48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu Kondisi
awal, siklus I, dan siklus II. Kondisi awal membahas mengenai kondisi awal
siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum
dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada siklus I menjelaskan
tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan
tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul siklus I,
pada bagian siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1 Kondisi Awal
Sebelum siklus I dan Siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi pada saat guru kelas 5 mengajar mata pelajaran IPA dan
mengamati aktivitas siswa selama KBM berlangsung. Setelah melakukan
observasi, peneliti meminta hasil ulangan harian IPA pada guru kelas.
Berdasarkan hasil ulangan harian IPA kelas 5, ternyata masih terdapat 19 siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM seperti yang terdapat dalam tabel 4.1 berikut
ini:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Kondisi Awal
No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase
1. 40 – 49 3 10 %
2. 50 – 59 6 20 %
3. 60 – 69 8 26,7 %
49
4. 70 – 79 9 30 %
5. 80 – 89 4 13,3 %
Jumlah siswa 30 100 %
Nilai Rata-rata 65
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 45
Dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat
dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih
rendah. Hal tersebut dapat dilihat hasil ulangan harian IPA siswa yang belum
tuntas sejumlah 17 siswa, sedangkan siswa yang tuntas (KKM=70) sejumlah 13
siswa yang dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat nilai antara 40-49
sejumlah 3 siswa, nilai antara 50-59 sejumlah 6 siswa, nilai antara 60-69 sejumlah
8 siswa, nilai antara 70-79 sejumlah 9 siswa, nilai antara 80-89 sejumlah 4 siswa.
Dari daftar nilai pada kondisi awal, nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendahnya
45 (terlampir).
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan
nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar pada Kondisi Awal
No Ketuntasan Belajar Banyak Siswa Persen (%)
1 Tuntas 13 43
2 Belum tuntas 17 57
Jumlah 30 100
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=70) atau belum tuntas sejumlah 17 siswa atau 57%, sedangkan
yang sudah mencapai KKM atau tuntas sejumlah 13 siswa dengan presentase
43%. Pada kondisi ini guru masih mengajar dengan model pembelajaran
50
konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru,artinya semua pengetahuan
dan materi pembelajaran berasal dari guru tanpa member kesempatan kepada
siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui sebuah aktivitas yang
bermakna melalui sebuah pengamatan lingkungan sekitar sesuai dengan materi.
Sehingga siswa kurang memperoleh pengalaman belajar yang berakibat
kurangnya pemahaman siswa pada materi yang dipelajari
4.1.2 Siklus I
a. Rencana Tindakan
Setelah melakukan observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan
guru kelas V mengenai materi pembelajaran serta alat penunjang lain yang
perlu digunakan. Sebelum guru kelas 5 mengajar, peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru
saat mengajar dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match
berbantuan Power Point, Laptop, Proyektor LCD, materi pelajaran berupa
slide dalam power point serta alat peraga yang digunakan dalam
pembelajaran seperti lilin, kertas karton, senter, buku, gelas bening, plastik
bening, boneka, gunting, polpoin, uang logam, air, cermin datar dan sendor
sayur alumunium. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan kartu berupa
pertanyaan dan jawaban serta membuat slide peraturan kartu soal-jawaban
dan hasil pasangan kartu yang sesuai mengenai sifat-sifat cahaya untuk
menerapkan model pembelajaran Make A Macth dalam kegiatan inti.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
Pembelajaran pada pertemuan I dilakukan pada hari Rabu, tanggal
25 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan I meliputi :
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang dilaukan guru adalah mengucapkan
salam, berdo’a, dan mempresentasikan kehadiran siswa. Setelah itu, guru
51
bersama siswa melakukan senam otak “kepala, pundak, lutut kaki”.
Kemudian siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “
apabila lampu mati pada malah hari, apakah kalian bisa melihat benda?
Mengapa kalian tidak bisa melihatnya?”. Lalu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran pertemuan I dan guru menyampaikan materi yang
akan dibahas hari ini yaitu sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, setelah siswa mengetahui materi yang dipelajari
hari ini, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian
cahaya dan sumber cahaya dan macam sumber cahaya baik alami
maupun buatan yang berada di lingkungan sekitar serta sifat-sifat cahaya
dalam slide power point. Pada pertemuan pertama sifat-sifat cahaya yang
dibahas yaitu sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.
Untuk membuktikan cahaya merambat lurus maka siswa melaukan
kegiatan melihat cahaya lilin dengan ditutupi 3 buah kertas karton yang
sudah dilubangi dan disusun secara urut. Setelah melakukan kegiatan
tersebut, guru bertanya kepada siswa apa cahaya lilin dapat dilihat dan
siswa menjawab dapat melihat cahaya lilin tersebut. Siswa menyebutkan
contoh peristiwa lain yang memiliki sifat cahaya merambat lurus.
Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan guru tentang macam-macam
benda yang dapat menerima cahaya yaitu benda gelap dan benda bening.
Untuk membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening maka
siswa melakukan kegiatan mengarahkan cahaya senter ke gelas bening,
karton hitam, boneka, kertas karton putih, buku dan plastik bening.
Setelah melakukan kegiatan tersebut, guru bertanya kepada siswa benda
apa saja yang dapat ditembus oleh cahaya senter dan benda apa saja yang
tidak dapat ditembus oleh cahaya senter. Siswa menyebutkan contoh
benda lain yang membuktikan bahwa sifat cahaya menembus benda
bening.
52
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk
mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
2) Pertemuan II
Pembelajaran pada pertemuan II dilakukan pada hari Kamis,
tanggal 26 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan
pada pertemuan II meliputi :
Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa, dan
mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi
dari guru dengan pertanyaan “ Siapa yang tadi bercermin saat berangkat
sekolah ? Bagaimana posisi bayangan cermin apakan sama dengan
kita?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan II
dan guru menyampaikan materi yang akan dibahas hari ini melalui slide
power point.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
sifat cahaya dapat dipantulkan dan siswa menyebutkan macam
pemantulan cahaya yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur/difus.
Siswa menyebutkan cermin dan pengertiannya seperti cermin datar,
cekung, dan cermin cembung. Untuk mengetahui sifat bayangan dari
cermin-cermin tersebut, siswa diminta maju kedepan untuk bercermin di
cermin datar. Setelah bercermin, siswa menyebutkan sifat bayangan dari
cermin datar. Siswa juga diminta untuk bercermin di sendok sayur yang
melengkung ke dalam atau cekung. Dari sendok tersebut siswa dapat
bercermin dan menyebutkan sifat bayangan cermin cekung. Selain itu
siswa juga bercermin di sendok sayur yang melengkung ke luar atau
cembung. Dari sendok itu dapat diketahui sifat bayangan dari cermin
cembung.
53
Kemudian siswa mendengarkan penjelasan tentang pembiasan
cahaya. Siswa diminta maju ke depan untuk melakukan kegiatan dengan
memegang gelas yang berisi air dan memasukkan bolpoin dan uang
lugam ke dalam gelas tersebut. Setelah melakukan kegiatan, guru
bertanya kepada siswa bolpoin itu kelihatan bagaimana? Dan siswa
menjawab bolpoint kelihatan patah. Kemudian siswa menyebutkan
contoh peristiwa lain tentang pembiasan cahaya. Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai sinar bias yang mendekati garis normal dan
yang menjauhi garis normal. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang sifat cahaya dapat diuraikan bahwa cahaya putih matahari
diuraikan mejadi beberapa warna yang disebut spectrum cahaya.
Kegiatan berikutnya siswa membentuk kelompok besar menjadi 2
kelompok.Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
model pembelajaran Make A Match dalam slide power point. Sebelum
kartu dibagikan, kelompok satu diberikan kartu soal dan kelompok dua
diberi kartu jawaban yang telah dikocok. Setelah semua siswa menerima
kartu, siswa diberi waktu untuk memikirkan pasangan kartu soal-jawaban
dari kartu yang mereka terima. Kemudian siswa mencari pasangannya
dengan mencocokkan kartu yang mereka terima denagn waktu sekitar 2
menit. Bagi siswa yang cepat mencari pasangan sebelum batas waktu
langsung berbaris sesuai pasangan. Setelah waktu habis, guru membahas
pasangan kartu melalui slide power point. Siswa yang mendapatkan kartu
soal maju ke depan membacakan kartu kemudian guru meminta pasangan
siswa yang memegang kartu jawaban. Untuk mengetahui pasangan kartu
soal-jawaban, guru memperlihatkan dalam slide power point. Apabila
pasangan kartu soal-jawaban cocok dengan pasangan kartu soal-jawaban
pada slide power point maka siswa akan diberi poin.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi
54
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk
mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
3) Pertemuan III
Pembelajaran pada pertemuan III dilakukan pada hari Jum’at,
tanggal 27 maret 2015 pukul 07.00-07.35 WIB. Kegitan yang dilakukan
pada pertemuan III meliputi :
Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa, dan
mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi
dari guru dengan pertanyaan “ Sebutkan sifat-sifat cahaya yang telah
kalian pelajari kemarin?”
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa bersama guru mengulas kembali tentang
cahaya, sumber cahaya dan sifat sifat cahaya. Dalam percobaan yang
telah dilakukan, siswa mengulas tentang sifat cahaya yaitu merambat
lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan ( cermin datar, cekung
dan cembung), dapat dibiaskan dan dapat diuraikan melalui slide power
point.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Kemudian
siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Untuk mengakhiri
pelajaran hari ini, guru mengucapkkan salam penutup.
c. Hasil Tindakan
1) Hasil Belajar IPA
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan
01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu
pada pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 dengan Kompetensi Dasar (KD)
55
6.1. Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya disajikan pada tabel daftar nilai
IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.3 yaitu yaitu tabel
distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Susukan
01 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 46 – 56 3 10%
2. 57 – 67 6 20%
3. 68 – 78 7 23,3%
4. 79 – 89 6 20%
5. 90 – 100 8 26,7%
Jumlah Siswa 30 100%
Nilai Rata-rata 77,17
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan
dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai
rata-rata siswa menjadi 77,17. Hasil belajar IPA pada siklus I dari 30
siswa yang memperoleh nilai antara 46-56 sejumlah 3 siswa, nilai antara
57-67 sejumlah 6 siswa, nilai antara 68-78 sejumlah 7 siswa, nilai antara
79-89 sejumlah 6 siswa, dan nilai 90-100 sejumlah 8 siswa. Dari daftar
nilai siswa pada siklus I, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya
50 (terlampir).
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), data hasil
perolehan nilai pada siklus I dapat diketahui jumlah siswa yang sudah
tuntas dan yang belum tuntas dalam tabel 4.4.
56
Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar pada Siklus I
No Ketuntasan belajar Banyak siswa Persen (%)
1 Tuntas 22 73
2 Belum Tuntas 8 27
Jumlah 30 100
Dari 4.4 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada
siklus I siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=70) atau belum tuntas sejumlah 8 siswa atau 27%,
sedangkan yang sudah mencapai KKM atau tuntas sejumlah 22 siswa
dengan presentase 73%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat
dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I
Dari diagram 4.1 dapat dilihat bahwa masih terdapat 27% siswa
yang belum tuntas dari 30 siswa. Berarti indikator kinerja dalam
penelitian ini belum tercapai karena indikator kinerja penelitian dapat
tercapai apabila ketuntasan nilai mencapai 80% dari jumlah siswa,
0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Belum tuntas <70 Tuntas ≥70
27%
73%
Pres
enta
se
Ketuntasan
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Belum tuntas <70
Tuntas ≥70
57
sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar hanya 73% dari 30 siswa.
Maka peneneliti memantapkan dari hasil siklus I akan dilanjutkan pada
siklus II sebagai pemantapan.
2) Hasil Observasi
Analisis data hasil observasi dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point yang terdiri dari 2
pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II.
Pertemuan I
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk
mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu
aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20
indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. masing-masing
indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti
kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat
baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan
kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk
total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang,
persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-
60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-
80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100%
pada kriteria sangat baik.
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan power point pada siklus I pertemuan I aktivitas siswa
dapat dilihat pada tabel 4.5
58
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti
pembelajaran
2. Memperhatikan apersepsi.
3. Memperhatikan guru
menyampikan tujuan
pembelajaran
3
1
2
11
1. Melakukan pengamatan
2. Menyimpulkan hasil
pengamatan
5, 6
4
7
10
1. Mencari pasangan kartu soal-
jawaban sifat cahaya.
2. Meminta pendapat dari siswa
lain
3. Mengajukan pertanyaan
9
8
10
8
1. Mengemukakan pendapat 11 12, 13 8
1. Menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Siswa mengerjakan soal
evaluasi
14
15
6
TOTAL 0 4 9 2 43
KATEGORI AKTIF
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan I dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak
4 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item, dan
indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 item sehingga jumlah
59
keseluruhan skor yang diperoleh 43. Pada aspek pra kegiatan siswa
terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
satu 11 skor. Selanjutnya aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 4, 7
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek
interaksi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 9 memperoleh
skor 2, dan indikator nomor 8, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek tiga 8 skor. Aspek komunikasi terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 11 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 12, 13
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Kemudian
pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15
memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek lima 6 skor. Total
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan
pertama adalah 43 skor.
Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus I
pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
No Aspek Indikator Skor
1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.
2. Menyampikan apersepsi dan
tujuan.
3,2
3,3
2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait-
kan dengan realitas kehidupan
dan mengatur pembelajaran
2. Menampilkan power point yang
berhubungan dengan materi yang
4,3,2
4,3,3
60
sedang dipelajari, mengunakan
media secara efisien dan melibat-
kan siswa.
3. Mengunakan bahasa secara jelas,
benar dan dengan gaya yang
sesuai.
3,4,3
3. Pelatihan 1. Membimbing siswa mencari
pasangan soal-jawaban yang
sudah diberian kepada siswa.
3,4,3,3
4. Penampilan
hasil
1. Melakukan refleksi, membuat
kesimpulan dan tindak lanjut
3,2,3
Jumlah Skor 61
Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan Power Point jumlah skor 61 yang berada pada rentan
skor nilai 56 – 67 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut
menunjukan aktivitas guru pada kategori Baik.
Pertemuan II
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan Power Point pada siklus I pertemuan II aktivitas siswa
dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti
pembelajaran
2. Memperhatikan apersepsi.
1
2
12
61
3. Memperhatikan guru
menyampikan tujuan
pembelajaran
3
1. Melakukan pengamatan
2. Menyimpulkan hasil
pengamatan
4
5, 6, 7
12
1. Mencari pasangan kartu soal-
jawaban sifat cahaya.
2. Meminta pendapat dari siswa
lain
3. Mengajukan pertanyaan
8
9
10
10
1. Mengemukakan pendapat 11,
12, 13
9
1. Menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Siswa mengerjakan soal
evaluasi
14
15
6
TOTAL 0 0 11 4 49
KATEGORI AKTIF
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan II dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak
11 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 4 item
sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 49. Pada aspek pra
kegiatan siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, dan 3
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya
aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 4, 5, 6,
dan 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada
aspek interaksi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 10 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skor aspek tiga 10 skor. Aspek komunikasi terdiri dari 3 indikator
62
yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek empat 9 skor. Kemudian pada aspek refleksi terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 3, sehingga
jumlah skor aspek lima 6 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi
aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 49 skor.
Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus I
pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
No Aspek Indikator Skor
1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.
2. Menyampikan apersepsi dan
tujuan.
4,3
4,3
2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait-
kan dengan realitas kehidupan
dan mengatur pembelajaran.
2. Menampilkan power point yang
berhubungan dengan materi yang
sedang dipelajari, mengunakan
media secara efisien dan melibat-
kan siswa.
3. Mengunakan bahasa secara jelas,
benar dan dengan gaya yang
sesuai.
4,3,3
4,3,3
3,4,3
3. Pelatihan 1. Membimbing siswa mencari
pasangan soal-jawaban yang
sudah diberian kepada siswa.
3,4,3,3
63
4. Penampilan
hasil
1. Melakukan refleksi, membuat
kesimpulan dan tindak lanjut
3,3,4
Jumlah Skor 67
Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan Power Point jumlah skor 67 yang berada pada rentan
skor nilai 56 – 67 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut
menunjukan aktivitas guru pada kategori Baik.
d. Refleksi
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I, telah terjadi peningkatan
hasil belajar IPA walaupun masih terdapat 27% siswa yang belum mencapai
criteria ketuntasan minimal (KKM=70). Hal ini dapat dilihat dari perolehan
nilai siswa pada kondisi awal siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 17
siswa atau 57% dan siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 13 siswa
atau 43% dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Sedangkan pada
siklus I perolehan nilai siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 22 siswa
atau 73% dan siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau 27%
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Dari perolehan nilai pada
kondisi awal dan siklus I, siswa yang sudah mencapai KKM meningkat yang
semula dari 13 siswa menjadi 22 siswa. Dari peningkatan hasil belajar IPA
masih terdapat kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Berdasarkan
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I akan diperbaiki pada siklus
II dan kelebihan pada siklus I tetap dipertahankan.
Pada pembelajaran siklus I, hal-hal yang perlu diperbaiki untuk siklus
berikutnya adalah :
a. Memotivasi siswa agar berani untuk menjawab pertanyaan dari guru tanpa
ragu-ragu.
b. Membiasakan siswa untuk berani berbicara di depan kelas dengan percaya
diri.
64
c. Meningkatkan rasa percaya diri pada siswa untuk berdiskusi dengan
teman.
d. Meningkatkan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak cepat permainan
kartu soal-jawaban.
Kelebihan pada siklus I yang harus dipertahankan dan ditingkatkan yaitu :
a. Semangat siswa pada saat melakukan kegiatan percobaan.
b. Aktivitas siswa saat mempresentasikan hasil kartu soal-jawaban.
c. Semangat siswa saat permainan kartu soal-jawaban.
4.1.3 Siklus II
a. Rencana Tindakan
Perencanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah
memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dan mempersiapkan alat
penunjang lain yang perlu dilakukan pada siklus II. Sebelum guru kelas V
mengajar, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus
II, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, lembar observasi atau pengamatan aktivitas guru saat mengajar
dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan power
point, , Laptop, Proyektor LCD, materi pelajaran berupa slide dalam power
point serta alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran seperti kotak
pasta gigi, cutter, gunting, cermin datar, kertas karton, plastik bening, selotip,
lem kertas, kertas warna pelangi, kardus, pensil dan air. Selain itu, peneliti
mempersiapkan kartu berupa pertanyaan/soal dan jawaban mengenai
merancang karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya untuk
menerapkan model pembelajaran make a match dalam kegiatan inti.
65
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
Pembelajaran pada pertemuan I dilakukan pada hari Jum’at tanggal
3 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan I meliputi :
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah mengucapkan
salam, berdoa dan mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa
menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ Apakah kalian pernah
potong rambut di tempat pangkas rambut? Apakah kalian bisa melihat
bagian belakang kepala yang sedang dipotong?”. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi yang
dibahas hari ini.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang akan
dipelajari, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian dan
penggunaan periskop serta cara membuat periskop sederhana. Siswa
membentuk kelompok yang terdiri 10 anak. Tiap kelompok menyiapkan
alat dan bahan untuk membuat periskop sederhana seperti kotak pasta
gigi, selotip, cutter dan 2 cermin datar. Selanjutnya siswa membuat
periskop sederhana dengan bimbingan guru, setelah periskop jadi siswa
mencoba melihat pensil yang diarahkan di lubang periskop bagian atas.
Kemudian guru menjelaskan materi tentang menguji model atau karya
serta menyempurnakan hasil karya periskop sederhana.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk
mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
66
2) Pertemuan II
Pembelajaran pada pertemuan II dilakukan pada hari Sabtu tanggal
4 April 2015 jam 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pda
pertemuan II meliputi :
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa dan
mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi
dari guru dengan pertanyaan “ Alat apa yang digunakan tukang arloji
untuk memperbaiki jam/arloji?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pertemuan II dan guru menyampaikan materi yang akan
dibahas hari ini.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang akan
dipelajari, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian dan
kegunaan kaca pembesar/Lup, pengertian dan kegunaan cakram warna.
Kemudian siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kaca
pembesar/lup sederhana seperti kertas karton, gunting, selotip, plastik
bening dan air jernih. Selanjutnya siswa membuat kaca pembesar/lup
sederhana dengan bantuan guru. Setelah kaca pembesar jadi, siswa
mencoba melihat tulisan dibuku menggunakan lup/kaca pembesar.
Kemudian siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat cakram
warna sederhana seperti kertas warna pelangi, gunting, kardus, lem
kertas, selotip dan pensil. Selanjutnya siswa membuat cakram warna
sederhana dengan bantuan guru. Setelah cakram warna jadi, siswa
mencoba memutar cakram warna secara cepat serta siswa mengamati
warna pelangi jika diputar cepat menjadi warna putih.
Kegiatan berikutnya siswa membentuk kelompok besar menjadi 2
kelompok.Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
model pembelajaran Make A Match dalam slide power point. Sebelum
kartu dibagikan, kelompok satu diberikan kartu soal dan kelompok dua
diberi kartu jawaban yang telah dikocok. Setelah semua siswa menerima
67
kartu, siswa diberi waktu untuk memikirkan pasangan kartu soal-jawaban
dari kartu yang mereka terima. Kemudian siswa mencari pasangannya
dengan mencocokkan kartu yang mereka terima denagn waktu sekitar 2
menit. Bagi siswa yang cepat mencari pasangan sebelum batas waktu
langsung berbaris sesuai pasangan. Setelah waktu habis, guru membahas
pasangan kartu melalui slide power point. Siswa yang mendapatkan kartu
soal maju ke depan membacakan kartu kemudian guru meminta pasangan
siswa yang memegang kartu jawaban. Untuk mengetahui pasangan kartu
soal-jawaban, guru memperlihatkan dalam slide power point. Apabila
pasangan kartu soal-jawaban cocok maka siswa akan diberi poin.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk
mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
3) Pertemuan III
Pembelajaran pada pertemuan III dilakukan pada hari Senin
tanggal 6 April 2015 pukul 07.35-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan
pada pertemuan III meliputi :
Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa, dan
mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi
dari guru dengan pertanyaan “ Sebutkan karya yang memanfaatkan sifat-
sifat cahaya serta fungsinya yang telah kalian pelajari kemarin?”
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa bersama guru mengulas kembali tentang
pengertian, fungsi dan cara pembuatan karya yang memanfaatkan sifat-
sifat cahaya seperti periskop, kaca pembesar/lup dan cakram warna
melalui slide power point. Dalam percobaan yang telah dilakukan, siswa
memberikan saran dan masukan terhadap karya yang dibuat oleh
kelompok lain.
68
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Kemudian
siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Untuk mengakhiri
pelajaran hari ini, guru mengucapkkan salam penutup.
c. Hasil Tindakan
1) Hasil Belajar IPA
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan
01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu
pada pertemuan ketiga siklus II. Pada siklus II nilai yang diperoleh
siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran
Make A Match berbantuan Power Point disajikan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 dengan Kompetensi Dasar (KD)
6.2. Membuat suatu karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya
disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan
pada tabel 4.9 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa
kelas 5 SD Negeri Susukan 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 73 – 79 1 3,3%
2. 80 – 86 12 40%
3. 87 – 93 2 6,7%
4. 94 – 100 15 50%
Jumlah Siswa 30 100%
69
Nilai Rata-rata 90
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Dari tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus
II, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami
peningkatan dari Siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan
nilai rata-rata siswa menjadi 90. Hasil belajar IPA pada siklus I dari 30
siswa yang memperoleh nilai antara 73-79 sejumlah 1 siswa, nilai antara
80-86 sejumlah 12 siswa, nilai antara 87-93 sejumlah 2 siswa, nilai antara,
dan nilai 94-100 sejumlah 15 siswa. Dari daftar nilai siswa pada siklus II,
nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya 75 (terlampir).
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), data hasil
perolehan nilai pada siklus II dapat diketahui jumlah siswa yang sudah
tuntas dan yang belum tuntas dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar pada Siklus II
No Ketuntasan belajar Banyak siswa Persen (%)
1 Tuntas 30 100
2 Belum Tuntas 0 0
Jumlah 30 100
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa
pada siklus II siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=70) sejumlah 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah
mencapai KKM atau tuntas sejumlah 30 siswa atau 100%. Ketuntasan
belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.2.
70
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II
Dari diagram 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point semua siswa tuntas
100%. Berarti indikator kinerja dalam penelitian pada siklus II telah
berhasil karena lebih dari 80% dari 30 siswa sudah mendapat nilai diatas
KKM yaitu 70.
2) Hasil Observasi
Analisis data hasil observasi dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point yang terdiri dari 2
pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II.
Pertemuan I
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk
mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu
aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20
indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. masing-masing
indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti
kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat
baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Belum Tuntas <70
Tuntas ≥70
0%
100%
Pres
enta
se
Ketuntasan
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2
Belum Tuntas <70
Tuntas ≥70
71
kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk
total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang,
persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-
60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-
80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100%
pada kriteria sangat baik.
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan Power Point pada siklus II pertemuan I aktivitas siswa
dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti
pembelajaran
2. Memperhatikan apersepsi.
3. Memperhatikan guru
menyampikan tujuan
pembelajaran
3
1
2
11
1. Melakukan pengamatan
2. Menyimpulkan hasil
pengamatan
7
4
5, 6
15
1. Mencari pasangan kartu soal-
jawaban sifat cahaya.
2. Meminta pendapat dari siswa
lain
3. Mengajukan pertanyaan
8
9
10
9
1. Mengemukakan pendapat 11, 13 12 10
72
1. Menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Siswa mengerjakan soal
evaluasi
14
15
8
TOTAL 0 0 7 8 53
KATEGORI SANGAT AKTIF
Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi aktivitas siswa siklus II
pertemuan I dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak
7 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item sehingga
jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 53. Pada aspek pra kegiatan
siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3 memperoleh skor 3
dan indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek satu 11 skor. Selanjutnya aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator
yaitu indikator nomor 7 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4, 5,
dan 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 15 skor. Pada
aspek interaksi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, dan 10
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 9 skor. Aspek
komunikasi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 11 dan 13
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek refleksi terdiri
dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 4,
sehingga jumlah skor aspek lima 8 skor. Total keseluruhan skor hasil
observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 53 skor.
Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus II
pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.12
73
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
No Aspek Indikator Skor
1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.
2. Menyampikan apersepsi dan
tujuan.
4,4
4,3
2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait-
kan dengan realitas kehidupan
dan mengatur pembelajaran
2. Menampilkan power point yang
berhubungan dengan materi yang
sedang dipelajari, mengunakan
media secara efisien dan melibat-
kan siswa.
3. Mengunakan bahasa secara jelas,
benar dan dengan gaya yang
sesuai.
4,4,3
4,4,4
3,4,3
3. Pelatihan 1. Membimbing siswa mencari
pasangan soal-jawaban yang
sudah diberian kepada siswa.
3,4,3,4
4. Penampilan
hasil
1. Melakukan refleksi, membuat
kesimpulan dan tindak lanjut
4,3,4
Jumlah Skor 73
Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan Power Point jumlah skor 73 yang berada pada rentan
skor nilai 68-80 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut
menunjukan aktivitas guru pada kategori Sangat Baik.
74
Pertemuan II
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan power point pada siklus II pertemuan II aktivitas siswa
dapat dilihat pada tabel 4.13.
4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus II Pertemuan II
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti
pembelajaran
2. Memperhatikan apersepsi.
3. Memperhatikan guru
menyampikan tujuan
pembelajaran
1
2
3
12
1. Melakukan pengamatan
2. Menyimpulkan hasil
pengamatan
4
6
5, 7
14
1. Mencari pasangan kartu soal-
jawaban sifat cahaya.
2. Meminta pendapat dari siswa
lain
3. Mengajukan pertanyaan
8
9
10
11
1. Mengemukakan pendapat 11 12, 13 11
1. Menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Siswa mengerjakan soal
evaluasi
14
15
8
TOTAL 0 0 4 11 56
KATEGORI SANGAT AKTIF
75
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa siklus II
pertemuan II dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak
4 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga
jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 56. Pada aspek pra kegiatan
siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 dan 3
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya
aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 4 dan 6
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 dan 7 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek dua 14 skor. Pada aspek interaksi terdiri dari
3 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 9 dan 10 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 11
skor. Aspek komunikasi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 11
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12 dan 13 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek empat 11 skor. Kemudian pada aspek
refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh
skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 8 skor. Total keseluruhan skor
hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua adalah 56 skor.
Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus I
pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4.14
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
No Aspek Indikator Skor
1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.
2. Menyampikan apersepsi dan
tujuan.
4,4
4,4
2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait-
kan dengan realitas kehidupan
dan mengatur pembelajaran
2. Menampilkan power point yang
4,4,4
76
berhubungan dengan materi yang
sedang dipelajari, mengunakan
media secara efisien dan melibat-
kan siswa.
3. Mengunakan bahasa secara jelas,
benar dan dengan gaya yang
sesuai.
4,4,4
3,4,3
3. Pelatihan 1. Membimbing siswa mencari
pasangan soal-jawaban yang
sudah diberian kepada siswa.
4,4,4,4
4. Penampilan
hasil
1. Melakukan refleksi, membuat
kesimpulan dan tindak lanjut
4,4,4
Jumlah Skor 78
Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A
Match berbantuan Power Point jumlah skor 78 yang berada pada rentan
skor nilai 68-80 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut
menunjukan aktivitas guru pada kategori Sangat Baik.
d. Refleksi
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II, telah terjadi peningkatan
hasil belajar IPA yang snagat baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai
siswa pada siklus I perolehan nilai siswa yang sudah mencapai KKM
sejumlah 22 siswa atau 73% dan siswa yang belum mencapai KKM sejumlah
8 siswa atau 27% denagn nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Sedangkan
pada siklus II perolehan nilai siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 30
siswa atau 100% dan yang belum mencapai KKM sejumlah 0 siswa atau 0%
atau tidak ada. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100 dan niali
77
terendah 75. Dari perolehan nilai pada siklus I dan siklus II, siswa yang sudah
mencapai KKM meningkat yang semula dari 22 siswa menjadi 30 siswa.
4.2 Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang
perbandingan proses dan hasil belajar serta ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5
SD Negeri Susukan 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat
diketahui peningkatan proses dan hasil belajar serta ketuntasan belajar IPA yang
diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah
pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15.
Berikut ini tabel 4.15 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:
Tabel 4.15
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II
Tindakan
Siklus I Siklus II
% ഥ܆ % ഥ܆
Aktivitas Guru 64 80 75,5 94,4
Aktivitas Siswa 46 76,7 54,5 90,8
Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan
penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point. Setelah
pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 64 dengan
persentase 80%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami
peningkatan menjadi 75,5 dengan persentase 94.4%. Seiring dengan peningkatan
aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan,
pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 46 dengan persentase 76,7%,
kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 54,5 dengan persentase
90,8%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi
aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada gambar
4.3 sebagai berikut:
78
Gambar 4.3 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.3 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik
aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Perbandingan
hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan
hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi
awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada
siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
belajar Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Banyak
siswa
Persen
(%)
Banyak
siswa
Persen
(%)
Banyak
siswa
Persen
(%)
1 Tuntas ≥ 70 13 43 22 73 30 100
2 Belum
tuntas
< 70 17 57 8 27 0 0
Jumlah 30 100 30 100 30 100
Nilai Rata-rata 65 77,17 90
0%20%40%60%80%
100%
Aktivitas Guru Aktivitas SiswaSiklus I 80% 76,70%Siklus II 94,40% 90,80%
80% 76,70%94,40% 90,80%
Pres
enta
se
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II
79
Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari kondisi awal siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sejumlah 13 siswa atau 43% ,
yang belum mencapai KKM sejumlah 17 siswa ataau 57% dengan rata-rata hasil
belajar IPA 65. Ketuntasan belajar pada siklus I siswa yang mencapai KKM
sejumlah 22 siswa atau 73%, yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau
27% dengan rata-rata hasil belajar IPA 77,17. Sedangkan katuntasan siswa pada
siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 100%, yang belum
mencapai KKM sejumlah 0 siswa atau tidak ada dengan rata-rata hasil belajar
IPA 90. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA siswa pada tabel 4.16 dapat
dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Belum Tuntas <70 57% 27% 0%Tuntas ≥70 43% 73% 100%
57%
27%
0%
43%
73%
100%
Pres
enta
se
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
80
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5
SD Negeri Susukan 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian
dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung
menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran
menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan beragam
model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak
persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang
diterapkan oleh guru kelas 5 di SD Negeri Susukan 01 menyebabkan siswa kelas
5 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas
belajar yang bermakna bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah
konsep materi, semua kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh
guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang
baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan
teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran
yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01.
Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 13 siswa atau 43%
dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 17
siswa atau 57% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang
demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Susukan 01 dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan
Power Point.Berikut ini tabel 4.17 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas
guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:
81
Tabel 4.17
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Siklus I dan Siklus II
Tindakan
Siklus I Siklus II
% ഥ܆ % ഥ܆
Aktivitas Guru 64 80 75,5 94,4
Aktivitas Siswa 46 76,7 54,5 90,8
Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan
penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point. Setelah
pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 64 dengan
persentase 80%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami
peningkatan menjadi 75,5 dengan persentase 94,4%. Seiring dengan peningkatan
aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada
siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 46 dengan persentase 76,7%, kemudian pada
siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 54,5 dengan persentase 90,8%. Untuk
menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan
siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.5 sebagai berikut:
82
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus
I dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.5 tentang perbandingan rata-rata skor observasi
aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru
maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor
observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan
menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point tersebut
berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD
Negeri Susukan 01. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point
hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai
rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari
perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun
siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan
01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel
4.19 sebagai berikut:
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Aktivitas Guru Aktivitas SiswaSiklus I 80% 76,70%Siklus II 94,40% 90,80%
80%76,70%
94,40% 90,80%
Pres
enta
se
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II
83
Tabel 4.19
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Siklus I Siklus II
Hasil Belajar IPA 77,17 90
Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,17
mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa
hanya 77,17 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 73%. Dari
perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan
hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada
di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80%
siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya
upaya perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II,
diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang
signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 90 dengan
pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 100%. Kondisi yang demikian
menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi
indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti
sebesar 80% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II semua siswa
berhasil mencapai KKM 70.
84
Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus
I dan Siklus II
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun
hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses
pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan
kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan model pembelajaran Make
A Match berbantuan Power Point pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih
menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada
guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan
model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point memberikan banyak
hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA.Dari hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan
Power Point pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri Susukan 01
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang khususnya tentang “ Sifat-sifat cahaya
dan merncang model atau karya yang menerapkan sifat-sifat cahaya” terjadi
peningkatan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal nilai ulangan IPA yang mencapai
Siklus I Siklus II
Rata-rata 77,17 90
70
75
80
85
90
95
85
kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sejumlah 13 siswa atau 43% sedangkan
siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 17 atau 57%. Nilai tertinggi yang
berhasil didapat oleh siswa sebelum tindakan (kondisi awal) adalah 85 sedangkan
nilai terendah 45. Pada siklus I perolehan nilai siswa yang mencapai KKM
sejumlah 22 siswa atau 73% dan yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa
atau 27% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Sedangkan pada siklus
II siswa yang mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 100% dan yang belum
bencapai KKM tidak ada atau 0% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75.
Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan Power point terbukti secara signifikan
dapat meningkatkan hasil belajar IPA.