FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM:
ANAMNESISNama: By. S
Umur: 5 hari
Ruang : Perinatal
Kelas :-
Nama lengkap : By. S
Tempat dan tanggal lahir: Ponorogo, 3 April 2013
Nama ayah :Tn. S
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Nama ibu : Ny. S
Pekerjaan ibu : Wiraswasta
Alamat : Sukorejo
Masuk RS tanggal : 3 April 2013
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 3 hari
Umur : 30 tahun
Pendidikan ayah : SMP
Umur : 34 tahun
Pendidikan ibu : SMP
Diagnosis masuk : Prematur dan BBLR
Dokter yang merawat: dr. Sudarmanto, Sp. A. Ko. Asisten: Aulya Farra Rahmadany
Tanggal pemeriksaan: 5 April 2013
KELUHAN UTAMA (HMRS) : Bayi kurang bulan dan BBLR
1. Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap)
HMRS :
Pasien lahir pada tanggal 3 April 2013 di RSUD Dr. Harjono Ponorogo pukul 20.20 WIB. Pasien lahir dengan
induksi spontan pada usia kehamilan 33-34 minggu.
=> Perempuan, berat badan pasien 1700 gram dengan panjang badan 45 cm. Apgar skor pasien saat lahir 6-8,
ketuban jernih.
Saat lahir pasien langsung menangis merintih, sesak, gerakan kurang aktif , sianosis (-), ikterik (-), hipotermi
(-), anus (+).
1 hari sebelum pemeriksan: pasien menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, sianosis (+), sesak (+), ikterik (-),
hipotermi (-).
Hari saat pemeriksaan: Tanggal 5 April 2013 pukul 12.00. Pasien menangis (+) jarang, gerakan kurang aktif ,
sianosis (-), ikterik (+) kremer IV, sesak (-).
Kesan : Preterm, berat bayi lahir rendah, riwayat asfiksia sedang, ikterik.
RM.01
2. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan (sebutkan penyakitnya terutama yang ada hubungan dengan
penyakit sekarang)
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat kurang bulan : diakui, kakak kandung pasien
• Riwayat bayi kecil : diakui, kakak kandung pasien
Kesan: Terdapat riwayat kurang bulan dan bayi kecil dalam keluarg pasien (kakak kandung pasien).
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM :
3. Riwayat keluarga diberikan oleh: ayah/ ibu/ kakek/ nenek/ saudara/ tetangga *) ikhtisar keturunan: (gambar
skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit sejenis. Untuk kelainan kongenital usahakan
skema yang lebih lengkap termasuk saudara sepupu dsb.)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Kesan :Terdapat riwayat penyakit keluarga yang sejenis.
RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan :
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G3P2A1 berusia 34 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali dalam 1 bulan saat usia
kehamilan 3 bulan sampai 7 bulan, selanjutnya pada usia 8 bulan ibu memeriksakan kehamilannya 2
minggu sekali. Selama hamil, mual dan muntah dirasakan pada usia kehamilan 1 sampai 3 bulan tidak
berlebihan namun membuat ibu merasa tidak nafsu makan, sehingga ibu hanya mau minum susu serta
makan sedikit-sedikit yaitu 1 centhong kecil 2-4 x/hari dan terkadang dimuntahkan. Ibu merasakan gerakan
janin saat umur kehamilan 5 bulan. Sesekali ibu batuk dan pilek selama 2 hari pada usia kehamilan 8 bulan.
Tidak ada riwayat trauma. Tekanan darah ibu dinyatakan normal dan berat badan ibu ditimbang dan naik
setiap bulan 1 kg.
Kesan: ANC rutin, penyulit yaitu nafsu makan yang menurun pada usia kehamilan 1-3bulan
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Anak pertama lahir usia kehamilan 7 bulan ( ± 28 minggu), lahir di bidan setempat, perempuan, 1800gr,
langsung menangis, sekarang umur 8 tahun, sehat.
Anak kedua : Saat masih usia kehamilan 33-34 minggu, ibu pasien mengeluarkan darah dan lendir jam 08.00
WIB, kemudian jam 15.30 WIB ibu pasien merasa kenceng-kenceng tapi masih jarang. Saat jam 17.00-
18.00 pasien merasa kenceng-kencengnya mulai sering sehingga pasien ke bidan setempat jam 19.30 bidan
mengatakan tidak sanggup untuk menangani sehingga dirujuk ke RSUD dr. Harjono Ponorogo. Kemudian
ibu di induksi dan ibu melahirkan pukul 20.30 WIB secara spontan dengan ketuban jernih.
Kesan: tidak terdapat penyulit dalam persalinan.
RM.02.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki lahir dengan presentasi kepala, kurang bulan (33-34 minggu), berat badan 1700 gram, panjang
badan 50 cm, dan anus (+). Saat lahir pasien langsung menangis, gerakan aktif. Dikarenakan berat badan
bayi kurang dan kurang bulan sehingga pasien dirawat di ruang HCU perinatology.
Kesan : persalinan spontan, bayi berat badan kurang dan prematur.
2. Riwayat makanan : (sejak lahir sampai sekarang, kualitas dan kuantitas)
Umur 0-5 hari : Susu formula
Kesan : Kualitas kurang dan kuantitas cukup
3. Perkembangan dan kepandaian :
Motorik kasar :
-
Motorik halus
-
Bicara
-
Personal sosial
-
Kesan : Perkembangan dan kepandaian belom bisa dinilai.
4. Vaksinasi
A. Dasar B. Ulangan
Hepatitis B : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :
BCG : - Pada umur : - bulan Skar : - cm Pada umur :
DPT : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :
Polio : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :
Campak : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :
Kesan :Pasien belum mendapatkan vaksin dasar.
5. Riwayat penyakit dahulu :
• Riwayat aspirasi ketuban saat lahir : disangkal
• Riwayat trauma dan infeksi saat lahir : disangkal
Kesan : Dalam batas normal
6. Sosial ekonomi dan lingkungan :
a. Sosial ekonomi
Ayah dan ibu adalah pekerja tani. Penghasilan bulanan kurang hanya cukup untuk makan sehari-hari karena
penghasilan yang tidak menentu, menggatungkan hasil panen 3 bulan sekali.
b. Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kakak. Rumah terdiri dari ruang tengah, dua kamar dengan masing-
masing terdapat jendela yang cukup sebagai ventilasi, dapur, rumah berlantaikan tegel. Kamar mandi
gabung dengan WC.
c. Lingkungan
Jarak rumah pasien dengan tetangga berdempet. Jarak septic tank dengan sumur ± 4 meter. Keluarga
menggunakan kran sebagai sumber pemenuhan air minum. Belakang rumah langsung ke sungai yang
tercemar limbah.Tidak terdapat pabrik yang mencemari lingkungan tempat tinggal keluarga pasien.
Kesan : Keadaan sosial ekonomi dan lingkungan kurang.
7. Anamnesis sistem :
Alloanamnesis (HMRS) :
• Serebrospinal : Demam (-), kejang (-)
• Kardiopulmoner : Kebiruan (-)
• Respiratorius : Sesak (+),retraksi dada (-), napas grok-grok (-)
• Gastrointestinal : Perdarahan lambung (-), kembung (-), muntah (-),BAB (+) mekoneal.
• Urogenital :BAK (+) warna kuning jernih, darah (-)
• Integumentum : Kekuningan (-), pucat (-), kebiruan (-)
• Muskuloskeletal : Gerakan bebas (+)
Kesan :Terdapat gangguan pada sistem respiratorius.
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM :
PEMERIKSAAN
JASMANI
Nama :By. Ny S
Umur :3 hari
Ruang :Perinatologi
Kelas :-
KESAN UMUM
Pemeriksaan dilakukan tanggal 5 April 2013
Keadaan umum : Sedang
Nadi : 130 x/menit
Suhu badan : 36,1 0C
Pernapasan : 36x/menit Tipe : Thorakoabdominal
Kesan :Tanda vital dalam batas normal.
Status Gizi
Bayi perempuan UK 33-34 minggu dengan BBL 1700gr.
Kesimpulan status gizi (berdasarkan lunchenco) : baik
Kulit : Kulit langsat, petekiae (-), sianosis (-), ikterus (+), lanugo (+) menipis.
Kelenjar limfe : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Otot : Eutrofi
Tulang : Deformitas tulang (-)
Sendi : Gerakan bebas
Kesan : Ikterus dan terdapat tanda-tanda premature.
RM.05.
PEMERIKSAAN KHUSUS:
Leher :Simetris kanan-kiri, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), eritema (-)
Thoraks :Simetris kanan-kiri, retraksi dinding dada (-), ketinggalan gerak (-)
Jantung : Batas jantung jelaskan :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II irreguler, bising (-)
Paru-paru :
Pemeriksaan Kanan Kiri
Depan
Inspeksi Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (-)
Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (-)
Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Belakang
Inspeksi Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Abdomen :
Inspeksi : Tidak lebih tinggi dari dinding dada, ukurannya lebih luas.
Auskultasi : Peristaltik (+)
Perkusi : Timpani (+), meteorismus (-)
Palpasi : supel,
Hati : Hepatomegali (-)
Limpa : Splenomegali (-)
Anogenital : Anus (+), kelainan (-)
Ukuran testis : dalam batas normal, labia minor lebih menonjol dari pada labia mayor.
Ekstremitas : akral dingin (-),sianosis (-), edema (-), ikterik (-)
Kesan : Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda prematur.
Pemeriksaan Neurologis
Reflek fisiologis : Patella (+) lemah, refleks bisep (+) lemah, reflek trisep (+) lemah
Refleks patologis : Babinsky (-), Chaddock (-)
Meningeal sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-)
Refleks primitif : R. hisap (+) lemah, R. morro (+) lemah, R. genggam (+).
Kesan : Status neurologi dalam batas normal untuk premature.
Kepala : Normosefal, rambut hitam tidak mudah dicabut
Bentuk : Mesosefal
Ubun-ubun : belum menutup, bentuk datar.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+)
Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-)
Telinga : Simetris kanan-kiri, serumen (-), hiperemis (-), pembentukan tulang rawan belum sempurna.
Mulut : Mukosa mulut basah (-),lidah kotor (-), perdarahan gusi (-)
Pharing : Mukosa hiperemis (-), pseudomembran (-)
Gigi : Caries (-), pertumbuhan gigi belum ada.
Kesan : Terdapat tanda-tanda premature.
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus (+) (+) (+) (+)
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Klonus (-) (-) (-) (-)
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM :
RINGKASAN ANAMNESIS &
PEMERIKSAAN JASMANI
Nama :By. Ny. S
Umur :3 hari
Ruang :Perinatologi
Kelas :-
Tulis dengan singkat data dasar yang mempunyai arti positif untuk penetapan masalah dan selanjutnya meliputi
data dasar singkat dari anamnesis/pemeriksaan jasmani dan laboratorium dasar.
Problem Assessment P. Diagnosis P. Terapi P. Monitoring
Bayi kurang
bulan
Prematur Pemeriksaan
Fisik
(dubowitz)
Inkubator
Klinis
BBLR Kurang bulan Lubencho Sonde
Reflek hisap baik
mulai menetek
Bayi lahir
menangis
merintih.
Sianosis
Riwayat Asfiksia
neonatorum
Pem DL
Pem Gas
Darah
Pem Gula
Darah
Resusitasi neonates Klinis
Lab
Bayi ikterik H
iperbilirubinemia
Pem DL
Pem kadar
bilirubin
serum
USG
abdomen
Foto terapi Klinis
Lab
USG
abdomen
Daftar masalah (aktif dan inaktif)
Aktif Inaktif
1. Riw. Asfiksia sedang 3. Prematur 2.
BBLR 4. Ikterus
Masalah ekonomi
RM.08.
Kemungkinan penyebab masalah (bisa berupa diagnosis banding dari masalah yang ada) :
• Prematuritas
• BBLR
• Neonatus asfiksia sedang
• Obv. Neonatus infeksi
Rencana pengelolaan (rencana tindakan, pemeriksaan laborat dll, rencana terapi, dan edukasi) sesuai dengan masalah
yang ada
a. Rencana tindakan:
• Pasang O2 1L / menit
• Jaga kehangatan tubuh bayi
• Evaluasi kondisi umum meliputi frekuensi pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, suhu, kecepatan dan
volume cairan IV, frekuensi dan volume pemberian nutrisi
• Pemberian antibiotik profilaksis dan vit K masing-masing 0.5 cc secara IM
• Infus D10% 10 tpm
• Sonde ( 8x5cc)
• Atasi ikterik " fototerapi
b. Rencana penegakkan diagnosis:
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik: keadaan umum, serebrospinal, kardiopulmoner, respiratorius, gastrointestinal,
integumentum, dan muskuloskeletal.
• Pemeriksaan laboratorium: Darah lengkap,Analisis gas darah, Gula darah,Elektrolit, kadar bilirubin serum
• Pemeriksaan USG abdomen
c. Rencana terapi:
• Antibiotik: Cefotaxim (2 x 100 mg).
• Vitamin K (1 x 1mg).
• Dexamethason (3 x 45 mg).
• Citiccolin (1 x 5 mg).
• Piracetam (1 x 75 mg).
• Aminosteril (2 x 10 cc).
d. Rencana evaluasi:
• Keadaan umum
• Tanda-tanda vital
• Pemeriksaan laboratorium (Darah lengkap, fungsi hati, USG abdomen)
e. Rencana edukasi:
• Menjelaskan penyakit pasien kepada keluarga
• Menjelaskan untuk selalu menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan
• Memotivasi untuk kontrol paska perawatan di RS
Prognosis :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Nama dan tanda tangan Co Ass
Aulya Farra Rahmadany
(J5000800 59)
Diperiksa dan disahkan oleh : Diperiksa oleh :
Supervisor dari pavilion / ruangan : Dokter pavilion/ ruangan :
Tanggal ……………………..jam……..:. Tanggal…………………… jam……….…
Tanda tangan,
(dr. Sudarmanto . , Sp.A )
LEMBAR FOLLOW UP
SOAP TERAPI
6 April 2013
S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (+), sesak (+), BAK
(+), BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+),
hipersalivasi.
O : KU : sedang, RR : 44x/menit
K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)
Thorax : simetris, retraksi dinding dada (-)
P/SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)
C/ BJ I-II regular, bising (-).
Abdmn: meteorismus (-), peristaltik (N).
Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.
• Sonde (8 x 5cc)
• O2 1 L/menit
• Fototerapi
• Cefotaxim (2 x 100 mg)
• Neo K (1 x 1 mg)
• Mersitrophil (1x75 mg)
• Brainact (1x50 mg)
• Aminophilin (3x 6mg)
• Kalnex (3x 50 mg)
7 April 2013
S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),
BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.
O : KU : sedang, RR : 40x/menit
K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)
Thorax : simetris, retraksi dinding dada (-)
P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)
C/ BJ I-II regular, bising (-).
Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).
Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.
• Sonde (8 x 5cc)
• Fototerapi
• Cefotaxim (2 x 100 mg)
• Neo K (1 x 1 mg)
• Mersitrophil (1x75 mg)
• Brainact (1x50 mg)
• Aminophilin (3x 6mg)
• Kalnex (3x 50 mg)
8 April 2013
S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),
BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.
O : KU : sedang, RR : 55x/menit
K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)
Thorax : simetris, retraksi dinding dada (+)
P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)
C/ BJ I-II regular, bising (-).
Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).
Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.
• Sonde (8 x 5cc)
• Fototerapi
• Cefotaxim (2 x 100 mg)
• Neo K (1 x 1 mg)
• Mersitrophil (1x75 mg)
• Brainact (1x50 mg)
• Aminophilin (3x 6mg)
• Aminosteril ( 1x20cc)
• Kalnex (3x 50 mg)
9 April 2013
S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),
BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.
O : KU : sedang, RR : 48x/menit
K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)
• Sonde (8 x 10cc)
• Fototerapi
• Cefotaxim (2 x 100 mg)
• Neo K (1 x 1 mg)
• Mersitrophil (1x75 mg)
Thorax : simetris, retraksi dinding dada (+)
P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)
C/ BJ I-II regular, bising (-).
Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).
Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.
• Brainact (1x50 mg)
• Aminophilin (3x 6mg)
• Aminosteril ( 1x20cc)
• Kalnex (3x 50 mg)
10 April 2013
S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),
BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.
O : KU : sedang, RR : 40 x/menit
K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)
Thorax : simetris, retraksi dinding dada (+)
P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)
C/ BJ I-II regular, bising (-).
Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).
Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.
• Sonde (8 x 12,5cc)
• Fototerapi
• Cefotaxim (2 x 100 mg)
• Neo K (1 x 1 mg)
• Mersitrophil (1x75 mg)
• Brainact (1x50 mg)
• Aminophilin (3x 6mg)
• Aminosteril ( 1x20cc)
• Kalnex (3x 50 mg)
PEMBAHASAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR (BBLR)
A. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir yaitu berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama
setelah lahir. Pengukuran ini dilakukan di tempat fasilitias (Rumah Sakit, Puskesmas, dan Polindes),
sedang bayi yang lahir di rumah waktu pengukuran berat badan dapat dilakukan dalam 24 jam
(Damanik, 2010; Rohsiswatnoet al., 2010). Bayi berat lahir rendah dapat terjadi pada bayi kurang bulan
(<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/ IUGR) (Rohsiswatnoet al.,
2010).
B. Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia
dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi
rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO.,
2007). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus,
bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (United
Nations Children’s Fund/World Health Organization., 2007). Angka kejadian di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah
multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa
lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada
sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Setyowati., 2007).
C. Klasifikasi
Bayi berat lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Prematuritas
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti
bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK).Bayi kecil untuk masa kehamilan disebut juga “small for gestational age/
SSG”. Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir (< 10 persentil) menurut grafik Lubenchenco.
(Hassan & Alatas, 2007)
D. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Menurut besarnya
penyebabnya kelahiran bayi prematur dapat dibagi menjadi beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyakit lainnya ialah nefritis akut,
diabetes melitus, infeksi akut atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologis
prematuritas.
b. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu di bawah 20 tahun dan pada
multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia ibu
antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat
pada golongan sosial-ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang
baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi
yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi
yang lahir dari perkawinan sah.
2. Faktor janin
Gawat janin, hidramnion, kehamilan ganda, eritoblastosis, dan hidrops non imum umumnya akan
mengakibatkan lahir bayi BBLR.
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta seperti penyakit vaskular, kehamilan ganda, plasenta previa, abrupsio plasenta.
Selain kelahiran prematur, BBLR juga disebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa gestasi (dismaturitas) adalah setiap keadaan yang mengganggu
pertukaran zat antara ibu dan janin.(Rohsiswatnoet al., 2010; Hasan R & Alatas H, 2007; Kliegman,
2000).
E. Patofisiologi
Bayi lahir prematur dengan BBLR sesuai menurut umur kehamilan pretermnya, biasanya
dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan
janin, gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta prematur, rangsangan tidak pasti yang
menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan. Infeksi
bakteri bergejala (streptokokus grup B, Listeria monocytogenes) atau tidak bergejala (Ureaplasma
ureolyticum, Mycoplasma hominis, Chlamydia, Gardnella vaginalis) pada cairan amnion dan ketuban
(korioamnionitis) dapat memicu mulainya kelahiran preterm. Produk-produk bakteri dapat merangsang
produksi sitokinin lokal (interleukin-6, prostalglandin), yang dapat menimbulkan kontraksi uterus
prematur atau respon peradangan lokal dengan akibat ketuban pecah setempat (Kliegman, 2000).
Intrauterine growth restriction (IUGR) dihubungkan dengan keadaan medik yang menganggu
sirkulasi dan efisiensi plasenta, perkembangan atau petumbuhan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi
ibu. IUGR mungkin merupakan respon janin normal terhadap kehilangan nutrisi atau oksigen.
Karenanya, masalahnya bukan pada IUGRnya, tetapi agaknya pada risiko malnutrisi atau hipoksia terus
menerus (Kliegman, 2000).
Salain itu, ibu dengan berat badan kurang sekali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil
daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Infeksi virus tertentu berhubungan
dengan gangguan pertumbuhan janin. Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella congenital dan
sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur
kehamilan saat mereka dilahirkan. Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan
kontribusi genetik ibu dan janin (Kosim MS, dkk., 2008).
F. Gejala Klinis
1. Bayi prematuritas murni
Berat badan < 2500 gr, panjang badan ≤ 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.
Masa gestasi < 37 minggu. Tampak luar sangat tergantung pada maturitas atau lamanya gestasi itu.
Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang.
Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Densesus testikulorum
biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia majora. Pembuluh darah kulit
banyak terlihat dan peristaltis usus pun dapat terlihat. Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam
sehingga sulit terlihat satu-persatu. Tulang rawan dan daun telinga bulum cukup, sehingga elastisitas
daun telinga masih kurang. Jaringan mama belum sempurna, demikian pula puting susu belum
terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral,
pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah,
pernafasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu. Otot masih hipotonik, sehingga sikap
selalu dalam keadaan kedua tangkai dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam keadaan fleksi dan
kepala menghadap satu jurusan. Tonic neck reflex biasanya lemah, reflek moro dapat positif. Reflek
menghisap dan menelan belum sempurna, demikian pula reflek batuk (Hasan R & Alatas H, 2007).
2. Dismaturitas
Dismaturitas dapat terjadi pre-trem, term, post-term. Pada pre-term akan terlihat gejala fisis bayi
prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat badan <2500 gr, karakteristik
fisis sama dengan bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting.
Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol ialah wasting, demikian pula pada
post-term dengan dismaturitas. Bayi dismatur dengan tanda wasting atau insufisiensi plasenta dapat
dibagi dalam 3 stadium menurut berat ringanya wasting tersebut, yaitu: (1) Stadium pertama. Bayi
tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulit longgar, kering seperti perkamen tetapi belum terdapat
noda mekonium. (2) Stadium kedua. Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna
kehijauan pada kulit, plasenata dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur
dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus dan plasenta sebagai akibat
anoksia intrauterin. (3) Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning,
demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin yang lama (Hasan&
Alatas, 2007).
G. Diagnosis
1. Anamnesis
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakhir
Riwayat persalinan sebelumnya
Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas ibu yang berlebihan
Trauma pada ibu (termasuk post-coital trauma)
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan fisik
Berat badan <2500 gr
Tanda prematuritas (bila bayi kurang bulan)
o Tulang rawan telinga belum terbentuk
o Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)
o Refleks masih lemah
o Alat kelamin luar: pada perempuan labium mayus belum menutup labium
minus, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae
testis belum terbentuk)
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
o Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut di atas
o Kulit keriput
o Kuku lebih panjang
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan skor Ballard
Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisis gas darah
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau jika didapat/diperkirakan akan terjadi
sindrom gangguan napas
USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan ≤ 35 minggu , dimulai pada
umur 2 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat
(Rohsiswatnoet al., 2010; Winkjosastro, 2008).
H. Penatalaksanaan
1. Pemberian vitamin K
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, 4-6 minggu)
2. Mempertahankan suhu tubuh normal
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti,
kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan
hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel dibawah ini:
Keadaan bayi Bayi sakit Bayi kecil Bayi sangat
kecil
Bayi keadaan
membaik
Frekuensi
pengukuran
Tiap jam Tiap 12 jam Tiap 6 jam Sekali sehari
3. Pemberian minum
ASI merupakan pilihan utama
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,
perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari
sekali
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 gr/hari selama 3 hari
berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu
Pemberian minum mnimal 8x/hari. Apabila bayi masih menginginkan dapat diberikan lagi (ad
libitum)
Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskular dan respirasi yang tidak stabil, fungsi
usus belum berfungsi/ terdapat anomali mayor saluran cerna, UKN, IUGR berat, dan berat
lahir < 1000g
Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera ditingkatkan selama tidak
dtemukan tanda dehidrasi dan kadar natrium serta glukosa normal.
Volume makanan dan cairan untuk bayi kecil menurut Subekti NB, Karyuni PE & Meiliya E.
(2008)
Bayi kecil membutuhkan volume makanan dan cairan yang berbeda sesuai dengan kondisi
dan berat badan mereka.
Bayi tanpa penyakit mayor/ bayi sehat
1,75 – 2,5 kg
Izinkan bayi mulai menyusui. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan
ASI dengan menggunakan metode pemberian susu alternatif (cangkir, cangkir dan
sendok, memeras ASI dengan tangan ke dalam mulut bayi, slang lambung). Volume
makanan dan cairan harian total sebagai berikut:
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7+
ml/kg BB makanan dan/atau
cairan
60 80 10
0
120 140 15
0
160+
1,5 – 1,749 kg
Berikan perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian makanan
alternatif setiap tiga jam sesuai dengan tabel dibawah ini sampai bayi dapat menyusu
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7
Volume makan setiap tiga jam
(ml/ makanan)
12 18 22 26 30 33 35
1,25 – 1,49 kg
Berikan perasan ASI melalui dengan slang lambung setiap tiga jam sesuai
dengan tabel dibawah ini. Lanjutkan pemberian susu dengan cangkir/sendok
sesegera mungkin setelah bayi tersebut dapat menelan tanpa batuk atau
meludahkannya.
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7
Volume makan setiap tiga jam
(ml/ makanan)
10 15 18 22 26 28 30
< 1,25 kg
Pasang slang IV dan berikan hanya cairan IV selama 48 jam pertama. Berikan
perasan ASI melalui slang lambung setiap dua jam yang dimulai pada hari ke-3, atau
hari berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi
volume cairan IV sambil meningkatkan volume makanan oral sesuai tabel dibawah
ini. Lanjutkan pemberian makan dengan cangkir/sendok sesegeran mungkin setelah
bayi dapat menelan tanpa batuk atau meludahkannya.
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml/jam
atau tetes mikro/menit)
4 4 3 3 2 2 0
Volume makan setiap dua jam
(ml/ makanan)
0 0 3 5 8 11 15
Bayi sakit
1,75 – 2,5 kg
Jika bayi awalnya tidak membutuhkan cairan IV, izinkan bayi mulai menyusu.
Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI dengan menggunakan metode
pemberian makanan alternatif. Tentukan kebutuhan volume susu untuk pemberian
makan sesuai dengan usia bayi.
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7+
ml/kg BB makanan dan/atau
cairan
60 80 10
0
120 140 15
0
160+
Jika bayi membutuhkan cairan IV, pasang selang IV dan berikan hanya cairan
IV selama 24 jam pertama. Berikan perasan ASI dengan menggunakan metode
pemberian makan alternatif setiap tiga jam yang dimulai pada hari ke-2, atau hari
berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi volume
cairan IV sambil meningkatkan volume makanan per oral sesuai dengan tabel
dibawah ini:
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml/jam
atau tetes mikro/menit)
5 4 3 2 0 0 0
Volume makanan setiap tiga
jam (ml/ makanan)
0 6 14 22 30 35 38
1,5 – 1,749 kg
Pasang selang IV, dan berikan hanya cairan IV selama 24 jam pertama. Berikan
perasan ASI melalui slang lambung setiap tiga jam yang dimulai pada hari ke-2, atau
hari berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi
volume cairan IV sambil meningkatkan volume makanan per oral sesuai dengan
tabel dibawah ini:
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml/jam
atau tetes mikro/menit)
4 4 3 2 2 0 0
Volume makanan setiap tiga
jam (ml/ makanan)
0 6 13 20 24 33 35
1,25 – 1,49 kg
Pasang slang IV dan berikan hanya cairan IV selama 24 jam pertama. Berikan
perasan ASI melalui slang lambung setiap tiga jam yang dimulai pada hari ke-2, atau
hari berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi
volume cairan IV sambil meningkatkan volume makanan per oral sesuai tabel di
bawah ini. Lanjutkan pemberian makan dengan cangkir/sendok segera setelah bayi
dapat menelan tanpa batuk atau meludahkannya.
Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml/jam
atau tetes mikro/menit)
3 3 3 2 2 0 0
Volume makanan setiap tiga
jam (ml/ makanan)
0 6 9 16 20 28 30
< 1,25 kg
Berikan makanan dan cairan seperti yang diuraikan untuk bayi sehat dengan
berat badan kurang dari 1,25 kg.
4. Suportif
Jaga dan pantau kehangatan
Jaga dan pantau patensi jalan napas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyulit yang timbul (misalnya: hipotermia,
kejang, gangguan napas, hiperbilirubinemia,dll)
Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga lainnya.
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak memungkinkan, biarkan berkunjung
setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman apakah dimungkinkan
5. Pemantauan
Terapi
o Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
o Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia 2 minggu
Tumbuh kembang
o Pantau berat bayi secara periodik
o Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan
berat lahir ≥1500 gr dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500 gr). Berat lahir
biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi
o Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah
berusia lebih dari 7 hari:
o Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
o Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
o Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai
200 ml/kg/hari
o Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu
Pemantauan setelah pulang
o BBLR dapat dipulangkan apabila:
Tidak terdapat tanda bahaya atau tanda infeksi berat
Berat badan bertambah hanya dengan ASI
Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-370C) dengan pakaian terbuka
Ibu yakin dan mampu merawatnya
o Konseling pada saat BBLR pulang
Lakukan konseling pada orang tua sebelum bayi pulang mengenai:
Pemberian ASI eksklusif
Menjaga bayi tetap hangat
Tanda bahaya untuk mencari pertolongan
Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap minggu
hingga berat badan bayi mencapai 2500 g
Kunjungan ke dokter hari ke-2, 10, 20, 30 setelah pulang, dilanjutkan setiap bulan
Pertumbuhan: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
Tes perkembangan: Denver development screening test (DDST)
Awasi adanya kelainan bawaan
I. Komplikasi
Masalah lebih sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR dibanding dengan bayi cukup
bulan dan bayi berat lahir normal. Bayi kurang bulan sering mempunyai masalah sebagai berikut:
1. Ketidakstabilan suhu
Bayi kurang bulan memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh akibat:
a. Peningkatan hilangnya panas
b. Kurangnya lemak sub kutan
c. Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar
d. Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan ketidakmampuan
untuk menggigil
2. Kesulitan pernapasan
a. Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke PMH (Penyakit Membran Hialin)
b. Risiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya refleks batuk, refleks menghisap dan refleks
menelan
c. Thoraks yang dapat menekuk dan otot bantu respirasi yang lemah
d. Pernafasan yang periodik dan apnea
3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
a. Refleks hisap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu
b. Motilitas usus yang menurun
c. Pengosongan lambung tertunda
d. Pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak kurang
e. Defisiensi enzim laktase pada brush border usus
f. Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh
g. Meningkatnya risiko EKN (Enterokolitis Nekrotikan)
4. Imaturitas hati
a. Konjugasi dan ekskresi bilirubin terganggu
b. Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K
5. Imaturitas ginjal
a. Ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar
b. Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik
c. Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau hipernatremia., hiperkalemia atau
glukosuria ginjal
6. Imaturitas imunologis
Risiko infeksi tinggi akibat:
a. Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga
b. Fagositosis terganggu
c. Penurunan faktor komplemen
7. Kelainan neurologis
a. Refleks hisap dan telan yang imatur
b. Penurunan mobilitas usus
c. Apnea dan bradikardia berulang
d. Perdarahan intraventrikuler dan leukomalasia periventrikel
e. Pengaturan perfusi serebral yang buruk
f. Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
g. Retinopati prematuritas
h. Kejang
i. Hipotonia
8. Kelainan kardiovaskuler
a. Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui pada bayi kurang bulan
b. Hipotensi atau hipertensi
9. Kelainan hematologis
a. Anemia (onset dini atau lanjut)
b. Hiperbilirubinemia
c. Disseminated intravascular coagulation (DIC)
d. Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)
10. Metabolisme
a. Hipokalsemia
b. Hipoglikemia dan hiperglikemia
(Damanik, 2011).
Tabel penilaian klinis kemungkinan komplikasi pada BBLR (Wiknjosastro, 2008):
Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan
Penunjang
Kemungkina
n Diagnosis
Bayi terpapar dengan
suhu lingkungan yang
rendah
Waktu timbulnya
kurang dari 2 hari
Menangis lemah
Kurang aktif
Malas minum
Kulit teraba dingin
Kulit mengeras
kemerahan
Frekuensi jantung
<100x/menit
Napas pelan dan
dalam
Suhu tubuh
<36,50C
Hipotermia
Kejang timbul saat
lahir sampai dengan
hari ke 3
Riwayat ibu diabetes
Kejang, tremor,
letargi atau tidak
sadar
Kadar glukosa
darah < 45
mg/dl (2.6
mmol/L)
Hipoglikemi
a
Ikterik (warna
kuning) timbul saat
lahir sampai dengan
hari ke 3
Berlangsung lebih dari
3 minggu
Riwayat infeksi
maternal
Riwayat ibu pengguna
obat, Riwayat ikterus
pada bayi yang lahir
sebelumnya
Kulit, konjungtiva
berwarna kuning
pucat
Ikterus/
hiperbilirubi
nemia
Ibu tidak dapat/ tidak
berhasil menyusui
Malas/ tidak mau
minum
Waktu timbul sejak
lahir
Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat
bayi kurang 20
gram/ hari
selama 3hari
Masalah
pemberian
minum
Ibu demam sebelum
dan selama persalinan
Ketuban pecah dini
Persalinan dengan
tindakan
Timbul asfiksia pada
saat lahir
Bayi malas minum
Timbul pada saat lahir
sampai 28 hari
Bila ditemukan
beberapa dari
temuan ganda:
Bayi malas minum
Demam tinggi atau
hipotermia
Bayi letargi/ kurang
aktif
Gangguan
pernapasan
Kulit ikterus
Sklerema atau
sklerederma
Kejang
Laboratorium
darah:
Jumlah leukosit
leukositosis
atau leukopenia,
trombositopenia
Gambaran darah
tepi (bila
tersedia
fasilitas)
Infeksi atau
curiga sepsis
Bayi KMK atau lebih
bulan
Air ketuban
bercampur mekonium
Lahir dengan riwayat
asfiksia
Lahir dengan
asfiksia
Air ketuban
bercampur
mekonium
Tali pusat berwarna
kuning kehijauan
Pemeriksaan
radiologi dada
(bila tersedia)
Sindroma
aspirasi
mekonium.
J. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting.
Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan
dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang
mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi
pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu
dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil (IDAI., 2004).
Prematuritas
1. Definisi
Prematuritas atau bayi lahir kurang bulan adalah suatu keadaan yang belum matang, yang
ditemukan pada bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu.
Prematuritas (terutama prematuritas yang ekstrim) merupakan penyebab utama dari kelainan
dan kematian pada bayi baru lahir. Beberapa organ dalam bayi mungkin belum berkembang
sepenuhnya sehingga bayi memiliki resiko tinggi menderita penyakit tertentu.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur atau berat badan lahir
rendah adalah :
a. Faktor ibu: (1) Gizi saat hamil yang kurang; (2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun;
(3)Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat; (4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah (perokok); (5) Faktor pekerja yang terlalu berat.
b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; (3) Perdarahan antepartum;
(4) Komplikasi hamil: pre-eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini.
c. Faktor janin: (1) Cacat bawaan; (2) Infeksi dalam rahim
d. Faktor yang masih belum diketahui (Manuaba, 2007, hlm.432).
3. Diagnosis dan gejala klinis
a. Sebelum bayi lahir: (1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati; (2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan; (3)
Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut; (4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai
menurut yang seharusnya; (5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau bisa pula
dengan hidramnion; (6) hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia
gravidarum, atau perdarahan antepartum.
b. Setelah bayi lahir: (1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin; (2) Bayi prematur yang
lahir sebelum kehamilan 37 minggu; (3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi
pertumbuhan intrauterin; (4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran,
hipotermi, dan sebagainya (Manuaba, 2007, hlm.438).
Menurut Maryunani (2009, hlm.24) Tanda dan gejala bayi prematur adalah :
1) Berat badan kurang dari 2500 gram;
2) Letak kuping menurun;
3) Pembesaran dari satu atau dua ginjal;
4) Ukuran kepala kecil;
5) Masalah dalam pemberian makanan (refleks menelan dan mengisap berkurang);
6) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm;
7) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm;
8) Rambut lanugo masih banyak;
9) Jaringan lemak subkutan tipis
10) Tumit mengilap, telapak kaki halus;
11) Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun
kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh
labia mayora;
12) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah;
13) Fungsi saraf kurang matang atau tidak efektif, dan tangisannya lemah;
14) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih
kurang;
15) Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
4. Perawatan bayi premature
Menghadapi bayi prematur harus memperhatikan masalah sebagai berikut:
a. Suhu tubuh:
1) Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna;
2) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah;
3) Otot bayi masih lemah;
4) Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehinnga cepat kehilangan panas badan;
5) Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan
lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan
dan dapat dipertahankan sekitar 36º sampai 37º C.
b. Pernapasan:
1) Pusat pengatur pernafasan belum sempuran;
2) Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna;
3) Otot pernafasan dan tulang iga lemah;
4) Dapat disertai penyakit: penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal
pernafasan.
c. Alat pencernaan makanan:
1) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah/
kurang baik;
2) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan
lambung berkurang;
3) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
d. Hepar yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubinia, sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinia (kuning) sampai ke ikterus.
e. Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna
sehingga mudah terjadi edema.
f. Perdarahan dalam otak :
1) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh, dan mudah pecah;
2) Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan terjadi perdarahan
dalam otak;
3) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi;
Pemberian O² belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis
(Manuaba. 1998. hlm.328).
5. Prognosis bayi prematur
Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa
gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka kematian),
terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus seperti asfiksia,
aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-
kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan
gangguan lainnya (Wiknjosastro,2002, hlm.783).
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4.Jakarta : FKUI, 1985;1051-7.
2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam: IlmuKebidanan; edisi ke-3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo, 2002;771-83.
3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan TumbuhKembang. Jakarta : FKUI, 2004;9-11.
4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : NelsonTextbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8.
5. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta :yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000; 376-8.
6. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low BirthInfant During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. NewYork : Medical Publishing Division, 2002; 120-31.
7. Mansjoer A. et al, 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Ed.3. hal 510-512. Jakarta: Media Aesculapius, FKUI.