7/26/2019 CERPEN MENTAH
1/4
Ini bukan kisah cinta, bukan pula kata-kata gombal dan lebay yang seringkali
diucapkan para remaja, grup band musiman, atau bahkan sebagian penulis fksi
dengan kisah membosankan tentang cinta itu-itu saja. Bukan. Aku tidak akan
menambah kata-kata gombal yang kini telah meluber dimana-mana.
Ini tentang kisahku dengannya. Tapi sekali lagi kuingatkan, bukan kisah cinta.
Semoga saja catatan sederhanaku ini dimuat di media agar kau tahu tentang
kisah ini. Sebab, kau tak mungkin tahu jika tak kuceritakan hal ini padamu.
Barangkali sedikit yang kau tahu, ia memang bukan siapa-siapa, tapi juga bukan
orang biasa. Sebagai siswa yang mencoba menaati norma etika, harusnya
semua siswa menaruh perhatian padanya. amun dengan kondisinya! model
rambut yang selalu cocok "panjang ataupun pony, memakai kerudung ataupun
tidak, tahi lalat di pipi kiri, serta kondisi fsik yang jauh lebih dewasa dari pada
umurnya, membuat ia kerap kali dikagumi bahkan diganggu# dicubit gemas, ataudijuluki mirip artis papan atas. Tak heran lagi jika kau temui ia melangkah di
hadapan para siswa dengan lagak sok cuek, judes. Sebab ia tahu, dengan begitu
ia takkan lagi diganggu.
Aku juga tak pernah menyangka akan berkenalan dan semakin akrab
dengannya. Semuanya bermula di sore itu, tepat dua tahun yang lalu. $i antara
senja yang berkilauan, dalam acara pendidikan dan latihan ekstrakurikuler, ia
datang menghampiriku, duduk di samping kananku, lantas berucap, %&amu
'arco, kan() ucapnya menatap ke arahku.
%Iya,) kujawab singkat, sebab waktu itu aku menaruh hormat yang dalam
padanya.
*ening sejenak. Tak ada kata yang terucap. Ia hanya menganggguk dengan
sedikit merapatkan kedua alisnya, seolah tengah mengingat sesuatu. +a, aku
tahu yang coba ia ingat. Tentang awal pertemuan kami yang tak disengaja. agi
itu, tepat saat sekolah baru masuk, ia memergokiku sedang mengganti baju
olahraga dan melihat nama dibaju seragam putihku 'arco. Sebab itulah ia
memanggilku 'arco.
%Ayo ikut saya) Ia beranjak dari duduknya, menggapai tanganku, lalu menarik
lenganku menuju koridor kelasnya, tempat biasa ia ngobrol bersama teman-
teman kelasnya yang lain.
%Saya mau belajar sama kamu,) polos ia bicara sembari memperlihatkan
makalah keterampilan berorganisasi, kepadaku.
%Sama saya() aku bertanya. 'asih tak percaya.
7/26/2019 CERPEN MENTAH
2/4
%Iya) ia menjawab dengan anggukan pasti.
Aku mengiakan, lalu perlahan membimbingnya belajar hingga pembacaan
tentang Tanggung /awab selesai. Ad0an maghrib berkumandang, aku
menyuruhnya mengambil wudhu dan menunaikan shalat 'aghrib terlebih
dahulu. Ia menuruti, beranjak pergi sembari berucap, %anti setelah isya1 ke siniya. Saya mau belajar lagi.)
Aku mengangguk, mengantar langkahnya pergi dengan sebuah senyuman.
Selepas Isya1, ia kembali datang dengan membawa buku kosong serta tas kecil
berisi peralatan tulis lengkap. Satu lagi, ia juga membawa buku gambar.
Belakangan aku tahu bahwa ia memang suka menggambar.
Selanjutnya, sore-sore yang kami lewati kian membuat kami semakin akrab saja.
Ada letupan perasaan yang perlahan muncul. Bukan perasaan cinta. 2ebih pada
perasaan kasih-sayang seorang adik pada kakaknya, sebab umurnya yang 3
tahun lebih tua dariku. +a, ia mengingatkanku pada kakak perempuanku di
rumah yang lima tahun lebih tua darinya.
Aku masih tetap mengingat segala hal berkesan antara kami berdua, termasuk
saat ujian sekolahnya tiba. yaris setiap pagi, ia datang padaku agar aku
memberinya moti4asi dan semangat. /ika tidak begitu, maka aku akan
menunggunya diantar ke sekolah dengan sabar. $an ketika ia lewat dihadapanku, aku akan menatapnya lekat lalu berucap, %Semangat, ya) dengan
tanpa suara, hanya mulutku yang bergerak mengucapkan sembari terus
menatapnya yang makin berlalu, semakin menjauh. Seperti biasa, dari kejauhan
ia akan membalikkan wajahnya ke arahku lantas tersenyum, mengangguk
mengiakan.
'akin hari, aku makin nyaman bersamanya. Ada ketentraman dan kepuasan
tersendiri yang tiba-tiba hadir usai menemaninya belajar. Tapi seperti kataku, ini
bukan kisah cinta. Aku hanya ingin bercerita tentang malam-malam yang kulaluibersamanya. Betapa malam-malam kami selalu saja terhiasi dengan senyuman
dan canda-tawa.
5ntuk usianya yang masih belia, ia tergolong memiliki kecerdasan yang luar
biasa. Aku tak perlu menjelaskan panjang-lebar tentang suatu hal, ia langsung
dapat mengerti dengan mudah, semudah membalikkan telapak tangan.
$i setiapkali ada waktu luang sehabis belajar, kadang ia memintaku untuk
menggambar, kadang pula ia memintaku menyanyikan lagu dengan gitar
7/26/2019 CERPEN MENTAH
3/4
walaupun aku sadar, suaraku tidak pernah nyambung dengan suara lagu dan
gitar yang mengiringi.
ernah suatu kali aku menyanyikan lagu I can6t smile without you dari Barry
'anilow yang menyayat perasaan. Tiba-tiba matanya berembun.
%Tolong nyanyikan sekali lagi,) pintanya dengan isak tertahan sehabis menghela
na7as panjang.
$engan senang hati aku menuruti permintaannya. $an waktu itu, untuk pertama
kali dan semoga bukan yang terakhir kalinya di hidupku, aku melihatnya
menitikkan air mata. Aku bingung, entah bagaimana biasanya aku menyanyikan
lagu ini dikelas dan teman-teman yang lain hanya tertawa dan bilang lawas
banget sih sembari diiringi tawa yang pendek.
Ia juga gemar sekali membaca. Suatu sore entah di pertemuan kami yang ke
berapa kalinya, ia bertanya tentang buku fksi yang pernah kubaca. Tanpa
sungkan, aku memperlihatkan padanya. amun ia tak membaca isinya. Ia hanya
melihat co4er depan, lalu menatap lekat pada co4er belakang yang berisi
biodata penulis.
%8ow 'arco) ucapnya lirih disertai anggukan, sementara matanya masih
menatap lekat pada buku itu.
Saat itu aku tertegun, setelah ia melihat buku itu, ia langsung menatapku
dengan pandangan tajam. Tak lama ia bertanya %5lang tahun kamu kapan(
Sekarang sudah bulan September. &alau dilihat dari cara kamu bicara skrng
kamu pasti sudah 39tahunan) ia berucap dengan jari telunjuk yang mengarah
pada kata ulang tahun di buku itu.
Inilah ucapannya yang tetap sempurna kuingat hingga saat ini. :ntah ia
mengingatnya atau tidak, aku tak tahu. Saat itu, aku hanya bisa tersenyum dan
aku jawab, hanya saja jawabanku tidaklah tanggal ulang tahunku yang
sebenarnya. Aku takut dia akan menjauh jika mengetahui aku ini lebih muda
darinya.
Saat ini, setelah dua tahun berlalu, di bulan yang sama, tempat yang sama, ia
tak lagi bersamaku. 'emang sejak kesibukan itu berkelindan di tubuhku, aku
makin jarang menemaninya. $an sudah hampir dua bulan ini, ia tak pernah lagi
kulihat. $ari kabar angin kudengar, ia sudah mendapatkan teman dekat baru
yang lebih baik dan hebat dariku.
7/26/2019 CERPEN MENTAH
4/4
$i awal bulan September ini, juga di antara kerinduan yang teramat, ingin sekali
kuhaturkan sebuah munajat# aku ingin dia mengucapkan selamat ulang tahun
yang ke-39 untukku, sebagai selembar kenangan saat waktu tak lagi bersahabat.
:ntah lewat siapa, aku tak tahu.
Ini bukan kisah cinta, tentu kau mengerti hal itu walaupun kejadian dalam realita
tidak sesuai dengan cerita yang kutuliskan ini. &iranya, tak perlu kusebutkan
nama, sebab kau pasti tahu siapa orangnya...