ANALISIS DAMPAK INDUSTRI GARMEN TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
DI KECAMATAN PECANGAAN
KABUPATEN JEPARA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi
Oleh:
YESI PRATIWI
E100160306
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
ii
iii
1
ANALISIS DAMPAK INDUSTRI GARMEN TERHADAP KONDISI
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN PECANGAAN
KABUPATEN JEPARA
Abstrak
Industri garmen di Indonesia semakin berkembang pesat. Saat ini industri garmen
tidak hanya berada di Ibukota saja tetapi juga kota-kota lain seperti Kabupaten
Jepara. Berdirinya pabrik garmen PT.Jiale dan PT.Samwon di Kecamatan
Pecangaan Kabupaten Jepara telah banyak menyerap tenaga kerja. Maka tidak
menutup kemungkinan bahwa keberadan pabrik di tengah masyarakat,
menimbulkan adanya perubahan dan dampak bagi masyarakat. Sehingga hal
tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengkaji
karakteristik sosial ekonomi masyarakat terhadap perkembangan pabrik garmen
di Kecamatan Pecangaan dan juga dampak sosial maupun ekonomi dari
perkembangan pabrik garmen terhadap masyarakat di Kecamatan Pecangaan.
Metode yang digunakan adalah survei masyarakat yang diambil dari data per
Kartu Keluarga di Desa Gemulung sebanyak 1.231 kartu keluarga dan Desa
Pulodarat ada 1.665 kartu keluarga. Berdasarkan banyaknya populasi tersebut,
maka dilakukan pengambilan sampel dengan metode purposif sampling,
didapatkan hasil sampel Desa Gemulung sebanyak 92 per kartu keluarga yang
sudah bekerja dan untuk Desa Pulodarat sebanyak 94 per kartu keluarga.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan mengamati bagaimana
kondisi lingkungan masyarakat sekitar pabrik dan wawancara pada masyarakat
dengan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan analisis deskriptif
kuantitatif serta analisis interaksi keruangan. Hasil yang didapatkan bahwa
kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Gemulung dan Pulodarat memiliki
kondisi yang baik terutama setelah berdirinya pabrik garmen. Kondisi sosial dan
ekonomi sebelum dan sesudah berdirinya pabrik dapat dilihat dari adanya
perubahan pekerjaan dan pendapatan dari masyarakat. Dampak positif terhadap
kondisi sosial masyarakat berupa adanya lowongan pekerjaan dan terbukanya
lapangan usaha baru, untuk dampak negatif berupa pencemaran limbah yang
menimbulkan bau serta pencemaran udara. Dan dampak positif terhadap kondisi
ekonomi yaitu meningkatnya pendapatan masyarakat, sedangkan dampak
negatifnya berupa tingginya harga lahan.
Kata Kunci: dampak, industri garmen, sosial, ekonomi.
Abstract
The garment industry in Indonesia is growing rapidly. Currently the garment
industry is not only in the capital city but also other cities such as Jepara Regency.
The establishment of PT. Jiale and PT. Samwon garment factories in the District
of Pecangaan, Jepara Regency has absorbed a lot of labor. So do not rule out the
possibility that the existence of the factory in the community, causing a change
and impact on the community. So that it needs further investigation. The purpose
2
of this study is assessing the socio-economic characteristics of the community on
the development of garment factories in the District of Pecangaan and also the
social and economic impacts of the development of the garment factory on the
community in the District of Pecangaan. The method used is a community survey
taken from data per Family Card in Gemulung Village of 1,231 family cards and
Pulodarat Village of 1,665 family cards. Based on the population size, a purposive
sampling method was taken, the sample of Gemulung Village was 92 samples per
working family and 94 Pulodarat villages per family card. Data collection is done
through observation by observing how the environmental conditions of the
community around the factory and interviews with the community with a
questionnaire. The data analysis method used is quantitative descriptive analysis
and spatial interaction analysis. The results obtained show that the socio-economic
conditions of the people in Gemulung and Pulodarat villages have good
conditions, especially after the establishment of a garment factory. Social and
economic conditions before and after the founding of the factory can be seen from
changes in employment and income from the community. Positive impacts on
social conditions in the form of job vacancies and opening of new business fields,
for negative impacts in the form of sewage pollution that causes odors and air
pollution. And the positive impact on economic conditions is the increase in
community income, while the negative impact is in the form of high land prices.
Keywords : impact, garment industries, social, economy
1. PENDAHULUAN
Sektor Industri merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia, salah satunya
adalah industri garmen. Perkembangan industri garmen saat ini semakin besar, dan
tidak hanya di ibukota saja tetapi sudah merambah ke berbagai daerah seperti
Kabupaten Jepara tepatnya di Kecamtan Pecangaan. Ada dua pabrik garmen di
Kecamatan Pecangaan yaitu PT.Jiale dan PT.Samwon yang sama-sama bergerak
dibidang garmen. Faktor yang mendorong berdirinya pabrik garmen ini karena
ketersediaan lahan yang luas, sumber daya manusia berlimpah, serta sarana dan
prasarana yang mendukung. Hingga saat ini industri pabrik garmen meenjadi
penyumbang perekonomian terbesar kedua di Jepara setelah industri furniture.
Keberadaan kedua pabrik garmen di Kecamatan Pecangaan membawa
perubahan besar bagi masyarakat sekitar mapun masyarakat luar wilayah.
Perubahan besar terjadi pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya. Adanya
perubahan kondisi sosial pada masyarakat ditimbulkan oleh migrasi, pertumbuhan
penduduk yang kian meningkat, alih profesi serta gaya hidup. Perubahan pada
3
kondisi ekonomi terlihat pada meningkatnya pendapatan masyarakat maupun
daerah, harga lahan semakin tinggi dan munculnya mata pencaharian baru seperti
kos-kosan, laundri dan warung makan.
Perubahan tersebut menjadikan timbulnya dampak bagi masyarakat akibat dari
perkembangan industri garmen, sehingga mendorong peneliti melakukan penelitian
mengenai dampak industri garmen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
dampak sosial maupun ekonomi masyarakat terhadap perkembangan pabrik garmen
di Kecamatan Pecangaan.
Munculnya dampak baik itu posistif maupun negatif di kehidupan masyarakat,
menjadikan peneliti membuat judul untuk penelitian ini sebagai berikut “Analisis
Dampak Industri Garmen Terhadap Kondisi Soisal Ekonomi Masyarakat Di
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara”. Harapannya dalam penelitian ini dapat
mengkaji lebih dalam lagi tentang dampak yang ditimbulkan pabrik garmen
terhadap perubahan sosial maupun ekonomi masyarakat.
2. METODE
Metode yang digunakan untuk penelitian yaitu metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi yang telah ditentukan dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini yaitu masyarakat Desa Gemulung Dan Pulodarat per Kartu
Keluarga yang sudah bekerja. Berdasarkan dari populasi tersebut maka diambil
sampel sebanyak 186 meliputi Desa Gemulung sebesar 92 orang dan Desa
Pulodarat sebesar 94 orang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah metode purposif sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan
dari survei secara langsung dengan kuesioner dan data dari BPS maupun kantor
desa setempat. Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara editing, koding dan
tabulasi. Dan untuk menganalisis data menggunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif serta analisis geografi berupa analisis interaksi keruangan.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Gemulung dan Pulodarat
Tabel 1 Jumlah Masyarakat yang Bekerja di Pabrik Garmen
Bekerja di Garmen Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Iya 19 21 19 20
Tidak 73 79 75 80
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan hasil Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat yang
bekerja di pabrik garmen PT.Samwon ataupun PT.Jiale dari Desa Gemulung
sebanyak 21% dan Desa Pulodarat ada 20%. Jumlah masyarakat yang bekerja di
garmen pada dua desa tersebut menunjukkan proporsi yang sama.
Tabel 2 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Gemulung dan Pulodarat
Pendidikan
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
SD 26 28 25 27
SMP 26 28 28 31
SMA 35 39 36 38
Sarjana/D3 5 5 4 4
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 2 Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Gemulung
adalah SMA dengan persentase 35% dan Desa Pulodarat juga sama Pendidikan
rata-ratanya SMA. Tingkat Pendidikan sarjana/D3 sangat jarang pada masyarakat
Desa Gemulung dan Pulodarat terbukti dari hasil survei hanya menunjukkan
sebesar 5% dan 4%.
Tabel 3 Jumlah Tanggungan Keluarga Masyarakat Gemulung dan Pulodarat
Jumlah
Tangungan
Keluarga
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 1 1 3 3
2 5 5 15 16
3 27 29 28 30
4 29 32 25 27
5
Jumlah
Tangungan
Keluarga
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
5 22 24 10 11
6 6 7 6 6
8 2 2 4 4
Tidak Punya 0 0 3 3
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 3 Jumlah tanggungan keluarga dari masyarakat Desa
Gemulung paling banyak berjumlah 4 dengan persentase 32% dan untuk Desa
Pulodarat jumlahnya paling banyak 3 sebesar 30%.Rata-rata masyarakat baik
Desa Gemulung dan Pulodarat memiliki jumlah tanggungan keluarga berkisar
antara 3 sampai 4.
Tabel 4 Jumlah Anak dari Masyarakat Desa Gemulung dan Pulodarat
Jumlah Anak
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 27 29 26 28
2 26 28 35 38
3 28 30 18 19
4 7 9 4 4
5 1 1 2 2
6 2 2 2 2
7 0 0 3 3
Tidak Punya 1 1 4 4
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4 Jumlah anak dari masyarakat Desa
Gemulung paling banyak memiliki 3 anak sebesar 30%. Dan untuk masyarakat
Desa Pulodarat paling banyak mempunyai 2 anak sebesar 38%. Jumlah anak
seperti 5, 6, 7 justru memiliki persentase hanya 1 hingga 3% saja.
Tabel 5 Jenis Pekerjaan dari Masyarakat
Pekerjaan
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Pedagang 10 11 11 12
Wiraswasta 16 17 19 20
Petani 5 5 4 4
6
Pekerjaan
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Buruh 19 21 20 21
Karyawan 13 14 11 12
Ibu Rumah
Tangga 21 23 23 25
Lainnya 8 9 6 6
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan jenis pekerjaan masyarakat yang
bermacam-macam. Rata-rata masyarakat Desa Gemulung berprofesi sebagai ibu
rumah tangga 23% dan buruh sebesar 21%. Sedangkan masyarakat Desa
Pulodarat berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebesar 25% dan buruh 21%. Jenis
pekerjaan Lainnya yang merupakan jawaban beda dari diberikan masyarakat yang
memiliki pekerjaan tidak disebutkan seperti diatas. Pekerjaan dari responden
tersebut adalah guru, penjahit, tukang batu dan tukang kayu.
Tabel 6 Pendapatan per bulan dari Pekerjaan Responden
Pendapatan
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
< 1.000.000 14 15 10 11
1.000.000-3.000.000 47 51 45 48
3.000.000-4.000.000 10 11 13 14
> 4.000.000 0 0 3 3
Tidak ada 21 23 23 24
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 6 Pendapatan per bulan masyarakat rata-rata menunjukkan
jumlah 1.000.000 hingga 3.000.000 dari Desa Gemulung sebesar 51% dan Desa
Pulodarat sebesar 48%. Selain itu responden yang tidak memiliki penghasilan juga
memberikan persentase yang besar dari Desa Gemulung 23% dan Desa Pulodarat
24%. Masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tersebut merupakan ibu rumah
tangga yang memang tidak bekerja, hanya mengurus rumah dan anak.
7
Tabel 7 Lama Bekerja dari Masyarakat
Lama Bekerja
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 Tahun 6 7 15 16
2-3 Tahun 24 26 21 22
> 5 Tahun 45 49 34 36
Tidak Ada 17 18 24 26
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan hasil Tabel 7 Lama bekerja masyarakat. Sebesar 49%
masyarakat dari Desa Gemulung rata-rata mengatakan sudah bekerja selama 5
tahun bahkan lebih, dan begitu juga sebaliknya pada Desa Pulodarat ada sebesar
36%. Dan yang mengatakan sudah bekerja selama 2-3 tahun ada 26% dari Desa
Gemulung dan 22% dari Desa Pulodarat.
Tabel 8 Jam Bekerja Masyarakat dalam Satu hari
Jam Kerja (dalam
sehari)
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
< 3 Jam 0 0 13 14
3-5 Jam 11 12 14 15
5-7 Jam 33 36 15 16
> 7 Jam 27 29 28 30
Tidak ada 21 23 24 25
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Hasil Tabel 8 menunjukkan rata-rata masyarakat Desa Gemulung bekerja 5-
7 jam dalam sehari ada 36%. Dan Desa Pulodarat rata-rata masyarakatnya bekerja
selama 7 jam lebih dalam sehari ada 30%. Masyarakat dari kedua desa tersebut
rata-rata bekerja sekitar 5 hingga 7 jam lebih dalam sehari.
Tabel 9 Pekerjaan Sampingan Masyarakat
Pekerjaan
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Pedagang 4 4 5 5
Wiraswasta 11 13 9 10
Petani 1 1 4 4
8
Pekerjaan
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Buruh 1 1 2 2
Karyawan 1 1 2 2
Lainnya 74 80 72 77
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan pekerjaan sampingan yang dimiliki
masyarakat Desa Gemulung rata-rata menjawab tidak memiliki pekerjaan
sampingan begitupun sebaliknya pada Desa Pulodarat. Dan yang memiliki
pekerjaan sampingan berupa wiraswasta atau pengusaha yang punya banyak
modal untuk usaha.
Tabel 10 Pekerjaan Sebelumnya Masyarakat
Pekerjaan
Sebelumnya
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Pedagang 7 8 8 9
Wiraswasta 12 13 12 13
Petani 6 7 4 4
Karyawan 15 16 17 18
Buruh 10 11 12 13
Ibu Rumah Tangga 27 29 30 31
Lainnya 15 16 11 12
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 10 pekerjaan sebelumnya masyarakat Desa Gemulung
dan Pulodarat didominasi oleh ibu rumah tangga yaitu sebesar 29% dan 31%. Dan
untuk selanjutnya rata-rata dari masyarakat baik Desa Gemulung maupun
Pulodarat berprofesi sebagai karyawan sebesar 16% untuk Desa Gemulung dan
18% Desa Pulodarat.
Tabel 11 Pendapatan dari Pekerjaan Sebelumnya Masyarakat
Pendapatan
Sebelumnya
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
500.000 19 21 23 25
1.000.000-2.000.000 40 43 30 32
9
Pendapatan
Sebelumnya
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
2.000.000-3.000.000 6 7 6 6
> 3.000.000 0 0 5 5
Tidak ada 27 29 30 32
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Hasil Tabel 11 pendapatan dari pekerjaan sebelumnya masyarakat dari Desa
Gemulung menunjukkan 1.000.000 sampai 2.000.000 ada sebesar 43% dan di
Desa Pulodarat sebesar 32%. Tidak memiliki penghasilan karena memang tidak
memiliki pekerjaan di Desa Gemulung ada sebesar 29% dan Pulodarat 32%.
3.2 Dampak Industri Garmen Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Tabel 12 Kegiatan/program dari Pabrik untuk Masyarakat
Kegiatan/program
dari pabrik
Desa Gemulung Desa Pulodarat
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Frekuensi
(Jiwa)
Persentase
(%)
Bagi-bagi sembako 32 35 0 0
Tidak ada 60 65 94 100
Jumlah 92 100 94 100
Sumber : Hasil survei, 2020
Berdasarkan Tabel 12 kegiatan/program dari pabrik untuk masyarakat
menunjukkan sebagian dari masyarakat Desa Gemulung sebesar 35% mendapat
sembako dan uang kompensasi dari pabrik karena daerah tempat tinggal mereka
sangat dekat dengan pabrik bahkan ada yang juga dekat dari pembuangan limbah
pabrik. Dan sebagiannya lagi sebesar 65% tidak mendapat sembako karena
memang letak geografis desa ini terbagi menjadi dua dan terpisahkan oleh
jaringan jalan utama. Kegiatan bagi-bagi sembako tersebut berlaku ketika
menjelang idul fitri dan uang kompensasi sebesar 65.000 sebagai ganti bau limbah
yang ditimbulkan pabrik diberikan setahun sekali oleh PT.Jiale. Sedangkan untuk
masyarakat Desa Pulodarat tidak mendapatkan apa-apa atau tidak ada kegiatan
dari pabrik untuk masyarakatnya. Dan dari PT.Samwon juga tidak memberikan
kegiatan atau program untuk masyarakat sekitarnya.
10
Tabel 13 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Sosial Desa Gemulung
Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif
Pekerja Memberikan
lowongan pekerjaan.
Anaknya menjadi kurang
terurus dengan baik,
pergantian posisi dengan
suami yaitu istri yang
menjadi bekerja keras,
perubahan gaya hidup
menjadi konsumtif dan
modern.
Pedagang Kondisi toko/warung
semakin ramai Tidak ada
Pemilik Kos Memberikan lapangan
usaha baru
Sering bau limbah yang
mengganggu penghuni
kos dan pemilik rumah,
namun hanya berlaku
untuk yang bagian
sebrang kanan.
Masyarakat Biasa
Untuk sebagian
masyarakat desa
gemulung bagian
seberang kanan
mendapatkan
pembagian sembako
setiap menjelang idul
fitri. Dan untuk
masyarakat seberang
kiri mengatakan tidak
ada dampaknya sama
sekali.
Desa gemulung bagian
seberang kanan jalan
mengatakan bau limbah,
pencemaran udara. Dan
yang seberang kiri
mengatakan tidak ada
dampak yang dirasakan.
Sumber : Hasil survei, 2020
Tabel 14 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Ekonomi Desa Gemulung
Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif
Pekerja Pendapatan meningkat Tidak ada uang
lemburan.
Pedagang Meningkatkan perekonomian
keluarga Tidak ada.
Pemilik Kos Meningkatkan pendapatan Harga lahan yang
semakin tinggi.
Masyarakat Biasa
Khusus masyarakat seberang kanan
mendapat uang kompensasi dari
pabrik. Tapi untuk masyarakat
seberang kiri tida ada dampaknya.
Harga lahan yang
semakin tinggi dan
harga sembako naik.
Sumber : Hasil survei, 2020
11
Tabel 15 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Sosial Desa Pulodarat
Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif
Pekerja
Memberikan lowongan
pekerjaan, meningkatkan
kesejahteraan keluarga
Perubahan gaya hidup
konsumtif, tidak pernah
mengikuti kegiatan
kemasyarakatan.
Pedagang
Kondisi toko/warung
semakin ramai,
memberikan peluang
usaha
Bau limbah, suhu udara
makin panas.
Pemilik Kos Memberikan lapangan
usaha baru
Kadang banjir untuk
yang bagian pinggir
jalan.
Masyarakat Biasa Tidak ada
Mecet, bau limbah,
sampah menumpuk,
tingkat perceraian
meningkat, kegiatan
sosial dalam
masyarakat menjadi
sepi.
Sumber : Hasil survei, 2020
Tabel 16 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Ekonomi Desa Pulodarat
Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif
Pekerja Pendapatan meningkat Tidak ada uang
lemburan.
Pedagang Pendapatan meningkat Tidak ada.
Pemilik Kos Pendapatan meningkat Harga lahan yang
semakin tinggi.
Masyarakat Biasa Tidak ada
Bagi pengusaha mebel
usahanya semakin
menurun karena
kurang karyawan.
Sumber : Hasil survei, 2020
Dampak adanya pabrik garmen dirasakan oleh 4 golongan masyarakat yaitu
pekerja garmen, pemilik kos, pedagang dan juga masyarakt biasa yang tinggal di
Desa Gemulung maupun Pulodarat. Rata-rata dampak posistif dari adanya pabrik
garmen dilihat dari kondisi sosial menurut masyarakat Desa Gemulung dan
Pulodarat hampir sama yaitu memberikan lowongan pekerjaan, serta memberikan
lapangan usaha baru. Dan untuk dampak positif ekonomi dari kedua Desa ini juga
sama, mereka mengatakan pendapatan menjadi meningkat. Sedangkan untuk
12
dampak negatif yang dirasakan masyarakat Desa Gemulung dan Pulodarat baik itu
sosial maupun ekonomi sama yaitu adanya bau limbah dan tingginya harga lahan
yang setiap tahunnya meningkat.
3.3 Kehidupan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Berdirinya Pabrik Garmen
Tabel 17 Karakteristik Kehidupan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Berdirinya
Pabrik Garmen
No Karakteristik Sebelum Sesudah
1. Jenis Pekerjaan Sebelum adanya pabrik
garmen kebanyakan dari
masyarakat Desa
Gemulung dan Pulodarat
bekerja sebagai karyawan
dan juga ibu rumah
tangga. Bagi mereka
yang tidak memiliki
Pendidikan tinggi
memilih menjadi ibu
rumah tangga dan yang
berpendidikan SMA
kebanyakan bekerja
sebagai karyawan baik di
pabrik mebel ataupun
karyawan rumah makan
dan tempat wisata.
Semenjak adanya pabrik
garmen masyarakat yang
dulunya hanya berdiam
diri sebagai ibu rumah
tangga kini telah bekerja
sebagai buruh di pabrik
garmen, Dan yang
dulunya sebagai
karyawan juga beralih
untuk bekerja di garmen
karena rata-rata
masyarakat yang bekerja
di garmen
penghasilannya tinggi.
Selain itu jumlah
pedagang dan
wirasawasta pun
mengalami peningkatan
setelah adanya pabrik,
kebanyakan dari mereka
memanfaatkan kondisi
dengan berjualan serta
membuka usaha kos dan
juga laundry. Hal
tersebut tampak jelas
terjadi di Desa Pulodarat.
2. Pendapatan Sebelum adanya pabrik
garmen masyarakat
berpenghasilan paling
tinggi 1 juta sampai 2
juta. Dan tidak hanya itu
kebanyakan dari mereka
juga merupakan ibu
rumah tangga sehingga
tidak memiliki
Setelah pebrik garmen
berdiri masyarakat yang
bekerja di garmen
memiliki penghasilan
rata-rata 1 juta hingga 2
juta bahkan bisa lebih.
Selain itu ditambah
mereka yang berjualan
ataupun berwirausaha
13
No Karakteristik Sebelum Sesudah
penghasilan. sebagai pemilik kos
memiliki pendapatan
yang lumayan besar dari
pendapatan mereka
sebelumnya.
Sumber : Hasil survei, 2020
Perubahan masyarakat sebelum dan sesudah adanya pabrik garmen dapat
dilihat dari pekerjaan mereka, sebelum adanya pabrik rata-rata masyarakat bekerja
sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja dan sebagian lagi bekerja sebagai
karyawan biasa dengan gaji yang tidak terlalu besar. Namun setelah adanya pabrik
garmen masyarakat yang dulunya ibu rumah tangga ataupun karyawan mulai
beralih menjadi pekerja garmen. Selain itu sebagian masyarakat yang memiliki
lahan ataupun modal berbodong-bondong mendirikan usaha berupa warung
makan, kos serta laundri.
Bukan hanya dari pekerjaan saja yang bisa dilihat perubahannya tapi juga
pada penghasilan yang dapat dilihat perubahan sebelum dan sesudahnya. Sebelum
pabrik berdiri masyarakat berpenghasilan 1 sampai 2 juta. Setelah adanya pabrik
masyarakat penghasilannya meningkat menjadi 1 hingga 3 juta, sebab gaji dari
mereka pekerja pabrik saja sudah 2 juta belum tambahan lain-lainnya. Para
pengusaha juga penghasilannya semakin meningkat dari usaha baru yang dirintis
setelah berdirinya pabrik.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehidupan masyarakat sebelum dan setelah adanya pabrik garmen dari segi sosial
ekonomi dapat dilihat sangat baik terutama setelah berdirinya pabrik. Keberadaan
pabrik di tengah kehidupan masyarakat membawa dampak yang baik, walaupun
ada juga dampak negatifnya tetapi lebih besar dampak positif yang dirasakan oleh
masyarakat baik itu Desa Gemulung maupun Pulodarat. Tidak semua masyarakat
Desa Gemulung dan Pulodarat merasakan adanya dampak pabrik garmen baik itu
positif maupun negatif. Dampak negatif yang sangat dirasakan masyarakat adalah
bau limbah dan pencemaran udara.
14
4.2 Saran
1) Sebaiknya sebelum melakukan penelitian membuat kategori umur pada
responden dahulu agar memudahkan dalam menjawab pertanyaan, karena jika
umur responden terlalu tua dikhawatirkan tidak bisa memberikan jawaban yang
sesuai dengan tujuan.
2) Untuk penelitian selanjutnya, lebih baik juga melakukan wawancara pada
perangkat desa di wilayah yang akan di teliti agar memperoleh gambaran besar
kondisi penelitian.
3) Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya mengurus perizinan di kantor desa
terlebih dahulu.
4) Sebelum membuat hasil penelitian dilihat dulu format penulisan tabel yang
benar seperti apa.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Sofian dan Tukiran (ed.) (2012) Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Nurkhomala, Siti Adawiyah. (2018). Dampak Industrialisasi Pabrik Terhadap
Masyarakat Desa Mekarsari Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi (Studi
Kasus PT. Aqua Golden Mississippi Mekarsari). Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.