3.1 Prosedur Pengambilan Sampel/ penentuan titik sampling
Pengambilan sampel air ini dilakukan untuk pemeriksaan fisik dan kimia air.
a. Sampel air dari badan air Sungai Mojorejo, Kab. Pasuruan
Debit air hanya berkisar kurang dari 5 m3/detik dengan kedalaman ± 25 cm, sehingga
pengambilan sampel air hanya dilakukan pada satu titik dengan cara merawas.
Prosedur pengambilan sampel air permukaan :
1) Mencatat :
a) Titik koordinat pengambilan sampel air menggunakan GPS
b) Nama sumber air
c) Tanggal pengambilan sampel air
d) Jam pengambilan sampel air
e) Keadaan cuaca
2) Menyiapkan alat pengambilan sampel berupa botol Kaca.
3) Mensterilkan Botol dengan merendam di air Panas selama 30 menit.
4) Membilas alat dengan sampel air yang akan diambil, sebanyak tiga kali
5) Mengisi botol dengan sampel air sampai penuh sesuai dengan arah aliran air dan
hindari adanya gelembung udara selama pengisian.
6) Tutup botol dengan rapat.
b. Sampel air dari air PDAM sebagai air bersih dari kran kos-kosan Gang Mulyorejo
Suparlan no 32-B, Surabaya.
Sumber air di kos-kosan Gang Mulyorejo Suparlan no 32-B, Surabaya berasal dari
PDAM kota Surabaya, sehingga pengambilan sampel air dilakukan pada kran/mulut
pompa keluarnya air.
Prosedur pengambilan sampel air tanah :
1) Mencatat :
a) Titik koordinat pengambilan sampel air menggunakan GPS
b) Nama sumber air
c) Tanggal pengambilan sampel air
d) Jam pengambilan sampel air
e) Keadaan cuaca
2) Menyiapkan alat pengambilan sampel berupa botol plastik.
3) Mensterilkan Ujung Kran dengan cara membakar dengan Bunsen selama 3 menit.
4) Buka kran air dan biarkan selama 5 menit, ambil sampel setelah 5 menit.
5) Mengisi botol dengan sampel air sampai penuh pada kran/mulut pompa keluarnya air
dan hindari adanya gelembung udara selama pengisian.
6) Tutup botol dengan rapat
3.2 Prosedur Pemeriksaan
a. Menggunakan alat SensIon MM 150
Dalam satu kali pengukuran, secara otomatis alat ini akan memunculkan hasil dari empat
parameter, antara lain pH, Electrical Conductivity (EC) atau Daya Hantar Listrik, ORP,
dan Temperatur. Sehingga hanya diperlukan satu kali pengukuran saja untuk mendapat
hasil dari parameter-parameter tersebut, kecuali jika terdapat eror pada hasil pengukuran
maka pengukuran harus diulang dengan menekan kembali tombol centang.
Prosedur :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan diuji.
2) Memasang kabel penghubung probe ke SensIon. Posisikan garis putih pada ujung
kabel probe menghadap ke atas, serta posisi layar juga menghaddap ke atas.
3) Memastikan probe sudah terkalibrasi dan bersih.
4) Menuang sampel air dari badan air Sungai Mojorejo, Kab. Pasuruan ke dalam tabung
pemeriksaan dengan volume 50 ml.
5) Meletakkan di tatakan tabung.
6) Memasukkan probe ke sampel.
7) Menyalakan tombol power pada SensIon dan tunggu hingga layar blank.
8) Menekan tombol centang (√) dan tunggu beberapa menit untuk mendapatkan hasil
pengukuran. Jika ada beberapa hasil yang error maka tekan lagi tombol centang
hingga semua angka pada beberapa parameter keluar.
9) Mencatat hasil pengukuran pada lembar pengukuran.
10) Mematikan SensIon dengan menekan dan menahan tombol power.
11) Membersihkan probe dengan aquadest dan keringkan dengan tissue.
12) Ulangi dengan langkah yang sama menggunakan sampel air PDAM sebagai air
bersih dari air Kran kos-kosan Gang Mulyorejo Suparlan no 32-B, Surabaya.
b. Menggunakan alat SensIon DO6
Dalam satu kali pengukuran, alat ini mampu memunculkan hasil pengukuran dari dua
parameter, yaitu Temperatur dan Disolved Oxygen (DO) atau jumlah oksigen terlarut.
Untuk prosedur pengoperasiannya sama dengan SensIon MM 150.
Prosedur :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan diuji.
2) Memasang kabel penghubung probe ke SensIon. Posisikan garis putih pada ujung
kabel probe menghadap ke atas, serta posisi layar juga menghaddap ke atas.
3) Memastikan probe sudah terkalibrasi dan bersih.
4) Menuang sampel air dari badan air Sungai Mojorejo, Kab. Pasuruan ke dalam tabung
pemeriksaan dengan volume 50 ml.
5) Meletakkan di tatakan tabung.
6) Memasukkan probe ke sampel.
7) Menyalakan tombol power pada SensIon dan tunggu hingga layar blank.
8) Menekan tombol centang (√) dan tunggu beberapa menit untuk mendapatkan hasil
pengukuran. Jika ada beberapa hasil yang error maka tekan lagi tombol centang
hingga semua angka pada beberapa parameter keluar.
9) Mencatat hasil pengukuran pada lembar pengukuran.
10) Mematikan SensIon dengan menekan dan menahan tombol power.
11) Membersihkan probe dengan aquadest dan keringkan dengan tissue.
12) Ulangi dengan langkah yang sama menggunakan sampel air tanah sebagai air bersih
dari air Kran kos-kosan Gang Mulyorejo Suparlan no 32-B, Surabaya.
c. Menggunakan alat Turbidimeter
Alat ini digunakan untuk melihat tingkat kekeruhan dari sampel air yang akan diuji.
Prosedur :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan diuji
2) Membersihkan tabung pemeriksaan bagian dalam dengan tissue
3) Menuang sampel air Sungai Mojorejo, Kab. Pasuruan pada tabung pemeriksaan
sampai batas garis putih kemudian menutup tabung dengan erat
4) Membersihkan tabung pemeriksaan bagian luar dengan tissue
5) Masukkan tabung pemeriksaan kedalam tatakan/lubang pemeriksaan dengan indikator
anak panah berwarna putih menghadap ke depan
6) Tekan power untuk menyalakan dan tunggu hingga layar blank
7) tekan Read dan tunggu beberapa menit untuk mendapatkan hasil.
8) Mencatat hasil pada lembar pemeriksaan
9) Ulangi dengan langkah yang sama menggunakan sampel air PDAM sebagai air bersih
dari air Kran kos-kosan Gang Mulyorejo Suparlan no 32-B, Surabaya.
3.3 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pemeriksaan yang diperoleh pada
saat pemeriksaan sampel air secara fisika dan kimia di laboratorium kesehatan lingkungan
Universitas Airlangga dengan :
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air untuk sampel air dari badan air
Sungai Mojorejo, Kabupaten Pasuruan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk sampel air PDAM sebagai air bersih dari
kran kos-kosan jalan Gang Mulyorejo Suparlan no 32-B, Surabaya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
1. Sampel air permukaan dari badan air Sungai Mojorejo, Kabupaten Pasuruan.
a. Sampel : Air Sungai
b. Nama Sungai : Sungai Mojorejo
c. Lokasi : Desa Sidowayah, Kecamatan Beji,
Kabupaten Pasuruan
a. Tanggal/waktu : Minggu, 27 September 2015, 17.02 WIB
d. Titik Koordinat : S 070 36.487’ dan E 112045.968’
e. Cuaca : Mendung
f. Suhu Udara : 27,4oC
g. Kondisi Fisik Air : Jernih
h. Pemeriksaan : Kualitas air secara Fisika dan Kimia
i. Hasil Pemeriksaan Air Sungai Menggunakan MM150
Parameter Hasil Pemeriksaan
Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001
PH 7,60 5-9Suhu 26,1 Deviasi 5
EC (Electrical Conductivity)
36,1 µs/cm -
ORP (Oxidation Reduction Potential)
129,6 mV -
j. Hasil Pemeriksaan Air Sungai Menggunakan DO6
Parameter HasilPemeriksaan
Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001
DO (Disolved Oxigen) 71,1% 0 (angka batas minimum)
Suhu 26,8 Deviasi 5
k. Hasil Pemeriksaan Air Sungai Menggunakan Turbidimeter
Parameter Hasil Pemeriksaan
Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001
Kekeruhan (NTU) 1,7 NTU -
2. Sampel air kran dari air PDAM sebagai air bersih.
a. Sampel : Air Kran PDAM
b. Lokasi : Gang Mulyorejo Suparlan no 32-B, Surabaya.
a. Tanggal/waktu : Senin, 28 September 2015 , 08.45 WIB
c. Titik Koordinat : S 070 16135’ dan E 112046.525’
d. Kondisi Fisik Air : Jernih
e. Suhu Udara : 28,5oC
f. Pemeriksaan : Kualitas air secara Fisika dan Kimia
g. Hasil pemeriksaan Air Kran menggunakan MM150
Parameter Hasil Pemeriksaan
Permenkes No. 416 Tahun 1990
PH 7,70 6,5 – 8,5Suhu 27,5 Suhu udara ±3oC
EC (Electrical Conductivity)
44,6 µs/cm -
ORP 146,8 mV -
h. Hasil Pemeriksaan Air Kran Menggunakan DO6
Parameter HasilPemeriksaan
Permenkes No. 416 Tahun 1990
DO (Disolved Oxigen) 81,9% -
Suhu 28,6 Suhu udara ±3oC
i. Hasil Pemeriksaan Air Kran Menggunakan Turbidimeter
Parameter Hasil Pemeriksaan
Permenkes No. 416 Tahun 1990
Kekeruhan (NTU) 0,5 NTU 5 NTU
4.1 Pembahasan
a. Air Badan air dari Sungai Mojorejo, Kec. Beji, Kab. Pasuruan
Air badan air dari sungai Mojorejo dapat di kelompokkan ke dalam air kelas 4, ini di
karenakan fungsinya sebagai air Untuk Pengairan persawahan atau pertanian yang
berada di area Desa Mojorejo, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Dari hasil
pengukuran kualitas fisika dan kimia air badan air yang dilakukan di laboratorium
Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Didapatkan hasil untuk
pH air sungai Mojorejo sebesar 7,60 dan sesuai dengan standar PP RI No. 82 Tahun
2001 yaitu 5 - 9.
Untuk Pengukuran Temperature atau suhu di dapatkan hasil sebesar 26,1⁰C dan
26,8⁰C , dan setelah di bandingkan dengan standar yakni PP RI No. 82 Tahun 2001 yang
menyatakan deviasi 5 yang berarti suhu air adalah suhu udara ± 50C. diketahui pada saat
pengukuran, suhu lingkungan sebesar 27,4oC, sehingga standar suhu tersebut adalah
antara 22,4 – 32,4oC. dari hasil tersebut maka dapat di ketahui suhu air sebesar 26,1oC
dan 26,8⁰C masih dalam rentang normal.
Selanjutnya untuk DO air sungai Mojorejo sebesar 71,1% dan ini juga sudah sesuai
dengan standar PP RI No. 82 Tahun 2001 karena minimal kadar DO nya adalah 0 %.
Untuk parameter EC, ORP, dan kekeruhan tidak dapat di nilai dikarenakan belum
ada standar dalam PP RI No. 82 Tahun 2001.
b. Air kran dari air PDAM sebagai air bersih.
Pengukuran air kran dari air PDAM sebagai air bersih menggunakan standar
Permenkes No. 416 Tahun 1990.
Dari hasil pengukuran PH didapatkan hasil kualitas fisik dan kimia air badan air
yang dilakukan di laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNAIR didapatkan hasil 7,70. Hasil ini masih dalam rentang normal standar PH sesuai
peraturan Permenkes No. 416 Tahun 1990 yaitu sebesar 6,5 – 8,5.
Untuk Pengukuran Temperature atau suhu menggunakan MM150 didapatkan hasil
27,5oC dan menggunakan DO6 di dapatkan hasil 28,6oC. Dari acuan yang di gunakan
yakni Permenkes Nomor 416 tahun 1990 di jelaskan bahwa penghitungan di lakukan
dari suhu udara ± 3oC, maka rentang normal suhu yaitu 28,5 ± 3oC yaitu 25,5 – 31,5oC.
Ini berarti bahwa hasil pengukuran suhu dari MM150 atau DO6 masih berada pada
rentang normal yakni 25,5 – 31,5oC .
Untuk pengkukuran tingkat kekeruhan yang telah dilakukan di dapatkan hasil 0,5
NTU. Dari data yang di jadikan acuan yakni Permenkes no 416 tahun 1990 disebutkan
hasil maksimal kekeruhan adalah 5 NTU, ini berarti kekeruhan masih berada dalam
rentang Normal.
Untuk parameter EC, ORP, dan DO tidak dapat di nilai dikarenakan belum ada
standar dalam Permenkes No 416 tahun 1990.
Recommended