TIM PENYUSUN
Kementerian Negara Lingkungan Hidup: Laksmi Dhewanthi, Aristin Tri Apriani, Gustami, Sulistianingsih Sarassetiawaty, Muhamad Alfian, Lestiyo Nurbaningsih
Nara sumber: Dr. M. Suparmoko, Dr. Awal Su bandar, Ir. Azis Khan, M.5c. Drs. Wisnu Ali Martono, MA, Maria Ratnaningsih, SEt MA
•
Puj i syukur kepada Allah SWT atas diterbitka nnya Panduan Valuasi Ekonomi
Sumber Oaya Ala m dan Lingkungan.
Sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 7 t ahu n 2005 te nta ng
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 yang
menetapkan Pengembangan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam sebagai
salah satu program Peningkatan Kualitas Akses dan Informasi SOA dan LH,
maka Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyusun panduan valuasi
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Buku in i merupakan panduan
umum tentang valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
akan dilengkapi dengan panduan valuasi ekonomi sesuai dengan tipolog i
ekosistem,antara lain ekosistem terumbu karang, padang lamun, lahan basah.
Panduan bagi masing-masing ekosistem akan memberi kekhususan pada
penjabaran manfaat ekologi, pendekatan tahapan, lembar kerja dan prosedur valuasinya .
Konsep valuasi ekonomi merupakan instrumen yang telah dirintis untuk
memasukkan pertimbangan nilai ekonomi su mber daya alam dan lingkungan
dalam berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Panduan ini
berupaya memuat pokok-pokok pikiran sebagai dasar konsep metodologi,
tahapan pelaksanaan valua si ekonomi SDA dan LH, serta contoh perhitungan
untuk memudahkan pemahamannya. Namun, perlu dipahami bahwa buku
ini tidak memberi arahan sampai kepada penghitungan efek ganda (multiple
effect) perhitungan valuasi ekonomi pada tingkat perekonomian secara luas.
Oleh sebab itu, bagi para pengguna panduan ini diharapkan memperkaya
pengetahuan dan ketrampilan dengan memanfaatkan referensi lain.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan panduan ini, khususnya kepada
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan iii
para nara sumber dan praktisi ekonomi lingkungan yang telah berkontribusi
dalam memberikan pengetahuan dan bahan referensi selama penyusunan
panduan ini.
Kami mengharapkan saran dan masukan untuk penyempurnaan panduan
ini di kemudian harL Semoga buku ini memberi dorongan bagi berbagai
pihak untuk melakukan valuasi ekonomi dan memanfaatkan hasilnya bagi
pengelolaan lingkungan hidup.
Jakarta, Desember 2007
Ir;fia~!misa Ardiputra Deputi MENLH Bidang
Pembinaan Sarana Teknis dan
Peningkatan Kapasitas
iv Panduan Vatuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Daftar.Isi
Kata Pengantar............................................... ................................. .. .............. ... iii Daftar lsi .................... ..... .. ........................................................................................v
Daftar Istilah.............................................................. ........................................... ix
BAB 1 Pengantar Umum ................................................. ....................... 1 1.1 Mengapa Diperlukan Valuasi Ekonomi ? .............................. .. .... 1
1.2 Apakah yang Membatasi Panduan ini 7 ......................................4
1.3 Untuk Siapa Panduan ini Disusun 7 ................. .......................... .. .4
BAB 2 Tahapan Valuasi............... ............................................................. 7
BAB 3 Konsep Dasar Valuasi Ekonomi SDA dan Lingkungan............................................................. 13
3.1 Nilai Ekonomi Total SDAL. ..................................................... ........ 13 3.1.1 Nilai Atas Dasar Penggunaan (Use Value) ................................ 14
3.1.2 Nila i Atas Dasa rTanpa Penggunaan (Non- Use Value atau
Passive Value) ...................................................................................... 15 3.2. Nilai EkonomiTotal Kerusakan/Pencemaran ......................... 17 3.2.1. Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan ........................... 17
3.2.2 Biaya Rehabilita si SDA sebagai Nilai Kerusakan .................... 18
BAB4 Metode Valu asi Ekonomi SDA dan Lingkungan.................... ..................... .. .................. 21
4.1 Pili han Metode Va luasi Ekonomi NET SDAL ........................... 21 4.2 Pilihan Metode Valuasi Ekonomi NET
Kerusakan Lingkungan .................................................................. 21 4.3 Konsep Metode Va luasi Ekonomi ............................................... 24
4.3.1 Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya (Pendekatan
Produklivitas)......................................... ............................................ 24
4.3.2 Pendekatan Modal Manusia (Human Capita/) ....................... 27
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan v
4.3.3 Pendekatan Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) .............. 29
4.3.4 Pendekatan Nilai Kesenangan (Hedonic Pricing) ................... 30
4.3.5 Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) .............................. 31
4.3.6 Pendekatan Kesediaan Membayar
(Contingent Valuation Method) .................................................... 33
4.3.7 Pendekatan Benefit Transfer .......................................................... 34
BabS Contoh Perhitungan............................................................... 37
5.1 Perhitungan Harga Pasar............................................................... 37
5.2 Perhitungan Harga Non Pasar .................................................... 44
Daftar Pustaka ..................................................................................................49
Daftar label Tabell Matrik Identifikasi Kualitatif Potensi Dampak
Pembangunan terhadap Sumber Daya Alam
dan Lingkungan ..................................................................................9
Daftar Gambar Gambar 1 Nilai Ekonomi total .......................................................................... 16 Gambar 2 Pilihan Metode Valuasi Ekonomi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan ........................................ 22 Gambar 3 Diagram Valuasi Ekonomi SDAL.................................................. 23
Daftar Kotak Kotak 1. Nilai Produksi Kayu Mangrove di Pulau Sikka ........................ 38
Kotak 2. Nilai Fungsi Mangrove sebagaiTempat Pengasuhan
Ikan di Kabupaten Sikka ................................................................ 39
Kotak 3. Biaya Revegetasi Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara 40
Kotak4. Pendapatan yang Hilang akibat Pencemaran
di Sungai Mahakam .........................................................................41
Kotak 5. Biaya Pengobatan akibat Kebakaran Hutan
di Kabupaten Kutai Kartanegara ................................................ 42
Kotak6. Keefektifan Biaya Pemulihan Pencemaran Tanah ................. 42
vi Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Kotak 7. Biaya Kesempatan yang Hilang
karena Konservasi Hutan Tesso Nilo.......................................... 43
Kotak 8. Nilai Hedonis Pengelolaan Ungkungan
di Southold, New york ..................................................................... 44
Kotak 9. Nilai Hutan Mangrove sebagai Obyek Wisata ....................... 45
Kotak 10. Nilai Keberadaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ... 46
Kotak 11. Nilai Ekonomi Keragaman Spesies Tanaman ......................... 47
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan ,
Daftar Istilah
1. Valuasi ekonomi SDA dan lingkungan (SDAL) adalah upaya pengenaan
nilai moneter terhadap sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam
dan lingkungan, sesua i dengan tujuan pemanfaatannya. Hal ini berupa
nilai ekonomi total, ni lai pemu lihan kerusakan/ pencemaran, serta nilai
pencegahan pencemaran/kerusakan.
2. Nilai ekonomi total [NET] (Total Economic Value, TEV) adalah nilai
moneter sumberdaya alam dan lingkungan (SDAL) yang merupakan proxy
yang mencerminkan nitai fu ngsi yang dimil iki SDAL di suatu ekosistem.
3. Nilai atas dasar penggunaan (Use Value) adalah nitai ekonomi karena
digunakannya sumber daya alam dan lingkungan.
4. Nilai atas dasar tanpa penggunaan (Non-use Value I Passive Value)
adalah nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang diberikan
oleh masyarakat meskipun tanpa merasa kan penggunaannya secara
langsung. Kesediaan untuk memberikan nilai ini d idasarkan pada alasan
agar keberadaan sumber daya alam dan lingkungan tetap dapat dinikmati
oleh generasi yang akan datang;ataupun oleh perasaan ikut bertanggung
jawab atas keselamatan sumber daya, lokasi, maupun peninggalan budaya
tertentu.
5. Jasa Lingkungan merupakan jasa yang disediakan lingkungan baik
bersifat langsung maupun tidak langsung.
Contoh jasa lingkungan yang diberikan oleh alam adalah: • Pantai bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum
• Kualitas air untuk rekreasi maupun unt uk diusahakan secara komersial
• Permu kaan air yang tidak terganggu untuk transportasi
• Ekosistem atau habitat, seperti mangrove dan terumbu kara ng yang
mendukung kehidupan ikan baik untuk kepentingan komersial maupun
untuk rekreasi.
• Jasa ekologi tersedia secara alami terlepas jasa tersebut digunakan
langsung maupun tidak langsung atau tidak digunakan oleh manusia.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan ix
6. Kerusakan lingkungan adalah terganggunya fungsi lingkungan sebagai
akibat dari tindakan, misal: pencemaran atau pengambilan berlebih dan
atau perusakan SDAL, yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan
lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan.
7. Nilai degradasi atau nilai kerusakan adalah sejumlah uang yang kalau
dibayarkan kepada pihak yang terkena dampak dari pencemaran atau
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan akan membuat pihak yang
bersangkutan menjadi pulih tidak mengalami keadaaan yang lebih buruk
dibanding keadaan sebelum terkena pencemaran atau kerusakan.
8. Biaya pemulihan pencemaran/nilai kerusakan SDA dan lingkungan merupakan proxy biaya untuk memulihkan suatu pencemaran/
kerusakan.
t x Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
BAB 1
Pengantar Umum
Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan transformasi mengolah input
menjadi output dan melibatkan beragam modal : modal sosial, legalitas,
finansial, dan modal alam. Kegiatan tersebut memerlukan sumber daya alam
dan lingkungan (SDAL) sebagai modal alam, seperti: tanah, ikan, kayu, bahan
mineral,air,dan sebagainya. Karena tersedianya SDALpada mulanya metimpah,
maka SDAL sering dianggap sebagai barang bebas dan tidak dilihat memiliki
harga atau harg anya masih dinilai terla lu rendah. Keadaaan ini mendorong
pem borosan SDAL, sehingga menimbu lkan pen urunan kuantitas maupun
kualitas SDAL baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui jumlah sumber daya alam
yang telah terpakai atau yang tersedia serta kondisinya, terutama dari sisi
nilai moneter.Melal ui valuasi ekonomi dapat diperoleh nilai monetertersebut
sekaligus gambaran mengenai manfaat ekonomi neto yang maksimum bagi
masyarakat, selain manfaat dan biaya ekonomi yang sudah biasa dihitung
secara konvensiona l.
1.1 Mengapa Diperlukan Valuasi Ekonomi ?
Pemahaman tentang hubungan sebab akibat antara sumber kerusakan dan
dampak yang ditimbulkan diperlukan untuk menilai cadangan sumber daya
alam maupun dampak kegiatan pembangunan. Sumber keru sakan dapat
berupa tumpahan minyak, kebakaran hutan, pencema ran udara, dan lain-lain,
sedangka n dampak yang timbul dari kerusakan dapat berupa saki t, kematian,
cacat pada tubuh manusia, maupun berupa penurunan fungsi dan manfaat
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan 1
~,
lingkungan berupa turunnya produksi ikan, hilangnya pantai untuk wisata,
maupun rusaknya taman laut, dan lain-lain. Semua jenis kerusakan atau
penurunan fungsi dan manfaat lingkungan dapat dinilai secara ekonomi.
Valuasi ekonomi akan memberi gambaran nilai ekonomi yang dimiliki oleh
suatu SDAL. Nilai ekonomi keseluruhan fungsi dan manfaat SDAL tersebut
mencerminkan rasionalisasi (rationale) untuk pengelolaan SDALyang benar dan
bahwa SDAL mempunyai nilai ekonomi. Namun demikian, ada sejumlah nilai
yang secara moneter tidak akan dapat diwujudkan karena jumlahnya terlalu
besar terutama saat fungsi dan manfaat SDAL ini menghilang. Pendekatan
valuasi ekonomi SDAL setidaknya untuk memahami secara ekonomi dalam
penetapan harga yang dipandang terlalu rendah,property right yang belum
sempurna,ataupun mengukur jasa lingkungan.
Pengetahuan tentang nilai ekonomi SDAL haruslah menjadi dasarpertimbangan
untuk melakukan pengelolaan SDAL secara benar dalam perspektif ekonomi
lingkungan, yaitu secara benar dan arif. Fungsi dan manfaat SDAL yang
terganggu tidak dapat pulih sepenuhnya. Di sisi lain, untuk mengembalikan
berfungsinya SDAL yang telah rusakltercemar mendekati keadaan semula
akan membutuhkan sejumlah besar biaya.
Melalui valuasi ekonomi dapat dipertegas manfaat untuk:
1. Pengelolaan SDAL merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi Nilai ekonomi total dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan para
pengambil keputusan terhadap opportunity cost dari upaya memanfaatkan
suatu kawasan tertentu - balk nilai ekonomi langsung maupun
tidak langsung. Dengan diketahuinya nilai ini diharapkan akan dapat
dikembangkan secara lebih tepat kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan
SDAL, sesuai dengan tuntutan prinsip pembangunan berkelanjutan.
2 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
2. Pendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan, melalui:
a. Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Hijau PDRB Hijau mencakup dua aspek, yaitu: deplesi SDA dan degradasi
lingkungan. Perhitungan nilai deplesi SDA dan degradasi lingkungan
memerlukan dukungan implementasi valuasi ekonomi yang
memadai.
b. Penyusunan akuntansi SDAL Akuntansi SDAL menyajikan inventarisasi berkala aset SDAL yang menunjukkan jumlah/volume/stok, aliran, kualitas,dan nilai ekonomi
SDAL pada awal periode (tahun), terutama perubahan-perubahan
selama periode tertentu, serta pada akhir periode. Untuk dapat
mengetahui dan memperlihatkan nilai SDAL diperlukan perhitungan
dukungan valuasi ekonomi.
c. Analisis manfaat dan biaya SDAL (Extended Benefit Cost Analysis). Kelayakan suatu kegiatan yang memanfaatkan SDAL perlu ditunjang
oleh hasil analisis biaya dan manfaat dari sisi Iingkungan dan sosial.
Studi semacam ini memerlukan dukungan valuasi ekonomi untuk
menerjemahkan keberadaan SDAL ke dalam suatu nilai ekonomi
berdasarkan beberapa alternatif pemanfaatannya.Analisis BenefitCost Ratio (BCR) ini biasanya digunakan untuk membantu menganalisis
pili han pemanfaatan yang paling baik dari sisi ekonomi dan lingkungan.
Dalam analisis biaya dan manfaat dilakukan perhitungan NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Kriteria kelayakan
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di suatu kawasan
dianggap layakapabila:BCR lebih besardari satu,NPV lebih besardari
nol (positif) dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga komersial.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan 3
d. Perhitungan ganti kerugian akibat pencemaran/kerusakan lingkungan Seiring dengan upaya hukum, penanganan kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan perlu didukung dengan penghitungan angka ganti kerugian ekonomi baik bagi komunitas terkena dampak maupun
kerugian ekologinya. Penghitungan kerugian ekologi dapat disusun dengan jalan menghitung nilai ekonomi kerusakan ekologi suatu SDAL,
dengan memanfaatkan valuasi ekonomi SDAL.
1.2 Apakah yang Membatasi Panduan ini?
SDALmerupakan satu kesatuanekosistem,namun untuktujuan penyederhanaan
dalam valuasi ekonomi SDAL dilakukan dengan pendekatan per sub ekosistem.
Panduan ini merupakan pengantar umum valuasi ekonomi yang mencakup tahapan, konsep, metodologi valuasi, dan contoh perhitungannya. Panduan ini dilengkapi dengan panduan valuasi ekonomi spesifik ekosistem, seperti ekosistem terumbu karang, lahan basah, kawasan lindung, yang terpisah dari panduan ini. PanduaR valuasi ekonomi spesifik ekosistem terutama akan menyangkut hal-hal umum tentang ekosistem dimaksud, identifikasi penggunaan SDAL-nya serta pilihan metode dan prosedur valuasi ekonominya.
Panduan umum ini tidak memberi penjelasan perhitungan secara menyeluruh sampai pada perhitungan efek ganda dari sU(itu kegiatan yang divaluasi.
1.3 Untuk Siapa Panduan ini Disusun ?
Panduan ini dimaksudkan sebagai buku pedoman bagi para praktisi yang telah mengenal konsepdasarvaluasi ekonomi dalam melakukan dan menghimpun praktek-praktek valuasi ekonomi SDAL.Perhitungan valuasi ekonomi tersebut
diharapkan lebih mudah diperoleh dan lebih tepat serta akhirnya dapat
4 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan pembangunan daerahl
kawasan terutama kawasan yang menitikberatkan pada pemanfaatan SDA.l
Hasil valuasi ekonomi dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan
bagi pengelolaan SDAL setempat dan atau menjadi data yang dipakai sebagai
basis data yang akan berguna untuk menentukan benefit transfer apabila
diperlukan dalam penyelesaian kasus-kasus lingkungan.
1 Pada dasarnya hasil valuasi ekonomi dapat bermanfaat lebih luas bagi : 1. Pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung menangani masalah lingkungan 2. Lembaga Swadaya Masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan 3. Peneliti masalah lingkungan 4. Pemerhati lingkungan
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan 5 •
BAB
Tahapan Valuasi
Tahapan yang dilakukan dalam melakukan valuasi ekonomi Sumber Daya Alam dan Li ngku ngan (S DAL) secara um um adalah sebagai be rikut :
1. Penentuan DaerahIWilayah yang Divaluasi. Langkah awal ini penti ng untu k mengetahui potensial SDAL yang dapat divalua si. Selain itu, la ngka h ini di pe rlukan unt uk mengenal nara sum ber setempat yang dapat memberi ga mba ran tentan g fungsi SDAL terkait denga n sumber daya ekonomi masyarakat di tempatyang bersangkutan, terutama untuk mendapatkan gam bara n maCilm manfaat nilai tanpa penggu naa n, karena nilai ini sangat spesifik daerah.
2. Penentuan Tujuan Penetapan tujuan ini pe nti ng te rkait dengan hasil akhir ya ng ingin dicapai. Tujuan ini akan mene ntu ka n jenis SDAL yang akan d ijadika n obyek pe rhitungan va luasi. Setelah ditetapkan jenis ekosistem, maka dapa t d itetapkan batasbatas ka jian, baik batas ekosiste m maupu n batasan dan metoda val uasi. Perhitu ngan aka n dilakuk.n ses uai dengan kep erluan, misaln ya untuk mengetahui Nilai EkonomiTotal (NET), biaya
Penentuan Daerah/ Wilayah yang Divalu asi
j Penentuan
Tujuan
Panduan Valuasi Ekonomi Su mber Daya Alam dan Lingkungan 7
ganti kerugian, atau akuntansi SDAL.Khusus untuk perhitungan NET langsung dilanjutkan ketahapan 4.
3. Identiflkasi Permasalahan Tahapan ini diarahkan untuk mengetahui permasalahan yang penting dan gambaran cara menghitung.Sebaiknya perhatian lebih difokuskan pada isu penting dan yang diprioritaskan, baru selanjutnya dikembangkan kajiannya.
Untuk memudahkan identifikasi permasalahan dapat digunakan matrik identifikasi kualitatif potensi dampak pembangunan terhadap SDAL sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
4. Identiflkasi Jenis dan Sebaran SDAL Sumber daya alam terdapat dalam berbagai
ekosistem. Ekosistem dapat dikelompokkan ke dalam tipeekosistem:padang lamun,lahan basah, terumbu karang,hutan bakau (mangrove),kawasan
lindung, hutan, dan kars. Untuk keperluan valuasi perlu diketahui secara pasti jenis dan sebaran SDAL yang dikaji sesuai ekosistemnya.
5. Identiflkasi Fungsi dan Manfaat SDAL Untuk keperluan valuasi perlu juga diketahui fungsi dan manfaat SDAL kajian. Fungsi dan
manfaat SDAL dapat dibedakan ke dalam fungsi penggunaan ekstraktif (seperti penebangan kayu
hutan, penangkapan ikan), penggunaan nonekstraktif (seperti keindahan untuk pariwisata)'
• 8
1 Identifikasi
Permasalahan
Identifikasi Jenis dan
Sebaran SDAL
1 Identifikasi
Fungsi dan Manfaat SDAL
jasa lingkungan,jasa keanekaragaman hayati dan
pengaruh sosial/budaya . 1 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
l abel 1. Matrik Identifikasi Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan terhadap Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Tipe Kategori Oampak
Umum/spesifik
Tingkatan dampak Nilai (+/-)
Penerima Oampak
Gunal tanpa guna?
Oapatkah dikuantifikasi?
Macam pendekatan?
(lJ (2) (3) (4) (5) (6)
Pribadi Umum
Oampak terhadap Lingkungan
a. Ekosistem terumbu karang
b. Ekosistem padang lamun
c. Ekosistem lahan basah
d. Ekosistem mangrove
e. Ekosistem Kars
f. Ekosistem kawasan lindung
g. Ekosistem hutan
h. Lainnya
Dampak Ekonomi
a. Dampak langsung
b. Dampak tidak langsung
Dampak Sosial
a. Dampak langsung
b. Dampak tidak langsung
Keterangan: Kolom 1: Menunjuk kategori dampak yang dapat dilihat dari dampak lingkungan,dampak ekonomi,
dan dampak sosial. Dampak lingkungan mesti diidentifikasi terjadi pada jenis ekosistem yang mana saja. Secara umum dampak ekonomi dilihat dari sektor kegiatan yang langsung terkena dampak dan sektor yang terkena dampak tidak langsung. Demikian juga dampak sosial pada prinsipnya dilihat dari dampak langsung dan tidak langsung, seperti dampak terhadap kesehatan, aksesibilitas
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 9
Kemudian dampak lingkungan, ekonomi dan sosial yang lebih rind dapat dilanjutkan identifikasinya berdasarkan panduan valuasi ekonomi ekosistem tertentu yang terpisah dari panduan ini.
Kolom 2: Menunjuk apakah terjadi dampak positif dan dampak negatif Kolom 3: Menunjuk pada macam penerima dampak Kolom 4: Menunjuk pada macam nilai: nilai guna atau nilai tanpa guna Kolom 5: Menunjuk dampak yang dapat dikuantifikasi atau yang tidakdapat dikuantifikasi Kolom 6: Menunjuk macam pendekatan yang digunakan
Kemudian, perlu dikenali juga pengelompokan fungsi dan manfaat SDAL ke dalam nilai penggunaannya. Masing-masing fungsi dan manfaat SDAL dibahas pada tabel prosedurvaluasi ekonomi SDAL di panduan valuasi ekonomi per ekosistem.
Untuk perhitungan NET dilihat fungsi dan manfaat SDAL yang dapat dan penting diketahui. Sedangkan untuk perhitungan kerusakanl
pencemaran dan akuntansi SDAL perlu diketahui fungsi dan manfaat SDAL yang terganggu atau mengalami perubahan dan menjadi focus perhitungan yang akan dilakukan sesuai tujuan valuasinya.
6. Penentuan Metode Valuasi Pada tahapan ini akan dapat dibuat matriks Penentuan identifikasi kesesuaian antara sumber daya alam Metode Valuasi teridentifikasi dengan metode valuasi yang tepat.
Selain itu, hendaknya dicatat pula pemangku kepentingan yang mewakili SDAL tersebut.
Pemilihan metode valuasi akan dipengaruhi oleh ketersediaan harga pasar. Metode yang
paling mudah adalah metode yang tersedia harga pasarnya. Namun, apabila tidak tersedia
harga pasar, maka beberapa metode yang
10 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ungkungan
dapat digunakan antara lain pendekatan biaya
pengganti. Pada panduan valuasi ekonomi per
ekosistem dibahas identifikasi pili han metode
valuasi yang disarankan pada tabellembar kerja
penilaian ekonomi SDAL.
7. Data Kuantifikasi SDAL Seperti telah diuraikan pada tahap sebelumnya,
untuk keperluan valuasi kecuali jenis, sebaran,
fungsi dan manfaat, perlu juga diketahui secara
pasti kuantifikasi SDAL yang dikaji. Data tersebut
di atas hendaknya meliputi suatu kurun waktu
tertentu (beberapa tahun) dan tingkat diskonto
yang akan dipakai, sehingga dapat diketahui
kuantitas total SDAL (untuk menghitung NET)
maupun volume penambahan atau pengurangan
SDA dan luas pencemaran/kerusakan lingkungan
yang terjadi serta kurun waktu yang dibutuhkan
untuk pemulihan pencemaran/kerusakan (perhitungan nilai kerusakan atau akuntansi SDAL)
sesuai fokus tujuan valuasinya.
Untuk memperoleh data yang lebih akurat,
gambaran SDALyang akan dikaji dapat digunakan
teknik analisis spasial (penginderaan jauh dan
sistem informasi geog rafis).Ting kat ketelitian data
yang dibutuhkan tergantung pada tujuan valuasi
ekonomi.
8. Penghitungan Nilai Ekonomi (Valuasi) Pada tahap ini dilakukan valuasi masing-masing
fungsi dan manfaat sumber daya alam dan
lingkungan yang bersangkutan.Hasii daritahap ini
Data
Kuantifikasi
SDAL
,--
Penghitungan
Nilai Ekonomi
(Valuasi)
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 11 •
merupakan perhitungan keseluruhan nilai fungsi sumber daya alam (NET) atau nilai kerusakan ataupun akuntansi SDAL dalam suatu ekosistem sesuai dengan hasil identifikasi isu/tujuan perhitungannya.
9. Analisis Dalam tahap ini dilakukan kajian terhadap nilai yang didapat dad valuasi ekonomi suatu ekosistem, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Sebagai hasil kajian, sebaiknya dijabarkan juga im&2likasi/ makna dari suatu nilai yang telah dihitung. Pada hakekatnya suatu keputusantentang sumberdaya alam seyogyanya memperhatikan trade off atas dampak suatu kegiatan pada sumber daya alam tersebut dan bagaimana cara meminimumkan dampak yang mengikutinya.
Analisis
12 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
BAB 3
Konsep Dasar Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Valuasi ekonomi SDA dan Lingku ngan (SDAL) yang dibahas dalam panduan ini
meliputi penghitungan untuk: (1) Nilai Ekonomi Total (NET), (2) Nilai Ekonomi
Kerusakanl Pencemaran.
3.1 Nilai Ekonomi Total (NET) SDAl
Untuk memahami nilai SDA dan fungsi lingkungan, ilmu ekonomi te lah
mengembangkan taksonomi yang dikenal dengan Nilai Ekonomi Total
(NET) (Perrings, 1996). NET dibagi menjadi dua bagian, yaitu nilai atas dasar
penggunaan dan nilai atas dasar tanpa penggunaan atau yang disebut juga
sebagai nilai pasif (passive value). SDAL mempunyai banyak komponen barang
dan memberikan j asa yang secara tidak langsung mendukung kegiatan
ekonomi dan kesejahteraan manusia.
Kegunaan menghitung ni lai moneter NET SDAL adalah:
Untuk menunjukkan tingkat kepedulian/apresiasi yang tinggi terhadap
SDAL.
Merupakan salah satu dasar argumen, data dan informasi yang akurat
untuk advokasi terhadap lingkungan yang berkualitas.Hal ini menyangkut
dihitungnya ma nfaat dan biaya lingkungan.
Sebagai bahan analisis biaya ma nfaat untuk estimasi proyek yang
memanfaatkan SDAL.
Untukmencari pola pengelolaan SDALyang baikdengan mempertimbangkan
hubungan timbal balik antara ekonomi dan lingkungan.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan 13
Penghitungan NET dapat menggunakan metode pendekatan produktifitas, pendekatan biaya perjalanan, metode kontingensi, dan metode benefit
transfer.
Kelebihan penghitungan NET adalah mendapatkan keseluruhan nilai suatu ekosistem, namun kelemahannya antara lain dibutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar.
3.1.1 Nilai Atas Dasar Penggunaan (Use Value)
Nilai atas dasar penggunaan dibedakan menjadi: 1) Nilai atas penggunaan langsung (direct use value)
Nilai ini menunjuk pada penggunaan dan pengambilan sumber daya alam secara langsung (extractive use) seperti pengambilan minyak bumi, pemanfaatan kayu hutan,maupun penggunaan di tempat (non-extractive
use) seperti rekreasi dan penelitian.
2) Nilai atas penggunaan tidak langsung (indirect use value)
Nilai ini merupakan nilai jasa lingkungan yang tidak harus diekstraksi secara langsung dari lingkungan namun memberikan manfaat bagi manusia.
Contoh: hutan mangrove sebagai tempat pemijahan dan pengasuhan
sumberdaya
3) Nilai pilihan (option value)
Merupakan nilai yang diberikan dalam wujud kesediaan membayar (willingness to pay) untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam
dan lingkungan yang akan digunakan di masa mendatang.
Sumber daya alam dan lingkungan dapat dimanfaatkan sesuai dengan
fungsinya yaitu dapat diekstraksi secara langsung, maupun tanpa harus
diekstraksi. Lingkungan juga memberikan pelayanan seperti jasa lingkungan, dan jasa biologi seperti keanekaragaman hayati yang dimiliki, maupun
fungsi sosial atau budaya yang tercipta di dalamnya. Untuk menilai masing
14 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
masing fungsi tersebut dapat digunakan metode valuasi yang berbeda-beda
tergantung pada jenis sumber daya alam dan fungsinya masing-masing.
Untuk barang dan jasa yang tidak memiliki pasar seperti penggunaan pantai
untuk rekreasi,orang akan menunjukkan nilai pantai tersebut melalui tindakanl
cara mereka menggunakan waktunya. Jadi nilai atas dasar penggunaan (use value) seringkali digunakan untuk menduga nilai obyek-obyek wisata dengan
pendekatan metode biaya perjalanan (travel cost method).
3.1.2 Nilai Atas Dasar Tanpa Penggunaan (Non-Use Value or Passive Value)
Nilai atas dasar tanpa penggunaan terdiri dari:
a) Nilai Pilihan (option value) Nilai pilihanjuga berlaku bagi nilai SDAL tanpa penggunaan.Nilai ini seperti
telah didefinisikan sebelumnya merupakan nilai yang diberikan dalam
wujud kesediaan membayar (wilingness to pay) untuk mempertahankan
keberadaan SDAL yang akan digunakan di masa depan.
b) Nilai Warisan (bequest value) Nilai warisan adalah nilai manfaat yang diberikan oleh masyarakat untuk
tetap dapat menikmati keberadaan sumber daya alam dan lingkungan di
masa mendatang.
c) Nilai Keberadaan (Existence Value) Nilai keberadaan merupakan nilai yang diberikan oleh masyarakat lebih
karena keberadaannya tanpa mereka harus perlu menggunakannya.
Besarnya nilai ini didasarkan pada persepsi atau anggapan yang dirasakan
oleh masyarakat baik dari sisi sosial maupun budaya.
Dikelompokkan ke dalam nilai atas dasar tanpa penggunaan (passive value atau
non-use value) adalah apabila penggunaan sumber daya alam dan lingkungan
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 1S
bersifat pasif. Pendekatan yang digunakan adalah metode survei mengenai
kesukaan atau preferensi responden atas sumber daya dimaksud.
Nilai ekonomi total merupakan penjumlahan dari keseluruhan nilai penggunaan
dan nilai tanpa penggunaan. Nilai penggunaan dapat lebih besar atau kurang
dari nilai tanpa penggunaan tergantung pada spesifik kegunaan/preferensi
orang dan tempat.Gambar 1 menunjukkan ilustrasi besarnya nilai penggunaan
dan nilai tanpa penggunaan sesuai/berdasarkan dengan kegiatan yang dipilih akan dilakukan.
Oleh karena itu, pelaku valuasi harus dapat mengeksplorasi nilai-nilai
potensial,baik nilai penggunaan maupun nilai tanpa penggunaan.Suatu saat
mungkin nilai tanpa penggunaan tidak dapat dihitung semuanya. Dalam hal
yang sedemikian, maka harus diingat bahwa masih ada nilai lain yang tidak
Rp NET; Pedulikan keseimbangan, bukan Nilai totalnya
Alternatif B "Area Parkir"
Alternatif A "Pertanian"
Nilai Keberadaan Nilai ini sering tidak dapat NILAITANPA diukur secara baik, dan tidak PENGGUNAANNilai Warisan terkuantifikasi. Tapi jelas tidak
Kuasi nilai pilihan pernah NOL
Nilai Pilihan
Nilai penggunaan TIdak lang sung
NILAI Nilai penggunaan PENGGUNAAN langsung
Alternatlf C "Taman"
Sumber: Perrings at ai, 1996
Gambar 1. Nilai Ekonomi Total
16 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
pernah nol, sehingga secara matematika Nilai ekonomi total (TEV) dapat
dirumuskan:
Dimana:
[ ~~~~~~~~~ (tak terhitung)
TEV=UV+NUV (terhitung)
~~~.... -------------
UV = Use Values NUV = Non-use Values
= tidak pernah NOL
3.2 Nilai Ekonomi Total Kerusakan/Pencemaran
Valuasi ekonomi dapat juga diterapkan untuk mengetahui nilai kerusakan lingkungan. Setelah unsur kerusakan dan menurunnya fungsi lingkungan
dikuantifikasi, ada dua pendekatan utama untuk mengetahui besarnya NET
kerusakan: 1
Pendekatan NET kerusakan lingkungan. Dalam hal ini perhitungan
besarnya nilai kerusakan lebih didasarkan pada nilai jasa Iingkungan,
keanekaragaman hayati,dan pengaruh sosial budaya yang hilang dan atau
rusak.
Pendekatan NET atas biaya rehabilitasi atau restorasi sumber daya alam
dan lingkungan. Pendekatan ini digunakan untuk menghitung biaya
rehabilitasi atas kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dengan
cara memperkirakan biaya rehabilitasinya.
3.2.1 Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan
Nilai ekonomi total kerusakan (degradasi) sumber daya alam dan lingkungan
adalah nilai sekarang (present value) dari kerusakan sumber daya alam dan
Iingkungan sepanjang umur kerusakan itu sendiri.
1 Penggunaan pendekatan ini sangat tergantung pada kasus kerusakan itu sendiri. Misalnya untuk kasus kerusakan hutan mangrove cara penghitungan nilai kerusakan dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan (valuasi ekonomi jasa lingkungan yang hilang atau dengan biaya rehabilitasi). Sedangkan untuk kasus tumpahan minyak di laut cara penghitungannya dengan menjumlahkan hasil perhitungan kedua pendekatan terse but.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 17 4
NTD = ~(~m~ i)t~
Di mana: NTD = nilai ekonomi total degradasi
D = nilai degradasi
t ;;;; jumlah tahun / umur kerusakan
;;;; tingkat bunga yang biasa dilakukan adalah
suku bunga pinjaman bank yang berlaku
= tanda penjumlahan
Dalam hal ada degradasi sumber daya alam seperti hilangnya ikan,menurunnya
fungsi pantai,dan habitat laut,biasanya kerusakan itu dialami selama beberapa
tahun untuk sampai pulih mendekati kondisi semula. Oleh karena itu, nilai
kerusakan atau degradasi itu merupakan penjumlahan nilai degradasi per
tahun sepanjang masa degradasi tersebutyang kemudian harusdihitung nilai sekarangnya (presentvalue).Oleh karena itu,sangatlah perlu untuk mengetahui
waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan suatu kerusakan (dengan bantuan
teknologi atau tanpa teknologi/recovery alamiah). Penghitungan nilai sekarang
itu perlu informasi tentang tingkat bunga sebagai tingkat diskonto.
3.2.2 Biaya Rehabilitasi SDA sebagai Nilai Kerusakan
Rehabilitasi adalah perbaikan sumber daya alam dan lingkungan yang
rusak agar kembali ke bentuk atau mendekati keadaan sebagaimana
asalnya, misal keadaan seperti sebelum ada tumpahan minyak atau sebelum
terjadi penebangan hutan. Besarnya biaya rehabilitasi termasuk tambahan
pengeluaran atau biaya yang diperlukan untuk mengimbangi hilangnya
pelayanan ataujasa lingkungan selama sumber daya alam yang rusak menjadi
kembali baik meskipun tidak akan kembali seperti keadaan semula.
Valuasi rehabilitasi sumber daya alam meliputi hal-hal berikut:
Mengkuantifikasi kerusakan akibat perusakan/pencemaran
Kriteria baku kerusakan suatu ekosistem dan pedoman pengukurannya
~ 18 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
mengikuti ketetapan yang berlaku (lihat berbagai KEPMENLH tentang
kerusakan/pencemaran).
Memilih besarnya biaya yang paling murah untuk merehabilitasi sumber
daya alam dan lingkungan yang rusak.
Menentukan lamanya waktu rehabilitasi sumber daya biologis yang
dibutuhkan (untuk kembali mendekati keadaaan semula).
Nilai degradasi atau nilai kerusakan didefinisikan sebagai biaya yang dibayarkan
kepada pihak yang terkena dampak pencemaran atau kerusakan sumber
daya alam dan lingkungan sehingga yang bersangkutan menjadi pulih atau
tidak mengalami keadaan yang lebih buruk dibanding dengan keadaan
sebelumterkena pencemaran atau kerusakan.Jadi nilai degradasi lingkungan
adalah sama dengan sejumlah uang yang kalau dibayarkan akan membuat
masyarakat tidak menjadi lebih buruk dibanding dengan keadaan sebelum
terjadinya kerusakan dan atau pencemaran. Sila tidak dilakukan pemulihan,
maka nilai kerugian masyarakat adalah merupakan penjumlahan dari nilai
fungsi lingkungan yang hilang selama masa pemulihan secara alamiah SDAL yang rusak.
Sumber daya alam dan lingkungan apabila dipelihara dengan baik akan
memberikan aliran manfaat yang bernilai sepanjang waktu.Rusaknya sumber
daya alam dan lingkungan karena kerusakan/pencemaran akan mengurangi
aliran manfaat yang dapat diberikan lingkungan itu sendiri. Kurangnya nilai
J sumber daya alam dan lingkungan adalah karena kemampuannya untuk
memberikanjasa kepada manusia maupun kepada lingkungan itu sendirijuga
berkurang atau mengalami degradasi.
Penghitungan biaya kerusakan melalui valuasi ekonomi menggunakan
anggapan bahwa sumber daya alam dan lingkungan memberikan pelayanan
atau jasa yang secara lang sung maupun tidak langsung diberi nilai oleh
manusia. Sedangkan valuasi kerusakan melalui biaya rehabilitasi juga
melibatkan manusia dan ditentukan oleh cara rehabilitasi itu yang dipilih untuk
dilaksanakan.Tentulah dapat diperkirakanjumlah uang yang harus dikeluarkan
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 19
untuk membuat masyarakat tidak lebih buruk keadaannya dibanding dengan
keadaan sebelum terjadi kerusakan atau pencemaran.Tetapi dapatjuga sumber
daya alam yang rusak dikembalikan seperti keadaan semula walaupun tidak
dimanfaatkan langsung oleh manusia. Dalam hal ini sumber daya alam dan
lingkungan memiliki nilai intrinsik.
20 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
BAB 4
Metode Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Ketepatan valuasi sumberdaya alam dan lingkungan (SDAL) sangat tergantung pada kerjasama tim yang terdiri dari pakar berbagai disiplin ilmu untuk mendukung tujuan penghitungan dan sesuai keilmuan berkaitan dengan ekosistem yang akan dikaji.
4.1. Pilihan Metode Valuasi Ekonomi Nilai Ekonomi Total SDAL
Dalam praktek va luasi ekonomi tidak begitu mudah memisahkan antara berbagai komponen nilai yang berbeda-beda. Dalam banyak hal akan sangat berguna untuk menghitung nilai ekonomi total. Namun karena berbagai keterbatasan (ukup menghitung nilai dari beberapa komponen penggunaan sumber daya alam dan lingkungan yang dominan.
Gambar 2 menunjukkan berbagai pilihan pendekatan metode yang dapat digunakan sesuai dengan tipologi fungsi SDA dan lingkungan. Tiap fungsi
dihitung dengan satu pendekatan yang paling mudah dan mungkin dilakukan, disesuaikan dengan data dan tujuan perhitungan va luasi ekonominya.
4.2 Pili han Metode Valuasi Ekonomi Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan
Gambar 3 menerangkan pili han metode yang dapat diterapkan untuk perhitungan nilai ekonomi kerusakan lingkungan. Biaya kerusakan dilihat dari dampak lingkungan yang timbul akibat suatu kegiatan. Dampak ini
Panduan Valuas i Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 21
!ie-:;y!pow'VOoz Hl)l Jaqwns
rienll'A
'PO"'"U!!ll!l!d
jel!N
uI?I?un66uad I?duel !el!N It""
ul?l?un66u8d !~I!N 'It
-u :J'" "c: :J '" ~ c:
'""',m
" g ~,
c: 3 '" 0~
~ ~ » 3 ~
":J '" r 5 '
ID
C :J <0
:J'" ....
"
...
Dampak Ungkungan
PerubAhan Produksi dapat terukur
TIdak
ApaUh non distorsl harga pasar"I' teroedial
t Gunakan
pondekltan perubohon produbl
t If
Gunakrln pond.utan pasar
pengganll. apI,u,.kan han)a blyangan "ntuk
penJbohan produksl
Kualitas Udara ---.. ~"\,GI'I &Air b! I
Gamba r 3. Diagram Valuasi Ekonomi SDAl
Sumber : Dixon and Bojo (1988)
dapat meliputi dampak yang mencakup perubahan produktifitas (perubahan
kuantitatif) dan atau perubahan kualitas Iingkungan.Pemilihan metode untuk
perhitungan Nilai EkonomiTotal Kerusakan lingkungan ini disesuaikan dengan fungsi dan manfaat lingkungan yang terganggu.
4.3. Konsep Metode Valuasi Ekonomi
Penetapan nilai ekonomi total maupun nilai ekonomi kerusakan lingkungan
digunakan pendekatan harga pasar dan pendekatan non pasar. Pendekatan
harga pasar dapat dilakukan melalui harga pasar yang sebenarnya atau pendekatan produktivitas, pendekatan Modal Manusia (Human Capital)
atau pendekatan nilai yang hilang (Foregone Earning), dan pendekatan biaya
kesempatan (OpportunityCost). Sedangkan pendekatan harga non pasardapat
digunakan melalui pendekatan preferensi masyarakat (non-Market method).
Beberapa pendekatan non pasar yang dapat digunakan antara lain adalah metode nilai hedonis (Hedonic Pricing), metode biaya perjalanan (Travel Cost),
metode kesediaan membayar atau kesediaan menerima ganti rugi (Contingent
Valuation), dan metode Benefit Transfer.
4.3.1 Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya atau Pendekatan Produktivitas
Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untukmemberikan harga SDAdan
lingkungan sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya. Hal
ini terutama sekali dapat dilakukan bagi SDA yang diperjualbelikan di pasar.
Tahapan pelaksanaannya:
1) Menyiapkan data dan informasi mengenai kuantitas SDA.
2) Melakukan survei sederhana untuk membantu mendapatkan informasi
yang diperlukan mengenai kuantitas dan harga SDA yang belum
tersedia.
3) Mengalikan jumlah kuantitas SDA dengan harga pasarnya.
Persamaannya ialah :
24 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan
Nilai SDA = (SDA x harga )
Nilai total SDA:
Nilai SDA = (SDA, x harga, ) + (SDA, x harga,) + ... + (SDA x harga )o o
Terdapat beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pendekatan produktivitas ini, yaitu (a) Perubahan produktivitas, (b) Biaya Pengganti, dan
(e) Biaya Peneegahan.
(a) Teknik Perubahan Produktivitas (Change ofProductivity) Teknik ini menggunakan nilai pasar yang ada dari suatu SDA. Dengan
mengetahui harga pasar dan kuantitas SDA, maka dapat diketahui nilai
total dari sumber daya alam tersebut.
Kuantitas SDA dipandang sebagai faktor produksi. Perubahan dalam
kualitas lingkungan merubah produktivitas dan biaya produksi yang
kemudian mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dan
diukur.
Tahapan pelaksanaannya, yaitu:
1) Menggunakan pendekatan langsung dan menuju sasaran. 2) Menentukan perubahan kuantitas SDA yang dihasilkan untukjangka
waktu tertentu.
3) Memastikan bahwa perubahan merupakan hal yang berkaitan dengan
perubahan lingkungan yang terjadi.
4) Mengalikan perubahan kuantitas dengan harga pasar.
(b) Teknik Biaya Pengganti (Replacement Cost)
Teknik ini seeara umum mengidentifikasi biaya pengeluaran untuk
perbaikan lingkungan hingga meneapailmendekati keadaan semula.
Biaya yang diperhitungkan untuk mengganti SDA yang rusak dan kualitas
lingkungan yang menurun atau karena praktek pengelolaan SDA yang
kurang sesuai dapat menjadi dasar penaksiran manfaat yang diperkirakan
dari suatu perubahan.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 25
Syarat-syarat untuk memenuhi teknik biaya penggantian, yaitu:
Suatu fungsi SDAL sedapat mungkin diganti sama atau hampir sama.
Penggantian yang dilakukan harus dapat mengganti manfaat yang hilang sebagai akibat dari SDALyang terganggu, bukan manfaat yang
hilang karena penggunaan yang dilakukan secara normal. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manfaat dari pengganti nilainya
melampaui biaya yang dikeluarkan,kalau tidakdemikian biaya tersebut
dianggap tidakdikeluarkan.Dengan demikian biaya pengganti hanya
menunjukkan pendugaan nilai minimum dari manfaat SDAL.
Tahapan pelaksanaannya:
1) Mengidentifikasi fungsi SDA yang hilang karena perubahan kualitas
lingkungan.
2) Menentukan pengganti fungsi SDA yang hilanglterganggu.
3) Menyiapkan data fisik termasuk harga pasar untuk masing-masing komponen yang dibutuhkan sehubungan dengan fungsi pengganti.
4) Menghitung jumlah nilai moneter untuk menciptakan semua fungsi dan manfaat yang diganti.
(e) Teknik Blaya Peneegahan (Prevention Cost Expenditure) Apabila nilaijasa lingkungantidakdapatdiduga nilainya,maka pendekatan
ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui teknik ini, nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang
disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan
lingkungan, seperti pembuatan terrassering untuk mencegah terjadinya
erosi di dataran tinggi, biaya pemeliharaan taman nasional untuk
memperbaiki kualitas air dan atau udara, dan lain-lain.
Terdapat beberapa keunggulan dari pendekatan ini, diantaranya adalah:
Kebiasaan manusia untuk mempertahankan sesuatu dapat dengan
mudah diamati.
26 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ungkungan
Pengeluaran biaya untuk peneegahan ini mudah untuk didapatkan
informasinya karena dapat diamati melalui pasar.
Beberapa kekurangan dari pendekatan ini adalah:
Pendekatan ini hanya menghasilkan manfaat untukmempertahankan
kualitas lingkungan sesuai dengan kondisi yang ada.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Menentukanearauntukmelakukan peneegahan (meminimkan dampak),
baik eara preventif seeara fisik maupun perilaku menghindari risiko.
Misal:estimasi biaya tenaga kerja dan material yang dibutuhkan,biaya
investasi yang diperlukan untuk pemulihan dampak lingkungan.
2) Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponen data
yang dibutuhkan.
3) Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakan upaya
peneegahan tersebut.
4.3.2 Pendekatan Modal Manusia (Human Capital)
Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan harga modal
manusiayang terkena dampakakibat perubahan kualitas SDA dan lingkungan.
Pendekatan ini sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya
ataupun dengan harga bayangan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk
memperhitungkan efek kesehatan dan bahkan kematian dapat dikuantifikasi
harganya di pasar. Pendekatan ini dapat dilakukan melalui teknik: (a)
Pendekatan Pendapatan yang Hilang, (b) Biaya Pengobatan, (e) Keefektifan
Biaya Penanggulangan.
(a) Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss ofEoming) Pendekatan ini dapat digunakan untuk menghitung kerugian akibat
pendapatan yang hUang karen a perubahanfungsi lingkungan berdampak
pada kesehatan man usia.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 27
Tahapan pelaksanaannya: 1) Memastikan bahwa terjadi dampakyang signifikan terhadap kesehatan
manusia akibat adanya perubahan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untukmemperoleh pendapatan.
2) Mengidentifikasi sumber pendapatan yang hilang akibatterganggunya kesehatan masyarakat, misal upah hilang selama sakit.
3) Mengetahui lamanya waktu yang hilang akibat gangguan kesehatan yang terjadi.
4) Menghitung seluruh potensi hilangnya pendapatan.
(b) Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cost/Cost ofIllness) Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakat menjadi sakit.
Tahapan pelaksanaannya: 1) Mengetahui bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat
perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktifitas kerja.
2) Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh. 3) Mengetahui kerugian akibat penurunan produktifitas kerja,
misal dengan pendekatan tingkat upah atau harga produk yang dihasilkan.
4) Menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitas
kerja.
Apabila dampak perubahan kualitas lingkungan menyebabkan kematian manusia, maka nilai kematian dapat dihitung dengan pendekatan nilai ganti rugi sebagaimana yang dihitung oleh lembaga asuransi.
28 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
(e) Pendekatan Keefektifan Biaya Penanggulangan (CoSfofEffectlveness Analysis ofPrevention)
Pendekatan ini dilakukan apabUa perubahan fungsilkualitas SDAL tidak
dapatdiduga nilainya,namundipastikan bahwatujuan penanggulangannya
penting. Fokus pendekatan inj adalah mencapai tujuan dengan bjaya yang
paling efektif. Pendekatan ini dapat diterapkan untuk mengetahui harga
moneter dari suatu efek kesehatan atau perubahan kualitas air atau udara,
dan untuk mengalokasikan dana yang tersedia secara lebih efektif.
Tahapan pelaksanaannya: 1) Menetapkan targettingkat perubahan kualitas,misal:tingkatkerusakan
tanah maksimum atau batas minimum populasi suatu spesies, yang
dapat diterima. 2) Menetapkan berbagai alternatif untuk mencapai target.
3) Mengevaluasi berbagai alternatif dan memilih alternatif biaya yang
terkecil.
4.3.3 Pendekatan Biaya Kesempatan {Opportunity Costs)
Apabila data mengenai harga atau upah tidak cukup tersedia,biaya kesempatan atau pendapatan yang hUang dari penggunaan SDA dapat digunakan sebagai
pendekatan. Pendekatan inj digunakan untuk menghitung biaya yang
harus dikeluarkan guna melestarikan suatu manfaat, dan bukannya untuk
memberikan nHai terhadap manfaat itu sendiri. Sebagai misal untuk menilai
besaran manfaat ekonomi yang harus dikorbankan jika terjadi perubahan
sehingga kualitas lingkungan tidak dapat dikembalikan seperti keadaan
semula.
Tahapan pelaksanaannya:
1) Mengidentifikasi kesempatan yang hilang karena suatu kegiatan lainl
perubahan.
2) Menilai besaran setiap jenis manfaat ekonomi yang hUang.
3) Menjumlahkan besaran semua manfaat ekonomi yang hilang.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 29
4.3A Pendekatan Nilai Hedonis (Hedonic Pricing)
Pendekatan ini merupakan pendekatan kedua setelah pendekatan dengan
harga pasar untuk menilai kualitas lingkungan, karena seringkali ditemui
keadaan yang sangat sulit untuk mendapatkan harga pasar ataupun harga
alternatif. Namun dengan pendekatan nilai barang pengganti (substitusi) maupun nilai barang pelengkap (komplementer),diusahakan menemukan nilai
pasar bagi barang danjasayangterpengaruh oleh barang dan jasa lingkungan yangtidakdipasarkan.Misalnya kualitas lingkungan mempengaruhi keputusan
untuk pembelian sebuah rumah, dan harga rumah juga dipengaruhi oleh
jasa atau guna yang diberikan oleh kualitas lingkungan yang ada. Jadi harga
sebuah rumah ditentukan oleh lokasi, mudah tidaknya dicapai, keadaan dan
sifat lingkungan sekitar,dan kualitas lingkungan alami.
Dengan menggunakan harga barang substitusi atau barang komplementer,
nilai lingkungan yang tidak dipasarkan itu dapat diperkirakan. Seringkali
nllai kesenangan yang diberikan lingkungan seperti udara yang bersih,
pemandangan yang indah menjadi faktor penting dalam penentuan harga
rumah.
Pendekatan in; dikenal juga sebagai pendekatan nilai properti (Property Value Method). Pendekatan ini merupakan suatu teknik penilaian lingkungan berdasarkan atas perbedaan harga sewa lahan atau harga sewa rumah.
Dengan asumsi bahwa perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan harga didasarkan atas kesanggupan orang
untuk membayar (WTP) lahan atau komoditas lingkungan sebagai cara untuk
menduga secara tidak langsung bentuk kurva permintaannya sehlngga nllal
perubahan kualitas lingkungan terse but dapat ditentukan.
Tahapan pelaksanaannya: 1) Responden mengetahui dengan baik tentang karakteristik propert; yang
ditawarkan dan mempunyai kebebasan untuk memilih alternatif lain tanpa
ada kekuatan lain yang mernpengaruhi.
30 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan
2) Responden harus merasakan kepuasan maksimum atas properti yang
dibelinya dengan kemampuan keuangan yang dimiliki (transaksi terjadi pada kondisi equilibrium).
3) Menanyakan Willingness to Pay (WTP) responden sebagai kesatuan atas
pengaruh varia bel harga struktural (bentuk, ukuran, luas,dll) dan variabel
kualitas lingkungannya.
4.3.5 Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost)
Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada obyek-obyek wisata. Pendekatan
ini menganggap bahwa biaya perjalanan dan waktu yang dikorbankan para
wisatawan untuk menuju obyek wisata itu dianggap sebagai nitai lingkungan
yang dibayaroleh para wisatawan.Dalam suatu perjalanan (traven orang harus
membayar'biaya finansial" (financial costs) dan "biaya waktu' (time cost). Biaya
waktu tergantung pada biaya kesempatan (opportunity cost) masing-masing.
Pendekatan biaya perjalanan diterapkan untuk valuasi SDAI.., terutama sekali
untukjasa lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi. Di samping itu, pendekatan ini dipakai pula untuk menghitung surplus konsumen dari
SDA atau lingkungan yang tidak mempunyai pasar.
Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskan pada
peningkatan biaya perjalanan sebagai pasar pengganti. Pendekatan ini
menggunakan harga pasar dari barang-barang untuk menghitung nilai jasa
lingkungan yang tidak diperdagangkan melalui mekanisme pasar.
Nitai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untuk membayar
terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan harapan dapat
mengkonsumsinya dan mendapatkan kepuasan darinya. Kegiatan rekreasi
alam,budaya,atau sejarah,merupakan contoh untukpenerapan pendekatan ini.
Biasanya biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif masuk tidak sebanding dengan manfaat atau kepuasan yang diterima oleh pemakai. Sehingga untuk
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 31
menghitung nilai total dari surplus konsumen dilakukan melalui perhitungan
kurva permintaan dari pemanfaatan tempat rekreasi tersebut secara aktual.
Kurva permintaan yang dibentuk menunjukkan hubungan antara biaya
perjalanan danjumlah kunjungan diamsumsikan mewakili permintaan untuk rekreasLDalam hal ini diamsumsikan bahwa biaya perjalanan mewakili harga
rekreasi dan jumlah kunjungan mewakili kuantitas rekreasi. Hubungan ini ditunjukkan melalui perhitungan oleh program regresi sederhana yang dapat
dilakukan oleh alat hitung atau program spreadsheet.
Pendekatan biaya perjalanan dalam prakteknya berhubungan dengan tempat
khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya.Kawasanwisata diidentifikasikan,dan kawasan yang mengelilinginya
dibagi ke dalam zona konsentrik. semakin jauh jaraknya akan menunjukkan
biaya perjalanan yang makin tinggi.Survei terhadap para pengunjung kawasan wisata kemudian dilakukan pada tempat rekreasi untuk menentukan zona asal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan, dan berbagai karakteristik sosial ekonomi lainnya.
Kelebihan pendekatan ini:
Pola tingkah laku yang nyata dari pengunjung dalam hal penyesuaian pada
perubahan biaya yang ditanyakan yang menunjukkan pola pertimbangan ekonomi individu terhadap SDAL;
Data yang digunakan merupakan data yang nyata dikeluarkan oleh pengunjung untuk mengunjungi tempat rekreasi tersebut, dalam arti
bukan data hipotesis; • Banyaknya asumsi dari persyaratan yang harus dipenuhi,
Tahapan pelaksanaannya:
1) Membuat kuestioner untuk survei
2) Menentukan responden dengan memastikan bahwa perjalanan
dimaksudkan harus merupakan tujuan utama dari responden, apabila
tidak.maka tidak dapat diikutkan dalam penghitungan;
132 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
3) Mengidentifikasi dan membagi tempat rekreasi dan kawasan yang
mengelilinginya ke dalam zona konsentrik dengan ketentuan semakin
jauh dengan tempat rekreasi semakin tinggi biaya perjalanannya,
4) Melakukan survei dengan menentukan zona asal,tingkat kunjungan,biaya
perjalanan dan berbagai karakteristik biaya ekonomi. 5) Meregresi tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan dan berbagai
variabel ekonomi lainnya
4.3.6 Pendekatan Kesediaan Membayar atau Menerima Ganti Rugi (Contingent VoluQtion Method)
Metode valuasi kontingensi digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi
untuk berbagai macam ekosistem dan jasa lingkungan yang tidak memiliki
pasar,misal jasa keindahan.Metode ini menggunakan pendekatan kesediaan
untuk membayar atau menerima ganti rugi agar sumber daya alam tersebut
tidak rusak.Metode in! juga dapat digunakan untuk menduga nilai guna dan
ni!ai non guna. Metode ini merupakan teknik dalam menyatakan preferensi,
karena menanyakan orang untuk menyatakan penilaian,penghargaan mereka, Pendekatan ini juga memperlihatkan seberapa besar kepedullan terhadap
suatu barang dan jasa lingkungan yang dilihat dari manfaatnya yang besar
bagi semua pihak sehinga upaya pelestarian diperlukan agar tidak kehi!angan
manfaat itu.
Tahapan valuasi pendekatan ini adalah:
1) Menyiapkan kuestioner untuk survei tentang manfaat SDA dan
lingkungan.
2) Melakukan survei terhadap sejumlah responden tertentu. Dalam survei,
pertanyaan diolah menjadi variabel-variabel pasar,yaitu willingness topay (WTP) mereka yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang dan juga berapa
kompensasi yang mewakili manfaat apabi!a SDA dan jasa lingkungan
tersebut hUang manfaatnya.
3) Mengolah hasi! survei secara ekonometri sebagai langkah derivasi kurva
permintaan rata-rata penilaian per responden atas SDAL
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan lingkungan 33 4
4) Mengestimasi nila; rata-rata per individu atau rumah tangga pada
responden,lalu diekstrapolasi dengan populasi agar dapat diketahui total benefit dar; suatu jasa lingkungan.
Ada enam macam kuestioner:
1) metode pertanyaan lang sung
2) metode penawaran bertingkat (ranking) 3) metode kartu pembayaran
4) metode setuju atau tidak setuju (pertanyaan dikotomi?) S) metode tawar menawar 6) metode pertanyaan terbuka
4.3.7 Pendekatan Benefit Transfer
Ada kalanya terdapat banyak kendala untuksuatu penghitungan,baik berupa
kendala keuangan, waktu, pengumpulan data, atau kendala-kendala lainnya.
- Untuk itu dikembangkanlah satu metode benefit transfer yang juga sering disebut sebagai metode sekunder dalam melakukan valuas; SDAL
Metode ini digunakan untuk menduga nilai ekonomi SDAL dengan cara
meminjam hasH studi/penelitian di tempat lain yang mempuyai karakteristik dan tipologinya sama/hampir sama.
Penggunaan benel1t transfer harus memperhatikan:
Nilai manfaat langsung dan nilai manfaattidak langsung yang kadang kala nilainya di berbagai hasil studi berbeda.
Diperlukan deskripsi kualitatif dalam anailsis yang akan disusun.
Proyek besar atau dengan dampak lingkungan bes.r atau proyek kedl
dengan dampak lingkungan yang serius, memerlukan alat analisis yang
lebih akurat,dan dalam hal ini lebih diperlukan metode primer dari sekedar benel1t transfer.
Perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian dikarenakan kebanyakan kajian
dilakukan di negara maju.Penyesuaian yang perlu dilakukan diantaranya
134 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
adalah pendapatan per orang, hak milik, harga tanah, Institusi, budaya, iklim.SDA,dll (Krupnick, 1999).Akan tetapi hambatan sering muncul untuk
menentukan efek di atas pada nilai yang ada.
Langkah-Iangkah dalam benefit transfer.
1) Menyeleksi sekaligus menelaah pustaka yang nilai dan analisisnya akan digunakan dalam kajian yang sedang dilakukan. jika dimungkinkan
dikaji pula lokasi dan penduduk sekitar studi kasus. Hal ini diperlukan
berkaitan dengan nilai ekonomi (Iangsung dan tidak lang sung), yang menggambarkan preferensi yang mungkin akan berbeda dengan
perbedaan sosial ekonomi dan nilai-nilai lain.
2) Menyesuaikan nilai-nilai misalnya mengubah nilai moneter pada satu nilai jasa ekosistem. melakukan penyesuaian dengan tingkat sensitivitas.
3) Kalkulasi nilai per unit dari waktu. Kalkulasi total nilai yang didiskonto,
selama jangka waktu manfaat proyek tersebut akan ada.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 35 l
Contoh Penghitungan
Bab ini memaparkan contoh-contoh perhitungan valuasi ekonomi SDAL.
Apabila belum ada contoh yang relevan dengan suatu metode maka metode yang bersangkutan hanya dibahas seca ra hipotetis (hypothetica0.Yang penting
diperhatikan adalah bahwa suatu SDAL mempunyai nilai yang dapat didekati
dengan cara tertentu .Dalam praktek penghitungan hendaklah memfokuskan
penilaian fungsi SDAL yang dapat dan perlu dihitung. Perlunya suatu fungsi
dan manfaat SDAL dihitung nilai moneternya adalah karena fungsi tersebut
penting secara ekonomi dan ekologi bagi masyarakat setempat.
5.1 Penghitungan Harga Pasar
a. Pendekatan Teknik Perubahan Produktivitas (Change of
Productivity)
Penggunaan ekstraktif mangrove antara lain adalah mangrove sebagai
produsen kayu . Penghitungan perubahan produksi kayu yang disebabkan
oleh ru saknya kawasan mangrove dilakukan dengan menggunakan data
yang tersedia di Pulau Sikka, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2000. Langkah
perhitungannya sebaga i berikut:
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 37 4
---------------------------
Kotak 1. Nllai Produksi Kayu Mangrove di Pulau Sikka
Diidentifikasi volume dan sebaran hutan mangrove:
1. Luas total hulan mangrove 219,65 hektar, hutan yang utuh 73,89 hektar, sedangkan mangrove yang rusak 145,765 hektar. Produksi
kayu dari hutan yang utuh 56 meter kubikper hektardan diasumsikan produktivitas kayu dari hutan yang rusak 25% dari hutan yang
utuh.
2. Diperkirakan dihasilkan kayu mangrovedari berbagai kondisi hutan
mangrove sebagai berikut:
Hutan utuh: 73,89 ha x 56 m3/ha = 4.137,672 m3 Hutan rusak: 145,765 ha x 0,25 x 56 m3lha = 2.040,710 m3(+)
Jumlah kayu mangrove yang dihasilkan = 6.178,jIlL m~
3. Rente sewa (unit price) kayu mangrove diketahui = Rp 81.600 per meter kubik. maka nilai total kayu mangrove diperkirakan sebesar
= 6.178,382 m3 x Rp.81.600,-/m3 Rp.504.155.971 atau Rp.504, 16
juta
Sumber: M.Suparmoko,dkk.Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam Kabupaten Sikka dalam Proceeding Natural Resources and Env1ronmental Accounting. 8uku 2,2004.
b. Pendekatan Teknik Biaya Pengganti (Replacement Cost)
Sebagai gambaran teknik biaya pengganti digunakan contoh penghitungan
fungsi mangrove di Kabupaten 5ikka sebagai tempat pengasuhan yang didekati dengan biaya pembuatan kolam untuk budi daya ikan di tambak.
38 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Kotak 2. Nilai Fungsi Mangrove sebagai Tempat Pengasuhan Ikan di Kabupaten Sikka
1. Dihitung bahwa biaya pembuatan kolam untuk "nursery ground"l budi daya ikan 10.000 ekor ikan di tambak sebesar Rp. 4.000,- per
meter persegi. Dengan konversi 1 ha = 10.000 meter persegi, maka
manfaat ekonomi hutan mangrove yang masih utuh sebagai
tempat nursery ground per hektar adalah Rp 10.000 meter persegi
x Rp.4.000 per meter persegi = Rp 40.000.000 Perhitungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
VNG
= L x BT
Dimana VNG
= Nilai Nursery Ground
L = Luas
BT = Biaya Tambak
2. Biaya investasi dikeluarkan 5 tahun sekali sesuai dengan umur
tambak*, maka biaya investasi per tahun adalah Rp 40.000.00015 =
Rp 8.000.000/hektar
Jadi dengan hutan mangrove yang masih utuh seluas 73,885 ha, maka nilai hutan mangrove sebagai nursery ground adalah:
Rp.8.000.000,-/hektar x 73,885 hektar = Rp. 591.080.000,- atau
Rp. 591 ,08 juta
* Alternatiflain adalah dengan memperhitungkan faktor biaya membuat rumpon
Sumber: M. Suparmoko, dkk. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam Kabupaten Sikka dalam Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting, Buku 2,2004.
c. Pendekatan Teknik Biaya Pencegahan (Prevention Cost Expenditure)
Penebangan hutan akan menyebabkan kehilangan air, karena air hujan yang
jatuh ke tanah langsung mengalir ke sungai dan laut sehingga debit air
biasanya sangat tinggi pada waktu musim hujan dan sangat rendah pada
musim kemarau. Usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan revegetasi
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 39
hutan. Contoh di bawah ini adalah kebutuhan biaya pencegahan dengan
pendekatan biaya revegetasi hutan, sebagai berikut:
Kotak 3. Biaya Revegetasi Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara
1. Dari survei di lapangan terhadap usaha penambangan batu bora
ditemukan bahwa revegetasi satu hektardibutuhkan akasia sebanyak
1150 pohon dan biaya per pohon sebesar Rp 5.000. Jadi biaya
revegetasi hutan per hektar = 1150 pohon X Rp.5.000/pohon Rp
5,75 juta per hektar.
2. Hutan yang ditebang di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas
165.555,27 hektar memerlukan biaya pencegahan (revegetasi)
sebesar 165.555,27 hektarx Rp.5.75 juta per hektar = Rp.951.192,80
juta.
Sumber: M,SuparmoKo dan Heru Wa!uyo,Va!udsi Ekonomi degrdddsi Lingkuflgdn dl Sektor Kehu tanan,dalam ProceL>ding Natura! Resoun ..L'5 and tnvirom1'lcnta! Actounting,
Buku 1,7004,
d. Pendekatan Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss ofEarning)
Pencemaran Sungai Mahakam disebabkan sedimentasi maupun pencemaran
limbah industri berdampak pada penurunan produksi biomassa ikan.Keadaan
ini mengurangi kelimpahan jumlah dan jenis ikan yang berakibat pad a
penurunan pendapatan nelayan Sungai Mahakam. Pendapatan yang hUang
dapat dihitung dengan membandingkan pendapatan rata-rata nelayan dari
suatu periode tertentu.
e. Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cast/Cost ofIllness)
Kebakaran hutan berdampak pada berbagai gangguan kesehatan bahkan
kematian manusia.Untuk memperoleh dampak kerugiannya maka digunakan
pendekatan biaya pengobatan.
40 Panduan Valuasi Ekanomi Sumber Daya Alam dan lingkungan
Kotak 4. Pendapatan yang HUang Akibat Pencemaran di Sungai Mahakam
Sebagai contoh dihitung pendapatan rata-rata nelayan yang tinggal
di Muara dan di Sungai Mahakam per bulan pada 5uatu tahun 2006
dan pada tahun 2001, sebagai berikut:
Tabell. Pendapatan Rata-rata Nelayan per Bulan Tahun 2006
288.821,68
Dengan menggunakan rumus matematis maka pendapatan nelayan
yang hilang adalah Rp.5.133.773,63 per bulan Rp.l.004.523.56 per
bulan = Rp.4.129.250.07 per bulan
Sumber. Sri Heleosi dan Awal Subandar, Valuasi EkonomT Campa\( OegraciJ;si Sungai Mahakam terhadap Pendapatan Nelayan, dalam Jurnal Ekonomi Ungkungan, Edisi 1912006.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 41
-
Kotak 5. Biaya Pengobatan akibat Kebakaran Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Sebagai eontoh dihitung biaya pengobatan akibat kebakaran hutan
yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk berbagai dampak
kesehatan yang timbul, sebagai berikut:
Tabel3. Biaya Pengobatan akibat Kebakaran di Kabupaten Kutai Kartanegara, 2001·
Efek Kesehatan Jumlah Kasus Biaya per Kasus (Rp ribu)
BiayaTotal (Rp juta)
Asma 3314 19,8.0 ; 65,62
Bronkitis 740 16,00 11,84
.SPA .. ': 1SAO' ]6,00
'" : 662,58
Rawat ja!an 464 : 102,40 47,Sl
Rawat Inap 201 1,664,00 334,46
Jumlah 114.831 4.679,91
Bjaya ~sehatan dihitung df'ngan nilai standar biaya kesehatan dari Bank Dunia
Sumber: M. Suparmoko dan Heru Waluyo, Valua~i E'konomi Degfadasi Ungkungan di Sektor Kehutanan, dalam Proceeding Natural Rpsources: and Environmental Accounting, Buku 1, 2004.
f. Pendekatan Keefektifan Bialla Penanggulangan (Cost ofEffectiveness Analysis ofPrevention)
Kotak6. Keefektifan Biaya Pemulihan Pencemaran Tanah
Diketahui bahwa telah terjadi pencemaran tanah di Kabupaten X. Tersedia
berbagai teknologi penanggulangan dengan target pemulihan peneemaran
85 persen, Setiap alternatif teknologi dihitung harga moneternya sehingga
dapat dialokasikan dana yang tersedia seeara efektif. Biaya per hektar secar.
hipotetis, sebagai berikut:*
'Alternatif -I :Rp, 898.000 per hektar
'Alternatif -2: Rp. 1 05.565 per hektar
-Alternatif -3: Rp. 759.500 per hektar
Jadi yang dipilih adalah alternatif-3, karena menunjukkan biaya
penanggulangan yang paling efektif (terkeeil),
* Perhaungan hipotesis
142 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
g. Pendekatan Bia18 Kesempatan (Opportunity Costs):
Sebagai pembahasan biaya kesempatan yang hilang dicontohkan
penghitungan biaya kesempatan jika dilakukan konservasi hutan.
Kotak 7. Bla18 Kesempatan yang Hilang karena Konservasl Hutan TessoNilo
Besarnya biaya kesempatan dihitung dari besarnya manfaat legal/ogging, il/egallogging, serta akses masyarakat lokal ke hutan tersebut (seperti
madu, kayu bakar, ikan selais).
1. Manfaat finansial dari HPH yang beroperasi di Hutan Tesso Nilo
sebagai manfaat /ega//ogging: - Total NPV legal logging (35 tahun, 10%)* PT. Nanjak Makmur, PT.
Hutani Sola Lestari,PT.5iak Raya Timber,dan PT.lnhutani IV sebesar
Rp. 70.437.375.409
2. Estimasi nilaj il/ega//ogging:
• NPV (35 tahun, 10%) iIIega/logs: estimasi median: Rp.
481.679.816.556
3. Manfaat langsung lainnya pada saat hutan pada status quo (belum
dikonservasi), yaitu keadaan yang terus menurun karena kualitas
hutan yang juga menurun:
• NPV (35 tahun, 10%) madu : Rp. 300.159.390
- NPV (35 tahun, 10%) kayu bakar : Rp.2.666.742.720
NPV (35 tahun, 1 0%) ikan selais : Rp.2.447.681.865
4. Jadi biaya kesempatan adalah total NPV dari semua kegiatan di atas,
yaitu: Rp. 557.531.775.940
~ ROUts! tebang 3$ tahun dengan tingkat bunga komersiallO% untuk kegiatan lain. Rotasi tebang merupakan unsur ekonomi proyek.
Sumber: Yuli, dkk. Valu3si Ekonomi Sumber Daya Alam untuk Memuruskan Penetapan Kawasan Konservasi (Stud! Kasus Konservasi Hutan Tesso Nilo, Riau, dalam Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting. Boku 1,2004.
Panduan Valuasi Ekonomi 5umber Daya Alam dan Lingkungan 43
S.2 Menggunakan Harga Non-Pasar
a. Pendekatan Nilai Kesenangan (Hedonic Pricing)
NHai kesenangan biasa digunakan dalam mengestimasi nilai ekologi atau jasa lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar. Metode
ini sangat umum diaplikasikan pada perhitungan harga peru mahan yang
merefleksikan nilai lingkungan sekitarnya.
Kotak 8. Nilal Hedonls Pengelolaan Lingkungan di Southold, New York
Sebagai contoh:Studi kasus tentang pengaruh pengelolaan lingkungan terhadap harga properti di Southold, long Island, New York, USA
menghasilkan pengaruh signifikan pada: • Properti yang langsung menghadap ke ruang terbuka akan lebih mahal
harga per acre-nya, rata-rata 12.8% lebih tinggi,
Properti yang langsung menghadap ke lahan pertanian akan lebih murah, harga rata-rata 13.3% lebih rendah, semakin menjauhi lahan pertanian harga akan periahan meningkat,
'iJ Harga properti yang berada di antara 2-3 zona penting akan lebih mahal, rata-rata mencapai 16.7% lebih tinggi.
Oleh karena itu, pihak pengelola kota dapat menghitung nilai moneter akibat mempertahankan tersedianya ruang terbuka. Secara hipotetis,
terhitung bahwa dengan menyisakan 10 acre ruang terbuka diantara
15)( areal rata-rata properti adalah sebesar US$ 410,907.
Sumber: Example of the Hedonic Pricing Method - Values of Environmental Amenities in Soutnold,Looglslanddalam Hedonic Pricing Method,www.ecosy:ttemvaluation. orglhedonjc~plidng.htm
44 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan
b. Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost)
Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada obyek-obyek wisata.
Kotak 9. Nilai Hutan Mangrove sebagal Obyek Wisata
Untuk mendapatkan nilai ekonomi jasa lingkungan yang sifatnya non
ekstraktif dengan pendekatan non-market method, misalnya hutan
mangrove sebagai obyek wisata, maka data yang dikumpulkan adalah jumlah pengunjung di kawasan hutan mangrove. yaitu:jumlah rata-rata
orang per bulan atau per tahun, lamanya mereka tinggal di sana, jarak
tempat tinggal mereka ke tujuan wisata, biaya finansial untuk perjalanan menuju lokasi hutan mangrove itu, serta lama waktu yang dibutuhkan
untuk perjalanan tersebut.
Selanjutnya harus diperoleh data mengenai besar pengeluaran mereka
selama di lokasi wisata hutan mangrove. Seluruh biaya tersebut di atas
dijumlahkan dan dikalikan dengan jumlah pengunjung maka akan
diperoleh nilai hutan mangrove sebagai obyek wisata.
n Vwi = [Oi x (Bfi + Bti + Eli)]
= 1
di mana;
Vwi = Nilai hutan mangrove sebagai obyek wisata (Rp)
Oi Jumlah pengunjung (orang)
Bli = Biaya finansial untuk perjalanan
Bti Biaya waktu untuk perjalanan
Efi = Biaya finansial selama di obyek wisata
Orang ke-i
5umber: KLHwUNSOED. Konsep Panduan Valuasi Ekonomi SDAL (Laporan Akhir), 2004.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 45
c. Pendekatan Kesediaan Membayar atau Menerima Ganti Rugi (Contingent Valuation Method)
Untuk mengetahui nilai keberadaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dilakukan penelitian dengan menggunakan metode \laluas;
kontingensi (Contingent Valuation Method) yang menghitung willingness
to pay.
Kotak lO.Hilai Keberadaan Taman Hasional Bukit Barinn Selmn
Nilai keberadaan pada contoh ini dihitung dengan ; ,. Menggunakan formula:
TWp=RWpxP
Dimana TWp : total nilai kesediaan membayar, RWp : rata-rata kesediaan membayar seluruh responden,P :populasi pendudukdesa
lokasi penelitian
TNp = %rx RWpx P Dimana TNp ; total nilai yang dibayarkan seluruh responden, % r:
per.;entase responden yang bersedia membayar
RWp= Wpr
" r Dimana Wpr :total kesediaan membayar seluruh responden; r: total
responden yang bersedia membayar
Ts=TWp - TNp x P
D;mana Ts:total surplus konsumen, TNp :Total nilai yang dibayarkan
seluruh responden
Dengan formula di atas yang menerapkan metode kont;ngensi
didapat nilai keberadaan TNBBS sebesar Rp. 533.383.355,3 per tahun
bagi masyarakat Desa Sedayu, Tanggamus, Lampung.
146 Panduan Valuas; Ekonom; Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Mengetahui persamaan regresi berdasarkan data pendapatan, pengetahuan dan tingkat pendidikan.
Dengan menggunakan software SPSS diketahui persamaan regresi
untukkeberadaanTNBBS adalah :Y=-121154+ 0,056X1 + 3421,844 X3, dan koefisien determinasi sebesar 0,759 (keterangan Xl.
pendapatan ; X3: pengetahuan)
Sumber: Ekasusanti,dkk. N!lai Keberadaan Taman Nasiona! Bukit barisan Selatan {TNBBS) bagi Masyarakat Desa Sedayu Ke<amatan Tanggamus, Provinsi Lampung.Jurnal Ekonomi Lingkungan, Edisi
d. Pendekatan BenefitTransfer
Valuasi ekonomi merupakan aktivitas yang cukup memerlukan waktu dan biaya. Untuk negara yang belum banyak dilakukan studi valuasi ekonomi,
sering dilakukan suatu benefit transfer. Benefit transfer adalah suatu transfer
nilai moneter suatu hasil studi valuasi ekonomi dari suatu lokasi (yang memiliki data) ke lokasi yang tidak ada datanya.
Kotak 11. Nilai Ekonorni Keragaman Spes'I!S Tanarnan
Sebagai contoh metode benefit transfer dipakai dalam penilaian ekonomi
dari keragaman spesies tanaman di Hutan Tesso Nilo.
1. Menurut penelitian Jack Ruitenbeek di hutan Kalimantan: nilai
keragaman tanaman hutan tropis diperkirakan sebesar USS 3 per hektar per tahun. Nilai in! merupakan hasil penelitian tahun 1999,
karena itu untuk memperoleh angka tahun 2003 dinaikkan sebesar
5 persen per tahun. Pada tahun 2003 diperoleh angka USS 3,65 per
hektar per tahun. 2. Hasil penelitian Andrew N. Gillison untuk hutan Kalimantan Timur
menunjukkan keragaman tanaman sekitar 1 04. Keragaman tanaman
di tesso Nilo adalah sebesar 218. Oleh karena itu, nilai keragaman tanaman hutan di tesso Nilo diperkirakan= 2 x nilai keragaman
tanaman di hutan Ka1imantann Timur, yaitu:2 x USS 3,65 = US$ 7.3
per hektar per tahun.
Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan 47
3. Diketahui luas hutan konservasiTesso Nilo, 158.000 hektar, maka nilai
keragaman tanamannya US$ 7,3 per hektar per tahun x 158.000
hektar = US$ 1,153,400 per tahun atau Rp.9.227.200.000 per tahun
(1 US$ = Rp.8.000)
Sumber: Yuil, SE, dkkk. Valuasl EKonomi SDA untuk M<:mutuskan Penetapan Kawasan Kons€rva<)i (Studi Kasus Konservasi Hutan Tesso Nilo). Proceeding Natural recourn;~ and Envioronmenta! Accounting,Suku 1,2004.
48 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Case Study Example of the Hedonic Pricing Method - Values of Environmental
Amenities in Southold, Long Island. Hedonic Pricing Method, www.
ecosystemvaluation.org/hedonic_pricing.htm
Dixon, JA, Paul B. Sherman, 1990. Economic of Protected Area. Island Press,
Washington DC.
Ekasusanti, dkk. 2006. Nilai Keberadaan Taman Nasiona l Bukit barisan Selatan
(TNBBS) bagi Masyarakat Desa Sedayu Kecamata n Tanggamus, Provinsi
Lampung.Jurnal Ekonomi Lingkungan, Edisi 18/2006, KLH.
Heleosi, S, Awal Subandar, 2006. Valuasi Ekonomi Dampak Oegradasi Sungai
Mahakam terhadap Pendapatan Nelayan. Jurnal Ekonomi Ungkungan,
Edisi 19/2006, KLH
Kementerian lIngkungan Hidup, 2004. Konsep Panduan Valuasi Ekonomi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Laporan Akhir). Kerjasama Proyek
Pengembangan Kebijakan dan Kelembagaan Pengelolaan Ungkungan
Hidup dan Pusat Penelitian lingkungan Hidup - Lembaga Penelitian,
UNSOED
Perrings C, Maler. K-G, Folke C, Holling CS, Jansson B-O. 1996. Biodiversity Loss:
Economic and Ecological Issues. Cambridge: Cambridge University
Press.
Suparmoko, M dkk, 2004. Valuasi Ekonom i Sumber Daya Alam Kabupaten Sikka.
Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting. BPFE
MASlI, Buku 2.
Panduan Valuasi EkorlOmi Sumber Daya Alam dan Ungkungan 49
Suparmoko, M dan Heru Waluyo, 2004. Va/uasi Ekonomi Degradasi Lingkungan di Sektor Kehutonan. Proceeding Natural Resources and Environmental
Accounting, BPFE·MASLI, Buku 1.
dkk, 2004. Va/uasi Ekonomi Sumber Doya A/am untuk Memutuskan Penetapan Kawasan Konservasi (Studi Kasus Konservasi Huran Tesso Nilo, Riau. Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting, BPFE·MASLI, Buku 1.
Daftar Gambar:
WWF Sebangau
WWF Kayan Mentarang
50 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ungkungan