8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
1/107
E.1 PEMAHAMAN TERHADAP LOKASI PEKERJAAN
E.1.1. Gambaran Umum Kota Mataram (Provinsi Nusa Tenggara Barat)
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai gambaran umum Kota Mataram yang terletak di
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
E.1.1.1 Geografis
Secara administratif Kota Mataram memiliki luas daratan 61,30 km dan 56,80 km perairan laut,
b i 6 k i K A C k M S d b
Uraian Pendekatan, Metodologi,
Rencana Ker a dan Personil
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ampenan,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cakranegara,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mataram,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sandubaya,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sandubaya,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mataram,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cakranegara,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ampenan,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
2/107
t b i t 6 k t it K t A C k M t S d b
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Gambar E.1 Peta Administrasi Kota Mataram (Sumber : Internet, 2016)
E.1.1.3 Kependudukan
K M iliki l il h b 61 30 k 2 d h 2014 i
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ampenan,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cakranegara,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mataram,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sandubaya,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sandubaya,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mataram,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cakranegara,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ampenan,_Mataramhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
3/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
E.1.1.4 Sosial Budaya
Suku Sasak merupakan suku bangsa mayoritas penghuni Kota Mataram, selain Suku
Bali,Tionghoa, Melayu dan Arab. Islam adalah agama mayoritas penduduk Mataram. Agama lainyang dianut adalah Kristen, Katolik,Hindu, Buddha dan Konghucu. Walaupun Islam merupakan
agama mayoritas di Mataram, namun kerukunan umat beragama dengan saling menghormati,
menghargai dan saling menolong untuk sesamanya cukup besar adalah niat masyarakat
Mataram dalam menjalankan amal ibadahnya, sesuai dengan visi kota Mataram untuk
mewujudkan Kota Mataram maju, religius, dan berbudaya. Masyarakat Kota Mataram sebagian
menggunakan Bahasa Sasak dalam keseharian, selain Bahasa Indonesia, Bahasa Bali, Bahasa
Samawa, serta bahasa Bima. Bahasa Sasak itu sendiri terbagi atas beberapa dialek, bergantung
daerah masing-masing pengguna di Pulau Lombok, serta dapat digunakan sebagai acuan
perbedaan strata sosial di masyarakatnya.
E.1.1.5
Perekonomian
PDRB (Produk Domestik Bruto) merupakan salah satu indikator ekonomi yang mencerminkan
produktivitas perekonomian suatu daerah. PDRB dapat digunakan untuk membandingkan
tingkat produktivitas suatu daerah dari waktu ke waktu serta perbandingannya dengan daerah
lain. Hal ini sangat diperlukan untuk melakukan perencanaan pembangunan pada tahun-tahun
berikutnya dan evaluasi atas kebijakan pada tahun-tahun sebelumnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sasakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Melayuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Arab-Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Katolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttps://id.wikipedia.org/wiki/Buddhahttps://id.wikipedia.org/wiki/Konghucuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sasakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Strata_sosialhttps://id.wikipedia.org/wiki/Strata_sosialhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sasakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Konghucuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Buddhahttps://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttps://id.wikipedia.org/wiki/Katolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Arab-Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Melayuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sasak
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
4/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
mencapai Rp 26.373.873,-, meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.
22.424.228 Demikian pula PDRB perkapita atas dasar harga konstan mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya
E.1.1.6 Infrastruktur
Keberadaan Bandar Udara Selaparang merupakan pintu masuk melalui udara ke Kota Mataram
khususnya serta Pulau Lombok danNusa Tenggara Barat umumnya. Dan seiring dengan
perkembangan Mataram dan NTB pada umumnya, saat ini Bandar Udara Selaparang sudah
ditutup dan digantikan dengan Bandar Udara Internasional Lombok, Bandara tersebut berlokasi
di wilayah Lombok Tengah.
Terminal Induk di Kota ini bernama Terminal Mandalika yang terletak di sebelah Timur di
kelurahan Bertais Kota Mataram, disamping itu juga ada Terminal Kebon Roek yang berada di
sebelah barat di wilayah Ampenan. Terminal Kebon Roek merupakan sarana transportasi darat
melayani angkutan kota di Kota Mataram. Untuk sarana transportasi darat lainnya di kota ini
dikenal dengan nama Cidomo, kendaraan seperti Bemo serta Ojek.
Sebelum pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat dikembangkan, Ampenan merupakan
pelabuhan laut yang ramai, Pelabuhan Ampenan ini berada di sebelah barat Kota Mataram,
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Selaparanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Lombokhttps://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barathttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Selaparanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Lombokhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terminal_Kebon_Roek&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Bemohttps://id.wikipedia.org/wiki/Ojekhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ojekhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bemohttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terminal_Kebon_Roek&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Lombokhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Selaparanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barathttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Lombokhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Selaparang
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
5/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Gambar E.2 Peta Administrasi Kota Bima (Sumber : Internet, 2016)
E.1.2.2 Fisik Dasar
Wil h K Bi b ikli i d h h j d h 2011 b 74 7
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
6/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
sehingga rata-rata anggota rumah tangga adalah 4 jiwa. Dilihat dari jumlah penduduk per
kecamatan, jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Raba yaitu 35.196 jiwa dan yang
terendah ada pada Kecamatan Rasanae Timur yaitu sebanyak 16.369 jiwa.
Dari data jumlah penduduk, dapat diketahui kepadatan penduduk Kota Bima tahun 2011 rata-
rata 648 jiwa/km2. Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Rasanae Barat
yaitu 3.101 jiwa/km2, sedangkan kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah
Kecamatan Rasanae Timur yaitu sebesar 255 jiwa/km2. Melihat tingkat kepadatan Kota Bima,
terjadi ketimpangan persebaran penduduk yang sangat besar antar kecamatan. Kecamatan
Rasanae Barat dan Mpunda merupakan pusat permukiman penduduk, pemerintahan,
perdagangan, pendidikan dan kegiatan lainnya dengan ketersediaan infrastruktur yang
memadai. Selain itu luas wilayah dua kecamatan tersebut lebih kecil dibanding kecamatan
lainnya. Tiga kecamatan lain tingkat kepadatannya tidak sebesar dua kecamatan tersebut.
E.1.2.4 Sosial Budaya
Komposisi penduduk menurut lapangan pekerjaan di Kota Bima pada tahun 2011 didominasi
oleh 5 (lima) sektor lapangan pekerjaan. Penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan
adalah yang paling besar yaitu 32,35 %. Posisi kedua pada sektor perdagangan, hotel dan
restoran yaitu 22,27%. Sektor lain yang juga besar adalah industri pengolahan yaitu 14,65 %,
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
7/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
dapat dilihat dari cukup tingginya pertumbuhan ekonomi setiap tahun. Namun pada tahun
2011, pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB mengalami sedikit
perlambatan, meskipun masih berada pada pertumbuhan positif. Pada tahun 2009 PDRBtumbuh sebesar 6,38 persen; melambat menjadi 5,77 persen pada tahun 2010; dan pada tahun
2011 sedikit mengalami perlambatan kembali menjadi 5,31 persen. Kondisi tersebut
merupakan dampak krisis ekonomi global yang berpengaruh terhadap perlambatan
pertumbuhan perekonomian nasional secara keselurahan, termasuk perekonomian Kota Bima.
Semua sektor lapangan usaha menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor Pertanian yang
merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan tempat menggantungkan
hidup sebagian besar penduduk di Kota Bima mencapai pertumbuhan sebesar 3,96
persen. Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun
sebelumnya sebesar 1,82 persen di tahun 2010. Faktor dominan yang mempengaruhi
percepatan pertumbuhan sektor pertanian tahun 2011 adalah pertumbuhan sub sektor
tanaman bahan makanan sebesar 3,58 persen padahal tahun sebelumnya hanya mencapai
pertumbuhan 1,02 persen. Komoditi yang menyebabkan percepatan pertumbuhan tersebut
terutama padi yang mempunyai share cukup besar . Demikian juga sub sektor peternakan dan
hasil-hasilnya juga memperlihatkan percepatan pertumbuhan dari 5,57 persen pada tahun 2010
menjadi 6,27 persen pada tahun 2011. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
8/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
bagian timur, dengan tujuan utama Sape dan sekitarnya dan Terminal Jatibaru sebagai simpul
transportasi untuk Kota Bima bagian utara, dengan tujuan utama Wera dan sekitarnya.
Transportasi darat masih memegang peranan penting dalam mobilitas barang dan manusia diKota Bima, tidak hanya di dalam wilayah Kota Bima sendiri, tetapi juga antar kota baik dalam
propinsi maupun antar propinsi bahkan antar pulau. Moda transportasi darat yang ada tidak
hanya melayani angkutan antar kota dalam wilayah Pulau Sumbawa dan dalam propinsi Nusa
Tenggara Barat saja, tetapi juga ke kota-kota besar di Pulau Jawa.
Transportasi laut memegang peranan yang sangat penting pada perekonomian Kota Bima. Hal
ini dapat dilihat dari masih besarnya mobilitas orang dan barang baik yang keluar maupun
masuk Kota Bima yang menggunakan transportasi laut, yaitu melalui Pelabuhan Bima.
Pelabuhan Bima saat ini masih memegang peranan yang penting sebagai pintu gerbang
perekonomian, tidak hanya bagi Kota Bima tapi juga wilayah sekitar. Sebagai pelabuhan
penumpang, pelabuhan ini menjadi penghubung bagi kawasan timur Indonesia dengan rute
yang dilayani antara lain Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Untuk pelayanan transportasi laut
terdapat pelabuhan Bima dengan rute pelayaran antar pulau. Fungsinya yang strategis,
pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050
m2dengan kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000m dan kedalaman sepanjang
134 m dan luas lantai 750 m2, open storage 26.097 m2, terminal penumpang 200 m, Pelabuhan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
9/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Kota Kupang memiliki 51 Kelurahan dan 6 Kecamatan yang berada diwilayahnya dengan luas
keseluruhan kota tersebut adalah 180,27 km².
Gambar E.3 Peta Administrasi Kota Kupang (Sumber : Internet, 2016)
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
10/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
beberapa suku di luar masyarakat Nusa Tenggara Timur, yang umumnya terdiri dari masyarakat
suku Jawa dan masyarakat suku Bugis-Makassar. Dalam kehidupan sehari-hari terjadi interaksi
sosial antar suku-suku tersebut cukup baik. Adanya saling toleransi yang cukup tinggi sehinggakonflik horisontal dengan berlatarbelakang suku dapat dikatakan tidak ada. Kemajemukan
masyarakat Kota Kupang terlihat pula dari aspek agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Lebih dari setengah Penduduk Kota Kupang pemeluk agama Kristen Protestan,
kemudian disusul agama Khatolik, Islam, Hindu dan Budha. Keragaman agama/kepercayaan
terhadap Tuhan YME bagi masyarakat Kota Kupang bukan merupakan persoalan dalam
kehidupan sehari-hari. Interaksi sosial masyarakat Kota Kupang yang beragam agama ini cukup
baik dengan tingkat toleransi yang cukup tinggi, sehingga konflik sosial dengan berlatar
belakang agama dapat dikatakan tidak ada.
E.1.3.5 Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi di Kota Kupang secara umum selama kurang lebih tiga tahun terakhir,sejak 1 Agustus 2012-25 April 2015, mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini terjadi,
karena dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun, Kota Kupang terus berbenah diri. Sebagai
kota berkembang, pertumbuhan ekonomi Kota Kupang dalam rentang waktu 3 tahun terakhir
rata-rata sebesar 7,72% atau lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata
Provinsi NTT yaitu sebesar 5,53%. Sektor yang paling mempengaruhi peningkatan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
11/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
terhadap kegiatan penerbangannya dilakukan oleh Angkatan Udara, karena pada saat itu belum
ada organisasi perhubungan udara. Pelabuhan Udara Penfui mulai dikelola oleh kepala
pelabuhan udara dengan dibantu bendaharawan dari Dinas Meteorologi – DepartemenPerhubungan Udara, dan sejak itu dikenal dengan nama penerbangan sipil. Pelabuhan udara ini
ditetapkan sebagai pelabuhan udara kelas III. Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas
melalui Bandar Udara Kupang, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan
fungsi bandara, maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Perhubungan,
Menteri Pertahanan Keamanan dan Menteri Keuangan dengan nomor : KEP/30/IX/75, KM
393/3/PHB – 75 dan KEP. 927.A/MK/IV/8/75[8], yaitu tentang Penggunaan Bersama
Pangkalan dan Pelabuhan Udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan Udara
Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II. Sejak tanggal 20 Desember 1988, Pelabuhan
Udara Penfui diubah dan ditetapkan menjadi Pelabuhan Udara El Tari Kupang untuk mengenang
jasa (almarhum) mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari. Istilah Pelabuhan Udara
kemudian diubah menjadi Bandar Udara sejak tanggal 1 September 1985.
Pelabuhan Tanjung Karang Kupang dapat melayani kapal-kapal barang maupun penumpang.
Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal penumpang menuju Pante
Makasar, Ruteng, Baa, Dili, Kalabahi dan lain-lain. Saat ini Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan
Komersil terletak di daerah Tenau dan Bolok, yang merupakan wilayah Kabupaten Kupang. Di
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kupang#cite_note-8https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelabuhan_Tanjung_Karang_Kupang&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Pante_Makasarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pante_Makasarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Rutenghttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Baa&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Dilihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kalabahihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kalabahihttps://id.wikipedia.org/wiki/Dilihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Baa&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Rutenghttps://id.wikipedia.org/wiki/Pante_Makasarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pante_Makasarhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelabuhan_Tanjung_Karang_Kupang&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kupang#cite_note-8
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
12/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
disediakan oleh berbagai penyedia layanan termasuk DAMRI. Layanan imigrasi Indonesia-
Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-Batugade.
E.1.4. Gambaran Umum Kota Ambon (Provinsi Maluku)
E.1.4.1 Geografis
Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon, dan secara geografis
terletak pada posisi: 3°-4° Lintang Selatan dan 128°-129° Bujur Timur, di mana secara
keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan jazirah Leihitu dan jazirah Salahutu, Kabupaten
Maluku Tengah
https://id.wikipedia.org/wiki/DAMRIhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Lestehttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tasifeto_Timur&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batugade&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batugade&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tasifeto_Timur&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Lestehttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/DAMRI
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
13/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
2. Topografi landai sampai miring dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 10-20%
terdapat pada kawasan yang lebih jauh dari garis pantai (100 meter kearah daratan).
3.
Topografi bergelombang dan berbukit terjal dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan20-30% terdapat pada kawasan perbukitan.
4. Topografi terjal dengan ketinggian lebih dari 100 meter dan kemiringan lebih dari 30%
terdapat pada kawasan pegunungan.
Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di
kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung
bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara.
Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua
musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan
Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur
berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba padabulan November yang merupakan transisi ke musim Barat.
E.1.4.3 Kependudukan
Kedudukan Kota Ambon dalam posisi sebagai Ibu Kota Provinsi sekaligus berfungsi sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan aktivitas sosial, ekonomi, pemerintahan serta pendidikan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
14/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
seperti orang Eropa (Terutama orang Belanda danPortugal) dan Arab, sebagai akibat dari
perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu.
E.1.4.5 Perekonomian
Sampai dengan tahun 2008 ada tiga usaha yang menonjol yaitu, Usaha Kecil dan Menengah
sebanyak 876 buah yang tersebar di Wilayah Kota Ambon, Perdagangan dan Jasa sebanyak 949
buah serta Industri sebanyak 87 buah. Disamping itu juga untuk menunjang aktifitas
perekonomian masyarakat, telah tersedia 2 buah Plaza, 7 pasar tradisional dan 1 kawasan baru
untuk pengembangan pusat aktifitas perekonomian. Dengan adanya pengembangan kawasan
passo sebaggai kota orde kedua, maka peluang investasi pembangunan kawasan perdagangan
dan jasa sangat menjanjikan. Sejalan dengan pengembangan Kawasan Passo sebagai Kota Orde
Kedua memiliki akses yang sangat besar untuk menciptakan peluang bagi investor
mengembangkan sektor perdagangan dan jasa. Karena kawasan ini akan didukung dengan
ketersediaan terminal transit serta adanya alokasi ruang yang cukup serta potensial bagipengembangan permukiman baru sehingga peluang investasi yang memiliki prospek adalah
pembangunan kawasan perdagangan dan jasa.
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kota Ambon berdasarkan harga
berlaku tumbuh cukup cepat, yaitu 8,3 persen, sedangkan untuk harga konstan di Kota Ambon
https://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttps://id.wikipedia.org/wiki/Portugalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Portugalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
15/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Bandara Udara di Kota Ambon yaitu Bandara Udara Pattimura dengan fungsi sebagai Bandara
Internasional, telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan peruntukannya sebagai
Bandara Internasional, berlokasi di Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon, berjarak 36 Km daripusat Kota Ambon.
Untuk tahun 2007-2008, terdapat 2 buah terminal yang berlokasi di kompleks pertokoan
Mardika dan Batu merah. Jumlah mobil angkutan umum, adalah sebanyak 1.117 kendaraan yang
melayani 61 trayek. Pemerintah Kota Ambon telah melakukan study kelayakan untuk
pembanggunan terminal transit pada kawasan Passo di atas lahan sekitar 5 Ha. Terminal ini
nantinya akan di fungsikan untuk melayani kebutuhan angkutan penumpang dari Jezirah Leihitu
dan Jezirah Salahutu, Maluku Tengah.
E.1.5. Gambaran Umum Kota Tual (Provinsi Maluku)
E.1.5.1
Geografis
Kota Tual adalah salah satu bagian dari Propinsi Maluku yang berdiri melalui undang-undang
nomor 31 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku. Secara astronomis
Kota Tual terletak pada sekitar 5º - 6,5º Lintang Selatan, 131º - 133,5º Bujur Timur, dengan batas
geografis sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Banda;
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
16/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
memiliki dataran tinggi. Kemiringan lereng di Kota Tual secara umum berkisar antara 0 - 8
persen dan 8 - 15 persen. Desa-desa pada umumnya berada pada wilayah dengan ketinggian
antara 0 - 100 mdpal.
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
17/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
istiadat dapat diandalkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan yang mendukung adanya
suatu keadaan yang kondusif dan harmonis. Penduduk asli Kabupaten ini adalah suku Kei,
disamping orang-orang asal daerah lain yang menetap di kabupaten ini, misalnya orang asalJawa, Bugis dan Makasar serta Buton dan Ambon yang menetap sebagai pedagang.
E.1.5.5 Perekonomian
Dari sisi produksi, struktur ekonomi Kota Tual berdasarkan distribusi persentase PDRB
menurut harga berlaku tahun 2011 menunjukkan bahwa secara garis besar perekonomian Kota
Tual ditopang oleh sektor-sektor jasa (sektor tertier) dimana sektor-sektor tersebut
memberikan kontribusi sebesar 62,12%, sedangkan sektor primer memberikan kontribusi
sebesar 35,14% dan sisanya adalah kontribusi dari sektor sekunder yang hanya sebesar 2,74%.
Sedangkan bila dilihat secara sektoral, berdasarkan distribusi presentase PDRB menurut harga
berlaku tahun 2011, sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah penyumbang terbesar
dalam perekonomian Kota Tual yaitu sebesar 38,64% dimana pada sektor ini, sub sektorperdagangan merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar
38,46%. Hal ini cukup memberikan pengukuhan bagi Kota Tual sebagai kota perdagangan dan
jasa. Sektor selanjutnya dengan kontribusi terbesar kedua adalah sektor pertanian dengan
kontribusi sebesar 34,66% dimana dari porsi tersebut, 22,67%-nya merupakan kontribusi sub
sektor perikanan. Kondisi struktur ekonomi Kota Tual yang seperti ini cenderung tidak
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
18/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Sarana perhubungan udara terletak di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara yaitu Lapangan
Udara Dumatubun dengan lama perjalanan dari kota Tual ±10 menit. Maskapai penerbangan
yang membuka rute ke Lanud. Dumatubun Langgur antara lain Merpati Air, Wings Air, EkspressAir dan Trigana Air (Pesawat jenis Foker 27) dengan frekwensi penerbangan sebanyak enam
kali dalam seminggu ke Kota Ambon. Rute ke Kota-kota seperti Jakarta, Makassar, Surabaya
serta ke Papua melalui Transit pada Bandara Pattimura Ambon. Jarak kota Tual sendiri ke Ibu
kota Provinsi Maluku di Ambon adalah : 617,40 km atau sekitar 343 mil laut yang ditempuh
selama ± 80 menit.
Kota Tual yang merupakan daerah kepulauan, keadaan ini menuntut adanya sarana transportasi
laut yang memadai. Trayek-trayek pelayaran umum yang ada di Kota Tual Antara lain:
Trayek Kapal PELNI (KM Tidar, KM Kelimutu)
Trayek Kapal Perintis (KM Tanjung Tungkor, KM Lestari, KM Alken, KM Abadi Permai,
KM Banda Naira, KM maloli )
Trayek Feri
Trayek Pelayarn Lokal/Rakyat.
E.1.6. Gambaran Umum Kota Ternate (Provinsi Maluku Utara)
E.1.6.1 Geografis
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
19/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Gambar E.6 Peta Administrasi Kota Ternate (Sumber : Internet, 2016)
E.1.6.2 Fisik Dasar
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
20/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
dan Kecamatan Pulau Ternate. Sedangkan Kecamatan lainnya diluar Pulau Ternate memiliki
persebaran penduduk dibawah 3 %.
Beberapa Indikator keberhasilan pembangunan adalah menurunnya proporsi
penduduk/keluarga miskin dan makin bertambahnya proporsi keluarga mampu yang juga
ditandai dengan perubahan prosentase tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan penurunan
jumlah angka Pengangguran. Prosentase tingkat pengangguran terbuka Kota Ternate dalam
kurun waktu 3 Tahun terkhir (2010 s/d 2012) terus mengalami perkembangan positif, dengan
asumsi terjadi penurunan, yaitu dari : 10,31 – 5,50 – 4,18 hal tersebut teridentifikasi melalui
penyerapan Angkatan Kerja yang terus meningkat setiap tahun.
E.1.6.4 Sosial Budaya
Suku Ternate dengan populasi 50.000 jiwa bertempat tinggal di Pulau Ternate. Selain berdiam
di pulau asalnya, orang Ternate juga berdiam di daerah lain, misalnya di pulau Bacan dan pulauObi yang termasuk wilayah kabupaten Halmahera Tengah, serta wilayah lain di dalam dan di
luar Provinsi Maluku Utara. Orang Ternate mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Ternate.
Para ahli berpendapat bahwa bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Halmahera Utara, yang
merupakan kelompok bahasa non-Austronesia. Bahasa Ternate banyak mempengaruhi bahasa
Melayu Maluku Utara, bahasa Melayu di Tidore dan bahasa Melayu di Tanah Minahasa
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Ternatehttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bacanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Obihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Obihttps://id.wikipedia.org/wiki/Halmahera_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Maluku_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Maluku_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Maluku_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Maluku_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Maluku_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Maluku_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Halmahera_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Obihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Obihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bacanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Ternate
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
21/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
melalui pembangunan sarana transportasi maupun akomodasi yang memadai. Samapi sekarang,
menurut sensus 2010 bahwa 97 % suku Ternate adalah orang Islam Sunni dan sedikit yang
menganut agama Kristen Protestan.
E.1.6.5 Perekonomian
Pembangunan ekonomi Kota Ternate saat ini tidak hanya diukur dengan indikator makro
ekonomi, namun juga dilihat dari indikator sosial, sebagai bagian dari ukuran peningkatan
kualitas penduduk. Namun demikian beberapa indikator makro ekonomi seperti pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan perkapita yang merupakan indikator turunan dari PDRB tetap
menjadi rujukan untuk mengukur kinerja perekonomian suatu wilayah. Sebagaimana hal
tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa sasaran bidang pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi riil yang dapat dilihat dari perkembangan PDRB atas dasar harga
konstan setiap tahunnya.
Prosentase Pertumbuhan ekonomi 2013 mencapai 6,97% mengalami sedikit penurunan dari
tahun sebelumnya (ditahun 2012 : 7,06%). Dari beberapa sektor ekonomi yang ada pada PDRB
tahun 2010, terdapat beberapa sektor yang mengalami peningkatan dari nilai prosentase yang
disumbangkan, seperti sektor ; Perdagangan, Hotel & Restoran, Pengangkutan & Komunikasi,
Listrik, Gas & Air Bersih, Jasa-jasa, Industri Pengolahan dan sektor Pertanian yang menghasilkan
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_Sunnihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Islam_Sunni
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
22/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Transportasi darat di kota ini menggunakan angkutan penumpang dengan mobil Suzuki Carry.
Sejak akhir tahun 2005 telah mulai beroperasi armada taksi milik swasta dengan jumlah armada
sekitar 50 unit. Untuk menyeberang ke pulau-pulau sekitarseperti Halmahera, Tidore, Hiri, Moti, Meitara, dapat menggunakan perahu kecil
dari fiberglass yang umum di sebut Speed.
E.1.7. Gambaran Umum Kota Tidore Kepulauan (Provinsi Maluku Utara)
E.1.7.1 Geografis
Secara geografis, letak kota Tidore kepulauan berada hampir di tengah tengah wilayah Propinsi
Maluku Utara sehingga memiliki aksesibilitas yang hampir merata keseluruh kawasan Propinsi
Maluku Utara, Kota Tidore Kepulauan terdapat pusat pemerintahan propinsi, yang berpusat
dikelurahan Sofifi. Sebagian besar sarana dan prasarana perkantoran pemerintah Propinsi
diarahkan pembanggunanya dikawasan tersebut. Kedekatan dengan Kota Ternate di Pulau
Ternate juga mempemudah aksesbilitas dari Tidore ke Ternate yang terdapat sejumlah sentrajasa dan perdagangan serta pelabuhan dan Bandar udara yang memadai untuk pelayanan dalam
skala nasional.
Batas wilayah Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Pulau Ternate dan Kecamatan Jailolo Selatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Suzuki_Carryhttps://id.wikipedia.org/wiki/2005https://id.wikipedia.org/wiki/Taksihttps://id.wikipedia.org/wiki/Halmaherahttps://id.wikipedia.org/wiki/Tidorehttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiri&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moti&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meitara&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meitara&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moti&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiri&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Tidorehttps://id.wikipedia.org/wiki/Halmaherahttps://id.wikipedia.org/wiki/Taksihttps://id.wikipedia.org/wiki/2005https://id.wikipedia.org/wiki/Suzuki_Carry
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
23/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
b
b
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
24/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Topografi / kemiringan tanah di Kota Tidore bervariasi antara 0- 2%, 2- 15%, 15 - 40%, banyak
tersebar di pinggiran pantai pulau Kondisi tekstur tanah di Kota Tidore Kepulauan sebagian
besar memiliki cirri Halus sampai Sedang sedikit berpasir memberikan kemampuan drainaseyang cukup baik dilihat dari sifat porositas tanah yang menyerap air.
E.1.7.3 Kependudukan
Penduduk merupakan sumberdaya yang potensial dalam proses pembangunan suatu
bangsa,jumlah penduduk yang besar dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja produktif
sehingga berfungsi sebagai pengelolaan sumberdaya alam. Namun jumlah penduduk yang besar
juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial dalam proses pembangunan suatau
bangsa/daerah misalnya : pengangguran,kemiskinan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota
Tidore Kepualauan sebesar 92.226 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebesar 46,537 dan
jumlah perempuan 45.689 dan apabilah dibandingkan dengan jumlah luas wilayah kote tidore
kepulauan maka rata-rata jumlah per –km2 atau kepadatan penduduk adalah 60 jiwa per km2
Dilihat dari penyebaran penduduk pada tiap kecamatan maka kecamatan tidore yang paling
banyak penduduknya dengan jumlah 18.923 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit jumlah
penduduk adalah kecamatan oba selatan yakni 5.011 jiwa.dan untuk kepadatan penduduk
perkecamatan makan kecamatan tidore paling tinggi tingkat kepadatan dengan jumlah 525 jiwa
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
25/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Tidore, dan Halmahera Tengah/Timur. Dalam hal kekerabatan mereka menarik garis keturunan
berdasarkan prinsip patrilineal. Salah satu kelompok kekerabatan yang penting adalah klen
patrilineal, yang mereka sebut soa. Perkawinan ideal menurut adat mereka adalah kawin antarasaudara sepupu (kufu). Adat menetap sesudah nikahnya utrolokal, artinya sepasang pengantin
bebas memilih untuk menetap di lingkungan kerabat suami atau di lingkungan kerabat istri.
E.1.7.5 Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi Kota Tidore Kepulauan rata-rata pertahun mengalami peningkatan
sebesar 05%, pada akhir tahun 2010 mencapai 5,13 %. Laju pertumbuhan yang positif
dipengaruhi oleh konsumsi yang mendominasi laju pertumbuhan ekonomi, sehingga struktur
perekonomian yang ditopang oleh sektor pertanian, cenderung mengalami penurunan, sehingga
perekonomian Kota Tidore Kepulauan dengan laju pertumbuhan yang positif belum mampu
menciptakan pemerataan pembangunan, kondisi ini belum menunjukan kualitas laju
pertumbuhan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif yangmenganggur, dan menurunkan angka kemiskinan di Kota Tidore Kepulauan.Pengelolaan
keuangan daerah sebagai bagian dari perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahaan, dituntut merumuskan model penganggaran yang menganut prinsi-prinsip value
for money, dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, sehingga membutuhkan kebijakan
pengelolaan keuangan daerah yang transparan, partisipatif dan akuntabel.
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
26/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
total belanja tidak langsung adalah Rp. 171,213,274,593 dan belanja langsung sebesar Rp.
157,582,940,726.
Rincian pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) berjumlah Rp. 8,379,000,000,
Dana Perimbangan Rp. 309,286,971,000 dan Pendapatan lain-lain yang sah berjumlah Rp.
2,300,000,000. Dari data di atas menunjukan terdapat perbedaan penyajian data analisisi
sehingga perlu dilakukan evaluasi ulang atas kajian Departemen Keuangan melalui PMK Nomor
245/PMK.7/2010 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah, sehingga informasi perencanaan
anggara nasional tidak berdampak pada penurunan kualitas alokasi pembangunan Kota Tidore
Kepulauan, yang masih membutuhkan peran investasi pemerintah dalam mengatasi angka
kemiskinan dan pengangguran yang relative tinggi.
E.1.7.6 Infrastruktur
Transportasi yang ada di kota ini adalah mikrolet, becak motor, ojek dan becak. Untuk ke kotaini, bisa di tempuh dari kota Ternate dengan feri dengan waktu tempuh 30 menit
dan speedboat yang waktu tempuhnya tak sampai 10 menit. Di kota ini juga terletak Kelurahan
Sofifi, Kecamatan Oba Utara yang merupakan ibukota defenitif provinsi Maluku Utara.
Rencananya setelah infrastruktur pemerintahan dan fasilitas lainnya dibangun, aktivitas
pemerintahan akan dipindahkan dari Ternate ke daerah ini. Sofifi berada di kecamatan Oba
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrolethttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Becak_motor&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ojekhttps://id.wikipedia.org/wiki/Becakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Ternatehttps://id.wikipedia.org/wiki/Ferihttps://id.wikipedia.org/wiki/Sofifihttps://id.wikipedia.org/wiki/Sofifihttps://id.wikipedia.org/wiki/Ferihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Ternatehttps://id.wikipedia.org/wiki/Becakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ojekhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Becak_motor&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrolet
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
27/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Bagian Utara : Samudera Pasifik
Bagian Barat : Kab. Jayapura
Bagian Selatan : Kabupaten Keerom Bagian Timur : Negara Papua New Guinea (PNG).
Luas wilayah administrasi Kota Jayapura adalah 940 km². Pemerintah Kota Jayapura terdiri dari
5 distrik dengan 39 Kelurahan/kampung terdiri dari 25 kelurahan dan 14kampung. Distrik
Abepura merupakan disktrik dengan jumlah Kelurahan dan Kampung terbanyak dengan rincian
8 jumlah kelurahan dan 3 jumlah kampung.Sedangkan distrik dengan jumlah
kelurahan/kampung terkecilyaiu Distrik Heram dengan rincian 3 jumlah kelurahan dan 2
jumlah kampung.
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
28/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
5000mm/tahun, daerah ini tergenang terus. Daerah Kendala adalah daerah yang sulit
dikembangkan karena batasan fisik alami namun mengembangkannya diperlukan biaya besar
dan teknologi yang maju, dengan kriteria: Kemiringan lereng 15 – 40 persen, keasaman tanahpH 5,1 - 7, daerah ini tergenang secara periodik. Sementara itu, daerah potensi adalah daerah
yang dapat dikembangkan tanpa ada hambatan kondisi fisik alami, dengan kriteria: Kemiringan
lereng < 15 persen, keasaman tanah pH netral, curah hujan 2.000-2.500 mm/tahun, daerah ini
tidak tergenang.
Iklim di Kota Jayapura adalah tropis basah. Suhu udara rata-rata berkisar 30°C dengan suhu
udara minimum berkisar 29°C dan suhu udara maksimum 31,8°C. Curah hujan bervariasi antara
45-255 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata antara 148-175 hari hujan/tahun.Kelembaban
udara bervariasi antara 79% - 81%. Menurut pencatatan Badan Meteorologi dan Geofisika
wilayah V Jayapura Tahun 2005 suhu udara rata-rata 23,0 °C - 32,2°C. Kelembaban udara
berkisar antara 77% - 82%, sedang curah hujan tertinggi pada bulan Maret 2005 yaitu 500 mmdan terendah bulan Desember 2005 yaitu 100 mm.
E.1.8.3 Kependudukan
Berdasarkan Data Kota Jayapura Dalam Angka Tahun 2011 Kota Jayapura Tahun 2011, jumlah
penduduk Kota Jayapura tahun 2010 adalah 256.705 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10% per
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
29/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
tertinggi di distrik Jayapura Selatan, yaitu 1,542 jiwa per km². Menurut datahasil sensus tahun
2010, sex ratio penduduk Kota Jayapura sebesar 114, yang berarti bahwa penduduk laki-laki 14
% lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Adapun rata-rata banyaknya rumah tanggayang menempati satu rumah tangga (2010) adalah 4 orang.
E.1.8.4 Sosial Budaya
Di bidang sosial budaya, indikasi penguatnya adalah tingginya IPM, yakni sebesar 74,56 % yang
lebih tinggi dari pada angka IPM tingkat Provinsi Papua dan paling tinggi di antara
kabupaten/kota se Provinsi Papua. Di mana angka melek huruf mencapai 99,09%; lama rata-
rata usia sekolah 10.86 % (kelas 1 – 2 SMA), APK/APM yang semakin membaik selama 5 tahun
terakhir, serta angka usia harapan hidup telah mencapai 68 tahun. Hal tersebut tidak terlepas
dari Semakin berkembangnya jumlah Sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Kota Jayapura.
Tetapi, kelemahan yang perlu dicermati terutama berkenaan dengan masih adanya penduduk
yang buta huruf, anak putus sekolah, sarana pendidikan dan kesejahteraan guru yang belummemadai, rasio dokter dan pealatan medis belum memadai, masih tingginya angka kesakitan
malaria dan HIV/Aids. Dalam hal pembinaan kepemudaan dan olahraga, telah dicapai berbagai
prestasi hingga ke tingkat nasional dan internasional, tetapi terkait dengan peran perempuan
tampak masih lemah dalam mengakses kesempatan di berbagai bidang baik dari segi jumlah
maupun mutunya. Di bidang keagamaan, telah menjadi potensi kekuatan karena makin
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
30/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor bangunan. Peranan
keempat sektor tersebut sangat diandalkan dalam pembentukan PDRB Kota Jayapura.Bila
dilihat peranan sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industripengolahan dan sektor listrik dan air minum serta jasa-jasa terlihat mengalami penurunan sejak
tahun 2005 hingga 2008. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, tampak adanya perkembangan
perekonomian Kota Jayapura yang ditunjukkan dengan peningkatan PDRB (ADhB dan ADhK).
Untuk PDRB (ADhB) pada tahun 2009, menjadi 5.62 trilyun rupiah lebih yang mengalami rata-
rata perkembangan selama 5 tahun sebesar 596.44 milyar rupiah atau 50.66 %. Tetapi bila
dibandingkan dengan Tahun 2005, maka perkembangannya menjadi 2, 98 trilyun atau 224.07%.
Sementara itu, untuk PDRB (ADhK2000) mengalami rata-rata perkembangan selama 5 tahun
terakhir sebesar 177,76 milyar rupiah atau 15.10 %, di mana pada tahun 2009 dicapai PDRB
(ADhK) sebesar 2,60 trilyun rupiah lebih dan pada tahun 2005 hanya sebesar 1,71 trilyun
rupiah. Dibanding tahun 2005, maka perkembangannya pada tahun 2009 menjadi 888, 81
milyar rupiah lebih (75.50 %).
E.1.8.6 Infrastruktur
Untuk meningkatkan pelayanan transportasi dalam kota dan antar wilayah di Kota
Jayapura,ditunjang dengan ketersediaan infrastruktur perhubungan. Terdapat 3 jalan negara
sepanjang 50 km, jalan provinsi sepanjang 38.50 km, dan jalan kota sepanjang 369.74 m. Panjang
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
31/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Untuk meningkatkan pelayanan transportasi laut, dilakukan pendataan dan pembinaan
terhadap : 9 unit perusahaan pelayaran, 16 unit perusahaan EMKL, 5 unit perusahaan bongkar-
muat, pelayanan jasa kapal (penambangan ke dermaga, pemandu kapal, kapal tunda), jasa
barang (di dermaga dan di gudang), serta pelayanan jasa alat bongkar muat (mekanik dan non-
mekanik). Selain itu, dilakukan deteksi penggunaan dermaga untuk kepentingan sendiri (DUKS)
yang dikelola oleh pihak Pertamina dan perusahaan perikanan. Adapun pelabuhan utama untuk
kepentingan bongkar-muat barang dan penumpang sebanyak 2 unit di Weref dan Porasko.
Pemerintah Kota Jayapura telah menjajagi kerjasama Tri-Party dengan Pemerintah Kabupaten
Jayapura dan PT Pelindo Makassar untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelabuhan di
Kota. Hal ini dilakukan karena makin meningkatnya volume bongkar-muat peti kemas. Selain
itu, atas kerjasama dengan pihak PLN, dirancang pembangunan pelabuhan tertutup di
Holtecamp untuk melayani kebutuhan bongkar muat batu bara dan sumber energi lainnya.
Adapun frekwensi kapal barang dan kapal penumpang yang berlabuh di pelabuhan Weref dan
Porasko cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2005 tercatat sebanyak 745 kali, tetapipada tahun 2008 hanya 501 kali atau penurunan sebesar (32.75 %). Hal ini disebabkan oleh
menurunnya frekwensi kedatangan kapal penumpang dan kapal pesiar. Sebagaimana diketahui
bahwa PT. Pelni, seringkali melakukan penyesuaian rute kapal penumpang yang berakibat
berkurangnya kapal penumpang yang berkunjung ke Kota Jayapura. Sementara la-yanan kapal
perintis ke berbagai kabupaten di Papua melalui pelabuhan Porasko, terus meningkat. Terkait
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
32/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Kota Sorong meliputi 6 Kecamatan (Distrik) dan 31 kelurahan, 175 RW, dan 649 RT. Kecamatan
Sorong Barat merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 254,15 km2 atau
sebesar 23 % dari luas Kota Sorong. Kecamatan Sorong Timur merupakan kecamatan dengan
jumlah kelurahan terbanyak, yaitu sebanyak 7 kelurahan. Selain Kecamatan Sorong Barat,
kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak berikutnya adalah Sorong Barat, Sorong, Sorong
Utara dan Sorong Manoi dengan 5 kelurahan. Kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah
Kecamatan Sorong atau sebesar 11,48 % dari total wilayah Kota Sorong.
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
33/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
batu gunung, batu kaIi, sirtu, pasir, tanah urug dan kerikil. Sedangkan jenis tanah yang terdapat
di Kota Sorong adalah tanah latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung Kasuari dan
tanah fudsolik merah kuning yang terdapat dihamparan seluruh kawasan Distrik Sorong Timur.
Keadaan permukaan Kota Sorong yang terdiri dari gunung, buki-bukit dan dataran yang rendah
yang ditandai dengan jurang, dan wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti sungai
Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Klawiki, sungai
Klasaman dan sungai Klablin.
E.1.9.3
Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Sorong berdasarkan perhitungan tahun 2013 adalah sebesar 213.684
jiwa, yang terdiri dari 111.675 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 102.009 perempuan. Dengan
luas wilayah sebesar 1.105 km², kepadatan penduduk rata-rata kota Sorong adalah sebesar
193,38 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan Sorong Utara merupakan kecamatan dengan
jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 50.213 jiwa. Kecamatan berikutnya yang memilikijumlah penduduk besar adalah Kecamatan Sorong Manoi dengan 47.698 jiwa, dan Kecamatan
Sorong Barat dengan 39.662 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit terdapat
di kecamatan Sorong Kepulauan dengan jumlah penduduk 11.001 jiwa.
Kecamatan Sorong Manoi adalah kecamatan yang paling padat penduduknya yaitu 350,8 jiwa /
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
34/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Sorong menekan laju pertumbuhan penduduk juga disebabkan suksesnya implementasi
program keluarga berencana.
E.1.9.4 Sosial Budaya
Nama Sorong berasal dari kata SOREN dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang
terdalam dan bergelombang, kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang
berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau yang lain
hingga tiba dan menetap di kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama
“Daratan Maladum” dengan sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang
tionghoa, misionaris dari Eropa, Maluku dan Sangihe Talaud dengan sebutan Sorong.
Penduduk asli Sorong adalah suku Moi. Secara umum suku Moi dapat kita gambarkan,
bagaimana kehidupan, budaya, perekonomian, pola bermukim dan lain sebagainya. Suku di
Papua begitu banyak menyimpan suatu keindahan-keindahan, serta keunikan-keunikantersendiri. Perlu kita ketahui, Papua adalah suatu daerha yang paling majemuk, beraneka ragam
dalam segala segi. Bahkan di dalam suatu pulau inipun terdapat banyak suku dan bahasa yang
majemuk juga, kemajemukan inipun sangat banyak disamping hal-hal yang lain. Analisis pola
dan tipologi budaya yang ada pada masyarakat Papua yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
suatu kebiasaan dan tempat tinggal yang berlangsung pada suku ini. Suku ini mendiami
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
35/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
sebesar 68,63 % dari total pendapatan daerah, sedangkan sisanya merupakan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 19,91 %.
Proporsi Dana Perimbangan mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2013. Pada tahun 2010,
proporsi Dana Perimbangan mencapai 63,30 %, pada tahun 2011 naik menjadi 70,29 %, pada
tahun 2012 turun menjadi 69,36 % dan pada tahun 2013 68,63 %. Penurunan proporsi dana
perimbangan ini belum menunjukkan kemandirian daerah. Penurunan proporsi dana
perimbangan yang relatif besar tidak diikuti peningkatan proporsi PAD yang sebanding. Selama
tahun 2007-2010, pergeseran proporsi PAD hanya berkisar 3,4%. Proporsi PAD pada tahun
2007 adalah sebesar 18,5% dan pada tahun 2010 menjadi 22%. Pergeseran proporsi
pendapatan yang signifikan bersumber dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pada tahun 2007,
proporsinya hanya sebesar 10,13% dan pada tahun 2010 mencapai 18,57%. Pergeseran yang
besar ini disebabkan karena adanya peningkatan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terkait
dengan dana transfer daerah untuk tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilanuntuk guru PNSD.
Pendapatan Daerah Kota Sorong mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun
2007-2010, rata-rata pertumbuhannya mencapai 9,83%/tahun. Pertumbuhan yang tertinggi
adalah Lain-lain Pendapatan Yang Sah, yang rata-rata pertumbuhannya mencapai
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
36/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
proses bongkar barang sebanyak 84.289 ton dan muat barang sebanyak 9.078 ton. Dari data
tersebut, transportasi melalui laut dengan menggunakan armada kapal yang ada mengalami
prosentasi tiap tahun yang bervariasi (naik dan turun) dan jumlah penumpang yang berangkat
menggunakan transportasi laut tahun 2011 dibandingkan tahun 2008 mengalami mengalami
penurunan sebesar 21,51 %, hal ini menunjukkan adanya alternatif yang lain untuk melakukan
perjalanan ke luar daerah diantaranya menggunakan transportasi udara.
Transportasi udara dilayani oleh Pelabuhan Udara Domine Eduard Osok (DEO), yang
merupakan sentral untuk perhubungan udara menuju kabupaten lain di sekitar Kota Sorong
yaitu menuju Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni, Manokwari, Maybrat, Tambraw dan
Sorong Selatan serta perlintasan menuju Indonesia bagian Barat dan Timur. Dilihat dari
perkembangannya, keberadaan Bandara DEO banyak berpengaruh besar dengan semakin
banyaknya pesawat yang mendarat dari tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2008 naik
sebanyak 53,44%, dan keberangkatan penumpang melalui bandara dari tahun 2011dibandingkan dengan tahun 2008 meningkat sebanyak 43,68%. Kedatangan penumpang
pesawat di bandara juga meningkat dari tahun 2008 sebanyak 107.668 orang, menjadi 190.229
orang pada tahun 2011 atau mengalami kenaikan sebesar 43,40%. Hal ini menunjukkan posisi
strategis bandara sebagai sarana penunjang transportasi di Kota Sorong dan memerlukan
sarana transportasi serta prasarana pendukung lainnya.
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
37/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
d. Sebagai proses berlanjut yang partisipatif;
e. Bimbingan teknis tidak hanya oleh atasan langsung tetapi juga pimpinan puncak;
f. Bimbingan yang efektif membuat pembimbing dengan yang dibimbing memperoleh
;pengetahuan dan pemahaman lebih besar terhadap tugas dan pekerjaannya serta
meningkatkan hubungan kerja dan hubungan antar manusia diantara keduanya;
g. Hasil bimbingan teknis menimbulkan motivasi yang kuat untuk mewujudkan kinerja
pada tingkat yang optimal.
Konsep bimbingan teknis seperti yang dijelaskan tersebut akan dipergunakan dalam
penyelesaian pekerjaan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di
Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua ini. Amanat UU.No.26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang pasal 13 menyebutkan bahwa Pemerintah mempunyai tugas melakukan
pembinaan penataan ruang kepada pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
dan masyarakat. Salah satu bentuk pembinaan penataan ruang tersebut adalah dilaksanakanmelalui pemberian bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang.
Diharapkan dengan adanya bimbingan teknis ini maka Pemerintah Daerah akan terbantu dalam
melakukan sinkronisasi dan penyesuaian materi RDTR dengan kebijakan yang ada serta dapat
meningkatkan kemampuan teknis aparat di daerah dalam pelaksanaan sinkronisasi dan
penyesuaian materi RDTR serta melaksanakan self assesment pada dokumen pengajuan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
38/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D.2.1. Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai landasan hukum
komprehensif penyelenggaraan penataan ruang secara nasional untuk mewujudkan ruang
nusantara yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, mengamanatkan agar dibentuk
peraturan pelaksanaan sebagai landasan operasional dalam mengimplementasikan ketentuan-
ketentuan Undang-Undang tersebut. Peraturan pelaksanaan dimaksud terdiri atas 18 (delapan
belas) substansi mengenai aspek-aspek dalam penyelenggaraan penataan ruang yang perlu
diatur dengan peraturan pemerintah. Untuk mewujudkan harmonisasi dan keterpaduan
pengaturan penyelenggaraan penataan ruang, perlu disusun peraturan pemerintah tentang
penyelenggaraan penataan ruang yang memadukan berbagai substansi yang belum diatur
secara tegas dalam Undang-Undang tersebut dan diamanatkan untuk diatur lebih lanjut sebagai
landasan hukum bagi praktik penyelenggaraan penataan ruang.
Perlunya pengaturan mengenai penyelenggaraan penataan ruang didasarkan padapertimbangan antara lain:
Pertama, ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menghadapi tantangan dan
permasalahan terutama karena:
a. terletak pada kawasan cepat berkembang (pacific ocean rim dan indian ocean rim) yang
menuntut perlunya mendorong daya saing perekonomian;
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
39/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
kawasan perkotaan dan perdesaan. Hal tersebut menuntut adanya pengaturan yang lebih tegas
dan jelas mengenai aspek-aspek penyelenggaraan penataan ruang yang terkait langsung dengan
kehidupan masyarakat.
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai pengaturan penataan ruang, pembinaan
penataan ruang, pelaksanaan perencanaan tata ruang, pelaksanaan pemanfaatan ruang,
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang, dan pengawasan penataan ruang, di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mewujudkan pengaturan mengenai
penyelenggaraan penataan ruang yang lebih komprehensif dan dapat diterapkan secara efektif,
Peraturan Pemerintah ini memuat pengaturan penyelenggaraan penataan ruang wilayah dan
kawasan, yang mencakup:
a. Pengaturan penataan ruang yang meliputi ketentuan tentang peraturan yang harus
ditetapkan pada masing-masing tingkatan pemerintahan untuk memberikan landasan
hukum yang kuat bagi penyelenggaraan penataan ruang. b. Pembinaan penataan ruang yang mengatur tentang bentuk dan tata cara pembinaan
penataan ruang dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dan masyarakat, dari
pemerintah daerah provinsi kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dan
masyarakat, serta dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada masyarakat.
Pembinaan penataan ruang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
40/107
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
41/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
dan koordinasi antartingkatan pemerintahan. Koordinasi dilaksanakan melalui
fungsikoordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang. Pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang merupakan upaya untuk mendampingi, mengawasi, dan
memberikan penjelasan kepada pemangku kepentingan dalam perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pemberian bimbingan, supervisi dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang dilaksanakan melalui :
1. pemberian bimbingan kepada pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan
peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan ruang;
2.
pemberian supervisi kepada pemangku kepentingan dalam pelaksanaan penataan ruang;
dan
3. pemberian konsultasi pelaksanaan penataan ruang bagi pemangku kepentingan.
Dalam Peraturan Pemerintah ini juga diatur tentang penyusunan dan penetapan rencana detail
tata ruang yang menjadi fokus dalam pekerjaan ini. Dalam PP ini disebutkan bahwa setiaprencana tata ruang wilayah kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun rencana detail tata ruangnya. Bagian dari wilayah
kabupaten yang akan disusun rencana detail tata ruangnya dapat merupakan kawasan
perkotaan dan /atau kawasan strategis kabupaten. Bagian dari wilayah kota yang akan disusun
rencana detail tata ruangnya dapat merupakan kawasan strategis kota. Rencana detail tata
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
42/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
1. data wilayah administrasi;
2. data fisiografis;
3. data kependudukan;
4. data ekonomi dan keuangan;
5. data ketersediaan prasarana dan sarana dasar;
6. data peruntukan ruang;
7. data penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan lahan;
8. data intensitas bangunan; dan
9.
peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan termasuk peta
penguasaan lahan, peta penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, dan peta
daerah rawan bencana pada skala peta minimal 1:5.000.
c. Pengolahan data dan analisis paling sedikit meliputi:
1. teknik analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang ditentukan
melalui kajian lingkungan hidup strategis;2. teknik analisis keterkaitan antarwilayah kabupaten/kota;
3. teknik analisis keterkaitan antarkomponen ruang kabupaten/kota;
dan
4. teknik perancangan kawasan.
d. Perumusan konsepsi rencana paling sedikit harus:
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
43/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
3. Mewujudkan keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi dan
kabupaten/kota;
4. Mewujudkan keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
termasuk di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Mewujudkan keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi
dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
6. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
7. Mewujudkan keseimbangan dan kesejahteraan perkembangan antarwilayah;
8. Mewujudkan keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan
9. Mewujudkan pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategipengembangan struktur ruang dan pola ruang. Adapun kebijakan dan strategi pengembangan
struktur ruang yaitu :
1. Kebijakan 1 : Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki. Strategi yang akan dilakukan adalah :
a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
44/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
e. Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta
mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.
Adapun peta struktur ruang wilayah nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar E.10 Peta Struktur Ruang Wilayah Nasional Sesuai Dengan Arahan Rencana TataRuang Wilayah Nasional
Rencana struktur wilayah nasional meliputi : sistem perkotaan nasional, sistem jaringan
transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional
serta sistem jaringan sumber daya air. Adapun indikasi program perwujudan struktur ruang
tahun 2015-2019 sesuai dengan arahan RTRWN dapat dilihat pada tabel berikut ini.
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
45/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
No Usulan Program Utama LokasiSumber
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
a.
Pemantapan Jaringan Jalan ArteriPrimer yang meliputi Jaringan
Lintas Tengah Pulau Jawa
- APBN, APBD,Investor
Swastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.PUPR
b.
Pengembangan Jaringan JalanArteri Primer YangMenghubungkan Antar Wilayah DiPulau, meliputi :
- APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasama
pendanaan
Kemen.PUPR
1) Jaringan Lintas Tengah Pulau
Sumatera2)
Jaringan Lintas Barat PulauSumatera
3)
Jaringan Lintas Selatan PulauJawa-Bali
4)
Jaringan Lintas Tengah PulauKalimantan
5)
Jaringan Lintas Timur PulauSulawesi
6)
Jaringan Jalan Lintas (danPenyeberangan) KepulauanNusa Tenggara
7) Jaringan Jalan Lintas (danPenyeberangan) KepulauanMaluku
8) Jaringan Lintas Perbatasan,Tengah dan Utara Pulau
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
46/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
No Usulan Program Utama LokasiSumber
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
Pengembangan PelabuhanPenyeberangan
Swastadan/atau
kerjasamapendanaan
4. Perwujudan Pelabuhan InternasionalDan Pelabuhan Nasional, Terdiri Dari:
Daftar PelabuhanSebagai SimpulTransportasi LautNasional YangTermasuk DalamTahap PengembanganKe II RTRWN
(Lampiran IV)
APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemenhub
a.
Pemantapan Pelabuhan Nasionalb. Pengembangan Pelabuhan
Nasional
5. Perwujudan Bandar Udara PusatPenyebaran, Terdiri Dari:
Daftar BandaraSebagai SimpulTransportasi UdaraNasional YangTermasuk DalamTahap PengembanganKe II RTRWN(Lampiran IV dan V)
APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemenhub
a. Pemantapan Bandar Udara PusatPenyebarna Skala PelayananSekunder
b. Pengembangan Bandar UdaraPusat Penyebaran Skala PelayananSekunder
c.
Pemantapan Bandar Udara PusatPenyebarna Skala PelayananTersier
d. Pengembangan Bandar UdaraPusat Penyebaran Skala PelayananTersier
C Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
1. Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daftar Wilayah Sungai APBN, APBD, Kemen.
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
47/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
No Usulan Program Utama LokasiSumber
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
c.
Pengembangan JaringanTransmisi Tenaga Listrik, Meliputi
:
- APBN, APBD,Investor
Swastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.ESDM, PT.
PLN1)
Jaringan Transmisi di Pulau-pulau Pantai Barat Sumatera
2) Jaringan TransmisiPedalaman Kalimantan
3) Jaringan TransmisiPedalaman dan Pulau-pulauSulawesi
4) Jaringan Transmisi di Papua
5)
Jaringan Transmisi diKepulauan Nusa Tenggara danMaluku
3. Sistem Jaringan TelekomunikasiNasional, Terdiri Dari :
- APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.ESDM, PT.Telkoma. Rehabilitasi Jaringan Teresterial di
Pusat Pertumbuhan WilayahTengah Jawa
b.
Pengembangan JaringanTeresterial di Papua Utarac. Jaringan Pelayanan Feeder dan
Pulau-pulau di :1)
Pulau-pulau di BaratSumatera
2)
Pulau-pulau di Utara Jawa3) Pulau-pulau Maluku-Maluku
Utara-Papua Barat-Papua
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
48/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
2) Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
3) Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
4) Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
5)
Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk
menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
6) Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan7) Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di
kawasan rawan bencana.
2. Kebijakan 2 : Pengembangan Kawasan Budidaya, terdiri dari :
a. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya. Strategi yang akan dilakukan adalah :
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
49/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
b. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan. Strategi yang akan dilakukan adalah :
1) Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan
bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian
akibat bencana;
2) Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan
mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak;
3) Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga
puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
4) Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar dan
metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana
kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di
sekitarnya.
3.
Kebijakan 3 : Pengembangan Kawasan Strategis Nasional, terdiri dari :a. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya
nasional. Strategi yang akan dilakukan adalah:
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
50/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
2) Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
dan
3) Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak
terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun.
c. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam
perekonomian internasional. Strategi yang akan dilakukan adalah :
1) Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan
kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
2) Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
3) Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung kawasan;4) Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas
lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
5) Mengintensifkan promosi peluang investasi; dan
6) Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
d. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
51/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
3) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4) Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.
g. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat
perkembangan antarkawasan. Strategi yang akan dilakukan adalah :
1) Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
2) Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan
pusat pertumbuhan wilayah;
3) Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi
masyarakat;
4) Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan; dan
5) Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan
kegiatan ekonomi.
Adapun peta pola ruang wilayah nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
52/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Tabel E.2 Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang Nasional Tahun 2015-2019Sesuai Dengan PP No.26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
No Usulan Program Utama LokasiSumber
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
A Perwujudan Kawasan Lindung Nasional1. Rehabilitasi dan Pemantapan
Fungsi Kawasan Lindung Nasional,meliputi :
Daftar KawasanLindung NasionalYang TermasukDalam TahapPengembangan Ke IIRTRWN (LampiranVIII)
APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.Kehutanan,Kemen.Budpar,Kemen.Kelautan danPerikanan
a.
Suaka Alam Lautb. Taman Nasional
2. Pengembangan PengelolaanKawasan Konservasi Nasional,meliputi :
Daftar KawasanLindung NasionalYang TermasukDalam TahapPengembangan Ke IIRTRWN (LampiranVIII)
APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.Kehutanan,Kemen.Budpar,Kemen.Kelautan danPerikanan
a. Suaka Margasatwab. Cagar Alamc.
Taman Nasionald.
Taman Hutan Rayae. Taman Wisata Alam
3. Rehabilitasi Dan Pemantapan
Fungsi Kawasan Lindung Nasional,meliputi :
Daftar Kawasan
Lindung NasionalYang TermasukDalam TahapPengembangan Ke IIRTRWN (LampiranVIII)
APBN, APBD,
InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.
Kehutanan danLHa. Kawasan Resapan Airb.
Pengembangan PengelolaanKawasan Taman Buru Nasional
B Perwujudan Pengembangan Kawasan Budidaya
1. Pengembangan dan PengendalianKawasan Andalan Untuk Sektor
Daftar KawasanAndalan Yang
APBN, APBD,Investor
Kemen.Pertanian
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
53/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
No Usulan Program Utama LokasiSumber
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
RTRWN (LampiranIX)
kerjasamapendanaan
6. Pengembangan Kawasan AndalanUntuk Perikanan
Daftar KawasanAndalan YangTermasuk DalamTahapPengembangan Ke IIRTRWN (LampiranIX)
APBN, APBD,InvestorSwastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.Kelautan danPerikanan
7. Pengembangan Kawasan AndalanUntuk Kelautan
Daftar KawasanAndalan Yang
Termasuk DalamTahapPengembangan Ke IIRTRWN (LampiranIX)
APBN, APBD,Investor
Swastadan/ataukerjasamapendanaan
Kemen.Kelautan dan
Perikanan
8. Pengembangan Kawasan AndalanUntuk Kehutanan
Daftar KawasanAndalan YangTermasuk DalamTahap
Pengembangan Ke IIRTRWN (LampiranIX)
APBN, APBD,InvestorSwastadan/atau
kerjasamapendanaan
Kemen.Kehutanan
Sumber : Lampiran PP No.26 Tahun 2008 Tentang RTRWN (Diolah Konsultan, 2016)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: pertahanan dan
keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
54/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Perencanaan, Pemrograman maupun Pembangunan Infrastruktur terpadu di WPS (Wilayah
Pengembangan Strategis), yang meliputi :
1. Keterpaduan terhadap pengembangan 24 pelabuhan strategis 2015-2019 dalam rangka
pengembangan tol laut.
2. Keterpaduan terhadap pengembangan 16 kawasan strategis pariwisata nasional
prioritas 2015-2019.
3. Keterpaduan Terhadap Pengembangan 22 Kawasan Industri termasuk Industri
Maritim Prioritas 2015-2019.
4.
Keterpaduan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus 2015-2019.
5. Keterpaduan Terhadap Pengembangan Pelabuhan Udara Prioritas 2015-2019.
6. Keterpaduan Terhadap Pengembangan Perkeretaapian Prioritas 2015-2019.
7. Keterpaduan Terhadap Pemanfaatan Hutan 2015-2019.
8. Keterpaduan Infrastruktur SDA mendukung Lumbung Pangan Nasional.
9.
Keterpaduan Infrastruktur SDA mendukung Lumbung Energi Nasinal.10. Keterpaduan Terhadap Pengembangan Kota-kota Maritim/Pesisir di Indonesia.
11. Keterpaduan Terhadap Pengembangan Perkotaan KSN & PKN 2015-2019.
12. Keterpaduan Terhadap Pengembangan Perdesaan.
13. Keterpaduan Terhadap Pengembangan daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
55/107
USULAN TEKNISBimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Tenggara. Di luar ketiga sektor utama tersebut, sektor perdagangan, hotel dan restoran juga
memiliki peran yang cukup besar. Struktur perekonomian wilayah tersebut relatif tidak
mengalami pergeseran yang berarti selama periode 2005 - 2011. Sektor Unggulan Wilayah Nusa
Tenggara, antara lain adalah: sektor perikanan tangkap laut dan budiday : seperti mutiara di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, tanaman pangan (jagung), sektor pariwisata bahari, dan
peternakan, dan perkebunan.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalan nasional meliputi:
1.
Pengembangan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer
untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional dan
mendorong perekonomian di Kepulauan Nusa Tenggara dilakukan pada:
1) Jaringan Jalan Lintas Pulau Lombok yang terdiri atas:
a) jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan:
Lembar-Simpang Lembar-Gerung-Cakranegara; Ampenan - Selaparang - Rembiga - Dasan Cermen-Cakranegara;
dan
Cakranegara- Narmada - Mantang - Kopang - Masbagik -Rempung
Pringgajaya - Labuhan Lombok - Labuhan Kayangan;
b) jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan:
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
56/107
Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
b) jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan Ruteng-Reo-
Kendidi;
4) Jaringan Jalan Lintas Pulau Alor yang berupa jaringan jalan kolektor
primer yang menghubungkan:
a) Kalabahi-Simpang Mola-Taramana-Maritaing; dan
b) Mali-Simpang Mola;
5) Jaringan Jalan Lintas Pulau Timor yang terdiri atas:
a) jaringan arteri primer yang menghubungkan:
Tenau-Kupang-Oesapa-Simpang Lapangan Terbang-Lapangan
Terbang Eltari; dan
Oesapa - Oesao - Oilmasi - Bokong - Batuputih - Soe - Nikiniki-
Noelmuti-Kefamenanu-Maubesi-Nesam/Kiupukan-Halilulik-
Atambua-Lahafeham-Motoain;
b)
jalan kolektor primer yang menghubungkan Kefamenanu-Olefaub;6) Jaringan Jalan Lintas Pulau Sumba yang berupa jaringan jalan kolektor
primer yang menghubungkan Waekele-Radanata-Waitabula-
Waikabubak-Praipaha-Waingapu.
2. Pengembangan jaringan jalan strategis nasional untuk mendorong perekonomian
di Kepulauan Nusa Tenggara serta membuka keterisolasian Kawasan Perbatasan,
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
57/107
Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
5) jaringan jalan di Pulau Lembata yang menghubungkan Lewoleba-
Balauring;
6) jaringan jalan di Pulau Pantar yang menghubungkan Baranusa-Kabir;
7) Jaringan Jalan Lintas Pulau Timor yang menghubungkan:
a) Tenau-Simpang Lapangan Terbang;
b) Batuputih-Panite-Kalbano-Boking-Wanibesak-Besikama-
Motamasin; dan
c) Oilmasi-Kukak-Sulamu;
8)
jaringan jalan di Pulau Rote yang menghubungkan Batutua-Baa-
Pantebaru-Papela-Eakun;
9) jaringan jalan di Pulau Sabu yang menghubungkan Mesara-Seba-Bolow;
dan
10) Jaringan Jalan Lintas Pulau Sumba yang menghubungkan Waingapu-
Melolo-Ngalu-Baing.3. Pengembangan dan peningkatan fungsi jaringan jalan nasional untuk
menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan/atau bandar
udara dilakukan pada:
1) jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN Mataram dengan
Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Labuhan Lombok, dan Bandar Udara
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
58/107
Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
10) jaringan arteri primer yang menghubungkan PKW Kefamenanu dengan
Pelabuhan Atapupu dan Bandar Udara Haliwen;
11) jaringan arteri primer yang menghubungkan PKSN Atambua dengan
Pelabuhan Atapupu dan Bandar Udara Haliwen;
12) jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan PKW Praya dengan
Pelabuhan Labuhan Lombok;
13) jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan PKW Sumbawa
Besar dengan Pelabuhan Benete;
14)
jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan PKSN Kalabahi
dengan Pelabuhan Kalabahi dan Pelabuhan Maritaing;
15) jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan PKW Waingapu
dengan Pelabuhan Waingapu dan Bandar Udara Umbu Mehang Kunda;
dan
16)
jaringan jalan strategis nasional yang menghubungkan PKW Prayadengan Pelabuhan Lembar dan Bandar Udara Internasional Lombok.
4. Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan transportasi
penyeberangan meliputi:
1) Jaringan Jalan Lintas Pulau Lombok yang terpadu dengan Lintas
Penyeberangan Sabuk Selatan;
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
59/107
Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Strategi operasionalisasi perwujudan prasarana sumber daya air meliputi:
1. Pengembangan dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya untuk
mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku
bagi kawasan perkotaan nasional dan Kawasan Andalan dilakukan pada:
1) Bendungan Batujai, Bendungan Pengga, dan Bendungan Mujur II yang
berada di Kabupaten Lombok Tengah, serta Bendungan Pandanduri
Suwangi yang berada di Kabupaten Lombok Timur yang melayani PKN
Mataram dan PKW Praya serta Kawasan Andalan Lombok dan
Sekitarnya;
2) Bendungan Bintang Bano yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat,
Bendungan Beringinsila, Bendungan Batu Bulan, Bendungan Mamak,
Bendungan Tiu Kulit, dan Bendungan Gapit yang berada di Kabupaten
Sumbawa, Bendungan Rababaka yang berada di Kabupaten Dompu,
serta Bendungan Pelaparado dan Bendungan Sumi yang berada di
Kabupaten Bima yang melayani PKW Sumbawa Besar, PKW Raba,
Kawasan Andalan Sumbawa dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan
Bima;
3) Bendungan Mbay yang berada di Kabupaten Nagekeo untuk melayani
Kawasan Andalan Ruteng-Bajawa; dan
USULAN TEKNIS
8/16/2019 Bimtek-e-uraian Pendekatan Metodologi Dan Rencana Kerja
60/107
Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
3. Pengembangan prasarana penyediaan air baku dengan menggunakan teknologi
penggunaan air laut dilakukan di Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten
Sumba Barat Daya.
4. Pengembangan prasarana penyediaan air baku dengan menggunakan metode
pengawetan air dilakukan di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten
Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten
Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu, Kota Bima, Kabupaten
Bima, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai
Tim