i
PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 4.O DOMAIN PO DAN AI
(Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer
Disusun Oleh :
MIRZA HASAN SIRAJI
206093004123
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011 M / 1433 H
ii
PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 4.O DOMAIN PO DAN AI
(Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh
MIRZA HASAN SIRAJI
206093004123
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011 M / 1433 H
iii
PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 4.O DOMAIN PO DAN AI
(Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
MIRZA HASAN SIRAJI
206093004123
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Nur Aeni Hidayah, MMSI Zainuddin Bey Fananie, M.Sc
NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui
Ketua Program Studi Sistem Informasi
Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19750818 200501 2 008
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi Pada
Aplikasi CSBO Dengan Menggunakan Framework Cobit 4.0 Domain PO Dan AI
studi kasus PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat” yang
ditulis oleh Mirza Hasan Siraji, NIM 206093004123 telah diuji dan dinyatakan
LULUS dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Nopember 2011. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata
Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Suci Ratnawati, MTI Elsy Rahajeng, MTI
Pembimbing I Pembimbing II
Nur Aeni Hidayah, MMSI Zainuddin Bey Fananie, M.Sc
NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19680117 200112 1001 NIP. 19750818 200501 2 008
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Nopember 2011
Mirza Hasan Siraji
206093004123
vi
ABSTRAK
MIRZA HASAN SIRAJI (206093004123), Penilaian Tata Kelola Teknologi
Informasi Pada Plikasi CSBO Dengan Menggunakan Framework COBIT 4.0
Domain PO dan AI (Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Wakalumi, Ciputat). (Di bawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH, MMSI dan
ZAINUDDIN BEY FANANIE, M.Sc.
Teknologi informasi yang sejak lama diangap sebagai pendorong dan pendukung
strategi perusahaan, saat ini dianggap sebagai bagian terintegrasi dari strategi
bisnis. Keberadaan tata kelola teknologi informasi membantu pemenuhan
kebutuhan akan informasi yang dapat diandalkan dan terjamin. Sehingga
perusahaan dapat memaksimalkan manfaat, mengkapitalisasi peluang dan
mendapatkan keuntungan kompetitif. Tidak adanya cara untuk mengetahui sampai
dimana pengelolaan teknologi informasi (aplikasi CSBO) apakah sudah sesuai
dengan visi perusahaan agar menjadi bank pembiayaan syariah terbaik dan misi
perusahaan agar memiliki sistem dan tata kerja yang unggul, sehingga kita tidak
dapat mengetahui apakah teknologi informasi yang sekarang sudah memenuhi
atau menunjang strategi bisnis perusahaan. Untuk mengetahui sampai dimana
pengelolaan teknologi informasi maka peneliti melakukan penilaian terhadap
teknologi informasi yang ada di PT. BPR Syariah Wakalumi dengan
menggunakan framework COBIT versi 4.0 fokus pada Domain Planning and
Organization (PO) dan Acquisition and Implementation (AI). Framework COBIT
terdiri dari empat domain proses yang saling terkait, yaitu : Plan and Organize
(PO) 10 proses TI, Acquire and Implement (AI) 7 proses TI, Deliver and Support
(DS) 13 proses TI serta Monitor and Evaluate (ME) 4 proses TI. Hasil dari
penilaian tata kelola ini adalah adanya gap antara posisi as-is dan to-be , gap
tersebut nantinya akan dianalisa untuk mencari peluang perbaikannya.
Kata kunci : Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT, Domain
Planning and Organization (PO), Domain Acquisition and Implementation (AI).
v Bab + xviii Halaman + 223 Halaman 11 Daftar Pustaka + 8 Gambar + 106
Tabel + 3 Lampiran
Pustaka Acuan : 11 Buku (2000-2011).
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidahyah-
Nya, Tidak lupa, Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem
Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi
ini adalah “Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Aplikasi CSBO
Dengan Menggunakan Framework Cobit 4.0 Domain PO dan AI Studi Kasus
PT. Bank Syariah Wakalumi, Ciputat”.
Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
dan sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu membimbing dan membantu
dalam menyelesaikan penulisan ini.
3. Bapak Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.
4. Seluruh Dosen dan staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
viii
5. Orang Tua Tercinta dan keluarga, yang telah memberikan semangat, kasih
sayang, perhatian dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Dian Ramadhani yang selalu setia setiap saat menemani dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
7. Teman-teman Sistem Informasi dan Teknik Informatika angkatan 2006 yang
sudah membantu dalam mendiskusikan penulisan ini.
Penulis menyampaikan terima kasih banyak dan juga permohonan maaf
kepada semua pihak, apabila selama ini terdapat hal yang kurang berkenan.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Amien Ya Robbal Alamien.
Jakarta, Nopember 2011
Mirza Hasan Siraji
206093004123
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................ ..iii
Halaman Pengesahan Ujian.................................................................................... iv
Halaman Pernyataan................................................................................................. v
Abstrak ................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Daftar Isi................................................................................................................. ix
Daftar Gambar ...................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1.6 Metodologi Penelitian ..................................................................................... 7
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 7
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 7
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................... 8
x
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi .................................................... 9
2.1.1 Penilaian ................................................................................................ 9
2.1.2 Tata ........................................................................................................ 9
2.1.3 Kelola .................................................................................................... 9
2.1.4 Teknologi Informasi ............................................................................ 10
2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi ........................................................ 10
2.2 Langkah-Langkah Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi ............. 12
2.2.1 Fase Pertama Mengidentifikasi Kebutuhan ......................................... 12
2.2.2 Fase Kedua Solusi Diahrapkan (Memperkirakan Solusi) ................... 12
2.2.3 Fase Ketiga Merencakan Solusi .......................................................... 12
2.2.4 Fase Keempat Implementasi Solusi ..................................................... 13
2.2.5 Fase Kelima Operasional Solusi .......................................................... 13
2.3 Kerangka Kerja Tata Kelola Teknologi Informasi........................................ 13
2.4 Cobit .............................................................................................................. 14
2.5 Kerangka Kerja Cobit ................................................................................... 15
2.5.1 Fokus Pada Bisnis ............................................................................... 15
2.5.2 Orientasi Pada Proses .......................................................................... 17
2.5.3 Berbasis Kontrol .................................................................................. 18
2.6 Model Kematangan Untuk Penyelarasan Strategis ....................................... 19
2.7 ITIL ................................................................................................................ 20
2.8 ISO 17799 ..................................................................................................... 21
2.9 Analisa Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799.......................................... 22
2.10 Aplikasi CSBO ............................................................................................ 23
xi
2.11 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 23
2.11.1 Studi Lapangan................................................................................ 23
a Observasi ................................................................................... 23
b Wawancara ................................................................................ 23
c Kuisioner .................................................................................... 24
2.11.2 Studi Pustaka .................................................................................. 24
2.11.3 Studi Literatur Sejenis ................................................................... 24
2.12 Metode Analisa Data .................................................................................... 25
2.13 Studi Literatur Sejenis ................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 32
3.1.1 Studi Lapangan .................................................................................... 32
a. Observasi ....................................................................................... 32
b. Wawancara ..................................................................................... 33
c. Kuisioner ......................................................................................... 34
3.1.2 Studi Pustaka ...................................................................................... 36
3.1.3 Studi Literatur Sejenis ......................................................................... 36
3.2 Metode Analisa Data Cobit Versi 4.0 ........................................................... 36
3.2.1 Solusi Diharapkan (Memperkirakan Solusi) ....................................... 38
3.2.2 Merencanakan Solusi ........................................................................... 38
3.3 Kerangka Berfikir Penelitian......................................................................... 39
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. BPRS Wakalumi ....................................................... 40
4.1.1 Sejarah ................................................................................................ 40
4.1.2 Visi, Misi dan Motto .......................................................................... 41
4.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 42
4.2 Fase Memperkirakan Solusi .......................................................................... 42
4.2.1 Menentukan Nilai Maturity Level Untuk Setiap CO ......................... 42
a. Konversi Kuisioner Dengan Skala Guttman .................................. 43
b. Perhitungan Normalisasi ................................................................ 54
c. Perhitungan Maturity Level .......................................................... 107
4.2.2 Menentukan Uji Hipotesis ................................................................. 111
4.2.3 Menganalisa Kesenjangan Gap ......................................................... 113
4.3 Fase Merencanakan Solusi ......................................................................... 115
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 119
5.2 Saran ............................................................................................................ 121
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 123
LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................. 125
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Langkah-Langkah Tata Kelola Teknologi Informasi ..................................... 11
2.2 Kerangka Kerja Cobit Versi 4.0 ..................................................................... 16
2.3 Model Kematangan Berdasarkan Cobit ......................................................... 19
2.4 Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799 ........................................................ 22
3.1 Langkah-Langkah Tata Kelola Teknologi Informasi .................................... 37
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................................... 39
4.1 Struktur Organisasi PT.BPRS Wakalumi ...................................................... 41
4.2 Grafik Diagram Laba-Laba PO ................................................................... 114
4.3 Grafik Diagram Laba-Laba AI .................................................................... 114
xiv
xv
DAFTAR TABEL
2.1 Proses TI Domain PO Berdasarkan Cobit ..................................................... 15
3.1 Daftar Responden Kuisioner ......................................................................... 35
3.2 Daftar Pertanyaan Pada Control Objective Domain PO ............................... 35
3.3 Daftar Pertanyaan Pada Control Objective Domain AI ................................ 35
4.1 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO1 ............................................ 43
4.2 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO2 ............................................ 43
4.3 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO3 ............................................ 43
4.4 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO4 ............................................ 45
4.5 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO5 ............................................ 45
4.6 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO6 ............................................ 46
4.7 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO7 ............................................ 46
4.8 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO8 ............................................ 47
4.9 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO9 ............................................ 48
4.10 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO10 .......................................... 48
4.11 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI1 ............................................. 49
4.12 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI2 ............................................. 50
4.13 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI3 ............................................. 50
4.14 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI4 ............................................. 51
4.15 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI5 ............................................. 52
4.16 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI6 ............................................. 52
4.17 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI7 ............................................ 53
4.18 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO1 ..................... 54
xvi
4.19 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO2 ..................... 55
4.20 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO3 ..................... 55
4.21 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO4 ..................... 56
4.22 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO5 ..................... 57
4.23 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO6 ..................... 58
4.24 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO7 ..................... 59
4.25 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO8 ..................... 59
4.26 Perhitungan Normalisasi *Level Responden 1 Domain PO9 ...................... 60
4.27 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO10 ................... 61
4.28 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI1 ...................... 62
4.29 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI2 ...................... 63
4.30 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI3 ...................... 64
4.31 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI4 ...................... 64
4.32 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI5 ...................... 65
4.33 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI6 ...................... 66
4.34 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI7 ...................... 67
4.35 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO1 ..................... 68
4.36 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO2 ..................... 68
4.37 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO3 ..................... 69
4.38 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO4 ..................... 70
4.39 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO5 ..................... 70
4.40 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO6 ..................... 71
4.41 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO7 ..................... 72
xvii
4.42 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO8 ..................... 72
4.43 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO9 ..................... 73
4.44 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO10 ................... 74
4.45 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI1 ...................... 74
4.46 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI2 ...................... 75
4.47 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI3 ...................... 76
4.48 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI4 ...................... 76
4.49 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI5 ...................... 77
4.50 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI6 ...................... 78
4.51 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI7 ...................... 78
4.52 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO1 ..................... 79
4.53 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO2 ..................... 80
4.54 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO3 ..................... 80
4.55 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO4 ..................... 81
4.56 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO5 ..................... 82
4.57 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO6 ..................... 83
4.58 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO7 ..................... 84
4.59 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO8 ..................... 84
4.60 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO9 ..................... 85
4.61 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO10 ................... 86
4.62 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI1 ...................... 87
4.63 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI2 ...................... 88
4.64 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI3 ...................... 89
xviii
4.65 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI4 ...................... 89
4.66 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI5 ...................... 90
4.67 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI6 ...................... 91
4.68 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI7 ...................... 92
4.69 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO1 ..................... 93
4.70 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO2 ..................... 94
4.71 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO3 ..................... 95
4.72 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO4 ..................... 96
4.73 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO5 ..................... 96
4.74 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO6 ..................... 97
4.75 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO7 ..................... 98
4.76 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO8 ..................... 99
4.77 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO9 ..................... 99
4.78 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO10 ................. 100
4.79 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI1 .................... 101
4.80 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI2 .................... 102
4.81 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI3 .................... 103
4.82 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI4 .................... 103
4.83 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI5 .................... 105
4.84 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI6 .................... 106
4.85 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI7 .................... 106
4.86 Tabel Maturity Level Domain PO1 ........................................................... 107
4.87 Tabel Maturity Level Domain PO2 ........................................................... 108
xix
4.88 Tabel Maturity Level Domain PO3 ........................................................... 108
4.89 Tabel Maturity Level Domain PO4 ........................................................... 108
4.90 Tabel Maturity Level Domain PO5 ........................................................... 108
4.91 Tabel Maturity Level Domain PO6 ........................................................... 108
4.92 Tabel Maturity Level Domain PO7 ........................................................... 109
4.93 Tabel Maturity Level Domain PO8 ........................................................... 109
4.94 Tabel Maturity Level Domain PO9 ........................................................... 109
4.95 Tabel Maturity Level Domain PO10 ......................................................... 109
4.96 Tabel Maturity Level Domain AI1 ............................................................ 110
4.97 Tabel Maturity Level Domain AI2 ............................................................ 110
4.98 Tabel Maturity Level Domain AI3 ............................................................ 110
4.99 Tabel Maturity Level Domain AI4 ............................................................ 110
4.100 Tabel Maturity Level Domain AI5 ........................................................... 111
4.101 Tabel Maturity Level Domain AI6 ........................................................... 111
4.102 Tabel Maturity Level Domain AI7 ........................................................... 111
4.103 Tabel Hasil Uji Hipotesis PO .................................................................... 112
4.104 Tabel Hasil Uji Hipotesis AI ..................................................................... 112
4.105 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain PO ................................ 113
4.106 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain AI ................................. 114
4.107 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO3 ......................................... 115
4.108 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO4 ......................................... 115
4.109 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO6 ......................................... 116
4.110 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO7 ......................................... 116
4.111 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO8 ......................................... 116
xx
4.112 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO9 ......................................... 116
4.113 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI1 .......................................... 117
4.114 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI2 .......................................... 117
4.115 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI3 .......................................... 117
4.116 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI4 .......................................... 117
4.117 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI5 .......................................... 118
4.118 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI6 .......................................... 118
4.119 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI7 .......................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Penggunaan teknologi informasi mempunyai potensi menjadi penentu utama
kesuksesan ekonomi di abad ke-21. Saat ini teknologi informasi telah menjadi
sangat penting bagi keberhasilan perusahaan, memberikan kesempatan-
kesempatan untuk mendapatkan keunguulan kompetitif dan menawarkan
perlengkapan untuk meningkatkan produktifitas, dan akan memberikan lebih lagi
di masa mendatang (Surendro, 2009).
Jusuf (2009) melakukan penelitian di Universitas Nasional dengan
menggunakan metode COBIT 4.0. Penelitian ini dilakukan guna meningkatkan
kinerja TI layanan akademik online yang ada di Universitas Nasional. Titah
(2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode COBIT 4.0. Penelitian
ini bertujuan untuk membuat suatu model tata kelola IT yang nantinya di
harapkan menjadi suatu standard dalam pengelolaan data di Bank Jatim. Syaroh
(2011) melakukan penelitian dengan metode COBIT 4.0 fokus pada domain DS5
dan DS11. Penelitian ini bertujuan untuk mengantisipasi penyalahgunaan data
dan memastikan keamanan sistem pada PT. Arga Bangun Bangsa.
Lenggana (2008) melakukan penelitian di PT. KAI dengan menggunakan
Framework COBIT pada domain PO dan AI. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memastikan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien pada asset TI yang dimiliki
perusahaan sebagai penunjang utama tercapainya visi dan misi perusahaan.
2
Saraswati (2007) melakukan penelitian di Kementrian Riset dan Teknologi
menggunakan metode Framework COBIT. Penelitian ini ditujukan untuk
mewujudkan pengelolaan sumber daya TI agar dapat dimanfaatkan secara
optimal, dalam rangka mendukung terwujudnya pengelolaan pemerintahan yang
baik. Bagus satria (2008) melakukan penelitian pada PT. Bank Mandiri TBK
dengan metode COBIT 4.0. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat
kematangan proses tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan COBIT,
walaupun organisasi yang sedang diukur tidak menggunakan COBIT sebagai
standar tata kelola proses IT-nya. Fitroh (2009) menggunakan metode COBIT 4.0
fokus pada domain PO dan AI untuk melakukan penilaian tingkat kematangan
Tata Kelola TI pada Sistem Informasi Manajemen Akademik (SIM@K).
Penelitian ini mencoba memberikan usulan model Tata Kelola TI pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan mengacu kepada standar COBIT 4.0.
Hudiarto (2010) melakukan penilaian tata kelola kelola TI fokus pada
domain Deliver and Support pada PT. Carrefour Indonesia. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memperkuat faktor internal guna menutupi kelemahan yang
ditimbulkan oleh faktor eksternal. Falahah (2006) melakukan perencanaan tata
kelola TI dengan metode COBIT pada Direktorat Metorologi. Tujuan perencanaan
tata kelola ini adalah untuk menghasilkan rekomendasi tata kelola pada proses TI
yang paling penting pada instansi tersebut. Hartanto (2008) melakukan analisa
kesenjangan Tata Kelola TI untuk proses pengelolaan data menggunakan metode
COBIT pada BPK. Analisa kesenjangan dilakukan dengan cara pengumpulan data
dan infomasi dari kuisioner dan berbagai sumber.
3
Keberadaan tata kelola teknologi informasi membantu pemenuhan
kebutuhan akan informasi yang dapat diandalkan dan terjamin. Karena
keberadaan teknologi informasi yang kritis, pengelolaan teknologi informasi
seharusnya mendapatkan perhatian yang saling berkesinambungan antara
pemangku kepentingan (stakeholder) dengan operasional yang terlibat langsung
dalam eksekusi proses teknologi informasi di lapangan (Sarno, 2009).
Tata kelola teknologi informasi akan memungkinkan perusahaan
mendapatkan keuntungan penuh dari informasi yang dimilikinya, sehingga
memaksimalkan manfaat, mengkaptalisasi peluang dan mendapatkan keuntungan
kompetitif. Tata kelola teknologi informasi juga mengindentifikasi kelemahan
kontrol dan menjamin adanya implementasi perbaikan yang dapat teukur secara
efektif dan efisien (Surendro, 2009).
Penilaian teknologi informasi berfokus pada berbagai aspek berbasis
komputer dalam sistem informasi perusahaan. Penilaian ini meliputi penilaian
implementasi, operasi, dan pengendalian berbagai sumber daya komputer yang
tepat. Karena kebanyakan sistem informasi modern menggunakan teknologi
informasi, penilaian teknologi informasi biasanya merupakan komponen penting
dalam semua audit eksternal (keuangan) dan internal (Singleton, 2009).
IT Governance menawarkan berbagai solusi, inovasi dan perubahan pada
bisnis perusahaan, asal dalam penerapannya harus sesuai dengan tujuan bisnis
perusahaan untuk itu harus dikelola dengan baik. Kerangka kerja COBIT
menyediakan model proses yang umumnya ditemukan dalam aktivitas TI dalam
empat domain proses yang saling terkait, yaitu : Plan and Organize (PO), Acquire
4
and Implement (AI), Deliver and Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME).
Domain PO terdiri dari sepuluh (10) proses TI, adapun domain AI terdiri dari
tujuh (7) proses TI, diikuti dengan domain DS sebanyak tiga belas (13) proses TI
dan ME sebanyak empat (4) proses TI. Masing-masing proses TI dilengkapi
dengan objektif kontrol (Sarno, 2009)
Aplikasi CSBO adalah aplikasi yang digunakan oleh PT. BPR Syariah
WAKALUMI untuk mencatat semua transaksi perbankan perusahaan. Penerapan
aplikasi ini adalah salah satu langkah perusahaan mengintegrasikan teknologi
informasi dengan tujuan bisnis perusahaan. Untuk mencapai tujuan institusi
tersebut diperlukan suatu perencanaan dan implementasi teknologi informasi yang
selaras dengan perencanaan dan strategi bisnis organisasi yang telah didefinisikan.
Penerapan TI yang selaras dengan tujuan institusi tersebut akan tercapai apabila
didukung oleh sistem tata kelola yang baik.
Permasalahan yang ada pada PT. BPRS Wakalumi yaitu tidak ada cara
untuk mengetahui sampai dimana pengelolaan teknologi informasi (aplikasi csbo)
apakah sudah sesuai dengan visi perusahaan agar menjadi bank pembiayaan
syariah terbaik dan misi perusahaan agar memiliki sistem dan tata kerja yang
unggul. Kita tidak dapat mengetahui apakah teknologi informasi yang sekarang
sudah memenuhi atau menunjang strategi bisnis perusahaan.
Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan penilaian terhadap
teknologi informasi yang ada pada PT. BPRS Wakalumi dengan menggunakan
framework Cobit versi 4.0 fokus pada Domain Planning and Organization(PO)
dan Acquisition and Implementation (AI).
5
Oleh karena itu peneliti melakukan “Penilaian Tata Kelola Teknologi
Informasi Pada Aplikasi CSBO dengan menggunakan framework Cobit 4.0 fokus
pada domain Planning and Organization (PO) dan Acquisition and
Implementation (AI) dengan studi kasus PT. BPRS Wakalumi”.
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana cara melakukan penilaian tata kelola teknologi informasi
pada Aplikasi CSBO.
b. Bagaimana cara mengetahui pengelolaan teknologi informasi pada
aplikasi csbo apakah sudah sesuai dengan visi perusahaan agar menjadi
bank pembiayaan syariah terbaik dan misi perusahaan agar memiliki
sistem dan tata kerja yang unggul dan sudah memenuhi strategi bisnis
dari PT. BPRS Wakalumi.
c. Bagaimana mengatasi gap yang terjadi pada masing-masing proses TI
untuk solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan datang.
1.3 Batasan Masalah.
Adapun batasan-batasan masalah dalam melakukan penilaian tata kelola
teknologi informasi pada aplikasi csbo dengan COBIT 4 domain PO dan AI, yaitu
:
6
a. Penelitian ini hanya memfokuskan pada tahap solusi diharapkan yang
meliputi menentukan nilai maturity level dari setiap control objective,
menentuan uji hipotesis, menganalisa kesenjangan gap dan tahap
merencanakan solusi.
b. Framework Cobit digunakan hanya dua (2) domain saja yaitu domain
Planning and Organization (PO) dan Acquisition Implementation (AI).
1.4 Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini yaitu, sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui nilai maturity level dari masing-masing proses TI
yang ada pada domain.
b. Untuk mendukung strategi dan mencapai tujuan (visi dan misi)
perusahaan maka diperlukan tata kelola teknologi informasi.
c. Untuk mengetahui gap yang terjadi pada tiap proses TI dan memberikan
solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan datang.
1.5 Manfaat Penelitian.
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan di
atas, maka manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Dapat mengetahui tingkat maturity level dari setiap proses TI dengan
melakukan perhitungan.
b. Dapat mengetahui apakah teknologi informasi yang ada sudah
mendukung dalam mencapai tujuan perusahaan.
7
c. Dapat mengetahui gap yang terjadi pada tiap proses TI dan dapat
memberikan solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan
datang.
1.6 Metodologi Penelitian.
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan dua (2) metode yaitu metode
pengumpulan data dan metode analisa data.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data.
1. Studi lapangan yang mencakup observasi, wawancara dan
kuisioner.
2. Studi Pustaka.
3. Studi Literatur Sejenis.
1.6.2 Metode Analisa Data.
Dengan menggunakan Framework Cobit 4.0 pada Domain Planning
and Organization (PO) dan Aqcuisition and Implementation (AI) dan
melalui langkah-langkah implementasi tata kelola teknologi informasi
sebagai berikut (Surendro, 2009) :
a. Identifikasi Kebutuhan.
b. Solusi Diharapkan.
c. Merencanakan Solusi.
d. Implementasi Solusi.
8
1.7 Sistematika Penulisan.
Adapun sistematika penulisan skripsi terbagi dalam 5 (lima) BAB sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan diantaranya
pengertian tata, kelola, teknologi, informasi, tata kelola teknologi
informasi, COBIT 4.0.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi hasil dari metodologi penelitian yang digunakan
yaitu metode pengumpulan data (studi lapangan, studi pustaka,
dan studi literatur sejenis) serta metode analisa data menggunakan
COBIT 4.0, kerangka berpikir penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dari tahap-tahap implementasi tata kelola
teknologi informasi. Mulai dari identifikasi kebutuhan, solusi
diharapkan, merencanakan solusi dan implementasi solusi yang
telah dianalisa oleh peneliti.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi.
2.1.1 Penilaian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penilaian diartikan sebagai
suatu proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai. Secara formal
penilaian dapat diartikan seseorang yang berhak menetapkan kebijakan
selanjutnya terhadap karyawan yang secara individual menilai perilaku dan
prestasi kerja bawahannya. Secara informal penilaian dapat juga diartikan
seseorang atau kelompok yang melakukan penilaian tentang kualitas kerja
dan pelayanan (Tim Penyusun Pusat Bahasa Indonesia, 2005).
2.1.2 Tata.
Tata adalah aturan (biasanya digunakan dalam kata majemuk),
kaidah, aturan, dan susunan, cara menyusun, sistem. (Tim Penyusun Pusat
Bahasa Indonesia, 2005)
2.1.3 Kelola.
Kelola memliki pengertian mengelola, mengendalikan,
menyelenggarakan (pemerintahan), mengurus (perusahaan, proyek) (Tim
Penyusun Pusat Bahasa Indonesia, 2005)
10
2.1.4 Teknologi Informasi.
Teknologi Informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer
sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat. (Supriyanto,2005)
Dalam buku Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi
definisi Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan
teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah,
menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebaran informasi.
(William, 2007).
2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi.
Tata kelola teknologi informasi merupakan konsep yang berkembang
dari sektor swasta, namun dengan berkembangnya penggunaan teknologi
informasi oleh sektor publik (organisasi-organisasi pemerintahan), maka
juga diterapkan di sektor yang menuntut perbaikan pelayanan bagi
masyarakat umum. (Sarno, 2009)
Tata kelola teknologi informasi adalah tanggung jawab dewan
direksi dan manajemen eksekutif. Tata kelola teknologi informasi
merupakan bagian terintegrasi dari pengelolaaan perusahaan yang
mencakup kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang memastikan
bahwa teknologi informasi perusahaan dapat dipergunakan untuk
mempertahankan dan memperluas strategi dan tujuan organisasi (Surendro,
2009).
11
2.2 Langkah-Langkah Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi.
Impelementasi tata kelola teknologi informasi terdiri dari beberapa langkah
utama, yaitu mengidentifikasi kebutuhan, memperkirakan solusi,
mengimplementasikan solusi dan mengoperasionalkan solusi (Surendro, 2009).
Tingkatkan Kepedulian dan dapatkan
Komitmen ManajemenRencanakan ProgramDefinisikan Resiko
Definisikan Sumberdaya dan Hasilnya
Definisikan Lingkup Kegiatan
Identifikasi kebutuhan
Solusi Diharapkan
Nilai Kinerja AwalDefinisikan Target
PerbaikanAnalisa Kesenjangan & Identifikasi Perbaikan
Merencanakan Solusi
Definisikan ProyekKembangkan Rencana
Perbaikan
Implementasi Solusi
Implementasi PerbaikanMonitor Kinerja Implementasi
Review Efektifitas Program
Operasional Solusi
Bangun KeberlanjutanIdentifikasi Kebutuhan
Tata Kelola Baru
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Tata Kelola Teknologi Informasi (Surendro, 2009)
12
2.2.1 Fase Pertama Mengidentifikasi Kebutuhan
Mulainya suatu proyek implementasi tata kelola teknologi informasi
merupakan kebutuhan akan tata kelola teknologi informasi telah dikenali. Tata
kelola teknologi informasi sangat penting untuk mengkonfirmasi ulang dan
mengkomunikasikan kebutuhan ini kemudian memperbaiki dan
mendefinisikannya hingga ruang lingkup yang disetujui mengenai program tata
kelola teknologi informasi tercapai.
2.2.2 Fase Kedua Solusi Diharapkan (Memperkirakan Solusi)
Dalam memperkirakan solusi terdiri tiga (3) langkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan posisinya saat ini (as-is position).Menilai kapabilitas
dan maturitas saat ini atas proses-proses teknologi informasi terpilih.
b. Menentukan target tingkat kapabilitas dan maturitas (to-be position).
c. Menganalisa Gap antara posisi as-is dan to-be agar menghasilkan solusi
perbaikan.
2.2.3 Fase Ketiga Merencanakan Solusi.
Dalam fase ke tiga dibangun atas inisiatif perbaikan yang telah
teridentifikasi dalam proyek yang diselaraskan dengan nilai bisnis asli dan
pendorong resiko. Pada tahap ini harus melewati dua (2) tahap lainnya, yaitu :
a. Mendefinisikan perbaikan pada proyek-proyek yang dapat dibenarkan.
b. Mengembangkan rencana perbaikan.
13
2.2.4 Fase Keempat Implementasi Solusi.
Pada fase ini untuk menilai unjuk kerja dalam memenuhi sasaran awal.
Mempertimbangkan kebutuhan untuk mengarahkan kembali aktivitas
berikutnya.
2.2.5 Fase Kelima Operasional Solusi.
Pada fase ini untuk menyediakan arahan, menetapkan sasaran, dan
mengalokasikan peran dan tanggung jawab pendekatan yang terus
menerus pada tata kelola teknologi informasi.
2.3 Kerangka Kerja Tata Kelola Teknologi Informasi.
Isu utama dalam pengelolaan TI masa kini adalah bagaimana menyelaraskan
strategi bisnis dengan TI. Isu tersebut merupakan bagian dari fokus pembahasan
Tata Kelola TI sehingga dapat digunakan untuk membantu penyelarasan strategi
bisnis dan tujuan TI. Berbagai kerangka kerja tata kelola TI tersedia dan sudah
dibakukan serta diakui di seluruh dunia, contoh : Information Technology
Infrastructure Library (ITIL) (Davies, 2003), ISO 177799 (ISO, 2005) dan
Control Objective for Information and related Technology (COBIT) (ISACA,
COBIT 4.1, 2007) (Sarno, 2009).
14
2.4 COBIT.
Control Objective for Information and related Technology (COBIT)
menyediakan standar dalam kerangka kerja domain yang terdiri dari sekumpulan
Proses TI yang merepresentasikan aktivitas yang dapat dikendalikan dan
terstruktur. Kerangka kerja COBIT memfokuskan banyak kontrol dan sedikit
eksekusi. Kerangka kerja COBIT menyediakan model proses yang umumnya
ditemukan dalam aktivitas TI dalam empat domain proses yang saling terkait,
yaitu : Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and
Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME). Domain PO terdiri dari sepuluh
(10) proses TI, Adapun domain AI terdiri dari tujuh (7) proses TI, diikuti dengan
domain DS sebanyak tiga belas (13) proses TI dan ME sebanyak empat (4) proses
TI. Masing-masing proses TI dilengkapi dengan objektif kontrol sehingga
kerangka kerja COBIT menyediakan keterkaitan yang jelas antara kebutuhan tata
kelola TI, proses TI dan objektif kontrol TI.COBIT mendukung tata kelola TI
dengan penyediaan kerangka kerja yang memastikan bahwa : TI selaras dengan
kebutuhan bisnis, TI mendukung bisnis lebih baik dan mampu memaksimumkan
manfaat, penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab serta resiko TI
dikelola dengan tepat. Berikut dibawah ini akan dijelaskan proses TI dalam
domain PO, AI, DS dan ME berdasarkan COBIT (Sarno, 2009).
15
Tabel 2.1 Proses TI dalam Domain PO Berdasaarkan COBIT
Domain Plan and Organize (PO)
PO1 Mendefinisikan rencana strategis TI
PO2 Mendefinisikan Arsitektur Informasi
PO3 Menentukan Arahan Teknologi
PO4 Mendefinisikan Proses TI, Organisasi dan Keterhubungannya
PO5 Mengelola Investasi TI
PO6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen
PO7 Mengelola Sumber Daya TI
PO8 Mengelola Kualitas
PO9 Menaksir dan Mengelola Resiko TI
PO10 Mengelola Proyek
Domain Acquire and Impelement (AI)
AI1 Mengidentifikasikan Solusi Otomatis
AI2 Memperoleh dan Memelihara Perangkat Lunak Aplikasi
AI3 Memperoleh dan Memelihara Infrastruktur Teknologi
AI4 Memungkinkan Operasional dan Penggunaan
AI5 Memenuhi Sumber Daya TI
AI6 Mengelola Perubahan
AI7 Instalasi dan Akreditasi Solusi Beserta Perubahannya
Domain Deliver and Support (DS)
DS1 Mendefinisikan dan Mengelola Tingkat Layanan
DS2 Mengelola Layanan Pihak Ketiga
DS3 Mengelola Kinerja dan Kapasitas
DS4 Memastikan Layanan yang Berkelanjutan
DS5 Memastikan Kemanan Sistem
DS6 Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya
DS7 Mendidik dan Melatih Pengguna
DS8 Mengelola servicedesk dan insiden
DS9 Mengelola Konfigurasi
DS10 Mengelola Permasalahan
DS11 Mengelola Data
DS12 Mengelola Lingkungan Fisik
DS13 Mengelola Operasi
Domain Monitor and Evaluate (ME)
ME1 Mengawasi dan Mengevaluasi Kinerja TI
ME2 Mengawasi dan Mengevaluasi Kontrol Internal
ME3 Memastikan Pemenuhan Terhadap Kebutuhan Eksternal
ME4 Menyediakan Tata Kelola Teknologi Informasi
(Sarno, 2009)
2.5 Kerangka Kerja Cobit.
Tujuan utama COBIT adalah memberikan kebijakan yang jelas dan praktik
yang baik dalam tata kelola teknologi informasi dengan membantu manajemen
senior memahami dan mengelola risiko terkait tata kelola TI dengan cara
16
memberikan kerangka kerja tata kelola teknologi informasi dan panduan kendali
rinci atau detailed control objective (DCO).
Adapun karakteristik utama kerangka kerja COBIT adalah fokus pada
bisnis, orientasi pada proses, berbasis kontrol dan dikendalikan (Surendro, 2009)
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Cobit Versi 4.0 (Surendro, 2009)
2.5.1 Fokus Pada Bisnis.
Orientasi pada bisnis menunjukkan bahwa COBIT dirancang untuk
dapat digunakan oleh banyak pihak. Kebutuhan bisnis tercermin dengan
adanya kebutuhan informasi. Informasi itu sendiri perlu memenuhi kriteria
17
kontrol tertentu, guna mencapai tujuan bisnis. Kriteria kontrol untuk
informasi sebagaimana dikemukakan COBIT adalah : (Surendro, 2009)
1. Efektivitas, terkait dengan informasi yang relevan dan berhubungan
pada proses bisnis serta disampaikan juga secara tepat waktu,
benar, konsisten, dan mudah.
2. Efesiensi, terkait dengan ketentuan informasi melalui penggunaan
sumber daya secara optimal.
3. Kerahasiaan, terkait dengan pengamanan terhadap informasi yang
sensitif dari pihak yang tidak berhak.
4. Integritas, terkait dengan keakuratan dan kelengkapan informasi
serta validitas sesuai dengan nilai dan harapan bisnis.
5. Ketersediaan, terkait dengan ketersediaan informasi pada saat
kapanpun diperlukan oleh proses bisnis.
6. Kepatuhan, terkait dengan kepatuhannya pada hukum, regulasi,
maupun perjanjian kontrak.
7. Keandalan, terkait dengan penyediaan informasi yang tepat bagi
manajemen untuk mendukung operasional suatu entitas dan
menjalankan tanggung jawab tata kelolanya.
2.5.2 Orientasi Pada Proses.
Aktivitas teknologi informasi dalam COBIT didefinisikan ke dalam
model proses yang generik dan dikelompokkan dalam 4 (empat) domain ,
yaitu : (Surendro, 2009)
18
a. Perencanaan dan pengorganisasian (PO)
Domain ini mencakup strategi dan taktik, identifikasi. Realisasi visi
strategis direncanakan, dikomunikasikan dan dikelola untuk
perspektif berbeda.
b. Pengadaan dan Impelementasi (AI)
Solusi teknologi informasi perlu diimplementasikan dan
diintegrasikan kedalam proses bisnis, perubahan dalam
pemeliharaan sistem dicakup dalam domain ini untuk memastikan
solusi berlangsung untuk memenuhi objektif bisnis.
c. Penyampaian Layanan dan Dukungan (DS)
Domain ini mencakup penyediaan layanan, manajemen keamanan
dan kelangsungan, dukungan layanan pada pengguna, manajemen
data dan fasilitas operasional.
d. Monitor dan Evaluasi (ME).
Proses teknologi perlu dinilai dari waktu ke waktu dengan
kebutuhan kontrol. Domain ini berkenaan dengan manajemen
kinerja, pemantauan kontrol internal, pemenuhan terkait dengan
regulasi dan pelaksanaan tata kelola.
2.5.3 Berbasis Kontrol.
Kontrol atau kendali dalam COBIT didefinisikan sebagai kebijakan,
prosedur, praktik dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang dapat diterima bahwa tujuan bisnis akan dicapai dan kejadian
19
yang tidak diharapkan dapat dicegah atau diketahui dan diperbaiki.
Sedangkan tujuan kontrol teknologi informasi merupakan pernyataan
mengenai maksud atau hasil yang diharapkan dengan menerapkan prosedur
kontrol dalam aktivitas teknologi informasi tertentu. Tujuan kontrol dalam
COBIT merupakan kebutuhan minimal untuk kontrol yang efektif dari
setiap proses teknologi informasi. (Surendro, 2009)
2.6 Model Kematangan Untuk Penyelarasan Strategis.
Untuk dapat mengukur tingkat kematangan terkait dengan penyelarasan
strategis, organisasi dapat menggunakan model kematangan yang digambarkan
dibawah ini.
0 1 2 3 4 5
Tidak Ada Awal Berulang Didefinisikan Dikelola Optimis
Keterangan Simbol :
Status Organisasi Saat Ini – Kondisi Saat Ini
Praktek Terbaik dari Industri
Strategi Organisasi Untuk Perbaikan – Dimana Organisasi Ingin Berada
Panduan Standar Internasional
Keterangan Rangking :
0 – Proses manajemen tidak ada sama sekali
1 – Proses bersifat ad hoc dan tidak terorganisir
2 – proses mengikuti pola teratur
3 – proses terdokumentasi dan dikomunikasikan
4 – proses dimonitor dan diukur
5 – praktek terbaik diikuti dan diotomatisasi
Gambar 2.3 Model Kematangan (Berdasar Kerangka Kerja COBIT) (Surendro, 2009)
20
Model kematangan merupakan metode skoring yang memungkinkan
organisasi untuk memberi rangking bagi dirinya sendiri dari mulai tidak ada
kematangan (non-existing) (bernilai 0) sampai dengan kematangan yang optimis
(bernilai 5). Alat bantu pengukuran ini menawarkan kemudahan untuk memahami
bagaimana menentukan posisi saat ini (as-is) dan posisi ke depan (to-be) serta
memungkinkan organisasi untuk melakukan pembandingan pada dirinya sendiri
berdasarkan praktik-praktik terbaik dan panduan standar yang ada. Model
kematangan penyelarasan lainnya diungkapkan oleh ITGI yang dikenal dengan
nama COBIT (Control Objective for Information and Related). Pada model
COBIT terdapat 34 proses pengendalian teknologi informasi (Surendro, 2009).
2.7 ITIL
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah suatu
rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan serta
operasi Teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian
buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama
ITIL dan IT Infrastructure Library erupakan merk dagang terdaftar dari
Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan
deskripsi detil tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas,
serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis
organisasi
Versi ketiga dari ITIL diterbitkan pada tahun 2007 yang intinya terdiri dari
lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan
21
yang disediakan oleh teknolomgi informasi. Kelima bagian tersebut adalah :
(Sarno, 2009)
1. Service Strategy
2. Service Design
3. Service Transition
4. Service Operation
5. Continual Service Improvement
2.8 ISO 17799
International Standards Organizations (ISO) mengelompokkan standar
keamanan informasi yang umum dikenali secara internasional ke dalam
struktur penomoran yang standar yakni : ISO 17799. Pada awalnya standar
tersebut disusun oleh sekelompok perusahaan besar seperti Board of
Certification, British Telecom, Marks & Spencer, Midland Bank,
Nationwide Building Society, Shell dan Unilever yang bekerja sama untuk
membuat standar yang dinamakan British Standard 7799 (BS 7799) sekitar
tahun 1995.
BS 7799 terdiri dari dua bagian, yaitu: The Code of Practice Information
Security Management (Part1) dan The Specification for Information Security
Management Systems/ISMS (Part2). Kemudian sekitar tahun 2000, ISO dan
International Electro-Technical Commision (IEC) mengadopsi BS 7799
Part1 dan menerbitkannya sebagai standar ISO/IEC 17799:27000 dan BS
7799 Part2 sebagai standar ISO/IEC 17799:27001 yang diakui secara
22
internasional sebagai standar sistem manajemen keamanan informasi
(Sarno, 2009).
2.9 Analisa Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799
Gambar 2.4 Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799
COBIT termasuk dalam pengaturan yang meliputi strategi dan kontrol. Kerangka
kerja tersebut fokus lebih banyak pada kontrol dan sedikit eksekusi sehingga
kepentingannya lebih kepada pendefinisian strategi dan kontrol yang
umumnya dilakukan oleh manajemen tingkat atas. ITIL secara utama membahas
bagaimana kontrol yang didefinisikan agar dapat dilakukan dengan
mendefinisikan rencana taktis dan eksekusi. ITIL fokus pada pendefinisian fungsi,
operasional dan atribut organisasi yang diperlukan, agar manajemen operasional
dapat dioptimasi penuh dalam dua kategori utama : Service Support Management
dan Service Delivery Management. Kerangka yang diberikan belum memberikan
panduan TI yang memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi, seperti halnya
COBIT. Sedangkan ISO 17799 lebih fokus pada penyediaan control dan rencana
taktis yang mendukung control. (Sarno, 2009)
23
2.10 APLIKASI CSBO.
Aplikasi CSBO adalah aplikasi yang digunakan oleh PT. BPR Syariah
WAKALUMI dalam melakukan segala jenis transaksi mulai dari memasukkan
data nasabah, melakukan transaksi serta mencetak laporan transaksi. Otoritas pada
aplikasi yang digunakan oleh bagian operasional berbeda dengan yang digunakan
oleh bagian audit sesuai dengan tugasnya masing-masing. Oleh karena itu akses
yang dimiliki oleh setiap bagian terbatas hanya pada tugasnya. Tetapi bagian
operasional dan bagian audit tetap saling berkaitan dalam menjalankan kegiatan
transaksinya.
2.11 Metode Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan ini dijelaskan sebagai berikut.
2.11.1 Studi Lapangan.
a. Observasi.
Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan
data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.
(Jogiyanto, 2005).
b. Wawancara.
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
dari responden (Jogiyanto, 2005).
24
c. Kuisioner.
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-
pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan analis
sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari responden-
responden yang dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian akan
dikirimkan kepada responden yang akan mengisinya sesuai
pendapat mereka. (Jogiyanto, 2005)
2.11.2 Studi Pustaka.
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku
terkait yang dapat dijadikan bahan acuan bagi pengembangan sistem
informasi yang sedang dilakukan. (Keraf, 2004)
2.11.3 Studi Literatur Sejenis.
Studi literatur berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan
penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian. Uraian dalam studi literatur ini diarahkan untuk
menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang
sudah diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah. (Gulo, 2002)
25
2.12 Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan adalah Framework COBIT 4.0 dan
difokuskan pada domain Planning and Organization (PO) dan Acquisition
and Implementation (AI) dan melalui langkah-langkah implementasi tata
kelola teknologi informasi sebagai berikut (Surendro, 2009) :
a. Identifikasi Kebutuhan
Dalam mengidentifikasi kebutuhan ada lima hal yang perlu
diperhatikan, yaitu : Tingkat kepedulian dan komitmen manajemen,
Definisikan lingkup kegiatan, Definisikan resiko, Definisikan sumber
daya dan hasilnya, dan Rencanakan program.
b. Solusi Diharapkan
Setelah melalui tahap Identifikasi Kebutuhan maka selanjutnya
adalah tahap Solusi Diharapkan. Pada tahap ini terdiri dari nilai
kinerja aktual, definisikan target perbaikan dan analisis kesenjangan
dan identifikasi perbaikan.
c. Merencanakan Solusi
Setelah mendapatkan hasil dari solusi yang diharapkan kemudian
tahap selanjutnya adalah merencanakan solusi dengan mendefinisikan
proyek dan mengembangkan rencana perbaikan.
d. Implementasi Solusi
Setelah semua tahap terselesaikan, maka sampai pada tahap
implementasi solusi yaitu dengan perbaikan, monitor kinerja
implementasi dan review aktivitas program.
26
2.13 Studi Literatur Sejenis
a. Nama : Sri Saraswati Wisnu Wardhani, Benny Ranti, Widijanto S,
Nugroho
Judul : Rancangan IT Governance Untuk Mendukung Unjuk Kerja
Lembaga Penelitian Pemerintah : Studi Kasus Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi di Kementrian Riset dan Teknologi Republik
Indonesia.
Institusi : Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Abstrak : Penelitian ini ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan
sumber daya TI agar dapat dimanfaatkan secara optimal, dalam rangka
mendukung terwujudnya pengelolaan pemerintahan yang baik,
khususnya pada suatu lembaga penelitian pemerintahan yaitu Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di bawah Kementrian
Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
b. Nama : U Tresna Lenggana
Judul : Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada
Kereta Api Indonesia Berbasis Framework COBIT Domain PO dan AI.
Institusi : PT. Kereta Api Indonesia
Abstrak : Teknologi informasi (TI) telah berkembang menjadi suatu
teknologi yang sangat membantu bahkan menentukan tingkat kinerja
sebuah perusahaan. Dengan bantuan TI, proses kerja atau proses bisnis
yang terjadi di dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cepat dan
27
efisien. Pengelolaan TI yang disertai perencanaan dan penetapan
ukuran-ukuran yang jelas sejak awal seperti yang dibentuk dengan
menggunakan standar COBIT akan memastikan suatu pengelolaan yang
efektif dan efisien, dan menjadikan aset TI yang dimiliki menjadi
penunjang utama tercapainya visi dan misi PT. Kereta Api (Persero)
yang telah ditetapkan.
c. Nama : Fitroh
Judul : Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI pada Sistem
Informasi Manajemen Akademik (SIM@K) Berdasarkan Domain PO
dan AI COBIT versi 4.0.
Institusi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstrak : Penelitian ini difokuskan pada dua domain utama COBIT,
yaitu Planning and Organisation (PO) dan Acquisition and
Implementation (AI) pada Sistem Informasi Manajemen Akademik
(SIM@K) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini mencoba
memberikan suatu usulan model Tata Kelola TI untuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan mengacu kepada standar COBIT (Control
Objective for Information and Related Technology) Versi 4.0.
28
d. Nama : Siti Syaroh
Judul : Audit Sistem Informasi Call Center pada PT. Arga Bangun
Bangsa (ESQ LeaderShip Center) Dengan Menggunakan Framework
COBIT.
Institusi : PT. Arga Bangun Bangsa
Abstrak : Audit sistem informasi menjadi sebuah solusi untuk
mengukur sejauh mana selama ini sistem call centre melakukan proses
DS5 dan DS11 agar ESQ LC dapat melakukan perbaikan-perbaikan.
Dalam penelitian ini membahas 1 domain yaitu Delive and Support dari
4 domain yang ada di Cobit dengan pembahasan dibatasi pada tingkat
kontrol proses pengolahan data (DS11) dan memastikan keamanan
sistem (DS5) untuk Management Awwarness dan Maturity Level.
e. Nama : Laksamana Titah
Judul : Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis
COBIT pada Proses Pengelolaan Data.
Institusi : Bank JATIM
Abstrak : Penelitian menggunakan COBIT sebagai framework dalam
pengembangan tata kelola IT pada proses pengelolaan data (DS11), hal
ini dilakukan karena COBIT merupakan standard internasional yang
telah diakui.Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah pengambilan
data dengan metode wawancara dan kuisioner maturity level. Kuisioner
ini digunakan untuk mengukur tingkat kematangan saat ini dan yang
29
diharapkan pada proses pengelolaan data. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat suatu model tata kelola IT yang nanti nya di harapkan
menjadi suatu standard dalam pengelolaan data di Bank Jatim.
Sehingga nantinya segala potensi resiko beserta implikasi yang
berhubungan dengan pengelolaan data dapat di minimalkan.
f. Nama : Heni Jusuf
Judul : IT GOVERNANCE Pada Layanan Akademik On-Line di
Universitas Nasional menggunakan COBIT 4.0
Institusi : Universitas Nasional
Abstrak : Penelitian dilakukan pada layanan Akademik on-line pada
Universitas Nasional dengan menggunakan metode COBIT 4.0.
Penelitian ini dilakukan guna meningkatkan kinerja TI layanan
akademik on-line yang ada di Universitas Nasional.
g. Nama : Bagus Satria
Judul : Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi
Informasi Menggunakan Model Kematangan COBIT di PT. Bank
Mandiri.
Institusi : PT. Bank Mandiri TBK
Abstrak : Penelitian dilakukan pada PT. Bank Mandiri TBK dengan
metode COBIT 4.0. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat
kematangan proses tata kelola teknologi informasi dengan
30
menggunakan COBIT, walaupun organisasi yang sedang diukur tidak
menggunakan COBIT sebagai standar tata kelola proses IT-nya.
h. Nama : Hudiarto, Idris Gautama, Jolsvi
Judul : Menggunakan Kerangka Kerja COBIT Pada Domain Deliver
and Support.
Institusi : PT. Carrefour Indonesia.
Abstrak : Fasilitas telekomunikasi yang merupakan faktor eksternal
telah sering membuat PT. Carrefour Indonesia (CI) mengalami
hambatan dalam mencapai sasaran usahanya. Untuk mengatasinya, CI
berusaha memperkuat faktor internal sehingga menutup kelemahan
yang ditimbulkan faktor eksternal. Namun muncul kesulitan lain yaitu
menentukan secara rinci faktor internal mana saja yang perlu diperkuat.
Maka perlu penelitian dari sisi pengelolaan teknologi informasi
agar dapat memetakan semua aktivitas.
i. Nama : Falahah
Judul : Perencanaan Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan
Framework COBIT.
Institusi : Direktorat Metrologi
Abstrak : Peneliti melakukan perencanaan tata kelola TI dengan
metode COBIT pada Direktorat Metorologi. Tujuan perencanaan tata
31
kelola ini adalah untuk menghasilkan rekomendasi tata kelola pada
proses TI yang paling penting pada instansi tersebut.
j. Nama : Indra Dwi Hartanto, Aries Tjahyono
Judul : Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk
Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT.
Institusi : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Abstrak : Tata kelola teknologi informasi pada proses pengelolaan data
adalah manajemen pengelolaan data yang merupakan aset penting bagi
perusahaan. Tata kelola teknologi informasi pada proses pengelolaan
data yang kurang baik akan menimbulkan beberapa permasalahan.
Peneliti melakukan analisa kesenjangan Tata Kelola TI untuk proses
pengelolaan data menggunakan metode COBIT pada BPK. Analisa
kesenjangan dilakukan dengan cara pengumpulan data dan infomasi
dari kuisioner, wawancara, dan studi pustaka.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data didalam menganalisa sebuah aplikasi merupakan
suatu hal yang sangat mendasar, metode ini merupakan metode dimana akuisisi
pengetahuan dilakukan, yang berfungsi mengakumulasi, mentransfer, dan
mentransformasi keahlian dari berbagai sumber pengetahuan. Melalui metode
inilah, data-data, fakta-fakta serta informasi-informasi yang terkait dengan
penelitian didapatkan. Dalam metode pengumpulan data ini, peneliti melakukan
beberapa cara yang akan dibahas sebagai berikut.
3.1.1 Studi Lapangan.
a. Observasi.
Pada metode ini peneliti mengumpulkan data dan informasi
dengan cara melakukan observasi secara langsung pada :
Tempat : PT. BPR Syariah WAKALUMI
Alamat : Komplek Mutiara Center blok B1 Jl. Dewi Sartika
Ciputat
Waktu : 25 Januari 2010 sd 25 Februari 2010
Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 1.
33
b. Wawancara.
Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab langsung dengan
narasumber yang terkait guna mendapatkan gambaran umum
perusahaan. Wawancara dilakukan dengan Ibu Ana selaku staff
Customer Service, Bapak Mukhlis selaku Kepala Bagian Audit.
Beberapa masalah yang ada pada teknologi informasi aplikasi
CSBO di PT.BPRS Wakalumi dapat disimpulkan hasil dari
wawancara sebagai berikut :
1. Tidak mengetahui cara melakukan penilaian tata kelola
teknologi informasi dengan COBIT 4.0 fokus pada domain
Planning and Organization (PO) dan Acquisition and
Implementation).
2. Tidak mengetahui bagaimana pengelolaan teknologi informasi
pada aplikasi csbo apakah sudah sesuai dengan visi dan misi
dan sudah memenuhi strategi bisnis dari PT. BPRS
Wakalumi.
Untuk lebih lengkap hasil wawancara dapat dilihat pada
lampiran2.
34
c. Kuisioner.
Metode ini digunakan dalam proses perhitungan guna mengetahui
nilai tata kelola teknologi informasi pada aplikasi CSBO saat ini
dengan menggunakan framework Cobit versi 4.0. Daftar
pertanyaan pada metode kuisioner diperoleh berdasarkan literatur
Cobit 4.0. Hasil dari kuisioner tersebut akan dihitung melalui
microsoft excel 2007 dan menghasilkan nilai maturity level dari
masing-masing proses teknologi informasi.
Perhitungan jawaban dari pertanyaan dalam kuisioner ini
menggunakan skala ya dan tidak (skala Guttman), dari hasil
kuisioner tersebut kemudian akan dilakukan konversi nilai
terhadap setiap jawaban dari responden. Konversi nilai dilakukan
dengan menggunakan nilai 0 untuk jawaban tidak (T) dan nilai 1
untuk jawaban ya (Y). Dari hasil konversi kemudian dilakukan
normalisasi dengan membagi total nilai konversi dengan jumlah
pertanyaan yang ada pada setiap level, kemudian setelah
dilakukan normalisasi lalu dilakukan penghitungan rata-rata
dengan membagi total nilai jawaban dengan jumlah responden.
Dari hasil tersebut peneliti bisa mengetahui berapa tingkat
kematangan untuk masing-masing Control Objective pada
masing-masing domain PO dan AI dan bisa disimpulkan
berdasarkan grafik diagram laba-laba. Berikut adalah daftar
responden kuisioner digambarkan melalui tabel 3.1. dan untuk
35
jumlah pertanyaan yang dijawab responden dapat dilihat pada
tabel 3.2 dan tabel 3.3.
Tabel 3.1 Daftar Responden Kuisioner
No Responden Jumlah
1 Kepala Bagian Audit 1
2 Kepala Bagian Operasional 1
3 Staff Operasional bagian IT 1
4 Staff Teller 1
Jumlah 4
Tabel 3.2 Daftar pertanyaan pada Control Objective pada domain PO
Control Objective
Tingkat kematangan
Jml 0 1 2 3 4 5
PO1 – Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 2 5 4 6 6 5 28
PO2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi 2 4 3 6 9 7 31
PO3 – Menentukan Arah Teknologi 3 5 5 6 11 7 37
PO4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT 1 4 3 9 8 5 30
PO5 – Mengelola Investasi IT 2 5 4 7 6 6 30
PO6 – Communicate Management Aims and Direction 2 3 4 5 3 3 20
PO7 – Mengelola SDM IT 2 4 2 5 5 5 23
PO8 – Mengelola Mutu 3 3 2 4 9 5 26
PO9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT 3 7 3 7 11 7 38
PO10 – Mengelola Proyek-proyek 1 8 6 8 9 5 37
Total 21 48 36 63 77 55 300
Tabel 3.3 Daftar pertanyaan pada Control Objective pada domain AI
Control Objective Tingkat kematangan Jml
0 1 2 3 4 5
AI 1 – Identifikasi Solusi yang Otomatis 2 4 5 4 6 6 27
PO1 – Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 2 5 4 6 6 5 28
AI4–Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya 2 6 5 9 11 5 37
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT 2 4 6 6 7 7 33
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan 2 4 2 4 9 5 24
AI 7 – Memasang dan Mengakui solusi-solusi dan
perubahan-perubahan
1 3 3 4 8 6 25
Total 12 29 29 36 48 39 193
Untuk lebih lengkap, pengisian jawaban kuisioner dapat dilihat
pada lampiran 3.
36
3.1.2 Studi Pustaka.
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait yang
mendukung pemecahan masalah bagi penelitian yang terdiri dari
media cetak dan elektronik. Daftar buku yang digunakan sebagai
bahan studi penelitian ini dapat dilihat pada halaman daftar pustaka
dari laporan penelitian ini.
3.1.3 Studi Literatur Sejenis.
Metode studi literatur sejenis dilakukan dengan mempelajari hasil
penelitian sebelumnya yang mendukung pemecahan masalah bagi
penelitian. Hasil dari studi literatur sejenis dapat dilihat pada bab 2.
3.2 Metode Analisa Data COBIT Versi 4.0.
Metode yang digunakan dalam melakukan penilaian tata kelola teknologi
informasi pada aplikasi csbo di PT.BPRS Wakalumi yaitu dengan menggunakan
framework Cobit 4.0 dengan langkah-langkah yang digambarkan dibawah ini :
37
Tingkatkan Kepedulian dan dapatkan
Komitmen ManajemenRencanakan ProgramDefinisikan Resiko
Definisikan Sumberdaya dan Hasilnya
Definisikan Lingkup Kegiatan
Identifikasi kebutuhan
Solusi Diharapkan
Nilai Kinerja AwalDefinisikan Target
PerbaikanAnalisa Kesenjangan & Identifikasi Perbaikan
Merencanakan Solusi
Definisikan ProyekKembangkan Rencana
Perbaikan
Implementasi Solusi
Implementasi PerbaikanMonitor Kinerja Implementasi
Review Efektifitas Program
Operasional Solusi
Bangun KeberlanjutanIdentifikasi Kebutuhan
Tata Kelola Baru
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Implementasi Tata Kelola TI (Surendro, 2009)
38
3.2.1 Solusi Diharapkan (Memperkirakan Solusi).
Dalam memperkirakan solusi terdiri tiga (3) langkah sebagai berikut :
d. Menentukan Nilai Maturity Level dari setiap Control Objective.
Mendefinisikan posisinya saat ini (as-is position). Menilai kapabilitas
dan maturitas saat ini atas proses-proses teknologi informasi terpilih.
e. Menentukan Uji Hipotesis
Menentukan target tingkat kapabilitas dan maturitas (to-be position).
f. Menganalisa Kesenjangan Gap.
Menganalisa Gap antara posisi as-is dan to-be agar menghasilkan solusi
perbaikan.
3.2.2 Merencanakan Solusi.
Fase ini adalah fase terakhir dimana peneliti merencanakan atau
mengusulkan solusi terhadap bagaiamana cara mengatasi gap yang telah dianalisa.
39
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian.
Metodologi Penelitian
Metode Wawancara
Metode Observasi
Gambaran Umum PT. BPRS
Wakalumi
Metode Pengumpulan
Data
Metode Kuesioner
Metode analisis data
COBIT 4.0
Microsoft Excel 2007
Fase Memperkirakan
Solusi
Fase Merencanakan
Solusi
Menentukan Nilai Maturity Level Setiap Control
Objective
Menentukan Uji Hipotesis
Menganalisa Kesenjangan GAP
Kesimpulan
Mulai
Domain PO & AI
Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT. BPRS Wakalumi.
4.1.1 Sejarah.
BANK SYARIAH WAKALUMI, didirikan oleh Yayasan Wakalumi
(wakaf karyawan dan alumni muslim citibank), yang bergerak dalam bidang
sosial dan pendidikan bagi anak yatim, miskin dan dhuafa khususnya.
Tujuan didirikannya perseroan selain sebagai unit bisnis yang professional
dan islami, juga untuk menyediakan dana berkesinambungan guna
mendukung kegiatan yayasan. Perseroan resmi beroperasi secara
konvensional sebagai BPR sejak 9 April 1990. Berdasarkan Akte No. 78
Notaris B.R.A.Y Mahyastoeti Notonegoro, SH tanggal 9 Juni 1994,
peseroan menyetujui masuknya Bank Muamalat Indonesia sebagai
pemegang saham dengan kepemilikan sebesar 49% dan menyetujui
perubahan sistem operasional menjadi syariah. Dengan masuk serta adanya
bantuan teknis dan manajemen dari Bank Muamalat Indonesia, Kinerja
Bank Syariah Wakalumi semakin baik.
Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi system
operasional, maka sejak tahun 1995, perseroan resmi beroperasi dengan
sistem syariah. Selanjutnya mulai tahun 2003, keterkaitan antara Bank
Syariah Wakalumi dengan Bank Muamalat Indonesia. Kini Bank Syariah
Wakalumi memiliki 5 kantor kas yang tebesar di wilayah Kabupaten
41
Tangerang. Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan modal
dasar, berawal dari Rp. 300 juta menjadi Rp. 1.5 Milyar, kemudian pada
tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 6 Milyar. Sejak masuknya Bank
Muamalat Indonesia pada tahun 1994, kepemilikan perseroan terbuka bagi
siapa saja yang memiliki komitmen yang sama untuk mengembangkan
ekonomi umat.
4.1.2 Visi, Misi, dan Motto.
Visi yang dimiliki oleh PT. BPR Syariah Wakalumi, yaitu ingin
menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah terbaik dan terpercaya. Adapun
Misi dari PT. BPRS Wakalumi sebagai berikut :
a. Memberdayakan ekonomi umat dengan fokus usaha mikro, kecil
dan menengah.
b. Memberikan layanan prima dan amanah bagi para mitra usaha.
c. Memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumber daya
insani yang profesional, kompeten, handal dan menjunjung tinggi
ukhuwah islamiyah.
d. Memberikan manfaat optimal bagi para stakeholder
e. Memberikan kontribusi nyata bagi negara dan bangsa.
42
Motto adalah setiap lembaga perbankan tentu mempunyai motto
sebagai motivasi melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai karyawan
dengan berbagai kegiatan yang ada pada Bank tersebut. Motto dari PT. BPR
Syariah Wakalumi adalah “Membangun Kualitas Hidup Yang Khasanah ”.
4.1.3 Struktur Organisasi.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BPRS Wakalumi.
4.2. Fase Memperkirakan Solusi.
4.2.1. Menentukan Nilai Maturity Level Untuk Setiap Control
Objective.
Untuk menentukan nilai maturity level perlu dilakukan tahapan
sebagai berikut :
43
a. Konversi kuisioner dengan Skala Guttman.
Konversi kuisioner dengan skala guttman dapat dilihat pada tabel
4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO1
DAFTAR HASIL PENGOLAHAN DATA RESPONDEN
MASTER DATA
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO1
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P6 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Tidak Ya Tidak Ya 2 2
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
5
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.2 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO2
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO2
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
44
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Ya Ya Ya 3 1
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
5
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
Tabel 4.3 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO3
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO3
0
P1 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
45
5
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Ya Ya 2 2
P7 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
Tabel 4.4 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO4
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO4
0 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P2 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P3 Tidak Ya Ya Tidak 2 2
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P8 Tidak Tidak Ya Ya 2 2
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Ya Ya Tidak Ya 3 1
5
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
Tabel 4.5 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO5
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO5
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
1
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P5 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
2 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
46
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Tidak Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Tidak Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Ya Ya Tidak 2 2
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P6 Ya Ya Tidak Ya 4 0
Tabel 4.6 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO6
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO6
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.7 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO7
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO7 0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
47
1
P1 Ya Ya Ya Ya 2 0
P2 Ya Ya Ya Ya 2 0
P3 Ya Ya Ya Ya 2 0
P4 Ya Ya Ya Ya 2 0
2 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Ya Ya Ya 1 1
3
P1 Tidak Ya Tidak Ya 1 2
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Tidak Ya Ya Ya 1 1
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Ya Tidak Ya 1 2
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.8 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO8
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO8
0
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Ya Tidak Ya 3 1
1
P1 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P2 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P3 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
2 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
48
Tabel 4.9 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO9
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO9
0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Ya Ya Ya 3 1
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Tidak Ya Ya Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P10 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P11 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.10 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO10
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
PO10
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
49
P5 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P6 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P7 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P8 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
2
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Ya Tidak Tidak 1 3
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Ya Tidak Ya 2 2
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 3
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Ya Tidak Ya 2 2
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1
Tabel 4.11 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI1
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI1
0 P1 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
2
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
50
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.12 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI2
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI2
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 3 0
P2 Ya Ya Ya Ya 3 0
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Ya Ya Ya Ya 3 0
2
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Ya Tidak Ya 1 2
P4 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P5 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.13 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI3
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI3
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
51
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.14 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI4
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI4
0 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Ya Tidak Tidak 1 4
P9 Ya Tidak Ya Ya 3 0
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P10 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P11 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
52
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.15 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI5
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI5
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.16 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI6
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI6
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
2 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
53
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel 4.17 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI7
Domain Level Pertanyaan Jawaban
Total
Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
AI7
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
54
b. Perhitungan Normalisasi
Hasil perhitungan normalisasi di dapat dari hasil rata-rata
konversi lalu dikalikan dengan level pertanyaan dari setiap domain.
Hasil dari perhitungan normalisasi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4.18 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO1
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.20
0.26 0.26
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.25
0.19 0.39 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Ya 1 0.17
0.22 0.65
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.17
0.17 0.69
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
5
P1 Ya 1 0.20
0.16 0.78
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3.85 2.77
55
Tabel 4.19 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.16 0.16 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Ya 1 0.33
0.22 0.44 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.17
0.15 0.44
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.11
0.15 0.58
P2 Ya 1 0.11
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.11
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Ya 1 0.14
0.22 1.09
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4.58 2.71
Tabel 4.20 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO3 0
P1 Tidak 0 0.00
0.16 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
56
1
P1 Ya 1 0.20
0.19 0.20
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.20
0.19 0.37
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Ya 1 0.17
0.16 0.47
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.09
0.21 0.85
P2 Ya 1 0.09
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
P6 Ya 1 0.09
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Ya 1 0.14
0.10 0.50
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
4.27 2.40
Tabel 4.21 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO4
0 P1 Ya 1 1.00 0.00 0.00
1 P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.11 P2 Ya 1 0.25
57
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.15 0.29 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.11
0.17 0.51
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
P5 Ya 1 0.11
P6 Ya 1 0.11
P7 Ya 1 0.11
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.13
0.11 0.44
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.13
5
P1 Ya 1 0.20
0.22 1.09
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.57 2.44
Tabel 4.22 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO5
0 P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.20
0.22 0.22
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.25
0.22 0.44 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
58
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Ya 1 0.14
0.22 0.67
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4
P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.44
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.01
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
4.50 1.79
Tabel 4.23 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.28 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.33
0.37 0.37 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
2
P1 Ya 1 0.25
0.14 0.28 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Ya 1 0.20
0.22 0.66
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
4 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
59
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.82 1.30
Tabel 4.24 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO7
0 P1 Tidak 0 0.00
0.29 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.59 0.59 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.35
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.70 0.94
Tabel 4.25 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO8
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO8
0
P1 Ya 1 0.33
0.90 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
60
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.10 0.40
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 0.40
Tabel 4.26 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO9
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO9
0
P1 Ya 1 0.33
0.20 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.14
0.43 0.43
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
2
P1 Ya 1 0.33
0.20 0.40 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.09 0.26 P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
61
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.09 0.43
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.67 1.51
Tabel 4.27 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO10
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO10
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.38 0.38
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.13
P6 Ya 1 0.13
P7 Ya 1 0.13
P8 Ya 1 0.13
2
P1 Tidak 0 0.00
0.20 0.41
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
62
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.22 0.66
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.13
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.11
0.14 0.55
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.61
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
1.63 2.61
Tabel 4.28 Perhitungan Normalisasi*Level Responden1 Domain AI1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI1
0 P1 Tidak 0 0.00
0.28 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.28 0.28 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Ya 1 0.20
0.44 0.89 P2 Ya 1 0.20
63
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.80 1.17
Tabel 4.29 Perhitungan Normalisasi*Level Responden1 Domain AI2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.59 0.59 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.29 0.59 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.35
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Tidak 0 0.00
4 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
64
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.70 1.53
Tabel 4.30 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI3
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.50 0.50 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.25 0.50 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.25 1.00 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2.00 2.00
Tabel 4.31 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI4 0
P1 Ya 1 0.50 0.35 0.00
P2 Tidak 0 0.00
1 P1 Ya 1 0.17 0.58 0.58
65
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.08 0.23
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81
Tabel 4.32 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI5 0 P1 Tidak 0 0.00 0.39 0.00
66
P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.39 0.39 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.22 1.11
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.29 1.50
Tabel 4.33 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.80 0.80 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
67
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.20 0.60 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.25
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.25 1.40
Tabel 4.34 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI7
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.33
0.40 0.40 P2 Ya 1 0.33
P3 Tidak 0 0.00
2
P1 Ya 1 0.33
0.60 1.20 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
68
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.67 1.60
Tabel 4.35 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO1
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.20
0.25 0.25
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.25
0.24 0.48 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.32
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.17
0.21 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
5
P1 Ya 1 0.20
0.19 0.95
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3.15 2.00
Tabel 4.36 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO2 0
P1 Tidak 0 0.00 0.12 0.00
P2 Ya 1 0.50
1 P1 Ya 1 0.25 0.18 0.18
69
P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Ya 1 0.33
0.16 0.32 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.17
0.16 0.49
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.11
0.16 0.65
P2 Ya 1 0.11
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.11
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Ya 1 0.14
0.21 1.04
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4.11 2.69
Tabel 4.37 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO3
0
P1 Tidak 0 0.00
0.20 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
1
P1 Tidak 0 0.00
0.18 0.18
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.20
0.18 0.35
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Ya 1 0.17
0.15 0.44
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
4 P1 Ya 1 0.09
0.27 1.06 P2 Ya 1 0.09
70
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
P6 Ya 1 0.09
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.04 0.21
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
3.42 2.24
Tabel 4.38 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO4
0 P1 Ya 1 1.00 0.22 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.11 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.15 0.29 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.11
0.01 0.02
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
P5 Ya 1 0.11
P6 Ya 1 0.11
P7 Ya 1 0.11
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.13
0.14 0.55
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.13
5
P1 Ya 1 0.20
0.01 0.03
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.57 1.00
71
Tabel 4.39 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO5
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.06 0.06
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2
P1 Ya 1 0.25
0.31 0.63 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Ya 1 0.14
0.31 0.94
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4
P1 Tidak 0 0.00
0.16 0.63
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.16 0.78
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
3.20 3.03
Tabel 4.40 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.50 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.33
0.67 0.67 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
2
P1 Ya 1 0.25
0.25 0.50 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Ya 1 0.20
0.40 1.20
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
4 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
72
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.82 2.37
Tabel 4.41 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO7
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.71 0.71 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.24 0.48 P2 Ya 1 0.50
3
P1 Ya 1 0.20
0.19 0.57
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.10 0.38
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2.10 2.14
Tabel 4.42 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO8
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO8
0
P1 Ya 1 0.33
0.90 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P1 Tidak 0 0.00 0.10 0.40
73
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 0.40
Tabel 4.43 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO9
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO9
0
P1 Ya 1 0.33
0.16 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.14
0.33 0.33
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
2
P1 Ya 1 0.33
0.31 0.62 P2 Ya 1 0.33
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Ya 1 0.14
0.13 0.40
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.07 0.33
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
74
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
2.14 1.69
Tabel 4.44 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO10
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO10
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.25 0.51
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.19 0.57
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.13
P8 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.11
0.25 1.01
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.11
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.30 1.52
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
1.32 3.61
Tabel 4.45 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI1 0
P1 Tidak 0 0.00 0.31 0.00
P2 Ya 1 0.50
1 P1 Ya 1 0.25 0.31 0.31
75
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.38 0.75
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.60 1.06
Tabel 4.46 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.79 0.79 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.21 0.63
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.95 1.42
76
Tabel 4.47 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI3
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.57 0.57 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.14 0.29 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.29 1.14 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
1.75 2.00
Tabel 4.48 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI4
0 P1 Ya 1 0.50
0.35 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.17
0.58 0.58
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.08 0.23
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.11
P9 Tidak 0 0.00
4 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
77
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81
Tabel 4.49 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI5
0 P1 Tidak 0 0.00
0.39 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.39 0.39 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.22 1.11
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.29 1.50
78
Tabel 4.50 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.00 1.00
Tabel 4.51 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI7
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.33
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
79
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.67 1.00
Tabel 4.52 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO1
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.20
0.27 0.27
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.25
0.25 0.50 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Tidak 0 0.00
0.11 0.34
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.17
0.17 0.67
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
5
P1 Ya 1 0.20
0.20 1.01
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2.98 2.78
Tabel 4.53 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO2
80
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.13 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.20 0.20 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Ya 1 0.33
0.18 0.35 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Tidak 0 0.00
0.13 0.39
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.11
0.18 0.70
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Tidak 0 0.00
0.19 0.94
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
3.80 2.59
Tabel 4.54 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO3 0
P1 Tidak 0 0.00
0.20 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
81
1
P1 Tidak 0 0.00
0.18 0.18
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.20
0.18 0.35
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Ya 1 0.17
0.10 0.29
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.09
0.27 1.07
P2 Ya 1 0.09
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
P6 Ya 1 0.09
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.08 0.42
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.14
P7 Tidak 0 0.00
3.39 2.32
Tabel 4.55 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO4 0 P1 Ya 1 1.00 0.21 0.00
1 P1 Tidak 0 0.00 0.16 0.16
82
P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.14 0.28 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.11
0.17 0.50
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
P5 Ya 1 0.11
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.11
P9 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.13
0.11 0.43
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
5
P1 Ya 1 0.20
0.21 1.07
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.69 2.43
Tabel 4.56 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO5
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.07 0.07
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2 P1 Ya 1 0.25 0.37 0.73
83
P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Ya 1 0.14
0.31 0.94
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
4
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.49
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.61
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
2.72 2.85
Tabel 4.57 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.31 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.33
0.41 0.41 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
2
P1 Ya 1 0.25
0.15 0.31 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.37
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
84
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.62 1.09
Tabel 4.58 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO7
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.59 0.59 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.29 0.59 P2 Ya 1 0.50
3
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.35
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.70 1.53
Tabel 4.59 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO8
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO8 0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
85
P3 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.33
0.90 0.90 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.10 0.40
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 1.30
Tabel 4.60 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO9
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO9
0
P1 Ya 1 0.33
0.16 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.14
0.33 0.33
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
2 P1 Ya 1 0.33
0.31 0.62 P2 Ya 1 0.33
86
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Ya 1 0.14
0.13 0.40
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.07 0.33
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
2.14 1.69
Tabel 4.61 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO10
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO10
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
2 P1 Tidak 0 0.00 0.73 1.45
87
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.27 0.82
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
0.46 2.27
Tabel 4.62 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI1
0 P1 Ya 1 0.50
1.00 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
88
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.00 0.00
Tabel 4.63 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
89
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.75 1.00
Tabel 4.64 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI3
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.80 0.80 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.20 0.80 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
1.25 1.60
Tabel 4.65 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI4
0 P1 Ya 1 0.50
0.35 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1 P1 Ya 1 0.17
0.58 0.58 P2 Ya 1 0.17
90
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.08 0.23
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81
Tabel 4.66 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI5 0 P1 Tidak 0 0.00 0.50 0.00
91
P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.50 0.50 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.00 0.50
Tabel 4.67 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
92
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.00 1.00
Tabel 4.68 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI7
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.33
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
93
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.67 1.00
Tabel 4.69 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO1
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.20
0.19 0.19
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Tidak 0 0.00
2
P1 Ya 1 0.25
0.18 0.36 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Ya 1 0.17
0.24 0.72
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.17
0.24 0.96
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
5
P1 Ya 1 0.20
0.14 0.72 P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
94
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4.15 2.96
Tabel 4.70 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.18 0.18 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Ya 1 0.33
0.16 0.31 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.17
0.19 0.58
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.11
0.16 0.62
P2 Ya 1 0.11
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.11
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Ya 1 0.14
0.20 1.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4.27 2.70
95
Tabel 4.71 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO3
0
P1 Ya 1 0.33
0.26 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
1
P1 Tidak 0 0.00
0.10 0.10
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
2
P1 Ya 1 0.20
0.15 0.31
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Ya 1 0.17
0.13 0.39
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
4
P1 Ya 1 0.09
0.23 0.93
P2 Ya 1 0.09
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
P6 Ya 1 0.09
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.07 0.37
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.14
P7 Tidak 0 0.00
3.89 2.10
96
Tabel 4.72 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO4
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO4
0 P1 Ya 1 1.00 0.21 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.16 0.16 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.14 0.28 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
3
P1 Ya 1 0.11
0.16 0.48
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
P5 Ya 1 0.11
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.11
P9 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.13
0.21 0.85
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.13
5
P1 Ya 1 0.20
0.21 1.04
P2 Ya 1 0.20
P3 Ya 1 0.20
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.82 2.80
Tabel 4.73 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO5 0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
97
1
P1 Tidak 0 0.00
0.06 0.06
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2
P1 Ya 1 0.25
0.31 0.63 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
3
P1 Ya 1 0.14
0.31 0.94
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4
P1 Tidak 0 0.00
0.16 0.63
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.16 0.78
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
3.20 3.03
Tabel 4.74 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO6
0 P1 Tidak 0 0.00
0.31 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.33
0.41 0.41 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.33
2
P1 Ya 1 0.25
0.15 0.31 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
98
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.12 0.37
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.62 1.09
Tabel 4.75 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO7
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.48 0.48 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.24 0.48 P2 Ya 1 0.50
3
P1 Ya 1 0.20
0.19 0.57
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.10 0.38
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2.10 1.90
99
Tabel 4.76 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO8
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO8
0
P1 Ya 1 0.33
0.90 0.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Ya 1 0.33
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.10 0.40
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 0.40
Tabel 4.77 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO9
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO9
0
P1 Ya 1 0.33
0.16 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.14
0.33 0.33 P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14
100
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
2
P1 Ya 1 0.33
0.31 0.62 P2 Ya 1 0.33
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Ya 1 0.14
0.13 0.40
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.07 0.33
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
2.14 1.69
Tabel 4.78 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO10
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO10
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
101
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.25 0.51
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.19 0.57
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.13
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
4
P1 Ya 1 0.11
0.25 1.01
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.11
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.30 1.52
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
1.32 3.61
Tabel 4.79 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI1
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI1
0 P1 Tidak 0 0.00
0.31 0.00 P2 Ya 1 0.50
1 P1 Ya 1 0.25
0.31 0.31 P2 Tidak 0 0.00
102
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.38 0.75
P2 Ya 1 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.60 1.06
Tabel 4.80 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI2
0 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.65 0.65 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.35 1.04 P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.20
103
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.15 1.70
Tabel 4.81 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI3
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI3
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
0.57 0.57 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2
P1 Tidak 0 0.00
0.14 0.29 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.29 1.14 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 0 0.00
1.75 2.00
Tabel 4.82 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI4
104
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI4
0 P1 Ya 1 0.50
0.35 0.00 P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.17
0.58 0.58
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.08 0.23
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81
105
Tabel 4.83 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI5
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
/AI5
0 P1 Tidak 0 0.00
0.39 0.00 P2 Ya 1 0.50
1
P1 Ya 1 0.25
0.39 0.39 P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.22 1.11
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.14
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.29 1.50
Tabel 4.84 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI6
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI6 0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
106
P2 Tidak 0 0.00
1
P1 Ya 1 0.25
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
2 P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.00 1.00
Tabel 4.85 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI7
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI7
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
1
P1 Ya 1 0.33
1.00 1.00 P2 Ya 1 0.33
P3 Tidak 0 0.00
2
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
107
4
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
5
P1 Tidak 0 0.00
0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.67 1.00
c. Perhitungan Maturity Level
Maturity level atau tingkat kematangan di dapat dari hasil
perhitungan jawaban tiap responden pada kuisioner COBIT 4.0.
Hasil dari perhitungan maturity level dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.86 Tabel Maturity Level Domain PO1
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO1
R1 0.00 0.26 0.39 0.65 0.69 0.78 2.77
R2 0.00 0.25 0.48 0.32 0.00 0.95 2.00
R3 0.00 0.27 0.50 0.34 0.67 1.01 2.78
R4 0.00 0.19 0.36 0.72 0.96 0.72 2.96
Maturity Level = 2.63
108
Tabel 4.87 Tabel Maturity Level Domain PO2
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO2
R1 0.00 0.16 0.44 0.44 0.58 1.09 2.71
R2 0.00 0.18 0.32 0.49 0.65 1.04 2.69
R3 0.00 0.20 0.35 0.39 0.70 0.94 2.59
R4 0.00 0.18 0.31 0.58 0.62 1.00 2.70
Maturity Level = 2.67
Tabel 4.88 Tabel Maturity Level Domain PO3
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO3
R1 0.00 0.20 0.37 0.47 0.85 0.50 2.40
R2 0.00 0.18 0.35 0.44 1.06 0.21 2.24
R3 0.00 0.18 0.35 0.29 1.07 0.42 2.32
R4 0.00 0.10 0.31 0.39 0.93 0.37 2.10
Maturity Level = 2.26
Tabel 4.89 Tabel Maturity Level Domain PO4
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO4
R1 0.00 0.11 0.29 0.51 0.44 1.09 2.44
R2 0.00 0.11 0.29 0.02 0.55 0.03 1.00
R3 0.00 0.16 0.28 0.50 0.43 1.07 2.43
R4 0.00 0.16 0.28 0.48 0.85 1.04 2.80
Maturity Level = 2.17
Tabel 4.90 Tabel Maturity Level Domain PO5
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO5
R1 0.00 0.22 0.44 0.67 0.44 0.01 1.79
R2 0.00 0.06 0.63 0.94 0.63 0.78 3.03
R3 0.00 0.07 0.73 0.94 0.49 0.61 2.85
R4 0.00 0.06 0.63 0.94 0.63 0.78 3.03
Tabel 4.91 Tabel Maturity Level Domain PO6
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO6
R1 0.00 0.37 0.28 0.66 0.00 0.00 1.30
R2 0.00 0.67 0.50 1.20 0.00 0.00 2.37
R3 0.00 0.41 0.31 0.37 0.00 0.00 1.09
R4 0.00 0.41 0.31 0.37 0.00 0.00 1.09
109
Maturity Level = 1.46
Tabel 4.92 Tabel Maturity Level Domain PO7
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO7
R1 0.00 0.59 0.00 0.35 0.00 0.00 0.94
R2 0.00 0.71 0.48 0.57 0.38 0.00 2.14
R3 0.00 0.59 0.59 0.35 0.00 0.00 1.53
R4 0.00 0.48 0.48 0.57 0.38 0.00 1.90
Maturity Level = 1.63
Tabel 4.93 Tabel Maturity Level Domain PO8
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO8
R1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
R2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
R3 0.00 0.90 0.00 0.00 0.40 0.00 1.30
R4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.40 0.00 0.40
Maturity Level = 0.43
Tabel 4.94 Tabel Maturity Level Domain PO9
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO9
R1 0.00 0.43 0.40 0.26 0.00 0.43 1.51
R2 0.00 0.33 0.62 0.40 0.00 0.33 1.69
R3 0.00 0.33 0.62 0.40 0.00 0.33 1.69
R4 0.00 0.33 0.62 0.40 0.00 0.33 1.69
Maturity Level = 1.65
Tabel 4.95 Tabel Maturity Level Domain PO10
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
PO10
R1 0.00 0.38 0.41 0.66 0.55 0.61 2.61
R2 0.00 0.00 0.51 0.57 1.01 1.52 3.61
R3 0.00 0.00 1.45 0.82 0.00 0.00 2.27
R4 0.00 0.00 0.51 0.57 1.01 1.52 3.61
Maturity Level = 3.03
110
Tabel 4.96 Tabel Maturity Level Domain AI1
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI1
R1 0.00 0.28 0.89 0.00 0.00 0.00 1.17
R2 0.00 0.31 0.75 0.00 0.00 0.00 1.06
R3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
R4 0.00 0.31 0.75 0.00 0.00 0.00 1.06
Maturity Level = 0.82
Tabel 4.97 Tabel Maturity Level Domain AI2
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI2
R1 0.00 0.59 0.59 0.35 0.00 0.00 1.53
R2 0.00 0.79 0.00 0.63 0.00 0.00 1.42
R3 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R4 0.00 0.65 0.00 1.04 0.00 0.00 1.70
Maturity Level = 1.41
Tabel 4.98 Tabel Maturity Level Domain AI3
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI3
R1 0.00 0.50 0.50 0.00 1.00 0.00 2.00
R2 0.00 0.57 0.29 0.00 1.14 0.00 2.00
R3 0.00 0.80 0.00 0.00 0.80 0.00 1.60
R4 0.00 0.57 0.29 0.00 1.14 0.00 2.00
Maturity Level = 1.90
Tabel 4.99 Tabel Maturity Level Domain AI4
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI4
R1 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
R2 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
R3 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
R4 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
Maturity Level = 0.81
111
Tabel 4.100 Tabel Maturity Level Domain AI5
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI5
R1 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 1.11 1.50
R2 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 1.11 1.50
R3 0.00 0.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.50
R4 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 1.11 1.50
Maturity Level = 1.25
Tabel 4.101 Tabel Maturity Level Domain AI6
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI6
R1 0.00 0.80 0.00 0.60 0.00 0.00 1.40
R2 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R3 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R4 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
Maturity Level = 1.10
Tabel 4.102 Tabel Maturity Level Domain AI7
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Maturity
Level
AI7
R1 0.00 0.40 1.20 0.00 0.00 0.00 1.60
R2 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R3 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R4 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
Maturity Level = 1.15
4.2.2 Menentukan Uji Hipotesis.
Sebelum menentukan uji hipotesis perlu diketahui terlebih dahulu
nilai kematangan rata-rata dari domain PO dan AI. Berikut ini adalah hasil
perhitungan dari domain PO dan AI :
112
Tabel 4.103 Tabel Hasil Uji Hipotesis PO
Control Objective Pertanyaan Index Maturity Level
PO1 – Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 28 2.63 3
PO2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi 31 2.67 3
PO3 – Menentukan Arah Teknologi 37 2.26 3
PO4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan hubungan IT 30 2.17 3
PO5 – Mengelola Investasi IT 30 2.68 3
PO6 – Communicate Management Aims & Direction 20 1.46 2
PO7 – Mengelola SDM IT 23 1.63 2
S ;]PO8 – Mengelola Mutu 26 0.43 1
PO9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT 38 1.65 2
PO10 – Mengelola Proyek-proyek 37 3.03 3
Total Rata-Rata
300 2.06 2
Tabel 4.104 Tabel Hasil Uji Hipotesis AI
Control Objective Pertanyaan Index Maturity Level
AI1 – Identifikasi Solusi yang Otomatis 27
0.82 1
AI2 – Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software 24 1.41 1
AI3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi 21 1.90 2
AI4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya 38
0.81 1
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT 32 1.25 2
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan 26 1.10 1
AI 7 – Memasang dan Mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan
25 1.15 1
Total Rata_Rata
193 1.21 1
Berdasarkan perhitungan rekapitulasi domain PO dan AI di atas
dapat diambil kesimpulan untuk melakukan uji hipotesis. Hipotesis awal
diduga tingkat kematangan pada PT. BPR Syariah Wakalumi berada di level
1 (Initial/Ad Hoc)pada domain PO dan AI. Dari hasil perhitungan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa maturity level domain PO berada di level 2
113
sehingga hipotesis untuk domain PO ditolak. Sedangkan maturity level
domain AI berada di level 1 sehingga hipotesis untuk domain AI dapat
diterima.
4.2.3 Menganalisa Kesenjangan Gap
Setelah mengetahui tingkat kematangan Control Objective domain
PO dan AI pada PT. BPR Syariah Wakalumi saat ini (as-is), maka perlu
dilakukan penyesuaian dengan target kematangan Control Objective yang
diinginkan (to-be). Penentuan target kematangan yang diinginkan pada level
3 atas dasar keinginan perusahaan agar memiliki pengelolaan tata kelola
teknologi informasi yang lebih baik dari kondisi saat ini selain itu
berdasarkan standar internasional perusahaan dengan tata kelola teknologi
informasi yang baik berada pada level 3. Untuk menganalisa kesenjangan
gap pada domain PO dan AI dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.105 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain PO
Domain Proses Current Maturity Expected Maturity
PO1 Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 2.63 3
PO2 Mendefinisikan Arsitektur Informasi 2.67 3
PO3 Menentukan Arah Teknologi 2.26 3
PO4 Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT 2.17 3
PO5 Mengelola Investasi IT 2.68 3
PO6 Communicate management aims and direction 1.46 3
PO7 Mengelola SDM IT 1.63 3
PO8 Mengelola Mutu 0.43 3
PO9 Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT 1.65 3
PO10 Mengelola Proyek-proyek 3.03 3
114
Gambar 4.2 Grafik Diagram Laba-Laba PO
Tabel 4.106 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain AI
Domain Proses Current Maturity Expected Maturity
AI 1 Identifikasi Solusi yang Otomatis 0.82 3
AI 2 Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software 1.41 3
AI 3 Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi 1.90 3
AI 4 Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya 0.81 3
AI 5 Memperoleh Sumber Daya IT 1.25 3
AI 6 Mengelola Perubahan-perubahan 1.10 3
AI 7 Memasang dan Mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan 1.15 3
Gambar 4.3 Grafik Diagram Laba-Laba AI
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00PO1
PO2
PO3
PO4
PO5
PO6
PO7
PO8
PO9
PO10
Current Maturity
Expected Maturity
0.00
1.00
2.00
3.00AI 1
AI 2
AI 3
AI 4AI 5
AI 6
AI 7
Current Maturity
Expected Maturity
115
Dengan melihat hasil dari tabel di atas dapat dilihat adanya
gap pada 11 Control Objective domain PO dan AI. 6 gap terdapat
pada domain PO dan 7 gap terdapat pada domain AI. 13 gap yang
harus disesuaikan adalah PO3, PO4, PO6, PO7, PO8, PO9, AI1, AI2,
AI3, AI4, AI5, AI6, AI7.
4.3. Fase Merencanakan Solusi.
Gap yang ditemukan pada 13 Control Objective diatas harus bisa diatasi
oleh PT. BPR Syariah Wakalumi, pada fase ini gap antara posisi as-is dan to-be
harus dianalisis dan ditranslasikan menjadi peluang perbaikan. Langkah-langkah
perbaikan gap pada domain PO dan AI sebagai berikut :
1. Mengatasi gap pada domain PO3
Tabel 4.107 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO3
Membuat perencanaan infrastruktur teknologi untuk menentukan
arah pengembangan teknologi .
Membuat dokumentasi dari perencanaan infrastruktur teknologi.
Mengadakan training formal untuk mendukung pengembangan
perencananaan infrastruktur.
2. Mengatasi gap pada domain PO4
Tabel 4.108 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO4
Organisasi IT terlibat secara aktif dan konsisten dalam proses bisnis
perusahaan.
Organisasi IT yang ada dikembangkan dan didokumentasikan
bersama strategi IT.
116
3. Mengatasi gap pada domain PO6
Tabel 4.109 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO6
Mendorong diadakannya training-training yang dapat menunjang
pihak manajemen dalam mengontrol kinerja TI di perusahaan.
Memenuhi kebutuhan manajemen akan kontrol lingkungan informasi
yang efektif dan terdokumentasi dengan baik.
membuat prosedur dan standarisasi yang jelas dalam mengelola
kualitas.
Penentuan kebijakan ditentukan oleh manajemen atas dengan
mengkomunikasikannya dengan seluruh staff berdasarkan
standarisasi dan prosedur-prosedur yang ada.
4. Mengatasi gap pada domain PO7
Tabel 4.110 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO7
Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia IT yang ada
terstandarisasi dan terdokumentasi dengan baik.
Mengadakan training-training formal bagi sumber daya manusia IT
agar sesuai dengan spesifikasi IT dari perusahaan.
5. Mengatasi gap pada domain PO8
Tabel 4.111 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO8
Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya manajemen standar mutu
atau Quality Management System dalam memenuhi kebutuhan bisnis
perusahaan khususnya pada bidang IT.
melakukan perencanaan, penerapan, dan pemeliharaan sistem standar
mutu atau Quality Management System dalam IT.
6. Mengatasi gap pada domain PO9
Tabel 4.112 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO9
Manajemen IT mempunyai nilai standar untuk mengukur resiko dan
rasio resiko.
Manajemen resiko diterapkan pada tiap-tiap proses IT, dianalisa,
didokumentasikan dan dikomunikasikan untuk mengurangi resiko-
resiko dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis.
Training manajemen resiko diadakan untuk semua staff.
117
7. Mengatasi gap pada domain AI1
Tabel 4.113 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI1
Diskusi antara manajemen dan pihak IT untuk menetapkan solusi
yang memenuhi kebutuhan bisnis IT.
Melakukan identifikasi terhadap pengembangan dan impelementasi
solusi seperti sistem, layanan dan infrastruktur agar sesuai dengan
kebutuhan bisnis perusahaan.
Melakukan pendekatan terstruktur dalam menetapkan kebutuhan dan
mengenali solusi teknologi.
8. Mengatasi gap pada domain AI2
Tabel 4.114 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI2
Kesadaran perlunya perawatan aplikasi secara terjadwal dan
terkoordinasi.
Sisi keamanan dari aplikasi lebih diperhatikan.
9. Mengatasi gap pada domain AI3
Tabel 4.115 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI3
Adanya kesadaran perlunya pendekatan secara konsisten untuk
memperoleh dan merawat infrastruktur IT.
Perawatan infrastruktur IT dilakukan secara terjadwal dan
terkoordinasi.
10. Mengatasi gap pada domain AI4
Tabel 4.116 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI4
Adanya standarisasi proses dokumentasi bagi user, manual operasi
dan bahan training.
Melakukan pendekatan seragam bagi pengembangan prosedur
operasi dan user.
Menyertakan input dari unit bisnis dalam rancangan program training
bisnis dan user.
118
11. Mengatasi gap pada domain AI5
Tabel 4.117 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI5
Mengintegrasikan kebijakan dan prosedur perolehan IT dengan
proses perolehan bisnis perusahaan.
Menyusun kebijakan dan prosedur dasar bagi perolehan IT.
Membuat kebijakan formal dan standarisasi kontrak bagi perolehan
sumber daya IT.
12. Mengatasi gap pada domain AI6
Tabel 4.118 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI6
Penerapan perubahan harus disertai dengan perhitungan akibat
penerapan perubahan kepada karyawan dan fungsi kerja perusahaan.
Pihak manajemen mendokumentasikan tiap-tiap perubahan yang
terjadi pada proses bisnis dan IT.
Melakukan analisa terhadap dampak perubahan pada proses bisnis
dan IT untuk mendukung strategi bisnis dan perencanaan teknologi
baru.
13. Mengatasi gap pada domain AI7
Tabel 4.119 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI7
Menerapkan metodologi formal terkait instalasi, migrasi dan
konversi infrastruktur IT yang baru.
Melakukan uji kelayakan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan bisnis IT dan tidak adanya
permasalahan lain yang timbul akibat penerapan sistem baru.
119
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
A. COBIT 4.0 dapat digunakan sebagai metode dalam melakukan
penilaian Tata Kelola TI pada aplikasi CSBO. Untuk melakukan
penilaian Tata Kelola TI COBIT 4.0 didukung oleh kuisoner sebagai
tools untuk mengetahui tingkat kematangan di tiap-tiap domain.
B. Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya dapat diambil
kesimpulan bahwa pengelolaan teknologi informasi pada aplikasi
CSBO belum sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Gap-gap yang
ada menunjukkan bahwa pengelolaan teknologi informasi di PT. BPR
Syariah Wakalumi belum sepenuhnya mendukung dan selaras dengan
strategi bisnis dari perusahaan. Pengelolaan Tata Kelola TI yang baik
akan membantu penyelarasan antara bisnis dan teknologi informasi
sebagai proses dan tujuan atas pencapaian keuntungan persaingan
melalui hubungan simbiosis antara bisnis dan teknologi informasi.
120
C. Untuk mengatasi gap-gap yang ada pada masing-masing proses TI
perlu diketahui terlebih dahulu tingkat kematangan saat ini (as-is) dan
tingkat kematangan yang diinginkan (to-be). Hasil analisa dari
kondisi as-is dan to-be dapat ditranlasikan menjadi peluang perbaikan
tata kelola TI pada PT. BPR Syariah Wakalumi dengan mengacu
pada metode COBIT 4.0.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya, penulis dapat
memberikan saran :
1. Bagi PT. BPR Syariah Wakalumi.
A. Dari segi manajerial diharapkan penelitian ini dapat menjadi
bahan acuan dalam melakukan pengelolaan tata kelola
teknologi informasi terutama pada domain PO dan AI agar
mencapai tingkat kematangan yang diinginkan yaitu pada
level 3 (Defined Process).
B. Manajemen puncak harus berkomitmen untuk
mengembangkan strategi penggunaan teknologi informasi
agar dapat selaras dengan strategi bisnis perusahaan, ikut
aktif dalam perencanaan teknologi informasi dan bekerja
sama dengan departemen teknologi informasi dalam
memprioritaskan pembangunan aplikasi.
121
C. Departemen informasi harus dapat memahami strategi, tujuan
dan sasaran bisnis perusahaan, tanggap akan kebutuhan
pengguna dan mampu meningkatkan kemampuan dalam hal
teknologi informasi.
2. Saran bagi peneliti-peneliti yang lain :
A. Diharapkan peneliti lain dapat melakukan semua tahap yang
ada pada implementasi tata kelola teknologi informasi dalam
melakukan penilaian tata kelola teknologi informasi.
B. Peneliti lain mampu melakukan penilaian tata kelola
teknologi informasi pada ke empat domain yang ada yaitu
PO (Planning and Organize), AI (Acquire and Implement),
DS (Deliver and Support), dan ME (Monitor and Evaluate).
122
DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto A. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Salemba Infotech. 2005.
William Brian K, Sawyer Stacey C. Using Information Technology : Pengenalan
Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi. Yogyakarta : Andi Publisher. 2007.
Sarno Riyanarto, Audit Sistem dan Teknologi Informasi. Surabaya : ITS Press.
2009.
Surendro Kridanto, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung :
Informatika. 2009.
Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo. 2002.
Jogiyanto HM. Pengenalan Komputer. Yogyakarta : Andi. 2005.
Keraf G. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Pustaka Utama Grafitti. 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka. 2005.
Fitroh. Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI pada Sistem Informasi
Manajemen Akademik (SIM@K) Berdasarkan Domain PO dan AI COBIT 4.0
(Studi Kasus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.
Saraswati S. Rancangan IT Governance Untuk Mendukung Unjuk Kerja Lembaga
Penelitian Pemerintah : Studi Kasus Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
di Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Universitas Gunadarma.
Jurnal 2007.
123
Lenggana TU. Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Kereta
Api Indonesia Berbasis Framework COBIT Domain PO dan AI ( Studi Kasus PT.
KAI). Institut Teknologi Bandung. Jurnal 2008.
124
LAMPIRAN I
HASIL OBSERVASI
125
Dari hasil observasi saya selama 2 bulan pada PT. BPRS wakalumi, didapatkan hasil sebagai
berikut :
Menurut misi ketiga yang tercantum dalam visi misi PT. BPRS Wakalumi yang berisi
memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumber daya insani yang profesional,
kompeten, handal, dan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah.
Menurut saya selaku peneliti, untuk memiliki sistem yang unggul perusahaan harus
melihat apakah sistem yang ada sudah mengintegrasikan proses bisnis dan proses TI
dengan baik, merencanakan, menerapkan dan menetapkan kerangka kontrol TI bagi
perusahaan. Menurut pengamatan saya (pendapat setelah melihat sistem) saya
memprediksi bahwa sistem tersebut berada pada level 1 (initial/ ad-hoc), sebelum melalui
penilaian tata kelola TI. Secara umum sistem yang unggul berada pada level 3 (defined
process).
Dari hasil observasi tersebut, maka saya melakukan penilaian pada aplikasi csbo, untuk
mengetahui level berapakah yang didapat setelah saya melakukan penilaian terhadap
aplikasi tersebut. Dengan metode Cobit 4.0 dengan menggunakan tools yaitu kuisioner.
Kuisioner tersebut diisi oleh bagian-bagian yang terkait atau yang menggunakan aplikasi
tersebut. Kuisioner diisi oleh 4 orang, ibu widi selaku teller pembiayaan, ibu ana selaku
customer service, bapak sidiq selaku staff operasional bagian IT dan bapak mukhlis
selaku bagian audit.
Setelah melalui tahap kuisioner, maka dilakukan perhitungan maturity level dari tiap-tiap
domain yang ada, kemudian menganalisa uji hipotesis dari hipotesis awal sampai pada
hipotesis sebenarnya, setelah itu didapatkan gap. Gap itulah yang akan dianalisa
kesenjangannya hingga dapat digambarkan dalam diagram grafik laba-laba.
126
LAMPIRAN II
HASIL WAWANCARA
127
Nama : Ibu Ana
Jabatan : Customer Service
Hasil wawancara saya dengan Ibu Ana selaku Customer Service pada PT. BPRS
Wakalumi, sebagai berikut :
1. Sebagai customer service, tentunya Ibu Ana hafal betul mengenai profil
perusahaan, tentu sebuah perusahaan memiliki visi misi dan motto sebagai
gambaran umum perusahaan. Apa saja visi, misi, serta motto yang ada pada
PT. BPRS Wakalumi, serta bagaimana sejarah terbentuknya hingga menjadi
PT. BPRS Wakalumi ?
Jawab :
Baik, saya kan menjawab terlebih dahulu bagaimana sejarah singkat
terbentuknya PT. BPRS Wakalumi.
BANK SYARIAH WAKALUMI, didirikan oleh Yayasan Wakalumi (wakaf
karyawan dan alumni muslim citibank), yang bergerak dalam bidang sosial dan
pendidikan bagi anak yatim, miskin dan dhuafa khususnya. Tujuan
didirikannya perseroan selain sebagai unit bisnis yang professional dan islami,
juga untuk menyediakan dana berkesinambungan guna mendukung kegiatan
yayasan. Perseroan resmi beroperasi secara konvensional sebagai BPR sejak 9
April 1990. Berdasarkan Akte No. 78 Notaris B.R.A.Y Mahyastoeti
Notonegoro, SH tanggal 9 Juni 1994, peseroan menyetujui masuknya Bank
Muamalat Indonesia sebagai pemegang saham dengan kepemilikan sebesar
49% dan menyetujui perubahan sistem operasional menjadi syariah. Dengan
masuk serta adanya bantuan teknis dan manajemen dari Bank Muamalat
Indonesia, Kinerja Bank Syariah Wakalumi semakin baik.
Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi system operasional, maka
sejak tahun 1995, perseroan resmi beroperasi dengan sistem syariah.
Selanjutnya mulai tahun 2003, keterkaitan antara Bank Syariah Wakalumi
dengan Bank Muamalat Indonesia. Kini Bank Syariah Wakalumi memiliki 5
kantor kas yang tebesar di wilayah Kabupaten Tangerang. Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan modal dasar, berawal dari Rp. 300 juta
menjadi Rp. 1.5 Milyar, kemudian pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 6
Milyar. Sejak masuknya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1994,
kepemilikan perseroan terbuka bagi siapa saja yang memiliki komitmen yang
sama untuk mengembangkan ekonomi umat.
Kemudian visi, misi dan motto perusahaan adalah sebagai berikut :
Visi yang dimiliki oleh PT. BPR Syariah Wakalumi, yaitu ingin menjadi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah terbaik dan terpercaya.
128
Adapun Misi dari PT. BPRS Wakalumi sebagai berikut :
f. Memberdayakan ekonomi umat dengan fokus usaha mikro, kecil dan
menengah.
g. Memberikan layanan prima dan amanah bagi para mitra usaha.
h. Memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumber daya insani
yang profesional, kompeten, handal dan menjunjung tinggi ukhuwah
islamiyah
i. Memberikan manfaat optimal bagi para stakeholder
j. Memberikan kontribusi nyata bagi negara dan bangsa.
Setiap lembaga perbankan tentu mempunyai motto sebagai motivasi
melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai karyawan dengan berbagai
kegiatan yang ada pada Bank tersebut. Motto dari PT. BPR Syariah Wakalumi
adalah “ Membangun Kualitas Hidup Yang Khasanah ”.
Nama : Bp. Mukhlis
Jabatan : Kabag Audit
Hasil wawancara saya dengan Bapak Mukhlis selaku Kabag Audit pada PT.
BPRS Wakalumi sebagai berikut :
2. Apakah aplikasi csbo ini sudah dilakukan penilaian tata kelola TI ?
Jawab :
Pihak kami belum melakukan penilaian tata kelola TI, yang ada hanyalah
penilaian audit external perusahaan. Terlebih kami tidak mengetahui cara
melakukan penilaian tata kelola TI tersebut.
3. Apakah menurut bapak aplikasi csbo ini sudah sesuai dengan visi, misi dan
motto yang tercantum pada profil perusahaan, terutama pada misi urutan ketiga
yaitu memiliki sistem yang unggul, apa betul aplikasi csbo ini sudah unggul ?
Jawab :
Secara sempurna memang belum, tetapi kami cukup puas dengan aplikasi csbo
ini, karena dapat mempermudah pelayanan kami terhadap nasabah.
4. Bagaimana harapan bapak untuk aplikasi csbo di masa yang akan datang ?
Jawab :
Harapan saya, semoga aplikasi csbo dapat menjadi salah satu penunjang
strategi bisnis perusahaan. jika memang ada yang lebih baik dan modern, kami
ingin mencobanya, karena demi menunjang strategi bisnis perusahaan peranan
teknologi informasi sangat dibutuhkan.
129
LAMPIRAN III
HASIL PENGISIAN KUISIONER
130
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI
MATURITY MODEL
Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology), dengan fokus domain pada PO (Planning and Organization) dan AI
(Acquisition and Implementation). untuk itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya akan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan centang ( √ ) pada pilihan
jawaban (Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.
Nma Responden : Mukhlis Fuad
Bagian : Audit
Jabatan : Kasubag Audit
PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT
Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari dukungan
dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan ketika trasparan tentang keuntungan, biaya, dan
resiko-resiko, adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Perencanaan strategi IT tidak bekerja.
Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi IT diperlukan
untuk mendukung tujuan-tujuan bisnis.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh manajemen IT.
Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai jawaban atas
kebutuhan perusahaan tertentu.
Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada pertemuan
manajemen IT.
Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi dengan reaktif
dibanding dengan strategi seluruh perusahaan.
Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam proyek ke proyek
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis sebagai
kebutuhan dasar.
Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas permintaan
manajemen.
Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, tanpa
konsistensi dengan seluruh strategi perusahaan.
Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan strategi
utama diakui dengan cara intuitif.
√
√
√
√
131
3
Define process Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk melakukan
perencanaan strategi IT.
Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur yang
didokumentasikan dan diketahui semua staff.
Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa perencanaan
sesuai seperti yang dilakukan, namun kebijaksanaan diberikan pada
manajer individual berkenaan dengan proses implementasi dan tidak ada
prosedur untuk menguji proses.
Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari resiko-resiko
yang mana perusahaan rela ambil sebagai sebuah pembaharuan atau
penyokong.
Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat mempengarui
tambahan produk dan teknologi baru.
Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan manajemen bisnis.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi yang
diumumkan oleh manajemen.
Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik dengan
tanggung jawab tingkat atasan.
Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, membuat
keputusan jelas dan mengukur keefektifitasannya.
Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan
√
√
√
√
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan yang dilakukan
seperti yang dibutuhkan.
Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi lebih serasi
dengan menunjukan proses bisnis dan kemampuan nilai tambah dan
mengungkit penggunaan aplikasi dan teknologi melalui merekayasa ulang
proses bisnis.
Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber internal dan
eksternal yang dibutuhkan dalam operasi dan pengembangan sistem.
√
√
5
Optimised Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara terus-menerus
dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis dan berakibat pada nilai bisnis
yang terlihat melalui investasi dalam IT.
Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus diperbaharui dalam
proses perencanaan strategi IT.
Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui untuk
mencerminkan perubahan teknologi dan pengembangan terkait bisnis.
Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-norma industri
dapat dipercaya terjadi dan terintegrasi dengan proses perumusan strategi.
Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana pengembangan teknologi
baru dapat menggerakkan penciptaan kemampuan bisnis baru dan
meningkatkan keuntungan kompetitif perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi tangkas
dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang konsisten tanpa kelim terintegrasi
dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi perusahaan.
Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk mengembangkan
arsitektur ini yang tidak ada dalam perusahaan.
√
√
132
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi.
Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur informasi terjadi
pada dasar tertentu.
Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan oleh tawaran
vendor aplikasi software.
Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari kebutuhan bagi
arsitektur informasi.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun informal dan
intuitif, prosedur-prosedur diikuti dengan individu-individu yang berbeda di
dalam perusahaan.
Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun arsitektur
informasi melalui pengalaman yang dimiliki dan aplikasi teknik-teknik
yang diulang.
Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen arsitektur
informasi oleh individu-individu.
√
√
√
3
Define process Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan
pertanggungjawaban bagi penyampaiannya ditetapkan dan
dikomunikasikan dengan jelas.
Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih telah
distandarisasi dan didokumentasi dan menjadi bagian aktivitas training
informal.
Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah dikembangkan,
meliputi beberapa kebutuhan yang strategis tetapi sesuai dengan kebijakan-
kebijakan, standar-standar, dan tools dengan tidak konsisten ditekankan.
Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada tempatnya,
setting standar seluruh perusahaan, dan mulai untuk melaporkan
penyampaian dan penggunaan arsitektur informasi.
Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan proses dan
peraturan ditetapkan dengan tawaran vendor software database.
Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, dan terus
diterapkan.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureabl
Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara penuh didukung
dengan metode dan teknik formal.
Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur dilaksanakan dan
keberhasilan arsitektur informasi dapat diukur.
√
√
Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum terintegrasi.
Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran adalah pada
tempatnya.
Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan terfokus pada
tujuan kebutuhan bisnis masa depan.
Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua usaha-usaha
pengembangan aplikasi, untuk menjamin kemantapan.
Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan.
Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi informasi dari
database.
Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan mengungkit
ketersediaan informasi.
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada semua level.
Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus ditekankan.
Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk membangun
dan menjaga arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang
mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan dengan tetap dan
luas.
Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam
pengembangan dan perawatan arsitektur informasi mencakup proses
kemajuan yang berlanjut.
√
√
√
√
√
√
133
Strategi untuk mengungkit informasi melalui data pergudangan dan
teknologi data mining yang baik.
Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan
mempertimbangkan dengan seksama informasi non-tradisional pada proses-
proses, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem.
√
PO 3 – Menentukan Arah Teknologi
Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi stabil dan
terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya, dan kemampuan-kemampuan yang yang
diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi yang
sungguh-sungguh ada.
Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan sebagaimana
perencanaan teknologi yang tidak ada.
Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan teknologi adalah
penting untuk menyediakan sumber daya dengan efektif.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan infrastruktur teknologi.
Pengembangan komponen teknologi dan implementasi teknologi baru
adalah khusus dan asing.
Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada perencanaan
infrastruktur.
Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk sering
bertentangan diantara hardware, sistem software dan vendor software
aplikasi.
Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam teknologi adalah tidak
konsisten.
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi dikomunikasikan.
Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis pembangkit pada
masalah-masalah teknis, dibanding penggunaan teknologi untuk kebutuhan
bisnis.
Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk membedakan individu-
individu yang mengikuti intuitif tetapi serupa proses.
Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan teknologi melalui
pembelajaran dan aplikasi teknik-teknik yang diulang.
Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan komponen
infrastruktur.
√
√
√
√
√
3
Define process Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi layak bunyi dan
dilakukan bersama dengan rencana strategi IT.
Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik, terdokumentasi, dan
berkomunikasi baik, tetapi tidak konsisten diterapkan.
Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana perusahaan ingin
untuk mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi, berdasar
resiko-resiko dan persekutuan strategi perusahaan.
Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka panjang dan
rencana pengembangan produk, dengan konsisten dengan arah perusahaan.
Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung jawab.
√
√
√
√
√
√
LEVEL KRITERIA Y T
4
Manage and
measureable
Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan perencanaan
infrastruktur teknologi.
Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk mengembangkan
perencanaan infrastruktur teknologi.
Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi dipertimbangkan.
√
√
√
134
Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari perencanaan dan antisipasi
masalah-masalah.
Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan perencanaan
infrastruktur teknologi dkerjakan.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi yang canggih dan
tanggap terhadap perubahan.
Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.
Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah teknologi untuk
memastikan bahwa staff IT dapat mengelola perubahan teknologi.
Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru yang baik.
Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk mengakses keahlian dan
skill penting.
Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong atau
meninggalkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan kesempatan
bisnis baru atau efisiensi operasional.
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan keterlibatan
teknologi dan benchmark perusahaan terhadap norma industri.
Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh industri, standar
internasional, dan pengembangan, dibanding digerakkan oleh vendor
teknologi.
Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau kembali pada
level manajemen senior.
Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah teknologi.
Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan infrastruktur teknologi
yang hebat yang mencerminkan kebutuhan bisnis, responsif dan dapat
dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan-perubahan dalam lingkungan
bisnis.
Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada tempatnya untuk
meningkatkan perencanaan infrastruktur teknologi.
Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam menentukan arah
teknis.
√
√
√
√
√
√
√
PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.
Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui dengan ketentuan penguasaan dan
memberikan yang baik dan komponen titik kontak adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk memfokuskan prestasi
sasaran bisnis.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten diterapkan.
IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah kemudian.
Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa perspektif
seluruh perusahaan.
Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk organisasi IT; namun
demikian peran dan tanggung jawab tidak formal dan tidak dilakukan.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi dengan tidak
konsisten, pada kebutuhan pelanggan dan hubungan vendor.
Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen vendor
dikomunikasikan, tetapi keputusan masih bergantung pada pengetahuan dan
skill utama individu.
Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola organisasi IT dan
hubungan vendor.
√
√
√
3
Define process Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan pihak ketiga
yang ada.
√
135
Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan dikomunikasikan dan
bersama dengan strategi IT.
Lingkungan kontrol internal baik adanya.
Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, meliputi steering
committee/SC (komisi pengendali), internal audit, dan manajemen vendor.
Organisasi IT secara lengkap sempurna.
Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu dilakukan oleh
user.
Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan memuaskan.
Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.
Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan memasukkan
semua peran penting untuk mengejar kebutuhan bisnis.
Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan tanggung jawab jelas
dan berimbang.
Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam perusahaan dari fungsi IT.
Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan, menerapkan, dan
mengawasi hubungan dan perusahaan yangdisukai.
Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan faktor-faktor
keberhasilan penting user dibakukan.
√
√
√
√
√
Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek pengembangan
profesional dan staff.
Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara internal dan itu
diperlukan dari perusahaan luar yang baik dan dilakukan.
Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis dengan memberikan
layanan bersama dengan proses bisnis yang strategis, bukannya dengan
teknologi-teknologi asing.
√
√
√
5
Optimised Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif.
Prakrek terbaik industri disebarkan.
Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam mengawasi
kinerja proses-proses dan organisasi IT.
Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas dan distribusi
geografis organisasi.
Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya.
√
√
√
√
√
136
PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan keuntungan yang
menyertainya.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan investasi IT dan
besaran dana.
Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan investasi IT tetapi
kebutuhan ini masih terkomunikasi secara tidak konsisten.
Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran dana
pembangunan telah dikerjakan oleh sebuah basis ad hoc.
Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi muncul dengan
dokumentasi tidak resmi.
Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc
Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional terfokus pada
pendanaan..
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap kebutuhan
pemilihan investasi IT dan pendanaan.
Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah terkomunikasi.
Perbedaannya tergantung pada inisiatif perseorangan dalam organnisasi.
Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk membangun komponen
IT.
Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan.
√
√
√
√
3
Define process
Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan terdeskripsi,
terdokumentasi dan dikomunikasikan, dan menutupi kunci bisnis dan
isu/berita teknologi.
Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis
Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, didokumentasikan dan
dikomunikasikan
Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan dasar tiap
inisiatif individu
Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan pendanaan menjadi
faktor utama
Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
membuat pendanaan IT.
Merekomendasikan investasi IT yang sesuai.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi IT dan
pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved.
Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran langsung dan
tidak langsung dari operasi yang ada termasuk investasi yang dituju, dan
juga mempertimbangkan seluruh pengeluaran daur hidup.
Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan
Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana
√
√
√
√
√
137
Investasi
Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial dan non-finansial.
√
5
Optimised
Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai contoh/standar dan
pendekatan identifikasi untuk meningkatkan efektifitas investasi Analisa
pembangunan teknologi digunakan di pemilihan investasi dan proses
pendanaan
Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus berdasar
pelajaran yang dipelajari dari analisa performa investasi yang nyata/aktual,
Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan kenaikan harga
Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks organisasi
Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya disatukan
dengan keputusan investasi
√
√
√
√
√
PO 6 - Communicate Management Aims and Direction
Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen harus berperan aktif
dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi kontrol
lingkungan yang positif
Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set kebijaksanaan,
prosedur, standarisasi dan proses komplain.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol lingkungan informasi..
Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan dikomunikasikan
kepada sebuah basis Ad Hoc yang didasarkan pada isu yang berkembang.
Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan secara informal
dan tidak consistent.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari kebutuhan dan
persyaratan sebuah kontrol lingkungan informasi yang efektif, tetapi secara
praktikal sebagian besar dilakukan informal.
Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan kebijaksanaan
control, prosedur dan standarisasi, tetapi pembangunan diserahkan kepada
manager secara perorangan dan area bisnis.
Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk diikuti tetapi
kenyataannya diserahkan kepada manager perseorangan
Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar persyaratan.
√
√
√
√
3
Define process Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah control informasi
yang komplit, dan juga membuat manajemen kualitas yang termasuk
didalamnya adalah kebijakan-kebijakan, prosedur dan standarisasi
Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen dilakukan secara
terstruktur, terawat dan diketahui seluruh staf. Prosedur dan standarisasi
yang ada dapat diterima dan meliputi beberapa isu elemen
Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan IT yang penting.
Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan informasi tetapi sulit
diterima.
Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati kebijaksanaan
control dan standar, terdapat ketidak konsistenan pada pengawasan terhadap
kebijakan dan standarisasi ini.
√
√
√
√
√
LEVEL KRITERIA Y T
4
Manage and
measureable
Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan control komunikasi
internal dan mendelegasikan tanggung jawab dan mengalokasikan sumber
daya yang cukup untuk mempertahankan lingkungan berada pada jalurnya
di perubahan secara signifikan
Control positif, lingkungan control informasi, termasuk sebuah komitmen
√
√
138
untuk kualitas dan peringatan keamanan IT, telah disediakan
Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah disiapkan,
dirawat dan dikomunikasikan dan membutuhkan praktis internal yang baik.
√
5
Optimised
Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi manajemen
framework dan pandangan dan secara teratur diperhatikan, diupdate dan
berkembang secara periodik.
Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan bahwa praktik
industri terbaik akan segera diadopsi dengan penghormatan untuk
mengontrol arah dan teknik komunikasi. Pengawasan, control diri dan
pengecekan compliance dilakukan secara teratur oleh organisasi.
Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan dan dasar
pengetahuan kewaspadaan dan untuk mengoptimalkan komunikasi
menggunakan automation kantor dan alat dasar computer training.
√
√
√
PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT yang kompeten
dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan manajemen sumber
daya manusia IT dengan proses perencanaan teknologi bagi perusahaan.
Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung jawab bagi
manajemen sumber daya manusia IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber daya manusia IT.
Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan informal.
Proses manajemen sumber daya manusia IT secara operasional terfokus
menggunakan dan mengelola personel IT.
Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan teknologi dan
bisnis cepat dan solusi komplek terus meningkat berakibat pada kebutuhan
skill baru dan tingkat kompetensi.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola sumber daya
manusia IT digerakkan oleh kebutuhan proyek tertentu, bukannya oleh
keseimbangan pemahaman dari ketersediaan internal dan eksternal staff
yang terampil.
Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu menerima training
pada dasar yang dibutuhkan.
√
√
3
Define process
Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber daya manusia
IT.
Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada.
Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan mengelola personel IT.
Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai kebutuhan sumber
daya manusia IT.
Program pemutaran, dirancang untuk memperluas kemampuan manajemen
bisnis yang mantap.
√
√
√
√
√
4
Manage and
Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan perencanaan manajemen
sumber daya manusia IT telah ditugaskan pada individu dan kelompok
√
139
measureable tertentu dengan dibutuhkan keahlian dan skill yang penting untuk
mengembangkan dan memelihara perencanaan.
Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan manajemen sumber
daya manusia IT responsif pada perubahan.
Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan untuk
mengenali penyimpangan dari perencanaan manajemen sumber daya
manusia IT, dengan penekanan tertentu dan pengelolaan perkembangan
personel IT dan mutasi.
Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan dibandingkan pada praktek
terbaik industri dan perusahaan IT lainnya.
√
√
√
Manajemen sumber daya manusia IT proaktif mempertimbangkan arah
karir.
√
5
Optimised
Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui terus-menerus
untuk mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan
teknologi, menjamin pengembangan optimal, dan penggunaan ketersediaan
skill IT.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan responsif pada
kesatuan arah yang strategis.
Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia IT konsisten
dengan praktek terbaik industri, seperti kompensasi, penilaian prestasi,
partisipasi dalam forum industri, trasfer pengetahuan, training dan
pengawasan.
Program-program training dikembangkan untuk semua standar teknologi
baru dan produk lebih dulu pada penyebarannya di perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan kemajuan berlanjut
dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Peruasahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan metodologi daur
hidup pengembangan sistem (SDLC).
Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa mutu program perlu.
Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS.
QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi.
Manajemen membuat keputusan informal pada mutu.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan mengawasi aktivitas
QMS dalam IT.
Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada proyek IT dan
inisiatif berorientasi proses, tidak pada proses seluruh perusahaan.
√
√
3 Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh manajemen dan
mencakup manajemen IT dan end-user.
√
140
Define process Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar semua level
perusahaan tentang mutu.
Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara proyek-proyek dan
dalam perusahaan IT.
Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul.
√
√
√
4
Manage and
measureable
QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses dengan
kepercayaan pada pihak ketiga.
Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk matrik mutu.
Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk membenarkan inisiatif
QMS.
Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul.
Program training dan pendidikan telah didirikan untuk mengajar semua level
perusahaan tentang mutu.
Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab utama secara
periodik dilakukan.
Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan.
Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada tempatnya dan
terstruktur dengan baik.
Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk matrik mutu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised
QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-aktivitas IT.
Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri pada perubahan-
perubahan lingkungan IT.
Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan praktek terbaik
eksternal.
Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin dilakukan.
Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan mendorong analisis
sebab utama dan tindakan perbaikan.
√
√
√
√
√
PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT
Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak terjadi.
Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan celah
keamanan dan ketidakpastian pengembangan proyek.
Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan solusi IT dan
penyampaian layanan IT.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus.
Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh setiap proyek.
Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam perencanaan proyek tetapi
jarang ditugaskan pada manajer tertentu.
Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, ketersediaan, dan
integritas adakalanya dipertimbangkan dalam proyek-proyek.
Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT jarang dibicarakan
pada pertemuan manajemen.
√
√
√
√
√
141
Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran tidak konsekuen.
Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan perlu
dipertimbangkan.
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum matang ada dan
diterapkan pada kebijakan manajer proyek.
Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan hanya pada
proyek utama atau sebagai jawaban atas masalah-masalah.
Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko dikenali.
√
√
√
3
Define process
Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan menetapkan kapan dan
bagaimana untuk melakukan penilaian resiko.
Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang terdokumentasi.
Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff.
Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen resiko dan untuk
menerima training tertinggal pada keleluasaan individu.
Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan bersuara dan
memastikan bahwa resiko utama pada bisnis dikenali.
Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama selalu diadakan sekali
saat resiko dikenali.
Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan
√
√
√
√
√
√
√
tanggung jawab manajemen resiko.
4
Manage and
measureable
Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard.
Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan pada manajemen IT.
Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen senior.
Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu dan juga secara
teratur terkait seluruh operasi IT.
Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan lingkungan IT
yang dengan mantap mempengarui skenario resiko terkait IT.
Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat keputusan terang
mengenai pembukaan, dan rela untuk menerima.
Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan manajemen senior dan
manajemen IT telah menentukan tingkat resiko yang perusahaan akan
hadapi.
Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran standard untuk menilai
resiko dan melukiskan rasio resiko/keuntungan.
Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko operasional untuk
menaksir kembali resiko-resiko secara reguler.
Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari proses manajemen
resiko mulai diotomatiskan.
Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi kelonggaran resiko.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised
Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah dimana terstruktur,
proses seluruh perusahaan dilakukan dan dikelola baik.
Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan.
Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen resiko sangat
otomatis.
Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu dan perusahaan
√
√
√
142
IT mengambil bagian dalam kelompok sejawat untuk bertukar pengalaman.
Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam semua bisnis dan
operasi IT diterima dengan baik, secara ekstensif mencakup user dari
layanan IT.
Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika operasional IT utama
dan keputusan investasi dibuat tanpa pertimbangan perencanaan manajemen
resiko.
Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi kelonggaran resiko.
√
√
√
√
PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari penyampaian hasil
proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan perusahaan tidak
mempertimbangkan dampak bisnis terkait salah urus proyek dan kegagalan
pengembangan proyek.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di dalam IT
meninggalkan keputusan pada individu manajer IT.
Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek dan manajemen
proyek.
Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa manajemen user
atau input pelanggan.
Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam
menggambarkan proyek-proyek IT.
Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk manajemen proyek.
Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak jelas.
Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting kurang jelas.
Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan dibanding angaran-
angaran.
√
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi kesadaran
kebutuhan untuk manajemen proyek IT.
Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan beberapa
teknik dan metode dari proyek ke proyek.
Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran teknis.
Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen proyek IT.
Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek dari manajemen
proyek.
Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada kebijaksanaan
manajer proyek individu.
√
√
√
√
√
√
3
Define process
Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun dan
dikomunikasikan.
Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan sasaran teknis.
Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat dalam manajemen
proyek-proyek IT.
Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan peran dan
√
√
√
143
tanggung jawab awal tertentu.
Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui kejadian penting,
rencana, biaya, dan ukuran kinerja.
Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif staff individu.
Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem telah
ditentukan tetapi tidak luas diterapkan oleh manajer-manajer IT.
Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
√
√
√
√
√
LEVEL KRITERIA Y T
4
Manage and
measureable
Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal dan pelajaran
yang ditinjau mengikuti penyelesaian proyek.
Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh perusahaan tidak hanya di
dalam IT.
Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan dikomunikasikan
dengan anggota tim proyek mengarah ke kemajuan.
Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek dengan peran dan
tanggung jawab terdokumentasi dan kriteria kinerja staff.
Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian penting ditetapkan.
Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan setelah
penyelesaian proyek.
Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran perusahaan dari pada
hanya satu IT tertentu.
Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen senior maupun
pemegang saham.
Training manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk staff dalam
kantor manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised
Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti diterapkan,
dilakukan, diintegrasikan dalam budaya seluruh perusahaan.
Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan melembagakan praktek
manajemen proyek terbaik telah diterapkan.
Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek operasional
ditetapkan dan diterapkan.
Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab untuk proyek-
proyek dan program-program dari permulaan ke penerapan selanjutnya.
Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan proyek-proyek
memastikan bahwa user dan sumber daya IT dimanfaatkan terbaik untuk
mendukung inisiatif-inisiatif yang strategis
√
√
√
√
√
AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis
Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam mewujudkan
fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang efektif dan efisien dari solusi yang otomatis
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan persyaratan
operasional untuk pengembangan, implementasi atau modifikasi solusi,
seperti sistem, layanan, infrastruktur, software, dan data.
√
144
Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi teknologi secara
potensial sesuai pada bisnisnya.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan mengenali solusi
teknologi.
Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak normal dan
kebutuhan kadang-kadang didokumentasikan.
Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran pasar terbatas
atau sebagai jawaban atas tawaran vendor.
Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan teknologi.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi IT dan
bermacam-macam bisnis.
Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan pengetahuan
internal pihak IT.
Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa individu
utama.
Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat berbeda.
Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan kebutuhan dan
mengenali solusi teknologi.
√
√
√
√
√
3
Define process
Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT yang ada.
Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan pertimbangan
alternatif pendidikan terhadap bisnis atau kebutuhan user, kesempatan
teknologi, kelayakan ekonomi, penaksiran resiko, dan faktor lain.
Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa proyek
berdasar faktor-faktor seperti keputusan yang dibuat oleh keterlibatan staff
individu, sejumlah keterikatan waktu manajemen, dan ukuran dan prioritas
keaslian kebutuhan bisnis.
Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan dan identifikasi solusi IT.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT yang ada dan
digunakan sebagaian besar proyek.
Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah layak disetujui.
Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan struktur yang
sudah dikenal.
Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis biaya dan
keuntungan.
Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur.
Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis dalam identifikasi
dan penilaian solusi IT.
√
√
√
√
√
√
LEVEL KRITERIA Y T
5
Optimised
Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian solusi IT
dilakukan untuk kemajuan seterusnya.
Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk proyek skala
besar dan kecil.
Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan eksternal
berisi bahan solusi teknologi.
Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam struktur yang
sudah dikenal yang membuat produksi dan perawatan efisien.
√
√
√
√
145
Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan teknologi
untuk memperoleh keuntungan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis
pengaruh dan memperbaiki seluruh efisiensi.
Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT disetujui tanpa
pertimbangan alternatif teknologi atau kebutuhan fungsional bisnis.
√
√
AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software
Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah
:
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi.
Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, pengakuan
brand atau keakraban staff dengan produk-produk tertentu, dengan
sedikit atau tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan aplikasi
diperlukan.
Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi software berbeda-
beda dari proyek ke proyek.
Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu mungkin
diperlukan dengan bebas, sebagai hasil efisiensi dengan perawatan dan
dukungan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam
rancangan atau pemerolehan aplikasi software.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan perawatan
aplikasi berdasar keahlian di dalam fihak IT.
Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada skill dan
pengalaman yang dipunyai di dalam IT.
Perawatan selalu problematik dan menderita ketika knowledge internal
telah hilang dari perusahaan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam
rancangan atau perolehan aplikasi software.
√
√
√
√
3
Define process
Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam perolehan dan
perawatan aplikasi software.
Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis.
Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi secara konsisten
di seluruh aplikasi dan proyek berbeda.
Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit diterapkan
dalam semua keadaan, jadi langkah yang mungkin adalah dengan
melewatinya.
Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan dikoordinasikan.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang mencakup
rancangan dan proses spesifikasi, kriteria untuk memperolehnya, proses
untuk testing dan kebutuhan untuk dokumentasi.
Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada untuk
memastikan bahwa semua langkah diikuti dan pengecualian sah.
√
√
146
Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk perusahaan,
digunakan oleh semua staff dan dapat diterapkan pada sebagaian besar
kebutuhan aplikasi.
√
5
Optimised
Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama dengan
proses-proses yang baik.
Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai aplikasi
berstandar pada kebutuhan bisnis.
Pendekatan adalah seluruh perusahaan.
√
√
√
Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan
memungkinkan penyebaran cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam menjawab
perubahan kebutuhan bisnis.
Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software telah
diarahkan pada kemajuan berkelanjutan dan didukung oleh database
knowledge internal dan eksternal yang berisi referensi bahan dan
praktek terbaik.
Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang sudah
dikenal yang membuat produksi dan perawatan efisien.
√
√
√
AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi
Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik penting
untuk dikejar.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi baru,
tanpa ada semua perencanaan.
Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada
pendekatan yang konsisten.
Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek.
Lingkungan produksi adalah lingkungan uji.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan merawat
infrastruktur IT.
Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada strategi
yang baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang
harus didukung.
Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh beberapa
pratek formal.
Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara penuh,
misal beberapa lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
√
√
√
√
3 Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan merawat
infrastruktur IT.
Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan bersama
√
√
147
Define process dengan IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten diterapkan.
Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi.
Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi.
√
√
4
Manage and
measureable
Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah
berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua situasi,
diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada reusabiliti.
Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis.
Proses proaktif dan terorganisir dengan baik.
Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, dan
integrasi yang diharapkan secara parsial optimal.
√
√
√
√
5
Optimised
Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan
bersama dengan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan perusahaan
sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen tools. Biaya
dikurangi dengan rasionalisasi dan standarisasi komponen infrastruktur
dan dengan menggunakan automasi.
Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal untuk
meningkatkan kinerja secara proaktif, meliputi pertimbangan pilihan
outsourcing.
Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk mengungkit
penggunaan IT.
√
√
√
√
AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya
Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam
memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan, integrasi aplikasi dan solusi
teknologi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan produksi dari
dokumentasi user, manual operasi dan bahan training.
Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan.
Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok
tertentu.
Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan.
Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu.
Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit bisnis
yang berbeda
Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program training.
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan
dokumentasi, tetapi tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau
framework.
Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur operasi dan
user.
Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan mutu
√
√
√
148
bergantung keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik, dengan
sangat kecil konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, tetapi
tidak ada perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan training.
√
√
3
Define process
Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi user,
manual operasi, dan bahan training.
Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal dan
dapat diakses oleh setiap orang yang perlu tahu.
Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan
landasan reaktif.
Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat dalam
keadaan bahaya.
Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training menjadi
jelas sampai saat perubahan proyek.
Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya beragam,
karena tidak ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan standard.
User secara tidak formal terlibat dalam proses
Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam angkatan dan
distribusi prosedur-prosedur.
Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
LEVEL KRITERIA Y T
4
Manage and
measureable
Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan training yang
mempunyai dukungan manajemen IT.
Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual training.
Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses dapat
ditinjau dari perspektif bisnis.
Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling
ketergantungan dan menghubungkan.
Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan prosedur-
prosedur dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training dikumpulkan dan
dinilai sebagai bagian dari proses kemajuan berlanjutan.
Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang baik
realibilitas dan ketersediaan.
Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan manajemen
prosedur yang otomatis diterapkan.
Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi dengan
pengembangan sistem aplikasi, memudahkan konsistensi, dan akses user.
Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis.
Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan dan
penyampaian dari dokumantasi, bahan training, dan program training.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised
Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan melalui adopsi
metode dan tools baru.
Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti mengembangkan
√
149
knowledge base secara konstan yang dirawat secara elektronik
menggunakan manajemen knowledge terbaru, alir kerja, dan distribusi
teknologi, membuat dapat diakses dan mudah untuk dirawat.
Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan
bersekutu degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan
organisasional, operasional, dan perubahan software.
Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian program
training secara penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan definisi proses
bisnis, jadi mendukung kebutuhan seluruh perusahaan, dari pada hanya
prosedur-prosedur berorientasi IT.
√
√
√
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT
Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan meningkatkan
hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada tempatnya.
Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur
perolehan yang jelas untuk memastikan bahwa semua sumber daya IT
tersedia tepat waktu dan efisiensi biaya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur
terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses perolehan
seluruh perusahaan bisnis.
Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan dikelola
dengan manajer proyek dan individu lainya dengan melatih keputusan
profesional mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur dan kebijakan
formal.
Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses manajemen
kontrak dan IT.
Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-menerus
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan dasar
bagi perolehan IT.
Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan organisasi
bisnis.
Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar.
Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen
kontrak ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal tetapi
ditujukan berdasar inisiatif individu.
Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar.
√
√
√
√
√
√
3
Define process Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT.
Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan bisnis.
Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada.
Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen proyek
perusahaan dari
perspektif manajemen kontrak.
Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang layak dan
manajemen proyek seluruh fungsi IT.
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan seluruh
bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua
perolehan.
√
√
150
Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan kasus
bisnis bagi perolehan IT.
Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia.
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur bagi
perolehan IT.
Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang.
Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses manajemen
kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran kinerja.
√
√
√
√
5
Optimised
Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi
perolehan IT.
Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi
perolehan IT.
Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait dengan
kasus bisnis untuk perolehan IT.
Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak supplier dan
partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
Hubungan dikelola dengan strategis.
Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT dikelola
dengan strategis dan bereaksi terhadap ukuran proses.
Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strategi perolehan yang
layak dan manajemen kontrak seluruh fungsi IT.
√
√
√
√
√
√
√
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi terhadap
kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan penyampaian
layanan dan mengerjakan lagi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent
Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan dapat dibuat
dengan virtual tanpa kontrol.
Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi operasi bisnis
dan IT dan tidak ada kesadaran keuntungan dari manajemen perubahan yang
baik.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi.
Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah terjadi.
Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan konfigurasi
dokumentasi tidak lengkap dan tidak dapat dipercercayai.
Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada lingkungan
produksi disebabkan oleh manajemen perubahan yang kurang bagus.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan perubahan
mengikuti pendekatan ini, namun tidak terstruktur, mendasar, cenderung akan
error.
Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya perencanaan
terbatas dan penilaian dampak terjadi lebih dulu sebelum perubahan.
√
√
151
3
Define
process
Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada tempatnya,
mencakup kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur darurat, autorisasi
perubahan, dan manajemen pelepasan dan sesuai dengan perkembangan yang
cepat.
Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati.
Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi.
Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi terbentuk untuk
mendukung perencanaan teknologi dan aplikasi baru.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara
konsisten diikuti untuk semua perubahan, dan manajemen yakin bahwa ada
sedikit pengecualian.
Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan kontrol
untuk memastikan bahwa mutu dicapai.
Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak penilaian
untuk memperkecil kemungkinan masalah tempat produksi.
Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya.
Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, dengan
perubahan, dengan merubah secara formal.
Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat.
Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi
√
√
√
√
√
√
√
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis, menjamin bahwa
training, perubahan organisasi, persoalan-persolan kelancaran bisnis
ditujukan.
Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT dan
perancangan kembali proses bisnis.
Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses manajemen
perubahan.
√
√
5
Optimised
Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui untuk
tetap sejalan dengan praktek yang baik.
Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring.
Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan kontrol
terjemahan.
Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk menemukan
software yang tidak sah dan tidak berlisensi.
Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan bisnis
untuk memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam meningkatkan
produktivitas dan menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.
√
√
√
√
√
AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.
Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama setelah instalasi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan tidak ada
manajemen senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan untuk
membuktikan bahwa solusi patut untuk tujuan dimaksud.
√
1
Initial/ Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan bahwa
solusi-solusi terimplementasi melayani tujuan yang dimaksud.
√
152
Ad-hoc Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk testing
ditinggal pada tim proyek individu dan pendekatan yang diambil beragam.
Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada.
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan pengangkatan,
tetapi tidak berdasar beberapa metodologi.
Tim pengembangan individu secara normal memutuskan pendekatan
testing dan biasanya sebuah kemanggkiran dari testing integrasi.
Ada proses persetujuan informal.
√
√
√
3
Define process Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan
penerimaan adalah pada tempatnya.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup sistem
dan sampai taraf tertentu secara otomatis.
Training, testing, dan transisi pada status produksi dan penganggkatan
mungkin untuk membedakan dari proses yang baik, berdasar keputusan
individu.
Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan sistem
baru sering membangkitkan level penting dari masalah-masalah
implementasi utama.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik dan
praktis dengan menentukan prosedur pengangkatan dan lingkungan test
yang baik.
Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti
pendekatan terumus ini.
Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik
produksi yang secara efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen, bahkan
dengan level yang layak dari masalah implementasi utama.
Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi meskipun
kurang evaluasi dari implementasi utama.
Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.
Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi
keberadaan sistem diterapkan untuk semua proyek.
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat praktek
yang baik, berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan perbaikan.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur hidup
dan otomatis ketika layak, memfasilitasi sebagian besar training, testing
dan transisi pada status produksi dari sistem baru.
Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses resolusi
kesalahan menjamin transisi efisien dan efektif pada lingkungan produksi.
Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), dan
masalah implementasi utama secara normal terbatas pada koreksi kecil.
Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur
kembali pada proses utuk memastikan kemajuan mutu terus-menerus.
Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi sistem
yang termodifikasi secara konsisten diterapkan.
√
√
√
√
√
√
153
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI
MATURITY MODEL
Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology), dengan fokus domain pada PO (Planning and Organization) dan AI
(Acquisition and Implementation). untuk itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya
akan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan centang ( √ ) pada
pilihan jawaban (Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.
Nama Responden : Ibu Rofiqoh
Bagian : Operasional
Jabatan : Kasubag Operasional
PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT
Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari dukungan
dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan ketika trasparan tentang keuntungan, biaya, dan
resiko-resiko, adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Perencanaan strategi IT tidak bekerja.
Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi IT
diperlukan untuk mendukung tujuan-tujuan bisnis.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh manajemen IT.
Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai jawaban atas
kebutuhan perusahaan tertentu.
Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada pertemuan
manajemen IT.
Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi dengan
reaktif dibanding dengan strategi seluruh perusahaan.
Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam proyek ke
proyek
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis sebagai
kebutuhan dasar.
Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas permintaan
manajemen.
Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, tanpa
konsistensi dengan seluruh strategi perusahaan.
Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan strategi
utama diakui dengan cara intuitif.
√
√
√
√
3
Define
process
Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk melakukan
perencanaan strategi IT.
Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur yang
didokumentasikan dan diketahui semua staff.
Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa perencanaan
sesuai seperti yang dilakukan, namun kebijaksanaan diberikan pada
manajer individual berkenaan dengan proses implementasi dan tidak ada
prosedur untuk menguji proses.
Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari resiko-resiko
yang mana perusahaan rela ambil sebagai sebuah pembaharuan atau
penyokong.
Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat mempengarui
√
√
√
√
154
tambahan produk dan teknologi baru.
Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan manajemen bisnis.
√
√
4
Manage and
measureable
Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi yang
diumumkan oleh manajemen.
Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik dengan
tanggung jawab tingkat atasan.
Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, membuat
keputusan jelas dan mengukur keefektifitasannya.
Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan
√
√
√
√
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan yang
dilakukan seperti yang dibutuhkan.
Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi lebih serasi
dengan menunjukan proses bisnis dan kemampuan nilai tambah dan
mengungkit penggunaan aplikasi dan teknologi melalui merekayasa ulang
proses bisnis.
Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber internal dan
eksternal yang dibutuhkan dalam operasi dan pengembangan sistem.
√
√
5
Optimised Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara terus-
menerus dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis dan berakibat pada
nilai bisnis yang terlihat melalui investasi dalam IT.
Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus diperbaharui dalam
proses perencanaan strategi IT.
Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui untuk
mencerminkan perubahan teknologi dan pengembangan terkait bisnis.
Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-norma industri
dapat dipercaya terjadi dan terintegrasi dengan proses perumusan
strategi.
Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana pengembangan teknologi
baru dapat menggerakkan penciptaan kemampuan bisnis baru dan
meningkatkan keuntungan kompetitif perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi tangkas
dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang konsisten tanpa kelim terintegrasi
dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi perusahaan.
Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk
mengembangkan arsitektur ini yang tidak ada dalam perusahaan.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi.
Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur informasi
terjadi pada dasar tertentu.
Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan oleh
tawaran vendor aplikasi software.
Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari kebutuhan
bagi arsitektur informasi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun informal dan
intuitif, prosedur-prosedur diikuti dengan individu-individu yang
berbeda di dalam perusahaan.
Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun arsitektur
informasi melalui pengalaman yang dimiliki dan aplikasi teknik-teknik
yang diulang.
Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen arsitektur
informasi oleh individu-individu.
√
√
√
3
Define
process
Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan
pertanggungjawaban bagi penyampaiannya ditetapkan dan
dikomunikasikan dengan jelas.
√
155
Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih telah
distandarisasi dan didokumentasi dan menjadi bagian aktivitas training
informal.
Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah dikembangkan,
meliputi beberapa kebutuhan yang strategis tetapi sesuai dengan
kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan tools dengan tidak konsisten
ditekankan.
Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada
tempatnya, setting standar seluruh perusahaan, dan mulai untuk
melaporkan penyampaian dan penggunaan arsitektur informasi.
Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan proses dan
peraturan ditetapkan dengan tawaran vendor software database.
Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, dan terus
diterapkan.
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara penuh
didukung dengan metode dan teknik formal.
Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur dilaksanakan
dan keberhasilan arsitektur informasi dapat
√
√
diukur.
Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum terintegrasi.
Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran adalah pada
tempatnya.
Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan terfokus pada
tujuan kebutuhan bisnis masa depan.
Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua usaha-
usaha pengembangan aplikasi, untuk menjamin kemantapan.
Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan.
Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi informasi
dari database.
Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan
mengungkit ketersediaan informasi.
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada semua level.
Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus ditekankan.
Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk membangun
dan menjaga arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang
mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan dengan tetap
dan luas.
Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam
pengembangan dan perawatan arsitektur informasi mencakup proses
kemajuan yang berlanjut.
Strategi untuk mengungkit informasi melalui data pergudangan dan
teknologi data mining yang baik.
Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan
mempertimbangkan dengan seksama informasi non-tradisional pada
proses-proses, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem.
√
√
√
√
√
√
√
PO 3 – Menentukan Arah Teknologi
Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi stabil dan
terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya, dan kemampuan-kemampuan yang yang
diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi
yang sungguh-sungguh ada.
Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan sebagaimana
perencanaan teknologi yang tidak ada.
Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan teknologi
adalah penting untuk menyediakan sumber daya dengan efektif.
√
√
√
156
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan infrastruktur
teknologi.
Pengembangan komponen teknologi dan implementasi teknologi baru
adalah khusus dan asing.
Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada
perencanaan infrastruktur.
Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk sering
bertentangan diantara hardware, sistem software dan vendor software
aplikasi.
Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam teknologi adalah
tidak konsisten.
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi
dikomunikasikan.
Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis pembangkit
pada masalah-masalah teknis, dibanding penggunaan teknologi untuk
kebutuhan bisnis.
Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk membedakan
individu-individu yang mengikuti intuitif tetapi serupa proses.
Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan teknologi melalui
pembelajaran dan aplikasi teknik-teknik yang diulang.
Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan komponen
infrastruktur.
√
√
√
√
√
3
Define process Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur
teknologi.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi layak bunyi
dan dilakukan bersama dengan rencana strategi IT.
Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik, terdokumentasi, dan
berkomunikasi baik, tetapi tidak konsisten diterapkan.
Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana perusahaan
ingin untuk mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi,
berdasar resiko-resiko dan persekutuan strategi perusahaan.
Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka panjang
dan rencana pengembangan produk, dengan konsisten dengan arah
perusahaan.
Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung jawab.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan perencanaan
infrastruktur teknologi.
Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk mengembangkan
perencanaan infrastruktur teknologi.
Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi
dipertimbangkan.
Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari perencanaan dan
antisipasi masalah-masalah.
Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan perencanaan
infrastruktur teknologi dkerjakan.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi yang
canggih dan tanggap terhadap perubahan.
Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.
Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah teknologi untuk
memastikan bahwa staff IT dapat mengelola perubahan teknologi.
Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru yang baik.
Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk mengakses keahlian
dan skill penting.
Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong
atau meninggalkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan
kesempatan bisnis baru atau efisiensi operasional.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan keterlibatan √
157
Optimised teknologi dan benchmark perusahaan terhadap norma industri.
Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh industri,
standar internasional, dan pengembangan, dibanding digerakkan oleh
vendor teknologi.
Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau kembali
pada level manajemen senior.
Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah teknologi.
Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan infrastruktur
teknologi yang hebat yang mencerminkan kebutuhan bisnis, responsif
dan dapat dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan-perubahan
dalam lingkungan bisnis.
Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada tempatnya untuk
meningkatkan perencanaan infrastruktur teknologi.
Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam menentukan
arah teknis.
√
√
√
√
√
√
PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.
Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui dengan ketentuan penguasaan dan
memberikan yang baik dan komponen titik kontak adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk memfokuskan
prestasi sasaran bisnis.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten diterapkan.
IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah kemudian.
Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa
perspektif seluruh perusahaan.
Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk organisasi IT;
namun demikian peran dan tanggung jawab tidak formal dan tidak
dilakukan.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi dengan tidak
konsisten, pada kebutuhan pelanggan dan hubungan vendor.
Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen vendor
dikomunikasikan, tetapi keputusan masih bergantung pada
pengetahuan dan skill utama individu.
Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola organisasi IT dan
hubungan vendor.
√
√
√
3
Define process Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan pihak
ketiga yang ada.
Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan dikomunikasikan
dan bersama dengan strategi IT.
Lingkungan kontrol internal baik adanya.
Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, meliputi
steering committee/SC (komisi pengendali), internal audit, dan
manajemen vendor.
Organisasi IT secara lengkap sempurna.
Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu
dilakukan oleh user.
Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan memuaskan.
Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.
Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan
memasukkan semua peran penting untuk mengejar kebutuhan bisnis.
Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan tanggung
jawab jelas dan berimbang.
Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam perusahaan dari
fungsi IT.
√
√
√
158
Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan,
menerapkan, dan mengawasi hubungan dan perusahaan yangdisukai.
Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan faktor-
faktor keberhasilan penting user dibakukan.
√
√
Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek pengembangan
profesional dan staff.
Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara internal
dan itu diperlukan dari perusahaan luar yang baik dan dilakukan.
Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis dengan
memberikan layanan bersama dengan proses bisnis yang strategis,
bukannya dengan teknologi-teknologi asing.
√
√
√
5
Optimised Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif.
Prakrek terbaik industri disebarkan.
Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam
mengawasi kinerja proses-proses dan organisasi IT.
Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas dan
distribusi geografis organisasi.
Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya.
√
√
√
√
√
PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan keuntungan yang
menyertainya.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan investasi IT
dan besaran dana.
Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan investasi IT
tetapi kebutuhan ini masih terkomunikasi secara tidak konsisten.
Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran dana
pembangunan telah dikerjakan oleh sebuah basis ad hoc.
Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi muncul
dengan dokumentasi tidak resmi.
Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc
Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional terfokus pada
pendanaan..
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap kebutuhan
pemilihan investasi IT dan pendanaan.
Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah
terkomunikasi. Perbedaannya tergantung pada inisiatif perseorangan
dalam organnisasi.
Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk membangun
komponen IT.
Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan.
√
√
√
√
3
Define process Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan
terdeskripsi, terdokumentasi dan dikomunikasikan, dan menutupi
kunci bisnis dan isu/berita teknologi.
Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis
Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, didokumentasikan
dan dikomunikasikan
Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan dasar
tiap inisiatif individu
Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan pendanaan
menjadi faktor utama
Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan
untuk membuat pendanaan IT.
Merekomendasikan investasi IT yang sesuai.
√
√
√
√
√
√
4 Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi IT dan √
159
Manage and
measureable
pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved.
Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran
langsung dan tidak langsung dari operasi yang ada termasuk
investasi yang dituju, dan juga mempertimbangkan seluruh
pengeluaran daur hidup.
Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan
Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana
√
√
√
√
Investasi
Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial dan non-
finansial.
√
5
Optimised Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai contoh/standar
dan pendekatan identifikasi untuk meningkatkan efektifitas investasi
Analisa pembangunan teknologi digunakan di pemilihan investasi
dan proses pendanaan
Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus
berdasar pelajaran yang dipelajari dari analisa performa investasi
yang nyata/aktual,
Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan
kenaikan harga
Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks
organisasi
Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya
disatukan dengan keputusan investasi
√
√
√
√
√
PO 6 - Communicate Management Aims and Direction
Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen harus berperan aktif
dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi kontrol
lingkungan yang positif
Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set
kebijaksanaan, prosedur, standarisasi dan proses komplain.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol lingkungan
informasi..
Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan
dikomunikasikan kepada sebuah basis Ad Hoc yang didasarkan pada
isu yang berkembang.
Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan secara
informal dan tidak consistent.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari kebutuhan
dan persyaratan sebuah kontrol lingkungan informasi yang efektif,
tetapi secara praktikal sebagian besar dilakukan informal.
Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan kebijaksanaan
control, prosedur dan standarisasi, tetapi pembangunan diserahkan
kepada manager secara perorangan dan area bisnis.
Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk diikuti
tetapi kenyataannya diserahkan kepada manager perseorangan
Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar persyaratan.
√
√
√
√
3
Define process Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah control
informasi yang komplit, dan juga membuat manajemen kualitas
yang termasuk didalamnya adalah kebijakan-kebijakan, prosedur
dan standarisasi
Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen dilakukan
secara terstruktur, terawat dan diketahui seluruh staf. Prosedur dan
standarisasi yang ada dapat diterima dan meliputi beberapa isu
elemen
√
√
160
Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan IT yang
penting.
Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan informasi
tetapi sulit diterima.
Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati
kebijaksanaan control dan standar, terdapat ketidak konsistenan pada
pengawasan terhadap kebijakan dan standarisasi ini
√
√
√
4
Manage and
measureable
Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan control
komunikasi internal dan mendelegasikan tanggung jawab dan
mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mempertahankan
lingkungan berada pada jalurnya di perubahan secara signifikan
Control positif, lingkungan control informasi, termasuk sebuah
komitmen untuk kualitas dan peringatan keamanan IT, telah
disediakan
Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah
disiapkan, dirawat dan dikomunikasikan dan membutuhkan praktis
internal yang baik.
√
√
√
5
Optimised Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi
manajemen framework dan pandangan dan secara teratur
diperhatikan, diupdate dan berkembang secara periodik.
Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan bahwa
praktik industri terbaik akan segera diadopsi dengan penghormatan
untuk mengontrol arah dan teknik komunikasi. Pengawasan, control
diri dan pengecekan compliance dilakukan secara teratur oleh
organisasi.
Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan dan
dasar pengetahuan kewaspadaan dan untuk mengoptimalkan
komunikasi menggunakan automation kantor dan alat dasar
computer training.
√
√
√
PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT yang kompeten
dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan manajemen sumber
daya manusia IT dengan proses perencanaan teknologi bagi perusahaan.
Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung jawab bagi
manajemen sumber daya manusia IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber daya manusia IT.
Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan informal.
Proses manajemen sumber daya manusia IT secara operasional terfokus
menggunakan dan mengelola personel IT.
Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan teknologi dan
bisnis cepat dan solusi komplek terus meningkat berakibat pada kebutuhan
skill baru dan tingkat kompetensi.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola sumber daya
manusia IT digerakkan oleh kebutuhan proyek tertentu, bukannya oleh
keseimbangan pemahaman dari ketersediaan internal dan eksternal staff
yang terampil.
Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu menerima training
pada dasar yang dibutuhkan.
√
√
3
Define process Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber daya manusia
IT.
Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada.
Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan mengelola personel IT.
Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai kebutuhan sumber
daya manusia IT.
Program pemutaran, dirancang untuk memperluas kemampuan manajemen
√
√
√
√
161
bisnis yang mantap. √
4
Manage and
measureable
Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan perencanaan manajemen
sumber daya manusia IT telah ditugaskan pada individu dan kelompok
tertentu dengan dibutuhkan keahlian dan skill yang penting untuk
mengembangkan dan memelihara perencanaan.
Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan manajemen sumber
daya manusia IT responsif pada perubahan.
Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan untuk
mengenali penyimpangan dari perencanaan manajemen sumber daya
manusia IT, dengan penekanan tertentu dan pengelolaan perkembangan
personel IT dan mutasi.
Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan dibandingkan pada praktek
terbaik industri dan perusahaan IT lainnya.
√
√
√
√
Manajemen sumber daya manusia IT proaktif mempertimbangkan arah
karir.
√
5
Optimised Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui terus-menerus
untuk mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan
teknologi, menjamin pengembangan optimal, dan penggunaan ketersediaan
skill IT.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan responsif pada
kesatuan arah yang strategis.
Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia IT konsisten
dengan praktek terbaik industri, seperti kompensasi, penilaian prestasi,
partisipasi dalam forum industri, trasfer pengetahuan, training dan
pengawasan.
Program-program training dikembangkan untuk semua standar teknologi
baru dan produk lebih dulu pada penyebarannya di perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan kemajuan berlanjut
dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Peruasahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan metodologi daur
hidup pengembangan sistem (SDLC).
Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa mutu program perlu.
Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS.
QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi.
Manajemen membuat keputusan informal pada mutu.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan mengawasi aktivitas
QMS dalam IT.
Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada proyek IT dan
inisiatif berorientasi proses, tidak pada proses seluruh perusahaan.
√
√
3
Define process Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh manajemen dan
mencakup manajemen IT dan end-user.
Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar semua level
perusahaan tentang mutu.
Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara proyek-proyek dan
dalam perusahaan IT.
Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses dengan
kepercayaan pada pihak ketiga.
Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk matrik mutu.
Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk membenarkan inisiatif
QMS.
Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul.
√
√
√
√
162
Program training dan pendidikan telah didirikan untuk mengajar semua level
perusahaan tentang mutu.
Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab utama secara
periodik dilakukan.
Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan.
Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada tempatnya dan
terstruktur dengan baik.
Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk matrik mutu.
√
√
√
√
√
5
Optimised QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-aktivitas IT.
Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri pada perubahan-
perubahan lingkungan IT.
Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan praktek terbaik
eksternal.
Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin dilakukan.
Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan mendorong analisis
sebab utama dan tindakan perbaikan.
√
√
√
√
√
PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT
Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak terjadi.
Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan celah
keamanan dan ketidakpastian pengembangan proyek.
Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan solusi IT dan
penyampaian layanan IT.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus.
Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh setiap proyek.
Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam perencanaan proyek tetapi
jarang ditugaskan pada manajer tertentu.
Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, ketersediaan, dan
integritas adakalanya dipertimbangkan dalam proyek-proyek.
Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT jarang
dibicarakan pada pertemuan manajemen.
Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran tidak konsekuen.
Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan perlu
dipertimbangkan.
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum matang ada dan
diterapkan pada kebijakan manajer proyek.
Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan hanya pada
proyek utama atau sebagai jawaban atas masalah-masalah.
Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko dikenali.
√
√
√
3
Define process Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan menetapkan kapan dan
bagaimana untuk melakukan penilaian resiko.
Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang terdokumentasi.
Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff.
Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen resiko dan untuk
menerima training tertinggal pada keleluasaan individu.
Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan bersuara dan
memastikan bahwa resiko utama pada bisnis dikenali.
Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama selalu diadakan sekali
saat resiko dikenali.
Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan
√
√
√
√
√
√
√
tanggung jawab manajemen resiko.
4
Manage and
measureable
Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard.
Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan pada manajemen
IT.
√
√
163
Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen senior.
Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu dan juga secara
teratur terkait seluruh operasi IT.
Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan lingkungan IT
yang dengan mantap mempengarui skenario resiko terkait IT.
Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat keputusan terang
mengenai pembukaan, dan rela untuk menerima.
Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan manajemen senior dan
manajemen IT telah menentukan tingkat resiko yang perusahaan akan
hadapi.
Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran standard untuk menilai
resiko dan melukiskan rasio resiko/keuntungan.
Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko operasional untuk
menaksir kembali resiko-resiko secara reguler.
Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari proses manajemen
resiko mulai diotomatiskan.
Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi kelonggaran resiko.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah dimana terstruktur,
proses seluruh perusahaan dilakukan dan dikelola baik.
Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan.
Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen resiko sangat
otomatis.
Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu dan perusahaan
IT mengambil bagian dalam kelompok sejawat untuk bertukar pengalaman.
Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam semua bisnis dan
operasi IT diterima dengan baik, secara ekstensif mencakup user dari
layanan IT.
Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika operasional IT utama
dan keputusan investasi dibuat tanpa pertimbangan perencanaan manajemen
resiko.
Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi kelonggaran resiko.
√
√
√
√
√
√
√
PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari penyampaian hasil
proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan perusahaan tidak
mempertimbangkan dampak bisnis terkait salah urus proyek dan kegagalan
pengembangan proyek.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di dalam IT
meninggalkan keputusan pada individu manajer IT.
Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek dan manajemen
proyek.
Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa manajemen user atau
input pelanggan.
Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam menggambarkan
proyek-proyek IT.
Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk manajemen proyek.
Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak jelas.
Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting kurang jelas.
Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan dibanding angaran-
angaran.
√
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi kesadaran kebutuhan
untuk manajemen proyek IT.
Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan beberapa
teknik dan metode dari proyek ke proyek.
√
√
√
164
Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran teknis.
Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen proyek IT.
Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek dari manajemen
proyek.
Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada kebijaksanaan manajer
proyek individu.
√
√
√
3
Define process Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun dan
dikomunikasikan.
Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan sasaran teknis.
Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat dalam manajemen
proyek-proyek IT.
Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan peran dan tanggung
jawab awal tertentu.
Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui kejadian penting,
rencana, biaya, dan ukuran kinerja.
Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif staff individu.
Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem telah ditentukan
tetapi tidak luas diterapkan oleh manajer-manajer IT.
Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
√
√
√
√
√
√
√
√
LEVEL KRITERIA Y T
4
Manage and
measureable
Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal dan pelajaran
yang ditinjau mengikuti penyelesaian proyek.
Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh perusahaan tidak hanya di
dalam IT.
Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan dikomunikasikan
dengan anggota tim proyek mengarah ke kemajuan.
Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek dengan peran dan
tanggung jawab terdokumentasi dan kriteria kinerja staff.
Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian penting ditetapkan.
Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan setelah
penyelesaian proyek.
Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran perusahaan dari pada
hanya satu IT tertentu.
Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen senior maupun
pemegang saham.
Training manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk staff dalam
kantor manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti diterapkan,
dilakukan, diintegrasikan dalam budaya seluruh perusahaan.
Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan melembagakan praktek
manajemen proyek terbaik telah diterapkan.
Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek operasional
ditetapkan dan diterapkan.
Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab untuk proyek-
proyek dan program-program dari permulaan ke penerapan selanjutnya.
Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan proyek-proyek
memastikan bahwa user dan sumber daya IT dimanfaatkan terbaik untuk
mendukung inisiatif-inisiatif yang strategis
√
√
√
√
√
AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis
Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam mewujudkan
fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang efektif dan efisien dari solusi yang otomatis
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan persyaratan
operasional untuk pengembangan, implementasi atau modifikasi solusi, seperti
sistem, layanan, infrastruktur, software, dan data.
√
165
Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi teknologi secara
potensial sesuai pada bisnisnya.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan mengenali solusi
teknologi.
Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak normal dan
kebutuhan kadang-kadang didokumentasikan.
Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran pasar terbatas atau
sebagai jawaban atas tawaran vendor.
Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan teknologi.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi IT dan bermacam-
macam bisnis.
Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan pengetahuan internal
pihak IT.
Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa individu utama.
Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat berbeda.
Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan kebutuhan dan
mengenali solusi teknologi.
√
√
√
√
√
3
Define process Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT yang ada.
Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan pertimbangan alternatif
pendidikan terhadap bisnis atau kebutuhan user, kesempatan teknologi,
kelayakan ekonomi, penaksiran resiko, dan faktor lain.
Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa proyek berdasar
faktor-faktor seperti keputusan yang dibuat oleh keterlibatan staff individu,
sejumlah keterikatan waktu manajemen, dan ukuran dan prioritas keaslian
kebutuhan bisnis.
Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
dan identifikasi solusi IT.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT yang ada dan
digunakan sebagaian besar proyek.
Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah layak disetujui.
Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan struktur yang sudah
dikenal.
Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis biaya dan
keuntungan.
Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur.
Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis dalam identifikasi dan
penilaian solusi IT.
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian solusi IT dilakukan
untuk kemajuan seterusnya.
Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk proyek skala besar
dan kecil.
Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan eksternal berisi
bahan solusi teknologi.
Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam struktur yang sudah
dikenal yang membuat produksi dan perawatan efisien.
Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan teknologi untuk
memperoleh keuntungan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis pengaruh
dan memperbaiki seluruh efisiensi.
Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT disetujui tanpa
pertimbangan alternatif teknologi atau kebutuhan fungsional bisnis.
√
√
√
√
√
√
AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software
Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi.
Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, pengakuan brand
√
√
166
atau keakraban staff dengan produk-produk tertentu, dengan sedikit atau tanpa
mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan aplikasi
diperlukan.
Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi software berbeda-beda
dari proyek ke proyek.
Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu mungkin
diperlukan dengan bebas, sebagai hasil efisiensi dengan perawatan dan
dukungan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam
rancangan atau pemerolehan aplikasi software.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan perawatan aplikasi
berdasar keahlian di dalam pihak IT.
Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada skill dan
pengalaman yang dipunyai di dalam IT.
Perawatan selalu problematik dan menderita ketika knowledge internal telah
hilang dari perusahaan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam
rancangan atau perolehan aplikasi software.
√
√
√
√
3
Define process Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam perolehan dan
perawatan aplikasi software.
Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis.
Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi secara konsisten di
seluruh aplikasi dan proyek berbeda.
Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit diterapkan dalam
semua keadaan, jadi langkah yang mungkin adalah dengan melewatinya.
Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan dikoordinasikan.
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang mencakup rancangan
dan proses spesifikasi, kriteria untuk memperolehnya, proses untuk testing dan
kebutuhan untuk dokumentasi.
Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada untuk memastikan
bahwa semua langkah diikuti dan pengecualian sah.
Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk perusahaan, digunakan
oleh semua staff dan dapat diterapkan pada sebagaian besar kebutuhan
aplikasi.
√
√
√
5
Optimised Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama dengan proses-
proses yang baik.
Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai aplikasi berstandar
pada kebutuhan bisnis.
Pendekatan adalah seluruh perusahaan.
√
√
√
Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan memungkinkan
penyebaran cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam menjawab perubahan
kebutuhan bisnis.
Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software telah diarahkan
pada kemajuan berkelanjutan dan didukung oleh database knowledge internal
dan eksternal yang berisi referensi bahan dan praktek terbaik.
Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang sudah dikenal yang
membuat produksi dan perawatan efisien.
√
√
√
AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi
Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik penting untuk
dikejar.
√
1 Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi baru, tanpa √
167
Initial/
Ad-hoc
ada semua perencanaan.
Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada pendekatan
yang konsisten.
Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek.
Lingkungan produksi adalah lingkungan uji.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan merawat
infrastruktur IT.
Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada strategi yang
baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang harus
didukung.
Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh beberapa
pratek formal.
Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara penuh,
misal beberapa lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
√
√
√
√
3
Define process Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan merawat
infrastruktur IT.
Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan bersama dengan
IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten diterapkan.
Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi.
Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah
berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua situasi,
diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada reusabiliti.
Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis.
Proses proaktif dan terorganisir dengan baik.
Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, dan integrasi
yang diharapkan secara parsial optimal.
√
√
√
√
5
Optimised Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan
bersama dengan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan perusahaan
sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen tools. Biaya dikurangi
dengan rasionalisasi dan standarisasi komponen infrastruktur dan dengan
menggunakan automasi.
Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal untuk
meningkatkan kinerja secara proaktif, meliputi pertimbangan pilihan
outsourcing.
Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk mengungkit
penggunaan IT.
√
√
√
√
AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya
Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam
memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan, integrasi aplikasi dan solusi
teknologi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan produksi dari
dokumentasi user, manual operasi dan bahan training.
Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan.
Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok tertentu.
Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan.
Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu.
Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit bisnis
yang berbeda
Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program training.
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable but Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan
dokumentasi, tetapi tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau
√
168
intuitive framework.
Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur operasi dan
user.
Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan mutu
bergantung keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik, dengan
sangat kecil konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, tetapi tidak
ada perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan training.
√
√
√
√
3
Define process Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi user,
manual operasi, dan bahan training.
Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal dan dapat
diakses oleh setiap orang yang perlu tahu.
Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan landasan
reaktif.
Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat dalam
keadaan bahaya.
Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training menjadi
jelas sampai saat perubahan proyek.
Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya beragam,
karena tidak ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan standard.
User secara tidak formal terlibat dalam proses
Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam angkatan dan
distribusi prosedur-prosedur.
Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan training yang
mempunyai dukungan manajemen IT.
Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual training.
Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses dapat
ditinjau dari perspektif bisnis.
Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling
ketergantungan dan menghubungkan.
Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan prosedur-prosedur
dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training dikumpulkan dan
dinilai sebagai bagian dari proses kemajuan berlanjutan.
Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang baik
realibilitas dan ketersediaan.
Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan manajemen
prosedur yang otomatis diterapkan.
Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi dengan
pengembangan sistem aplikasi, memudahkan konsistensi, dan akses user.
Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis.
Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan dan
penyampaian dari dokumantasi, bahan training, dan program training.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan melalui adopsi
metode dan tools baru.
Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti mengembangkan
knowledge base secara konstan yang dirawat secara elektronik menggunakan
manajemen knowledge terbaru, alir kerja, dan distribusi teknologi, membuat
dapat diakses dan mudah untuk dirawat.
Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan
bersekutu degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan
organisasional, operasional, dan perubahan software.
Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian program
training secara penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan definisi proses
√
√
√
√
169
bisnis, jadi mendukung kebutuhan seluruh perusahaan, dari pada hanya
prosedur-prosedur berorientasi IT.
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT
Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan meningkatkan
hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada tempatnya.
Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur perolehan
yang jelas untuk memastikan bahwa semua sumber daya IT tersedia tepat
waktu dan efisiensi biaya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur
terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses perolehan
seluruh perusahaan bisnis.
Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan dikelola dengan
manajer proyek dan individu lainya dengan melatih keputusan profesional
mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur dan kebijakan formal.
Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses manajemen
kontrak dan IT.
Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-menerus
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan dasar bagi
perolehan IT.
Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan organisasi bisnis.
Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar.
Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen kontrak
ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal tetapi
ditujukan berdasar inisiatif individu.
Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar.
√
√
√
√
√
√
3
Define process Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT.
Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan bisnis.
Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada.
Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen proyek
perusahaan dari
perspektif manajemen kontrak.
Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang layak dan
manajemen proyek seluruh fungsi IT.
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan seluruh bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua
perolehan.
√
√
Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan kasus
bisnis bagi perolehan IT.
Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia.
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur bagi
perolehan IT.
Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang.
Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses manajemen
kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran kinerja.
√
√
√
√
5
Optimised Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi perolehan
IT.
Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi perolehan
IT.
Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait dengan
kasus bisnis untuk perolehan IT.
Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak supplier dan
√
√
√
√
170
partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
Hubungan dikelola dengan strategis.
Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT dikelola
dengan strategis dan bereaksi terhadap ukuran proses.
Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strategi perolehan yang layak
dan manajemen kontrak seluruh fungsi IT.
√
√
√
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi terhadap
kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan penyampaian
layanan dan mengerjakan lagi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan dapat dibuat
dengan virtual tanpa kontrol.
Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi operasi bisnis
dan IT dan tidak ada kesadaran keuntungan dari manajemen perubahan yang
baik.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi.
Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah terjadi.
Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan konfigurasi
dokumentasi tidak lengkap dan tidak dapat dipercercayai.
Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada lingkungan
produksi disebabkan oleh manajemen perubahan yang kurang bagus.
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan perubahan
mengikuti pendekatan ini, namun tidak terstruktur, mendasar, cenderung akan
error.
Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya perencanaan
terbatas dan penilaian dampak terjadi lebih dulu sebelum perubahan.
√
√
3
Define process Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada tempatnya,
mencakup kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur darurat, autorisasi
perubahan, dan manajemen pelepasan dan sesuai dengan perkembangan yang
cepat.
Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati.
Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi.
Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi terbentuk untuk
mendukung perencanaan teknologi dan aplikasi baru.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara
konsisten diikuti untuk semua perubahan, dan manajemen yakin bahwa ada
sedikit pengecualian.
Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan kontrol
untuk memastikan bahwa mutu dicapai.
Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak penilaian
untuk memperkecil kemungkinan masalah tempat produksi.
Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya.
Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, dengan
perubahan, dengan merubah secara formal.
Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat.
Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi
√
√
√
√
√
√
√
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis, menjamin bahwa
training, perubahan organisasi, persoalan-persolan kelancaran bisnis
ditujukan.
Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT dan
perancangan kembali proses bisnis.
Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses manajemen
perubahan.
√
√
5
Optimised Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui untuk
tetap sejalan dengan praktek yang baik.
√
171
Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring.
Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan kontrol
terjemahan.
Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk menemukan
software yang tidak sah dan tidak berlisensi.
Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan bisnis
untuk memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam meningkatkan
produktivitas dan menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.
√
√
√
√
AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.
Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama setelah instalasi adalah : t KRITERIA Y T
0 Non Existent
Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan tidak ada manajemen senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan untuk membuktikan bahwa solusi patut
untuk tujuan dimaksud.
√
1 Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan bahwa solusi-solusi terimplementasi melayani tujuan yang dimaksud.
Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk testing ditinggal pada tim proyek individu dan pendekatan yang diambil beragam.
Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada.
√
√
√
2 Repeatable but
intuitive
Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan pengangkatan, tetapi tidak berdasar beberapa metodologi.
Tim pengembangan individu secara normal memutuskan pendekatan testing dan biasanya sebuah kemanggkiran dari testing integrasi.
Ada proses persetujuan informal.
√
√
√
3
Define process Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan penerimaan adalah pada
tempatnya. Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup sistem dan sampai
taraf tertentu secara otomatis.
Training, testing, dan transisi pada status produksi dan penganggkatan mungkin untuk membedakan dari proses yang baik, berdasar keputusan individu.
Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan sistem baru sering membangkitkan level penting dari masalah-masalah implementasi utama.
√
√
√
√
4
Manage and measureable
Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik dan praktis dengan
menentukan prosedur pengangkatan dan lingkungan test yang baik.
Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti pendekatan terumus
ini.
Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik produksi yang
secara efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen, bahkan dengan level
yang layak dari masalah implementasi utama.
Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi meskipun kurang evaluasi dari implementasi utama.
Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.
Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi keberadaan sistem diterapkan untuk semua proyek.
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Optimised
Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat praktek yang baik, berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan perbaikan.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur hidup dan otomatis ketika layak, memfasilitasi sebagian besar training, testing dan transisi pada status
produksi dari sistem baru.
Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses resolusi kesalahan menjamin transisi efisien dan efektif pada lingkungan produksi.
Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), dan masalah implementasi utama secara normal terbatas pada koreksi kecil.
Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur kembali pada proses utuk memastikan kemajuan mutu terus-menerus.
Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi sistem yang termodifikasi secara konsisten diterapkan.
√
√
√
√
√
√
172
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI
MATURITY MODEL
Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control Objectives for Information
and Related Technology), dengan fokus domain pada PO (Planning and Organization) dan AI (Acquisition and
Implementation). untuk itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya akan pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan dalam kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan centang ( √ ) pada pilihan jawaban
(Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.
Nama Responden : Bp. Siddiq
Bagian : Staff Operational
Jabatan : IT
PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT
yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari dukungan dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan
ketika trasparan tentang keuntungan, biaya, dan resiko-resiko, adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Perencanaan strategi IT tidak bekerja.
Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi IT diperlukan untuk
mendukung tujuan-tujuan bisnis.
√
√\
1
Initial/
Ad-hoc
Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh manajemen IT.
Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai jawaban atas kebutuhan
perusahaan tertentu.
Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada pertemuan manajemen IT.
Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi dengan reaktif dibanding
dengan strategi seluruh perusahaan.
Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam proyek ke proyek
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis sebagai kebutuhan dasar.
Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas permintaan manajemen.
Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, tanpa konsistensi dengan
seluruh strategi perusahaan.
Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan strategi utama diakui
dengan cara intuitif.
√
√
√
√
3
Define
process
Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk melakukan perencanaan
strategi IT.
Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur yang didokumentasikan
dan diketahui semua staff.
Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa perencanaan sesuai seperti yang
dilakukan, namun kebijaksanaan diberikan pada manajer individual berkenaan dengan
proses implementasi dan tidak ada prosedur untuk menguji proses.
Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari resiko-resiko yang mana
perusahaan rela ambil sebagai sebuah pembaharuan atau penyokong.
Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat mempengarui tambahan
produk dan teknologi baru.
Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan manajemen bisnis.
√
√
√
√
√
√
173
4
Manage and
measureable
Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi yang diumumkan oleh
manajemen.
Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik dengan tanggung jawab
tingkat atasan.
Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, membuat keputusan jelas
dan mengukur keefektifitasannya.
Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan
√
√
√
√
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan yang dilakukan seperti yang
dibutuhkan.
Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi lebih serasi dengan
menunjukan proses bisnis dan kemampuan nilai tambah dan mengungkit penggunaan
aplikasi dan teknologi melalui merekayasa ulang proses bisnis.
Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber internal dan eksternal yang
dibutuhkan dalam operasi dan pengembangan sistem.
√
√
5
Optimised Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara terus-menerus
dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis dan berakibat pada nilai bisnis yang terlihat
melalui investasi dalam IT.
Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus diperbaharui dalam proses
perencanaan strategi IT.
Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui untuk mencerminkan
perubahan teknologi dan pengembangan terkait bisnis.
Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-norma industri dapat dipercaya
terjadi dan terintegrasi dengan proses perumusan strategi.
Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana pengembangan teknologi baru dapat
menggerakkan penciptaan kemampuan bisnis baru dan meningkatkan keuntungan
kompetitif perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi tangkas
dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang konsisten tanpa kelim terintegrasi
dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi perusahaan.
Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk mengembangkan arsitektur ini
yang tidak ada dalam perusahaan.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi.
Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur informasi terjadi pada dasar
tertentu.
Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan oleh tawaran vendor
aplikasi software.
Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari kebutuhan bagi arsitektur
informasi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun informal dan intuitif, prosedur-
prosedur diikuti dengan individu-individu yang berbeda di dalam perusahaan.
Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun arsitektur informasi melalui
pengalaman yang dimiliki dan aplikasi teknik-teknik yang diulang.
Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen arsitektur informasi oleh
individu-individu.
√
√
√
3
Define
process
Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan pertanggungjawaban bagi
penyampaiannya ditetapkan dan dikomunikasikan dengan jelas.
Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih telah distandarisasi dan
didokumentasi dan menjadi bagian aktivitas training informal.
Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah dikembangkan, meliputi beberapa
kebutuhan yang strategis tetapi sesuai dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
tools dengan tidak konsisten ditekankan.
Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada tempatnya, setting standar
√
√
√
√
174
seluruh perusahaan, dan mulai untuk melaporkan penyampaian dan penggunaan arsitektur
informasi.
Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan proses dan peraturan ditetapkan
dengan tawaran vendor software database.
Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, dan terus diterapkan.
√
√
4
Manage and
measureable
Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara penuh didukung dengan
metode dan teknik formal.
Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur dilaksanakan dan keberhasilan
arsitektur informasi dapat diukur.
√
√
Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum terintegrasi.
Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran adalah pada tempatnya.
Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan terfokus pada tujuan kebutuhan
bisnis masa depan.
Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua usaha-usaha pengembangan
aplikasi, untuk menjamin kemantapan.
Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan.
Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi informasi dari database.
Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan mengungkit ketersediaan
informasi.
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada semua level.
Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus ditekankan.
Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk membangun dan menjaga
arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan dengan tetap dan luas.
Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam pengembangan dan
perawatan arsitektur informasi mencakup proses kemajuan yang berlanjut.
Strategi untuk mengungkit informasi melalui data pergudangan dan teknologi data mining
yang baik.
Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan mempertimbangkan dengan
seksama informasi non-tradisional pada proses-proses, organisasi-organisasi, dan sistem-
sistem.
√
√
√
√
√
√
√
PO 3 – Menentukan Arah Teknologi
Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi stabil dan
terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya, dan kemampuan-kemampuan yang yang
diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi yang sungguh-
sungguh ada.
Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan sebagaimana perencanaan
teknologi yang tdk ada
Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan teknologi adalah penting untuk
menyediakan sumber daya dengan efektif.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan infrastruktur teknologi.
Pengembangan komponen teknologi dan implementasi teknologi baru adalah khusus dan
asing.
Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada perencanaan infrastruktur.
Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk sering bertentangan diantara
hardware, sistem software dan vendor software aplikasi.
Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam teknologi adalah tidak konsisten.
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi dikomunikasikan.
Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis pembangkit pada masalah-
masalah teknis, dibanding penggunaan teknologi untuk kebutuhan bisnis.
Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk membedakan individu-individu yang
mengikuti intuitif tetapi serupa proses.
√
√
√
√
175
Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan teknologi melalui pembelajaran dan
aplikasi teknik-teknik yang diulang.
Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan komponen infrastruktur.
√
3
Define
process
Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi layak bunyi dan dilakukan
bersama dengan rencana strategi IT.
Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik, terdokumentasi, dan berkomunikasi baik,
tetapi tidak konsisten diterapkan.
Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana perusahaan ingin untuk
mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi, berdasar resiko-resiko dan
persekutuan strategi perusahaan.
Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka panjang dan rencana
pengembangan produk, dengan konsisten dengan arah perusahaan.
Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung jawab.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan perencanaan infrastruktur teknologi.
Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk mengembangkan perencanaan
infrastruktur teknologi.
Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi dipertimbangkan.
Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari perencanaan dan antisipasi masalah-
masalah.
Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan perencanaan infrastruktur teknologi
dkerjakan.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi yang canggih dan tanggap
terhadap perubahan.
Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.
Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah teknologi untuk memastikan bahwa
staff IT dapat mengelola perubahan teknologi.
Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru yang baik.
Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk mengakses keahlian dan skill penting.
Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong atau meninggalkan
penggunaan teknologi dalam mengembangkan kesempatan bisnis baru atau efisiensi
operasional.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan keterlibatan teknologi dan
benchmark perusahaan terhadap norma industri.
Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh industri, standar internasional,
dan pengembangan, dibanding digerakkan oleh vendor teknologi.
Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau kembali pada level manajemen
senior.
Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah teknologi.
Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan infrastruktur teknologi yang hebat
yang mencerminkan kebutuhan bisnis, responsif dan dapat dimodifikasi untuk
mencerminkan perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis.
Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada tempatnya untuk meningkatkan
perencanaan infrastruktur teknologi.
Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam menentukan arah teknis.
√
√
√
√
√
√
√
PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.
Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui dengan ketentuan penguasaan dan
memberikan yang baik dan komponen titik kontak adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0 Non
Existent Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk memfokuskan prestasi sasaran bisnis. √
1
Initial/
Ad-hoc
Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten diterapkan.
IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah kemudian.
Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa perspektif seluruh
√
√
√
176
perusahaan.
Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk organisasi IT; namun demikian peran
dan tanggung jawab tidak formal dan tidak dilakukan.
√
2
Repeatable
but intuitive
Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi dengan tidak konsisten, pada
kebutuhan pelanggan dan hubungan vendor.
Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen vendor dikomunikasikan,
tetapi keputusan masih bergantung pada pengetahuan dan skill utama individu.
Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola organisasi IT dan hubungan vendor.
√
√
√
3
Define
process
Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan pihak ketiga yang ada.
Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan dikomunikasikan dan bersama dengan
strategi IT.
Lingkungan kontrol internal baik adanya.
Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, meliputi steering
committee/SC (komisi pengendali), internal audit, dan manajemen vendor.
Organisasi IT secara lengkap sempurna.
Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu dilakukan oleh user.
Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan memuaskan.
Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.
Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan memasukkan semua peran
penting untuk mengejar kebutuhan bisnis.
Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan tanggung jawab jelas dan
berimbang.
Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam perusahaan dari fungsi IT.
Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan, menerapkan, dan mengawasi
hubungan dan perusahaan yangdisukai.
Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan faktor-faktor keberhasilan
penting user dibakukan.
√
√
√
√
√
Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek pengembangan profesional dan staff.
Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara internal dan itu diperlukan dari
perusahaan luar yang baik dan dilakukan.
Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis dengan memberikan layanan
bersama dengan proses bisnis yang strategis, bukannya dengan teknologi-teknologi asing.
√
√
√
5
Optimised Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif.
Prakrek terbaik industri disebarkan.
Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam mengawasi kinerja proses-
proses dan organisasi IT.
Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas dan distribusi geografis
organisasi.
Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya.
√
√
√
√
√
PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan keuntungan yang
menyertainya.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan investasi IT dan besaran dana.
Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan investasi IT tetapi kebutuhan ini
masih terkomunikasi secara tidak konsisten.
Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran dana pembangunan telah
dikerjakan oleh sebuah basis ad hoc.
Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi muncul dengan dokumentasi
tidak resmi.
Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc
Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional terfokus pada pendanaan..
√
√
√
√
√
177
2
Repeatable
but intuitive
Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap kebutuhan pemilihan investasi
IT dan pendanaan.
Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah terkomunikasi. Perbedaannya
tergantung pada inisiatif perseorangan dalam organnisasi.
Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk membangun komponen IT.
Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan.
√
√
√
√
3
Define
process
Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan terdeskripsi, terdokumentasi dan
dikomunikasikan, dan menutupi kunci bisnis dan isu/berita teknologi.
Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis
Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, didokumentasikan dan dikomunikasikan
Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan dasar tiap inisiatif individu
Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan pendanaan menjadi faktor utama
Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk membuat
pendanaan IT.
Merekomendasikan investasi IT yang sesuai.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi IT dan pendanaan ditugaskan
kepada individu tertentu.
Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved.
Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran langsung dan tidak langsung
dari operasi yang ada termasuk investasi yang dituju, dan juga mempertimbangkan
seluruh pengeluaran daur hidup.
Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan
Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana investasi
√
√
√
√
√
Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial dan non-finansial. √
5
Optimised Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai contoh/standar dan pendekatan
identifikasi untuk meningkatkan efektifitas investasi Analisa pembangunan teknologi
digunakan di pemilihan investasi dan proses pendanaan
Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus berdasar pelajaran yang
dipelajari dari analisa performa investasi yang nyata/aktual,
Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan kenaikan harga
Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks organisasi
Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya disatukan dengan keputusan
investasi
√
√
√
√
√
PO 6 - Communicate Management Aims and Direction
Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen harus berperan aktif
dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi kontrol lingkungan yang positif
Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set kebijaksanaan, prosedur,
standarisasi dan proses komplain.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol lingkungan informasi..
Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan dikomunikasikan kepada sebuah
basis Ad Hoc yang didasarkan pada isu yang berkembang.
Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan secara informal dan tidak
consistent.
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari kebutuhan dan persyaratan
sebuah kontrol lingkungan informasi yang efektif, tetapi secara praktikal sebagian besar
dilakukan informal.
Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan kebijaksanaan control, prosedur dan
standarisasi, tetapi pembangunan diserahkan kepada manager secara perorangan dan area
bisnis.
Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk diikuti tetapi kenyataannya
diserahkan kepada manager perseorangan
Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar persyaratan.
√
√
√
√
178
3
Define
process
Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah control informasi yang komplit,
dan juga membuat manajemen kualitas yang termasuk didalamnya adalah kebijakan-
kebijakan, prosedur dan standarisasi
Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen dilakukan secara terstruktur,
terawat dan diketahui seluruh staf. Prosedur dan standarisasi yang ada dapat diterima dan
meliputi beberapa isu elemen
Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan IT yang penting.
Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan informasi tetapi sulit diterima.
Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati kebijaksanaan control dan
standar, terdapat ketidak konsistenan pada pengawasan terhadap kebijakan dan
standarisasi ini.
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan control komunikasi internal dan
mendelegasikan tanggung jawab dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
mempertahankan lingkungan berada pada jalurnya di perubahan secara signifikan
Control positif, lingkungan control informasi, termasuk sebuah komitmen untuk kualitas
dan peringatan keamanan IT, telah disediakan
Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah disiapkan, dirawat dan
dikomunikasikan dan membutuhkan praktis internal yang baik.
√
√
√
5
Optimised Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi manajemen framework dan
pandangan dan secara teratur diperhatikan, diupdate dan berkembang secara periodik.
Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan bahwa praktik industri terbaik
akan segera diadopsi dengan penghormatan untuk mengontrol arah dan teknik
komunikasi. Pengawasan, control diri dan pengecekan compliance dilakukan secara
teratur oleh organisasi.
Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan dan dasar pengetahuan
kewaspadaan dan untuk mengoptimalkan komunikasi menggunakan automation kantor
dan alat dasar computer training.
√
√
√
PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT yang kompeten
dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan manajemen sumber daya manusia IT
dengan proses perencanaan teknologi bagi perusahaan.
Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung jawab bagi manajemen sumber
daya manusia IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber daya manusia IT.
Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan informal.
Proses manajemen sumber daya manusia IT secara operasional terfokus menggunakan dan
mengelola personel IT.
Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan teknologi dan bisnis cepat
dan solusi komplek terus meningkat berakibat pada kebutuhan skill baru dan tingkat
kompetensi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola sumber daya manusia IT
digerakkan oleh kebutuhan proyek tertentu, bukannya oleh keseimbangan pemahaman
dari ketersediaan internal dan eksternal staff yang terampil.
Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu menerima training pada dasar
yang dibutuhkan.
√
√
3
Define
process
Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber daya manusia IT.
Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada.
Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan mengelola personel IT.
Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai kebutuhan sumber daya manusia
IT.
Program pemutaran, dirancang untuk memperluas kemampuan manajemen bisnis yang
mantap.
√
√
√
√
√
4 Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan perencanaan manajemen sumber daya √
179
Manage and
measureable
manusia IT telah ditugaskan pada individu dan kelompok tertentu dengan dibutuhkan
keahlian dan skill yang penting untuk mengembangkan dan memelihara perencanaan.
Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan manajemen sumber daya manusia IT
responsif pada perubahan.
Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan untuk mengenali
penyimpangan dari perencanaan manajemen sumber daya manusia IT, dengan penekanan
tertentu dan pengelolaan perkembangan personel IT dan mutasi.
Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan dibandingkan pada praktek terbaik
industri dan perusahaan IT lainnya.
√
√
√
Manajemen sumber daya manusia IT proaktif mempertimbangkan arah karir. √
5
Optimised Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui terus-menerus untuk
mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan teknologi,
menjamin pengembangan optimal, dan penggunaan ketersediaan skill IT.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan responsif pada kesatuan arah
yang strategis.
Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia IT konsisten dengan praktek
terbaik industri, seperti kompensasi, penilaian prestasi, partisipasi dalam forum industri,
trasfer pengetahuan, training dan pengawasan.
Program-program training dikembangkan untuk semua standar teknologi baru dan produk
lebih dulu pada penyebarannya di perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan kemajuan berlanjut
dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Perusahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan metodologi daur hidup
pengembangan sistem (SDLC).
Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa mutu program perlu.
Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS.
QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi.
Manajemen membuat keputusan informal pada mutu.
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan mengawasi aktivitas QMS dalam
IT.
Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada proyek IT dan inisiatif
berorientasi proses, tidak pada proses seluruh perusahaan.
√
√
3
Define
process
Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh manajemen dan mencakup manajemen
IT dan end-user.
Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar semua level perusahaan tentang
mutu.
Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara proyek-proyek dan dalam
perusahaan IT.
Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses dengan kepercayaan pada
pihak ketiga.
Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk matrik mutu.
Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk membenarkan inisiatif QMS.
Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul.
Program training dan pendidikan telah didirikan untuk mengajar semua level perusahaan
tentang mutu.
Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab utama secara periodik
dilakukan.
Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan.
Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada tempatnya dan terstruktur dengan
baik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
180
Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk matrik mutu.
5
Optimised QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-aktivitas IT.
Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan
lingkungan IT.
Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan praktek terbaik eksternal.
Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin dilakukan.
Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan mendorong analisis sebab utama
dan tindakan perbaikan.
√
√
√
√
√
PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT
Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak terjadi.
Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan celah keamanan dan
ketidakpastian pengembangan proyek.
Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan solusi IT dan penyampaian
layanan IT.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus.
Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh setiap proyek.
Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam perencanaan proyek tetapi jarang
ditugaskan pada manajer tertentu.
Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, ketersediaan, dan integritas adakalanya
dipertimbangkan dalam proyek-proyek.
Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT jarang dibicarakan pada
pertemuan manajemen.
Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran tidak konsekuen.
Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan perlu dipertimbangkan.
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum matang ada dan diterapkan pada
kebijakan manajer proyek.
Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan hanya pada proyek utama atau
sebagai jawaban atas masalah-masalah.
Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko dikenali.
√
√
√
3
Define
process
Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan menetapkan kapan dan bagaimana untuk
melakukan penilaian resiko.
Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang terdokumentasi.
Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff.
Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen resiko dan untuk menerima
training tertinggal pada keleluasaan individu.
Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan bersuara dan memastikan bahwa
resiko utama pada bisnis dikenali.
Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama selalu diadakan sekali saat resiko
dikenali.
Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan tanggung jawab manajemen resiko.
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard.
Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan pada manajemen IT.
Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen senior.
Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu dan juga secara teratur terkait
seluruh operasi IT.
Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan lingkungan IT yang dengan
mantap mempengarui skenario resiko terkait IT.
Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat keputusan terang mengenai
pembukaan, dan rela untuk menerima.
Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan manajemen senior dan manajemen IT
telah menentukan tingkat resiko yang perusahaan akan hadapi.
√
√
√
√
√
√
√
181
Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran standard untuk menilai resiko dan
melukiskan rasio resiko/keuntungan.
Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko operasional untuk menaksir
kembali resiko-resiko secara reguler.
Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari proses manajemen resiko mulai
diotomatiskan.
Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi kelonggaran resiko.
√
√
√
√
5
Optimised Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah dimana terstruktur, proses seluruh
perusahaan dilakukan dan dikelola baik.
Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan.
Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen resiko sangat otomatis.
Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu dan perusahaan IT mengambil
bagian dalam kelompok sejawat untuk bertukar pengalaman.
Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam semua bisnis dan operasi IT
diterima dengan baik, secara ekstensif mencakup user dari layanan IT.
Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika operasional IT utama dan keputusan
investasi dibuat tanpa pertimbangan perencanaan manajemen resiko.
Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi kelonggaran resiko.
√
√
√
√
√
√
√
PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari penyampaian hasil
proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan perusahaan tidak
mempertimbangkan dampak bisnis terkait salah urus proyek dan kegagalan
pengembangan proyek.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di dalam IT meninggalkan
keputusan pada individu manajer IT.
Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek dan manajemen proyek.
Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa manajemen user atau input
pelanggan.
Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam menggambarkan proyek-
proyek IT.
Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk manajemen proyek.
Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak jelas.
Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting kurang jelas.
Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan dibanding angaran-angaran.
√
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi kesadaran kebutuhan untuk
manajemen proyek IT.
Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan beberapa teknik dan
metode dari proyek ke proyek.
Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran teknis.
Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen proyek IT.
Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek dari manajemen proyek.
Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada kebijaksanaan manajer proyek
individu.
√
√
√
√
√
√
3
Define
process
Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun dan dikomunikasikan.
Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan sasaran teknis.
Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat dalam manajemen proyek-
proyek IT.
Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan peran dan tanggung jawab awal
tertentu.
Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui kejadian penting, rencana, biaya,
dan ukuran kinerja.
Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif staff individu.
√
√
√
√
√
√
√
√
182
Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem telah ditentukan tetapi tidak
luas diterapkan oleh manajer-manajer IT.
Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
4
Manage and
measureable
Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal dan pelajaran yang ditinjau
mengikuti penyelesaian proyek.
Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh perusahaan tidak hanya di dalam IT.
Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
anggota tim proyek mengarah ke kemajuan.
Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek dengan peran dan tanggung
jawab terdokumentasi dan kriteria kinerja staff.
Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian penting ditetapkan.
Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan setelah penyelesaian proyek.
Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran perusahaan dari pada hanya satu IT
tertentu.
Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen senior maupun pemegang
saham.
Training manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk staff dalam kantor
manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti diterapkan, dilakukan,
diintegrasikan dalam budaya seluruh perusahaan.
Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan melembagakan praktek manajemen
proyek terbaik telah diterapkan.
Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek operasional ditetapkan dan
diterapkan.
Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab untuk proyek-proyek dan
program-program dari permulaan ke penerapan selanjutnya.
Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan proyek-proyek memastikan
bahwa user dan sumber daya IT dimanfaatkan terbaik untuk mendukung inisiatif-inisiatif
yang strategis
√
√
√
√
√
AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis
Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam mewujudkan
fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang efektif dan efisien dari solusi yang otomatis
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan persyaratan operasional untuk
pengembangan, implementasi atau modifikasi solusi, seperti sistem, layanan,
infrastruktur, software, dan data.
Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi teknologi secara potensial sesuai
pada bisnisnya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan mengenali solusi teknologi.
Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak normal dan kebutuhan kadang-
kadang didokumentasikan.
Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran pasar terbatas atau sebagai
jawaban atas tawaran vendor.
Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan teknologi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi IT dan bermacam-macam
bisnis.
Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan pengetahuan internal pihak IT.
Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa individu utama.
Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat berbeda.
Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan kebutuhan dan mengenali
solusi teknologi.
√
√
√
√
√
3
Define
process
Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT yang ada.
Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan pertimbangan alternatif pendidikan
√
√
183
terhadap bisnis atau kebutuhan user, kesempatan teknologi, kelayakan ekonomi,
penaksiran resiko, dan faktor lain.
Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa proyek berdasar faktor-
faktor seperti keputusan yang dibuat oleh keterlibatan staff individu, sejumlah keterikatan
waktu manajemen, dan ukuran dan prioritas keaslian kebutuhan bisnis.
Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan
identifikasi solusi IT.
√
√
4
Manage and
measureable
Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT yang ada dan digunakan
sebagaian besar proyek.
Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah layak disetujui.
Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan struktur yang sudah dikenal.
Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis biaya dan keuntungan.
Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur.
Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis dalam identifikasi dan penilaian
solusi IT.
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian solusi IT dilakukan untuk
kemajuan seterusnya.
Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk proyek skala besar dan kecil.
Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan eksternal berisi bahan solusi
teknologi.
Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam struktur yang sudah dikenal
yang membuat produksi dan perawatan efisien.
Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan teknologi untuk memperoleh
keuntungan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis pengaruh dan memperbaiki seluruh
efisiensi.
Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT disetujui tanpa pertimbangan
alternatif teknologi atau kebutuhan fungsional bisnis.
√
√
√
√
√
√
AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software
Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi.
Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, pengakuan brand atau keakraban
staff dengan produk-produk tertentu, dengan sedikit atau tanpa mempertimbangkan
kebutuhan sebenarnya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan aplikasi diperlukan.
Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi software berbeda-beda dari proyek
ke proyek.
Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu mungkin diperlukan dengan
bebas, sebagai hasil efisiensi dengan perawatan dan dukungan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam rancangan atau
pemerolehan aplikasi software.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan perawatan aplikasi berdasar
keahlian di dalam fihak IT.
Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada skill dan pengalaman yang
dipunyai di dalam IT.
Perawatan selalu problematik dan menderita ketika knowledge internal telah hilang dari
perusahaan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam rancangan atau
perolehan aplikasi software.
√
√
√
√
3
Define
process
Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam perolehan dan perawatan aplikasi
software.
Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis.
Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi secara konsisten di seluruh
aplikasi dan proyek berbeda.
√
√
√
184
Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit diterapkan dalam semua
keadaan, jadi langkah yang mungkin adalah dengan melewatinya.
Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan dikoordinasikan.
√
√
4
Manage and
measureable
Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang mencakup rancangan dan proses
spesifikasi, kriteria untuk memperolehnya, proses untuk testing dan kebutuhan untuk
dokumentasi.
Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada untuk memastikan bahwa semua
langkah diikuti dan pengecualian sah.
Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk perusahaan, digunakan oleh semua
staff dan dapat diterapkan pada sebagaian besar kebutuhan aplikasi.
√
√
√
5
Optimised Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama dengan proses-proses yang
baik.
Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai aplikasi berstandar pada
kebutuhan bisnis.
Pendekatan adalah seluruh perusahaan.
√
√
√
Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan memungkinkan penyebaran
cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam menjawab perubahan kebutuhan
bisnis.
Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software telah diarahkan pada kemajuan
berkelanjutan dan didukung oleh database knowledge internal dan eksternal yang berisi
referensi bahan dan praktek terbaik.
Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang sudah dikenal yang membuat
produksi dan perawatan efisien.
√
√
√
AI3 - Memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi
Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0 - Non
Existent Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik penting untuk dikejar. √
1
Initial/
Ad-hoc
Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi baru, tanpa ada semua
perencanaan.
Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada pendekatan yang konsisten.
Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek.
Lingkungan produksi adalah lingkungan uji.
√
√ √
√
2
Repeatable but intuitive
Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan merawat infrastruktur IT.
Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada strategi yang baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang harus didukung.
Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh beberapa pratek formal.
Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara penuh, misal beberapa
lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
√
√
√
√
3
Define
process
Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan merawat infrastruktur IT.
Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan bersama dengan IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten diterapkan.
Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi.
Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi.
√
√
√
√
4
Manage and measureable
Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua situasi, diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada
reusabiliti.
Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis.
Proses proaktif dan terorganisir dengan baik.
Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, dan integrasi yang diharapkan secara parsial optimal.
√
√
√
√
5
Optimised Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan bersama dengan aplikasi
bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan perusahaan sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen tools. Biaya dikurangi dengan rasionalisasi dan standarisasi
komponen infrastruktur dan dengan menggunakan automasi.
√
√
185
Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal untuk meningkatkan kinerja secara
proaktif, meliputi pertimbangan pilihan outsourcing.
Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk mengungkit penggunaan IT.
√
√
AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya
Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam
memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan, integrasi aplikasi dan solusi
teknologi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan produksi dari dokumentasi user,
manual operasi dan bahan training.
Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan.
Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok tertentu.
Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan.
Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu.
Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit bisnis yang berbeda
Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program training.
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan dokumentasi, tetapi
tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau framework.
Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur operasi dan user.
Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan mutu bergantung
keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik, dengan sangat kecil
konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, tetapi tidak ada
perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan training.
√
√
√
√
√
3
Define
process
Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi user, manual
operasi, dan bahan training.
Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal dan dapat diakses
oleh setiap orang yang perlu tahu.
Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan landasan reaktif.
Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat dalam keadaan bahaya.
Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training menjadi jelas sampai
saat perubahan proyek.
Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya beragam, karena tidak
ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan standard.
User secara tidak formal terlibat dalam proses
Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam angkatan dan distribusi
prosedur-prosedur.
Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan training yang mempunyai
dukungan manajemen IT.
Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual training.
Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses dapat ditinjau dari
perspektif bisnis.
Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling ketergantungan dan
menghubungkan.
Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan prosedur-prosedur
dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training dikumpulkan dan dinilai sebagai
bagian dari proses kemajuan berlanjutan.
Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang baik realibilitas dan
ketersediaan.
Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan manajemen prosedur yang
otomatis diterapkan.
√
√
√
√
√
√
√
√
186
Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi dengan pengembangan
sistem aplikasi, memudahkan konsistensi, dan akses user.
Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis.
Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan dan penyampaian dari
dokumantasi, bahan training, dan program training.
√
√
√
5
Optimised Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan melalui adopsi metode dan
tools baru.
Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti mengembangkan knowledge base
secara konstan yang dirawat secara elektronik menggunakan manajemen knowledge
terbaru, alir kerja, dan distribusi teknologi, membuat dapat diakses dan mudah untuk
dirawat.
Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan bersekutu
degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan organisasional,
operasional, dan perubahan software.
Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian program training secara
penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan definisi proses bisnis, jadi mendukung
kebutuhan seluruh perusahaan, dari pada hanya prosedur-prosedur berorientasi IT.
√
√
√
√
√
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT
Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan meningkatkan
hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada tempatnya.
Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur perolehan yang jelas untuk
memastikan bahwa semua sumber daya IT tersedia tepat waktu dan efisiensi biaya.
√
√
1 Initial/
Ad-hoc
Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses perolehan seluruh perusahaan bisnis.
Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan dikelola dengan manajer proyek dan individu lainya dengan melatih keputusan profesional mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur
dan kebijakan formal.
Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses manajemen kontrak dan IT.
Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-menerus
√
√
√
√
2 Repeatable
but intuitive
Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan dasar bagi perolehan IT.
Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan organisasi bisnis.
Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar.
Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen kontrak ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal tetapi ditujukan berdasar inisiatif
individu.
Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar.
√ √
√
√
√
√
3 Define
process
Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT.
Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan bisnis.
Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada.
Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen proyek perusahaan dari
perspektif manajemen kontrak.
Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang layak dan manajemen proyek
seluruh fungsi IT.
√ √
√
√ √
√
√
4 Manage and
measureable
Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan seluruh bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua perolehan.
√ √
Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan kasus bisnis bagi perolehan IT.
Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia.
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT.
Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang.
Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses manajemen kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran kinerja.
√ √
√
√ √
5 Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi perolehan IT. √
187
Optimised Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT.
Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait dengan kasus bisnis untuk perolehan IT.
Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak supplier dan partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
Hubungan dikelola dengan strategis.
Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT dikelola dengan strategis dan
bereaksi terhadap ukuran proses.
Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strategi perolehan yang layak dan manajemen
kontrak seluruh fungsi IT.
√
√
√
√
√
√
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi terhadap
kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan penyampaian
layanan dan mengerjakan lagi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan dapat dibuat dengan
virtual tanpa kontrol.
Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi operasi bisnis dan IT dan
tidak ada kesadaran keuntungan dari manajemen perubahan yang baik.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi.
Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah terjadi.
Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan konfigurasi dokumentasi
tidak lengkap dan tidak dapat dipercercayai.
Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada lingkungan produksi
disebabkan oleh manajemen perubahan yang kurang bagus.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan perubahan mengikuti
pendekatan ini, namun tidak terstruktur, mendasar, cenderung akan error.
Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya perencanaan terbatas dan
penilaian dampak terjadi lebih dulu sebelum perubahan.
√
√
3
Define
process
Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada tempatnya, mencakup
kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur darurat, autorisasi perubahan, dan
manajemen pelepasan dan sesuai dengan perkembangan yang cepat.
Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati.
Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi.
Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi terbentuk untuk mendukung
perencanaan teknologi dan aplikasi baru.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara konsisten diikuti
untuk semua perubahan, dan manajemen yakin bahwa ada sedikit pengecualian.
Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan kontrol untuk
memastikan bahwa mutu dicapai.
Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak penilaian untuk
memperkecil kemungkinan masalah tempat produksi.
Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya.
Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, dengan perubahan,
dengan merubah secara formal.
Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat.
Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi
√
√
√
√
√
√
√
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis, menjamin bahwa training,
perubahan organisasi, persoalan-persolan kelancaran bisnis ditujukan.
Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT dan perancangan
kembali proses bisnis.
Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses manajemen perubahan.
√
√
5
Optimised Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui untuk tetap sejalan
dengan praktek yang baik.
Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring.
Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan kontrol terjemahan.
Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk menemukan software
√
√
√
√
188
yang tidak sah dan tidak berlisensi.
Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan bisnis untuk
memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam meningkatkan produktivitas dan
menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.
√
AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.
Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama setelah instalasi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non
Existent
Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan tidak ada manajemen
senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan untuk membuktikan bahwa solusi patut
untuk tujuan dimaksud.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan bahwa solusi-solusi
terimplementasi melayani tujuan yang dimaksud.
Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk testing ditinggal pada tim
proyek individu dan pendekatan yang diambil beragam.
Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada.
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan pengangkatan, tetapi tidak
berdasar beberapa metodologi.
Tim pengembangan individu secara normal memutuskan pendekatan testing dan biasanya
sebuah kemanggkiran dari testing integrasi.
Ada proses persetujuan informal.
√
√
√
3
Define
process
Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan penerimaan adalah pada
tempatnya.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup sistem dan sampai
taraf tertentu secara otomatis.
Training, testing, dan transisi pada status produksi dan penganggkatan mungkin untuk
membedakan dari proses yang baik, berdasar keputusan individu.
Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan sistem baru sering
membangkitkan level penting dari masalah-masalah implementasi utama.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik dan praktis dengan
menentukan prosedur pengangkatan dan lingkungan test yang baik.
Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti pendekatan terumus ini.
Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik produksi yang secara
efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen, bahkan dengan level
yang layak dari masalah implementasi utama.
Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi meskipun kurang evaluasi
dari implementasi utama.
Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.
Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi keberadaan sistem
diterapkan untuk semua proyek.
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat praktek yang baik,
berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan perbaikan.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur hidup dan otomatis
ketika layak, memfasilitasi sebagian besar training, testing dan transisi pada status
produksi dari sistem baru.
Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses resolusi kesalahan
menjamin transisi efisien dan efektif pada lingkungan produksi.
Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), dan masalah
implementasi utama secara normal terbatas pada koreksi kecil.
Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur kembali pada proses
utuk memastikan kemajuan mutu terus-menerus.
Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi sistem yang termodifikasi
secara konsisten diterapkan.
√
√
√
√
√
√
189
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI
MATURITY MODEL Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control
Objectives for Information and Related Technology), dengan fokus domain pada PO
(Planning and Organization) dan AI (Acquisition and Implementation). untuk itu mohon
kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya akan pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan
centang ( √ ) pada pilihan jawaban (Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.
Nama Responden : Ibu Widi
Bagian : Teller
Jabatan : Staff Teller
PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT
Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT dari dukungan dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan ketika trasparan
tentang keuntungan, biaya, dan resiko-resiko, adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Perencanaan strategi IT tidak bekerja.
Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi
IT diperlukan untuk mendukung tujuan-tujuan bisnis.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh
manajemen IT.
Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai
jawaban atas kebutuhan perusahaan tertentu.
Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada
pertemuan manajemen IT.
Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi
dengan reaktif dibanding dengan strategi seluruh perusahaan.
Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam
proyek ke proyek
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis
sebagai kebutuhan dasar.
Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas
permintaan manajemen.
Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek,
tanpa konsistensi dengan seluruh strategi perusahaan.
√
√
√
190
Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan
strategi utama diakui dengan cara intuitif.
√
3
Define
process
Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk
melakukan perencanaan strategi IT.
Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur
yang didokumentasikan dan diketahui semua staff.
Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa
perencanaan sesuai seperti yang dilakukan, namun
kebijaksanaan diberikan pada manajer individual berkenaan
dengan proses implementasi dan tidak ada prosedur untuk
menguji proses.
Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari
resiko-resiko yang mana perusahaan rela ambil sebagai sebuah
pembaharuan atau penyokong.
Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat
mempengarui tambahan produk dan teknologi baru.
Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan
manajemen bisnis.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi
yang diumumkan oleh manajemen.
Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik
dengan tanggung jawab tingkat atasan.
Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT,
membuat keputusan jelas dan mengukur keefektifitasannya.
Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan
√
√
√
√
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan
yang dilakukan seperti yang dibutuhkan.
Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi
lebih serasi dengan menunjukan proses bisnis dan kemampuan
nilai tambah dan mengungkit penggunaan aplikasi dan
teknologi melalui merekayasa ulang proses bisnis.
Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber
internal dan eksternal yang dibutuhkan dalam operasi dan
pengembangan sistem.
√
√
5
Optimised Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara
terus-menerus dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis
dan berakibat pada nilai bisnis yang terlihat melalui investasi
dalam IT.
Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus
diperbaharui dalam proses perencanaan strategi IT.
Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui
untuk mencerminkan perubahan teknologi dan pengembangan
terkait bisnis.
Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-
norma industri dapat dipercaya terjadi dan terintegrasi dengan
proses perumusan strategi.
Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana
√
√
√
√
√
191
pengembangan teknologi baru dapat menggerakkan
penciptaan kemampuan bisnis baru dan meningkatkan
keuntungan kompetitif perusahaan.
PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT menjadi tangkas dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang
konsisten tanpa kelim terintegrasi dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi
perusahaan.
Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk
mengembangkan arsitektur ini yang tidak ada dalam
perusahaan.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi.
Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur
informasi terjadi pada dasar tertentu.
Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan
oleh tawaran vendor aplikasi software.
Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari
kebutuhan bagi arsitektur informasi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun
informal dan intuitif, prosedur-prosedur diikuti dengan
individu-individu yang berbeda di dalam perusahaan.
Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun
arsitektur informasi melalui pengalaman yang dimiliki dan
aplikasi teknik-teknik yang diulang.
Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen
arsitektur informasi oleh individu-individu.
√
√
√
3
Define
process
Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan
pertanggungjawaban bagi penyampaiannya ditetapkan dan
dikomunikasikan dengan jelas.
Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih
telah distandarisasi dan didokumentasi dan menjadi bagian
aktivitas training informal.
Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah
dikembangkan, meliputi beberapa kebutuhan yang strategis
tetapi sesuai dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
tools dengan tidak konsisten ditekankan.
Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada
tempatnya, setting standar seluruh perusahaan, dan mulai
untuk melaporkan penyampaian dan penggunaan arsitektur
informasi.
Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan
proses dan peraturan ditetapkan dengan tawaran vendor
software database.
Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi,
√
√
√
√
√
√
192
dan terus diterapkan.
4
Manage and
measureable
Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara
penuh didukung dengan metode dan teknik formal.
Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur
dilaksanakan dan keberhasilan arsitektur informasi dapat
√
√
diukur.
Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum
terintegrasi.
Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran
adalah pada tempatnya.
Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan
terfokus pada tujuan kebutuhan bisnis masa depan.
Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua
usaha-usaha pengembangan aplikasi, untuk menjamin
kemantapan.
Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan.
Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi
informasi dari database.
Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan
mengungkit ketersediaan informasi.
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada
semua level.
Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus
ditekankan.
Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk
membangun dan menjaga arsitektur informasi yang kuat dan
responsif yang mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan
dengan tetap dan luas.
Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam
pengembangan dan perawatan arsitektur informasi mencakup
proses kemajuan yang berlanjut.
Strategi untuk mengungkit informasi melalui data
pergudangan dan teknologi data mining yang baik.
Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan
mempertimbangkan dengan seksama informasi non-tradisional
pada proses-proses, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem.
√
√
√
√
√
√
√
PO 3 – Menentukan Arah Teknologi
Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi stabil dan terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya,
dan kemampuan-kemampuan yang yang diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur
teknologi yang sungguh-sungguh ada.
Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan
√
√
193
sebagaimana perencanaan teknologi yang tidak ada.
Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan
teknologi adalah penting untuk menyediakan sumber daya
dengan efektif.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan
infrastruktur teknologi.
Pengembangan komponen teknologi dan implementasi
teknologi baru adalah khusus dan asing.
Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada
perencanaan infrastruktur.
Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk
sering bertentangan diantara hardware, sistem software dan
vendor software aplikasi.
Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam
teknologi adalah tidak konsisten.
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi
dikomunikasikan.
Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis
pembangkit pada masalah-masalah teknis, dibanding
penggunaan teknologi untuk kebutuhan bisnis.
Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk
membedakan individu-individu yang mengikuti intuitif tetapi
serupa proses.
Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan
teknologi melalui pembelajaran dan aplikasi teknik-teknik
yang diulang.
Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan
komponen infrastruktur.
√
√
√
√
√
3
Define
process
Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur
teknologi.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi
layak bunyi dan dilakukan bersama dengan rencana strategi
IT.
Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik,
terdokumentasi, dan berkomunikasi baik, tetapi tidak
konsisten diterapkan.
Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana
perusahaan ingin untuk mendorong atau meninggalkan
penggunaan teknologi, berdasar resiko-resiko dan
persekutuan strategi perusahaan.
Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka
panjang dan rencana pengembangan produk, dengan
konsisten dengan arah perusahaan.
Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung
jawab.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan
perencanaan infrastruktur teknologi.
√
194
measureable Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk
mengembangkan perencanaan infrastruktur teknologi.
Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi
dipertimbangkan.
Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari
perencanaan dan antisipasi masalah-masalah.
Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan
perencanaan infrastruktur teknologi dkerjakan.
Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi
yang canggih dan tanggap terhadap perubahan.
Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.
Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah
teknologi untuk memastikan bahwa staff IT dapat mengelola
perubahan teknologi.
Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru
yang baik.
Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk
mengakses keahlian dan skill penting.
Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait
mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi dalam
mengembangkan kesempatan bisnis baru atau efisiensi
operasional.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan
keterlibatan teknologi dan benchmark perusahaan terhadap
norma industri.
Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh
industri, standar internasional, dan pengembangan, dibanding
digerakkan oleh vendor teknologi.
Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau
kembali pada level manajemen senior.
Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah
teknologi.
Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan
infrastruktur teknologi yang hebat yang mencerminkan
kebutuhan bisnis, responsif dan dapat dimodifikasi untuk
mencerminkan perubahan-perubahan dalam lingkungan
bisnis.
Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada
tempatnya untuk meningkatkan perencanaan infrastruktur
teknologi.
Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam
menentukan arah teknis.
√
√
√
√
√
√
√
PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.
Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui
195
dengan ketentuan penguasaan dan memberikan yang baik dan komponen titik kontak
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk
memfokuskan prestasi sasaran bisnis.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten
diterapkan.
IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah
kemudian.
Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa
perspektif seluruh perusahaan.
Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk
organisasi IT; namun demikian peran dan tanggung jawab
tidak formal dan tidak dilakukan.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi
dengan tidak konsisten, pada kebutuhan pelanggan dan
hubungan vendor.
Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen
vendor dikomunikasikan, tetapi keputusan masih bergantung
pada pengetahuan dan skill utama individu.
Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola
organisasi IT dan hubungan vendor.
√
√
√
3
Define
process
Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan
pihak ketiga yang ada.
Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan
dikomunikasikan dan bersama dengan strategi IT.
Lingkungan kontrol internal baik adanya.
Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain,
meliputi steering committee/SC (komisi pengendali), internal
audit, dan manajemen vendor.
Organisasi IT secara lengkap sempurna.
Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu
dilakukan oleh user.
Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan
memuaskan.
Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.
Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan
memasukkan semua peran penting untuk mengejar
kebutuhan bisnis.
Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan
tanggung jawab jelas dan berimbang.
Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam
perusahaan dari fungsi IT.
Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan,
menerapkan, dan mengawasi hubungan dan perusahaan
√
√
√
√
196
yangdisukai.
Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan
faktor-faktor keberhasilan penting user dibakukan.
√
Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek
pengembangan profesional dan staff.
Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara
internal dan itu diperlukan dari perusahaan luar yang baik
dan dilakukan.
Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis
dengan memberikan layanan bersama dengan proses bisnis
yang strategis, bukannya dengan teknologi-teknologi asing.
√
√
√
5
Optimised Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif.
Prakrek terbaik industri disebarkan.
Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam
mengawasi kinerja proses-proses dan organisasi IT.
Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas
dan distribusi geografis organisasi.
Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya.
√
√
√
√
√
PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan
keuntungan yang menyertainya.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan
investasi IT dan besaran dana.
Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan
investasi IT tetapi kebutuhan ini masih terkomunikasi secara
tidak konsisten.
Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran
dana pembangunan telah dikerjakan oleh sebuah basis ad
hoc.
Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi
muncul dengan dokumentasi tidak resmi.
Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc
Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional
terfokus pada pendanaan..
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap
kebutuhan pemilihan investasi IT dan pendanaan.
Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah
terkomunikasi. Perbedaannya tergantung pada inisiatif
perseorangan dalam organnisasi.
Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk
membangun komponen IT.
Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan.
√
√
√
√
3
Define Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan
terdeskripsi, terdokumentasi dan dikomunikasikan, dan
√
197
process menutupi kunci bisnis dan isu/berita teknologi.
Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis
Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula,
didokumentasikan dan dikomunikasikan
Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan
dasar tiap inisiatif individu
Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan
pendanaan menjadi faktor utama
Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang
dibutuhkan untuk membuat pendanaan IT.
Merekomendasikan investasi IT yang sesuai.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi
IT dan pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved.
Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran
langsung dan tidak langsung dari operasi yang ada termasuk
investasi yang dituju, dan juga mempertimbangkan seluruh
pengeluaran daur hidup.
Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan
Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana
√
√
√
√
√
Investasi
Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial
dan non-finansial.
√
5
Optimised Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai
contoh/standar dan pendekatan identifikasi untuk
meningkatkan efektifitas investasi Analisa pembangunan
teknologi digunakan di pemilihan investasi dan proses
pendanaan
Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus
berdasar pelajaran yang dipelajari dari analisa performa
investasi yang nyata/aktual,
Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan
kenaikan harga
Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks
organisasi
Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya
disatukan dengan keputusan investasi
√
√
√
√
√
PO 6 - Communicate Management Aims and Direction
Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen
harus berperan aktif dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan
perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi
kontrol lingkungan yang positif
Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set
√
√
198
kebijaksanaan, prosedur, standarisasi dan proses komplain.
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol
lingkungan informasi..
Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan
dikomunikasikan kepada sebuah basis Ad Hoc yang
didasarkan pada isu yang berkembang.
Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan
secara informal dan tidak consistent.
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari
kebutuhan dan persyaratan sebuah kontrol lingkungan
informasi yang efektif, tetapi secara praktikal sebagian besar
dilakukan informal.
Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan
kebijaksanaan control, prosedur dan standarisasi, tetapi
pembangunan diserahkan kepada manager secara perorangan
dan area bisnis.
Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk
diikuti tetapi kenyataannya diserahkan kepada manager
perseorangan
Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar
persyaratan.
√
√
√
√
3
Define
process
Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah
control informasi yang komplit, dan juga membuat
manajemen kualitas yang termasuk didalamnya adalah
kebijakan-kebijakan, prosedur dan standarisasi
Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen
dilakukan secara terstruktur, terawat dan diketahui seluruh
staf. Prosedur dan standarisasi yang ada dapat diterima dan
meliputi beberapa isu elemen
Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan
IT yang penting.
Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan
informasi tetapi sulit diterima.
Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati
kebijaksanaan control dan standar, terdapat ketidak
konsistenan pada pengawasan terhadap kebijakan dan
standarisasi ini.
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan
control komunikasi internal dan mendelegasikan tanggung
jawab dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
mempertahankan lingkungan berada pada jalurnya di
perubahan secara signifikan
Control positif, lingkungan control informasi, termasuk
sebuah komitmen untuk kualitas dan peringatan keamanan
IT, telah disediakan
Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah
disiapkan, dirawat dan dikomunikasikan dan membutuhkan
√
√
√
199
praktis internal yang baik.
5
Optimised Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi
manajemen framework dan pandangan dan secara teratur
diperhatikan, diupdate dan berkembang secara periodik.
Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan
bahwa praktik industri terbaik akan segera diadopsi dengan
penghormatan untuk mengontrol arah dan teknik
komunikasi. Pengawasan, control diri dan pengecekan
compliance dilakukan secara teratur oleh organisasi.
Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan
dan dasar pengetahuan kewaspadaan dan untuk
mengoptimalkan komunikasi menggunakan automation
kantor dan alat dasar computer training.
√
√
√
PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT yang kompeten dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan
manajemen sumber daya manusia IT dengan proses
perencanaan teknologi bagi perusahaan.
Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung
jawab bagi manajemen sumber daya manusia IT.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber
daya manusia IT.
Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan
informal.
Proses manajemen sumber daya manusia IT secara
operasional terfokus menggunakan dan mengelola personel
IT.
Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan
teknologi dan bisnis cepat dan solusi komplek terus
meningkat berakibat pada kebutuhan skill baru dan tingkat
kompetensi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola
sumber daya manusia IT digerakkan oleh kebutuhan proyek
tertentu, bukannya oleh keseimbangan pemahaman dari
ketersediaan internal dan eksternal staff yang terampil.
Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu
menerima training pada dasar yang dibutuhkan.
√
√
3
Define
process
Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber
daya manusia IT.
Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada.
Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan
√
√
√
200
mengelola personel IT.
Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai
kebutuhan sumber daya manusia IT.
Program pemutaran, dirancang untuk memperluas
kemampuan manajemen bisnis yang mantap.
√
√
4
Manage and
measureable
Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan
perencanaan manajemen sumber daya manusia IT telah
ditugaskan pada individu dan kelompok tertentu dengan
dibutuhkan keahlian dan skill yang penting untuk
mengembangkan dan memelihara perencanaan.
Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan
manajemen sumber daya manusia IT responsif pada
perubahan.
Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan
untuk mengenali penyimpangan dari perencanaan
manajemen sumber daya manusia IT, dengan penekanan
tertentu dan pengelolaan perkembangan personel IT dan
mutasi.
Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan
dibandingkan pada praktek terbaik industri dan perusahaan
IT lainnya.
√
√
√
√
Manajemen sumber daya manusia IT proaktif
mempertimbangkan arah karir.
√
5
Optimised Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui
terus-menerus untuk mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan
perencanaan teknologi, menjamin pengembangan optimal,
dan penggunaan ketersediaan skill IT.
Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan
responsif pada kesatuan arah yang strategis.
Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia
IT konsisten dengan praktek terbaik industri, seperti
kompensasi, penilaian prestasi, partisipasi dalam forum
industri, trasfer pengetahuan, training dan pengawasan.
Program-program training dikembangkan untuk semua
standar teknologi baru dan produk lebih dulu pada
penyebarannya di perusahaan.
√
√
√
√
√
PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan
kemajuan berlanjut dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Peruasahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan
metodologi daur hidup pengembangan sistem (SDLC).
Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa
mutu program perlu.
√
√
201
Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya. √
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS.
QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi.
Manajemen membuat keputusan informal pada mutu.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan
mengawasi aktivitas QMS dalam IT.
Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada
proyek IT dan inisiatif berorientasi proses, tidak pada
proses seluruh perusahaan.
√
√
3
Define process Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh
manajemen dan mencakup manajemen IT dan end-user.
Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar
semua level perusahaan tentang mutu.
Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara
proyek-proyek dan dalam perusahaan IT.
Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses
dengan kepercayaan pada pihak ketiga.
Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk
matrik mutu.
Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk
membenarkan inisiatif QMS.
Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul.
Program training dan pendidikan telah didirikan untuk
mengajar semua level perusahaan tentang mutu.
Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab
utama secara periodik dilakukan.
Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan.
Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada
tempatnya dan terstruktur dengan baik.
Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk
matrik mutu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-
aktivitas IT.
Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri
pada perubahan-perubahan lingkungan IT.
Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan
praktek terbaik eksternal.
Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin
dilakukan.
Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan
mendorong analisis sebab utama dan tindakan perbaikan.
√
√
√
√
√
PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT
Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dari analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak
potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :
202
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak
terjadi.
Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait
dengan celah keamanan dan ketidakpastian pengembangan
proyek.
Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan
solusi IT dan penyampaian layanan IT.
√
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus.
Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh
setiap proyek.
Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam
perencanaan proyek tetapi jarang ditugaskan pada manajer
tertentu.
Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan,
ketersediaan, dan integritas adakalanya dipertimbangkan
dalam proyek-proyek.
Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT
jarang dibicarakan pada pertemuan manajemen.
Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran
tidak konsekuen.
Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan
perlu dipertimbangkan.
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum
matang ada dan diterapkan pada kebijakan manajer proyek.
Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan
hanya pada proyek utama atau sebagai jawaban atas
masalah-masalah.
Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko
dikenali.
√
√
√
3
Define process Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan
menetapkan kapan dan bagaimana untuk melakukan
penilaian resiko.
Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang
terdokumentasi.
Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff.
Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen
resiko dan untuk menerima training tertinggal pada
keleluasaan individu.
Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan
bersuara dan memastikan bahwa resiko utama pada bisnis
dikenali.
Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama
selalu diadakan sekali saat resiko dikenali.
Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan
√
√
√
√
√
√
√
tanggung jawab manajemen resiko.
4 Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard. √
203
Manage and
measureable Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan
pada manajemen IT.
Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen
senior.
Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu
dan juga secara teratur terkait seluruh operasi IT.
Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan
lingkungan IT yang dengan mantap mempengarui skenario
resiko terkait IT.
Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat
keputusan terang mengenai pembukaan, dan rela untuk
menerima.
Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan
manajemen senior dan manajemen IT telah menentukan
tingkat resiko yang perusahaan akan hadapi.
Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran
standard untuk menilai resiko dan melukiskan rasio
resiko/keuntungan.
Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko
operasional untuk menaksir kembali resiko-resiko secara
reguler.
Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari
proses manajemen resiko mulai diotomatiskan.
Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi
kelonggaran resiko.
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah
dimana terstruktur, proses seluruh perusahaan dilakukan
dan dikelola baik.
Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan.
Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen
resiko sangat otomatis.
Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu
dan perusahaan IT mengambil bagian dalam kelompok
sejawat untuk bertukar pengalaman.
Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam
semua bisnis dan operasi IT diterima dengan baik, secara
ekstensif mencakup user dari layanan IT.
Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika
operasional IT utama dan keputusan investasi dibuat tanpa
pertimbangan perencanaan manajemen resiko.
Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi
kelonggaran resiko.
√
√
√
√
√
√
√
PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
penyampaian hasil proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu
adalah :
204
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan
perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait
salah urus proyek dan kegagalan pengembangan proyek.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di
dalam IT meninggalkan keputusan pada individu manajer IT.
Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek
dan manajemen proyek.
Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa
manajemen user atau input pelanggan.
Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam
menggambarkan proyek-proyek IT.
Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk
manajemen proyek.
Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak
jelas.
Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting
kurang jelas.
Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan
dibanding angaran-angaran.
√
√
√
√
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi
kesadaran kebutuhan untuk manajemen proyek IT.
Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan
pemanfaatan beberapa teknik dan metode dari proyek ke
proyek.
Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran
teknis.
Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen
proyek IT.
Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek
dari manajemen proyek.
Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada
kebijaksanaan manajer proyek individu.
√
√
√
√
√
√
3
Define
process
Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun
dan dikomunikasikan.
Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan
sasaran teknis.
Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat
dalam manajemen proyek-proyek IT.
Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan
peran dan tanggung jawab awal tertentu.
Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui
kejadian penting, rencana, biaya, dan ukuran kinerja.
Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif
staff individu.
Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem
telah ditentukan tetapi tidak luas diterapkan oleh manajer-
√
√
√
√
√
√
√
205
manajer IT.
Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
√
4
Manage and
measureable
Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal
dan pelajaran yang ditinjau mengikuti penyelesaian proyek.
Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh
perusahaan tidak hanya di dalam IT.
Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan anggota tim proyek mengarah ke
kemajuan.
Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek
dengan peran dan tanggung jawab terdokumentasi dan
kriteria kinerja staff.
Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian
penting ditetapkan.
Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan
setelah penyelesaian proyek.
Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran
perusahaan dari pada hanya satu IT tertentu.
Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen
senior maupun pemegang saham.
Trainig manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk
staff dalam kantor manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti
diterapkan, dilakukan, diintegrasikan dalam budaya seluruh
perusahaan.
Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan
melembagakan praktek manajemen proyek terbaik telah
diterapkan.
Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek
operasional ditetapkan dan diterapkan.
Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab
untuk proyek-proyek dan program-program dari permulaan
ke penerapan selanjutnya.
Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan
proyek-proyek memastikan bahwa user dan sumber daya IT
dimanfaatkan terbaik untuk mendukung inisiatif-inisiatif
yang strategis
√
√
√
√
√
AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis
Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam mewujudkan fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang
efektif dan efisien dari solusi yang otomatis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan
persyaratan operasional untuk pengembangan, implementasi
atau modifikasi solusi, seperti sistem, layanan, infrastruktur,
√
206
software, dan data.
Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi
teknologi secara potensial sesuai pada bisnisnya.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan
mengenali solusi teknologi.
Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak
normal dan kebutuhan kadang-kadang didokumentasikan.
Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran
pasar terbatas atau sebagai jawaban atas tawaran vendor.
Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan
teknologi.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi
IT dan bermacam-macam bisnis.
Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan
pengetahuan internal fihak IT.
Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa
individu utama.
Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat
berbeda.
Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan
kebutuhan dan mengenali solusi teknologi.
√
√
√
√
√
3
Define
process
Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT
yang ada.
Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan
pertimbangan alternatif pendidikan terhadap bisnis atau
kebutuhan user, kesempatan teknologi, kelayakan ekonomi,
penaksiran resiko, dan faktor lain.
Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa
proyek berdasar faktor-faktor seperti keputusan yang dibuat
oleh keterlibatan staff individu, sejumlah keterikatan waktu
manajemen, dan ukuran dan prioritas keaslian kebutuhan
bisnis.
Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan dan identifikasi solusi IT.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT
yang ada dan digunakan sebagaian besar proyek.
Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah
layak disetujui.
Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan
struktur yang sudah dikenal.
Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis
biaya dan keuntungan.
Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur.
Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis
dalam identifikasi dan penilaian solusi IT.
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian
solusi IT dilakukan untuk kemajuan seterusnya.
√
207
Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk
proyek skala besar dan kecil.
Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan
eksternal berisi bahan solusi teknologi.
Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam
struktur yang sudah dikenal yag membuat produksi dan
perawatan efisien.
Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan
teknologi untuk memperoleh keuntungan kompetitif,
rekayasa ulang proses bisnis pengaruh dan memperbaiki
seluruh efisiensi.
Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT
disetujui tanpa pertimbangan alternatif teknologi atau
kebutuhan fungsional bisnis.
√
√
√
√
√
AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software
Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan
dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi.
Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor,
pengakuan brand atau keakraban staff dengan produk-
produk tertentu, dengan sedikit atau tanpa
mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan
aplikasi diperlukan.
Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi
software berbeda-beda dari proyek ke proyek.
Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu
mungkin diperlukan dengan bebas, sebagai hasil efisiensi
dengan perawatan dan dukungan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan
ketersediaan dalam rancangan atau pemerolehan aplikasi
software.
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan
perawatan aplikasi berdasar keahlian di dalam fihak IT.
Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada
skill dan pengalaman yang dipunyai di dalam IT.
Perawatan selalu problematik dan menderita ketika
knowledge internal telah hilang dari perusahaan.
Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan
ketersediaan dalam rancangan atau perolehan aplikasi
software.
√
√
√
√
3
Define
process
Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam
perolehan dan perawatan aplikasi software.
Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis.
√
√
208
Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi
secara konsisten di seluruh aplikasi dan proyek berbeda.
Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit
diterapkan dalam semua keadaan, jadi langkah yang
mungkin adalah dengan melewatinya.
Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan
dikoordinasikan.
√
√
√
4
Manage and
measureable
Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang
mencakup rancangan dan proses spesifikasi, kriteria untuk
memperolehnya, proses untuk testing dan kebutuhan untuk
dokumentasi.
Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada
untuk memastikan bahwa semua langkah diikuti dan
pengecualian sah.
Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk
perusahaan, digunakan oleh semua staff dan dapat
diterapkan pada sebagaian besar kebutuhan aplikasi.
√
√
√
5
Optimised Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama
dengan proses-proses yang baik.
Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai
aplikasi berstandar pada keutuhan bisnis.
Pendekatan adalah seluruh perusahaan.
√
√
√
Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan
memungkinkan penyebaran cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam
menjawab perubahan kebutuhan bisnis.
Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software
telah diarahkan pada kemajuan berkelanjutan dan didukung
oleh database knowledge internal dan eksternal yang berisi
referensi bahan dan praktek terbaik.
Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang
sudah dikenal yang membuat produksi dan perawatan
efisien.
√
√
√
AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi
Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan
bisnis IT dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik
penting untuk dikejar.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi
baru, tanpa ada semua perencanaan.
Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada
pendekatan yang konsisten.
Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek.
Lingkungan produksi adalah lingkungan uji.
√
√
√
√
2 Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan √
209
Repeatable but
intuitive
merawat infrastruktur IT.
Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada
strategi yang baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan
aplikasi bisnis yang harus didukung.
Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh
beberapa pratek formal.
Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara
penuh, misal bebrapa lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
√
√
√
3
Define process Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan
merawat infrastruktur IT.
Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan
bersama dengan IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten
diterapkan.
Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi.
Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi.
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah
berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua
situasi, diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada
reusabiliti.
Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis.
Proses proaktif dan terorganisir dengan baik.
Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti,
dan integrasi yang diharapkan secara parsial optimal.
√
√
√
√
5
Optimised Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi
proaktif dan bersama dengan aplikasi bisnis penting dan arsitektur
teknologi.
Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan
perusahaan sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen
tools. Biaya dikurangi dengan rasionalisasi dan standarisasi
komponen infrastruktur dan dengan menggunakan automasi.
Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal
untuk meningkatkan kinerja secara proaktif, meliputi
pertimbangan pilihan outsourcing.
Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk
mengungkit penggunaan IT.
√
√
√
√
AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya
Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT dalam memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan,
integrasi aplikasi dan solusi teknologi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan prosuksi
dari dokumentasi user, manual operasi dan bahan training.
Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan.
Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok
tertentu.
Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan.
Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu.
Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit
bisnis yang berbeda
√
√
√
√
√
210
Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program
training.
√
2
Repeatable
but intuitive
Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan
dokumentasi, tetapi tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau
framework.
Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur
operasi dan user.
Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan
mutu bergantung keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik,
dengan sangat kecil konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan,
tetapi tidak ada perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan
training.
√
√
√
√
3
Define
process
Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi
user, manual operasi, dan bahan training.
Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal
dan dapat diakses oleh setiap orang yang perlu tahu.
Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan
landasan reaktif.
Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat
dalam keadaan bahaya.
Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training
menjadi jelas sampai saat perubahan proyek.
Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya
beragam, karena tidak ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan
standard.
User secara tidak formal terlibat dalam proses
Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam
angkatan dan distribusi prosedur-prosedur.
Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan
training yang mempunyai dukungan manajemen IT.
Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual
training.
Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses
dapat ditinjau dari perspektif bisnis.
Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling
ketergantungan dan menghubungkan.
Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan
prosedur-prosedur dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training
dikumpulkan dan dinilai sebagai bagian dari proses kemajuan
berlanjutan.
Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang
baik realibilitas dan ketersediaan.
Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan
manajemen prosedur yang otomatis diterapkan.
Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi
dengan pengembangan sistem aplikasi, memudahkan konsistensi,
dan akses user.
Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
211
Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan
dan penyampaian dari dokumantasi, bahan training, dan program
training.
√
5
Optimised Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan
melalui adopsi metode dan tools baru.
Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti
mengembangkan knowledge base secara konstan yang dirawat
secara elektronik menggunakan manajemen knowledge terbaru, alir
kerja, dan distribusi teknologi, membuat dapat diakses dan mudah
untuk dirawat.
Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi
proaktif dan bersekutu degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur
teknologi.
Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan
organisasional, operasional, dan perubahan software.
Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian
program training secara penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan
definisi proses bisnis, jadi mendukung kebutuhan seluruh
perusahaan, dari pada hanya prosedur-prosedur berorientasi IT.
√
√
√
√
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT
Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
meningkatkan hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada
tempatnya.
Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur
perolehan yang jelas untuk memastikan bahwa semua sumber daya
IT tersedia tepat waktu dan efisiensi biaya.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur
terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses
perolehan seluruh perusahaan bisnis.
Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan
dikelola dengan manajer proyek dan individu lainya dengan melatih
keputusan profesional mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur
dan kebijakan formal.
Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses
manajemen kontrak dan IT.
Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-
menerus
√
√
√
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan
dasar bagi perolehan IT.
Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan
organisasi bisnis.
Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar.
Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen
kontrak ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal
tetapi ditujukan berdasar inisiatif individu.
Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar.
√
√
√
√
√
√
3 Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi √
212
Define
process
perolehan IT.
Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan
bisnis.
Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada.
Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen
proyek perusahaan dari
perspektif manajemen kontrak.
Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang
layak dan manajemen proyek seluruh fungsi IT.
√
√
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan
seluruh bisnis.
Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua
perolehan.
√
√
Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan
kasus bisnis bagi perolehan IT.
Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia.
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur
bagi perolehan IT.
Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang.
Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses
manajemen kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran
kinerja.
√
√
√
√
5
Optimised Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi
perolehan IT.
Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi
perolehan IT.
Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait
dengan kasus bisnis untuk perolehan IT.
Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak
supplier dan partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
Hubungan dikelola dengan strategis.
Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT
dikelola dengan strategis dan bereaksi terhadap ukuran proses.
Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strtaegi perolehan
yang layak dan manajemen kontrak seluruh fungsi IT.
√
√
√
√
√
√
√
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi
terhadap kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan
penyampaian layanan dan mengerjakan lagi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan
dapat dibuat dengan virtual tanpa kontrol.
Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi
operasi bisnis dan IT dan tidak ada kesadaran keuntungan dari
manajemen perubahan yang baik.
√
√
1
Initial/
Ad-hoc
Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi.
Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah
terjadi.
Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan
√
√
√
213
konfigurasi dokumentasi tidak lengkap dan tidak dapat
dipercercayai.
Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada
lingkungan produksi disebabkan oleh manajemen perubahan yang
kurang bagus.
√
2
Repeatable
but intuitive
Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan
perubahan mengikuti pendekatan ini, namun tidak terstruktur,
mendasar, cenderung akan error.
Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya
perencanaan terbatas dan penilaian dampak terjadi lebih dulu
sebelum perubahan.
√
√
3
Define
process
Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada
tempatnya, mencakup kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur
darurat, autorisasi perubahan, dan manajemen pelepasan dan sesuai
dengan perkembangan yang cepat.
Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati.
Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi.
Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi
terbentuk untuk mendukung perencanaan teknologi dan aplikasi
baru.
√
√
√
√
4
Manage and
measureable
Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara
konsisten diikuti untuk semua perubahan, dan manajemen yakin
bahwa ada sedikit pengecualian.
Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan
kontrol untuk memastikan bahwa mutu dicapai.
Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak
penilaian untuk memperkecil kemungkinan masalah tempat
produksi.
Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya.
Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat,
dengan perubahan, dengan merubah secara formal.
Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat.
Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi
√
√
√
√
√
√
√
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis,
menjamin bahwa training, perubahan organisasi, persoalan-persolan
kelancaran bisnis ditujukan.
Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT
dan perancangan kembali proses bisnis.
Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses
manajemen perubahan.
√
√
5
Optimised Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui
untuk tetap sejalan dengan praktek yang baik.
Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring.
Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan
kontrol terjemahan.
Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk
menemukan software yang tidak sah dan tidak berlisensi.
Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan
bisnis untuk memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam
meningkatkan produktivitas dan menciptakan kesempatan bisnis
baru bagi perusahaan.
√
√
√
√
√
214
AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.
Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang
memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama
setelah instalasi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0
Non Existent Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan
tidak ada manajemen senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan
untuk membuktikan bahwa solusi patut untuk tujuan dimaksud.
√
1
Initial/
Ad-hoc
Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan
bahwa solusi-solusi terimplementasi melayani tujuan yang
dimaksud.
Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk
testing ditinggal pada tim proyek individu dan pendekatan yang
diambil beragam.
Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada.
√
√
√
2
Repeatable but
intuitive
Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan
pengangkatan, tetapi tidak berdasar beberapa metodologi.
Tim pengembangan individu secara normal memutuskan
pendekatan testing dan biasanya sebuah kemanggkiran dari testing
integrasi.
Ada proses persetujuan informal.
√
√
√
3
Define process Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan
penerimaan adalah pada tempatnya.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup
sistem dan sampai taraf tertentu secara otomatis.
Training, testing, dan transisi pada status produksi dan
penganggkatan mungkin untuk membedakan dari proses yang baik,
berdasar keputusan individu.
Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan
sistem baru sering membangkitkan level penting dari masalah-
masalah implementasi utama.
√
√
√
4
Manage and
measureable
Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik
dan praktis dengan menentukan prosedur pengangkatan dan
lingkungan test yang baik.
Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti
pendekatan terumus ini.
Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik
produksi yang secara efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen,
bahkan dengan level yang layak dari masalah implementasi utama.
Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi
meskipun kurang evaluasi dari implementasi utama.
Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.
Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi
keberadaan sistem diterapkan untuk semua proyek.
√
√
√
√
√
√
√
√
5
Optimised Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat
praktek yang baik, berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan
perbaikan.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur
√
√
215
hidup dan otomatis ketika layak, memfasilitasi sebagian besar
training, testing dan transisi pada status produksi dari sistem baru.
Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses
resolusi kesalahan menjamin transisi efisien dan efektif pada
lingkungan produksi.
Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework),
dan masalah implementasi utama secara normal terbatas pada
koreksi kecil.
Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur
kembali pada proses utuk memastikan kemajuan mutu terus-
menerus.
Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi
sistem yang termodifikasi secara konsisten diterapkan.
√
√
√
√
Recommended