33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Kondisi pra siklus merupakan kondisi ketuntasan belajar siswa kelas III
SDNegeriDukuh 03 Salatiga sebelum diterapkan model pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA. Pada kondisi ini, guru masih
menerapkan model pembelajaran ceramah, sehingga siswa cenderung kurang
berminat dalam pelajaran IPA dan hasilnya ketuntasan hasil belajar siswa rendah.
Perolehan nilai tertinggi pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah
40, dan nilai rata-rata siswa adalah 58,00. Hasil kondisi pra siklus dari total siswa
yaitu 30 siswa hanya 13 siswa (43%) yang dinyatakan tuntas dan sisanya 17 siswa
(57%) belum tuntas dalam KKM (≥ 65). Jumlah siswa yang belum tuntas dan
yang tuntas pada kondisi sebelum tindakan disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDNDukuh 03 Pra Siklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tuntas 17 57%
2 Tuntas 13 43%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan kondisi ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus tersebut, maka
diperlukan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dalam
pelajaran IPA untuk mengatasi persoalan ketuntasan tersebut.
4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.2.1. Perencanaan
Perencanaan Tindakan siklus I dilakukan untuk menyiapkan RPP, bahan-
bahan dan alat peraga yang akan digunakan pada pertemuan I dan pertemuan II di
siklus I. Selanjutnya mendesain sebuah perencanaan yang nantinya
diimplementasikan dalam tindakan. Terkait dengan penelitian ini, maka
perencanaan dipilah dalam beberapa tahapan, yaitu:
34
1. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, terkait dengan permasalahan
pembelajaran di kelas terkhusus pada mata pelajaran IPA, dan pengajuan
solusi bersama yaitu pengajuan penerapan model pembelajaran yang perlu
diterapkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
2. Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait dengan model
pembelajaran yang hendak diterapkan yaitu model pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS), kemudian merancang media-media pembelajaran
atau alat peraga yang akan digunakan terkait dengan materi pembelajaran
yang akan diberikan, termasuk merancang lembar observasi pembelajaran.
3. Mengkonsultasikan kepada guru kelas tentang RPP, media dan alat peraga
maupun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati
berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS).
4. Setelah disetujui oleh guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali
kelengkapan-kelengkapan baik RPP, media maupun alata peraga, serta lembar
observasi guru dan siswa yang akan digunakan dalam tindakan nanti.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
4.2.2.1. Siklus I Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan
apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,
guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian
dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan
apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama
pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu
guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa
dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama
35
pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak
berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru
mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru
memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan
tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi
kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap
berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang
gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,
menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati
siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil
analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn
pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan
kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah
bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mengucapkan terimakasih dan
menutup pelajaran.
4.2.2.2. Siklus I Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Pada pertemuan kedua ini guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan
apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,
guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian
dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan
36
apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama
pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu
guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa
dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama
pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak
berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru
mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru
memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan
tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi
kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap
berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang
gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,
menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati
siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil
analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn
pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan
kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah
bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi
individual berupa tes kepada siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru
mengucapkan terimakasih dan menutup pelajaran.
37
4.2.3. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pelajaran berlangsung. Hal-hal yang
diamati adalah aktivitas guru menerapkan model pembelajaran Children Learning
In Science (CLIS), aktivitas siswa mengikuti pelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), dan minat siswa terhadap
pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS).
1. Aktivitas Guru
Aktivitas guru yang diamati dalam pembelajaran terdiri dari empat tahapan
pembelajaran yaitu, Pra pembelajaran, mebuka pembelajaran, kegiatan inti
pembelajaran dan penutup. Total item dari keempat tahapan pembelajaran yang
diamati adalah 33 item, dengan pemberian skor pada masing-masing item yaitu
terendah adalah 1 (satu) dan tertinggi adalah 4 (empat). Dengan demikian, maka
skor terendah dari keseluruhan pelaksanaan aktivitas guru adalah 33 x 1 = 33 dan
tertinggi (maksimum) adalah 33 x 4 = 132.
Sementara itu, untuk mengetahui perolehan skor aktivitas, maka digunakan
persamaan sebagai berikut:
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 setelah diberikan penilaian
diperoleh skor 91, maka dengan menggunakan persamaan di atas hasil
peniliannya adalah sebagai berikut:
38
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada siklus I
pertemuan 1 berada pada kategori cukup baik, dengan persentase perolehan nilai
yaitu 68,9%.
Kemudian berdasarkan pada persamaan sebelumnya, maka kriteria aktivitas
guru dalam menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) pada siklus I pertemuan 2 dengan skor perolehan 104 adalah sebagai
berikut:
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada siklus I
pertemuan 2 berada pada kategori baik, dengan persentase perolehan nilai yaitu
78,8%.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
pada pelajaran IPA. Aktivitas siswa yang diamati selama pembelajaran adalah
aktivitas siswa pada kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran dan
kegiatan inti pembelajaran. Total item dari ketiga tahapan pembelajaran yang
diamati terkait dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran adalah 23 item,
dimana tiap-tiap item diberikan skor 1 (satu) untuk aktivitas terendah, dan 4
(empat) untuk aktivitas tertinggi. Maka, total aktivitas siswa mengikuti pelajaran
terendah adalah 1 x 23 = 23 dan total aktivitas siswa mengikuti pelajaran tertinggi
adalah 4 x 23 = 92.
Untuk menghitung total aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada
siklus I pertemuan 1 dengan skor perolehan 63, digunakan persamaan berikut:
39
Dengan kriteria perolehan persentase nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Berdasarkan pada persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori aktivitas
siswa adalah sebagai berikut:
Mengacu pada kriteria persentase nilai kategori, maka aktivitas siswa pada
siklus I pertemuan 1 dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) masuk dalam kategori cukup
baik, yaitu dengan perolehan persentase nilai 68,5%.
Selain aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1, juga diamati aktivitas
siswa pada siklus I pertemuan 2. Berpatokan pada persamaan di atas, maka total
aktivitas dan kategori aktivitas siswa mengikuti pelajaran IPA menggunakan
metode demonstrasi pada siklus I pertemuan 2 dengan skor perolehan 69 adalah
sebagai berikut:
Dengan perolehan persentase nilai yaitu 75%, maka aktivitas siswa dalam
mengikuti pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus I
pertemuan 2 berada pada kategori baik.
40
3. Minat Siswa Terhadap Pelajaran IPA Menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS)
Selama pelajaran berlangsung pada siklus I, selain diamati aktivitas juga
diberikan lembar pertanyaan berupa angket untuk diisi tentang ketertarikan siswa
dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS). Untuk skor maksimum, diperoleh sebagai berikut: 4
x 10 x 30 = 1200. Jumlah skor yang diperoleh adalah 1005. Dengan berpatokan
pada rumus untuk menghitung skor minat belajar siswa yaitu:
= 83,75%.
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Dari ketentuan di atas, maka minat belajar siswa Siklus I kelas IIISDN
Dukuh 03 Salatigapada mata pelajaran IPA memperoleh nilai dengan prosentase
sebesar 83,75%, dan dikategorikan dengan kriteria baik.
4.2.4. Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan
pertemuan 2, maka perlu dilakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi yang
perlu dilakukan untuk diperbaiki pada pertemuan berikutnya, yaitu guru belum
menunjukkan penguasaan atas materi yang diajarkan, juga belum memberikan
respon positif atas keaktifan yang ditunjukkan siswa selama proses pelajaran
kemudian guru belum mengkoordinir dengan baik, baik dalam pembentukan
kelompok, diskusi kelompok maupun presentasi tiap-tiap anggota kelompok.
.
41
4.3. Hasil Belajar Siklus I
Setelah dilaksanakan siklus I pertemuan 2, dilakukan evaluasi individual.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa. perolehan hasil belajar siswa pada
siklus I disajikan dalam interval nilai berikut ini.
Untuk menentukan interval nilai, digunakan persamaan berikut ini:
Berikut ini disajikan hasil perolehan nilai siswa pada siklus I, dengan
menggunakan interval nilai 8 (delapan) melalui tabel 14 di bawah ini:
Tabel 4.2
Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai pada Siklus I
No Interval Nilai Siklus I
Jumlah Siswa Persentase (%)
1 45 – 53 1 3,34%
2 54 – 62 4 13,34%
3 63 – 71 2 6,64%
4 72 – 80 8 26,67%
5 81 – 89 5 16,67%
6 90 – 98 10 33,34%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel 14 di atas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 45 – 53 adalah 1 siswa (3,34%); siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 54 – 62 adalah 4 siswa (13,34%); siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 63 – 71adalah2 siswa (6,64%); siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 72– 80 adalah 8 siswa (26,67%); siswa yang memperoleh nilai
42
pada interval nilai 81 – 89 berjumlah 5 siswa (16,67%) dan terakhir, siswa yang
memperoleh nilai pada interval nilai 90 – 98 berjumlah 10 siswa (33,34%).
Jumlah siswa yang belum tuntas dan tuntas belajar setelah menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA,
pada siklus I disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga pada Siklus I
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tuntas 7 23,33%
2 Tuntas 23 76,67%
Jumlah 30 100%
Mengacu pada tabel 4.3 di atas diketahui bahwa setelah diberikan tindakan
pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS) pada pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi, terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa dan penurunan jumlah siswa yang
belum tuntas belajarnya. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui
bahwa siswa yang belum tuntas menurun menjadi 7 siswa (23,33%) dan siswa
yang tuntas belajar menjadi 23 siswa (76,67%). Dengan hasil ini, dapat dikatakan
bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu 10 siswa dibandingkan
dengan pra siklus. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa dengan demikian
penggunaan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berhasil
meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.
Mesikpun demikian, ketuntasan belajar yang dicapai belum mencapai
kriteria indikator kinerja yang diharapkan, yaitu 85% dari total siswa tuntas
belajarnya pada mata pelajaran IPA. Dengan demikian, diperlukan lagi tindakan
melalui siklus berikut yaitu tindakan pada siklus II.
4.4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.4.1. Perencanaan
Hal-hal yang direfleksikan pada siklus I adalah penguasaan materi pelajaran
dan memberikan penghargaan kepada siswa, sementara dari siswa siswa tampak
belum aktif dalam merangkum materi pelajaran yang diberikan kemudian
43
pengkoordinasian dalam pembentukan kelompok. Hal-hal ini akan direncanakan
untuk diperbaiki pada siklus II.Selain itu, seperti perencanaan pada siklus I, pada
siklus II ini, penulis menyiapkan RPP yang akan digunakan pada tindakan siklus
II, lembar observasi, media dan alat peraga untuk digunakan dalam pelajaran.
4.4.2. Pelaksanaan Tindakan
4.4.2.1. Siklus II Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan
apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,
guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian
dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan
apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama
pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu
guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa
dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama
pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak
berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru
mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru
memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan
tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi
kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap
berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang
gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,
menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati
siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil
44
analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn
pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan
kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah
bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mengucapkan terimakasih dan
menutup pelajaran.
4.4.2.2. Siklus II Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Pada pertemuan kedua ini guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan
apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,
guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian
dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan
apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama
pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu
guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.
2. Kegiatan Inti
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa
dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama
pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak
berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru
mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru
memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan
45
tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi
kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap
berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang
gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,
menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati
siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil
analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn
pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara
meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan
kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah
bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi
individual berupa tes kepada siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru
mengucapkan terimakasih dan menutup pelajaran.
4.4.3. Observasi
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II ini hal-hal yang diamati adalah
aktivitas guru menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS), aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), dan minat siswa terhadap
pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS).
1. Aktivitas Guru
Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh skor 115 di mana skor
46
diperoleh setelah melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Menghitung kriteria aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1
menggunakan persamaan berikut ini:
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)pada siklus II
pertemuan 1 berada pada kategori baik sekali, dengan persentase perolehan nilai
yaitu 87,12%.
Seperti halnya pertemuan sebelumnya, pertembuan ke 2 siklus II ini untuk
aktifitas guru mendapat skor perolehan sebesar 120. Skor perolehan didapat
setelah melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Dengan demikian menghitung kriteria aktivitas guru pada siklus II pertemuan 2
menggunakan persamaan berikut ini:
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)pada siklus II
pertemuan 2 berada pada kategori baik sekali, dengan persentase perolehan nilai
yaitu 90,90%.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS)pada pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi.
Berpatokan pada persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori
aktivitas siswa mengikuti pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS)pada siklus II pertemuan 1 dengan skor
perolehan 76adalah sebagai berikut:
47
Dengan perolehan persentase nilai yaitu 82,60%, maka aktivitas siswa
dalam mengikuti pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus
II pertemuan 1 berada pada kategori baik.
Selain aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1, juga diamati aktivitas
siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus II pertemuan 2. Berpatokan pada
persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori aktivitas siswa mengikuti
pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS)pada siklus II pertemuan 2 dengan skor perolehan 85 adalah sebagai
berikut:
Dengan perolehan persentase nilai yaitu 92,39%, maka aktivitas siswa
dalam mengikuti pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus
II pertemuan 2 berada pada kategori baik sekali.
3. Minat Siswa pada Pelajaran IPA Menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS)
Seperti pada siklus I, selama pelajaran berlangsung pada siklus II, selain
diamati aktivitas juga diberikan lembar pertanyaan berupa angket untuk diisi
tentang ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS). Untuk skor maksimum,
diperoleh sebagai berikut: 4 x 10 x 30 = 1200. Jumlah skor yang diperoleh adalah
1100. Dengan berpatokan pada rumus untuk menghitung skor minat belajar siswa
yaitu:
48
= 91,67%.
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Dari ketentuan di atas, maka minat belajar siswa Siklus II kelas III SDN
Dukuh 03 Salatigapada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi
memperoleh nilai dengan prosentase sebesar 91,67%, dan dikategorikan dengan
kriteria baik sekali.
4.4.4. Refleksi
Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus I, dan diterapkan tindakan pada
siklus II, terjadi peningkatan aktivitas guru dalam menggunakan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), terjadi juga peningkatan
aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS), selain itu juga terjadi peningkatan minat
dan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dimana 100% siswa dinyatakan
tuntas (lihat pembahasan hasil belajar siklus II). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS)pada pelajaran IPA pada siswa kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga
berhasil dilaksanakan.
4.5. Hasil Belajar Siklus II
Berikut ini disajikan hasil belajar siswa pada siklus II, setelah diberikan
tindakan. Penyajian hasil belajar ini dimaksudkan apakah setelah melakukan
perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi, mampu meningkatkan hasil belajar IPA
siswa. hasilnya disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini:
49
Tabel 4.4
Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai pada Siklus II
No Interval Nilai Siklus I
Jumlah Siswa Persentase (%)
1 54 – 62 0 0%
2 63 – 71 0 0%
3 72 – 80 5 16,67%
4 81 – 89 9 30%
5 ≥ 90 16 53,33%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel 16 di atas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 54 – 62 adalah 0 siswa (0%); siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 63 – 71 adalah 0 siswa (0%) dan siswa yang mendapatkan nilai
pada interval 72 – 80 adalah 5 siswa ( 16,67%); siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai 81 – 89 adalah 9 siswa (30%); siswa yang memperoleh nilai
pada interval nilai ≥ 90 berjumlah 16 siswa (53,33%).
Jumlah siswa yang belum tuntas dan tuntas belajar setelah menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)pada pelajaran IPA,
pada siklus II disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga pada Siklus II
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tuntas - -
2 Tuntas 30 100%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa setelah diberikan
tindakan pada siklus II, dan dilaksankan evaluasi, maka tidak ada lagi siswa yang
belum tuntas hasil belajarnya pada pelajaran IPA. Dengan hasil ini memberikan
kesimpulan bahwa dengan demikian penggunaan model pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS)dalam pelajaran IPA materi kenampakan permukaan
bumi pada siswa kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga berhasil diterapkan. Hal ini
dapat dilihat dimana ketuntasan belajar IPA siswa mencapai target indikator
kinerja yang diharapkan, yaitu 85% siswa dinyatakan tuntas KKM ≥ 65.
50
4.6. Analisis Data
Analisis data menyajikan analisis hasil penelitian. Berikut diuraikan analisis
ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II. Kemudian dilanjutkan
dengan analisis deskriptif komparatif hasil belajar IPA siswa kelas III SDN
Dukuh 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016.
4.6.1 Analisis Ketuntasan
Memperhatikan KKM (65), maka hasil tes yang telah diperoleh dalam siklus
I dapat dianalisis. Baik siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan
kategori tidak tuntas maupun di atas KKM dengan kategori tuntas disajikan
dalam tabel 4.6berikut:
Tabel 4.6
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Dukuh 03
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus I
Keterangan Siklus I
Jumlah siswa Persentase (%)
Tuntas 23 76,67%
Tidak tuntas 7 23,33%
Jumlah 30 100%
Rata-rata 77
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS),
maka dapat diketahui bahwa sebanyak 23 siswa dengan prosentase 76.67% siswa
memperoleh nilai di atas KKM dengan kategori tuntas, sedangkan 7 siswa lainnya
mendapat nilai di bawah KKM dengan kategori tidak tuntas, sedangkan nilai
tertinggi yang dapat dicapai adalah 90, dan nilai terendah yang dicapai siswa
adalah 50 dengan rata-rata kelas 77. Ketuntasan hasil belajar IPA siklus I kelas III
SDN Dukuh 03Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada Gambar
4.1:
51
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus I kelas
III SDN Dukuh 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui setelah penerapan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS)dari 30 siswa kelas III terdapat 76,67% siswa
yang tuntas dalam belajar, dan 23,33% siswa tidak tuntas. Adapun KKM IPA
yang ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 65.
Dari data hasil tes IPA siklus I maka dilakukan analisis dengan
membandingkan nilai dengan kriteria ketuntasan minimal atau KKM (65). Siswa
yang mendapat nilai lebih dari sama dengan KKM atau yang tuntas dijumlahkan,
begitu juga siswa yang berada di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil
belajar IPA siswa siklus II tersaji pada tabel.4.7:
Tabel 4.7
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Dukuh 03
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus II
Keterangan Siklus II
Jumlah siswa Persentase (%)
Tuntas 30 100%
Tidak tuntas 0 0%
Jumlah 30 100%
Rata-rata 90,5
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
77%
23%
Diagram Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
52
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS),
dari 30 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 30 siswa (100%)
tuntas atau mampu mencapai KKM (65), nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah
100, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 70 dengan rata-rata kelas 90,5.
Ketuntasan hasil belajar IPA siklus II kelas III SD Negeri Dukuh 03 Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada gambar 4.2:
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus II
kelas III SD Negeri Dukuh 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
Berdasarkan gambar 4.2 diketahui setelah penerapan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS), dari 30 siswa kelas III terdapat 100% siswa
yang tuntas dalam belajar, dan 0% siswa tidak tuntas. Adapun KKM IPA yang
ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 65.
4.6.2 Analisis Komparatif
Berdasarkan analisis ketuntasan, dari hasil tindakan diketahui bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III SD Negeri
Dukuh 03semester II tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan hasil belajar IPA
siswa disajikan pada tabel 4.8:
100%
0% Diagram Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
53
Tabel 4.8
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri Dukuh 03
semester II tahun pelajaran 2015/2016
Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
Tuntas 13 43% 23 76,67% 30 100%
Tidak tuntas 17 57% 7 23,33% 0 0%
Jumlah 30 100% 30 100% 30 100%
Nilai
tertinggi
80 90 100
Nilai
terendah
40 50 70
Rata-rata 58,00 77,0 90,5
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari
pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang
tuntas belajar adalah 13 siswa (43%), pada siklus I menjadi 23 siswa (76,67%),
dan pada siklus II menjadi 30 siswa (100%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
jumlahnya menurun. Saat pra siklus terdapat 17 siswa (57%) yang belum tuntas,
pada siklus I masih 7 siswa (23,33%) yang belum tuntas, dan pada siklus II
terdapat 0 orang siswa (0%) yang belum tuntas. Nilai tertinggi siswa terjadi
peningkatan dari pra siklus hingga siklus II. Pada pra siklus nilai tertinggi siswa
80, pada siklus I naik menjadi 90 kemudian pada siklus II naik menjadi 100. Nilai
terendah pada pra siklus 40, pada siklus I naikmenjadi 50 kemudian pada siklus II
naik menjadi 70. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami
peningkatan, dari pra siklus 58,00 menjadi 77,0 pada siklus I dan pada siklus II
naik menjadi 90,5. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar IPA
dan ketuntasan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II disajikan dalam
gambar 4.3:
54
Gambar 4.3 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus, Siklus
I, dan Siklus II Kelas III SD Negeri Dukuh 03 Semester II tahun pelajaran
2015/2016
Dari gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai
ketuntasan belajar pada pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan. Pada
saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah 43% menjadi 77%, dari
siklus I ke siklus II adalah dari 77% menjadi 100%. Sedangkan jumlah siswa yang
tidak tuntas mengalami penurunan. Siswa yang belum tuntas pada pra siklus 57%,
pada siklus I turun menjadi 23%, dan pada siklus II turun lagi menjadi 0%.
4.7. Pembahasan
Sebelum tindakan, atau pada pra siklus, dari total jumlah siswa yaitu 30
siswa, siswa yang dinyatakan tuntas mencapai 13 siswa (43%) dan siswa yang
belum mencapai ketuntasan adalah 17 siswa (57%). Kondisi ketuntasan ini
berubah setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA materi penampakan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra SiklusSiklus I
Siklus II
43%
77%
100%
57%
23%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
55
permukaan bumi pada siklus I. Pada siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan
siswa, dimana siswa yang berhasil tuntas belajarnya meningkat menjadi 23 siswa
(76,67%) dan siswa yang belum tuntas mengalami penurunan menjadi 7 siswa
(23,33%). Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan, namun demikian, hasil yang
dicapai ini belum mencapai kriteria indikator kinerja yang diharapkan. Setelah
melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I, maka
dilaksanakan tindakan lagi untuk meningkatkan lagi ketuntasan belajar menjadi
100%. Setelah diberikan tindakan dan dilakukan evaluasi melalui tes, diketahui
bahwa 30 siswa (100%) dinyatakan tuntas belajarnya. Hasil ini sekaligus
memberikan kesimpulan bahwa dengan demikian penggunaan model
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dalam meningkatkan hasil
belajar IPA siswa berhasil. Hal ini dilihat bahwa ketuntasan belajar yang dicapai
memenuhi indikator kinerja yang diharapkan melalui penelitian ini.
Selain hasil belajar, penggunaan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS) juga meningkatkan aktivitas guru dalam mengajar, meningkatkan
aktivitas siswa dalam belajar, dan meningkatkan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran IPA. Hasil ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan tentang minat
siswa, bahwa ternyata penggunaan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS) dalam pelajaran IPA dapat mendorong minat siswa untuk tertarik
pada pelajaran IPA. Peningktan minat belajar siswa yang meningkat terbukti
dengan perolehan skor minat belajar siswa pada siklus I yaitu mendapat skor
dengan prosentase 83,75% (kategori Baik) dan meningkat pada siklus II dengan
perolehan skor secara prosentase sebesar 91,67% (kategori Baik Sekali).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan demikian skripsi ini telah
menjawab hipotesis tindakan yang dirancang, yaitu penggunaan model
pembelajaran CLIS dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar mata
pelajaran IPA siswa kelas 3 SDN Dukuh 03 Salatiga semester II tahun ajaran
2015/2016.