1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:43) secara umum pasar modal adalah
tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas
instrument keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu
tahun. Sedangkan hukum mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Samsul (2006:43-44) pasar modal memiliki tujuan dan
manfaat yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu:
1. Sudut pandang negara, pasar modal dibangun dengan tujuan
menggerakan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta
dan mengurangi beban negara.
2. Sudut pandang emiten, pasar modal merupakan sarana untuk
mencari tambahan modal.
3. Sudut pandang masyarakat, pasar modal merupakan sarana baru bagi
masyarakat untuk menginvestasikan uangnya.
Menurut Samsul (2006:46-50) pasar modal dapat dikategorikan
menjadi empat pasar, antara lain :
10
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
11
1. Pasar pertama (perdana), merupakan tempat atau sarana bagi
perusahaan menawarkan saham atau obligasi untuk yang pertama
kali ke masyarakat umum.
2. Pasar kedua (sekunder), merupakan tempat atau sarana transaksi
jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui
perantara efek.
3. Pasar ketiga, merupakan sarana transaksi jual-beli efek antara market
maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.
4. Pasar keempat, merupakan sarana transaksi jual-beli antara investor
jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek.
2.1.2 Investasi
Menurut Halim (2003:2) investasi merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk mendapatkan
keuntungan di masa mendatang. Secara umum investasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Investasi pada financial assets, yaitu investasi yang dilakukan di
pasar uang yang berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat
berharga pasar uang atau dapat juga dilakukan di pasar modal yang
berupa saham, obligasi, waran, dan opsi lainnya.
Commercial paper (surat berharga komersial) adalah surat hutang
tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan
diperdagangkan melalui bank atau perusahaan efek dengan jangka
waktu jatuh tempo paling lama sampai 270 hari. Sedangkan waran
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi
hak kepada pemegangnya untuk memesan/membeli saham dari
perusahaan tersebut pada harga dan waktu tertentu.
2. Investasi pada real assets, yaitu investasi dalam bentuk pembelian
aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya.
Menurut Hartono (2009:5) investasimerupakan penundaan
konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama
periode waktu yang tertentu.
Tipe-tipe investasi keuangan menurut Hartono (2009:6-7) dibagi
menjadi dua yaitu;
1. Investasi langsung, dilakukan dengan membeli langsung aktiva
keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan
cara yang lain.
2. Investasi tidak langsung, dilakukan dengan membeli saham dari
perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva
keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.
Selain dapat menghasilkan keuntungan, investasi juga memiliki
resiko antara lain :
1. Risiko bisnis (business risk), risiko yang timbul akibat menurunnya
profitabilitas perusahaan emiten.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
2. Risiko likuiditas (likuidity risk), risiko yang berkaitan dengan
kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera
diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk), risiko yang timbul akibat
perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
4. Risiko pasar (market risk), risiko yang timbul akibat kondisi
perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi
dan kondisi perekonomian lain.
5. Risiko daya beli (purchasing risk), risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan inflasi, dimana perubahan ini akan
menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan
maupun bunga yang diperoleh dari investasi.
6. Risiko mata uang (currency risk), risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan negara
lain.
2.1.3 Saham
Saham merupakan surat berharga bukti kepemilikan perusahaan
dan merupakan salah satu instrument yang dapat di perjualbelikan di
pasar modal. Menurut Hartono (2011:111-119) saham dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Saham preferen (preferred stock)
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
(hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa.Pemegang saham
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
preferen mempunyai hak untuk menerima deviden terlebih dahulu
dibandingkan dengan pemegang saham biasa.Saham preferen juga
memberikan hak deviden kumulatif, yaitu memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menerima deviden tahun-tahun sebelumnya
yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
devidennya.Selain itu saham preferen juga mempunyai hak terlebih
dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak pemegang
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
Saham preferen ada tiga macam, yaitu:
a. Convertible Preferred Stock adalah saham preferen yang dapat
dikonversi menjadi saham biasa dengan rasio penukaran yang
telah ditentukan.
b. Callable Preferred Stock adalah saham preferen yang
memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkannya
untuk membeli kembali saham tersebut dari pemegang saham
pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai tertentu.
c. Floating atau Adjustable–Rate Preferred Stock (ARP) adalah
saham preferen yang devidennya tidak dibayarkan secara tetap,
tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat
return sekuritas t-bill (treasury bill).
2. Saham biasa (common stock)
Saham biasa merupakan saham yang memiliki karakteristik antara
lain pemegang saham mempunyai hak kontrol untuk memilih
pimpinan perusahaan, hak menerima pembagian keuntungan, dan
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
hak preemptive (preemptive right). Hak preemptive adalah hak
untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham dengan tujuan
melindungi hak kontrol pemegang saham lama dan melindungi
harga saham lama dari kemerosotan nilai.
3. Saham treasuri (treasury stock)
Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar kemudian dibeli kembali oleh
perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan treasuri yang
nantinya dapat dijual kembali.
Dengan membeli saham, investor mempunyai hak untuk
menentukkan jalannya perusahaan.Semakin besar saham yang dimiliki,
maka semakin besar juga hak atas perusahaan tersebut. Menurut
Anoraga (2006:60) dalam Tampubolon (2009:36-37) kepemilikan
saham memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis, antara lain:
1. Manfaat Ekonomis
a. Deviden (Dividen), yaitu pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Deviden dapat berupa deviden tunai (cash dividen),
yaitu deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai dan
deviden saham (stock dividen), yaitu deviden yang dibagikan
dalam bentuk saham.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
b. Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor
dari jual-beli saham, yaitu berupa selisih antara nilai jual yang
lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.
2. Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang diperoleh pemegang saham adalah
kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan.Semakin besar
saham yang dimiliki, maka semakin besar pula hak suaranya dalam
RUPS.
Selain memberikan manfaat, kepemilikan saham juga
memberikan resiko bagi para pemegang saham. Menurut Darmadji
(2006:13-15) dalam Tampubolon (2009:37-39) resiko kepemilikan
saham antara lain :
1. Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden ketika mendapatkan
keuntungan. Jika perusahaan mengalami kerugian, para pemegang
saham tidak menerima deviden.
2. Capital Loss
Capital Loss merupakan selisih antara harga jual yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga beli yang lebih tinggi.
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Ketika perusahaan mengalami kebangkrutan atau dilikuidasi maka
hasil penjualan aset akan dibagikan kepada kreditor atau pemegang
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
obligasi terlebih dahulu dan jika ada sisa baru dibagikan kepada
para pemegang saham.
4. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)
Saham perusahaan dapat dikeluarkan dari bursa karena kinerja yang
buruk, mengalami kerugian terus menerus, tidak membagikan
deviden secara berturut-turut dalam beberapa tahun, dan berbagai
kondisi lainnya sesuai Peraturan Pencatatan Efek di Bursa.
5. Saham dihentikan sementara (suspensi)
Saham yang dihentikan sementara perdagangannya oleh otoritas
Bursa Efek menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya
sampai suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh otoritas
bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa,
perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, dan berbagai kondisi lain
yang mengharuskan otoritas bursa melakukan suspensi perdagangan
saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan
kejelasan informasi sehingga informasi yang belum jelas tersebut
tidak menjadi ajang spekulasi.
2.1.4 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Menurut
Hartono (2009:199) return dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah
terjadi.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
2. Return ekspektasian (expected return) merupakan return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Return saham merupakan return yang diperoleh dari investasi
saham. Return saham terdiri dari capital gain atau capital loss dan
deviden. Menurut Hartono (2009:200) capital gain atau capital loss
merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga
periode yang lalu. Dengan demikian return saham dapat dinyatakan
sebagai berikut ini.
Keterangan :
Pt = harga saham sekarang
Pt-1 = harga saham periode lalu
Dt = deviden yang dibagikan
2.1.5 Definisi dan Jenis Rasio
Menurut Fahmi (2011:107) secara sederhana rasio (ratio)
disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah
lainnya dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan
ditemukan jawaban yang selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk
dianalisis dan diputuskan. Sedangkan rasio keuangan menurut Fahmi
(2011:108) adalah rasio yang berguna untuk melakukan analisa
terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
Menurut Sartono (2010:114) rasio keuangan dibagi menjadi
empat macam, yaitu :
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka
pendek.
2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi
perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.
3. Financial leverage ratio, yaitu rasio yang menunjukkan kapasitas
perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek
maupun jangka panjang.
4. Rasio profitabilitas, rasio yang dapat mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya
dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri.
Sedangkan menurut Fahmi (2011:120-139), rasio keuangan
dibagi menjadi enam, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.Rasio likuiditas
meliputi current ratio (CR), quick ratio, net working capital ratio,
cash flow liquidity ratio.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage yaitu rasio yang mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio leverage meliputidebt
ratio, debt to equity ratio (DER), times interest earned, cash flow
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
coverage, long-term debt to total capitalization, fixed charge
coverage, dan cash flow adequency.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yaitu rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu
perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan.Rasio aktivitas meliputi inventory
turnover, day sales outstanding, fixed assets turnover, total assets
turnover (TATO), dan long term assets turnover.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan
maupun investasi. Rasio profitabilitas meliputi gross profit margin,
net profit margin, Return on Invesment (ROI) atau disebut juga
Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE).
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam dalam mempertahankan posisinya di
dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum.
Rasio pertumbuhan ini yang umum dilihat dari berbagai segi yaitu
dari segi penjualan, EAT, EPS, deviden per lembar saham, dan
harga pasar per lembar saham.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
6. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang
terjadi di pasar. Rasio ini meliputi Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Book Value per Share (BVS), Price Book
Value (PBV), dividen yield, dan dividen payout ratio.
Masalah likuiditas dalam suatu perusahaan memungkinkan
perusahaan tersebut memasuki masa kesulitan keuangan (financial
distress).Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi maka dapat
menyebabkan kebangkrutan (bankruptcy). Menurut Fahmi (2011:159-
160), secara umum financial distress dibagi empat kategori yaitu :
1. Kategori A atau sangat tinggi dan benar-benar membahayakan
Pada kategori ini memungkinkan pihak perusahaan melaporkan ke
pihak terkait seperti pengadilan bahwa perusahaan telah dalam
posisi bankruptcy dan menyerahkan berbagai urusan untuk
ditangani oleh pihak luar perusahaan.
2. Kategori B atau tinggi dan dianggap berbahaya
Untuk mengatasi financial distress kategori B perusahaan harus
menyelamatkan aset-aset yang dimiliki perusahaan, melakukan
merger atau akuisisi, dan melakukanpengurangan karyawan melalui
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiun dini bagi karyawan
yang dianggap tidak layak untuk dipertahankan.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
3. Kategori C atau sedang
Untuk mengatasi financial distress kategori C perusahaan dapat
mencari tambahan dana yang bersumber dari internal perusahaan
seperti menjual obligasi dan menerbitkan saham maupun yang
bersumber dari eksternal perusahaan seperti meminjam ke
perbankan.
4. Kategori D atau rendah.
Untuk mengatasi financial distress kategori D perusahaan dapat
mengeluarkan financial reserve (cadangan keuangan) yang dimiliki
atau mengambil dari sumber dana yang memang dialokasikan untuk
mengatasi persoalan seperti itu.
2.1.6 Analisis Rasio
Analisis rasio memberikan gambaran mengenai posisi keuangan
perusahaan. Seorang analis akan melakukan analisis rasio keuangan
untuk menilai apakah kinerja manajer keuangan telah sesuai dengan
tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau belum.
Sedangkan calon investor melakukan analisis rasio keuangan untuk
mengetahui prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Harahap (2011:298), analisa rasio keuangan
mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahan di tengah industri lain.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
4. Menstrandarisasi size perusahaan.
5. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
time series.
6. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi
masa yang akan datang.
Sedangkan keterbatasan analisis rasio menurut Harahap
(2011:298-299) antara lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini
seperti :
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak
mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau
subjektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah
nilai perolehan (cost), bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada rasio
keuangan.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai
tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
Menurut Farah Margaretha dalam Fahmi (2011:113), cara
menganalisis rasio keuangan ada beberapa cara antara lain :
1. Analisis horizontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasio-rasio
keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar
dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu
tertentu.
2. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan
perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis
atau industri untuk waktu yang sama.
3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan antara ROI, asset turnover, dan profit
margin.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kinerja keuangan perusahaan menggambarkan hasil (return) yang
dicapai perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Kinerja keuangan
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio. Rasio keuangan
yang digunakan dalam peneltian ini adalah rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio nilai pasar.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
25
Menurut Fahmi (2011:121) rasio likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat
waktu.Current Ratio (CR) atau rasio lancar merupakan bagian dari rasio
likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan
hutang ketika jatuh tempo.Semakin besar CR maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.Menurut
Fahmi (2011:157-158) jika perusahaan mengalami masalah likuiditas maka
sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan
keuangan (financial distress), dan jika kondisi tersebut tidak diatasi maka bisa
berakibat kebangkrutan usaha (bankruptcy). Selain itu, financial distress
menyebabkan perusahaan tidak likuid dan return saham yang diperoleh
investor terus menurun.
Rasio hutang atas modal atau Debt to Equity Ratio (DER)
menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-
hutang kepada pihak luar.DER merupakan bagian dari rasio leverage, yaitu
rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.
Menurut Fahmi (2011:127) penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan
membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori
extreme leverage (hutang ekstrim), yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat
hutang yang tinggi dan sulit melepaskan beban utang tersebut. Hal tersebut
dapat berakibat terhadap penerimaan return saham bagi para pemegang
saham. Semakin kecil rasio DER maka kinerja perusahaan semakin baik dan
return yang dihasilkan semakin tinggi.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
26
Return on Assets (ROA) menggambarkan sejauh mana investasi yang
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan
yang diharapkan. Semakin besar rasio ini, maka semakin besar pula return
saham yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham. Dapat dikatakan
ROA berpengaruh positif terhadap return saham.
Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan sejauh mana keseluruhan
asset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Semakin
tinggi rasio ini semakin baik pula return yang dihasilkan.
Earning Per Share (EPS) menunjukkan seberapa besar kemampuan
per lembar saham menghasilkan laba. Semakin besar EPS maka kinerja
perusahaan meningkat dan return saham yang diperoleh para pemegang saham
semakin besar. PER menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar
atau harga penawaran perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima.Price Book Value (PBV) menunjukkan
perbandingan harga saham di pasar dengan nilai buku saham tersebut yang
digambarkan di neraca.Ketiga rasio tersebut merupakan bagian dari rasio
pasar, yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Kondisi
pasar mempengaruhi pembentukan harga sahamdan return saham yang
diterima para pemegang saham.
Trisye dan Nicodemus (2011) melakukan penelitian tentang Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham BUMN Sektor
Pertambangan Periode 2007-2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
CR, ROA, dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
27
Sedangkan DER berpengaruhsignifikan terhadap return saham. Secara
simultan CR, ROA, TATO dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Farkhan dan Ika (2010)melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia ( Studi kasus pada Peusahaan Manufaktur Sektor Food and
Beverage). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial ROA dan
PER mempunyai pengaruh signifikan tehadap return saham sedangkan CR,
DER, dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Ulupui (2006)melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage, Aktifitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri
Barang Konsumsi di BEJ). Hasil penelitiannya menujukkan bahwa secara
parsial CR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. TATO
dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan
secara simultan CR, DER, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Suharli (2005) melakukan penelitian mengenai Studi Empiris Terhadap
Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food And
Beverages Di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
DER dan Beta Saham tidak berpengaruh terhadap return saham secara
signifikan.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
28
Rasio Leverage
Rasio Profitabilitas Return Saham
Berdasarkan kajian teori maupun kajian-kajian penelitian yang relevan,
pengaruh rasio keuangan secara parsial dan simultan terhadap return saham
dapat digambarkan pada kerangka konseptual di bawah ini:
Rasio Likuiditas H1
H2
H3
Rasio Aktivitas H4
Rasio Nilai Pasar H5
H6
2.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka
konseptual di atas maka penulis mengajukan hipotesis untuk dilakukan
pengujian terhadap variabel-variabel yang ada. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
: Rasio likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap return
sahamperusahaan BUMN yang listing di BEI.
: Rasio leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap return
sahamperusahaan BUMN yanglisting di BEI.
: Rasio profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return
sahamperusahaan BUMN yanglisting di BEI.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
29
: Rasio aktifitas berpengaruh positif signifikan terhadap return
sahamperusahaan BUMNyanglisting di BEI.
: Rasio nilai pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return
sahamperusahaan BUMN yanglisting di BEI.
: Rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan
rasio nilai pasar secara simultan berpengaruh positif signifikan
terhadap return sahamperusahaan BUMNyang listing di BEI.
Analisis Pengaruh Rasio..., Rafi Mutoharoh, Fakultas Ekonomi UMP, 2015