Transcript

OBSERVASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIKMAKALAHdisusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konselingyang diampu oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd.

olehFathimah Nurul Afifah1406131

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIABANDUNG2015

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Atas berkat, rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai malah kesulitan belajar peserta didik dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Tak lupa shalawat serta salam mudah-mudahan selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Rasululah saw, keluarganya, para sahabatnya, para tabi dan tabiin, dan semoga tercurahkan juga kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberirkan informasi mengenai masalah kesulitan belajar peserta didik. Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan hambatan dan kesulitan, dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, Mei 2015Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang Masalah11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan Penulisan11.4 Manfaat Penulisan2BAB II KAJIAN TEORI32.1Fenomena Kesulitan Belajar32.1.1 Kesulitan Belajar Internal32.1.2 Kesulitan Belajar Eksternal42.1.2.1 Situasi di Luar dan Sebelum Sekolah42.1.2.2 Situasi di Sekolah5BAB III METODE PENELITIAN63.1Waktu dan Tempat63.2 Subjek dan Sample Penelitian63.3 Narasumber63.4 Instrumen Penelitian63.5 Teknik Analisis Data6BAB IV PEMBAHASAN74.1 Hasil Observasi74.1.1 Problematika Kesulitan Belajar74.1.2 Jenis Kesulitan Belajar94.1.3 Solusi dalam Mengentaskan Kesulitan Belajar94.1.3.1 Solusi dalam Mengentaskan Kesulitan Belajar Menurut Siswa94.1.3.2 Solusi dalam Mengentaskan Kesulitan Belajar Menurut Penulis10BAB V KESIMPULAN DAN SARAN115.1 Kesimpulan115.2 Saran12DAFTAR PUSTAKA13

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan aspek penting dalam keseluruhan proses dalam kehidupan. Pendidik dan pengajar adalah dua unsur yang paling mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan. Dalam perjalanan menggapai tujuan pendidikan akan selalu ditemukan hambatan, termasuk diantaranya hambatan belajar pada siswa.Kesulitan belajar yang dialami pada siswa akan berbeda pada setiap orang. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan dan perbedaan penyebab kesulitan belajar. Selain itu, kesulitan belajar yang dialami siswa akan berbeda pada setiap tingkat pendidikan.Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa. Hal ini akan berdampak buruk pula pada aspek psikis siswa, karena siswa akan merasa stress dan kebingungan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan adanya solusi untuk mengentaskan kesulitan belajar pada siswa.Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tergugah hatinya untuk mencari tahu apa yang menjadi kesulitan belajar pada siswa dan selanjutnya memberikan solusi dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimana permasalahan kesulitan belajar pada siswa?2. Apa jenis permasalahan kesulitan belajar pada siswa?3. Apakah penyebab kesulitan belajar pada siswa?4. Bagaimana solusi dalam mengentaskan kesulitan belajar pada siswa?

1.3. Tujuan Penulisan1. Memahami kesulitan belajar pada siswa.2. Dapat menggolongkan jenis kesulitan belajar pada siswa.3. Memahami penyebab kesulitan belajar pada siswa.4. Dapat memberikan solusi dalam mengentaskan kesulitan belajar pada siswa. 1.4. Manfaat Penulisan1. Menjadi sumber informasi mengenai kesulitan belajar pada siswa.2. Menjadi sumber informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai kesulitan belajar pada siswa.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Fenomena Kesulitan BelajarKesulitan belajar merupakan bidang yang sangat luas, dan sangat komplek untuk dipelajari, karena menyangkut sekurang-kurangnya aspek psikologis, neurologis, pendidikan dan aspek kehidupan sosial anak dalam keluarga/ masyarakat. Setiap disiplin ilmu memiliki cara pandang yang berebeda dalam memahami dan menjelaskan fenomena kesulitan belajar yang dialami oleh seorang anak.Pendidikan memposisikan anak sebagai pusat aktivitas dalam pembelajaran. Ketika pembelajaran dilakukan maka pertimbangan pertama yang diperhitungkan adalah apa yang menjadi hambatan belajar dan kebuhan anak. Apabila hal itu dapat diketahui maka aktivitas pendidikan akan dipusatkan kepada apa yang dibutuhkan oleh seorang anak, bukan pada apa yang diingikan oleh orang lain. Pendirian seperti itu menganggap bahwa fungsi pendidikan antara lain untuk memfasitilasi agar anak berkembang menjadi dirinya sendiri secara optimal sejalan dengan potensi yang dimilikinya.Setiap anak yang mengalami kesulitan belajar, akan menunjukkan fenomena yang beragam (heterogen), akan tetapi untuk memudahkan dalam memahami keragaman fenomenan itu, kesulitan belajar dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu kesulitan belajar yang bersifat internal yang disebut learning disabiliti dan kesulitan belajar yang bersifat eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan yang disebut dengan learning problem.

2.1.1 Kesulitan Belajar InternalKesulitan belajar yang bersifat internal berkaitan dengan kelainan sentral pada funsi otak. Disiplin ilmu pendidikan tidak mempunyai kompentensi untuk menjelaskan bagaimana kelianan fungsi otak terjadi. Hal yang penting untuk dipahami adalah fenomena-fenomena apa yang muncul dan berhubungan langsung dengan aktivitas belajar sorang anak.Ketika seorang anak belajar memerlukan kemampuan dalam persepsi (perception), baik pendengaran, penglihatan, taktual dan kinestetik, kemampuan mengingat (memory), proses kognitf (cognitive prosess) dan perhatian (attention). Kemampuan-kemampuan tersebut bersifat internal di dalam otak. Proses belajar akan mengalami hambatan/kesulitan apabila kemampuan-kemampuan tersebut mengalami gangguan. Apabila ada seorang anak yang mengalami kesulitan pada keempat aspek seperti itu ada kemungkinan anak tersebut mengalai kesulitan belajar yang bersifat internal (learning disability)

2.1.2 Kesulitan Belajar EksternalKesulitan belajar yang bersifat eksternal (learning problem), sangat terkait dengan dua situasi. Pertama, situasi di luar dan sebelum sekolah. Kedua, terkait dengan situasi di sekolah.

2.1.2.1 Situasi di Luar dan Sebelum SekolahAktivitas anak di rumah berpengaruh terhadap perkembangannya. Apabila lingkungan rumah memberi peluang yang cukup bagi seorang anak untuk mendapatkan pengalaman belajar seperti mendengarkan orang tuanya membacakan dongeng, terbiasa menjawab pertanyaan dari ceritera yang telah didengarnya, mulai mengenal buku, dibiasakan untuk mengemukakan secara lisan apa yang diinginkan kepada orang tuanya, dan ada kesempatan untuk melakukan eksplorasi lingkungan, sehingga memungkinkan seorang anak memiliki keteampilan pra-akademik.Keterampilan pra-akademik merupakan prasyarat untuk Keterampilan pra-akademik merupakan prasyarat untuk belajar secara akademik. Keteramilan anak dalam mendengarkan misalnya merupakan prasyarat untuk belajar membaca. Anak yang memiliki keterampilan mendengarkan dengan baik, tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Sebaliknya anak yang tidak memilki keterampilan mendengarkan dengan baik, akan mengalami hambatan ketika belajar membaca. Anak yang memiliki keterampilan pra-akademik akan lebih cepat dalam belajar secara akademik di sekolah dasar, dan cenderung memiliki rasa pecaya diri dan motivasi yang lebih baik dibanding dengan yang tidak.Sering ditemukan anak yang mengalami masalah dalam belajar (learning problem) di Sekolah Dasar terkait dengan tidak dikuasainya keterampilan pra-akademik. Tidak jarang anak seperti ini memiliki penghargaan diri yang rendah, dan memiliki perasaan bahwa sekolah bukan tempat yang menyenangkan. Akibat yang mungkin muncul adalah anak mengalami kesulitan dalam perilaku.

2.1.2.2 Situasi di SekolahProses belajar di sekolah terkait dengan elemen kurikulum, dan metode pembelajaran. Sekolah-sekolah kita pada umumnya sangat kuat perpatokan pada pencapaian target kurikulum dengan muatan yang sangat banyak. Oleh karena itu ada kecenderungan bagi guru untuk selalu mengukur keberhasilan program pembelajaran itu dilihat dari tercapainya target kurikulum. Namun ada kenyataan lain, yang hampir luput dari perhatian guru yaitu kurangnya kesempatan untuk mengecek apakah setiap anak sudah sampai pada tingkat pemahaman konsep? Data inilah yang tidak banyak diketahui oleh guru, sehingga jika ada anak yang ternyata belum tuntas dalam memahami satu konsep pada topic tertentu sementara pembelajaran terus melangkah ke topik berikutnya yang lebih tinggi, maka sudah dapat dipastikan anak akan mengalami kesulitan untuk memhami topic yang baru itu. Apabila situasi seperti ini berlangsung terus menerus, maka akan ada anak yang mengalami kesulitan yang bersifat kumulatif. Hal seperti ini sering terjadi pada pelajaran matematika dan bahasa. Sebagai contoh, seorang anak kelas satu Sekolah Dasar belum tuntas dalam memahami konsep bilangan, pada saat itu guru sudah melangkah ke topic tentang penjumlahan, maka sudah dapat dipastikan akan mengalami ksesuliatan dalam penjumlahan. Jika konsep penjumlahan belum dikuasai tetapi pembelajaran sudah melangkah ke topic tentang pengurangan, demikian seterusnya. Anak tidak pernah memahami konsep dengan tuntas. Masalah belajar seperti ini (learning problems) sangat banyak ditemukan di sekolah-sekolah kita (Alimin, 2006)

BAB IIIMETODE PENULISAN3.1 Waktu dan TempatWaktu: Rabu, 20 Mei 2015Tempat: Jalan Kopo Belakang No. 355 Bandung 40235

3.2 Subjek dan Sample PenelitianPopulasi penelitian ini adalah semua siswa di SMK Budaya Bangsa Bandung tahun pelajaran 2014/2015. Sample yang diambil dalam penelitian ini adalah salah satu siswa di SMK Budaya Bangsa Bandung yang teridentifikasi memiliki kesulitan belajar.

3.3 NarasumberNama: Reni FebrianTempat, Tanggal Lahir: Bandung, 20 Februari 1997Usia: 18 tahunAlamat: Jalan Kopo Belakang No. 355 BandungPendidikan: Kelas XI SMK Budaya Bangsa Bandung, Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

3.4 Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui teknik wawancara.

3.5 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar siswa2. Menggolongkan kesulitan belajar yang sesuai dengan jenisnya (luas atau dalam)

BAB IVPEMBAHASAN4.1 Hasil ObservasiObservasi dilakukan melalui wawancara kepada seorang siswi SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) kelas XI. Observasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi poblematika kesulitan belajar, jenis masalah (dalam atau luas), penyebab, dan solusi terhadap permasalahan belajar bagi siswa yang dapat dilakukan olehnya ataupun oleh seorang guru.

4.1.1 Problematika Kesulitan Belajar SiswaPendidikan merupakan suatu hal penting dalam seluruh proses kehidupan. Guru, metode pembelajaran, materi pelajaran, dan siswa merupakan unsur penting dalam dunia pendidikan. Dalam ruang lingkup pendidikan, siswa terfokus dalam kegiatan belajar, sedangkan guru terfokus dalam kegiatan mengajar. Tidak dapat dipungkiri, dalam proses pendidikan akan banyak ditemukan kesulitan, baik dalam kegiatan belajar maupun kegiatan mengajar.Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa permasalahan yang berdampak pada kesulitan belajar, yaitu:1. lambatnya siswa dalam menyerap materi,2. guru yang kurang berkualitas dan kurang peduli terhadap siswa,3. sekolah tersebut baru berdiri, dan guru-guru di sekolah tersebut mengajar di berbagai tempat,4. kurangnya praktikum dalam mata pelajaran produktif,5. pandangan siswa terhadap suatu mata pelajaran, 6. kurangnya motivasi, serta7. kurangnya usaha lebih untuk mendapatkan materi pelajaran.Siswa mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran, khususnya pelajaran matematika, dan Bahasa Indonesia. Menurut pemaparan siswa, lambatnya dalam menyerap pelajaran disebabkan oleh metode pengajaran guru matematika yang kurang tepat. Dalam pelaksanaan pengajaran, guru mata pelajaran tersebut jarang mengajar di kelas. Hal ini disebabkan guru tersebut mengajar di banyak sekolah, akhirnya waktu untuk mengajar di sekolah tersebut tersita banyak untuk mengajar di tempat lain. Selain itu, rata-rata guru di sekolah tersebut mengajar di berbagai tempat. Ini disebabkan sekolah tersebut baru dibangun, sehingga guru-guru yang bekerja di sekolah tersebut merupakan guru tetap yang mengajar di sekolah lain. Hal ini berdampak pada banyaknya materi yang belum tersampaikan. Selai itu, ketika guru mengajar, dirinya kurang memperhatikan apakah siswanya sudah mengerti atau belum. Perubahan suasana belajar dari SMP ke SMA juga berpengaruh. Ia masih harus beradaptasi dengan suasana belajar yang dominan mandiri, tidak seperti saat SMP yang didominasi pengajaran guru. Sedangkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa merasa kebingungan karena saat mengajar guru tersebut lebih banyak menceritakan tentang kehidupan dirinya, diandingkan dengan materi pelajaran.Selain dikarenakan metode pengajaran guru yang kurang tepat, di sekolah tersebut dalam mata pelajararan produktif (mata pelajaran yang terfokus pada jurusan) jarang dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum. Pembelajaran mata pelajaran produktif jurusan RPL sangat membutuhkan banyak praktikum. Karena, jika tidak dilakukan praktikum siswa akan kebingungan apakah rancangan aplikasi (dalam pembuatan aplikasi) yang telah dibuatnya terdapat kesalahan atau tidak. Selain itu, tidaklah mungkin membuat aplikasi tanpa menggunakan komputer. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh siswa, jarangnya praktikum disebabkan oleh tidak hadirnya guru di kelas.Pandangan terhadap suatu mata pelajaran dapat berpengaruh terhadap keaktifan dan produktivitas siswa dalam mata pelajaran tersebut. Siswa menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris dan tidak menyukai mata pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran produktif. Sama seperti yang menjadi penyebab masalah-masalah sebelumnya, siswa menjelaskan penyebab suka ataupun tidak sukanya terhadap suatu mata pelajaran adalah karena metode pengajaran yang kurang tepat dan kehadiran gurunya. Siswa memaparkan bahwa dirinya menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris karena metode mengajar guru yang komunikatif, sehingga menyebabkan meningkatnya minat siswa di kelas tersebut. Kurang sukanya siswa terhadap mata pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran produktif menimbulkan rasa malas, yang akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa.Kemudian, yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah kurangnya motivasi. Motivasi bisa muncul ketika seseorang mengetahui apa yang menjadi alasan dan manfaat yang akan didapatkan ketika melakukan sesuatu. Alasan yang mendasari siswa akan pentingnya belajar, baru terbatas pada mendapatkan ilmu. Akhirnya ketika dirinya merasa sudah mendapatkan ilmu di kelas (walaupun belum paham), siswa merasa cukup dan tidak berusaha untuk mencari hal yang lebih dari itu.Dan yang menjadi permasalahan terakhir yaitu kurang kreatifnya siswa dalam mendapatkan dan memahami materi pelajaran. Saat siswa merasa tidak puas dengan pengajaran seorang guru, dirinya tidak berinisiatif untuk mencari materi di luar kelas (melakukan kajian referensi). Akhirnya, siswa kewalahan karena banyak sekali materi yang belum dimengerti.

4.1.2 Jenis Kesulitan BelajarKesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tergolong ke dalam jenis kesulitan belajar yang luas. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya sisi yang menjadi penyebab kesulitan belajar.

4.1.3 Solusi dalam Mengentaskan Kesulitan BelajarSetiap permasalahan memiliki sebuah solusi. Solusi setiap orang berbeda-beda, tergantung pada cara pandang orang tersebut. Termasuk solusi dari siswa dan penulis.

4.1.3.1 Solusi dalam Mengentaskan Kesulitan Belajar Menurut SiswaMenurut siswa, satu-satunya solusi untuk mengentaskan kesulitan belajar yang dialaminya adalah belajar dengan giat. Karena, melalui belajar dengan giat prestasi belajar dapat ditingkatkan. Disamping itu, siswa berkata dengan menjadi berprestasi dirinya dapat membahagiakan orang tuanya. Dan saat memikirkan mengenai tujuan membahagiakan orang tua, hal ini menjadi motivasi dalam dirinya agar terus giat belajar.

4.1.3.2 Solusi dalam Mengentaskan Kesulitan Belajar Menurut PenulisSolusi dalam mengentaskan suatu permasalahan berbeda-beda tergantung bentuk masalah tersebut. Suatu masalah memiliki solusi yang spesifik, begitu pula permasalahan yang dialami oleh siswa. Berikut merupakan solusi dalam setiap permasalahan yang dialami oleh siswa:1. Lambatnya siswa dalam menyerap materiLambatnya siswa dalam menyerap materi disebabkan belum terbiasanya ia dalam berpikir dan belajar suatu hal. Semakin sering seseorang menstimulus otaknya untuk berpikir, dirinya akan semakin tanggap dan cepat menyerap materi. Oleh karena itu, rsponden harus membiasakan diri untuk belajar dalam rangka menstimulus otaknya.2. Guru yang kurang berkualitas dan kurang peduli terhadap siswa,Kondisi seperti ini dapat menjadi masalah bagi siswa. Hal yang bisa dilakukan oleh siswa adalah berpikir kreatif dan inisiatif untuk belajar mandiri.3. Sekolah tersebut baru berdiri, dan guru-guru di sekolah tersebut mengajar di berbagai tempat.Kondisi ini tidak dapat diubah oleh siswa, yang dapat dilakukan oleh siswa adalah dengan belajar mandiri.4. Kurangnya praktikum dalam mata pelajaran produktifSiswa dapat belajar dari teman yang sekolah pada jurusan yang sama di sekolah yang berbeda. Selain itu, siswa dapat mencari referensi di media informasi seperti internet dan majalah.5. Pandangan siswa terhadap suatu mata pelajaranMengubah pandangan terhadap suatu hal adalah hal yang cukup sulit. Seseorang dapat menyukai suatu pelajaran dikarenakan beberapa hal, diantaranya cara mengajar guru, minat, dan mengetahui manfaat yang akan didapatkan. Dikarenakan cara mengajar guru, dan minat sulit oleh siswa ubah, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh siswa adalah mencari tahu manfaat yang akan didapatkan ketika dirinya belajar.6. Kurangnya motivasiAda beberapa hal yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, yaitu mencari dan ikut masuk dalam lingkungan dengan motivasi belajar tinggi, konseling, dan mencari alasan dalam belajar sehingga ketika menemukan kesulitan dalam belajar, siswa dapat terus melangkah menggapai tujuannya.7. Kurangnya usaha lebih untuk mendapatkan materi pelajaranSiswa dianjurkan untuk meningkatkan motivasi dan selanjutnya belajar untuk mencari materi di media informasi publik. Selain itu, siswa dianjurkan untuk membentuk suatu kelompok belajar.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Berdasarkan hasil wawancara berikut permasalahan dan penyebab kesulitan belajar yang dialami responden:a. lambatnya siswa dalam menyerap materi,b. guru yang kurang berkualitas dan kurang peduli terhadap siswa,c. sekolah tersebut baru berdiri, dan guru-guru di sekolah tersebut mengajar di berbagai tempat,d. kurangnya praktikum dalam mata pelajaran produktif,e. pandangan siswa terhadap suatu mata pelajaran, f. kurangnya motivasi, sertag. kurangnya usaha lebih untuk mendapatkan materi pelajaran.2. Jenis kesulitan yang dialami responden merupakan kesulitan belajar yang luas, karena penyebab kesulitan belajar siswa dari berbagai sisi.3. Solusi2. Belajar untuk menstimulus otak3. Inisiatif untuk belajar mandiri4. Belajar dengan teman yang lebih pintar dan mempelajari pelajaran yang sama5. Melakukan kajian referensi6. Mengubah pola pikir terhadap suatu mata pelajaran7. Memupuk motivasi dengan mencari tahu manfaat yang akan didapat setelah mempelajari sesuatu8. Melakukan konseling9. Masuk ke dalam lingkungan dengan spirit belajar tinggi10. Membentuk kelompok belajar

5.2 Saran1. Bagi siswa sebaiknya selalu memperhatikan apa yang menjadi kesulitan belajarnya kemudian mencari solusinya dengan dikonsultasikan bersama konselor ataupun guru Bimbingan dan Konseling.2. Bagi guru semestinya memperhatikan apa yang menjadi kesulitan belajar siswa dan membantu untuk menyelesaikannya.

DAFTAR PUSTAKAAlimin, Zaenal. (2006). Kesulitan Belajar dalam Perspektif Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195903241984031-ZAENAL_ALIMIN/KESULITAN_BELAJAR.pdf [22 Mei 2015].

14


Recommended