KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
Press Release Diskusi Terbuka
“Malang Inklusif : Mitos atau Fakta ?”
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
“Jadikan Pemikiran Inklusif itu bagaikan ideologi yang mendarah daging dengan kita”
– Bapak Fadhila Putra (Ketua PSLD)
Dalam rangka mewadahi aspirasi masyarakat penyandang disabilitas di Kota Malang
mengenai keresahan akan hak - hak publiknya yang belum terakomodir dengan baik,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya telah menyelenggarakan diskusi terbuka yang
bertempat di Gazebo Raden Wijaya Universitas Brawijaya, pada Jum’at (23/11). Diskusi
yang berlangsung dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB ini turut menghadirkan
perwakilan perwakilan dari berbagai entitas pejuang inklusivitas di Kota Malang seperti
Yayasan Lingkar Sosial Indonesia, Organisasi Penyandang Difabel, dan juga Yayasan
Pembinaan Anak Cacat.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
Sesi pertama diskusi terbuka ini diawali dengan pemaparan yang disampaikan oleh
Muhammad Nur Fauzan selaku Presiden Eksekutif Mahasiswa UB, mengenai apa itu
dissability awareness secara general, bagaimana membangun konstruksi berfikir yang
inklusif, serta pemaparan mengenai kondisi dan fakta yang terjadi di lapangan berkaitan
dengan sarana prasarana kota yang belum ramah difabel. Disampaikannya bahwa yang
menjadi permasalahan utama dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif ini salah satunya
adalah masih berkembangnya budaya berfikir masyarakat yang konservatif. Masyarakat pada
umumnya masih memaknai ruang publik sebagai suatu fasilitas yang dapat diakuisisi dan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
digunakan secara semena – mena untuk kepentingan pribadi hingga menafikkan keberadaan
masyarakat difabel yang juga memiliki hak yang sama dalam memanfaatkan ruang publik
tersebut.
Fenomormena seperti ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa di Kota Malang masih
terdapat beberapa spot dimana guiding block yang semestinya dapat dimanfaatkan oleh teman
teman yang buta sebagai penunjuk jalan, kenyataannya malah tertutupi oleh parkir parkir liar,
bangku bangku taman, bahkan rambu rambu peringatan. Selain itu, guiding block yang ada di
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
jalanan Kota Malang pun sebenarnya belum memenuhi standart internasional yang
seharusnya berwarna kuning. Mayoritas guiding block di Kota Malang masih berwarna abu
abu hanya karna mempertimbangkan nilai estetika saja tanpa mempertimbangkan segi
fungsionalnya.
Selain itu, salah satu hak masyarakat penyandang disabilitas yang belum terakomodir
dengan optimal yaitu mengenai sarana prasarana penunjang ibadah. Pada umumnya, tempat
tempat ibadah di Kota Malang ini masih belum ramah difabel, karena bangunannya yang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
cenderung bertingkat dan belum disertai turunan untuk memudahkan akses warga yang
menggunakan kursi roda. Kemudian, dalam berlangsungnya ibadah seperti penyampaian
ceramah maupun khutbah oleh Imam ataupun Pendeta di Masjid dan Gereja pun belum
disertai dengan keberadaan interpreter atau translator yang dapat menerjemahkan kedalam
bahasa isyarat agar mudah diterima oleh warga yang tuli. Sehingga tak heran apabila data
menunjukkan bahwa 25 % fasilitas ibadah di Kota Malang ini belum aksesible dan itupun
masih berada di bawah standart. Melihat fakta fakta tersebut, sudah semestinya ruang publik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
dimaknai secara fungsional sebagai fasilitas yang aksesible bagi siapapun. Karena sejatinya,
inklusifitas juga harus mengikuti perkembangan zaman.
Tak berhenti pada pembahasan megenai sarana prasarana kota saja, diskusi ini
kemudian berlanjut membahas mengenai keberadaan difabel dalam dunia ketenagakerjaan.
Pak Adi yang merupakan founder dari Adigunawan Institut ini hadir mewakili Organisasi
Penyandang Difabel menyampaikan bahwa pada praktiknya, inklusivitas yang diharapkan
juga terwujud dalam ranah keteagakerjaan ini ternyata belom berjalan secara maksimal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
namun hanya terdapat pada lingkup yang kecil saja. Padahal apabila mengacu pada segi
yuridis, sudah ada beberapa regulasi yang mengatur mengenai perwujudan inklusivitas dalam
berbagai ranah ini. Di Kota Malang sendiri, sudah dibentuk peraturan daerah nomor 2 tahun
2014 yang dapat dijadikan sebagai payung hukum pelaksanaan kota Malang Inkklusif.
Dalam undnag undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 pun dalam salah satu
pasalnya sudah terdapat frasa bahwa tiap tiap perusahaan atau unit usaha milik pemerintah
harus memberikan kesempatan kerja yang sama dan tidak berlaku deskriminatif dengan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
membuat dikotomi antara warga difabel dengan warga nomorn difabel. Pun juga pada salah
satu regulasi sudah diatur mengenai kewajiban seluruh badan usaha milik pemerintah yang
harus memberikan 2% formatur pegawainya dan 1% bagi badan usaha swasta agar diisi oleh
orang orang difabel. Dengan adanya regulasi tersebut seharusnya kita sudah dapat merasakan
dampak yang signifikan. Namun realitanya, penyerapan tenaga kerja difabel tidaklah banyak.
Yang melatarbelakangi minimnya penyerapan warga difabel kedalam dunia kerja
salah satunya adalah rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh warga difabel untuk
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
melamar sebuah pekerjaan, kendala inilah yang semakin menyulitkan warga difabel.
Meskipun Dinas Sosial sudah membentuk balai balai pelatihan sebagai upaya untuk
mengembangkan skill warga difabel, hal ini dinilai kurang efektif dan efisien karena balai
tersebut belum menjalin kerjasama lebih lanjut untuk penempatan kerja warga difabel yang
sudah lulus dari balai pelatihan tersebut. Sehingga dibutuhkan adanya kerjasama secara resmi
dengan perusahaan perusahaan sehingga dapat benar benar memberdayakan warga difabel
sesuai dengan kualifikasi masing masing. Untuk membantu terlaksananya cita inklusivitas
yang berkembang dalam dunia ketenagakerjaan ini juga diperlukan adanya budaya saling
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
membantu dan gotong royong dari masyarakat untuk membuka kesempatan warga difabel
agar dapat ikut berkarya.
Kemudian, diskusi terbuka ini dilanjutkan dengan pemaparan dari Pak Wahyu selaku
perwakilan dari Forum Malang Inklusi mengenai difabel dalam dunia perpolitikan. Salah satu
kemajuan yang patut kita syukuri saat ini adalah mulai diperhatikannya warga penyandang
difabel dalam menggunakan hak politiknya yang difasilitasi oleh KPU setempat. Semakin
kemari, semakin ada perubahan signifikan yang dilakukan oleh KPU Kota Malang. Dulunya,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
KPU sangat jarang sekali bersosialisasi dengan oraganisasi organisasi difabel, namun pada
tahun 2018 ini sudah ada gerakan konkret yang dilakukan oleh KPU. Terbukti oleh adanya
kesepakatan dalam bentuk MOU antara KPU Kota Malang dengan Forum Malang Inklusif
mengenai pendataan dan penyediaan sarana pemungutan suara ketika pemilu yang
diperuntukkan bagi warga penyandang disabilitas. Dalam MOU tersebut, Forum Malang
Inklusi dan KPU pun bersepakat untuk rutin mengadakan pertemuan triwulan sebagai upaya
menjembatani aspirasi politik warga penyandang difabel.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
Pada undang undang Nomor 7 tahun 2017 dikatakan bahwa hanya warga difabel yang
memenuhi syarat yang dapat meggunakan hak suaranya, kemudian yang menjadi pertanyaan
adalah persyaratan yang seperti apa yang dimaksudkan. Meskipun begitu regulasi tersebut
tetap dapat dijadikan sebagai payung hukum keterlibatan warga penyandang difabel dalam
kontestasi politik negara. Sebenarnya , hal ini pun masih berkaitan dengan isu isu yang akhir
akhir ini berhembus, bahwa ada wacana mengenai warga yang memiliki kelain jiwa temporal
dapat diperbolehkan menggunakan hak suaranya dengan cacatan harus disertai dengan bukti
surat keterangan dari dokter. Daripada hanya berkutat di situ situ saja, alangkah baiknya kita
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
juga mempertimbangkan upaya mengakomodir penyampaian hak pilih warga difabel yang
tuna netra. Karena sejauh ini, penyampaian suara hak pilih mereka masih diwakilkan oleh
pendampingnya, padahal hal tersebut bertentangan dengan asas pemilu yang sifatnya
langsung, jujur, bebas dan rahasia
Selain itu, dalam hal pendataan daftar pemilih tetap warga difabel juga dinilai belum
cukup akurat. Karena data terakhir menunjukkan bahwa di Kota Malang ini terdapat sekitar
1500 an warga difabel yang sudah berhak menggunakan hak politiknya untuk memilih
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
pemimpin, padahal kenyataannya jumlah tersebut seharusnya jauh lebih banyak dari itu.
Ketika FOMI menanyakan terkait kuantitas warga difabel kepada Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil malah dialihkan kepada Dinas Sosial, pun begitu pula sebaliknya. Hal ini juga
membuktikan belum optimalnya fungsi koordinasi aparatur pemerintah. Padahal dahulu
sempat diwacanakan akan dibentuknya kartu identitas atau keterangan penyandang disabilitas
namun nyatanya belum diimplementasikan karena belum adanya koordinasi antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah setempat.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
Selain pembahasan difabel dari 3 aspek diatas, diskusi ini kemudian ditutup dengan
pemaparan dari Ibu Endang selaku kepala Yayasan Pembinaan Anak Cacat. Data menyatakan
bahwa 84% akses pendidikan belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa
penyandang difabel. Masih banyak sekolah sekolah luar biasa yang masih minim perhatian
dari pemerintah. Padahal mereka sangat membutuhkan bantuan. Di YPAC sendiri 70%
siswanya merupakan siswa yang berada dalam garis ekonomormi menengah kebawah.
Disanapun sangat membutuhkan tenaga pengajar. Karena tenaga pengajar bantuan dari
pemerintah saat ini hanya tersisa 9 orang dan diperkirakan pada tahun 2020 nantinya YPAC
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
akan benar benar kekurangan tenaga pengajar. Saat ini pun, seorang guru harus
bertanggungjawab untuk 1 kelas dengan 5 siswa difabel.
Hal tersebut tentunya sudah melampaui standar maksimal yang semestinya. YPAC
pun apabila diharuskan merekrut guru honomorrer, pastinya akan terkendala dalam hal
honomorrariumnya karna YPAC berbasis yayasan yang mengandalkan keuangannya pada
sumbangan. Meskipun sempat mendapat insentif dari kementrian sosial, YPAC juga masih
kekurangan karna insentif tersebut dihitung berdasarkan kuantitas anak yang memiliki
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
identitas yang jelas dan resmi, padahal masih banyak juga siswa YPAC yang tidak memiliki
identitas yang jelas karena orang tua yang menitipkannya di yayasan sudah hilang jejaknya.
Selain hal diatas, yang menjadi kendala bagi pendidikan untuk anak difabel salah
satunya adalah dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai full day school yang
mewajibkan siswa bersekolah 5 hari dalam seminggu. Itu berarti siswa difabel harus melalui
8 jam di sekolah, padahal jam seperti ini terlalu berat untuk anak difabel, sehingga kebijakan
ini tidak cocok untuk diterapkan bagi SLB juga. Kemudian fakta bahwa pada hakikatnya,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOMORLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYAEKSEKUTIF MAHASISWA
Sekretariat: Jl. Veteran 06C Malang 65145Telp: 082122324798 email: [email protected]
Telp: 0896-1310-0676 Email: [email protected]
penyandang disabilitas itu sebenarnya memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang
nomorrmal, namun sayangnya seringkali mereka mengalami deskriminasi seolah olah skill
dan kemampuan mereka selalu diragukan. Oleh sebab itulah perlu adanya keterlibatan
seluruh elemen masyarakat untuk turut membantu terwujudnya lingkungan yang inklusif dan
ramah bagi penyandang disabilitas.