Nama : Fadli Umawi
Jurusan : Teknik Elektro 11
Sikap Apatis Mahasiswa Dalam Berorganisasi
Salah satu “penyakit” yang melekat pada kebanyakan mahasiswa baru adalah sikap apatis
mereka terhadap pentingnya berorganisasi. Di samping itu, sikap acuh tak acuh mahasiswa
baru terhadap berbagai isu yang berkembang, baik yang muncul di dalam kampus maupun
lingkungan sosial yang lebih luas, merupakan sebuah krisis yang jika tidak dibasmi bakal
menjadi budaya yang akan semakin menguat dari tahun ke tahun. Sikap apatis tersebut
menjalar di kalangan mahasiswa secara umum yang disebabkan oleh kemalasan atau masa
bodoh. fenomena tersebut banyak terjadi di banyak kampus di Indonesia.
namun, banyak dari kita yang mengartikan sikap kritis itu sebagi sikap yang anarkis. seperti
yang kita lihat di layar kaca. para pejabat saling beradu argumen dan lempar kata saring
serang guna mempertahankan prinsipnya. namun sebenarnya sikap kritis itu bukan seperti itu.
Pada beberapa mahasiswa baru, virus apatisme yang mengidap mereka bisa diamati dari
tampak jelasnya sikap masa bodoh terhadap kegiatan-kegiatan positif, seperti ikut aktif dalam
forum diskusi, mengurus komunitas belajar, atau ikut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi.
hal tersebut tentunya akan menghambat semangat dan kreativitas generasi 'ilmiah' kita.
Kegiatan organisasi kampus hendaknya dapat mendukung kecakapan dan kemampuan
mahasiswa untuk dapat berkiprah dan eksis di lingkungan kampus maupun luar kampus.
Sementara ini mahasiswa lebih banyak aktif dalam perkuliahan saja, sehingga ada ungkapan
'ku pu - ku pu' (kuliah pulang - kuliah pulang).
sebagai contoh, Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi yang bergerak di bidang
menulis, misalnya, bisa memeroleh banyak pengetahuan tentang cara menulis, baik itu
misalnya opini bertema politik, puisi, cerpen atau novel. Kemampuan menulis yang dimiliki,
akan memberi banyak manfaat bagi mahasiswa, baik saat masih di bangku kuliah maupun
setelah lulus. Keterampilan menulis adalah salah satu modal berharga.
Memiliki kemampuan menulis juga dapat mempermudah mahasiswa dalam menulis jurnal
dan skripsi. Dan yang lebih penting lagi, ilmu menulis bisa sangat berguna setelah lulus
kuliah.
Namun, tidak dari situ saja. banyak hal juga yang menyebabkan mahasiswa jadi bersikap
apatis. Hal ini di mulai dari orang tua mereka yang menginginan anaknya untuk fokus ke
kuliah, cepat tamat, dan mendapatkan IPK tinggi. Di sinilah membuat mahasisa jadi malas
untuk gabung ke organisasi. Jadi, untuk mengatasi hal ini, perlu adanya bimbingan dari kakak
alumni, menjelaskan bahwa didunia kerja, pintar bukanlah yang no 1, organisasi penting juga
didunia kerja. Jadi, pemikiran lulus dengan hanya IPK tinggi harus di hapuskan, bahwa, kita
lulus butuh soft skill yang mana itu akan membantu kita menghadapi ketegangan di dunia
luar. Di sini mungkin membuat mereka mulai berfikir bahwa organisasi itu penting.
Beberapa hal juga yang menyebabkan mahasiswa memiliki sifat apatis, yaitu berfikir, takut
ketika dalam kuliah sampil ikut berorganisasi, nilai pasti akan hancur karena terganggu
sibuknya berorganisasi. Padahal pemikiran seperti inilah yang harus di rubah, bahwa. Untuk
suskses di dunia kampus, harus seimbang antara hard skill dan soft skill. Jika hanya kuliah
dan mendapatkan nilai tinggi, berarti dia belum sukses. Saat suatu mahasiswa lulus dengan
IPK tinggi dan sukses berorganisasi, itulah mahasiswa yang sukes di dunia kampus.
Jadi, untuk membuat sukses di dunia kampus, mahasiswa haruslah memiliki sikap kritis pada
dirinya. sikap kritis dapat diartikan sebagai suatu hal yang anarki apabila tidak memiliki
solusi.
pada dasarnya, sikap kritis dimunculkan karena ada suatu penyimpangan. dan layaknya
sebuah masalah, pastilah ada solusi. kritis itu solutif, jadi jangan hanya melemparkan
argumen tanpa solusi yang konkret. sikap kritis bukan untuk menjatuhkan lawan, tapi untuk
membangun kekompakan dan kebersamaan.
Mahasiswa harus ambil bagian terhadap segala bentuk upaya untuk perubahan.
banyak hal yang dapat menumbuhkan sikap kritis dari seseorang. dengan memasuki dan
mengikuti organisasi contohnya, mahasiswa tentunya dapat mengisi waktu luang mereka
untuk halhal yang berguna dan untuk tetap kontributif dan berkarya.
jadi, jangan bangga dengan prestasi akademik yang selangit namun tak berkontribusi
pada perubahan. ingat kembali 3 pedoman mahasiswa, pendidikan, penelitian dan
pengabdian. peka lah terhadap lingkungan sekitar, tanamkan sikap kritis dan jadilah
Mahasiswa bermental baja dan siap mengawali perubahan ke arah yang jauh lebih baik dari
sebelumnya.