BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI
TAHUN 2018 NOMOR 25
PERATURAN WALI KOTA SUKABUMI
TANGGAL : 3 SEPTEMBER 2018 NOMOR : 25 TAHUN 2018 TENTANG : KODE ETIK DAN PERILAKU PEGAWAI DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SUKABUMI
Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bagian Hukum
2018
WALI KOTA SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA SUKABUMI
NOMOR 25 TAHUN 2018
TENTANG
KODE ETIK DAN PERILAKU PEGAWAI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SUKABUMI
WALI KOTA SUKABUMI,
Menimbang : a. bahwa sesuai Pasal 3 huruf a dan huruf b
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, aparatur sipil negara merupakan suatu profesi yang berlandaskan
pada prinsip nilai dasar, kode etik, dan kode
perilaku;
b. bahwa untuk mewujudkan profesi pegawai yang
berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu menetapkan peraturan Wali
Kota tentang Kode Etik dan Perilaku Pegawai di
lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi;
Mengingat .....
- 2 -
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Kecil dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,
dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 14 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954
tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3098) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga
Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 24);
5. Peraturan .....
- 3 -
5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 142,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4450);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6073);
7. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2016 Nomor 9);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA SUKABUMI.
Pasal 1
Dalam peraturan Wali Kota ini yang dimaksud
dengan:
1. Daerah Kota yang selanjutnya disebut Daerah
adalah Kota Sukabumi
2. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
3. Wali .....
- 4 -
3. Wali Kota adalah Wali Kota Sukabumi.
4. Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi
yang selanjutnya di sebut Pegawai adalah pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diberi tugas dalam suatu jabatan
Pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
5. Kode Etik Pegawai yang selanjutnya disebut Kode
Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan Pegawai dalam melaksanakan tugas dan
pergaulan hidup sehari-hari.
6. Majelis Kode Etik yang selanjutnya disebut majelis adalah tim yang bersifat ad hoc yang dibentuk di
lingkungan Pemerintah Daerah dan bertugas
melakukan penegakan Kode Etik.
7. Pelanggaran adalah segala perbuatan dalam bentuk
ucapan, tulisan, dan/atau perilaku Pegawai yang
bertentangan dan/atau menyimpang dengan Kode
Etik.
8. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat pembina
kepegawaian atau pejabat yang berwenang
menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk.
9. Pelapor adalah seseorang yang karena hak atau kewajibannya berdasarkan peraturan perundang-
undangan memberitahukan kepada pejabat yang
berwenang tentang telah atau sedang adanya
peristiwa pelanggaran Kode Etik.
10. Terlapor adalah Pegawai yang diduga melakukan
pelanggaran Kode Etik.
11. Saksi adalah seseorang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan tentang
suatu pelanggaran Kode Etik yang didengar sendiri,
dilihat sendiri, dan dialami sendiri.
12. Laporan .....
- 5 -
12. Laporan adalah pemberitahuan secara lisan dan/atau tertulis yang disampaikan kepada
pejabat yang berwenang untuk dilakukan
pemeriksaan terhadap Pegawai yang diduga telah
melakukan pelanggaran Kode Etik.
Pasal 2
Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh
Pegawai meliputi:
a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang non
diskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun; j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja
sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai; m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratif sebagai perangkat sistem karir.
Pasal 3 .....
- 6 -
Pasal 3
Kode Etik bertujuan menjaga martabat, kehormatan,
citra, dan kredibilitas Pemerintah Daerah serta
menciptakan keharmonisan sesama pegawai,
meningkatkan disiplin, profesionalisme, dan
memelihara tata tertib dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik serta untuk mencapai
dan mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah.
Pasal 4
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kahidupan
sehari-hari setiap Pegawai wajib bersikap dan
berpedoman pada etika terhadap:
a. organisasi;
b. bermasyarakat;
c. sesama pegawai; dan
d. terhadap diri sendiri.
Pasal 5
Etika dalam organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a, meliputi:
a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. mengetahui, memahami, dan menaati ketentuan
peraturan perundangan dalam melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran, integritas, dan
tanggung jawab;
c. menjaga.....
- 7 -
c. menjaga informasi yang bersifat rahasia, yaitu:
1. mengamankan file, arsip, dan berkas;
2. mengamankan kata sandi komputer dengan tidak membocorkan kepada pihak Pegawai dan
pihak lain yang tidak berkepentingan;
3. memusnahkan dokumen yang tidak terpakai
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. patuh dan taat terhadap standar operasional dan
tata kerja;
e. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja
organisasi;
f. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier;
g. menjamin kerjasama dengan sesama pegawai dalam
lingkungan internal dan/atau dengan unit kerja
lain yang terkait untuk mencapai tujuan organisasi;
h. profesional serta senantiasa berinisiatif untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan dalam rangka pelaksanaan tugas
kedinasan;
i. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat serta bertanggung jawab untuk kepentingan Pemerintah Daerah;
j. tepat waktu dalam menghadiri rapat maupun pertemuan lainnya yang berhubungan dengan
kepentingan dinas dan tidak menggunakannya
untuk kepentingan pribadi, kepentingan politik,
dan kepentingan lain yang bertentangan dengan
kepentingan Pemerintah Daerah;
k. melindungi informasi yang bersifat rahasia dan
mencegahnya dari kehilangan penyalahgunaan,
serta kecerobohan;
l. menyelenggarakan pengelolaan aset daerah secara
akurat dan lengkap yang ada dalam pengawasannya berdasarkan sistem akuntansi aset daerah;
m. mengutamakan .....
- 8 -
m. mengutamakan kepentingan umum dan negara serta menerapkan prinsip profesionalisme, adil, dan
selalu beritikad baik, serta mencegah terjadinya
korupsi, kolusi, dan nepotisme dan citra negatif;
dan
n. menghindari berhubungan, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan pihak lain sepanjang diatur
tidak diperbolehkan serta berpotensi bertentangan
dengan Kode Etik dan disiplin Pegawai.
Pasal 6
Etika dalam masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b meliputi:
a. menghormati sesama warga negara tanpa membedakan agama, kepercayaan, suku, ras, dan
struktur sosial;
b. mewujudkan pola hidup sederhana dalam
kehidupan sehari-hari;
c. menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain;
d. memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan
santun tanpa pamrih serta tanpa unsur paksaan;
e. memberikan pelayanan secara cepat, terbuka, adil,
dan tidak diskriminatif;
f. tanggap dan peduli terhadap keadaan lingkungan masyarakat; dan
g. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam melaksanakan tugas.
Pasal 7
Etika terhadap sesama pegawai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf c meliputi:
a. menghormati .....
- 9 -
a. menghormati sesama pegawai tanpa membedakan agama, kepercayaan, suku, ras, dan status sosial;
b. memelihara persatuan dan kesatuan sesama
pegawai;
c. saling menghormati antara teman sejawat baik
secara vertikal maupun horizontal;
d. menghargai perbedaan pendapat; e. menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama
pegawai;
f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif
sesama pegawai; dan
g. menjaga dan menjalin rasa solidaritas.
Pasal 8
Etika terhadap diri sendiri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf d meliputi:
a. menjunjung tinggi moral, memiliki harga diri, dan
disiplin tinggi;
b. menjaga integritas pribadi dan komitmen untuk
menjaga citra serta reputasi birokrasi; c. menjadi dan memberi teladan yang baik;
d. menjaga tempat kerja dalam keadaan bersih, aman,
dan nyaman serta peduli dengan situasi dan kondisi
lingkungan kerja;
e. tidak merokok di lingkungan kantor kecuali di
tempat yang telah disediakan; f. tidak memasuki tempat-tempat yang dapat
mencemarkan kehormatan dan martabat pegawai,
kecuali untuk kepentingan dinas;
g. berpenampilan sederhana, rapi, dan sopan;
h. mengedepankan hati nurani dalam pelaksanaan pertanggungjawaban publik;
i. bertindak dengan penuh kesungguhan dan
ketulusan;
j. menghindarkan diri dari segala bentuk benturan
kepentingan dan korupsi, kolusi, dan nepotisme;
k. tidak .....
- 10 -
k. tidak menggunakan waktu, fasilitas, sumber daya, dan peralatan Pemerintah Daerah untuk
kepentingan pribadi;
l. tidak menggunakan akses, pengetahuan, dan
jabatannya untuk hal-hal yang merugikan
Pemerintah Daerah dan yang dilarang secara etis;
dan m. tidak menjadi rekanan dari lembaga daerah, baik
langsung maupun tidak langsung sepanjang
dilarang menurut peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
Pegawai wajib melaksanakaan nilai-nilai dasar peribadi,
sebagai berikut:
a. integritas;
b. inovasi; c. transparansi;
d. produktivitas;
e. religiusitas; dan
f. kepemimpinan.
Pasal 10
Ketentuan berperilaku bagi pegawai, meliputi:
a. melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi; b. melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
d. melaksanakan tugas sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; e. melaksanakan tugas sesuai perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
pemerintahan;
g. menggunakan .....
- 11 -
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugas;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan; dan j. tidak menyalahgunakan informasi internal negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau orang lain.
Pasal 11
Informasi adanya pelanggaran Kode Etik dapat
diketahui dari:
a. hasil pengawasan melekat atasan langsung;
b. informasi dari media cetak dan elektronik; dan
c. pengaduan tertulis dari Pelapor dengan identitas
yang jelas.
Pasal 12
(1) Atasan Pegawai atau pejabat berwenang yang
menerima pengaduan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dan mengetahui adanya dugaan pelanggaran, wajib meneliti pengaduan tersebut
dan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor.
(2) Atasan Pegawai yang tidak menindaklanjuti
pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap melakukan pelanggaran Kode Etik.
Pasal 13
(1) Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral.
(2) Sanksi .....
- 12 -
(2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara tertulis dan ditetapkan dengan
keputusan Pejabat yang Berwenang.
(3) Keputusan Pejabat yang Berwenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diambil berdasarkan
keputusan sidang majelis.
(4) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berupa:
a. pernyataan secara tertutup oleh Pejabat yang Berwenang oleh Pegawai yang bersangkutan
dan pejabat lain yang terkait; atau
b. pernyataan secara terbuka oleh Pejabat yang
Berwenang melalui forum pertemuan resmi
Pegawai atau upacara lain yang sesuai.
(5) Pejabat yang Berwenang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dapat mendelegasikan wewenang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kepada
pejabat lain dengan kedudukan paling rendah
pejabat struktural eselon IV.
Pasal 14
(1) Penanganan pelanggaran Kode Etik dimulai dengan
adanya laporan dan/atau pengaduan yang diajukan kepada kepala unit kerja setempat dengan
tembusan disampaikan kepada perangkat Daerah
yang menangani kepegawaian.
(2) Laporan dapat ditindaklanjuti apabila didukung dengan bukti yang diperlukan.
(3) Penindakan dan pembinaan dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang disiplin Pegawai.
Pasal 15 .....
- 13 -
Pasal 15
(1) Dalam rangka penanganan Kode Etik Pegawai, di
lingkungan Pemerintah Daerah dibentuk Majelis.
(2) Pembentukan Majelis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diusulkan oleh Perangkat Daerah yang menangani bidang kepegawaian dan ditetapkan
dengan keputusan Wali Kota.
(3) Majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beranggotakan paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari:
a. 1 (satu) orang ketua yang dijabat oleh sekretaris
Daerah;
b. 1 (satu) orang wakil ketua yang dijabat oleh
kepala perangkat Daerah yang menangani bidang kepegawaian;
c. 1 (satu) orang sekretaris yang dijabat oleh
pejabat struktural eselon III a pada Perangkat
Daerah yang menangani bidang kepegawaian;
d. 2 (dua) orang anggota yang terdiri dari inspektur dan kepala unit kerja yang menangani masalah
hukum dan hak asasi manusia.
(4) Dalam hal anggota Majelis lebih dari 5 (lima) orang,
jumlah anggota Majelis harus ganjil.
(5) Tugas dan wewenang Majelis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
keputusan Wali Kota.
Pasal 16
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar .....
- 14 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Wali Kota ini dengan
penempatannya dalam berita Daerah Kota Sukabumi.
Ditetapkan di Sukabumi
pada tanggal 3 September 2018
Pj. WALI KOTA SUKABUMI,
ttd.
DADY ISKANDAR
Diundangkan di Sukabumi
pada tanggal 3 September 2018
Plt. SEKRETARIS DAERAH
KOTA SUKABUMI,
ttd.
SALEH MAKBULLAH
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2018 NOMOR 25
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SUKABUMI,
EEN RUKMINI
NIP. 19720210199901 2 001