Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Perancangan dan Analisa Kinerja Breakdown: Aplikasi Website untuk Manajemen Proyek Konstruksi berbasis JavaScript
Aulia Rahma Azis, Kalamullah Ramli
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Jawa Barat 16424
Indonesia Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Jawa Barat 16424
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Breakdown merupakan sebuah aplikasi manajemen proyek berbasis JavaScript yang dapat dijalankan melalui perambah (browser). Breakdown mengadopsi kombinasi konsep breakdown structure dengan bentuk treetable dan formula Excel yang digabungkan untuk membuat aplikasi yang bersifat modular sehingga dapat digunakan secara modular dan dilepas-pasang sesuai kebutuhan. Aplikasi ini dilengkapi dengan library Analisa Harga Satuan (AHS) yang terstandarisasi dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan dan menghitung anggaran biaya yang diperlukan dalam sebuah proyek. Hasil pekerjaan pengguna menggunakan aplikasi selanjutnya dapat diekspor ke dalam berkas Excel. Berdasarkan pengujian fungsionalitas dan kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi diperoleh nilai rata-rata 2.88 untuk keseluruhan sistem (menggunakan kuesioner PSSUQ dengan nilai 1 sebagai nilai tertinggi).
Analyzing Social Media Twitter as a Parameter to Understand Student Learning Quality and Experience in Indonesia
Abstract
Breakdown is a JavaScript based project management application that can be run through a browser. Breakdown adopts a combination of breakdown structure concept in treetable form and Excel formula to create a modular application, so it can be used in a modular and removable as needed. The application comes with library of Unit Price Analysis (AHS) which is standardized to provide convenience for the user in determining requirements and calculate cost estimate of a project. The result can be export into Excel file. Based on functionality and user acceptance testing, obtained average score 2.88 for overall system (using PSSUQ Questionaire which is 1 as the highest score). Keywords: Project Management Application, Web Application, Framework, JavaScript Pendahuluan
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Sedangkan manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.
Pekerjaan proyek memiliki kompleksitas yang tinggi yang dalam praktiknya telah membuat
pelaku konstruksi harus bekerja hingga larut malam untuk menyelesaikan pekerjaannya. Agar
melaksanakan semua usaha dan mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan rencana,
diperlukan sebuah aplikasi yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan pengguna dalam
mengatur jalannya sebuah proyek.
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini telah berhasil menciptakan aplikasi manajemen
proyek. Salah satu yang paling populer yaitu Microsoft Project. Dengan fitur yang lengkap
dan performa yang mumpuni, tentu saja aplikasi ini menjadi primadona dalam mengatur
sebuah proyek. Namun, tidak semua pengguna yang terlibat dalam suatu proyek paham
menggunakan sebuah aplikasi yang sebenarnya ditujukan untuk memberikan kemudahan.
Belum lagi apabila aplikasi tersebut tidak bersifat terbuka (open source), sehingga
mengharuskan para calon pengguna membeli aplikasi tersebut dengan harga yang cukup
mahal. Hal ini akan menambah keengganan pengguna untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Melihat beberapa faktor tersebut, Breakdown mencoba memberikan solusi terhadap pengguna
dengan memberikan fitur sederhana namun sangat dibutuhkan bagi pengguna dalam
menentukan kebutuhan-kebutuhan dan anggaran biaya dari suatu proyek.
Breakdown ditujukan kepada para kontraktor kecil yang sulit bersaing dengan kontraktor
besar yang diakibatkan kurangnya fasilitas pendukung dari segi teknis serta informasi yang
diterima kurang jelas. Informasi yang tidak jelas ini diakibatkan oleh pengerjaan proyek-
proyek besar dari pemerintah maupun pihak swasta yang tertutup dan tidak transparan.
Breakdown dibentuk dengan mengambil kombinasi konsep breakdown structure dalam
bentuk tree table dan formula Excel. Kedua konsep ini digabungkan untuk membentuk
program yang bersifat formula modular sehingga dapat digunakan secara berulang dan dapat
dilepas pasang sesuai kebutuhan. Selanjutnya konsep ini dapat dikembangkan dengan
menambahakan fitur basis data online sehingga dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak. Pada
pengembangan selanjutnya dapat ditambahkan fitur lain seperti kurva S, bagan Gantt dan
mode saat pekerjaan berlangsung.
Dengan hadirnya aplikasi ini diharapkan lingkungan pekerjaan proyek menjadi lebih baik
dengan terbantunya kontraktor kecil dan daerah dalam segi informasi harga dan metode
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
proyek juga terbentuknya tranparansi. Sisi lain yang diharapkan adalah terbentuknya tren
dimana kontraktor kecil memiliki spesialisasi yang lebih khusus agar lebih mudah
diberdayakan oleh kontraktor besar.
Tinjauan Teoritis
1. Manajemen Proyek Konstruksi Secara Umum
Sebuah proyek konstruksi dibagi kedalam beberapa tahapan proses yaitu: proses inisiasi,
proses perencanaan, proses eksekusi, pengawasan dan pengendalian, dan penutupan [1].
Masing-masing proses tersebut berjalan dengan kronologi tertentu sesuai kebutuhan dari
proyek. Proses inisiasi hanya memerlukan waktu sebentar saat awal proyek berlangsung, tidak
seperti bagian pengawasan yang berjalan terus menerus sepanjang proyek berlangsung.
Proses inisiaisi adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan izin konstruksi agar dapat
dilakukan. Proses perencanaan adalah langkah-langkah untuk merancang, merencanakan, dan
menjadwal proyek. Proses ekseskusi adalah proses dimana konstruksi dilakukan dengan
mengikuti rancangan dan langkah-langkah yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
Pengawasan dan pengendalian adalah proses dimana konstruksi dijaga pencapaian dan
performanya sehingga dapat diperbaiki pada bagian yang diperlukan. Penutupan adalah
bagian terakhir dimana proyek diselesaikan dan dilengkapi seluruh kegiatannya dan ditutup
secara formal.
2. Manajemen Biaya Proyek Konstruksi
Manajemen biaya dalam sebuah proyek konstruksi dilakukan pada tahap perancanaan sebuah
proyek. Tahapan estimasi proyek terbagi dalam 4 tahap [2]. Tahapan tersebut adalah studi
kelayakan, konseptual, detail dan masa konstruksi.
Pada tahap studi kelayakan, sebuah proyek konstruksi dihitung menggunakan perhitungan
rekayasa ekonomi. Dengan ini sebuah proyek dapat ditentukan apakah proyek ini untung atau
ruginya. Pada tahap ini ditentukan juga harga per satuan gunanya seperti harga per kamar
untuk hotel atau harga per meter persegi untuk jalan.
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Tahap selanjutnya adalah tahap konseptual. Pada tahap ini ditentukan harga acuan dana yang
perlu disiapkan. Dengan acuan tersebut, dibentuk tim perancang bangunan detail dengan
konfigurasi mengacu kepada nilai besar proyek.
Kemudian tim perancang membuat harga detail berdasarkan rancangan bangunan yang
mereka buat. Harga ini kemudian dijadikan acuan dalam memilih kontraktor yang akan
mengerjakan proyek tersebut.
Calon kontraktor kemudian menghitung ulang proyek dan mengajukan detail harga yang
mendekati dengan nilai yang diajukan oleh tim perancang. Setelah terpilih, kontraktor
pelaksana melakukan kontrol terhadap keuangannya. Pada masa konstruksi, kontraktor perlu
dengan cermat mengatur modal yang ia miliki untuk dipakai dalam konstruksi. Pemilik juga
ikut mengawasi dan mengukur kinerja secara bersama agar dana yang disiapkan untuk proyek
tersebut dapat dicairkan secepatnya.
3. Kualifikasi Jasa Perencanaan dan Pengawasan Proyek Konstruksi
Kualifikasi jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi terbagi atas 4, yaitu orang
perseorangan, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar [3]. Kualifikasi didasarkan pada
persyaratan dan kemampuan yang dimiliki penyedia jasa tersebut.
a. Kualifikasi orang perseorangan
Penyedia jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi tingkat perseorangan disyaratkan
memiiki Sertifikat Keterampilan (SKA) tingkat madya dan memiliki batasan nilai satu
pekerjaan maksimum 250 juta rupiah.
b. Kualifikasi usaha kecil
Untuk kualifikasi usaha kecil, terbagi lagi atas 2 sub-kualifikasi, yaitu sub-kualifikasi K1 dan
sub-kualifikasi K2.
i. Sub-kualifikasi K1
Pada kualifikasi ini, penyelenggara diharuskan memiliki kekayaan bersih minimum sebesar
50 juta rupiah dan memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA Ahli Muda. Batasan
nilai satu pekerjaan maksimum 500 juta rupiah.
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
ii. Sub-kualifikasi K2
Pada kualifikasi ini, penyelenggara diharuskan memiliki kekayaan bersih minimum sebesar
100 juta rupiah dan memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA Ahli Muda. Badan
Usaha memiliki pengalaman pekerjaan konsultansi Kualifikasi K1 selama 4 tahun terakhir
dengan total nilai kumulatif pekerjaan 500 juta rupiah untuk setiap subklasifikasi yang
dimiliki. Batasan nilai satu pekerjaan maksimum 750 juta rupiah.
c. Kualifikasi usaha menengah
Untuk kualifikasi usaha kecil, terbagi lagi atas 2 sub-kualifikasi, yaitu sub-kualifikasi M1
dan sub-kualifikasi M2.
i. Sub-kualifikasi M1
Pada kualifikasi ini, penyelenggara diharuskan memiliki kekayaan bersih minimum sebesar
150 juta rupiah dan memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA tingkat madya untuk
setiap subklasifikasi usaha. Untuk Subklasifikasi terkait dapat dirangkap oleh satu orang
tenaga ahli tetap. Pengalaman melaksanakan paket konsultansi kualifikasi Kecil (K2)
selama 10 tahun terakhir dengan total nilai kumulatif pekerjaan 750 juta rupiah untuk
setiap subklasifikasi yang dimiliki. Badan Usaha baru berdiri (< 3 tahun) tanpa pengalaman
nilai minimum pengalaman diukur dengan pengalaman PJT (Penanggung Jawab Teknik)
dengan Nilai kumulatif pekerjaan 750 juta rupiah untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki.
Batasan nilai satu pekerjaan maksimum 1.5 miliar rupiah.
ii. Sub-kualifikasi M2
Pada kualifikasi ini, penyelenggara diharuskan memiliki kekayaan bersih minimum sebesar
300 juta rupiah dan memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA tingkat madya untuk
setiap subklasifikasi usaha (tidak boleh merangkap sebagai Penanggung Jawab Klasifikasi
(PJK) dan atau PJT). Untuk Subklasifikasi terkait dapat dirangkap oleh satu orang tenaga
ahli tetap (maksimum 2 subklasifikasi). Pengalaman melaksanakan paket konsultansi
kualifikasi Menengah 1 (M1) selama 10 tahun terakhir dengan total nilai kumulatif
pekerjaan 1.5 miliar rupiaj untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki. Batasan nilai satu
pekerjaan maksimum 2.5 miliar rupiah.
d. Kualifikasi usaha besar
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Pada kualifikasi ini, penyelenggara diharuskan memiliki kekayaan bersih minimum sebesar
500 juta rupiah dan memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA tingkat madya untuk
setiap subklasifikasi usaha (tidak boleh merangkap sebagai PJK dan atau PJT). Untuk
Subklasifikasi terkait dapat dirangkap oleh satu orang tenaga ahli tetap (maksimum 2
subklasifikasi). Pengalaman melaksanakan paket konsultansi kualifikasi menengah 2 (M2)
selama 10 tahun terakhir dengan total nilai kumulatif pekerjaan 2.5 miliar rupiah untuk setiap
subklasifikasi yang dimiliki. Tidak ada batasan nilai pekerjaan maksimum untuk klasifikasi ini.
4. FRAMEWORK JAVASCRIPT DAN WEBIX
Framework Javascript adalah Javascript yang telah diatur menjadi suatu pola yang
memudahkan pemrogram dalam penggunaannya [4]. Awal pengembangan Framework
Javacript dimulai saat memasuki era Web 2.0, generasi kedua dari layanan berbasis web
dimana lebih meniktikberatkan pada kolaborasi online, sharing content antar pengguna dan
lebih terarah ke User Content Generated.
Berdasarkan kebutuhan akan konsep dan paradigma baru dalam pengembangan aplikasi
berbasis web tersebut maka dalam pengembangannya diperlukan suatu sistem alur kerja yang
bisa memudahkan dalam menciptakan aplikasi berbasis web yang canggih dan interaktif.
Salah satu yang sering digunakan para developer tersebut adalah JavaScript
Framework/Libraries dimana didalamnya terdapat JavaScript yang telah ditulis sedemikian
rupa dimana sangat membantu dalam pengembangan sebuah Aplikasi Web, terutama dalam
pengembangan AJAX (Asynchronous JavaSript And XML). Sebuah teknik pemanggilan cepat
tanpa perlu memuat ulang suatu halaman web. Dengan JavaScript Libraries tersebut para
pemrogram bisa dengan mudah mengimplementasikan paradigma WEB 2.0 yang baru seperti
user interface yang dinamik dan sangat interaktif kepada penggunanya.
Webix [5] merupakan framework JavaScript dan HTML5 untuk mengembangkan aplikasi
mobile dan desktop web yang kaya akan data dan dapat digunakan pada lintas platform
dengan antar muka pengguna yang sangat responsif. Perpustakaannya didistribusikan di
bawah dua open-source GNU GPLv3 dan lisensi komersial, dan hadir dalam edisi Standar
dan Pro. Webix dikembangkan oleh perusahaan XB Software, bermarkas di Minsk, Belarus.
XB menggunakan Webix sebagai solusi yang mereka bangun bagi para pengguna berbayar.
Webix menawarkan kumpulan komponen UI yang banyak dilengkapi dengan contoh, sebuah
skin builder, halaman untuk membuat desain, dan online source code playground.
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Metode Penelitian
A. System Requirement
Aplikasi Breakdown akan membantu dalam bidang manajemen proyek, khususnya proyek
konstruksi. Sistem dalam aplikasi ini dirancang untuk menghitung rancangan anggaran
(estimasi) biaya dan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sebuah proyek konstruksi.
Pada perancangan dan pengembangannya, aplikasi Breakdown ini akan digunakan oleh
seorang pengguna dengan requirement sebagai berikut:
• Pengguna dapat membuat rancangan struktur breakdown dan menghitung estimasi
biaya untuk sebuah proyek baru.
• Pengguna dapat membuat rancangan struktur breakdown dan menghitung estimasi
biaya untuk sebuah proyek dari proyek yang sejenis.
• Pengguna dapat menembahkan detail untuk komponen Breakdown berupa bahan, alat,
dan pekerja / materials, tools, workers (MTW).
• Pengguna dapat mengekspor hasil pekerjaannya ke dalam bentuk berkas Excel.
Fungsi-fungsi di atas merupakan fungsi-fungsi yang harus ada pada sistem ini guna
memenuhi kebutuhan pengguna yang akan menggunakannya. Requirement di atas merupakan
Gambar 1. Use Case Diagram Aplikasi Breakdown
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
requirement dasar yang masih dapat dikembangkan lagi sehingga menjadi sebuah sistem yang
lebih baik. Gambar 1 menggambarkan fungsi yang telah diolah dalam use case diagram.
B. Diagram Alir Sistem
Untuk melakukan perhitungan estimasi biaya, pengguna dapat menggunakan daftar harga
satuan yang telah disediakan oleh aplikasi. Selain itu, pengguna juga dapat menentukan harga
yang sesuai dengan kebutuhannya. Aplikasi akan otomatis melakukan penghitungan biaya
dari proyek yang dikerjakan tersebut. Perhitungan biaya yang dilakukan yaitu total biaya
MTW (MTW Price), total biaya child (Child Price), dan total biaya keseluruhan proyek
(Total Price).
1. Perhitungan MTW Price
MTW Price merupakan biaya total dari seluruh bahan, alat, dan pekerja yang diperlukan
untuk satu jenis pekerjaan. MTW Price dalam aplikasi ini sebenarnya merupakan AHS
(Analisa Harga Satuan).
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Perhitungan untuk MTW Price dilakukan pada setiap sel yang terdapat pada kolom MTW
Price. Sistem akan mengambil isi dari array MTW yang akan disimpan sebagai records.
Sistem akan memeriksa apakah records tersebut memiliki isi atau tidak, apabila tidak maka
sistem akan angsung mengembalikan nilai untuk MTW Price (dalam hal ini, nilai MTW Price
adalah 0). Apabila records berisi, maka variabel i akan bernilai 0. Selanjutnya akan diperiksa
apakah nilai i lebih kecil dari panjang records, apabila iya maka akan dilakukan perhitungan
untuk nilai MTW Price dengan mengalikan jumlah unit MTW dengan harga unit MTW.
Selanjutnya nilai variabel i akan terus bertambah (increment), dan diperiksa lagi apakah nilai
variabel i lebih kecil dari panjang records, kemudian dilakukan proses perhitungan lagi.
Proses ini akan terus berlangsung sampai nilai variabel i lebih besar dari panjang records
yang menandakan bahwa semua komponen yang ada dalam array telah dihitung. Selanjutnya
sistem akan menampilkan hasil perolehan nilai MTW Price tersebut ke dalam tabel.
2. Perhitungan Child Price
Child Price merupakan biaya total dari beberapa sub-pekerjaan yang berada dalam parent
yang sama. Diagram alir perhitungannya ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 2. Diagram Alir Perhitungan MTW Price
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Perhitungan nilai child price dilakukan
pada setiap sel yang berada dalam kolom Child Price. Sistem akan memeriksa apakah
komponen dalam kolom tersebut memiliki child atau tidak, jika tidak maka sistem akan
langsung mengembalikan nilai child price (dalam hal ini nilai child price adalah 0). Jika
kolom memiliki child maka sistem akan menjumlahkan seluruh nilai child yang ada hingga
semuanya terjumlah, dan akhirnya diperoleh nilai dari Child Price yang akan ditampilkan
pada tabel.
3. Perhitungan Total Price
Total Price adalah biaya keseluruhan untuk masing-masing pekerjaan. Diagram alir
perhitungannya dapat dilihat pada Gambar 4.
Untuk perhitungan nilai Total Price, dilakukan oleh semua sel yang berada pada kolom
Total Price. Sistem akan menghitung dengan menjumlahkan nilai MTW Price dengan nilai
Child Price, kemudian mengalikannnya dengan indeks masing-masing komponen pekerjaan.
Hasilnya akan langsung ditampilkan dalam tabel.
C. Pengujian Sistem
Gambar 3. Diagram Alir Perhitungan Child Price
Gambar 4. Diagram Alir Perhitungan Total Price
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Dilakukan dua jenis pengujian terhadap sistem, yaitu pengujian waktu respons sistem dan
pengujian kepuasaan pengguna dalam menggunakan sistem dalam aplikasi ini.
1. Pengujian Waktu Respons Sistem
Pengujian kecepatan respons ditujukan untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh aplikasi dalam mengeksekusi pekerjaan pengguna. Pengujian
menggunakan fungsi performance.now() [6] pada JavaScript. Terdapat 3 hal yang
akan diuji pada aplikasi ini, yaitu:
a. Waktu yang dibutuhkan aplikasi untuk memproses perubahan yang dilakukan
pengguna pada komponen tree table (tree edit).
b. Waktu yang dibutuhkan aplikasi untuk memproses komponen yang diletakkan (drop)
pengguna dari halaman pencarian ke dalam komponen tree table (drop tree).
c. Waktu yang dibutuhkan aplikasi untuk memproses perubahan yang dilakukan
pengguna pada detail komponen (details edit).
2. Pengujian Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan Sistem Aplikasi
Pengujian yang dilakukan meliputi fungsionalitas dan kepuasaan pengguna dalam
menggunakan aplikasi Breakdown. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Kuesioner
PSSUQ [7] (Post-Study System Usability Questionnaire) yang diberikan kepada 10
pengguna. PSSUQ merupakan instrumen penelitian yang dikembangkan untuk digunakan
dalam evaluasi usability di IBM. PSSUQ terdiri dari 19 komponen yang ditujukan untuk
menilai lima sistem karakteristik usability.
19 komponen yang terdapat dalam kuesioner PSSUQ dapat dikelompokkan menjadi
empat tanggapan PSSUQ yaitu: Skor kepuasan secara keseluruhan (Overall), kegunaan
sistem (Sysuse), kualitas informasi (Infoqual) dan kualitas antarmuka (Interqual).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Implementasi Sistem
Aplikasi Breakdown dibangun dengan JavaScript UI Library bernama Webix. Webix
menyediakan berbagai komponen yang dibutuhkan dalam membangun aplikasi web dan dapat
dijalankan pada berbagai platform.
Aplikasi Breakdown dapat dijalankan melalui perambah, dalam implementasi dan
pengujian kali ini digunakan Mozilla Firefox. Untuk saat ini, aplikasi Breakdown berjalan
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
pada localhost. Untuk menjalankan aplikasi, modul Apache pada XAMPP harus dijalankan
terlebih dahulu.
Pada perambah Firefox, masukkan alamat http://localhost/breakdownApp/app.html untuk
membuka halaman aplikasi. Pengguna akan langsung berada pada workspace aplikasi. Pada
workspace ini pengguna dapat membuat struktur breakdown dari sebuah proyek konstruksi
dan sistem akan otomatis melakukan perhitungan estimasi biayanya. Contoh hasil pekerjaan
pengguna dapat dilihat pada Gambar 5.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, pengguna dalam mengekspor hasil pekerjaannya
tersebut ke dalam format berkas Excel. Hasil ekspornya dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 5. Hasil Pekerjaan Pengguna pada Workspace Aplikasi Breakdown
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
B. Hasil Pengujian Sistem
1. Pengujian Waktu Respons Sistem Pengujian dilakukan sebanyak masing-masing 10 kali pada tiga browser yang berbeda
yaitu Mozilla Firefox, Google Chrome, dan Microsoft Edge. Hasil pengujian tersebut
tersaji pada beberapa tabel
berikut.
Tabel 1. Hasil Pengujian Waktu Respons Aplikasi pada Mozilla Firefox
Mozilla Firefox
Percobaan
ke-
Waktu Respons Sistem (dalam milidetik)
Tree Edit Drop Tree Details Edit
1 8.2100 2.6800 8.3600
2 3.4500 3.6650 5.0900
3 4.3850 6.6150 4.6850
4 6.9600 6.8100 4.5950
5 5.9350 7.3750 5.1250
Gambar 6. Hasil Ekspor Pekerjaan Pengguna ke dalam Berkas Excel
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Dari Tabel 1 di atas diperoleh
rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk sistem jika dijalankan
melalui browser Mozilla Firefox
untuk merespons tree edit selama
6.1060 milidetik, untuk drop tree
selama 6.9120 milidetik, dan untuk details edit selama 5.6550 milidetik.
Tabel 2. Hasil Pengujian Response Aplikasi pada Google Chrome
6 6.9600 9.7600 4.8200
7 6.9600 5.6800 7.4200
8 4.6850 5.8000 5.2300
9 5.9350 10.1600 5.0150
10 7.5800 10.5750 6.2100
Rata-rata 6.1060 6.9120 5.6550
Google Chrome
Percobaan
ke-
Waktu Respons Sistem (dalam milidetik)
Tree Edit Drop Tree Details Edit
1 4.8450 3.8800 6.5400
2 4.1850 1.3800 8.7250
3 5.8950 1.5900 11.1150
4 10.0950 63.7750 8.7850
5 17.6200 2.3800 5.9300
6 20.2350 2.5450 8.4250
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Dari Tabel 2 di atas diperoleh rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sistem jika
dijalankan melalui browser Google Chrome untuk merespons tree edit selama 12.5335
milidetik, untuk drop tree selama 8.8380 milidetik, dan untuk details edit selama
9.4945 milidetik.
Tabel 3. Hasil Pengujian Waktu Respons Aplikasi pada Microsoft Edge
7 14.8500 3.4200 16.9250
8 16.8400 2.5900 13.7800
9 21.9500 2.8500 5.7600
10 8.8200 3.9700 8.9600
Rata-rata 12.5335 8.8380 9.4945
Microsoft Edge
Percobaan
ke-
Waktu Respons Sistem (dalam milidetik)
Tree Edit Drop Tree Details Edit
1 30.4346 10.1504 108.5300
2 27.6703 13.5401 160.2301
3 31.2397 279.5052 136.6850
4 67.8248 22.2445 129.3348
5 97.6196 869.4000 67.4747
6 76.7453 102.3401 99.6899
7 84.2198 67.7199 103.9150
8 80.6847 57.6396 101.0447
9 7.5803 63.3249 72.6200
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Dari Tabel 3 di atas diperoleh rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sistem jika
dijalankan melalui browser Microsoft Edge untuk merespons tree edit selama 58.3374
milidetik, untuk drop tree selama 157.6515 milidetik, dan untuk details edit selama
106.8719 milidetik.
Setelah diuji untuk dijalankan pada tiga browser yang berbeda diperoleh hasil bahwa
pada browser Mozilla Firefox aplikasi memberikan waktu respons yang paling singkat
dibandingkan dengan browser lainnya.
2. Pengujian Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan Sistem Aplikasi Pengujian yang dilakukan meliputi fungsionalitas dan kepuasaan pengguna dalam
menggunakan aplikasi Breakdown. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
Kuesioner PSSUQ (Post-Study System Usability Questionnaire).
Pernyataan nomor 1 hingga 19 ditujukan untuk menilai sistem secara keseluruhan
(Overall), pernyataan nomor 1 hingga 8 ditujukan untuk menilai kegunaan sistem
(Sysuse), pernyataan nomor 9 hingga 15 digunakan untuk menilai kualitas informasi
sistem (Infoqual), dan nomor 16 hingga 18 digunakan untuk menilai antarmuka sistem
(Interqual).
10 79.3550 90.6503 89.1946
Rata-rata 58.3374 157.6515 106.8719
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Penilaian didasarkan pada kuesioner yang disebarkan secara manual. Sebelum mengisi
kuesioner, responden diberikan penjelasan dan pengarahan mengenai aplikasi,
kemudian mencoba sendiri aplikasi Breakdown ini. Kuesioner ini diisi oleh 10
pengguna yang terdiri atas 7 orang mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan 3 orang
mahasiswa Departemen Teknik Elektro.
Tabel 4. Hasil Penilaian Pengguna untuk Kegunaan Sistem
Diperoleh nilai rata-rata 2.63 untuk Sysuse, yang menunjukkan penilaian pengguna
yang cukup tinggi dalam hal kegunaan sistem dalam aplikasi. Pengguna merasa
aplikasi cukup mudah digunakan, dan membuat pekerjaan dalam menghitung estimasi
biaya dan kebutuhan suatu proyek menjadi lebih efektif, efisien, dan cepat.
Tabel 5. Hasil Penilaian Pengguna untuk Kualitas Informasi Aplikasi
No. Pertanyaan No. Responden Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
System Usefulness
1 3 3 2 3 5 3 4 1 3 1 2.8
2 4 3 1 4 5 4 3 1 5 1 3.1
3 4 3 2 2 3 2 3 1 4 1 2.5
4 4 2 1 3 4 2 3 1 5 1 2.6
5 4 3 1 2 3 2 1 2 4 1 2.3
6 4 4 2 3 4 4 3 1 4 1 3
7 3 3 2 4 4 3 2 1 4 1 2.7
8 3 3 1 3 3 2 1 1 3 1 2.1
Rata-rata Nilai untuk Usefulness 2.63
No. Pertanyaan No. Responden
Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Information Quality
9 5 5 4 5 6 4 4 2 5 5 4.5
10 4 6 2 3 6 2 2 2 5 2 3.4
11 4 6 2 4 5 4 3 2 4 2 3.6
12 3 4 2 4 4 4 1 2 4 2 3
13 3 2 2 3 3 3 2 2 4 1 2.5
14 3 3 1 3 4 3 2 2 3 1 2.5
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Diperoleh nilai rata-rata 3.17 untuk Infoqual, yang menunjukkan penilaian pengguna
yang cukup baik dalam hal kualitas informasi yang tersaji dalam aplikasi. Sebagian
pengguna merasa informasi yang disajikan masih kurang, terutama dalam hal pesan
error dan informasi pendukung lainnya. Aplikasi tidak memunculkan pesan error
tersebut sama sekali, dikarenakan kemungkinan terjadinya error sangat kecil dan pada
saat aplikasi dibangun belum terdeteksi adanya error. Dalam aplikasi sebenarnya telah
disajikan tooltip yang menjelaskan kegunaan dari masing-masing tombol yang ada,
namun masih dirasa kurang. Masih diperlukan adanya dokumentasi yang berisi
tutorial penggunaan aplikasi.
Tabel 6. Hasil Penilaian Pengguna untuk Kualitas Antarmuka Aplikasi
Diperoleh nilai rata-rata 2.96 untuk Interqual, yang menunjukkan penilaian pengguna
yang cukup baik dalam hal antarmuka aplikasi. Beberapa pengguna merasa kurang
menyukai desain antarmuka aplikasi yang membagi layar menjadi tiga kolom karena
menyebabkan tampilan tulisan menjadi kurang terbaca, dan tampilan pada layar
menjadi terlalu penuh dan ramai.
Secara keseluruhan (Overall), diperoleh nilai rata-rata 2.88, yang menunjukkan
kepuasan pengguna yang cukup tinggi terhadap keseluruhan sistem secara umum.
15 4 2 1 3 5 4 3 2 4 1 2.9
Rata-rata Nilai untuk Infoqual 3.17
No. Pertanyaan No. Responden Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Interface Quality
16 4 3 1 3 5 3 4 2 3 1 2.9
17 3 4 1 3 5 3 4 2 4 1 3
18 3 4 2 4 3 3 4 2 4 1 3
Rata-rata Nilai untuk Interqual 2.96
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Secara keseluruhan, aplikasi dapat diterima dengan baik oleh para pengguna yang
telah mencobanya.
Gambar 7 menunjukkan diagram radar hasil penilaian pengguna terhadap aplikasi
Breakdown. Pada diagram tersebut terdapat 10 warna garis yang mewakili masing-
masing pengguna. Setiap garis tersebut menunjuk 4 titik yang mewakili kategori
penilaian terhadap aplikasi Breakdown.
Kesimpulan
1. Webix merupakan framework JavaScript dan HTML5 untuk mengembangkan aplikasi
mobile dan desktop web yang kaya akan data dan dapat digunakan pada lintas platform
dengan antar muka pengguna yang sangat responsif.
2. Aplikasi manajemen proyek konstruksi berbasis JavaScript bernama Breakdown telah
dibuat dengan fungsionalitas dapat menghitung estimasi biaya dan menentukan
komponen-komponen yang diperlukan dalam sebuah proyek konstruksi, selanjutnya
pengguna dapat mengekspor hasil pekerjaannya ke dalam berkas Excel 3. Dilakukan pengujian kecepatan respons aplikasi dengan menggunakan 3 browser yang
berbeda dan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan Mozilla Firefox dibutuhkan
waktu yang lebih singkat dalam penggunaan aplikasi yakni untuk tree edit selama 6.1060
Gambar 7. Hasil Penilaian Pengguna dalam Bentuk Diagram Radar
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
milidetik, untuk drop tree selama 6.9120 milidetik, dan untuk details edit selama 5.6550
milidetik. 4. Berdasarkan hasil pengujian fungsionalitas dan kepuasan pengguna dengan menggunakan
kuesioner PSSUQ, diperoleh nilai rata-rata 2.88 untuk keseluruhan sistem (Overall), 2.63
untuk kegunaan sistem (Sysuse), 3.17 untuk kualitas informasi (Infoqual), dan 2.96 untuk
kualitas antarmuka (Interqual), dimana nilai 1 merupakan nilai tertinggi.
Daftar Referensi
Online Forums, Discussion Lists, or Newsgroups:
Bengtsson, P. (2015, September). Retrieved from Measuring JavaScript Functions'
Performance. Accessed on January 05, 2016 from
httpp://www.sitepoint.com/measuring-javascript-functions-performance/
Books:
Ir. Asiyanto MBA, I. (2010). Construction Project Cost Management. Jakarta: Balai Pustaka.
Books:
Lewis, J. R. (2012). Quantifying the User Experience: Practical Statistics for User Research.
Waltham: Elsevier Inc.
Online Forums, Discussion Lists, or Newsgroups:
Lindorenko, V. (2013, Juli). Retrieved from Webix Library Released. Accessed on October
12, 2015 from http://webix.com/blog/webix-released/
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016
Books:
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. (2014).
PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA
KONSTRUKSI. Jakarta.
Online Forums, Discussion Lists, or Newsgroups:
Pratama, Y. (2010, Agustus). Retrieved from Mengenal Lebih Dekat Framework PHP dan
Jenisnya. Accessed on May 15, 2015 from tutorial.dumbstrack.org
Books:
Project Management Institute. (2013). A Guide to the Project Management Body of
Knowledge Fifth Edition. Pennsylvania: Project Management Institute.
Perancangan dan ..., Aulia Rahma Azis, FT UI, 2016