44
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA UNIT PENYAKIT ANAK NO. RM: ANAMNESIS Nama: By. S Umur: 5 hari Ruang : Perinatal Kelas :- Nama lengkap : By. S Tempat dan tanggal lahir: Ponorogo, 3 April 2013 Nama ayah :Tn. S Pekerjaan ayah : Wiraswasta Nama ibu : Ny. S Pekerjaan ibu : Wiraswasta Alamat : Sukorejo Masuk RS tanggal : 3 April 2013 Jenis kelamin : Perempuan Umur : 3 hari Umur : 30 tahun Pendidikan ayah : SMP Umur : 34 tahun Pendidikan ibu : SMP Diagnosis masuk : Prematur dan BBLR Dokter yang merawat: dr. Sudarmanto, Sp. A. Ko. Asisten: Aulya Farra Rahmadany Tanggal pemeriksaan: 5 April 2013 KELUHAN UTAMA (HMRS) : Bayi kurang bulan dan BBLR 1. Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap) HMRS : Pasien lahir pada tanggal 3 April 2013 di RSUD Dr. Harjono Ponorogo pukul 20.20 WIB. Pasien lahir dengan induksi spontan pada usia kehamilan 33-34 minggu. => Perempuan, berat badan pasien 1700 gram dengan panjang badan 45 cm. Apgar skor pasien saat lahir 6-8, ketuban jernih. Saat lahir pasien langsung menangis merintih, sesak, gerakan kurang aktif , sianosis (-), ikterik (-), hipotermi (-), anus (+). 1 hari sebelum pemeriksan: pasien menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, RM.0

Case Neonatus BBLR

Embed Size (px)

Citation preview

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM:

ANAMNESISNama: By. S

Umur: 5 hari

Ruang : Perinatal

Kelas :-

Nama lengkap : By. S

Tempat dan tanggal lahir: Ponorogo, 3 April 2013

Nama ayah :Tn. S

Pekerjaan ayah : Wiraswasta

Nama ibu : Ny. S

Pekerjaan ibu : Wiraswasta

Alamat : Sukorejo

Masuk RS tanggal : 3 April 2013

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 3 hari

Umur : 30 tahun

Pendidikan ayah : SMP

Umur : 34 tahun

Pendidikan ibu : SMP

Diagnosis masuk : Prematur dan BBLR

Dokter yang merawat: dr. Sudarmanto, Sp. A. Ko. Asisten: Aulya Farra Rahmadany

Tanggal pemeriksaan: 5 April 2013

KELUHAN UTAMA (HMRS) : Bayi kurang bulan dan BBLR

1. Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap)

HMRS :

Pasien lahir pada tanggal 3 April 2013 di RSUD Dr. Harjono Ponorogo pukul 20.20 WIB. Pasien lahir dengan

induksi spontan pada usia kehamilan 33-34 minggu.

=> Perempuan, berat badan pasien 1700 gram dengan panjang badan 45 cm. Apgar skor pasien saat lahir 6-8,

ketuban jernih.

Saat lahir pasien langsung menangis merintih, sesak, gerakan kurang aktif , sianosis (-), ikterik (-), hipotermi

(-), anus (+).

1 hari sebelum pemeriksan: pasien menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, sianosis (+), sesak (+), ikterik (-),

hipotermi (-).

Hari saat pemeriksaan: Tanggal 5 April 2013 pukul 12.00. Pasien menangis (+) jarang, gerakan kurang aktif ,

sianosis (-), ikterik (+) kremer IV, sesak (-).

Kesan : Preterm, berat bayi lahir rendah, riwayat asfiksia sedang, ikterik.

RM.01

2. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan (sebutkan penyakitnya terutama yang ada hubungan dengan

penyakit sekarang)

• Riwayat asma : disangkal

• Riwayat hipertensi : disangkal

• Riwayat alergi : disangkal

• Riwayat kurang bulan : diakui, kakak kandung pasien

• Riwayat bayi kecil : diakui, kakak kandung pasien

Kesan: Terdapat riwayat kurang bulan dan bayi kecil dalam keluarg pasien (kakak kandung pasien).

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM :

3. Riwayat keluarga diberikan oleh: ayah/ ibu/ kakek/ nenek/ saudara/ tetangga *) ikhtisar keturunan: (gambar

skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit sejenis. Untuk kelainan kongenital usahakan

skema yang lebih lengkap termasuk saudara sepupu dsb.)

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

Kesan :Terdapat riwayat penyakit keluarga yang sejenis.

RIWAYAT PRIBADI

1. Riwayat kehamilan dan persalinan :

a. Riwayat kehamilan ibu pasien

Ibu G3P2A1 berusia 34 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali dalam 1 bulan saat usia

kehamilan 3 bulan sampai 7 bulan, selanjutnya pada usia 8 bulan ibu memeriksakan kehamilannya 2

minggu sekali. Selama hamil, mual dan muntah dirasakan pada usia kehamilan 1 sampai 3 bulan tidak

berlebihan namun membuat ibu merasa tidak nafsu makan, sehingga ibu hanya mau minum susu serta

makan sedikit-sedikit yaitu 1 centhong kecil 2-4 x/hari dan terkadang dimuntahkan. Ibu merasakan gerakan

janin saat umur kehamilan 5 bulan. Sesekali ibu batuk dan pilek selama 2 hari pada usia kehamilan 8 bulan.

Tidak ada riwayat trauma. Tekanan darah ibu dinyatakan normal dan berat badan ibu ditimbang dan naik

setiap bulan 1 kg.

Kesan: ANC rutin, penyulit yaitu nafsu makan yang menurun pada usia kehamilan 1-3bulan

b. Riwayat persalinan ibu pasien

Anak pertama lahir usia kehamilan 7 bulan ( ± 28 minggu), lahir di bidan setempat, perempuan, 1800gr,

langsung menangis, sekarang umur 8 tahun, sehat.

Anak kedua : Saat masih usia kehamilan 33-34 minggu, ibu pasien mengeluarkan darah dan lendir jam 08.00

WIB, kemudian jam 15.30 WIB ibu pasien merasa kenceng-kenceng tapi masih jarang. Saat jam 17.00-

18.00 pasien merasa kenceng-kencengnya mulai sering sehingga pasien ke bidan setempat jam 19.30 bidan

mengatakan tidak sanggup untuk menangani sehingga dirujuk ke RSUD dr. Harjono Ponorogo. Kemudian

ibu di induksi dan ibu melahirkan pukul 20.30 WIB secara spontan dengan ketuban jernih.

Kesan: tidak terdapat penyulit dalam persalinan.

RM.02.

c. Riwayat paska lahir pasien

Bayi laki-laki lahir dengan presentasi kepala, kurang bulan (33-34 minggu), berat badan 1700 gram, panjang

badan 50 cm, dan anus (+). Saat lahir pasien langsung menangis, gerakan aktif. Dikarenakan berat badan

bayi kurang dan kurang bulan sehingga pasien dirawat di ruang HCU perinatology.

Kesan : persalinan spontan, bayi berat badan kurang dan prematur.

2. Riwayat makanan : (sejak lahir sampai sekarang, kualitas dan kuantitas)

Umur 0-5 hari : Susu formula

Kesan : Kualitas kurang dan kuantitas cukup

3. Perkembangan dan kepandaian :

Motorik kasar :

-

Motorik halus

-

Bicara

-

Personal sosial

-

Kesan : Perkembangan dan kepandaian belom bisa dinilai.

4. Vaksinasi

A. Dasar B. Ulangan

Hepatitis B : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :

BCG : - Pada umur : - bulan Skar : - cm Pada umur :

DPT : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :

Polio : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :

Campak : - Pada umur : - bulan Di : - Pada umur :

Kesan :Pasien belum mendapatkan vaksin dasar.

5. Riwayat penyakit dahulu :

• Riwayat aspirasi ketuban saat lahir : disangkal

• Riwayat trauma dan infeksi saat lahir : disangkal

Kesan : Dalam batas normal

6. Sosial ekonomi dan lingkungan :

a. Sosial ekonomi

Ayah dan ibu adalah pekerja tani. Penghasilan bulanan kurang hanya cukup untuk makan sehari-hari karena

penghasilan yang tidak menentu, menggatungkan hasil panen 3 bulan sekali.

b. Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kakak. Rumah terdiri dari ruang tengah, dua kamar dengan masing-

masing terdapat jendela yang cukup sebagai ventilasi, dapur, rumah berlantaikan tegel. Kamar mandi

gabung dengan WC.

c. Lingkungan

Jarak rumah pasien dengan tetangga berdempet. Jarak septic tank dengan sumur ± 4 meter. Keluarga

menggunakan kran sebagai sumber pemenuhan air minum. Belakang rumah langsung ke sungai yang

tercemar limbah.Tidak terdapat pabrik yang mencemari lingkungan tempat tinggal keluarga pasien.

Kesan : Keadaan sosial ekonomi dan lingkungan kurang.

7. Anamnesis sistem :

Alloanamnesis (HMRS) :

• Serebrospinal : Demam (-), kejang (-)

• Kardiopulmoner : Kebiruan (-)

• Respiratorius : Sesak (+),retraksi dada (-), napas grok-grok (-)

• Gastrointestinal : Perdarahan lambung (-), kembung (-), muntah (-),BAB (+) mekoneal.

• Urogenital :BAK (+) warna kuning jernih, darah (-)

• Integumentum : Kekuningan (-), pucat (-), kebiruan (-)

• Muskuloskeletal : Gerakan bebas (+)

Kesan :Terdapat gangguan pada sistem respiratorius.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM :

PEMERIKSAAN

JASMANI

Nama :By. Ny S

Umur :3 hari

Ruang :Perinatologi

Kelas :-

KESAN UMUM

Pemeriksaan dilakukan tanggal 5 April 2013

Keadaan umum : Sedang

Nadi : 130 x/menit

Suhu badan : 36,1 0C

Pernapasan : 36x/menit Tipe : Thorakoabdominal

Kesan :Tanda vital dalam batas normal.

Status Gizi

Bayi perempuan UK 33-34 minggu dengan BBL 1700gr.

Kesimpulan status gizi (berdasarkan lunchenco) : baik

Kulit : Kulit langsat, petekiae (-), sianosis (-), ikterus (+), lanugo (+) menipis.

Kelenjar limfe : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Otot : Eutrofi

Tulang : Deformitas tulang (-)

Sendi : Gerakan bebas

Kesan : Ikterus dan terdapat tanda-tanda premature.

RM.05.

PEMERIKSAAN KHUSUS:

Leher :Simetris kanan-kiri, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), eritema (-)

Thoraks :Simetris kanan-kiri, retraksi dinding dada (-), ketinggalan gerak (-)

Jantung : Batas jantung jelaskan :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis kuat angkat

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II irreguler, bising (-)

Paru-paru :

Pemeriksaan Kanan Kiri

Depan

Inspeksi Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Retraksi dinding dada (-)

Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Retraksi dinding dada (-)

Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)

Perkusi Sonor (+) Sonor (+)

Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Belakang

Inspeksi Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)

Perkusi Sonor (+) Sonor (+)

Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Abdomen :

Inspeksi : Tidak lebih tinggi dari dinding dada, ukurannya lebih luas.

Auskultasi : Peristaltik (+)

Perkusi : Timpani (+), meteorismus (-)

Palpasi : supel,

Hati : Hepatomegali (-)

Limpa : Splenomegali (-)

Anogenital : Anus (+), kelainan (-)

Ukuran testis : dalam batas normal, labia minor lebih menonjol dari pada labia mayor.

Ekstremitas : akral dingin (-),sianosis (-), edema (-), ikterik (-)

Kesan : Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda prematur.

Pemeriksaan Neurologis

Reflek fisiologis : Patella (+) lemah, refleks bisep (+) lemah, reflek trisep (+) lemah

Refleks patologis : Babinsky (-), Chaddock (-)

Meningeal sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-)

Refleks primitif : R. hisap (+) lemah, R. morro (+) lemah, R. genggam (+).

Kesan : Status neurologi dalam batas normal untuk premature.

Kepala : Normosefal, rambut hitam tidak mudah dicabut

Bentuk : Mesosefal

Ubun-ubun : belum menutup, bentuk datar.

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+)

Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-)

Telinga : Simetris kanan-kiri, serumen (-), hiperemis (-), pembentukan tulang rawan belum sempurna.

Mulut : Mukosa mulut basah (-),lidah kotor (-), perdarahan gusi (-)

Pharing : Mukosa hiperemis (-), pseudomembran (-)

Gigi : Caries (-), pertumbuhan gigi belum ada.

Kesan : Terdapat tanda-tanda premature.

Tungkai Lengan

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas

Tonus (+) (+) (+) (+)

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Klonus (-) (-) (-) (-)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAKNO. RM :

RINGKASAN ANAMNESIS &

PEMERIKSAAN JASMANI

Nama :By. Ny. S

Umur :3 hari

Ruang :Perinatologi

Kelas :-

Tulis dengan singkat data dasar yang mempunyai arti positif untuk penetapan masalah dan selanjutnya meliputi

data dasar singkat dari anamnesis/pemeriksaan jasmani dan laboratorium dasar.

Problem Assessment P. Diagnosis P. Terapi P. Monitoring

Bayi kurang

bulan

Prematur Pemeriksaan

Fisik

(dubowitz)

Inkubator

Klinis

BBLR Kurang bulan Lubencho Sonde

Reflek hisap baik

mulai menetek

Bayi lahir

menangis

merintih.

Sianosis

Riwayat Asfiksia

neonatorum

Pem DL

Pem Gas

Darah

Pem Gula

Darah

Resusitasi neonates Klinis

Lab

Bayi ikterik H

iperbilirubinemia

Pem DL

Pem kadar

bilirubin

serum

USG

abdomen

Foto terapi Klinis

Lab

USG

abdomen

Daftar masalah (aktif dan inaktif)

Aktif Inaktif

1. Riw. Asfiksia sedang 3. Prematur 2.

BBLR 4. Ikterus

Masalah ekonomi

RM.08.

Kemungkinan penyebab masalah (bisa berupa diagnosis banding dari masalah yang ada) :

• Prematuritas

• BBLR

• Neonatus asfiksia sedang

• Obv. Neonatus infeksi

Rencana pengelolaan (rencana tindakan, pemeriksaan laborat dll, rencana terapi, dan edukasi) sesuai dengan masalah

yang ada

a. Rencana tindakan:

• Pasang O2 1L / menit

• Jaga kehangatan tubuh bayi

• Evaluasi kondisi umum meliputi frekuensi pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, suhu, kecepatan dan

volume cairan IV, frekuensi dan volume pemberian nutrisi

• Pemberian antibiotik profilaksis dan vit K masing-masing 0.5 cc secara IM

• Infus D10% 10 tpm

• Sonde ( 8x5cc)

• Atasi ikterik " fototerapi

b. Rencana penegakkan diagnosis:

• Anamnesis

• Pemeriksaan fisik: keadaan umum, serebrospinal, kardiopulmoner, respiratorius, gastrointestinal,

integumentum, dan muskuloskeletal.

• Pemeriksaan laboratorium: Darah lengkap,Analisis gas darah, Gula darah,Elektrolit, kadar bilirubin serum

• Pemeriksaan USG abdomen

c. Rencana terapi:

• Antibiotik: Cefotaxim (2 x 100 mg).

• Vitamin K (1 x 1mg).

• Dexamethason (3 x 45 mg).

• Citiccolin (1 x 5 mg).

• Piracetam (1 x 75 mg).

• Aminosteril (2 x 10 cc).

d. Rencana evaluasi:

• Keadaan umum

• Tanda-tanda vital

• Pemeriksaan laboratorium (Darah lengkap, fungsi hati, USG abdomen)

e. Rencana edukasi:

• Menjelaskan penyakit pasien kepada keluarga

• Menjelaskan untuk selalu menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan

• Memotivasi untuk kontrol paska perawatan di RS

Prognosis :

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Nama dan tanda tangan Co Ass

Aulya Farra Rahmadany

(J5000800 59)

Diperiksa dan disahkan oleh : Diperiksa oleh :

Supervisor dari pavilion / ruangan : Dokter pavilion/ ruangan :

Tanggal ……………………..jam……..:. Tanggal…………………… jam……….…

Tanda tangan,

(dr. Sudarmanto . , Sp.A )

LEMBAR FOLLOW UP

SOAP TERAPI

6 April 2013

S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (+), sesak (+), BAK

(+), BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+),

hipersalivasi.

O : KU : sedang, RR : 44x/menit

K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)

Thorax : simetris, retraksi dinding dada (-)

P/SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)

C/ BJ I-II regular, bising (-).

Abdmn: meteorismus (-), peristaltik (N).

Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.

• Sonde (8 x 5cc)

• O2 1 L/menit

• Fototerapi

• Cefotaxim (2 x 100 mg)

• Neo K (1 x 1 mg)

• Mersitrophil (1x75 mg)

• Brainact (1x50 mg)

• Aminophilin (3x 6mg)

• Kalnex (3x 50 mg)

7 April 2013

S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),

BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.

O : KU : sedang, RR : 40x/menit

K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)

Thorax : simetris, retraksi dinding dada (-)

P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)

C/ BJ I-II regular, bising (-).

Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).

Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.

• Sonde (8 x 5cc)

• Fototerapi

• Cefotaxim (2 x 100 mg)

• Neo K (1 x 1 mg)

• Mersitrophil (1x75 mg)

• Brainact (1x50 mg)

• Aminophilin (3x 6mg)

• Kalnex (3x 50 mg)

8 April 2013

S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),

BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.

O : KU : sedang, RR : 55x/menit

K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)

Thorax : simetris, retraksi dinding dada (+)

P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)

C/ BJ I-II regular, bising (-).

Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).

Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.

• Sonde (8 x 5cc)

• Fototerapi

• Cefotaxim (2 x 100 mg)

• Neo K (1 x 1 mg)

• Mersitrophil (1x75 mg)

• Brainact (1x50 mg)

• Aminophilin (3x 6mg)

• Aminosteril ( 1x20cc)

• Kalnex (3x 50 mg)

9 April 2013

S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),

BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.

O : KU : sedang, RR : 48x/menit

K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)

• Sonde (8 x 10cc)

• Fototerapi

• Cefotaxim (2 x 100 mg)

• Neo K (1 x 1 mg)

• Mersitrophil (1x75 mg)

Thorax : simetris, retraksi dinding dada (+)

P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)

C/ BJ I-II regular, bising (-).

Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).

Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.

• Brainact (1x50 mg)

• Aminophilin (3x 6mg)

• Aminosteril ( 1x20cc)

• Kalnex (3x 50 mg)

10 April 2013

S: Tangis (+) jarang, gerak (+) aktif, sianosis (-), sesak (+), BAK (+),

BAB (+), ikterik (+) kremer V, kembung (-), puasa (+), hipersalivasi.

O : KU : sedang, RR : 40 x/menit

K/L : Ubun-ubun datar, CC (-), CH (-), PKGB (-/-)

Thorax : simetris, retraksi dinding dada (+)

P/ SDV (+/+), Whe (-/-), Rho (-/-)

C/ BJ I-II regular, bising (-).

Abdmn: meteorismus (+), peristaltik (N).

Ext : Akral hangat (+), CRT (+) < 2 dtk.

• Sonde (8 x 12,5cc)

• Fototerapi

• Cefotaxim (2 x 100 mg)

• Neo K (1 x 1 mg)

• Mersitrophil (1x75 mg)

• Brainact (1x50 mg)

• Aminophilin (3x 6mg)

• Aminosteril ( 1x20cc)

• Kalnex (3x 50 mg)

PEMBAHASAN

BAYI BERAT BADAN LAHIR (BBLR)

A. Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram

tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir yaitu berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama

setelah lahir. Pengukuran ini dilakukan di tempat fasilitias (Rumah Sakit, Puskesmas, dan Polindes),

sedang bayi yang lahir di rumah waktu pengukuran berat badan dapat dilakukan dalam 24 jam

(Damanik, 2010; Rohsiswatnoet al., 2010). Bayi berat lahir rendah dapat terjadi pada bayi kurang bulan

(<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/ IUGR) (Rohsiswatnoet al.,

2010).

B. Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia

dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi

rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka

kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO.,

2007). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus,

bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (United

Nations Children’s Fund/World Health Organization., 2007). Angka kejadian di Indonesia sangat

bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa

lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada

sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Setyowati., 2007).

C. Klasifikasi

Bayi berat lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Prematuritas

Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa

gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).

2. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti

bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

kehamilannya (KMK).Bayi kecil untuk masa kehamilan disebut juga “small for gestational age/

SSG”. Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir (< 10 persentil) menurut grafik Lubenchenco.

(Hassan & Alatas, 2007)

D. Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Menurut besarnya

penyebabnya kelahiran bayi prematur dapat dibagi menjadi beberapa faktor sebagai berikut:

1. Faktor ibu

a. Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum,

perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyakit lainnya ialah nefritis akut,

diabetes melitus, infeksi akut atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologis

prematuritas.

b. Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu di bawah 20 tahun dan pada

multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia ibu

antara 26-35 tahun.

c. Keadaan sosial ekonomi

Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat

pada golongan sosial-ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang

baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi

yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi

yang lahir dari perkawinan sah.

2. Faktor janin

Gawat janin, hidramnion, kehamilan ganda, eritoblastosis, dan hidrops non imum umumnya akan

mengakibatkan lahir bayi BBLR.

3. Faktor plasenta

Faktor plasenta seperti penyakit vaskular, kehamilan ganda, plasenta previa, abrupsio plasenta.

Selain kelahiran prematur, BBLR juga disebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang dari

berat badan seharusnya untuk masa gestasi (dismaturitas) adalah setiap keadaan yang mengganggu

pertukaran zat antara ibu dan janin.(Rohsiswatnoet al., 2010; Hasan R & Alatas H, 2007; Kliegman,

2000).

E. Patofisiologi

Bayi lahir prematur dengan BBLR sesuai menurut umur kehamilan pretermnya, biasanya

dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan

janin, gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta prematur, rangsangan tidak pasti yang

menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan. Infeksi

bakteri bergejala (streptokokus grup B, Listeria monocytogenes) atau tidak bergejala (Ureaplasma

ureolyticum, Mycoplasma hominis, Chlamydia, Gardnella vaginalis) pada cairan amnion dan ketuban

(korioamnionitis) dapat memicu mulainya kelahiran preterm. Produk-produk bakteri dapat merangsang

produksi sitokinin lokal (interleukin-6, prostalglandin), yang dapat menimbulkan kontraksi uterus

prematur atau respon peradangan lokal dengan akibat ketuban pecah setempat (Kliegman, 2000).

Intrauterine growth restriction (IUGR) dihubungkan dengan keadaan medik yang menganggu

sirkulasi dan efisiensi plasenta, perkembangan atau petumbuhan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi

ibu. IUGR mungkin merupakan respon janin normal terhadap kehilangan nutrisi atau oksigen.

Karenanya, masalahnya bukan pada IUGRnya, tetapi agaknya pada risiko malnutrisi atau hipoksia terus

menerus (Kliegman, 2000).

Salain itu, ibu dengan berat badan kurang sekali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil

daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Infeksi virus tertentu berhubungan

dengan gangguan pertumbuhan janin. Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella congenital dan

sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur

kehamilan saat mereka dilahirkan. Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan

kontribusi genetik ibu dan janin (Kosim MS, dkk., 2008).

F. Gejala Klinis

1. Bayi prematuritas murni

Berat badan < 2500 gr, panjang badan ≤ 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.

Masa gestasi < 37 minggu. Tampak luar sangat tergantung pada maturitas atau lamanya gestasi itu.

Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang.

Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Densesus testikulorum

biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia majora. Pembuluh darah kulit

banyak terlihat dan peristaltis usus pun dapat terlihat. Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam

sehingga sulit terlihat satu-persatu. Tulang rawan dan daun telinga bulum cukup, sehingga elastisitas

daun telinga masih kurang. Jaringan mama belum sempurna, demikian pula puting susu belum

terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral,

pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah,

pernafasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu. Otot masih hipotonik, sehingga sikap

selalu dalam keadaan kedua tangkai dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam keadaan fleksi dan

kepala menghadap satu jurusan. Tonic neck reflex biasanya lemah, reflek moro dapat positif. Reflek

menghisap dan menelan belum sempurna, demikian pula reflek batuk (Hasan R & Alatas H, 2007).

2. Dismaturitas

Dismaturitas dapat terjadi pre-trem, term, post-term. Pada pre-term akan terlihat gejala fisis bayi

prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat badan <2500 gr, karakteristik

fisis sama dengan bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting.

Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol ialah wasting, demikian pula pada

post-term dengan dismaturitas. Bayi dismatur dengan tanda wasting atau insufisiensi plasenta dapat

dibagi dalam 3 stadium menurut berat ringanya wasting tersebut, yaitu: (1) Stadium pertama. Bayi

tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulit longgar, kering seperti perkamen tetapi belum terdapat

noda mekonium. (2) Stadium kedua. Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna

kehijauan pada kulit, plasenata dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur

dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus dan plasenta sebagai akibat

anoksia intrauterin. (3) Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning,

demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin yang lama (Hasan&

Alatas, 2007).

G. Diagnosis

1. Anamnesis

Umur ibu

Riwayat hari pertama haid terakhir

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post-coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

2. Pemeriksaan fisik

Berat badan <2500 gr

Tanda prematuritas (bila bayi kurang bulan)

o Tulang rawan telinga belum terbentuk

o Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

o Refleks masih lemah

o Alat kelamin luar: pada perempuan labium mayus belum menutup labium

minus, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae

testis belum terbentuk)

Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)

o Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut di atas

o Kulit keriput

o Kuku lebih panjang

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan skor Ballard

Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan

Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit

dan analisis gas darah

Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan

kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau jika didapat/diperkirakan akan terjadi

sindrom gangguan napas

USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan ≤ 35 minggu , dimulai pada

umur 2 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat

(Rohsiswatnoet al., 2010; Winkjosastro, 2008).

H. Penatalaksanaan

1. Pemberian vitamin K

Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau

Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, 4-6 minggu)

2. Mempertahankan suhu tubuh normal

Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti,

kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan

hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk

Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel dibawah ini:

Keadaan bayi Bayi sakit Bayi kecil Bayi sangat

kecil

Bayi keadaan

membaik

Frekuensi

pengukuran

Tiap jam Tiap 12 jam Tiap 6 jam Sekali sehari

3. Pemberian minum

ASI merupakan pilihan utama

Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,

perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari

sekali

Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 gr/hari selama 3 hari

berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu

Pemberian minum mnimal 8x/hari. Apabila bayi masih menginginkan dapat diberikan lagi (ad

libitum)

Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskular dan respirasi yang tidak stabil, fungsi

usus belum berfungsi/ terdapat anomali mayor saluran cerna, UKN, IUGR berat, dan berat

lahir < 1000g

Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera ditingkatkan selama tidak

dtemukan tanda dehidrasi dan kadar natrium serta glukosa normal.

Volume makanan dan cairan untuk bayi kecil menurut Subekti NB, Karyuni PE & Meiliya E.

(2008)

Bayi kecil membutuhkan volume makanan dan cairan yang berbeda sesuai dengan kondisi

dan berat badan mereka.

Bayi tanpa penyakit mayor/ bayi sehat

1,75 – 2,5 kg

Izinkan bayi mulai menyusui. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan

ASI dengan menggunakan metode pemberian susu alternatif (cangkir, cangkir dan

sendok, memeras ASI dengan tangan ke dalam mulut bayi, slang lambung). Volume

makanan dan cairan harian total sebagai berikut:

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7+

ml/kg BB makanan dan/atau

cairan

60 80 10

0

120 140 15

0

160+

1,5 – 1,749 kg

Berikan perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian makanan

alternatif setiap tiga jam sesuai dengan tabel dibawah ini sampai bayi dapat menyusu

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7

Volume makan setiap tiga jam

(ml/ makanan)

12 18 22 26 30 33 35

1,25 – 1,49 kg

Berikan perasan ASI melalui dengan slang lambung setiap tiga jam sesuai

dengan tabel dibawah ini. Lanjutkan pemberian susu dengan cangkir/sendok

sesegera mungkin setelah bayi tersebut dapat menelan tanpa batuk atau

meludahkannya.

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7

Volume makan setiap tiga jam

(ml/ makanan)

10 15 18 22 26 28 30

< 1,25 kg

Pasang slang IV dan berikan hanya cairan IV selama 48 jam pertama. Berikan

perasan ASI melalui slang lambung setiap dua jam yang dimulai pada hari ke-3, atau

hari berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi

volume cairan IV sambil meningkatkan volume makanan oral sesuai tabel dibawah

ini. Lanjutkan pemberian makan dengan cangkir/sendok sesegeran mungkin setelah

bayi dapat menelan tanpa batuk atau meludahkannya.

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7

Kecepatan cairan IV (ml/jam

atau tetes mikro/menit)

4 4 3 3 2 2 0

Volume makan setiap dua jam

(ml/ makanan)

0 0 3 5 8 11 15

Bayi sakit

1,75 – 2,5 kg

Jika bayi awalnya tidak membutuhkan cairan IV, izinkan bayi mulai menyusu.

Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI dengan menggunakan metode

pemberian makanan alternatif. Tentukan kebutuhan volume susu untuk pemberian

makan sesuai dengan usia bayi.

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7+

ml/kg BB makanan dan/atau

cairan

60 80 10

0

120 140 15

0

160+

Jika bayi membutuhkan cairan IV, pasang selang IV dan berikan hanya cairan

IV selama 24 jam pertama. Berikan perasan ASI dengan menggunakan metode

pemberian makan alternatif setiap tiga jam yang dimulai pada hari ke-2, atau hari

berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi volume

cairan IV sambil meningkatkan volume makanan per oral sesuai dengan tabel

dibawah ini:

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7

Kecepatan cairan IV (ml/jam

atau tetes mikro/menit)

5 4 3 2 0 0 0

Volume makanan setiap tiga

jam (ml/ makanan)

0 6 14 22 30 35 38

1,5 – 1,749 kg

Pasang selang IV, dan berikan hanya cairan IV selama 24 jam pertama. Berikan

perasan ASI melalui slang lambung setiap tiga jam yang dimulai pada hari ke-2, atau

hari berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi

volume cairan IV sambil meningkatkan volume makanan per oral sesuai dengan

tabel dibawah ini:

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7

Kecepatan cairan IV (ml/jam

atau tetes mikro/menit)

4 4 3 2 2 0 0

Volume makanan setiap tiga

jam (ml/ makanan)

0 6 13 20 24 33 35

1,25 – 1,49 kg

Pasang slang IV dan berikan hanya cairan IV selama 24 jam pertama. Berikan

perasan ASI melalui slang lambung setiap tiga jam yang dimulai pada hari ke-2, atau

hari berikutnya jika kondisi bayi masih belum stabil, dan secara perlahan kurangi

volume cairan IV sambil meningkatkan volume makanan per oral sesuai tabel di

bawah ini. Lanjutkan pemberian makan dengan cangkir/sendok segera setelah bayi

dapat menelan tanpa batuk atau meludahkannya.

Hari kehidupan 1 2 3 4 5 6 7

Kecepatan cairan IV (ml/jam

atau tetes mikro/menit)

3 3 3 2 2 0 0

Volume makanan setiap tiga

jam (ml/ makanan)

0 6 9 16 20 28 30

< 1,25 kg

Berikan makanan dan cairan seperti yang diuraikan untuk bayi sehat dengan

berat badan kurang dari 1,25 kg.

4. Suportif

Jaga dan pantau kehangatan

Jaga dan pantau patensi jalan napas

Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyulit yang timbul (misalnya: hipotermia,

kejang, gangguan napas, hiperbilirubinemia,dll)

Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga lainnya.

Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak memungkinkan, biarkan berkunjung

setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui

Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman apakah dimungkinkan

5. Pemantauan

Terapi

o Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan

o Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia 2 minggu

Tumbuh kembang

o Pantau berat bayi secara periodik

o Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan

berat lahir ≥1500 gr dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500 gr). Berat lahir

biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi

o Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah

berusia lebih dari 7 hari:

o Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180

ml/kg/hari

o Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah

pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

o Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai

200 ml/kg/hari

o Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu

Pemantauan setelah pulang

o BBLR dapat dipulangkan apabila:

Tidak terdapat tanda bahaya atau tanda infeksi berat

Berat badan bertambah hanya dengan ASI

Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-370C) dengan pakaian terbuka

Ibu yakin dan mampu merawatnya

o Konseling pada saat BBLR pulang

Lakukan konseling pada orang tua sebelum bayi pulang mengenai:

Pemberian ASI eksklusif

Menjaga bayi tetap hangat

Tanda bahaya untuk mencari pertolongan

Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap minggu

hingga berat badan bayi mencapai 2500 g

Kunjungan ke dokter hari ke-2, 10, 20, 30 setelah pulang, dilanjutkan setiap bulan

Pertumbuhan: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala

Tes perkembangan: Denver development screening test (DDST)

Awasi adanya kelainan bawaan

I. Komplikasi

Masalah lebih sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR dibanding dengan bayi cukup

bulan dan bayi berat lahir normal. Bayi kurang bulan sering mempunyai masalah sebagai berikut:

1. Ketidakstabilan suhu

Bayi kurang bulan memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh akibat:

a. Peningkatan hilangnya panas

b. Kurangnya lemak sub kutan

c. Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar

d. Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan ketidakmampuan

untuk menggigil

2. Kesulitan pernapasan

a. Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke PMH (Penyakit Membran Hialin)

b. Risiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya refleks batuk, refleks menghisap dan refleks

menelan

c. Thoraks yang dapat menekuk dan otot bantu respirasi yang lemah

d. Pernafasan yang periodik dan apnea

3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi

a. Refleks hisap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu

b. Motilitas usus yang menurun

c. Pengosongan lambung tertunda

d. Pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak kurang

e. Defisiensi enzim laktase pada brush border usus

f. Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh

g. Meningkatnya risiko EKN (Enterokolitis Nekrotikan)

4. Imaturitas hati

a. Konjugasi dan ekskresi bilirubin terganggu

b. Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K

5. Imaturitas ginjal

a. Ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar

b. Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik

c. Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau hipernatremia., hiperkalemia atau

glukosuria ginjal

6. Imaturitas imunologis

Risiko infeksi tinggi akibat:

a. Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga

b. Fagositosis terganggu

c. Penurunan faktor komplemen

7. Kelainan neurologis

a. Refleks hisap dan telan yang imatur

b. Penurunan mobilitas usus

c. Apnea dan bradikardia berulang

d. Perdarahan intraventrikuler dan leukomalasia periventrikel

e. Pengaturan perfusi serebral yang buruk

f. Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)

g. Retinopati prematuritas

h. Kejang

i. Hipotonia

8. Kelainan kardiovaskuler

a. Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui pada bayi kurang bulan

b. Hipotensi atau hipertensi

9. Kelainan hematologis

a. Anemia (onset dini atau lanjut)

b. Hiperbilirubinemia

c. Disseminated intravascular coagulation (DIC)

d. Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)

10. Metabolisme

a. Hipokalsemia

b. Hipoglikemia dan hiperglikemia

(Damanik, 2011).

Tabel penilaian klinis kemungkinan komplikasi pada BBLR (Wiknjosastro, 2008):

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan

Penunjang

Kemungkina

n Diagnosis

Bayi terpapar dengan

suhu lingkungan yang

rendah

Waktu timbulnya

kurang dari 2 hari

Menangis lemah

Kurang aktif

Malas minum

Kulit teraba dingin

Kulit mengeras

kemerahan

Frekuensi jantung

<100x/menit

Napas pelan dan

dalam

Suhu tubuh

<36,50C

Hipotermia

Kejang timbul saat

lahir sampai dengan

hari ke 3

Riwayat ibu diabetes

Kejang, tremor,

letargi atau tidak

sadar

Kadar glukosa

darah < 45

mg/dl (2.6

mmol/L)

Hipoglikemi

a

Ikterik (warna

kuning) timbul saat

lahir sampai dengan

hari ke 3

Berlangsung lebih dari

3 minggu

Riwayat infeksi

maternal

Riwayat ibu pengguna

obat, Riwayat ikterus

pada bayi yang lahir

sebelumnya

Kulit, konjungtiva

berwarna kuning

pucat

Ikterus/

hiperbilirubi

nemia

Ibu tidak dapat/ tidak

berhasil menyusui

Malas/ tidak mau

minum

Waktu timbul sejak

lahir

Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat

bayi kurang 20

gram/ hari

selama 3hari

Masalah

pemberian

minum

Ibu demam sebelum

dan selama persalinan

Ketuban pecah dini

Persalinan dengan

tindakan

Timbul asfiksia pada

saat lahir

Bayi malas minum

Timbul pada saat lahir

sampai 28 hari

Bila ditemukan

beberapa dari

temuan ganda:

Bayi malas minum

Demam tinggi atau

hipotermia

Bayi letargi/ kurang

aktif

Gangguan

pernapasan

Kulit ikterus

Sklerema atau

sklerederma

Kejang

Laboratorium

darah:

Jumlah leukosit

leukositosis

atau leukopenia,

trombositopenia

Gambaran darah

tepi (bila

tersedia

fasilitas)

Infeksi atau

curiga sepsis

Bayi KMK atau lebih

bulan

Air ketuban

bercampur mekonium

Lahir dengan riwayat

asfiksia

Lahir dengan

asfiksia

Air ketuban

bercampur

mekonium

Tali pusat berwarna

kuning kehijauan

Pemeriksaan

radiologi dada

(bila tersedia)

Sindroma

aspirasi

mekonium.

J. Pencegahan

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting.

Hal-hal yang dapat dilakukan :

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan

dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang

mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi

pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda

bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga

kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)

4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu

dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan

pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil (IDAI., 2004).

Prematuritas

1. Definisi

Prematuritas atau bayi lahir kurang bulan adalah suatu keadaan yang belum matang, yang

ditemukan pada bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu.

Prematuritas (terutama prematuritas yang ekstrim) merupakan penyebab utama dari kelainan

dan kematian pada bayi baru lahir. Beberapa organ dalam bayi mungkin belum berkembang

sepenuhnya sehingga bayi memiliki resiko tinggi menderita penyakit tertentu.

2. Etiologi

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur atau berat badan lahir

rendah adalah :

a. Faktor ibu: (1) Gizi saat hamil yang kurang; (2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun;

(3)Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat; (4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung,

gangguan pembuluh darah (perokok); (5) Faktor pekerja yang terlalu berat.

b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; (3) Perdarahan antepartum;

(4) Komplikasi hamil: pre-eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini.

c. Faktor janin: (1) Cacat bawaan; (2) Infeksi dalam rahim

d. Faktor yang masih belum diketahui (Manuaba, 2007, hlm.432).

3. Diagnosis dan gejala klinis

a. Sebelum bayi lahir: (1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus

prematurus, dan lahir mati; (2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan; (3)

Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun

kehamilannya sudah agak lanjut; (4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai

menurut yang seharusnya; (5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau bisa pula

dengan hidramnion; (6) hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia

gravidarum, atau perdarahan antepartum.

b. Setelah bayi lahir: (1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin; (2) Bayi prematur yang

lahir sebelum kehamilan 37 minggu; (3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi

pertumbuhan intrauterin; (4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam

tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran,

hipotermi, dan sebagainya (Manuaba, 2007, hlm.438).

Menurut Maryunani (2009, hlm.24) Tanda dan gejala bayi prematur adalah :

1) Berat badan kurang dari 2500 gram;

2) Letak kuping menurun;

3) Pembesaran dari satu atau dua ginjal;

4) Ukuran kepala kecil;

5) Masalah dalam pemberian makanan (refleks menelan dan mengisap berkurang);

6) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm;

7) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm;

8) Rambut lanugo masih banyak;

9) Jaringan lemak subkutan tipis

10) Tumit mengilap, telapak kaki halus;

11) Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun

kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh

labia mayora;

12) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah;

13) Fungsi saraf kurang matang atau tidak efektif, dan tangisannya lemah;

14) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih

kurang;

15) Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

4. Perawatan bayi premature

Menghadapi bayi prematur harus memperhatikan masalah sebagai berikut:

a. Suhu tubuh:

1) Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna;

2) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah;

3) Otot bayi masih lemah;

4) Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehinnga cepat kehilangan panas badan;

5) Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan

lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan

dan dapat dipertahankan sekitar 36º sampai 37º C.

b. Pernapasan:

1) Pusat pengatur pernafasan belum sempuran;

2) Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna;

3) Otot pernafasan dan tulang iga lemah;

4) Dapat disertai penyakit: penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal

pernafasan.

c. Alat pencernaan makanan:

1) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah/

kurang baik;

2) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan

lambung berkurang;

3) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.

d. Hepar yang belum matang (immatur)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubinia, sehingga mudah terjadi

hiperbilirubinia (kuning) sampai ke ikterus.

e. Ginjal masih belum matang

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna

sehingga mudah terjadi edema.

f. Perdarahan dalam otak :

1) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh, dan mudah pecah;

2) Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan terjadi perdarahan

dalam otak;

3) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi;

Pemberian O² belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis

(Manuaba. 1998. hlm.328).

5. Prognosis bayi prematur

Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa

gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka kematian),

terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus seperti asfiksia,

aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-

kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan

gangguan lainnya (Wiknjosastro,2002, hlm.783).

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4.Jakarta : FKUI, 1985;1051-7.

2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam: IlmuKebidanan; edisi ke-3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo, 2002;771-83.

3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan TumbuhKembang. Jakarta : FKUI, 2004;9-11.

4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : NelsonTextbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8.

5. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta :yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000; 376-8.

6. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low BirthInfant During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. NewYork : Medical Publishing Division, 2002; 120-31.

7. Mansjoer A. et al, 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Ed.3. hal 510-512. Jakarta: Media Aesculapius, FKUI.