menjadi donor, dan diperbolehkan untuk menanyakan hal – hal yang tidak
dimengerti kepada petugas. Adapun persyaratan yang tertera di dalam formulir yaitu memuat
beberapa criteria kondisi fisik yang diantaranya : keadaan umum, umur donor, berat badan,
suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, kadar hemoglobin, keadaan haid, kehamilan dan
menstruasi serta jarak dalam melakukan penyumbangan darah.
Dalam praktikum pengambilan darah, teknik pengambilan hanya dilakukan secara
demonstrasi, namun sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan darah an sampel yang
baik dan sesuai dengan prosedur agar dapat diperoleh darah yang bersifat aman serta tidak
menimbulkan adanya gangguan dan keluhan terhadap pasien atau resipien. Teknik
pengambilan darah dan sampel darah dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua prosedur dilakukan secara aseptic, darah disadap dengan menggunakan alat – alat
steril agar tidak menimbulkan kontaminasi pada sampel.
b. Keterampilan petugas dalam melakukan pengambilan darah
c. Kantong darah yang digunakan sebaiknya yang telah memiliki izin edar dari Depkes RI,
layak pakai dan telah melewati uji mutu oleh unit transfusi atau instansi yang berwenang
d. Aliran darah saat dilakukan pengambilan lancar
e. Pengambilan darah harus kurang dari waktu 6 menit
f. Volume darah dengan antikoagulan harus sama atau seimbang
g. Penyimpanan darah yang telah diambil disimpan pada suhu 4 ºC - 2ºC
Pengambilan darah donor dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan tekanan darah donor dengan tujuan untuk mengetahui tekanan darah sistol
dan diastol donor engan menggunakan alat tensimeter. Normalnya orang yang dapat
menjadi donor adalah mereka yang memiliki tekanan darah sistol antara 100 – 160 mm
Hg dan untuk tekanan darah diastole yaitu antara 60 – 100 mm Hg. Selain itu,
penggunaan alat tensimeter ini juga dapat digunakan untuk memperjelas letak vena yang
akan ditusuk. Setelah dipastikan tekanan darah donor dalam keadaan baik, maka kantong
darah sebagai tempat penampung darah dapat dipersiapkan, dimana kantong yang
digunakan adalah kantong yang telah dilengkapi dengan jarum serta selang untuk
mengalirkan darah menuju kantong darah. Sangat perlu diperhatikan kantong darah yang
digunakan, dipastikan sebelum melakukan pengambilan barcode untuk nomor sampel
telah terpasang dengan baik, kantong darah dalam kondisi layak digunakan dan telah
memiliki izin pengedaran.
Pengambilan darah donor dilakukan pada bagian darah vena, dimana prosedur
pengambilan pada prinsipnya hampir sama dengan sampling phlebotomi, yaitu lokasi
penusukan dilakukan desinfeksi untuk membersihkan dari bekas – bekas
pengkontaminasi, kemudian dilakukan penusukan dengan menggunakan jarum yang spuit
pada kantong darah tersebut. Pada saat penusukan, posisi lubang jarum mengahdap ke
atas, lalu dilakuka penarikan pada bagian bawah dari lokasi penusukan dan perlahan
masukan jarum sekitar 1 sampai 2 inci hingga ke dalam vena. Pada saat darah telah
keluar, tensi meter diturunkan hingga tekanan 40 – 50 mm Hg. darah akan mengalir ke
selang kantong dan perlahan akan masuk ke dalam kantong darah. Kantong darah
diletakkan diatas timbangan dengan tujuan untuk mengetahui volume darah yang ingin
dicapai. Selama pengambilan darah, lokasi penusukan ditutup dengan kasa steril
menggunakan pinset. Saat volume darah yang telah tercukupi di dalam kantong darah,
maka selang pada kantong darah dijepit menggunakan klem A sepanjang ±5 cm dari arah
jarum, hal ini dikarenakan agar darah tidak kembali mengalir arah donor. Darah yang ada
pada selang kemudian diserut dengan alat hand sealer, tujuannya adalah agar darah
sepenuhnya turun dan masuk ke dalam kantong darah dan bercampur dengan
antikoagulan. dari klem A dilakukan penjepitan kembali dengan tambahan klem B ±2cm
lalu dari bagian tengah antar kedua klem kemudian dipotong menggunakan gunting dan
dikencangkan kembali simpul pada selang.
Dilakukan pengambilan darah yang berasal dari klem A untuk selanjutnya
ditampung pada tabung sampel sebanyak 3 tabung dengan volume 3 ml, saat
pengambilan selesai ditutup dengan mengencangkan simpul pada klem A. selesai
melakukan pengambilan darah, alat tensimeter pada lengan donor dapat diturunkan
tekanannya serta dilakukan dilakukan penutupan pada lokasi penusukan dengan
menggunakan kapas kering. Selang dan jarum yang telah selesai digunakan pada
pengambilan darah dibuang pada sharp box sekali pakai. Darah yang masih tersisa pada
bagian selang diserut kembali dengan hand sealer hingga darah tertampung seluruhnya di
dalam kantong darah. Di dalam kantong, darah dapat tercampur dengan baik dengan
antikoagulan apabila darah dihomogenkan secara merata. Darah yang telah berada di
dalam kantong darah dapat disimpang pada suhu 4 ºC - 2ºC dalam cool box dan
refrigerator sedangkan penyimpanan darah dapat pula dilakukan pada suhu kamar jika
darah diperuntukkan untuk diolah menjadi trombosit.
Lama pengambilan darah bervariasi tergantung dari banyak tidaknya penyumbangan
darah. Pengambilan darah akan mengambil waktu kurang lebih 10 menit darah yag telah
diambil sekitar 250 cc atau 350 cc atau kira – kira 7 – 9% dari volume rata – rata orang
dewasa. Darah dikumpulkan ke dalam kantong darah 250 ml yang mengandung 65 – 75
ml CPC (Citrate Phosphatase Dextrose) atau ACD ((Acid Citrate Dextrose). Volume
darah tersebut nantinya akan digantikan oleh tubuh dalam waktu 24 – 48 jam dengan
minum air yang cukup.
Pengambilan darah donor tidak diperbolehkan pada beberapa orang dengan riwayat
penyakit hepatitis B dan C, orang dengan tindik atau tato pada bagian tubuhnya, pasca
operasi dalam kurun waktu 72 jam, penerimaan vaksin dan imunisasi, penerimaan atau
sedang menjalani terapi injeksi, transplatasi kulit dalam satu tahun terakhir, pada wanita
hamil, setelah melahirkan, dan sedan menyusui, orang dengan ketergantungan obat,
alkohol dan narkotika orang yang mengalami perdarahan serta orang yang terinfeksi
penyakit HIV/ AIDS.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk mendapatkan volume darah yang sesuai dengan kapasitas kantong darah dapat
dilakukan melalui pengambila darah donor yang berasal dari darah vena, darah yang
keluar akan mengalir pada selang dan akan tertampung masuk ke bagian kantong darah.
Darah yang ada di dalam kantong akan diletakkan di atas timbangan untuk mengetahui
volume darah yang ditentukan
2. Teknik pengambilan darah dapat dilakukan dengan menggunakan alat – alat steril dimana
prinsip pengambilan darah sama dengan phlebotomi namun digunakan pula alat
tensimeter untuk mengukur tekanan darah dan untuk memperjelas letak vena yang
ditusuk. Penusukkan dilakukan 1 sampai 2 inci ke bagian tengah vena, darah akan
mengalir langsung pada selang dan perlahan akan memenuhi kantong darah, untuk
tercapainya volume darah yang dicapai digunakan pula timbangan sebagai alat untuk
meletakkan kantong darah selama proses pengambilan darah berlangsung. Saat
pengambilan darah selesai, selang darah dijepit dengan klem dan darah ditampung
sebanyak 3 ml pada 3 buat tabung sampel. Tahap akhir setelah selesai melakukan
pengambilan darah, bekas tusukan ditutup dengan kapas steril dan alat jarum dan selang
yang digunakan dibuang pada sharp box. Sisa darah yang ada pada selang dapat
diturunkan dengan cara diserut menggunakan hand sealer sehingga darah dapat turun dan
bercampur merata dengan antikoagulan.
X. Daftar pustaka
Joevha . 2011. Makalah tentang Pelayanan Transfusi Darah. Online. http ://
joevha.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tentang-pelayanan-transfusi-darah.html?
m=1 (diakses pada 11 Desember 2015)
Putra, Eko. 2015. Kebijakan Permintaan Darah. Online.
http://ekoputrairawan.wordpress.com (diakses pada 11 Desember 2015)
Dimar. 2014. Donor Platelet Apheresis. Online.
http://dimartamank.blogspot.co.id/2014/05/donor-platelet-apheresis.html?m=1
(diakses pada 11 Desember 2015)