1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,
pertanyaan penelitian dan terdapat tujuan serta sasaran untuk mencapai tujuan dalam
penelitian. Pada bab ini juga peneliti menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian
yang terdiri dari ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi. Serta membahas
tentang manfaat dari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan
sistematika penulisan penelitian.
1.1 Latar Belakang
Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan
permukiman kumuh memiliki permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan
kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan ekonomi
masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang
harus segera diatasi, Menurut Suparno (2006). Menurut Doxiadis (1968), kemunculan
permukiman kumuh diperkotaan disebabkan karena tingginya pertumbuhan
penduduk dan arus urbanisasi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandar Lampung Tahun 2011-2030 Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai ibu
Kota Provinsi Lampung dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang
memungkin akan tumbuhnya percepatan jumlah penduduk akibat adanya perpindahan
dari masyarakat desa keperkotaan. Semakin tingginya jumlah penduduk disuatu
perkotaan akan menyebabkan pertumbuhan permukiman yang semakin padat dan
tidak terkendali. Sehingga lahan semakin sempit dan akan menimbulkan
pertumbuhan permukiman baru yang tidak teratur di kawasan perkotaan.
Kota Bandar Lampung termasuk kota yang memiliki permasalahan Permukiman
Kumuh. Kawasan permukiman kumuh di Kota Bandar Lampung sering dijumpai di
pesisir pantai, sempadan rel kereta api, dan sempadan sungai. Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November
2
2014 lokasi perumahan dan permukiman kumuh Kota Bandar Lampung yang berada
pada 26 Kelurahan. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh ditandai dengan kualitas
bangunan dan sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan
169,21 Km² dengan jumlah penduduk 1.051.500 jiwa (Badan Pusat Statistik 2019).
Dilihat dari luas wilayah yang tersedia dan jumlah penduduk, Kota Bandar Lampung
termasuk wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Menurut Ismiyati
(2007), Semakin tinggi kepadatan penduduk maka kebutuhan akan infrastruktur
semakin meningkat dalam memenuhi dan menjamin kebutuhan penduduknya. Karena
infrastruktur berperan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat disuatu
wilayah dan perkembangannya diatur oleh kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan.
Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi,
namun tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh sarana dan prasarana
infrastruktur yang memadai dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Melihat
pentingnya infrastruktur disuatu perkotaan, maka pembangunan infrastruktur harus
benar-benar tepat sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat agar dapat menunjang
keberlangsungan hidup yang layak dan sejahtera.
Untuk mengurangi tingkat permukiman kumuh dan meningkatkan ketersediaan
infrastruktur yang ada di perkotaan pemerintah mengeluarkan kebijakan Program
NUSP-2 (Neighborhood Upgrading And Shelter Project-2). Program NUSP-2
merupakan program penanganan kawasan permukiman kumuh yang ada di perkotaan
program ini dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan
sektor swasta,serta penguatan kapasitas kelembagaan daerah untuk menjamin
terlaksananya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan yang
mandiri dan berkelanjutan serta berpihak pada masyarakat miskin (MBR).
Kota tanpa permukiman kumuh merupakan target nasional sebagaimana termuat
dalam RPJMN 2015-2019 yang merupakan tanggung jawab seluruh pihak terkait baik
Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun pemangku kepentingan
lainnya. Menindaklanjuti hal tersebut Pemerintah Republik Indonesia melalui
3
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum mencanangkan
gerakan 100-0-100 atau pencapaian target 100% akses sanitasi dan air minum yang
layak serta 0% luasan permukiman kumuh melalui berbagai program. Salah satunya
melalui Neighborhood Upgrading And Shelter Project-2 yang mendapatkan bantuan
pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) Loan 3122-INO. NUSP PHASE-2
ini merupakan bagian dari Program Nasional Kota Tanpa Permukiman Kumuh
(KOTAKU).
Program NUSP-2 memiliki tujuan untuk mewujudkan lingkungan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur permukiman
dengan pendekatan berbasis masyarakat pada 20 kabupaten/ kota peserta program.
Kota Bandar Lampung termasuk penerima Program NUSP-2 dalam menangani
kawasan permukiman kumuh yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh. Penerima Program
NUSP-2 di Kota Bandar Lampung terdapat di 16 kelurahan 9 kecamatan, dimana
salah satunya yaitu peneliti mengambil lokasi penelitian pada Kecamatan Bumi
Waras yang mendapatkan program NUSP-2 paling banyak yang berada pada 4
Kelurahan yaitu Kelurahan Bumi Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung dan
memiliki wilayah permukiman kumuh dengan luas 88,13 Ha. Dalam hal ini
pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja sama dalam meningkatkan, menjaga
dan memelihara kualitas infrastruktur yang ada, karena infrastruktur sangat penting
dalam pembangunan kota yang berkelanjutan.
Suatu pembangunan infrastruktur harus mempunyai perencanaan yang cukup
jelas karena tanpa adanya proses perencanaan yang matang. Pembangunan
infrastruktur yang direncanakan dalam Program NUSP-2 menjadi suatu hal yang
dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kualitas
hunian yang layak dalam membangun infrastruktur, sehingga masyarakat dapat
merasakan perubahan dari implementasi keberhasilan Program NUSP-2. keberhasilan
Program NUSP-2 dapat dilihat dari perubahan kondisi fisik dan lingkungan yang
dirasakan masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, Pembangunan infrastruktur Program
NUSP-2 yang dibangun bergantung pada apa yang menjadi prioritas kebutuhan
4
masyarakat, sehingga dengan adanya Program NUSP-2 diharapkan dapat
meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas umum melalui pembangunan
infrastruktur fisiknya. Dengan adanya Program NUSP-2 diharapkan tidak hanya
meningkatkan infrastrukur dasar permukiman masyarakatnya saja namun dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Kota Bandar Lampung memiliki masalah
permukiman kumuh dan penerima Program NUSP-2, permasalahan permukiman
kumuh di Kota Bandar Lampung di sebabkan karena kurangnya infrastruktur yang
kurang memadai, sehingga adanya Program NUSP-2 bertujuan untuk menyelesaikan
dan mengentas permukiman kumuh dan mewujudkan lingkungan permukiman
kumuh yang layak huni melalui pembangunan infrastruktur. Urgensi dalam penelitian
ini yaitu dikarenakan Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung
dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang jumlah penduduk dan
perkembangan kotanya akan semakin meningkat, jika masalah permukiman kumuh
tidak diselesaikan maka akan menjadi semakin kompleks. pada penelitian ini peneliti
berfokus pada keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras yang berada
pada 4 Kelurahan yaitu Bumi Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung dimana
Kecamatan Bumi Waras merupakan penerima Program NUSP-2 paling banyak dan
memiliki luas permukiman kumuh yang besar yaitu 88,13Ha. Oleh karena itu perlu
adanya kajian tentang keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras
yang bertujuan untuk pengentasan permukiman kumuh dan mewujudkan lingkungan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur
permukiman dengan pendekatan berbasis masyarakat. Hasil dari penelitian ini dapat
menjadi catatan untuk menyelesaikan permukiman kumuh secara menyeluruh di Kota
Bandar Lampung. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dirumuskan
pertanyaan penelitian yaitu :
”Bagaimana keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas
pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras”
5
Pada Kecamatan Bumi Waras sebelumnya tidak ada pengukuran atau penelitian
terkait keberhasilan Program NUSP-2, sehingga penelitian ini menjadi penting karena
pada penelitian ini peneliti membahas tentang keberhasilan Program NUSP-2 di
Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator kinerja keberhasilan dan target
capaian program Kotaku.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas pembangunan
infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Untuk memenuhi
tujuan tersebut, maka terdapat beberapa sasaran yang harus dipenuhi yaitu :
1. Mengidentifikasi kondisi sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah
adanya program NUSP PHASE-2 di Kecamatan Bumi Waras
2. Menganalisis keberhasilan Program NUSP PHASE-2 di Kecamatan Bumi
Waras
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam studi ini terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu ruang lingkup
materi dan ruang lingkup wilayah.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup wilayah objek penelitian program NUSP-2 yaitu Kecamatan
Bumi Waras dengan luas wilayah 197,22 km2 yang terbagi menjadi 5 kelurahan
dengan jumlah penduduk 1.051.500 jiwa (Badan Pusat Statistik 2019). Dengan
kepadatan sekitar 8.142 jiwa/km2. Dalam penelitian ini wilayah Kota Bandar
Lampung yang mendapatkan program-2 dalam peningkatan pembangunan
infrastruktur permukiman kumuh yaitu sebanyak 9 Kecamatan dan 16 Kelurahan.
Kecamatan Bumi Waras termasuk kecamatan yang mendapatkan Program NUSP-
2 yang terdapat di 4 kelurahan yaitu pada kelurahan Kangkung, Bumi Waras,
Bumi Raya, dan Sukaraja.
6
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2020
GAMBAR 1. 1 Peta Administrasi Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung
7
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi merupakan suatu batasan dalam melakukan penelitian. pada
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keberhasilan Program NUSP PHASE-2
dalam peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras
Kota Bandar Lampung melalui pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas
lingkungan hunian dalam penanganan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan
Bumi Waras. Ruang lingkup materi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan apa saja yang dirasakan masyarakat sebelum adanya Program
NUSP-2 dan sesudah adanya pembangunan infrastruktur melalui Program
NUSP-2. Dalam hal ini peneliti melihat kondisi infrastruktur sebelum adanya
Program NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras
berdasarkan hasil observasi dan kuesioner kepada masyarakat mengenai
apakah ada perubahan infrastruktur sebelum adanya Program NUSP-2 dan
sesudah adanya Program NUSP-2 dengan mengidentifikasi indikator-
indikator dari keberhasilan yang merujuk pada Pedoman Teknis Program
Kotaku. Yaitu meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan
infrastruktur, menurunnya luas permukiman kumuh, penerima manfaat puas
dengan kualitas infrastruktur, meningkatnya pekerjaan dan pendapatan dalam
kesejahteraan masyarakat.
2. Menganalisis Keberhasilan Program NUSP-2, pada sasaran ke-2 peneliti ingin
mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. Untuk
mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 peneliti menganalisis berdasarkan
hasil analisis pada sasaran ke-1, yang dilihat berdasarkan indikator yang
paling banyak terpenuhi di Kecamatan Bumi Waras yang berada di Kelurahan
Bumi Waras, Bumi Raya, Kangkung dan Sukaraja yaitu: 1.) Meningkatnya
akses masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur, 2.) Menurunnya luas
permukiman kumuh, 3.) Terbentuknya kelembagaan Pokja PKP, 4.) Penerima
manfaat puas dengan kualitas infrastruktur, 5.) Meningkatnya pekerjaan dan
pendapatan dalam kesejahteraan masyarakat dan keberhasilan Program
8
NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras dilihat berdasarkan penilaian hasil
kuesioner yang didapatkan dari masyarakat Kecamatan Bumi Waras.
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk semua kalangan
baik bagi pemerintah maupun masyarakat, manfaat dari penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan
ilmiah, referensi bacaan dan tambahan informasi tentang Program NUSP-2
dalam peningkatan pembangunan infrastuktur bagi para pembaca.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Masyarakat merupakan target utama pada pembangunan infrastruktur
melalui Program NUSP-2. Dengan adanya pembangunan infrastruktur
masyarakat dapat merasakan infrastruktur yang layak. Sehingga pada
penelitian ini diharapkan masyarakat dapat menjaga dan memelihara
infrastruktur yang diberikan oleh pemerintah.
b. Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini sebagai masukan bagi pemerintah dalam
rangka peningkatan upaya pencapaian Program NUSP PHASE-2 dalam
penanganan kawasan permukiman kumuh melalui peningkatan
pembangunan infarstruktur berbasis masyarakat.
9
1.6 Kerangka Analisis
GAMBAR 1. 2 KERANGKA ANALISIS
10
1.7 Metodologi Penelitian
Pada metodologi penelitian akan menjelaskan tentang metode pengumpulan
data antara lain jenis kebutuhan data, pengumpulan kebutuhan data primer,
penyebaran kuesioner kepada masyarakat, dan pengumpulan kebutuhan data
sekunder yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 dalam
peningkatan pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar
Lampung.
Pada penelitian pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan
deduktif kuantitatif, karena pada penelitian ini peneliti ingin mengkonfirmasi teori
yang telah ada dilapangan, dalam hal ini peneliti menggunakan indikator dari
Program Kotaku yang telah ditetapkan dan untuk mengkonfirmasi yang ada
dilapangan untuk mengetahui bagaimana kondisi keberhasilan dari Program
NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung . Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis pengujian
hipotesa. Menurut Emzir (2009) metode kuantitatif didasarkan pada filsafat
positifisme biasanya digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian, dan
analisis data yang digunanakan bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah di tetapkan. Penelitian ini bersifat mengkonfirmasi antara
teori dengan kenyataan yang ada dan mendasarkan pada data ilmiah berbentuk
angka. Penelitian kuantitatif deduktif yaitu memiliki suatu ciri dari bersifat umum
ke sifat khusus. Ciri-ciri ini berangkat dari teori yang membangunnya.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan metode yang digunakan peneliti akan memaparkan metode
pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengumpulan data
primer,pengumpulan data sekunder, penyebaran kuesioner, dan kebutuhan data
yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 dalam
11
peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras Kota
Bandar Lampung.
A. Pengumpulan Data Primer
Data primer pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner, wawancara dan observasi.
Yang bertujuan untuk memperoleh jawaban atau informasi atas pertanyaan-
pertanyaan yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien,
penelitian sudah mengetahui variabel yang akan diukur dan mengetahui
apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008). Dalam
penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui keberhasilan
sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah adanya Program NUSP-2.
Pada penelitian ini sasaran pada pengisian kuesioner adalah masyarakat
yang mendapatkan dan merasakan pembangunan dari Program NUSP-2.
TABEL I. 1 KEBUTUHAN DATA KUESIONER
Sasaran Data Sumber
Mengidentifikasi kondisi
sebelum adanya program
NUSP-2 dan sesudah
adanya Program NUSP
PHASE-2 di Kecamatan
Bumi Waras
Apakah Permukiman kumuh
berkurang
Kepuasan terhadap kualitas
infrastruktur?
Apakah terdapat peningkatan
pekerjaan?
Apakah terdapat? peningkatan
pendapatan
Apakah NUSP-2 berhasil?
Masyarakat
yang
menerima
program
NUSP-2 di
Kecamatan
Bumi Waras
Sumber : Peneliti, 2020
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada responden, peneliti melakukan tanya
jawab secara lisan dan tatap muka pada informan dengan menggunakan
pedoman wawancara yang sudah terstruktur. Kemudian jawaban
responden ataupun informan dicatat dan direkam menggunkanan alat
perekam (Moleong, 2006). Pada metode pengumpulan data wawancara
12
peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan informan untuk
mendapatkan informasi-informasi tambahan yang berkaitan dengan
penelitian ini yang dilakukan. Hasil dari wawancara yang didapat akan
digunakan untuk proses penganalisaan data secara deskriptif. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui pendapat, keterangan atau pernyataan-
pernyataan yang dilihat dan dialami oleh responden ataupun informan.
Pada penelitian ini penelitian menggunakan metode wawancara yang
dilakukan pada LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) terkait
Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras untuk mengetahui
bagaimana fungsi Kelembagaan Pokja PKP (Kelompok Kerja Perumahan
Kawasan Permukiman) dalam Pembangunan infrastruktur melalui
Program NUSP-2.
3. Observasi Lapangan
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara meneliti objek secara langsung. Menurut Adon Nasrullah
Jamaludin (2011) metode ini digunakan untuk memperoleh data secara
langsung. Dengan metode ini peneliti dapat melihat situasi lokasi dan
perilaku-perilaku subjek peneliti yang sedang diamati. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung. Pada
metode ini peneliti mengamati secara langsung sesuatu objek yang akan
diteliti untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek
tersebut. Observasi atau survey langsung dilakukan untuk mengetahui
kondisi eksisiting yang ada di lokasi yang mendapatkan Program NUSP-2
di Kecamatan Bumi Waras yang berada pada 4 Kelurahan yaitu Bumi
Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung.
B. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dengan cepat. Karena
sumber data sekunder dapat diperoleh melalui dokumen pemerintah, literatur,
artikel,dan jurnal. Kebutuhan data sekunder dalam penelitian ini sebagai
berikut :
13
TABEL I. 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER
No Data Sumber Data
1 Data jumlah penduduk setiap
kelurahan yang mendapat
Program NUSP-2andar
Lampung Dalam Angka
BPS Kota Bandar
Lampung
2 Peta Pengurangan Luas
Kumuh Kecamatan Bumi
Waras
Dinas PU Cipta
Karya/Kotaku
3 Jumlah dan Jenis Infrstruktur
yang di Bangun
Dinas PU Cipta Karya
4 Foto Kondisi Infrastruktur
sebelum program NUSP-2 di
Kecamatan Bumi Waras
LKM/Dinas PU Cipta
Karya
Sumber : Olahan Peneliti, 2020
1.7.2 Metode Pengambilan Sampel
Pengukuran sampel merupakan langkah untuk menentukan banyaknya
sampel yang akan diambil dalam melakukan penelitian. Sampel yang didapatkan
dari populasi harus bener-benar representative (mewakili), Sugiyono (2008).
Berdasarkan data jumlah penduduk di Kecamatan Bumi Waras tahun 2018,
Kecamatan Bumi Waras yang mendapatkan program, NUSP-2 memiliki jumlah
penduduk sebanyak 49.541 jiwa, Adapun populasi pada penyusunan penelitian ini
yaiut masyarakat yang mendapatkan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi
Waras. Dalam penelitian ini masyarakat menjadi responden untuk pengisian
angket kuisioner yang akan diisi untuk melihat keberhasilan Program NUSP-2 di
Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.
TABEL I. 3 JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN BUMI WARAS
NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK
1 Bumi Waras 16.445
2 Bumi Raya 6.766
14
NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK
3 Sukaraja 12.064
4 Kangkung 14.266
Total 49.541
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel terkecil. Menurut
Cohen, et.al (2007) terdapat jumlah batas minimal dalam pengambilan sampel.
Semakin besar sampel dari populasinya maka akan semakin baik. Namun jumlah
sampel yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.
Menurut sugiyono (2012), ukuran penelitian sampel yang layak dalam
penelitian yaitu antara 30 sampai 100 responden. Sedangkan, Menurut Roscoe
(1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006), kebanyakan penelitian menggunakan
sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500. Dan jika sampel dipecah kedalam
subsample atau dibagi kedalam kelompok (pria/wanita dan sebagainya), ukuran
sampel minimum 30 responden adalah tepat untuk tiap kategori. Sehingga dalam
penelitian ini peneliti mengambil 30 sampel pada setiap kelurahan yang
mendapatkan program NUSP-2.
TABEL I. 4 JUMLAH RESPONDEN
NO KELURAHAN JUMLAH RESPONDEN
1 Bumi Waras 30
2 Bumi Raya 30
3 Sukaraja 30
4 Kangkung 30
Total 120 Responden
Sumber : Olahan Peneliti, 2020
Sehingga sebanyak 120 responden akan digunakan sebagai sampel untuk
mengetahui keberhasilan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. Dari 120
responden peneliti akan membagi 30 responden pada empat kelurahan yang
mendapatkan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras yaitu Kelurahan
Kangkung 30 sampel, Bumi Waras 30 sampe, Bumi Raya 30 sampel dan Sukaraja
30 sampel. Teknik pendekatan pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik convenience sampling. Menurut Sekaran (2006) convenince
sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mudah diperoleh dan mampu
15
menyediakan informasi yang diinginkan. Sehingga, pada penelitian ini siapapun
yang dapat memberikan informasi secara tidak sengaja atau kebetulan bertemu
dengan peneliti, dapat dijadikan sebagai sampel. Teknik sampling convinance
sampling digunakan untuk mencari informasi kepada masyarakat berupa angket
kuesioner yang diberikan kepada masyarakat yang mendapatkan program NUSP
PHASE-2 sebagai informan.
Selanjutnya, pada penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik
purposive sampling, menurut Sugiyono (2017) teknik purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel yang didasari oleh pertimbangan tertentu.
Pada teknik ini peneliti menggunakan untuk mencari informasi yang akan
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara yang dilakukan pada Dinas
Pekerja Umum dan LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) terkait Program
NUSP PHASE-2 di Kota Bandar Lampung untuk mengetahui bagaimana fungsi
Kelembagaan Pokja PKP (Kelompok Kerja Perumahan Kawasan Permukiman)
dalam Pembangunan infrastruktur melalui program NUSP PHASE-2.
1.7.3 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai metode
analisis data dan tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan dalam
memperoleh informasi. Dalam penelitian ini tahapan analisis akan dijelaskan
sebagai berikut :
A. Metode Analisis Data
Metode analisis datadalam penelitian ini menjelaskan mengenai teknik
analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisa informasi
yang telah didapatkan. Metode analisis digunakan menjawab tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode analisis hipotesa non-parametrik dan analisis deskriptif.
Sasaran I : Mengidentifikasi kondisi sesudah adanya Program NUSP-
2 dan sebelum adanya Program NUSP-2.
16
Pada sasaran pertama terdapat beberapa metode yang dilakukan,
bergantung dengan indikator yang akan dinilai dalam penelitian.
TABEL I. 5 METODA ANALISIS
No. Sumber Indikator
Keberhasilan Variabel Yang Diukur
Metode
Analisis
1
Pedoman Teknis
Program Kotaku
Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infarastruktur dan
pelayanan perkotaan.
- Jaringan jalan
- Drainase
- persampahan
- lampu penerangan
- infrastruktur penunjang lainnya
Analisis
Deskriptif
2
Menurun nya luasan
permukiman kumuh
karena akses
infrastruktur yang baik
Luasan permukiman
kumuh berkurang
Analisis
Deskriptif
3
Terbentuk dan
berfungsinya
kelembagaan Pokja
PKP (Kelompok Kerja
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman)
Fungsi kelembagaan
Pokja PKP
Analisis
Deskriptif
4
Penerima manfaat
puas dengan kualitas
infrasruktur
Kepuasan masyarakat
terhadap kualitas
infrastruktur
Analisis
hipotesa
Chi-square
5 Kesejahteraan
masyarakat
Pekerjaan Masayarakat Pendapatan Masyarakat
Analisis hipotesa Chi-
square & uji
wilcoxon
Sumber: Peneliti, 2020
1. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan pada objek yang diteliti. Pada sasaran
pertama terdapat beberapa indikator yang menggunakan metode analisis
deskriptif yaitu indikator meningkatnya akses masyarakat terhadap
infrastruktur, menurunnya luas permukiman kumuh karena akses infrastruktur
yang baik dan berfungsinya kelembagaan Pokja PKP. Analisis deskriptif pada
beberapa indikator ini digunakan untuk mendeskripsikan apakah ada
perubahan kondisi sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah adanya
Program NUSP-2
17
2. Analisis Hipotesa
Dalam penelitian ini terdapat dua indikator yang menggunakan analisis
hipotesa yaitu indikator kepuasan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur
dan kesejahteraan masyarakat. Dalam indikator ini peneliti menggunakan
metode analisis statistik hipotesa non-parametrik, uji hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan komparasi antara dua variabel. Variabel yang
dimaksud adalah untuk melihat perubahan apa saja yang dirasakan masyarakat
sebelum adanya Program NUSP-2 dengan perubahan apa saja yang dirasakan
masyarakat sesudah adanya Program NUSP-2.
Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Kondisi sesudah adanya NUSP ≤ sebelum adanya NUSP)
2. Hı : µ₁ > µ₂ (Kondisi sesudah adanya NUSP > sebelum adanya NUSP)
A. Kepuasan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur
Untuk mengetahi kepuasan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur
sebelum adanya NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2, peneliti
menggunakan analisis Chi-square Uji Phi dengan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Kepuasan masyarakat Sesudah NUSP-2 ≤ Kepuasan
masyarakat sebelum adanya NUSP-2)
Hı : µ₁ > µ₂ (Kepuasan masyarakat Sesudah NUSP-2 > Kepuasan
masyarakat sebelum adanya NUSP-2)
Menentukan signifikansi dan kriteria hipotesis penelitian :
P value (sig) ≤ 0,05, maka Hı diterima
P value (sig) > 0,05, maka Hı ditolak
1. Infrastruktur Jalan
H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur jalan sesudah adanya
program NUSP ≤ Kepuasan kualitas jalan sebelum adanya NUSP
Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur jalan sesudah adanya
program NUSP > Kepuasan kualitas jalan sebelum adanya NUSP
18
2. Infrastruktur Drainase
H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur drainase sesudah adanya
program NUSP < kepuasan kualitas drainase sebelum adanya NUSP
Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur drainase sesudah adanya
program NUSP > Kepuasan kualitas drainase sebelum adanya NUSP
3. Infrastruktur Persampahan
H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur persampahan sesudah
adanya program NUSP < kepuasan kualitas persampahan sebelum adanya
NUSP
Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur persampahan sesudah
adanya program NUSP > Kepuasan kualitas persamapahan sebelum
adanya NUSP
4. Lampu Penerangan Jalan
H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur lampu penerangan jalan
sesudah adanya program NUSP < kepuasan kualitas lampu penerangan
jalan sebelum adanya NUSP
Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur lampu penerangan lampu
penerangan jalan sesudah adanya program NUSP > Kepuasan kualitas
jalan sebelum adanya NUSP
5. Infrastruktur Penunjang Lainnya
H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur penunjang lainnya sesudah
adanya program NUSP ≤ kepuasan terhadap kualitas infrastruktur
penunjang lainnya sebelum adanya NUSP
Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur penunjang lainnya sesudah
adanya program NUSP > Kepuasan kualitas infrastruktu penunjang
lainnya sebelum adanya NUSP.
B. Kesejahteraan Masyarakat
Pada indikator kesejahteraan masyarakat peneliti melihat dari dua sisi
yaitu melihat apakah ada peningkatan pekerjaan dan peningkatan
pendapatan masyarakat setelah adanya program NUSP-2.
19
1. Peningkatan pekerjaan masyarakat sebelum dan sesudah adanya NUSP-2
Untuk mengetahi apakah terdapat peningkatan pekerjaan dari sebelum
adanya NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2, peneliti menggunakan
analisis uji Chi-square dengan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Pekerjaan Sesudah ≤ pekerjaan sebelum sebelum adanya
NUSP-2) atau (Tidak terdapat peningkatan pendapatan)
Hı : µ₁ > µ₂ (Pekerjaan sesudah adanya NUSP-2 > pekerjaan sebelum
sebelum adanya NUSP-2) atau (terdapat peningkatan pendapatan)
Menentukan signifikansi dan kriteria hipotesis
P value (sig) ≤ 0,05, maka Hı diterima
P value (sig) > 0,05, maka Hı ditolak
2. Peningkatan Pendapatan sebelum dan sesudah adanya NUSP-2
Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pendapatan dari
sebelum adanya NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2. Peneliti
menggunakan analisis Uji Wilcoxon Signed Ranks dengan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Pendapatan sesudah adanya NUSP-2 ≤ pendapatan sebelum
adanya NUSP-2) atau (Tidak terdapat peningkatan pendapatan)
Hı : µ₁ > µ₂ (Pendapatan sesudah adanya NUSP-2 > pendapatan sebelum
adanya NUSP-2) atau (terdapat peningkatan pendapatan)
Menentukan signifikansi dan kriteria hipotesis penelitian :
P value (sig) ≤ 0,05, maka Hı diterima
P value (sig) > 0,05, maka Hı ditolak
Pada analisis ini dapat disimpulkan bahwa Program NUSP-2 dikatakan
berhasil apabila H₀ ditolak, Hı diterima yang artinya kondisi sesudah adanya
Program NUSP-2 > Kondisi sebelum adanya Program NUSP-2.
Sasaran II : Menganalisis keberhasilan program NUSP PHASE-2 di
Kecamatan Bumi Waras
Pada sasaran kedua peneliti ingin mengetahui keberhasilan Program
NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. yang mana untuk mengetahui
keberhasilan dari pembangunan infrastruktur melalui Program NUSP-2 di
20
Kecamatan Bumi Waras peneliti menilai berdasarkan indikator yang terpenuhi
diKecamatan Bumi Waras dan keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan
Bumi Waras dilihat berdasarkan penilaian hasil kuesioner yang didapatkan
dari masyarakat Kecamatan Bumi Waras. Selanjutnya peneliti akan
menjelaskan keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras
dengan menggunakan analisis deskriptif. Dimana, Menurut sugiyono (2009)
Analisis deskriptif merupakan metode analisis yang memiliki fungsi untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan objek yang akan diteliti. Metode
analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberikan
kesimpulan terhadap keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi
Waras dilihat dari indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
21
1.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan untuk mengetahui perbedaan peneliti terdahulu
dan peneliti yang saat ini sedang dilakukan. Untuk mengetahui keaslian dalam
penelitian ini yaitu, dapat dilihat dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti saat ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana
keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas pembangunan
infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. Pada penelitian
ini terdapat perbedaan metode dan analisis yang digunakan. Dari hasil penelitian
ini diketahui keberhasilan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras Kota
Bandar Lampung.
22
TABEL I. 6 KEASLIAN PENELITIAN
No Peneliti Judul danLokasi
Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
1 Emi Marta Sari
(2016)
Implementasi Program
Neighborhood Upgrading
Shelter And Project Phase 2,
Kelurahan Kangkung
kecamatan Bumi Waras
Bandar Lampung.
1. Untuk menganalisis
implementasi kebijakan atau
program tersebut di Kelurahan Kangkung Kota Bandar
Lampung dalam implementasi
program NUSP-2.
2. Untuk menganalisis hambatan-
hambatan dalam proses
implementasi program NUSP-2
di Kelurahan Kangkung Kota
Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa implementasi program
NUSP-2 dikelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras sudah
berjalan dengan efektif. Namun, masih ada beberapa faktor yang
menghambat yaitu kurangnya SDM yang ada sehingga
masyarakat tidk berpartisapasi dalam pengerjaan program NUSP-
2.
2 Muhammad Irfan
Nawawi (2018)
Efektivitas Pemanfaatan dan
Pemeliharaan Prasarana Program NUSP-2 di
Kelurahan Trondol
Kecamatan Serang Kota
Serang.
Mengetahui seberapa besar
efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program
NUSP-2 di Kelurahan Trondo
Kecamatan Serang Kota Serang
Dari hasil peneliti ini diketahui bahwa efektivitas pemanfaatan
dan pemeliharaan prasarana program NUSP -2 di Kelurahan Trondo Kecamatan Serang Kota Serang sudah cukup efektif
karena mencapai angka 68% melibihi angka yang di hipotesa
yaitu 65%.
3 Rahmwati (2016) Partisipasi Masyarakat
Dalam Program NUSP-2 di
Gedung Pakuon Kecamatan
Teluk Betung Selatan Kota
Bandar Lampung.
1. Untuk mengetahui implementasi
program NUSP-2 di Kelurahan
Gedong
Pakuon, Kecamatan Teluk Betung
Selatan, Kota Bandar Lampung
2. Untuk mengetahui partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
melalui program NUSP-2 di Kelurahan Gedong Pakuon,
Kecamatan Teluk Betung Selatan,
Kota Bandar Lampung
3. Untuk mengetahui penyebab
Implementasi NUSP-2 di Gedong Pakuon telah memenuhi lima
tahap kegiatan NUSP-2, yaitu tahap persiapan, tahap survey dan
identifikasi, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
tahap operasi dan pemeliharaan infrastruktur.
Partisipasi masyarakat dilihat dari kemauan untuk berpartisipasi
yaitu melaksanakan secara sukarela ketika kegiatan Survey
Kampung Sendiri, Rembug Khusus Perempuan, Musyawarah
Kelurahan, Evaluasi dan Pemeliharaan Hasil Pembagunan. Penyebab stagnasi atau ketidakberlanjutan program NUSP-2 di
Gedong Pakuon dipengaruhi oleh pertama, kurangnya rasa
memiliki sehingga masyarakat kurang
peduli dengan hasil pembangunan, ketika tidak ada yang
23
No Peneliti Judul danLokasi
Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
ketidakberlanjutan pembangunan
melalui NUSP-2 di Gedong Pakuon,
Kecamatan Teluk Betung Selatan,
Kota Bandar Lampung
menggerakkan untuk memelihara atau memperbaiki maka tidak
ada pula yang bergerak.
Sumber : Olahan Peneliti, 2020
Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan dalam metode maupun analisis yang digunakan di penelitian sebelumnya dan penelitian
ini. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui
keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator yang telah ditetap oleh peneliti yang merujuk pada
indikator keberhasilan Program Kotaku yaitu: 1.) Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan, 2.)
Menurunnya luas permukiman kumuh, 3.) Terbentuknya kelembagaan Pokja PKP, 4.) Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur,
5.) kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang sedang dilakukan saat ini adalah asli dan bukan
menjiplak/plagiat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
24
1.9 Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Sasaran I
Sasaran II
Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan permukiman kumuh memiliki
permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan
ekonomi masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang harus segera
diatasi,Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November 2014
tentang penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh Kota Bandar Lampung yang berada di 26 Kelurahan.
Untuk mengurangi tingkat permukiman kumuh dan meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang ada di perkotaan
pemerintah mengeluarkan kebijakan program NUSP-2. melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum mencanangkan gerakan 100-0-100 atau pencapaian target 100% akses sanitasi dan air minum
yang layak serta 0% luasan permukiman kumuh.
Kecamatan Bumi Waras yang mendapatkan program NUSP-2 paling banyak yang berada pada 4 Kelurahan dan
memiliki wilayah permukiman kumuh dengan luas 88,13 Ha. Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat harus
bekerja sama dalam meningkatkan, menjaga dan memelihara kualitas infrastruktur yang ada, karena infrastruktur
sangat penting dalam pembangunan kota yang berkelanjutan.
Pada Kecamatan Bumi Waras sebelumnya tidak ada pengukuran atau penelitian terkait keberhasilan
Program NUSP-2, sehingga penelitian ini menjadi penting karena pada penelitian ini peneliti membahas
tentang keberhasilan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator kinerja keberhasilan
dan target capaian program Kotaku.
Mengidentifikasi kondisi sebelum adanya
NUSP-2 dan sesudah adanya program
NUSP PHASE-2
Mengetahui bagaimana keberhasilan program NUSP-2 dalam
peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan
Bumi Waras Kota Bandar Lampung
Menganalisis keberhasilan program
NUSP PHASE-2 di Kecamatan
Bumi Waras
perubahan yang dihasilkan
sebelum dan sesudah adanya
pembangunan program
NUSP PHASE-2
Keberhasilan program NUSP-2
dilihat berdasarkan indikator yang
terpenuhi
Kesimpulan dan Rekomendasi
Analisis Deskriptif, Analisis
chi-square Uji Phi, Analisi
Wilcoxon
Analisis Deskriptif
Keberhasilan program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas
pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras
25
1.10 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah untuk menjelaskan struktur dan isi dari
setiap bab yang terdapat pada penelitian ini. Penulisan penelitiaan terbagi menjadi
lima bab sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dalam BAB I meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup, manfaat penelitian,kerangka berfikir dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Pada BAB II dijelaskan mengenai; Tinjauan Literatur yaitu penjelasan tentang
Permukiman Kumuh di Perkotaan, Penyediaan Infrastruktur bagi masyarakat, dan
Program NUSP PHASE-2
BAB III Gambaran Umum Wilayah
Pada BAB III dijelaskan mengenai; Gambaran Umum Wilayah Studi Penelitian
yaitu gambaran umum wilayah Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung,
gambaran umum Program NUSP-2, serta gambaran umum responden yang
terdapat pada penelitian.
BAB IV Analisis Keberhasilan Program NUSP-2 Dalam Peningkatan
Kualitas Pembangunan Infrastruktur Di Kecamatan Bumi Waras Kota
Bandar Lampung
Pada bab keempat ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang didapatkan
dari pengambilan data dan hasil analisis yang dilakukan yaitu perubahan apa saja
yang dirasakan masyarakat sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudahnya
adanya Program NUSP-2 dan menganalisis keberhasilan NUSP-2 di Kecamatan
Bumi Waras berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan.
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
Pada bab ini peneliti menjelaskan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil survey
dan analisis penelitian yang telah dilakukan mengenai keberhasilan program
NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.