ANALISIS PENGELOLAAN
PROGRAM INDONESIA PINTAR
DI MTs BINA MADANI KOTA BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Disusun Oleh:
Nur Indah Kamilah
NIM 1113018200018
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ii
ABSTRAK
Nur Indah Kamilah (1113018200018). “Analisis Pengelolaan Program
Indonesia Pintar Di MTs Bina Madani Kota Bogor”. Skripsi, Jurusan
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan Program Indonesia
Pintar yang ada di MTs Bina Madani Kota Bogor. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif. Sumber dalam penelitian ini adalah data pelaksanaan PIP yang ada di
madrasah serta adanya peninjauan langsung ke lapangan. Teknik pengumpulan
data utama menggunakan wawancara dan studi dokumen yang menjadikan
penelitian ini berjalan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa belum optimal di lihat dari hasil
penelitian mengenai pengusulan, penetapan, penyaluran serta pengambilan dana
yang masih adanya kendala saat terlaksananya pengelolaan PIP di madrasah.
Masih banyaknya kendala yang terjadi di pelaksanaan PIP sehingga masih banyak
yang harus diperbaiki dalam hal pengelolaan agar menjadi pengelolaan PIP yang
baik
Kata Kunci : Program Indonesia Pintar, Pengelolaan, Pendidikan
ii
ABSTRACT
Nur Indah Kamilah (1113018200018). "Analysis of Smart Indonesia Program
Management in MTs Bina Madani, Bogor City". Thesis, Educational Management
Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University, Jakarta. 2020
This study aims to determine the management of the Smart Indonesia
Program in MTs Bina Madani, Bogor City. This type of research is qualitative.
The sources in this study are data on the implementation of PIP in madrassas as
well as direct observation in the field. The main data collection technique uses
interviews and document studies that make this research work.
The results of the study concluded that not yet optimal was seen from the
results of research on proposals, stipulations, distribution and withdrawal of funds
that were still having problems when the implementation of PIP management in
madrasas. There are still many obstacles that occur in the implementation of PIP
so that there are still many things that must be improved in terms of management
in order to become a good management of PIP
Keywords: Smart Indonesia Program, Management, Education
iii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil‟alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk
menyelesaikan skripsi penulisan skripsi dengan judul “Analisis Pengelolaan
Program Indonesia Pintar Studi Kasus di MTs Bina Madani Kota Bogor”.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para pengikutnya yang setia menjalankan ajaran-ajaran hingga
akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras,
do‟a, perjuangan, kesungguhan hati, bantuan, arahan, dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan kepada penulis baik semasa penulis berkuliah maupun
semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. DR. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Drs. Mu‟arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
sekaligus Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan dan memotivasi penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
4. Dr. Zahruddin, Lc. M.Pd, Selaku Sekertaris Jurusan Manajemen
Pendidikan yang selalu memberikan arahan dalam penulisan skripsi
iv
5. Dr. Jejen Musfah, M.A, Dosen Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis
selama menjalani perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
6. Tri Harjawati, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan dan
memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
7. Seluruh dosen dan staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan layanan yang
baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
8. Kepala Madrasah beserta guru dan staff MTs Bina Madani yang telah
menerima saya untuk melaksanakan penelitian dan juga atas bimbingan
serta arahannya selam penelitian ini berlangsung.
9. Orang tua tercinta, ayah H. Salim, S.Ag, M.Si dan umi Nasroh, S.Pd.I
terimakasih atas segala bentuk dukungan untuk penulis baik moril
maupun materil serta perhatian dan kasih sayang tiada henti. Maaf jika
masih belum bisa menjadi anak yang berbakti dan membanggakan.
10. Ketiga ade penulis, Rohmatul Uzhmiyyah, Wardah Mahmudah dan
Juhairullah AlKamal. Terimakasih sudah menjadi motivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi dan menjadi contoh untuk kalian.
11. Keluraga besar engkong H. Naih dan ende H. Sopiah dan Keluarga
besar engkong Saih dan ende H. Isah terimakasih untuk dukungan dan
motivasi untuk penulis agar segera menyelesaikan pendidikan tinggi.
12. Kakak-kakak penulis Nurbaiti, Siti Aisyah, Khairunnisa, Mia
Aprilia, Amira Prihatiningsih, Elyana Agustina, Mulyanih. Terimakasih
sudah memberikan motivasi dan dukungan terhadap penulis untuk segera
menyelasaikan pendidikan tinggi.
v
13. Sahabat penulis Nuriah Rahayu, Noviarti Lestari, Intan Permata
Sari, Agtasia Ferdan, Mardiana yang telah memberikan bantuan dan
motivasi bagi penulis.
14. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2013
terkhusus Faika Ramadhani, Uum Durattun Najah yang telah
memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis.
15. Keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Rayon Manajemen Pendidikan terkhusus Muhammad Nurul Fikri, Titin
Suhartini, Siti Addawiyah yang telah banyak memberikan pengalaman
dan motivasi hidup serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Keluarga besar Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren terkhusus Subbag TU yang
telah memberikan banyak peluang dan kesempatan pada penulis untuk
belajar dan berpengalaman meniti karir serta senantiasa memberikan
keluangan untuk menyelesaikan skripsi ini.
17. Rekan-rekan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang telah
memberikan semangat kepada penulis.
18. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangannya untuk tekritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan.
Jakarta, 18 Februari 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN .... ........................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 9
A. Kajian Teori .............................................................................. 9
1. Program Indonesia Pintar ..................................................... 9
a. Latar Belakang ................................................................ 9
b. Pengertian PIP ................................................................. 10
c. Prinsip Penyelenggaraan PIP........................................... 12
d. Tujuan PIP ....................................................................... 12
e. Sasaran Dan Kriteria Penerima PIP................................. 13
f. Besaran Dan Penggunaan Manfaat.................................. 15
2. Pengelolaan Program Indonesia Pintar ................................ 15
a. Pengertian Pengelolaan ................................................... 15
b. Mekanisme Pengelolaan PIP ........................................... 16
c. Pemanfaatan Dana Dan Larangan Dana PIP ................... 22
B. Kajian Penelitian Relevan ......................................................... 23
C. Kerangka Berfikir ..................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 29
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 29
B. Metode Penelitian ..................................................................... 29
C. Tehnik Pengumpulan Data........................................................ 30
D. Tehnik Analisis Data ................................................................ 36
E. Uji Validitas Dan Kualitatif ...................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 42
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Bina Madani
vii
1. Sejarah Singkat..................................................................... 42
2. Visi, Misi, Tujuan Dan Strategi ........................................... 43
3. Keadaan Sarana dan Prasarana............................................. 44
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................ 45
5. Data Siswa ............................................................................ 45
B. Deskripsi, Analisis dan Interperensi Data................................. 46
1. Pengelolaan Program Indonesia Pintar ................................ 46
2. Dampak Pengelolaan Program Indonesia Pintar .................. 52
3. Hasil Observasi .................................................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 54
A. Kesimpulan ............................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan ............................................... 26
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................... 29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ........................................................ 31
Tabel 3.3 Instrumen Pertanyaan .................................................... 31
Tabel 3.4 Lembar Dokumentasi .................................................... 34
Tabel 3.5 Lembar Observasi .......................................................... 35
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berfikir.............................................. 28
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Alur Pengusulan PIP ................................................... 18
Gambar 2.2 Alur Pelaksanaan PIP ................................................ 19
Gambar 2.3 Alur Pengambilan Dana PIP ...................................... 22
Gambar 3.1 Model Analisis Milles dan Huberman ....................... 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Uji Referensi ................................................
Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi ...........................................
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................
Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian .........................
Lampiran 5. Berita Hasil Wawancara............................................
Lampiran 6. Lembar Hasil Dokumentasi ......................................
Lampiran 7. Lembar Hasil Observasi ............................................
Lampiran 8. Profil MTs Bina Madani ...........................................
Lampiran 9. Struktur Organisasi MTs Bina Madani .....................
Lampiran 10. Tabel Pendidik dan Tenaga Kependidikan .............
Lampiran 11. Tabel Sarana dan Prasarana ....................................
Lampiran 13. Biodata Penulis .......................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah hal yang wajib dan harus dilaksanakan setiap manusia.
Karena, pendidikan adalah modal bagi seseorang untuk menghadapi tantangan
dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. Pendidikan di Indonesia juga pernah
mengalami keterpurukan karena rata-rata perkembangan ekonomi dan
pendidikan tidak merata disebagian tempat. Oleh karena itu, Pemerintah
mengeluarkan Kebijakan Wajib Belajar Dua Belas Tahun agar setiap anak
minimal mengemban pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK baik di
desa ataupun kota. Kebijakan Wajib Belajar Dua Belas Tahun ini untuk
memfasilitasi bagi keluarga yang kurang mampu untuk biaya pendidikan
anaknya agar anak bisa mendapatkan haknya sebagai pelajar atau siswa.
Adapun salah satu indikator tingginya angka putus sekolah tersebut adalah
masalah ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan belum menunjukkan
tanda tanda perbaikan ekonomi. Di samping itu tingginya biaya pendidikan
baik langsung maupun tidak langsung, seperti iuran sekolah, buku, seragam,
alat tulis, transportasi, kursus dan lain-lain, sehingga semakin mempersulit
bagi kelompok masyarakat kurang mampu. Hal tersebut dapat menghambat
upaya penuntasan Program Wajib Belajar Dua Belas Tahun, karena
masyarakat kurang mampu akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan
biaya pendidikan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor
hingga tahun 2016 angka partisipasi sekolah SD / MI mencapai 74.045 siswa.
Namun, hanya 56.308 siswa yang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP /
MTs. Artinya sebanyak 17.7373 siswa memilih untuk tidak melanjutkan
pendidikan. Dalam wawancara pojokjabar.com dengan Kepala BPS Kota
Bogor, Budi Hardiyono, saat melakukan eksposes data-data indikator utama
statistik saat briefing staf di Balai Kota. Beliau menerangkan bahwa
“Pendidikan dan lama sekolah di Kota Bogor masih di angka 10,5 %, itu
menunjukkan masih adanya anak yang putus sekolah. Masih rendahnya angka
2
lama sekolah, bisa disebabkan dari karakter masyarakat yang belum
memahami pentingnya pendidikan”. Dalam sedikit kutipan berita diatas
menunjukan bahwa kota Bogor mempunyai angka putus sekolah paling besar
nomor 5 di Jawa Barat, peringkat ini sungguh luar biasa dari banyaknya
Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat.
Angka putus sekolah bukan hanya karena faktor keluarga yang
ekonominya dibawah rata-rata miskin tetapi juga karena pergaulan remaja
yang semakin kearah negatif menyebabkan angka putus sekolah juga semakin
banyak. Dalam berita di jakartabisnis.com yang mengutip dari situs resmi
Kota Bogor, Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman mengungkap
permasalahan remaja yang terjadi di kota Hujan itu saat ini cukup
mengkhawatirkan. "Maraknya penggunaan narkoba dan pergaulan bebas di
Kota Bogor mencapai 58,3% dari jumlah remaja yang ada.” Berdasarkan
berita diatas bisa disimpulkan dalam garis besar bahwa pergaulan remaja Kota
Bogor dalam batas tinggi untuk pergaulan remaja dalam hal negatif, yang
menyebabkan angka putus sekolah yang semakin tinggi karena rusaknya
moral generasi remaja Kota Bogor.
Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan berfungsi
dalam pengembangan dan pembentukan kemampuan serta watak di diri
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.1 Bukan hanya kebijakan Wajib Belajar Dua Belas Tahun
tetapi pemerintah juga memfasilitasi sarana prasarana dengan jumlah besar
kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau
layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik, ataupun masyarakat
penyandang cacat.
1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3
Implementasi dari Kebijakan Wajib Belajar Dua Belas Tahun juga
didukung dengan adanya Program Indonesia Pintar (PIP) yang pemerintah
buat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Program
Indonesia Pintar dikelola oleh Kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk diberikan kepada siswa yang kurang
mampu. Pemberian bantuan juga dilakukan bukan hanya tingkat SD/SMP,
MI/MTs tetapi sampai tingkat SMA/SMK/MA baik itu swasta maupun negeri.
Program Indonesia Pintar ini dananya berasal dari APBN sebagai wujud
tanggung jawab.
Pemerintah dalam rangka meningkatkan akses pendidikan yang lebih luas,
sehingga terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah. Dengan Program
Indonesia Pintar ini, diharapkan dapat membantu sebagian siswa yang berasal
dari keluarga kurang mampu/miskin di lingkungan madrasah atau sekolah
dalam membiayai sebagian kebutuhan pendidikannya, sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan, bahkan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya.
Dalam kegiatan pendidikan diperlukan sistem manajemen agar dapat
melaksanakan kegiatan yang menggunakan sumber dana siswa berjalan
dengan baik dan optimal. Sistem manajemen dalam sebuah institusi
pendidikan dituntut berjalan dengan sangat optimal. Elemen-elemen
pendukung sebuah institusi pendidikan adalah guru, siswa, fasilitas sekolah
dan lainnya. Sebagai penunjang manajemen sekolah juga dibutuhkan dana
untuk melaksanakan kegiatan yang ada di sekolah. Seperti yang dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah bahwa pengelolaan uang adalah
pengelolaan kas dan surat berharga termasuk menanggulangi kekurangan kas
dan memanfaatkan kelebihan kas secara optimal.2 Dari peraturan pemerintah
tersebut institusi pendidikan atau sekolah ini mempunyai kepala sekolah yang
2 Peraturan Pemerintah Republik indonesia No. 39 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Uang Negara/Daerah
4
mengawasi keuangan yang berjalan di internal sekolah maupun pengawas
fungsional seperti Badan Pengawas Keuangan (BPK) yang membantu
mengawasi pelaksanaan kegiatan yang menggunakan uang dalam setiap
kegiatannya.
Proses manajemen keuangan yang baik yaitu pada stakeholdernya, jika
stakeholdernya menjalankan peran aktifnya dengan baik maka akan membantu
untuk mengawasi kegiatan internal dalam sekolah. Peran stakeholder juga
bukan hanya pada pihak internal saja tetapi pihak eksternal juga untuk
mengetahui keuangan yang di sekolah berjalan secara optimal. Pengelolaan
keuangan sekolah didasari pada prinsip-prinsip yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan yaitu prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik.3 Peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa keempat prinsip tersebut
digunakan dalam proses pengelolaan keuangan sekolah yang dimulai dari
perencanaan, realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan,
pengawasan dan pemerikasaan hingga pertanggungjawaban untuk masalah
keuangan di sekolah. Prinsip keadilan berkaitan dengan kesempatan yang
diberikan seluas-luasnya kepada peserta didik dalam menerima pelayanan
pendidikan, sedangkan prinsip efisiensi berkaitan dengan penggunaan
sumberdaya dalam memberikan pelayanaan pendidikan melalui sekolah.
Prinsip Transparasi berkaitan tentang pengelolaan keuangan di sekolah
sedangkan akuntabilitas berkaitan dengan pelaporan keuangan atau
pertanggungjawaban dalam bentuk laporan tertulis. Bisa dikatakan keempat
prinsip itu adalah pondasi dalam pelaksanaan kegiatan manajemen keuangan
disekolah dikarenakan prinsip tersebut sebagai hal yang menguatkan bagi
internal sekolah.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs)
adalah lembaga pendidikan nirlaba dalam kegiatan etintitas keuangan dan
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan
5
laporan pertanggungjawaban yang menggunakan akuntansi dalam sebuah
laporannya. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan salah satu institusi
nirlaba pemerintah yaitu sekolah, juga diharuskan untuk mencari sumber
keuangan dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan berdasarkan
peraturan yang berlaku.4 Peraturan tersebut menjelaskan akan sumber
keuangan yang sekolah dapat harus digunakan dalam memberikan pelayan
pendidikan terhadapsiswa atau pelajar sesuai dengan peraturan yang
sebelumnya tentang pengelolaan dana pendidikan.
Beberapa hasil dari evaluasi dan studi berlanjut terhadap pelaksanaan
Program Indonesia Pintar menunjukkan kelemahan dari program ini, yaitu
terkait ketepatan penetapan sasaran PIP dimana ditemukan masih banyaknya
rumah tangga tidak miskin yang menerima PIP dan jumlah beasiswa yang
kurang memadai. Sasaran penerima PIP masih lemah dimana ditemukan
banyak penerima PIP yang bukan berasal dari keluarga/ rumah tangga miskin
dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat
PIP serta masih manualnya cara yang digunakan dalam merankingan penerima
PIP tersebut. Oleh karena itu, agar proses perankingan penerima PIP menjadi
lebih objektif dan praktis, sebaiknya dilakukan secara komputerisasi yaitu
untuk mengembangkan suatu aplikasi yang mengimplementasikan metode-
metode yang dapat mempermudah proses dalam pengembalian keputusan
serta dapat membantu dalam meningkatkan ketepatan sasaran dari penerima
PIP.
Berdasarkan hasil wawancara awal pada hari Senin tanggal 13 Mei 2019
pukul 10.05 WIB dengan Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Bogor
Ibu Hj. Marlihah, M.Pd, diketahui bahwa pengelolaan data madrasah untuk
pengajuan penerima PIP masih belum maksimal karena masih banyak data
4 Peraturan Pemerintah Repubblik Indonesia No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
6
siswa yang belum lengkap seperti Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM),
Kartu Keluarga (KK) dan Akta Kelahiran. Selain itu, ditemukan data ganda
dalam pengajuan (yang seharusnya sudah mendapatkan Kartu Indonesia Pintar
(KIP) masih diajukan ulang). Dalam instruksi saat pengarahan operator
madrasah untuk penerima PIP, beliau juga sudah menyampaikan bahwa agar
lebih teliti dalam memasukan nama calon penerima PIP dan berkas untuk
pengumpulannya juga diarsipkan dengan baik agar tidak adanya kegandaan
dalam pengajuan. Beliau juga memaparkan bahwa tiap tahunnya pemotongan
angka penerima PIP Kota Bogor juga semakin banyak karena Jawa Barat
merupakan penerima PIP paling besar, sehingga dari pihak Kanwil yang
membagikan jumlah penerima PIP juga memotong angka PIP Kota Bogor
karena banyak Kota atau Kabupaten di Jawa Barat semakin banyak yang
mengajukan PIP untuk siswanya.
Selain itu, diperoleh informasi bahwa putusnya sekolah siswa bukan hanya
karena keluarga yang kurang mampu tapi juga karena tidak adanya dorongan
dari keluarga untuk memotivasi siswa untuk lanjut sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi. Selain itu, siswa yang putus sekolah juga karena pergaulan
remaja yang sudah masuk fase pergaulan bebas yang membuat siswa tidak
ingin melanjutkan sekolah.
Salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan PIP adalah MTs
Bina Madani berada di Kp. Bulakmah Rt.004 / Rw.006 Kel. Mekarwangi Kec.
Tanah Sareal Kota Bogor. Didirikan madrasah atas kerjasama antara pihak
guru dan yayasan Al-Mukhlisin dengan tujuan untuk masyarakat tidak mampu
yang ada disekitarnya karena pada umumnya mereka setalah lulus Sekolah
Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) tidak melanjutkan. Selain itu, alasan
ekonomi masyarakat yang ada disekitar. Sejarah penyelenggaraan Program
Indonesia Pintar (PIP). Sebelumnya batuan siswa tidak mampu berasal dari
bantuan gubernur sebesar 750.000 pertahun (siswa tidak mampu) bantuan ini
berjalan hanya 2 tahun di tahun 2007-2008. Selanjutnya di tahun 2009-2017
adalah Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari pemerintah pusat yang
7
diperuntukkan siswa tidak mampu. Tahun 2018 sampai sekarang program
BSM tersebut disempurnakan dengan nama PIP yang kegunaan dan tujuannya
sama seperti program sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang pogram keuangan PIP dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN
PROGRAM INDONESIA PINTAR STUDI KASUS DI MTS BINA
MADANI KOTA BOGOR”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan PIP yaitu :
1. Pengelolaan data penerima PIP yang masih belum maksimal
2. Pemotongan penerima PIP dari tingkat provinsi sehingga masih banyaknya
siswa yang belum mendapatkan bantuan
3. Kurangnya motivasi siswa dalam hal pendidikan yang diberikan oleh
orangtua dan lingkungan tempat tinggal
C. PEMBATASAN MASALAH
Hasil dari identifikasi diketahui terdapat beberapa masalah berkaitan dengan
PIP. Mengingat keterbatasan penulis dalam hal waktu, biaya, tenaga dan
kemampuan akademik maka penelitian ini dibatasi pada “pengelolaan data
penerima PIP di MTs Bina Madani Kota Bogor”
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah yang akan difokuskan yaitu:
1. Bagaimana kinerja madrasah dalam pengelolaan PIP di MTs Bina Madani
Kota Bogor menggunakan analisis SWOT?
2. Bagaimana hasil pengelolaan PIP dalam membantu masyarakat
berpartisipasi dalam pendidikan?
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
penelitian tersebut bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja madrasah MTs Bina Madani Kota
Bogor
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil pengelolaan PIP dalam membantu
masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi akademisi
atau peneliti yang tertarik untuk melaksanakan penelitian lebih jauh
mengenai penerapan pengelolaan PIP di madrasah dalam membantu
masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan. Selain itu juga hasil penelitian
ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan menjadi sumbangan
pengetahuan penelitian tentang pengelolaan PIP di madrasah serta menjadi
perbandingan terhadap penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang pengelolaan PIP di
madrasah
b. Bagi kepala madrasah, sebagai bahan masukan dan referensi untuk
memaksimalkan dan meningkatkan pelaksanaan pengelolaan PIP di
madrasah
c. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
suatu informasi tambahan yang bermanfaat mengenai pengelolaan PIP di
madrasah dalam membantu masyarakat untuk berpartisapsi dalam
pendidikan
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Program Indonesia Pintar
a. Latar Belakang
Pada tanggal 2 Mei 1994 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
untuk tingkat SLTP direncanakan. Sepuluh tahun sabelumnya pada
tanggal 2 Mei 1984, Indonesia juga memulai wajib belajar 6 tahun untuk
tingkat Sekolah Dasar (SD) bersamaan dengan peresmian berdirinya
Universitas Terbuka (UT). Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
mempunyai 2 tujuan utama yang berkaitan satu sama lain. Pertama,
meningkatkan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
bagi setiap kelompok umur 7-15 tahun. Kedua untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai SLTP. Dengan wajib
belajar, maka pendidikan minimal bangsa Indonesia semula 6 tahun
ditingkatkan menjadi 9 tahun.
Sasaran-sasaran wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dalam pelita
VI adalah pertama meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) tingkat
SLTP menjadi 66,19% dari keadaan pada awal pelita V yang mencapai
52,67%, kedua meningkatkan jumblah lulusan Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) yang tertampung di Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) sebesar yaitu dari 2,56 juta
pada tahun 1993/1994 menjadi 3,10 juta pada tahun 1998/1999, ketiga
tercapainya jumblah guru SD yang minimal berkualifikasi D-II sebayak
80%, guru SMP berkualifikasi D-III sekitar 70%.5 Tantangan yang di
hadapi oleh program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun memang
lebih besar jika dibandikan dengan wajib belajar 6 tahun. Alasnya antara
lain: pertama, pada saat dimulai wajib belajar pendidikan dasar sembilan
5 www.pojokjabar.com (diakses pada 24 November 2019 Jam. 17.18 WIB)
10
tahun, baru skitar separuh dari kelompok umur 13-15 tahun yang berada
disekolah, kedua daya dukung berupa dana, sarana, dan tenaga yang
dimiliki oleh Indonesia untuk melaksanakan wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun tidak lagi sebanyak pada saat dilaksanakan wajib belajar 6
tahun. Misalnya, pembangunan SD dalam jumblah besar melalui Inpres,
ketiga guna menampung 6,26 juta anak usia 13-15 tahun di SMP
diperlukan sarana, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit. Sejak di mulai
pada tahun 1994, program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
mencapai banyak kemajuan.
b. Pengertian PIP
Untuk meningkatkan pendidikan bagi masyarakat tidak mampu
pemerintah membuat Progam Indonesia Pintar sebagaimana tertuang
dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014
tentang pelaksanaan Progam Simpanan Keluarga Sejahtera, Program
Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk membangun
Keluarga Produktif6.
Penyelenggaraan Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan
komitmen pemerintah dalam hal mewujudkan pendidikan tanpa
diskriminasi dan pendidikan untuk semua. Hal ini sejalan dengan 9
agenda prioritas (nawacita) pemerintah yaitu meningkatkan kualitas
hidup manusiaIndonesia dan melakukan revolusi karakter bangsa.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 12 Tahun 2015 Pasal 1, “ Program
Indonesia Pintar (PIP) adalah pemberian bantuan berupa uang tunai dari
pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak
dan/ atau kurang mampu membiayai pendidikannya, sebagai kelanjutan
6 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
Progam Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat
untuk membangun Keluarga Produktif (Jakarta, 2014) hal. 8
11
dan perluasan sasaran dari progam Bantua Siswa Misikin (BSM). ”7
Kartu Indonesia Pintar,yang selanjutnya disebut KIP adalah (kartu yang
diberikan kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga pemegang
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dengan maksud untuk menjamin
seluruh anak usia sekolah dapat menempuh pendidikan sampai lulus ke
jenjang pendidikan menengah). Penerima manfaat progam indonesia
pintar pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meliputi siswa
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga
warga belajar atau peserta yang berada di Kelompok Belajar (paket
A/B/C)” (Permendikbud No. 12 Tahun 2015).
Berdasarkan Permendikbud No 12 Tahun 2015 pasal 4, penerima KIP
adalah anak usia 6 - 21 tahun yang bersekolah maupun tidak bersekolah,
yang berasal dari keluarga penerima KKS atau yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan. Selanjutnya anak–anak usia sekolah dari rumah
tangga miskin dan rentan kemiskinan melaporkan KIP tersebut ke
sekolah/madrasah untuk diusulkan sebagai penerima manfaat program
tersebut8. Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan dengan tujuan untuk
memperbaiki ketepatan sasaran penerima program agar menjangkau
anak-anak usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin dan rentan
kemiskinan sesuai kuota dan pagu anggaran yang tersedia.
Berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) PIP penyaluran manfaat
Program Indonesia Pintar dilaksanakan dua kali didalam satu tahun
anggaran, yaitu periode Januari-Juni Tahun 2018 untuk semester I Tahun
Pelajaran 2017/2018 yang dapat dicairkan mulai bulan Januari, dan
periode Juli– Desember Tahun 2019 untuk semester II Tahun Pelajaran
2018/2019 yang dapat dicairkan mulai bulan Juli. Dengan penyaluran
manfaat Program Indonesia Pintar dua kali dalam setahun diharapkan
dapat membantu mengurangi kemungkinan siswa tidak dapat
7 Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 12 Tahun 2015 Tentang
Program Indonesia Pintar hal. 2 8 Ibid, hal. 3
12
melanjutkan sekolah (drop-out) karena ketidak tersediaan biaya.
Disamping itu juga untuk memastikan agar siswa dari keluarga miskin
dan rentan kemiskinan yang berada pada periode transisi (antar jenjang
kelas dan jenjang pendidikan seperti dari SD/MI ke SMP/MTs atau dari
SMP/MTs ke SMA/MA) dapat terus melanjutkan sekolah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
c. Prinsip Penyelenggaraan Program Indonesia Pintar
Program Indonesia Pintar dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai
berikut:9
1. Efisien: Diusahakan menggunakan dana dan daya yang ada untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang singkat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Efektif: Harus sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat
memberi manfaat yang besar sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
3. Transparan: Menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai
PIP.
4. Akuntabel: Pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Kepatutan: Penjabaran program/kegiatan harus dilaksanakan secara
realistis dan proporsional.
6. Manfaat: pelaksanaan program atau kegiatan yang sejalan dengan
prioritas nasional.
d. Tujuan Program Indonesia Pintar
Berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015, Program Indonesia
Pintar adalah salah satu program perlindungan sosial nasional (tercantum
dalam RPJMN 2015-2019) yang bertujuan untuk:10
9 http://dindik.babelprov.go.id/ (Diakses pada tanggal 20 November 2019 Pukul 12:00
WIB)
10
Op.Cit, Tentang Program Indonesia Pintar, hal. 2
13
1. Meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan
menurunnya angka putus sekolah dan angka melanjutkan.
3. Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok
masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin,
antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara wilayah
perkotaan dan perdesaan, dan antar daerah.
4. Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki
pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
e. Sasaran dan Kriteria Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
1022 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis (Juknis) PIP yang
disempurnakan pada Petunjuk Teknis tentang Program Indonesia Pintar
Nomor 481 Tahun 2017. Sasaran dan Kriteria Penerima Manfaat
Program Indonesia Pintar adalah:11
1. Sasaran Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar :
a. Peserta didik/siswa pada SD/MI
b. Peserta didik/siswa pada SMP/MTS, dan
c. Peserta didik/siswa pada SMA/MA.
2. Kriteria:
a) Siswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan atau siswa yang
berasal dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Perlindungan
Sosial/Kartu Keluarga Sejahtera (KPS/KKS) dan atau peserta
Program Keluarga Harapan (PKH); Selain kriteria diatas, apabila
kuota masih tersedia, Kepala Sekolah/Kepala Madrasah bersama
dengan Komite Madrasah dapat mengusulkan siswa lain yang
dianggap pantas dan berhak mendapatkan manfaat Program
11
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 481 Tahun 2017 Tentang
Petunjuk Teknis (Juknis) PIP, hal. 4
14
Indonesia Pintar melalui Format Usulan Madrasah (FUM) dengan
memenuhi salah satu kriteria tersebut:
b) Siswa dari keluarga kurang mampu dan atau telah ditetapkan
sebagai penerima manfaat BSM/PIP tahun 2018 yang memiliki
Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin (SKRTM) atau Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau Surat Keterangan
Keluarga Miskin (SKKM) dari Kelurahan/Desa dan;
c) Siswa yang berasal dari Panti Sosial/Panti Asuhan/ yang dikelola
oleh Kementerian Sosial dibuktikan dengan Surat Keterangan dari
Panti Sosial/Asuhan;
d) Siswa yang menjadi korban musibah bencana alam dibuktikan
dengan Surat Keterangan Terkena Musibah dari kelurahan
/desa/madrasah;
e) Pertimbangan lain;
1. Siswa aktif berasal dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan
dengan Surat Keterangan dari kelurahan/ desa/ madrasah/
pimpinan pondok pesantren dengan kriteria; Berada di ma‟had/
pesantren/ asrama, Mengalami kelainan fisik, Yatim dan atau
piatu,
2. Siswa dari keluarga tidak mampu yang berasal dari provinsi
Papua dan Papua Barat dapat diprioritaskan menerima manfaat
PIP tanpa memiliki KIP/ KKS/ KPS atau peserta program PKH
dibuktikan dengan SKRTM/ SKTM/ SKMM dari Kelurahan/
desa/ madrasah.
3. Berada pada usia sekolah yakni 6 – 21 tahun Bagi anak usia
sekolah (6-21 tahun) penerima KIP yang tidak terdaftar di
madrasah (putus sekolah) untuk mendapatkan manfaat Program
Indonesia Pintar harus mendaftarkan diri kembali ke madrasah
sebelum menerima manfaat.
15
f. Besaran dan Penggunaan Manfaat
Berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) PIP Siswa madrasah atau
sekolah yang menjadi sasaran Program Indonesia Pintar dan memenuhi
kriteria yang telah ditentukan akan diberikan dana bantuan pendidikan
dengan rincian sebagai berikut :12
1. Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah : Rp.225.000,-/semester atau
Rp. 450.000,-/tahun.
2. Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah : Rp.
375.000,- /semester atau Rp. 750.000,-/tahun.
3. Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah : Rp. 500.000,-
/semester atau Rp. 1.000.000,-/tahun.
Berdasarkan Petunjuk Teknis PIP, manfaat bantuan Program Indonesia
Pintar digunakan untuk keperluan pendukung biaya pendidikan siswa
yang meliputi:
a. Pembelian buku dan alat tulis;
b. Pembelian pakaian/seragam dan perlengkapan sekolah;
c. Pembayaran transportasi ke madrasah/sekolah; dan
d. Keperluan lain yang berkaitan dengan pembelajaran siswa di
madrasah. Pihak madrasah ikut mengawasi penggunaan manfaat
Program Indonesia Pintar sesuai peruntukannya.
2. Pengelolaan PIP
a. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan diartikan sama dengan manajemen. Manajemen
berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan
dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-
fungsi manajemen itu sendiri.13
Manajemen itu sendiri menurut George
R. Terry adalah pemanfaatan sumber daya manusia ataupun sumber daya
lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaan,
12
Ibid, Petunjuk Teknis Tentang Program Indonesia Pintar, hal. 4-5 13
Rohiat,Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, (Bandung : PT, Refika Aditama
2009) hal. 4
16
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.14
Menurut pendapat lain, dijelaskan bahwa pengelolaan
pada haikikatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan pada
usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-
sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.15
Menurut Djamarah pengelolaan sama artinya dengan manajemen
yang kata aslinya dari Bahasa Inggris, yaitu management yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.16
Sedangkan Choirunnida
menjelaskan pengelolaan berasal dari kata kelola yang berarti
mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus, menjalankan yang
mendapat imbuhan pe-an menjadi pengelolaan yang artinya mengurus
suatu perusahaan dan organisasi dan sebagainya.17
Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa pengelolaan
dan manajeman merupakan serangkaian proses kegiatan seperti
merencanakan, mengorganisakan, menyelenggarakan dan
mengendalikan, dalam upaya mengatur dan memberdayagunakan sumber
daya manusia, sarana prasarana untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.
b. Mekanisme PIP
1. Mekanisme pengusulan
Pengusulan penerima dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme
sebagai berikut:18
14
Mohamad Mustari,Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014) hal.1 15
Kompri,Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, (Bandung : Alfabeta, 2014) hal.224 16
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.
174 17
Ibid, h. 174 18
Petunjuk Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Program Indonesia
Pintar Nomor Tahun 2015, hal. 8
17
a. Untuk peserta didik dari keluarga pemegang KPS atau KKS atau
KIP, untuk peserta didik sekolah formal, sekolah mengentri
(updating) data peserta didik (nomor KPS/KKS/KIP) calon
penerima PIP 2018 dari keluarga pemegang KPS/KKS/KIP ke
dalam aplikasi Dapodik secara benar dan lengkap. Data ini
sekaligus berfungsi sebagai data usulan peserta didik calon
penerima dari tingkat sekolah ke dinas pendidikan kabupaten/kota
dan direktorat teknis.
b. Peserta didik yang tidak memiliki KPS/KKS/KIP baik peserta didik
sekolah formal maupun peserta didik dari SKB/PKBM/LKP atau
satuan pendidikan nonformal lainnya dari keluarga miskin/rentan
miskin yang tidak memiliki KPS/KKS/KIP, dapat diusulkan oleh
sekolah/lembaga pendidikan nonformal setelah peserta didik dari
keluarga pemilik KPS/KKS/KIP ditetapkan sebagai penerima PIP
2018 pada tenggat waktu yang akan ditentukan kemudian, dengan
mekanisme sebagai berikut:
1. Sekolah/SKB/PKBM/LKP/BLK atau satuan pendidikan
nonformal lainnya menseleksi dan menyusun daftar peserta
didik yang tidak memiliki KPS/KKS/KIP sebagai calon
penerima dana PIP 2018 berdasarkan alokasi sementara sasaran
per kabupaten/kota yang ditetapkan oleh direktorat teknis
dengan prioritas tertentu;
2. Sekolah mengusulkan peserta didik hasil seleksi sebagai
penerima PIP 2018 melalui aplikasi Verifikasi Indonesia Pintar
(VIP) yang tersedia di laman: pip.kemdikbud.go.id ke dinas
pendidikan kabupaten/kota;
3. Dinas pendidikan kabupaten/kota memberikan persetujuan dan
selanjutnya menyampaikan/meneruskan ke direktorat teknis
terkait daftar/usulan peserta didik calon penerima PIP 2018 (dari
sekolah formal maupun lembaga pendidikan non formal). Data
18
ini merupakan usulan peserta didik calon penerima dari tingkat
sekolah ke direktorat teknis.
Gambar. 2.1 Alur Pengusulan PIP
2. Mekanisme Penetapan Penerima
Mekanisme penetapan penerima dana PIP dilaksanakan melalui
mekanisme berikut:19
a. Direktorat teknis menerima usulan calon peserta didik penerima
PIP dari dinas pendidikan kabupaten/kota/pemangku kepentingan.
b. Direktorat teknis menetapkan peserta didik penerima PIP yang
berasal dari usulan sekolah yang telah disahkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan usulan dari pemangku
kepentingan dalam bentuk surat keputusan (SK) direktur teknis
yang bersangkutan. Untuk usulan SMK yang berada dibawah
binaan propinsi, pengesahan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
3. Mekanisme Penyaluran
Mekanisme penyaluran dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme
berikut: 20
19
Ibid, Hal. 13 20
Ibid, Hal. 13
19
a. Direktorat teknis menyampaikan daftar penerima PIP 2018 yang
tercantum dalam surat keputusan direktur ke lembaga penyalur
untuk dibuatkan rekening.
b. Direktorat Teknis mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
dan Surat Perintah Membayar (SPM) ke KPPN untuk diterbitkan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan surat keputusan
direktorat.
c. KPPN menyalurkan dana sesuai SP2D ke rekening penyalur atas
nama direktorat teknis di lembaga penyalur.
d. Direktorat teknis menyampaikan Surat Perintah Pemindah bukuan
(SP2N) kepada lembaga penyalur untuk menyalurkan/
memindahbukukan dana dari rekening penyalur langsung ke
rekening penerima. Teknis penyaluran dana diatur dalam perjanjian
kerjasama antara direktorat teknis dengan lembaga penyalur.
e. Direktorat teknis menginformasikan daftar peserta didik penerima
PIP kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dengan melampirkan
surat keputusan penerima.
f. Peserta didik mengambil/mencairkan dana PIP di lembaga
penyalur. Penyaluran dana PIP kepada penerima dilakukan melalui
TabunganKu atau virtual account.
Gambar. 2.2 Alur Pelaksanaan PIP
20
4. Mekanisme Pengambilan Dana
Pengambilan atau pencairan dana PIP dilakukan oleh peserta didik
di lembaga penyalur dengan ketentuan sebagai berikut:21
a. Membawa dokumen berupa surat keterangan kepala sekolah/ketua
lembaga, foto copy lembar rapor yang berisi biodata lengkap
dengan nama sekolah, NPSN dan NISN serta KTP orangtua/wali
(Untuk SD dan SMP). Untuk SMA membawa kartu pelajar atau
identitas pribadi (KTP/KK).
b. Menandatangani bukti penerimaan dana PIP 2018 yang disediakan
oleh lembaga penyalur.
c. Untuk peserta didik SD, SMP, dan SMK yang belum memiliki
KTP, pengambilan dana beberapa peserta didik harus didampingi
minimal satu orang guru/orang tua/wali.
d. Bagi penerima PIP yang menggunakan TabunganKu hanya dapat
dicairkan oleh yang bersangkutan sesuai dengan identitas yang
tertulis pada buku tabungan.
e. Bagi penerima PIP yang menggunakan virtual account dan berada
di daerah yang sulit untuk mengakses ke lembaga penyalur (tidak
ada kantor lembaga penyalur di kecamatan sekolah/tempat tinggal
peserta didik
Sedangkan biaya transport pengambilan lebih besar dari bantuan yang
akan diterima), maka pengambilan dana PIP 2018 dapat diambil
secara kolektif dengan dikuasakan kepada kepala sekolah/ kepala
lembaga pendidikan atau bendahara sekolah/bendahara lembaga
pendidikan dengan syarat/ketentuan pengambilan kolektif sebagai
berikut:
1. Surat kuasa kolektif dari orang tua peserta didik penerima PIP 2018
dengan melampirkan dokumen persyaratan pengambilan sesuai
ketentuan;
21
Ibid, Hal. 14
21
2. Sekolah/lembaga pendidikan menyampaikan surat permohonan
pencairan kolektif ke dinas pendidikan kabupaten/kota.
3. Dinas pendidikan kabupaten/kota menerbitkan surat persetujuan
pengambilan dana kolektif hanya diberikan kepada
sekolah/lembaga pendidikan, tembusan disampaikan kepada
direktorat teknis terkait;
4. Kepala sekolah yang telah menerima rekomendasi harus membuat
Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) pengambilan dana PIP
2018 secara kolektif yang ditandangani penerima kuasa bermaterai
(format terlampir);
5. Penerima kuasa menunjukkan identitas seperti KTP atau SIM asli
pada saat pengambilan dana secara kolektif di lembaga penyalur;
Surat keterangan kepala sekolah/ ketua lembaga; foto kopi halaman
biodata raport masing-masing peserta didik;
6. Dana yang sudah dicairkan oleh penerima kuasa harus segera
diberikan kepada peserta didik penerima yang bersangkutan paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah pencairan kolektif, dan pelaporan
pencairan kolektif dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
setelah pencairan kolektif ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
7. Pengambilan dana untuk peserta didik SD, SMP, dan SMK dapat
diambil pada tanggal 5 sampai dengan 24 setiap bulannya.
8. Minimal saldo pada rekening tabungan adalah sebesar Rp0,-.
22
Gambar. 2.3 Alur Pengambilan Dana PIP
c. Pemanfaatan Dana dan Larangan Dana PIP
Program BSM/PIP ditujukan untuk membantu biaya pribadi peserta
didik agar dapat terus melanjutkan pendidikannya sampai selesai jenjang
pendidikan menengah. Dana bantuan diberikan langsung kepada siswa
untuk pemanfaatan sebagai berikut: 22
1. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;
2. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll);
3. Transportasi siswa ke sekolah;
4. Uang saku siswa ke sekolah;
5. Biaya kursus/les tambahan;
Penerima BSM/PIP tidak diperkenankan menggunakan dana tersebut
untuk tujuan yang tidak berhubungan dengan kegiatan pendidikan, antara
lain: judi, narkoba, miras dan tindakan negatif lainnya. Setelah menerima
dana Program Indonesia Pintar peserta didik mempunyai kewajiban
kewajiban menggunakan dana PIP sesuai dengan ketentuan pemanfaatan
dana, terus bersekolah dengan rajin dan tekun, disiplin melaksanakan
22
Petunjuk Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Program Indonesia
Pintar Tahun 2015, hal. 13
23
tugas-tugas sekolah, dan berkepribadian terpuji dan tidak melakukan
perbuatan tercela
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang
memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis yaitu:
1. Heru Mahmudi Santoso, Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin di SMP
Muhammadiyah 8 Wonogiri, Tesis, 2013. Hasil Penelitian yang dilakukan
Heru menggunakan analisis model interaktif yang meliputi pengumpulan
data, reduksi data penyajian dan menarik kesimpulan berikut : a. persiapan
pengelolaan data penerima BSM, b. pelaksanaan pengelolaan dan c.
melaporkan hasil dari kegiatan BSM. Perbedaan penelitian Heru dan penulis
yaitu mengenai prinsip manajemen keuangan sekolah, serta persamaannya
yaitu satuan pendidikan yang sama.
2. Aulia Kamal Altatur, Diskresi Dalam Pelaksanaan Program Bantuan Siswa
Miskin Sekolah Dasar, Skripsi, 2013. Hasil Penelitian yang dilakukan Aulia
menggunakan analisis model deskriptif yang menghasilkan kesimpulan
berikut: a. kuota atau batasan jumlah penerima tidak sesuai dengan jumlah
siswa yang membutuhkan, b. kurangnya kesadaran penerima BSM dalam
penggunaan manfaat BSM, dan c. konflik akibat kecemburuan sosial antara
penerima dan tidak menerima bantuan BSM. Perbedaan penelitian Aulia
dan penulis yaitu mengenai satuan pendidikan yang berbeda, serta
persamaannya yaitu tentang pengelolaan dana BSM di sekolah
3. Budi Widodo, Evaluasi Pemanfaatan Program Indonesia Pintar di SMK
Cokroaminoto Pandak, Skripsi, 2016. Hasil Penelitian yang dilakukan Budi
menggunakan model Countenance Stake yang meliputi Aspek Antencedents
(kesiapan penerima PIP), Transaction (pelaksanaan PIP) dan Outcomes
(pemanfaatan PIP). Perbedaan penelitian Budi dan penulis yaitu satuan
pendidikan yang berbeda, serta persamaannya adalah tentang pengelolaan
PIP di sekolah.
24
4. Agus Setyani Sugiyasari, Implementasi Program Indonesia Pintar melalui
Kartu Indonesia Pintar tahun 2015/2016 di SMAN 11 Yogyakarta, Skripsi,
2016. Hasil Penelitian yang dilakukan Agus menggunakan deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi
dan dokumentasi menghasilkan kesimpulan berikut: a. implementasi PIP
melalui KIP dan b. faktor yang mendukung yaitu komunikasi, dukungan,
sumber daya peralatan dan informasi. Perbedaan penelitian Agus dan
penulis yaitu satuan pendidikan yang berbeda, serta persamaannya yaitu
tentang pengelaolaan PIP di sekolah
5. Rini Septiani Astuti, Implementasi Kebijakan Kartu Indonesia Pintar Dalam
Upaya Pemerataan Pendidikan Tahun Pelajaran 2015/2016 di SMPN 1
Semin, Skripsi, 2016. Hasil Penelitian yang dilakukan Rini menggunakan
deskriptif kualitatif yang menghasilkan berikut: menunjukkan bahwa
sasaran KIP di SMPN 1 Semin adalah siswa yang memiliki KIP sebanyak
161 siswa. Perbedaan penelitian Rini dan penulis yaitu implementasi dari
PIP di sekolah, serta persamaannya yaitu satuan pendidikan yang sama
C. Kerangka Berfikir
Program Indonesia Pintar (PIP) adalah pemberian bantuan berupa uang
tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya
tidak / kurang mampu membiayai pendidikan sebagai kelanjutan dan perluasan
sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Tujuan dari program
berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015 adalah untuk meningkatkan
angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah, meningkatkan angka
keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus
sekolah, menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok
masyarakat dan, meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah. Sasaran
dan kriteria penerima manfaat dari Program Indonesia Pintar (PIP) berdasarkan
keputusan Direktur Pendidikan Islam No. 1022 Tahun 2016 tentang Petujuk
Teknis PIP bahwa sasaran dari penerima adalah peserta didik tingkat SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, kriteria untuk penerima manfaat salah satunya adalah
25
pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berasal dari Kartu Keluarga
Perlindungan Sosial / Kartu Keluarga Sejahtera (KPS/KKS) dan Program
Keluarga Harapan (PKH). Penggunaan dari PIP juga diperuntukkan pembelian
buku / alat tulis, pembelian pakaian / seragam dan perlengkapan sekolah,
pembayaran transportasi dan keperluan lainnya untuk kebutuhan sekolah.
Besaran manfaat untuk penerima juga berbeda setiap tingkat pendidikan seperti
SD/MI Rp.450.000 per tahun, SMP/MTs Rp. 750.000 per tahun dan SMA/MA
Rp.1.000.000 per tahun. Mekanisme dari mulai pengusulan, penetapan,
penyaluran dan pengambilan dana tercantum dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No 08/D/PP/2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan PIP Tahun 2016.
Pengelolaan dan manajemen merupakan dua kata yang memiliki pengertian
yang sama dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Pengelolaan juga
melakukan proses dalam fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan dari
manajemen itu sendiri. Manajemen adalah proses yang dilakukan dengan
proses-proses sosial dengan cara perencanaan, pengorganisasian, memimpin
dan mengendalikan upaya organisasi agar tujuan dari proses manajemen
menjadi efektif dan efisien. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis akan
melihat pengelolaan PIP yang ada di MTs Bina Madani Kota Bogor dengan
mengacu pada mekanisme berdasarkan teori di atas.
28
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
Pengelolaan Program Indonesia Pintar
Program Indonesia Pintar
Analisis Pengelolaan Program Indonesia Pintar
Studi Kasus di MTs Bina Madani Kota Bogor
Mekanisme PIP
a. Pengusulan
b. Pentapan penerima
c. Penyaluran
d. Pengambilan dana
a. Tujuan PIP
b. Sasaran dan Kriteria
penerima
c. Besaran dan
Pengguanaan manfaat
PIP
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs Bina Madani beralamat di Kp. Bulakamah
Rt.04/Rw.06 Kel. Mekarwangi Kec. Tanah Sareal Kota Bogor. Alasan
dilakukannya penelitian di MTs tersebut walau terlihat kecil dan tidak
mewah tapi mampu untuk menjalankan kegiatan PIP. Hal ini yang membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengelolaan PIP
dengan studi kasus di MTs tersebut.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian direncanakan mulai bulan September 2019
sampai dengan selesai. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Bulan
Agust Sept Okt Nov Des Jan
1. Studi Pendahuluan √ √ √
2. Pengumpulan Data
Wawancara
Studi Dokumentasi
Observasi
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu
metode yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
30
berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat
yang menjadi obyek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, gambaran tentang kondisi,
situasi atau fenomena tertentu.23
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang hasil penelitiannya
disimpulkan secara deskripsi, agar dapat memudahkan peneliti dalam
memperoleh data dan menyimpulkan hasil data yang diperoleh dilapangan
nanti. Dengan metode ini, penulis akan menggambarkan mengenai “Analisis
Pengelolaan Indonesia Pintar Studi Kasus Di MTs Bina Madani Kota Bogor”
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber
dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat disimpulkan pada
setting alamiah (Natural Setting). Pada laboratorium dengan metode
eksperimen di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi
di jalan dan lain-lain. Pada umunya seseorang yang ingin memperoleh data
menggunkan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang
akan dibahas. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Dalam hal
ini penulis mengadakan wawancara langsung dengancara bertatap muka
dengan informan penelitian sebagaimana yang selalu diterapkan diatas
sampai data-data yang diperlukan terkumpul. 24
Hal-hal yang akan
diwawancarai adalah seputar pengelolaan PIP.
23
Pedoman Penulisan Skripsi, (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm.63 24 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA,2010), hlm.180
31
Tabel. 3.3 Kisi-kisi Instrumen
No. Indikator Sub Indikator
1. Pengusulan PIP - Sosialisasi
- Koordinasi
- Persyaratan
2. Penetapan Penerima PIP - Seleksi
- Pengumuman
3. Penyaluran PIP - Distribusi
- Koordinasi
4. Pengambilan Dana PIP - Persyaratan
- Pencairan
- Pemanfaatan
5. Faktor Pendukung dan
Penghambat
- Internal
- Eksternal
Tabel. 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No. Indikator Pertanyaan
1. Kepala
Madrasah
1. Sejak kapan Program Indonesia Pintar
ada di MTs?
2. Apakah staff dan guru memahami
mengenai tujuan dari PIP?
3. Apakah tugas dan tanggung jawab Bapak
selaku penanggung jawab PIP di MTs?
Bagaimana pelaksanannya?
4. Siapa saja yang dilibatkan dalam
pelaksanaan PIP?
5. Bagaimana pembagian tugas pelaksanaan
PIP di MTs?
32
6. Adakah kebijakan atau strategi khusus
yang diterapkan oleh madrasah terkait
PIP ?
7. Bagaimana cara Bapak melakukan
Koordinasi dan Komunikasi dalam
pelaksanaan PIP?
8. Kendala apasaja dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab PIP?
9. Menurut Bapak sudah efektif dan
efisienkah mekanisme pelaksanaan PIP?
Mengapa?
10. Apakah melalui PIP dapat mencegah
siswa miskin putus sekolah ataupun
dapat menjadi pendorong siswa miskin
untuk kembali bersekolah di MTs?
11. Menurut Bapak saran dan kritik untuk
pemerintah dan madrasah dalam
mensukseskan program ini ?
2. Guru 1. Apakah bapak/ibu memahami atau
mengetahui mengenai tujuan PIP?
2. Bagaimana prestasi siswa penerima PIP
di kelas ?
3. Menurut Bapak/Ibu PIP dapat mencegah
siswa kurang mampu putus sekolah
ataupun dapat menjadi pendorong siswa
kurang mampu untuk kembali bersekolah
di MTs ?
4. Berpengaruhkah siswa yang tidak
mendapat PIP terhadap prestasi sekolah?
5. Benarkah siswa yang mendapatkan dana
PIP akan meningkatkan prestasinya?
33
3. Bendahara 1. Bagaimana pelaksanaan usulan calon
penerima PIP di madrasah kepada siswa?
2. Adakah kriteria dalam mengusulkan
calon penerima PIP?
3. Bagaimana prosedur penetuan
pengusulan siswa penerima PIP?
4. Berapa jumlah siswa penerima PIP di
madrasah ini ?
5. Apakah bapak mengetahui waktu
pencairan PIP?
6. Bagaimana proses pencairan, penyaluran
dan pengambilan dana PIP?
7. Apakah ada persyaratan untuk siswa
dalam pencairan PIP?
8. Apakah sudah cukup dana PIP yang
didapat siswa untuk memenuhi
kebutuhan perlengkapan sekolah?
4. Orangtua Siswa 1. Darimana Bapak/Ibu mengetahui dan
tujuan dari PIP?
2. Apakah madrasah anak Bapak/Ibu
memberikan sosialisasi tentang PIP?
3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui proses
pencairan dana PIP?
4. Bagimana pendapat Bapak/Ibu mengenai
waktu pencairan dana PIP? Apakah
sesuai dengan kondisi untuk pengeluaran
kebutuhan proses pembelajaran?
5. Apakah ada pemantauan dari madrasah
mengenai pemanfaatan dan PIP? jika ada,
bagaimana proses pemantauan dari
madrasah?
34
6. Bagaimana tanggapan dan harapan
Bapak/Ibu terhadaqp PIP untuk
selanjutnya?
7. Adakah peningkatan kepada anak
Bapak/Ibu setelah memperoleh PIP?
2. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan atau karya tentang sesuatu yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar dari seseorang,
dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan25
. Dokumen yang berbentuk
gambar mislanya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen
merupakn kelengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
Tabel. 3.5 Studi Dokumentasi
No. Dimensi Sumber
Dokumentasi
Keterangan Keterangan
Ada Tidak
Ada
Lengkap Tidak
Lengkap
1. Organisasi - Profil Madrasah
- Visi, Misi dan
Tujuan Madrasah
- Struktur
Organisasi
Madrasah
- Data Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
√ √
25
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif R & D, ( Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.270
35
2. Pengelolaan
PIP
- Data Pengajuan
PIP
- Laporan
Pertanggung
Jawaban PIP
- Data Penerima
PIP
- Prestasi
√ √
3. Observasi
Observasi adalah pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian.26
Dalam observasi ini, penulis mengadakan observasi
secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan PIP sebagai sumber penelitian, penulis melakukan pengamatan
dan pencatatan yang sistematis terhadap objek yang dipandang dapat
dijadikan sumber data. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi
lapangan, hasil pengematan tersebut akan menjadi salah satu data untuk
bahan rujukan yang selanjutnya dianalisis dalam penelitian.
Tabel. 3.2 Lembar Observasi
No. Indikator Ada Tidak
Ada
Keterangan
1. Kondisi lingkungan madrasah √
2. Kegiatan pembinaan peserta
didik penerima PIP
√
3. Sosialisasi PIP di madrasah √
4. Fasilitas madrasah √
26 Pedoman Penulisan Skripsi, (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm.66
36
5. Prestasi akademik dan non
akademik
√
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah
analisis data yaitu dengan analisis data model Miles dan Huberman, yang
meliputi:
1. Reduksi Data
Reduksi data menunjukkan kepada proses penelitian, pemfokusan,
penyederhanaan, pemisahan, transformasi, data “mentah” yang terlihat
dalam catatan tertulis lapangan (writer-up field noters). 27
Oleh karena itu,
reduksi data berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Ini
berarti pula reproduksi data telah dilakukan sebelum pengumpulan data di
lapangan yaitu pada waktu penyusunan proposal, pada saat menentukan
kerangka konseptual, tempat, rumusan pertanyaan penelitian dan pemilihan
pendekatan dalam pengumpulan data. Waktu pengumpulan data seperti
membuat kesimpulan, pengkodean, membuat tema, membuat cluster,
membuat pemisahan dan menulis memo. Reduksi data dilanjutkan sesuai
kerja lapangan, sampai laporan akhir penelitian lengkap dan selesai disusun.
Reduksi data sangatlah penting dilakukan agar memudahkan penelitian
dalam melakukan kegiatan penyimpulan dari hasil data penelitian dan demi
menghindari kesalahan dalam rangka penarikan kesimpulan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau
dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasaikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami.28
27 Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif R & D, (Bandung: Alfabeta,2006),
hlm.280-281 28
Ibid, hal. 283
37
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data
selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network
(jejaring kerja) dan chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami
apa yang didisplaykan.
Dalam praktiknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan karena fenomena
sosial bersifat komplek dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat
memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan
mengalami perkembangan data. Untuk itu harus selalu menguji apa yang
telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik
itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternayat
hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan
di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi
teori yang grounded. Teori Grounded adalah teori yang ditemukan secara
induktif berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya
diuji melalui pengumpulan data terus menerus.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul reduksi dan selanjutnya disajikan maka
langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan
atau verifikasi.29
Penarikan kesimpulan yaitu pengumpulan data yang telah
dicatat dab memberi makna sesuatu yang dilihat atau wawancarai.
Penarikan kesimpulan harus jujur dan menghindari subjektivitas.
29
Ibid, hal. 271
38
Gambar. 3.1 Model Analisi Milles dan Huberman
E. Uji Validitas Data Kualitatif
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
data yang valid adalah data yang berbeda antara data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sessungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Pengecekan keabsahan data (trustwortginess) adalh bagian yang sangat
penting dan tidak terpisahkan dari penelitian kualitatif. Pelaksanaan
pengecekan keabsahan data didasarkan pada empat kriteria yaitu:
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Kredibilitas data merupakan upaya untuk menajamin bahwa data yang
dikumpulkan oleh peneliti mengandung nilai kebenaran, baik bagi para
pembaca pada umumnya, maupun subyek penelitian. Untuk memperoleh
data yang valid makka digunakan teknik pengecekan data perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan, member check, penggunaan bahan
referensi dan diskusi dengan teman sejawat. Berikut teknik-teknik
pengecekan data yang digunakan.30
a. Perpanjangan pengamatan
30
Ibid, hal. 267
39
Perpanjangan pengamatan di tempat penelitian merupakan langkah
antisipatid mengingat peneliti adalah pihak luar dan relative mengalami
kesulitan untuk memenuhi sumber data. Dengan perpanjangan penelitian
ini berarti hubungan peneliti dan narasumber akan semakin terbentuk
rapport.
b. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkeseimbangan. Dengan cara tersebut, maka kepastian data
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara sistematis. Pengujian
kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan dilakukan dengan cara
membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat
diketahui kesalahan dan kekurangannya, maka dapat diberikan deskripsi
data yang akurat dan sistematis tentang hal-hal yang diamati.
c. Member check
Member check alah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check agar informasi yang
diperoleh akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yang dimaksud sember data atau informan.
d. Penggunaan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi merupakan alat pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data yang telah
ditemukan memiliki bukti kuat agar penulisan laporan dapat dipercaya
contohnya data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman
wawancara.
2. Keteralihan (transferability)
Keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan cara uraian
rinci. Untuk kepentingan ini, harus melaporkan hasil penelitian secara rinci.
Uraian laporan diusahakan dapat mengungkap secara khusus segala sesuatu
yang diperlukan oleh pembaca agar para pembaca dapat memahami temuan-
temuan yang diperoleh dengan penuh tanggungjawab bersadarkan kejadian-
kejadian nyata.
40
3. Kebergantungan (dependability)
Kebergantungan disebut dengan audit kebergantungan menunjukkan bahwa
penelitian memiliki sifat ketaatan dengan menunjukkan konsisten dan
stabilitas data atau temuan yang dapat direflikasi. 31
Defendability dilakukan
untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan dalam konseptualisasi rencana
penelitian, pengumpulan data dan pelaporan hasil penelitian. Untuk itu
diperlukan dependant auditor atau para ahli dibidang pokok persoalan
penelitian ini, sebagai dependent auditor dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi.
4. Kepastian (confirmability)
Kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak kebenaran dan
sumber informasinya jelas. 32
Konfirmabilitas berhubungan dengan
objektivitas hasil penelitian. Hasil penelitian dikatakan memiliki derajat
objektivitas yang tinggi apabila keberadaan data dapat ditelusuri secara pasti
dan penelitian dikatakan objektif.
31
Djam‟am Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta, 2010), hlm.
166. 32
Ibid, 167
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Bina Madani
1. Sejarah Singkat
Madrasah Tsanawiyah Bina Madani Kota Bogor merupakan lembaga
yang dinaungi oleh sebuah yayasan yang bernama “Yayasan Al Mukhlisin”
yang dikukuhkan berdasarkan akta notaris Nomor 70 tanggal 25 Mei tahun
2004 melalui notaris Zainal Arifin,S.H. Mts Bina Madani berdiri diatas
tanah wakaf seluas 840 m. Mulai beroperasi pada tahun 2004 berdasarkan
izin operasional yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama
Provinsi Jawa Barat Nomor: Kw.10.4/4/PP.00.5/5999/2004 tanggal 25
November 2004. Berdasarkan izin tersebut, maka secara sah MTs Bina
Madani Kota Bogor dapat menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
dengan baik. Pada tahun 2017 mengalami akreditasi kembali dan berdasrkan
surat keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Republik Indonesia
Provinsi Jawa Barat, Nomor: 02.00/207/BAP-SM/SK/X/2017 Tanggal 21
Oktober 2017 ditetapkan sebagai madrasah terakreditasi sebagai peringkat B
(Baik).
Kepercayaan yang besar yang diberikan masyarakat kepada lembaga
membuat MTs Bina Madani Kota Bogor terus berusaha meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan. Masyarakat di sekitar madrasah banyak yang
tidak bisa melanjutkan pendidikan karena masih banyak masyarakat yang
kurang mampu. Masyarakat di sekitar MTs sebagian besar mempunyai
pekerjaan sebagai buruh lepas setiap harinya, oleh sebab itu MTs Bina
Madani melakukan upaya dengan melaksanakan Program Indonesia Pintar
untuk masyarakat yang kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan PIP juga untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya pendidikan untuk anak
serta membantu untuk meringankan biaya untuk melanjutkan pendidikan.
43
Selama terlaksananya PIP di MTs Bina Madani peminat untuk
melanjutkan sekolah ke madrasah semakin banyak dikarenakan juga untuk
uang SPP perbulannya tidak memberatkan untuk orangtua siswa. Dengan
bertambahnya siswa yang mau melanjutkan pendidikan di madrasah serta
MTs Bina Madani banyak menumbuhkan siswa yang berprestasi baik dalam
bidang akademik maupun non akademik seperti Juara 3 Olimpiade MIPA
seKota Bogor, Juara Harapan 1 Qosidah Wilayah Jawa Barat mewakili Kota
Bogor, Juara 1 Bulutangkis seKota Bogor, Juara 3 Futsal seKota Bogor dan
masih banyak lagi prestasi yang didapatkan.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi
a. Visi PINTER BENAR (Disiplin, Tertib, Berilmu dan Berakhlakul
Karimah)
b. Misi
- Menyiapkan peserta didik yang berilmu pengetahuan yang mumpuni
- Menyiapkan peserta didik yang berakhlakul karimah dan bertanggung
jawab
c. Tujuan
- Membantu pemerintah untuk mensukseskan program wajib belajar 9
tahun
- Melahirkan siswa Indonesia yang cerdas dan berakhlakul karimah
- Mengantarkan siswa kepada jenjang pendidikan selanjutnya
d. Strategi
- Memaksimalkan kurikulum nasional dan mengembangkannya kedalam
suatu program pembelajaran
- Menyusun kurikulum dan materi muatan lokal yang berbasis keislaman
- Mengadakan dan melakukan pembinaan profesionalisme keguruan
Dalam pewujudan akan Visi dan Misi dari MTs Bina Madani dapat
dijabarkan sebagai berikut:
44
a. Visi yang menjadi bahan untuk mewujudkan akan suatu pencapaian
seperti Disiplin sudah mulai diterapkan dengan diadakan upacara bendera
setiap hari Senin, untuk Tertib sudah mulai diterapkan dengan jadwal
masuk sekolah jam 07.00 WIB dan pulang jam 13.00 WIB, Berilmu dan
Berakhlakul Karimah diterapkan dengan cara pembelajaran di dalam
kelas mengenai adab dan tata krama melalui pembelajran mulok dari
kitab Ta‟lim Muta‟lim.
b. Misi yang menjadi bahan acuan akan visi madrasah yang berhasil yaitu
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas mengenai semua mata
pelajaran yang menjadi dasar akan pengetahuan yang diampuh siswa
diberikan dengan baik, siswa menjadi bertanggung jawab dengan
diberikannya pekerjaan rumah dan melakukan pembacaan Juz Amma
serta Asmaul Husna agar siswa menjadi berperilaku baik.
c. Tujuan yang madrasah yang membantu mewujudkan serta mensukseskan
program wajib belajar 9 tahun sudah berjalan dengan cukup baik dari
segi pendidik serta tenaga kependidikan dengan bantuan pelaksanaan PIP
sebagai pendorongnya, siswa madrasah juga semakin cerdas karena
pembelajaran yang diberikan serta berakhlakul karimah dari contoh
pendidik dan madrasah dapat membantu untuk siswa melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.
d. Strategi yang madrasah lakukan adalah dengan pengembangan kurikulum
nasional untuk membantu pendidik melaksnaan kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan baik, penyusunan kurikulum serta muatan lokal
yang keislaman juga menjadi daya tarik untuk siswa memahami
keislaman dengan cara yang menyenangkan dan melakukan pembinaan
bagi pendidik untuk lebih profesional dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasana di MTs Bina Madani mempunyai ruang
kelas sebanyak 5 ruang yang terdiri dari ruang dalam kondisi baik 2 ruang
dan kondisi kurang baik 3 ruang, untuk perpustakaan masih belum banyak
45
buku untuk referensi siswa belajar, untuk ruang guru hanya ada 1 ruangan
untuk semua guru, untuk ruang pimpinan dan tata usaha menjadi 1 ruangan
dan hanya terpisah oleh meja, untuk toilet ada 4 terdiri dari 2 toilet
siswa/siswi dan 2 toilet untuk guru dan staff. Keadaan sarana dan prasarana
di MTs hanya memanfaatkan bantuan dari pemerintah seperti BOS dan
bantuan rehab dari tingkat kota maupun provinsi.
Sarana dan prasaran dari MTs juga sudah banyak melakukan rehab dan
pembangunan untuk ruang kelas secara berkala yang awalnya hanya ada 2
ruangan menjadi 5 ruang kelas yang kondisi baik untuk melaksanakan
kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Pembangunan dan rehab tersebut
dibantu dengan memasukan proposal untuk mengajukan bantuan
pembangunan dan rehab melalui pemerintah kota maupun provinsi.
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari hasil data mengenai data pendidik masih banyak guru yang
mengajar tidak sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan seperti guru
Seni Budaya, Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, IPS, dan Fiqih. Dikarenakan
guru yang mengajar tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
menjadi tidak menguasai serta berpengaruh akan paedagogik dan
profeisonal seperti: kemampuan penguasaan materi secara luas dan
mendalam yang tidak memungkin untuk membimbing siswa, suasana
belajar yang tidak menggairkan dan menyenakan bagi siswa, pengelolaan
kelas yang belum maksimal dan cara penyajian akan materi yang masih
terbatas.
5. Data Siswa
Siswa yang bersekolah di MTs Bina Madani peminat dalam setiap
tahunnya naik turun dikarenakan sekarang banyaknya sekolah swasta di
sekitar madrasah dari mulai yang negeri sampai yang favorit oleh sebab itu
setiap tahunnya belum bisa maksimal dalam penerimaan peserta didik.
46
Siswa kebanyakan adalah alumni dari MI Riyadul Mukhlisin yang
merupakan masih satu yayasan dengan MTs Bina Madani. Untuk tahun
2019 ada sekitar 110 siswa yang terdiri dari kelas 3 MTs ada 40 orang yang
dibagi menjadi 2 kelas, kelas 2 MTs ada 40 siswa yang dibagi menjadi 2
kelas dan kelas 1 MTs ada 30 siswa dijadikan 1 kelas. Ada penurunan
peserta didik di tahun 2019 dikarenakan banyak yang melanjutkan ke
sekolah negeri, pesantren bahkan sekolah favorit.
Pelaksanaan PIP yang dilakukan MTs juga menjadi daya minat peserta
didik yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan di MTs
dikarenakan biaya tidak terlalu besar seperti sekolah lain. Siswa yatim piatu
yang melanjutkan ke MTs juga mendapatkan dispensasi untuk tidak
membayar uang masuk dan SPP setiap bulannya.
B. Deskripsi, Analisis dan Interpretensi Data
1. Pengelolaan Program Indonesia Pintar
Pengelolaan Program Indonesia Pintar di MTs Bina Madani terdiri dari
aspek pengusulan, penetapan penerima, penyaluran dan pengambilan dana.
a. Pengusulan PIP
Pengusulan penerima dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme
sebagai berikut: 1. Untuk peserta didik dari keluarga pemegang KPS atau
KKS atau KIP, untuk peserta didik sekolah formal, sekolah mengentri
(updating) data peserta didik (nomor KPS/KKS/KIP) calon penerima PIP
2019 dari keluarga pemegang KPS/KKS/KIP ke dalam aplikasi Dapodik
secara benar dan lengkap. Data ini sekaligus berfungsi sebagai data
usulan peserta didik calon penerima dari tingkat madrasah ke kemenag
kabupaten/kota dan direktorat teknis; 2. Peserta didik yang tidak
memiliki KPS/KKS/KIP baik peserta didik sekolah formal maupun
peserta didik dari SKB/PKBM/LKP atau satuan pendidikan nonformal
lainnya dari keluarga miskin/rentan miskin yang tidak memiliki
KPS/KKS/KIP, dapat diusulkan oleh sekolah/lembaga pendidikan
nonformal setelah peserta didik dari keluarga pemilik KPS/KKS/KIP
47
ditetapkan sebagai penerima PIP2019 pada tenggat waktu yang akan
ditentukan kemudian, dengan mekanisme sebagai berikut: a.
Sekolah/SKB/PKBM/LKP/BLK atau satuan pendidikan nonformal
lainnya menseleksi dan menyusun daftar peserta didik yang tidak
memiliki KPS/KKS/KIP sebagai calon penerima dana PIP 2019
berdasarkan alokasi sementara sasaran per kabupaten/kota yang
ditetapkan oleh direktorat teknis dengan prioritas tertentu; b. Sekolah
mengusulkan peserta didik hasil seleksi sebagai penerima PIP 2019
melalui aplikasi Verifikasi Indonesia Pintar (VIP) yang tersedia di laman:
pip.kemenag.go.id ke kemenag kabupaten/kota; c. Kemenag
kabupaten/kota memberikan persetujuan dan selanjutnya
menyampaikan/meneruskan ke direktorat teknis terkait daftar/usulan
peserta didik calon penerima PIP 2019 (dari sekolah formal maupun
lembaga pendidikan non formal). Data ini merupakan usulan peserta
didik calon penerima dari tingkat sekolah ke direktorat teknis.
MTs Bina Madani melakukan pengusulan penerima PIP dilakukan
oleh kepala madrasah dan bendahara beserta peserta didik yang
mempunyai KIP untuk diikut sertakan dalam pengusulan untuk penerima
PIP. Kriteria untuk pengusulan dalam penerima PIP yaitu: a. Siswa
pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan atau siswa yang berasal dari
keluarga pemegang Kartu Keluarga Perlindungan Sosial/Kartu Keluarga
Sejahtera (KPS/KKS) dan atau peserta Program Keluarga Harapan
(PKH); b. Siswa aktif berasal dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan
dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan/desa; c.
Berada pada usia sekolah yakni 6 – 21 tahun. Dalam kriteria tersebut
peserta didik berhak untuk diusulkan untuk penerimaan PIP. Dalam
proses pengusulan dilakukan setiap awal tahun untuk 1 tahun kedepan
serta tahapannya adalah dengan melakukan sosialisasi kepada orangtua
peserta didik selanjutnya mengumpulkan berkas terkait dengan
pengusulan yaitu: Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP)
orangtua, Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari berkas tersebut dibuatlah
48
proposal pengusulan seperti yang terlampir. Dalam pengusulan tidak
ditemukan kendala yang sulit hanya pada pengumpulan berkas dan juga
kriteria yang sesuai untuk penerima PIP.
Dalam masalah pengusulan yang sering terjadi adanya data yang
ganda masuk ke pihak madrasah serta untuk dimasukkan di sistem
menjadi kendala juga dikarenakan pengusulan tersendiri masih banyak
yang tidak sesuai kriteria yang harusnya menerima bantuan PIP. Oleh
karena itu masalah pengusulan adalah kriteria yang masih belum bisa
menjadi acuan akan pengusulan dikarenakannya masih banyak data yang
ganda dan masih banyaknya belum sesuai sasaran untuk penerima
bantuan PIP. Karena adanya perubahan sistem juga menjadi hal yang
membuat pengusulan berubah juga seperti tahun sebelumnya hanya yang
memiliki KIP tetapi untuk tahun sekarang yang tidak mempunya KIP
juga bisa mengusulkan dalam catatan peserta didik adalah dari keluarga
yang kurang mampu dan membuat SKTM di kelurahan tempat
tinggalnya.
b. Penetapan Penerima PIP
Penetapan penerima dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme
berikut: a. Direktorat teknis menerima usulan calon peserta didik
penerima PIP dari dinas pendidikan kabupaten/kota/pemangku
kepentingan; b. Direktorat teknis menetapkan peserta didik penerima PIP
yang berasal dari usulan sekolah yang telah disahkan oleh Kemenag
Kabupaten/Kota dan usulan dari pemangku kepentingan dalam bentuk
surat keputusan (SK) direktur teknis yang bersangkutan.
Dalam hal penetapan penerimaan yaitu ditetapkan langsung oleh
pemerintah pusat yang mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penerima
PIP yang diberitahukan kepada Pendidikan Madrasah Kemenag Provinsi
lalu ke Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten/Kota dan selanjutnya
diberitahukan kepada madrasah yang melaksanakan PIP mengenai SK
penetapan penerima PIP di madrasahnya. Peserta didik yang diusulkan
49
madrasah untuk calon penerima PIP tidak semuanya mendapatkan
dikarenakan adanya kuota dari pemerintah yang membuat masih
banyaknya belum tersalurkan dengan maksimal. Kuota yang diberikan
pemerintah juga tidak sama setiap tahunnya dikarenakan setiap tahun
bertambah lembaga pendidikan madrasah yang dibawah naungan
kemenag yang mengusulkan untuk penerima PIP.
Penetapan penerima PIP juga masih banyak yang belum sesuai kriteria
dan sasaran oleh karena itu adanya pembatasan kuota juga membuat
kesempatan bagi peseta didik yang kurang mampu lain kecil
kemungkinan untuk menerima bantuan PIP. Penetapan juga tidak
dilandasi dengan seleksi manfaat penggunaan dan prestasi peserta didik
hanya dengan pengacakan data yang masuk yang akan ditetapkan sebagai
penerima bantuan PIP.
c. Penyaluran
Penyaluran meliputi: a. Direktorat teknis menyampaikan daftar
penerima PIP 2019 yang tercantum dalam surat keputusan direktur ke
lembaga penyalur untuk dibuatkan rekening; b. Direktorat Teknis
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah
Membayar (SPM) ke KPPN untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) berdasarkan surat keputusan direktorat; c. KPPN
menyalurkan dana sesuai SP2D ke rekening penyalur atas nama
direktorat teknis di lembaga penyalur; d. Direktorat teknis
menyampaikan Surat Perintah Pemindah bukuan (SP2N) kepada lembaga
penyalur untuk menyalurkan/ memindahbukukan dana dari rekening
penyalur langsung ke rekening penerima. Teknis penyaluran dana diatur
dalam perjanjian kerjasama antara direktorat teknis dengan lembaga
penyalur; e. Direktorat teknis menginformasikan daftar peserta didik
penerima PIP kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dengan
melampirkan surat keputusan penerima; f. Peserta didik
mengambil/mencairkan dana PIP di lembaga penyalur. Penyaluran dana
50
PIP kepada penerima dilakukan melalui TabunganKu atau virtual
account.
Dalam hal penyaluran untuk penerima PIP selalu mendapatkan
kendala seperti perpindahan lembaga keuangan/bank yang bekerjasama
dengan pemerintah untuk pencairan dana penerima PIP sehingga
membutuhkan proses yang lumayan panjang untuk setiap kali
perpindahan. Karena adanya perpindahan bank setiap tahun membuat
peserta didik penerima PIP mempunyai beberapa buku rekening untuk
pencairan dana yang akan diterima untuk keperluan sekolah. Sistem
penyaluran dari pemerintah sendiri biasanya dilakukan dengan tander
yang melibatkan beberapa lembaga keuangan/bank untuk penyalurannya.
d. Pengambilan Dana
Pengambilan atau pencairan dana PIP dilakukan oleh peserta didik di
lembaga penyalur dengan ketentuan sebagai berikut: a. Membawa
dokumen berupa surat keterangan kepala sekolah/ketua lembaga, foto
copy lembar rapor yang berisi biodata lengkap dengan nama sekolah,
NPSN dan NISN serta KTP orangtua/wali; b. Menandatangani bukti
penerimaan dana PIP 2019 yang disediakan oleh lembaga penyalur; c.
Untuk peserta didik MTs yang belum memiliki KTP, pengambilan dana
beberapa peserta didik harus didampingi minimal satu orang guru/orang
tua/wali; d. Bagi penerima PIP yang menggunakan TabunganKu hanya
dapat dicairkan oleh yang bersangkutan sesuai dengan identitas yang
tertulis pada buku tabungan; e. Bagi penerima PIP yang menggunakan
virtual account dan berada di daerah yang sulit untuk mengakses ke
lembaga penyalur (tidak ada kantor lembaga penyalur di kecamatan
sekolah/tempat tinggal peserta didik
Sedangkan biaya transport pengambilan lebih besar dari bantuan yang
akan diterima), maka pengambilan dana PIP 2019 dapat diambil secara
kolektif dengan dikuasakan kepada kepala sekolah/ kepala lembaga
pendidikan atau bendahara sekolah/bendahara lembaga pendidikan
51
dengan syarat/ketentuan pengambilan kolektif sebagai berikut: a. Surat
kuasa kolektif dari orang tua peserta didik penerima PIP 2019 dengan
melampirkan dokumen persyaratan pengambilan sesuai ketentuan; b.
Sekolah/lembaga pendidikan menyampaikan surat permohonan pencairan
kolektif ke dinas pendidikan kabupaten/kota; c. Kemenag
kabupaten/kota menerbitkan surat persetujuan pengambilan dana kolektif
hanya diberikan kepada sekolah/lembaga pendidikan, tembusan
disampaikan kepada direktorat teknis terkait; d. Kepala madrasah yang
telah menerima rekomendasi harus membuat Surat Pertanggungjawaban
Mutlak (SPTJM) pengambilan dana PIP 2019 secara kolektif yang
ditandangani penerima kuasa bermaterai (format terlampir); e. Penerima
kuasa menunjukkan identitas seperti KTP atau SIM asli pada saat
pengambilan dana secara kolektif di lembaga penyalur; Surat keterangan
kepala madrasah; foto kopi halaman biodata raport masing-masing
peserta didik; f. Dana yang sudah dicairkan oleh penerima kuasa harus
segera diberikan kepada peserta didik penerima yang bersangkutan
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pencairan kolektif, dan
pelaporan pencairan kolektif dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja setelah pencairan kolektif ke Kemenag Kabupaten/Kota; g.
Pengambilan dana untuk peserta didik MTs dapat diambil pada tanggal 5
sampai dengan 24 setiap bulannya; h. Minimal saldo pada rekening
tabungan adalah sebesar Rp0,-.
Dalam hal pengambilan dana terdapat 2 cara yaitu pengambilan
langsung oleh peserta didik penerima PIP beserta orangtua dan secara
kolektif melalui madrasah. Untuk pengambilan dana PIP sendiri di MTs
Bina Madani melakukan cara kolektif agar memudahkan dalam
pencairan dana dan tidak harus membuat peserta didik serta orangtua
bingung untuk pengambilan dana tersebut. Sebelum itu juga
dilakukannya pemberitahuan dan pembuatan surat kuasa untuk peserta
didik serta orangtua masing-masing yang akan menjadi syarat untuk
pencairan tersebut. Kendala yang terjadi saat pencairan biasanya adalah
52
saat pengumpulan berkas untuk surat kolektif dari orangtua peserta didik
yang tertunda dikarenakan masih adanya miss komunikasi.
Pengelolaan PIP di MTs Bina Madani menggunakan sistem subsidi
silang untuk siswa yang kurang mampu agar tidak memberatkan saat
akan melaksanakan ujian kelulusan dengan biaya yang lumayan besar.
Pengelolaan PIP di MTs Bina Madani juga membantu masyarakat dalam
berpartisipasi dalam pendidikan untuk anak-anak dan membantu untuk
siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
2. Dampak Pengelolaan PIP
Dimensi pemanfaatan dana PIP hanya terdiri dari 1 indikator yaitu
alokasi penggunaan dana PIP. Indikator alokasi penggunaan dana PIP. Hasil
lain didapat dari kebijakan sekolah yaitu tentang penggunaan dana PIP
dikelola langsung oleh sekolah. Kebijakan ini mulai diberlakukan di tahun
2015 karena dari hasil pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang langsung
dikelola orang tua dan siswa tetapi pemanfaatan dana belum maksimal
untuk membantu mencukupi kebutuhan sekolah. Hal ini direspon baik oleh
orang tua wali murid karena orang tua juga menyadari bahwa apabila dana
dikelola langsung oleh orang tua di khawatirkan tidak sepenuhnya
digunakan untuk kebutuhan sekolah. Dimensi kegiatan belajar siswa terdiri
dari dua indikator, yaitu peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar
siswa, indikator motivasi belajar menunjukan hasil sangat baik yaitu 90,56%
sedangkan pada indikator peningkatan hasil belajar didapat dari
dokumentasi hasil belajar terjadi peningkatan hasil kepada siswa penerima
PIP. Dimensi kegiatan siswa terdiri dari indikator keaktivan ( kedisiplinan
dan kehadiran) siswa dalam KBM. Hasil indikator keaktivan siswa dalam
KBM didapat kategori sangat baik yaitu 89,17%. Dimensi laporan PIP
didapat bahwa pelaporan pelaksanaan PIP secara online melalui
pipsmk.ditpsmk.net/laporan-pip-2015/ yang berisi tentang nama sekolah,
NPSN, jumlah yang diajukan, penerima dalam SK, jumlah siswa yang sudah
mencairkan dan jumlah data bermasalah. Dimensi perubahan penerima
53
terdiri dari indikator perubahan penerima PIP dari sisi tujuan PIP. Hasil
indikator perubahan penerima PIP dari sisi tujuan menunjukan perubahan
terhadap penerima PIP kategori sangat baik sebesar 87,50% sedangkan hasil
kualitatif menunjukan terjadi perubahan terhadap siswa penerima PIP
menjadi semangat belajar dan rajin daam proses kegiatan belajar mengajar.
3. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di MTs Bina Madani Kota Bogor pada hari
Sabtu, 18 Januari 2020 pukul 09.00-11.00 menunjukkan bahwa pengelolaan
PIP di madrasah berjalan dengan baik. Kondisi lingkungan madrasah juga
sangat mendukung untuk siswa belajar baik di kelas maupun di masyarakat
sekitar madrasah. Pembinaan untuk siswa yang menerima PIP tidak ada
dikarenakan belum adanya guru/staff yang bisa untuk melakukan
pembinaan kepada siswa. Sosialisasi PIP dilakukan secara lisan (rapat
dengan orangtua siswa) dan tertulis (pengumuman di papan mading) oleh
madrasah. Fasilitas untuk kebutuhan belajar siswa masih belum lengkap
atau bisa dibilang masih kurang dikarena masih dikelola oleh madrasah dan
belum adanya bantuan dari daerah maupun pusat untuk madrasah.
Tabel 4.4
Hasil Observasi
No. Indikator Ada Tidak
Ada
Keterangan
1. Kondisi
lingkungan
madrasah
MTs Bina Madani Kota Bogor secara
umum kondisi lingkungan madrasah
bersih, hal tersebut dibuktikan
dengan adanya petugas kebersihan
yang membersihkan lingkungan
sekolah pada jam istirahat. Gedung
54
bagian samping digunakan untuk
ruang TU, guru/staff dan ruang
kepala madrasah, serta ruang kelas
ada di bagian belakang. Interaksi
antar warga madrasah juga baik, hal
tersebut dibuktikan mereka saling
bertegur sapa bila bertemu. Seluruh
warga yang ada di madrasah juga
ramah. Di MTs Bina Madani Kota
Bogor terdapat slogan tentang
kebersihan, cinta lingkungan dan
etika/ sopan santun kepada sesama
makhluk hidup. Kultur religius
terbangun di MTs Bina Madani Kota
Bogor hal tersebut dibuktikan dengan
madrasah membiasakan kepada
peserta didik untuk melaksanakan
membaca Juz „Ama dan Asmaul
Husna setiap mau memulai
pelaksanaan KBM. Ketika dzuhur
peserta didik dan warga madrasah
melaksanakan sholat berjamaah.
2. Kegiatan
pembinaan peserta
didik penerima PIP
Ketika melakukan wawancara dengan
pengelola dan juga peserta didik
hasilnya tidak ada kegiatan pembinaan
bagi peserta didik penerima PIP. Hal
tersebut dikarenakan tidak adanya
guru/staff yang bisa melakukan
pembinaan.
3. Sosialisasi PIP di Informasi mengenai PIP disampaikan
secara lisan dan di papan informasi
55
madrasah tidak ada brosur tentang PIP.
4. Fasilitas madrasah Fasilitas di MTs Bina Madani Kota
Bogor belum lengkap dan belum
memenuhi kebutuhan peserta didik.
Dikarenakan fasilitas madrasah masih
dikelola sendiri dan belum adanya
bantuan dari pemerintah daerah
maupun pusat.
5. Prestasi Akademik
dan non Akademik
Prestassi peserta didik yang
mendapatkan bantuan PIP semakin
meningkat dilihat dari hasilnya yaitu
memenangkan beberapa kejuaran baik
dari akademik maupun non akademik
dari tingkat madrasah, kota sampai
provinsi.
55
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dikemukakan beberapa temuan
sebagai berikut:
1. Pengusulan penerima PIP yang sering terjadi adanya data yang ganda masuk
ke pihak madrasah serta untuk dimasukkan di sistem menjadi kendala juga
dikarenakan pengusulan tersendiri masih banyak yang tidak sesuai kriteria
yang harusnya menerima bantuan PIP.
2. Penetapan penerima PIP juga masih banyak yang belum sesuai kriteria dan
sasaran oleh karena itu adanya pembatasan kuota juga membuat kesempatan
bagi peseta didik yang kurang mampu lain kecil kemungkinan untuk
menerima bantuan PIP.
3. Penyaluran untuk penerima PIP selalu mendapatkan kendala seperti
perpindahan lembaga keuangan/bank yang bekerjasama dengan pemerintah
untuk pencairan dana penerima PIP sehingga membutuhkan proses yang
lumayan panjang untuk setiap kali perpindahan.
4. Pengambilan dana berkendala saat pengumpulan berkas untuk surat kolektif
dari orangtua peserta didik yang tertunda dikarenakan masih adanya miss
komunikasi. Dikarenakan pengambilan dilakukan secara kolektif untuk
mempermudah pencairan.
Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan bahwa Analis Pengelolaan
Program Indonesia Pintar di MTs Bina Madani Kota Bogor di nilai belum
optimal hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian mengenai pengusulan,
penetapan, penyaluran serta pengambilan dana yang masih adanya kendala saat
terlaksananya pengelolaan PIP di madrasah.
.
56
B. SARAN
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian ada beberapa saran yang
diajukan kepada pihak-pihak terkait yaitu:
1. Perlu tim khusus untuk melakukan pelaksanaan PIP agar fokus dalam
pelaksanaan dan diberikan honorarium
2. Perlu penambahan kuota untuk penetapan penerima PIP agar dapat
membantu peserta didik yang lain
3. Perlu survei terhadap calon penerima PIP dikarenakan masih banyaknya
yang belum tepat sasaran
4. Perlu skala prioritas bagi calon penerima dari hasil survei langsung di
lapangan
5. Perlu terobosan baru untuk peserta didik yang belum menerima bantuan PIP
seperti mencarikan beasiswa dari lembaga yang lain atau membuat
enterprineur untuk membantu kebutuhan sekolah peserta didik
57
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA,2010)
Djam‟am Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta,
2010)
http://dindik.babelprov.go.id/
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang
pelaksanaan Progam Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan
Program Indonesia Sehat untuk membangun Keluarga Produktif (Jakarta, 2014)
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 481 Tahun 2017
Tentang Petunjuk Teknis (Juknis) PIP
Kompri,Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, (Bandung : Alfabeta,
2014)
Mohamad Mustari,Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014)
Pedoman Penulisan Skripsi, (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015)
Peraturan Pemerintah Republik indonesia No. 39 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 Tentang
Pendanaan Pendidikan
Peraturan Pemerintah Repubblik Indonesia No. 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 12 Tahun
2015 Tentang Program Indonesia Pintar
Rohiat,Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, (Bandung : PT,
Refika Aditama 2009)
58
Stim Dosen Administrasi UPI,Manajemen Pendidikan,
(Bandung,Alfabeta, 2010)
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif R & D, ( Bandung: Alfabeta,
2006),
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006)
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
www.pojokjabar.com
1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Bina Madani pada tahun 2004 yang pendiriannya
dikukuhkan berdasarkan dengan Nomor Statistik 121232710031 dan NSPN
20252628 di alamat
Madrasah Tsanawiyah Bina Madani Kota Bogor merupakan lembaga yang
dinaungi oleh sebuah yayasan yang bernama “Yayasan Al Mukhlisin” yang
dikukuhkan berdasarkan akta notaris Nomor 70 tanggal 25 Mei tahun 2004
melalui notaris Zainal Arifin,S.H. Mts Bina Madani berdiri diatas tanah wakaf
seluas 840 m. Mulai beroperasi pada tahun 2004 berdasarkan izin operasional
yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Barat
Nomor: Wi/Bg.010.1.3/205/2004 Tanggal 25 Juli 20114. Berdasarkan izin
tersebut, maka secara sah MTs Bina Madani Kota Bogor dapat menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran dengan baik. Pada tahun 2017 mengalami akreditasi
kembali dan berdasrkan surat keputusan Kepala Kantor Departemen Agama
Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat, Nomor: Kw.25/1/Dam.005351/2017
Tanggal 28 November 2017 ditetapkan sebagai madrasah terakreditasi sebagai
peringkat B (Baik).
Kepercayaan yang besar yang diberikan masyarakat kepada lembaga membuat
MTs Bina Madani Kota Bogor terus berusaha meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan. Masyarakat di sekitar madrasah banyak yang tidak bisa melanjutkan
pendidikan karena masih banyak masyarakat yang kurang mampu. Masyarakat di
sekitar MTs sebagian besar mempunyai pekerjaan sebagai buruh lepas setiap
harinya, oleh sebab itu MTs Bina Madani melakukan upaya dengan melaksanakan
Program Indonesia Pintar untuk masyarakat yang kurang mampu agar dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan PIP juga untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya pendidikan
untuk anak serta membantu untuk meringankan biaya untuk melanjutkan
pendidikan.
Pelaksanaan PIP yang dilakukan oleh MTs dapat berjalan dengan baik
dikarenakan adanya kerjasama antara madrasah dengan masyarakat sekitar. Dari
hasil pelaksanaan PIP juga membuat banyaknya lulusan MTs bisa melanjutkan
pendidikan ke lebih tinggi dan dapat mencapai cita-cita tang diharapkan. Diantara
para lulusan MTs Bina Madani sudah banyak yang berhasil ada yang menjadi
guru, ABRI dan pekerja profesional lainnya.
2. Profil Madrasah
1. Nama Madrasah : MTs Bina Madani
2. Nomor Statistik Madrasah : 121232710031
3. NPSN : 20252628
4. Akreditasi Madrasah : BAN S/M C
5. Alamat Lengkap : Jl. Bulak Amah Rt.004/Rw.006
Kel. Mekarwangi Kec. Tanah Sareal
Kota Bogor 16168 Prov. Jawa Barat
6. NPWP : 01.764.158.0-404.001
7. Nama Kepala Madrasah : Salim, S.Ag, M.Si
8. Nomor Telepon/HP : 0817 9926 214
9. Nama Yayasan : Yayasan Pondok Pesantren Daarul Mukhlisin
10. Alamat Yayasan : Jl. Bulak Amah Rt.004/Rw.006
Kel. Mekarwangi Kec. Tanah Sareal
Kota Bogor 16168 Prov. Jawa Barat
11. Telepon Yayasan : 0857 1957 4878
12. No. Akte Yayasan : AHU-0019677.AH.01.04.Tahun 2015
13. Kepemilikan Tanah : Wakaf, Luas Tanah 840 M
14. Status Bangunan : Milik Sendiri
15. Luas Bangunan : 500 M
No. Nama Pendidikan Terakhir Titik
Mangsa
Tugas
Mata Pelajaran Status
1. Salim, S.Ag, M.Si
Bogor, 17 Mei 1965
S2 STIA YAPPAN 2014
Administrasi Pendidikan
2004 Pendidikan Bahasa Arab Kepala Madrasah
Guru Tetap Yayasan
2. Herry Rahardja, S.Si
Tasikmalaya, 14 Juni 1974
S1 UNPAD 1997
Statistika
2004 Ilmu Pengetahuan Alam
Matematika
Waka Kurikulum
Guru Tetap Yayasan
3. Nurhasan, S.Pd.I
Bogor, 06 Desember 1979
S1 STAI YAPERI BOGOR 2006
Pendidikan Agama Islam
2004 SKI Waka Humas
Guru Tetap Yayasan
4. Zulkarnaen, S.Pd.I
Bogor, 09 April 1983
S1 STAI YAPERI BOGOR 2012
Pendidikan Agama Islam
2004 Aqidah Akhlak Waka Sarpras/ Kaur
Guru Tetap Yayasan
5. Imade Diah Fitaloka, S.Pd
Jakarta, 15 Juni 1975
S1 UIKA 2011
Bimbingan dan Konseling
2004 Bimbingan Konseling Guru Tetap Yayasan
6. Nawangsih, S.Pd
Bogor, 23 Mei 1975
S1 UIKA BOGOR 2015
PPKN
2004 PPKN Guru Tetap Yayasan
7. Endrian Dewi, S.Pd
Jakarta, 23 Maret 1975
S1 STKIP KUSUMA NEGARA 2009
Matematika
2004 Matematika Guru Tetap Yayasan
8. Muholiq, S.Pd.I
Bogor, 04 Mei 1971
S1 STAI LAAROIBA BOGOR 2009
Pendidikan Agama Islam
2004 Bahasa Arab Pembina Osis
Guru Tetap Yayasan
9. Drs. Cecep
Bogor, 07 Juni 1964
S1 UIKA 1993
Bimbingan dan Konseling
2004 PPKN Waka Kesiswaan
Guru Tetap Yayasan
10. Suhendar, S.Sos.I
Bogor, 06 Juni 1977
S1 UIKA BOGOR 2003
Komunikasi Penyiaran Islam
2004 Seni Budaya Guru Tetap Yayasan
11. Abdul Khoir, S.Pd.I
Bogor, 12 Maret 1979
S1 UIKA BOGOR 2015
Pendidikan Agama Islam
2004 Al-Qur’an Hadits Guru Tetap Yayasan
12. Achmad Indrata, S.Pd.I
Jakarta, 25 Juli 1980
S1 UIN JAKARTA 2003
Pendidikan Agama Islam
2004 Taklim Guru Tetap Yayasan
13. Mujahiddin, S.Pd.I
Bogor, 19 Agustus 1979
S1 UIN JAKARTA 2003
Pendidikan Agama Islam
2004 Bahasa Sunda Bendahara
Guru Tetap Yayasan
14. Muhammad Hoir, S.Pd.I
Bogor, 18 Maret 1977
S1 UNINDRA BOGOR 2004
Kependidikan Islam
2004 Bahasa Indonesia Guru Tetap Yayasan
15. Nasroh, S.Pd,I
Bogor, 08 November 1974
S1 UIKA BOGOR 2012
PGMI
2010 Ilmu Pengetahuan Sosial Guru Tetap Yayasan
16. Abdul Majid, S.Ag
Bogor, 09 Februari 1974
S1 IAIN BANDUNG 2000
Peradilan Agama
2004 Fiqih Guru Tetap Yayasan
17. Ikawati, M.Pd
Bogor, 08 Agustus 1990
S2 UNINDRA JAKARTA 2017
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
2014 Bahasa Indonesia Guru Tetap Yayasan
18. Mamat Fachrudin, S.Pd
Bogor, 16 Februari 1967
S1 UNISMA BEKASI 2009
Penjas
2004 Penjaskes Guru Tetap Yayasan
19. Munawir, S.Pd.I
Bogor, 02 Juli 1982
S1 UIKA BOGOR 2011
PGMI
2010 Nahwu Shorof Guru Tetap Yayasan
20. Sobiroh, S.Pd.I
Bogor, 16 Juli 1985
S1 UIKA BOGOR 2012
PGMI
2014 Pembina Pramuka Guru Tetap Yayasan
Hasil Wawancara
Narasumber : H. Salim S.Ag, M.Si
Jabatan : Kepala Madrasah
Tanggal : 20 Januari 2020
Tempat` : MTs Bina Madani
Jam : 10.00 s/d selesai
1. Sejak kapan Program Indonesia Pintar ada di MTs?
Dari tahun 2017 an, karena ini adalah perombakan dari program sebelumnya yaitu
Bantuan Siswa Miskin
2. Apakah staff dan guru memahami mengenai tujuan dari PIP?
Seluruh staff dan guru paham akan tujuan dari PIP
3. Apakah tugas dan tanggung jawab Bapak selaku penanggung jawab PIP di MTs?
Bagaimana pelaksanannya?
Memberikan sosialisasi kepada orangtua siswa, membagi tugas untuk pelaksanaan
PIP, mengusulkan PIP dan ikut membantu pelaksanaan PIP
4. Siapa saja yang dilibatkan dalam pelaksanaan PIP?
Kepala madrasah, bendahara, guru dan siswa
5. Bagaimana pembagian tugas pelaksanaan PIP di MTs?
Menugaskan salah seorang guru atau staff untuk melaksanakan PIP
6. Adakah kebijakan atau strategi khusus yang diterapkan oleh madrasah terkait PIP ?
Apabila kuota tidak memenuhi maka yang diutamakan adalah kelas akhir
7. Bagaimana cara Bapak melakukan koordinasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
PIP?
Melakukan sosialisasi dan pertemuan antara kepala madrasah dengan orangtua siswa
8. Kendala apasaja dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab PIP?
Kuota yang tidak mencukupi kebutuhan penerima PIP, siswa yang tidak
mengumpulkan syarat untuk pengusulan PIP
9. Menurut Bapak sudah efektif dan efisienkah mekanisme pelaksanaan PIP?
Mengapa?
Untuk sekarang pelaksaan sudah efisien dan efektif dikarenakan sudah mulai banyak
yang paham akan manfaat dari PIP
10. Apakah melalui PIP dapat mencegah siswa kurang mampu putus sekolah
ataupun dapat menjadi pendorong siswa kurang mampu untuk kembali bersekolah di
MTs?
Iya, dapat mencegah siswa yang kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi dan dapat mendorong siswa lebih semangat lagi untuk
belajar serta mendapatkan prestasi
11. Menurut Bapak saran dan kritik untuk pemerintah dan madrasah dalam
mensukseskan program ini ?
Menambah kembali kuota untuk penerima PIP, penyebaran KIP yang merata dan
dilakukan pengecekan kembali untuk penerima PIP
Hasil Wawancara
Narasumber : Zulkarnaen, S.Pd.I
Jabatan : Guru
Tanggal : 20 Januari 2020
Tempat` : MTs Bina Madani
Jam :11.00 s/d selessai
1. Apakah bapak/ibu memahami atau mengetahui mengenai tujuan PIP?
Saya memahami dan mengetahui tentang tujuan PIP
2. Bagaimana prestasi siswa penerima PIP di kelas ?
Alhamdulillah, prestasi siswa penerima PIP ada yang baik dan ada juga yang masih
belum baik
3. Menurut Bapak/Ibu PIP dapat mencegah siswa kurang mampu putus sekolah
ataupun dapat menjadi pendorong siswa kurang mampu untuk kembali bersekolah di
MTs ?
Iya, sangat membantu mencegah siswa yang putus sekolah serta menjadi pendorong
untuk siswa berprestasi di sekolah
4. Berpengaruhkah siswa yang tidak mendapat PIP terhadap prestasi sekolah?
Tidak karena yang tidak menerima PIP juga tetap berprestasi sesuai kemampuan
individu
5. Benarkah siswa yang mendapatkan dana PIP akan meningkatkan prestasinya?
Tidak juga karena masing-masing individu penerima PIP mempunyai tingkat
prestasi yang berbeda
Hasil Wawancara
Narasumber : Nasroh, S.Pd.I
Jabatan : Guru
Tanggal : 20 Januari 2020
Tempat` :MTs Bina Madani
Jam : 08.00 s/d selesai
1. Apakah bapak/ibu memahami atau mengetahui mengenai tujuan PIP?
Saya memahami dan mengetahui tentang tujuan PIP untuk siswa
2. Bagaimana prestasi siswa penerima PIP di kelas ?
Siswa penerima PIP tidak sepenuhnya berprestasi
3. Menurut Bapak/Ibu PIP dapat mencegah siswa kurang mampu putus sekolah
ataupun dapat menjadi pendorong siswa kurang mampu untuk kembali bersekolah di
MTs ?
Sangat berpengaruh akan putus sekolah bagi siswa yang kurang mampu serta bisa
menjadi pendorong untuk tetap melanjutkan pendidikan yang tinggi
4. Berpengaruhkah siswa yang tidak mendapat PIP terhadap prestasi sekolah?
Tidak berpengaruh karena kembali ke individu masing-masing akan prestasi
5. Benarkah siswa yang mendapatkan dana PIP akan meningkatkan prestasinya?
Tidak karena hanya sebagian saja yang bisa meningktkan prestasai dengan
menerima PIP
Hasil Wawancara
Narasumber : Mujahidin, S.Pd.I
Jabatan : Bendahara
Tanggal : 20 Januari 2020
Tempat` : Mts Bina Madani
Jam :09.00 s/d selesai
1. Bagaimana pelaksanaan usulan calon penerima PIP di madrasah kepada siswa?
Usulan penerima PIP dilakukan dengan cara memasukkan semua jumlah siswa yang
mempunyai KIP untuk selanjutnya dilakukan seleksi secara dapodik
2. Adakah kriteria dalam mengusulkan calon penerima PIP?
Kriteria tertentunya yaitu mempunyai KIP, PKH, dan termasuk keluarga yang
kurang mampu
3. Bagaimana prosedur penetuan pengusulan siswa penerima PIP?
Prosedurnya yaitu mengumpulkan syarat-syarat seperti Kartu Keluarga, KTP
orangtua, KIP / Surat Keterangan Tidak Mampu
4. Berapa jumlah siswa penerima PIP di madrasah ini ?
Sekitar 14 siswa dikarenakan kuota yang masih belum mencukupi
5. Apakah bapak mengetahui waktu pencairan PIP?
Waktu pencairan biasanya per 6 bulan sekali atau sesuai dari SK pencairan
6. Bagaimana proses pencairan, penyaluran dan pengambilan dana PIP?
Proses pencairan yaitu mendatangi bank yang bekerja sama dengan Kemenag atau
instansi yang ditunjuk dari pusat lalu membawa persyaratan seperti KK, KTP, Surat
Keterangan Aktif dan raport siswa (jika diambil oleh orangtua siswa), penyaluran
langsung dari bank kepada penerima PIP dan pengambilan dana bisa langsung oleh
orangtua siswa atau diwakilkan oleh pihak madrasah
7. Apakah ada persyaratan untuk siswa dalam pencairan PIP?
Kartu Keluarga, KTP orangtua dan raport siswa
8. Apakah sudah cukup dana PIP yang didapat siswa untuk memenuhi kebutuhan
perlengkapan sekolah?
Masih belum semuanya tercukupi dikarenakan hanya sanggup menutup untuk
kegiatan di sekolah saja
Hasil Wawancara
Narasumber : Siti Wasiah
Jabatan : Orangtua
Tanggal : 21 Januari 2020
Tempat` : Tanah Baru
Jam : 10.00 s/d selesai
1. Darimana Bapak/Ibu mengetahui dan tujuan dari PIP?
Dari sosialisasi yang dilakukan madrasah kepada orangtua siswa
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui proses pencairan dana PIP?
Saya tahu, karena saat sosialisasi diberitahukan dari sekolah
3. Bagimana pendapat Bapak/Ibu mengenai waktu pencairan dana PIP? Apakah sesuai
dengan kondisi untuk pengeluaran kebutuhan proses pembelajaran?
Untuk waktu pencairannya sudah baik tetapi untuk kebutuhan pengeluaran masih
sangat kurang
4. Bagaimana tanggapan dan harapan Bapak/Ibu terhadap PIP untuk selanjutnya?
Saya berharap untuk jumlah dana dari PIP diberikan kenaikan dan lebih dipantau
kembali untuk penerima sudah termasuk kriteria atau belum
5. Adakah peningkatan prestasi kepada anak Bapak/Ibu setelah memperoleh PIP?
Alhamdulillah, prestasi anak saya semakin meningkat dan anak saya bisa
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
Hasil Wawancara
Narasumber : Nurlailati
Jabatan : Orangtua
Tanggal : 21 Januari 2020
Tempat` : Tanah Baru
Jam : 09.00 s/d selesai
1. Darimana Bapak/Ibu mengetahui dan tujuan dari PIP?
Saya mengetahui tujuan PIP dari sosialisasi yang dilakukan madrasah
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui proses pencairan dana PIP?
Saya mengetahui proses pencairan dana karena sudah dijelaskan saat sosialisasi
dilakukan
3. Bagimana pendapat Bapak/Ibu mengenai waktu pencairan dana PIP? Apakah sesuai
dengan kondisi untuk pengeluaran kebutuhan proses pembelajaran?
Untuk masalah waktu pencairan dana menurut saya sudah baik tetapi untuk kondisi
penggunaan dana untuk keperluan sekolah masih sangat kurang
4. Bagaimana tanggapan dan harapan Bapak/Ibu terhadap PIP untuk selanjutnya?
Tanggapannya agar semakin meratanya bagi penerima PIP yaitu warga yang kurang
mampu dan harapannya agar tidak ada lagi salah sasaran untuk penerima PIP
5. Adakah peningkatan kepada anak Bapak/Ibu setelah memperoleh PIP?
Alhamdulillah, ada peningkatan prestasi yang anak saya tunjukkan setelah menerima
PIP dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Foto selesai wawancara dengan kepala madrasah dan guru di MTs Bina Madani
Foto selesai wawancara dengan orangtua peserta didik penerima Program Indonesia Pintar
BIODATA PENULIS
Nama saya Nur Indah Kamilah, saya lahir di
Cimanggis Bogor, 11 Maret 1996. Saya adalah
anak pertama dari 4 bersaudara pasangan
Ayahanda H. Salim S.Ag, M.Si dan Ibunda
Nasroh, S.Pd.I. Saat ini saya tinggal Jl.
Bulakamah Rt 03/Rw. 06 Kel. Mekarwangi
Kec. Tanah Sareal Kota Bogor. Saya telah
menempuh pendidikan di SDN 01 Nagrak
2007, MTs Al Ishlah Subang 2010, MA
Tarbiyatusshibyan 2013 dan UIN Syarif
Hidayatullah. Organisasi yang pernah saya
ikuti adalah Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Rayon Manajemen Pendidikan dan
Komisariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.