.~, I
Menimbang
Mengingat
BUPATI JAYAWIJAYA PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR [).. TAHUN 2013
TENTANG RETRIBUSI PEMAKAlAN KEKA Y MN DAERAH
BANDARA WAMENA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JAYAWUAYA
, . .
a. bahwa sesuai Pasal 12'6 dan Pasal 127 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahwn ZOG9
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Bagian Retribusi Jasa Usaha, bahwa
dimungkinkan untuk melakukan penetapan jen·fs retribusi pemakaian kekayaan daerah;
b. bahwa dengan besarnya investa-si yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupatel'l
Jayawijaya dalam ran·gka pembebasan lahan Bandara Wamena, dipandang perlu
melakukan pengelolaan dalam bentuk retrib·usi pemekaian kekayaan daerah;
c. bahwa dalam rangka efektifitas pe·narikan retribwsi, sambil menunggu ditetapkannya
Peraturan Da·erah tentang Retribusi P~makdian Kekayaan Daerah pada Bandara
Wamena, dipandang p·erlu diatur den·gan Peraturan 8upati Jayawijaya;
d. bahwa berdasarkan p·ertimbangan sebagaiman~ ·dimaksud pada huruf a, b dan c p-erlu '
:1.
ditetapkan Peratwran Daerah tentang Retrii:Y~si p·emakaian Kekayaan Daerah pada t
f3andara Wamena. ,,
Undang-·Un-dang Nomor 12 Ta·hun 19'69;''tentang Pembentukan Provinsi Otonom
Irian Barat dan Kabupaten·k.abupaten ·oton·omi di Provinsi Irian f3arat
(Lembaran Negara Tahun 19'69 Nomor 47),
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentan-g Otcmomi Khusus Bagi Provitlsi
Papua ( Lembaran Negara rahun 2001 Nomor 135 );
Nom or 32 Tah'u'n 2'0'04 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahwn 200·4 Nomor 125 iamb-a·han Lembaran Negara Republik
Indonesia 4437) sebcrgimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pengganti Unda-ng-undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahdn Atcrs Undang·Undang Nomo·r 3.2. Tahun 2004 tentang Pemerintahan
D-aerah menjadi Urn:la·ng-Undang (Lembaran N't!gara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 198 Tambahan Lembaran Neg-ara Repubffk Indonesia Nomor 4549), dan terakhir
diubah dengan Wndang·Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 26);
Menetapkan
4. Undan:g-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentan9 Perimo.a·f,lg:ali.\.
dan Pemerintahan Daera-h ( Lembc-rran Ne"g:CH'd Tahun 2004 Nomor 126 );
5. Undang-Undang Nomor 2:8 Tahun 200'9 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 130);
6. Undang~Lindcrng Nom'or 12 Tahun 2011 tentang Pemb·entukan Pt=raturafl'
Perwndang~Undangan (Lembcrran Negara Tahtm 2011 Nomor 83);
7; Pe·raturan Pemerinta-h Nomcrr S.S Tahun 2005 tentarrg Pengelolaan Keuang.c:m Daerah .
(Lembaran Neg-crra Tahun 2'0'05 Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 20D7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Peme·rintah, Peme-rintahan Da-erah Provinsi dan Pemerintahan Daera'h
Kabupaten/Kota ( Lembaran Nega·ra Tahun 20'07 Nomor 82);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6'9 Tahun 2010 tentang Tata CC!ra Pemb'erian D'a·n
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Dcrerah dan Retribusi Daerah (Lembarc:rn
Negara Tahun 2U10 Nomor 119);
10. Peraturan Menteri Dalam Neg:eri Nomor 53 TahtJn 2011 tentang Pemb·entukan Produk
Hukum Daerah;
Dengan l>ersetuju;an Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAK't'AT DAER.AH KAB:UPATEN JAYAWIJAYA
dan
BUPATI JAYAWDAYA
Ml:MUTU'SKAN :
PERAruRAN DAERAH TENTAN'G RETRIBUS! PENGEtOLAAN KEKAYAAN DAERAH
PADA BANDARA WAMENA. ~
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
[)alam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut Da·erah, a·dal-ah k.esatu:an masyarakat hukum y-ang memp·unyai
batas~b-atas wilayah yan-g be·rwenang meng:atur dan mengunrs c:rrus-cm pemerintahari da-n kepentin·gan
masyarakat setemp:at menurut prakarsa s·endiri berda·sarka·n agpi·ras:i masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Repubiik Indane·sia.
2. Pemerintahan Daerah a·dalah penyelenggaraan urusa·n Pemerintah·an oleh Pemerintah Daerah dan D·ewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurwt a'Sas otonomi dan tug·a·s p'e'ITibBntuan dengan prinsip oton·omi selwa·s~
luasnya dC!Iam s:istem dan prinsip Negara Kesatu-an RepubiTk In·dones'i:a sebagaimana dimaksud dala·m
Undang-Undang Dasar 1945.
- 2 -
3. Pemerirrtah Daerah adal.ah Bupati dan percrngkat o·aerah sebQ·ga·i unsur ipe1:1:Ye1~~~~~F.a ..
· Daerah.
4. Dewan Perwakilan Rakyat oa~erah adalah Lembaga PerWC!kii'Gln Rakyat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerirrtah Dae·rah.
5. Bupati adalah Bupati Jayawijaya.
6. Dinas Pen'dapatan Pengelolaan Keu.ang~n dan Aset adalah Dina·s Pemdapatan Pengelola·an Keuangan d'an
Aset Kabupaten Jayawijaya;
7. Unit Penerima Pen'dapatan Daerah yan·g selanjutnya disin·g~at TJPPD a·dalah urrsur pelaksana operasional
Dinas Pendapatan Peng·elolaan Keuangan dan Aset berkedudukan di Wamena;
8. Pemegarrg Kas Pembantu adalah Kas Daerah Kabupaten Jayawijaya dalam hal ini Bank Papua;
9. Pejabat adalah pegawai yang diberi tu·gas tertentu di bidang .retribusi daerah sesuai dengan peraturan
peru ndang-undanga n. .~1.~~· , ''i '''''\..
10. Peraturan Da'erah adalah Peraturcm Pe·runda·ngaundangan yaug-'~d'IB~ntuk o+eh DPRD Kabupaten Jayawijaya . ,., ,
. ,,I~#,
dengan persetujuan IJersama Ke-pala Dcrerah. _ .~:~4;
11. Peraturan Bupati a·dalah Peraturan Bupati Jayawijaya. -~
12. Retribusi Daera·h, yang selanjutnya d'isebut R.etribusi, adalah Pili~guta-n D-aerah seba,gai pemhayaran atas
jasa atau pemb·eri'a-n izin tertentu ya·ng khu-sus disedia'kan da-n/ata·u d1berikan oleh Pemerintah Da·erah
untuk kepentingan ora·ng prib-adi atau Badan.
13. Jasa atlalah kegiatan Pemerintah Da·erah b·erupa us-aha dan ·pefaya'nan yang menyeb;:rbka'n barang,
fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh crran'g pribadi atau Barl - ·
14. Jasa Usaha adalah jasa yang disedi.akan ol'eh Pemerintah Daera·h dengan
komersial kan:!na pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
.c nut prinsip-prinsip
'.5. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada Bandara Wamena adalah adalah rf ousi yang dipungut atas
pemakaian kekayaan daerah b·enrpa ta"nah miiTk Pem-erintah Kabupaten ~ ; awijaya yang digun,akal'l
sebagai Bandara Wamena;
16. Wajib Retribusi adalah Orang Prib'a"di ata·u Ba·dan yang menu·rut P'eraturan p ·u .iang·undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran r-etrfb<w-si termasuk perrn.rngut arau r~er. Jtong retri!Jusi tertentu.
17. Masa Retribusi adcrl:ah suatu jcrngka waktu tertentw yang merupakan b·atas y... 1ktu bt:rgi wajib retrubus·i
untwk memarrfaatkan JGrs:a dan per1:z·in-an tertentu dari Pemerint <:fh Daerah Kabup
18. Surat Setoran Retribusi D·aerah, yang d'i ;..: "-·';"r.:.~ · : '55RD, adalah bukti pembayarar
yang telah dilakuka·n de·ngal'l meng-gunakan formulir ke ka·s Daeah melalui
ditunjuk Kep·ala Daerah.
). Surat Ketetap·an R'etrrb-u-si Dae·ra·h, yang sela·njutr ·a dlsingl<at:- 51<RD7 a·dalc
menentukan besamya 'jtrmlah p-ok:ok retribu~ i 1/drt<:' terut~f l~ .
. l . Surat Ketetapan RetribLfSi D·aerah Leb'ih 6<: .. ; ··· , rg sel·anjutrrya di:sirrg·kat SKRDt
ten Jayawijaya .
atau penyetoran retribusi
~m pat pem bayaran yang
surat ketetapan yang
"d.al:ah surat ketetapan
retribusi yang merrentuk;an jwmlah kelebiha,..., 't~mt:"lyaran retrH,U'Si kere-rra jur"· ·1h ,. .. ,- ·~ ·- rettfb·wsi lebih
besar dari pa-da retribwsi yang te'rutarrg atcru $>:·- "'Usn) tid-ak tertttang.
21. Surat Tagihan Retribusi D·aerah yang sel-r;r: . · :l i ~.: i n .. ~ ~<:at STRD, ada·!ah surat L J ~ melakukan ta;g'ihan
retribusi danjat aw s:ank:si adrninistrasi berupcfbun;ga dan,/atau denda.
- 3 -
22. ·Pemeriksaan adalah· serangkaian kecgiatan menghimpun dan mengolah ·data, keterangan dan atau bukti
yang dilaksanakan se·cara obyektif dan profesion·al berdasarkan s:uatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban retribwsi dan/atau untuk tl.ljuan lain dalam rangka melaksan·akan
ketentuan peraturan perundang·wndangan.
23. Penyidikan tindak pidana di bidang retribus·i adalah se-rangka·i.an tindakan yang dil.akukan oleh penyidTk
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yan'9 dengan bukti ltu membw:at terang tindak pidana di bidar,-g
retribusi yang terjadi serta menemukan tersangk.anya.
24. Swrat Kesepakatan Bersama a·dalah Naskah Kesepakatan yang, dibuat dan ditanda tangani oleh pihak
penarik retribusi sebagai pihak Kedua dan s·upati Jayawijaya C.q Pejal1at Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Jayawijaya.
25. Barang adalah seg:ala aneka ba-rang pribadi atau badan di mana domisilinya tanpa membeda-bedakan
kewarganegaraan atau asal-usul .
BAB ll
RETRIBUSI PEMAKAlAN KEl<A Y AAN DAERAH
PADA BANDARA WAMENA
Paragraf 1
Nama, Objek dan Subj'ek Retrfbusi
Pasal 3
Dengan Nama Retribusi Pemakaian K~kayaan Da't!rah pa·da Bcmdarcr Wamena adalah pungutan daerah Citas
pembayaran pemakaian tanBh p-ada ~ndar l.JCl;ara Wamena.
Pas:al 4
(1) Objek Retribusi p·emakaian kek·ayaan daerah B·andar Udara Wamena adalah pemakaian tanah pada
Bandar Udara Wamena.
(2) Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan daerah Sandar Udara Wamena sebagaimana
(1)
dimaksud pada ayat (1) adalah pen·g·gtJnaan tanah yang tidak meng'Ub'ah fungsi dari tanah tersebut,
antara lain pemancang·an ticmg listrik/telepon, ataw pencrnamcrn;pembentangan kabel listrikjtelepon
ditepi jalan umum. · ''"
• Pasal 5
Subjek Retribusi adalah Orang priba'di atau Badan yang m~mgi·rimkan barang melalwi Bandar Udara
Wamena;
(2) Wajib Retribusi adalah orang prib·adi ataw b·adan yang menurut p·e·ratwran perundang~undangan retribwsi
diwajibkan untuk melakukan pembaya·ran retribwsi pemakaian kekayaan daerah.
-4 .
Paragraf 2
Golongan Retribusi
Pasal 6
Retribusi Pemakaian Kekayaan D·aerah pa·da Ban·dar Udara Wamerra digulo·ngkan sebagai retribusi jasa usaha.
Paragrcif 3
ca-ra tvlen'gwkur Tingkat Penggwn:aa·r1 Jasa
Pasal 7
Tingkat Penggwnaan Jasa diukur · berdas:arkan berat b-arang yang dlkirimkan baik ke Kabwpaten Jayawi}aya
melalui Bandara Wamena.
Para··graf 4
Prinsip Yang Dianut D-a·lam Pen'etapan
Struk.tur Dan Bes:amya Tarif Retrib·w-s:i
Pasal 8
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur d·an bes:amya tarif retribusi didasarkan
didasarkan pada tujuan untuk mempe·roleh keuntungan yan'g layak;
(2) Keuntungan ~ yang layak sebeg:aimana dimaksud pada ayat (1) a-dalah keuntun·gc:rn yang
diperoleh ap-:abila pelayanan jas:a pemal<a'i'a'ri tanah pa'Cla Bandar Udara Wamena tersebut
dikelola oleh pihak swasta dan b·erorienta:si pacJ:a h:arga pasar.
Paragraf 4
Strwktur Dan Bes.arnya Tarif Retribusi
Pasal 9
Besarnya tarif retribusi pemakaian kekayaan Dae-rah pada Bandara Wa·me-na
1. Pemaswkkan barang ke Bandara wamena Rp. 100/kg
2. Pemasukkan barcrng ke !war Bandara Wamena Rp.
BAB Ill
WILA YAH PEMUNG'UTAN
Pasal 10
Retribwsi dipwn·g·ut di Warrrena Kabupaten J'ayawlj:aya tempat penye-diaan Ja-sa Usaha diberikan yaitw Bandar
Udara Wamena melalui Perusahaan Penerbang-an yang p•el·aks-cmaannya berdasarkan kesepakatan antara
Pemerintah Kabwpaten Jayawijaya C.q Dinas Pendapatan Pengelolaan Kewangan dan Aset dan Pimpinan
Pe·rusahaan Penerb'angan.
. 5 .
BAB IV
PEMUNGUTAN
Pasal 11
(1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunaka:n SKRD ata'U dokumen lain yang dipersamakan yang
diterbitkan ol·eh Supati;.
(2) Dokumen 1·ain yang dipersamakdn seba·gaimdT1a dimaK-sud p:cw:!:a ayat (1) dapat berupa ka·rcis, kupo-rr,
stiker dan kartu la·ngganan;
(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian da·n penyampa·i:an SKR.D atau dokumen lain yang d1pers:amakat1
ditetapkan dengan Keputusan Bu·pati.
BAS V
TATA CARA PEMBA YARAN
Pasal 12
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus;
(2) Retribusi yang terutan·g dilunasi selamb·at·lambatnya 30 (tiga pwluh) hari sejak tertibnya SKRD ata;u
dokumen lainnya yang diperSC!makan ~ycrng merwpakan tangga·l jatuh tempo pembayaran retribusi;
(3) Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak dapat membayar tepat waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (du·a persen) setia~p bulan dari Retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan m:engggun·akan 5TRD;
( 4) Bupati atas permohonan wajib retribusi setelah memen·uhi p·ersyaratan yang dltentukan dapat
memberikan persetujuan kepada vyajib Retribwsi untuk mengangsur atau menunda pembeyaran Retribusi,
dengan dikenakan bwnga 2% (dua persen) sebula-n;
(5) Tata cara pemb'ayaran, pembayaran derrgan angs:uran dan ~rrundaan pembayaran retribusi ditetapkan
dengan Keputusan Bwpati.
Pasal 13
(1) Pembayaran retribusi terwtang dilakukan di Kas Daerah atau temp~at lainnya yang ditetapkan oleh Bupati;
(2) Pembayaran retribwsi seba·gaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan meng·gunakan SSRD;
(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tata cara pengisian SSRD, drtetapkan drengan Peraturan Bupati.
BAB VI
TATA CARA Ps-NAGIHAN
Pasal 14
(1) Untuk melakukcrn pe'nagihan r~tribusi, Bup:at1 dapat menerbrtkan 5TRD j1ka wajib retribusi rertentu tidak
memb'ayar Retribusi Terutang tep'at p-ada wa'lttunya atau kurang membayar.
- 6 .
' i"
(2) · Penagih-:cm Retribusi ter.utang s·ebag-aimana dima-kSl:Jd pada ayat (1) d1dd'nan~Ji · d'@'tti~~~S.J~at; te:gq~a·~;:·· ~.:(~
(3) Jumlah k~kurangan retribusi yan·g t~rwtd'ng den·gar1 STRD sebagaimana dimakswd pa-da ayat (f)
ditambah dengan sanksi a'dmirristrasi b·erup-a bwng;a 2·% (dwa pe'rsen) setiap bulan dari Retribwsi yang
terutang yang tidak ataw dfbaya·r;
(4) Tata cara pena·gihan Retribwsi dftetapkan dengan Peratwran Bupati.
BA-S VII
KEBERATAN
Pasal 15
(1) Wajib retrib1.rsi dapat mengajwkan keberatan ha11ya kepad-a Bupati atau pejabat yang cfitunjuk atas
SKRD ataw dokumen lain yang dipersamakan;
(2) Keberatan diajuk·an secara tertwfis dalam bahas.a Indonesia deng7an disertai alasan-alasan yang jelas;
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu pa·ling lama 3 (tiga) bu lan sejak tanggal SKRD
diterbitkan, ke'Cuali jika waj fb retribl.fsi terterrtw dapcat menwnjukkan bahwa dalam jan gka waktu itw ti'dak
dapat dipenuhi k.arena keadaan dilwar kekwasa-annya;
( 4) Keadaan di'lua-r kekwasaannya seba·gaimana dimakswd pada ayat [3) a·dalah suatu keadaan yang terjatli
diluar kehendak ataw kekwasaan wajib retribusi;
(5) Pengajuan keberatan tida-k menunda kewajiban membayar retribu:si dan pelaksanaan penagih'an
retribusi.
(1) Bupati d·alzrm jangka waktu paling lama 6 (en am) bulan sejak tangga l Surat Keb'eratan dite·rima
harus memberikan keputusan ata's keberatan yang diajukc:rn dengan mene·rbitkan surat keputusan
keberatan;
(2) Keputusan Bup-ati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau seba·gian, menolak atau
menambah besamya retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktw sebagaimana cfimaksud ayat (1) tel·ah lewat dan Bupati tida'k memberikan
Keputusan, keberatan yang diajukan tersebut d1anggap dikabulkan.
Pcrsal 17
(1) Jika pengajuan keberatan dika!Julkan seb-agian ataw selurwhnya, Bup-ati menerbitkan SKRDI..B untuk
mengemb-alikan kelebihan pembaycrrc:m Retribusi d-en·gan ditambah imbalan bunga seb-esa'r 2% (dua
persen) sebulan untuk paling lama 1.2 (dua t:Yel.as) bul,an;
(2) Imbalan bun'gci sebagaimana dlmaksud pa·dC1 ayat (1) d1hiti.Jn'g sejak bulan pelunasan sampai
diterbitkannya 5KRDLB.
. 7 -
..
B·AB Vlll PENGEMBAL!AN KELEBIHAN r-EMBAYAR.AN
Pasal 18
(1) Atas kelebih-an pembayaran retribu-si, Wajib retribusi dap-at mengajukan permohonan pengembalian
kepada B'up~ati;
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permoh·onan pengembalian
kelebihan pem!Yayaran retrib'usi seba·gaimana dimaksud pada ayat (1), harus memb-erik.an kepwtusan.
(3) Apabi la jangka waktw sebagaiman·a dimaksw·d p~ada ayat 2 (du-a) telah dilampaui dan Bupati tldak
memberikan swatu Keputus:an1 p:ermohon:an penrg·embaii·an pembsyaran retribwsi diangg:ap dikabulkan ' .
dan SKR.DLB h·aru-s diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satw) bulan;
(4) Apabila Wajib Retribusi mempu·nyai hutang retribusi la·innya, kelebihan pembByaran retribusi ·
sebagaimana dimaksu·d pada ayat (1) lan·g·sung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutan·g
retribu·si tersebut.
(S) PengemlJalidn kelebihan pembaya!Cln retril:rusi se~agaiman·a dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu p·aling lama 2 (dua) bulan sejak diterb·itl<annya SKRD'LB.
(6) Apabila peng·embalian kelebih-an p·embaya·ran retribusi d11aie.wkan setelah lewat jangka waktw 2 (dua)
bulan, Bupati memberikan imba-lan bung a 2% ( duQ persen) seb·wl.an atas keterlambatan pembayaran
¥+ .. ,
I ; ~;
~·, ' . kelebihan retribusi.
(7) Tata cara p·en,gembali.an kelebihan pemb-ayara·n R:etribusi sebag·aimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Keputus=an Bupati.
BAB 1X
KEDALUARSA
Pas=al 19
(1) Hak untuk melakukan penagiha-n retrfbus.i menjadi ke-cl=alua-rsa s-ete'lah melampaui jan"gka waktw 3 (tiga)
tahun terhitung sejak saat terhutang retribwsi, kecuan jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana
dibidan·g retribusi.
(2) Kedaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pa-da ayat (1) tertangg·uhkan apabila :
a. Diterbitkan surat tegwran, atau
b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib retribusi baik langsung maupwn tidak langsung.
(3) o·alam hal diterbitkannya Surat teguran seb·agaimana dima'ksu·d pa-da ayat (2) huruf a, kedaluwarsa
penagihan dihitung sejak diterimanya Surat Teguran tersebut.
( 4) Pengakuan utang Retribusi setara langsung sebagaima·na dimaksud pad a ayat (2) huruf b adalah wajib
retribusi denga·n kesad·arannya menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum melwnasinya
kepada Pemerintah Daerah.
. 8.
··: ],~~~
( 5) · Peflgakuan utang retri?usi secara tidak langsun·g sebagaimana· dlmaksua?p:a:da-.:~1~~:::.~~) '1:\~~~uft~l;)~~~- .. '" --~;~-~
diketahui dari pen·g·ajuan permohc·tlan an·gswra:n atdu ~n·undaan pembayaran dan permcih6nan
keberatan ol·eh wajib retribusi.
Pasal 20
(1.) Piutang retribusi yang tidak mungkin dltagih la·gi k<:rren-a hak untuk melakukan p·enagihan sudah
kedaluwarsa dapat dihapuskan;
(2) Bupati men·etapkan Keputusan Pengh:apus:an Piutang retribus1 ycrrtg sudah kedaluwarsa
dimaksud pada ayat (1);
. (3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yan·g sudah keualuwarsa diatu·r dengan Peratwran Bupati.
BAB X
P E M E ~.I K S A A N
Pasal 21
(1) Bupati berwenang mel-akukan pemeriksaan untuk mengujT kepatuhan pemenwhan kewajfban Retribusi
dalam rangka melaksanakan peraturan pen.Jndang·und-angan retribusi;
(2) Wajib Retribwsi yang diperiksa wajib :
a. Memp·erhatikan dan;atau meminj'amkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan
dokumen lain yang berhubungan deng:an Objek Retrib·usi yang terutang;
b. Memberikan kesempatan untuk mem:aswki .· tempat atau ruang:an yang dianggap p·erlu da-n
memberikan b'crntu·an guna kelancaran P€meriksa:an; danjatau
c. Memberikan keter<:mgan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebi'h lanjut mengenai tata tara pemeriksa-an Retribusi diatur dengan Keputusan Bupati.
&AB XI
PEMANFAATAN
Pasal 22
(1) Hasil penerimaan retribusi merLrP"akan pendap·atan d:a€rah yarrg h:a-rus disetorkan selurwhnya ke Kas
Daerah;
(2) Sebagian hasil penerima:an Retribusi digunakan untuk mendanai kegiatan penyediaan jasa wsaha;
(3) Pengalokasian sebagian pen-erimaan Retrib-u:si seba·ga·imana dimaks:u·d pa·da ayat (2) ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentarrg Ang-g-aran Pend-apatan d·an Belanj·a dae·rah.
. 9.
I
t· '
BABXll
INSENT!F PEMUNGUTAN
P·as-al 2.3
(1) Instansi y·ang melaksanaka·n p~emwngutatl RetribiJSi dapat dTberi insentif atas dasar pencapaian kin·erja
tertentu;
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pa'Cla ayat (1) dTtetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Dae·rah;
(3) Pemberian dan pemanfaatan irrsentif sebcrgaimana dimaksu:d p·ada ayat (1) dilaksanakan sesuai den·gcrn
peraturan perundang·~undang-an yang b'e'rlakw.
BABXlli
PENYIDIKAN
Pasal 24
(1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu dilin·gkwngan Pemerintah Daerah diberi kewenang:an
khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tind·ak pidana di bidang retribusi daerah
sebagaimana dimak.Sud dalam Un·dang·Wn·dang Nomor 8 Tahwn 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
(2) Penyidik seb-agaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkun·qan
Pemerintah D'aerah yang diangkat oleh Pej-abat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peratura·n
perundang-undangan;
(3) Wewe-n-ang s-ebagaimana dimaks-ud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, me·ncari, mengumpulkan dan meneliti keterarrgan atau laporan berkenaan tindak pidana
dibidang retribusi daerah ag·ar ketera·ngan atau laporan terse·but menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan meng·enai orang priiJadi atau ba·dan tentang
kebenaran perbuatan yang dila·kukan sehubun·g·an dengan tindak pidana Retribusi Da-erah;
c. Meminta keterangan dan barang b·ukti dari o,rang pribtl'di ata'u badan sehwbwnga-n dengan tindak
pidana dibidang retribwsi da-erah.
d. Memeriksa buku·buku, catatan-catatan dan dokumen-dokwmen lain berkenaan dengan tin'dak pidana
dibidang RietriQusi Daerah.
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahen bultti pemiJukuan, p·encatatan dan dokumen~
dokumen lain, serta mel·akukan p·enyitaan terha'dap barang bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga a·hn dalam ra·n,gka pe·laksan·aan tW'gets [YeTiyidikan tindGlk pidana dibit:lang
Retribwsi Da-erah;
g. Menyuruh dan ataw melcrrang seseorang mening·galkan ruan,g·an ataw tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana
dimakswd pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang b-erkaitaTl d·engan tindak pidana r-etribwsi daerah;
i. Memanggil ora·ng untuk dider,-,gar· keterangannya dan diperiks:a· s:eba·gai tersangka ataw saksi;
j. M·enghentikcrn penyi,dikan dan/atau;
- 10-
;
·k. Melakukan tindakan lain yang p-e-rlu untuk kel:ancaran penyidTkan tindak pidana retr:ibusi,;.,_d~ · ' I _, ~·~ ~·
menurut hukum yang dapat dlpr=ttan9gun'g jaw.abkan.
(4) Penyidika·n sebag·aimana dimaksud p~a ayat (1) memb'erita·h·ukan dimulainya penyidikan dan
menyampaika·n hasil P'enyidikan ke~ada p-enuntut umum, sesuai l<etentuan yang diatur dalam Undang
Undan·g Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BABXJV
KffiNTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib retribusi yang tidak m'e·la·ksanakan kewajiba·n sehinrgga merugikan keuang'an daerah diancam
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bUI·an atau pidarra denda pa·ling banyak 3 (tiga) kali jumlah
retribwsi terutang yang tidak ata·w kure:mg dibayar.
(2) Tindak pidana seb·agaimana ayat 1 (satu) adalah pelangaran.
BAS X:V
KETENTUAN PENUTIJP
Pasal 2'6
(1) Semua Peraturan Daera·h dan Kep·utusan Bupati yan·g berkaitan deng.an pelaksana:an pemungutan
retribusi yang IYertentangan dengan Peraturan Da·erah ini dinyatakan tidak berlaku lagi;
(2) Hal~hal yang belum diatur dalam Peratwran D:a<erah i'ni, sep.cmj:crrrg mengenai p·elaks:anaannya akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan dan Keputwsan Bupati.
Pa-s:al 27
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal d1undangkan.
Agar setiap oran'g mengetahuinya7 memerintahkan pengundangan Per"turan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita D'aerah ~abupaten Jayawijaya.
D·itetap ; .. .., .. .,. i Warn pa·da , ' ~lal · t
\
.. -~--7
. Par
- 11 -
..., ... ,..,
.. -·
k. · Melakukan tindakan lain yan~ ~erlu untuk kelam:aran p·enyrdikan tindak pfdana':,retr.i
me·nurut hukum yang dapat diP'ertcrn-ggung jawabkan. r
(4) Penyidlkan sebagaimana dimaks:ud p-ada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum, sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentan·g Hukum Acara Pidana.
BAB XJ..V
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib retrfbusi yang tidak melaksanakan kewajfban sehingga merugikan keuangan daerah diancam
pidana kurungan paling lama 3 (bga) bulan atau pidan:a dend:a paling banyak 3 (tig·a) kali jumlah
retribusi terutang yang tidak atau ku·rang dTbayar.
(2) Tindak pidana sebagaimana ayat 1 (satu) crda·lah pelarrgaran.
BAB X:V
KETENTUAN PENUTl.JP
Pas:al 26
(1) Semua p·eraturan Dcl'e'rah dcm Keputusan Bup·ati yarrg be'rkaitan d·engan pelak.sartaan pemungutan
retriblrSi yang b·ertentangan d·engan Penrttrran Da·erah ini dirryatake!n titlak berlaku lagi;
(2) Hal-hal yang trelum uiatur dalam Perat1.rra,n Da·erah ini, S"e<P'anjarrg mengenai pelaksanaannya akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan dan Keputusan Bupa'ti.
Pasal 27
Peraturan Daerah in'i mulai b'erlaku pa(!·a tc:mggal dium.iang-kan.
Agar setiap orartg men-getahuinya, m~rrrertnta-hkan pengurn:lang:an Peraturan Bvpati ini dengctn
penyempatannya dala·m Serita D'a>erah I<abupa~n Jayawij:aya,
- 11 -