1
13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian Perkembangan Kualitas Permukiman ini dilakukan di
Kampung Bratan, Kota Surakarta. Kampung Bratan terdiri dari dua RW, yaitu
RW 01 dan RW 02. Kampung ini merupakan kampung ikonik di Kota Surakarta
karena sejak dulu terkenal sebagai kampung industri rumahan. Pada tahun 2015,
terdapat 46 unit industri rumahtangga yang berada di kampung Bratan,
kuranglebih 10 % dari total keluarga di Kampung Bratan merupakan pelaku
industri rumahtangga. Angka ini belum termasuk keluarga non-industri namun
memiliki mata pencaharian utama terkait industri rumahtangga. Keberadaan
industri rumahtangga yang terus beraktivitas merupakan isu lingkungan
tersendiri, mengingat aktivitas industri rumahtangga menghasilkan limbah yang
seringkali tidak diolah sebelum dibuang. Oleh karenanya, kualitas lingkungan
permukiman di Kampung Bratan menjadi penting dan menarik untuk diteliti.
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dimulai dari penyusunan
proposal penelitian hingga penyusunan laporan penelitian. Pengumpulan data
primer dilakukan selama bulan Juli 2015 yang merekam persepsi pemukim di
Kampung Bratan pada dua titik waktu, yaitu tahun 2010 dan tahun 2015 (saat
kuesioner diedarkan). Secara lengkap, jadwal penelitian dapat dilihat di bawah
ini.
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu Bulan – Tahun 2015 dan 2016 Nopember Desember Januari Pebruari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Proposal
Penelitian
2. Seminar Proposal
Penelitian
3. Revisi Proposal
Penelitian
4. Pelaksanaan
Penelitian
5. Pengolahan Data dan
Penyusunan Hasil
6. Seminar Hasil
Penelitian
7. Revisi Hasil
Penelitian
13
14
B. Tata Laksana Penelitian
1. Jenis dan perancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menitikberatkan
pada penggunakan data numerik untuk menjelaskan fenomena kualitas
lingkungan permukiman di Kampung Bratan, Surakarta. Selain itu,
penelitian ini juga menggunakan teknik kuantitatif untuk menarik nilai
generik dari fenomena yang terekam pada data yang dikumpulkan.
Perancangan penelitian perubahan kualitas lingkungan permukiman di
Kampung Bratan, Surakarta ini menggunakan pendekatan komparatif yang
menggunakan alat analisis statistik untuk menunjukkan perbedaan data pada
variabel yang diteliti. Perbedaan yang diteliti pada penelitian ini adalah
perbedaan kualitas lingkungan permukiman pada dua titik tahun yang
berbeda, yaitu tahun 2010 dan tahun 2015. Variabel-variabel yang
digunakan untuk mendeskripsikan kualitas lingkungan permukiman pada
dua titik tahun tersebut adalah sama sehingga dapat diperbandingkan satu ke
satu (head to head) secara langsung.
2. Populasi dan Sampel
Kualitas lingkungan pada penelitian ini didekati dari persepsi
masyarakat yang bermukim di Kampung Bratan, Surakarta. Masyarakat
Kampung Bratan secara administratif adalah responden untuk masyarakat
dihitung berdasarkan rumus sampel Frank Lynch dan data 2013 yang
menghasilkan 114 responden. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
sebesar 95 % yang berarti pada setiap 100 sampel, kesalahan yang
ditoleransi adalah 5 %. Dalam penarikan jumlah sampel, tidak dibedakan
antara rumah tangga industri dan rumah tangga non industri, hal ini
dikarenakan penelitian ini terfokus pada kualitas lingkungan permukiman
yang dapat dinilai oleh keseluruhan populasi.
3. Variabel Penelitian
Berdasarkan kajian literatur yang telah disusun pada Bab II, tiga
literatur menggunakan variabel yang berbeda-beda untuk mengukur kualitas
15
lingkungan permukiman. Variabel dalam penelitian ini menggunakan
kombinasi dari variabel-variabel yang dikemukakan dalam ketiga literatur
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan kelompok variabel yang berasal
dari Doxiadis (1969) yang menyatakan bahwa elemen lingkungan terdiri
dari lingkungan alami (nature) dan lingkungan buatan (shell dan network),
namun dengan mengkombinasikan literatur yang lain untuk mendapatkan
variabel yang operasional.
Lingkungan alami kemudian diperjelas dengan literatur dari
Kemenenterian PU dan Perumahan Rakyat (2014) yang menyatakan bahwa
variabel yang diukur adalah kualitas sungai dan kualitas udara. kialitas
sungai diukur dari warna air sungai dan keberadaan sampah yang memenuhi
aliran sungai. Kualitas udara diukur dengan keberadaan polusi udara (bau
dan asap) yang dirasakan oleh masyarakat dan bersumber dari kegiatan
industri kecil yang berada pada Kampung Bratan.
Sementara itu, pada elemen lingkungan buatan, pengertian shell
sebagai hunian tidak digunakan sebagai variabel. Penggunaan variabel
hunian untuk mengukur kualitas lingkungan penelitian tidak relevan
mengingat hunian bersifat personal, sedangkan lingkungan yang ingin
diteliti dalam penelitian ini adalah lingkungan permukiman yang bersifat
makro.
Shell yang berarti wadah berkegiatan dapat pula diartikan sebagai
sarana yang mendukung aktivitas manusia seperti sarana pendidikan,
perkantoran, perdagangan, dan olahraga menurut Jayadinata (1999, dalam
Hidayati 2014). Namun, penggunaan sarana publik yang hanya dapat
disediakan pada skala pelayanan kota juga tidak relevan dengan penelitian
ini. Hal ini mengingat lokasi penelitian yang merupakan kawasan industri
kecil sehingga tidak dapat dilkukan intervensi terhadap penyediaan sarana
pada skala pelayanan kota. Selain itu, keberadaan sarana-sarana dengan
skala pelayanan besar tidak berdampak langsung pada kualitas lingkungan
kawasan.
Kemenenterian PU dan Perumahan Rakyat (2014) memberikan
alternatif indikator penilaian shell yang lebih relevan untuk penelitian ini,
16
yaitu ruang terbuka hijau. Variabel ini dinilai relevan mengingat ruang
terbuka hijau merupakan sarana publik yang sediaannya dapat berada pada
skala kawasan permukiman. Selain itu, keberadaan ruang terbuka publik
juga dapat diintervensi oleh masyarakat pemukim di Kampung Bratan
sendiri.
Untuk elemen terakhir dari lingkungan buatan, yaitu network,
Jayadinata (1999, dalam Hidayati, 2014) menyatakan bahwa kualitas
lingkungan pada elemen jaringan ini dapaat dilihat dari jaringan listrik,
jairngan air bersih dan jaringan drainase. Jaringan air bersih dan drainase
digunakan dalam penelitian ini, sementara untuk jaringan listrik,
keseluruhan wilayah Kampung Bratan telah memiliki akses terhadap
jaringan listrik perkotaan. Kemenenterian PU dan Perumahan Rakyat (2014)
memiliki kumpulan variabel yang berbeda, yaitu air bersih, drainase,
sanitasi, persampahan dan jairngan jalan lingkungan. Jaringan jalan
lingkungan dianggap tidak relevan untuk dijadikan variabel dalam penelitian
ini karena jaringan jalan tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu
yang menjadi waktu penelitian.
Dalam penelitian ini variabel yang sudah ditentukan tidak diberi
bobot karena merupakan variabel bebas, setara, tidak ada yang lebih unggul
satu dari yang lain. Hal tersebut disebabkan penelitian ini tidak menyasar
pada tujuan tertentu dengan pemrograman dan sasaran tertentu (outcome
dan output).
Keseluruhan variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.
17
Tabel 3. Variable penelitian
Doxiadis (1969) Jayadinata
(1999) dalam
Kementrian PU dan
Perumahan Rakyat Variabel yang
digunakan Hidayati (2014) (2014)
Nature Sungai Sungai
Udara Udara
Shell Hunian
Pusat Kota
Tempat Kerja
Pusat Pendidikan
Pusat Olahraga
Ruang Terbuka Ruang Terbuka Hijau Hijau
Network Jaringan Listrik
Jaringan Air Bersih Air Minum Air bersih
Jaringan Drainase Drainase Drainase
Jairngan Sanitasi Sanitasi Sanitasi
Persampahan Persampahan
Jalan Lingkungan
Sumber : Berbagai sumber diolah
4. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental
Sampling dengan mempertimbangkan pengetahuan populasi terhadap
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Sifat variabel yang
menggunakan persepsi sebagai dasar pengukuran kondisi menyebabkan
karakteristik populasi bersifat homogen terhadap variabel penelitian. Oleh
karena sifat populasi yang homogen, serta untuk menjalankan pengumpulan
data dengan efisien, maka teknik Accidental Sampling cocok untuk
digunakan.
Pada teknisnya, Accidental Sampling mengambil sampel pada
keluarga yang bersedia mengisi kuesioner pada saat pengumpulan data di
lapangan dilakukan. Pengambilan sampel berhenti saat jumlah sampel
minimal (117 responden) telah tercapai.
5. Teknik Analisis Data
Untuk melakukan penilaian kualitas lingkungan, terlebih dahulu
didefinisikasi kualitas lingkungan permukiman. Kualitas lingkungan
permukiman merupakan pencapaian terhadap kondisi ideal lingkungan
permukiman seperti yang telah ada di Bab II, seperti kualitas udara yang
18
baik adalah tidak berdebu dan tidak berbau, kualitas drainase yang baik
adalah jaringan yang tersedia dan berfungsi dengan baik. Setiap variabel
kemudian didefinisikan seperti apa kondisi idealnya.
Setelah kondisi ideal didefinisikan, indikator setiap variabel
kemudian disusun berdasarkan tingkat pencapaian kondisi ideal kualitas
lingkungan permukiman. Indikator tersebut menandai tiga tingkatan, yaitu
(1) Buruk, (2) Sedang dan (3) Baik. Indikator untuk setiap variabel dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
19
Tabel 4. Indikator-indikator dari Variabel Penelitian
Elemen Variabel Sub Variabel Indikator Skor
Lingkungan Kualitas Warna Air dan Penuh dengan sampah dan 1
alami Sungai Sampah berwarna hitam pekat
Terdapat sedikit sampah dan 2
air berwarna coklat keruh
Tidak terdapat sampah dan 3
air berwarna coklat bening
Kualitas Udara Keberadaan asap Selalu terdapat polusi asap 1
dari industri dari industri rumahtangga
Kadang-kadang terdapat 2
polusi asap dari industri
rumahtangga
Tidak pernah terdapat polusi 3
asap dari industri
rumahtangga
Lingkungan Ruang Keberadaan Tidak tersedia jalur hijau atau 1
Buatan Terbuka Hijau RTH taman lingkungan
Tersedia jalur hijau atau 2
taman lingkungan
Tersedia jalur hijau dan 3
taman lingkungan
Kualitas Air Sumber Air Membeli air bersih 1
Minum Bersih
Sumur 2
PDAM 3
Kualitas
Jaringan
Saluran Drainase Tidak ada saluran drainase 1
(got)
Drainase Saluran drainase dibangun 2
sendiri
Saluran drainase dibangun 3
pemerintah
Fungsi Saluran Tersumbat sampah dan 1
sedimen
Terkadang terdapat sampah 2
dan sedimen
Air dapat mengalir lancar 3
Genangan Setiap kali hujan 1
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 3
Kualitas
Jaringan
Sistem Sanitasi WC dan KM umum tanpa 1
septik tank
Sanitasi WC dan KM umum dengan 2
septic tank
WC dan KM rumah 3
Kualitas
Jaringan
Cara
Pembuangan
Tidak ada TPS yang 1
terjangkau
Persampahan Sampah
Ada TPS 2
Sumber : Analisis Peneliti 2015
Ada sistem pengambilan 3
sampah ke rumah
20
Pengumpulan data yang menggunakan kuesioner telah memberikan
ruang untuk responden memilih kondisi mana yang paling tepat
menggambarkan kondisi lingkungan permukiman menurut persepsi
responden.
Setelah data diperoleh, terdapat tiga tahapan analisis yang dilakukan
untuk mengidentifikasi perkembangan kualitas lingkungan permukiman
Kampung Bratan, yaitu (1) Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung
Bratan pada tahun 2010, (2) Analisis Skoring Kualitas Lingkungan
Kampung Bratan pda tahun 2015, (3) Analisis Perkembangan Kualitas
Lingkungan Kampung Bratan tahun 2010-2015. Masing-masing tahapan
analisis dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2010
Analisis ini pada dasarnya melabeli pilihan responden pada
kuesioner dengan skor yang telah ditetapkan seperti dapat dilihat pada
Tabel di atas. Perhitungan skor dilakukan pada 3 bagian, yaitu
perhitungan skor kualitas pada setiap variabel, perhitungan skor kualitas
pada elemen lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan buatan),
serta perhitungan skor kualitas lingkungan secara keseluruhan.
Perhitungan skor kualitas pada keseluruhan variabel
menggunakan cara yang sama, kecuali untuk skor pada variabel Kualitas
Jaringan Drainase. Skor yang diperoleh untuk setiap responden
kemudian dihitung secara total untuk 117 responden. Perhitungan
tersebut kemudian dicocokkan pad tiga kriteria kualitas, yaitu Baik,
Sedang, Buruk. Penetapan tiga kriteria tersebut menggunakan
pembagian kelas berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah yang
mungkin diperoleh dari skoring kuesioner. Perhitungannya sebagai
berikut :
Nilai terendah = 1 (skor terendah) x 117 (total responden) = 117
Nilai tertinggi = 3 (skor terendah) x 117 (total responden) = 351
Perhitungan kelas kriteria
Range kelas =
Nilai tertinggi - Nilai terendah
3
21
Range kelas = (351-117)/3 = 234/3 = 78
Berdasarkan range kelas tersebut, dapat diketahui skor untuk masing-
masing kriteria, seperti dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 5. Nilai Skor untuk Penilaian Kriteria per Variabel
No Kriteria Skor
1 Baik 274 – 351
2 Sedang 195 – 273
3 Buruk 117 – 194
Sumber : Analisis Peneliti 2015
Khusus untuk variabel kualitas jaringan drainase yang terdiri dari
3 sub variabel, perhitungan skor untuk penentuan kriteria kualitas adalah
sebagai berikut.
Nilai terendah = 1 (skor terendah) x 3 (jumlah sub variabel) x 117 (total
responden) = 351
Nilai tertinggi = 3 (skor tertinggi) x 3 (jumalah subvariavel) x 117 (total
responden) = 1.053
Range kelas kriteria = (1.053 – 351)/3 = 234
Berdasarkan range kelas tersebut, dapat diketahui skor untuk masing-
masing kriteria khusus untuk variabel Kualitas Jaringan Drainase,
seperti dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 6. Nilai Skor untuk Penilaian Jaringan Drainage
No Kriteria Skor
1 Baik 820 – 1.053
2 Sedang 586 – 819
3 Buruk 351 – 585
Sumber : Analisis Peneliti 2015
22
Untuk skoring bagian kedua, yaitu skoring untuk masing-masing
elemen, perhitungan skoring dilakukan dengan menjumlahkan skor pada
variabel-variabel yang terdiri dari kelompok elemen yang sama.
Perhitungan nilai terendah dan tertinggi untuk masing-masing elemen
kualitas lingkungan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 7. Interval Nilai Variabel
No Elemen Variabel Nilai Nilai Range
Terendah Tertinggi Kelas
1 Kualitas Kualitas 117 351 Lingkungan Sungai
Alami
Kualitas
117 351
Udara
Nilai Elemen 234 702 156
2 Kualitas Kualitas 117 351
Lingkungan Ruang Buatan Terbuka
Kualitas Air 117 351
Minum
Kualitas
Jaringan
351 1053
Drainase
Kualitas
Jaringan
117 351
Sanitasi
Kualitas
Jaringan
117 351
Persampahan
Nilai Elemen 819 2.457 546
Sumber : Analisis peneliti 2015
Berdasarkan nilai range pada tabel di atas, maka dapat disusun
skor setiap kelas kriteria pada setiap elemen, seperti yang dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini.
Tabel 8. Nilai masing-masing kriteria
No Elemen Kriteria Skor 1 Lingkungan Alami Baik 547 – 702
Sedang 391 – 546
Buruk 234 – 390 2 Lingkungan Buatan Baik 1.913 – 2.547
Sedang 1.366 – 1.912
Buruk 819 – 1.365 Sumber : Analisis Peneliti 2015
23
Pada bagian terakhir dari perhitungan skoring kualitas
lingkungan, dilakukan penilaian terhadap kualitas lingkungan secara
menyeluruh. Penilaian terhadap kualitas lingkungan ini dihiutng
berdasarkan total nilai yang diperoleh dari keseluruhan variabel pada
keseluruhan responden. Nilai terendah pada perhitungan ini adalah 1.053
(total nilai terendah elemen lingkungan alami dan lingkungan buatan),
sementara nilai tertinggi adalah 3.249. Berdasarkan nilai tersebut, range
untuk setiap kelas kriteria adalah 732. Dengan demikian, penilaian
terhadap kualitas lingkungan permukiman kampung Bratan secara
keseluruhan untuk masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel 9. Nilai Kualitas Lingkungan
No Kriteria Skor
1 Baik 2.518 – 3.249
2 Sedang 1.786 – 2.517
3 Buruk 1.053 – 1.785
Sumber : Analisis peneliti 2015
b. Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2015
Analisis ini merupakan analisis yang sama yang dilakukan pada
data yang diperoleh dari kuesioner pada data tahun 2015. Perhitungan
skor kualitas juga dilakukan pada 3 bagian, yaitu skor pada kualitas
setiap variabel, skor kualitas elemen lingkungan, serta perhitungan skor
kualitas lingkungan secara keseluruhan. Mekanisme perhitungan skoring
untuk analisis ini sama dengan mekanisme analisis pada bagian Analisis
Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2015.
c. Analisis Perubahan Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2010-
2015
Analisis perubahan kualitas lingkungan kampung Bratan
dilakukan dengan menggunakan data kualitas lingkungan tahun 2010
dan 2015. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
24
kuantitatif dengan jenis analisis inferensi yang pada dasarnya
menggunakan proses statistik untuk menarik sari dari data yang banyak.
Alat analisis yang digunakan adalah T-test dengan paired samples.
Sampel berpasangan yang digunakan adalah responden pada penelitian
ini (berjumlah 117) dan berpasangan antara tahun 2010 dan 2015
(dengan variabel pengamatan yang sama).
Analisis T-test akan mengeluarkan dua nilai indikator, yaitu Sig.
yang berarti Signifikansi perbedaan, dan T-hitung yang menandakan
besaran perbedaan. Perbedaan dinilai signifikan jika nilai Sig. lebih kecil
dari 0.05.
Pada analisis ini, dihitung perkembangan kualitas lingkungan,
baik per variabel (kualitas sungai hingga kualitas jaringan
persampahan), per elemen (kualitas lingkungan alami dan kualitas
lingkungan buatan), dan secara keseluruhan.
Analisis Statistikal yang digunakan bersifat non parametrik
disebabkan data yang bersifat perseptif dengan kuesioner yang mudah
dipahami oleh masyarakat setempat. Data yang diperoleh berskala
nominal ordinal tanpa interval sehingga analisis lebih mudah dilakukan.
Keseluruhan proses analisis pada penelitian ini dapat dilihat pada
skema berikut ini.
Data Karakteristik Lingkungan Kampung Bratan
Analisis Skoring
Kualitas Lingkungan Alami 2010
Kualitas Lingkungan Buatan 2010
Data Karakteristik Lingkungan Kampung Bratan
Analisis Skoring
Kualitas Lingkungan Alami 2015
Kualitas Lingkungan Buatan 2015
Kualitas Lingkungan 2010
Kualitas Lingkungan 2015
Analisis Paired Sample T test
Perkembangan Kualitas
Lingkungan Permukiman Kp Bratan 2010-2015
INPUT ANALISIS OUTPUT