BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit di dunia yang sering dijumpai pada
manusia. Karena penyakit ini berhubungan dengan morbiditas, mortalitas, dan biaya
penanganannya yang besar, hipertensi merupakan tantangan besar bagi kesehatan
publik. Hipertensi menyebabkan peningkatan sebanyak 2 kali risiko penyakit
kardiovaskular termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, stroke
hemoragik dan iskemik, gagal ginjal, dan penyakit arteri perifer. Walaupun terapi
dengan obat antihipertensi dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan
ginjal, sebagian besar kelompok dari populasi dengan hipertensi tidak mendapatkan
pengobatan atau tidak diobati dengan optimal.1,2
Survey kesehatan di berbagai negara melaporkan tingginya prevalensi pasien
dengan hipertensi yang tidak terkontrol. Survey tersebut melaporkan prevalensi pasien
hipertensi di Kanada sebesar 22 % dan hanya 16 % yang tekanan darahnya terkontrol,
prevalensi di Mesir sebesar 26,3 % dan hanya 8 % yang terkontrol, sedangkan
prevalensi di Cina sebesar 13,6 % dan hanya 3 % yang terkontrol. Di Indonesia
banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang
merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung
untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Angka-angka prevalensi hipertensi
di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih
banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Prevalensi
terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim rendah
seperti di Ungaran, Jawa Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya,
Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%.1,3
Melihat masih banyaknya kasus hipertensi di Indonesia, khususnya di KPKM
Buaran terdapat beberapa pasien yang datang dengan hasil tekanan darah tinggi dan
ternyata mempunyai riwayat hipertensi dengan tekanan darah belum terkontrol, kami
tertarik untuk meninjau lebih jauh tentang penyakit hipertensi, faktor risiko apa yang
mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap penyakit
hipertensi, dan tatalaksana hipertensi.
1
I.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yang ada pada
pasien?
Bagaimana tatalaksana hipertensi yang harus dijalani oleh pasien?
I.3 Tujuan Studi
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi pada pasien.
Untuk mengajukan solusi atas permasalahan yang ada pada pasien.
2
BAB II
BERKAS KELUARGA PASIEN
II.1 Identitas Keluarga
Nama kepala keluarga: Bpk. Ujang bin Naim
Alamat rumah : Jl. AMD Babakan Pocis RT 08/02 No. 18 Bakti Jaya, Kec. Setu,
Tangerang Selatan
Daftar anggota yang tinggal dalam satu rumah :
No Nama Kedudukan
dalam
keluarga
L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 Ujang bin
Naim
Kepala
keluarga
L 49 SD Montir
2 Neneng Istri P 44 SD IRT
3 Dede
Kurniawan
Anak I L 27 SMP Buruh
4 Ari
Kurniawan
Anak II L 23 SMP Pegawai
Salon
5 Yogi
Ferdiansyah
Anak III L 18 SMK Pelajar
6 Yunita
Putri
Anak IV P 6
bulan
- -
Tabel 1. Data Anggota Keluarga Pasien
Bentuk keluarga : Keluarga inti
Siklus kehidupan keluarga : Keluarga orang tua usia pertengahan, bayi, dan remaja.
Deskripsi identitas keluarga:
Keluarga Tn.Ujang terdiri dari 6 orang, dengan rincian 5 orang dewasa (Tn. Ujang 49
tahun, Ny. Neneng 44 tahun, Tn. Dede 27 tahun, dan Tn. Ari 23 tahun), satu remaja (Yogi 18
tahun) dan satu bayi yaitu by. Yunita . Anak pertama Tn. Ujang sudah berkeluarga dan saat
ini tidak tinggal satu rumah dengan Tn. Ujang dan Ny. Neneng. Siklus keluarga Tn. Ujang
termasuk dalam keluarga dengan bayi, karena anak mereka masih ada yang berusia 6 bulan.
Selain itu, siklus keluarga Tn. Ujang termasuk dalam keluarga dengan anak usia sekolah
karena anak mereka terdapat anak yang masih bersekolah yaitu An. Yogi yang masih
3
bersekolah di SMK. Untuk anaknya yang masih bayi, pertumbuhan dan perkembangan sesuai
usia dengan BB 6 kg, TB 66, saat ini by. Yunita sudah dapat mengoceh, merangkak dan
belajar duduk. By. Yunita hanya mendapatkan ASI sampai usianya 4 bulan, karena selalu
muntah bila diberi ASI, kemudian ASI digantikan susu formula. Hal itu terjadi dikatakan
karena Ny. Neneng sedang mengkonsumsi obat. Saat ini By. Yunita sudah mengkonsumsi
MPASI yaitu bubur susu. Ny. Neneng mengaku tidak sengaja mengetahui pola makan bayi
ini. Dia hanya belajar dari pengalaman anaknya sebelumnya.
Seluruh anggota keluarga kecuali ayah memiliki riwayat atopi. Keluhan timbul
apabila terpapar cuaca dingin, debu, dan makanan laut. Ibu memiliki riwayat hipertensi yang
telah berlangsung selama 5 tahun. Ibu jarang kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat.
Genogram:
Gambar 1. Genogram Keluarga
4
II. 2 Keadaan Rumah
a. Gambar denah bangunan rumah
Gambar 2. Denah Rumah
b. Jenis lantai : 1. Tanah dikeraskan
2. Plesteran semen
3. ubin
4. keramik
5. marmer
c. Jenis atap : 1. Seng
2. asbes
3. genteng
d. Jenis dinding : 1. Anyaman
2. tripleks
3. kayu
4. bata tanpa plester
5. tembok dilapisi cat
e. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik
pada siang hari
1. ya 2. Tidak
f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur : 1. < 20% 2. > 20%
5
Perbandingan luas jendela/lantai diruang keluarga : 1. < 20% 2. > 20%
h. Deskripsi mengenai keadaan rumah:
Rumah keluarga Tn. Ujang berada di daerah perkampungan dan telah dihuni selama
kurang lebih 10 tahun. Rumah sudah dapat dihuni dengan jenis lantai menggunakan keramik,
walaupun ada beberapa bagian yang belum selesai pengerjaannya misal di bagian atap masih
langsung berhubungan dengan asbes, tidak terdapat eternit, tembok hanya sebagian yang di
cat, ada pula hanya berupa susunan batu bata. Halaman rumah berupa tanah dan terdapat
kandang kambing serta banyak hewan ternak seperti ayam, bebek yang berkeliaran di sekitar
halaman.
Pencahayaan di ruang tamu cukup baik, dapat membaca tulisan tanpa bantuan sinar
matahari karena perbandingan antara luas jendela dengan lantai > 20%. Pada dapur, kamar
tidur, serta kamar mandi terlihat lebih gelap dibanding ruang keluarga, karena perbandingan
luas jendela dengan lantai di ruang tersebut < 20%. Perabot rumah tangga tampak tertata rapi
namun ada beberapa barang yang berdebu seperti TV, DVD, dan radio.
Tetanggan Ny. Neneng mempunyai kebiasaan membakar sampah-sampah dan bekas
pakan ternak. Sedangkan untuk pembuangan sampah Ny. Neneng sendiri dibuang oleh
pengelola sampah dengan membayar iuran setiap bulannya. Pembuangan MCK dialrikan ke
selokan belakang rumah Ny. Neneng. Disana dikatakan sering terjadi genangan air bila hujan
turun. Hal ini menunjukkan keluarga kurang peduli terhadap kebersihan rumahnya. Dengan
lingkungan rumah seperti ini dapat memperparah penyakit rinitis allergi, lalu penyakit baru
seperti TB Paru, asbestosis, serta berbagai penyakit yang dapat diperantarai oleh binatang.
Selain itu letak kompor gas yang pendek memudahkan dijangkau oleh anak-anak dan ketel
air yang diletakkan di atas meja dengan alas plastik, dapat merupakan ancaman bahaya.
II.3 Keadaan Keluarga
a. Perencanaan keluarga
1. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan dalam berkeluarga?
1. Ya 2. Tidak
Bila ya, uraikan perencanaan yang dilakukan. Bilatidak, uraikan gambaran di
keluarga yang menunjukan tidak adanya perencanaan keluarga.
2. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah :
1. suami 2. Istri
3. berdua 4. Orang tua suami atau orang tua istri
3. Apakah menggunakan kontrasepsi KB ?
6
Ya dengan metode suntik, 10 tahun sempat tidak KB
b. 1. Hubungan anggota keluarga
Hubungan anggota keluarga adalah sama.
2. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga :
1. setiap hari 2. 2-3 kali seminggu
2. 1 minggu sekali 4. 2-3 kali sebulan
5. 1 bulan sekali 6. 2-3 kali sebulan
7. lainnya___________
3. Keputusan dalam keluarga berdasarkan:
1. perintah ayah 2. Perintah ibu
3. diskusi ayah –ibu 4. Diskusi ayah-ibu-anak
5. keputusan keluarga besar 6. Lainnya_________
c. Deskripsi mengenai keadaan keluarga:
Tn. Ujang bekerja sebagai montir masih yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah.
Ia sebagai Ayah berangkat kerja sekitar pukul 07.00, sebelum berangkat selalu
menyempatkan untuk berbincang-bincang dengan ke tiga anaknya, sebisa mungkin mereka
sarapan bersama, namun terkadang anak-anak telah berangkat sekolah sebelum ia sarapan. Ia
pulang kerja sekitar pukul 19.00. Tn. Ujang selalu makan malam di rumah, namun tidak
selalu bersama anggota keluarga yang lain terutama anak keduanya, karena jam pulang kerja
yang berbeda. Biasanya Ny. Neneng membicarakan masalah keluarga ketika Ia berada di
rumah. Komunikasi antara Ia dan anak-anak cukup baik, anak-anak cukup dekat dengannya,
dan setiap ada masalah Ia dan Ny. Neneng selalu membicarakan dengan musyawarah.
II.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga
a. Kebutuhan ekonomi :
1. Hingga primer 2. Hingga sekunder 3. Hingga tersier 4. Lainnya_____
b. kebutuhan pendidikan:
1. Tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 tahun
2. Hanya pendidikan dasar 9 tahun
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan tinggi
5. Lainnya___________
c. Kebutuhan spriritual:
1. Tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga
7
2. Kegiatan ibadah terserah masing-masing anggota keluarga
3. Orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga
4. keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya
5. Lainnya________
d. Kebutuhan Kesehatan:
1. Tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan
2. datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif saja
3. Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif dan kuratif
4. Mempunyai buku/ catatan kesehatan anggota keluarga
5. lainnya________
e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga
Tn. Ujang dan Ny. Neneng berpendidikan tamat SD. Pengetahuan mereka kurang
mengenai pancegahan dan gejala suatu penyakit namun meskipun pengetahuan mereka
kurang mereka tetap khawatir bila sakit sehingga langsung berobat ke puskesmas dan jarang
mengkonsumsi obat warung. Apabila keluhan tidak membaik maka mereka akan melakukan
solusi lain dengan meminta pendapat dokter lain atau berobat ke tempat lain. Dari anak
pertama sampai anak ke empat, Ny. Neneng membawanya ke posyandu untuk di berikan
imunisasi, namun tidak lengkap karena menurut ibunya, orang-orang jaman dahulu tidak ada
yang diberikan imunisasi namun jarang terkena penyakit. Kemungkinan tumbuh kembang
anak-anak tidak termonitor secara baik.
II.5 Gaya Hidup Keluarga
a. Kebiasaan makan dalam keluarga:
1. sumber : 1. Selalu beli makanan jadi
2. makanan di rumah dan makanan jadi
3. makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah
4. lainnya_________
2. jenis : 1. Lebih banyak lemak
2. Lebih banyak sumber energy
3. Lebih banyak sayur-sayuran dan buah
4. Seimbang antara sumber energy, protein, dan serat
5. Lainnya______
3. jumlah : 1. Masing-masing anggota keluarga kelebihan asupan
8
kaloriprotein
2. Masing-masing anggota keluarga kurang asupan kalori
protein
3. Sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga
4. Lainnya_________
b. Kebiasaan berolah raga:
1. tidak ada yang berolahraga
2. beberapa anggota keluarga jarang berolah raga, yaitu ____
3. beberapa anggota keluarga berolah raga 1-2x dalam seminggu, yaitu____
4. beberapa anggota keluarga berolah raga 3x dalam seminggu, yaitu____
5. seluruh anggota keluarga berolah raga teratur 3x dalam seminggu
6. Lainnya____
c. Kebiasaan minum alkohol:
1. tidak 2. Ya
No Nama Sejak kapan Jenis/merk Frekuensi Banyaknya/
1x minum
- - - - - -
- - - - - -
Tabel 2. Kebiasaan Minum Alkohol
d. Kebiasaan merokok
1. tidak 2. Ya
Daftar anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok
No Nama Sejak kapan Jenis Jumlah/hari
1 Tn ujang >10 tahun lalu Kretek 6 batang
2 Dede K 5 tahun lalu Kretek 6 batang
Tabel 3. Kebiasaan Merokok
e. Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga
Tn. Ujang merokok 6 batang per hari. Ia merokok di lingkungan rumah. Anggota
keluarga lain di rumah tidak ada yang merokok. Di keluarga pasien, asupan gizi dominasi
karbohidrat, kurang asupan protein, lemak, dan vitamin. Anggota keluarga pasien jarang
melakukan olahraga, tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alcohol dan obat
terlarang.
9
II.6 Lingkungan Hidup Keluarga
a. Lingkungan perumahan keluarga :
1. Jenis perumahan :
1. area tempat tinggal permanen
2. area tempat usaha/ layanan umum
3. area tempat non permanen
4. bukan area hunian
5. lainnya
2. Higiene lingkungan rumah :
1. sangat bersih dan teratur
2. bersih namun tidak teratur
3. kurang bersih
4. kumuh
5. lainnya
3. keamanan lingkungan perumahan
1. sangat aman
2. aman dengan penjagaan
3. tidak aman
4. lainnya
4. paparan zat/ partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah:
1. debu
2. asbes
3. CO
4. Timbal
5. bising
6. getar
7. lainnya : Unggas, kambing
b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga :
1. jenis pekerjaan :
1. bekerja sebagai profesional di kantor
2. bekerja sebagai profesional di lapangan
3. bekerja sebagai buruh/pekerjaan fisik di lapangan
4. bekerja di rumah sebagai
10
5. lainnya
2. Risiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pekerjaannya adalah:
1. kecelakaan kerja
2. tidak ergonomis
3. paparan zat berbahaya
4. stress gedung pancakar langit
5. stress pengambilan keputusan
6. lainnya
3. paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan adalah:
1. debu
2. asbes
3. CO
4. timbal
5. bising
6. getar
7. lainnya
c. Lingkungan sosial keluarga
1. Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial di lingkungannya
1. tidak
2. ya
2. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya:
1. sebagai panutan
2. dihormati sewajaarnya
3. tidak dikenal
4. dikucilkan
5. lainnya
3. paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan sosial adalah:
1. sebagai panutan masyarakat
2. sebagai pemuka agama/budaya
3. keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan
4 Tidak tercukupinya kebutuhan hidup keluarga
5. lainnya
d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga:
11
Rumah pasien berada di perkampungan yang cukup padat penduduknya. Keluarga
mengatakan merasa aman tinggal di lingkungan tersebut. Di dalam rumah terdapat debu-debu
yang berpotensi menjadi sumber alergen karena diketahui bahwa seluruh seluruh anggota
keluarga di dalam rumah memilki riwayat alergi kecuali ayah. Selain debu, lingkungan
mungkin dapat terpapar oleh partikel asbes dimana atap rumah tersusun dari asbes tanpa
adanya penutup (eternit). Disamping rumah pasien terdapat kandang unggas yang terbuka.
Tn. Ujang merupakan seorang montir yang bertugas di bagian pendingin (AC), bekerja dari
pagi hingga sore atau malam hari. Keluarga berkumpul bersama hanya pada pagi dan malam
hari. Pada lingkungan masyarakat, keluarga merasa dihormati sewajarnya. Tidak ada anggota
keluarga yang aktif di perkumpulan sosial seperti pengajian dan sebagainya.
II.7 Masalah Kesehatan yang Ada dalam Keluarga
1. Hipertensi
2. Asma bronkial
3. Rhinitis Allergi
4. Merokok
5. Pemilihan KB yang tidak tepat
II.8 Rencana Pemeliharaan Kesehatan Pada Keluarga
Masalah Tujuan
kegiatan
Materi kegiatan Cara
pembinaan
Sasaran
individu
Hipertensi pada Ny.
Neneng
Mengupayakan
hipertensi pada
Ny. Neneng
terkontrol
Memberikan
edukasi tentang
hipertensi,
komplikasi, dan
penatalaksanaannya
yang meliputi
edukasi gaya hidup
dan penggunaan
obat-obatan.
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
dalam
konseling
hipertensi
Seluruh
anggota
keluarga,
terutama
Ny.
Neneng
Asma bronkial Mengupayakan
serangan asma
pada keluarga
Ny. Neneng
Memberikan
edukasi tentang
asma, penyebab,
pengobatannya, dan
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
Seluruh
anggota
keluarga
12
terkontrol penyakit atopi yang
dapat menyertai
asma
dalam
konseling asma
dan penyakit
atopi yang
dapat
menyertai asma
Rhinitis alergi Mengupayakan
rhinitis alergi
pada keluarga
Ny. Neneng
terkontrol
Memberikan
edukasi tentang
rhinitis alergi,
penyebab,
pengobatannya.
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
dalam
konseling
rhinitis alergi
Seluruh
anggota
keluarga
Pemilihan KB yang
tidak tepat
Merencanakan
pola keluarga
dengan baik
Memberikan
edukasi tentang
pentingnya dakam
pemilihan KB yang
tepat
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
dalam
konseling KB
Seluruh
anggota
keluarga
Imunisasi Menciptakan
keluarga sehat
dengan
imunisasi
Memberikan
edukasi tentang
manfaat imunisasi
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
dalam
konseling
imunisasi
Seluruh
anggota
keluarga
Merokok Menciptakan
lingkungan
rumah bebas
asap rokok
Memberikan
edukasi tentang
bahaya rokok dalam
kesehatan
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
dalam
konseling
tentang bahaya
Seluruh
anggota
keluarga,
terutama
Tn.
Ujang
13
rokok terhadap
kesehatan
Atap rumah berupa
asbes
Mencegah
terjadinya
bahaya
pemakaian
atap asbes
Memberikan
edukasi tentang
kerugian dan
bahaya pemakaian
atap asbes
Mengumpulkan
seluruh anggota
keluarga untuk
ikut serta
dalam
konseling
bahaya
pemakaian atap
asbes
Seluruh
anggota
keluarga
Tabel 4. Rencana Pemeliharaan Kesehatan Pada Keluarga
14
BAB III
ILUSTRASI KASUS
III.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. Neneng Anila
TTL : Jakarta, 16 Juni 1969
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Suku : Betawi
Alamat : Jl. AMD Babakan Pocis RT 08 RW 02 No. 18 Bekti Jaya Setu
Tangsel
Status : Menikah
III.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri tengkuk sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri tengkuk hilang timbul sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
timbul terutama setelah aktivitas berat seperti mencuci dan membersihkan rumah.
Keluhan dapat hilang setelah pasien istirahat. Nyeri tengkuk terasa seperti tertindih
benda berat. Keluhan lain berupa keluhan sesak nafas, nyeri dada, dada berdebar-
debar, mata berkunang-kunang, mudah lelah dan kaki bengkak disangkal. Keluhan
nyeri tengkuk ini sudah dirasakan sejak 1,5 tahun yang lalu, yaitu saat pasien hamil
anak ke-4. Pasien sudah terdiagnosis hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan sudah
berobat di puskesmas, diberikan nifedipin 1x10mg dan captopril 1x25mg, namun
setelah minum obat pasien mengeluh batuk-batuk dan sesak nafas sehingga pasein
menghentikan pengobatan tersebut tanpa sepengetahuan dokter. Menurut pasien, saat
usia kehamilan anak ke-4 mendekati waktu persalinan, pasien memeriksakan
kehamilan di bidan, tekanan darah pasien sempat mencapai 200/130 mmHg, lalu
bidan menyarankan pasien ke dokter. Saat di dokter, pasien diperiksa darah dan air
seni. Pasien terdiagnosis Preeklampsi.
Pasien sering mengeluh sesak nafas jika cuaca dingin seperti malam hari dan
hujan. Keluhan sesak nafas tidak dipengaruhi aktifitas, tidak dipengaruhi posisi dan
15
mengeluarkan bunyi ngik-ngik. Saat sesak nafas pasien tidak keringat dingin dan
tetap sadar. Keluhan bengkak kaki, bengkak perut, bengkak seluruh tubuh tidak ada.
Pasien terbiasa mengkonsumsi obat Asma Solon® untuk mengurangi keluhan sesak
nafas, setelah minum obat tersebut keluhan berkurang. Pasien sudah pernah berobat
ke dokter dan dikatakan menderita asma, telah diberi obat Salbutamol namun pasien
dalam beberapa kali pemakaian pasien merasa berdebar-debar hingga akhirnya
menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke dokter lali beralih ke Asma Solon®.
Dalam satu minggu pasien tidak mengetahui berapa kali serangan asma yang diderita.
Pasien juga mengeluh sering pilek pada pagi hari setelah bangun tidur dan
menghilang saat siang hari, warna pilek bening. Pasien juga bersin-bersin >5x di pagi
hari, gatal-gatal seluruh badan setelah konsumsi makanan laut seperti udang, cumi
dan ikan.
Pasien menyangkal adanya keluhan rasa sering lapar, sering haus, dan sering
terbangun pada malam hari untuk BAK.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki 4 orang anak, dimana anak bungsunya saat ini berusia 6
bulan. Pasien mengaku setelah melahirkan anak ke-1,2 dan 3 pasien pernah
menggunakan KB pil atau suntik, setelah kelahiran anak ke-3 pasien diperiksa
tekanan darah, ditemukan tekanan darah tinggi kemudian pasien ditawarkan KB
spiral, namun karena tidak mendapat izin suami maka pasien menolak KB spiral.
Sejak 10 tahun terakhir pasien tidak menggunakan KB apapun karena pasien sudah
merasa tidak subur lagi.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, tidak minum obat
teratur. Pasien juga memiliki riwayat asma sejak 5 tahun yang lalu, berkurang dengan
obat. Pasien mengaku sering pilek pada pagi hari dan gatal-gatal setelah makan
makanan laut. Riwayat DM (-), penyakit paru (-), penyakit jantung (-).
Riwayat penyakit keluarga
Kedua orang tua pasien dan adik pasien memiliki riwayat hipertensi. Adik pasien
meninggal karena curiga stroke karena perdarahan otak. Pasien menyangkal adanya
riwayat alergi atau asma pada kedua orang tuanya, namun saat ini keempat anaknya
juga pilek setelah bangun pagi dan gatal-gatal setelah makan makanan laut. Riwayat
DM (-), penyakit paru (-), penyakit jantung (-).
16
Menurut pasien, anak-anak pasien mendapat imunisasi lengkap, anak bungsu
pasien yang berusia 6 bulan sudah mendapat imunisasi lengkap kecuali campak yang
dijadwalkan pada usia 9 bulan.
Riwayat Kebiasaan, Sosial, dan Lingkungan
Pasien mengaku sering mengkonsumsi makanan asin, goreng-gorengan, dan
jarang berolahraga. Kebiasaan merokok dan minum alkohol disangkal, namun suami
pasien merokok di rumah sekitar 2 batang sehari. Atap rumah pasien terbuat dari
asbes dan lingkungan sekitar rumah banyak binatang peliharaan, seperti ayam dan
kambing.
III.3 Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD 180/100 mmHg, Nadi 105x/menit,
Suhu 36,5o C RR 20x/menit
Mata : Konjungtiva anemis (-),sclera ikterik (-), RCL +/+, RCTL +/+
Telinga : normotia, secret -/-
Hidung : Deviasi septum (-), secret -/-, konka inferior livid +/+
Tenggorok : faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
Leher : Trakea ditengah, KGB koli anterior dan posterior tidak teraba
membesar, kelenjar tiroid tidak membesar.
Paru
Inspeksi : simetris saat inspirasi dan ekspirasi.
Palpasi : vocal fremitus teraba simetris kanan dan kiri, nyeri tekan
lapang paru tidak ada.
Perkusi : sonor pada kedua hemitoraks.
Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+; rhonki -/-;wheezing-/-
Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : ictus kordis teraba di ICS V 1 jari medial garis midclavicula
sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : BJ I II regular, murmur tidak ada, gallop tidak ada.
17
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi :supel, nyeri tekan epigastrium tidak ada, hepatosplenomegali
tidak ada.
Perkusi : timpani, shifting dullness tidak ada.
Auskultasi : bising usus + normal.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2’, tidak ada edem
III.4 Diagnosis Kerja
Hipertensi grade 2 dengan TD tidak terkontrol.
Asma bronkial tidak dalam serangan
III.5 Penatalaksanaan
Non Farmakologi
Diet rendah garam (maksimal 6 gram garam dapur ~ 1 sendok teh/hari)
Batasi konsumsi makanan yang mengandung pengawet
Atur asupan sayur dan buah, terutama pisang 4-5 porsi/hari, serat (7-8
porsi/hari), produk susu rendah lemak(2-3 porsi/hari)
Olahraga selama 30 menit, 3x/minggu
Hindari stress
Secara berkala ukur tekanan darah, maksimal tiap 1 bulan dan kontrol
dokter
Edukasi minum obat setiap hari secara teratur.
Minum air putih cukup 1,5L-2L per hari.
Farmakologi
Amlodipin 1x 10mg setelah makan
Hidrokloritiazid 1 x 25 mg
Ssimvastatin 1 x 10 mg
III.6 Rencana Pemeriksaan Penunjang
Cek asam urat
Cek gula darah sewaktu
Cek kolesterol
18
III.7 Rencana Penatalaksanaan Selanjutnya
Diakarenakan kadar GDP 129 mg/dl sehingga diperlukan pengulangan cek GDP satu
bulan lagi.
III.8 Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
19
BAB IV
HASIL DAN DISKUSI
IV.1 Hasil
Gambar 3. Mandala of Health
IV.2 Diskusi
1. Aspek personal
Pasienperempuanusia44 tahundatangdengankeluhannyeri tengkuk hilang timbul
sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
dan berobat di puskesmas. Pasien diberikan nifedipin 1x10 mg, captopril 1x25 mg.
Namun setelah minum obat pasien mengeluh batuk dan sesak napas sehingga pasien
menghentikan pengobatan. Keluhan lain yaitu pasien terkadang mengeluh sesak
napas yang disertai bunyi ngik sejak usia muda, bersin tiap pagi hari, alergi terhadap
makanan laut. Pasien awalnya mengkonsumsi salbutamol yang didapat dari PKM,
20
namun pasien mengeluh berdebar-debar setelah meminum obat. Setelah itu pasien
meminum asma solon untuk mengatasi keluhan sesak hingga saat ini.
2. Aspekklinis
Pada kasus ini didiagnosis dengan hipertensi grade 2 TD tidak terkontrol, asma
bronkial berdasarkan pada :
Anamnesis
Pasien peremupuan usia 44 tahun mengeluh nyeri tengkukhilang timbul sejak 3
hari SMRS. Nyeri tengkuk terasa seperti tertindih benda berat. Keluhan lain
berupa keluhan sesak nafas, nyeri dada, dada berdebar-debar, mataberkunang-
kunang, mudah lelah dan kaki bengkakdisangkal. Pasien sudah terdiagnosis
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dansudahberobat di puskesmas, diberikan
nifedipin 1x10 mg dan captopril 1x25 mg, namun setelah minum obat pasien
mengeluh batuk-batuk dan sesak nafas sehinggapasein menghentikan pengobatan
tersebut tanpasepengetahuan dokter.
Pasien sering mengeluh sesak nafas jikacuacadingin seperti malam hari dan
hujan. Keluhan sesak nafas tidak dipengaruhi aktifitas, tidak dipengaruhi posisi
dan mengeluarkan bunyi ngik-ngik. Saat sesak nafas pasien tidak keringat dingin
dan tetap sadar. Keluhan bengkak kaki, bengkakperut, bengkak seluruh tubuh
tidakada. Pasien terbiasa mengkonsumsi obat Asma Solon® untuk mengurangi
keluhan sesak nafas, setelah minum obat tersebut keluhan berkurang. Pasien
sudah pernah berobat ke dokter dan dikatakan menderitaasma, telah diberi obat
Salbutamol namun pasien dalam beberapa kali pemakaian pasien merasa
berdebar-debar hingga akhirnya menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke
dokter lalu beralih ke Asma Solon®. Dalam satu minggu pasien tidak mengetahui
berapa kali serangan asma yang diderita.
PemeriksaanFisik
Tekanan Darah 180/100 mmHg (pasien sudah meminum obat amlodipin
1x100mg 4 jam sebelum pemeriksaan). Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.
3. Aspek Faktor ResikoIndividu
Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
21
- Usia
- Riwayat bersin pagi hari lebih dari 5x dan pada cuaca dingin
- Riwayat keluarga : Adik pasien meninggal karena stroke, kedua orang tua dan
adik memiliki riwayat hipertensi
Faktor resiko yang dapat diubah :
- Asupan garam
- Stress sosial
- Jarang berolahraga
- Perokok pasif
4. Aspek Faktor Resiko Eksternal
- Berobathanyasaatsakit
- Pasien memilih untuk tidak ber-KB
- Pasientidak aktifdalamberolahraga
- Pasienkurangaktifdalamaktivitassosialsepertipengajian, PKK.
- Pendapatan keluarga hanya bersumber dari suami yang bekerja sebagai montir AC
mobil. Di sisi lain kebutuhan keluarga banyak yang harus dipenuhi termasuk 2
anak yang masih bersekolah serta 1 anak bayi yang masih butuh asuhan dan
perawatanintensif.
5. Skala Penilaian fungsi sosial
Pasien memiliki skala fungsional 1 karena termasuk pasien termasuk mandiri,
dapat bekerja di dalam dan luar rumah.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Daftar masalah yang didapatkan pada keluarga Ny. Neneng dan Tn. Ujang adalah
hipertensi, asma bronkial, rhinitis allergi, merokok, dan tidak ber-KB. Ny. Neneng selaku
pasien memiliki masalah kesehatan berupa hipertensi, asma bronkial, rhinitis alergi, dan tidak
ber-KB.
Adapun faktor-faktor risiko yang mempengaruhi masalah kesehatan pada pasien
antara lain: faktor host berupa usia lanjut [44 tahun] di mana struktur jaringan dan organ yang
mulai mengalami degenerasi; riwayat genetik di mana kedua orang tua pasien memiliki
riwayat hipertensi; gaya hidup pasien yang cenderung kurang melakukan aktivitas dan sering
mengkonsumsi goreng-gorengan; psikologi di mana pasien mengaku takut ber-KB karena
hipertensi yang dideritanya; tingkat pendidikan; dan sosial.
Faktor lingkungan pada pasien berupa lingkungan tempat tinggal, suami yang
terkadang merokok dalam rumah sehingga dapat memicu serangan asma, kondisi rumah yang
berdebu sehingga ketika pasien membersihkan rumah menjadi pilek dan bersin-bersin; serta
faktor ekonomi dan sosial yang juga mempengaruhi gaya hidup dan aktivitas pasien. Faktor
tingkat sosial, ekonomi, dan pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan
perilaku anggota keluarga pasien terhadap masalah kesehatan. Hal ini terbukti setelah
dilakukan penyuluhan, terlihat bahwa pasien belum mengetahui banyak mengenai masalah
kesehatan yang ada pada diri dan keluarganya. Pasien mengaku setelah dilakukan penyuluhan
lebih banyak memahami masalah kesehatan keluarganya dan apa yang seharusnya dilakukan.
Setelah mengetahui faktor-faktor risiko yang mempengaruhi masalah pada Ny.
Neneng dan keluarganya, kami memberikan solusi dengan cara penyuluhan:
1. Hipertensi, meliputi penjelasan penyakit, penyebab, komplikasi, dan penatalaksanaan
farmakologi dan non farmakologi
2. Asma bronkial, meliputi penjelasan penyakit, penyebab, dan penatalaksanaan.
3. Rhinitis allergi, meliputi penjelasan penyakit, penyebab, dan penatalaksanaan.
4. Tidak ber-KB, meliputi jenis KB, manfaat, dan efek sampinya.
5. Merokok, meliputi bahaya merokok.
23
V.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan pada pasien antara lain:
Diet rendah garam (maksimal 6 gram garam dapur ~ 1 sendok teh/hari).
Batasi konsumsi makanan yang mengandung pengawet.
Atur asupan sayur dan buah, terutama pisang 4-5 porsi/hari, serat (7-8 porsi/hari), produk
susu rendah lemak(2-3 porsi/hari).
Olahraga selama 30 menit, 3x/minggu.
Hindari stress.
Secara berkala ukur tekanan darah, maksimal tiap 1 bulan dan kontrol dokter.
Edukasi minum obat yang diberikan di KPKM setiap hari secara teratur.
Minum air putih cukup 1,5L-2L per hari.
Hindari pencetus asma dan rhinitis alergi, seperti debu, udara dingin, asap rokok, dan
makanan laut.
Anjuran untuk ber-KB dengan pilihan AKDR atau tubektomi.
Saran yang dapat kami berikan pada anggota keluarga pasien antara lain:
Hindari pencetus asma dan rhinitis alergi, seperti debu, udara dingin, asap rokok, dan
makanan laut.
Untuk suami pasien sebaiknya kurangi merokok, kalau bisa jangan merokok sama sekali.
Memberikan dukungan kepada pasien dalam pengobatannya.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Dreisbach AW. Hypertension. Diunduh dari http://www.
emedicine.medscape.com/article/241381 tanggal 18 Desember 2013.
2. Kotchen TA. Hypertensive Vaskular Disease. In: Fauci AS, Kasper DL,
Longo DL, Braunwald E, Lauser SL, Jameson JJ, et al., eds. Harrison's
Principles of Internal Medicine. Edisi ke–17. New York: McGraw–Hill
2008: 1549-1562.
3. Chobanian AV. The Seven Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. USA: National Institute of Health Publication No.04-5230
August 2004.
25
Lampiran 1
KONSELING
Sesaat sampai di rumah pasien, pasien sudah menyambut kami di bagian teras. Setelah
mengucapkan salam kami masing-masing memperkenalkan diri.
Setelah dipersilahkan masuk ke rumah pasien, kelompok kami menyampaikan maksud
dan tujuan kedatangan kami yaitu untuk melakukan kegiatan home visit dan melakukan
konseling sembari memberikan salam disertai senyuman dan jabat tangan pasien.
Kami membuka diskusi dengan pasien dengan mengeluarkan kata-kata untuk mencairkan
suasana agar konseling berjalan santai.
Kami menerangkan maksud diadakannya konseling saat itu adalah untuk memberikan
informasi kepada pasien mengenai hipertensi, asma, rhinitis alergi, KB, imunisasi,
merokok, dan bahaya asbes.
Kami bertanya kepada pasien apakah pasien sudah mengetahui dengan jelas mengenai
penyakit dan tatalaksana hipertensi, asma, rhinitis, dan KB, serta pemberian imunisasi
untuk anaknya.
Bila pasien sudah menethaui, dan apabila informasinya benar makan kami memberikan
respon positif, bila yang diketahuinya adalah informasi yang salah, maka kami klarifikasi
dan menjelaskannya.
Penjelasan kami harus sesederhana mungkin dan tidak menggunakan kata-kata yang sulit
dimengerti pasien mengingat tingkat pendidikan pasien rendah.
Kami harus bisa membangkitkan pasien untuk berpartisipasi dalam mentreatment maslah
kesehatannya, sehingga pasien masih punya harapan untuk sembuh/ hidup.
Ketika pasien ingin bicara lebih lama maka sebagai dokter yang baik, kami membiarkan
pasien untuk mengeluarkan apa yang pasien rasakan, tunjukkan bahwa kami ikut
berempati, tulus, dan peduli.
26
Sebelum mengakhiri konseling, kami memastikan bahwa pasien faham atas apa-apa yang
telah dijelaskan. Kami menyuruh pasien mengulang kembali atas sapa yang sudah
dijelaskan atau diberikan sebelumnya.
Kami menanyakan kembali apakah ada hal lain yang ingin diketahui pasiennya seputar
penyakit-penyakit dan tatalaksananya tersebut.
Jangan lupa menyarankan pasien untuk menghubungi dokter bila kondisi tidak membaik.
Tidak lupa kami memberikan dukungan dan semangat untuk sembuh kepada pasien serta
mengucapkan terima kasih atas waktu dan kerjasamanya kepada pasien.
27
Lampiran 2
FOTO KEGIATAN
a. Home Visit 1
Gambar 4. Tampak luar rumah pasien
Gambar 5. Ruang tamu, dapur, pintu kamar, dan pintu kamar mandi
Gambar 6. Atap rumah asbes
28
Gambar 7. Kondisi kamar mandi
29
Gambar 8.Kondisi dapur
Gambar 9. Kondisi salah satu kamar
Gambar 10. Salah satu barang yang berdebu di rumah pasien
30
31
b. Home Visit 2 [Penyuluhan dan Pelaksanaan Diagnosis Holistik]
Gambar 11. Kami sedang menerangkan penyuluhan kepada pasien dengan media leaflet
Gambar 12. Leaflet hipertensi, KB, dan bahaya merokok
32
Gambar 13. Kegiatan penyuluhan
Gambar 14. Pemeriksaa tekanan darah pasien setelah minum obat
33
Lampiran 3
MEDIA KONSELING
Gambar 15. Leaflet KB
34
Gambar 16. Leaflet Hipertensi
35
Gambar 17. Leaflet Merokok
36