41
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
format metode penelitian dengan pendekatan eksperimental. Kerangka
kerja metode penelitian di atas secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:
3.1. Variabel Penelitian
3.1.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir dan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka dalam penelitian ini terdapat 2 variabel bebas dan 1
variabel terikat, yaitu:
1). Variabel bebas (independent variabel): pelatihan penerimaan diri,
manajemen stres dan motivasi
a. Variasi: Ada-Tidak ada (presen-absence), yaitu: subjek diberikan
pelatihan penerimaan diri, manajemen stress dan motivasi dan
tidak diberikan.
b. Manipulasi: Manipulasi kondisi dengan cara memberikan pelatihan
penerimaan diri, manajemen stress dan motivasi kepada kelompok
(KE) dan tidak memberikan pelatihan penerimaan diri, manajemen
stress dan motivasi
2). Variabel terikat (dependent variabel): Harga diri (self esteem)
a. Jenis pengukuran: Laporan Verbal.
b. Cara pengukuran: Menetapkan pilihan yaitu dari pengukuran skala
psikologis harga diri dapat dilihat dari peningkatan ataupun
penurunan gain score dari masing-masing subjek penelitian.
42
3.2 Jenis dan desain penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan yaitu
untuk mengetahui pengaruh pelatihan penerimaan diri, manajemen stres
dan motivasi terhadap peningkatan harga diri pada penderita HIV/AIDS
di kota Salatiga maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis
penelitian quasi experimental reseach. Penelitian eksperimental kuasi
meneliti hubungan sebab-akibat dan bukan hanya meneliti hubungan antar
variabel. Hal ini berarti penelitian eksperimental kuasi meneliti hubungan
kausa (cause-effect relationship) antara variabel bebas (VB) dan variabel
terikat (VT). Variabel bebas (independent variable) adalah penyebab yang
akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent variable)
yang adalah hasil atau akibat dari perlakukan variabel bebas. Eksperiment
kuasi (quasi experimental) merupakan penelitian yang memiliki
perlakukan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak
menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam
rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakukan (Cook &
Campbell,1979).
3.2.2 Desain Penelitian.
Desain eksperimental kuasi dalam penelitian ini menggunakan
desain kedua kelompok yaitu Nonrandomized Pretest-Posttest Control
Group Design. Merupakan desain eksperimen yang membagi subjek
kedalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes diakan sebelum
(pre-test) setelah diberi perlakuan (post-test) kepada kedua kelompok
subjek. Tes yang diberikan pada pre-test dan post-test merupakan tes yang
43
sama (Seniati, 2005); (Latipun, 2002).Adapun desain penelitian adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Skema Desain Ekperimen
Kelompok Pra Perlakuan Pasca
Ekperimen 0
1 X 02
Kontrol 0
1 (0) 02
Keterangan :
01 = Pengukuran sebelum diberi perlakukan
02 = pengukuran setelah diberi perlakukan
X = Perlakukan (Pelatihan penerimaan diri, manajemen stress dan
motivasi)
O =Tidak ada perlakukan atau pelatihan
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional atas variabel adalah arti dari variabel yang
digunakan dalam cara tertentu untuk mengukurnya (Kerlinger, 1993).
1. Pelatihan penerimaan diri, manajemen stres dan motivasi adalah
sebuah metode pengembangan diri yang berbentuk training dan
merupakan pelatihan mengelolah motivasi yang dirancang oleh
penulis dengan tujuan untuk membantu proses pengembangan diri,
khususnya dalam peningkatan harga diri (self esteem) para peserta
training dalam hal ini adalah penderita HIV/AIDS di kota Salatiga.
Training pelatihan penerimaan diri, manajemen stres dan motivasi
mengacu pada pendekatan aktivitas di dalam ruang dan ditunjang
dengan pendekatan aktivitas di luar ruangan yang berdasarkan pada
metode dan prinsif "Experiment Learning" yang melibatkan peserta
44
pelatihan secara langsung dari sisi kognitif, efektif dan psikomotorik.
Konsep Training pelatihan penerimaan diri, manajemen stres dan
motivasi terdiri dari 3 (tiga ) aspek pelatihan : penerimaan diri ,
manajemen stres, motivasi.
2. Harga diri (self esteem) adalah istilah penilaian yang mengacu pada
penilaian positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian
dari konsep diri, tetapi bukan berarti cinta diri sendiri. Individu
dengan harga diri yang tinggi akan menghormati dirinya sendiri,
mempertimbangkan dirinya berharga, dan melihat dirinya sama
dengan orang lain. Sedangkan harga diri rendah pada umumnya
merasakan penolakan, ketidak-puasan diri, dan meremehkan diri
sendiri (Frey dan Carlock 1987).
3.4. Subjek penelitian dan sampel penelitian
3.4.1 Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah keseluruhan atau sejumlah penduduk atau
individu yang sedikit mempunyai kesamaan sifat Hadi. (1994). Menurut
Chaplin (2005) subjek adalah total semua organisme di dalam satu daerah
geografis tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis subjek,
yaitu subjek kelompok uji coba eksperimen sekaligus kelompok kontrol
(KK) dan subjek kelompok eksperimen (KE).
a. Subjek kelompok kontrol (KK)
Subjek kelompok kontrol (KK) dalam penelitian ini adalah penderita
HIV/AIDS berjumlah 35 orang, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Telah terinfeksi HIV/AIDS kurun waktu minimal 1 tahun.
2. Telah mengikuti terapi ARV (Anti Retro Viral). Terapi wajib bagi
penderita HIV/AIDS yang telah ditetapkan WHO.
3. Berusia 22-45 tahun.
45
4. Tingkat pendidikan minimal SLTA atau sederajat
5. Memiliki CD 4 minimal 500.
6. Berdomisili di kota Jepara Jawa-Tengah
b Subjek kelompok eksperimen (KE)
Subjek kelompok eksperimen (KE) dalam penelitian ini adalah penderita
HIV/AIDS berjumlah 35 orang ,dengan kriteria sebagai berikut:
1. Telah terinfeksi HIV/AIDS minimal kurun waktu 1 tahun
2. Telah mengikuti terapi ARV (Anti Retro Viral ). Terapi wajib bagi
penderita HIV/AIDS yang telah ditetapkan WHO.
3. Berusia 22-45 tahun
4. Tingkat pendidikan minimal SLTA atau sederajat
5. Memiliki CD 4 minimal 500
6. Bersedia terlibat dalam pelatihan tanpa paksaan dan telah
menandatangani lembar perjanjian mengikuti pelatihan
7. Belum pernah mendapat pelatihan peningkatan harga diri
sebelumnya
8. Berdomisili di kota Salatiga Jawa-Tengah
3.4.2 Sampel dan Teknik Sampling.
Sampel adalah adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006). Menurut Chaplin (2005) sampel adalah satu jumlah
terbatas dari individu yang diambil dari populasi dan diduga representatif
sifatnya. Penelitian ini menggunakan teknik sampling Simple Random
Sampling, yaitu memilih secara acak sejumlah orang dari populasi untuk
dijadikan subjek penelitian. Pada teknik Simple Random Sampling
(Sampel Random Sederhana) proses pengambilan sampel dilakukan
dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi
46
untuk menjadi anggota sampel. Jadi proses pemilihan sejumlah sampel n
dari populasi N dilakukan secara random (Arikonto, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti menggunkan 2 jenis sampel, yaitu
sampel kelompok uji coba instrumen sekaligus kelompok kontrol (KK)
dan sampel kelompok eksperimen (KE). Pengambilan sampel untuk
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen masing-masing dilakukan
secara acak, baik untuk subjek laki-laki maupun kelompok subjek
perempuan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Simple
Random Sampling.
Menurut Sekaran (1992) untuk penelitian eksperimen yang
sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa ditetapkan
antara 10-20 elemen, walaupun memang sebaiknya ukuran sampel 30-500
elemen. Pada penelitian kali ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan
35 subjek KK dan 35 subjek KE. Champion (1981) mengatakan sebagian
besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel, dimana
uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel
yang jumlahnya 30-60 atau dari 120-250.
a. Sampel kelompok kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi terapi ARV tetapi tidak
mendapatkan perlakukan. Dalam pelaksanaan penelitian diberikan pre-
test dan post-test, dengan tingkat kesalahan 5 % ditentukan dengan
jumlah sampel sebanyak 35 orang.
b. Sampel kelompok eksperimen
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi terapi ARV dan
mendapatkan perlakukan. Dalam pelaksanaan penelitian dan sekali
diberikan pre-test dan post-test. Dengan tingkat kesalahan 5 %
ditentukan dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang.
47
3.5. Prosedur eksperimen
3.5.1 Persiapan eksperimen
Persiapan eksperimen yang harus dilakukan peneliti sebelum
melaksanakan pelatihan, antara lain :
a. Persiapan administrasi (perijinan), yaitu di kelompok dukungan sebaya
(KDS) solidaritas Kota Salatiga
b. Persiapan alat ukur. Alat ukur yang dipersiapkan dalam penelitian ini
adalah skala harga diri yang akan diberikan pada saat pre-test dan
post-test.
c. Persiapan trainer dan co-trainer yang nantinya harus menguasai
materi dan pelaksanaan pelatihan penerimaan diri, manajemen stres
dan motivasi.
d. Persiapan alat eksperimen. Alat eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah modul pelatihan penerimaan diri, manajemen
stres dan motivasi. Materi pelatihan diberikan selama tiga pertemuan.
3.5.2 Pelaksanaan ekperimen
a. Pre-test
Dilakukan dengan memberikan skala harga diri. Tujuan pemberian
pre-test adalah untuk memperoleh skor harga diri awal sebelum
perlakuan dan menjaring subjek penelitian berdasarkan tingkat
kategori skor yang diperoleh pada saat pre-test.
b. Perlakuan.
Perlakuan hanya dikenakan pada kelompok eksperimen. Perlakuan
diberikan yaitu memberikan program pelatihan penerimaan diri,
manajemen stres dan motivasi sebanyak tiga kali pertemuan, selama
dua hari. Pelatihan penerimaan diri, manajemen stres dan motivasi diri
48
ini diberikan berdasarkan tiga aspek yang mempengaruhi harga diri
yaitu penerimaan diri, manajemen stres dan motivasi. Metode yang
digunakan adalah ceramah, diskusi, studi kasus, latihan, role play.
Pada kelompok kontrol tidak diberikan program pelatihan penerimaan
diri, manajemen stres dan motivasi
c. Post-test
Post-test dilakukan dengan cara memberikan skala harga diri kepada
subjek penelitian kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Skala yang digunakan adalah skala yang sama juga digunakan pada
saat melakukan pre-test. Pelaksanaan post-test adalah untuk
mengetahui adanya perbedaan skala harga diri sebelum dan sesudah
pemberian perlakukan pada kelompok eksperimen dan juga
mengetahui perbedaan harga diri antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada saat itu juga peneliti memberikan angket
evaluasi jalannya program pelatihan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan rangkaian penelitian yang telah melibatkan subjek
penelitian dari awal sampai akhir. Dua pekan setelah penelitian,
peneliti memberikan follow-up kepada kepada subjek eksperimen
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah terjadi pada
subjek, dan mengindetifikasi kendala-kendala apa saja yang dirasakan
subjek dalam menjalankan pelatihan tersebut.
3.6 Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai harga diri penderita
HIV/AIDS di kota Salatiga maka pengambilan data dilakukan dengan
skala psikologi sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karateristik
khususnya yang membedakan dengan berbagai bentuk alat pengumpulan
data yang lain seperti angket, daftar isian, inventori dan lain-lainnya.
49
Azwar (2008) menguraikan beberapa karateristik skala sebagai alat ukur
psikologi, yaitu :
1. Stimulan berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung
mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan
mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
2. Selalu berisi banyak aitem, hal ini dikarenakan atribut psikologi yang
diungkapkan secara tidak langsung lewat indikator perilaku
diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem.
3. Dalam respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban "benar"
dan "salah". Skala yang digunakan tertutup yang disusun berdasarkan
rating scale, rating scale digunakan untuk memperoleh evaluasi atau
penilaian secara kuantitatif dari kepribadian seseorang ataupun
kelompok berdasarkan penilaian pribadi. Penilaian pada seseorang atau
kelompok dilakukan dalam suatu kontinum atau setiap kategori
merupakan penilaian numerik.
Skala dibuat dalam bentuk skala likert dengan lima kategori
pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Tabel 3.2
Alat Ukur Penelitian
Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable
SS=5 SS=1
S=4 S=2
N=3 N=3
TS=2 TS=4
STS=1 STS=5
50
3.6.1. Skala Harga diri.
Skala ini untuk mengukur tingkat self-esteem penderita HIV/AIDS
yang dikembangkandari skala self-esteem Coopersmith (1967), mencakup
empat aspek yaitu :(1) kemampuan, (2) keberartian, (3) ketaatan, (4)
kompetensi. Makin tinggi nilai (scoring) skala tersebut,menunjukkan
harga diri penderita HIV/AIDS semakin tinggi, demikian juga sebaliknya.
Tabel 3.3
Tabel Blue Print Sebaran Aitem Skala Harga Diri
No Aspek No Aitem Jumlah
1 Kemampuan 1,5*,9*,13,17,21,25,29,33,37 1
10
2 Keberanian 2,6,10*,14,18*,22,26*,30*,34,38 1
10
3 Ketaatan 3,7,11*,15,19,23,27,31,35*,39 1
10
4 Kompentensi 4,8,12,16*,20,24,28*,32,36,40* 1
10
Jumlah 4
40
Ket: * merupakan aitem unfavorable
51
Tabel 3.4
Skala Harga diri
aspek Indikator Aitem
J
u
m
l
a
h
A
i
t
e
m F
kemampuan (power)
Bangga dan dapat mengantur
dan mengontrol diri sendiri.
Saya percaya dapat
mewujudkan semua cita-cita
saya. 1
Saya meyakini bahwa kelak
saya akan mendapatkan apa
yang saya impikan 2
Dukungan yang diberikan
orang lain membuat saya
merasa berbesar hati. 3
Banyak gagasan saya yang
didukung oleh teman-teman. 4
Terkadang saya merasa rendah
diri dengan keadaan saya
Saya adalah orang yang
memiliki tujuan hidup yang
jelas 6
Seringkali muncul rasa ragu
bahwa saya mampu melewati
semua kesulitan hidup 7
Saya berusaha selalu belajar
untuk menjadi orang yang
lebih baik 8
Tidak banyak orang yang
menghargai keberadaan saya.
Terkadang saya kurang yakin
apakah saya mampu
melakukan hal-hal yang
diharapkan orang lain kepada
saya.
Keberartian (Significance)
Perduli,perhatian,kasih
sayang.
Dalam keadaan apa pun, saya
berusaha bersyukur terhadap 1
1
52
semua yang pernah terjadi
dalam hidup saya Saya kerap sedih saat
menerima cemoohan akan
keadaan diri saya dari orang
lain.
Saya menjalani sisa hidup
saya dengan penuh semangat 1
3 Fokus hidup saya adalah
menjadi orang yang mampu
memberikan lebih banyak
kebaikan buat orang lain
1
4
Saya merasa keterbatasan saya
membuat saya tidak mampu
memberikan yang terbaik buat
orang lain
Banyak aktivitas saya lakukan
dengan melibatkan teman-
teman yang mendukung saya
1
6
Saya bukan orang yang
dianggap mampu oleh
lingkungan saya
Saya sering bertanya pada diri
sendiri, dalam hal apa saya
mampu berguna bagi orang
lain.
Saya bangga dengan apa
adanya diri saya sekarang. 1
9 Saya berharap orang lain
mampu menerima saya apa
adanya
Ketaatan
Perilaku sesuai etika dan
moral
Saya tidak ingin melakukan
hal buruk hanya karena apa
yang sudah terjadi dalam
hidup saya. 2
1
Saya memperbaiki hidup saya
berdasarkan nilai-nilai
kebaikan yang saya yakini
2
2
Mentaati norma adalah salah
satu hal yang saya lakukan
sebagai usaha menjadi orang
yang lebih baik
2
3
Banyak hal saya lakukan
sesuai kata hati saya,
meskipun itu bertentangan
dengan norma yang ada
53
Saya paham bahwa saya harus
menghindari hal-hal yang
pernah membuat hidup saya
menjadi kelam
2
5
Saya mentaati peraturan
karena percaya hal tersebut
menuntun saya menjadi orang
yang lebih baik
2
6
Saya merasa merasa berharga
ketika mampu menampilkan
perilaku yang baik, taat dan
teratur
2
7
Kegagalan di masa lalu
terkadang membuat saya tidak
mampu meraih prestasi secara
maksimal.
Saya terlibat dalam banyak
kegiatan sosial sebagai bentuk
dukungan saya agar orang lain
tidak melakukan kesalahan
seperti yang pernah saya
lakukan dahulu
2
9
Saya sering bertanya pada diri
sendiri, dalam hal apa saya
mampu berguna bagi orang lain.
Kompetensi
Mampu, bertahan, tangguh,
dan kuat
Saya mampu berbuat lebih
banyak kebaikan
dibandingkan orang lain
3
1
Saya meyakini bahwa
berprestasi adalah sesuatu
yang mampu dilakukan oleh
orang seperti saya.
3
2
Prestasi yang saya raih
menghapus semua rasa malu
akan masa lalu saya
3
3
Meskipun telah berusaha, saya
kerap gagal memenuhi
harapan orang-orang yang
saya sayangi.
Tak pernah surut langkah saya
membuktikan diri bahwa saya
mampu berprestasi seperti
orang lain
3
5
Banyak tujuan hidup saya
tidak tercapai karena saya
kerap mundur saat menemui
kesulitan
54
Saya tidak ingin berhenti
berusaha mewujudkan mimpi-
mimpi saya
3
7
Saya memperjuangkan cita-
cita saya agar menjadi
kenyataan.
3
8
Kegagalan di masa lalu
terkadang membuat saya tidak
mampu meraih prestasi secara
maksimal.
Semangat saya tetap membara
untuk memberikan yang
terbaik bagi orang lain yang
membutuhkan bantuan saya
Skala harga diri ini telah diuji cobakan pada penderita HIV/AIDS
pada lokasi Kota yang berbeda. Peneliti memilih tempat melakukan uji
coba atau try out di Kota Jepara Jawa Tengah pada komunitas KDS Jepara
Plus di Rumah Sakit Umum Kartini Jepara dengan responden 50 orang.
3.6.2 Uji Coba Skala
Dari hasil ujicoba atau try out instrumen yang telah dilakukan
terhadap 40 aitem pernyataan yang ada dalam skala harga diri,dan
diberikan pada 50 0rang responden. Terdapat 13 aitem yang gugur dan 27
aitem yang valid dengan rentan skor antara 83 sampai dengan 181.
Coefisien alpha cronbach dari 27 aitem adalah 873 dari skala harga diri.
Sebaran aitem yang memenuhi syarat dan yang gugur disajikan dengan
tabel dibawah ini.
55
Tabel 3.5
Sebaran aitem valid dan aitem gugur skala harga diri
N
o Ciri Aitem Valid Aitem gugur
J
u
m
l
a
h
1 Kemampuan (power) 1,5,9,13,17,21,25,29,37 33 1
0
2 Keberartian(significance) 2,6,14,18,26,34,38 10,22,30 1
0
3 Ketaatan(virtue) 3,7,15,19,27,31,39 11,23,35 1
0
4 Kompetensi(competency) 12,20,32,40 4,8,16,24,28,36 1
0
Jumlah 27 13 4
0
3.6.3. Modul Pelatihan dan Evaluasi Pelatihan
Modul pelatihan disusun berdasarkan materi yang telah
disesuaikan dengan tujuan efektivitas program pelatihan penerimaan diri,
manajemen stres dan motivasi terhadap peningkatan harga diri penderita
HIV/AIDS dikota Salatiga , yaitu melalui tiga aspek yang mempengaruhi
harga diri, yaitu self-acceptance (penerimaan diri), stress management
(manajemen stres), motivation (motivasi ). Metode yang digunakan dalam
pelatihan ini adalah ceramah, diskusi, studi kasus, latihan, role play dan
permainan. Program pelatihan akan dilakukan selama tiga kali pertemuan.
56
Tabel 3.6 Rincian Materi
Pelatihan penerimaan diri, manajemen stres dan motivasi pada
peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS
Di kota Salatiga
Session Tujuan Metode Durasi KET Session I Penerimaan diri “Ku istimewa” 1.Lembar kerja Format M.1.1 Peserta menulis Pada kertas yang Merupakan -Kelebihan -Kekurangan -Potensi -Kendala 2.Refleksi diri 3.Materi Penerimaan diri
Sesion II ’Masalah siapa
takut !!! Manajemen stres
1.Lembar kerja Format M.2.1 Peserta menulis Sumber stres Dalam dirinya. 2.Materi Bagaimana Mengelolah stres 3.Testimony Disampaikan Oleh seorang ODHA
1.Meningkatkan pemahaman Peserta tentang siapa dirinya 2.Peserta dapat menerima Keadaan dirinya 3.Menjadi pribadi yang
berguna Bagi orang lain.
1.Peserta mengerti apa itu Stres
2.Mengerti apa yang menjadi Sumber stress
3.Dapat mengelolah stres Dengan baik
4.Mendapat penguatan dari Testimony yang
disampaikan Oleh teman
yang mengalami
Permasalahan yang sama.
Menulis
pada empat
lembar
kertas warna
di iringi
music FGD
F
focus Group
disscution
Ceramah
F
FGD
Focus Group
Disscution
Ceramah
e
tesstimony
P
penguatan
90 menit
90 menit
Session III “Aku Pasi Bisa “ Motivasi 1.Ice Breaking
1.Mengerti apa dan bagaimana
Motivasi 2.Belajar memotivasi diri 3.Bangkit dari segala ketidak Mampuan dengan stigma
FGC F
F
f
90 menit
57
Fasilitator
Membuka
sesi
Dengan
bertanya
Pada
peserta apa Itu
motivasi
dan
bagiman
memiliki mot
ivasi 2.M
enonton
Video
Paralympic
games 3.P
enyampaian
Materi
tentang
Motivasi
bertahan
Hidup bagi
penderita
HIV/AIDS
Dan diskriminasi sebagai Seorang ODHA
focus group D
disscution
melihat T
tanyangan V
video
C
ceramah
58
Tabel.3.7
Blue Print Angket Evaluasi
Angket Evaluasi
Nama :
Umur :
Petunjuk :
Berilah tanda silang (X)pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan
anda.Jawaban anda sangat berharga untuk program pembelajaran
kami.Terima kasih atas jawaban anda.
Aspek yang diukur ,Pernyataan
S
B B C T
C Materi Pelatihan Session I Materi Pelatihan Session II Materi Pelatihan Session III Kejelasan materi yang disampaikan fasilitator Kemenarikan materi yang disampaikan fasilitator
Penguasaan materi oleh fasilitator Penguasaan menjawab masalah oleh fasilitator
Keterampilan fasilitator memandu diskusi Penggunaan media sebagai alat bantu Kemanfaatan materi bagi peserta Fasilitas pendukung (modul) Games Sarana dan prasana Kenyamanan Pencapaian tujuan sasaran Tuliskan kritik dan saran yang anda peroleh selama pelatihan ini :
Keterangan :
SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup
59
TC : Tidak Cukup
STC : Sangat Tidak Cukup
3.6.4 Observasi dan dokumentasi
Observasi dan dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data-
data faktual selama sesi pelatihan penerimaan diri, manajemen stres dan
motivasi misalnya bagaimana tingkat keseriusan subjek dalam
mendengarkan ceramah, diskusi ataupun melihat tanyan video yang
diberikan selama pelatihan, serta bagaimana kemampuan subjek untuk
melakukan kegiatan sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Tujuan observasi adalah mengontrol agar ekperimen berjalan
sesuai dengan prosedur yang peneliti inginkan dan mengetahui pengaruh
pelatihan terhadap kondisi subjek. Peneliti menempatkan dua orang co-
trainer sebagai observer pada masing-masing kelompok ekperimen dan
kelompok kontrol. Dokumentasi dilakukan guna mendapat data tambahan
untuk keperluan penelitian. Dokumentasi berupa modul pelatihan yang
akan digunakan dalam ekperimen. Foto juga digunakan sebagai data
tambahan dalam penelitian. Foto yang berisi pelaksanaan ekperimen dapat
berfungsi sebagai pelengkap dalam laporan penelitian.
3.7. Instrumen penelitian
3.7.1 Instrumen pengambilan data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah untuk diolah (Arikunto,2006). Instrumen
pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi harga
diri.
60
3.8 Validitas dan reliabilitas penelitian
3.8.1 Validitas instrumen penelitian
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian adalah menentukan
validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Alat ukur yang baik harus
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas yang ditunjukan dengan
tingginya validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut (Azwar, 2008),
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya dan
seberapa jauh kecermatan alat ukur itu dapat mengungkapan dengan jitu
gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak di ukur (Azwar, 2008).
Prinsif validitas ukur adalah mengkorelasikan skor aitem dengan
skor total, sedangkan untuk kriteria validitas digunakan kriteria yang
menyebutkan bahwa sesuatu alat test tersebut valid apabila memiliki
koefisien korelasi ≥0,30 (Azwar, 2008). Teknik yang digunakan untuk
perhitungan validitas skala harga diri adalah dengan menggunakan
korelasi product moment dari pearson dengan menggunakan program
komputer SPSS Statistic 17.0 for windows.
Dari 40 aitem berdasarkan tabel uji validitas terdapat 13 aitem yang tidak
valid hal ini dapat dilihat dengan membandingkan R tabel dan R hitung
sehingga tedapat 27 aitem yang valid.
3.8.2 Reliabilitas instrumen penelitian
Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil pengukuran
dengan alat tersebut dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan mempunya
taraf kepercayaan yang tinggi apabila alat ukur tersebut mampu
memberikan hasil yang tetap atau ajeg (Azwar, 2008). Untuk menghitung
reliabilitas skala harga diri digunakan teknik koefisien alfa cronbach
dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 for windows.
61
Cronbach's
Alpha
N of Items
.873 27
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation
83.6000 203.959 14.28143
3.9 Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan diolah dengan
menggunakan metode statistik, karena data yang diperoleh merupakan
angka-angka sehingga perhitungan statistik dapat memberikan hasil yang
obejektif. Dengan metode statistik juga dapat ditarik kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena berdasarkan
perhitungan yang teratur, tepat dan teliti (Ancok, 1987). Jenis penelitian
ini adalah penelitian eksperimental, sehingga prosedur perhitungan yang
dilakukan adalah menganalisis pengaruh VB terhadap VT dengan
menggunakan teknik analisis statistik Independent sampel t-test atau biasa
disebut uji t dengan menggunakan program SPSS Statistic 17.0 for
windows.
3.9.1 Tahapan analisis data
Dalam penelitian eksperimental ini kegiatan analisis data meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengolah data
- Mengecek kelengkapan jawaban pada lembar instrumen.
62
- Melakukan pengkategorian usia dan jenis kelamin dalam KK
maupun KE
- Menghitung skor total pre-test dan post-test yang diperoleh subjek
dalam KK maupun KE
- Melakukan pengkategorian nilai pre-test dan post-test dengan
metode nilai mutlak.
1. Menganalisis data
- Memasukan data ke dalam komputer untuk dilanjutkan diproses
secara statistik.
- Menghitung skor total pre-test dan post-test, skor tertinggi, skor
terendah, mean dan standar deviasi
- Menentukan interval berdasarkan jumlah aitem yang digunakan
- Menyusun kategori berdasarkan pada interval yang diperoleh
- Menghitung selisih antara skor post-test dengan pre-test (gain score)
- Melakukan analisis statistik dengan uji-t secara dependent pada pre-
test dan post-test kelompok eksperiment (KE) dan uji t secara
independent pada post-test kelompok eksperimen (KE) dan post-test
kelompok kontrol (KK)
- Membandingkan nilai
- Menentukan degrees of freedom (df) dan menentukan levelf of
significance (los)
63