BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam SDKI Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil
survey nasional tahun 2007 mencapai 228 kematian ibu/100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu dikarenakan antara lain oleh sebab pendarahan (28%),
Eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa puerpureum (8%) diikuti dengan
abortus, persalianan lama/macet masing-masing (5%), emboli obat (3%) dan lain-
lain (11%). Pada tahun 2015 MDGs (Millenium Development Goals) menargetkan
penurunan AKI di Indonesia menjadi 102 kematian/100.000 kelahiran hidup
(Meneg PP dan PA, 2008).
Di kawasan Asia Selatan dan Asia tenggara, negara Indonesia masih
menduduki peringkat ke 3 tertinggi dan peringkat 106 dari 130 negara
berkembang di dunia di bawah Vietnam dan china mengenai jumlah AKI dengan
angka kejadian 228 kematian ibu/ 100.000 kelahiran hidup, angka ini juga 20-30
kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan AKI pada Negara tetangga seperti
Malaysia dan singapura (Meneg PP dan PA, 2008).
Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia dikarenakan pendarahan
(28%). Anemia dan KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (Meneg PP
dan PA, 2008).
1
KEK pada ibu hamil merupakan keadaan dimana ibu hamil mengalami
kekurangan gizi terutama zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun
sehingga zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ibu dan untuk perkembangan janin
saat kehamilan tidak tercukupi (Waryono,2010).
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian mendadak
pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena pendarahan,
sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak (Waryono, 2010).
Di Indonesia batas ambang LILA KEK pada ibu hamil adalah 23,5 cm
(Kemenkes RI, 2012)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departement
Kesehatan RI melakukan penelitian melalui Sandjaja pada tahun 2007
mendapatkan bahwa terdapat prevalensi ibu hamil KEK (kekurangan energi
kronis) di Indonesia berbeda-beda di setiap provinsi (Sandjaja, 2009).
Dari data di atas penulis ingin melakukan kajian pustaka mengenai
prevalensi kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Indonesia.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui prevalensi kekurangan energi kronis pada ibu hamil di
Indonesia
2
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui provinsi yang mempunyai angka prevalensi KEK pada ibu
hamil tertinggi di indonesia
2. Mengetahui provinsi yang mempunyai angka prevalensi KEK pada ibu
hamil terendah di Indonesia
1.4 Manfaat penulisan
1 . Dengan penulisan ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan penulis dan pembaca mengenai KEK pada ibu hamil dan
prevalensi ibu hamil KEK di Indonesia.
2 . Sebagai sumber informasi bagi masyarakat, petugas kesehatan dan dinas
kesehatan terkait mengenai prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia
sebagai pertimbangan dalam perencanaan, pembuatan, pelaksanaaan dan
pemerataan menurut prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisiensi dan
efektifitas di tiap masing-masing daerah di indonesia mengenai program
kesehatan ibu hamil terutama program penurunan prevalensi kekurangan
energi kronis pada ibu hamil sebagai salah satu faktor tidak langsung
terbesar penyebab kematian ibu hamil untuk mempercepat tercapainya
target MDGs tahun 2015 tentang penurunan AKI dan AKB di indonesia.
3