10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penyaluran
Salah satu tujuan dana zakat adalah meminimalisir angka kemiskinan
atau menekan volume kemiskinan. Kehadiran dana zakat diharapkan
menjadi salah satu upaya agar bisa terjadi pemberdayaan terhadap
kalangan tidak mampu, secara teoritis zakat di proyeksikan untuk
mencapai beragam tujuan strategis, diantarannya adalah meningkatkan
etos kerja, potensi dana untuk membangun umat, membagun sarana
pendidikan, sarana kesehatan, membangun spiritual dan sosial,
menciptakan ketenangan, kebahagiaan, keamanan dan kesejahteraan hidup
menumbuh kembangkan harta yang dimiliki dengan cara memberikan
dalam bentuk usaha yang produktif dan mengatasi berbagai macam
musibah yang terjadi di tengah masyarakat.6 Penyaluran juga dapat
diartikan yaitu kepada mustahik depalan asnaf(golongan) atau
sekurangnya tujuh kalau asnaf riqab (membebaskan perbudakan) sudah
tidak ada. Di antara asnaf penerima zakat, salah satunya amilin yakni
lembaga zakat itu sendiri yang mengetahui batasan alokasi hal amilnya.
6 Prosidang Seminar Nasional Institut Agama Islam Negeri Pare Pare. Hal.72
11
Penyaluran dana juga kegiatan membagikan dana dari petugas
pengelola dana kepada masyarakat yang berhak menerimannya sesuai
dengan aturan yang berlaku. Dalam penyaluran dana memerlukan panduan
yang lebih luas dibandingkan dengan penghimpunan dana, ruang lingkup
bidang sasaran, sifat penyaluran, prosedur pengeluaran dana.
pertanggungjawaban atas penggunaan dana.
1. Penerimaan Dana
Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah. Allah telah menetepkan
delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat. Yaitu fakir,
miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fi sabililah, dan ibnu sabil.
Adapun yang termasuk dalam yang berhak menerima infaq dan
sedekah seperti, orang miskin, kerabat keluarga, anak yatim, orang tua,
orang yang terkena bencana atau musibah. Delapan golongan tersebut
dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok Permanen
Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil, dan
muallaf. Dalam hal ini yang dimaksud dengan permanen adalah
bahwa keempat mustahiq tersebut diasumsikan akan selalu ada di
wilayah kerja organisasi pengelola zakat dan karena itu penyaluran
dana kepada mereka akan terus-menerus atau dalam waktu yang
lama walaupun secara individu penerima berganti-ganti.7
7 Nurul Isnaini Lutviana. Skripsi. Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat,
(studi pada LAZIM Masjid Sabilillah Malang, 2010) Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim. Hal.
16
12
b. Kelompok Kontemporer
Adalah riqab, gharimin, fi sabillilah, dan ibnu sabil, temperorer
dalam hal ini artinya bahwa keempat golongan diasumsikan tidak
selalu ada di wilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat, maka
penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus-menerus tidak
dalam waktu jangka panjang.
2. Ruang Lingkup Bidang Sasaran
Pemilihan ruang lingkup bidang sasaran harus dituangkan dalam
panduan agar dana yang dihimpun tidak tertumpu pada satu aspek saja.
Dan pemilihan ruang lingkup sasaran dapat berbeda satu organisasi
dengan organisasi pengelola zakat lainnya.
3. Bentuk dan Sifat Penyaluran
Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam pengelolaan zakat
adalah apakah zakat dan dana lainnya dapat diberikan dalam bentuk
produktif? Pemahanan seperti ini dapat menimbulkan perbedaan
pendapat dan berujung pada batasan melanggar atau tidak melanggar
ketentuan syar’i menurut masing-masing pendapat.
Adapun pemberdayaan adalah penyaluran dana ZIS atau dana
lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan
kepada golongan kafir miskin) dan katagori mustahik menjadi katagori
muzakki. Target ini adalah target besar yang tidak dapat dicapai dengan
mudah dan dalam waktu yang singkat
13
4. Prosedur Penyaluran Dana
Penyaluran dana, baik untuk pihak diluar pengelola maupun untuk
pengelola sendiri, harus dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.8
5. Pertanggungjawaban atas Pengunaan Dana
Setiap pengeluaran dana harus ada pertanggungjawaban secara
tertulis, dan sah. Sekecil apapun dana yang dikeluarkan dalam
pertanggungjawaban harus dapat dinilai dengan baik dari kesusaian
syari’ah maupun kebijakan lembaga.9
B. Pengertian Efektivitas
Efektif menurut etimologi adalah kata sapaan yang diambil dari bahasa
inggris yaitu effective kemudian dikembangkan lagi menjadi efektivitas.
Efektivitas juga bisa diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai, sedangkan efektivitas menurut ensiklopedia umum ialah
menunjukan taraf tercapainya tujuan. Usaha dikatakan efektif jika, usaha
tersebut mencapai tujuannya sesuai ideal.10 dengan kata lain efektivitas
menunjukan sampai seberapa jauh pencapaian hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah diterapkan.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi efektivitas menurut para
ahli:
1. Menurut Hidayat (1986) , disebutkan bahwa efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan
8 ibid, hal. 17 9 ibid, hal. 18 10 Salim Waton, Op.Cit, hal. 16
14
waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar persentase target yang
dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
2. Menurut Persatyo Budi Saksomo (1984) , efektivitas adalah seberapa
besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan outpun yang
diharapkan dari sejumlah input.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa indicator
efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah
tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selain itu konsep
efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensial, artinya
dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu
yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah selalu sama
yaitu percapaian tujuan.11
C. Pengertian Infaq
Infak berasal dari kata anfaqa yang bearti mengeluarkan sesuatu
(harta) untuk kepentingan sesuatu. Termasuk ke dalam pengertian ini,
infak yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agamanya,
sedangkan menurut terminology syariat, infak berarti mrngeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan
yang diperintahkan ajaran islam, jika zakat ada nisabnya, infak tidak
11 Dra. Hj. Yuslianti, Lysa Angrayni. Efektivitas Rehabilitas Pencandu Narkotika serta
pengaruhnya terhadap Tingkat Kejahatan di Indonesia. (uwais inspirasi Indonesia, 2018). Hal.
13-14
15
mengenal nisab, infaq dikeluarkan secara sukarela dari harta benda yang
dicintai dengan rasa ikhlas dank arena Allah SWT.
1. Landasan Dasar Infaq
Al Qur’an Surah At-Thalaq 7
Tafsir dari ayat tersebut menerangkan bahwa Hendaklah ayah
memberikan nafkah kepada bekas istri yang menyusui anaknya itu
menurut kadar kemampuan.Orang yang hanya memperoleh nafkah sekedar
cukup untuk makan saja, maka hendaklanh dia memberikan belanja sesuai
dengan kemampuannya.Allah tidak membebani seseorang untuk
memberikan nafkah kepada orang yang harus ditanggungnya kecuali
sekedar yang diberikan Allah kepadanya.12
Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 Asnaf),
maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua
orang tua, anak yatim. Dan sebagaiannya yang memelukan.13
12 ‘hendaklah orang yang memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan kepada seseorang sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kepadanya sesudah kesempitan.’ (QS. At-Thalaq 7)
13 Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin. Tentang Zakat, infaq dan sedekah. (Gema Insana,
1998). Hal. 14
16
D. Pengertian Sedekah
Sedekah berasal dari kata shadaqa yang bearti ‘benar’. Orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut
ternimologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak,
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak
berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal
yang bersifat nonmaterial.14
Sedekah bukan menjatuhkan seseorang muslim menjadi miskin tetapi
malah menjadikan kaya raya.
1. Landasan Dasar Sedekah
Pada QS. Al-Baqarah 264
Ayat ini berbicara mengenai larangan menyebut-nyebut sedekah
yang telah dilakukan dan menyakiti orang yang diberi sedekah, baik
dengan perkataan maupun perbuatan yang dapat menyakiti hati
penerimanya. Perbuatan tersebut sama dengan perbuatan orang kafir yang
tidak beriman kepada allah dan hari akhir dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang kafir. orang yang beriman ketika bersedekah
hendaknya dilakukan dengan ikhlas.
14 Ibid. Hal. 15
17
E. Pengertian Zakat
Zakat secara bahasa artinya adalah berkah, tumbuh, suci, baik dan
bersihnya sesuatu. Sedangkan zakat secara syara’ adalah hitungan
teretentu dari harta dan sejenisnya dimana syara’ mewajibkan untuk
mengeluarkannya kepada orang-orang fakir (asnaf) dan yang lainnya
dengan syarat-syarat khusus (AL-Mu’jam Al-Wasith-396).
1. Landasan Dasar Zakat
QS. At-Taubah 60
Sesuai ayat tersebut, 8 golongan yang berhak menerima zakat yaitu: Fakir,
miskin, amil zakat, muallaf, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang
berhutang, fīsabīlillāh dan Ibnu sabil. Agar salah satu tujuan zakat untuk
mendekatkan kesenjangan seperti yang telah disebutkan di atas, dan tentunya
untuk mensejahterakan umat Islam tercapai, maka zakat harus benar-benar
diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat. Yaitu delapan golongan
yang terdapat dalam QS. At-Taubah ayat 60. 17
17 ‘sesungguhnya zakat-zakat ini, hanyalah untuk orang-orang falir, orang-orang miskin,
pengurus zakat (Amil), para mualaf yang dibujuk hatinnya, untuk memerdekakan budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana,’ (QS. At-Taubah 60)
18
Kata zakat bermakna al-thaharah (bersih), al-nama’(tumbuh,
berkembang), al-barakah (anugerah yang lestari), al-madh (terpuji), dan al-
shalah (kesalehan). Semua makna tersebut telah dipergunakan, baik di
dalam al-qur’an maupun hadis. Imam Asy Syarkhasyi al Hanafi dalam
kitabnya Al- Mabsuth mengatakan bahwa dari segi bahasa zakat adalah
tumbuh dan bertambah. Disebut zakat karena sesungguhnya ia menjadi
sebab bertambahnya harta dimana Allah ta’ala mengantinya didunia dan
pahala diakhirat.18
Zakat berasal dari kata “zaka” yang bearti suci, baik, berkah, tumbuh
dan berkembang. Dinamakan zakat, karena didalamnya terkandung
harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya
dengan berbagai kebaikan. Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukan
bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan dan
perkembangan harta, pelaksanaan zakat mangakibatkan pahala menjadi
banyak, sedangkan makna suci menunjukan bahwa zakat adalah
mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa.
Menurut islilah dalam kitab al-Hawi, al-Mawardi mendefinisikan
zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta tertentu, menuntut
sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Orang
yang menunaikan zakat disebut muzakki, sedangkan orang yang menerima
zakat disebut mustahik. Sementara menurut Peraturan Menteri Agama No.
18 Gus Arifin. Keutamaan Zakat, Infak dan Sedekah. (Quanta, 2016). Hal. 3
19
52 Tahun 2014, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan kepada yang
berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam. Zakat dikeluarkan dari
harta yang dimilki. Akan tetapi, tidak semua harta terkena kewajiban
zakat.
2. Syarat dikenakanya zakat atas harta di antarannya.
a. Harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara
yang halal.
b. Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya.
c. Harta tersebut merupakan harta yang dapat dikembangkan.
d. Harta tersebut mencapai nisab sesuai jenis hartanya.
e. Harta tersebut melewati haul, dan
f. Pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus
dilunasi.
Sebagai instrumen yang masuk dalam salah satu rukun islam, zakat
tentu saya memiliki aturan mengikat dari segi ilmu fiqhnya, salah satu
diantaranya adalah kepada siapa zakat diberikan.
Dalam QS. At-Taubah ayat 60, allah memberikan ketentuan ada,
3. Delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu sebagai berikut:
a. Fakir, mereka yang hampir tidak memiki apa-apa sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
b. Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar kehidupan.
c. Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
20
d. Mualaf, mereka yang baru masuk islam dan membutuhkan
bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah.
e. Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan
dirinya.
f. Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam
mempertahankan jiwa dan izzahnya.
g. Fisabillilah, mereka yang berjuang dijalan Allah dalam bentuk
kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.
h. Ibnu sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam
ketaatan kepada Allah.
Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis yakni zakat fitrah dan
zakat mal. Zakat fitrah (zakat al-fitr) adalah zakat yang diwajibkan atas
setiap jiwa baik lelaki dan perempuan muslim yang dilakukan pada bulan
Ramadhan. Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta
yang secara zat maupun substitusi perolehannya, tidak bertentangan
dengan ketentuan agama sebagai contoh zakat mal terdiri atas uang, emas,
surat berharga, penghasilan potensi, dan lain-lain.
1) Syarat zakat mal dan zakat fitrah:
a. Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan
ketentuan syarat islam.
1. Syarat harta yang dikenakan zakat mal sebagai berikut:
a. Milik penuh. Pemililk penuh adalah bahwa kekayaan itu harus
berada dibawah control dan di dalam kekuasaan.
21
b. Halal. Harta yang haram baik dari substitusi bendannya maupun
mendapatkannya jelas tidak akan diwajibkan zakat karena Allah
SWT tidak akan menerimannya.
c. Cukup nisab. Telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan
kewajiban syara’, sedangkan harta yang tidak mencapai nisab tidak
diwajibkan untk berzakat tetapi dianjurkan untuk bersedekah, dan
infaq.
d. Berlalu satu tahun (Haul). Bahwa pemilik harta tersebut sudah
berlalu masanya 12 Qamariyyah
2. Hanya saja haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan
kehutanan, perikanan.
2) Sedangkan untuk syarat zakat fitrah sebagai berikut:
a. Beragama islam.
b. Hidup pada saat bulan ramadhan.
c. Memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya
fitri.19
19 https://baznas.go.id/zakat
22
TABEL 1:1
Data Penghimpunan Dompet Dhuafa Sumsel pada Tahun 2017-2018
JENIS DONASI TAHUN 2017 TAHUN 2018
Zakat Rp. 1.302.706,604 Rp. 1.154.570,041
Infak Rp. 547.361.125 Rp. 914.869.907
Infak Terikat Rp. 32.850.000
Infak Tematik Rp. 681.317.474 Rp. 720.807.407
Kurban Rp. 245.675.111 Rp384.902.303
Kemanusiaan Rp. 458.906.126 Rp. 389.902.303
Wakaf Rp. 4.475.500 Rp. 80.288.152
Total Ep. 3.240.441,940 Rp. 3.578.217,860
Sumber laporan keuangan Dompet Dhuafa Sumsel
Dari tabel 1:1 diatas dapat diketahui bahwasanya penghimpunan ZIS yang
dilakukan oleh Dompet Dhuafa Sumsel selama dua tahun, yaitu tahun 2017-2018
telah mengalami rata-rata kenaikan yang begitu pesat. Awalnya pada tahun 2017
dana zakat yang berhasil dihimpun Rp. 1.302.706,604 kemudian pada tahun 2018
dana zakat meningkat menjadi Rp. 1.154.570,041. Pada tahun 2017 dana infak
yang berhasil dihimpun Rp. 547.361.125 kemudian pada tahun 2018 dana infak
meningkat menjadi Rp. 914.896.907. Pada tahun 2018 dana infak terikat berhasil
23
dihimpun Rp. 32.850.000. Pada tahun 2017 dan infak tematik berhasil dihimpun
Rp. 681.317.474 kemudian pada tahun 2018 dana infak tematik meningkat
menjadi Rp. 720.807.406. Pada tahun 2017 dana hewan kurban berhasil dihimpun
Rp. 245.675.111 kemudian pada tahun 2018 dana hewan kurban meningkat
menjadi Rp. 284.903.051. Kemudian pada tahun 2017 dana kemanusiaan berhasil
dihimpun Rp. 458.906.126 kemudian pada tahun 2018 dana manusia mengalami
penurunan mrnjadi Rp. 389.902.303. Pada tahun 2017 dana wakaf berhasil
berhasil dihimpun Rp. 4.475.500 kemudian pada tahun 2018 dana wakaf
meningkat menjadi Rp. 80.288.152. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa
dana ZIS yang berhasil di himpun oleh Dompet Dhuafa Sumsel dari tahun 2017-
2018 sebesar Rp. 3.587.217,860. Hal ini disebabkan kesadaran dan kepedulian
para muzakki selama dua tahun tersebut untuk menyisikan sebagian hartanya yang
akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan telah meningkat.
Penelitian Terdahulu
Adapun Peneliti terdahulu yang diambil dari jurnal dan skripsi yang
berhubungan dengan Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah:
1. “ Analisis Efektivitas Penyaluran Dana Zakat pada Badan Amil Zakat
Nasional”, Efri Samsul Bahri. Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa jumlah pengumpulan ZIS dan DSKL 18 tahun, Rp.
932.648.351.752,19. Sedamgkan jumlah penyaluran ZIS dan DSKL 18 tahun,
sebesar Rp. 836.512.139.145,00. Berdasarkan ZCP tingkat efektivitas
24
penyaluran selama 18 tahun beroperasi besar 90%. Hal ini menunjukan bshwa
tingkat efektivitas penyaluran ZIS dan DSKL BAZNAS selama 18 tahun
berada pada katagori sangat efektif dimana Alocation to Collection Ratio
(ACR) mencapai kurang leboh 90%.20
2. “ Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di BAZNAS Provinsi Jawa Timur”,
Makhfudl Bayu Bahrudin. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pertama,
penyaluran dana zakat di Baznas Provinsi Jawa Timur hanya disalurkan
kepada fakir, amil, dan ibnu sabil. Hal tersebut sudah sesuai menurut Imam
Malik, Abu Hanifah yaitu tidak mewajibkan pembagian zakat pada semua
sasaran. Akan tetapi mengenai pendapat Imam Syafi‟i tersebut dalam kitabnya
Wahbah Al-Zuhaily bahwa mazhab Syafi‟i mengatakan, zakat wajib
dikeluarkan kepada delapan kelompok manusia, baik itu zakat fitrah maupun
zakat mal. Menurut Imam Syaf’i zakat wajib diberikan kepada delapan
kelompok jika semua kelompok itu ada. Jika tidak, zakat itu hanya diberikan
kepada kelompok yang ada saja. Kedua, Efektivitas penyaluran dana zakat di
Baznas Provinsi Jawa Timur tahun 2013 sebesar 98%, tahun 2014 sebesar
91%, tahun 2015 sebesar 123%, dan tahun 2016 sebesar 92% sehingga masuk
kategori ACR highly effective. Artinya bahwa penyaluran dana zakat di
BAZNAS provinsi jawa timur ini sangat efektif (highly effective), sebab
penyaluran dana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan terjadi
penurunan sekali pada tahun 2015. Hal tersebut memberikan arti bahwa
BAZNAS provinsi jawa timur selalu berusaha meningkatkan dana
20 Bari Samsul Efri, Januari 2020. Analisis Efektivitas Penyaluran Zakat pada Bdan Amil
Zakat Nasional, Vol. 2, No. 1. Januari 2020.
25
penghimpunannya dan efektif disalurkan sampai mencapai >90 % (highly
effective).21
3. “Efektivitas Pendayagunaan Dana ZIS (Zakat, Imfaq, Sedekah) dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik (Studi pada Program Mandiri
Terdepan LAZ Baitul Maal Hidaytullah) di Kecamatan Pulogadung Jakarta
Timur, Salim Waton. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa LAZ Baitul
Maal Hidayatullah telah berhasil mendayagunakan dana zakat, infaq, dan
sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam jumlah 10
mustahik yang berhasil diberdayakan pada program Mandiri Terdepan.
Program Mandiri Terdepan telah berjalan dengan efektif dibuktikan dari tinkat
pendapatan yang dirasakan mustahik sebelum dan sesudah ,menerima bantuan
dari program Mndiri Terdepan serta peningkatan dalam segi spiritual para
mustahik yang sesuai dengan tujuan program Mandiri Terdepan yakni
meningkatkan dari segi rupiah dan ruhaniyah para penerima bantuan modal
usaha (mustahik).22
4. “ Efekitivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah, (Studi Kasus pada
SMA Terbuka Binaan LAZ Sukses Kota Depok), Nurul Ichsan. Hasil akhir
dari rata-rata tingkat efektivitas program menunjukan nilai 3,11. Artinya nilai
tersebut masuk dalam rentang skala efektif, sehingga penyaluran dana ZIS
21 Bahrudin Bayu Makhfudl, Skripsi, Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas
Provinsi Jawa Timur, 2017. Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya. 22 Waton Salim, Skripsi. Efektivitas Pendayagunaan Dana ZIS dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahiq di Kecamatan Pulogadung Jawa Timur, 2017. Ekonomi Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
26
dalam bentuk bantuan operasional sekolah di SMA Terbuka Binaan LAZ
Zakat Sukses kota Depok telah berjalan efektif.23
5. “Analisis Penyaluran Dana Zakat, Infaq, Sedekah dan tingkat Inflansi
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” Sarah Hasanah Qoyyim.
Berdasarkan hasil analisis regresi dengan tingkat signifikan 95% maka hasil
penelitian ini menunjukan bahwa variabel dana ZIS memiliki pengaruh yang
signifikan secara persial terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Variabel dana ZIS dan inflasi memiliki pengaruh signifikan secara simultan
terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia, BAZNAS melakukan penyaluran dana ZIS yang
akan disalurkan kepada 8 golongan penerima zakat.24
6. “Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah melalui Aplikasi
Online, Siti Masruroh. Untuk memanfaatkan teknologi maka perlu adanya
aplikasi penyaluran zakat, infaq, sedekah sehingga semua orang bisa
mengakses dimana dan kapanpun. Sehingga penyaluran zakat bisa terkontrol
dengan baik, pemberi zakat bisa melihat langsung kemana dana zakat
disalurkan. Dan dalam penelitian ini penghimpunan pendapatan mahasiswa
dan tenaga kependidikan tentang penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah
secara efektif.25
23 Ichsan Nurul, 2019. Efekitivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah, (Studi
Kasus pada SMA Terbuka Binaan LAZ Sukses Kota Depok), Vol. 4. No. 1. Curup 2019. 24 Qoyyim Hasanah Sarah, Agustus 2020. Analisis Penyaluran Dana Zakat, Infaq,
Sedekah dan tingkat Inflansi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Vol. 1, No. 2.
Agustus 2020. 25 Masruroh Siti, Februari 2019. Efektivitas Penyaluran Dana ZIS Melalui Aplikasi
Online, Vol. 2, No. 1. Februari 2019.
27
7. “ Efektivitas Pendistribusian Dana Zakat, Infaq dan Sedekah melalui Program
Satu Keluarga Satu Sarjana di Baznas Jatim, Errinawati. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa dalam pendistribusian Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) melalui
Program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS), terdapat alur dalam
menyalurkan Program tersebut ke golongan fakir miskin yang berupa dalam
bentuk penyaluran konsumtif kreatif dimana penyaluran tersebut berupa
bantuan beasiswa untuk anak yang kurang mampu. Dalam alur
pendistribusiannya sendiri mencakup pengajuan dari mahasiswa/i, melengkapi
berkas-berkas persyaratan SKSS, tim survi dari BAZNAS JATIM, penentuan
layak tidaknya, dapat bantuan dan mendatangani surat perjanjian dari
BAZNAS JATIM.
Untuk manfaat dari pendistribusian bantuan Program Satu Kelurga Satu
Sarjana (SKSS) dapat membantu meringkan beban orang tua dalam membayar
UKT serta memberikan manfaat untuk adik-adik agar mereka bisa bermanfaat
di lingkungan sekitar rumahnya salah satunya dengan Bina Lingkungan.
Sedangkan dalam mengukur keefektivitasan, peneliti menggunakan teori tolak
ukur dari Ni Wayan Budiani yang mempunyai beberapa variabel meliputi
ketepatan sasaran, sosialisasi program, tujuan program dan monitoring atau
pemantau. Dari beberapa variabel tersebut penelitian melakukan analisa dalam
pendistribusian Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) melalui Program Satu Keluarga
28
Satu Sarjana (SKSS) dan hasilnya dapat dikatakan efektif karena sudah
memenuhi variabel-variabel yang terdapat dalam teori Ni Wayan Budiani.26
8. “ Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sedekah pada Yayasan Dian
Didaktika, Rindra Anugrah. Berdasarkan hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa Yayasan Dian Didaktika 1) Dalam proses awal penentuan calon
mustahik atau penerima dana zakat Yayasan Dian Didaktika cukup baik
penerapannya. Sebelum disalurkan, para calon mustahik memberikan data
berupa biodata keluarga dari status orang tua, pekerjaan dan lainlain. Setelah
itu, data diverifikasi kembali dengan pengecekan yang di bantu pihak
sekolah/yayasan calon mustahik (anak asuh). 2) Untuk pemenuhan kebutuhan
para mustahik/penerima dana, Yayasan Dian Didaktika telah menentukannya
kedalam program yaitu SPP atau biaya sekolah. Dan membagikannya dalam
bentuk dana/uang sekolah kepada pihak sekolah anak asuh. 3) Rencana kerja
Yayasan Dian Didaktika dibuat dalam bentuk program biaya sekolah/SPP
mulai dari tingkat SD, SMP, SMA. Dan telah melakukan izin kepada pihak
yang berwenang. 4) Penyaluran dan pendampingan telah cukup efektif dan
dibantu oleh pihak-pihak sekolah anak asuh guna pengawasan langsung terkait
kondisi anak asuh Yayasan Dian Didaktika. 5) Laporan bulanan dan tahunan
Yayasan Dian Didaktika telah cukup baik dan memadai. Baik dari program
yang rutin maupun untuk program insidentil. Namun, perlu adanya
26 Errinawati, Skripsi. Efektivitas Penyaluran Dana ZIS melalui Program SKSS di baznas
Jatim, 2019. Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.
29
penyesuaian dalam kaedah pencatatan disesuaikan dengan pedoman standar
yang berlaku.27
9. “ Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas Kota Bekasi dalam
Meningkatkan Pendidikan Melalui Program Bekasi Cerdas, Dini Fakhriah.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Baznas Bekasi menyalurkan dana
zakatnya dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan
yang transparan dan merata, serta mendistribusikannya secara terarah dan
merata dengan ukuran-ukuran efektif, karena di Baznas Bekasi penyaluran
dana tersebut setiap tahunnya mengalami penurunan.28
10. “ Efektivitas Pengumpulan dan Penyaluran Dana Zakat oleh Lembaga Dompet
Dhuafa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kota
Yogyakarta, Faisal Raka. Hasil dari penelitian ini dalam pengumpulan yang
dilakukan oleh lembaga Dompet Dhuafa itu telah efektif karena Dompet
Dhuafa itu mempunyai dua donatur yaitu donatur retail (perseorangan) dan
donatur corporate (perusahaan). Untuk donatur retail sendiri yaitu dengan cara
membuka stand-stand di mall, memasang spanduk, dan menyebarkan brousur,
sedangkan donatur corporate Dompet Dhuafa mengadakan audiensi guna
untuk menarik para muzakki untuk menyalurkan dana zakatnya ke Dompet
Dhuafa. Untuk penyaluran dana zakat itu melalui program-program Dompet
Dhuafa yaitu program ekonomi, program pendidikan, program kesehatan, dan
program sosial dan dakwah. Masing-masing program tersebut mempunyai
27 Anugrah Rindra, Skripsi. Analisis Efektivitas Penyaluran Dana ZIS pada Yayasan Dian
Didaktika, 2019, Ekonomi dan Bisnis Univ. Pembagunan Nasional Veteran Jakarta. 28 Fakhriah Dian, Skripsi. Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas Kota Bekasi
dalam Peningkatan Pendidikan melalui Program Bekasi Cerdas, 2016. Ekonomi Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
30
peran tersendiri untuk menyalurkan dana zakat. Dana zakat tersebut disalurkan
kepada mustahik untuk digunakan secara produktif, jika dana zakat tersebut
digunakan secara produktif hal tersebut bisa mengubah yang dulunya
mustahik berubah menjadi muzakki. Sehingga jumlah tingkat kemiskinan
yang ada di Yogyakarta ini semakin kecil.29
TABEL 1:2 Perbandingam Peneliti Terdahulu
No
Judul penelitian Penulis
Perbedaan
Skripsi lain Skripsi ini
1
Efektivitas
Penyaluran Dana
Zakat di Baznas
Provinsi Jawa
Timur
Makhfudl Bayu
Bahrudin
Efektivitas
Penyaluran
Dana Zakat
Efektivitas
Penyaluran
Dana Zakat,
Infaq dan
Sedekah
2. Efektivitas
Penyaluran Dana
Zakat, Infaq dan
Sedekah Studi
Kasus SMA
Terbuka Binaan
Nurul Ichsan
Studi Kasus
SMA
Terbuka
Binaan LAZ
Kota Depok
Studi Kasus
LAZ Dompet
Dhuafa Sumsel
29 Raka Faisal, Skripsi. Efektivitas Pengumpulan dan Penyaluran Dana Zakat oleh
Lembaga Dompet Dhuafa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Yogyakarta,
2018. Ekonomi Islam UII Yogyakarta.
31
LAZ Sukses
Kota Depok
3. Analisis
Penyaluran Dana
Zakat, Infaq,
Sedekah dan
tingkat Inflansi
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia
Sarrah Hasanah
Qoyyim
Analisis
Penyaluran
Dana Zakat,
Infaq dan
Sedekah
Efektivitas
Penyaluran
Dana Zakat,
Infaq dan
Sedekah
4. Efektivitas
Pengumpulan
dan Penyaluran
Dana Zakat oleh
Lembaga
Dompet Dhuafa
dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
Miskin di Kota
Yogyakarta
Faisal Raka
Penelitian ini
terletak pada
Pengumpulan
dan
Penyaluran
Dana Zakat
Penelitian ini
hanya Terletak
pada Penyaluran
Dana Zakat,
Infaq dan
Sedekah
32