1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern ini, perkembangan bisnis di bidang kuliner semakin pesat
dan kompetitif sehingga pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dalam
mengembangkan usahanya. Sudah ada beberapa pelaku usaha yang meraup
untung dari bisnis di bidang kuliner. Namun ada juga beberapa pelaku usaha yang
bangkrut karena strategi pemasaran yang digunakan kurang tepat dan efektif.
Artinya, keberhasilan bisnis di bidang kuliner dalam memenangkan sebuah
persaingan ditentukan oleh penerapan strategi pemasaran yang tepat dan efektif.
Salah satu bisnis di bidang kuliner yang berpotensi untuk berkembang
cukup besar dan meraup keuntungan yang tidak sedikit adalah bisnis cheesecake.
Cheesecake dikenal sebagai makanan pencuci mulut yang mudah didapatkan di
mana saja, mulai dari toko kue yang sudah berkembang dan terkenal sampai
dengan penjual online di internet. Seperti yang telah penulis jelaskan di awal
bahwa perkembangan bisnis di bidang kuliner semakin pesat dan kompetitif
sehingga pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dalam mengembangkan
usahanya. Begitu juga dengan bisnis cheesecake, tidak hanya sekedar menjual
cheesecake tetapi harus membuat inovasi sebagai nilai jual lainnya.
MTZ Cheesecake, sebagai salah satu pelaku usaha di bidang kuliner,
melakukan inovasi dengan menjual cheesecake in jar. Pada umumnya cheesecake
dijual dalam loyang atau dalam kemasan yang besar namun konsumen yang
hendak membeli cheesecake biasanya merasa kesulitan membawa cheesecake
2
dengan ukuran besar. Konsumen membutuhkan cheesecake dengan kemasan yang
simple, prakis atau mudah dibawa. Oleh karena itu MTZ Cheesecake berinovasi
dengan kemasan yang praktis dan mudah dibawa yakni dengan menggunakan
toples kaca bening. MTZ Cheesecake berharap agar cheesecake yang dibuat dapat
dinikmati di mana saja dan dapat dibawa ke mana saja tanpa perlu khawatir akan
tumpah maupun rusak.
MTZ Cheesecake menjual cheesecake in jar dalam 5 (lima) varian rasa
yakni, Matcha, Blueberry, Choc-Nutella, Oreo, dan Red Velvet. Tidak hanya
dijual dalam kemasan in jar, MTZ Cheesecake juga menjual dengan ukuran besar
yang berdiameter 18 cm dan tinggi 6 cm dengan varian rasa Strawberry New York
Cheesecake dan Oreo New York Cheesecake.
Walaupun berinovasi dengan keunikan dan kepraktisan kemasannya, MTZ
Cheesecake tetap memperhatikan kualitas dari home-made cheesecake yang
dibuat. Cream cheese yang digunakan sebagai bahan baku cheesecake tersebut
diimpor langsung dari Australia dengan kualitas terbaik sehingga menghasilkan
cheesecake yang sangat lezat. Tidak hanya itu, topping yang digunakan dalam
cheesecake-nya menggunakan bahan-bahan yang asli dan berkualitas tinggi.
Dalam memasarkan cheesecake-nya, MTZ Cheesecake telah melakukan
beberapa kegiatan promosi yakni endorse di beberapa akun makanan di
Instagram, Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, Path dan Website, serta
diliput oleh El-shinta TV, Binus TV, dan Harian Kontan. MTZ Cheesecake juga
bekerja sama dengan beberapa koperasi mahasiswa di Universitas Indonesia, Go-
Food dan Grab Food untuk penjualan cheesecakenya. MTZ Cheesecake pun
mempunyai situs sendiri serta akun instagram (@mtzckry) dengan 2.761 followers
3
untuk mempermudah konsumen dalam mencari informasi mengenai cheesecake in
a jar serta mempermudah konsumen untuk membeli cheesecake tersebut.
Namun kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh MTZ Cheesecake
belum bisa membantunya dalam memasarkan produknya. Kegiatan pemasaran
tersebut dirasa kurang efektif karena masih banyak masyarakat di luar sana yang
belum mengetahui mengenai MTZ Cheesecake serta tidak meningkatkan
penjualan cheesecake secara signifikan.
Keunikan kemasan MTZ Cheesecake sebagai inovasi yang dilakukan oleh
pelaku usaha serta penggunaan bahan-bahan yang sangat berkualitas bahkan
diimpor langsung dari luar negeri membuat penulis tertarik membahas MTZ
Cheesecake tersebut karena penulis yakin bisnis cheesecake tersebut dapat
berkembang dengan pesat. Namun sayangnya kegiatan pemasaran yang telah
dilakukan oleh MTZ Cheesecake kurang efektif padahal produk yang dijual
sangatlah menarik. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa periklanan, penulis
tertarik untuk membantu bisnis MTZ Cheesecake dengan melakukan perancangan
kreatif guna meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap produk MTZ
Cheesecake melalui Integrated Marketing Communcations (IMC) dengan judul
“PERANCANGAN KREATIF KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU
GUNA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS DARI MTZ
CHEESECAKE SEBAGAI CHEESECAKE IN A JAR DENGAN KUALITAS
PREMIUM, HARGA TERJANGKAU, SERTA KEMASAN YANG HIGIENIS
DAN PRAKTIS”
4
1.2 Rumusan Permasalahan
Bagaimana perancangan kreatif untuk komunikasi pemasaran terpadu guna
meningkatkan brand awareness dari MTZ Cheesecake sebagai cheesecake in a
jar dengan kualitas premium, harga terjangkau, serta kemasan yang higienis dan
praktis?
1.3 Tujuan Perancangan
Untuk meningkatkan brand awareness dari MTZ Cheesecake sebagai
cheesecake in a jar dengan kualitas premium, harga terjangkau, serta kemasan
yang higienis dan praktis.
1.4 Ruang Lingkup Perancangan
Sejauh ini MTZ Cheesecake telah melakukan beberapa kegiatan
pemasaran, antara lain:
1. Dijual secara online melalui akun Instagramnya (@mtzckry) yang memiliki
2.761 followers
2. Membuka toko offline di beberapa daerah di Jakarta dan Depok
3. Endorse di beberapa akun makanan di Instagram
4. Google Ads
5. Facebook Ads
6. Instagram Ads
7. Path
8. Website
9. Diliput oleh El-shinta TV, Binus TV, dan Harian Kontan
5
10. MTZ Cheesecake juga bekerja sama dengan Koperasi Mahasiswa FEB UI,
Go-Food dan Grab Food.
Melihat kurang efektifnya kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh
MTZ Cheesecake, penulis akan melakukan perancangan kegiatan komunikasi
pemasaran terpadu guna meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap
cheesecake in jar milik MTZ Cheesecake dengan membatasi pembuatan beberapa
karya, yakni:
1. Kegiatan word to mouth
2. Brosur
3. X- Banner
4. Social Media
5. Iklan BTL (Below The Line): Brand Activation dengan membuat suatu
acara/kegiatan terkait produk MTZ Cheesecake, Bonus reseller, dll
6. Merchandise dalam kegiatan Brand Activition: sticker, pin, paperbag
7. Iklan transportasi (dalam commuter line)
8. Point of sales berupa display material (iklan di belakang jok motor)
9. Ambient media
1.5 Manfaat Perancangan
Perencanaan komunikasi pemasaran terpadu dibuat agar dapat
membuahkan dampak positif atau bermanfaat, bagi client, masyarakat, dan
penulis. Berikut manfaat perancangan yang didapat:
Adapun manfaat dari perencanaan komunikasi pemasaran terpadu ini bagi
client MTZ Cheesecake yang awalnya tidak mengetahui informasi mendalam
6
tentang pemasaran dan kegiatan promosi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaannya. Client dapat memaksimalkan perencanaan komunikasi pemasaran
terpadu ke arah yang lebih baik, sehingga dapat menghasilkan kegiatan promosi
yang efektif. Selain itu client akan dapat mengetahui pasar yang tepat untuk
penjualan cheesecakenya.
Adapun manfaat perancangan komunikasi pemasaran terpadu ini bagi
masyarakat adalah masyarakat akan menjadi tahu akan keberadaan brand MTZ
Cheesecake. Masyarakat bisa menjadikan MTZ Cheesecake menjadi salah satu
pilihan untuk makanan pencuci mulut ataupun makanan pelengkap suatu acara
seperti acara ulang tahun, pernikahan, arisan dan acara lainnya, agar suatu acara
menjadi sedikit berbeda dengan sentuhan hidangan yang unik yaitu cheesecake in
a jar.
Setelah bagi client dan masyarakat ada pula manfaat perancangan
komunikasi pemasaran terpadu ini bagi penulis, yaitu penulis dapat memperkaya
ilmu komunikasi tentang konsep perencanaan komunikasi pemasaran terpadu, dan
menjadikan laporan penelitian dapat menjadi referensi & masukan bagi penelitian
selanjutnya.
1.6 Metode Perancangan
Dalam penulisan perancangan kreatif untuk komunikasi pemasaran
terpadu ini, penulis menggunakan penulisan yang bersifat deskriptif. Metode
deskriptif berarti menulis perancangan kreatif dengan membuat deskripsi secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat dari suatu objek
tertentu. Dengan metode deskriptif, penulis menggambarkan konsep dari
7
perancangan kreatif secara lebih jelas, detail dan teliti dengan memperhatikan
permasalahan yang dimiliki oleh klien serta keadaan pasar yang ada untuk
mendukung efektifitas perancangan kreatif tersebut.
Agar dapat menggambarkan konsep dari perancangan kreatif secara jelas,
detail dan teliti diperlukan data-data yang ada di lapangan terkait dengan
permasalahan yang dihadapi oleh klien serta situasi pasar terhakait produk dan
masalah dari klien. Oleh karena itu, sebelum penulis merancang kegiatan
komunikasi pemasaran terpadu, penulis melakukan pengumpulan data dan
menganalisis data untuk merancang client brief serta creative brief.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Salah satu proses dari perancangan kreatif adalah mengumpulkan data.
Untuk melakukan kegiatan pengumpulan data diperlukan suatu prosedur atau
teknik atau cara-cara mengumpulkan data yang disebut dengan metode
pengumpulan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang
dapat dilakukan oleh seorang penulis.
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik)
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi
hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,
ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat bantu: 1. angket (questionnaire) 2.
8
daftar cocok (checklist) 3. skala (scala) 4. pedoman wawancara (interview guide
atau interview schedule) 5. lembar pengamatan atau panduan pengamatan
(obseration sheet atau observation schedule).
Sebelum melakukan metode pengumpulan data, ada baiknya untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan data itu sendiri. Data merupakan
informasi atau fakta-fakta yang telah ada. Penulis harus menentukan informasi
tambahan apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya. Berdasarkan
sumbernya, data dibedakan atas data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa data perusahaan ataupun
responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara ataupun
obserservasi. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus
diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder ataupun dari data primer penelitian yang terdahulu yang telah diolah
lebih lanjut atau hasil riset pihak lain baik melalui media cetak dan internet atau
dari buku-buku referensi. Data sekunder ini bersifat melengkapi data primer.
Biasanya, data sekunder ini sangat membantu periset bila data primer terbatas atau
sulit diperoleh. Di lapangan, sering dijumpai data primer riset yang satu menjadi
data sekunder riset yang lainnya.
Dalam proses perancangan kreatif ini, penulis menggunakan data primer
maupun data sekunder. Data primer yang digunakan berupa data perusahaan serta
kuesioner. Data perusahaan yang diberikan oleh MTZ Cheesecake adalah jumlah
9
penjualan cheesecake selama 1 tahun terakhir serta business profile MTZ
Cheesecake.
Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan
tugas akhir ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan
harapan responden akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut.
Kuesioner sering disebut juga dengan angket. .
Tujuan penyebaran kuesioner adalah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan.
Terdapat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang pertanyaannya diformulasikan
untuk dapat memberikan kebebasan responden dalam menjawab bila jawaban
yang diberikan penulis tidak tersedia. Sementara kuesioner tertutup adalah suatu
kuesioner di mana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh penulis.
Kochan et al. (2008) menunjukkan berbagai kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing metode pengumpulan data. Metode kuesioner, memiliki
kelebihan berupa dapat digunakan di berbagai tempat dan kesempatan. Namun,
metode kuesioner ini memungkinkan terjadinya kesalahan pengisian karena rumit
dan cara pengerjaannya melelahkan.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan kuesioner.
Kelebihan dari menggunakan kuesioner adalah sebagai berikut: biaya relatif
murah; mempermudah pengumpulan data pada responden yang terpencar-pencar;
10
walaupun sampelnya besar, tapi dapat dilaksanakan serempak; hemat waktu;
dapat menggunakan jasa pos, sehingga tidak terlalu tergantung pada petugas
pengumpul data; dan kalaupun menggunakan petugas pengumpul data, hanya
terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun angket dari responden.
Sementara kekurangan dari kuesioner adalah sebagai berikut: terbatas pada
responden yang bisa membaca dan menulis; formulasi angket membutuhkan
kecermatan tinggi, sehingga betul-betul mampu mewakili periset dalam
pengumpulan data. Memerlukan uji coba dan merivisi angket tersebut;
menyebabkan periset terlalu banyak tergantung atau membutuhkan kerja asama
dengan objek riset.
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari penulis maka penulis
menggunakan kuesioner untuk melakukan riset pasar terkait MTZ Cheesecake.
Sebelum menyebarkan kuesioner, penulis melakukan penyusunan kuesioner yang
mana terdiri dari beberapa tahap yakni perumusan masalah periklanan dengan
client, membuat pertanyaan terkait masalah periklanan yang dihadapi client,
membuat pertanyaan yang sekiranya diperlukan oleh client terkait kondisi pasar
saat ini, menentukan media kuesioner yang akan digunakan serta menentukan
calon respondennya.
Setelah bertemu dengan client, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa
terdapat permasalahan periklanan yakni kurangnya brand awareness masyarakat
terhadap produk MTZ Cheesecake. Kemudian, penulis membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan MTZ Cheesecake. Untuk mempermudah penyebaran dan
analisis, maka penulis memutuskan untuk menyebarkan kuesioner secara online
melalui Google Form dan nantinya akan diisi oleh responden. Dalam kuesioner
11
yang penulis sebarkan ke responden, semuanya mencakup kuesioner tertutup serta
kuesioner terbuka. Adapun contoh kuesioner tertutup yang penulis sebarkan ke
responden berbunyi “Apakah Anda menyukai dessert (makanan pencuci mulut)?”
yang mana atas pertanyaan tersebut disediakan 2 (dua) pilihan jawaban yakni Ya
atau Tidak. Sementara, contoh kuesioner terbuka yang penulis sebarkan ke
responden berbunyi “Stasiun radio apa yang biasa Anda dengar?” yang mana
disediakan kotak untuk mengisi jawaban pendek dari responden terhadap
pertanyaan tersebut.
Dalam melakukan suatu pengumpulan data dikenal pula dengan adanya
sampling. Terkait sampling terdapat hal yang disebut dengan populasi maupun
sampel. Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang dipelajari untuk
kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sementara sampel adalah sebagian dari
keseluruhan objek atau fenomena yang akan dipelajari.
Untuk melakukan pemilihan sampel dengan benar, dilakukan dengan
adanya prosedur pemilihan sampel yang disebut teknik sampling. Dalam
penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan teknik sampling dengan sampel
non-probabilitas yaitu sampel melalui teknik random (acak). Penulis
menggunakan sampling kebetulan (accidental sampling) yakni memilih siapa saja
yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan karena
topik mengenai brand awareness terhadap produk MTZ Cheesecake bersifat
persoalan umum. Dalam penulisan tugas akhir ini, yang menjadi populasi adalah
semua orang di Indonesia. Namun yang dipelajari dan ditarik kesimpulan oleh
penulis hanyalah sampel yakni mereka yang menjadi responden dalam kuesioner
yang penulis sebarkan.
12
Besarnya sampel atau responden dari kuesioner yang penulis sebarkan
adalah sebanyak 133 orang. Besarnya suatu sample atau responden tidak ada
kententuan yang pasti asalkan dapat merepresentasikan data yang
digeneralisasikan.
1.6.2 Analisis Data
Sebuah data harus melalui proses pengkodingan atau analisis data untuk
mempunyai suatu makna. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan
intepretasi data adalah memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,
menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Karena menggunakan metode pengumpulan data secara kuesioner yang
mana datanya berbentuk angka-angka, maka analisisnya berupa perhitungan
secara statistik. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan statistik
deskriptif yakni statistik yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa,
perilaku atau objek tertentu lainnya secara deskriptif tanpa menjelaskan
hubungan-hubungan yang ada.
Teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang digunakan oleh
penulis untuk menganalisis data adalah distribusi frekuensi. Kegunaaan dari
distribusi frekuensi adalah membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana
distribusi frekuensi dari data penelitian. Misanya pada pertanyaan “Stasiun radio
apa yang biasa Anda dengar?” didapatkan hasil yang beraneka macam. Dari hasil
yang beraneka macam tersebut atau data mentah tersebut diubah ke dalam tabel
frekuensi yakni dengan melihat stasiun yang didengar, frekuensinya beserta
persentasenya.
13
Dalam Google Form, data-data dalam pertanyaan kuesioner tertutup akan
otomatis dibuat dalam grafik lingkaran (pie) dengan keterangan jawaban,
frekuensi beserta persentasenya. Sementara terhadap jawaban responden pada
pertanyaan kuesioner terbuka, akan dihitung ulang oleh penulis dan dibuat ke
dalam tabel frekuensi dengan mencatat jawaban, frekuensi beserta persentasenya,
kemudian diubah ke dalam bentuk grafik agar lebih mudah dibaca.
1.7 Skematika Perancangan
Proses mendapatkan semua data tersebut bermulai dengan penulis bertemu
dengan klien, dimana dipertemuan ini penulis meminta klien untuk menyiapkan
semua data mengenai perusahaannya. Mulai dari sejarah perusahaan, profil bisnis,
dan juga data manejemen berupa laporan hasil penjualan selama setahun
belakangan, dan terumuslah masalah yang akan dijadikan dalam judul Tugas
Akhir Penulis. Perumusan masalah selesai barulah data dapat di rangkum dalam
format client brief.
Setelah client brief selesai dan disepakati oleh klien, penulis melakukan
seleksi metode pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang dikirim kepada responden baik secara langsung maupun tidak
langsung. Jenis pertanyaannya pun terbagi menjadi dua jenis yaitu terbuka dan
tertutup. Kuesioner yang terbuka dapat diisi dengan pilihan jawaban yang tertera
pada kuesioner sedangkan kuesioner terbuka dapat mengisi dengan pilihan
jawaban yang tertera ataupun alasan yang dapat ditulis secara bebas oleh
responden. Penulis memilih kuesioner sebagai metode pengumpulan data karena
terdapat beberapa kelebihan yaitu, tidak memerlukan kehadiran penulis secara
14
langsung, kuesioner dapat dibagikan secara bersamaan kepada seluruh responden,
penggunaan waktu yang fleksibel, bergantung responden mempunyai waktu
senggang, kuesioner dapat dibuat anonim (tanpa nama) sehingga responden tidak
malu ketika menjawab pertanyaan. Kuesioner yang penulis buat melalui media
Google Form dan terdari enam bagian yaitu berawal dari pembukaan, data
responden, media habit, data psikografis dan behavioral responden, brand
awareness MTZ Cheesecake, dan data untuk hadiah bagi yang mengisi kuesioner.
Setelah kuesioner sudah disebar luaskan akan menghasilkan data dari responden
yang akan dianalisis dan dibuat kesimpulannya agar terbentuknya creative brief.
Sesudahnya mengolah data untuk menjadi creative brief penulis membuat
anggaran dan waktu kampanye iklan agar iklan yang dibuat dapat ditempatkan di
media yang tepat agar kampanye iklan dapat bekerja dengan maksimal. Semua
hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah creative brief dan media planing
harus didiskusikan kembali dengan klien dan menyepakati semua ide kreatif yang
sudah dirancang untuk masuk ke tahap produksi semua karya.