BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi
Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya meramalkan
kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan
sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap
setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang dibutuhkan
untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah Sakit
sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana
untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit
diharapkan dapat bekerja dengan tarif yang dapat terjangkau oleh
masyarakat luas.
Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem
keuangan Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola
oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan
dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta
persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain
akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga
membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam
pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam
mengatasinya.
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari
manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus
diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan
mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan
maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang
menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan
sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 1
pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual
Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang
berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan
tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun
dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Rumah Sakit ?
b. Apa Jenis – Jenis Rumah Sakit ?
c. Bagaimana Sistem Akuntansi Dana di Rumah Sakit ?
d. Bagaimana Laporan Keuangan Rumah Sakit ?
e. Bagaiman Sistem Rumah Sakit Pemerintah Daerah Sebagai Badan
Layanan Umum (BLU) ?
f. Bagaimana Manfaat Akuntansi Rumah Sakit ?
g. Bagaimana Implementasi Akuntansi Rumah Sakit ?
h. Bagaimana Siklus Transaksi Rumah Sakit ?
1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui Pengertian Rumah Sakit.
b. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Rumah Sakit.
c. Untuk Mengetahui Sistem Akuntansi Dana di Rumah Sakit.
d. Untuk Mengetahui Laporan Keuangan Rumah Sakit.
e. Untuk Mengetahui Sistem Rumah Sakit Pemerintah Daerah
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
f. Untuk Mengetahui Manfaat Akuntansi Rumah Sakit.
g. Untuk Mengetahui Implementasi Akuntansi Rumah Sakit.
h. Untuk Mengetahui Siklus Transaksi Rumah Sakit.
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Menurut WHO rumah sakit adalah sebagai organisasi sosial dan
kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap
dalam hal :
a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pusat penelitian biomedis
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI rumah sakit adalah
sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian.
2.2 JENIS-JENIS RUMAH SAKIT
Secara umum, rumah sakit berdasarkan fungsinya memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dibagi dalam beberapa jenis :
1. Rumah Sakit Umum
Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita
berbagai jenis penyakit, pengobatan umum, pembedahan dan sebagainya.
Biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam untuk
memberikan pertolongan pertama
2. Rumah Sakit Terspesialisasi
Merupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi terhadap suatu
penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Rumah sakit yang dapat
dikategorikan sebagai rumah sakit terspesialisasi antara lain trauma center,
rumah sakit anak, gigi, manula, dll. Biasanya rumah sakit ini memiliki
afiliasi dengan universitas atau pusat medis tertentu.
3. Rumah sakit pendidikan/penelitian
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 3
Adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian
dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu lembaga/universitas .
biasanya digunakan sebagai tempat pelatihan dokter-dokter muda, uji coba
obat baru, atau teknik pengobatan baru.
4. Rumah sakit lembaga/perusahaan
Merupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu
lembaga/perusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
anggota lembaga/perusahaan tersebut.
5. Klinik
Merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah sakit dan
hanya melayani keluhan tertentu. Klinik biasanya hanya menerima pasien
rawat jalan dan dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-
dokter yang ingin membuka praktik pribadi. Kumpulan klinik disebut
poliklinik.
2.3 AKUNTANSI DANA RUMAH SAKIT
Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik
akuntansi di rumah sakit. Namun, harus disadari bahwa tidak semua rumah
sakit adalah organisasi yang bersifat nirlaba. Beberapa rumah sakit
dioperasikan sebagai layaknya perusahaan yang mencari laba, bahkan
beberapa diantaranya melakukan penjualan sahamnya di pasar modal.
Dalam kasus rumah sakit yang berorientasi laba, standar akuntansi yang
diikuti adalah standar akuntansi keuangan yang digunakan untuk sektor
komersial.
Dalam hal ini dibahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip
penggunaan akuntansi dana dalam rumah sakit. Dalam mengatur rumah
sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)
Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh
Financial Accounting Standards Board – FASB (Dewan Standar
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 4
Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan no.117 tentang
Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.
2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)
Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan
standar akuntansi yang dikembangkan oleh Govermenttal Accounting
Standards Board – GASB (Dewan Standar Akuntansi Pemerintah).
Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan
informasi keuangan mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)
Yaitu dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan
tertentu.
2. Dana Terikat (Restricted Fund)
Yaitu dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu
yang biasanya muncuul karena permintaan dari pihak eksternal yang
memberikan sumbangan. Terikat tidaknya aktiva tergantung pada
ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan sumber keuangan
Tidak ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk
rumah sakit. PSAK yang paling cocok untuk sementara waktu digunakan
adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba.
Berdasarkan PSAK 45, akuntansi RS tidak berdasarkan sistem
dana, hanya dana tunggal. Namun aktiva bersih RS dikategori berdasarkan
tiga jenis:
1. Dana tidak terikat
2. Dana terikat sementara, yaitu dana denga pembatasan yang bersifat
sementara
3. Dana terikat permanen, yaitu dana denga pembatasan yang bersifat
permanen
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 5
2.4 LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
Dalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan
keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu:
1. Neraca
Terdiri dari :
a. Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:
Aktiva lancer dan aktiva tetap
Utang lancer dan utang jangka panjang
b. Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:
Aktiva bersih tidak terikat
Aktiva bersih terikat temporer
Aktiva bersih terikat permanen
Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar
baik isi maupun proses penyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi
dibandingkan dengan neraca perusahaan yang sering kita kenal disektor
komersial namun demikian ada beberapa hal yang secara khusus perlu
diperhatikan antara lain:
a. Kas
Jumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada
Dana Terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat
direalisasi.
c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian,
atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai
pemberian.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya
dalam Dana Umum.
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 6
e. Aktiva yang Disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada
dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang
mensponsori dana tersebut.
f. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g. Saldo Dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana
yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu:
terikat, terikat sementara waktu, dan terikat permanen.
2. Laporan Operasi
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan
dalam Laporan Operasi (Statement of Operations). Laporan ini mencakup
tentang pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang
mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi
harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam
perusahaan, yang melaporkan hal kegiatan operasi rumah sakit selama
periode berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun
rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh
selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode
berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja.
3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva
bersih yang Tidak Terikat, Terikat Sementara, dan terikat Permanen.
4. Laporan Arus Kas
Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas
komersial. Laporan arus kas terdiri dari:
1. Aktivitas operasi
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 7
2. Aktivitas investasi
3. Aktivitas pendanaan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Terdiri dari :
1. Gambaran umum RS
2. Iktisar kebijakan akuntansi
3. Penjelasan pos-pos laporan keuangan
Ditjen Pelayanan Medit Depkes membuat ketentuan akuntansi,
khususnya bagi RS yang sudah menjadi BLU (Badan Layanan Umum).
Pedoman akuntansi RS ini berisi 10 bab:
1. Pendahuluan
2. Laporan Keuangan
3. Akuntansi Aktiva
4. Akuntansi Kewajiban
5. Akuntansi Aktiva Bersih (Ekuitas)
6. Akuntansi Perubahan Aktiva Bersih
7. Laporan Arus Kas
8. Catatan Atas Laporan Keuangan
9. Ilustrasi Laporan Keuangan
10. Rasio Keuangan
2.5 RUMAH SAKIT PEMERINTAH DEARAH SEBAGAI BADAN
LAYANAN UMUM(BLU)
2.5.1 Pengertian Badan Layanan Umum (BLU)
Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No.
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan
Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 8
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas”.
Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan
pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Tujuan dibentuknya BLU
adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa “Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kemudian ditegaskan
kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari
asal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwa
“BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek
bisnis yang sehat”.
2.5.2 Rumah Sakit Sebagai BLU
a. Standar Pelayanan dan Tarif Layanan Rumah Sakit
Pelanggan baik eksternal maupun internal mempunyai keinginan-
keinginan ataupun harapan terhadap jasa yang disediakan oleh rumah sakit.
Mereka mempunyai persyaratan-persyaratan yang diharapkan dapat
dipenuhi oleh rumah sakit. Namun demikian pelanggan eksternal sebagai
pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat
dipuaskan (customer satisfaction), sedangkan tenaga profesi mengajukan
persyaratan agar pelayanan yang disediakan memenuhi standar profesi,
sedangkan pihak manajemen menghendaki pelayanan yang efektif dan
efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari berbagai sudut pandang
Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan
standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh menteri / pimpinan
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 9
lembaga / gubernur / bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya, harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan,
biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.Dalam hal rumah sakit
pemerintah di daerah (RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan
oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Standar pelayanan
minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan
pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi
BLU/BLUD;
2. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
3. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung
tingkat pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
4. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan,
berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi
BLU/BLUD;
5. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan
yang telah ditetapkan.
Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD
dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa
layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan
tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan
oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD
sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh menteri
keuangan/kepala daerah dengan peraturan menteri keuangan/peraturan
kepala daerah.
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 10
b. Pengelolaan Keuangan
Adanya desentralisasi dan otonomi daerah dengan berlakunya UU
tentang Pemerintahan Daerah (UU No. 32 Tahun 2004, terakhir diubah
dengan UU No. 12 Tahun 2008), UU No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, serta Kepmendagri No. 29 Tahun
2002 tentang Pedoman Umum Penyusunan APBD, kemudian PP No. 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, PP No.
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Permendagri
No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, membuat rumah sakit pemerintah daerah harus
melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam pengelolaan keuangan
maupun penganggarannya, termasuk penentuan biaya.
Dengan terbitnya PP No. 23 Tahun 2005, rumah sakit pemerintah
daerah mengalami perubahan menjadi BLU. Perubahan ini berimbas pada
pertanggungjawaban keuangan tidak lagi kepada Departemen Kesehatan
tetapi kepada Departemen Keuangan, sehingga harus mengikuti standar
akuntansi keuangan yang pengelolaannya mengacu pada prinsip-prinsip
akuntabilitas, transparansi dan efisiensi. Anggaran yang akan disusun pun
harus berbasis kinerja (sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002).
c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
BLU sebagai instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
merupakan organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba. Sesuai dengan
Pasal 26 ayat (2) PP No. 23 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa
“Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia”. Ketentuan ini menimbulkan inkonsistensi, karena
BLU merupakan badan/unit atau organisasi pemerintahan yang seharusnya
menggunakan PSAP atau Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 11
diatur menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, namun dalam PP No. 23 Tahun 2005 menggunakan PSAK
(Standar Akuntansi Keuangan) yang berasal dari IAI. Sebagai organisasi
kepemerintahan yang bersifat nirlaba, maka rumah sakit pemerintah daerah
semestinya juga menggunakan SAP bukan SAK.
2.6 MANFAAT AKUNTANSI RUMAH SAKIT
Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan
masalah dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit.
Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan
biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula
serta berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan
demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan
perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit
secara optimal.
Sistem akuntansi Rumah Sakit Pemerintah bertujuan untuk
memberikan pengendalian dan pengawasan terhadap jalannya keuangan
rumah sakit, terlebih lagi saat ini Rumah Sakit telah ditetapkan sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai Badan Layanan
Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui Kantor Kas
Negara. Dan membantu dalam upaya memantau peningkatan perkembangan
kinerja dan nilai Rumah Sakit.
2.7 IMPLEMENTASI AKUNTANSI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi
Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
umum. Sistem keuangan Rumah Sakit mengalami perubahan secara
keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi
lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari
tahun ke tahun.
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 12
Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan
pelayanan, juga membuka peluang untuk menghindari penyalahgunaan
dalam pengelolaan keuangan negara. Akuntansi Rumah Sakit yang
merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu
sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam
pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan
dalam Rumah Sakit. Kendala pada Rumah Sakit yang belum terpecahkan
sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan
pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual
Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku
yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta
mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun hal ini
dirasakan menjadi beban bagi petugas Rumah Sakit.
Dalam penerapannya RS Pemerintah menggunakan Sistem Cash Basis atau
Kas Stelsel yaitu sistem yang hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran
uang, sehingga sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan
dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadi
lebih mudah. Penerimaan akan dicatat jika telah diterima uang dan
pengeluaran dalam satu tahun anggaran yang ditentukan. Serta
menggunakan Sistem Accrual Basis yaitu sistem transaksi dan peristiwa
diakui pada saat kejadian, bukan pada saat hak diterima atau dibayar, dan
dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata lain
penghasilan diakui pada saat penyerahan jasa, bukan pada saat kas diterima;
dan biaya diakui pada saat terjadinya, buka pada saat kas dibayarkan.
2.8 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Dengan adanya penggunaan akuntansi dalam rumah sakit maka lebih
mempermudah pengawasan dan pengendalian keuangan oleh pemerintah.
Dalam standar akuntansi terdapat prinsip-prinsip yang menyebabkan
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 13
laporan keuangan tidak mencerminkan realitas ekonomi yang ada, akibatnya
laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.
Kelebihan dari Laporan Hasil Usaha adalah Memungkinkan untuk
analisis laporan keuangan, Memungkinkan laporan pertanggungjawaban
manajemen. Kekurangan dari sebuah Laporan Hasil Usaha yakni digunakan
hanya untuk melihat berapa besar pendapatan saja, keuntungan diserahkan
pada pemerintah di lihat dari laporan
Dari laporan arus kas rumah sakit dapat diketahui kelebihannya
yakni jumlah keluar masuk kas dapat terkontrol dengan baik, dengan
leporan keungan yang baik kredibilitas kepada rumah sakit meningkat.
Kekurangannya yakni dari banyaknya penggunaan kas dalam rumah sakit
lebih mudah di manipulasi dan fiktifkan.
2.9 SIKLUS TRANSAKSI RUMAH SAKIT
Siklus transaksi rumah sakit, yaitu siklus pendapatan, siklus
pengeluaran, siklus pelayanan, dan siklus keuangan, dan siklus pelaporan
keuangan.
a) Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah
sakit kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran
pasien atau tagihan dari pihak lain.
b) Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa
dari pihak laindan pelunasan utang dan kewajibannya.
c) Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya
rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit.
d) Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital
fund (dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana
likuid lainnya) dan sumber dana jangka panjang.
e) Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi
(operating cycle) sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus
ini memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain dan
memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PSAK yang paling “cocok” untuk sementara waktu digunakan
adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba. Berdasarkan PSAK 45,
akuntansi RS tidak berdasarkan sistem dana, hanya dana tunggal. Namun
aktiva bersih RS dikategori berdasarkan tiga jenis: Dana tidak terikat,
Dana terikat sementara, Dana terikat permanen Terikat tidaknya aktiva
tergantung pada ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan sumber
keuangan. Laporan keuangan berdasarkan PSAK 45 terdiri atas: Neraca,
Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan
Keuangan Ditjen Pelayanan Medit Depkes membuat ketentuan akuntansi,
khususnya bagi RS yang sudah menjadi BLU (Badan Layanan Umum).
Pedoman akuntansi RS BLU ini tidak spesifik berdasarkan satu
PSAK,misalnya hanya PSAK 45, melainkan berbagai PSAK yang terkait.
PSAK yang terkait aktiva, utang, ekuitas, pendapata, dan biaya yang
diterbitkan oleh IAI yang relevan juga menjadi dasar akuntansi.
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 15
DAFTAR PUSTAKA
https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/akuntansi-rumah-sakit/
http://accountingareas.blogspot.co.id/2013/05/akuntansi-rumah-sakit_9.html
AKUNTANSI RUMAH SAKIT 16