BAB I
PENDAHULUAN
Akumulasi darah setelah trauma merupakan salah satu masalah klinis yang paling
menantang yang dihadapi oleh dokter spesialis mata. Bahkan Hifema kecil dapat menjadi
tanda dari trauma intraokular besar dengan kerusakan yang terkait dengan pembuluh
darah dan jaringan dalam bola mata.
Trauma tumpul pada mata dapat menyebabkkan cedera pada seluruh jaringan
bola mata. Mulai dari kornea, skelra , iris, lensa, badan siliar, zonula zinnii, badan kaca,
retina, koroid, saraf optik, dll. Trauma tumpul yang cepat, ditandai dengan peningkatan
bola mata serta distorsi tiba-tiba struktur intraokular yang menghasilkan perubahan
dinamis yang berhubungan dengan terbentuknya hifema.
Dikarenakan sedikitnya program terapi yang ideal, adanya potensi untuk
terjadinya perdarahan sekunder, dan timbulnya glaukoma sekunder semua hal ini dapat
memeperburuk prognosis visual dari yang prognosis visualnya baik menjadi buruk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata depan yang berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun terjadi secara spontan, sehingga darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi sebagian ataupun mengisi seluruh bilik mata depan. Berat ringannya tergantung dari berat ringannya perdarahan dan ada atau tidaknya komlplikasi yang menyertai.
2.2 Klasifikasi dan karakteristik
2.2.1 Karakteristik
Hifema yang disebabkan trauma biasanya didapatkan pada anak-anak dan orang dewasa hifema biasanya disebabkan oleh sebuah proyektil atau pukulan yang disengaja pada mata yang terekspose atau yang terletak di luar tulang orbita. Berbagai proyektil dan benda telah dicurigai sebagai penyebab terjadianya trauma pada bola mata seperti bola, batu, dll.
Hifema juga dapat terjadi pada saat operasi atau pasca operasi. Hifema yang terjadi karena suatu operasi merupakan komplikasi dari operasi intraokular dan harus dikelola dengan cara yang sama dengan traumatic hifema.
Hifema spontan jarang terjadi dan sangat susah dibedakan dengan hifema traumatik. Hifema spontan biasanya disebabkan oleh pembentukan pembuluh darah baru yang disebabkan oleh penyakit lain misalnya diabetes melitus, iskemia, pembentukan sikatriks, neoplasma, uveitis, ataupun oleh kelainan pembuluh darah seperti juvenille xanthogranuloma. Pembuluh darah yang berada di perbatasan pupil biasanya terlibat dalam hifema spontan.
Yang terakhir yaitu hifema idiopatik biasanya spontan dan tidak diketahui penyebabnya dan biasanya berulang, kasus ini sangat jarang terjadi.
2.2.2 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:
Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat
trauma pada segmen anterior bola mata.
Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur
operasi mata).
Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan
silier,sehingga pembuluh darah pecah.
Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya
juvenile xanthogranuloma).
Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).
Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu:
Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.
Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma
Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi beberapa grade
(Sheppard), Grade pada hifema ini ditentukan oleh banyaknya
perdarahan dalam bilik mata depan bola mata, yaitu:
Tingkat 1: kurang dari ¼ volume bilik mata depan yang
terlihat.
Tingkat 2: ¼ sampai ½ dari volume bilik mata depan yang
terlihat
Tingkat 3: ½ sampai ¾ dari volume bilik mata depan yang
terlihat
Tingkat 4: pengisian sempurna dari bilik mata depan yang
terlihat. (“Eight ball” hifema)
Kebanyakan hifema mengisi kurang dari sepertiga bilik mata depan. Ketika hifema dibagi menjadi 4 kelompok sesuai dengan jumlah pengisian darah pada bilik mata depan, 58% diantaranya melibatkan kurang dari sepertiga dari bilik mata depan (Grade 1) , 20% melibatkan sepertiga sampai setengah dari bilik mata depan, 14% melibatkan sepertiga sampai setengah bilik mata depan, dan 8% adalah hifema total. Dari keseluruhan hifema sebagian hifema akan menetap pada pada bagian bawah bilik mata depan, sekitar 40% membentuk gumpalan permanen yang menempel pada stroma dan iris, dan 10 persen menempel pada endotel kornea. Penempelan pada kornea akan menyebabkan kornea menjadi gelap pada bagian bawahnya.emedicine
Metode lain yang dapat digunakan dalam penilaian hifema yaitu dengan pengukuran (milimeter) hifema dari libus bagian bawah / jam 6. Metode ini dapat membantu dalam memantai kemajuan perbaikan atau terjadinya perdahan kembali. Analisi pencitraan digital juga berguna dan objektif tetapi tidak semua fasilitas kesehatan memilikinya.emedicine
2.3 Epidemiologi
2.4 Etiologi
Trauma pada bola mata Komplikasi dari operasi intraokuler
2.5 Patofisiologi
2.6 Manifestasi Klinis
Anamnesis :
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan epifora (pengaliran air mata yang berlebihan ke pipi) dan blefarospasme (kelopak mata berkedip tidak terkendali).
Penglihatan pasien kabur dan akan sangat menurun, ini karena darah menggangu media refraksi yang sangat berperan pada proses penglihatan.
Pemeriksaan Mata :
Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak.
Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.
Selain itu, dapat terjadi peningkatan tekanan intraocular, sebuah keadaan yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya glaucoma.
Glukoma ini terjadi karena adanya darah dalam COA dapat menghambat aliran cairan bilik mata oleh karena unsur-unsur darah menutupi COA dan trabekula, sehingga terjadi glaukoma sekunder, glukoma ini bisa juga menyebabkan rasa sakit pada mata.
Pada hifema karena trauma, jika ditemukan penurunan tajam penglihatan segera maka harus dipikirkan kerusakan seperti luksasi lensa (Putusnya penggantung lensa menyebabkan lensa masuk kedalam badan kaca atau vitreus), ablasio retina (kelainan retina dimana lapisan kerucut dan batang terpisah dari lapisan sel epitel pigmen), oedem macula (pembengkakan pada makula, daerah dekat pusat retina mata).
2.6 Diagnosis
2.8.1 Pemeriksaan Penunjang Tonometri, untuk memeriksa tekanan intra okuler. USG
Untuk menyingkirkan adanya perdarahan vitreus atau ablasio retina Skrining sickle cell
X-rayPemeriksaan X-ray digunakan jika dengan pemeriksaan fisik mata tidak memungkinkan untuk dilakukan dan riwayat operasi mata belum jelas.
CT-scan orbita Gonioskopi
2.9 Tata laksanaSemua Hifema harus dirawat. Istirahat ditempat tidur dengan
elevasi kepala 30-45 derajat kepala difiksasi dengan bantal pasir yang
diletakkan di kedua sisi kepala supaya tidak bergerak. Keadaan ini harus
dipertahankan selam 5 hari. Pada anak-anak mungkin harus diikat tangan
dan kakinya ke tempat tidur dengan pengawasan yang terus-menerus,
kedua mata ditutup tetapi ada juga yang berpendapat satu mata saja yang
ditutup sudah cukup. Beri salep pada mata, koagulasia, bila terisi darah
segar berikan antifibrinolitik, supaya bekuan darah tidak terlalu cepat
diserap, untuk memberi kesempatan pada pembuluh darah untuk recovery,
dan supaya tidak terjadi perdarahan sekunder. Pemberiannya tidak boleh
lebih dari 1 minggu karena dapat menganggu aliran humor akueus,
menyebabkan glaukoma dan imbibisio kornea.
Medikamentosa :
Dapat diberikan 4 x 250 mg transamic acid
Observasi :
hifema penuh atau tidak
TIO
Fundus terlihat atau tidak, pada perdarahan badan siliar dapat
masuk ke dalam badan kaca dan menutupi fundus.
Hifema yang penuh dengan kenaikan TIO perlu pemberian
diamox, gliserin yang dinilai selama 24 jam. Jika TIO tetap tinggi atau
turun tetapi tetap diatas normal, lakukanlah parasentase. Dan jika setelah
pemberian diamox TIO menjadi baik, tetap berikan diamox tetap diberikan
dan dinilai setiap hari. Dan jika TIO tetap normal namun masih terdapat
darah pada hari ke 5-9 maka lakukan parasentase.
2.10 PrognosisPrognosis hifema bergantung pada jumlah darah didalam bilik
mata depan. Bila darah sedikit didalam bilik mata depan, maka darah akan
hilang dan akan jernih sempurna. Sedangkan bila darah lebih dari setengah
bilik mata depan maka prognosis akan buruk dan biasanya disertai dengan
berbagai penyulit.
2.11 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada kasus hifema adalah :
1. Imbibisi kornea
Darah yang terdapat pada hifema dikeluarkan dari bilik mata
depan dalam bentuk sel darah merah melalui bilik mata (kanal schlem)
dan permukaan depan iris. Penyerapan melalui permukaan depan iris
ini dipercepat dengan adanya kegiatan enzim fibrinolitik yang
berlebihan didaerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan dalam bentuk
hemosiderin. Bila terdapat hemosiderin yang berlebihan dalam bilik
mata depan maka dapat terjadi penimbunan pigmen ini didalam
lapisan-lapisan kornea yang berwarna kecoklat-coklatan yang disebut
imbibisi kornea. Jika sudah terjadi seperti ini hanya dapat diperbaiki
dengan keratoplasty.
2. Glaukoma
Glaukoma akut terjadi apabila jaringan trabekular tersumbat
oleh fibrin dan sel atau apabila pembentukan bekuan darah
menyebabkan penyumbatan pupil. Hal ini terjadi akibat darah dalam
bilik mata, karena unsur-unsur darah menutupi sudut bilik mata
trabekula, sehingga hal ini akan menyebabkan tekanan intraocular.
3. Uveitis
Kebutaan
Zat besi didalam mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila
didiamkan dapat menimbulkan fitsis bulbi dan kebutaan
Recommended