11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Low Back Pain
1. Pengertian Low Back Pain
Low Back Pain merupakan penyebab utama kecacatan yang
mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan nyeri
punggung bawah dapat terjadi pada setiap orang, baik jenis kelamin,
usia, ras, status pendidikan, dan profesi (Maher dkk, 2002 dalam
Himawan, 2009). Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang
dirasakan pada punggung bawah yang sumbernya adalah tulang
belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur
lainnya disekitar daerah tersebut. Nyeri punggung bawah dapat
disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal dari luar
punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada pinggang,
hernia inguinalis, penyakit atau kelainan pada testis atau ovarium
(Suma’mur P.K, 2009).
Menurut Tjokorda G.B, Mahadewa dan Sri Maliawan (2009),
bahwa nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di
daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri
radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah
dan lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbosakral dan
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
sering disertai dengan perjalanan nyeri ke arah tungkai dan kaki. Nyeri
yang barasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain
atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah
punggung bawah. Nyeri punggung bawah atau sering disebut juga low
back pain merupakan masalah kesehatan di hampir semua negara.
Hampir bisa dipastikan 50-80% orang berusia 20 tahun ke atas pernah
mengalami nyeri punggung bawah. Bahkan umumnya, perempuan usia
60 tahun ke atas lebih sering merasakan sakit pinggang (Idyan, 2007).
NPB dapat didefinisikan sebagai gangguan muskuloskeletal pada
daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan
aktivitas tubuh yang kurang baik (Putranto dkk, 2014). Sedangkan
menurut Noor (2012) NPB adalah sindroma klinik yang ditandai
dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak dan tidak
nyaman di daerah punggung bagian bawah (Halimah, 2011). NPB
sering menjadi kronis, menetap atau kadang berulang kali dengan
memerlukan biaya yang tinggi dalam penanganannya sehingga tidak
boleh dipandang sebelah mata (Sakinah dkk, 2013).
2. Etiologi Low Back Pain
Etiologi nyeri punggung bawah menurut John W.Engstrom dalam
Johannes (2010) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
kongenital/ perkembangan, trauma minor (tegang atau keseleo,
tertarik), fraktur, herniasi diskus intervertebral, degeneratif, artritis,
metastase neoplasma/tumor, infeksi/inflamasi, metabolik, dan lainnya
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
yaitu psikiatri, diseksi arteri vertebral, postural. Postural dalam hal ini
adalah contohnya sikap duduk, dimana sikap duduk yang tidak baik
seperti membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala menunduk, dada
kempis, dinding perut menonjol dan cekung kedepan pada kurvatura
lumbal yang berlebihan (hiperlordotic). Semua posisi diatas akan
menyebabkan pusat gaya berat jatuh kedepan. Sebagai kompensasinya,
punggung tertarik kebelakang, menyebabkan hiperlordotic pada daerah
lumbal. Jika keadaan ini berlangsung lama maka akan menyebabkan
tulang punggung beserta jaringan tendon dan otot dipaksa untuk
menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan, sehingga terjadi
kelelahan pada otot punggung, terutama otot-otot daerah lumbal
(Rahardian, 2013).
3. Klasifikasi Low Back Pain
Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya low
back pain terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Acute low back pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang
menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar,
antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat
hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri
dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat
merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah
lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini
penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat
dan pemakaian analgesik.
b. Chronic low back pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang
lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau
kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang
berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Nyeri punggung bawah yang dibedakan dari kelainan kongenital
menurut (Rahajeng Tanjung, 2009), yaitu :
a. Nyeri punggung bawah visirogenik
Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh adanya
proses patologik di ginjal atau visera di daerah pelvis serta tumor
retroperitoneal. Nyeri viserogenik tidak bertambah berat dengan
aktivitas tubuh dan sebaliknya tidak berkurang dengan istirahat.
Pada penderita nyeri punggung bawah viserogenik yang
mengalami nyeri hebat akan selalu mengeliat dalam upaya untuk
meredakan rasa nyerinya.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
b. Nyeri punggung bawah vaskulogenik
Pada nyeri ini aneurisma atau penyakit vascular perifer
dapat menimbulkan nyeri punggung atau menyerupai iskialgia.
Aneurisma abdominal dapat menimbulkan nyeri punggung bawah
dibagian dalam dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik.
c. Nyeri punggung bawah spondilogenik
Suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik
di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang (osteogenik),
diskus inveterbralis (diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan
proses patologik di artikulasio sakroiliaka.
d. Nyeri punggung bawah psikogenik
Nyeri jenis ini tidak jarang ditemui, tetapi biasanya
ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan yang lengkap, dan
hasilnya tidak memberikan jawaban yang pasti. Nyeri punggung
bawah pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau
kecemasan dan depresi atau campuran antar kecemasan dan
depresi.
e. Nyeri punggung bawah neurogenik
Nyeri punggung bawah neurogenik misalnya pada iritasi
arachnoid dengan sebab apapun dan tumor-tumor pada spinal
durmater dapat menyebabkan nyeri belakang.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
4. Faktor Risiko Low Back Pain
Adapun faktor risiko terjadinya low back pain dapat dibedakan
menjadi tiga faktor, antara lain yakni :
a. Faktor individu
1) Usia
Dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang
dan hal tersebut mulai terjadi pada saat seseorang berusia 30
tahun dengan berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan
menjadi jaringan parut dan pengurangan cairan. Sehingga akan
menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang
(Pratiwi et al., 2009). Prevalensi meningkat terus menerus dan
mencapai puncaknya antara usia 35 hingga 55 tahun. Semakin
bertambahnya usia seseorang, risiko untuk menderita low back
pain akan semakin meningkat karena terjadinya kelainan pada
diskus intervertebralis pada usia tua (WHO, 2013).
2) Indeks massa tubuh (IMT)
Berdasarkan hasil penelitian Purnamasari (2010) seseorang
yang overweight lebih berisiko 5 kali menderita low back pain
dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal.
Semakin berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan
dalam menerima beban sehingga menyebabkan mudahnya
terjadi kerusakan pada struktur tulang belakang. Salah satu
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
daerah pada tulang belakang yang paling berisiko akibat efek
dari obesitas adalah verterbrae lumbal (Purnamasari, 2010).
3) Jenis kelamin
Secara fisiologis kemampuan otot wanita lebih rendah daripada
pria. Pada wanita keluhan ini sering terjadi misalnya pada saat
mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga
dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat
penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang (Andini, 2015).
4) Merokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot
pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu, merokok juga
dapat menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada
tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan
atau kerusakan pada tulang (Kantana, 2010).
5) Masa kerja
Semakin lama masa bekerja atau semakin lama seseorang
terpajan faktor risiko maka semakin besar pula risiko untuk
mengalami low back pain dikarenakan nyeri punggung
merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama
untuk berkembang dan menimbulkan manifestasi klinis
(Umami et al., 2013).
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
6) Kebiasaan olahraga
Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. 80%
kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya
tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang berolahraga. Otot
yang lemah terutama pada daerah perut tidak mampu
menyokong punggung secara maksimal. Tingkat keluhan otot
juga dipengaruhi oleh tingkat kesegaran jasmani.
b. Faktor pekerjaan
1) Beban kerja
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh individu atau kelompok, selama periode
waktu tertentu dalam keadaan normal. Pekerjaan atau gerakan
yang menggunakan tenaga besar akan memberikan beban
mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligamen, dan sendi.
Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi,
kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya
(Harrianto, 2007).
2) Durasi (lama kerja)
Durasi terdiri dari durasi singkat jika < 1 jam per hari, durasi
sedang yaitu 1-2 jam per hari, dan durasi lama yaitu > 2 jam
per hari. Selama berkontraksi otot memerlukan oksigen, jika
gerakan berulang-ulang dari otot menjadi terlalu cepat sehingga
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
oksigen belum mencapai jaringan maka akan terjadi kelelahan
otot (Straker, 2000).
3) Posisi kerja
Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan jumlah
energi yang dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal adalah
posisi tubuh yang tidak sesuai pada saat melakukan pekerjaan
sehingga dapat menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga
dari otot ke jaringan rangka tidak efisien sehingga mudah
menimbulkan kelelahan. Yang termasuk dalam posisi janggal
yakni pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai,
berputar, memiringkan badan, berlutut, jongkok, memegang
dalam posisi statis, dan menjepit dengan tangan. Posisi ini
melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu, punggung, dan
lutut karena daerah inilah yang paling sering mengalami cedera
(Andini, 2015).
4) Repetisi
Repetisi merupakan pengulangan gerakan kerja dengan pola
yang sama. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan
akibat beban terus menerus tanpa memperoleh kesempatan
untuk relaksasi (Fauci et al., 2008).
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
c. Faktor lingkungan fisik
1) Getaran
Faktor risiko lingkungan fisik terhadap low back pain antara
lain getaran. Getaran dapat menyebabkan kontraksi otot
meningkat yang menyebabkan peredaran darah tidak lancar,
penimbunan asam laktat meningkat, dan akhirnya timbul rasa
nyeri. Getaran berpotensi menimbulkan keluhan low back pain
ketika seseoang menghabiskan waktu lebih banyak di
kendaraan atau lingkungan kerja yang memiliki hazard getaran
(Andini, 2015).
2) Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.
Sebagai contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka
jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekanan
langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi
dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.
5. Manifestasi Klinis Low Back Pain
Adapun tanda dan gejala dari low back pain menurut Ratini (2015)
antara lain yakni :
a. Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang
ekor
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
b. Nyeri tajam terlokalisasi di leher, punggung atas atau punggung
bawah terutama setelah mengangkat benda berat atau terlibat dalam
aktivitas berat lainnya
c. Sakit kronis di bagian punggung tengah atau punggung bawah,
terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu yang lama
d. Nyeri punggung menjalar sampai ke pantat, dibagian belakang
paha, ke betis dan kaki
e. Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit atau kejang
otot di punggung bawah
6. Patofisiologi Low Back Pain
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang
merangsang oleh berbagai stimulus local (mekanisme, termal, kimiawi.
Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator
inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri
merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan
sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk
proteksi adalah spasma otot, yang selanjutnya akan menimbulkan
iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan
dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi atau nyeri neuropatik
yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada
serabut saraf dapat menyebabkan dua kemungkinan. Pertama,
penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan
peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan
kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi
perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluram ion Na dan
ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot
spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal
(Rahajeng Tanjung, 2009).
7. Epidemiologi Low Back Pain
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluhkan
low back pain sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih
banyak lagi dan 90% kasus nyeri pinggang bawah bukan disebabkan
oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam
bekerja (Putranto, 2014). Studi yang telah dilakukan, kejadian tertinggi
low back pain pada dekade ketiga dan prevalensi meningkat pada usia
60-65 tahun dan kemudian secara bertahap menurun. Faktor risiko
umum lainnya yang dilaporkan adalah status pendidikan yang rendah,
stres, kecemasan, depresi, ketidakpuasan kerja, rendahnya tingkat
dukungan sosial di tempat kerja dan seluruh getaran tubuh. Low back
pain memiliki dampak yang sangat besar pada individu, keluarga,
masyarakat, pemerintah, dan bisnis di seluruh dunia (Chou et al.,
2007).
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
8. Pengobatan Low Back Pain
Penanganan nyeri punggung dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti merubah gaya hidup, terapi non obat, dan penyembuhan
menggunakan obat (Eleanor Bull dkk, 2007).
a. Merubah gaya hidup
1) Sedapat mungkin tetap bergerak aktif.
2) Menurunkan berat badan (bila kelebihan berat badan).
3) Belajar bagaimana membungkuk dan mengangkat benda
dengan tepat.
4) Memperbaiki postur tubuh (atau menyesuaikan posisi duduk di
mobil, di meja kerja, di meja makan, di depan TV, atau posis
tidur).
b. Terapi non obat
Fisioterapi, Osteopati dan chiropraktic merupakan bentuk
terapi yang melakukan manipulasi terhadap bagian tulang
punggung untuk meredakan nyeri punggung.
c. Penggunaan obat
1) Analgesia
Penghilang nyeri atau analgesik merupakan obat yang bekerja
dengan cara mengganggu proses transmisi nyeri.
2) Nonsteroidal OTC
Obat anti peradangan yang digunakan untuk meringankan nyeri
dan mengurangi peradangan.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
3) Methocarbamol
Merupakan obat relaksan otot yang berfungsi meredakan
kejang otot.
B. Ergonomi
1. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (kerja) dan
Nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, dan desain/perancangan.
Ergonomi berhubungan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah
ataupun ditempat rekreasi (Tarwaka, 2010).
Pada dasarnya ergonomi dapat menciptakan lingkungan kerja yang
dapat :
a. Mengurangi angka cedera dan kesakitan dalam pekerjaannya
b. Menurunkan biaya kecelakaan kerja
c. Menurunkan kunjungan berobat
d. Mengurangi ketidakhadiran pekerja
e. Meningkatkan produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja
f. Meningkatkan tingkat kenyamanan pekerja dalam bekerja
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
2. Faktor Risiko Ergonomi
Menurut University of Caucasian Lost Among Asians-Labor
Occupational Safety and Health, ada beberapa faktor risiko yang
berhubungan dengan ergonomi :
a. Pengulangan berkelanjutan
Pengulangan berkelanjutan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang. Aktivitas berulang-ulang yang
dilakukan akan menjadikan otot menerima tekanan akibat beban
kerja secara terus-menerus tanpa memperoleh relaksasi. Pekerjaan
yang sama dilakukan setiap harinya, sebagai contoh perawat ruang
bedah sudah pasti akan melakukan kegiatan operasi yang sama
dengan kasus yang sama tapi berbeda penderitanya disetiap
harinya. Melakukan tindakan seperti RJP adalah kegiatan berulang
yang dilakukan oleh perawat.
b. Pengaturan kerja yang buruk
Pengaturan kerja yang buruk adalah suatu setting atau
pengaturan kerja yang dilakukan secara kurang baik sehingga
menimbulkan kerugian atau masalah kesehatan. Sebagai contoh
misalkan beban kerja yang sudah terjadwal porsinya tetapi
seseorang lembur atau memaksakan diri, waktu kerja yang begitu
padat sehingga jeda istirahat kurang. Penelitian yang dilakukan
oleh Sakinah dkk (2012) mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja di kabupaten Sidrap bahwa para pekerja batu yang bekerja
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
melampaui proporsi jam kerja yang diberikan yaitu > 8 jam, hal ini
menimbulkan keluhan LBP lebih tinggi dibandingkan proporsi
kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan mengalami
kejenuhan sehingga menimbulkan stress akibat pekerjaan yang
dilakukan memicu timbulnya nyeri punggung bawah. Suatu
perusahaan di Makassar terdapat 43% pekerja yang memiliki
masalah dengan nyeri punggung bawah akibat stress kerja,
penelitian ini dilakukan menggunakan uji case control oleh Basuki
pada tahun 2009.
c. Gaya berlebih
Gaya berlebih adalah usaha mengekspor tenaga dalam
tubuh untuk menjangkau atau menggerakan suatu benda.
Peregangan otot yang berlebihan terjadi pada saat pekerja
melakukan aktivitasnya dengan mengerahkan tenaga yang besar
seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik menahan beban
yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena pengerahan tenaga
yang diperlukan melampaui kegiatan optimum otot. Apabila
aktivitas tersebut sering dilakukan maka akan mempunyai risiko
besar terjadinya cedera otot skeletal. Pemindahan pasien atau
penggerakan suatu objek memiliki risiko 93% untuk terserang LBP
pada perawat rumah sakit di Sibu Malaysia (Wong, 2010).
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
d. Posisi tidak bergerak
Posisi tidak bergerak adalah posisi statis dengan tubuh
sedikit sampai tidak melakukan pergerakan. Perawat ruang bedah
dimana sedang melakukan tindakan pembedahan akan berdiri
cukup lama hal ini dapat kontraksi otot dan cepat lelah.
e. Postur janggal
Postur janggal adalah keadaan tubuh yang tidak sesuai
dengan mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan
musculoskeletal disorders. Postur janggal lawan dari posisi netral.
Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka
semakin tinggi pula risiko kejadian keluhan otot skeletal.
C. Perawat Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Keperawatan perioperatif adalah pelayanan keperawatan baik pre
operatif (sebelum pembedahan), intraoperatif (saat pembedahan) dan post
operatif (setelah pembedahan) yang dilakukan perawat ruang operasi.
Dalam setiap melakukan pembedahan idealnya tim bedah terdiri dari
dokter pembedah (operator), dokter anestesi, perawat kamar bedah;
sirkuler, instrumen (scrub), RNFA (Register Nurse First Assistance) dan
perawat anestesi (Upik, 2011). Definisi dan tugas dari perawat bedah
secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Perawat Instrumen
Perawat instrumen yaitu seorang tenaga perawat profesional yang
diberi wewenang dan ditugaskan dalam mengelola paket alat
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
pembedahan selama tindakan pembedahan berlangsung (Upik, 2011).
Secara spesifik peran dan tanggung jawab sebagai perawat instrumen
adalah sebagai berikut :
a. Perawat instrumen harus selalu mengawasi teknik aseptik dan
memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai kebutuhan dan
menerimanya kembali
b. Perawat instrumen harus secara terus menerus mengawasi prosedur
untuk mengantisipasi segala kejadian
c. Melakukan manajemen sirkulasi dan suplai alat instrumen operasi,
mengatur alat-alat yang akan dan telah digunakan, pada kondisi ini
perawat instrumen harus benar-benar mengetahui dan mengenal
alat-alat yang akan dan telah digunakan beserta nama ilmiah dan
nama biasanya, dan mengetahui penggunaan instrumen pada
prosedur spesifik
d. Perawat instrumen harus bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan kepada tim bedah mengenai setiap
pelanggaran teknik aseptik atau kontaminasi yang terjadi selama
pembedahan
e. Menghitung kasa, jarum, instrumen dan perhitungan dilakukan
sebelum pembedahan dimulai dan sebelum ahli bedah menutup
luka operasi
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
2. Perawat Sirkuler
Perawat sirkuler adalah tenaga profesional perawat yang diberi
wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran tindakan
pembedahan (Upik, 2011). Secara umum, peran dan tanggung jawab
perawat sirkuler adalah sebagai berikut :
a. Menjemput pasien dari bagian penerimaan, mengidentifikasi pasien
dan memeriksa formulir persetujuan
b. Mempersiapkan tempat operasi sesuai prosedur dan jenis
pembedahan yang akan dilaksanakan, tim bedah harus diberitahu
jika terdapat kelainan kulit yang mungkin dapat menjadi
kontraindikasi pembedahan
c. Memeriksa kebersihan dan kerapian kamar operasi sebelum
pembedahan, perawat sirkuler juga harus memperhatikan bahwa
peralatan telah siap dan dapat digunakan, semua peralatan harus
dicoba sebelum prosedur pembedahan, apabila prosedur ini tidak
dilaksanakan maka dapat mengakibatkan penundaan atau kesulitan
dalam pembedahan
d. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi, mengatur posisi
pasien, mengatur lampu operasi, memasang semua elektroda,
monitor, atau alat-alat lain yang mungkin diperlukan
e. Membantu tim bedah mengenakan busana (baju dan sarung tangan
steril)
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
30
f. Berperan sebagai tangan kanan perawat instrumen untuk
mengambil, membawa, menyesuaikan segala sesuatu yang
diperlukan oleh perawat instrumen, selain itu juga untuk
mengontrol keperluan spons, instrumen dan jarum
g. Mengeluarkan semua benda yang sudah dipakai dari ruang operasi
pada akhir prosedur, memastikan bahwa semua tumpahan
dibersihkan dan mempersiapkan ruang operasi untuk prosedur
berikutnya
3. Register Nurse First Assistance (RNFA)
Register Nurse First Assistance (RNFA) atau perawat asisten
pertama teregister adalah perawat ruang operasi yang terdaftar dalam
perawat perioperatif yang mempunyai fungsi dan peran diperluas yakni
asisten pertama (praktik utama arah ahli bedah). Bekerja sama dengan
ahli bedah, perawat dan tim lain untuk mencapai kegiatan operasi
pasien yang optimal. Kegiatan yang dilakukan misalnya penanganan
jaringan, memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan
instruman, jahitan bedah dan pemberian hemostatis (Association of
Perioperative Registered Nurses, 2013).
Peran RNFA diakui dalam lingkup praktik keperawatan dengan
tindakan praktik perawat diseluruh 50 negara. Peran sebagai RNFA ini
sudah berlangsung dengan baik di negara-negara Amerika Utara dan
Eropa. Perawat teregistrasi adalah pekerjaan terbaik di Amerika
Serikat pada tahun 2012, perawat melaksanakan hampir 90% dari
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
31
semua layanan perawatan kesehatan, rata-rata perawat merawat
sebanyak 8 pasien perhari. Ada 2,72 juta RN di Amerika Serikat.
Jumlahnya lebih banyak dari tentara Amerika yang hanya 1,45 juta dan
karyawan walmart yang 1,4 juta (Association of Perioperative
Registered Nurses, 2013).
4. Perawat Anestesi
Perawat anestesi adalah perawat dengan pendidikan perawat
khusus anestesi. Peran utama sebagai perawat anestesi pada tahap
praoperatif adalah memastikan identitas pasien yang akan dibius dan
melakukan medikasi praanestesi. Kemudian pada tahap intraoperatif
bertanggung jawab terhadap manajemen pasien, instrumen dan obat
bius membantu dokter anestesi dalam proses pembiusan sampai pasien
sadar penuh setelah operasi.
Pada pelaksanaannya saat ini, perawat anestesi berperan pada
hampir seluruh pembiusan umum. Perawat anestesi dapat melakukan
tindakan prainduksi, pembiusan umum dan sampai pasien sadar penuh
diruang pemulihan (Upik, 2011). Peran dan tanggung jawab perawat
anestesi secara spesifik antara lain :
a. Melakukan pendekatan holistik dan menjelaskan perihal tindakan
prainduksi
b. Manajemen sirkulasi dan suplai alat serta obat anestesi
c. Memeriksa semua peralatan anestesi (mesin anestesi, monitor dan
lainnya) sebelum memulai proses operasi
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
d. Mempersiapkan jalur intravena dan arteri, menyiapkan pasokan
obat anestesi, spuit dan jarum yang akan digunakan dan secara
umum bertugas sebagai tangan kanan ahli anestesi, terutama
selama induksi dan ektubasi
e. Membantu perawat sirkulasi memindahkan pasien serta
menempatkan tim bedah setelah pasien ditutup duk dan sesudah
operasi berjalan
f. Berada disisi pasien selama pembedahan, mengobservasi dan
mencatat status tanda-tanda vital, obat-obatan, oksigenasi, cairan,
transfusi darah, status sirkulasi dan merespon tanda komplikasi
dari operator bedah
g. Memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan ahli anestesi untuk
melakukan suatu prosedur (misalnya anestesi lokal, umum, atau
regional).
D. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
sementara serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang
dengan gawat darurat medis. IGD memiliki peran sebagai gerbang utama
masuknya penderita gawat darurat (Ali, 2014). Pelayanan pasien gawat
darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat,
tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan ini
bersifat penting (emergency) sehingga diwajibkan untuk melayani pasien
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
33
24 jam sehari secara terus menerus. Menurut Depkes RI (2006), petugas
tim kesehatan di Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit terdiri dari dokter
ahli, dokter umum, atau perawat yang telah mendapat pelatihan
penanganan kegawatdaruratan yang dibantu oleh perwakilan unit-unit lain
yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
34
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Pratiwi et al., 2009), (WHO, 2013), (Purnamasari, 2010), (Andini,
2015), (Kantana, 2010), (Umami et al., 2013), (Harrianto, 2007), (Straker, 2000),
(Fauci et al., 2008)
Faktor Individu :
1. Usia
2. Indeks Masa Tubuh
(IMT)
3. Jenis Kelamin
4. Kebiasaan Merokok
5. Massa Kerja
6. Kebiasaan Olahraga
Faktor Pekerjaan :
1. Beban Kerja
2. Durasi (Lama Kerja)
3. Posisi Kerja
4. Repetisi
Low Back Pain
Faktor Lingkungan :
1. Getaran
2. Tekanan
Faktor Ergonomi :
1. Pengulangan berkelanjutan
2. Pengaturan kerja yang
buruk
3. Gaya berlebih
4. Posisi tidak bergerak
5. Postur janggal
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
35
F. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
G. Hipotesa Penelitian
Hipotesa merupakan jawaban sementara penelitian yang akan
dilakukan dan kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian. Hipotesa
dibedakan menjadi 2, yaitu hipotesa nol dan hipotesa alternatif. Hipotesa
nol adalah hipotesa yang dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau
ada tidaknya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau
a. Faktor Individu :
1. Usia
2. Indeks Masa Tubuh
(IMT)
3. Jenis Kelamin
4. Massa Kerja
5. Kebiasaan Olahraga
b. Faktor Pekerjaan :
1. Beban Kerja
c. Faktor Ergonomi :
1. Pengulangan berkelanjutan
2. Pengaturan kerja yang
buruk
Keluhan Low
Back Pain
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
36
lebih mengenai hal yang dipermasalahkan, biasanya ditulis dengan Ho.
Hipotesa alternatif adalah suatu hipotesa yang dibuat sebagai hipotesa lain
(alternatif) apabila hipotesa nol ditolak (ada perbedaan), biasanya ditulis
dengan Ha (Notoatmodjo, 2010). Hipotesa pada penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah :
Ho : Ada hubungan antara faktor pekerjaan (beban kerja), faktor
individu (usia, IMT, jenis kelamin, massa kerja, kebiasaan
olahraga), faktor risiko ergonomi (pengulangan kerja, pengaturan
kerja) dengan keluhan low back pain.
Ha : Tidak ada hubungan antara faktor pekerjaan (beban kerja), faktor
individu (usia, IMT, jenis kelamin, massa kerja, kebiasaan
olahraga), faktor risiko ergonomi (pengulangan kerja, pengaturan
kerja) dengan keluhan low back pain.
Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018