Laporan Kelompok 6
Clinical Study 2
“ Manajemen Planning dan Angka Keselamatan Pasien“
Di Ruang Kemuning RS Paru Batu
Oleh :
K3LN
Ila Resalita 115070201131016
Nadia Oktiffany Putri 115070201131017
Dita Febriana 115070201131018
Ratna Wirawati Rosyida 115070201131020
Anisah Puspita Sari 115070201131019
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan
proses dasar bagi organisasi untuk memilihsasaran dan menetapkan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan ekternal yang berubah
dinamis. Perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya padaintuisi dan firasat(dugaan).
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat
program- programyang akan dijalankan untuk meningkatkan kemungkinan
tercapainyatujuan-tujuanorganisasi di waktu yang akan datang. Perencanaan
organisasiharus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi
pesertaaktif dalam dunia usaha.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena
setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap
rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi
manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana
pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
Selain planning, Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan isu
global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan
kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari
manajemen mutu (WHO, 2004). Keselamatan pasien (patient safety) merupakan
suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan
keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Program
keselamatan pasien bertujuan menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga
sangat merugikan baik pasien sendiri dan pihak rumah sakit. KTD bisa
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja perawat yang tinggi,
alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan sarana kurang tepat dan lain
sebagainya (Nursalam, 2011).
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Bagaimana hasil pengkajian planning dan keselamatan pasien, analisis
SWOT, dan penentuan prioritas masalah serta strategi penyelesaian
masalah di Ruang Kemuning Rumah Sakit paru Batu ?
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami tentang analisis SWOT, planning dan angka
keselamatan pasien
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui hasil pengkajian planning dan keselamatan pasien di ruang kemuning RSP Batu
b. Mahasiswa mampu melakukan analisa SWOT dari hasil pengkajian mengenai planning dan keselamatan pasien
c. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan pengkajian
d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas strategi penyelesaian masalah
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Batu
Keberadaan
Rumah Sakit Paru Batu
didirikan sejak tahun
1912 pada masa
penjajahan Belanda
dengan pelayanan
Rawat Jalan untuk
penyakit paru yang
berlokasi di Kota Batu.
Selanjutnya pada tahun
1934 tepatnya tanggal 20 Maret 1934 dibuka ruang perawatan (Rawat Inap)
yang diresmikan oleh Mas Soemarto (Patih Kabupaten Malang), JA Seven
(Poning Master),de Ruyter de Wild (Voorith Bob) dan dikenal dengan nama
Sanatorium. Pada masa penjajahan Belanda Rumah Sakit Paru Batu dikuasai
oleh Pemerintah Belanda dan dijadikan Rumah Sakit Belanda. Setelah Indonesia
Merdeka Rumah Sakit Paru Batu diserahkan ke Pemerintah Republik Indonesia
khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 37 Tahun
2000 dan Keputusan Gubernur Nomor 26 Tahun 2002 Rumah Sakit Paru
ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur yang berlokasi di Kota Batu yang secara geografis terletak
didaerah dataran tinggi dengan ketinggian 700–1.100 m dari permukaan air laut
dengan kemiringain 0–450 C. Rumah Sakit Paru Batu memiliki luas tanah 41.490
m2 dan luas lahan bangunan 12.344 m2 dan masih ada tanah kosong seluas
29.146 m2 yang memungkinkan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
YM.02.04.3.3.3228 Pada tanggal 4 Juli 2007 diberikan Ijin penyelenggaraan
Rumah Sakit Khusus dengan nama “ Rumah Sakit Paru Batu” dan pada
tangaal 29 Desember 2009 Nomor : 118/259/kpps/013/2009 Rumah Sakit Paru
Batu di tetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berstatus BLUD
penuh serta tahun 2011 penetapan akreditas 5 pelayanan. Lokasi Rumah Sakit
Paru Batu berada di jalur transportasi dan komunikasi yang mudah dijangkau
masyarakat sehingga dapat mendorong pihak rumah sakit untuk memberikan
pelayanan dengan cepat dan mudah untuk mengembangkan pelayanan serta
meningkatkan mutu pelayanan. Namun untuk CT Scan pasien harus dirujuk ke
RS yang memiliki CT Scan misalnya RS Baptis. Disana juga tersedia komite
keperawatan.
RSP Batu merupakan RS milik pemerintah yang memberikan pelayanan
kesehatan pada 4 bagian besar (bagian Anak, Penyakit Dalam, Bedah,
Kebidanan dan Kandungan) serta beberapa bagian kecil (Syaraf, Radiologi dll).
Jumlah pasien yang berkunjung juga cukup banyak. Dalam pendidikan RSP Batu
telah digunakan sebagai wahana pendidikan bagi perawat. Mengingat RSP Batu
belum terakreditasi sebagai RS Pendidikan. Kepaniteraan Klinik yang dilakukan
FKUB sistemnya terdiri dari; kegiatan tahap pertama adalah orientasi Rumah
Sakit dan pengenalan kasus pasien.
Jumlah tenaga perawat di RSP Batu sebanyak 81 orang, S1 berjumlah
10 orang, D4 berjumlah 2 orang, D3 berjumlah 65 orang, Perawat gigi 2 orang,
dan perawat pembantu 4 orang. Saat ini RS sedang merekrut perawat dan
sedang di tes di berbagai ruangan. Ada juga perawat yang sedang profesi di
RSP batu yaitu institusi dari Stikes Kepanjen dan dari Keperawatan FK
Universitas Brawijaya
.
2. Profil RSP Batu
RS Paru Batu adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.
Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
a. Rumah Sakit ini Lebih Besar
Tempat ini tersedia 104 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap
rumah sakit di Jawa Timur yang tersedia rata-rata 53 tempat tidur inap.
b. Jumlah Dokter Tersedia Sedikit
Dengan 27 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih sedikit dibanding rata-rata
rumah sakit di Jawa
Timur.
c. Perlayanan Inap
Termasuk Kelas Tinggi
18 dari 104 tempat tidur
di rumah sakit ini
berkelas VIP keatas.
d. Jumlah Dokter Sedikit
RS Paru Batu tersedia 27 dokter, sama dengan rumah sakit tipikal di Jawa
Timur, tapi 8 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa.
e. Sebagian Besar Spesialis
Dari 27 dokter di rumah sakit ini, 13 adalah spesialis. Dibandingkan
dengan rata-rata rumah sakit di wilayah, ini:
4 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa Timur
9 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa
f. Dokter Tersedia Lumayan Lengkap
Rumah sakit ini tersedia 3 dari 5 categori besar dokter. Yang tidak ada di
rumah sakit ini:
Spesialis Gigi
Dokter Bedah
Tipe Dokter Jumlah Orang
Dokter Umum
12 orang
+Spesialis
13 orang
Dokter Gigi
2 orang
g. Perincian Tenaga Dukung
Tipe Tenaga Dukung Jumlah Orang
+Perawat
81 orang
+Pegawai Khusus Terapi
1 orang
+Teknisi Medis
7 orang
+Pegawai Khusus Bidan
9 orang
Tipe Tenaga Dukung Jumlah Orang
+Pegawai Khusus Gizi
5 orang
+Pegawai Khusus Kefarmasian
10 orang
+Pegawai Non Kesehatan
84 orang
h. Mayoritas Kamar Kelas III
Dari 104 tempat tidur inap di rumah sakit ini, 54 termasuk di kamar kelas III.
RS Paru Batu tidak ada tempat tidur di kelas kamar tersebut:
Kelas VVIP
i. Rumah Sakit ini Umumnya Sepi
Setiap tahun, 47,014 pasien menjenguk RS Paru Batu. Dibanding rata-rata rumah sakit di wilayah, ini:
31,311 lebih
sedikit dari rumah
sakit tipikal di
Jawa.
a. Jumlah pasien per tahun yang menerima perawatan di mana pasien
diinapkan di rumah sakit sebanyak 4.204 orang/tahun.
b. Jumlah pasien per tahun yang menerima pelayanan medis tanpa
mengharuskan dirawat inap atau rawat jalan sebanyak 35.157
orang/tahun. Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Paru Batu memberikan
Pelayanan Kegawatdaruratan dengan standar tinggi bagi semua
pasien.Pelayanan ini idukung oleh sumber daya manusia yang handal
dan memiliki kompetensi penanganan pasien gawat darurat dan
tersertifikasi.
c. Jumlah pasien per tahun yang meneriwa perawatan Instalasi Gawat
Darurat sebanyak 7.653 orang/tahun.
d. Jumlah tempat tidur di IGD sebanyak 5 tempat tidur
e. Jumlah tempat tidur di ruang operasi sebanyak 2 tempat tidur
f. Jumlah tempat tidur di ruang kamar bersalin sebanyak 3 tempat tidur
g. Jumlah tempat tidur di kamar bayi baru lahir sebanyak 7 tempat tdiru
Rasio tersebut menggambarkan tingkat efektivitas rumah sakit:
a. Bed Occupancy Ratio BOR: Ini adalah angka penggunaan tempat tidur.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85%. BOR di RSP Batu sebanyak 36,9%.
b. Turn Over Interval (TOI) : Ini adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI di RSP Batu sebanyak
5,57/ hari.
c. Gross Death Rate (GDR) Ini adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar. GDR di RSP Batu tidak ada atau 0%.
d. Net Death Rate (NDR): Ini adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR di RSP Batu tidak ada atau
sebanyak 0%.
e. Average Length of Stay (ALOS): Ini adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS di
RSP Batu sebanyak 3/hari..
3. Planning RSP Batu
A. Visi dan Misi Organisasi
Visi
“Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat”
Misi
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang aman , ramah , dan berkualitas.
b. Mewujudkan pelayanan unggulan respirasi paripurna.c. Mengembangkan manajemen dan sumberdaya berbasis teknologi
informasi/ iptek berwawasan wisata (hospital tourism).d. Menyelenggarakan penelitian pengembangan, pendidikan, dan
pelatihan di bidang pelayanan kesehatan.e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan berdasarkan prosefionalisme
dan kepuasan pelanggan.
B. Filosofi RSP Batu
Falsafah keperawatan
a. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio0 psikososial spiritual yang unik. Kebutuhan inin harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.
b. Keperawatan adalah bantuan untuk umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan drajat kesehatan secara optimal kepeda semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, kepercayaan, dan statusnya, disetiap pelayanan kesehatan.
C. Tujuan RSP Batu
Tujuan pelayanan keperawatan
Memilihara dan meningkatkan pelayanan keperawatan prima dengan sentuhan kasih sayang.
Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang professional untuk kasus paru dan non paru melalui proses keperawatan yang sesui dengn standar asuhan keperawatan.
b. Tersedianya fasilitas keperawatan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Motto
Dengan salam, sapa, senyum mengupayakan kesembuhan penderita secara optimal, prosedural, dan bertanggung jawab
Nilai dasar
Nilai (value) adalah suatu yang harus dipegang teguh, agar arah organisasi tidak dikacaukan oleh anggota organisasi yang berbeda nilai. Oleh karena dalam rangka mewujudkan visi dan misi rumah sakit paru batu memiliki nilai – nilai dan keyakinan yang merupakan budaya kerja dan pegangan serta pedoman bagi kepala rumah sakit dan seluruh karyawan dalam malaksanakan tugas dan fungsinya.
Nilai – nilai yang diayakinin rumah sakit paru batu sebagai berikut:
“ kami insan rumah sakit, dalam memberikan pelayann selalu mngutamakan nilai – nilai kejujuran, keberanian, profesionalisme dan kkebersamaan”.
Dengan makna sebagai berikut
a. Kejujuran : proses administrasi dan keuangan dilaksanakan secara tertib dan transparan
b. Keberanian : berani dalam mengambil keputusan/ tindakan dengan selalu mengikuti peratuaran – leraturan dan ketentuan yang berlaku.
c. Professional : keyakinan terhadap tetanan dalam memberikan pelayanan yang berlandaskan pada kaidah ilmiah dan profesi serta tidak bertentangan dengan norma – norma yang berlaku di masayarakat
d. Kebersamaan : ikatan komite seluruh insan rumah sakit paru batu dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.
D. Kebijakan & Prosedur RSP Batu
Kebijakan dan program-Program Ruang Kemuning:
1. Peningkatan sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan berhubungan dengan kompetensi paru secara rutin setiap tahun
2. Diadakan program refreshing (outbond) setiap tahun bagi tenaga kerja
3. Setiap satu bulan sekali mengadakan rapat ruangan secara rutin dan bias situasional
4. Dilaksanakan program evaluasi dengan berkoordinasi dengan komite sub mutu setiap 3 bulan
5. Dalam kedinasan, menerapkan fleksibilitas (tidak kaku dengan jadwal)
6. Bagi tenaga kerja yang bertukar jam dinas wajib melapor7. Sedang dilakukan pengembangan metode tim untuk penugasan
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
HAK PASIEN
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien.
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib, dan peraturan yang berlaku d rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Pasien berhak meminta konsultasi berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya , sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
9. Pasien berhak mendapat informasi meliputi :a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan medik apa yang hendak dilakukanc. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan
tindakan untuk mengatasinyad. Alternatif terapi lainnyae. Prognosanya\f. Perkiraan biaya pengobatan
10. Pasien berhak menyetujui memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan
agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul-saran, perbaikanatas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk memenuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggung berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter.
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati perjanjian yang telah dibuatnya.
E. Peraturan RSP Batu
Tata Tertib Pengunjung Pasien
1. Jam berkunjung : Pagi : 10.00 – 12.00 WIB Sore : 16.00 – 18.00 WIB
2. Setelah jam berkunjung habis, semua keluarga pasien/pengunjung segera meninggalkan ruangan
3. Untuk pasien yang dirawat di ruang observasi, keluarga tidak boleh masuk ruang perawatan (melihat melalui jendela) kecuali dalam keadaan khusus ditunggu oleh 1 orang atas ijin perawat atau dokter
4. Untuk pasien yang dirawat di ruang menular, anak kecil dilarang masuk dan pengunjung diwajibkan menggunakan masker
5. Tidak boleh memberikan makanan dan minuman apapun kepada pasien kecuali atas ijin perawat atau dokter
6. Tidak boleh duduk atau tidur di tempat pasien7. Harus menjaga ketertiban, ketenangan, kebersihan dan membuang
sampah di tempat sampah yang disediakan8. Dilarang merokok di area Rumah Sakit Paru9. Dilarang membawa peralatan secara berlebihan
Tata Tertib Pasien Rawat Inap di RS Paru1. Pasien/keluarga pasien menandatangani surat pernyataan masuk
rumah sakit atau opname setelah mendapatkan penjelasan petugas2. Pasien dirawat di ruangan rawat inap sesuai dengan kelas perawatan
yang diminta pasien/keluarga3. Pasien/keluarga pasien bersedia mentaati peraturan yang telah
ditetapkan pihak rumah sakit4. Pasien tidak diperkenankan membawa peralatan apapun yang dapat
mengganggu keindahan /tatanan rumah sakit5. Selama dalam perawatan, pasien tidak boleh ditunggu oleh keluarga
kecuali dalam keadaan khusus6. Pasien yang dirawat di ruang intensif tidak boleh ditunggu dan
dibesuk oleh keluarga, kecuali dalam keadaan khusus7. Pasien tidak diperkenankan memakai perhiasan dan tidak boleh
menyimpan uang berlebihan selama dalam perawatan8. Pasien atau keluarga pasien yang menghendaki konsultasi diberi
waktu : Pagi : 08.00 – 14.00 WIB Sore : disesuakian kondisi Malam : disesuaikan kondisi Konsultasi pagi hari diberikan oleh dokter yang merawat atau
dokter jaga ruangan dan atau perawat jaga Konsultasi sore dan malam disesuaikan dengan kondisi yang
diberikan oleh dokter jaga UGD dan perawat jaga
Tata Tertib di Ruang Kemuning
1. Dilarang menggelar tikar atau sejenisnya pada siang hari2. Jaga ketertiban & kebersihan ruang ruangan3. Anak kecil dilarang masuk4. Jam kunjung pasien jam 16.00 – 18.00 WIB
F. Perencanaan Strategis RSP Batu
1. Menjadikan pelayanan RS Paru Batu lebih ke pelayanan umum
2. Pemenuhan sarana dan prasarana yang ada di Rumah sakit
3. Pemenuhan akreditasi yang baru
4. Akan dilanjutkan tim untuk menilai dan mengawasi pastient safety pada pasien yang baru masuk Rumah sakit
4. Angka Keselamatan Pasien
Angka kejadian dekubitus bulan januari di ruang kemuning
Jumlah kejadian dekubitus X 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus
= 4/12 x 100%
= 0,3 %
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Analisa Visi Misi RS
Visi dari Rumah Sakit Paru Batu adalah “ menjadi rumah sakit pilihan
utama masyarakat”. Karakteristik dari visi Rumah Sakit Paru Batu sudah
memenuhi karakteristik visi yaitu singkat, mudah diingat, inspiratif, menantang,
menarik bagi organisasi, pelanggang dan pihak – pihak yang terkait, sesuatu
yang ideal, serta sesuatu yang ingin dicapai di masa datang. Dari segi kriteria visi
Rumah Sakit Paru Batu sudah memenuhi syarat yaitu dapat dibanyangkan oleh
seluruh anggota organisasi, memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota
organisasi, memungkinkan untuk dicapai, terfokus pada permasalahan utama
instansi agar dapat beroprasi secara 3E (efesien, efektif, dan ekonomis),
berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan aman,
dapat dikomunikasikan & dimengerti oleh seluruh anggota organisi. Dari segi
makna visi dari Rumah Sakit Paru Batu dapat membri nilai tambah bagi
kehidupan organisasi, baik secara individu, kelompok, maupun keseluruhan
organisasi, visi mendorong anggota organisi untuk bergerak mau menuju masa
depan yang baik, mengatasi ketakutan akan kegagalan serta menantang setiang
kemapanana dan status quo yang merugukan bagi kelangsungan hidup
oragnisasi. Rumah Sakit Paru Batu memiliki visi yang baik karena dapat
menjalankan berbagai aspek yaitu menjembatani masa kini dan masa depan,
mengklasifikasi tujuan dan arah organisasi, memuat isu – isu kritik bagi
perubahan, dapat mengartikulasi dengan baik sehingga mudah dipahami, perlu
ambisius dalam arti menumbuhkan insirasi dan tantangan, menggerakkan
kegiatan sepanjang usia organsasi, berperan untuk menarik minat, meningkat
komitmen dan membentuk prilaku SDM.
Misi Rumah Sakit Paru Batu dapat diemban dan dilaksanakan oleh
organisasi sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi dari Rumah Sakit
Paru Batu sudah spesifik dalam menjabarkan dari visi yang ada, serta dapat
terukur karena dilihat dari waktu yang akan dilaksanakan, orang yang terlibat
serta keberhasilan dari misi yang akan dijalankan. Misi dari Rumah Sakit Paru
Batu dapat dicapai dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
yang aman, ramah, dan berkualitas, serta adanya penerimaan tenaga kesehatan
untuk memenuhi kebutuahan rumah sakit. Rumah Sakit Paru Batu memiliki misi
yang berorientasi pada hasil yang dingin dicapai dari rumah sakit. Misinya juga
terikat pada waktu sehingga organisasi mampu melaksanakan misi sesui
standart waktu.
2. Analisa Tujuan
Tuuan dari Rumah Sakit Paru Batu memiliki penjabaran atau
implementasi dari misi yang telah ditentukan. Serta dapat mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi. Tujuan yang spesifik yang mengarah pada pelayanan prima
dengan sentuhan kasih sayang. Dapat diukur karena tujuan dari Rumah Sakit
Paru Batu memiliki keterlibatan banyak orang, namun waktu yang belum bisa
ditentukan, tujuan dari rumah sakit ini berorientasi pada hasil yang ingin memiliki
pelayanan keperatan yang maksimal.
3. Analisa Kebijakan Dan Prosedur
Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit paru batu sudah
spesifik dapat dilihat dari adanya kebijakan dan prosedur di tiap-tiap ruangan
rumah sakit paru batu.Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit paru
batu dapat diukur dilihat dari pelatihan yang diadakan dapat dilaksanakan dan
seluruh staff tenaga medis terlibat di dalam penerapan kebijakan dan prosedur
rumah sakit. Kebijakan dan prosuder tersebut berlaku lama dilihat dari tiap
kebijakan yang diselenggarakan tiap waktu tertentu.
Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit dapat dicapai dilihat
dari salah satunya pengembangan metode tim untuk penugasan bisa dilakukan
dilihat dari diadakannya penerimaan calon tenaga kerja jenjang S1 di rs paru
batu. Kebijakan dan prosedur rumah sakit paru batu dilaksanakan dengan baik
dilihat dari kebijakan dan prosedur yag ditetapkan dapat mengembangkan
profesionalisme tenaga kesehatan di rumah sakit paru batu. Kebijakan dan
prosedur rumah sakit paru batu dapat diterapkan dalam waktu pendek karena
setiap kebijakan dan prosedur bisa berubah sesuai persetujuan tiap tenaga kerja
kesehatan.
4. Analisa Tata Tertib Peraturan
Tata tertib peraturan organisasi di Rumah Sakit Paru Batu sudah spesifik,
dilihat dari adanya klasifikasi tata tertib bagi pengunjung pasien secara umum,
tata tertib pasien di ruang inap dan tata tertib di ruang kemuning. Dapat dilihat
juga dari klasifikasi yang spesifik jam berkunjung pasien atau jam untuk
konsultasi dengan dokter, perawat, atau kepala ruang.
Tata tertib peraturan organisasi di Rumah Sakit Paru Batu belum begitu
ditegakkan secara maksimal. Dilihat dari jam berkunjung pasien yang belum
ditegakkan secara maksimal, dapat dilihat dari jam berkunjung habis pengunjung
masih berada di rumah sakit. Serta banyak pengunjung yang sering membawa
makanan dari luar dan memberikan makanan ke pasien tanpa ijin tenaga medis.
Tata tertib peraturan di rumah sakit paru batu sudah melibatkan semua orang
yang berada di rumah sakit baik itu pasien, tenaga medis tiap ruangan maupun
pengunjung rumah sakit. Tata tertib di rumah sakit secara umum berlaku lama
dilihat dari rumah sakit lainnya yang menerapkan pedoman tata tertib tersebut.
Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru batu dapat dicapai,
dilihat dari peraturan yang mudah ditaati oleh semua pasien dan pengunjung,
tetapi masih banyak yang melanggar peraturan contohnya: saat jam berkunjung
sudah habis banyak yang tetap berada di rumah sakit, terlalu bnyak yang
menunggu pasien, keluarga memberi makanan ke pasien tanpa ijin petugas
kesehatan.
Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru sudah ditentukan
dengan baik namun pada kenyatanyaannya tidak sesuai harapan, masih ada
yang melanggar. Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru dapat
diterapkan dalam jangka waktu yang panjang agar para pelanggan tidak
kebingungan dengan peraturan yang berubah-ubah.
5. Analisa Perencanaan Strategis
Proses perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan
proses pengarahan usaha perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut
dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam
jangka panjang. Di rumah sakit paru batu, perencanaan strategis belum
sepenuhnya diimplementasikan karena rumah sakit tersebut masih dalam status
peralihan dari rumah sakit khusus penyakit paru menjadi rumah sakit umum.
Perencanaan strategis belum dibentuk secara lengkap dan masih dalam proses
pembuatan perencanaan. Dimana perencanaan strategis seharusnya mencakup
unsur-unsur berikut:
1. Misi
Sebuah misi merupakan suatu alasan keberadaan rumah sakit
tersebut. Misi sering diungkapkan dalam pernyataan misi, yang
menyampaikan rasa tujuan proyek kepada karyawan dan citra
perusahaan kepada pelanggan. Dalam perumusan proses strategi,
pernyataan misi merupakan suasana hati instansi rumah sakit kemana
harus pergi.Di rumah sakit paru batu tersebut, sudah dibentuk visi dan
misi yang jelas.
2. Tujuan
Tujuan adalah tujuan konkret organisasi berusaha untuk
mencapainya, misalnya, sebuah target pertumbuhan pendapatan. Tujuan
harus menantang tapi dapat dicap dan dirumah sakit paru batu juga
sudah ditentukan tujuan yang jelas.
3. Analisis Situasi
Perubahan dalam lingkungan eksternal sering muncul peluang-
peluang baru dan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Scan
lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang
tersedia. Instansi rumah sakit juga harus mengetahui kemampuan dan
keterbatasan untuk memilih peluang yang mengejar dengan probabilitas
keberhasilan yang lebih tinggi. Di RSP Batu belum terdapat dokumentasi
analisa situasi yang jelas dan masih dalam tahap penyusunan analisa
situasi untuk perencanaan strategis untuk status rumah sakit yang baru
yaitu rumah sakit umum.
4. Penyusunan Strategi
Begitu gambaran yang jelas tentang instansi RS dan
lingkungannya telah diketahui, alternatif strategis tertentu dapat
dikembangkan. Di RSP Batu sudah disusun strategi seperti program-
program untuk peningkatan SDM, pengimplementasian kebijakan,
peraturan-peraturan, hak dan kewajiban pasien, serta peraturan atau
kebijakan untuk keluarga atau pengunjung rumah sakit.
5. Pelaksanaan
Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan
yang lebih rinci dapat dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi
strategi dalam hal kebijakan fungsional juga berfungsi untuk menyoroti
isu-isu praktis yang mungkin tidak terlihat pada tingkat yang lebih tinggi.
Sebagian besar strategi di ruang kemuning sudah dilaksanakan namun
masih dalam tahap proses penyempurnaan.
6. Kontrol
Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan
dievaluasi, dengan perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk
tetap pada jalur rencana. Sistem kontrol harus dikembangkan dan
dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja yang
ditetapkan, performa yang sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat
diambil untuk memastikan keberhasilan. Di ruang kemuning
menggunakan system control dengan melakukan evaluasi setiap 3 bulan
sekali dengan berkerjasama dengan tim mutu RS.
Analisa SWOT Planning
Faktor Internal Ranking Konsta
nta R x K Bobot Rating
BxR
S:- Fasilitas untuk pasien 3 4 12 0,12 2 0,24
seperti bed, EKG, dan beberapa sarana prasarana lain dalam keadaan baru
- Lokasi RSP yang strategis ditengah kota dan terjangkau transportasinya
- Suasana sekitar rumah sakit tenang dan tidak bising
- Memiliki tenaga kesehatan yang terampil dan ramah
- Tenaga kesehatan di ruang kemuning datang kerja tepat waktu
5
4
2
1
4
4
4
4
20
16
8
4
0,2
0,16
0,08
0,04
3
2
1
2
0,6
0,32
0,08
0,08
Total 1,32
W:- Visi misi yang baru belum
disosilaisasikan- Tidak ada metode pre
dan post conference yang jelas, biasanya digabung dengan operan
- Metode penugasan di ruang kemuning masih menggunakan metode fungsional
- Operan yang dilakukan hanya sebatas memberikan informasi tentang obat-obatan yang diberikan, sementara asuhan keperawatan tidak ada yang disampaikan
2
4
3
1
4
4
4
4
8
16
12
4
0,08
0,16
0,12
0,04
4
4
4
3
0,32
0,64
0,48
0,12
Total 1,56
S-W = 1,32 – 1,56 = -0,24
Faktor Eksternal
O1. Satu-satunya rumah sakit
pemerintah di Batu2. Rumah Sakit Paru sudah
dikenal oleh kebanyakan masyarakat baik di dalam kota Batu maupun luar
1
2
4
4
4
8
0,17
0,33
3
3
0,51
0,99
Kota BatuTotal 1,5
T- RSP belum terakreditasi
paripurna- Tepat di sebelah RSP
terdapat RS swasta lainnya yang dapat menjadi saingan
1
2
4
4
4
8
0,17
0,33
3
4
0,51
1,32
Total 1,83
O-T = 1,5 – 1,83 = - 0,33
Analisa BxR SWOT patient safety
Faktor InternalRankin
g Konstant
a R x K Bobot Rating
BxR
S:- tidak terjadi insiden
pasien jatuh, ISK dan KTD/KNC pada bulan januari-maret
1 4 4 0,1 4 0,36
Total 0,36
W:- terjadi insiden phlebitis,
decubitus, ILO pada bulan januari-maret
- belum ada tim untuk mengontrol dan mengawasi tentang keselamatan pasien di ruang kemuning
- petugas kesehatan di ruang kemuning tidak mencatat kejadian kasus infeksi atau yang berhubungan dengan keselamatan pasien setiap hari di formulir pencatatan
- ada beberapa lantai yang rusak dan beresiko menyebabkan jatuh
2
4
3
1
4
4
4
4
8
16
12
4
0,18
0,36
0,27
0,1
3
4
3
2
0,54
1,44
0,81
0,18
Total 2,97
S-W = 0,36 – 2,97 = -2,61
Faktor Eksternal
O3. Ruang kemuning sudah
mempunyai standard dan mengikuti indikator indikator keselamatan pasien sesuai standar
1 4 4 1 3 3
Total 3
T 0 0 0 0 0 0
Total
O-T = 3 – 0 = 3
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF DAN PENYELESAIAN MASALAH
A. Prioritas masalah
No Masalah Mg Sv Mn NC Af Total
Planning
1 Visi rumah sakit belum disosialisasikan
3 3 4 3 5 540
2 Rumah sakit masih menggunakan metode fungsional
3 3 4 3 3 324
3 Operan yang disampaikan hanya terkait obat-obatan saja, kurang mencakup askep dan tindakan apa saja yang dilakukan saat shift tersebut
3 1 5 5 5 375
4 Tidak ada metode pre dan post conference yang jelas, biasanya digabung dengan operan
3 1 5 3 5 225
Patient safety
1 Infeksi Luka Operasi 2 3 5 4 4 480
2 Pasien beresiko jatuh karena lantai berlubang
4 4 4 3 5 360
3 Phlebitis 4 3 5 5 5 1500
4 Belum ada tim untuk mengawasi infeksi
3 4 5 4 5 960
5 Tidak selalu dicatat adanya kejadian infeksi
3 4 4 4 4 768
6 Decubitus 4 4 5 4 4 1280
Prioritas Planning
1. Visi Rumah sakit belum disosialisasikan
2. Operan yang disampaikan hanya terkait obat-obatan saja, kurang mencakup askep dan tindakan apa saja yang dilakukan saat shift tersebut
3. Rumah sakit masih menggunakan metode fungsional
Proritas keselamatan pasien:
1. Phlebitis
2. Dekubitus
3. Belum ada tim untuk mengawasi infeksi
B. Alternatif dan Pemecahan Masalah
1. Planning
No priori
Alternatif pemecahan Efektifitas Efisien
Total
tas M I V C (MIV/C)
1 a. Mensosialisasikan kepada karyawan RS dengan cara pemasangan banner
3 4 4 4 12
b. Mengadakan pertemuan kepala ruangan untuk disosialisasiakn ke staf yang ada di ruangan
2 4 1 1 8
2 a. Sosialisasi kepada perawat bagaimana operan yang seharusnya dilakukan (menyampaikan diagnosa intervensi yang sudah dan belum dilakukan)
3 3 3 1 27
b. Melakukan role play operan yang sudah di sosialisasikan
3 3 2 1 18
3 a. Melakukan recuitmen agar bisa menjalankan metode tim sehingga dapat melakukan pelayanan yang paripurna.
4 3 4 2 24
b. Memberikan kesempatan kepada perawat d3 untuk melanjutkan sekolah.
3 3 3 3 9
2. Keselamatan pasien
No prioritas
Alternatif pemecahan Efektifitas Efisien
Total
M I V C (MIV/C)
1 a. Melakukan pendampingan dan
3 4 4 1 48
bimbingan saat melalukan tindakan infasif
2 a. Melakukan pemindahan posisi pasien yang berisiko dekubitus setiap 2 jam.
4 3 3 1 36
b. Memberikan bantal bentuk donat untuk menahan tubuh yang sering mengalami tekanan. Jika tidak ada batal dapat menggunakan kain yang dibentuk donat.
4 3 3 3 12
3 a. Membentuk tim kontrol dari pihak rumah sakit untuk mengawasi keselamatan pasien
4 3 4 2 24
b. Menetapkan standart indikator untuk keselamatan pasien.
4 3 4 1 48
Kesimpulan berdasarkan analisa prioritas strategi penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:
Planning
1. Untuk menyelesaikan masalah visi misi yang belum tersosilaisasikan, strategi yang dapat dilakukan adalah Mensosialisasikan kepada karyawan RS dengan cara pemasangan banner
2. Untuk menyelesaikan masalah operan yang disampaikan hanya terkait obat-obatan saja, kurang mencakup askep dan tindakan apa saja yang dilakukan saat shift tersebut, strategi yang belum diselesaikan adalah Sosialisasi kepada perawat bagaimana operan yang seharusnya dilakukan (menyampaikan diagnosa intervensi yang sudah dan belum dilakukan)
3. Untuk menyelesaikan masalah Rumah sakit masih menggunakan metode fungsional strategi yang dilakukan adalah melakukan recuitmen agar bisa menjalankan metode tim sehingga dapat melakukan pelayanan yang paripurna.
Angka keselamatan Pasien
1. Untuk menyelesaikan masalah Phlebitis strategi yang dapat dilakukan adalah melakukan pendampingan dan bimbingan saat melalukan tindakan infasif
2. Untuk menyelesaikan masalah dekubitus strategi yang dapat dilakukan adalah Melakukan pemindahan posisi pasien yang berisiko dekubitus setiap 2 jam.
4. Untuk menyelesaikan masalah belum ada tim untuk mengawasi infeksi strategi yang dapat dilakukan adalah Menetapkan standart indikator untuk keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Indonesia. 2014: http://www.buk.depkes.go.id
RSP Batu. Sejarah RSP Batu. http://rsubatuprovjatim.com/?page_id=6. Diakses Sabtu, 28 Maret, 2015.