11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran.
Suryosubroto (2009:286) menyatakan bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang
diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai
macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar
jam pelajaran biasa.” Ekstrakurikuler dapat dijadikan media dalam proses
penanaman karakter kepada siswa. Muslich (2011:86) berpendapat
bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan
sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan
karakter dan pembinaan mutu akademik peserta didik.”
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk pembinaan sikap siswa,
hal ini seperti yang diungkapkan oleh Naim (2012:146) bahwa: “Kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa,
mendorong pembinaan nilai dan sikap serta memungkinkan penerapan
lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata
pelajaran dari kurikulum”. Selanjutnya mengenai ruang lingkup kegiatan
ekstrakurikuler, Suryosubroto (2009:288) menjelaskan bahwa:
Kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung
program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan
11
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
12
kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan
minatnya serta pengembangan sikap.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran,
untuk membantu pengembangan potensi siswa sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai sarana
pengembangan aspek afektif dan psikomotor kepada siswa, sehingga
diharapkan dapat mengembangkan watak siswa itu sendiri. Kegiatan
ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang
serta dapat mendukung program intrakurikuler.
2. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di setiap sekolah terdapat
berbagai macam jenisnya. Banyaknya jenis ekstrakurikuler tersebut
bertujuan agar siswa dapat memilih ekstrakurikuler yang mereka sukai
dan disesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing siswa. Jenis
kegiatan ekstrakurikuler ada yang wajib dan ada juga yang pilihan. Daien
(dalam Suryosubroto, 2009:288) mengemukakan tentang dua jenis
kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
Bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang
bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan secara terus menerus, seperti latihan bola voly, latihan
sepak bola, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping,
pertandingan olahraga, dan sebagainya.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat berbagai
macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
13
merupakan kegiatan di luar jam pelajaran yang berfungsi untuk
pengembangan bakat. Pemilihan ekstrakurikuler atas kehendak siswa
sendiri, tetapi jika tergolong ekstrakurikuler wajib maka semua siswa
wajib mengikutinya. Pelaksanaan ekstrakurikuler ada yang berlangsung
terus menerus ada pula pada waktu tertentu saja disesuaikan dengan jenis
ekstrakurikulernya.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang biasanya diselenggarakan di
sekolah pada setiap jenjang pendidikan terdapat berbagai macam. Secara
umum oleh Suryosubroto (2009:290) jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat
disebutkan sebagai berikut:
a. Pramuka
b. PMR / UKS
c. Olahraga prestasi
d. Kesenian tradisional / modern
e. Cinta alam dan lingkungan hidup, dan lain sebagainya.
Uraian tersebut menjelaskan bahwa, terdapat berbagai macam
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat siswa pilih sesuai dengan
keinginannya. Sekolah berupaya mengembangkan ekstrakurikuler yang
ada karena bakat dan minat siswa perlu dibina dan digali sejak dini.
Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya untuk pembinaan minat dan bakat
saja tetapi melalui kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan sebagai
sarana dalam menanamkan karakter pada siswa.
3. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler sebaiknya dibuat dengan memperhatikan
prinsip-prinsipnya agar rencana program tersebut terencana dan terjadwal
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
14
dengan baik. Sutrisna (dalam Suryosubroto, 2009:291) menguraikan
prinsip program ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
a. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut
serta dalam usaha meningkatkan program.
b. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
c. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat
memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, agar
ekstrakurikuler dapat berjalan dengan efektif dan maksimal harus ada
kerjasama yang erat antara semua warga sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler juga disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler yang terpenting dari berjalannya proses bukan
hasilnya.
4. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan efektif apabila
terdapat kerjasama dan adanya partisipasi dari berbagai pihak.
Suryosubroto (2009:294) menjelaskan bahwa: “Partisipasi adalah
keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan
inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi
serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas
keterlibatannya.” Lebih lanjut Suryosubroto (2009:295) mengatakan
partisipasi yang dimaksud adalah:
Partisipasi siswa yaitu keikutsertaan atau keterlibatan dalam
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah dalam
ekstrakurikuker. Partisipasi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler sangat penting bagi pengembangan program
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
15
yang dibuat oleh sekolah. Kepala sekolah sebagai administrator
sekolah agar dapat menilai secara periodik tentang kemanfaatan
program bagi siswa serta perubahan dan perbaikan program
kegiatan murid tersebut.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah
hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa, maupun minat siswa serta
memiliki kemanfaatan bagi siswa sebagai sarana pendewasaan diri
dan penyaluran bakat-bakat potensial siswa, sehingga siswa
berpartisipasi mengikutinya. Kepala sekolah harus dapat menjadi
motivator bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mensukseskan
program kegiatan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
b. Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan
memberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga
bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Daien (dalam
Suryosubroto, 2009:304) menyatakan hal-hal yang perlu diketahui
oleh Pembina ekstrakurikuler yaitu sebagai berikut:
1) Kegiatan harus dapat meningkatkan pengayaan siswa yang
beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat
sehingga siswa akan terbiasa dengan kesibukan-kesibukan
yang bermakna.
3) Adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan yang
telah diperhitungkan masak-masak sehingga program
ekstrakurikuler mencapai tujuan.
4) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau
sebagian siswa.
Uraian tersebut menjelaskan bahwa, sebelum guru membina
kegiatan ekstrakurikuler terlebih dahulu harus merencanakan aktivitas
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
16
yang akan dilaksanakan. Penyusunan program aktivitas ini
dimaksudkan agar guru mempunyai pedoman yang jelas dalam
melatih kegiatan ekstrakurikuler. Setelah program selesai, Pembina
perlu mengadakan evaluasi. Suryosubroto (2009:304) menjelaskan
bahwa: “Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui kemanfaatan
program bagi siswa maupun bagi sekolah, hemat biaya atau tidak, dan
sebagainya.” Evaluasi bertujuan agar kepala sekolah dapat mengambil
kebijakan selanjutnya dan untuk perbaikan selanjutnya pula. Kegiatan
ekstrakurikuler mempunyai banyak fungsi dan makna dalam
menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini akan terwujud,
manakala pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-
baiknya dan adanya kerjasama antar berbagai pihak.
c. Tersedianya Sarana
Sarana dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah semua fasilitas
yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, baik yang bergerak maupun tidak agar kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan efektif, dan efesien sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Suryosubroto (2009:305) menyatakan
bahwa: “Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan dengan
lancar apabila ditunjang dengan sarana yang memadai baik dalam
jumlah, keadaan maupun kelengkapan alat penunjang kegiatan.
”Lebih lanjut Arikunto (dalam Suryosubroto, 2009:305) berpendapat
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
17
bahwa fasilitas maupun sarana dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
1) Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau
yang dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk
memudahkan dan melancarkan suatu usaha.
2) Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat
mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai
uang.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam kegiatan
ekstrakurikuler harus tersedia sarana dan fasilitas yang memudahkan
siswa dalam mengikutinya. Sarana dan prasarana yang lengkap dapat
menunjang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Sarana prasarana
yang menunjang serta memadai tersebut diharapkan kegiatan
ekstrakurikuler dapat berjalan dengan lancar serta maksimal. Oleh
sebab itu, sekolah harus selalu mengoptimalkan sarana dan prasarana
sebagai faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada.
d. Tersedianya Dana
Sekolah memerlukan sejumlah dana agar dapat mewujudkan
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan misalnya saja
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. Suryosubroto (2009:306)
mengatakan bahwa: “Tersedianya dana ekstrakurikuler diartikan
sebagai besarnya dana yang disediakan oleh sekolah guna memberi
kemudahan kepada siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.”
Penyelenggaraan anggaran atau dana untuk kegiatan ekstrakurikuler
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Arikunto (dalam Suryosubroto,
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
18
2009:306) menguraikan sumber pembiayaan pendidikan berasal dari
empat arah, yaitu:
1) Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah
2) Orang tua murid (SPP dan BP3)
3) Masyarakat
4) Dana bantuan atau pinjaman pemerintah dari luar negeri
Uraian di atas menjelaskan bahwa semua dana harus
dipergunakan secara terarah dan bertanggung jawab dengan tidak
bertumpang tindih dengan yang lain. Pimpinan harus mampu
menjalankan kebijaksanaan agar semua dana itu dapat dimanfaatkan
secara efisien, dalam arti saling menunjang sehingga semua kegiatan
baik ekstrakurikuler maupun kegiatan lainnya dapat dilaksanakan
dengan sekecil mungkin hambatannya.
e. Keberadaan Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler
Jadwal sangat penting sehingga jadwal harus diketahui oleh
semua pihak yang ada di sekolah. Suryosubroto (2009:307)
menjelaskan bahwa:
Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan administrasi di
sekolah, jadwal ini dimaksudkan untuk mengatur program
belajar, praktik, program lapangan dapat terselenggara secara
tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia dengan segala
keterbatasannya.
Penjelasan di atas bermaksud bahwa, adanya jadwal
ekstrakurikuler yang terprogram itu sangat penting. Hal tersebut
karena sebagai pegangan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya,
bagi siswa menjadi pedoman dalam mengikuti program
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
19
ekstrakurikuler, bagi administrator mempermudah dalam memberikan
dukungan sarana prasarananya yang diperlukan dan bagi kepala
sekolah mempermudah dalam mengadakan supervisi.
5. Ekstrakurikuler Pendidikan Berkarakter
Membangun budaya moral yang positif di sekolah salah satunya
melalui kegiatan ekstrakurikuler, Lickona (2013:469) berpendapat
bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler adalah cara efektif untuk membantu
siswa mengembangkan rasa dihargai sebagai manusia yang berharga di
komunitas sekolahnya.” Ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah
dalam pelaksanaannya sebaiknya diselipkan suatu pendidikan yang
bermuatan karakter bagi siswa. Diuraikan oleh Permendiknas No. 39
Tahun 2008 (dalam Aqib, 2015:60) mengenai kegiatan ekstrakurikuler
untuk pengembangan bakat, minat, dan kepribadian/karakter meliputi:
a. Pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Pembinaan budi pekerti luhur dan akhlak mulia.
c. Pembinaan kepribadiaan unggul, wawasan kebangsaan, dan
bela Negara.
d. Pembinaan prestasi akademik, seni, dan olahraga sesuai bakat
dan minat.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,
ekstrakulikuler merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar mata
pelajaran yang bersifat mendidik dan berperan dalam mengembangkan
bakat serta penanaman karakter siswa. Kegiatan ekstrakulikuler memiliki
berbagai macam kegiatan, mulai dari yang bersifat mendidik karakter
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
20
seperti melalui Kepramukaan ataupun yang bersifat mengembangkan
bakat seperti beberapa ekstrakulikuler olahraga.
Pendidikan karakter dapat dipadukan melalui beberapa cara, salah
satunya yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler. Fitri (2012:50)
mengemukakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang berperan dalam
pembinaan karakter diantaranya adalah Pramuka yang dikemukakan
sebagai berikut:
Melalui kegiatan pramuka, peserta didik dapat dilatih dan dibina
untuk mengembangkan diri dan meningkatkan hampir semua
karakter. Misalnya, melatih untuk disiplin, jujur, menghargai
waktu, tenggang rasa, baik hati, tertib, penuh perhatian, tanggung
jawab, pemaaf, peduli, cinta tanah air, cermat, dan lain-lain.
Penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, ekstrakurikuler
Pramuka dapat digunakan sebagai sarana dalam proses menanamkan
karakter kepada siswa. Sekolah harus berperan aktif dalam
memberdayakan ekstrakurikuler secara maksimal, efektif, dan efisien
agar karakter baik tertanam kepada siswa sejak dini.
B. Kepramukaan
1. Pengertian Pramuka, Gerakan Pramuka, dan Kepramukaan
Gerakan Pramuka, Pramuka, dan Kepramukaan memiliki arti yang
berbeda. Sarkonah (2012:3) menjelaskan pengertian Pramuka, Gerakan
Pramuka, dan Kepramukaan adalah sebagai berikut:
a. Pramuka
Pramuka merupakan pendidikan di luar sekolah yang dilakukan
di alam terbuka, menantang, menyenangkan, kreatif, dan
inovatif sehingga mampu membentuk generasi muda yang
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
21
berkepribadian, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tinggi
moral, dan tinggi keterampilannya (Orangnya).
b. Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka merupakan nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan Pendidikan Kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia (Organisasinya).
c. Kepramukaan
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan
budi pekerti luhur (Kegiatannya).
Penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa, Pramuka adalah
singkatan dari Praja Muda Karana, muda dimaksud bukan berarti hanya
para pemuda, tetapi juga orang dewasa, yang dimaksud muda adalah
orang-orang yang berjiwa muda dan suka berkarya. Jika ada orang yang
mempunyai tujuan yang sama berkumpul, maka perlu adanya wadah atau
tempat untuk berkumpul tersebut, wadah atau organisasi tempat dimana
pramuka berkumpul dan menyelesaikan masalah secara bersama disebut
Gerakan Pramuka. Jika sudah ada wadahnya atau organisasinya,
Pramuka juga perlu ada kegiatan-kegiatan untuk menunjang organisasi
tersebut serta mewujudkan cita-cita dari Pramuka itu sendiri, seperti
melakukan pembinaan atau menanamkan karakter diri bagi setiap
anggotanya, kegiatannya disebut Kepramukaan.
2. Tujuan Gerakan Pramuka
Setiap organisasi sudah tentu mempunyai tujuan sebagai salah satu
langkah dalam mencapai cita-cita organisasi, sebagaimana juga Gerakan
Pramuka. Tujuan Gerakan Pramuka menurut Undang-Undang Nomor 12
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
22
Tahun 2010 pasal 4 (dalam Sarkonah, 2012:224) Tentang Gerakan
Pramuka menjelaskan bahwa:
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa
dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan
hidup.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, Gerakan Pramuka
bertujuan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kecakapan para pemuda-pemudi Indonesia. Anggota Pramuka diharapkan
mampu menjadi manusia yang berkepribadian serta mampu dan sanggup
untuk membangun dirinya dan membangun masyarakat, bangsa, dan
negara.
3. Fungsi Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah
mempunyai fungsi yang berguna untuk mengembangkan karakter anak
bangsa. Sunardi (2011:4) menguraikan fungsi Kepramukaan terdiri dari
tiga fungsi yaitu:
a. Kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan bagi
anak-anak, remaja, dan pemuda.
b. Suatu pengabdian (job) bagi para anggota dewasa yang
merupakan tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian.
c. Alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau
Negara untuk mencapai tujuannya.
Fungsi Kepramukaan sebagai kegiatan yang menarik tetap
mengandung pendidikan yang bermanfaat baik bagi anak-anak, remaja
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
23
maupun pemuda. Sejalan dengan pendapat Sunardi, Dahlan (2013:16)
juga menjelaskan fungsi Gerakan Pramuka yaitu:
Sebagai lembaga pendidikan diluar sekolah dan diluar keluarga
serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda,
dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan serta sistem among, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
bangsa serta masyarakat Indonesia.
Cuplikan di atas menjelaskan bahwa kegiatan Pramuka berfungsi
untuk mengisi waktu luang di luar sekolah yang mengandung pendidikan
khususnya kedisiplinan, karakter, dan nasionalisme. Fungsi dari kegiatan
Pramuka itu sendiri lebih cenderung fleksibel sesuai dengan keadaan atau
perkembangan yang ada di lingkungan sekitar sampai Negara.
4. Prinsip Dasar Kepramukaan
Anggota Pramuka dalam bertindak sebaiknya berpedoman pada
Prinsip Dasar Kepramukaa. Dahlan (2013:17) menyatakan prinsip dasar
adalah: “Asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan
bertindak. Sedangkan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah: “Asas yang
mendasari kegiatan Kepramukaan dalam upaya membina watak peserta
didik.” Sunardi (2011:61) menguraikan mengenai Prinsip Dasar
Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya.
c. Peduli terhadap diri sendiri.
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip dasar dapat dijadikan sebagai asas yang mendasar yang
menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak yang harus diperhatikan oleh
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
24
siswa. Dahlan (2013:17) mengemukakan fungsi Prinsip Dasar
Kepramukaan yaitu:
a. Norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka
b. Landasan kode etik Gerakan Pramuka
c. Landasan sistem nilai Gerakan Pramuka
d. Pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan
Pramuka
e. Landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai
sasaran dan tujuan.
Pramuka ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap
siswa melalui proses penghayatan untuk diri pribadi dengan bantuan
Pembina. Pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan
inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung
jawab, serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Prinsip Dasar
Kepramukaan yaitu Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal tersebut
karena kegiatan Pramuka merupakan kegiatan yang berakhlak mulia.
Prinsip Pramuka yaitu peduli terhadap bangsa, peduli dalam arti ketika
bangsa dalam hal sulit seperti terjadi bencana bahkan perang, Pramuka
wajib membantu atau ikut serta dalam menanggulangi bencana bangsa.
5. Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara Pembina dalam
memberikan Pendidikan Kepramukaan kepada siswa. Dahlan (2013:17)
menjelaskan tentang Metode Pendidikan Kepramukaan adalah: “Cara
memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
25
Pendidikan Kepramukaan yang menarik, menyenangkan, dan menantang
yang disesuaikan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik.” Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
(2014:34) menguraikan mengenai Metode Kepramukaan merupakan cara
belajar progresif melalui:
a. Pengalaman Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut
Satya dan ketentuan moral yang disebut Darma. Hal tersebut
merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Metode
Kepramukaan.
b. Belajar Sambil Melakukan
Belajar sambil melalukan dilaksanakan dengan mengutamakan
sebanyak mungkin kegiatan praktik secara praktis pada setiap kegiatan
Kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagai
pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan
perhatian anggota muda untuk selalu berbuat hal-hal nyata,
merangsang agar timbulnya keingintahuan akan hal-hal baru, serta
memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan.
c. Kegiatan Berkelompok, Bekerjasama, dan Berkompetisi
Siswa dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh
siswa itu sendiri. Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan
belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi,
memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
26
kerukunan. Kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling
berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan
keinginan untuk menjadi lebih baik.
d. Kegiatan yang Menarik dan Menantang
Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang
kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu
mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan
pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota
Gerakan Pramuka. Kegiatan yang diutamakan dapat mengembangkan
bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik siswa, serta bermanfaat bagi perkembangan
kepribadian siswa.
e. Kegiatan di Alam Terbuka
Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang
edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan
keamanan. Kegiatan di alam terbuka dapat memberikan pengalaman
dengan adanya rasa saling ketergantungan antara unsur-unsur alam
dan kebutuhan untuk melestarikannya, bahwa menjaga lingkungan
adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan
dasar dalam setiap kegiatan yang selaras dengan alam.
f. Kehadiran Orang Dewasa
Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan Kepramukaan
dapat berperan sebagai perencana, organisator, pengendali, pengawas,
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
27
dan penilai. Konsultan dan motivator untuk siswa dalam
melaksanakan kegiatan. Pembina, pamong, pelatih, instruktur,
pendamping, dan pelindung siswa pada waktu melaksanakan kegiatan
serta penanggung jawab pelaksanaan kegiatan siswa.
g. Penghargaan Berupa Tanda Kecakapan
Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan
merangsang siswa agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai Kepramukaan serta memiliki berbagai
kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan
yang diberikan kepada siswa yang telah menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai Kepramukaan serta telah memiliki berbagai
kompetensi keterampilan.
f. Satuan Terpisah
Satuan terpisah Pramuka putra dan Pramuka putri diterapkan di
gugus depan, satuan karya Pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan
Pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan Pramuka putra
dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan Siaga putra dapat
dibina oleh pembina putri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Metode
Kepramukaan merupakan suatu cara untuk memberikan pendidikan
kepada Pramuka atau anggota yang ada didalamnya. Metode
Kepramukaan pula merupakan prosedur dan cara untuk
mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan, setiap
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
28
unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik,
yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan
menunjang tercapainya tujuan Pendidikan Kepramukaan. Pembina
Pramuka dalam mengajar kegiatan Kepramukaan hendaknya
memperhatikan metode dalam kegiatan Kepramukaan tersebut agar
pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Pendidikan Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan bagi kaum muda agar
menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan
sumbangan positif bagi bangsa. Pendidikan Kepramukaan hendaknya
dijalankan oleh sekolah sebagai media dalam menanamkan karakter
siswa. Furqon (2015:78) mendefinisikan tentang Pendidikan
Kepramukaan adalah:
a. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Kepramukaan.
b. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang
progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi
seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual,
dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
c. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pembinaan dan
pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang
berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
29
kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun
internasional.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan Pendidikan
Kepramukaan diharapkan dapat membentuk watak siswa yang baik.
Gerakan Pramuka selaku penyelenggara Pendidikan Kepramukaan
memiliki peran besar dalam menanamkan karakter dan kepribadian
generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.
Golongan Pramuka dalam satuan pendidikan sekolah dasar terdiri
dari golongan Pramuka Siaga dan golongan Pramuka Penggalang.
Dahlan (2013:18) menjelaskan bahwa golongan Pramuka Siaga
merupakan anggota pramuka yang berusia 7-10 tahun. Pramuka siaga
terdiri dari tiga tingkatan yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata.
Arti kiasan golongan Siaga yaitu kemudian segeralah kita mulai
pembangunan yang membutuhkan bantuan kesadaran yang tinggi dan
pemetaan yang baik. Sementara golongan Pramuka Penggalang
merupakan anggota Pramuka yang berusia 11-15 tahun. Pramuka
golongan Penggalang juga terdiri dari tiga tingkatan yaitu Penggalang
Ramu, penggalang Rakit, dan Penggalang Terap. Adapun arti kiasan dari
golongan Penggalang yaitu bangsa kita mencari ramuan kemudian dirakit
atau disusun kemudian kita terapkan dalam pembangunan bangsa dan
Negara.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
30
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan
Kepramukaan untuk golongan Penggalang yaitu anggota Gerakan
Pramuka yang berusia 11-15 tahun. Dalam siklus kehidupan manusia,
anak usia 11-15 tahun termasuk dalam kelompok kanak-kanak akhir yang
sedang memasuki usia remaja serta sedang menuju masa dewasa. Di
sekolah dasar, usia Pramuka Penggalang sendiri masuk pada siswa yang
sedang duduk di kelas V dan VI yaitu usia 11 dan 12 tahun. Pada usia
tersebut anak-anak mempunyai sifat keingintahuan yang tinggi, semangat
yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok.
Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai
dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota
Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART) (2014:32) menyatakan Kode Kehormatan bagi
Pramuka Penggalang, terdiri dari:
a. Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya
Trisatya berbunyi: Demi kehormatanku, aku berjanji akan
bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila, menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma.
b. Ketentuan moral adalah Darma Pramuka selanjutnya disebut
Dasadarma. Pramuka sudah menjawab penanaman karakter melalui 10
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
31
pilar bernama Dasadarma. Dari Dasadarma dapat dijabarkan menjadi
banyak sikap hidup (pola tingkah laku) sehari-hari.
Sarkonah (2012:35) menguraikan bunyi dan penjabaran dari
Dasadarma adalah sebagai berikut:
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hal ini dibuktikan dengan selalu berperilaku baik agar dipercaya dan
selalu patuh dalam menjalankan ajaran agama yang di anut.
2) Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia
Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah dan memperbaiki kerusakan pada lingkungan sekitar serta
menjaga kelestarian lingkungan.
3) Patriot yang Sopan dan Kesatria
Hal ini dibuktikan dengan sikap dan perbuatan yang menunjukkan
rasa senang bergaul, bekerja sama, adil, dan memberikan rasa aman
atas kehadirannya. Perbuatan lain seperti mengikuti upacara bendera,
ikut serta dalam bela Negara.
4) Patuh dan Suka Bermusyawarah
Hal ini dibuktikan dengan diadakannya suatu musyawarah untuk
mendapatkan keputusan bersama. Tidak mengambil keputusan yang
tergesa-gesa tanpa bermusyawarah.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
32
5) Rela Menolong dan Tabah
Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada setiap orang membutuhkan tanpa
mengharapkan imbalan dan tidak mudah putus asa.
6) Rajn, Terampil, dan Gembira
Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat
dan terus berkarya untuk mengembangkan bakatnya. Selalu riang
gembira dalam setiap melakukan kegiatan.
7) Hemat, Cermat, dan Besahaja
Hal ini dibuktikan dengan tidak boros, teliti dalam melakukan
sesuatu, serta bersikap hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8) Disiplin, Berani, dan Setia
Hal ini dibuktikan dengan tindakan dan perilaku yang menunjukkan
taat pada setiap aturan yang berlaku, setelah bersungguh-sungguh
dalam menjalankan tugas dan menjalankan amanat dengan baik.
9) Bertanggungjawab dan Dapat Dipercaya
Hal ini dibuktikan dengan sikap dan perilaku yang selalu
menjalankan tugas dengan baik di berbagai lingkungan dan
menjalankannya dengan sungguh-sungguh serta bertanggung jawab
dalam setiap tindakan.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
33
10) Suci dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan
Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan tidak menyinggung
perasaan orang lain, selalu menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda.
Upaya menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, di
Kepramukaan mempergunakan 10 pilar yang menjadi Kode
Kehormatan. Kode Kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan)
yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam
hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku
Pramuka di masyarakat. Pramuka telah menjawab bentuk dari pendidikan
karakter pemuda yaitu melalui tujuannya, landasannya dan juga melalui
10 pilar pokok yang disebut dengan Dasadarma Pramuka. Pramuka
mengandung segudang pendidikan karakter baik teori maupun praktek.
Melalui Dwisatya dan Dwidarma untuk siaga, Trisatya dan Dasadarma,
untuk penggalang juga kegiatan berkemah, lomba tingkat, hiking dan lain
sebagainya merupakan wujud kongkrit proses pendidikan karakter
pemuda.
Kegiatan Kepramukaan dilakukan dalam bentuk kegiatan yang
menarik, menyenangkan, sehat, terarah, teratur serta praktis sehingga
dapat mencapai tujuannya dalam membentuk watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur pada siswa. Pusbangtendik (2014:22) berpendapat bahwa:
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
sangat relevan sebagai wadah penanaman nilai karakter. Nilai
karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan
Kepramukaan seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
34
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Berdasarkan cuplikan penjelasan d atas maka, terdapat berbagai
keterampilan Pendidikan Kepramukaan yang dapat menanamkan
karakter pada siswa, termasuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Jenis kegiatan dan materi Pramuka dalam menanamkan
karakter disiplin siswa dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan dan
materi yaitu:
a. Dasadarma Ke Delapan
Dasadarma merupakan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka
yang merupakan suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang
menjadi ukuran atau standar tingkah laku Pramuka dalam kehidupan
sehari-hari. Isi dari Dasadarma memuat nilai-nilai yang mengacu ke
18 nilai karakter. Dasadarma ke delapan berbunyi Disiplin, Berani dan
Setia, maksudnya disiplin berarti patuh dan mengikuti aturan dan
norma yang ada.
Sarkonah (2012:44) menjelaskan bahwa: “Pengamalan
Dasadarma kedelapan dibuktikan dengan tindakan dan perilaku yang
menunjukkan taat pada setiap aturan yang berlaku, setelah
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan menjalankan
amanat dengan baik.” Dasadarma ke delapan menjelaskan agar siswa
terbentuk karakter disiplin dengan mengamalkan isi dari Dasadarma.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
35
b. Salam Pramuka
Materi salam Pramuka akan melahirkan disiplin. Dahlan
(2013:11) mengungkapkan fungsi salam untuk melahirkan disiplin,
tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam
maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling
menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna
dan penuh keikhlasan.
Sarkonah (2012:51) mengatakan: “Hal ini dibuktikan dengan
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada aturan
yang ditetapkan organisasi Pramuka dan menghargai sesama.”
Mengucapkan salam akan melahirkan nilai disiplin. Dalam
menyampaikan salam (baik yang memakai topi dan saling menghargai
sesama anggota) sama artinya dengan melakukan gerakan
penghormatan.
c. Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka
Kegiatannya anggota Penggalang menggunakan atribut pada
seragamnya dan segala perlengkapan terkait dengan atribut
merupakan salah satu bentuk disiplin. Pemahaman siswa mengenai
penggunan atribut secara lengkap dapat dijadikan pembiasaan disiplin.
Sarkonah (2012:59) berpendapat bahwa: “Nilai disiplin dalam hal ini
dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan yang taat terhadap
peraturan dalam penggunaan seragam dan atribut Pramuka yang
sesuai dengan tingkatannya.” Anggota pramuka selalu disiplin dalam
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
36
berpakaian dengan menggunakan atribut dengan lengkap dan seragam
yang sesuai.
d. Peraturan Baris-Berbaris (PBB)
Baris-berbaris merupakan suatu wujud latihan fisik, yang
diperlukan untuk menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan
yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Perwatakan tertentu yang dimaksud yaitu terbentuk karakter disiplin.
Sarkonah (2012:83) menguraikan bahwa tujuan dari baris berbaris
yaitu:
1) Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap, tangkas, rasa
disiplin, dan tanggung jawab.
2) Menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat kuat dalam menjalankan tugas.
3) Menumbuhkan rasa disiplin, artinya mengutamakan tugas di
atas kepentingan pribadi.
Baris berbaris bermanfaat untuk pembentukan karakter disiplin
pada siswa. Baris-berbaris terdapat bermacam-macam variasnya yang
menjadikan siswa belajar disiplin. Pusbangtendik (2014:30)
mengatakan bahwa peraturan baris-berbaris dalam Kepramukaan
disebut keterampilan baris-berbaris. Kegiatan ini merupakan
keterampilan untuk melaksanakan perintah atau instruksi yang
berkaitan dengan gerakan-gerakan fisik. Keterampilan baris-berbaris
dilakukan untuk melatih kedisiplinan, kekompakan, keserasian, dan
seni dalam berbaris. Karakter disiplin sangat diperlukan agar terbiasa
taat pada peraturan yang berlaku.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
37
e. Upacara
Kegiatan upacara merupakan salah satu alat pendidikan untuk
membiasakan diri selalu berperilaku tertib, disiplin, menanamkan rasa
cinta tanah air dan tanggung jawab. Karakter disiplin dalam upacara
dapat dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan menaati segala
peraturan yang berlaku. Dahlan (2013:46) menjelaskan bahwa:
“Gerakan Pramuka menyelenggarakan upacara sebagai alat
pendidikan dan dilaksanakan dengan khidmat, teratur, dan tertib.”
Kegiatan upacara terdiri dari berbagai macam jenis seperti upacara
umum, pembukaan dan penutupan latihan, pelantikan dan upacara
pemberian penghargaan. Kepramukaan merupakan alat pendidikan
berkaitan erat dengan proses perkembangan jiwa siswa untuk
meumbuhkan kesadaran siswa sesuai dengan tujuan upacara.
f. Perkemahan
Perkemahan merupakan jenis kegiatan Pramuka Penggalang
yang akan melatih anggota Pramuka untuk berdisiplin, Sarkonah
(2012:168) menyatakan bahwa: “Perkemahan merupakan pertemuan
pramuka penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode.”
Kegiatan perkemahan, panitia perkemahan telah merancang program
yang sangat teratur dari waktu ke waktu dengan kegiatan yang
berupaya dalam penanaman pribadi unggul yang harus diikuti dan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
38
ditaati setiap anggota Pramuka. Ini merupakan bentuk nyata dari
penciptaan kedisiplinan.
Macam-macam kegiatan dan materi Pramuka Penggalang dalam
membentuk karakter cinta tanah air dapat dilakukan melalui berbagai
kegiatan dan materi yaitu:
a. Penjebaran Trisatya
Bagi seorang anggota Pramuka kode kehormatan Trisatya
dijadikan sebagai norma atau aturan yang mengikat. Sarkonah
(2012:35) menguraikan setiap butir Trisatya memiliki makna, sebagai
berikut:
1) Mengakui bahwa setiap anggota Pramuka merupakan hamba
Tuhan yang hidup sebagai makhluk sosial yang selalu tolong
menolong dalam kebaikan.
2) Setiap anggota Pramuka selalu hidup bersama dan
berkembang untuk mencintai tanah airnya, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3) Setiap anggota Pramuka juga harus mengamalkan
Dasadarma Pramuka.
Uraian di atas menjelaskan bahwa, setelah memahami dan
mempelajari Trisatya anggota Pramuka diharapkan akan
mengamalkan apa yang terkandung dari isi Trisatya tersebut. Trisatya
mengandung arti bahwa seorang Pramuka berkewajiban untuk
menjalankan kewajiban atau perintah Tuhan, serta menjauhi segala
apa yang menjadi larangan-Nya. Kewajiban terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kewajiban terhadap Pancasila, yaitu
dengan cara menghayati dan mengamalkan isinya. Kewajiban
terhadap sesama masyarakat. Kewajiban menghayati dan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
39
mengamalkan Dasadarma. Hal itu dibuktikan dengan sikap dan
perbuatan yang lebih mempedulikan kepentingan bersama di atas
segalanya.
b. Dasadarma Ke Tiga
Dasadarma ke tiga berbunyi Patriot yang sopan dan kesatria.
Sarkonah (2012:39) menjelaskan Dasadarma poin ke 3 bermaksud
bahwa sebagai seorang Pramuka hendaklah memiliki sifat patriot.
Sikap ini dapat dituangkan dalam membela bangsa dan negara
Indonesia. Sopan dapat dihubungkan dengan tingkah laku atau
perilaku yang selalu menghormati orang lain sehingga orang lain
dapat menghargai kita. Sementara itu kesatria adalah orang yang
gagah berani dan jujur serta mampu membela dirinya untuk
kepentingan orang banyak. Hal tersebut apabila benar-benar
diaplikaskan dalam kehidupan sehari-hari siswa maka karakter cinta
tanah air dapat tertanam sejak dini.
c. Sejarah Bendera Merah Putih
Bendera merupakan secarik kain yang berukuran empat persegi
panjang, terbagi menjadi dua bagian berwarna merah dan putih yang
mengandung arti tersendiri. Sarkonah (2012:60) menyatakan bahwa:
“Merah berarti berani, sedangkan putih berarti suci, jadi bendera
merah putih melambangkan jiwa bangsa Indonesia yang memiliki
keberanian di atas kesucian. ”Lebih lanjut Dahlan (2013:24)
mengatakan tanggal 17 Agustus 1945 bendera merah putih pertama
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
40
kali dikibarkan saat momentum proklamasi kemerdekaan bangsa
Indonesia. Bagi anggota Pramuka yang memahami akan makna dari
bendera merah putih dibuktikan dengan menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, cinta tanah air, dan menempatkan kepentingan bangsa di
atas diri dan kelompoknya.
d. Pancasila dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Sarkonah (2012:66) menjelaskan bahwa: “Panca berarti lima
dan sila berarti dasar, jadi Pancasila merupakan lima dasar atau
landasan negara Republik Indonesia.” Lagu Indonesia raya diciptakan
oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu Indonesia Raya digunakan
sebagai pembakar semangat dalam setiap pertemuan organisasi.
Sarkonah (2012:70) berpendapat bahwa: “Setelah Indonesia merdeka,
lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan pelambang
pemersatu bangsa.” Bagi anggota Pramuka yang memahami akan
makna dari lagu Indonesia Raya ditunjukkan dengan sikap dan
perbuatan yang menghargai semangat perjuangan para pahlawan dan
mencintai tanah air dan bangsa sepenuh hati.
e. Mengenal Lagu Nasional, Lagu Daerah, dan Lagu Pramuka
Lagu nasional, lagu daerah maupun lagu Pramuka terdapat
berbagai macam. Setiap anggota Pramuka hendaknya mengetahui
macam-macam lagu tersebut serta dengan senang hati mempelajari
maupun menghafalnya. Sarkonah (2012:213) menyatakan bahwa:
“Seorang Pramuka yang paham akan lagu-lagu tersebut hendaknya
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
41
dibuktikan dengan sikap dan tindakan selalu menghafal dan
menyanyikan lagu nasional, lagu daerah, dan lagu Pramuka atas dasar
mencintai tanah air dan bangsa.”
f. Penjelajahan dan Tanda Jejak
Terbentuknya pribadi dan karakter cinta tanah air melalui
penjelajahan merupakan salah satu perwujudan yang dapat dilihat dan
diamati oleh siapapun. Sarkonah (2012:169) mengungkapkan bahwa:
“Tujuan dari penjelajahan adalah untuk mengaplikasikan pengetahuan
tentang ilmu medan, peta, kompas, dan survival.” Penjelajahan dapat
dijadikan media bagi siswa supaya sadar akan keindahan alam yang
dilakukan saat penjelajahan sehingga akan sadar akan cinta terhadap
tanah air.
Pusbangtendik (2014:25) berpendapat bahwa penjelajahan dan
tanda jejak merupakan salah satu bentuk latihan berpetualang.
Anggota Gerakan Pramuka harus terbiasa dengan alam bebas. Di alam
bebas tidak terdapat rambu-rambu secara jelas sebagaimana di jalan
raya. Oleh karena itu, seorang anggota Gerakan Pramuka harus dapat
memanfaatkan fasilitas alam sebagai petunjuk arah dan atau tanda
bahaya kepada teman kelompoknya. Kegiatan penjelajahan dapat
membentuk karakter religius, toleransi, cinta tanah air, peduli
lingkungan, kerja sama, dan tanggung jawab.
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, penjelajahan dan
adanya tanda jejak dalam kegiatan Kepramukaan dapat dijadikan media
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
42
untuk menanamkan karakter cinta tanah air pada siswa. Tertanamnya
jiwa yang tangguh, tidak cepat putus asa, dan rasa cinta terhadap tanah
air menjadi tujuan dan sasaran kegiatan penjelajahan. Berdasarkan
kegiatan-kegiatan Kepramukaan tersebut, diharapkan untuk dapat
menanamkan serta membina nilai-nilai karakter kepada siswa, sehingga
siswa mampu memiliki watak yang berbudi luhur. Subagyo (2011:35)
menjelaskan bahwa:
Pendidikan karakter dan pendidikan Kepramukaan mempunyai
keterkaitan dalam dua hal yaitu kesamaan materi pendidikan dan
kesamaan dalam proses (metode) pendidikan. Materi Pendidikan
Kepramukaan adalah nilai-nilai kepramukaan yang identik dengan
nilai-nilai luhur budaya bangsa yang berpengaruh pada
pembentukan karakter. Sedangkan metode (proses) Pendidikan
Kepramukaan adalah penerapan prinsip belajar mengetahui
(learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup
bersama (learning to live together), dan belajar menjadi seseorang
(learning to be).
Penjebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan
Kepramukaan adalah bagian dari pendidikan karakter dalam bentuk
suplemen dengan kata lain pendidikan karakter dapat dilaksanakan
melalui Pendidikan Kepramukaan. Berbagai media bisa digunakan untuk
pendidikan karakter, namun melalui Kepramukaan semua sudah
dirangkum menjadi satu dalam penanaman sebuah karakter pemuda.
Internalisasi nilai-nilai karakter dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan melalui ekstrakurikuler Kepramukaan, tetapi harus
memperhatikan strategi dalam menanamkannya. Pusbangtendik
(2014:26) menjelaskan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
43
membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka adalah sebagai berikut:
a. Intervensi
Intervensi merupakan bentuk campur tangan yang dilakukan
pembimbing ekstrakurikuler Pramuka terhadap siswa. Intervensi
dilakukan oleh pembimbing melalui pemberian pengarahan, petunjuk
dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar dipatuhi oleh siswa
yang mengikutinya.
b. Pemberian Keteladanan
Pendidik harus dapat menjadi teladan atau contoh bagi
siswanya, karena semua yang dilakukan pendidik baik itu sikap atau
perilaku, perkataan maupun cara beretika akan ditiru oleh siswanya.
Sudah sepantasnya pendidik memberikan contoh yang baik agar dapat
ditiru oleh siswa dengan baik.
c. Habituasi/Pembiasaan
Pembiasaan merupakan suatu strategi yang dilakukan dengan
pembiasaan yang dilakukan setiap hari dan secara terus menerus. Ini
berarti bahwa pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, akan
mengkristal menjadi karakter yang melekat pada siswa.
d. Mentoring/Pendampingan
Pendampingan adalah suatu fasilitasi yang diberikan oleh
pendamping kegiatan ekstrakurikuler Pramuka terhadap berbagai
aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa. Hal itu bertujuan agar karakter
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
44
positif yang sudah disemaikan, dicangkokkan, dan diintervensikan
tetap terkawal dan diimplementasikan oleh siswa.
e. Penguatan
Penguatan yang diberikan oleh pembimbing ekstrakurikuler
Pramuka berkhasiat untuk memperkuat perilaku siswa. Penguasaan
atas siswa ini dapat ditempuh dengan secepatnya memberikan
penguatan terhadap perilaku berkarakter positif.
f. Keterlibatan Berbagai Pihak
Berbagai pihak yang sepatutnya terlibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka adalah kepala sekolah sebagai ketua
mabigus, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, guru pembimbing
ekstrakurikuler Pramuka sebagai ketua gugus depan Pramuka, komite
sekolah, pengawas sekolah, dan orang tua siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam
mengimplementasikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler
Kepramukaan harus memperhatikan berbagai strategi yang ada.
Pelaksanaanya diharapkan adanya kerjasama antara semua pihak agar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan digunakan sistem among.
Sistem among merupakan proses Pendidikan Kepramukaan yang
membentuk siswa agar berjiwa merdeka, merdeka pikiran dan tenaganya,
disiplin dan mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia. Sikap
sistem among sangat diperlukan oleh setiap Pembina pramuka. Kwartir
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
45
Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga bab IV
pasal 11 (2014:29) menguraikan sistem among dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip kepemimpinan yaitu:
a. Ing ngarso sung tulodho maksudnya di depan memberi
teladan.
b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun
kemauan.
c. Tut wuri handayani maksudnya di belakang memberi
dorongan, dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.
Siswa kelas V berada pada golongan Penggalang. Hal tersebut
memberikan makna bahwa dalam Penggalang, porsi terbesar adalah ing
madyo mangun karso atau di tengah membangun kemauan. Sedangkan
ing ngarso sung tuladha dan tut wuri handayani memiliki porsi lebih
kecil. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
yang lebih banyak membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat
mengembangkan segala dimensi kepribadian secara seimbang. Sistem
among dilaksanakan dengan bentuk hubungan pendidik dengan siswa
merupakan hubungan khas. Hal tersebut dimaksudkan setiap anggota
dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota muda secara
pribadi agar pembinaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka.
Tiga prinsip kepemimpinan dalam sistem among tersebut,
memberikan gambaran bagaimana hubungan anggota Pramuka dewasa
atau pendidik dengan siswanya. Prinsip yang pertama menerangkan
bahwa Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dengan cara memberi
contoh atau keteladanan. Dalam kegiatan kepramukaan, nilai-nilai
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
46
kepramukaan yang tercermin pada perkataan dan perbuatan pendidik
akan diamati, dipahami dan dapat ditiru oleh siswa. Prinsip yang kedua
bahwa di tengah atau diantara siswa, pendidik harus mampu menciptakan
prakarsa dan ide-ide, sementara itu prinsip ketiga menjelaskan dari
belakang seorang pendidik harus memberikan dorongan, arahan, dan
membangun motivasi kearah yang positif sesuai dengan tujuan
Pendidikan Kepramukaan.
Pendidikan Kepramukaan untuk Penggalang mempunyai beberapa
pertimbangan. Penggalang sebagai anggota Pramuka pada usia 11-15
tahun mempunyai karakteristik yang harus diperhatikan. Metode dan
strategi yang digunakan dalam Pendidikan Kepramukaan harus
memperhatikan karakteristik masing-masing anggota Pramuka
Penggalang agar tepat dan potensi diri siswa dapat dikembangkan secara
optimal. Kegiatan Kepramukaan harus bervariasi agar siswa tidak bosan
dan tetap menyenangkan tanpa menghilangkan unsure edukasi.
C. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan kepada
siswa. Pembentukan karakter siswa harus dimulai sejak dini sehingga
siswa mampu beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan
baik di masyarakat. Muslich (2011:84) menjelaskan bahwa:
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
47
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil.
Penjabaran di atas menjelaskan bahwa, karakter merupakan tingkah
laku atau pola pikir yang dimiliki seseorang yang terbentuk baik itu
secara alami ataupun faktor lingkungan. Pendidikan karakter sebagai
proses mendidik seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter baik
melalui pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, dan lainnya. Adanya
pendidikan karakter sehingga siswa mampu memutuskan atau menyikapi
suatu permasalahan dengan tepat dan menimbulkan efek yang baik bagi
diri sendiri maupun orang lain.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sangat penting untuk membimbing dan
memfasilitasi siswa agar memiliki karakter positif (baik). Fitri (2012:25)
menyatakan bahwa: “Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk,
menanamkan, memfasilitasi, dan mengembangkan nilai-nilai positif pada
anak sehingga menjadi pribadi yang unggul dan bermartabat.” Sedangkan
Muslich (2011:81) berpendapat bahwa: “Tujuan pendidikan karakter
adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.”
Penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan karakter
bertujuan agar siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya serta mengkaji nilai-nilai karakter dan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
48
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan
dapat dijadikan sarana dalam menyalurkan karakter positif pada ssiwa.
Penanaman karakter pada siswa juga bermanfaat dalam meningkatkan
mutu dan hasil pendidikan yang menghasilkan keluaran siswa yang
tertanam karakter.
3. Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter
Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam penanaman
karakter kepada siswa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
(1134:2005) menjelaskan bahwa: “Penanaman adalah proses, cara,
perbuatan, menanam, menanami dan menanamkan.” Dengan demikian
maka penanaman adalah suatu usaha yang dilakukan dalam menanamkan
dalam hal ini karakter disiplin dan cinta tanah air melalui kegiatan
ekstrakurikuler Kepramukaan, dalam rangka menumbuhkan dan
membentuk kepribadian yang baik bagi siswa sejak dini khususnya di
bangku sekolah dasar kelas V.
Wadah yang paling strategis dan efektif untuk mewujudkan
pendidikan karakter adalah dunia pendidikan sejak dari PAUD hingga
perguruan tinggi. Narwanti (2012:42) menyatakan wadah yang paling
strategis satuan pendidikan dalam melakukan pembinaan dan
pengembangan karakter dengan menggunakan:
a. Pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran.
b. Pengembangan budaya satuan pendidikan.
c. Pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
d. Pembiasaan perilaku dalam kehidupan di satuan lingkungan
pendidikan.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
49
Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah
menjadi tanggung jawab bersama. Penanaman karakter kepada siswa
dapat dilakukan melalui berbagai hal misalnya melalui ekstrakurikuler
maupun saat pembelajaran. Daryanto (2013:68) menguraikan penanaman
karakter dalam peranannya dalam bidang pendidikan sebagai berikut:
a. Pembinaan watak (jujur, cerdas, peduli, tangguh) merupakan
tugas utama pendidikan.
b. Mengubah kebiasaan buruk tahap demi tahap yang pada
akhirnya menjadi baik.
c. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya
dorong dari dalam ke luar untuk menampilkan perilaku terpuji
dan mengandung kebajikan.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendidikan sangat
berperan dalam penanaman karakter. Pendidikan mempunyai tugas yang
utama yaitu membina watak atau karakter siswa dari yang kurang baik
menjadi baik bahkan lebih baik. Sekolah sebagai penyalur pendidikan
karakter yang utama, karena jika sudah diluar sekolah atau di lingkungan
masyarakat, sudah tidak ada kontrol mana yang baik dan buruk.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter
Siswa mempunyai perbedaan baik dari segi sikap maupun
karakteristik perilaku, hal tersebut mempengaruhi berhasil tidaknya
pendidikan karakter ditanamkan. Zubaedi (2011:177) mengatakan faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter yaitu:
a. Faktor Insting (Naluri)
Keanekaragaman sifat, sikap atau tindakan seseorang dapat
dimotivasi oleh kehendak atau respon dari insting seseorang. Insting
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
50
merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir dan
berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya.
tingkah laku manusia. Naluri atau insting manusia secara fitrah sudah
ada dalam diri manusia tanpa harus dipelajarinya terlebih dahulu,
dengan potensi naluri tersebut akan mempengaruhi perilaku seseorang
sesuai dengan corak naluri yang dimilikiinya.
b. Faktor Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang
dilakukan seseorang secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan juga tidak hanya dilakukan
secara berulang-ulang saja, tetapi juga harus disertai dengan rasa
kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya.
c. Faktor Keturunan (Wirotsah/Heredity)
Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi karakter atau sikap dari
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
umumnya, anak kadang-kadang mewarisi salah satu sifat dari orang
tuanya. Adapaun sifat yang diturunkan orang tua terhadap anaknya
bukanlah suatu sifat yang tumbuh dengan matang karena pengaruh
lingkungan, adat dan pendidikan melainkan sifat-sifat bawaan yang
dibawa sejak lahir.
d. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga salah satu faktor yang turut memberikan
kontribusi terhadap pembentukan sikap dan perilaku seseorang dimana
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
51
seseorang itu berada. Lingkungan dapat dikatakan sebagai segala
sesuatu yang melingkupi manusia dalam kehidupannya. Lingkungan
terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan pergaulan. Lingkungan
alam adalah kondisi alam yang melingkupi manusia yang akan
mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan
pergaulan adalah hubungan manusia dengan orang lain yang mana
hubungan tersebut dapat mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku
Pemaparan Zubaedi di atas maka dapat disimpulkan, pendidikan
karakter tidak serta merta akan selalu berhasil, karena karakteristik dari
setiap siswa itu berbeda-beda. Maka muncul beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter itu sendiri, seperti
lingkungan, kebiasaan, dan keturunan. Faktor lingkungan sangat
berpengaruh terhadap karakter seseorang, sehingga menanamkan
pendidikan karakter di sekolah sangat tepat sebab lingkungan sekolah
jauh lebih baik dari pada lingkungan luar.
D. Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Disiplin pada dasarnya merupakan kontrol diri dalam mematuhi
aturan yang dibuat oleh diri sendiri maupun lembaga pendidikan.
Kemendiknas (2010:26) menjelaskan: “Disiplin adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.” Disiplin termasuk kedalam 18 nilai karakter. Mustari (2011:42)
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
52
menyatakan bahwa: “Disiplin yaitu suatu ilmu tertentu yang diberikan
kepada murid untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan
tertentu, disiplin diri biasanya disamakan artinya dengan control diri (self-
control).” Sedangkan Naim (2012:142) berpendapat bahwa: “Disiplin
adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan
peraturan yang berlaku.”
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa, kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa
dalam sekolah dan juga dalam belajar. Siswa yang disiplin akan selalu
menaati peraturan dan tata tertib yang ada. Disiplin perlu diterapkan sejak
dini kepada siswa yang dimulai dari lingkungan keluarga kemudian
diperkuat dengan lingkungan sekolah. Perubahan perilaku yang lebih baik
dari sebelumnya akan sangat berpengaruh terhadap masa depannya.
2. Tujuan dan Fungsi Disiplin
Disiplin sangat diperlukan untuk siswa agar siswa dapat belajar
mendisiplinkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Hurlock (1978:82)
mengatakan bahwa: “Disiplin memiliki tujuan untuk membentuk perilaku
seseorang agar sesuai dengan perannya yang telah ditetapkan oleh
kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.” Selajan dengan
Hurlock, Mustari (2011:43) juga berpendapat bahwa: “Disiplin diperlukan
untuk mencapai cita-cita. Segala bentuk tindakan selalu diikuti dengan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
53
disiplin agar dapat menentukan jalan tindakan yang terbaik dan menentang
hal-hal yang lebih dikehendakinya.”
Disiplin membantu siswa menyadari apa yang diharapkan dan
membantu mencapai apa yang diharapkan. Rachman (dalam Naim,
2012:147) menguraikan ada empat tujuan disiplin yaitu:
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b. Mendorong siswa melakukan perbuatan yang baik dan benar.
c. Membantu siswa memahami dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh
sekolah.
d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut Naim (2012:148) mengemukakan bahwa: “Tujuan
diciptakannya kedisiplinan siswa bukan untuk memberikan rasa takut atau
pengekangan, melainkan untuk mendidik siswa agar sanggup mengatur
dan mengendalikan dirinya dalam berperilaku.” Hurlock (1978:83)
menjelaskan fungsi pokok disiplin ialah: “Disiplin mengajarkan anak
untuk menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu
mengarahkan energi anak ke dalam jalur yang berguna dan diterima secara
sosial.”
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, disiplin
mempunyai tujuan dan fungsi sebagai pengontrol diri untuk bertindak atau
berprilaku yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku baik di rumah,
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Kedisiplinan banyak
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
54
diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya ataupun pendidik terhadap
anak didiknya. Penerapan disiplin tersebut diharapkan dapat menjadikan
siswa yang tertib dalam segala hal.
3. Konsep dan Unsur Pokok Disiplin
Konsep disiplin bertujuan agar siswa mengetahui akan pentingnya
disiplin yang bersifat positif dan negatif tetapi kedua hal tersebut sama-
sama bertujuan untuk mendidik. Hurlock (1978:82) mengungkapkan
tentang konsep disiplin yaitu:
Konsep disiplin terbagi menjadi dua, yaitu negatif dan positif.
Konsep disiplin negatif berarti pengendalian dengan kekuasaan luar
yang biasanya diterapkan secara sembarangan dalam bentuk
pengekangan melalui cara yang tidak disukai dan menyakitkan,
sedangkan konsep disiplin positif berarti sama dengan pendidikan
dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam, disiplin
diri dan pengendalian diri yang kemudian akan melahirkan motivasi
dari dalam. Disiplin negatif memperbesar ketidakmatangan individu,
sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan.
Sekolah adalah institut yang memiliki kewenangan untuk membantu
siswa belajar mengembangkan perilaku yang sehat, salah satunya adalah
disiplin. Hurlock (1978:84) mengatakan ada empat unsur pokok cara
mendisiplinkan siswa yaitu:
Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan
tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan
memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, serta
penghargaan untuk perilaku baik yang sejalan dengan peraturan yang
berlaku.
Keempat unsur pokok tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
perilaku siswa dalam menerapkan disiplin di sekolah. Apabila salah satu
dari keempat unsur pokok tersebut tidak dilaksanakan oleh siswa, maka
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
55
siswa tersebut tidak akan dapat menerapkan sikap disiplin pada dirinya.
Pendidik juga hendaknya memantau mengenai perilaku siswa sehari-hari
serta dapat mengaplikasikannya sehingga akan berdampak positif untuk
siswa itu sendiri. Berikut ini adalah uraian dari keempat unsur pokok
disiplin tersebut:
a. Peraturan
Peraturan merupakan serangkaian pola yang ditetapkan untuk
tingkah laku. Peraturan untuk anak dapat ditetapkan oleh orangtua,
pendidik atau teman bermain. Hurlock (1978:85) menjelaskan tujuan
dari peraturan adalah: “Membekali anak dengan pedoman perilaku yang
disetujui dalam situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah misalnya,
peraturan ini hanya memberikan pedoman tentang apa yang tidak boleh
dilakukan anak di lingkungan sekolah.”
Hurlock (1978:85) menerangkan bahwa: “Peraturan mempunyai
dua fungsi. Pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan sebab
peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui
anggota kelompok tersebut. Kedua, peraturan membantu mengekang
perilaku yang tidak diinginkan.” Dari penjelasan tersebut, agar dapat
memenuhi fungsinya, maka peraturan harus dapat dimengerti, diingat
dan diterima oleh siswa. Peraturan yang harus ditaati siswa, hendaknya
dijelaskan terlebih dahulu baik secara teori maupun praktiknya agar
lebih dapat dipahami oleh siswa. Siswa dibiasakan untuk mentaati
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
56
peraturan tersebut secara bertahap sehingga siswa dapat mengingat dan
menerimanya sebagai kewajiban yang harus dipenuhi.
b. Hukuman
Unsur pokok disiplin yang kedua adalah hukuman. Hurlock
(1978:86) berpendapat bahwa: “Hukuman berasal dari kata kerja Latin,
punire dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena
kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran sebagai ganjaran atau
pembalasan.” Pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, khususnya
sekolah dasar, pendidik mempunyai hak untuk memberikan hukuman
kepada siswanya. Namun dalam memberikan hukuman kepada siswa,
pendidik mempunyai pertimbangan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar
hukuman yang diberikan sebagai upaya mendisiplinkan siswa tidak
berdampak buruk baik secara fisik maupun psikis. Hukuman harus
bersifat mendidik siswa sehingga tidak menimbulkan trauma. Hurlock
(1978:89) menguraikan mengenai pokok-pokok hukuman yang baik
sebagai berikut:
1) Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran. Bila
seorang anak membuang makanan ke lantai karena sedang
marah-marah, anak itu harus langsung membersihkannya.
2) Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu
mengetahui bahwa kapan saja suatu peraturan itu dilanggar,
hukuman itu tidak dapat dihindarkan.
3) Suatu penjelasan mengenai alasan mengapa hukuman
diberikan harus menyertai hukuman agar anak itu akan
melihatnya sebagai adil dan benar.
4) Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau
menimbulkan rasa permusuhan.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
57
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hukuman
sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mendisiplinkan siswa
terkadang memang tidak dapat dihindari. Namun dengan
memperhatikan pokok-pokok hukuman dan fungsi hukuman, seorang
pendidik diharapkan dapat memberikan hukuman yang tepat untuk
siswanya. Hukuman haruslah dapat menolong siswa memperbaiki
perilakunya. Hukuman pula dapat memberikan manfaat sebagai
pembelajaran bagaimana berperilaku yang lebih baik lagi.
c. Penghargaan
Pokok ketiga dari disiplin adalah adanya penghargaan atas
tindakan siswa. Penghargaan merupakan bentuk apresiasi untuk suatu
hasil yang baik. Hurlock (1978:90) mengatakan bahwa: “Penghargaan
tidak harus berbentuk materi namun juga dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman, atau tepukan di punggung.” Adanya penghargaan yang
dilakukan oleh pendidik, maka siswa akan lebih termotivasi untuk
berperilaku baik. Penghargaan sangat penting diberikan kepada siswa
walaupun dalam bentuk yang sederhana yaitu berupa pujian saja, karena
dengan adanya penghargaan dapat menjadi suatu motivasi bagi siswa
untuk selalu bersikap yang jauh lebih baik.
Hurlock (1978:90) menyatakan fungsi penghargaan yang wajib
diketahui oleh pendidik supaya tepat dalam pengaplikasiannya kepada
siswa. Penghargaan mempunyai tiga fungsi yaitu:
1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
58
2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi
perilaku yang disetujui secara sosial.
3) Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang
disetujui secara sosial, dan tiadanya penghargaan
melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini.
Uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, penghargaan
bertujuan untuk mendisiplinkan siswa. Melalui penghargaan
dimaksdukan agar siswa termotivasi untuk selalu berdisiplin. Bentuk
penghargaan harus mempertimbangkan berbagai hal, salah satunya
yaitu penghargaan tersebut berfungsi sebagai nilai mendidik.
d. Konsistensi
Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin.
Mendisiplinkan siswa harus ada konsistensi dalam peraturan yang
digunakan sebagai pedoman perilaku, dalam cara peraturan diajarkan
dan dipaksakan, dalam memberikan hukuman bagi yang melanggar,
dan pemberian penghargaan bagi yang menaati. Hal tersebut bertujuan
agar memberikan efek jera bagi siswa yang melanggarnya. Hurlock
(1978:91) menjelaskan bahwa konsistensi memiliki tiga fungsi yaitu:
1) Konsistensi mempunyai nilai mendidik yang besar.
2) Konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat.
3) Konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan.
Uraian tersebut dapat kita pahami pentingnya konsistensi dalam
menerapkan kedisiplinan. Konsistensi dibutuhkan terutama dalam
proses mendisiplinkan dan memberikan tindakan atas perilaku baik
maupun perilaku buruk. Penerapan kosistensi diharapkan siswa akan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
59
menyadari bahwa penghargaan akan mengikuti perilaku yang disetujui
dan hukuman selalu mengikuti perilaku yang dilarang.
4. Pembinaan Disiplin di Sekolah
Salah satu indikasi yang perlu mendapat perhatian agar berubah
kearah yang lebih baik yaitu pengabaian terhadap aturan yang berlaku,
Lickona (2013:23) berpendapat bahwa:
Kepatuhan siswa yang menjadi standar tentunya berbeda di setiap
sekolah, tetapi secara keseluruhan para guru menyatakan sebuah
masalah serius telah muncul di dalamnya, sejumlah besar siswa
menunjukan perilaku mereka yang memabangkang dan
mengacuhkan aturan yang berlaku.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sekarang menjadi tanggung
jawab guru sekolah dasar untuk menanamkan disiplin kepada siswa.
Menanamkan karakter kedisiplinan siswa diperlukan strategi dengan cara
yang harus dilakukan demi terwujudnya disiplin diri dalam diri siswa.
Kedisiplinan tersebut seperti mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar
dengan melaksanakan tata tertib. Siswa perlu disiplin untuk
mengembangkan motivasi yang kuat dalam proses belajar.
Pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada siswa melalui suatu
proses. Naim (2012:143) berpendapat bahwa: “Dalam membentuk karakter
kedisiplinan tidak bisa terbangun secara instant, karena dibutuhkan proses
yang panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam
diri seorang anak.” Penanaman karakter disiplin harus dilakukan sejak
dini. Tujuannya adalah untuk mengarahkan siswa agar belajar mengenai
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
60
hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa-masa dewasa. Yaumi
(2014:93) menjelaskan mengenai disiplin dalam lingkup sekolah yaitu:
Disiplin dapat dibangun dan dikembangkan melalui aktivitas seperti
mengikuti upacara bendera, berpakaian seragam, melakukan tugas
kebersihan, mengumpulkan tugas tepat waktu, datang ke sekolah
lebih awal dari jam pelajaran, mengerjakan tugas terstruktur
walaupun tidak diperiksa atau belum sampai batas waktu yang
ditentukan. Semua kegiatan itu dilakukan atas dasar kesadaran
mendalam dan dorongan kuat yang lahir dari dalam.
Jika sejak dini siswa sudah ditanamkan karakter disiplin, mereka
akan menjadikannya sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya. Empat
bentuk kedisiplinan dalam konteks pembelajaran di sekolah, hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Naim (2012:146) bahwa:
a. Hadir di ruangan tepat pada waktunya, hal ini akan memacu kesuksesan
dalam belajar.
b. Tata pergaulan dalam sekolah, hal ini dapat diwujudkan dengan
tindakan-tindakan menghormati semua orang yang tergabung di dalam
sekolah.
c. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dalam hal ini siswa dituntut
berdisiplin serta aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi
yang dimiliki, baik bersifat fisik, mental, emosional dan intelektual.
d. Belajar di rumah, hal ini supaya siswa menjadi lebih ingat terhadap
pelajaran yang telah dipelajari sehingga lebih siap untuk menghadapi
pelajaran yang akan dihadapi sehingga siswa lebih mudah memahami
materi pelajaran.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
61
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus dapat menerapkan
pendidikan karakter pada siswa. Implementasi pendidikan karakter
khususnya karakter disiplin melalui penerapan peraturan, tata tertib
maupun sanksi yang berlaku di sekolah. Penerapan ini agar siswa taat dan
patuh terhadap peraturan yang ada, sehingga siswa mulai terbiasa dan
dapat menerapkan kedisiplinan khususnya di lingkungan sekolah dan
umumnya di dalam kehidupan bermasyarakat sehari–hari.
5. Indikator Karakter Disiplin
Nilai karakter akan dikatakan berhasil terbentuk pada siswa apabila
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ada. Berikut ini terdapat
beberapa indikator keberhasilan disiplin menurut beberapa sumber.
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Disiplin
Nilai Indikator
Disiplin 1. Guru dan siswa hadir tepat waktu.
2. Menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi
yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi.
3. Menjalankan tata tertib sekolah.
Sumber: Fitri (2012:41)
Tabel 2.2 Indikator Pencapaian Pembelajaran Karakter Disiplin
Nilai Indikator
Disiplin 1. Hadir tepat waktu.
2. Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran
3. Mengikuti prosedur kegiatan pembelajaran
4. Menyelesaikan tugas tepat waktu
Sumber: Narwanti (2012:66)
Tabel 2.3 Indikator Kelas dan Sekolah Karakter Disiplin
Indikator Kelas 4-6 Indikator Sekolah Indikator Kelas
- Menyelesaikan tugas
pada waktunya.
- Saling menjaga dengan
teman agar semua
tugas-tugas kelas
- Memiliki catatan
kehadiran.
- Memberikan
penghargaan kepada
warga sekolah yang
- Membiasakan hadir
tepat waktu.
- Membiasakan
mematuhi aturan.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
62
terlaksana dengan baik.
- Selalu mengajak teman
agar menjaga
ketertiban kelas.
- Mengingatkan teman
yang melanggar
peraturan dengan kata-
kata sopan dan tidak
menyinggung
- Berpakaian sopan dan
rapi.
- Mematuhi aturan
sekolah.
disiplin.
- Memiliki tata tertib
sekolah.
- Membiasakan warga
sekolah untuk
berdisiplin.
- Menegakan peraturan
dengan memberikan
sanksi secara adil
bagi pelanggar tata
tertib sekolah.
Sumber: Kementrian Pendidikan Nasional (2010:26)
E. Cinta Tanah Air
1. Pengertian Cinta Tanah Air
Cinta tanah air termasuk ke dalam 18 nilai karakter. Cinta tanah air
merupakan suatu sikap positif untuk memberikan kontribusi positif
dalam membangun bangsa dan Negara. Kemendiknas (2010:27)
menjelaskan bahwa: “Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa cinta tanah air
adalah suatu sikap yang mementingkan kebangsaan di atas segalanya.
Seseorang yang memiliki sikap cinta tanah air yang tinggi akan lebih
memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan dan memiliki
semangat kebangsaan yang tinggi.
Sikap cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa
menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
63
individu pada Negara tempat dimana ia tinggal, yang tercermin dari
perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya,
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat
atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikan alam dan
lingkungannya. Orang yang mempunyai sikap cinta tanah air akan selalu
berusaha melestarikan semua kekayaan yang dimiliki oleh Negara
Indonesia.
2. Penanaman Cinta Tanah Air
Siswa sebagai putra-putri terbaik bangsa Indonesia harus
menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa, belajar sekuat
tenaga agar dapat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju,
disegani, dan dihormati oleh bangsa lain. Yaumi (2014:105) mengatakan
karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada siswa
sehingga diharapkan siswa memiliki sikap cinta tanah air yang begitu
besar kepada Negara dengan mengikuti beberapa langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi
modal dasar dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
b. Menunjukkan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan
bahasa Indonesia.
c. Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
perjuangan para pendahulu (pendiri) bangsa dengan menghargai
dan mengamalkan hasil karya dan jerih payah yang
ditinggalkan.
d. Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi,
kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan
fauna.
e. Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih
pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi
bangsa dan Negara Indonesia.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
64
Penanaman cinta tanah air kepada generasi muda mengenai arti
menjadi warga negara yang baik, yaitu dengan mereka menunjukkan
kebanggaan dan kecintaan terhadap tanah air. Naim (2012:178)
berpendapat bahwa: “Sekarang ini, semangat mencintai tanah air
seharusnya semakin ditumbuhkembangkan di tengah gempuran
globalisasi yang semakin tidak terkendali.” Hal tersebut bertujuan untuk
mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam kompetisi global. Indikasi
yang perlu mendapat perhatian agar berubah ke arah yang lebih baik
salah satunya adalah penggunaan bahasa yang tidak baik. Lickona
(2013:25) menyatakan: “Siswa sekarang terbiasa menggunakan kata yang
tidak baik yang berakibat konflik, penggunaan kata-kata yang
memancing emosi pendengar.” Dengan demikian penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi sangat diperlukan.
Mustari (2011:195) mengemukakan yang menjadi indikasi bahwa
ciri-ciri menjadi nasionalis atau cinta tanah air diantaranya adalah:
a. Menghargai Jasa para Tokoh/Pahlawan Nasional
Menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional adalah hal yang
sudah semestinya ditanamkan kepada generasi muda. Jangan sampai
mereka berada atau tinggal di sebuah jalan yang bernama seorang
pahlawan, namun tidak tahu siapa dia. Seringkali berpotret dengan
latar belakang patung-patung yang ada di luar negeri, misalnya
Eropa, tetapi tidak mau berfoto dengan patung-patung pahlawan kita,
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
65
padahal patung-patung di Eropa itu tidak ada hubungan sedikit pun
dengan bangsa Indonesia, bahkan mungkin menjadi penjajah bangsa.
b. Bersedia Menggunakan Produk dalam Negeri
Bersedia menggunakan produk sendiri harus ditanamkan
kepada diri masing-masing dengan demikian berarti menghormati
karya sendiri, tentu saja ini akan lebih nikmat dan membanggakan.
Banyak orang lain yang memborong pakaian yang berasal dari dalam
Negeri, sementara masyarakat dalam negeri lebih bangga jika
menggunakan merk-merk asing. Orang membeli atau memborong
karya dalam negeri karena karya yang dihasilkan memang
berkualitas, apalagi ditambah dengan harga yang murah.
c. Menghargai Keindahan Alam dan Budaya Indonesia
Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia juga harus
dipupuk sejak dini kepada siswa, karena memang bangsa Indonesia
memiliki alam dan budaya yang indah. Sebegitu hebatnya budaya
yang dimiliki, banyak jenis budaya kita yang dipatenkan oleh Negara
lain. Indonesia perlu mematenkan semua kekhasan alamiah dan
budaya yang dimiliki kepada dunia. Namun, untuk upaya tersebut
diperlukan adanya semangat cinta tanah air yang tinggi.
d. Hafal Lagu-Lagu Kebangsaan
Lagu-lagu kebangsaan harus diajarkan dan dihafal oleh siswa
sejak dini dan oleh seluruh warga Negara. Lagu-lagu kebangsaan
dapat membawa mereka kembali kealam perjuangan orang tua
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
66
mereka, para pahlawan, para tokoh kemerdekaan dalam
memerdekakan negeri ini, mempertahankan kemerdekaaan ini, dan
juga dalam berjuang untuk membangun negeri ini. Heroisme
kenegaraan perlu terus diperdengarkan kepada khalayak bahwa
semangat itu masih ada, dan akan terus ada.
e. Memilih Berwisata dalam Negeri
Memilih berwisata dalam Negeri sendiri merupakan sikap
terpuji untuk menumbuhkan dan menyelenggarakan rasa cinta tanah
air yang dimiliki. Warga Indonesia harus mengenal tempat wisata di
negerinya, lebih dari orang atau turis asing. Orang-orang asing
berbondong-bondong ke Indonesia untuk berwisata, melakukan
penelitian, membuat film, melakukan usaha, melakukan eksplorasi,
dan sebagainya. Oleh karena itu, sering-seringlah berwisata di
Indonesia untuk mencari inspirasi, melepas lelah, mengikuti rasa
ingin tahu, dan mungkin juga melaksanakan berbagai peluang kerja
dan bisnis. Hal yang terpenting adalah rakyat mengenali dulu
negerinya. Baru setelah itu, banyak hal yang dapat dimanfaatakan
dari negeri itu untuk rakyat Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa,
cinta tanah air merupakan sifat untuk merasakan kembali rasa senasib
sepenaggungan, seperti apa yang dirasakan para pendahulu kita. Karakter
cinta tanah air sebaiknya ditanamkan sejak dini karena dengan
penanaman sejak dini maka siswa akan lebih dini mengetahui cara
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
67
menghargai bangsa dan Negara, serta memahaminya sehingga
pelaksanaan cinta tanah air akan lebih mudah direalisasikan.
3. Indikator Karakter Cinta Tanah Air
Nilai karakter akan dikatakan berhasil ditanamkan kepada siswa
apabila memenuhi indikator keberhasilan yang telah ada. Hasan (dalam
Fitri, 2012:39) mengemukakan mengenai macam indikator yaitu:
a. Indikator untuk Sekolah dan Kelas
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan
oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah
sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter
bangsa. Indikator ini berkenaan dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari.
b. Indikator untuk Mata Pelajaran
Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif
seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menanamkan
karakter kepada siswa, khususnya karakter cinta tanah air harus
memperhatikan indikator keberhasilan yang ada. Berikut ini terdapat
beberapa indikator keberhasilan cinta tanah air menurut beberapa
sumber.
Tabel 2.4 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air
Nilai Indikator
Cinta Tanah
Air
1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa.
2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3. Memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden
serta simbol-simbol Negara lain.
4. Bangga dengan karya bangsa.
5. Melestarikan seni dan budaya bangsa.
Sumber: Fitri (2012:42)
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
68
Tabel 2.5 Indikator Pencapaian Pembelajaran Karakter Cinta Tanah Air
Nilai Indikator
Cinta Tanah
Air
1. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
2. Diskusi tentang kekayaan alam, budaya bangsa, peristiwa
alam, dan perilaku menyimpang.
3. Menumbuhkan rasa mencintai produk dalam negeri dalam
pembelajaran.
4. Menggunakan media dan alat-alat pembelajaran produk
dalam nenegri.
Sumber: Narwanti (2012:67)
Tabel 2.6 Indikator Sekolah dan Kelas Karakter Cinta Tanah Air
Indikator Kelas 4-6 Indikator Sekolah Indikator Kelas
- Mengagumi posisi geografis
wilayah Indonesia dalam
perhubungan laut dan udara
dengan Negara lain.
- Menaggumi kekayaan
budaya dan seni di Indonesia.
- Mengagumi keragaman suku,
etnis, dan bahasa sebagai
keunggulan yang hadir
diwilayah Negara Indonesia.
- Mengagumi sumbangan
produk pertanian, perikanan,
flora, dan fauna Indonesia
bagi dunia.
- Mengagumi peran hutan
Indonesia bagi dunia.
- Mengagumi peran laut dan
hasil laut Indonesia bagi
bangsa-bangsa di dunia.
- Menggunakan
produk buatan
dalam negeri.
- Menggunakan
bahasa indonesia
yang baik dan benar.
- Menyediakan
informasi dari
sumber (cetak,
elektronik) tentang
kekayaan alam dan
budaya indonesia.
- Memajangkan foto
presiden dan wakil
presiden, bendera
negara, lambang
negara, peta
indonesia, gambar
kehidupan
masyarakat
indonesia.
- Menggunakan
produk buatan
dalam negeri.
Sumber: Kementrian Pendidikan Nasional (2010:27)
F. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Siswa yang ada di sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
sehingga guru harus mampu memahami berbagai karakteristik siswa.
Suryobroto (dalam Djamarah, 2008:124) menyatakan bahwa „Beberapa sifat
khas anak didik dapat dibagi menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah
sekolah dasar umur 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun dan masa kelas tinggi
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
69
sekolah dasar umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun‟.
Pernyataan ini menunjukan bahwa dalam setiap fasenya seorang siswa
memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Masa Kelas Rendah Sekolah Dasar
Sifat khas yang biasanya dimiliki oleh anak pada masa ini yang dapat
menjadi sebuah karakteristik siswa di masa ini antara lain:
a. Terdapat hubungan antara kesehatan jasmani dengan prestasi sekolah.
b. Sikap mematuhi peraturan setiap permainan masih dijunjung tinggi.
c. Senang memuji diri sendiri.
d. Sering membandingkan apa yang ada dalam dirinya dengan anak lain
dengan maksud untuk dapat meremehkan orang lain.
e. Tidak suka terhadap hal yang sulit untuk diselesaikan oleh diri sendiri.
f. Biasanya anak selalu mengharapkan nilai sekolah yang baik tanpa
mengingat prestasi yang dimiliki.
2. Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Pada masa kelas tinggi terdapat sifat khas dari seorang siswa yaitu:
a. Mulai muncul minat terhadap suatu hal.
b. Rasa ingin tahu yang tinggi.
c. Rasa minat terhadap suatu pembelajaran mulai menonjol.
d. Membutuhkan bimbingan seorang guru ataupun orang dewasa.
e. Mulai membentuk kelompok bermain.
Berbagai uraian diatas dapat dinyatakan bahwa, pada dasarnya setiap
siswa sekolah dasar memiliki ciri khas atau karakateristik yang berbeda-beda.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
70
Perbedaan ini apabila dikerucutkan dapat terbagi menjadi dua masa yaitu
masa kelas rendah dan kelas tinggi. Pada masa kelas tinggi perlu adanya
perhatian dari guru supaya siswa tidak terjerumus ke hal-hal negatif dan
perilaku negatif yang tidak semestinya.
Siswa sekolah dasar sebagai individu yang sedang berkembang, mereka
mengalami beberapa tahapan dalam perubahan dirinya. Susanto (2013:71)
menjelaskan tahapan yang dilalui siswa pada masa sekolah khususnya
sekolah dasar kelas V adalah masa kanak-kanak akhir. Masa ini dialami anak
pada usia 11 tahun. Maka, pada masa ini anak mengalami berbagai
perkembangan. Susanto (2013:73) menguraikan perkembangan mental pada
siswa usia SD yang paling menonjol dikemukakan sebagai berikut:
a. Perkembangan intelektual, siswa sudah memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang sederhana serta mampu berpikir secara logis
mengenai segala sesuatu.
b. Perkembangan bahasa, siswa sudah menguasai tiga kategori yaitu, dapat
membuat kalimat yang lebih sempurna, dapat membuat kalimat majemuk,
dan dapat menyusun serta mengajukan pertanyaan.
c. Perkembangan sosial, berkenaan dengan bagaimana siswa berinteraksi
sosial. Siswa mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri,
sikap bekerja sama dan sikap peduli atau mau memperhatikan kepentingan
orang lain.
d. Perkembangan emosi, siswa mulai belajar mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Karakteristik emosi yang stabil ditandai dengan
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
71
menunjukan wajah yang ceria, bergaul dengan teman secara baik, dapat
berkonsentrasi dalam belajar, bersifat respek (menghargai) baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain.
e. Perkembangan moral, siswa sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan
dari orangtua maupun lingkungan sosialnya. Siswa sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peraturan serta dapat membedakan perilaku
benar salah atau baik buruk
Berdasrkan pernyataan Susanto di atas dapat disimpulkan bahwa,
tahapan yang dilalui oleh siswa pada usia sekolah dasar kelas V yaitu masa
kanak-kanak akhir. Pada masa ini anak mengalami banyak perkembangan
mulai dari perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral.
Tahapan perkembangan tersebut sangat penting bagi siswa. Perkembangan
yang optimal, membuat siswa lebih mudah menjalankan perannya baik di
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat dan di lingkungan lainnya.
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti, antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Sumarto, dkk dari Universitas
Tanjungpura, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, tahun 2013 yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter
melalui Kepramukaan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Kebun Raya.” Hasil
penelitiannya yaitu penerapan pendidikan karakter SMA Kemala
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
72
Bhayangkari 1 Kebun Raya dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik.
Penerapan Kepramukaan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Kebun Raya
didalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan. Hasil evaluasi
pengembangan ekstrakurikuler Kepramukaan diketahui telah mampu
memfasilitasi siswa dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotornya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Usmanto, dari Universitas Lampung,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, tahun 2014 yang berjudul
“Dimensi Karakter dalam Kegiatan Pramuka.” Hasil penelitiannya adalah
(1) Kegiatan Pramuka membentuk ketaqwaan siswa karena dalam kegiatan
kepramukaan wajib untuk mematuhi dan mengamalkan setiap butir dari
Dasadarma Pramuka, (2) Kegiatan Pramuka membentuk kedisiplinan
siswa karena kedisiplinan menjadi kunci pokok untuk menjadi orang yang
sukses, (3) Kegiatan Pramuka membentuk kejujuran siswa karena salah
satu dari pengamalan Dasadarma Pramuka, (4) Kegiatan Pramuka
membentuk kemandirian siswa karena dalam Kepramukan dituntut agar
bisa hidup mandiri, (5) Kegiatan Pramuka membentuk tanggung jawab
siswa karena Kepramukaan menuntut agar selalu bertanggung jawab, (6)
Kegiatan Pramuka membentuk sikap sopan dan santun serta tata krama
dan budi pekerti.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016
73
Penelitian tersebut termasuk penelitian yang relevan karena fokus
dalam penelitiannya sama-sama membahas terkait pendidikan karakter
melalui Kepramukaan. Sementara penelitian ini akan mengkaji mengenai
peran kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dalam menanamkan karakter
disiplin dan cinta tanah air pada siswa kelas V di SD. Penelitian ini dilakukan
pada satuan pendidikan di tingkat SD. Objek penelitiannya dikhususkan pada
anggota Pramuka golongan Penggalang yaitu kelas V, hal tersebut karena
pada kelas V merupakan masa transisi dari usia anak-anak menuju remaja
sehingga sangat penting karakter ditanamkan sejak dini khususnya dimulai
pada bangku sekolah dasar. Tujuannya supaya dapat membentengi siswa
dalam hal-hal yang berdampak pada perilaku tidak baik khususnya yang
terkait dengan karakter.
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016