perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI LATIHAN DASAR
KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 2 DELINGAN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUDARSONO
X4609032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
Nama : Sudarsono
NIM : X4609032
Jurusan : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul: “UPAYA MENINGKATKAN
PARTISIPASI LATIHAN DASAR KEBUGARAN JASMANI MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2
DELINGAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Sudarsono
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI LATIHAN DASAR
KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 2 DELINGAN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
Oleh:
SUDARSONO
X4609032
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Budi pekerti yang paling luhur adalah kejujuran, jujurlah meskipun sulit.
( penulis )
Hidup akan berarti jika kita bermanfaat untuk orang lain.
( penulis )
Selalu hidup dalam kesederhanaan adalah suatu kenikmatan tersendiri dalam
kehidupan.
( penulis )
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang
mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan
akhirat.
( HR. Ibnu dari Abu Hurairah )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
Bapak, Ibu, serta Kakakku, yang selalu mendo’akan agar aku selalu hidup
dalam kebaikan dan kejujuran.
Keluarga besar dan saudara-saudara di rumah yang selalu mendo’akan.
Teman-teman kos, Magastel FC, Migras FC, Lembo Foundation yang bisa
menjadi lahan hiburanku ketika penat melanda.
Teman-teman satu angkatan di JPOK FKIP UNS.
Nadiq yang selalu tidak bosan-bosannya menemaniku.
Kepala Sekolah, Guru Penjas serta segenap keluarga besar SD Negeri 2
Delingan Karanganyar yang selalu memberikan pengarahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Almamater.
ABSTRAK
Sudarsono. Upaya Meningkatkan Partisipasi Latihan Dasar KebugaranJasmani melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V Di Sekolah DasarNegeri 2 Delingan Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas MaretSurakarta. Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui peningkatan partisipasilatihan dasar kebugaran jasmani pada siswa kelas V SD Negeri 2 DelinganKaraganyar tahun pelajaran 2011/2012 dengan menerapkan pendekatan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)atau Classroom Action Research yang terdiri dari empat tahapan yaituperencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus. Penelitianini selesai dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDNegeri 2 Delingan Karanganyar tahun pelajajaran 2011/2012 yang berjumlah 32siswa terdiri dari 19 siswa putri dan 13 siswa putra. Data penelitian ini diperolehmelalui pengamatan oleh peneliti bersama dengan kolaborator. Data tersebutmerupakan partisipasi siswa secara keseluruhan yang diperoleh melalui observasiyang meliputi aspek psikomotor, afektif dan kognitif. Analisis data dalampenelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknikpersentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatanpembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Penerapanpendekatan bermain dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam latihan dasarkebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri 2 Delingan Karanganyar tahunpelajaran 2011/2012, di mana persentase partisipasi siswa pada kondisi awal 9siswa (28,12%), pada akhir siklus I menjadi 23 siswa (71,87%), dan pada akhirsiklus II menjadi 27 siswa (84,37%).
Kata kunci: partisipasi, latihan dasar kebugaran jasmani, pendekatan bermain.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta nikmat-Nya, sehingga dapat
diselesaikannya penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, akan
tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah
memberikan ijin penulisan skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
2. Drs. H. Mulyono, M. M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Waluyo, S. Pd., M. Or., Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Olahraga Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. DR. Agus Kristiyanto, M. Pd, sebagai pembimbing I dan Drs. Wahyu
Sulistyo, M. Kes., sebagai pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Hj. Liliek Siti Hardiyati, S. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 2 Delingan
Karanganyar yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.
6. Ngadimin, S. Pd., guru penjasorkes SD Negeri 2 Delingan Karanganyar,
yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan arahan yang bermanfaat
dalam penelitian ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP UNS, yang telah
membantu lancarnya penelitian ini.
8. Siswa kelas V SD Negeri 2 Delingan Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012 sebagai subjek penelitian.
Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhirnya, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii
PENGAJUAN SKRIPSI ............................................................................. iii
PERSETUJUAN ......................................................................................... iv
PENGESAHAN .......................................................................................... v
MOTTO ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vviii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6
1. Partisipasi ............................................................................... 6
a. Pengertian Partisipasi Siswa.............................................. 6
b. Manfaat Partisipasi ........................................................... 8
c. Pola Partisipasi Siswa ....................................................... 8
d. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa................................... 10
e. Jenis-jenis Partisipasi Siswa.............................................. 11
f. Tingkatan Partisipasi......................................................... 12
2. Latihan Dasar Kebugaran Jasmani .......................................... 13
a. Hakekat Latihan Dasar Kebugaran Jasmani....................... 13
b. Bentuk-bentuk Latihan Dasar Kebugaran Jasmani............. 13
3. Pembelajaran .......................................................................... 14
a. Pengertian pembelajaran ................................................... 14
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran............................................. 15
4. Pendekatan Pembelajaran ....................................................... 16
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ................................. 16
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran ................................ 16
5. Bermain.................................................................................. 17
a. Pengertian Bermain............................................................ 17
b. Macam-macam Bermain dalam Latihan Dasar Kebugaran
Jasmani.............................................................................. 19
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 27
C. Hipotesis Tindakan....................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30
1. Tempat Penelitian .................................................................. 30
2. Waktu Penelitian ................................................................... 30
B. Subjek Penelitian.......................................................................... 30
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 31
D. Pengumpulan Data ....................................................................... 31
E. Uji Validitas Data......................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
F. Analisis Data ................................................................................ 32
G. Indikator Kinerja Penelitian.......................................................... 34
H. Prosedur Penelitian....................................................................... 34
1. Rancangan Siklus I ................................................................. 35
a. Tahap Perencanaan .......................................................... 35
b. Tahap Pelaksanaan........................................................... 36
c. Pengamatan Tindakan ...................................................... 36
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) ................................................ 36
2. Rancangan Siklus II ................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 38
A. Deskripsi Kondisi Awal................................................................ 38
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................... 41
1. Siklus I .................................................................................... 41
a. Tahap Perencanaan .............................................................. 41
b. Tahap Pelaksanaan............................................................... 42
1) Pertemuan Pertama.......................................................... 42
2) Pertemuan Kedua ............................................................ 44
c. Pengamatan Tindakan.......................................................... 46
1) Pengamatan Proses Pembelajaran .................................... 46
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran........................... 47
3) Tahap Evaluasi (Refleksi) Tindakan I.............................. 51
2. Siklus II.................................................................................... 52
a. Tahap Perencanaan .............................................................. 52
b. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II ................................... 53
1) Pertemuan Pertama.......................................................... 53
2) Pertemuan Kedua ............................................................ 55
c. Pengamatan Tindakan.......................................................... 56
1) Pengamatan Proses Pembelajaran .................................... 56
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran........................... 57
3) Tahap Evaluasi (Refleksi) Tindakan II ........................... 61
C. Perbandingan Antar Siklus ........................................................... 62
1. Hasil Observasi Afektif Siswa .................................................. 62
2. Hasil Observasi Kognitif Siswa ................................................ 63
3. Observasi Partisipasi Siswa ...................................................... 64
4. Observasi Hasil Belajar Siswa .................................................. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...................................... 67
A. Simpulan ...................................................................................... 67
B. Implikasi ...................................................................................... 67
C. Saran ............................................................................................ 68
1. Bagi Guru............................................................................... 68
2. Bagi Siswa.............................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ............... 30
Tabel 3.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 32
Tabel 3.3. Indikator Kinerja Penelitian.......................................................... 34
Tabel 4.1. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Sebelum Mendapatkan Pendekatan Bermain ................................. 39
Tabel 4.2. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Sebelum Mendapatkan Pendekatan Bermain ................................. 39
Tabel 4.3. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Sebelum Mendapatkan
Pendekatan Bermain .................................................................... 40
Tabel 4.4. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Sebelum
Mendapatkan Pendekatan Bermain ............................................... 40
Tabel 4.5. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama)..................................................................... 47
Tabel 4.6. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ....................................................................... 48
Tabel 4.7. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama)..................................................................... 48
Tabel 4.8. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ....................................................................... 49
Tabel 4.9. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor)
Setelah Mendapatkan Siklus I dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama)..................................................................... 50
Tabel 4.10. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor)
Setelah Mendapatkan Siklus I dengan Pendekatan Bermain ........
(Pertemuan Kedua).......................................................................... 50
Tabel 4.11. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama) .................................................................. 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
Tabel 4.12. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ..................................................................... 51
tabel 4.13. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus II dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama) .................................................................. 57
tabel 4.14. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus II dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ..................................................................... 58
Tabel 4.15. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus II dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama) .................................................................. 58
Tabel 4.16. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus II dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ..................................................................... 59
Table 4.17. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor)
Setelah Mendapatkan Siklus II dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama) .................................................................. 59
tabel 4.18. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor)
Setelah Mendapatkan Siklus II dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ..................................................................... 60
Tabel 4.19. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus II Dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama) .................................................................. 60
Tabel 4.20. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua) ..................................................................... 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Hubungan Partisipasi Antara Guru dan Siswa................ 9
Gambar 2.2. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran ......... 9
Gambar 2.3. Permainan pulang Kerumah dengan Cepat ............................... 19
Gambar 2.4. Permainan Menjala Ikan ........................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
Gambar 2.5. Permainan Hijau-hitam ............................................................. 21
Gambar 2.6. Permainan Kijang dan Rusa ...................................................... 21
Gambar 2.7. Permainan Estafet Mengelilingi Barisan ................................... 22
Gambar 2.8. Permainan Berlomba Mengibarkan Sapu Tangan...................... 23
Gambar 2.9. Permainan Menerobos dan Melewati Simpai............................. 24
Gambar 2.10. Permainan Memindahkan Balok/Batu ..................................... 25
Gambar 2.11. Permainan Berlomba Lompat Tali........................................... 26
Gambar 2.12. Permainan Lari Zig-zag Melewati Bendera ............................. 27
Gambar 2.13. Kerangka Berpikir .................................................................. 29
Gambar 4.1. Peningkatan Nilai Rata-rata Afektif Siswa ............................... 63
Gambar 4.2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kognitif Siswa ............................. 64
Gambar 4.3. Peningkatan Nilai Rata-rata Partisipasi Siswa .......................... 65
Gambar 4.4. Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa ...................... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ..................................................................................... 72
Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan Pertama............................................... 73
Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan Kedua ................................................. 86
Lampiran 3. RPP Siklus II Pertemuan Pertama ............................................. 100
Lampiran 4. RPP Siklus II Pertemuan Kedua ................................................ 114
Lampiran 5. Daftar Nama dan Presensi Kehadiran Siswa .............................. 128
Lampiran 6. Petunjuk Pelaksanaan Observasi Partisipasi Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani .................................................................. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
Lampiran 7. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ......................................... 131
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Sisiwa Kondisi Awal .................... 134
Lampiran 9. Lembar Observasi Pemahaman Konsep (Kognitif) Kondisi
Awal ........................................................................................ 135
Lampiran 10. Lembar Observasi Partisipasi (Psikomotor) Kondisi Awal ...... 136
Lampiran 11. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal ............. 138
Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Sisiwa Siklus I Pertemuan
Pertama ................................................................................... 139
Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Sisiwa Siklus I Pertemuan Kedua 140
Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Sisiwa Siklus II Pertemuan
Pertama ................................................................................... 141
Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Sisiwa Siklus II Pertemuan Kedua 142
Lampiran 16. Lembar Observasi Pemahaman Konsep (Kognitif) Siklus I
Pertemuan Pertama.................................................................. 143
Lampiran 17. Lembar Observasi Pemahaman Konsep (Kognitif) Siklus I
Pertemuan Kedua .................................................................... 144
Lampiran 18. Lembar Observasi Pemahaman Konsep (Kognitif) Siklus II
Pertemuan Pertama.................................................................. 145
Lampiran 19. Lembar Observasi Pemahaman Konsep (Kognitif) Siklus II
Pertemuan Kedua .................................................................... 146
Lampiran 20. Lembar Observasi Partisipasi (Psikomotor) Siklus I Pertemuan
Pertama ................................................................................... 147
Lampiran 21. Lembar Observasi Partisipasi (Psikomotor) Siklus I Pertemuan
Kedua...................................................................................... 148
Lampiran 22. Lembar Observasi Partisipasi (Psikomotor) Siklus II Pertemuan
Pertama ................................................................................... 149
Lampiran 23. Lembar Observasi Partisipasi (Psikomotor) Siklus II Pertemuan
Kedua...................................................................................... 150
Lampiran 24. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan
Pertama ................................................................................... 152
Lampiran 25. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan
Kedua...................................................................................... 153
Lampiran 26. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan
Pertama ................................................................................... 154
Lampiran 27. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
Kedua...................................................................................... 155
Lampiran 28. Soal Tertulis Materi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani........... 156
Lampiran 29. Pedoman Wawancara Peningkatan Partisipasi Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani Melalui Pendekatan Jasmani...................... 157
Lampiran 30. Wawancara Peningkatan Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran
Jasmani Melalui Pendekatan Jasmani ....................................... 158
Dokumentasi................................................................................................. 160
Surat-surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat
penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang
mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya
manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu
usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Salah satu diantaranya
melakukan evaluasi kualitas sistem pendidikan secara menyeluruh. Demikian juga
dalam pendidikan jasmani.
Perbaikan pendidikan khususnya pendidikan jasmani antara lain
ditempuh melalui perbaikan model pembelajaran yang digunakan guru.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dalam proses belajar mengajar. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai
gaya mengajar yang kurang bervariasi dan belum memanfaatkan kemampuan
secara maksimal. Guru kurang memperhatikan bahwa penggunan metode yang
kurang tepat dapat menyebabkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan
menjadi tidak efektif dan kurang optimal. Banyaknya model yang ada, seorang
guru dituntut dapat memilih model yang tepat untuk mengajarkan suatu pokok
bahasan tertentu, karena sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang paling
baik, setiap model memiliki spesifikasi masing-masing. Suatu model
pembelajaran tertentu mungkin efektif jika digunakan untuk mengajarkan topik
tertentu, bukan berarti model itu efektif juga digunakan untuk menyampaikan
topik lain.
Hasil observasi partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
penjasorkes materi latihan dasar kebugaran jasmani yang telah dilakukan di SD
Negeri 2 Delingan tahun pelajaran 2011/2012 pada kelas V menunjukkan bahwa
dari 32 siswa hanya 9 siswa atau 28,12% yang nilainya di atas KKM ( Kriteria
Ketuntasan Minimal ) dan 23 siswa atau 71,88 % nilainya masih dibawah 78 %,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dengan demikian partisipasi siswa dalam latihan dasar kebugaran jasmani
khususnya latihan kelincahan masih rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya siswa tidak tertarik terhadap mata pelajaran
penjaskesorkes khususnya latihan dasar kebugaran jasmani serta faktor
perencanaan, pengemasan dan penyajian pembelajaran yang kurang menarik,
disamping minimnya pengetahuan guru tentang perkembangan model dan desain
pembelajaran khususnya yang terkait dengan pembelajaran Penjasorkes.
Permasalahan pembelajaran tersebut tentunya berakibat pada prestasi belajar
siswa, khususnya pada partisipasi siswa.
Adanya fakta dari hasil observasi yang telah dilakukan SD Negeri 2
Delingan Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 pada kelas V, bahwa guru
masih menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran, menjadikan peserta didik
cenderung menjadi pasif, kurang kreatif dan kurang berpartisipasi dalam
pembelajaran. Kenyataan yang demikian menjadikan kegiatan siswa di dalam
proses belajar mengajar lebih banyak mendengarkan dan melaksanakan apa yang
diinstruksikan oleh guru. kurang mandiri dan hanya tergantung pada guru sebagai
sumber untuk mendapatkan materi pembelajaran. Jadi pembelajaran selama ini
belum bisa dikatakan berhasil.
Agar pembelajaran Penjas khususnya materi latihan dasar kebugaran
jasmani dapat berhasil, maka harus diciptakan lingkungan yang kondusif
diantaranya dengan cara memodifikasi alat dan menciptakan model-model
pembelajaran. Model-model pembelajaran diciptakan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, salah satunya yaitu kegiatan pembelajaran diarahkan pada
karakteristik siswa itu sendiri.
Dilihat dari karakteristik anak, dunia anak adalah dunia bermain. Siswa
SD yang masih tergolong anak-anak bentuk aktifitasnya cenderung berupa
permainan. Seperti pada saat jam istirahat mereka sangat antusias untuk
melakukan bermacam-macam bentuk permainan. Tidak cukup di sekolah saja
kegiatan bermain ini sering dilakukan setelah pulang sekolah. Jadi kegiatan
bermain ini sudah sangat masuk dalam jiwa anak-anak. Karena dengan bermain
siswa lebih menikmati apa yang dilakukannya, dengan begitu siswa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
setiap aktifitas tanpa ada rasa tertekan. Selain itu dengan bermain kebutuhan siswa
untuk berpartisipasi dapat terpenuhi.
Agar tujuan penjas dapat dicapai maka penyampaian materi
pembelajaran Penjasorkes pada anak SD harus disampaikan dalam situasi
bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang
efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia
baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang
paling mencolok adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis.
Salah satu upaya untuk mewujudkan yang telah diuraikan diatas adalah melalui
pendekatan bermain. Melalui bermain siswa diharapkan lebih berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran dengan demikian siswa terlihat aktif dan melakukan
setiap aktifitas secara sungguh-sungguh.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat
terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang
ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya
pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian
di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan
Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani melalui Pendekatan Bermain Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Delingan Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah penggunaan pendekatan bermain dalam pembelajaran
Penjasorkes dapat meningkatkan partisipasi latihan dasar kebugaran jasmani siswa
kelas V SD Negeri 2 Delingan Karanganyar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Definisi Operasional Variabel
1. Partisipasi Siswa
Keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan
inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta mendukung
pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Dalam
penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah partisipasi siswa yaitu
keikutsertaan atau keterlibatan dalam pembelajaran Penjas khususnya latihan
dasar kebugaran jasmani.
2. Bermain
Permainan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan kompetisi antar
kelompok. Permainan yang digunakan tersebut harus mengarah pada latihan
kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani yang dapat menarik
perhatian anak dan dapat mempermudah pemahaman anak terhadap materi
pelajaran. Pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik anak dan
tujuan pembelajaran.
3. Lingkup Penelitian
Kegiatan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Delingan Karanganyar
pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/ 2012. SD Negeri 2 Delingan
Karanganyar terletak di Desa Pojok, Kelurahan Delingan, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas, tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui efektifitas penggunaan pendekatan bermain untuk
meningkatkan partisipasi latihan dasar kebugaran jasmani pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Delingan Karaganyar tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi guru Penjas SD Negeri 2 Delingan Karanganyar
a. Untuk meningkatkan kreativitas guru dalam rangka perancangan
pembelajaran PAIKEM.
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang
akan dilakukan.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
profesional, terutama dalam pengembangan model-model pembelajaran
2. Bagi siswa kelas V
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas.
b. Dapat meningkatkan partisipasi latihan dasar kebugaran jasmani.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat dijadikan bahan referensi di SD Negeri 2 Delllingan Karanganyar.
b. Sebagai bahan masukan, saran dan informasi terhadap Sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Partisipasi
a. Pengertian Partisipasi Siswa
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang
berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Kata partisipasi
mempunyai pengertian yang luas. Menurut Suryosubroto, “Partisipasi
adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok
yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan
mereka bagi tercapainya tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan
tersebut” (2002: 278-279).
Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyati dan
Mudjiono mencakup, “Kerelaan, kesediaan untuk memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan” (2002: 26). Berdasarkan pendapat
tersebut, partisipasi memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan
dan berpartisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang
dimaksud disini adalah kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
Adapun konsep partisipasi menurut Ensiklopedia Pendidikan,
“adalah suatu gejala demokratis dimana orang diikutsertakan dalam
perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab
sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu
akan menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental
serta penentuan kebijaksanaan” (Suryosubroto, 2002: 279).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta
fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilancarkan, serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab
atas keterlibatannya. Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah
partisipasi siswa yaitu keikutsertaan atau keterlibatan dalam kegiatan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, terutama dalam kegiatan
belajar dan pembelajaran Penjas. Hal apapun yang dipelajari siswa dalam
kegiatan belajar, siswa harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorangpun
yang dapat menggantikannya.
Dewey (1852-1959) dalam Yamin mengemukakan, “Prinsip
Learning by doing yaitu bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, siswa
perlu diketahuinya mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu
proses pembelajaran” (2007: 82). Guru berperan aktif sebagai fasilitator
yang membantu siswa dalam pembelajaran. Peran serta siswa dan guru
dalam pembelajaran aktif akan menciptakan suatu pengalaman yang
bermakna.
Ada beberapa keterlibatan siswa dalam pembelajaran, Dimyati dan
Mudjiono (2002) menyatakan:
Keterlibatan siswa didalam belajar tidak hanya diartikan keterlibatan
fisik semata, namun lebih dari itu, terutama adalah keterlibatan
emosional keterlibatan dalam kegiatan kognitif, dalam pencapaian dan
perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-
nilai, dalam pembentukan sikap dan nilai, serta pada saat mengadakan
latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan (hal. 43).
Berdasarkan pendapat di atas, keterlibatan siswa dalam
pembelajaran mencakup dua hal pokok yaitu keterlibatan fisik dan psikis
siswa. keterlibatan secara fisik dapat dilihat dari kegiatan siswa seperti
membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan dan sebagainya.
Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki
dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil kegiatan
belajar dan kegiatan psikis yang lain. Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono
juga mengemukakan bahwa, “Belajar yang paling baik adalah belajar
melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung,
siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya” (2002: 42-43).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran diharapkan adanya
keterlibatan langsung dari setiap siswa. Adanya keterlibatan siswa secara
langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman
atau berpengalaman.
b. Manfaat Partisipasi
Suryosubroto (2002) mengemukakan manfaat prinsipil dari
partisipasi yaitu :
1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena
banyaknya sumbangan pikiran.
2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas.
3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang
diberikan dan adanya perasaan diperlukan.
4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk
membangun kepentingan bersama (hal. 282).
Lebih jauh Suryosubroto (2002) mengemukakan bahwa, “Dengan
dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti bisa
dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan
pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang
diberikan dan adanya perasaan diperlukan” (hal. 282).
Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan
potensi diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk
bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya.
Dengan demikian dapat disimpulalkan bahwa dengan adanya partisipasi
siswa dalam pembelajaran akan memberikan peranan yang penting bagi
keberhasilan tujuan dari proses pembelajaran yang terkait.
c. Pola Partisipasi siswa
Yamin mengemukakan bahwa, “Pembelajaran merupakan istilah
yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada siswa, guru
sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan tercapainya
suatu indikator yang dikehendaki” (2007: 78-79). Maka siswa sebagai aktor/
subyek yang banyak berperan dan mengembangkan cara-cara belajar
mandiri. Tidak hanya sebagai siswa pasif akan tetapi sebagai siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
juga berperan membuat perencanaan, pelaksanaan, dan tercapainya suatu
hasil (output) yang bertilik tolak pada kreativitas dan partisipasinya dalam
kegiatan pembelajaran. Skema hubungan tersebut terlihat pada Gambar 3.
Gambar 2.1. Skema Hubungan Partisipasi Antara Guru dan Siswa.
(Sumber: Yamin, 2007 :79)
Berdasarkan skema hubungan partisipasi antara guru dan siswa
diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru
diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang dapat
merangsang peran aktif dan partisipasi siswa. proses pembelajaran yang
berlangsung harus berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut terlibat secara
penuh didalam kegiatan belajar yang dilakukan.
Pola aktivitas dan partisipasi siswa ini dijelaskan lebih lanjut oleh
Yamin yaitu, “Peran aktif dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
adalah untuk tercapainya suatu indikator dan kompetensi dasar yang telah
dikembangkan dari materi pokok” (2009: 79). Pola aktivitas dan partisipasi
siswa tersebut digambarkan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran.
(Sumber: Yamin, 2007 :79)
Guru
Merangsang
peran aktif
dan
partisipasi
Siswa
Peran Aktif Dan Partisipasi Siswa
Kompetisi Materi Pokok Indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru diharapkan mampu
menemukan kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar) yang
dikembangkan dari materi pokok pembelajaran. Selanjutnya dari
kompetensi dasar yang diperoleh, akan dapat dijabarkan beberapa indikator
yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa
aktivitas dan partisipasi tersebut merupakan penekanan pembelajaran
kompetensi, dimana proses yang dilakukan menekanakan tercapainya suatu
tujuan (indikator) yang dikehendaki.
d. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa
Yamin (2007) menjelaskan bahwa, peran aktif dan partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta suatu
kondisi sebagai berikut :
1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.
2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman
dalam belajar.
3) Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa
(kompetensi dasar).
4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada
kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan
menciptakan siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-
konsep.
5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan(hal. 80-81).
Menurut Gagne dan Briggs (1979) dalam Yamin (2007) untuk
menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat
dilakukan melalui 9 aspek berikut :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada
siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan
dipelajari.
5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
6) Memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feed back).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pembelajaran(hal. 84).
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran
tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan
partisipasi siswa. seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam
merangsang tumbuhnya partisipasi siswa. dengan demikian peran serta dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada
akhirnya kegiatan pembelajran akan lebih berpusat pada siswa.
e. Jenis-jenis Partisipasi Siswa
Ada beragam aktivitas danh partisipasi dalam proses pembelajaran
yang dapat dilakukan, diantaranya menurut Paul D. Dierich dalam Yamin
(2007) adalah :
1) Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau
bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan instrupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan
radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan
kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan
angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6) Kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
menari dan berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat
keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
8) Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, beerani, tenang, dan lain-lain: (hal. 84-86).
Berdasarkan pendapat di atas, partisipasi siswa dalam pembelajaran
mempunyai jenis-jenis kegiatan yang beragam. Partisipasi atau keterlibatan
siswa dalam pembelajaran tersebut tidak hanya dalam hal keterlibatan fisik
semata, tetapi juga mencakup keterlibatan mental dan emosional siswa
dalam pembelajaran.
f. Tingkatan partisipasi
Menurut Parietra Westra dalam Suryoubroto (2002), tingkatan
partisipasi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1) Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota
agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang
seharusnya satu sama lain.
2) Tingkatan pemberian nasihat artinya individu-individu disini saling
membantu untuk pembuatan keputusan terhadap persoalan-
persoalan yang sedang dihadapi sehingga saling tukar menukar ide-
ide mereka satu persatu.
3) Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisi anggotanya
pada keadaan mereka, sehingga dapat mengambil keputusan pada
persoalan yang mereka hadapi (hal. 283).
Pendapat lain dikemukakan oleh Jumrowi dalam Suryosubroto
yang menyatakan bahwa tingkatan partisipasi dibedakan menjadi tiga
macam yaitu : “1)Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya
dengan program lain; 2) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan ;
3) Partisipasi dalam pelaksanaan” (2002: 283).
Dengan menyimak beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa mengukur partisipasi siswa dapat dilihat dari seberapa
jauh keterlibatannya dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Secara garis besar, tingkatan partisipasi mulai dari tingkat rendah yaitu
berbagi informasi, konsultasi, lalu ke tingkat yang lebih tinggi yaitu
kolaborasi dan pemberdayaan atau keikutsertaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
a. Hakekat LatihanDasar Kebugaran Jasmani
Latihan dasar kebugaran jasmani merupakan suatu usaha yang
bertujuan untuk mendapatkan kebugaran jasmani itu sendiri. Latihan dasar
kebugaran jasmani sesungguhnya telah diajarkan di SD. Namun pada
kenyataanya masih banyak siswa yang belum mengerti tentang pentingnya
kebugaran jasmani bagi mereka. Melalui latihan dasar kebugaran jasmani
banyak aspek yang dapat diperoleh pada diri seseorang. Berkaitan dengan
hakikat latihan kebugaran jasmani, Muhajir (2007) mengatakan bahwa :
Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang
sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat
kesegaran jasmani (phisical fitness). Derajat kesegaran jasmani
seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin tinggi derajat kesegaran
jasmani seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya.
Dengan kata lain, hasil kerjanya kian produktif jika kesegaran
jasmaninya kian meningkat (hal. 57).
Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan
kelincahan merupakan penyebab timbulnya cidera. Hal ini disebabkan
program latihan kondisi fisik yang dilakukan seseoarang tidak sempurna
sebelum dia terjun mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik
yang lebih berat.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan dasar
kebugaran jasmani memiliki peran dalam kebugaran jasmani seseorang dan
kebugaran jasmani menimbulkan efek yang baik pada peformance siswa
dalam proses belajar. Semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani seseorang
semakin tinggi pula tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
b. Bentuk-bentuk Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Berkenaan dengan pembinaan kebugaran jasmani untuk
meningkatkan kebugaran jasmani perlu mengenal beberapa unsur-unsur
yang dilatih yaitu kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung & paru-paru,
kelincahan, daya ledak, dan kelentukan. Menurut Muhajir (2007: 58-61)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
macam-macam berlatih kebugaran jasmani adalah sebagai berikut: “ 1)
Latihan kekuatan ; 2) Latihan kecepatan; 3) Latihan daya tahan; 4) Latihan
kelentukan”.
Hal ini juga dikemukakan oleh Syarifuddin, Muhadi (1991)
Program pembentukan kebugaran jasmani di SD, Meliputi atas:
1) Berbagai bentuk latihan kekuatan
2) Berbagai bentuk latihan kecepatan dan kelincahan
3) Melemparkan badan dan kaki dari sikap jongkok (squat thrust)
Berbagai pembentukan kelentukan
4) Berbagai pembentukan daya tahan
5) Berbagai pembentukan daya ledak
6) Berbagai pembentukan latihan keseimbangan(hal. 38-52).
Dengan demikian untuk dapat memiliki kebugaran jasmani yang
baik perlu dilatih dengan latihan kekuatan, kecepatan, kelincahan,
kelentukan, daya tahan, daya ledak, dan keseimbangan. Dari beberapa unsur
itu tidak bisa dipisahkan, karena setiap unsur tersebut memiliki hubungan
yang sangat erat. Orang dikatakan bugar bila mempunyai unsur-unsur
tersebut dengan baik.
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan sebuah proses dari yang belum bisa menjadi
bisa dari yang belum tahu menjadi tahu, sehimgga adanya pengalaman
dalam proses belajar. Pribadi menyatakan “Belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang agar memperoleh kompetensi berupa
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan” (2007: 6). Intinya pada
proses belajar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi
pribadi. Sehingga akan terjadi perubahan dalam hal pola berpikir dan
tindakan karena pengalaman yang dimilikinya.
Pembelajaran berasal dari kata learning. Pembelajaran dimaknai
proses, cara, perbuatan mempelajari sesuatu. Guru tidak hanya
menyampaikan materi dan siswa sebagai penerima materi, akan tetapi guru
mengorganisir lingkungan belajar sehingga siswa aktif untuk belajar. “Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memberi fasilitas belajar siswa dan siswa mempelajarinya, dalam hal ini
pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran adalah proses konstruktif
tidak hanya mekanis seperti pada pengajaran” (Suprijono,2008: 11-13). Ahli
lain, Riyanto mengatakan, “Pembelajaran adalah upaya membelajarkan
siswa untuk belajar” (2009: 131). Kegiatan pembelajaran akan melibatkan
sesuatu dengan cara efektif danj efisien. Sedangkan pengajaran dimaknai
sebagai proses, cara mengajarkan atau menyampaikan menyampaikan
materi. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, guru
menyampaikan materi kepada siswa dan siswa menjadi penerima materi.
Hal tersebut menjadi proses instruktif dalam belajar karena guru adalah
orang yang paling mengetahui. Implikasi dari hal tersebut adalah siswa
hanya menjadi duplikasi dari guru.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat komplek. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan akibat
dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan
atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus
diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Kristiyanto
(2010) mengemukakan bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan social
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat(hal. 125).
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar,
maka akan diperoleh hasil yang optimal. Begitu juga sebaliknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pembelajaran yang tidak didasarkan pada prinsip-prinsip tersebut hasilnya
kurang optimal.
4. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni berpendapat,
“Pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran” (1998: 25).
Sedangkan Sukintaka mengatakan bahwa, “Pembelajaran mengandung
pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik,
tetapi disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik
mempelajarinya” (2004: 55).
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja
yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjoedi
bahwa, “Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar
dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar yang optimal” (1999: 121).
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang
dikemukakan oleh dua ahli tersebut menunjukkan bahwa, dalam suatu
peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama yaitu: (1) ada
satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima
adalah peserta didik atau siswa. Kedua komponen tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai
obyek yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan
materi pelajaran guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk
memberikan suatu pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Seperti
dikemukakan oleh Slameto bahwa, ”Kegiatan mengajar meliputi
penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan
yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya dengan
subyek yang sedang diajar” (1995: 97).
Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan pada siswa,
maka harus ditetapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan
pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang
terarah dan pemecah masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut
merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun seri-
seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang
telah dirumuskan.
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian intergral
yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya
tujuan pembeajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
diterapkan oleh guru. Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan
seorang guru akan mempengaruhi pencapain tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat
membangkitkan motifasi belajar siswa, sehingga akan mendukung
pencapaian hasil belajar yang optimal. Seorang guru perlu mendesain sistem
pembelajaran dan harus benar-benar diperhatikan serta melaksanakannya
agar hakikat pembelajaran dapat tercapai.
5. Bermain
a. Pengertian Bermain
Bermain sangat disukai oleh anak karena sifat dari bermain itu
sendiri menyenangkan. Saputra menyatakan “Bermain adalah kegiatan
yang menyenangkan” (2001: 6). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bahwa, “Bermain adalah melakukan sesuatu bersenang-senang” (2003:
698). Sedangkan menurut Hidayatullah (2008) menyatakan bahwa:
Bermain adalah suatu aktivitas yang menyenangkan, serius dan suka
rela, dimana anak berada didunia yang tidak nyata atau sesungguhnya.
Bermain berrsifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal
yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran.
Bermain juga bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan
untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan
memunculkan rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat
tidak nyata karena anak berada diluar kenyataan, dengan memasuki
suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena dimana
anakmasuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara
berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari
bermain (hal. 4).
Bermain memberikan suatu arena dimana anak masuk dan terlibat
untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-
kadang menemukan dirinya dari bermain. Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa yang dilakukan dengan rasa
senang dan mempunyai tujuan pengembangan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sehingga melalui bermain dapat memberikan
pengalamn belajar yang sangat berharga untuk siswa. Bermain bukanlah
berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen-elemen dari
bermain dapat ditemukan didalam keduanya. Dilain pihak olahraga adalah
suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Bermain,
olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan
ketiganya dapat menjadi satu secara pas dalam konteks pendidikan jika
digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan.
Siswa dan bermain merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya
kebutuhan akan makan, minum, tidur dan lain-lain. Melalui bermain anak
dapat mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi
dewasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Macam-macam Bermain dalam Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Berkaitan dengan kebugaran jasmani, bentuk latihan dasar yang
diberikan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya untuk latihan
dasar kebugaran jasmani. Bentuk latihan dasar kebugaran jasmani
diantaranya latihan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan. Menurut
Muhajir bentuk-bentuk latihan kesegaran jasmani yaitu, “Latihan kekuatan,
Kecepatan, Daya tahan, Kelentukan” (2007: 57).
Berkaitan dengan jenis-jenis latihan dasar kebugaran jasmani yang
dikemukakan diatas, perlakuan yang diberikan pada PTK ini yaitu latihan
dasar untuk meningkatkan kelincahan gerak. Dari macam-macam bentuk
permainan, ada bentuk permainan untuk melatih kelincahan gerak. Sumitro
(1992) memberi beberapa contoh permainan untuk melatih kelincahan
gerak:
1. Pulang Kerumah dengan Cepat
a. Jumlah pemain : tidak terbatas
b. Alat yang digunakan : tanpa alat
c. Tempat : di bangsal senam, atau halaman, atau di lapangan
d. Susunan kelas : lihat gambar
Gambar 2.3. Pulang Kerumah dengan Cepat
(Sumber: Sumitro, 1992: 32)
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi empat syaf. Masing-masing syaf
ditentukan di sudut yang mana menjadi rumahnya. Tugas anak-anak
adalah lari-lari keliling di tengah lapang. Bila ada peluit dari guru,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
anak-anak harus segera kembali menuju ke rumah yang telah
ditentukan. Setelah tiba di rumah, mereka bertugas untuk membentuk
lingkaran. Pemenangnya adalah kelompok yang paling cepat
membentuk lingkaran. Permainan ini dapat diulang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Menjala Ikan
a. Jumlah pemain : tidak terbatas
b. Alat yang digunakan : tanpa alat
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan
d. Susunan kelas : lihat gambar
Gambar 2.4. Menjala ikan
(Sumber: Sumitro, 1992: 35)
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi tiga syaf. Masing-masing syaf ditunjuk
salah seorang untuk membentuk jala, dengan jalan bergandengan
tangan. Sisanya menjadi ikan semua. Tugas yang menjadi jala adalah
berusaha menjaring ikan yang bertebaran di dalam kolam sedang ikan-
ikan bebas berlari-lari untuk menghindari jala agar tetap hidup. Ikan
yang tertangkap dikumpulkan di sudut lapanagan. Ikan-ikan yang
keluar dari lapangan juga dianggap mati dan mereka harus berkumpul
dengan ikan-ikan yang terjaring. Jala disiapkan di sudut lapangan,
sedang ikan-ikan bebas memilih tempat atau berlari-lari. Setelah
persiapan selesai, guru memberikan tanda bahwa permainan dimulai.
Bilamana guru menganggap ikan yang tertangkap sudah cukup, maka
dapat diadakan pergantian siapa yang menjadi jala. Permainan dapat
dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan. Pada akhir permainan guru
dapat menanyakan kepada siswa, siapa diantara mereka yang belum
pernah terjaring. Mereka itulah ikan-ikan yang lincah sehingga
mampu menghindar jaring.
3. Hijau-hitam
a. Jumlah pemain : tidak terbatas.
b. Alat yang digunakan : tanpa alat.
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d. Susunan kelas : lihat gambar
: > < :
: > < :
: > < :
: > < :
Gambar 2.5. Hijau-hitam
(Sumber: Sumitro, 1992: 41)
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi dua syaf di tengah-tengah bangsal
senam. Masing-masing syaf berhadapan satu sama lain, atau dengan
kata lain masing-masing anak mempunyai pasangan dari syaf lainnya.
Syaf satu diberi nama syaf hijau, syaf yang lain diberi nama hitam.
Tugas setiap syaf memperhatikan atau mendengarkan syaf yang
disebutkan guru, bila guru menyebut hijau, berarti hjau harus segera
lari meninggalkan tempatnya menuju ke garis bebas. Sedangkan syaf
hitam berusaha untuk menangkap pasangannya dari syaf hijau,
sebelum lewat garis bebas, begitupun sebaliknya.
4. Kijang dan Rusa
a. Jumlah pemain : tidak terbatas
b. Alat yang digunakan : tanpa alat
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan
d. Susunan kelas : lihat gambar
®
Gambar 2.6. Kijang dan Rusa
(Sumber: Sumitro, 1992: 42)
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi dua syaf di tengah lapangan. Syaf
diminta saling berhadapan. Guru memberi instruksi agar setiap barisan
bergandengan yang satu dengan yang lain anak yang berdiri di ujung
bergandengan tangan dengan ujung barisan yang lain. Setelah itu guru
berseru: yah sekarang kita membuat lingkaran. Sekarang tangan yang
bergandengan tangan dilepaskan, dan masing-masing mundur satu
langkah. Selanjutnya guru minta supaya mereka berhitung sampai dua
yang dimulai dari anak yang dekat dengan guru yang dilanjutkan oleh
anak yang berdiri disebelah kanannya. Setelah itu guru memberi nama
kelompok yang bernomor ganjil dengan nama kijang, dan yang genap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
rusa. Semua anak-anak duduk bersila menghadap ke tengah lapangan.
Tugas dari masing-masing regu mendengarkan baik-baik nama regu
mana yang disebutkan oleh guru. Nama regu yang disebut guru
berusaha secepat mungkin berdiri dan lari mengelilingi lingkaran dan
kembali ke tempat duduk semula. Bila persiapan telah selesai, guru
dapat memulai dengan memberikan aba-aba: “Siaaaaaap…….
RUSA!” misalnya. Setiap kali satu regu melaksanakan perlombaan
lari, guru dapat menyebutkan siapa diantara mereka yang tercepat
kembali duduk ditempatnya. Permainan dapat diulang sesuai dengan
kebutuhan.
5. Estafet mengelilingi barisan
a. Jumlah pemain : tidak terbatas
b. Alat yang digunakan : sapu tangan
c. Tempat : di bangsal senam, atau halaman
d. Susunan kelas : lihat gambar
< < < < < < < < < < < < <
< < < < < < < < < < < < <
< < < < < < < < < < < < <
Gambar 2.7. Estafet Mengelilingi Barisan
(Sumber: Sumitro, 1992: 127)
Semua garis dapat dibuat dengan cara mencoretkan kapur ke lantai
atau dengan tali, atau bilah, atau dengan benda-benda lainnya yang
tidak membahayakan siswa waktu bermain.
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi empat syaf. Setiap syafnya supaya
menempati tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Setiap syafnya
mengambil jarak kurang lebih satu meter dengan teman sesyafnya.
Kemudian guru memberi lingkaran dilantaiyang ditempati ujung-
ujung barisan setiap syafnya. Lingkaran ini akan mengendalikan jarak
tempuh dari masing-masing regu. Jika tidak ada tanda ini ada
kemungkinan panjang regu makin pendek sehingga perlombaan ini
menjadi kurang adil. Tugas anak-anak adalah lari mengelilingi barisan
dengan tujuan dapat segera memindahkan sapu tangan kepada pelari
berikutnya. Yang menjadi pelari berikutnya adalah teman yang
berdirinya paling dekat dengan pelari pertama. Pelari pertama adalah
rang yang berdiri paling ujung. Semua pelari harus mengelilingi
lingkaran yang ada di ujung di sebelah luarnya. Setelah persiapan
telah selesai , maka pelari pertama yang memegang sapu tangan siap
mendengarkan aba-aba dari guru. Bila aba-aba telah diberikan pelari
pertama segera menunaikan tugasnya. Demikian juga pelari-pelari
<
<
< <
<
<
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
berikutnya. Pemenangnya adalah pelari paling akhir dari setiap
regunya yang tiba di tempatnya semula paling dahulu. Perlombaan ini
dapat diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Guru dapat
mengumumkan regu pemenangnya. Catatan : pada waktu estafet sapu
tangan ini hanya dibenarkan jika yang dipegang pada ujung sapu
tangan, sehingga ujung yang lari dapat berkibar-kibar.
6. Berlomba Mengibarkan Sapu Tangan
a. Jumlah pemain : tidak terbatas
b. Alat yang digunakan : sapu tangan
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan
d. Susunan kelas : lihat gambar
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
Gambar 2.8. Berlomba Mengibarkan Sapu Tangan
(Sumber: Sumitro, 1992: 128)
Semua garis-garis yang digunakan dapat dibuat dengan mencoretkan
kapur ke lantai, atau dengan tali, atau dengan bilah, atau dengan benda
lainnya yang tidak membahayakan siswa waktu bermain.
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi enam syaf. Masing-masing syaf supaya
menempati di belakang garis start yang telah ditentukan sebelumnya.
Di sebelah garis start ada garis yang disebut garis pembalikan, yang
jarak dari garis start sekitar 15 M sampai 20 M sesuai dengan
keterampilan anak. Tugas anak-anak adalah membawa lari sapu
tangan menuju ke garis pembalikan dan segera kembali ke barisannya
untuk memberikan sapu tangan tersebut kepada pelari berikutnya.
Pelari berikutnya berbuat seperti yang dilakukan pelari pertama. Di
sini membawa sapu tangan berbeda dengan yang lain, yaitu sapu
tangan dipegang pada kedua ujung yang satu tepi, dan sewaktu lari
kedua tangan lurus ke atas. Dengan demikian sapu tangan akan
berkibar dibawa lari. Setelah persiapan semua selesai, tinggi
menunggu aba-aba dari guru untuk perlombaan lari. Bila aba-aba telah
diberikan, pelari pertama lari secepat-cepatnya sambil mengibarkan
sapu tangan. Setelah sampai ke garis pembalikan, pelari segera
kembali ke barisannya untuk menyerahkan sapu tangan kepada pelari
kedua. Serah terima sapu tangan hanya syah bila terjadi di belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
garis start. Pelari kedua, ketiga dan seterusnya bertugas seperti pelari
pertama tersebut. Pemenangnya adalah pelari terakhir dari setiap
regunya yang tiba di garis start paling dahulu. Perlombaan dapat
diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Reggu dapat diumumkan oleh
guru untuk membangkitkan semangat juang.
7. Berlomba Menerobos dan Melompat Simpai
a. Jumlah pemain : tidak terbatas
b. Alat yang digunakan : simpai rotan dan lainnya
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan
d. Susunan kelas : lihat gambar
> > > > >
> > > > >
> > > > >
Gambar 2.9. Berlomba Menerobos dan Melompat Simpai
(Sumber: Sumitro, 1992: 134)
Garis start/finis dibuat dengan mencoretkan kapur di lantai, atau
dengan tali, atau dengan bilah, atau benda lainnya yang tidak
membahayakan siswa waktu bermain.
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi enam syaf. Syaf pertama dan syaf
keempat berdiri di belakang garis start. Syaf kedua berpasangan
dengan syaf ketiga. Syaf kelima berpasangan dengan syaf keenam.
Syaf yang berpasangan berdiri di depan garis start dan meluruskan
dengan syaf yang berdiri di belakang garis start. Masing-masing
pasangan mendapat sebuah simpai. Pasangan pertama memegang
simpai secara vertikal di lantai, pasangan kedua memegang simpai
mendatar sambil jongkok. Pasangan ketiga
8. Memindahkan Balok / Batu
a. Jumlah pemain : tidak terbatas.
b. Alat yang digunakan : bola kasti.
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman.
d. Susunan kelas : lihat gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
> > > > > . . . . . . . . . . . . . . .
> > > > > .. . . . . . . . . . . . . .
> > > > > .. . . . . . . . . . . . . . .
> > > > > . . . . . . . . . . . . . . ..
> > > > > . . . . . . . . . . . . . . .
> > > > > . . . . . . . . . .. . . . . .
Gambar 2.10. Memindahkan Balok/Batu
(Sumber: Sumitro, 1992: 153)
Garis start/finis dibuat dengan mencoretkan kapur di lantai, atau
dengan tali, atau dengan bilah, atau benda lainnya yang tidak
membahayakan siswa waktu bermain.
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi enam syaf. Masing-masing syaf supaya
berdiri di belakang garis start yang telah ditentukan. Di depan garis
start, telah dibuatkan atau disediakan masing-masing sebuah lingkaran
yang disebut lingkaran A. Di sebelah depan lingkaran A, ada
lingkaran yang kedua, disebut lingkaran B. Jarak antara lingkaran A
dan lingkaran B kurang lebih 15 sampai 20 meter, sesuai dengan
keterampilan anak. Pada lingkaran B diberi balok atau batu masing-
masing sebanyak tiga buah. Tugas anak-anak adalah memindahkan
balok/batu dari lingkaran B ke lingkaran A satu persatu. Setelah
balok/batu selesai di pindahkan ke lingkaran A, maka sekarang tugas
anak-anak memindahkan kembali balok/batu tersebut ke lingkaran B.
Setelah persiapan selesai, maka pelari-pelari supaya menyiapkan diri
berbaris di belakang garis start. Anak yang paling dekat dengan garis
start, ditetapkan sebagai pelari pertama. Pelari pertama supaya
mendengarkan aba-aba : Siaaaaap. . . . .yak. setelah mendengar aba
yak, mereka lari secepat-cepatnya memindahkan balok/batu satu
persatu dai lingkaran B ke lingkaran A. Setelah balok/batu telah
pindah semua, maka balok/batu dikembalikan lagi ke lingkaran B.
Bila balok/batu terakhir telah diletakkan di lingkaran B, pelari harus
segera kembali ke barisannya, untuk menepuk ke tangan pelari
berikutnya agar segera lari memindahkan balok/batu seperti apa yang
dilakukan pelari pertama. Permainan ini dapat dilakukan beberapa kali
sesuai dengan kebutuhan. Setelah selesai, guru dapat mengumumkan
regu mana pemenangnya.
9. Berlomba Lompat Tali
a. Jumlah pemain : tidak terbatas.
b. Alat yang digunakan : tali lompat.
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman.
d. Susunan kelas : lihat gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 2.11. Berlomba Lompat Tali
(Sumber: Sumitro, 1992: 164)
Semua garis yang digunakan dapat dibuat dengan mencoretkan kapur
ke lantai atau dengan tali, atau dengan bilah, atau dengan benda
lainnya yang tidak membahayakan siswa waktu bermain.
e. Aturan Permainan
Anak-anak dibariskan di tengah-tengah lapangan menjadi dua syaf
yang berhadap-hadapan. Kemudian membentuk lingkaran dengan
jalan bergandengan tangan lebih dahulu. Jika dianggap lingkarab
kurang besar, anak-anak supay mundur beberapa langkah. Anak yang
berdiri paling belakang pada setiap syafnya ditunjuk sebagai pelompat
tali yang pertama,dan mereka mendapat seutas tali lompat. Tugas
pelomba adalah lompat-lompat dengan talinya mengelilingi lingkaran.
Bila telah sampai ke tempat semula tali diserahkan kapada teman
regunya yang berdiri paling dekat dengan pelomba terdahulu. Bila
persiapan telah selesai, guru dapat memberikan aba-aba bahwa
perlombaan dimulai. Perlombaan ini dapat diulang-ulang sesuai
dengan kebutuhan. Pemenangnya adalah regu yang paling cepat
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Selain permainan yang dikemukakan diatas masih banyak lagi jenis
permainan yang dapat di gunakan dalam latihan dasar kebugaran jasmani.
Dari beberapa permainan itu misalnya lari zig-zag melewati bendera.
Adapun cara bermainnya adalah sebagai berikut:
a. Jumlah pemain : tidak terbatas.
b. Alat yang digunakan : bendera.
c. Tempat : di bangsal senam, atau di halaman.
d. Susunan kelas : lihat gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 2.12. Lari Zig-zag Melewati Bendera
(Sumber: Tim Abdi Guru, 2007: 57)
e. Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi dua banjar, setiap banjar adalah satu
kelompok. Tugasnya adalah pelari pertama lari zig-zag melewati bendera
trus ambil bola kemudian kembali lagi untuk menyerahkan bola ke pelari
kedua, setelah itu melakukan seperti yang dilakukan pelari pertama,
begitu juga selanjutnya. Kelompok yang paling cepat dialah
pemenangnya.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan
konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi
pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam
benak siswa. khususnya dalam pembelajaran praktik latihan dasar kebugaran
jasmani. Siswa kurang semangat dalam melakukan setiap gerakan, sebab guru
hanya menyampaikan materi secara verbal, tanpa memperhitungkan apakah siswa
itu tertarik pada pelajaran sub bab latihan kebugaran jasmani. Guru bukanlah satu-
satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan masalah yang
sesuai dengan materi pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya
sarana atau peran aktif dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa
berperan sebagai obyek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran
kurang mengoptimalkan penggunaan pendekatan pembelajaran dalam hal ini
bermain yang dapat memancing peran aktif siswa.
Penggunaan pendekatan bermain dapat menimbulkan suasana yang
menyenangkan, sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya. Dengan demikian
secara tidak langsung siswapun terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Penggunaan pendekatan bermain memungkinkan siswa untuk lebih banyak
bergerak dan berpikir melalui kegiatan bermain tersebut.
Penggunaan pendekatan bermain dalam pelaksanaan tindakan tiap
siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang seadang dipelajari. Beberapa
macam bermain yang digunakan antara lain yaitu, permainan lari bolak-balik
memindahkan benda, hijau hitam, lompat tali, estafet sapu tangan yang digunakan
untuk pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani. Secara lebih rinci jenis-jenis
permainan tersebut dijabarkan dalam RPP, setiap pertemuan.
Kurang kreatifnya guru yang dapat memengaruhi rendahnya partisipasi
siswa antara lain kurangnya keratif guru penjas di sekolah dalam membuat dan
mengembangkan pendekatan pembelajaran, guru kurang akan model-model
pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang dilaksanakan
dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode
ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai tepat
waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tersebut bermakna dan dapat
diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata.
Pemanfaatan bermain sederhana, hijau hitam, lompat tali, dll sebagai
sarana membantu guru dalam membangkitkan partisipasi siswa dalam latihan
dasar kebugaran jasmani. Melalui bemain sederhana tersebut guru juga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
menjelaskan tujuan-tujuan yang terkandung di dalamnya terkait dengan latihan
dasar kebugaran jasmani.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.13. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut:
“Penggunaan pendekatan bermain dapat meningkatkan partisipasi latihan
dasar kebugaran jasmani pada siswa kelas V SD Negeri Delingan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2011/2012”.
a. Siswa kurang tertarik dan
cepat bosan dengan pelajaran
penjas
b. tingkat kebugaran jasmani
siswa yang rendah
c. partisipasi latihan dasar
kebugaran jasmani rendah
Tindakan
Kondisi Awal
Melalui pendekatan
bermain dapat
meningkatkan
kebugaran jasmani
siswa serta partisipasi
dalam mengikuti
latihan dasar
kebugaran jasmani
Menerapkan model
pembelajaran dengan
menggunakan
pendekatan bermain
Guru kurang kreatif
dan Inovatif dalam
proses pembelajaran
penjas
Siklus II:upaya perbaikan dari siklus
I sehingga meningkatkan partisipasi
latihan dasar kebugaran jasmani
melalui pendekatan bermain
Siklus I:guru dan peneliti menyusun
bentuk pengajaran yang bertujuan
untuk meningkatkan partisipasi
latihan dasar kebugaran jasmani
melalui pendekatan bermain
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SD Negeri 2
Delingan Kecamatan Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di dilaksanakan dari bulan
Oktober 2011 sampai selesai.
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Kegiatan 2011 2012
Apr Mei Juni Juli Agst Jan Feb Mei Juni
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan
Proposal
f. Pengajuan izin
Penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan Data
Penelitian
3. Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan
b. Ujian Skripsi
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Delingan Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa, yang
terdiri dari 19 siswa putra dan 13 siswa putri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah partisipasi latihan dasar kebugaran
jasmani dengan pendekatan bermain
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang partisipasi latihan kesegaran jasmani
pada siswa kelas V SD Negeri 2 Delingan Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran latihan kesegaran jasmani di SD Negeri 2 Delingan
Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri
dari: observasi dan wawancara.
1. Observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang pribadi dan tingkah
laku setiap individu anak didik. Dalam penelitian ini metode observasi
digunakan untuk memperoleh data tentang partisipasi siswa terhadap materi
yang diajarkan guru serta aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi yang digunakan akan diisi oleh pengamat berdasarkan
pengamatan yang dilakukan serta item-item pernyataan yang disesuaikan
dengan hal-hal yang akan dinilai.
2. Wawancara dilakukan dengan guru (peneliti) untuk mengadakan informasi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara terbatas dengan mengacu pada pedoman
wawancara yang telah dibuat.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 3.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
No Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrument
1 Siswa Hasil partisipasi latihan
kesegaran jasmani
Praktek dan
unjuk kerja
Melalui
lembar
observasi
2 Guru Proses kegiatan belajar
mengajar
Wawancara Melalui
pedoman
wawancara
E. Uji Validitas Data
Dilakukan dengan validitas internal, yaitu triangulasi metode, data dan
peneliti yang merupakan kesepakatan tim peneliti. Menurut Norman, triangulasi
merupakan gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk
mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang
berbeda (Raharjo 2010). Triangulasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi Metode
a. Wawancara: Data tentang kelebihan dan kekurangan dalam aktivitas
pembelajaran dari guru.
b. Observasi: Aktivitas pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar
obervasi sesuai RPP dan video rekaman.
2. Triangulasi antar peneliti
Observasi pembelajaran dilakukan oleh 2 orang pengamat. Pengamat yang juga
memiliki kompetensi dalam penjasorkes.
3. Triangulasi sumber data
Dengan menggunakan data lain yaitu daftar nilai, profil anak dan catatan
pribadi pengamat tentang temuan baru dalam pembelajaran.
F. Analisis Data
Partisipasi latihan kesegaran jasmani dapat diketahui dengan
membandingkan hasil partisipasi latihan kesegaran jasmani sebelum diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan setelah diberi permainan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data. Analisis yang dilakukan berupa penilaian terhadap semua data
kegiatan penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Analisis data dari hasil
penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Proses
analisis data mencakup tiga komponen utama, yaitu : reduksi, penyajian dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui
ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih
luas.
2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang
merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data,
mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan
secara sistematis dan bermakna.
Pada analisis data peneliti memfokuskan pada keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung yang diambil dengan menggunakan lembar observasi
siswa. Lembar observasi partisipasi siswa meliputi : lembar afektif, kognitif dan
psikomotor. Penyajian datanya dalam bentuk uraian singkat dan tabel, untuk
memudahkan peneliti dalam menyajikan data. Dengan melihat dan
mempertimbangkan hasil observasi awal dan capaian persentase awal dari
observasi penelitian yang diberikan pada subjek penelitian, maka dalam penelitian
yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil atau tercapai tujuan yang diharapkan,
apabila persentase rata-rata yang diukur sudah mencapai target yang telah
ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
G. Indikator Kinerja Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan partisipasi latihan dasar
kebugaran jasmani dengan indikator mencapai target KKM 78 %. Tercapainya
tujuan penelitian ini dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang Diukur
Persentase
Siswa yang
Ditargetkan
Cara Mengukur
Partisipasi latihan dasar
kebugaran jasmani 78%
Diamati dengan menggunakan
lembar observasi berdasarkan RPP
(psikomotor, afektif dan kognitif),
Dihitung siswa yang mencapai KKM.
H. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menetukan metode yang digunakan dalm penelitian,
yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan
banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas
ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya
berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam
siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subyek penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru,dosen dengan tim lainnya)
bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan
dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat
analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan
seterusnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi
sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrumen penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data dan tindakan
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang:
a. Partisipasi latihan kesegaran jasmani
b. Pelaksanaan pembelajaran
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskriptif
kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang pengembangan proses
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok
bahasan latihan kesegaran jasmani.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu
penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
partisipasi latihan kesegaran jasmani di SD Negeri 2 Delingan Karanganyar tahun
pelajaran 2011/2012. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan
tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian
ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran
yang terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran latihan
kesegaran jasmani.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
partisipasi latihan kesegaran jasmani.
4) Menyiapkan pendekatan pembelajaran untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah
kegiatan antara lain:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar latihan kesegaran jasmani.
2) Melakukan pemanasan.
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran.
4) Melakukan latihan kesegaran jasmani dengan cara bermain yang
mengarah pada latihan kesegaran jasmani.
5) Menarik kesimpulan.
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: 1) Hasil partisipasi latihan
kebugaran jasmani. 2) Hasil belajar latihan dasar kebugaran jasmani..
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi,
dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal penelitian diukur dengan observasi dan wawancara.
Observasi digunakan untuk mengetahui unjuk kerja partisipasi siswa dalam
latihan dasar kebugaran jasmani. Selain observasi, identifikasi masalah juga
dilakukan wawancara dengan guru mengenai proses pembelajaran selama ini.
Hasil observasi merupakan hasil partisipasi siswa dan hasil belajar siswa
dalam latihan dasar latihan kebugaran jasmani yang diperoleh melalui lembar
observasi yang meliputi ranah afektif yang diperoleh melalui pengamatan aktivitas
siswa saat pembelajaran dan ranah koqnitif yang diperoleh dari tes obyektif dan
lisan, serta ranah psikomotor yang diperoleh melalui observasi partisipasi aktif
siswa. Untuk ranah afektif nilai maksimal sebesar 30, ranah koqnitif nilai
maksimal sebesar 20 dan ranah psikomotor nilai maksimal sebesar 50 sehingga
keseluruhan nilainya 100.
Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal terhadap siswa
kelas V SD Negeri Delingan II tahun pelajaran 2011/2012, sebelum diberi
tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar
(pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Sebelum
Mendapatkan Penerapkan Pendekatan Bermain
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap kerja keras, kerja sama,
disiplin. Kondisi awal aktivitas siswa dalam pembelajaran latihan dasar
kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II Tahun Pelajaran
2011/2012 sebelum diberikan tindakan pendekatan bermain disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 4.1. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Sebelum Mendapatkan Pendekatan Bermain.
Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan 34,37 % 11 Tuntas
65,63% 21 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran latihan
dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II Tahun Pelajaran
2011/2012 tergolong rendah, karena hanya ada 11 siswa atau 34,37% yang
tuntas.
2. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Sebelum
Mendapatkan Pendekatan Bermain.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui quisioner
berupa pertanyaan mengenai materi latihan dasar kebugaran jasmani.
Kondisi awal pemahaman konsep latihan dasar kebugaran jasmani
siswa kelas V SD Negeri Delingan II Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum
diberikan tindakan pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.2. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Sebelum Mendapatkan Tindakan Pendekatan Bermain.
Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Pemahaman Materi 21,88% 7 Tuntas
78,12% 25 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II
Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya ada 7 siswa
atau 21,88% yang tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Partisispasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor) Sebelum
Mendapatkan Pendekatan Bermain.
Kondisi awal partisipasi latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas
V SD Negeri Delingan II Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan
tindakan pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3. Partisipasi Latihan Dasar (Psikomotor) Sebelum Mendapatkan
Pendekatan Bermain
Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Partisipasi Siswa dalam Latihan
Dasar Kebugaran Jasmani
28,12% 9 Tuntas
71,88% 23 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, kondisi awal siswa kelas V SD Negeri
Delingan II Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam partisipasi latihan dasar
kebugaran jasmani tergolong masih rendah yaitu hanya ada 9 siswa atau
28,12% yang nilainya diatas KKM dengan KKM 78.
4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Sebelum Mendapatkan Pendekatan Bermain.
Hasil belajar latihan dasar kebugaran jasmani merupakan gabungan
dari ranah afektif, koqnitif dan psikomotor. Kondisi awal hasil belajar siswa
dalam pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri
Delingan II Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan
pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Sebelum
Mendapatkan Pendekatan Bermain.
Penilaian Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Hasil Belajar Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
28,12% 9 Tuntas
71,88% 23 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
serta partisipasi siswa belum maksimal, karena hanya 11 siswa atau 65,63%
yang tuntas dari jumlah 32 siswa. Selain observasi, identifikasi masalah juga
dilakukan dengan wawancara dengan guru mengenai proses pembelajaran di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kelas. Wawancara dengan guru yaitu mengenai metode pembelajaran yang
digunakan. Dari hasil wawancara dari guru diketahui bahwa metode yang
digunakan belum bervariasi. Pengajaran oleh guru terfokus untuk
menghabiskan materi yang terlalu banyak tanpa memperhatikan kondisi siswa
sehingga partisipasi siswa rendah. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan
metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga perhatian
dan keterlibatan siswa rendah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun sebuah tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar serta partisipasi siswa dalam latihan dasar
kebugaran jasmani. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan minimal 2 siklus,
pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penerapan
pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui
adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka
evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi unjuk kerja dalam latihan
dasar kebugaran jasmani pada tiap pembelajaran berlangsung. Kegiatan
selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan serta refleksi tehadap tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani pada Siklus I
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kegiatan perencanaan tindakan I
dilaksanakan pada hari Kamis 26 Januari 2012 dan Selasa 2 Februari 2011,
di SD Negeri Delingan II. Perencanaan tindakannya sebagai berikut:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam
PTK, yaitu pendekatan bermain untuk pembelajaran latihan dasar
kebugaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
4) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, selama dua
minggu yakni pada hari Kamis 26 Januari dan Kamis 2 Februari 2012.
Masing - masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit.
1) Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Kamis,
26 Januari 2012) adalah materi latihan dasar kebugaran jasmani yang
mengarah pada latihan kelincahan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut :
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo’a
dilanjutkan presensi dan apersepsi. Selanjutnya menjelaskan kegiatan
belajar mengajar mengenai latihan dasar kebugaran jasmani yang
mengarah pada latihan kelincahan. Selesai memberikan penjelasan, siswa
dipimpin untuk melakukan pemanasan. Antusias siswa sangat baik hal
tersebut dibuktikan dengan ketidaksabaran siswa untuk segera mencoba
pembelajaran.
Pemanasan yang dilakukan berupa pemanasan statis, pada saat
pemanasan ada beberapa siswa khususnya siswa yang berbaris
dibelakang berbincang-bincang. Sehingga pemanasan siswa tersebut
kurang efektif dan membuat guru harus memperingatkan.
Memasuki inti pembelajaran siswa melakukan tugas ajar berupa
materi latihan dasar kebugaran jasmani dengan pendekatan bermain.
a) Latihan kelincahan dengan menerobos simpai
Sebelum melakukan gerakan siswa dibariskan menjadi dua regu,
masing masing regu dipilih 3 siswa menjadi pemegang simpai. Satu
per satu siswa berlari menerobos beberapa simpai setelah garis finis
kembali lagi menerobos sampai ketempat semula, kemudian
dilanjutkan pelari kedua dan seterusnya. Pemenangnya adalah regu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
yang paling cepat menyelesaikan tugas. Siswa yang tadi memegang
simpai diberi kesempatan untuk mencoba. Dari keseluruhan rangkaian
gerakan diatas diharapkan ada peningkatan kelincahan siswa.
b) Latihan kelincahan dengan kombinasi gerak jalan, lari dan lompat
Siswa dibagi menjadi dua kelompok yang jumlahnya sama banyak.
Gerakan yang dilakukan adalah jalan, lari, lompat kemudian lari cepat
ke tempat semula satu persatu yank sudah ditentukan jaraknya, sampai
semua anggota kelompoknya melakukan. Biar lebih semangat
kelompok yang paling cepat melakukan tugas ajar dialah
pemenangnya. Dalam gerakan ini siswa diharapkan dapat
meningkatkan kelincahan dari jalan, lari kemudian lompat kembali lari
lagi.
c) Latihan kelincahan dengan berlari estafet mengelilingi barisan
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, setiap kelompok diberi
satu sapu tangan satu. Tugas siswa adalah lari mengelilingi barisan
dengan tujuan dapat segera memindahkan sapu tangan kepada pelari
berikutnya. Yang menjadi pelari berikutnya adalah teman yang berdiri
paling dekat dengan pelari pertama. Pemenangnya adalah pelari paling
akhir dari setiap regunya yang tiba di tempat semula paling dahulu
d) Latihan kelincahan dengan melakukan permainan menjala ikan
Siswa disuruh membuat lingkaran dan hadap kanan, setelah itu
berjalan sambil menyanyi. Selain menyanyi siswa juga harus
mendengarkan aba-aba dari guru dengan menghitung berapa kali
bunyi peluit. Tugas siswa membuat kelompok sesuai dengan bunyi
peluit, siswa yang tidak sesuai dengan aba-aba menjadi jala dan yang
lainnya menjadi ikan. Tugas jala adalah menjaring ikan yang ada di
kolam sedang ikan bebas berlari-lari untuk menghindari jala agar tetap
hidup, ikan yang keluar dari lapangan dianggap mati dan mereka harus
bergabung dengan jala. Permainan selesai setelah ikannya habis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Setelah bermain untuk melatih kelincahan dalam latihan dasar
kebugaran jasmani, siswa dikumpulkan untuk pendinginan dan evaluasi
serta berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Kamis, 2
Februari 2012) adalah mengulang materi latihan dasar kebugaran jasmani
yang mengarah kelincahan yang telah di sampaikan pertemuan
sebelumnya, namun permainannya berbeda. Urutan pelaksaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo’a
apersepsi dilanjutkan presensi. Selanjutnya menjelaskan kegiatan belajar
mengajar mengenai latihan kelincahan dalam latihan dasar kebugaran
jasmani. Selesai menjelaskan, siswa dipimpin melakukan pemanasan.
Sama seperti pada pertemuan sebelumnya antusias siswa sangat baik hal
tersebut dibuktikan dengan ketidaksabaran siswa untuk segera mencoba
pembelajaran setelah di jelaskan tadi.
Pemanasan yang dilakukan berupa pemanasan statis, pada
pertemuan ini saat pemanasan masih terdapat beberapa siswa kususnya
siswa yang berbaris dibelakang berbincang-bincang. Sehingga
pemanasan siswa tersebut kurang efektif dan membuat guru harus
memperingatkan.
Memasuki inti pembelajaran siswa melakukan tugas ajar berupa
materi latihan kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani yaitu:
Latihan kelincahan dengan berlari melompati temannya yang merangkak,
Latihan kelincahan dengan berlari menerobos diantara kaki temannya
yang berdiri kangkang, Latihan kelincahan dengan berlari mengubah arah
dan kecepatan melalui isyarat dengan melakukan permainan hijau-hitam,
Latihan kelincahan dengan melakukan permainan bintang beralih.
a) Latihan kelincahan dengan berlari melompati temannya yang
merangkak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, setiap kelompok
membuat barisan satu banjar ke belakang, jarak antar siswa kira-kira
lima meter. Barisan paling belakang sebagai pelari bertugas melompat
temannya yang jongkok. Setelah pelari pertama sudah melakukan
langsung merangkak pada tempatnya yang sudah ditentukan,
kemudian dilanjutkan pelari yang kedua begitu juga seterusnya.
b) Latihan kelincahan dengan berlari menerobos diantara kaki temannya
yang berdiri kangkang
Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, setiap kelompok
membuat barisan satu banjar ke belakang, jarak antar siswa kira-kira
lima meter. Barisan paling belakang sebagai pelari pertama sisanya
berdiri kangkang pada tempatnya. tugasnya adalah berlari kemudian
merangkak di antara kaki temannya. Setelah pelari pertama sudah
melakukan langsung berdiri kangkang pada tempatnya yang sudah
ditentukan, kemudian dilanjutkan pelari yang kedua begitu juga
seterusnya.
c) Latihan kelincahan dengan berlari mengubah arah dan kecepatan
melalui isyarat dengan melakukan permainan hijau-hitam
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok untuk saling berhadap-
hadapan, setiap kelompok diberi nama hijau dan hitam tugas siswa
adalah berlari kecil dari garis tepi menuju garis tengah, setelah sampai
tengah guru memberi aba-aba hijau atau hitam. Apabila aba-aba hijau
berarti kelompok hijau harus kembali ke garis finis, sebaliknya
kelompok hitam harus berusah menangkap kelompok hijau, begitu
juga sebaliknya, permainan diulang secukupnya.
d) Latihan kelincahan dengan melakukan permainan bintang beralih
Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, guru memilih dua
siswa sebagai pelari dan pemburu. Tugas pelari adalah hinggap di
depan setiap kelompok, sedangkan pemburu berusaha menangkap
pelari, jika pelari hinggap di suatu kelompok, maka barisan kelompok
paling belakang harus meneruskan tugas pelari tersebut Jika pemburu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
berhasil menangkap pelari, maka pemburu berubah menjadi pelari dan
pelari berubah menjadi pemburu. Permainan selesai sekiranya seluruh
siswa sudah melakukan.
Setelah melakukan latihan dan bermain untuk melatih
kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani, kemudian siswa
dikumpulkan untuk pendinginan dan evaluasi pembelajaran yang sudah
dilaksanakan dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan. Selesai
evaluasi dilanjutkan berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
c. Pengamatan Tindakan
1) Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan
Siklus I terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan siklus I, adapun kelebihan
dari pelaksanaan siklus I diantaranya :
a) Siswa merasa tertarik dengan model pendekatan bermain, hal tersebut
dapat dillihat dari antusias siswa dalam melakukan tugas ajar yang di
instruksikan oleh guru.
b) Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
dijelaskan, sehingga siswa mudah memahami tugas ajar yang
diinginkan oleh guru.
c) Siswa semakin bersemangat setelah melakukan satu permainan dan
merasa tidak sabar untuk melaksanakan tugas ajar selanjutnya.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat
kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I adalah:
a) Pemanasan yang diberikan kurang menarik perhatian siswa, sehingga
masih ada beberapa siswa yang malas-malasan.
b) Sikap bersemangat berlebihan beberapa siswa kadang mengganggu
siswa lainya karena ingin selalu mencoba tanpa melihat antrian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c) Dan karena sikap bersemangat tersebut kadang siswa lupa melakukan
tugas ajar yang benar. Sehingga guru sering kali memberikan evaluasi
pada sela-sela pembelajaran yang berakibat berkurangya kesempatan
untuk mencoba.
d) Antrian yang panjang dirasa kurang efektif karena banyak siswa yang
bercanda terutama antrian yang belakang, sehingga proses belajar
mengajar terganggu.
e) Sebagian siswa laki-laki kurang disiplin karena menggangu siswa
putri.
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan siklus I yang terdiri dari dua pertemuan
maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian
setiap pertemuan. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari
pengamatan; (1) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. (2)
Pemahaman konsep siswa terhadap latihan dasar kebugaran jasmani dan
(3) Partisipasi siswa dalam latihan dasar kebugaran jasmani.
Berikut merupakan hasil observasi pada siklus I selama diberi
tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar
mengajar , dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
a. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani Sesudah Mendapatkan Siklus I Dengan
Pendekatan Bermain.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap kerja keras,
kerjasma, dan disiplin. Aktivitas siswa dalam pembelajaran latihan
dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun
Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan siklus I dengan pendekatan
bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain (Pertemuan
Pertama).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan 62,5% 20 Tuntas
37,5% 12 Belum Tuntas
Tabel 4.6. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain (Pertemuan
Kedua)
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan 68,75% 22 Tuntas
31,25% 12 BT
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran
latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II
Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dari kondisi awal
hanya 11 siswa(34,37%), di siklus I pada pertemuan pertama menjadi
20 siswa atau 62,5% sudah mampu menunjukan sikap yang diinginkan
yaitu kerja keras, kerjasama dan disiplin. Dan pada pertemuan kedua
22 siswa atau 68,75% .
b. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi latihan dasar
kebugaran jasmani.
Kondisi pemahaman konsep latihan dasar kebugaran jasmani
siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
setelah diberikan siklus I melalui pendekatan bermain disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I Melalui Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Pemahaman Materi 59,37% 19 Tuntas
40,63% 13 Belum Tuntas
Tabel 4.8. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus I Melalui Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua)
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Pemahaman Materi 68,75% 22 Tuntas
31,25% 10 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran
latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II
Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dari kondisi awal
hanya 7 siswa(21,87%), di siklus I pada pertemuan pertama menjadi
19 siswa atau 59,37% sudah mampu menunjukan sikap yang
diinginkan yaitu kerja keras, kerjasama dan disiplin. Dan pada
pertemuan kedua 22 siswa atau 68,75%.
c. Partisipasi Siswa Dalam Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
(Psikomotor) Setelah Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan
Bermain.
Partisipasi Siswa Dalam Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
(Psikomotor) terdiri siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran;
keberanian mengemukakan permasalahan; berpartisipasi (ikut serta)
dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar; motivasi
siswa dalam pembelajaran, kemandirian belajar siswa.
Kondisi partisipasi siswa latihan dasar kebugaran jasmani
siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
setelah diberikan siklus I melalui pendekatan bermain disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.9. Partisipasi Siswa Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor)
Setelah Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain
(Pertama)
No Aspek
Kondisi Awal
Kriteria Prosenta
se
Jumlah
Anak
1 Partisipasi Siswa dalam Latihan
Dasar Kebugaran Jasmani
65,62% 21 Tuntas
34,38% 11 Belum Tuntas
Tabel 4.10. Partisipasi Siswa Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor)
Setelah Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain (Kedua)
No Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
1 Partisipasi Siswa dalam Latihan
Dasar Kebugaran Jasmani
71,87% 23 Tuntas
28,12% 9 BT
Berdasarkan tabel diatas, partisipasi siswa dalam
pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD
Negeri Delingan II Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami
peningkatan dari kondisi awal hanya 9 siswa(28,12%), di siklus I pada
pertemuan pertama menjadi 21 siswa atau 65,62% sudah mampu
menunjukan sikap yang diinginkan yaitu siswa memperhatikan
kegiatan pembelajaran; keberanian mengemukakan permasalahan;
berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan
kelanjutan belajar; motivasi siswa dalam pembelajaran; Kemandirian
belajar. Dan pada pertemuan kedua 23 siswa atau 71,87%.
d. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Latihan Dasar Kebugaran
Jasmani Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Pendekatan
Bermain.
Hasil belajar latihan dasar kebugaran jasmani merupakan
gabungan dari ranah afektif, koqnitif dan ranah psikomotor. Kondisi
hasil belajar siswa dalam pembelajaran latihan dasar kebugaran
jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun Pelajaran 2011 /
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2012 setelah diberikan siklus I dengan pendekatan bermain disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain (Pertemuan
Pertama)
Penilaian Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Hasil Belajar Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
62,5% 20 Tuntas
37,5% 12 Belum Tuntas
Tabel 4.12. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus I Dengan Pendekatan Bermain
(Pertemuan Kedua)
Penilaian Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Hasil Belajar Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
65,62% 21 Tuntas
34,38% 11 Belum T
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibanding pada kondisi
awal, yang semula pada kondisi awal hanya 31,25% atau 9 siswa yang
tuntas, pada akhir siklus I meningkat menjadi 65,62% atau 21 siswa yang
tuntas. Melihat prosentase capaian maka target capaian 78% pada akhir
siklus I belum tercapai. Dengan demikian peneliti dan kolaborator
sepakat untuk menyusun perencanaan untuk siklus selanjutnya. Maka
disusun sebuah tindakan untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal, mengingat target capaian sebesar 78% belum tercapai.
3) Tahap Evaluasi (Refleksi) Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I, peneliti dan
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I menunjukan
peningkatan akan tetapi belum menunjukan hasil yang maksimal.
c. Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan
selama pelaksanaan Tindakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
1) Untuk menambah pemahaman siswa terhadap latihan dasar kebugaran
jasmani maka guru memberikan kopian materi latihan dasar
kebugaran jasmani.
2) Siswa yang mencoba berulang-ulang tanpa memperhatikan antrian
diberi perhatian lebih.
3) Untuk lebih efektif dalam tugas ajarnya, peneliti tidak henti-hentinya
memperingatkan agar siswa dapat melakukan tugas ajarnya dengan
benar.
4) Peneliti dan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat
melakukan permainan dengan baik dan benar serta sangat berpengaruh
pada kelompok.
5) Untuk memudahkan proses observasi peneliti dan kolaborator dibantu
oleh rekan yang lain.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran di siklus II masih menggunakan
pendekatan bermain. Materi yang dipelajari adalah tentang Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali tatap
muka. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II menggunakan
instrumen penelitian yang sama dengan instrumen penelitian yang
digunakan pada siklus I.
Berdasarkan hasil Refleksi pelaksanaan pada siklus I telah
diketahui bahwa ada peningkatan partisipasi siswa kelas V SD Negeri
Delingan 2 namun belum maksimal. Dengan berpedoman pada analisis dan
hasil Refleksi pada siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini
meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pendekatan bermain untuk pembelajaran
latihan dasar kebugaran jasmani.
b. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu Pembelajaran.
c. Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16
Februari 2012. Materi pada pelaksanaan tindakan II sama seperti pada
tindakan I yaitu latihan kelincahan dalam latihan dasar kebugaran
jasmani hanya bentuk permainannya yang berbeda. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo’a
dilanjutkan presensi. Selanjutnya menjelaskan kegiatan belajar mengajar
mengenai latihan kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani
melalui permainan. Selesai menjelaskan siswa dipimpin pemanasan statis
prioritas pada kaki. Sama seperti pada pertemuan sebelumnya antusias
siswa sangat baik hal tersebut dibuktikan dengan ketidaksabaran siswa
untuk segera mencoba pembelajaran sesuai yang dijelaskan.
Memasuki materi siswa melaksanakan tugas ajar latihan
kelincahan. Adapun bentuk permaianannya adalah sebagai berikut :
a) Latihan kelincahan dengan melompat-lompat sambil berjalan dengan
melakukan permainan berlomba lompat tali
Guru membagi 2 syaf yang berhadap-hadapan, kemudian membentuk
lingkaran dengan jalan bergandengan tangan. Anak yang berdiri
paling belakang pada setiap syafnya ditunjuk sebagai pelompat tali
yang pertama. Tugas siswa adalah lompat-lompat dengan talinya
mengelilingi lingkaran, bila telah sampai ketempat semula tali
diserahkan kepada teman regunya yang berdiri paling dekat denganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pemenangnya adalah regu yang paling cepat menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
b) Latihan kelincahan dengan berlari mengubah arah dan kecepatan
dengan isyarat melalui permainan pulang kerumah dengan cepat
Guru membagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok ditentukan di
sudut yang mana menjadi rumahnya, tugas anak-anak lari-lari keliling
ditengah lapangan, bila ada peluit dari guru, anak-anak harus segera
kembali menuju rumahnya yang sudah ditentukan. Setelah tiba
dirumah mereka bertugas untuk membentuk lingkaran. Pemenangnya
adalah kelompok yang paling cepat membentuk lingkaran.
c) Latihan kelincahan dengan berlari berkelok-kelok dengan melakukan
permainan lari zig-zag melewati bendera
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, tugas siswa adalah
berlari zig-zag melewati bendera kemudian ambil bola, setelah
kembali ke tempat semula, diteruskan pelari kedua dan seterusnya.
Kelompok yang paling cepat adalah pemenangnya.
d) Latihan kelincahan dengan berlari bolak balik dengan memindahkan
benda dengan jarak tertentu melalui permainan lari bolak balik dengan
memindahkan bola
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, masing-masing
kelompok berdiri di belakang garis start, di depan garis star dibuatkan
masing-masing sebuah lingkaran yang disebut lingkaran A, dari
lingkaran A ke depan kurang lebih 15 meter dibuat lingkaran B. Tugas
siswa adalah memindahkan bola dari lingkaran B ke lingkaran A satu
persatu sebanyak 3 bola. Pemenangnya kelompok yang paling cepat
menyelesaikan tugasnya.
Selesai melakukan semua permainan siswa dikumpulkan untuk
pendinginan dan evaluasi pembelajaran yang sudah dilaksanakan dalam
posisi duduk dan kedua kaki diluruskan. Selesai evaluasi dilanjutkan
berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Maret 2012.
Materi pada pelaksanaan tindakan II sama seperti pada tindakan I yaitu
materi latihan dasar kebugaran jasmani tetapi dengan bentuk permainan
yang berbeda. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo’a
dilanjutkan presensi. Selanjutnya menjelaskan kegiatan belajar mengajar
mengenai latihan kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani,
kemudian siswa dipimpin melakukan pemanasan. Sama seperti pada
pertemuan sebelumnya antusias siswa sangat baik hal tersebut dibuktikan
dengan ketidaksabaran siswa untuk segera mencoba pembelajaran sesuai
yang dijelaskan.
Memasuki materi siswa melaksanakan tugas ajar materi latihan
kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani. Adapun variasi
pembelajaranya adalah sebagai berikut :
a) Latihan kelincahan dengan melompat-lompat berputar dengan
melakukan permainan (Permainan 1)
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, tugas siswa adalah
melompat-lompat berputar dengan enam sisi melewati tali dengan
ketinggian bervariasi. Siswa satu persatu melakukan, kelompok yang
paling cepat adalah pemenangnya.
b) Latihan kelincahan dengan berlari mengubah arah dan kecepatan
melalui permainan (Permainan 2)
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, siswa melakukan satu
persatu dengan cara lari berbagai variasi seperti petunjuk pada
gambar. Setiap siswa diberi jatah satu bola, kelompok yang paling
cepat adalah pemenangnya.
c) Latihan kelincahan dengan berlari berkelok-kelok dengan melakukan
permainan lari zig-zag melewati bendera
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, tugas siswa adalah
berlari zig-zag melewati bendera dengan arah lari seperti pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
gambar. Setelah kembali ke tempat semula, diteruskan pelari kedua
dan seterusnya. Pemenangnya adalah krlompok yang paling cepat
menyelesaikan tugas
d) Latihan kelincahan dengan berlari bolak balik dengan memindahkan
benda dengan jarak tertentu melalui permainan lari bolak balik dengan
memindahkan bola
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, guru memberi contoh
cara melakukannya. Siswa melakukan apa yang di demonstrasikan
guru seperti pada gambar. Kelompok yang paling cepat adalah
pemenangnya.
Selesai melakukan beberapa bentuk permainan latihan
kelincahan dalam latihan dasar kebugaran jasmani siswa dikumpulkan
untuk pendinginan dan evaluasi pembelajaran yang sudah dilaksanakan
dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan. Selesai evaluasi
dilanjutkan berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
c. Pengamatan Tindakan
1) Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan
Tidakan II terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun
kelebihan dari pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
a) Siswa merasa tertarik dengan model pendekatan bermain, hal tersebut
dapat dillihat dari antusias siswa dalam melihat materi yang dikemas
dalam bentuk permaianan dan sikap semangat siswa saat pembelajaran
berlangsung.
b) Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
dijelaskan guru, sehingga siswa mudah memahami tugas ajar yang
diinginkan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
c) Siswa semakin bersemangat setelah mendengarkan penjelasan dari
guru dan merasa tidak sabar untuk melaksanakan tugas ajar.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat
kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II yaitu
masih ada beberapa siswa yang kurang berpartisipasi aktif khususnya
siswa yang cenderung nakal.
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan tindakan II maka peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data yang
diambil terdiri dari pengamatan; (1) Aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung (2) Pemahaman konsep siswa terhadap latihan dasar
kebugaran jasmani dan (3) Partisipasi latihan dasar kebugaran jasmani.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan II setelah
diberi tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
a. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani Setelah Mendapatkan Tindakan Pendekatan
Bermain.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap kerja keras,
kerjasama dan disiplin. Kondisi aktivitas siswa dalam pembelajaran
latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan 2
Tahun Pelajaran 2011 / 2012 setelah diberikan tindakan II melalui
pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus II Dengan Pendekatan Bermain (Pertemuan
Pertama)
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan 71,87% 23 Tuntas
28,13% 9 Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4.14. Aktivitas siswa (Afektif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus II Dengan Pendekatan Bermain (pertemuan
Kedua)
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan 81,25% 26 Tuntas
18,75% 6 BT
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran
latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II
Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu di
pertemuan pertama 23 siswa atau 71,87% sudah mampu menunjukan
sikap yang diinginkan yaitu kerja keras, kerjasama dan disiplin.
Sedangkan dalam pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi
26 siswa atau 81,75%. Melihat prosentase ketuntasan maka pada
siklus II sudah mencapai target capaian 78%.
b. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Pendekatan Bermain.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi latihan dasar
kebugaran jasmani. Kondisi pemahaman konsep latihan dasar
kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun
Pelajaran 2011 / 2012 setelah diberikan tindakan II melalui
pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
Setelah Mendapatkan Siklus II Melalui Pendekatan Bermain
(Pertemuan Pertama)
Aspek Kondisi Akhir Siklus II
Prosentase Jumlah anak Kriteria
Pemahaman Materi 78,12% 25 Tuntas
21,88% 7 Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.16. Pemahaman Konsep (Kognitif) Latihan Dasar Kebugaran
Jasmani Setelah Mendapatkan Siklus II Melalui Pendekatan
Bermain (Pertemuan Kedua)
Aspek Kondisi Akhir Siklus II
Prosentase Jumlah anak Kriteria
Pemahaman Materi 78,12% 25 Tuntas
21,88% 7 BT
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran
latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan II
Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan setelah diberi
tindakan II dibanding kondisi siklus I yaitu sejumlah 25 siswa atau
78,12% sudah mampu memahami atau berkategori tuntas sedangkan
sisanya 7 siswa atau 21,88% masih belum mampu memahami konsep
latihan dasar kebugaran jasmani. Melihat prosentase ketuntasan maka
pada tindakan II sudah mencapai target capaian 78%.
c. Partisipasi Siswa Dalam Latihan Dasar Kebugaran Jasmani
(Psikomotor) Setelah Mendapatkan Siklus II Dengan Pendekatan
Bermain.
Kondisi partisipasi latihan dasar kebugaran jasmani siswa
kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 setelah
diberikan tindakan II melalui pendekatan jasmani disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.17. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor) Setelah
Mendapatkan Siklus II Melalui Pendekatan Bermain Pertemuan
Pertama)
No Aspek
Kondisi Awal
Kriteria Prosentase
Jumlah
Anak
1 Partisipasi Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
75% 24 Tuntas
25% 8 Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.18. Partisipasi Latihan Dasar Kebugaran Jasmani (Psikomotor) Setelah
Mendapatkan Siklus II Melalui Pendekatan Bermain (Pertemuan
Kedua)
No Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
1 Partisipasi Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
84,37% 27 Tuntas
15,63% 5 BT
Berdasarkan tabel diatas, partisipasi siswa dalam
pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD
Negeri Delingan II Tahun Pelajaran 2011/2012 pada akhir siklus II
mengalami peningkatan dibanding kondisi akhir siklus I. Pada
pertemuan pertama sejumlah 24 siswa atau 75% sudah kategori tuntas
sedangkan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 27 siswa atau
84,37%. Melihat prosentase ketuntasan maka pada siklus II sudah
mencapai target capaian sebesar 78%.
d. Hasil Belajar Siswa (Psikomotor, Koqnitif dan Afektif) Dalam
Pembelajaran Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah Mendapatkan
Tindakan II Dengan Pendekatan Bermain.
Hasil belajar latihan dasar kebugaran jasmani merupakan
gabungan dari ranah afektif, koqnitif dan psikomotor. Kondisi hasil
belajar siswa dalam pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani
siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
setelah diberikan siklus II pendekatan bermain disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.19. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus II Dengan Pendekatan Bermain (Pertemuan
Pertama)
Penilaian Kondisi Awal
Prosentase Jumlah anak Kriteria
Hasil Belajar Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
84,37% 27 Tuntas
15,63% 5 Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.20. Hasil Belajar Latihan Dasar Kebugaran Jasmani Setelah
Mendapatkan Siklus II Dengan Pendekatan Bermain (Pertemuan
Kedua)
Penilaian Kondisi Awal
Prosentase Jumlah anak Kriteria
Hasil Belajar Latihan Dasar
Kebugaran Jasmani
87,5% 28 Tuntas
12,5% 4 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas pada siklus II setelah diberikan
tindakan maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
meningkat dibanding hasil belajar siklus I. Setelah diberi siklus II
yang semula hanya 71,87% atau 23 siswa yang tuntas meningkat
menjadi 87,5% atau 28 siswa pada akhir siklus II. Melihat prosentase
capaian pada akhir siklus II sebesar 87,5% maka target capaian 78%
pada akhir siklus II sudah tercapai.
3) Tahap Evaluasi (Refleksi) Tindakan II
Hasil analisis data dan diskusi peneliti dengan kolaborator
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
bermain pada siklus II, telah menunjukan perubahan yang signifikan.
Dari analisis diketahui bahwa tingkat ketuntasan siswa dalam partisipasi
siswa latihan dasar kebugaran jasmani menunjukan 84,37% atau 27
siswa telah tuntas sedangkan 15,63% atau 5 siswa belum tuntas. Hal ini
juga sebanding dengan hasil belajar siswa yaitu 87,5% atau 28 siswa
telah tuntas sisanya 12,5% atau 4 siswa belum tuntas. Hasil ini
menunjukan bahwa pada siklus II tersebut sudah diatas indikator
ketercapaian.
Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai metode
pembelajaran menggunakan pendekatan bermain sangat menarik
perhatian siswa. Proses pembelajaran yang terdiri dari berbagai tahap ini
menarik dan dapat meminimalisir sikap siswa yang pasif dan mengurangi
kebosanan siswa dalam belajar. Upaya untuk membuat siswa lebih
berpartisipasi dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sertakan siswa dalam persiapan, proses, dan kelanjutan belajar supaya
lebih terfokus dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Lebih lanjut
guru menuturkan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan
bermain, siswa dituntut aktif bekerja sama dan lebih berpartisipaasi
dalam kerja kelompoknya pada saat permainan. Penerapan pembelajaran
menggunakan pendekatan bermain dapat mengaktifkan belajar siswa baik
aktif fisik saat permainan maupun berpartisipasi yang meliputi kegiatan
peningkatan perhatian siswa, untuk mengemukakan pendapat,
keikutsertaan dalam proses pembelajaran, usaha dan motivasi serta
kemandirian siswa lebih meningkat. Keterangan mengenai hasil
wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran
Atas dasar ketuntasan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh
pada data observasi maka pembelajaran menggunakan pendekatan
bermain yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga
tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
1. Hasil Observasi Afektif Siswa
Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang dihasilkan melalui lembar observasi. Hasil observasi
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran senantiasa mengalami
peningkatan. Sebelum menggunakan pendekatan bermain aktivitas siswa
rendah, kemudian setelah diterapkannya pendekatan bermain pada akhir siklus
I aktivitas siswa naik menjadi sebesar 68,75%. Pada akhir siklus II aktivitas
siswa naik lagi sebesar 12,5% menjadi 81,25%. Pada siklus I siswa mulai
merubah sistem pembelajaran mereka yang semula berpusat pada guru menjadi
pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya berpusat pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Ket. 1 = Pertemuan Pertama
2 = Pertemuan Kedua
90 81,25
80 71,88
70 62,5 68,75
60
50
40
30
20
10
0
1 2 1 2
Siklus I Siklus II
Gambar 4.1. Peningkatan Nilai Rata-rata Afektif Siswa
2. Hasil Observasi Kognitif Siswa
Observasi dilakukan terhadap kognitif siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang dihasilkan melalui lembar observasi yang berisi beberapa
pertanyaan. Hasil observasi menunjukkan bahwa kognitif siswa dalam
pembelajaran senantiasa mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan
pendekatan bermain aktivitas siswa rendah, kemudian setelah diterapkannya
pendekatan bermain pada akhir siklus I kognitif siswa naik menjadi sebesar
68,75%. Pada akhir siklus II kognitif siswa naik lagi sebesar 9,37% menjadi
78,12%. Sebelum siklus I siswa diberikan copian tentang materi latihan dasar
kebugaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Ket. 1 = Pertemuan Pertama
2 = Pertemuan Kedua
90 78,12 78,12
80 68,75
70 59,37
60
50
40
30
20
10
0
1 2 1 2
Siklus I Siklus II
Gambar 4.2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kognitif Siswa
3. Observasi Partispasi Siswa
Observasi dilakukan terhadap partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang dihasilkan melalui lembar observasi. Hasil observasi
menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran senantiasa
mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan pendekatan bermain
partisipasi siswa rendah, kemudian setelah diterapkannya pendekatan bermain
pada akhir siklus I partisipasi siswa naik menjadi sebesar 71,87%. Pada akhir
siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 12,5% menjadi 84,37%. Pada siklus
I siswa mulai merubah sistem pembelajaran mereka yang semula berpusat pada
guru menjadi pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya berpusat pada
siswa. Siswa juga lebih antusias dalam setiap mengikuti kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Ket. 1 = Pertemuan Pertama
2 = Pertemuan Kedua
84,37
90
80 71,87 75
70 65,62
60
50
40
30
20
10
0
1 2 1 2
Siklus I Siklus II
Gambar.4.3. Peningkatan Nilai Rata-rata Partisipasi Siswa
4. Observasi Hasil Belajar Siswa
Observasi dilakukan terhadap hasil belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang dihasilkan melalui lembar observasi yang menjumlahkan
nilai dari afektif, kognitif dan psikomotor. Hasil observasi menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa dalam pembelajaran senantiasa mengalami peningkatan.
Sebelum menggunakan pendekatan bermain hasil belajar siswa rendah,
kemudian setelah diterapkannya pendekatan bermain pada akhir siklus I hasil
belajar naik menjadi sebesar 75%. Pada akhir siklus II partisipasi siswa naik
lagi sebesar 9,37% menjadi 84,37%..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Ket. 1 = Pertemuan Pertama
2 = Pertemuan Kedua
87,5
90 84,37
80 75
70 62,5
60
50
40
30
20
10
0
1 2 1 2
Siklus I Siklus II
Gambar 4.4. Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V
SD Negeri Delingan 2 tahun pelajaran 2011/2012, analisis data yang telah
dilakukan, dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka
diperoleh simpulan bahwa:
Penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam latihan dasar kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Delingan 2 tahun
pelajaran 2011/2012. Dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan
hasil belajar siswa meningkat dan partisipasi siswa meningkat dari 28,12% pada
kondisi awal menjadi 75% pada siklus I dan meningkat 87,5% pada akhir siklus
II.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain
dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan.
Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi, mengelola kelas, serta menggunakan metode yang tepat
dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari faktor siswa yaitu minat dan motivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Faktor-faktor tersebut saling
mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar
semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran yang berlangsung. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik
dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas serta didukung oleh metode dan
sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru dapat dengan mudah menyampaikan
materi dengan baik. Materi tersebut dapat dengan mudah diterima oleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
pendekatan bermain dalam pembelajaran latihan dasar kebugaran jasmani dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai
suatu pertimbangan bagi guru penjasorkes yang ingin menerapkan pendekatan
bermain di dalam pembelajaran. Bagi guru penjasorkes, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
penjasorkes khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar latihan
dasar kebugaran jasmani, serta sebagai referensi dalam melaksanakan
pembelajaran yang menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus
persepsi siswa mengenai pembelajaran penjasorkes yang pada awalnya
membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan pendekatan bermain
untuk peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran latihan dasar kebugaran
jasmani, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses
pembelajaran penjasorkes. Pembelajaran penjasorkes yang pada awalnya
dianggap membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa. Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan
deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat
diatasi pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan,
kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Dari hasil refleksi
dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas dan hasil belajar siswa.
C. Saran
1. Bagi Guru Penjasorkes SD Negeri Delingan 2 Karanganyar
a) Dalam proses pembelajaran guru seharusnya memperhatikan kondisi
dan respon dari siswa, serta menggunakan metode mengajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
bervariasi. Dengan demikian akan meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
b) Hendaknya pembelajaran dengan penerapan pendekatan bermain dapat
dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran latihan dasar
kebugaran jasmani di sekolah tersebut.
c) Bagi guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan
pendekatan bermain hendaknya mencoba teknik tersebut dalam
pembelajaran penjasorkes sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk
meningkatkan hasil belajar anak didiknya
.
2. Bagi Siswa SD Negeri Delingan 2 Karanganyar
a) Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan metode
pembelajaran apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan
kesadaran sendiri untuk mengikuti arahan yang diberikan guru.
b) Siswa perlu meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan
berbagai metode belajarnya yang sekaligus bisa menjadi sarana
memperluas pengetahuan dan wawasannya. Belajar secara mandiri,
mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih mempraktikkan
teknik dan gerakan yang ada dalam materi pelajaran penjasorkes.