Lembaga Keuangan Syari’ah
EKONOMI PERBANKAN SYARI’AH NON REGULERSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) CURUP 2015
Pengertian Koperasi Syari’ah
Pengertian umum koperasi syariah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip syariah. Apabila koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa DSN, Majelis Ulama Indonesia.
Tujuan Koperasi Syari’ah
Untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan kesejahteraan masyarakat dan ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip islam.
Usaha-Usaha Koperasi Syari’ah1. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang
halal, baik dan bermanfaat serta menguntungkan sistem bagi hasil dan tanpa riba, judi, dan gharar.
2. Untuk menjalankan fungsi peranannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi
3. Usaha-usaha yang diselenggarakn koperasi syariah harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan DSN, Majelis Ulama Indonesia
4. Usaha-usaha kopersi diselengggarakan kopersi syariah harus tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian BMT
Baitul Mal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan pen yaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shadaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut nmenjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan bertlndaskan syariah.
Badan Hukum BMT
BMT dapat didirikan bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat atau Koperasi :• KSM: kelompok swadaya masyarakat dengan
mendapatkan surat keterangan operasional dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil)
• Koperasi serba usaha atau koperasi syariah• Koprasi simpan pinjam syariah.
Penghimpunan Dana
Penyimpanan Dana dan Penggunaan Dana 1. Sumber dana BMT
Dana masyarakat Simpanan biasa Simpanan berjangka atau deposito
2. Kebiasaan penggalangan dana 3. Pengambilan dana 4.Penyimpanan dan penggalangn dalam masyarakat
Penggunaan Dana 1. Penggalangan dana 2. Penggunaan dana masyarakat yang
harus disalurkan 3. Sistem pengangsuran atau pengembalian
dana 4. Klasifikasi pembiayaan 5. Jenis angsuran 6. Antisipasi kemacetan dalam pembiayaan
BMT
SECARA UMUM BMT DAPAT DIRANGKUM DALAM BUTIR-BUTIR BERIKUT
• Tujuan BMT, yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi.
• Sifat BMT, yaitu memiliki usaha bisnis yang bersifat mandiri, ditumbuh
kembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional.
• Visi BMT, yaitu menjadi lembaga keunagan mandiri, sehat dan kuat,
yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga
mampu berperan menjadi wakil pengabdian Allah memakmurkan
kehidupan anggota khususnya dan masyarakat umumnya.
• Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan
masyarakat dari rentenir, dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan
meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi rill dan
lembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju
• Fungsi BMT, yaitu:
Mengidentifikasi, mengorganizir, mendorong, dan mengembangkan
potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok usaha.
Mempertinggi kualitas SDM anggota dan pokusma menjadi lebih
profesional dan islami.
Menggalang dan mengorganizir potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota
Badan Pendiri Angota BMT
Badan Pengawas
Badan Pengelola
STRUKTUR ORGANISASI BMT
Prinsip Operasi BMT
Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR pinjaman yakni menggunakan 3 prinsip : 1. Prinsip bagi hasil 2. Sistem jual beli 3. Sistem non profit 4. Akad berserikat 5. Produk pembiayaan
Modal Pendirian BMT
BMT dapat didirikan dengan modal awal sebesar Rp. 20.000.000,- atau lebih. Namun demikian, jika terdapat kesulitan dalam mengumpulkan modal awal, dapat dimulai dengan modal Rp. 10.000.000,- bahkan Rp. 5.000.000,-. Modal awal ini dapat berasal dari satu atau beberapa tokoh masyarakat setempat, yayasan, kas masjid atau BAZIZ setempat. Namunsejak awal anggota pendiri BMT harus terdiri antara 20 sampai 44 orang. Jumlah batasan 20 sampai 44 anggota pendiri, ini diperlukan agar BMT menjadi milik masyarakat setempat.
Strategi Pengembangan BMT1. Strategi daya manusia yang kurang memadai kebanyakn berkorelasi
dar untuk lebih kompetitifi tingkat pendidikan dan pengetahuan. 2. Strategi pemasaran yang local oriented berdampak pada lemahnya
upaya BMT untuk mensosialisasikan produk-produk BMT diluar masyarakat dimana BMT itu berada.
3. Perlunya inovasi 4. Untuk meningkatkan kualitas layanan BMT diperlukan pengetahuan
strategik dalam bisnis.5. Pengembangan aspek paradigmatik, diperlukan pengetahuan mengnai
aspek islami 6. Sesama BMT sebagai patner dalam rangka mengen tasklan ekonomi
syariah 7. Perlu adanya evaluasi bersama guna memberikan peluang bagi BMT
Kendala Pengembangan BMT
1. Akumulasi kebutuhan dana masyarakat bel;um bisa dipenuhi oleh BMT
2. Walaupun keberadaan BMT cukup dikenal tetapi masih banyak masyarakat berhubungan dengan rentenir
3. Beberapa BMT menghadapi masalah yang sama, misalnya nasabah yang bermasalah BMT cenderung menghadapi BMT lain sebagai lawan yang harus dikalahkan, bukan sebagai patner dalm upaya mengeluarkan masyarakat dari permasalahan ekonomi yang dihadapi