ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN USIA PERTENGAHAN
A. DEFINISIKeluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang
tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan
anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil
perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan didalam keluarga.
B. UPAYA MENINGKATKAN KELUARGA BAHAGIA PADA USIA PERTENGAHAN
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup banyak
pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode
menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu
menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk
mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa
penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih
mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari
seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk
menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap
pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung
koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting
untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan
karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting
dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka
berdua dapat dipulihkan,"
C. MASALAH YANG BIASA DITEMUKAN OLEH KELUARGA USIA
PERTENGAHAN
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur
yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan
berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
5. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap
antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana
seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang
tersebut.
D. TUGAS PEKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN
1. Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah”
adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak
perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat
kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat
merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka
adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang
teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain
takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat
merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai
penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan
stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64
tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
2. Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan Sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah
keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek
tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus
kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek
memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan
membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan
Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan
puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih
hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman
yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam
upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju,
anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih
bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
3. Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun
dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai
sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan
untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang
tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas
perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan
keinginan independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-
indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih
besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam
tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan
menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132),
para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam
perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya
ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan
dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau
harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu
hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa
pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat
dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan
individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara
keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa
untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
E. KONSEP KEPERAWATAN
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber
informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.
Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi Keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2 yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat
mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
ditentkan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg
dimiliki oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama2unuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
ini.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian biasa digunakan terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
c. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
Fasilitas mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
a) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal-hal yang di kaji sejauh mana keluaarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah:
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari
masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yg tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
- Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
- Apakah masalah kesehatan di rasakan oleh keluarga
- Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di alami
- Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
- Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
- Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
- Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
- Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah
Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya
(sifat,penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)
- Sejauh mana keluar mengetahui tentang sifat dan perkembangan
perawatan yang di butuhkan
- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang di perlukan
untuk perawatan
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber keuangan/Finansial,
fasilitas fisik, psikososial)
- Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan
rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber keluarga yang dimiliki
- Sejauh mana keluarga melihat keuntungan /manfaat pemeliharaan
lingkungan
- Sejauh mana keluarga mengetahui Pentingnya higiene sanitasi
- Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas /pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:
- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
- Sejauh mana keluarga memahami keuntungan2 yang dapat di peroleh dari
fasilitas kesehatan
- Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
- Apakah keluarga mempunyai pengalaman yg kurang baik terhadap petuga
kesehatan
- Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1) Berapa juamlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3) Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh
anggota keluarga
e) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga
f) Stress dan Koping keluarga
1) Stresor Jangka pendek dan panjang
stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 Bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi /stressor
3) Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila
menghadapi permasalahan
g) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di
gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.
h) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Tahap Diagnosa
a. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
1) Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
2) Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang yang tidak adekuat.
3) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
b. Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya,
1978).
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah Skala: Aktual (Tidak/Kurang sehat) Ancaman kesehatan Keadaan Sejahtera
321
1
2. Kemungkinan Masalah Skala: Mudah 2
Sebagian Tidak dapat
10
2
3. Potensial Masalah untuk Dicegah Skala: Tinggi Cukup Rendah
321
1
4. Menonjolnya Masalah Skala: Masalah berat harus segera ditangani Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani Masalah tidak dirasakan
210
1
Skoring:
Tentukan skor untuk setiap kriteria. Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan
kalikanlah dengan bobot.
Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
1) Kriteria 1:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga.
2) Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor2 sebagai berikut:
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat:
dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan
masyarakat.
3) Kriteria 3:
Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
4) Kriteria 4:
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
3. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4. Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara:
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
d. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara:
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara:
- Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga
- Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan
cara:
- Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada
- Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
a) S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
b) O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
c) A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
d) P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi .
e) Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.