BAHAN-BAHAN TAMBAHANPADA PEMBUATAN OBAT SUNTIK Bahan pembantu adalah substan yang ditambahkan
dalam pembuatan sediaan jadi, sehingga obat inimempunyai sifat-sifat yang lebih baik danmemungkinkan untuk digunakan sebagai obat.
Tujuan penambahan zat pembantu untuk memelihara kelarutan obat Untuk mencapai isotoni larutan Memelihara stabilitas fisika dan kimia obat Memelihara sterilitas larutan bila diberikan dalam
takaran berganda. Mencapai pH optimal dari sediaan Memudahkan pemakaian obat, dengan mengurangi
rasa sakit sewaktu penyuntikan atau mengiritasijaringan.
syarat-syarat umum zat pembantu harus inner dan tidk toxis.. Bahan pembantu, secara kimia, fisika dapat
bercampur dengan bahan obat, atau tidakmenyebabkan iritasi, maupun reaksi alergi
tidak boleh mengganggu penentuan ataupemeriksaan zat berkhasiat
pengaruh bahan pembantu terhadap liberasidan sifat-sifat resorpsi bahan berkhasiatharuslah diketahui. Dalam hal ini pengaruh negatiftidak dikehendaki
Zat tambahan untuk memeliharakelarutan obatsolubilizing agent Cosolvent
polyethlen glycol 300 dan 400 glycerin Alkohol dll
Contoh obat Barbiturat Antihypertensi Glcosida jantung dll
Penambahan actylendiamin pada injeksi theophylin ; untuk menambah kelarutan
Zat yang ditambahkan untukmencapai isotonis Cairan darah dan cairan lympha mempunyai sifat
kolloid mengandung elektrolit menpunyai tekananosmotis tertentu dimana tekanan osmosa initergantung pada total melekul dan ion terlarut
Bersifat isoosmotik/isotonis
osmosa adalah proses perlawatan (melintasi) molekul-molekul pelarut melalui membrane semi permiabel
Larutan dengan konsentrasi partikel (molariti) yang sama, akan mempunyai tekanan osmosa yang samapula, dan larutan ini dikatakan isotonis.
isoosmotis = isotonis
Pengertian Isotonis /isoosmotik : suatu larutan mempunyai
konsentrasi zat terlarut sama dg konsentrasi zatterlarut di dalam sel darah (Suatu larutan memilikitekanan osmosis yng sama dengan tek osmotik seldarah)
Setara dengan NaCl 0,9% /penurunan titik beku 0,52 C (titik beku - 0,52 C)
Hipotonis : larutan yang konsentrasi zat terlarut lebihkecil/tekanan osmosis lebih rendah/penurukan titikbeku lebih kecil dari dalam sel darah
Cairan melintasi membran sel darah (tekanan dalamsel mjd lebih besar dan sel darah lisis /hemolisa
Hipertonis (lawan hipotonis)
batas tonisitas yang masih dapat ditolerir adalah :0,7 % sampai dengan 1,4 % NaCldalam buku lain0,5%-1,6% larutan NaCl
Sediaan paren yang harus iso subcutan (SC)
Jika tidak isotonis, akan terasa sakit, sel-seldisekitar penyuntikan akan rusak (nekrosis) dan resorpasi obat akan terganggu.
Intralumbal Intrathekal = 1 th).Injeksi kedalam cairan cerebrospinal saluransumsum tulang belakang penyimpanganakan menyebabkan rangsangan pada selaputotak
Infus (intravena dalam jumlah besar)Bila terlalu jauh menyimpang dan disuntikan dalamjumlah besar bisa terjadi hemolisa (hancurkannyaerythrocit dan Hb akan keluar
Bahan-bahan pembantu yang banyak dipakai untukpembuatan larutan isotonis ialah: NaCl-glucose-natrium citrat- acidum boricum -KN03
Metode Perhitiungan tonisitas
1. Metode penghitungan dengan ekivalensi NaCl metode pernurunan titik beku metode kryoskopi
2. Metode grafik Diagram Nomogram
Metode Perhitungan tonisitas
Ekivalensi NaCl ( E NaCl ) : jumlah gram NaCl yang memberikan tekanan osmosa yang sama 1 gram zatterlarut tertentuContoh :
E NaCl dari Morphin HCl = 0.14 artinya 1 gram Morphin HCl dalam larutan memberikan tekananosmosa yang sama dengan 0,14 gram NaCl dalamvolume larutan yang sama
Metode Ekivalensi NaCl
White Vincent : V= (W.E). 111,1
V = volume yang isotonis W = bobot zat terlarut E = ekivalensi NaCl zat terlarut 111,1 = Volume isotonis 1 gram NaCl
E Nacl
E NaCl PTB R/Thiamin HCl 250 mg 0,25 0,13 Na2EDTA 0,01% 0,23 0,13 mf sol isot cum dextrosa 0,16 0,09 10 ml
Berdasarkan BPW = 0,9 - Ea . C
EbW = jumlah bahan pengisotonis untuk 100 ml
larutan (gram)Ea : ekivalensi NaCl zat terlarutEb : Ekivalesnsi bahan pengisotonisC : kadar zat terlarut %b/v
Berdasarkan BP
W = 0,52 - a . Cb
W = jumlah bahan pengisotonis untuk 100 ml larutan
a : Nilai PTB zat terlarutb : Nilai PTB bahan pengisotonisC : kadar zat terlarut %b/v
Metode Penurunan titik beku (PTB)
Rumus
D = u k g 1000/M.lKeterangan :d = penurunan titik beku air yang disebabkan
penambahan zat barkhasiatu = jumlah ionk = kosntanta kryoskopi ( 1,86 )M = BM zat terlarutl = Berat pelarut
Metode Kryoskopi
R/ Aethyl morphin HCl 2%Mf. Inj. Isot ad 500 ml.
Diket : BM Aethyl morphin HCl 2H20 = 386(BM aethyl morphin HCl = 350).Aethyl morphin HCl 2% = 2/100 x 500 g = 10 gBerat pelarut 500 10 g = 490 g.
Berat Aethyl morphin HCl bebas air = 350/386 x 10 g = 9,067d = 2x 1,86 x9,067x 1000/350x490= 0,2
Penurunan titik beku darah 0,52 Yang belum isotonis 0,52 0,20 = 0,32
Artinya : untuk memperoleh larutan isotonis diperlukan
sejumlah NaCl yang memberikan penurunan titikbeku 0,32.
Jadi Nacl yang harus ditambahkan = 0,32/0,52 x 0,9 g = 0,55 g NaCl untuk 100 ml.
Untuk 500 ml = 5 x 0,55 = 2,75 g.
E NaCl PTB R/Thiamin HCl 250 mg 0,25 0,13 Na2EDTA 0,01% 0,23 0,13 mf sol isot cum dextrosa 0,16 0,09 10 ml
V = [(0,25 x 0,25) + (0,001 x 0,23)] x 111,1 =[ 0,0625 + 0,00023} x 111.1
= 6,94 ml yg telah isotonis Yg belum iso : 10 6,94 ml : 3,06
V = (W.E)111,1 3,06 = (W Dex . 0,16)111,1 W= 3,06/0,16 x111,1 = 0,17 gram
White Vincent : V= (W.E). 111,1
W = 0,9 Ea .C = 0,9 [(0,25 x 2,5)+(0,23 x 0,01)] Eb 0,16
Penrunan titik Beku W = 0,52 a .C b
E Nacl
10 ml/100 ml x 1,7 gram = 0,17 gram
BAHAN-BAHAN TAMBAHANPADA PEMBUATAN OBAT SUNTIKTujuan penambahan zat pembantusyarat-syarat umum zat pembantuZat tambahan untuk memelihara kelarutan obatSlide Number 5Zat yang ditambahkan untuk mencapai isotonisSlide Number 7Slide Number 8PengertianSlide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Sediaan paren yang harus isoSlide Number 14Slide Number 15Metode Perhitiungan tonisitasMetode Perhitungan tonisitasMetode Ekivalensi NaClE NaclSlide Number 20Slide Number 21Metode Penurunan titik beku (PTB)Metode Kryoskopi Slide Number 25Slide Number 27Slide Number 28E NaclSlide Number 30