5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian dan Fungsi bank
1) Pengertian Bank
Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Sebagai suatu lembaga keuangan, bank mempunyai kegiatan baik funding
maupun financing atau menghimpun dan menyalurkan dana. Jadi sebagai
lembaga intermediasi bank berperan menjadi perantara antara pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Bank umum adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan bank
konvensional adalah bank yang menetapkan sistem bunga.
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Keberadaan dana pihak ketiga ini mempunyai peran yang penting dalam
meningkatkan pendapatan bank, karena dari dana pihak ketiga kemudian
disalurkan menjadi kredit. Kredit yang disalurkan bank akan mendapatkan
6
tingkat pengembalian berupa hasil bunga. Selanjutnya besar kecilnya hasil
bunga akan sangat mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas. Oleh karena
kemudian optimalisasi dana pihak ketiga menjadi sangat penting di dalam
meningkatkan profitabilitas.
Jadi dapat disimpulakan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2) Fungsi bank
Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau kredit, tatapi sebenarnya
fungsi bank dapat dijelaskan secara spesifik (Sri Susilo, dkk, 2010: 20),
yaitu sebagai berikut:
a) Agent Of Trust yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan. Dasar
utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau
menyimpan dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam
fungsi ini dibangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana
maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini terus berlanjut kepada
pihak kreditur. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam
keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari
segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima
penyaluran dana tersebut.
7
b) Agent Of Development yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan
penyalur dana sangat diperlukan bagi kelancaran kegiatan
perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta
kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan
investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya
penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian
suatu masyarakat.
c) Agent Of Services yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun
dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan
yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat
kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
2.1.2 Kredit Perbankan
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan
seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan
membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu, berikut merupakan
penjelasan mengenai hal-hal yang mencakup kredit perbankan:
8
1) Pengetian Kredit
Istilah kredit bukanlah hal asing bagi masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat kota-kota besar, tetapi di
desa-desa juga kata kredit sudah sangat dikenal. Istilah kredit sendiri berasal
dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu
dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pengertian kredit menurut Undang-
Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Hasanuddin Rahman (2012: 19) Kredit adalah pemberian
prestasi (misalnya uang, barang) dengan harapan balas prestasi (kontra
prestasi) yang terjadi pada prestasi uang, maka transaksi kredit menyangkut
uang waktu mendatang. Dewasa ini kehidupan ekonomi modern sebagai alat
kredit yang menjadi pembahasan. Kredit berfungsi komperatif antara pemberi
kredit dan penerima kredit atau antara kreditur dengan debitur. Mereka
menarik keuntungan dan saling menanggung risiko. Singkatnya, kredit dalam
arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, risiko dan
pertukaran ekonomi di masa mendatang. Sedangkan menurut Kohler (2010),
“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian pembayaran akan
dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
9
Dari definisi atau pengertian kredit tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank
sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur dan ada jangka waktu
tertentu yang telah ditetapkan untuk pelunasannya.
2) Unsur-Unsur Kredit
Jika berbicara tentang kredit, ada beberapa unsur yang terkandung
dalam setiap pemberian fasilitas kredit. Seperti yang dikemukakan oleh
Kasmir (2008: 75) bahwa unsur-unsur kredit meliputi:
a) Kepercayaan
Kepercyaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank,
karena sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan
penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dalam melunasi kredit yang
disalurkan.
b) Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara debitur dan kreditur. Kesepakatan ini dituangkan
dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit
dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak, yaitu
pihak bank dan nasabah.
10
c) Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka
waktu.
d) Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu: resiko
kerugian yang diakibatkan debitur sengaja tidak mau membayar kreditnya
pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena debitur tidak
sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab
tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit,
semakin besar risiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini
menjadi tanggungan bank baik risiko yang disengaja maupun risiko yang
tidak disengaja.
e) Balas jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan
suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu
kredit barang atau jasa tersebut yang dikenal dengan bunga bagi bank
prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan
komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama
bank.
11
3) Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang
hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan
kredit juga tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam
praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:
a) Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh
keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang
diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada debitur.
b) Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan
dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun debitur sama-
sama diuntungkan.
c) Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai
bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh
pihak perbankan semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai
sektor, terutama sektor rill.
12
4) Fungsi Kredit
Fungsi dari sebuah kredit adalah sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,
maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang
tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh
penerima kredit.
b) Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur
untuk mengelola barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
c) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin baik,
terutama dalam meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit yang
diberikan digunakan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran.
d) Sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas
ekonomi, karena adanya kredit yang diberikan dapat menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat.
13
5) Manfaat Kredit
Manfaat perkreditan dapat ditinjau dari masing-masing pihak yang
mempunyai kepentingan, yaitu sebagai berikut:
a) Manfaat ditinjau dari sudut kepentingan debitur
(a) Debitur dapat memperluas dan mengembangkan usahanya dengan
lebih leluasa.
(b) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi
perusahaan debitur.
(c) Rahasia keuangan debitur lebih terlindungi karena adanya ketentuan
rahasia bank dalam undang-undang pokok perbankan.
b) Manfaat ditinjau dari sudut kepentingan perbankan
(a) Memperoleh pendapatan bunga kredit.
(b) Menjaga solvabilitas usaha bank.
(c) Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan yang lain.
(d) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
c) Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah
(a) Untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
(b) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter.
(c) Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara.
d) Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas
Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan adanya
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha yang
baru sehingga menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan
pemerataan pendapatan di masyarakat (Hasanuddin Rahman, 2012: 21).
14
6) Jenis Kredit
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula
kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di
masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Pembagian jenis ini ditujukan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki
berbagai karakter tertentu. Menurut Kasmir, (2008: 76) secara umum jenis-
jenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi, seperti
berikut ini:
a) Dilihat dari segi kegunaan
(a) Kredit investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk
keperluan perluasan usaha, membangun proyek atau pabrik baru
dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama.
(b) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam opersionalnya.
b) Dilihat dari segi tujuan kredit
(a) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan
usaha atau produksi atau investasi.
(b) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk konsumsi atau
dipakai secara pribadi.
(c) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut.
15
c) Dilihat dari segi jangka waktu
(a) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu
kurang dari 1 (satu) tahun atau paling lama 1 (satu) tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
(b) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar
antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun, kredit ini dapat
diberikan untuk modal kerja.
(c) Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya
paling panjang yaitu diatas 3 (tiga) tahun atau 5 (lima) tahun dan
biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.
d) Dilihat dari segi jaminan
(a) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud
atau tidak berwujud.
(b) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat
prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
e) Dilihat dari sektor usaha
(a) Kredit pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian rakyat.
(b) Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk
para mahasiswa yang sedang belajar dan sektor lainnya.
16
7) Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit
oleh bank dapat dilikukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya. Ada beberapa prinsip penilaian kredit yang
sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C(Kasmir,2012: 91 ):
1) Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
Tujuannya untuk memberikan keyakinan pada bank bahwa sifat atau
watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat
dipercaya.
2) Capacity (Capability) digunakan untuk melihat kemampuan calon
nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan
kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.
3) Capital digunakanuntuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki nasabah terhadap usaha yang dibiayai oleh bank.
4) Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
bersifat fisik maupun non fisik.
5) Condition digunakan dalam menilai kredit, hendaknya juga dinilai
kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai
sektor masing-masing.
17
8) Prosedur Kredit
Prosedur kredit merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam
pengajuan kredit. Dimulai dari permohonan kredit sampai dengan pencairan
kredit tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas Suyatno, dkk (2007:
69) bahwa prosedur kredit adalah Permohonan Kredit – Penyidikan dan
Analisis Kredit – Keputusan Atas Permohonan Kredit – Penolakan
Permohonan Kredit – Persetujuan Permohonan Kredit – Pencairan Fasilitas
Kredit – Pelunasan Fasilitas Kredit. Prosedur Kredit ini dijelaskan sebagai
berikut:
1) Permohonan kredit
Permohonan kredit yang datang dari debitur untuk fasilitas kredit
mencakup hal-hal berikut ini:
a) Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit.
b) Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
c) Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah
berakhir jangka waktunya.
Berkas-berkas permohonan kredit yang disiapkan debitur terdiri dari:
a) Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap
b) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan
lengkap diisi oleh nasabah.
c) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas
kredit.
Berkas tersebut diberikan kepada petugas analisis kredit untuk
ditindaklanjuti.
18
2) Penyidikan dan analisis kredit
Permohonan dan berkas-berkas yang diterima dari debitur/nasabah
selanjutnya diproses oleh petugas analisis kredit sebagai berikut:
a) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
b) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit
yang diajukan nasabah.
c) Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai
hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang
diperoleh.
d) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang
telah dilaksanakan.
Pengertian analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
a) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek,
baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui
kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan
kredit.
b) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian
dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sabagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari
permohonan kredit nasabah.
Setelah alanisis dilakukan semua berkas yang berhubungan dengan
permohonan dikirimkan kepada pejabat pemutus kredit.
19
3) Keputusan atas permohonan kredit
Berkas yang diterima oleh pejabat pemutus selanjutnya dibuat
putusan. Pengertian yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap
tindakan pejabat pemutus yang berdasarkan wewenangnya berhak
mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan
permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Bahan
pertimbangan pengambilan keputusan, Setiap keputusan kredit, harus
memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya
tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisa kredit.
4) Penolakan permohonan kredit
Penolakan permohonan kredit dapat terjadi untuk permohonan
kredit yang nyata-nyata dianggap oleh pejabat pemutus secara teknis tidak
memenuhi persyaratan. Pejabat pemutus akan menghubungi petugas
administrasi kredit dengan tujuan:
a) Membuat keputusan penolakan yang harus disampaikan secara
tertulis kepada nasabah dengan disertai alasan penolakannya.
b) Surat penolakan permohonan dibuat oleh pejabat admisitrasi kredit
minimal dibuat dalam rangkap tiga, asli dikirimkan kepada
pemohon/debitur yang selanjutnya disimpan debitur, lembar kedua
bersama copy surat permohonan debitur dikirim kepada pejabat
pemutus dan diarsip berdasarkan urut tanggal, lembar ketiga untuk
arsip pejabat adminidtrasi kredit berdasarkan urut tanggal.
20
5) Persetujuan permohonan kredit
Pesetujuan permohonan kredit adalah keputusan pejabat pemutus
untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon
debitur.Berkas yang telah disetujui dikirimkan kepetugas adaministrasi
kredit. Langkah-langkah selanjutnya, petugas admiistrasi kredit mengarsip
dan melakukan hal-hal berikut ini:
a) Membuat surat penegasan pengesahan permohonan kredit kepada
pemohon dan pengikatan jaminan.
b) Pembebanan biaya materai kredit (dibuatkan slip penyetoran)
c) Pembebanan provisi kredit (dibuatkan slip penyetoran).
d) Membuat asuransi kredit.
Berkas Permohonan diarsip oleh pejabat administrasi kredit berdasarkan
no. rekening pinjaman, sedangkan berkas yang membutuhkan tanda tangan
nasabah tersebut selanjutnya diserahkan kepada nasabah/debitur untuk
ditandatangani dan siap untuk dicairkan.
6) Pencairan fasilitas kredit
Fasilitas kredit adalah setiap transaksi yang menggunakan kredit
yang telah disetujui oleh bank. Dalam pratiknya, pencairan kredit ini
berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan atas beban rekening
pinjaman atau fasilitaslainnya. Bank hanya menyetujui pencairan kredit
oleh nasabah, bila syarat-syarat yang harus dipenuhi nasabah telah
dilaksanakan. Pengikatan jaminan secara sempurna dan penandatanganan
warkat-warkat kredit mutlak harus mendahului pencairan kredit.
21
9) Prosedur Kredit Menurut Standar Operasional Perusahaan
Prosedur pengajuan kredit menurut standar operasional perusahaan di
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang diterima melalui Surat Edaran
Bank Rakyat Indonesia No. S. 9 – DIR/ADK/04/2014 yang dapat dilihat dalam
flowchart pada lampiran 1 (Satu) dan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Permohonan kredit
Pengajuan awal fasilitas kredit pegawai tetap oleh instansi atau
perusahaan, dilakukan secara kolektif minimal 5 (lima) calon debitur. Meski
demikian, pimpinan cabang pembantu diberikan kewenangan untuk
melayani permohonan kredit suatu instansi atau perusahaan yang pada awal
pengajuannya dilakukan kurang dari lima calon debitur. Dengan
mempertimbangkan efisiensi pelayanan dan kemungkinan pengembangan
kredit kepada pegawai tetap dimasa yang akan datang. Calon debitur
mengisi formulir permohonan yang telah disediakan, dengan dilampiri:
a) Foto copy identitas diri (suami istri) dan Foto copy kartu keluarga.
b) Asli SK pengangkatan pertama sebagai pegawai tetap dan SK
terakhir, atau disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di masing-
masing instansi/perusahaan.
c) Daftar perincian gaji terakhir yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang.
d) Surat kuasa potong gaji kepada bendaharawan/juru bayar tempat gaji
debitur dibayarkan.
e) Surat kuasa pendebetan rekening bagi debitur yang gajinya
dibayarkan melalui BRI.
22
f) Copy buku tabungan BRI. Selanjutnya diserahkan kepada pejabat
pemrakarsa dan diserahkan kepada pejabat pemrakarsa.
2) Analisis dan putusan kredit
Berkas yang diterima oleh pejabat pemrakarsa selanjutnya
dianalisis. Analisis dan putusan merupakan tahapan yang menyebabkan
terjadinya penerimaan atau penolakan permohonan kredit. Tahapan
analisis dan putusan kredit meliputi:
(a) Setelah seluruh persyaratan permohonan kredit kepada pegawai
dipenuhi dan diserahkan oleh calon debitur, maka selanjutnya pejabat
pemrakarsa memeriksa seluruh kelengkapan dan memastikan bahwa
seluruh dokumen adalah sah dan masih berlaku.
(b) Pejabat kredit Pemrakarsa harus meyakini dan memastikan bahwa
calon debitur adalah benar-benar merupakan pegawai instansi atau
pegawai tetap perusahaan, serta memastikan telah ada perjanjian
kerjasama dengan instansi/perusahaan yang bersangkutan.
(c) Pejabat pemrakarsa kemudian menghitung jumlah kredit yang bisa
diberikan, mengajukan putusan kredit, memberikan rekomendasi dan
diserahkan kepada pejabat putusan.
(d) Seluruh berkas diterima pejabat pemutus untuk diputus sesuai limit.
Terdapat dua kemungkinan dalam putusan yang diberikan, antara
menolak atau menyetujui permohonan kredit. Jika permohonan kredit
ditolak, pejabat pemutus akan menghungungi administrasi kredit untuk
membuat surat penolakan.
23
(e) Surat penolakan permohonan kredit minimal dibuat dalam rangkap
tiga, asli dikirimkan kepada debitur yang selanjutnya disimpan debitur,
lembar kedua bersama copy surat permohonan nasabah dikirim kepada
pejabat pemutus dan diarsip, lembar ketiga untuk arsip pada
adminidtrasi kredit.
(f) Jika permohonan kredit disetujui pejabat pemutus selanjutnya berkas
diserahkan kepada pejabat administrasi kredit
3) Realisasi dan Dokumentasi Kredit
Pada saat kredit direalisasikan, petugas administrasi kredit akan
membuat kwitansi pencairan dan Surat Pengakuan Hutang (SPH). Harus
dipastikan bahwa dokumen telah lengkap sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan biaya-biaya telah dilunasi debitur, baik secara tunai atau
pemindahbukuan dari simpanan debitur. Sebelum realisasi, perlu
diperhatikan syarat-syarat realisasi dengan berkas kredit sebagai berikut:
a) Kwitansi pencairan.
b) Foto copy KTP atau tanda pengenal lainnya.
c) Foto copy kartu keluarga.
d) Formulir permohonan kredit kepada pegawai.
e) Surat rekomendasi dan putusan kredit kepada pegawai.
f) Surat pengakuan hutang (SPH).
g) Untuk pegawai aktif: Asli surat keputusan (SK) pengangkatan
pegawai tetap, Asli SK kenaikan pengkat terakhir, dan atau
persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Pejabat Pemutus
h) Daftar perincian gaji.
24
i) Surat pernyataan kesediaan memotong gaji dari pejabat yang
berwenang
j) Surat kuasa potong gaji/Surat kuasa debet rekening
Jika dokumen sudah diyakini kelengkapan dan keabsahannya, maka
administrasi kredit mengisi dan menandatangani pada bagian instruksi
pencairan kredit sebagai maker, sedangkan sebagai checker dan signer
adalah atasan langsung petugas administrasi kredit dan kredit siap untuk
dicairkan.
2.1.3 Kredit Pegawai
Kredit pegawai adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur
dengan sumber pembayaran berasal dari gaji. Kredit kepada pegawai dapat
digunakan untuk membiayai pembelian barang bergerak maupun tidak
bergerak, untuk biaya perbaikan rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan,
pernikahan dan lain-lain. Kredit kepada pegawai ini dapat juga digunakan
untuk keperluan produktif. Pasar sasaran kredit pegawai adalah PNS, TNI,
POLRI, BUMN, BUMD, Pegawai swasta, dan Pensiunan. Jika dilihat dari
segi jangka waktu kreditnya, kredit pegawai termasuk dalam jenis kredit
jangka panjang dengan jangka waktu 10 tahun, besar pinjaman minimal
Rp5.000.000,00 dan maksimal Rp500.000.000,00 (ADK/CACA/04/2015).
Jika dilihat dari segi kegunaan kredit pegawai merupakan kredit konsumtif
karena dapat digunakan untuk kepentingan pribadi yaitu untuk membiayai
pembelian barang bergerak maupun tidak bergerak, untuk biaya perbaikan
rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lain-lain.
25
Pegawai adalah semua penduduk yang mampu melakukan pekerjaan
dan mendapatkan gaji setiap bulannya, untuk pegawai tetap merupakan
pegawai yang telah menjadi pegawai secara menetap di instansi/perusahaan
sampai nanti persiun. Pegawai mempunyai pengecualian yaitu anak-anak
umur 14 tahun kebawah, masih bersekolah untuk sebagian penuh waktunya
dan belum mendapatkan pekerjaan (pengangguran).
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang prosedur pemberian kredit pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya, diantaranya:
1) Frengky Lady (2007) dengan judul “Evaluasi Peberian Kredit Kepada
Pegawai Tetap di BPR Arta Panggung Perkasa Trenggalek”. Tujuannya
adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh
pihak PT BPR Arta Panggung Perkasa Trenggalek kepada debitur untuk
menilai layak atau tidaknya kredit tersebut diberikan. Diperoleh
kesimpulan dari penelitian tersebut, yaitu: Pemberian kredit pada PT BPR
Arta Panggung Perkasa Trenggalek layak untuk diberikan kepada debitur,
layak untuk diberikan karena sudah sesuai dengan prosedur dan tolak ukur
6c (character, capacity, capital, collateral, condition, dan compliance)
2) Terdapat juga penelitian menurut Afifah (2009) dengan judul “Prosedur
Pemberian Kredit Kepada Golongan Berpenghasilan Tetap (KRETAP) Di
PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Solo
Kartasura”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
prosedur pemberian kredit di BRI Kantor Cabang Solo Kartasura. Hasil
26
dari penelitian ini menjelaskan bahwa prosedur pemberian kredit di BRI
Cabang Solo Kartasura tersebut adalah kredit kepada golongan
berpenghasilan tetap merupakan fasilitas yang diberikan kepada PNS /
TNI/ POLRI / BUMN/ BUMD/ Pegawai Swasta.
3) Penelitan tentang prosedur pemberian kredit lainnya, yaitu: Beti Wulandari
(2010) dengan judul “Analisis Pemberian Kredit Untuk Pegawai Pada BRI
Cabang Solo Kartasura”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
apakah prosedur pemberian kredit di BRI Cabang Solo Kartasura sudah
sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang tepat. Hasil dari penelitian
adalah analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa BRI Cabang
Solo Kartasura memiliki kualitas yang baik dan sehat karena memenuhi
kreteria prosedur kredit.